Laporan Individu Pendampingan Keluarga KKN PPM UNUD Periode XIII Tahun 2016 Desa Buruan - Kecamatan Blahbatuh - Kabupaten Guruan.

(1)

PENDAMPINGAN KELUARGA KKN PPM UNUD

PERIODE XIII TAHUN 2016

DESA/KELURAHAN : DESA BURUAN

BANJAR : KETANDAN

KECAMATAN : BLAHBATUH KABUPATEN/KOTA : GIANYAR

LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS UDAYANA


(2)

(3)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat dan karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan Laporan Program Pendampingan Keluarga yang merupakan Program khusus dari kegiatan mahasiswa KKN PPM Unud untuk mendampingi, membina serta membantu KK Dampingan dalam memecahkan masalah yang dihadapinya tepat pada waktunya.

Terima kasih penulis sampaikan kepada Bapak Prof. Dr. Ir. I Gede Rai Maya Temaja selaku Dosen Pembimbing Lapangan di Desa Buruan yang telah memberi bimbingan dan arahan didalam menyelesaikan laporan Program Pendampingan Keluarga ini. Selain itu, penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Bapak Ida Bagus Putu Swastika beserta keluarga yang merupakan keluarga dampingan penulis yang terpilih dalam laporan ini yang telah memberikan banyak waktu, kesempatan dan pengalamanya kepada penulis dalam menyelesaikan Laporan Program Pendampingan Keluarga. Tidak lupa penulis juga mengucapkan terimakasih kepada teman-teman yang telah banyak membantu dalam proses pembuatan laporan ini.

Penulis menyadari bahwa laporan Program Pendampingan Keluarga ini masih jauh dari kesempurnaan mengingat keterbatasan kemampuan yang dimiliki penulis, di samping referensi informasi yang penulis dapatkan sangat sedikit, oleh karena itu, penulis mengharapkan partisipasi dari berbagai pihak guna melengkapi laporan ini. Akhir kata penulis mengharapkan, semoga laporan ini dapat berguna sebagaimana mestinya untuk menambah wawasan dan meningkatan mutu pendidikan. Atas perhatiannya, penulis ucapkan terimakasih.

Gianyar, 27 Agustus 2016


(4)

HALAMAN JUDUL

HALAMAN PENGESAHAN ...i

KATA PENGANTAR ...ii

DAFTAR ISI ...iii

BAB I GAMBARAN UMUM KELUARGA DAMPINGAN ... .1

1.1 Profil Keluarga Dampingan ...1

1.2.... Ekonomi Keluarga Dampingan ...2

1.2.1 Pendapatan Keluarga Dampingan ...2

1.2.2 Pengeluaran Keluarga Dampingan ...3

BAB II IDENTIFIKASI DAN PRIORITAS MASALAH ...4

2.1 Permasalahan Keluarga ...4

2.1.1 Masalah Kesehatan dan Kebersihan ...4

2.1.2 Permasalahan Pekerjaan... 4

2.1.3 Permasalahan Keuangan ... 4

2.1.4 Permasalahan Pendidikan ... 5

2.2 Masalah Prioritas ... 5

BAB III USULAN PENYELESAIAN MASALAH ...6

3.1 Program ...6

3.1.1 Realisasi Masalah Pekerjaan ...6

3.1.2 Realisasi Masalah Keuangan ...6

3.1.3 Realisasi Masalah Pendidikan ...7

3.2 Jadwal Kegiatan ...7

BAB IV PELAKSANAAN KEGIATAN PENDAMPINGAN KELUARGA...11

4.1 Waktu ...11

4.2 Lokasi ...11

4.3 Pelaksanaan ...11.

4.4 Dampak ...12

4.5 Hasil ...12

4.6 Kendala ...12


(5)

5.2 Rekomendasi ...13 LAMPIRAN ...15


(6)

BAB I

GAMBARAN UMUM KELUARGA

1.1 Profil Keluarga.

KK Dampingan dilaksanakan di beberapa keluarga yang terdapat di setiap banjar di Desa Buruan, Kecamatan Blahbatuh, Kabupaten Gianyar. Desa Buruan memiliki 7 banjar, yaitu Banjar Buruan, Banjar Kutri, Banjar Ketandan, Banjar Celuk, Banjar Getas Kawan, Banjar Getas Kangin dan Banjar Bangunliman. Selanjutnya dibagi kepada 16 mahasiswa KKN PPM Unud. Pada program pendampingan keluarga KKN PPM Unud Periode XIII Tahun 2016 ini, penulis mendapat kesempatan untuk mendampingi satu keluarga yang bertempat tinggal di Banjar Ketandan, yaitu keluarga Ida Bagus Putu Swastika. Adapun identitas keluarga dampingan adalah sebagai berikut :

No Nama Status Umur Pendidikan Pekerjaan Keterangan

1.

Ida Bagus Putu Swastika

Kawin 35

Tahun SMK

Pekerja Honorer BPBD Kab. Gianyar / Buruh Bangunan Suami 2. Ida Ayu Putu Ari Upadani

Kawin 33

tahun SMK

Ibu Rumah

Tangga Istri

3. Ida Bagus Pratama Putra Belum Kawin 9

tahun SD Pelajar Anak

4. Ida Bagus Made Mayun Arimbawa Belum Kawin 4


(7)

Keluarga Ida Bagus Putu Swastika merupakan sebuah keluarga yang termasuk pra sejahtera. Saat ini Bapak Surjana tinggal bersama istri yang bernama Ida Ayu Putu Ari Upadani serta kedua anaknya. Keluarga Bapak Ida Bagus Putu Swastika menempati lahan seluas ± 200 m2

Untuk rumah tempat tinggalnya yang dibangun di atas tanah milik almarhum orang tuanya yang merupakan warisan bagi Bapak Swastika. Rumah Bapak Swastika memiliki 1 kamar tidur, namun untuk fasilitas dapur dan kamar mandi menggunakan milik keluarga besar. Untuk kondisi rumah dinding terbuat dari batako yang belum di plester dan menggunakan lantai semen.

Pekerjaan bapak Swastika adalah pegawai honorer di BPBD Kabupaten Gianyar bagian pemadam kebakaran Jika tidak ada jadwal piket Bapak Swastika mencari penghasilan tambahan sebagai buruh bangunan yang dibayar harian. Keluarga Pak Swastika adalah salah satu keluarga yang menerima bantuan Raskin (Beras Miskin) yang dapat diambil di Kantor Desa Buruan. Beliau juga sedang menerima Kartu Keluarga Sejahtera (KKS) yang berlaku dari tahun 2014- 2019 dan sempat mendapat bantuan dari pemerintah berupa Kartu Perlindungan Sosial (KPS) yang berlaku dari tahun 2013-2014.

1.2Ekonomi Keluarga Dampingan 1.2.1Pendapatan Keluarga

Pendapatan keluarga Ida Bagus Putu Swastika yang berasal dari gaji sebagai pegawai honorer di BPBD adalah sebesar Rp. 900.000. Namun pendapatan beliau sebagai buruh bangunan tidak menentu karena beliau bekerja jika ada proyek saja.

1.2.2Pengeluaran Keluarga A. Kebutuhan Sehari-hari

Salah satu bentuk pengeluaran keluarga Pak Swastika adalah pengeluaran untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Pengeluaran sehari-harinya digunakan untuk memenuhi kebutuhan konsumsi berupa beras, lauk pauk, sayur mayur, dan kopi, bekal anak-anak yang mencapai Rp 50.000. Selain biaya konsumsi untuk keluarganya

B. Pendidikan

Keluarga Bapak Swastika saat ini mempunyai tanggungan beban untuk pendidikan satu oang anaknya yang sedang duduk di kelas 3 SD


(8)

C. Kesehatan

Keluarga Bapak Swastika termasuk keluarga yang sehat. Selama ini keluarga Bapak Swastika tidak pernah menderita penyakit yang parah dan kronis.

Jika memiliki masalah kesehatan pun keluarga Bapak Swastika telah dilindungi oleh JKBM (Jaminan Kesehatan Bali Mandara) yang dapat meringankan biaya kesehatan .

D. Sosial

Kegiatan sosial yang ada di Desa Buruan khususnya di banjar Ketandan juga merupakan salah satu pemicu adanya pengeluaran bagi keluarga

E. Kerohanian

Kegiatan kerohanian juga merupakan salah satu pemicu timbulnya pengeluaran bagi keluarga Bapak Swastika. Seluruh anggota keluarga Bapak Surjana beragama Hindu. Apabila ada kegiatan melaspas atau piodalan. Biasanya sekitar Rp 4.000.000 untuk keperluan kerohanian selama setahun.


(9)

BAB II

IDENTIFIKASI DAN PRIORITAS MASALAH

2.1 Permasalahan Keluarga

2.1.1 Masalah Kesehatan dan Kebersihan

Keluarga Bapak Swastika tidak memiliki riwayat penyakit yang parah atau kronis. Jika terjadi sakit sekalipun keluarga Bapak Swastika sudah memiliki JKBM (Jaminan Kesehatan Bali Mandara) yang dapat meringankan beban keuangan keluarga.

Untuk kondisi rumah Bapak Swastika sudah cukup layak meski dinding batako belum diplester dan lantainya masih semen biasa. Fasilitas kamar mandi sudah cukup layak meskipun dipergunakan lebih dari satu keluarga dalam satu pekarangan rumah.

2.1.2 Masalah Pekerjaan

Istri Bapak Swastika yaitu Ibu Ida Ayu Putu Ari Upadani tidak bekerja sejak melahirkan anak pertamanya pada tahun 2008. Hal ini disebabkan karena Ibu Dayu tidak dapat membagi waktu bekerja dengan mengurus anak. Sehingga keluarga hanya bergantung pada penghasilan dari Bapak Ida Bagus Putu Swastika yang bekerja sebagai pegawai honorer di BPBD kabupaten Gianyar. Namun penghasilan yang didapatkan dari pekerjaan sebagai pegawai honorer di BPBD itu terbilang sedikit jika dilihat dari pengeluaran yang dibutuhkan untuk keluarga. Sebagai tambahan pemasukan Bapak Swastika bekerja sebagai buruh bangunan. Tetapi pekerjaan sebagai buruh bangunan juga tidak menentu, apabila ada proyek dan tidak ada jadwal piket di BPBD maka Bapak Swastika dapat mengambil pekerjaan buruh bangunan tersebut.

2.1.3 Masalah Keuangan

Dilihat dari permasalahan diatas, masalah keuangan adalah permasalahan yang muncul selanjutnya. Pendapatan keluarga Bapak Ida Bagus Putu Swastika cukup rendah yang menyebabkan keluarga ini harus bekerja lebih keras mencari dan mengelola uang untuk memenuhi kebutuhannya.


(10)

Bapak Swastika memiliki 2 orang anak. Anak yang pertama bernama Ida Bagus Pratama Putra sudah duduk di kelas 3 sekolah dasar sedangkan anak kedua Bapak Swastika bernama Ida Bagus Made Mayun Arimbawa yang tahun depan akan masuk Taman Kanak-Kanak.

Untuk mempersiapkan biaya sekolah, membeli peralatan sekolah seperti buku, tas, sepatu, dan lain lain keluarga Bapak Swastika harus menyisihkan dana dari sekarang. Melihat pemasukan keluarga dinilai cukup rendah hal ini akan menjadi sebuah permasalahan

2.2 Masalah Prioritas

Dilihat dari permasalahan keluarga yang sudah dijabarkan diatas maka masalah prioritas utamanya adalah mengenai pendapatan keluarga yang rendah. Pendapatan yang rendah merupakan masalah mendasar yang dapat mempengaruhi semua aspek di dalam keluarga, termasuk pendidikan karena tahun depan anak kedua Bapak Swastika sudah harus bersekolah

Banyaknya biaya yang dikeluarkan dibandingkan pemasukan mengharuskan keluarga mencari alternatif pekerjaan agar semua kebutuhan dapat terpenuhi. Pekerjaan yang diperlukan dapat berupa usaha sampingan diluar jam kerja Bapak Swastika ataupun pekerjaan yang dapat dilakukan Ibu Ida Ayu Putu Ari Upadani dirumah sambil mengurusi anak.


(11)

BAB III

USULAN PENYELESAIAN MASALAH 3.1 Program

Setelah menjelaskan berbagai masalah-masalah yang sudah diidentifikasi, selanjutnya masalah-masalah tersebut dicari solusi pemecahannya. Solusi pemecahan masalah dipilih dan disesuaikan dengan kemampuan mahasiswa dan kemampuan keluarga yang dampingi. Berikut merupakan solusi yang ditawarkan:

3.1.1 Realisasi Masalah Pekerjaan

Pekerjaan Bapak Swastika sudah cukup memakan waktu, untuk jam kerja dalam sehari di BPBD selama 12 jam. Jika tidak ada jadwal piket maka Bapak Swastika mengambil pekerjaan sebagai buruh bangunan. Hal itu menyebabkan Bapak Swastika tidak dapat mengambil pekerjaan tambahan lagi .

Ibu Ida Ayu Putu Ari Upadani memiliki waktu luang yang banyak walaupun harus mengurus anak dan kondisi fisik yang masih prima dapat dimanfaatkan untuk bekerja. Namun pekerjaan yang dapat dilakukan sambil mengurus anak tidaklah mudah dicari.

Melihat potensi banyaknya warung di sekitar rumah keluarga Bapak Swastika memunculkan ide uaha yang dapat dilakukan oleh Ibu Dayu yaitu membuat jajanan gorengan. Jajanan berupa gorengan pisang, tempe, tahu, singkong dapat dibuat Ibu Dayu dirumah sambil mengurus anak. Jajanan tersebut lalu di titipkan di warung-warung sekitar rumah Bapak Swastika.

3.1.2 Realisasi Masalah Keuangan

Selama ini keluarga Bapak Swastika mengumpulkan uang dengan cara disimpan di lemari atau di bawah kasur. Hal ini menyebabkan uang yang disimpan tidak dapat teratur dan cenderung boros.

Maka solusi yang dapat dilakukan yaitu membukakan rekening tabungan di LPD. Selain dapat bermanfaat untuk menyimpan uang, menjadi nasabah di LPD dapat melakukan kredit sewaktu-waktu jika memerlukan modal usaha ataupun keperluan mendesak lainnya.


(12)

Anak Bapak Swastika yang kedua pada tahun depan akan masuk sekolah taman kanak-kanak. Diperlukan biaya yang lumayan untuk menyekolahkan anaknya tersebut. Bagi keluarga Bapak Swastika ini merupakan sebuah beban dikarenakan pendapatan keluarga yang kecil. Sebagai solusi sederhana maka penulis memberikan peralatan sekolah untuk mengurangi sedikit beban biaya yang dikeluarkan pada saat sang anak masuk sekolah nanti.

3.2 Jadwal Kegiatan

No Hari/Tanggal Waktu Kegiatan JKEM

1. Minggu, 24 Juli 2016

16.00 - 18.00 Menghubungi Kelian Dinas Banjar Ketandan untuk menanyakan alamat KK Dampingan serta melakukan kunjungan dan memperkenalkan diri dengan KK Dampingan

2 x1 jam = 2 jam

2. Minggu, 31 Juli 2016

14.00 – 19.00 Melakukan kunjungan dan mengetahui latar belakang keluarga Bapak Swastika

5 x1 jam = 5 jam

3. Senin, 1 Agustus 2016

16.00 – 20.00 Mengetahui latar belakang keluarga dan profil keluarga Bapak Swastika secara lebih detail

4 x1 jam = 4 jam

4. Selasa, 2 Agustus 2016

16.00 – 21.00 Lebih mengenal keluarga Bapak Swastika serta mengindentifikasi permasalahan-permasalahan yang dialami oleh keluarga Bapak Swastika

5x1 jam = 5 jam

5 Rabu, 3 Agustus 2015

16.00 – 21.00 Mengindentifikasi masalah ekonomi yang dialami oleh keluarga Bapak Swastika s

5 x1 jam = 5 jam


(13)

6. Jumat, 5 Agustus 2015

14.00 – 19.00 Membantu membersihkan dan menata pekarangan rumah serta berkumpul dan berbincang-bincang dengan keluarga Bapak Swastika

5x1 jam = 5 jam

7. Sabtu, 6 Agustus 2016

16.00 – 21.00 Berbincang-bincang lebih lanjut, menerima curhatan hati dan pengalaman hidup dari Ibu Ida Ayu Putu Ari Upadani

5x1 jam = 5 jam

8. Minggu, 7 Agustus 2016

16.00 – 21.00 Berbincang-bincang dengan Ibu Ida Ayu Putu Ari Upadani mengenai pendidikan anak-anaknya

5x1 jam = 5 jam

9. Selasa, 9 Agustus 2016

15.00 – 21.00 Berbincang-bincang dengan Ibu Ida Ayu Putu Ari Upadani memberikan gambaran-gambaran tentang menjalankan usaha rumahan

6x1 jam = 6 jam

10. Rabu, 10 Agustus 2016

11.00 – 16.00 Membantu mengajak anak Ibu Ida Ayu Putu Ari Upadani bermain dan belajar.

5 x1 jam = 5 jam

11. Kamis, 11 Agustus 2016

15.00 – 20.00 Berbincang-bincang dengan keluarga Bapak Swastika mengenai kegiatan sehari-hari, kegiatan sosial/banjar dan keluhan mengenai penghasilan, serta memberikan masukan atau solusi pemecahannya

5x1 jam = 5 jam

12. Jumat, 12 Agustus 2016

14.00 – 20.00 Berbincang-bincang mengenai solusi atas permasalahan ekonomi

6x1 jam = 6 jam


(14)

yang dialami keluarga Ibu Ida Ayu Putu Ari Upadani

13. Sabtu, 13 Agustus 2016

17.00 – 21.00 Berbincang-bincang dengan keluarga Ibu Ida Ayu Putu Ari Upadani mengenai usulan pekerjaan sampingan yang bisa dilakoninya sembari mengajak anaknya di rumah

5x1 jam = 5 jam

14. Rabu, 17 Agustus 2016

15.00 – 20.00 Berbincang-bincang dengan keluarga Ibu Ida Ayu Putu Ari Upadani mengenai rencana masa depan kedua anaknya yang masih kecil

6x1 jam = 6 jam

15. Minggu, 20 Agustus 2016

09.00 – 15.00 Berkunjung dan berbincang-bincang dengan Ibu Ida Ayu Putu Ari Upadani dan berdiskusi mengenai pekerjaan yang bisa dikerjakan sembari mengajak anaknya yang masih bayi, serta membantunya dalam membuat sarana upacara

6x1 jam = 6 jam

16. Selasa, 22 Agustus 2016

11.00 – 16.00 Melakukan pendekatan dengan anak-anak Ibu Ida Ayu Putu Ari Upadani dan mengajaknya bermain dan membantu anak sulungnya belajar membaca.

6x1 = 6 jam

17. Kamis, 24 Agustus 2016

13.00 – 18.00 Berbincang-bincang dengan Ibu Ida Ayu Putu Ari Upadani untuk memberikan solusi dalam mengatasi masalah yang dihadapi

5x1 = 5 jam


(15)

untuk dapat meningkatkan kesejahteraan keluarganya kelak. 18. Sabtu, 26

Agustus 2016

16.00 – 19.00 Berbincang-bincang serta memberikan bantuan berupa sumbangan sembako dan alat-alat tulis untuk anaknya yang diharapkan dapat sedikit membantu Bapak Swastika dan keluarga dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Sekaligus perpisahan dengan keluarga Bapak Swastika dan berharap solusi yang diberikan dapat membantu mengatasi masalah yang dihadapi oleh KK Dampingan.

6x1 = 6 jam


(16)

BAB IV

PELAKSANAAN KEGIATAN PENDAMPINGAN KELUARGA

4.1Waktu

Adapun waktu yang digunakan untuk kegiatan KK Dampingan ini adalah termasuk kedalam Jam Kerja Efektif mahasiswa (JKEM) yang harus dipenuhi oleh setiap mahasiswa yaitu minimal 15 kali dalam sebulan yang setara dengan 90 jam kegiatan. Penulis dalam melaksanakan program ini melakukan kunjungan ke keluarga dampingan dalam sebulan sebanyak 15 kali dengan total waktu kunjungan selama 92 jam.

4.2Lokasi

Lokasi yang digunakan untuk melaksanakan kegiatan KK Dampingan ini adalah sesuai dengan lokasi desa yang telah ditentukan. Adapun lokasi desa yang dimaksud adalah Desa Buruan, Banjar Ketandan, Kecamatan Blahbatuh, Kabupaten Gianyar. Sedangkan secara spesifik lokasi KK Dampingan dari pelaksanaan KK Dampingan yaitu keluarga Bapak Ida Bagus Putu Swastika.

4.3Pelaksanaan

Pelaksanaan kegiatan program KK Dampingan ini dilaksanakan sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan oleh kelompok mahasiswa KKN PPM Periode XIII Tahun 2016 di Desa Buruan, Banjar Ketandan, Kecamatan Blahbatuh, Kabupaten Gianyar. Kegiatan KK Dampingan yang dilakukan berupa kunjungan ke kediaman keluarga yang didampingi. Selama kunjungan tersebut, dilakukan perbincangan-perbincangan santai bersama keluarga yang didampingi untuk menciptakan suasana yang nyaman bagi keluarga tersebut dalam menceritakan masalah yang mereka alami dan menerima solusi yang ditawarkan. Jadwal kunjungan ke keluarga dampingan dilakukan sebanyak 15 kali selama sebulan, dimana setiap lama kunjungan rata-rata 6 jam untuk tiap kunjungan, sehingga total kunjungan mencapai 92 jam.

4.4Dampak


(17)

dengan lebih baik serta lebih kreatif dalam mengembangkan usaha agar dapat mencapai kesejahteraan

4.5Hasil

Adapun hasil yang didapatkan oleh pendamping adalah Bapak Swastika lebih memahami bagaimana cara menekan pengeluaran sehari-hari dan menjaga kesehatannya sehingga dapat bekerja untuk memenuhi keperluan sehari-hari.Hasil lain yang diharapkan yaitu anak-anak Bapak Swastika dapat melanjutkan ke jenjang yang lebih atau hingga ke perguruan tinggi. Selain itu, dengan adanya program KK Dampingan ini maka semangat dan motivasi melanjutkan hidup lebih tinggi.

4.6Kendala

Dalam melakukan kegiatan pendampingan keluarga, penulis menemukan kendala-kendala yang terjadi. Kesulitan menemui Bapak Swastika dikarenakan jadwal piket kerja di BPBD sering berubah-ubah. Disamping itu masalah komunikasi juga cukup menjadi kendala karena keluarga Bapak Swastika kesulitan dalam berbahasa Indonesia.


(18)

BAB V PENUTUP

5.1Simpulan

KK Dampingan dilaksanakan di beberapa keluarga yang terdapat di setiap banjar di Desa Buruan, Kecamatan Blahbatuh, Kabupaten Gianyar. Desa Buruan memiliki 7 banjar, yaitu Banjar Buruan, Banjar Kutri, Banjar Ketandan, Banjar Celuk, Banjar Getas Kawan, Banjar Getas Kangin dan Banjar Bangunliman. Program KK Dampingan bertujuan untuk membantu pemberdayaan keluarga yang dirasa memiliki masalah dalam kehidupan kesehariannya. Keluarga yang penulis dampingi adalah keluarga Bapak Ida Bagus Putu Swastika

Dari kunjungan yang telah dilakukan selama satu bulan, penulis dapat menyimpulkan beberapa hal sebagai berikut :

1) Masalah utama dari keluarga Bapak Swastika adalah masalah perekonomian, dimana seluruh anggota keluarga bergantung pada penghasilan dari Bapak Swastika. Apalagi dengan melihat pekerjaan Bapak Swastika yang hanya pegawai honorer di BPBD Kabupaten Gianyar dengan gaji yang cukup rendah per bulannya

2) Pendidikan yang tinggi dan berkualitas dapat meningkatkan taraf kehidupan dan mampu mengeluarkan dari kemiskinan.

5.2Rekomendasi

Berdasarkan permasalahan-permasalahan yang ditemukan oleh penulis dalam keluarga Bapak Swastika, maka rekomendasi yang dapat penulis berikan antara lain :

1) Hendaknya pelaksanaan program KK Dampingan dalam rangkaian kegiatan KKN PPM Unud Periode XI Tahun 2015 ini mampu dijalankan secara berkelanjutan oleh pihak penyelenggara pada KK besangkutan hingga permasalahan yang dihadapi benar-benar tuntas.

2) Keluarga Bapak Swastika dapat mengaplikasikan semua solusi yang telah ditawarkan oleh penulis. Keluarga dampingan disarankan untuk pandai-pandai mengolah uang dan menyisihkan sebagian penghasilan sebagai tabungan keluarga yang mana uang tersebut digunakan untuk pendidikan masa depan sang buah hati kelak dan jika diperlukan mendadak.


(19)

LAMPIRAN

Gambar 1. Pekerjaan Tambahan Bapak Swastika


(20)

(1)

10 untuk dapat meningkatkan

kesejahteraan keluarganya kelak. 18. Sabtu, 26

Agustus 2016

16.00 – 19.00 Berbincang-bincang serta memberikan bantuan berupa sumbangan sembako dan alat-alat tulis untuk anaknya yang diharapkan dapat sedikit membantu Bapak Swastika dan keluarga dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Sekaligus perpisahan dengan keluarga Bapak Swastika dan berharap solusi yang diberikan dapat membantu mengatasi masalah yang dihadapi oleh KK Dampingan.

6x1 = 6 jam


(2)

11 BAB IV

PELAKSANAAN KEGIATAN PENDAMPINGAN KELUARGA

4.1Waktu

Adapun waktu yang digunakan untuk kegiatan KK Dampingan ini adalah termasuk kedalam Jam Kerja Efektif mahasiswa (JKEM) yang harus dipenuhi oleh setiap mahasiswa yaitu minimal 15 kali dalam sebulan yang setara dengan 90 jam kegiatan. Penulis dalam melaksanakan program ini melakukan kunjungan ke keluarga dampingan dalam sebulan sebanyak 15 kali dengan total waktu kunjungan selama 92 jam.

4.2Lokasi

Lokasi yang digunakan untuk melaksanakan kegiatan KK Dampingan ini adalah sesuai dengan lokasi desa yang telah ditentukan. Adapun lokasi desa yang dimaksud adalah Desa Buruan, Banjar Ketandan, Kecamatan Blahbatuh, Kabupaten Gianyar. Sedangkan secara spesifik lokasi KK Dampingan dari pelaksanaan KK Dampingan yaitu keluarga Bapak Ida Bagus Putu Swastika.

4.3Pelaksanaan

Pelaksanaan kegiatan program KK Dampingan ini dilaksanakan sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan oleh kelompok mahasiswa KKN PPM Periode XIII Tahun 2016 di Desa Buruan, Banjar Ketandan, Kecamatan Blahbatuh, Kabupaten Gianyar. Kegiatan KK Dampingan yang dilakukan berupa kunjungan ke kediaman keluarga yang didampingi. Selama kunjungan tersebut, dilakukan perbincangan-perbincangan santai bersama keluarga yang didampingi untuk menciptakan suasana yang nyaman bagi keluarga tersebut dalam menceritakan masalah yang mereka alami dan menerima solusi yang ditawarkan. Jadwal kunjungan ke keluarga dampingan dilakukan sebanyak 15 kali selama sebulan, dimana setiap lama kunjungan rata-rata 6 jam untuk tiap kunjungan, sehingga total kunjungan mencapai 92 jam.

4.4Dampak

Adapun dampak yang diharapkan setelah pendampingan keluarga ini adalah diharapkan keluarga Bapak Swastika mampu meningkatkan kemampuan untuk mengelola keuangannya


(3)

12 dengan lebih baik serta lebih kreatif dalam mengembangkan usaha agar dapat mencapai kesejahteraan

4.5Hasil

Adapun hasil yang didapatkan oleh pendamping adalah Bapak Swastika lebih memahami bagaimana cara menekan pengeluaran sehari-hari dan menjaga kesehatannya sehingga dapat bekerja untuk memenuhi keperluan sehari-hari.Hasil lain yang diharapkan yaitu anak-anak Bapak Swastika dapat melanjutkan ke jenjang yang lebih atau hingga ke perguruan tinggi. Selain itu, dengan adanya program KK Dampingan ini maka semangat dan motivasi melanjutkan hidup lebih tinggi.

4.6Kendala

Dalam melakukan kegiatan pendampingan keluarga, penulis menemukan kendala-kendala yang terjadi. Kesulitan menemui Bapak Swastika dikarenakan jadwal piket kerja di BPBD sering berubah-ubah. Disamping itu masalah komunikasi juga cukup menjadi kendala karena keluarga Bapak Swastika kesulitan dalam berbahasa Indonesia.


(4)

13 BAB V

PENUTUP

5.1Simpulan

KK Dampingan dilaksanakan di beberapa keluarga yang terdapat di setiap banjar di Desa Buruan, Kecamatan Blahbatuh, Kabupaten Gianyar. Desa Buruan memiliki 7 banjar, yaitu Banjar Buruan, Banjar Kutri, Banjar Ketandan, Banjar Celuk, Banjar Getas Kawan, Banjar Getas Kangin dan Banjar Bangunliman. Program KK Dampingan bertujuan untuk membantu pemberdayaan keluarga yang dirasa memiliki masalah dalam kehidupan kesehariannya. Keluarga yang penulis dampingi adalah keluarga Bapak Ida Bagus Putu Swastika

Dari kunjungan yang telah dilakukan selama satu bulan, penulis dapat menyimpulkan beberapa hal sebagai berikut :

1) Masalah utama dari keluarga Bapak Swastika adalah masalah perekonomian, dimana seluruh anggota keluarga bergantung pada penghasilan dari Bapak Swastika. Apalagi dengan melihat pekerjaan Bapak Swastika yang hanya pegawai honorer di BPBD Kabupaten Gianyar dengan gaji yang cukup rendah per bulannya

2) Pendidikan yang tinggi dan berkualitas dapat meningkatkan taraf kehidupan dan mampu mengeluarkan dari kemiskinan.

5.2Rekomendasi

Berdasarkan permasalahan-permasalahan yang ditemukan oleh penulis dalam keluarga Bapak Swastika, maka rekomendasi yang dapat penulis berikan antara lain :

1) Hendaknya pelaksanaan program KK Dampingan dalam rangkaian kegiatan KKN PPM Unud Periode XI Tahun 2015 ini mampu dijalankan secara berkelanjutan oleh pihak penyelenggara pada KK besangkutan hingga permasalahan yang dihadapi benar-benar tuntas.

2) Keluarga Bapak Swastika dapat mengaplikasikan semua solusi yang telah ditawarkan oleh penulis. Keluarga dampingan disarankan untuk pandai-pandai mengolah uang dan menyisihkan sebagian penghasilan sebagai tabungan keluarga yang mana uang tersebut digunakan untuk pendidikan masa depan sang buah hati kelak dan jika diperlukan mendadak. 3) Kedua anak Bapak Swastika hendaknya disekolahkan hingga jenjang perguruan tinggi.


(5)

14 LAMPIRAN

Gambar 1. Pekerjaan Tambahan Bapak Swastika


(6)

15 Gambar 3. Pemberian bantuan berupa alat tulis