PENDEKATAN MANAJEMEN KOMUNITAS UNTUKMENINGKATKAN KETAHANAN USAHA PEDAGANG PASAR TRADISIONALDIKOTA SURAKARTA.

LV Ratna Devi S, Pendekatan Manajemen Komunitas Untuk Meningkatkan Ketahanan
Usaha pedagang Pasar Tradisional di Kota Surakarta

PENDEKATAN MANAJEMEN KOMUNITAS
UNTUKMENINGKATKAN KETAHANAN USAHA PEDAGANG
PASAR TRADISIONALDIKOTA SURAKARTA
Oleh:
Dra. L.V.Ratna Devi S., M.Si
Dra. Trisni Utami, M.Si.
Eva Agustinawati, S.Sos., M.Si.
ABSTRAK
Revitalisasi total pasar tradisional bukti keberpihakan Pemkot terhadap nasib
pasar tradisional. Ironisnya pembenahan fisik belum menuai hasil maksimal, artinya
belum mampu mensejahterakan pedagangnya.Pasar cenderung sepi, pedagang harus
memulai dari “nol” untuk meraih keberhasilan seperti saat pasar belum
dibangun.Kondisi krisis saat terjadi pemindahan di pasar darurat dan ke pasar baru
pasca revitalisasi menyebabkan pelanggan menghilang, ketahanan usaha melemah.Hal
ini disebabkan ada aspek non fisik yang belum diperhatikan oleh Pemkot.Aspek tersebut
adalah manajemen komunitas yang didalamnya terkandung unsur partsipasi, demokrasi,
transparansi.Manajemen komunitas adalah implementasi konsep pemberdayaan berbasis
rakyat/komunitas.Pembangunan yang dilakukan sudah bukan pembangunan berorienrasi

pada rakyat, tetapi harus membangun bersama rakyat.Ini untuk menanggulangi
ketidakpuasan, keraguan, kecurigaan, keapatisan komunitas terhadap pembangunan
yang dilakukan Pemkot.Apabila pendekatan manajemen komunitas ini digunakan, maka
pengembangan pasar tradisonal kedepan menjadi lebih tertatadan ketahanan usaha
pedagang meningkat.
Kata Kunci : manajemen, komunitas, ketahanan, usaha, pedagang

2009). Maka sejak awal tahun 2006,

PENDAHULUAN
Pengelolaan pasar tradisional oleh

Pemkot Surakarta dalam hal ini DPP

Pemerintah telah mulai memperhatikan

(Dinas

berbagai


mensosialisasikan rencana rehabilitasi 12

ambruknya

aspek

yang

pasar

mendorong

tradisional.Aspek-

pasar

pengelola

tradisional


langsung

Pasar)

kepada

aspek ini seharusnya dapat diminimalisir,

pedagang. Renovasi dimulai dari Pasar

terutama

modern

Harjodaksino (Solopos, 24 Juni 2006).

diseputar pasar tradisional yang disadari

Terdapat 2 pasar yang dibangun kembali


sebagai pesaing handal. Di Surakarta

(Pasar Kembang dan Pasar Mojosongo),

sendiri terdapat 40 pasar tradisional dan

dan 10 pasar yang direncanakan untuk

14 pasar modern (Solopos, November,

direnovasi (Pasar ayam Semanggi, Pasar

kepungan

pasar

Ƨ
JKB No. 10. Th.VI. Juli 2012§

LV Ratna Devi S, Pendekatan Manajemen Komunitas Untuk Meningkatkan Ketahanan

Usaha pedagang Pasar Tradisional di Kota Surakarta

Rejosari, Harjodaksino, Sidodadi,
Legi, Kadipolo, Klewer, Gading, Depok,

murah dan bersifat egaliter(Kompas, 23
Oktober 2011).

dan Pasar Gede) (Solopos, Maret 2006).

Ironisnya, pembenahan fisik pasar,

Dari 10 pasar ini yang sudah direnovasi

sebagai kepedulian Pemkot Surakarta

total adalah pasar Sidodadi dan

terhadap pelestarian pasar tradisional,


pasar

Gading, yang sedang direnovasi total

belum

adalah pasar Depok,

memuaskan.Kondisi

yang hanya

menuai

hasil

yang

pasar


setelah

pasar

mengalami renovasi ternyata membawa

Harjodaksino, pasar Kadipolo, pasar

dampak dimana minat para pedagang

Legi,

pasar

maupun pembeli sangat kecil. Banyak

Klewer, yang direncanakan direnovasi

pedagang mengeluh sepinya transaksi


pasar Rejosari

jual beli di pasar.Pasar hanya ramai pada

direnovasi

saja

adalah

pasar ayam Semanggi,

Alasan pembangunan pasar ini

pagi hari saja dan setelah pukul 13.00

dimaksudkan untuk menampung luapan

WIB pasar kembali sepi (Solopos, edisi


pedagang di pasar lama yang sudah tidak

Selasa 26 Juni 2007, hal II).Meskipun

mampu menampung pedagang. Ada juga

sudah direnovasi, kondisi kebersihan

yang dikarenakan kondisi pasar rusak

pasar masih tetap berbau tidak sedap,

parah dan pasar yang dimaksudkan untuk

kotor,

menampung

premanisme dan aksi pencopetan.


pedagang

kaki

lima

disekitar pasar. Diperkirakan jika semua

jorok,

bahkan

Dampak

ini

kerap

terjadi


menunjukkan

pasar yang direnovasi ini terisi pedagang,

lemahnya sinergisitas antara Pemkot

maka pasar-pasar

Surakarta

menggerakan
Kalau

pasar

menghidupi

ini

akan mampu

perekonomian

rakyat.

dan

pedagang

dalam

pengembangan pasar tradisional, baik

dapat

dihidupi

dan

aspek pengembangan fisik maupun non

pelakunya,

maka

akan

fisik.Memang tidak dapat dipungkiri,

menghidupi pula industri rumah tangga

bahwa

pemasok

suatu

uwong” dalam renovasi pasar,akan tetapi

kenyataan bahwa sampai saat ini pasar

karena pengembangan pasar selama ini

tradisional tetap dibutuhkan masyarakat

berorientasi

karena telah menjadi tempat belanja

pemenuhan sistem produksi lebih utama

pasar.Selain

itu,

daripada


JKB No. 10. Th.VI. Juli 2012§

Pemkot

telah

pada

kebutuhan

“nguwongke

produksi

rakyat,

dimana

maka

LV Ratna Devi S, Pendekatan Manajemen Komunitas Untuk Meningkatkan Ketahanan
Usaha pedagang Pasar Tradisional di Kota Surakarta

belum sepenuhnya memperhatikan
kebutuhan

pelaku

pasar.

Adapun

diubah menjadi membangun bersama
masyarakat (David C. Korten, 1984).

pengembangan pasar dari aspek non

Pengembangan pasar tradisional

fisik, kurang mendapat perhatian dari

dengan

pemerintah.Aspek non fisik ini adalah

komunitas

minat

pembangunan

berpartisipasi,

berdemokrasi,

kemauan

kebutuhan transparansi

pendekatan
ini

manajemen

adalah

berpusat

strategi

pada

rakyat.

Strategi ini memiliki tujuan akhir untuk

dalam upaya meningkatkan ketahanan

memperbaiki

usaha pedagang. Maka penelitian ini

rakyat

bertujuan untuk mengetahui kualitas

harapan individu dan kolektif, dalam

manajemen komunitas yang dilihat dari

konsep tradisi budaya dan kebiasaan-

kualitas partisipasi, kualitas demokrasi

kebiasaan mereka yang sedang berlaku

dan kualitas transparansi danketahanan

(Harry

usaha pedagang dipasar tradisional.

pendekatan ini terdapat unsur partisipasi,

Pemikiran

dari

manajemen

komunitas adalah sebagai berikut :

adalah

pembangunan

yang

penyelenggaraan
berbasis

pada

dengan

hidup

seluruh

aspirasi-aspirasi

Hikmat,

2000).

dan

Didalam

demokrasi dan transparansi (Isbandi
Rukminto Adi, 2009).

Implementasi dari konsep pemberdayaan
masyarakat

kualitas

Untuk

mengidentifikasi

manajemen komunitas digunakan teori
people

centered

development

(teori

komunitas. Masyarakat adalah sebuah

pembangunan

komunitas yang utuh yang mempunyai

rakyat), yang dikembangkan oleh David

potensi

organisasi,

C. Korten (1984), menyatakan bahwa

kepemimpinan, wilayah dan kepentingan

pembangunan harus berorientasi pada

yang terbentuk dengan proses. Proses

peningkatan kualitas hidup manusia,

pembangunan

bukan

terhadap

pola

yang

bertumpu

pada

pada

yang

berpusat

pertumbuhan

pada

ekonomi

masyarakat sendiri merupakan suatu

melalui

proses yang spesifik sesuai dengan

Negara. Dasar intepretasi pembangunan

karakteristik masyarakatnya. Pendekatan

yang berpusat pada rakyat adalah asumsi

penyelenggaraan

yang

bahwa manusia adalah sasaran pokok

perlu

dan

pembangunan

berorientasi untuk

masyarakat

pasar

sumber

Pembangunan

maupun

paling
juga

memperkuat

strategis.

meliputi

usaha

Ч
JKB No. 10. Th.VI. Juli 2012§

LV Ratna Devi S, Pendekatan Manajemen Komunitas Untuk Meningkatkan Ketahanan
Usaha pedagang Pasar Tradisional di Kota Surakarta

terencana

untuk

meningkatkan

Keabsahan data sangat berkaitan dengan

kemampuan dan potensi manusia serta

masalah

mengerahkan minat mereka untuk ikut

reliabilitas

serta dalam proses pembuatan keputusan.

penelitian.Teknik

Keputusan yang diambil dalam berbagai

digunakan

hal yang memiliki dampak bagi mereka

triangulasi.Teknik analisis yang akan

dan mencoba mempromosikan kekuatan

digunakan adalah analisis antarkasus

manusia,

mengabadikan

(Cross-site analysis), karena penelitian

menciptakan

ini memiliki bentuk rancangan studi

bukan

ketergantungan
hubungan

yang

antara

birokrasi

dengan

masyarakat (Totok Mardikanto, 2010).

validitas

(kesahihan)

(keterandalan)

dan
suatu

validitas

yang

adalah

teknik

kasus ganda. Pada tiap kasusnya proses
analisis

akan

dilakukan

dengan

menggunakan model analisis interaktif
(Miles & Huberman, dalam Sutopo,

METODE PENELITIAN
kota

2002: 186). Dalam model analisis ini,

pasar

terdapat tiga komponen analisis, yaitu

tradisional klas I, klas II. Kondisi pasar

reduksi data, sajian data dan penarikan

dipilih yang sudah direnovasi. Penelitian

simpulan atau verifikasi.

Penelitian
Surakarta,

ini

dilakukan

tepatnya

menggunakan

di

dilokasi

metode

penelitian

kualitatif. Strategi penelitian ini adalah
penelitian

terpancang

research).Subyek

HASIL DAN PEMBAHASAN
Meningkatkan

(embedded

penelitian

adalah

ketahanan

usaha

pedagang pasar tradisional yang pernah

pedagang kios, los pasar tradisional klas

mengalami

I (Pasar Nusukan, Pasar Triwindu) dan

membalik

klas II (Pasar Kembang, Pasar Gading,

mereka direlokasi di pasar darurat, ketika

Pasar Sidodadi) di Kota Surakarta.

dipindahkan

Dalam penelitian ini informan ditetapkan

pembangunan, menyisakan permasalahan

dengan maximum variation sampling.

yang

Teknik

manajemen komunitas yang berkaitan

pengumpulan

data

yang

tak

dengan

observasi non partisipan dan wawancara

transparansi

(indepth

interview).

˧
JKB No. 10. Th.VI. Juli 2012§

tidak

tangan.Krisis

digunakan dalam penelitian ini adalah

mendalam

krisis

ke

pasar

kunjung

partisipasi,
untuk

semudah
pada

baru

saat

pasca

usai.Pendekatan

demokrasi

dan

meningkatkan

LV Ratna Devi S, Pendekatan Manajemen Komunitas Untuk Meningkatkan Ketahanan
Usaha pedagang Pasar Tradisional di Kota Surakarta

ketahanan usaha pedagang di pasar
tradisional

sebagai

factor

uji

dan

Ĝ§
JKB No. 10. Th.VI. Juli 2012§

LV Ratna Devi S, Pendekatan Manajemen Komunitas Untuk Meningkatkan Ketahanan
Usaha pedagang Pasar Tradisional di Kota Surakarta

sekaligus

untuk

mengetahui

mengetahui

kualitas

partisipasi,

kualitas manajemen komunitas, menjadi

demokrasi

dan

cermin apakah pembangunan dilakukan

ketahanan

usaha

bersama

apakah

dilakukan di pasar tradisional yang

pembangunan lebih banyak dikaitkan

direvitalisasi, ditemukan sebagai berikut

dengan ekonomi dan fisik saja. Setelah

:

rakyat,

dan

transparansi

serta

pedagang

yang

dilakukan penelitian lapangan untuk

Temuan Tentang Partisipasi Pasar Tradisional
Kegiatan Pengelolaan
Pasar
Kegiatan perawatan
pasar yang difokuskan
pada merevitalisasi total
pasar.
Sosialisasi

Temuan

Studi Kelayakan (FS)

DPP selalu bermusyawarah dengan paguyuban.
Paguyuban ditawarkan dalam melakukan sosialisasi
apakah secara perwakilan saja atau keseluruhan
pedagang. Ternyata pada paguyuban yang aktif, seperti di
pasar Nusukan dan pasar Triwindu, memilih sosialisasi
kepada seluruh pedagang. Sedangkan pasar yang lain
(pasar Kembang, pasar Gading, dan pasar Sidodadi)
menyetujui tawaran dinas untuk perwakilan saja.
Pedagang tidak dapat berpartisipasi karena tidak tahu

Sosialisasi setelah FS

Pedagang tidak dapat berpartisipasi karena tidak tahu

Perencanaan
Pembangunan Pasar yang
akan dibangun

Dalam kegiatan ini biasanya pedagang sudah disodorkan
gambar desain pasar yang akan dibangun. Bahkan gambar
ditempel dipasar, agar semua pedagang dapat melihat.
Partisipasi pedagang dalam perencanaan pembangunan
pasar yang akan dibangun adalah memberikan usulan
yang berkaitan dengan kebutuhan mereka. Usulan itu
diterima oleh Pemkot, tetapi direalisasikan atau tidak,
baru diketahui pasca pembangunan
Partisipasi pedagang dalam pembangunan pasar darurat
adalah mulai dari pemilihan lokasi sampai pengundian
tempat. Tetapi ada juga yang hanya pada pengundian
tempat.
Pedagang tidak berpartisipasi sama sekali dalam proses
lelang, karena pedagang tidak memiliki hak.
Pedagang berpartisipasi dalam memberikan usulan-usulan
yang sesuai dengan kebutuhannya, walaupun usulan
tersebut banyak yang tidak diakomodir dalam
pelaksanaannya.
Parsisipasi pedagang dalam pelaksanaan pembangunan
adalah dengan mengirimkan perwakilannya menjadi
anggota tim pengawas yang memiliki tugas untuk

Perencanaan dan
Pembangunan Pasar
Darurat
Lelang
DED

Pelaksanaan
Pembangunan

Kualitas
Partisipasi

Cenderung
baik

Cenderung
kurang baik
Cenderung
kurang baik
Cenderung
kurang baik

Cenderung
kurang baik

Cenderung
kurang baik

Cenderung
baik

̧
JKB No. 10. Th.VI. Juli 2012§

LV Ratna Devi S, Pendekatan Manajemen Komunitas Untuk Meningkatkan Ketahanan
Usaha pedagang Pasar Tradisional di Kota Surakarta

mengontrol jika proses pembangunan tidak sesuai dengan
keinginan pedagang, hasilnya dimusyawarahkan dengan
DPP. Direalisasikan atau tidak, dapat diketahui pasca
pembangunan. Tugas sebagai pengawas adalah porsi yang
diberikan Pemkot kepada pedagang selaku pengguna
pasar.
Penempatan di Pasar yang Partisipasi pedagang pada penempatan pasar yang
sudah di bangun
dibangun adalah sebagian besar pada proses penentuan
kios dan los. Tetapi ada juga yang ikut dalam penentuan
zonasi dan ada juga yang tidak berpartisipasi dalam hal
penempatan.
Penetapan Tempat
Partisipasi pedagang dalam penetapan tempat dagangan,
Dagangan
tidak nampakkarena mereka tidak merasa
menandatangani kesepakatan penempatan. Walaupun ada
juga pasar yang melakukan partisipasi penuh dalam
penetapan tempat dagang.
Peresmian
Partisipasi pedagang dalam peresmian sebagian besar
adalah hadir dalam acara tersebut. Meskipun ada pasar
yang ikut membuat susunan acara tersebut.
Pemeliharan pasar setelah dibangun
Kebersihan
Pedagang tidak berpartisipasi dalam kebersihan pasar,
semua sudah diurus oleh DPP .
Keamanan
Pedagang tidak berpartisipasi dalam keamanan pasar,
semua sudah diurus oleh DPP. Tetapi ada pasar yang
melakukan swadana untuk menambah keamanan pasar.

Cenderung
baik

Cenderung
kurang baik
Cenderung
kurang baik

sosialisasi,

perawatan pasar yang difokuskan pada

Meskipun ada juga usulan-usulan yang

merevitalisasi total pasar selalu ada

diajukan, tetapi usulan tersebut hanya

dalam setiap kegiatan yang disodorkan

diterima saja.Realisasi tergantung dari

DPP. Akan tetapi ada kegiatan yang

banyak factor, tetapi semua ditangani

tidak

karena

oleh DPP. Pedagang belum mampu

memang tidak dilibatkan dalam kegiatan

berpartisipasi dalam prakarsa dan proses

tersebut maupun ada kegiatan tetapi

pengambilan keputusan untuk memenuhi

pedagang tidak tahu kalau ada kegiatan

kebutuhannya. Pedagang belum mampu

tersebut, seperti FS dan sosialisasi FS,

berpartisipasi

serta

pedagang

acara

Cenderung
kurang baik

Partisipasi pedagang dalam kegiatan

melibatkan

sampai

Cenderung
baik

peresmian.

mengelola

tempat

dagangan.

memobilisasi

partisipasi

pedagang,

terdapat dikomunitas untuk memenuhi

ternyata dalam kegiatan-kegiatan ini

kebutuhannya. Pedagang belum mampu

pedagang atau perwakilan pedagang

berpartisipasi dalam peoses perencanaan

berpartisipasi

sampai evaluasi dengan menekankan

Sebatas

penetapan
apa

hadir

dalam

acara

Ĩ§
JKB No. 10. Th.VI. Juli 2012§

sumber-sumber

dan
yang

LV Ratna Devi S, Pendekatan Manajemen Komunitas Untuk Meningkatkan Ketahanan
Usaha pedagang Pasar Tradisional di Kota Surakarta

pada proses social learning. Hal ini

kerjasama

disebabkan oleh peran pemkot sebagai

mengurus kebersihan dan keamanan.Hal

pemilik pasar-pasar tradisional sangat

ini dapat dikatakan bahwa pembangunan

dominan menentukan mana partsispasi

masih berorientasi pada rakyat, belum

pedagang

tidak.

membangun bersama rakyat. Sebagai

Pedagang belum mampu berpartisipasi

akibat dari tidak terlibatnya pedagang

dalam pembentukan networking guna

secara total dalam merencanakan sampai

meningkatkan

evaluasi pembangunan pasar, kios dan

yang

boleh

dan

pengetahuan

mereka

dengan

dalam mengelola dan mengidentifikasi

los

pelbagai

mengakibatkan

sumber

untuk

menjaga

pedagang

mengalami

untuk

penyempitan

pedagang

mencuri

keseimbangan dengan Pemkot maupun

kesempatan untuk memperluas kios dan

dengan sesama pedagang/pelaku pasar.

los dengan caranya sendiri.

Kondisi ini menyebabkan partisipasi

menjadi pengap karena penghawaan

pedagang di beberapa pasar seakan diatur

kurang baik, mengakibatkan dagangan

hanya untuk menghadiri kegiatan, boleh

cepat rusak.Pembangunan lebih dari satu

usul, boleh mengawasi, boleh ikut dalam

lantai yang mengakibatkan konflik, dan

zonasi, dalam pembagian kios, los dan

banyak pedagang yang turun ke jalan

oprokan pasar. Bagian - bagian

yang

karena tidak laku.Terjadi masalah untuk

adalah

perparkiran karena pasar tidak memiliki

pedagang

tempat parkir yang memadai.Pasar tetap

pedagang boleh berpartisipasi
kegiatan

yang

dimengerti

sesuai dengan pengetahuan yang dimiliki

tidak

pedagang dan dianggap penting oleh

diharapkan.Dengan demikian partisipasi

pedagang. Tetapi untuk bentuk bangunan

pedagang meskipun sudah dikategorikan

yang nantinya berkaitan dengan perilaku

cenderung

baik,

pedagang

partisipasi

yang

yang

menimbulkan

tertata

Pasar

seperti

tetapi
belum

yang

masih

ada

dilakukan

kenyamanan berdagang, pedagang tidak

pedagang dan belum menjadi partisipasi

dilibatkan.Demikian

yang

juga

untuk

diinginkan

oleh

pemeliharaan pasar termasuk kebersihan

pedagang.Pedagang

cenderung

dan keamanan, tidak ada partsisipasi dari

peduli,

tidak

pedagang, karena DPP mengurus semua

pengetahuan untuk mengerti dan peduli.

itu.DPP

belum

pernah

karena

tidak

memiliki

mengajak

Į§
JKB No. 10. Th.VI. Juli 2012§

LV Ratna Devi S, Pendekatan Manajemen Komunitas Untuk Meningkatkan Ketahanan
Usaha pedagang Pasar Tradisional di Kota Surakarta

Temuan Tentang Demokrasi Pasar Tradisional
Kegiatan Pengelolaan
Pasar
Kegiatan perawatan
pasar yang difokuskan
pada merevitalisasi total
pasar.
Sosialisasi

Studi Kelayakan (FS)

Sosialisasi setelah FS

Perencanaan
Pembangunan Pasar yang
akan dibangun

Perencanaan dan
Pembangunan Pasar
Darurat

Lelang
DED

Pelaksanaan
Pembangunan

Penempatan di Pasar yang
sudah di bangun

Penetapan Tempat

Temuan

Demokrasi pedagang pada proses sosialisasi ini
adalah memberikan masukan-masukan terhadap
renovasi pasar. Tetapi masukan-masukan tersebut
ada yang diakomodir dan ada yang tidak
diakomodir oleh pengelola. Selain itu, ada juga
pasar yang tidak memberikan masukan sama sekali.
Mereka hanya mengikuti kehendak DPP saja.
Ada beberapa pasar yang tidak mengetahui bahwa
ada FS. Tetapi mereka merasa pernah diwawancari
mengenai pembangunan pasar.
Pada proses sosialisasi FS, pedagang langsung
diperlihatkan desain pasar yang akan dibangun.
Masukan-masukan pedagang banyak yang tidak
diakomodir oleh pengelola. Namun, ada juga pasar
yang tidak memberikan usulan dan menerima hasil
dari FS.
Ada musyawarah dalam proses perencanaan
pembangunan pasar. Pedagang memberikan
masukan terhadap desain bangunan pasar, tetapi
tidak diakomodir oleh pengelola karena desain
pasar sudah jadi. Tetapi ada pasar yang tidak
memberikan masukan sama sekali dalam proses
perencanaan pembangunan.
Ada musyawarah untuk menentukan lokasi pasar
darurat antara pedagang dengan DPP. Namun
dibeberapa pasar ada juga yang langsung di
tentukan oleh DPP dan menerima keputusan
tersebut tanpa menolak.
Pedagang tidak memiliki hak dalam proses lelang.
Ada musyawarah mengenai DED dan pedagang
memberikan masukan serta kritik terhadap DED
yang kurang berkenan. Tetapi di beberapa pasar
yang diteliti, ada yang hanya menerima saja DED
tersebut.
Perwakilan pedagang menjadi anggota tim
pengamat pada saat pelaksanaan pembangunan dan
memberikan masukan-masukan jika ada yang
kurang berkenan dan di musyawarahkan dengan
DPP.
Pedagang bermusyawarah untuk menentukan cara
penempatan kios dan los sesuai dengan kesepakatan
pedagang. Ada pasar yang juga ikut menentukan
zonasinya.
Pedagang membuat ketentuan kesepakatan dengan

Ĵ§
JKB No. 10. Th.VI. Juli 2012§

Kualitas Demokrasi

Cenderung tidak
maksimal

Cenderung tidak
maksimal
Cenderung tidak
maksimal

Cenderung tidak
maksimal

Cenderung maksimal

Cenderung tidak
maksimal

Cenderung maksimal

Cenderung maksimal

Cenderung tidak

LV Ratna Devi S, Pendekatan Manajemen Komunitas Untuk Meningkatkan Ketahanan
Usaha pedagang Pasar Tradisional di Kota Surakarta

Dagangan

absensi dan ada edaran untuk melakukan
penandatanganan. Namun, tidak semua pasar
melakukan hal tersebut. Ada beberapa pasar yang
tidak menyadari bahwa mereka telah melakukan
penetapan tempat dagangan mereka masing-masing.
Peresmian
Pedagang dalam peresmian hanya hadir dalam
acaranya saja. Meskipun ada pasar yang ikut
membuat isian acara.
Pemeliharan pasar setelah dibangun
Kebersihan
Pedagang tidak melakukan musyawarah tentang
kebersihan pasar, semua sudah diurus oleh DPP dan
DKP.
Keamanan
Pedagang melakukan musyawarah untuk
menambah keamanan pasar dengan cara swadana.
Namun, ada juga pasar yang tidak melakukan
musyawarah mengenai keamanan. Mereka hanya
mengandalkan DPP saja.

Demokrasi

dipasar tradisional

kurang

kegiatan-kegiatan

dengan

karena

Seharusnya

Cenderung tidak
maksimal

Tidak ada demokrasi

Tidak ada demokrasi

maksimal,

tidak datang tumbuh dan berkembang
sendirinya.

berjalan baik

terutama

pada

perawatan

pasar,

belum

mampu

kebutuhan

yang

pedagang

demokrasi yang muncul memang di

menentukan

dorong oleh pemerintah agar masyarakat

menyangkut kehidupannya.

memiliki sikap proaktif dan positif

belum mampu mengemukakan pendapat

terhadap norma-norma dasar demokrasi.

dalam prakarsa dan proses pengambilan

Demokrasi yang terbangun di pasar

keputusan, yang mampu mempengaruhi

tradisional

kebijakan

baik

dalam

kegiatan

yang

Pedagang

berkaitan

perawatan pasar yang difokuskan pada

kehidupannya.

revitalisasi total pasar dan pemeliharaan

pembangunan mulai dari perencanaan

pasar, ternyata cenderung tidak maksimal

hingga

bahkan tidak ada demokrasi. Tidak ada

maksimal memberi ketentuan-ketentuan

demokrasi

dalam

seperti

pemeliharaan

pasar,

pada
yaitu

kegiatan
tentang

Saat

dengan

evaluasi,

melaksanakan

pedagang

masalah-masalah

belum

mengenai

kehidupannya kepada pihak pemerintah

kebersihan dan keamanan.Dalam hal ini

yaitu

artinya

demokrasi yaitu kebersamaan, toleransi,

pedagang

tidak

dapat

DPP.

Norma-norma

menentukan kebutuhannya dan bahkan

saling

tidak menilai kebijakan pemerintah yang

perbedaan

menyangkut

dilakukan dengan maksimal. Demikian

kehidupannya.Cenderung

menghargai

dasar

pendapat,

menghormati
belum

dapat

Ƨ
JKB No. 10. Th.VI. Juli 2012§

LV Ratna Devi S, Pendekatan Manajemen Komunitas Untuk Meningkatkan Ketahanan
Usaha pedagang Pasar Tradisional di Kota Surakarta

juga dalam hal meningkatkan

usulan-usulan yang hanya diterima oleh

kemampuan mengelola dan memobilisasi

DPP dan entah kapan direspon balik dan

sumber-sumber

minimnya

yang

terdapat

pengetahuan

tentang

dikomunitas untuk memenuhi kebutuhan,

pentingnya kegiatan pengelolaan pasar

seperti pada kegiatan kebersihan dan

tradisional,

keamanan,

demokrasi.

komunitas menjadi stagnan. Pedagang

maksimalnya

memilih berjualan saja, dan ikut saja apa

demokrasi dalam kegiatan perawatan dan

yang dikehendaki Pemkot. Hanya pasar

pemeliharaan pasar juga disebabkan

yang memiliki paguyuban yang eksis

ketiadaan

yang

tidak

Kecenderungan

ada

kurang

upaya

pemerintah

untuk

ikut

memicu

kondisi

masih terdorong berdemokrasi

mendorong terjadinya demokrasi itu

untuk

merespon

sendiri di komunitas pedagang. Kegiatan

disodorkan

kegiatan

yang
DPP.

yang hanya membutuhkan kehadiran,

Temuan Tentang Transparansi Pasar Tradisional
Kegiatan Pengelolaan
Pasar
Kegiatan perawatan
pasar yang difokuskan
pada merevitalisasi
total pasar.
Sosialisasi

Studi Kelayakan (FS)

Sosialisasi setelah FS

Perencanaan
Pembangunan Pasar yang
akan dibangun

Perencanaan dan
Pembangunan Pasar

Temuan

Kualitas
Transparansi

Pedagang mendapatkan informasi bahwa pasar akan
dibangun dan pedagang juga memperoleh informasi
mengenai anggaran pasar yang akan dibangun., dan
mereka memutuskan untuk mengikuti sosialisasi
tersebut.
Untuk pasar yang terbakar (pasar Nusukan) tidak ada
FS. Bagi pasar yang lain, ada FS tetapi tidak pernah
diinformasikan kepada pasar-pasar tersebut.
Pedagang mendapatkan informasi jadwal tentang
sosialisasi FS. Tetapi diinformasikan juga mengenai
gambar pasar yang akan dibangun. Pedagang
memutuskan untuk memberi masukan-masukan terhadap
desain pasar tersebut.
Pedagang menerima informasi mengenai rencana desain
pembangunan pasar bersamaan dengan sosialisasi FS.
Kemudian melalui ketua paguyuban mengusulkan halhal yang dibutuhkan. Namun, usulan tersebut ada yang
diakomodir dan ada yang tidak. Ada juga pasar yang
hanya mengikuti usulan dari DPP mengenai rencana
pembangunan pasar.
Pedagang menerima informasi mengenai perencanaan
pembangunan pasar darurat. Mereka mendapat informasi

Cenderung
terbuka

ĆƧ
JKB No. 10. Th.VI. Juli 2012§

Cenderung
kurang terbuka
Cenderung
kurang terbuka

Cenderung
terbuka

Cenderung
terbuka

LV Ratna Devi S, Pendekatan Manajemen Komunitas Untuk Meningkatkan Ketahanan
Usaha pedagang Pasar Tradisional di Kota Surakarta

Darurat

tentang lokasinya. Ada pasar yang tidak setuju dengan
lokasi tersebut dan memilih lokasi lain. Tetapi ada juga
yang menerima tawaran DPP.
Pedagang menerima informasi mengenai bahwa akan
diadakan lelang.
Pedagang menerima informasi mengenai detail desain
pasar dan memutuskan untuk mengkritisi detail desain
pasar tersebut. Namun, ada beberapa pasar yang
mengikuti kehendak dari DPP.
Pedagang mendapatkan informasi mengenai
keikutsertaan perwakilan pedagang dalam tim pengamat
untuk mengontrol pelaksanaan pembangunan. Pedagang
memutuskan untuk mengirimkan perwakilan untuk
menjadi anggota tim pengawas untuk mengontrol
pelaksanaan pembangunan pasar.
Pedagang menerima informasi mengenai penempatan
pedagang lama dan pedagang baru, sehingga pedagang
mampu memutuskan tempatnya masing-masing dengan
cara musyawarah.
Pedagang tidak merasa mendapatkan informasi
mengenai penandatanganan perjanjian kesepakatan
penempatan tempat dagangan. Meskipun ada juga yang
berinisiatif untuk membuat absen dan melakukan
pendandatanganan sebagai tanda menyepakati tempat
dagangan.
Pedagang mendapatkan informasi mengenai jadwal
peresmian pasar dan pedagang memutuskan untuk
mengikuti acara tersebut.

Lelang
DED

Pelaksanaan
Pembangunan

Penempatan di Pasar
yang sudah di bangun

Penetapan Tempat
Dagangan

Peresmian

Pemeliharan pasar
setelah dibangun
Kebersihan

Pedagang mendapatkan informasi untuk membuang
sampah pada tempatnya dan sebagian pedagang tidak
melaksanakannya dengan baik. Masih ada pedagang
yang membuang sampah sembarangan.
Pedagang menerima informasi untuk melapor kepada
petugas keamanan jika terjadi hal yang berhubungan
dengan keamanan dan pedagang memutuskan
menjalankan himbauan tersebut.

Keamanan

Cenderung
terbuka
Cenderung
terbuka

Cenderung
terbuka

Cenderung
terbuka

Cenderung
kurang terbuka

Cenderung
terbuka

Cenderung
terbuka

Cenderung
terbuka

Kualitas transparansi yang ada di

mendapat informasi, merupakan dampak

pasar tradisional cenderung terbuka, hal

dari transparansi.Transparansi di pasar

ini disebabkan adanya

keterbukaan

tradisional ini ternyata tidak mendorong

informasi.

memberikan

prakarsa dalam pengambilan keputusan

informasi mengenai kebijakan tentang

oleh rakyat untuk memenuhi kebutuhan

revitalisasi

dalam hal ini pengembangan pasar

Pemerintah

total

pasar

yang

dapat

dijangkau public. Ini adalah wujud

tradisional.

pertanggung jawaban pemerintah kepada

meningkatkan kemampuan masyarakat

rakyat.Akan

kecenderungan

untuk mengelola sumber-sumber yang

masyarakat melakukan sesuatu setelah

terdapat di komunitas mereka untuk

tetapi

Tidak

juga

mampu

Ćn§
JKB No. 10. Th.VI. Juli 2012§

LV Ratna Devi S, Pendekatan Manajemen Komunitas Untuk Meningkatkan Ketahanan
Usaha pedagang Pasar Tradisional di Kota Surakarta

memenuhi
Juga

tidak

melakukan

kebutuhan

membuat
social

komunitas, transparansi yang ada di

mereka.

pasar

komunitas

learning

tradisional

belum

sepenuhnya

terbuka.Adapun yang cenderung terbuka

yang

didalamnya terdapat interaksi kolaboratif

adalah

antara pemerintah dan komunitas mulai

diperkirakan

perencanaan

berdasarkan pengetahuan yang dimiliki

dikaitkan

sampai
dengan

evaluasi.Jika

ciri

informasi-informasi
dapat

diterima

pedagang.

manajemen

Temuan Tentang Ketahanan Usaha Pasar Tradisional
Indikator
Pengelolaan Masalah
yang Ada di Komunitas

Item
Sosial

-

Ekonomi

Kesempatan
Meningkatkan Taraf
Hidup

Temuan

Keberlangsungan
Usaha

Memperluas Jaringan

Saving
Pemenuhan
Kebutuhan Subsisten

Banyak pedagang yang mengeluh kepada
DPP karena adanya perbedaan luasan
kios dan loss yang semakin sempit.
- Pedagang juga harus memulai dari “nol”
lagi karena harus mencari pelanggan
yang baru.
- Pedagang mengeluh jika dipindahkan ke
lantai atas tidak laku.
- Setelah dipindahkan ke pasar yang baru,
pedagang kehilangan banyak pelanggan
dan sebagian pasar banyak pedagang
yang gulung tikar.
- Pedagang yang menempati loss maupun
kios yang tidak strategis belum merasa
ada peningkatan penghasilan karena
pelanggannya sama.
- Terjadi penurunan omset baik loss
maupun kios diawal-awal menempati
pasar baru sampai 5 (tahun) berikutnya.
- Ditempat-tempat yang strategis pedagang
dapat meraih untung lebih besar dari
dahulu karena jumlah pedagangnya
semakin banyak.
- Pada umunya jaringan tetap karena
supplier tetap.
- Pelanggan juga tetap karena pelanggan
yang dulu mulai kembali setelah pasar
berjalan lebih dari 3 (tiga) tahun.
Hanya pedagang yang menempati tempat
strategis yang mampu menabung.
Ada kelompok-kelompok pedagang yang
tidak mampu memenuhi kebutuhan subsisten
(kelompok pedagang onderdil dan
pertukanggan di pasar triwindu)

ĆЧ
JKB No. 10. Th.VI. Juli 2012§

yang
dan

LV Ratna Devi S, Pendekatan Manajemen Komunitas Untuk Meningkatkan Ketahanan
Usaha pedagang Pasar Tradisional di Kota Surakarta

Ketahanan

usaha

pedagang

pedagang

sendiri,

yaitu

dengan

dipahami dari pengelolaan masalah yang

mengawalinya dari nol, seperti saat

ada

mereka

pertama

mereka

sudah

di

komunitas

meningkatkan
pengelolaan

dan

taraf
masalah

kesempatan

hidup.
yang

Pada
ada

di

berjualan.Pelanggan
banyak

yang

hilang.Membutuhkan waktu yang lama

komunitas, pedagang belum mampu

untuk

melakukannya.Pedagang masih banyak

mereka, bahkan 4-5 tahun.Itu hanya

mengeluh pada DPP dan apabila respon

mengembalikan jaringan lama, belum

DPP

mengambil

mampu membuat jaringan baru. Apabila

keputusan yang menimbulkan masalah

pedagang tidak mampu mengatasi krisis,

baru.Kurang cepatnya respon dari DPP

mereka akan gulung tikar, menjual lapak

menyebabkan kesempatan meningkatkan

dagangan kepada orang lain. Ada juga

taraf hidup menjadi terhambat. Jika

yang tetap berjualan meskipun satu bulan

pedagang yang mendapat tempat jualan

sekali melakukan transaksi.memang ada

di lantai atas, dan tidak ada pengunjung,

yang telah mampu saving, tetapi hanya

maka akan terjadi kerugian. Selanjutnya,

untuk pedagang yang memiliki tempat

pedagang sudah melaporkan pada DPP ,

jualan strategis, dan jumlahnya tidak

DPP lamban mengatasi krisis ini, maka

banyak. Pedagang lain banyak yang

pedagang mencari solusi sendiri agar

stagnan,

bahkan

dagangan laku. Solusi dari pedagang

mengakui

meskipun

inilah yang menimbulkan masalah baru,

revitalisasi menjadi lebih bagus dan rapi,

seperti pedagang berjualan dipinggir,

tetapi penghasilannya lebih baik pada

pedagang turun ke lantai bawah.

saat pasar belum di revitalisasi total.

lama

lamban,

mereka

mengembalikan

pelanggan

terpuruk,
pasar

serta
setelah

Pemindahan pedagang dari pasar

Untuk pemenuhan kebutuhan subsisten

ke

ada kelompok di pasar tradisional yang

pasar

darurat,

kemudian
yang

tidak mampu melakukannya. Pemenuhan

direvitalisasi, menyebabkan krisis, maka

kebutuhan subsisten diambil dari sumber

harus diatasi.Sampai saat ini, manajemen

lain, bukan dari berjualan di pasar yang

krisis yang ditawarkan pemerintah belum

semula

ada.Mengelola krisis dilakukan oleh

Mereka kemudian menjadikan tempat

dipindahkan

lagi

ke

pasar

menjadi

matapencaharian.

Ć˧
JKB No. 10. Th.VI. Juli 2012§

LV Ratna Devi S, Pendekatan Manajemen Komunitas Untuk Meningkatkan Ketahanan
Usaha pedagang Pasar Tradisional di Kota Surakarta

jualan sekaligus tempat untuk

Institusiterkait

pengembangan

pasar

berkumpul kawan lama, tidak terlalu

dengan pelaku pasar diperlukan guna

berharap untuk laku.

meningkatkan ketahanan usaha pedagang

Kondisi

ini

dapat

dikatakan

di pasar tradisional pasca revitalisasi

bahwa ketahanan usaha pedagang di

total pasar. Diperlukan juga

pasar

proses

yang

mengalami

social learning yang didalamnya terdapat

yang

mengalami

interaksi kolaboratif antara birokrasi dan

kondisi krisis karena pemindahan tempat

komunitas mulai dari proses perencanaan

jualan yang berulang-ulang, cenderung

sampai evaluasi dalam revitalisasi total

kurang mampu bertahan.

pasar dengan mendasarkan diri saling

tradisional

revitalisasi

total,

belajar.

Diperlukan

juga

proses

pembentukan jaringan antara birokrasi,

PENUTUP
Berdasarkan

teoripeople

centered

pelaku pasar, lembaga

lain pemerhati

development oleh David C. Korten

pengembangan pasar tradisional untuk

dengan

meningkatkan

pendekatan

manajemen

kemampuan

komunitas yang di dalamnya terdapat

mengidentifikasi dan mengelola sumber-

unsur

sumber dalam komunitas. Ini adalah ciri

partisipasi,

demokrasi

dan

transparansi memandang inisiatif kreatif

pembangunan

dari

(manusia).Pada

rakyat

sebagai

sumber

daya

yang

utama

dan

pembangunan

pembelajaran

berpusat

pada

akhirnya
pada

rakyat

dilakukan

pedagang

untuk

material

meningkatkan ketahanan usaha dengan

spiritual mereka sebagai tujuan yang

memperbaiki partisipasi, demokrasi dan

ingin dicapai oleh proses pembangunan.

transparansi dalam pengembangan pasar

memandang

kesejahteraan

Kualitas

partisipasi,

kualitas

tradisional.

demokrasi, kualitas transparansi serta
ketahanan

usaha

berkaitan.Ketahanan

pedagang
usaha

saling

pedagang

Saran
·

Mengaktifkan kembali paguyuban

cenderung rendah jika kualitas partisipasi

pasar tradisional, karena paguyuban

kurang baik, kualitas demokrasi kurang

ini memiliki peran besar untuk

maksimal

memotivasi

kurang

dan

kualitas

transparansi

terbuka.Koordinasi

berpartisipasi,

ĆĜ§
JKB No. 10. Th.VI. Juli 2012§

anggota
menciptakan

dalam
iklim

LV Ratna Devi S, Pendekatan Manajemen Komunitas Untuk Meningkatkan Ketahanan
Usaha pedagang Pasar Tradisional di Kota Surakarta

·
demokrasi

·

dan

Melakukan

pembelajaran

tentang

melakukan

cara berpartisipasi, memunculkan

transparansi guna meningkatkan

iklim demokrasi dan melakukan

ketahanan usaha pedagang.

transparansi

Melakukan
pembentukann

pembelajaran
jejaring

antara

upaya selanjutnya berguna untuk
meningkatkan

stakeholder

pedagang.

pemerhati

pilar

manajemen komunitas yang pada

birokrasi dengan pelaku pasar dan
lain

sebagai

ketahanan

usaha

pengembangan pasar tradisional.

DAFTAR RUJUKAN
Harry Hikmat, 2000. Analisis Dampak Lingkungan Sosial : Strategi Menuju
Pembangunan Berpusat Pada Rakyat (People Centred Development).
Pascasarjana Manajemen Pembangunan Sosial-UI. Jakart
Isbandi Rukminto Adi, 2009. Intervensi Komunitas.Pengembangan Masyarakat
Sebagai Upaya Pemberdayaan Masyarakat. Rajawali Pers. Pt Rajagrafindo
Persada. Jakarta
Korten, D.C., 1984. People Centered Development. West Harford : Kumarian
Sutopo, H.B. 2002.Metode Penelitian Kualitatif. Sebelas Maret University Press.
Surakarta.
Koran
· Solopos, 2 Februari 2006 (Pemkot Minta Pedagang Tak Khawatirkan Penataan
Pasar)
· Solopos, 17 Maret 2006 (Pasar Kembang Dijadikan Dua Lantai)
· Solopos, 24 Juni 2006 (Soal Rehab 11 Pasar Tradisional. DPP sosalisasi langsung
ke pedagang)
· Solopos, November 2009
· Kompas, 23 Oktober 2011 (Barometer “ Pasar Tradisional Masih Favorit”)

Ḉ
JKB No. 10. Th.VI. Juli 2012§

Dokumen yang terkait

Tinjauan Tentang Kesejahteraan Keluarga Pedagang Kecil di Pasar Petisah Medan

23 133 123

PENGARUH DIVERSIFIKASI USAHA DAN MANAJEMEN PENGELOLAAN TERHADAP PENDAPATAN PEDAGANG Pengaruh Diversifikasi Usaha Dan Manajemen Pengelolaan Terhadap Pendapatan Pedagang Di Pasar Bunder 2013.

0 3 18

PENDAHULUAN Pengaruh Diversifikasi Usaha Dan Manajemen Pengelolaan Terhadap Pendapatan Pedagang Di Pasar Bunder 2013.

0 1 6

PENGARUH DIVERSIFIKASI USAHA DAN MANAJEMEN PENGELOLAAN TERHADAP PENDAPATAN PEDAGANG DI PASAR Pengaruh Diversifikasi Usaha Dan Manajemen Pengelolaan Terhadap Pendapatan Pedagang Di Pasar Bunder 2013.

0 1 11

PENGARUH MODAL USAHA DAN TINGKAT PENDIDIKAN TERHADAP PENDAPATAN PEDAGANG DI PASAR GEDE Pengaruh Modal Usaha Dan Tingkat Pendidikan Terhadap Pendapatan Pedagang Di Pasar Gede Hardjonagoro Surakarta Tahun 2012/2013.

0 3 16

PENGARUH MODAL USAHA DAN TINGKAT PENDIDIKAN TERHADAP PENDAPATAN PEDAGANG DI PASAR GEDE Pengaruh Modal Usaha Dan Tingkat Pendidikan Terhadap Pendapatan Pedagang Di Pasar Gede Hardjonagoro Surakarta Tahun 2012/2013.

0 3 11

KONSEP REZEKI DALAM PANDANGAN PARA PEDAGANG PASAR (Studi Kasus Para Pedagang Pasar Kleco Surakarta 2009).

0 2 16

ANALISIS PADA PEDAGANG DI PASAR GE Analisis Tindak Tutur Komisif Pada Pedagang Di Pasar Gedhe Surakarta.

0 3 14

Pola Pengembangan Pasar Tradisional dengan Pendekatan Manajemen Komunitas untuk Meningkatkan Ketahanan Usaha Pedagang di Kota Surakarta.

0 0 2

INKLUSI KEUANGAN KEPADA PEDAGANG PASAR TRADISIONAL PASAR GEDE DI SURAKARTA

0 1 15