Pola Pengembangan Pasar Tradisional dengan Pendekatan Manajemen Komunitas untuk Meningkatkan Ketahanan Usaha Pedagang di Kota Surakarta.

(B. Sosial)
Pola Pengembangan Pasar Tradisional dengan Pendekatan Manajemen Komunitas untuk
Meningkatkan Ketahanan Usaha Pedagang di Kota Surakarta
Devi S., L.V. Ratna; Utami, Trisni; Agustinawati, Eva
Fakultas ISIP UNS, Penelitian, BOPTN UNS, Hibah Bersaing, 2012
Kondisi pasar setelah mengalami renovasi ternyata membawa dampak dimana minat para pedagang
maupun pembeli sangat kecil. Penelitian ini secara khusus akan (1) mendiskripsikan tentang bentuk
jejaring para pelaku pasar dan institusi yang terkait, (2) mendiskripsikan tentang kualitas manajemen
komunitas dalam pengelolaan pasar tradisional (3) mendiskripsikan mengenai ketahanan usaha
pedagang.
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yang akan dilakukan di pasar tradisional klas I dan II yang
telah dilakukan direnovasi. Subyek penelitian adalah pedagang kios, los dan oprokan. Disamping itu juga
akan digali informasi secara mendalam dari Dinas Pengelola Pasar, Dinas Perhubungan, Dinas Kebersihan
Pasar, Dinas Pembangunan Umum, Dinas Tata Ruang Kota, dan BAPPEDA. Teknik sampling yang
digunakan dalam penelitian ini adalah maximum variation sampling untuk melihat variasi informasi
secara maksimal dan purposive sampling didasarkan pada orang yang paling paham terhadap
permasalahan pasar tradisional. Teknik pengumpulan data melalui observasi, wawancara mendalam dan
FGD. Sedangkan teknik triangulasi menggunakan trianggulasi sumber dan informan sedangkan validasi,
yaitu dengan cara mengecek ulang beberapa orang subyek penelitian untuk membuktikan kebenaran
jawaban yang diberikan sebelumnya. Analisis data menggunakan interactif model of analysis.
Setelah dilakukan analisis diperoleh kesimpulan bahwa berdasarkan teori people centered development

oleh David C. Korten dengan pendekatan manajemen komunitas yang di dalamnya terdapat unsur
partisipasi, demokrasi dan transparansi memandang inisiatif kreatif dari rakyat sebagai sumber daya
pembangunan yang utama dan memandang kesejahteraan material spiritual mereka sebagai tujuan yang
ingin dicapai oleh proses pembangunan. Jejaring yang terbangun antar stakeholder pasar dengan pelaku
pasar dianalisis melalui tupoksi masing-masing dinas yang berkaitan dengan pengembangan pasar,
sehingga diperoleh suatu diagram yang menunjukkan jauh dekatnya hubungan baik diantara dinas
maupun dengan pelaku pasar. Jejaring ini dianalisis dengan diagram venn.
Bentuk jejaring disimpulkan bahwa dinas-dinas selain Dinas Pengelola Pasar, meskipun memiliki
kepentingan dengan pasar, tetapi tetap harus berhubungan terlebih dahulu dengan Dinas Pengelola
Pasar. Di dalam tupoksi-tupoksi yang berhubungan dengan pengembangan pasar tradisional tersebut,
terkandung partisipasi, demokrasi dan transparansi pedagang terhadap kegiatan-kegiatan pasar baik
untuk merawat maupun memelihara pasar. Dengan demikian temuan jejaringdapat digunakan untuk
melihat besaran partisipasi, demokrasi dan transparansi yang ada pada setiap tupoksi dinas yang
berkaitan dengan pengembangan pasar tradisional.
Adapun kesimpulan dari manajemen komunitas yang ada di pasar tradisional adalah sebagai berikut : (1)
Kualitas partisipasi pasar tradisional dalam kegiatan perawatan pasar yang difokuskan pada revitalisasi
total pasar pada kegiatan sosialisasi, perencanaan dan pembangunan pasar darurat, pelaksanaan
pembangunan, penempatan di pasar yang sudah dibangun, dan peresmian pasar, cenderung baik.
Adapun untuk kegiatan studi kelayakan, sosialisasi studi kelayakan, perencanaan pembangunan pasar
yang akan dibangun, DED dan penetapan tempat dagangan cenderung kurang baik. Sedangkan untuk


pemeliharaan pasar setelah dibangun cenderung kurang baik. (2) Kualitas demokrasi pasar tradisional
dalam kegiatan perawatan pasar yang difokuskan pada revitalisasi total pasar pada kegiatan perencanaan
pembangunan pasar darurat, pelaksanaan pembangunan, penempatan di pasar yang sudah dibangun,
peresmian cenderung maksimal. Adapun untuk kegiatan sosialisasi, studi kelayakan, sosialisasi studi
kelayakan, perencanaan pembangunan pasar yang akan dibangun, DED, penetapan tempat dagangan
cenderung tidak maksimal. Sedangkan untuk pemeliharan pasar setelah dibangun cenderung tidak ada
demokrasi. (3) Kualitas transparansi pasar tradisional dalam kegiatan perawatan pasar yang difokuskan
pada revitalisasi total pasar pada kegiatan sosialisasi, perencanaan pembangunan pasar yang akan
dibangun, perencanaan dan pembangunan pasar darurat, lelang, DED, pelaksanaan pembangunan,
penempatan di pasar yang sudah dibangun, peresmian, cenderung terbuka. Adapun untuk kegiatan studi
kelayakan, sosialisasi studi kelayakan, penetapan tempat dagangan, cenderung kurang terbuka.
Sedangkan untuk pemeliharaan pasar setelah dibangun cenderung terbuka. (4) Ketahanan usaha pada
pasar tradisional dalam pengelolaan masalah yang ada di komunitas cenderung belum mampu
mengelola. Sedangkan untuk kesempatan meningkatkan taraf hidup, keberlangsungan usahanya
cenderung lambat, memperluas jaringannya belum maksimal, kemampuan menabung masih rendah,
tetapi kecenderungan pemenuhan kebutuhan subsistensi telah mampu walaupun ada kelompokkelompok pedagang di pasar tertentu yang ternyata sudah tidak mamp u.