PERUBAHAN MAKNA UNGKAPAN PADA TULISAN BAJU BERMEREK GURITA BANDUNG.
PERUBAHAN MAKNA UNGKAPAN
PADA TULISAN BAJU GURITA BANDUNG
SKRIPSI
diajukan untuk memperoleh gelar Sarjana pada Departemen Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
oleh Nur Lailasari NIM 1101117
DEPARTEMEN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG
(2)
Oleh Nur Lailasari
Sebuah Skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Sastra pada Fakultas Pendidikan Bahasa dan Sastra
©Nur Lailasari 2015 Universitas Pendidikan Indonesia
Oktober 2015
©Hak cipta dilindungi undang-undang
Skripsi inin tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difotocopi atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis
(3)
SKRIPSI
PERUBAHAN MAKNA UNGKAPAN
PADA TULISAN BAJU BERMEREK GURITA BANDUNG
diajukan untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Sastra
oleh Nur Lailasari NIM 1101117
Pembimbing 1,
Dr. Hj. Nuny Sulistiany Idris, M.Pd. NIP 196707151991032001
Pembimbing 2,
Dra. Nunung Sitaresmi, M.Pd. NIP 196201091987032002
disetujui oleh
Ketua Departemen Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Pendidikan Bahasa dan Sastra
Universitas Pendidikan Indonesia,
Dr. Dadang S. Anshori, M.Si. NIP 197204031999031002
(4)
PERUBAHAN MAKNA UNGKAPAN
PADA TULISAN BAJU BERMEREK GURITA BANDUNG
oleh Nur Lailasari
ABSTRAK
Tulisan merupakan buah dari pola pikir manusia. Tulisan tidak hanya ditulis pada buku, kertas, dan papan tulis melainkan pada baju, yang terdapat pada baju bermerek Gurita Bandun. Tulisan-tulisan pendek pada baju tersebut menagih senyuman-senyuman untuk yang melihatnya. Tulisan pendek ini mengandung arti menyanjung diri sendiri Pada tulisan baju bermerek Gurita terjadi perubahan makna ungkapan, yaitu tulisan pada baju bermerek Gurita ini tidak sesuai dengan karakter pemakainya atau kenyataannya. Perubahan makna ungkapan pada tulisan baju bermerek Gurita tersebut dapat dikaji melalui semantik kognitif. Objek penelitian ini adalah tulisan-tulisan pada baju bermerek Gurita Bandung. Tujuan prnrlitian ini adalah mengetahui dan mendeskripsikan. (1) jenis domain pada tulisan baju bermerek Gurita; (2) persepsi masyarakat terhadap tulisan baju bermerek Gurita; dan (3) skema imej yang terjadi pada tulisan baju bermerek Gurita. Pendekatan yang yang digunakan dalam penelitian ini adalah semantik kognitif, sedangkan metode yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif. Dalam pengumpulan data menggunakan teknik catat, teknik angket, dan teknik dokumentasi. Hasil temuan penelitian ini adalah (1) terdapat domain colour dan
domain emotion pada tulisan baju Bermerek Gurita; (2) Persepsi masyarakat yang
menciptakan bahwa lebih dominan tidak sesuai dengan kenyataannya; (3) Skema imej yang terbentuk dari domain dan persepsi masyarakat seperti apa. Hasil penelitian tersebut menjawab bahwa dalam setiap tulisan baju bermerek Gurita ini terbukti adanya perubahan makna ungkapan yang tidak sesuaidengan karakter pemakainya atau kenyataannya
Kata Kunci: Tulisan yang bisa ngomong, Semantik Kognitif, dan Skema Imej.
(5)
Nur Lailasari, 2015
ON GURITA’S PRINT T-SHIRTS BANDUNG
by Nur Lailasari
ABSTRACT
Writing is the result of human mind. Writing is not only written on book, paper, and board, but also in clothes which exist in Gurita Bandung’s brand. Gurita’s brand has got a very good response from the costumers, or people since they are attracted to the short words inside the shirt. Moreover, it is also give people smile on their face. Its short words contained compliment meaning for the costumers; interestingly, there are some changes in the meaning. The words in the shirt did not really describe the characters, and the reality of the costumers. The meaning changecan be analyzed by the field of Cognitive Semantic. The object of this study is the words in Gurita’s brand clothes. The aims of this study is to find (1) Type of words domain in Gurita’s brand clothes; (2) the people’s perception of the words in Gurita’s brand clothes; and (3) Schematic image that is included in Gurita’s brand clothes. The approach that is used in this study is Cognitive Semantics, and the method that is used is descriptive qualitative. In collecting the data, the researcher used some techniques such as: Note taking, giving questionnaires, and documentation. The findings of this study show that (1) there is domain color, and
domain emotionin Gurita’s brand clothes; (2) most of people think that the words
in the clothes is not the same as reality; (3) Schematic image that is constructed by the domain and the society. The result shows that there is some meaning changes in every word inside Gurita’s clothes which is not suitable with the costumers and the reality.
(6)
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN...i
LEMBAR PERNYATAAN...ii
ABSTRAK...iii
KATA PENGANTAR...iv
UCAPAN TERIMAKASIH...vi
DAFTAR ISI...vii
DAFTAR TABEL...viii
DAFTAR BAGAN DAN DIAGRAM...xiv
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian...1
B. Batasan Masalah...4
C. Rumusan Masalah...5
D. Tujuan Penelitian...5
E. Manfaat Penelitian...6
1. Manfaat Teoretis...6
2. Manfaat Praktis...6
F. Struktur Organisasi Skripsi...6
BAB IITINJAUAN PUSTAKA, PERUBAHAN MAKNA, UNGKAPAN, LINGUISTIK KOGNITIF, DOMAIN, PERSEPSI, DAN INDIKATOR PERSEPSI A. Tinjauan Pustaka...7
B. Landasan teori...8
1. Perubahan Makna...8
2. Ungkapan...8
3. Linguistik Kognitif...9
4. Teori Domain...13
(7)
Nur Lailasari, 2015
a. Indikator Persepsi...16
1. Penyerapan atau Pengenalan...16
2. Pengertian atau Pemahaman...17
3. Penilaian dan Evaluasi...17
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian...18
B. Metode Penelitian...19
1. Data ...19
2. Sumber Data...20
C. Definisi Operasional...20
D. Instrumen Penelitian...21
1. Lembar Angket...21
E. Teknik Pengumpulan Data...33
1. Teknik Catat...33
2. Teknik Angket...33
3. Dokumentasi...33
F. Teknik Pengolahan Data...34
G. Contoh Analisis...34
BAB IV HASIL ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Analisis Data...37
1. Domain Dasar yang ada pada Tulisan Baju Bermerek Gurita...37
2. Persepsi Masyarakat Terhadap Tulisan Baju Bermerek Gurita...42
a. Indikator Pengenalan dan Pengetahuan...42
b. Indikator Pemahaman...43
c. Indikator Penilaian...43
3. Skema Imej yang Terbentuk dari Munculnya Perubahan Makna Ungkapan pada Tulisan Baju Bermerek Gurita Bandung...55
B. Pembahasan...86
(8)
2. Angket Terhadap Penutur Tulisan Baju Bermerek Gurita...86 a. Pengenalan masyarakat terhadap hubungan gambar dengan tulisan baju
bermerek Gurita...87 b. Pemahaman masyarakat terhadap hubungan gambar dengan tulisan baju bermerek Gurita ...87 c. Penilaian masyarakat terhadap hubungan gambar dengan tulisan baju bermerek Gurita ...88 d. Keterangan setiap kategori tahu, ragu-ragu, dan tidak tahu berdasarkan indikator pengenalan...89 e. Keterangan setiap kategori paham, ragu-ragu, dan tidak paham
berdasarkan indikator pemahaman...89 f. Keterangan setiap kategori tidak sesuai, agak sesuai, sesuai, sesuai sekali, dan tidak sesuai sekali berdasarkan indikator penilaian...89 3. Skema imej yang terbentuk dari munculnya domain dan persepsi masyarakat dalam tulisan baju bermerek Gurita ...99
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan...100 B. Saran...102
DAFTAR PURTAKA...103 LAMPIRAN
(9)
Nur Lailasari, 2015
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Tulisan adalah kumpulan huruf-huruf atau angka yang dituliskan dalam suatu bahasa tertentu. Tulisan merupakan buah dari pola pikir manusia. Tulisan tidak hanya ditulis padabuku, kertas, dan papan tulis melainkan pada baju, yang terdapat pada baju bermerek Gurita Bandung.
Berdasarkan lamannyahttp://edittag.blogspot.com//, baju bermerek Gurita ini mendapatkan respon yang sangat baik dari pembeli atau masyarakat karena pembeli tertarik dengan tulisan-tulisan pendek pada baju tersebut juga menagih senyuman-senyuman untuk yang melihatnya. Tulisan pendek ini mengandung arti menyanjung diri sendiri. misalnya, “aku pede kok dikatain item”, “aku aslinya ganteng banget”, “nggak semua yang berkulit putih itu cantik”,“sumpah! Ini kaos ukuran S”. Tulisan pendek ini memberikan pesan motivasi yang kuat agar tidak menganggap kekurangan dirinya menjadi hal yang bisa dianggap berat, karena tulisan pada baju merek Gurita menunjukan fenomena yang ada di masyarakat. Tulisan pada baju bermerek Gurita juga seolah-olah menyakinkan kepada pembaca sebagai tanda bahwa jujur. Namun, peneliti disini menemukan hal yang tidak sesuai dengan pernyataan pihak “baju Gurita”, bahwa tulisan pada baju bermerek Gurita itu merupakan penanda kejujuran. Pada kenyataannya, tulisan-tulisan baju bermerek Gurita tersebut tidak semua menunjukan kejujuran. Maka dari itu, peneliti tertarik dengan meneliti tulisan pendek pada baju bermerek Gurita tersebut, karena adanya fenomena bahasa unik juga ingin mengetahui bagaimana kognisi masyarakat tutur dalam memaknai tulisan baju merek Gurita tersebut.
(10)
Gambar. 1
Produk tulisan pada baju ini sebagai representasi media imaji kreator menulis citraan kata-kata, ungkapan, teks lukisan, dan gambar dengan menunjukan citraan simbolik termasuk asosiasi ideologis. Citraan ungkapan yang ditonjolkan pada baju bermerek Gurita ini sebagai simbol kejujuran. Objek penelitian ini lebih banyak peneliti dapatkan dari pihak “baju Gurita”.
Baju bermerek Gurita adalah “baju yang bisa ngomong” yang berisikan tentang tulisan-tulisan pendek yang unik. Gurita memiliki beberapa kios seperti di area Soes Merdeka, Bandung Istana Plaza, area Jl. Trunojoyo, dan Cilandak Town Square. Kini Gurita memusatkan jualan produk hanya di empat tempat, Cihamplas Walk, Cihamplas no. 110, Piset Square jl. Pelajar Pejuang 45 No. 119, dan Trans Studio Mall, bahkan baju bermerek Gurita mempunyai website www.tokogurita.comjuga mempunyai akun Twiter “@guritaindonesia” atau akun Facebook ”Kaos Gurita Bisa Ngomong”.
Kognisi masyarakat tutur terhadap baju bermerek Gurita ini akan menimbulkan pemahaman yang berbeda. Masyarakat memahami tulisan pada baju bermerek Gurita dan adanya perbedaan persepsi anatara teks dengan realita, karena tulisan pada baju bermerek Gurita ini terdapat perubahan makna ungkapan yang tidak sesuai dengan wujud aslinya.
Semua kata tidak mengalami perubahan makna lebih sedikit jika dibandingkan dengan kata yang tidak mengalami perubahan makna. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa makna sebuah kata secara sinkronis (perkembangan dalam waktu yang terbatas) tidak akan berubah, tetapi secara diakronis (perkembangan sepanjang waktu/bersifat historis) ada kemungkinan dapat berubah. Namun, perubahan makna yang terjadi pada
(11)
3
Nur Lailasari, 2015
penelitian ini adalah suatu pengalaman di masyarakat yang disampaikan melalui baju bermerek Gurita yang berupa ungkapan, tetapi ungkapan tersebut tidak sesuai dengan kenyataannya. Contohnya, salah satu tulisan yang ada pada baju bermerek Gurita “Sumpah, aku pernah kurus!” akan tetapi, yang memakai baju tersebut “orang gemuk”.
Gambar. 2 Gambar. 3
Menurut Wikibuku, ungkapan merupakan gabungan kata yang maknanya sudah menyatu dan tidak ditafsikan dengan makna unsur yang membentuknya. Ungkapan adalah gabungan kata yang membentuk arti baru dimana tidak berhubungan dengan kata pembentuk dasarnya. Ungkapan juga dapat digunakan seseorang dalam situasi tertentu untuk mengkiaskan suatu hal. Ungkapan terbentuk dari gabungan dua kata atau lebih. Gabungan kata ini juga tidak ada konteks yang menyertainya karena memiliki dua kemungkinan makna, yaitu makna sebenarnya (denotasi) dan makna tidak sebenarnya (makna kias atau konotasi).
Tulisan-tulisan pendek pada baju bermerek Gurita ini akan di kaji melalui teori Linguistik Kognitif yang di dalamnya terdapat semantik kognitif dan skema imej dalam semantik kognitif.semantik kognitif melihat bagaimana kognisi masyarakat dalam memaknai tulisan baju bermerek Gurita tersebut dengan mengkaitkan dari sudut skema imejseperti apa. Apa itu Semantik Kognitif? Semantik kognitif ini cabang dari linguistik kognitif. Semantik kognitif adalah cabang dari lunguistik kognitif. Cara pandang linguis kognitif yang menyatakan bahwa bahasa mencerminkan struktur konseptual, selanjutnya mengikutkan pandangan bahwa bahasa mencerminkan pengalaman badaniah (embodied experience) (Evans & Green, 2006) hlm. 44-48).
(12)
Sejalan dengan pendapat (Lyons 1995: Hlm. 97) bahwa kognitivisme mengacu pada teori linguistik yang berdasar pada pandangan tradisional tentang arah hubungan sebab akibat antara bahasa dan pikiran.Kognitivisme merupakan bagian dari linguistik fungsional yang menawarkan prinsip yang sangat berbeda dari linguistik formal dalam memandang bahasa. Secara ekternal , linguis fungsional berpendapat bahwa prinsip penggunaan bahasa terwujudkan dalam prinsip kognitif yang sangat umum, dan secara internal mereka berpendapat bahwa penjelasan linguis harus melampaui batas antara berbagai macam tingkatan analisis (Saeed 1997: Hlm. 300). Misalnya, penjelasan tentang pola gramatikal tidak hanya dianalisis melalui prinsip sintaksis yang abstrak, tetapi juga melalui sisi makna yang di kehendaki pembicara dalam konteks tertentu pengguna bahasa (Saeed 1997: Hlm. 300).
Penganut semantik kognitif berpendapat bahwa kita tidak memiliki akses langsung terhadap realitas. Maka dari itu, realitas sebagaimana tercermin dalam bahasa merupakan produk pikiran manusia bersadarkan pengalaman mereka berkembang dan bertingkah laku (Saeed 1997: Hlm. 300). Secara sederhana dapat didefinisikan sebagai penggunaan kata atau frasa untuk makna yang berbeda dari makna literalnya (Cruse 2004: Hlm 198).
Prinsip asas di balik skema ini adalah berdasarkan pengalaman manusia berada dan bernteraksi di dalam dunia ini, mengesankan dan merasakan (perceived). Keadaan di sekeliling, menggerakan tubuh dan lain-lain. oleh karena itu, kita membentuk struktur-struktur konseptual yang kemudiannya digunakan untuk menyusun pemikiran bagi domain-domain yang lebih abstrak.
Semantik kognitif adalah pendekatan yang berdasarkan pengalaman (experientalist approach) yang mengambil dari pengalaman masa lalu dan dunia sekitar. Menurut pendekatan semantik kognitif, makna berdasarkan struktur konseptual yang lazim (conventionalized conseptual structure). Oleh karena itu, struktur semantik mencerminkan kategori mental yang memang telah ada pada manusia berdasarkan pengalaman dengan dunia sekitarnya. Struktur konseptual yang penting dalam semantik kognitif adalah skema imej (image schema), (Saeed, 1997 dalam Jalaludin, N. H dan Rashidin: 2008).
(13)
5
Nur Lailasari, 2015
Adapun penelitian sebelumnya tentang tulisan pada bajuyang diteliti oleh Purwanti (2006) mengenai Analisis Wacana Plesetan Pada Kaos Dagadu Djokdja (kajian pragmatik). Kemudian penelitian yang dilakukan oleh Erliani (2013) mengenai Tindak Tutur Bahasa Indonesia Pada Wacana Grafiti Kaos “Joger” Bali. Selanjutnya, penelitian yang dilakukan oleh Adhitama (2006) mengenai Ilokusi Dalam Wacana Kaos Oblong Joger : Sebuah Analisis Pragmatik.
B. Batasan Masalah
Penelitian ini merupakan perubahan makna ungkapan pada tulisan baju bermerek Gurita Bandung. Keterbatasan peneliti dalam menyelesaikan skripsi ini. Data diambil hanya tulisan baju bermerek Gurita untuk dewasa, karena memiliki ciri khas tersendiri yang berbeda dengan tulisan baju bermerek Gurita lainnya. Dengan demikian peneliti dapat dengan mudah mengkaji data ke dalam semantik kognitif.
C. Rumusan Masalah
Pada penelitian ini dirumuskan masalah-masalah yang nantinya di analisis pada bab pembahasan. Rumusan masalah tersebut adalah sebagai berikut.
1. Jenis domain apa saja yang ada pada tulisan baju bermerek Gurita?
2. Bagaimana persepsi masyarakat tutur terhadap tulisan pada baju bermerek Gurita?
3. Bagaimana skema imej yang muncul dari tulisan baju beremerek Gurita?
D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Mendeskripsikan domain yang ada pada tulisan baju bermerek Gurita;
2. Mendeskripsikanpersepsi masyarakat tutur terhadap tulisan pada baju bermerek Gurita.
(14)
E. Manfaat Penelitian
Penelitian ini memiliki dua manfaat, (1) manfaat secara teoretis dan (2) manfaat secara praktis. Dua manfaat tersebut akan dipaparkan sebagai berikut:
1. Manfaat Teoretis
Secara teoretis, penelitian ini dapat menunjukan adanya skema imej pada tulisan baju bermerek Gurita Bandung, juga berguna sebagai sarana penambah wawasan dalam bidang ilmu pengetahuan khususnya semantik.
2. Manfaat Praktis
Selain manfaat teoretis, penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan sumbangan yang bersifat praktis. Adapun manfaat praktis yang diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai.
a. Contoh untuk pengusaha baju-baju unik/lucu seperti baju bermerek Gurita. b. Referensi untuk penulis buku semantik, khususnya semantik kognitif.
3. Struktur Organisasi Skripsi
Sistematika penulisan yang dilakukan dalm penelitian ini adalah sebagai berikut.
Bab I yakni pendahuluan akan memaparkan latar belakang penelitian, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaaat penelitian, dan struktur organisasi penelitian. Bab II yakni kajian pustaka akan memaparkan mengenai tinjauan pustaka dan kerangka teori, dimana teori yang digunakan mencakup masalah yang ada. Kemudian, Bab III akan menjelasakan metodologi penelitian yang meliputi metode penelitian, desain penelitian, data dan sumber data, definisi operasional, instrumen penelitian, teknik pengumpulan data, dan teknik pengolahan data.
Bab IV yakni temuan dan pembahasan akan membahas bagaimana skemaimej yang ada pada tulisan baju bermerek Gurita yang ada di Kota Bandung, bagaimana persepsi masyarakat terhadap tulisan baju bermerek Gurita tersebut dengan melalui angket yang disebar.
(15)
Nur Lailasari, 2015
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian
Bagan Desain Penelitian 3.1 Pengumpulan Data
1. Catat
2. Dokumentasi 3. Lembar
Angket
Tulisan Pada Baju Bermerek Gurita Bandung
Pengolahan Data
1. Mengidentifikasi tulisan-tulisan yang ada pada baju bermerek Gurita.
2. Menganalisis domain apa saja yang terdapat pada baju bermerek Gurita menurut teori Langacker (dalam Evans & Green, 2006, hlm. 234).
3. Menganalisis makna tulisan baju bermerek Gurita melalui
skema imej menurut teori Vyvyan Evans and Melani Green
(2006).
4. Menganalisis persepsi masyarakat menurut teori Bimo Walgito (1990, hlm. 54-55).
5. Menyimpulkan hasil analisis data secara keseluruhan.
Hasil / temuan
1. Terdapat domain colour dan domain emotion pada tulisan baju Bermerek Gurita. 2. Persepsi masyarakat yang menciptakan bahwa lebih dominan tidak sesuai dengan
kenyataannya.
3. Skema imej yang terbentuk dari domain dan persepsi masyarakat seperti apa.
Simpulan
1. Tulisan baju bermerek Gurita lebih kepada menunjukan suatu fisik atau perasaan. 2. Tulisan baju bermerek Gurita ini terbukti tidak sesuai dnegan karakteristik pemakainya. 3. Mengemas perwujudan pengalaman kepada perkembangan skema imej (konseptual).
(16)
Desain penelitian atau kerangka penelitian di atas merupakan peta dalam penelitian yang berguna sebagai panduan untuk menuntun peneliti ke arah proses penelitian secara benar yang menghasilkan penelitian.
B. Metode Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif-kualitatif. Fokusnya adalah penggambaran secara menyeluruh tentang bentuk, fungsi, dan perubahan makna ungkapan dari tulisan baju bermerek Gurita. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif yang artinya metode penelitian yang berusaha menggambarkan dan menginterpretasi objek sesuai dengan apa adanya. Penelitian ini disebut penelitian kualitatif karena merupakan penelitian yang tidak mengadakan perhitungan.
Penelitian yang diteliti termasuk kategori penelitian bahasa secara sinkronis, yakni penelitian bahasa yang dilakukan dengan mengamati fenomena suatu bahasa pada suatu kurun waktu tertentu, jadi bersifat deskriptif. Dalam penelitian yang bersifat deskriptif atau sinkronis ketiga tahapan penelitian, yaitu penyajian data, analisis data, dan pembahasan hasil analisis tahapan yang harus dilalui. (Mahsun, 2005, hlm. 86)
Melalui metode analisis deskriptif kualitatif yang akan digunakan dalam penelitian ini, peneliti akan menggambarkan dan mendeskripsikan perubahan makna ungkapan pada tulisan baju bermerek Gurita dengan menggunakan teori semantik kognitif. Semantik kognitif merupakan cabang ilmu linguistik yang mengkaji makna suatu kata atau frasa dengan aspek di luar bahasa atau konteks. Konteks berhubungan dengan pemakaian bahasa sebagai produk pemikiran atau pengalaman manusia. selain itu, alasan peneliti meneliti metode deskriptif kualitatif karena peneliti dapat mengidentifikasikan serta mendeskripsikan makna ungkapan yang terdapat pada tulisan baju bermerek Gurita ini yang berbentuk skema imej.
1. Data
Data dalam penelitian ini meliputi data primer dan data sekunder. Berikut adalah uraian-uraiannya.
a. Data primer dalam penelitian ini adalah berupa tulisan-tulisan yang ada pada baju bermerek Gurita di Bandung, karena tulisan tersebut terdapat perubahan
(17)
20
Nur Lailasari, 2015
makna ungkapan yang tidak sesuai dengan karakter pemakainya atau kenyataannya.
b. Data sekunder dalam penelitian ini adalah persepsi masyarakat terhadap orang yang memakai baju bermerek Gurita tersebut. Persepsi dari masyarakat ini didapat melalui tahapan penyebaran daftar pertanyaan tertulis (angket), Karena dengan mengetahui persepsi masyarakat, peneliti dapat dengan mudah mengerjakan analisis data. Masyarakat yang dijadikan responden dalam penelitian ini ditentukan ke dalam pendidikan, pekerjaan, usia, dan jenis kelamin.
2. Sumber Data
Data penelitian ini bersumber dari baju bermerek Gurita yang di jual di jl. Cihamplas No. 112, Bandung, karena di tempat tersebut merupakan toko pusat dari baju bermerek Gurita sehingga peneliti lebih mudah dalam pengambilan data karena baju-bajunya lebih lengkap.
Selanjutnya, sumber data sekunder atau penunjang dalam penelitian di ambil dari persepsi dari masyarakat. Masyarakat yang dijadikan responden dalam penelitian ini ditentukan ke dalam empat kriteria, yaitu menurut pendidikan, pekerjaan, usia, dan jenis kelamin.
C. Definisi Operasional
Pada penelitian yang akan dilakukan ini, terdapat beberapa definisi operasional dari beberapa istilah yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian ini.
1. Perubahan makna adalah perubahan makna pada tulisan baju bermerek Gurita yang tidak sesuai dengan karakter pemakainya.
2. Ungkapan adalah kata-kata yang diungkapkan melalui tulisan pada baju Gurita Bandung.
3. Tulisan baju bermerek Gurita adalah teks yang terdapat pada baju bermerek Gurita dalam menyampaikan pengalaman seseorang.
(18)
D. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar pertanyaan (angket). Berikut adalah rincian dari instrumrn yang digunakan dalam penelitian ini.
1. Lembar Angket
Instrumen yang digunakan peneliti dalam penelitian ini adalah lembar pertanyaan (lembar angket). Jenis angket yang digunakan adalah angket tertutup. Alasan peneliti menggunakan angket agar responden lebih mudah dalam pengisian angket tersebut sehingga lebih efektif dan efisien. Angket ini digunakan untuk mengetahui persepsi masyarakat terhadap orang yang memakai baju bermerek Gurita. Responden dalam penelitian ini adalah remaja, dewasa, dan orang tua karena baju bermerek Gurita dipakai oleh semua kalangan.
Adapun lembar angket yang akan disebar kepada setiap responden adalah sebagai berikut.
1. Pernyataan di bawah ini berhubungan dengan hasil penyerapan atau penerimaan oleh alat-alat indera yang dapat memberi gambaran, tanggapan, atau kesan di dalam pikiran.
a. Apakah Anda mengetahui/mengenal hubungan tulisan dengan orang yang memakai baju bermerek gurita tersebut?
No baju bermerek Gurita tahu
Ragu-ragu
Tidak tahu
Keterangan
1.
(19)
22
Nur Lailasari, 2015 2.
Mataku nggak sipit 3.
Aku jelek? Enak aja! 4.
Pemudi harapan pemuda 5.
(20)
Lagi pura-pura gendu 6.
Jomblo itu pilihan
Aku nggak gendut kok 8.
(21)
24
Nur Lailasari, 2015 9.
Sumpah aku ini blogger 10.
Sumpah ini kaos ukuran S 11.
(22)
12.
Lagi jaga berat badan 13.
Aku aslinya ganteng banget 14.
(23)
26
Nur Lailasari, 2015 15.
Sumpah kulitku pernah putih 16.
Hidungku nggak pesek 17.
(24)
18.
Aku nggak ceking kok 19.
Aku kurus kan? 20.
Aku pasti bakal kurus 21.
(25)
28
Nur Lailasari, 2015
Maaf, wajahku sedang dirawat 22.
Pengen punya rekening gendut 23.
Maaf. Aku sudah ada yang punya 24.
(26)
25.
Tidak semua yang berkulit putih itu cantik
26.
Bukan Artis 27.
(27)
30
Nur Lailasari, 2015 28.
Sumpah Aku Pecinta Marching Band
29.
Masih Single 30.
(28)
2. Pertanyaan di bawah ini berhubungan dengan hasil pengertian atau pemahaman yang nantinya akan diorganisir, digolong-golongkan (diklasifikasi), dibandingkan, diinterpretasi.
A. Apakah Anda memahami hubungan tulisan dengan orang yang memakai baju bermerek Gurita tersebut?
No Baju Bermerek Gurita Paham
Ragu-ragu
Tidak Paham
Keterangan
1. Kulitku nggak item kok 2. Mataku nggak sipit 3. Aku jelek? Enak aja! 4. Pemudi harapan pemuda 5. Aku lagi pura-pura gendut 6. Jomblo itu pilihan
7. Aku nggak gendut kok 8. Aku Cuma orang biasa 9. Sumpah aku ini blogger 10. Sumpah kaos ini ukuran S 11. Aku lagi nyamar jadi oeang
jelek
12. Lagi jaga berat badan 13. Aku aslinya ganteng banget 14. Sumpah aku pernah kurus 15. Sumpah kulitku pernah putih 16. Hidungku nggak pesek
17. Biar pendek tapi pedenya tinggi 18. Aku nggak ceking kok
19. Aku kurus kan? 20. Aku pasti bakal kurus
21. Maaf, wajahku sedah dirawat 22. Pengen punya rekening gendut 23. Maaf, aku sudah ada yang
punya
24. Sumpah aku ini Musisi 25. Tidak semua yang berkulit
putih itu cantik 26. Bukan Artis
27. Sumpah aku pernah gendut 28. Sumpah aku pecinta marching
band
29. Masih Single
(29)
32
Nur Lailasari, 2015
3. Pertanyaan di bawah ini berhubungan dengan hasil penilaian dan evaluasi setelah mengetahui dari pengertian dan pemahaman sehingga menimbulkan hasil penilaian individu.
A. Apa yang Anda pikirkan ketika melihat hubungan tulisan dengan orang yang memakai baju bermerek Gurita tersebut?
No Baju Bermerek Gurita Tidak sesuai
Agak sesuai
sesuai sesuai sekali
Sangat sesuai sekali 1. Kulitku nggak item kok
2. Mataku nggak sipit 3. Aku jelek? Enak aja! 4. Pemudi harapan pemuda 5. Aku lagi pura-pura gendut
6 Jomblo itu pilihan 7. Aku nggak gendut kok 8. Aku Cuma orang biasa 9. Sumpah aku ini blogger 10. Sumpah kaos ini ukuran S 11. Lagi nyamar jadi orang jelek 12. Lagi jaga berat badan
13. Aku aslinya ganteng banget 14. Sumpah aku pernah kurus 15. Sumpah kulitku pernah putih 16. Hidungku nggak pesek
17. Biar pendek tapi pedenya tinggi
18. Aku nggak ceking kok 19. Aku kurus kan? 20. Aku pasti bakal kurus 21. Maaf, wajahku sedang
dirawat
22. Pengen punya rekening gendut
23. Maaf, aku sudah ada yang punya
24. Sumpah aku ini musisi 25. Tidak semua yang berkulit
putih itu cantik 26. Bukan Artis
27. Sumpah Aku Pernah Gendut 28. Sumpah aku pecinta
(30)
marching band 29. Masih single
30. Serius Aku Sebenernya Cakep
E. Teknik Pengumpulan Data
Pada teknik pengumpulan data, penelitian ini menggunakan beberapa metode. Berikut ini penjelasan dari teknik pengumpulan data yang digunakan, yaitu:
1. Teknik Catat
Teknik catat dilakukan untuk mencatat dan mengumpulkan berbagai tulisan yang ada pada baju bermerek Gurita. Penelti mencatat berbagai tulisan pada baju bermerek Gurita di Bandung. Pencatatan dapat dilakukan pada kartu data yang telah disediakan atau akan disediakan. Setelah pencatatan, peneliti melakukan klasifikasi atau pengelompokan (Muhammad, 2011 hlm. 211).
2. Teknik Angket
Angket ini digunakan untuk mengetahui persepsi masyarakat terhadap tulisan pada baju bermerek Gurita dengan cara membagi daftar pertanyaan kepada responden agar responden bisa memberikan jawaban. Angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket tertutup. Responden dalam penelitian ini adalah remaja, dewasa, dan orang tua dari usia 17-31 karena baju beremerek Gurita ini dipakai oleh semua kalangan. Analisis angket ini dilihat dari segi usia, yaitu rentang usia remaja awal hingga remaja lanjut 17-19 tahun, dewasa awal 20-25 tahun, dan dewasa menengah 26-31 tahun, Hurlock E.B, (1998).
3. Dokumentasi
Dokumentasi dalam penelitian ini adalah pengumpulan informasi berupa data bahasa dengan menggunakan kamera sebagai alat bantu. Teknik ini digunakan untuk mendokumentasikan orang yang memkai baju bermerek Gurita karena orang yang memakai baju tersebut tidak sesuai dengan kenyataannya.
(31)
34
Nur Lailasari, 2015
F. Teknik Pengolahan Data
Setelah data terkumpul melalui tahapan pengumpulan data. Data kemudian dianalisis. Penganalisisan data dilakukan dengan menentukan hal-hal sebagai berikut.
1. Mengidentifikasi tulisan-tulisan yang ada pada baju bermerek Gurita.
2. Menganalisis domain apa saja yang terdapat pada baju bermerek Gurita menurut teori Langacker (dalam Evans & Green, 2006, hlm. 234).
3. Menganalisis persepsi masyarakat menurut teori Bimo Walgito (1990, hlm. 54-55).
4. Menganalisis makna tulisan baju bermerek Gurita melalui skema imej menurut teori Vyvyan Evans and Melani Green (2006).
5. Menyimpulkan hasil analisis data secara keseluruhan.
G. Contoh Analisis 1. Domain
“Sumpah. Mataku gak sipit!”
Data tersebut termasuk ke dalam domain colour karena terdapat kata yang hanya dapat dirasakan oleh indra penglihatan seperti sipit.
(32)
2. Persepsi
Diagram Indikator Persepsi Pengenalan Hubungan Tulisan dengan Gambar pada Baju Bermerek Gurita Rentang Usia 17-19 Tahun.
56% 39%
5%
mengetahui ragu-ragu tidak mengetahui
(33)
36
Nur Lailasari, 2015 3. Skema imej
“Kulitku nggak Item kok”
Skema Imej :
Dapat dilihat dari bagan di atas bahwa skema imej yang terbentuk dari data
Kulitku Nggak Item kok memiliki imej yang berhubungan dengan domain colour dan
persepsi masyarakat yang tidak sesuai dengan kenyataannya, yaitu warna kulitnya benar-benar hitam, tidak mau dibilang hitam, ingin mempunyai kulit putih, dan tidak mau mempunyai kulit hitam.
Kulitku nggak item kok
RANAH
- colour
PERSEPSI
Tidak Sesuai
Skema Imej
- Warna kulitnya benar-benar hitam - Tidak mau dibilang hitam
- Ingin mempunyai kulit putih - Tidak mau mempunyai kulit hitam
(34)
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Simpulan hasil peneltian ini terkait dengan rumusan masalah penelitian perubahan makna ungkapan pada tulisan baju bermerek Gurita Bandung. Adalah sebagai berikut.
Pertama, domain yang muncul pada tulisan baju bermerek Gurita tersebut
adalah domain colour dan domain emotion. Namun, lebih banyak terdapat domain
colour dibandingkan domain emotion. Terdapat 3.6% data yang termasuk ke dalam domain colour, 3,3% data yang termasuk ke dalam domain emotion, dan 2,1% data
yang termasuk ke dalam domain colour dan domain emotion. Hal tersebut karena jenis data tulisan baju bermerek Gurita lebih kepada menunjukan suatu fisik atau perasaan.
Kedua, hasil angket terhadap penutur tulisan baju bermerek Gurita yang
dilihat dari rentang usia, remaja awal hingga remaja lanjut 17-19 tahun, dewasa awal 20-25 tahun, dan dewasa menengah 26-31 tahun yang di klasifikasikan berdasarkan indikator persepsi, yaitu pengenalan, pemahaman, dan penilaian. Rentang usia 17-19 tahun berdasarkan indikator pengenalan, sebanyak 55,6% mengetahui, sebanyak 39% ragu-ragu, dan sebanyak 5% tidak mengetahui hubungan tulisan dengan gambar pada baju bermerek Gurita, berdasarkan indikator pemahaman sebanyak 53% mengetahui, sebanyak 44,3% ragu-ragu, dan sebanyak 3,3% tidak memahami hubungan tulisan dengan gambar pada baju bermerek Gurita, dan berdasarkan indikator penilaian sebanyak 58,6% tidak sesuai, sebanyak 25,3% agak sesuai, sebanyak 12,3% sesuai, 4% sesuai sekali, dan sebanyak 0% sangat sesuai sekali hubungan tulisan dengan gambar pada tulisan baju bermerek Gurita.
Rentang usia 20-25 tahun berdasarkan indikator pengenalan, sebanyak 40,5% mengetahui, sebanyak 46,8% ragu-ragu, dan sebanyak 13% tidak mengetahui hubungan tulisan dengan gambar pada baju bermerek Gurita, berdasarkan indikator pemahaman, sebanyak 63,8% memahami, sebanyak 30,6% ragu-ragu, dan sebanyak 5,5% tidak memahami hubungan tulisan dengan gambar pada baju bermerek Gurita, dan berdasarkan indikator penilaian, sebanyak 45,8% tidak sesuai, sebanyak 30,6% agak
(35)
101
Nur Lailasari, 2015
sesuai, sebanyak 15,1% sesuai, sebanyak 5,3% sesuai sekali, dan sebanyak 0% sangat sesuai sekali hubungan tulisan dengan gambar pada tulisan baju bermerek Gurita.
Rentang usia 26-31 tahun berdasarkan indikator pengenalan, sebanyak 61,5% mengetahui, sebanyak 31% ragu-ragu, dan sebanyak 8% tidak mengetahui hubungan tulisan dengan gambar pada baju bermerek Gurita, berdasarkan indikator pemahaman, sebanyak 58% memahami, sebanyak 30% ragu-ragu, dan sebanyak 11,6% tidak memahami hubungan tulisan dengan gambar pada baju bermerek Gurita, dan berdasarkan indikator penilaian, sebanyak 41,3% tidak sesuai, sebanyak 34% agak sesuai, sebanyak 25,3% sesuai, sebanyak 1% sesuai sekali, dan sebanyak 0% sangat sesuai sekali hubungan tulisan dengan gambar pada baju bermerek Gurita.
Dapat dilihat dari keseluruhan hasil angket dari usia 17-31 tahun berdasarkan indikator pengenalan, yaitu lebih banyak mengetahui dibandingkan tidak mengetahui hubungan gambar dengan tulisan baju bermerek Gurita. Berdasarkan indikator pemahaman, yaitu lebih banyak memahami dibandingkan tidak memahami hubungan gambar dengan tulisan baju bermerek Gurita. Berdasarkan indikator penilaian, yaitu lebih banyak tidak sesuai dibandingkan sesuai hubungan gambar dengan tulisan baju bermerek Gurita. Oleh karena itu, tulisan baju bermerek Gurita terbukti tidak sesuai dengan kenyataannya yang sesuai dengan penelitian ini, yaitu perubahan makna ungkapan pada tulisan baju bermerek Gurita Bandung.
Dari semua keterangan orang-orang yang memakai baju bermerek Gurita tersebut tidak semua hubungan antara tulisan dengan orang yang memakai baju bermerek Gurita mengalami perubahan makna, karena foto tersebut tidak semua diambil oleh peneliti melainkan dari pihak kantor toko Gurita.
Ketiga, skema imej yang terdapat pada tulisan baju bermerek Gurita ini
terbentuk dari domain dan persepsi masyarakat, yaitu berdasarkan angket yang disebar. Skema imej yang mengemas dan menyusun perwujudan berupa pengalaman kepada perkembangan skema imej tentang sistem konseptual.
Skema imej dalam tulisan baju bermerek Gurita menggambarkan fisik, perasaan percaya diri atau tidak percaya diri terhadap fisik, status, dan sikap. Sebanyak 47% yang menggambarkan fisik, sebanyak 34,8% yang menggambarkan perasaan, sebanyak 4,7% yang menggambarkan status, dan 13,5% menggambarkan sikap.
(36)
B. Saran
Penelitian ini mengenai “Perubahan Makna Ungkapan pada Tulisan Baju
Bermerek Guirta Bandung”. Peneliti ini merupakan tulisan pada baju bermerek Gurita
yang tidak sesuai dengan karakteristik pemakainya atau kenyataannya. Baju bermerek Gurita ini banyak dikenal oleh semua kalangan mulai dari anak-anak, remaja hingga dewasa. Penelitian ini menggunakan kajian semantik kognitif sebagai pisau analisis dalam mengkaji domain, Persepsi (angket), dan skema imej pada tulisan baju bermerek Gurita, dalam penelitian ini peneliti menganalisis jenis domain menggunakan teori Evans dan Green. Selain itu, peneliti menganalisis persepsi menggunakan teori indikator persepsi Bimo Walgito, dan kemudian menganalisis skema imej menggunakan teori Evans dan Green.
Selanjutnya peneliti mempunyai saran untuk penelitian- penelitian berikutnya yang akan melakukan penelitian mengenai perubahan makna ungkapan pada tulisan baju bermerek Gurita bandung. Adapun saran-saran sebagai berikut;
a. Penelitian pada tulisan baju bermerek gurita selanjutnya diharapkan menganalisis dengan kajian Pragmatik.
b. Penelitian ini juga dapat menganalisis dengan objek yang berbeda, misalnya tulisan pada baju Persib dengan kajian yang sama, yaitu semantik kognitif.
(37)
Nur Lailasari, 2015
DAFTAR PUSTAKA
Adhitama, A. S. (2006). Ilokusidalam wacana kaos oblong joger: sebuah analisis
pragmatik. Skripsi Sastra Indonesia Universitas Udayana.
Chaer, Abdul. (2009). Semantik. Edisi Revisi. Jakarta: Rineka Cipta.
Cruse. (2004). Semantik kognitif. Tulisan scribd oleh Makyun Subuki. [Online]. Tersedia di: http://scribd.com//. Diakses November 2014.
Erliani, D. D. (2013). Tindak tutur bahasa indonesia pada wacana grafiti kaos “joger”
bali. Skripsi Sastra Indonesia Universitas Jember.
Evans, V. dan Green. M. (2006). Cognitive Linguistics an Introductions. Edinburgh: Edinburght University Press.
Gardenfors. (2009). Semantik kognitif. Skripsi Kajian Pustaka Universitas Widyatama. [Online]. Tersedia di: http://repository.widyatama.ac.id//. Diakses November 2014.
Hurlock, E.B. (1998). Perkembangan Anak. Ahli bahasa oleh Soejarmo dan Istiwidayanti. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Jalaludin Rakhmat. (2007). Persepsi dalam Proses Belajar dan Mengajar. Jakarta: Rajawali Press.
Kaos Gurita. Sejarah Gurita. [Online]. Tersedia di: http://kaosgurita.com//. Diakses Agustus 2014.
Kaos Gurita. Personal banding dengan kaos ala gurita bandung. [Online]. Tersedia di:
http://edittag.blogspot.com//. Diakses Agustus 2014.
Lakoff, G. Johnson, M. (1980). Metaphors we live by. Chicago: Chicago University Press.
Lyons, John. (1995). Semantics. Cambridge: cambridge University. Mahsun, M. (2011). Metode penelitian bahasa. Jakarta: Rajawali.
Muhammad. (2011). Metode Penelitian Bahasa. Yogyakarta: AR-RUZZ MEDIA. Notoadmojo, Soekidjo. (2003). Pendidikan dan Perilaku. Jakarta: Rineka Cipta.
(38)
Purwanti. (2006). Analisis wacana plesetan pada kaos dagadu djokdja: kajian
pragmatik. Skripsi Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret
Surakarta.
Saeed, John I. 1997 Semantics. Oxford: blackwell Publisher.
Sugihartono, dkk. 2007. Psikologi Pendidikan. Yogyakarta: UNY Press.
Wlagito, Bimo. (1990). Pengantar Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Edisi Revisi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
(1)
36
Nur Lailasari, 2015
3. Skema imej
“Kulitku nggak Item kok” Skema Imej :
Dapat dilihat dari bagan di atas bahwa skema imej yang terbentuk dari data Kulitku Nggak Item kok memiliki imej yang berhubungan dengan domain colour dan persepsi masyarakat yang tidak sesuai dengan kenyataannya, yaitu warna kulitnya benar-benar hitam, tidak mau dibilang hitam, ingin mempunyai kulit putih, dan tidak mau mempunyai kulit hitam.
Kulitku nggak item kok
RANAH - colour
PERSEPSI Tidak Sesuai
Skema Imej
- Warna kulitnya benar-benar hitam - Tidak mau dibilang hitam
- Ingin mempunyai kulit putih - Tidak mau mempunyai kulit hitam
(2)
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Simpulan hasil peneltian ini terkait dengan rumusan masalah penelitian perubahan makna ungkapan pada tulisan baju bermerek Gurita Bandung. Adalah sebagai berikut.
Pertama, domain yang muncul pada tulisan baju bermerek Gurita tersebut adalah domain colour dan domain emotion. Namun, lebih banyak terdapat domain colour dibandingkan domain emotion. Terdapat 3.6% data yang termasuk ke dalam domain colour, 3,3% data yang termasuk ke dalam domain emotion, dan 2,1% data yang termasuk ke dalam domain colour dan domain emotion. Hal tersebut karena jenis data tulisan baju bermerek Gurita lebih kepada menunjukan suatu fisik atau perasaan.
Kedua, hasil angket terhadap penutur tulisan baju bermerek Gurita yang dilihat dari rentang usia, remaja awal hingga remaja lanjut 17-19 tahun, dewasa awal 20-25 tahun, dan dewasa menengah 26-31 tahun yang di klasifikasikan berdasarkan indikator persepsi, yaitu pengenalan, pemahaman, dan penilaian. Rentang usia 17-19 tahun berdasarkan indikator pengenalan, sebanyak 55,6% mengetahui, sebanyak 39% ragu-ragu, dan sebanyak 5% tidak mengetahui hubungan tulisan dengan gambar pada baju bermerek Gurita, berdasarkan indikator pemahaman sebanyak 53% mengetahui, sebanyak 44,3% ragu-ragu, dan sebanyak 3,3% tidak memahami hubungan tulisan dengan gambar pada baju bermerek Gurita, dan berdasarkan indikator penilaian sebanyak 58,6% tidak sesuai, sebanyak 25,3% agak sesuai, sebanyak 12,3% sesuai, 4% sesuai sekali, dan sebanyak 0% sangat sesuai sekali hubungan tulisan dengan gambar pada tulisan baju bermerek Gurita.
Rentang usia 20-25 tahun berdasarkan indikator pengenalan, sebanyak 40,5% mengetahui, sebanyak 46,8% ragu-ragu, dan sebanyak 13% tidak mengetahui hubungan tulisan dengan gambar pada baju bermerek Gurita, berdasarkan indikator pemahaman, sebanyak 63,8% memahami, sebanyak 30,6% ragu-ragu, dan sebanyak 5,5% tidak memahami hubungan tulisan dengan gambar pada baju bermerek Gurita, dan berdasarkan indikator penilaian, sebanyak 45,8% tidak sesuai, sebanyak 30,6% agak
(3)
101
Nur Lailasari, 2015
sesuai, sebanyak 15,1% sesuai, sebanyak 5,3% sesuai sekali, dan sebanyak 0% sangat sesuai sekali hubungan tulisan dengan gambar pada tulisan baju bermerek Gurita.
Rentang usia 26-31 tahun berdasarkan indikator pengenalan, sebanyak 61,5% mengetahui, sebanyak 31% ragu-ragu, dan sebanyak 8% tidak mengetahui hubungan tulisan dengan gambar pada baju bermerek Gurita, berdasarkan indikator pemahaman, sebanyak 58% memahami, sebanyak 30% ragu-ragu, dan sebanyak 11,6% tidak memahami hubungan tulisan dengan gambar pada baju bermerek Gurita, dan berdasarkan indikator penilaian, sebanyak 41,3% tidak sesuai, sebanyak 34% agak sesuai, sebanyak 25,3% sesuai, sebanyak 1% sesuai sekali, dan sebanyak 0% sangat sesuai sekali hubungan tulisan dengan gambar pada baju bermerek Gurita.
Dapat dilihat dari keseluruhan hasil angket dari usia 17-31 tahun berdasarkan indikator pengenalan, yaitu lebih banyak mengetahui dibandingkan tidak mengetahui hubungan gambar dengan tulisan baju bermerek Gurita. Berdasarkan indikator pemahaman, yaitu lebih banyak memahami dibandingkan tidak memahami hubungan gambar dengan tulisan baju bermerek Gurita. Berdasarkan indikator penilaian, yaitu lebih banyak tidak sesuai dibandingkan sesuai hubungan gambar dengan tulisan baju bermerek Gurita. Oleh karena itu, tulisan baju bermerek Gurita terbukti tidak sesuai dengan kenyataannya yang sesuai dengan penelitian ini, yaitu perubahan makna ungkapan pada tulisan baju bermerek Gurita Bandung.
Dari semua keterangan orang-orang yang memakai baju bermerek Gurita tersebut tidak semua hubungan antara tulisan dengan orang yang memakai baju bermerek Gurita mengalami perubahan makna, karena foto tersebut tidak semua diambil oleh peneliti melainkan dari pihak kantor toko Gurita.
Ketiga, skema imej yang terdapat pada tulisan baju bermerek Gurita ini terbentuk dari domain dan persepsi masyarakat, yaitu berdasarkan angket yang disebar. Skema imej yang mengemas dan menyusun perwujudan berupa pengalaman kepada perkembangan skema imej tentang sistem konseptual.
Skema imej dalam tulisan baju bermerek Gurita menggambarkan fisik, perasaan percaya diri atau tidak percaya diri terhadap fisik, status, dan sikap. Sebanyak 47% yang menggambarkan fisik, sebanyak 34,8% yang menggambarkan perasaan, sebanyak 4,7% yang menggambarkan status, dan 13,5% menggambarkan sikap.
(4)
102
B. Saran
Penelitian ini mengenai “Perubahan Makna Ungkapan pada Tulisan Baju
Bermerek Guirta Bandung”. Peneliti ini merupakan tulisan pada baju bermerek Gurita
yang tidak sesuai dengan karakteristik pemakainya atau kenyataannya. Baju bermerek Gurita ini banyak dikenal oleh semua kalangan mulai dari anak-anak, remaja hingga dewasa. Penelitian ini menggunakan kajian semantik kognitif sebagai pisau analisis dalam mengkaji domain, Persepsi (angket), dan skema imej pada tulisan baju bermerek Gurita, dalam penelitian ini peneliti menganalisis jenis domain menggunakan teori Evans dan Green. Selain itu, peneliti menganalisis persepsi menggunakan teori indikator persepsi Bimo Walgito, dan kemudian menganalisis skema imej menggunakan teori Evans dan Green.
Selanjutnya peneliti mempunyai saran untuk penelitian- penelitian berikutnya yang akan melakukan penelitian mengenai perubahan makna ungkapan pada tulisan baju bermerek Gurita bandung. Adapun saran-saran sebagai berikut;
a. Penelitian pada tulisan baju bermerek gurita selanjutnya diharapkan menganalisis dengan kajian Pragmatik.
b. Penelitian ini juga dapat menganalisis dengan objek yang berbeda, misalnya tulisan pada baju Persib dengan kajian yang sama, yaitu semantik kognitif.
(5)
Nur Lailasari, 2015
DAFTAR PUSTAKA
Adhitama, A. S. (2006). Ilokusidalam wacana kaos oblong joger: sebuah analisis pragmatik. Skripsi Sastra Indonesia Universitas Udayana.
Chaer, Abdul. (2009). Semantik. Edisi Revisi. Jakarta: Rineka Cipta.
Cruse. (2004). Semantik kognitif. Tulisan scribd oleh Makyun Subuki. [Online]. Tersedia di: http://scribd.com//. Diakses November 2014.
Erliani, D. D. (2013). Tindak tutur bahasa indonesia pada wacana grafiti kaos “joger” bali. Skripsi Sastra Indonesia Universitas Jember.
Evans, V. dan Green. M. (2006). Cognitive Linguistics an Introductions. Edinburgh: Edinburght University Press.
Gardenfors. (2009). Semantik kognitif. Skripsi Kajian Pustaka Universitas Widyatama. [Online]. Tersedia di: http://repository.widyatama.ac.id//. Diakses November 2014.
Hurlock, E.B. (1998). Perkembangan Anak. Ahli bahasa oleh Soejarmo dan Istiwidayanti. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Jalaludin Rakhmat. (2007). Persepsi dalam Proses Belajar dan Mengajar. Jakarta: Rajawali Press.
Kaos Gurita. Sejarah Gurita. [Online]. Tersedia di: http://kaosgurita.com//. Diakses Agustus 2014.
Kaos Gurita. Personal banding dengan kaos ala gurita bandung. [Online]. Tersedia di: http://edittag.blogspot.com//. Diakses Agustus 2014.
Lakoff, G. Johnson, M. (1980). Metaphors we live by. Chicago: Chicago University Press.
Lyons, John. (1995). Semantics. Cambridge: cambridge University. Mahsun, M. (2011). Metode penelitian bahasa. Jakarta: Rajawali.
Muhammad. (2011). Metode Penelitian Bahasa. Yogyakarta: AR-RUZZ MEDIA. Notoadmojo, Soekidjo. (2003). Pendidikan dan Perilaku. Jakarta: Rineka Cipta.
(6)
104
Purwanti. (2006). Analisis wacana plesetan pada kaos dagadu djokdja: kajian pragmatik. Skripsi Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Saeed, John I. 1997 Semantics. Oxford: blackwell Publisher.
Sugihartono, dkk. 2007. Psikologi Pendidikan. Yogyakarta: UNY Press.
Wlagito, Bimo. (1990). Pengantar Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Edisi Revisi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.