PROGRAM BIMBINGAN BELAJAR UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BERPRESTASI PESERTA DIDIK : Penelitian Eksperimen Murni terhadap Peserta Didik Kelas X SMK Negeri 3 Cimahi Tahun Ajaran 2012/2013.

(1)

PROGRAM BIMBINGAN BELAJAR UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BERPRESTASI PESERTA DIDIK

(Penelitian Eksperimen Murni terhadap Peserta Didik Kelas X SMK Negeri 3 Cimahi Tahun Ajaran 2012/2013)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan

Oleh

Syukron Fadlillah 0800199

JURUSAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN DAN BIMBINGAN FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2013


(2)

Syukron Fadillah, 2014

Program Bimbingan Belajar Untuk Meningkatkan Motivasi Berprestasi Peserta Didik Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Halaman Hak Cipta untuk Mahasiswa S1

==================================================================

PROGRAM BIMBINGAN BELAJAR UNTUK

MENINGKATKAN MOTIVASI BERPRESTASI

PESERTA DIDIK

Oleh Syukron Fadlillah

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Ilmu Pendidikan

© Syukron Fadlillah 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Desember 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

SYUKRON FADLILLAH 0800199

PROGRAM BIMBINGAN BELAJAR

UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BERPRESTASI PESERTA DIDIK

(Penelitian Eksperimen Murni Terhadap Peserta Didik Kelas X SMK Negeri 3 Cimahi Tahun 2012/2013)

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH: Pembimbing I,

Drs. Yaya Sunarya, M.Pd. NIP. 19591130 198703 1 002

Pembimbing II

Dra. Tati Kustiawati, M.Pd. NIP. 19620519 198603 2 002

Mengetahui / Mengesahkan Ketua Jurusan

Psikologi Pendidikan dan Bimbingan

Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia

Dr. H. Nandang Rusmana, M. Pd. NIP 19600501 198603 1 004


(4)

Syukron Fadillah, 2014

Program Bimbingan Belajar Untuk Meningkatkan Motivasi Berprestasi Peserta Didik Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRAK

Syukron Fadlillah. (2013). Program Bimbingan Belajar untuk Meningkatkan Motivasi Berprestasi Peserta Didik (Penelitian Eksperimen Murni Terhadap Peserta Didik Kelas X SMK Negeri 3 Cimahi Tahun Ajaran 2012/2013)

Tujuan umum penelitian ini adalah untuk menghasilkan program bimbingan belajar yang efektif untuk meningkatkan motivasi berprestasi peserta didik. Metode penelitian yang digunakan adalah eksperimen murni dengan desain penelitian Pretest-Posttest Control Group Design. Teknik sampling yang digunakan yaitu Purposive Sampling. Metode dan desain penelitian ini digunakan untuk menguji keefektifan program bimbingan belajar untuk meningkatkan motivasi berprestasi peserta didik dengan jumlah masing-masing kelompok 40 orang pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dengan membandingkan hasil pretest dan posttest. Instrumen yang digunakan yaitu angket motivasi berprestasi peserta didik. Hasil penelitian yang diperoleh yaitu: (1) tingkat motivasi berprestasi peserta didik secara umum berada pada kategori sedang dengan persentase 0,96% berada pada kategori tinggi, 99.04% sedang dan 0.00% rendah; (2) rumusan program bimbingan belajar yang dinyatakan layak oleh pakar dan praktisi meliputi: Rasional, Deskripsi Kebutuhan, Tujuan Program, Sasaran Program, Rencana Operasional, Pengembangan Tema/Topik, Evaluasi dan Tindak Lanjut, dan Indikator Keberhasilan; dan (3) program bimbingan belajar terbukti tidak efektif dengan tidak adanya peningkatan yang signifikan pada tingkat motivasi berprestasi peserta didik. Rekomendasi berdasarkan hasil penelitian diberikan kepada (1)guru bimbingan dan konseling dan (2) peneliti selanjutnya.


(5)

ABSTRACT

Syukron Fadlillah. (2013). Academic Guidance Program to Enhance Achievement Motive of Students (An Experimental Study of Students in 10th

Grade Attended SMKN 3 Cimahi Vocational High School in 2012/2013 Acacemic Year)

The general purpose of this research is to produce an effective academic guidance programs to enhance achievement motive of students. This research used the quantitative approach with pure experiments methods and Pretest-Posttest Control Group Design. The sampling techniques that used in this research are Purposive Sampling. The research methods and design were used to test the effectiveness of academic guidance programs to enhance achievement motive of students. Each group consisted of 40 people in a control group and experimental group with a comparation of pretest and posttest results. The research instrument

that used is student’s achievement motive questionaire. The research results show

that: (1) general motivation level of students was in high category that showed by percentage 0,96%, in medium category that showed by percentage 99,04% and in low category that showed by percentage 0,00%; (2) the academic guidance program to enhance achievement motive of students that was claimed feasible by experts and practitioners including: rational, objective needs, program descriptions, program objectives, operational plans, development of themes/topics, evaluation and follow-up, also indicators of success; (3) academic guidance program proved ineffective in regard to absence of a significant increase in the level of student’s achievment motive. Recommendations was given based on the research results to (1) the school counselor and (2) next researcher.

Key word : Academic guidance program, achievement motive, vocational high


(6)

Syukron Fadillah, 2014

Program Bimbingan Belajar Untuk Meningkatkan Motivasi Berprestasi Peserta Didik Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR ISI

ABSTRAK i

KATA PENGANTAR ii

UCAPAN TERIMA KASIH iii

DAFTAR ISI vi

DAFTAR GAMBAR viii

DAFTAR TABEL ix

DAFTAR GRAFIK xi

BAB I PENDAHULUAN 1

A. Latar Belakang Masalah 1

B. Identifikasi dan Perumusan Masalah 5

C. Tujuan Penelitian 7

D. Manfaat Penelitian 7

E. Struktur Organisasi Skripsi 8

BAB II MOTIVASI BERPRESTASI DAN PROGRAM BIMBINGAN BELAJAR

9

A. Konsep Motivasi Berprestasi 9

B. Program Bimbingan Belajar 20

C. Penelitian Terdahulu 31

D. Kerangka Berpikir 33

E. Hipotesis Penelitian 36

BAB III METODE PENELITIAN 37

A. Lokasi dan Subjek Penelitian 37

B. Pendekatan dan Metode Penelitian 40

C. Definisi Operasional Variabel 42

D. Instrumen Penelitian 44

E. Teknik Pengumpulan Data 49

F. Teknik Analisis Data 50

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 58

A. Hasil Penelitian 58

1. Profil Motivasi Berprestasi Peserta Didik Kelas X SMK Negeri 3 Cimahi Tahun Ajaran 2012/2013

58 2. Rumusan Progam Bimbingan Belajar Yang Layak Menurut Pakar

dan Praktisi

63 3. Efektivitas Program Bimbingan Belajar untuk Meningkatkan

Motivasi Berprestasi Peserta Didik Kelas X SMK Negeri 3 Cimahi Tahun Ajaran 2012/2013

66

B. Pembahasan Hasil Penelitian 83

1. Profil Motivasi Berprestasi Peserta Didik Kelas X SMK Negeri 3 Cimahi Tahun Ajaran 2012/2013

83

2. Rumusan Program Bimbingan Belajar 94

3. Gambaran Efektivitas Program Bimbingan Belajar untuk Meningkatkan Motivasi Berprestasi Peserta Didik


(7)

C. Keterbatasan Penelitian 100

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 102

A. Kesimpulan 102

B. Rekomendasi 102

DAFTAR PUSTAKA 104


(8)

Syukron Fadillah, 2014

Program Bimbingan Belajar Untuk Meningkatkan Motivasi Berprestasi Peserta Didik Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR GAMBAR

Gambar Hal

2.1 Skema Motivasi Berprestasi 13

2.2 Bagan Peningkatan Motivasi Berprestasi Peserta Didik Melalui Program Bimbingan Belajar


(9)

DAFTAR TABEL

Tabel Hal

3.1 Populasi Penelitian Peserta Didik Kelas X SMK Negeri 3 Cimahi Tahun Ajaran 2012/2013

38

3.2 Distribusi Motivasi Berprestasi Peserta Didik Kelas X SMK Negeri 3 Cimahi Tahun Ajaran 2012/2013 Berdasarkan Kategori

39

3.3 Teknik Pengambilan Sampel 39

3.4 Sampel Penelitian 40

3.5 Skema Model Pretest-Posttest Control Group Design 41 3.6 Kisi-Kisi Instrumen Motivasi Berprestasi (sebelum uji coba) 45 3.7 Kisi-Kisi Instrumen Motivasi Berprestasi (setelah uji coba) 46

3.8 Hasil Uji Validitas Instrumen 48

3.9 Tingkat Reliabilitas Instrumen 49

3.10 Interpretasi Reliabilitas 49

3.11 Pedoman Skor Setiap Item Pernyataan 51

3.12 Kategorisasi Motivasi Berprestasi Peserta Didik 52 3.13 Hasil Perhitungan Kriteria Motivasi Berprestasi Peserta Didik 52 3.14 Kategori Tingkat Motivasi Berprestasi Peserta Didik 52

4.1 Distribusi Motivasi Berprestasi Peserta Didik Kelas X SMK Negeri 3 Cimahi Tahun Ajaran 2012/2013 Berdasarkan Kategori

58

4.2 Profil Umum Motivasi Berprestasi Peserta Didik Kelas X SMK Negeri 3 Cimahi Tahun Ajaran 2012/2013


(10)

Syukron Fadillah, 2014

Program Bimbingan Belajar Untuk Meningkatkan Motivasi Berprestasi Peserta Didik Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel Hal

4.3 Distribusi Frekuensi Motivasi Berprestasi Peserta Didik Kelas X SMK Negeri 3 Cimahi Tahun Ajaran 2012/2013 Berdasarkan Aspek dan Indikator

61

4.4 Profil Motivasi Berprestasi Peserta Didik Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol

62

4.5 Perbandingan Skor Pretest dan Posttest Peserta Didik Kelompok Eksperimen

73

4.6 Hasil Uji Normalitas Data Pretest dan Posttest Kelompok Eksperimen

75

4.7 Perbandingan Skor Pretest dan Skor Posttest Peserta Didik Kelompok Kontrol

76

4.8 Hasil Uji Normalitas Data Pretest dan Skor Posttest Kelompok Kontrol

78

4.9 Komposisi Interpretasi Indeks Gain 79

4.10 Hasil Uji Mann-Whitney Data Pretest dan Posttest Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol

81

4.11 Hasil Uji Mann-Whitney Data Pretest dan Posttest Kelompok Eksperimen Setiap Aspek

82

4.12 Hasil Uji Mann-Whitney Data Pretest dan Posttest Kelompok Kontrol Setiap Aspek


(11)

DAFTAR GRAFIK

Grafik Hal

4.1 Distribusi Motivasi Berprestasi Peserta Didik Kelas X SMK Negeri 3 Cimahi Tahun Ajaran 2012/2013 Berdasarkan Kategori

59

4.2 Perbandingan Rata-Rata Skor Pretest dan Posttest Kelompok Eksperimen

74

4.3 Perbandingan Rata-Rata Skor Pretest dan Skor Posttest Kelompok Kontrol


(12)

1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan salah satu indikator kemajuan suatu bangsa. Dalam pendidikan dimuat gambaran tentang nilai-nilai yang baik, luhur dan benar untuk kehidupan. Undang – Undang Sistem Pendidikan Nasional Republik Indonesia No.20 Tahun 2003 pasal 3 menjelaskan bahwa :

Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan bentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya peserta didik agar menjadi manusia beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlah mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga Negara yang demokratis serta tanggung jawab.

Penjelasan diatas memiliki makna bahwa pendidikan berfungsi menyiapkan generasi muda agar dapat menghadapi dan menjalani kehidupannya di masa yang akan datang, untuk itu pendidikan diarahkan bukan hanya mengasah kemampuan kognisi semata, namun secara keseluruhan sebagaimana tercantum di dalam tujuan pendidikan adalah terbentuknya individu yang memiliki kepribadian yang utuh, berakhlak mulia, kreatif dan mandiri.

Sekolah merupakan suatu lingkungan formal tempat terlaksananya serangkaian kegiatan pendidikan yang terencana dan terorganisasi, termasuk kegiatan proses belajar mengajar. Kegiatan sekolah bertujuan menghasilkan perubahan positif pada diri peserta didik dalam menuju kedewasaan. Dengan demikian, tugas sekolah tidak hanya bertanggung jawab mengembangkan aspek intelektual peserta didik saja, melainkan juga bertanggung jawab dalam menumbuhkan, mendorong, membina dan mengembangkan kepribadian peserta didik dalam mencapai suatu prestasi.

Tugas sekolah menurut Kartadinata (1983: 150) bahwa “sekolah tidak hanya menekankan kepada pengembangan kemampuan kognitif, tetapi juga menekankan kepada pengembangan kepribadian sebagai sesuatu yang terintegrasi

dan utuh”. Sekolah sebagai lembaga pendidikan mempunyai tanggung jawab besar untuk mencapai tujuan pendidikan dalam mengembangkan potensi


(13)

akademik peserta didik, agar menjadi peserta didik yang mandiri, berilmu, kreatif, dan bertanggung jawab.

Wujud pendidikan khususnya di sekolah berbentuk suasana belajar dan proses pembelajaran. Banyak pihak yang terlibat dalam pelaksanaannya antara lain peserta didik, guru mata pelajaran, konselor, perangkat manajemen sekolah, dan staf administrasi. Keseluruhan komponen ini saling mendukung untuk mencapai hasil yang hendak dicapai. Sehingga satu sama lain terjalin hubungan yang saling menguntungkan. Hal itu menunjukkan bahwa pendidik bertanggung jawab untuk mengidentifikasi, membina, mengembangkan dan meningkatkan minat dan bakat peserta didik.

Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) merupakan salah satu jenjang pendidikan yang setara dengan pendidikan pada Sekolah Menengah Atas (SMA). Dimana pada jenjang SMK, peserta didik dipersiapkan secara khusus untuk memasuki dunia kerja berdasarkan minat dan bakat yang direncanakan. Pada jenjang SMK, peserta didik mempunyai kesempatan untuk memasuki perguruan tinggi, yang merupakan tahapan dimana peserta didik mempersiapkan karir di masa yang akan datang. Keberhasilan pendidikan kejuruan tidak hanya tergantung pada pendidik yang selalu dituntut dapat mengajar secara profesional saja, melainkan peran aktif peserta didik di dalam proses belajar juga sangat menentukan keberhasilan proses pendidikan.

Kegiatan belajar yang berlangsung di sekolah bersifat formal, disengaja, direncanakan, dengan bimbingan guru serta pendidik lainnya. Apa yang hendaknya dicapai dan dikuasai peserta didik (tujuan belajar), bahan apa yang harus dipelajari (bahan ajaran), bagaimana cara peserta didik mempelajarinya (metode pembelajaran), serta bagaimana cara mengetahui kemajuan belajar peserta didik (evaluasi), telah direncanakan dengan seksama dalam kurikulum sekolah (Sukmadinata, 2005: 177).

Kegiatan belajar harus dilaksanakan sebaik dan semaksimal mungkin, agar dapat menciptakan suasana belajar mengajar yang kondusif. Kondisi belajar saat ini tidak selamanya sesuai dengan apa yang diharapkan. Banyak peserta didik yang kemudian tidak dapat mencapai hasil belajar yang optimal.


(14)

Berbagai faktor penyebab tidak tercapainya hasil belajar yang optimal diantaranya kurang motivasi belajar, jenuh dalam belajar, sulit mengingat materi pelajaran, sulit merangkum dari apa yang dibaca, sulit berkonsentrasi, dan sulit mengembangkan ide. Kondisi-kondisi tersebut jarang diperhatikan oleh guru atau pendidik lainnya, sehingga membuat peserta didik tetap berada pada kondisi yang sama serta tidak dapat teroptimalkan kemampuan belajarnya. Jika hal ini terus dibiarkan, maka akan terjadi sebuah stagnasi belajar yang berujung pada motivasi belajar menurun, kejenuhan belajar, tidak kreatif, bahkan penurunan kualitas belajar. Kondisi tersebut menentukkan pentingnya penanganan terhadap peningkatan motivasi belajar.

Salah satu manfaat mengembangkan motivasi belajar yaitu motivasi meraih tujuan belajar, motivasi menjalankan aktivitas belajar, dan motivasi mengerjakan tugas-tugas di sekolah. Motivasi menghasilkan prestasi dan prestasi menghasilkan motivasi. Ini mengisyaratkan bahwa betapa pentingnya motivasi berprestasi peserta didik di sekolah. Motivasi berprestasi merupakan hal penting yang harus diperhatikan dan dimiliki oleh setiap peserta didik di sekolah. Motivasi berprestasi memiliki peran dalam membantu peserta didik mendorong tingkah laku untuk mencapai prestasi, mampu mengelola dirinya sendiri, mengembangkan kreativitas, memiliki sikap mampu menanggung resiko dan memiliki cara belajar yang efektif. Peserta didik yang kurang memiliki motivasi berprestasi akan menghambat proses belajar dan sikap persaingan belajar dalam mencapai prestasi di sekolah.

Mukharomah (2010: 5) mengemukakan bahwa peserta didik yang memiliki motivasi berprestasi rendah menunjukkan potensi, kemampuan, dan prestasi belajar. Bahkan dalam kenyataannya ciri-ciri pribadi yang belum memiliki motivasi berprestasi adalah adanya kecenderungan dalam kenakalan permasalahan remaja. Karakteristik remaja yang tidak memiliki motivasi berprestasi adalah mudah merasa kecewa dan putus asa, kurang berani dalam menghadapi realitas, ingin segera mendapatkan yang dinginkan dengan tidak berusaha, mudah merasa bosan dan jenuh, mempunyai kepribadian antisosial, suka memberontak, permusuhan yang tersembunyi, kurang percaya diri, mudah


(15)

terpengaruh, impulsif, kurang memperhitungkan resiko dari tindakan-tindakannya. Sedangkan ciri-ciri individu yang memiliki motivasi yang tinggi antara lain menetapkan tujuan yang menantang dan sulit namun realistik, terus mengejar kesuksesan dan mampu mengambil resiko pada suatu kegiatan, merasakan puas setelah mendapatkan kesuksesan tetapi terus berusaha untuk menjadi yang terbaik, dan tidak merasa terganggu oleh kegagalan yang diperolehnya.

Permasalahan motivasi belajar diatas senada dengan hasil penelitian yang diungkap oleh Rizkiani (2007: 65) dimana peserta didik tidak melaksanakan tugas sekolah atau bertanggung jawab terhadap pekerjaan sekolahnya (55%), peserta didik memiliki sikap yang pesimis dan tidak percaya diri dengan kemampuan/potensi yang dimiliki (59%), peserta didik kurang menumbuhkan rasa persaingan di dalam kelas (29%) dan kurang memiliki sikap belajar aktif di dalam kelas dan tidak berusaha keras untuk melakukan kegiatan belajar dengan sebaik-baiknya dalam mencapai prestasi (37%).

Fenomena di SMK Negeri 3 Cimahi berdasarkan wawancara dengan guru BK dan pengamatan langsung yang dilakukan pada bulan desember 2012 peserta didik menunjukkan indikasi kurang memiliki motivasi berprestasi yang tinggi. Dapat dilihat dari perilaku peserta didik kelas X tahun ajaran 2012/2013 yaitu kurang memiliki tanggung jawab pribadi dalam mengerjakan tugas sekolah, kurang menguasai materi perlajaran karena kurangnya keterampilan belajar secara efektif, bersikap apatis dan tidak percaya diri, ragu-ragu dalam mengambil keputusan terkait pelajaran, belum memiliki target belajar, kurang disiplin dalam belajar, tidak memperhatikan guru yang sedang mengajar, kurang dapat mengelola waktu untuk belajar dan kurangnya motivasi untuk meraih prestasi belajar.

Permasalahan motivasi dalam berprestasi peserta didik juga tidak lepas dari peran konselor sekolah. Konselor merupakan komponen yang tidak terpisahkan dalam mendukung guru mata pelajaran. Karena itu, penting bagi konselor untuk menciptakan inovasi dalam menumbuhkan motivasi pada diri peserta didik. Merujuk pada hakikat bimbingan dan konseling di sekolah yang


(16)

dapat mendampingi peserta didik dalam beberapa hal. Pertama, dalam perkembangan belajar di sekolah (perkembangan akademis). Kedua, mengenal diri sendiri dan mengerti kemungkinan-kemungkinan yang terbuka bagi mereka, sekarang maupun kelak. Ketiga, menentukan cita-cita dan tujuan dalam hidupnya, serta menyusun rencana yang tepat untuk mencapai tujuan-tujuan itu. Keempat, mengatasi masalah pribadi yang mengganggu belajar di sekolah dan terlalu mempersukar hubungan dengan orang lain, atau yang mengaburkan cita-cita hidup.

Bimbingan yang dapat diberikan untuk membantu peserta didik mengembangkan motivasi berprestasi ialah bimbingan belajar. Bimbingan belajar merupakan bimbingan yang diarahkan untuk membantu para individu dalam menghadapi dan memecahkan masalah-masalah akademik. Bimbingan belajar dapat diberikan secara tepat dan menyeluruh. Tepat dalam arti layanan yang diberikan sesuai dengan kebutuhan dan kondisi peserta didik. Menyeluruh dalam arti dapat melayani seluruh kebutuhan perkembangan peserta didik. Sehingga permasalahan peserta didik yang kurang memiliki motivasi berprestasi yang tinggi akan teratasi dan tidak akan menghambat pembentukan proses belajar dalam mencapai prestasi di sekolah.

Bimbingan belajar untuk meningkatkan motivasi berprestasi peserta didik disusun dalam rancangan program bimbingan belajar yang direncanakan secara sistematis, terarah, dan terpadu. Program bimbingan belajar selain dapat membantu peserta didik dalam meningkatkan motivasi berprestasi, juga dapat membantu peserta didik mengatasi permasalahan dalam mencapai tujuan pembelajaran.

B. Identifikasi dan Perumusan Masalah

Umniyah (2008: 73) menyatakan bahwa individu yang mempunyai motivasi berprestasi rendah memiliki ciri-ciri, yaitu kurang memiliki tanggung jawab pribadi dalam mengerjakan suatu aktivitas, memiliki program dalam aktivitas tetapi tidak didasarkan pada rencana dan tujuan yang realistik serta lemah pelaksanaannya, bersikap apatis dan tidak percaya diri, ragu-ragu dalam


(17)

mengambil keputusan, tindakannya kurang terarah pada tujuan, tidak memiliki sikap inovatif dan kreatif dalam mempergunakan cara belajar, tidak memiliki sikap gigih dan giat dengan cara yang kreatif untuk menyelesaikan tugas sekolahnya, dan tidak memanfaatkan waktu dalam belajar sehingga memperoleh hasil belajar yang kurang maksimal.

Bimbingan dan konseling sebagai suatu sub sistem pendidikan memiliki peran penting dalam mendukung pencapaian proses pembelajaran, yaitu dengan memfasilitasi peserta didik agar mampu mencapai perkembangannya dengan optimal, salah satunya melalui upaya peningkatan prestasi akademik peserta didik. Upaya peningkatan prestasi akademik salah satunya dapat diawali oleh pengembangan motivasi berprestasi. Layanan bimbingan dan konseling yang dapat diberikan untuk membantu peserta didik dalam mengembangkan motivasi berprestasi ialah bimbingan belajar. Bimbingan belajar dirasa tepat untuk membantu peserta didik dalam menemukan cara belajar yang tepat, mengatasi kesulitan belajar, dan cara mengatur waktu dalam belajar, khususnya ditunjukkan untuk mengembangkan potensi diri peserta didik agar mampu menemukan dan menciptakan cara yang cocok dalam belajar (Sukardi, 2002: 464). Sehingga, motivasi berprestasi peserta didik perlu ditingkatkan, apabila peserta didik memiliki motivasi berprestasi yang rendah maka akan menimbulkan permasalahan lainnya yang dapat menghambat proses belajar dan aktualisasi peserta didik di sekolah.

Usaha untuk meningkatkan motivasi berprestasi dapat dilakukan dengan melaksanakan intervensi dalam bentuk layanan bimbingan belajar yang diberikan oleh guru bimbingan dan konseling (konselor). Dengan diselenggarakannya bimbingan belajar di sekolah, diharapkan peserta didik akan memiliki kebiasaan belajar yang baik sehingga memperoleh prestasi yang optimal. Agar bimbingan belajar dapat berjalan dengan optimal, maka perlu dilaksanakan secara terjadwal dan terpadu di sekolah.

Berdasarkan identifikasi dan perumusan masalah yang telah dipaparkan diatas, maka penelitian ini difokuskan untuk menjawab permasalahan utama yakni bagaimana program bimbingan belajar yang efektif untuk meningkatkan motivasi


(18)

berprestasi peserta didik. Permasalahan utama tersebut dirumuskan ke dalam pertanyaan penelitian sebagai berikut:

1. Bagaimana profil motivasi berprestasi peserta didik kelas X SMK Negeri 3 Cimahi Tahun Ajaran 2012/2013?

2. Bagaimana rumusan program bimbingan belajar yang layak menurut pakar dan praktisi untuk meningkatkan motivasi berprestasi peserta didik kelas X SMK Negeri 3 Cimahi Tahun Ajaran 2012/2013?

3. Bagaimana efektivitas program bimbingan belajar untuk meningkatkan motivasi berprestasi peserta didik kelas X SMK Negeri 3 Cimahi Tahun Ajaran 2012/2013?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan umum dalam penelitian ini adalah untuk menghasilkan program bimbingan belajar yang efektif untuk meningkatkan motivasi berprestasi peserta didik kelas X SMK Negeri 3 Cimahi tahun ajaran 2012/2013, sedangkan tujuan khususnya yaitu untuk menghasilkan data empirik tentang:

1. Profil motivasi berprestasi peserta didik kelas X SMK Negeri 3 Cimahi Tahun Ajaran 2012/2013.

2. Rumusan program bimbingan belajar yang layak menurut pakar dan praktisi untuk meningkatkan motivasi berprestasi peserta didik kelas X SMK Negeri 3 Cimahi Tahun Ajaran 2012/2013

3. Efektivitas program bimbingan belajar untuk meningkatkan motivasi berprestasi peserta didik kelas X SMK Negeri 3 Cimahi Tahun Ajaran 2012/2013.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini yaitu manfaat secara teoritis dan praktis sebagai berikut.

1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini dapat menjadi acuan konseptual maupun teoretis yang dapat menambah khasanah pengetahuan mengenai hal-hal terkait layanan bimbingan


(19)

belajar di sekolah menengah kejuruan serta kajian terkait konsep motivasi berprestasi peserta didik.

2. Manfaat Praktis

Manfaat secara praktis dapat dirasakan bagi pihak sekolah dan guru bimbingan dan konseling, sebagai berikut.

a. Bagi Sekolah. Pihak sekolah dapat menggunakan data hasil penelitian untuk merumuskan kebijakan terkait upaya-upaya sekolah untuk meningkatkan motivasi berprestasi peserta didik serta program-program sekolah yang mengarah pada upaya pengembangan diri peserta didik terutama yang berhubungan dengan aspek akademik.

b. Bagi Guru Bimbingan dan Konseling. Guru Bimbingan dan Konseling dapat memanfaatkan data mengenai gambaran motivasi berprestasi peserta didik sebagai rujukan untuk mengembangkan layanan bimbingan belajar yang dipandang tepat untuk meningkatkan motivasi berprestasi peserta didik. Data penelitian dapat digunakan sebagai acuan untuk meningkatkan kualitas program bimbingan dan konseling di sekolah khususnya layanan bimbingan belajar.

E. Struktur Organisasi Skripsi

Bab I Pendahuluan, terdiri dari latar belakang penelitian, identifikasi dan perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan struktur organisasi skripsi. Bab II merupakan kerangka konseptual yang terdiri dari konsep motivasi berprestasi, program bimbingan belajar, penelitian terdahulu yang relevan, kerangka berpikir, serta hipotesis penelitian. Bab III Metode Penelitian, terdiri dari lokasi dan subjek penelitian, pendekatan penelitian dan metode penelitian, definisi operasional variabel, instrumen penelitian, teknik pengumpulan data dan teknik analisis data. Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan, terdiri dari penguraian hasil penelitian dan pembahasan temuan penelitian. Bab V Penutup, terdiri dari kesimpulan dan rekomendasi hasil penelitian.


(20)

37

METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Subjek Penelitian 1. Lokasi Penelitian

Penelitian dilaksanakan di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 3 Cimahi yang berlokasi di jalan Sukarasa No. 136 Citeureup, Cimahi Utara.

2. Populasi Penelitian

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari objek atau subjek yang menjadi kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2006: 117).

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh peserta didik kelas X SMK Negeri 3 Cimahi Tahun Ajaran 2012/2013. Populasi penelitian ditentukan menurut kriteria berikut.

a. Peserta didik kelas X merupakan bagian dari masa penyesuaian yang lebih tinggi baik akademis maupun non akademis setelah berakhirnya masa sekolah menengah pertama (SMP) sehingga dapat dijadikan kesempatan untuk meningkatkan motivasi berprestasi peserta didik di sekolah.

b. Sesuai dengan rekomendasi yang diberikan oleh guru pembimbing dimana terdapat berbagai kesulitan dalam pencapaian prestasi peserta didik kelas X untuk meningkatkan motivasi berprestasi yang baik, hal tersebut terlihat dari keseharian peserta didik di sekolah.

c. SMK Negeri 3 Cimahi belum memiliki program bimbingan khususnya program bimbingan belajar yang dikhususkan untuk meningkatkan motivasi berprestasi peserta didik disekolah.

Adapun banyaknya anggota populasi dalam penelitian ini adalah berjumlah 312 orang peserta didik, yang terbagi ke dalam 10 kelas, dengan rincian setiap kelasnya sebagai berikut:


(21)

Tabel 3.1

Populasi Penelitian

Peserta Didik Kelas X SMK Negeri 3 Cimahi Tahun Ajaran 2012/2013

Tahun Ajaran Kelas Jumlah Peserta Didik

2012-2013

Kelas X PH 1 35

Kelas X PH 2 35

Kelas X PH 3 36

Kelas X BG 1 36

Kelas X BG 2 35

Kelas X BG 3 34

Kelas X BG 4 34

Kelas X BS 1 23

Kelas X BS 2 23

Kelas X BG 3 21

Jumlah (∑) 10 Kelas 312

3. Sampel Penelitian

Sampel merupakan sebagian atau wakil dari populasi yang diteliti (Arikunto, 2010: 174). Sampel ditentukan untuk memperoleh informasi tentang obyek penelitian dengan mengambil representasi populasi yang diprediksikan sebagai inferensi terhadap seluruh populasi.

Pengambilan sampel untuk menentukan kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dengan menggunakan teknik Purposive Sampling. Arikunto (2009: 97), menjelaskan bahwa “penggunaan teknik Purposive Sampling

dilakukan atas dasar pertimbangan penelitinya saja yang menganggap unsur-unsur yang dikehendaki telah ada dalam anggota sampel yang diambil. Pertimbangan tersebut adalah motivasi berprestasi populasi penelitian yang berada pada kategori sedang yang memiliki skor paling rendah yang diungkap melalui instrumen motivasi berprestasi. Pengambilan sampel secara purposive bertujuan agar sampel yang diambil dari populasinya "representative" (mewakili), sehingga dapat diperoleh informasi yang cukup untuk mengestimasi populasinya.

Berdasarkan distribusi motivasi berprestasi peserta didik kelas X SMK Negeri 3 Cimahi Tahun Ajaran 2012/2013 berada pada kategori sedang, maka dilakukan pengambilan sampel untuk menentukkan kelompok eksperimen dan kelompok kontrol sebagai berikut.


(22)

Tabel 3.2

Distribusi Motivasi Berprestasi Peserta Didik Kelas X SMK Negeri 3 Cimahi Tahun Ajaran 2012/2013

Berdasarkan Kategori

No. Rentang Kategori F Persentase

1. 261-350 Tinggi 3 0,96%

2. 166-260 Sedang 309 99,04%

3. 70-165 Rendah 0 0,00%

Jumlah 312 100,0%

Tabel 3.2 menunjukkan bahwa peserta didik berada pada kategori sedang, sehingga sampel yang dibutuhkan adalah peserta didik yang berada pada kategori sedang yang memiliki skor terendah pada distribusi motivasi berprestasi yang diidentifikasi menggunakan instrumen motivasi berprestasi. Berdasarkan distribusi motivasi berprestasi kelas X SMK Negeri 3 Cimahi, teknik pengambilan sampel yang digunakan untuk menentukkan kelompok eksperimen dan kontrol, dapat dilihat pada Tabel 3.3 sebagai berikut:

Tabel 3.3

Teknik Pengambilan Sampel

Lower Middle Upper

27-33,3% 27-33,3%

(Izard, 1977: 28)

Berdasarkan asumsi yang dikemukakan oleh Izard, peneliti akan mengambil sampel sebanyak 27% dari jumlah peserta didik kelas X SMK Negeri 3 Cimahi Tahun Ajaran 2012/2013 yang berada pada kategori sedang yang memiliki skor motivasi berprestasi terendah. Penentuan jumlah sampel di rumuskan sebagai berikut:

Keterangan:

S = Jumlah sampel yang di ambil. n = Jumlah anggota populasi.


(23)

S = 27% x 309 = 80,24

Dengan demikian sampel diperoleh sebesar 80,24 = 80.

Adapun banyaknya sampel dalam penelitian ini adalah 80 peserta didik dengan rincian sebagai berikut:

Tabel 3.4 Sampel Penelitian

No Kelompok Jumlah

Peserta Didik 1 Eksperimen 40

2 Kontrol 40

Jumlah 80

Penentuan sampel yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol yang tertera pada Tabel 3.4 didasarkan pada profil motivasi berprestasi. Pertimbangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah peserta didik yang berada pada kategori sedang yang memiliki skor motivasi berprestasi terendah. Sampel pada penelitian ini yaitu sebanyak 40 orang untuk kelompok eksperimen dan 40 orang untuk kelompok kontrol. Jadi, dalam penelitian ini, pengambilan sampel menggunakan subjek yang memiliki skor motivasi berprestasi terendah dengan merujuk pada hasil pengolahan data yang diambil dari penyebaran instrumen motivasi berprestasi.

B. Pendekatan dan Metode Penelitian 1. Pendekatan Penelitian

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif merupakan suatu pendekatan yang memungkinkan dilakukan pencatatan dan penganalisisan data hasil penelitian dengan menggunakan perhitungan-perhitungan statistik (analisis statistik) dalam bentuk data numerikal atau angka sehingga memudahkan proses analisis dan penafsirannya (Arikunto, 2006: 12). Data yang dihasilkan dalam penelitian ini adalah profil motivasi berprestasi peserta didik kelas X SMK Negeri 3 Cimahi yang diungkap melalui instrumen motivasi berprestasi. Data yang dihasilkan


(24)

digunakan sebagai landasan atau rasional dalam pengembangan program bimbingan belajar untuk meningkatkan motivasi berprestasi peserta didik.

2. Metode Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan program bimbingan belajar yang efektif untuk meningkatkan motivasi berprestasi peserta didik, sehingga metode penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen. Sugiyono (2012: 107), mengartikan “metode penelitian eksperimen sebagai metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi terkendalikan.” Terdapat beberapa bentuk metode penelitian eksperimen, yaitu Pre-Experimental, True Experimental Design, Factorial Design dan Quasi

Experimental (Sugiyono, 2012: 108-109).

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode True

Experimental (eksperimen murni), yang dalam pelaksanaannya menggunakan

penugasan acak (random assignment). Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah Pretest-Posttest Control Group Design. Sugiyono (2010: 113) menjelaskan bahwa dalam desain ini terdapat dua kelompok yang dipilih secara random, kemudian diberi pretest untuk mengetahui keadaan awal kedua kelompok tersebut. Hasil pretest yang baik adalah nilai antara kelompok eksperimen dan kontrol tidak berbeda secara signifikan.

Skema model Pretest-Posttest Control Group Design dapat dilihat pada Tabel 3.5 berikut.

Tabel 3.5

Skema Model Pretest-Posttest Control Group Design

(Sugiyono, 2010: 112) Keterangan :

O1 = Pre-test pada kelompok eksperimen.

O3 = Pre-test pada kelompok kontrol.

X = Perlakuan

O2 = Post-test pada kelompok eksperimen.

O4 = Post-test pada kelompok kontrol.

R O1 X O2


(25)

Keefektifan ditinjau dari hasil perbandingan post test kelompok eksperimen dan kontrol. Bila nilai O2 secara signifikan lebih tinggi dari O4, maka treatment yang dilaksanakan efektif. Hal tersebut harus dipastikan bahwa

pengujian nilai O1 dan O3 adalah seimbang (Sugiyono, 2010: 416-417).

C. Definisi Operasional Variabel.

Variabel yang dioperasionalkan dalam penelitian ini adalah motivasi berprestasi dan program bimbingan belajar. Definisi dari kedua variabel tersebut dioperasionalkan berdasarkan konseptual yang dipaparkan pada Bab II. Berikut ini disajikan definisi operasional dari kedua variabel.

1. Motivasi Berprestasi

Motivasi berprestasi dalam penelitian ini didefinisikan sebagai suatu dorongan dalam diri peserta didik yang ditunjukkan dengan bentuk tanggung jawab pribadi, menetapkan nilai yang akan dicapai, berusaha bekerja kreatif, berusaha mencapai cita-cita, melakukan antisipasi, dan melakukan kegiatan sebaik-baiknya yang akan diuraikan sebagai berikut:

a. Tanggung jawab pribadi. Peserta didik yang mempunyai motivasi berprestasi akan melakukan tugas sekolah atau bertanggung jawab terhadap pekerjaannya. Peserta didik yang bertanggung jawab terhadap tugasnya akan puas dengan hasil pekerjaan karena merupakan hasil usahanya sendiri.

b. Menetapkan nilai yang akan dicapai. Peserta didik menetapkan nilai yang akan dicapai. Nilai yang lebih tinggi dari nilai sendiri atau lebih tinggi dari nilai yang dicapai orang lain. Untuk mencapai nilai yang sesuai dengan standar keunggulan, peserta didik harus menguasai secara tuntas materi yang dipelajari.

c. Berusaha bekerja kreatif. Berusaha bekerja kreatif merupakan kemampuan peserta didik gigih dan giat mencari cara yang kreatif untuk menyelesaikan tugas sekolahnya dan cara belajar yang kreatif sehingga menampilkan sesuatu yang berbeda/bervariasi.

d. Berusaha mencapai cita-cita. Peserta didik yang mempunyai cita-cita akan berusaha sebaik-baiknya dalam belajar atau mempunyai motivasi yang tinggi


(26)

dalam belajar. Peserta didik akan rajin mengerjakan tugas, belajar dengan keras, tekun dan ulet dan tidak mengundur waktu belajar. Dengan demikian peserta didik akan berusaha seoptimal mungkin untuk mencapai cita-cita yang diinginkannya.

e. Melakukan antisipasi. Melakukan antisipasi maksudnya melakukan kegiatan untuk menghindari kegagalan atau kesulitan yang mungkin terjadi. Antisipasi dapat dilakukan peserta didik dengan menyiapkan semua keperluan atau peralatan sebelum pergi ke sekolah. Peserta didik datang ke sekolah lebih cepat dari jadwal belajar atau jadwal ujian, mencari soal atau jawaban untuk latihan. Peserta didik menyokong persiapan belajar yang perlu dan membaca materi pelajaran yang akan di berikan guru pada hari berikutnya.

f. Melakukan kegiatan sebaik-baiknya. Peserta didik yang mempunyai motivasi berprestasi yang tinggi akan melakukan semua kegiatan belajar sebaik mungkin dan tidak ada kegiatan belajar yang lupa dikerjakan. Peserta didik membuat kegiatan belajar dengan mentaati jadwal tersebut. Peserta didik selalu mengikuti kegiatan belajar dan mengerjakan soal-soal latihan tanpa disuruh oleh guru serta memperbaiki tugas yang salah. Peserta didik juga akan melakukan kegiatan belajar jika ia mempunyai buku pelajaran dan perlengkapan belajar yang dibutuhkan, dan melakukan kegiatan belajar sendiri atau secara kelompok.

2. Program Bimbingan Belajar

Program bimbingan belajar dalam penelitian ini secara operasional didefinisikan sebagai serangkaian satuan kegiatan layanan yang disusun berdasarkan pada analisis kebutuhan yang muncul dalam profil motivasi berprestasi peserta didik kelas X SMK Negeri Cimahi Tahun Ajaran 2012/2013. Tahapan bantuan yang bersifat pengembangan aspek motivasi berprestasi peserta didik. Data kebutuhan/profil motivasi berprestasi peserta didik diperoleh dari analisis hasil instrumen motivasi berprestasi yang disebarkan kepada peserta didik kelas X SMK Negeri 3 Cimahi Tahun Ajaran 2012/2013.

Setelah profil motivasi berprestasi peserta didik tergambarkan, langkah selanjutnya adalah merancang program bimbingan belajar yang digunakan


(27)

sebagai upaya perlakuan. Struktur program bimbingan belajar yang dikembangkan terdiri atas: rasional, deskripsi kebutuhan, tujuan program, sasaran program, rencana operasional, pengembangan tema/topik yang dioperasionalkan pada pengembangan satuan kegiatan layanan bimbingan dan konseling (SKLBK), evaluasi dan tindak lanjut program, serta indikator keberhasilan.

D. Instrumen Penelitian 1. Jenis instrumen

Instrumen yang digunakan untuk mengukur motivasi berprestasi yaitu menggunakan kuesioner (angket). Angket digunakan atas dasar jumlah responden besar, dapat membaca dengan baik dan dapat mengungkapkan hal-hal yang sifatnya rahasia (Sugiyono, 2010: 172).

Jenis angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis angket tertutup. Riduwan (2002: 27) menjelaskan bahwa “angket tertutup adalah angket yang disajikan dalam bentuk sedemikian rupa (angket berstruktur) sehingga responden diminta untuk memilih satu jawaban yang sesuai dengan karakteristik dirinya dengan memberikan tanda silang (X) atau checklist (√).”

Skala yang digunakan sebagai pedoman pemberian skor pada angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah rating scale. Riduwan (2012: 28), mengemukakan “...dalam model rating scale responden tidak akan menjawab dari

dari data kualititatif yang sudah tersedia tersebut, tetapi menjawab salah satu jawaban kuantitatif yang telah disediakan. Dengan demikian bentuk rating scale lebih fleksibel, tidak terbatas untuk pengukuran sikap saja, tetapi untuk mengukur persepsi responden.”

Alternatif respon pernyataan yang digunakan ialah skala lima. Kelima alternatif respon tersebut yaitu Sangat Sesuai (SS), Sesuai (S), Kurang Sesuai (KS), Tidak Sesuai (TS), dan Sangat Tidak Sesuai (STS).

2. Pengembangan Kisi-Kisi

Kisi-kisi motivasi berprestasi dalam penelitian ini menggunakan kisi-kisi yang dikembangkan oleh Widia (2012). Kuesioner tersebut terdiri dari 71 item, diperoleh 63 item yang valid dan 8 item yang tidak valid, artinya instrumen


(28)

motivasi berprestasimemiliki validitas isi yang tinggi. Memiliki indek reliabilitas 0,877 dengan tingkat kepercayaan 95% artinya derajat keterandalan sangat tinggi, yang menunjukkan bahwa instrumen yang digunakan sudah baik dan dapat dipercaya sebagai alat pengumpul data. Kisi-kisi disajikan dalam Tabel 3.6 sebagai berikut.

Tabel 3.6

Kisi – Kisi Instrumen Motivasi Berprestasi Peserta Didik (Sebelum Uji Coba)

Aspek Indikator No Item

(+) (-)

1. Tanggung jawab pribadi

a. Bertanggung jawab terhadap

tugas-tugas/pekerjaan yang diterimanya 1,2,3 4 4 b. Puas dengan hasil usaha sendiri 5,6 7,8 4 2. Menetapkan nilai

yang akan dicapai atau menetapkan standar unggulan

a. Menetapkan nilai yang akan

dicapai 9,10,11 12,13 5

b. Berupaya menguasai materi

pelajaran secara tuntas 14,15,16,17 18,19 6 3. Berusaha bekerja

kreatif

a. Gigih/giat mencari cara untuk

menyelesaikan tugas 20,21,22 23,24 5 b. Menampilkan sesuatu yang

berbeda/bervariasi 25,26 27,28 4 4. Berusaha mencapai

cita-cita

a. Rajin mengerjakan tugas 29,30,31 32,33 5 b. Belajar dengan keras 34,35,38,39,40 36,37,41,42 9 c. Menetapkan cita-cita 43,44 45,46 4 5. Melakukan

antisipasi

a. Mengantisipasi kegagalan atau kesulitan yang mungkin terjadi

47,48 49,50 4

b. Membuat persiapan belajar 51, 52 53, 54 4 6. Melakukan kegiatan

sebaik-baiknya

a. Tidak ada kegiatan yang lupa dikerjakan

55, 56 57, 58 4

b. Membuat jadwal kegiatan belajar dan menaati jadwal tersebut

59, 60,61 62, 63 5

c. Berinisiatif mengerjakan soal-soal latihan tanpa menunggu perintah guru

64, 65 66, 67 4

d. Memiliki buku pelajaran dan alat tulis yang dibutuhkan dalam belajar

68, 69 70,71 4

Jumlah 40 31 71

3. Uji Coba Instrumen

Uji coba instrumen dilaksanakan sebagai prosedur penempatan sejumlah alternatif respon tiap item pada suatu kontinum kuantitatif sehingga didapatkan angka sebagai skor masing-masing alternatif respon. Selain itu, uji coba instrumen


(29)

sekaligus untuk mengetahui validitas dan reliabilitas instrumen kepada peserta didik kelas X SMK Negeri 3 Cimahi Tahun Ajaran 2012/2013.

Tabel 3.6 di atas menunjukkan kisi-kisi instrumen motivasi berprestasi yang dibuat sebelum uji coba dilakukan. Setelah uji coba, maka hasil kisi-kisi instrumen setelah uji coba dapat dilihat pada Tabel 3.7 sebagai berikut.

Tabel 3.7

Kisi – Kisi Instrumen Motivasi Berprestasi Peserta Didik (Setelah Uji Coba)

Aspek Indikator No Item

(+) (-)

1. Tanggung jawab pribadi

a. Bertanggung jawab terhadap

tugas-tugas/pekerjaan yang diterimanya 1,2,3 4 4 b. Puas dengan hasil usaha sendiri 5 6,7 3 2. Menetapkan nilai

yang akan dicapai atau menetapkan standar unggulan

a. Menetapkan nilai yang akan

dicapai 8,9,10 11,12 5

b. Berupaya menguasai materi

pelajaran secara tuntas 13,14,15,16 17,18 6 3. Berusaha bekerja

kreatif

a. Gigih/giat mencari cara untuk

menyelesaikan tugas 19,20,21 22,23 5 b. Menampilkan sesuatu yang

berbeda/bervariasi 24,25 26,27 4 4. Berusaha mencapai

cita-cita

a. Rajin mengerjakan tugas 28,29,30 31,32 5 b. Belajar dengan keras 33,34,35,36,37 38,39,40,41 9 c. Menetapkan cita-cita 42,43 44,45 4 5. Melakukan

antisipasi

a. Mengantisipasi kegagalan atau kesulitan yang mungkin terjadi

46,47 48,49 4

b. Membuat persiapan belajar 50, 51 52, 53 4 6. Melakukan kegiatan

sebaik-baiknya

a. Tidak ada kegiatan yang lupa dikerjakan

54, 55 56, 57 4

b. Membuat jadwal kegiatan belajar dan menaati jadwal tersebut

58, 59,60 61, 62 5

c. Berinisiatif mengerjakan soal-soal latihan tanpa menunggu perintah guru

63, 64 65, 66 4

d. Memiliki buku pelajaran dan alat tulis yang dibutuhkan dalam belajar

67, 68 69,70 4

Jumlah 39 31 70

4. Uji Validitas dan Reliabilitas

Untuk menjamin tingkat kebaikan alat ukur, angket tersebut diuji ulang validitas dan reliabilitasnya terhadap peserta didik kelas X SMK Negeri 3 Cimahi Tahun Ajaran 2012/2013.


(30)

a. Uji Validitas Instrumen

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen (Arikunto, 2010: 211). Instrumen yang

valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang

seharusnya diukur (Sugiyono, 2012: 173). Pengujian validasi butir item yang dilakukan dalam penelitian ini adalah pengujian validitas isi seluruh item yang yang terdapat dalam angket motivasi berprestasi peserta didik. Uji validitas butir item dilakukan untuk menguji apakah instrumen mampu mengukur apa yang seharusnya diukur yaitu motivasi berprestasi peserta didik.

Pengujian validitas tiap butir item digunakan analisis item (Sugiyono, 2010: 187) yaitu mengkorelasikan skor tiap butir dengan skor total yang merupakan jumlah tiap skor butir. Pemilihan item dilakukan dengan uji validitas item dengan menggunakan teknik korelasi Spearman Brown. Pengolahan data dalam penelitian dilakukan dengan bantuan program SPSS 16.0 for Windows. Langkah-langkah yang dilakukan dalam pengujian validitas instrumen motivasi berprestasi peserta didik adalah sebagai berikut.

1) Langkah pertama adalah mengujicobakan instrumen kepada peserta didik kelas X untuk memperoleh data.

2) Langkah ke dua adalah mengkonversikan jawaban responden ke dalam bentuk skor skala sikap Likert yang telah ditentukan.

3) Langkah ke tiga adalah menghitung koefisien korelasi setiap butir item dengan skor total dengan rumus korelasi Spearman Brown, sebagai berikut.

=

1-Keterangan:

= Koefisien korelasi

D = Selisih skor antara subjek (ranking antara variabel x dan y) N = Banyaknya subjek

1 & 6 = Angka konstan


(31)

4) Langkah ke empatmenentukan nilai r tabeluntuk α = 0,05 (tingkat kepercayaan

95%) dan r tabel untuk jumlah responden 312 adalah 0.113.

5) Langkah ke lima membuat keputusan dengan membandingkan r hitung dengan r tabel. Kaidah keputusan suatu instrumen dikatakan valid apabila r hitung > r tabel

sebaliknya apabilar hitung < r tabel dikatakan tidak valid.

Berdasarkan pengolahan data, hasil uji validitas menunjukkan dari 71 butir pernyataan dari angket motivasi berprestasi 70 butir pernyataan dinyatakan valid. Indeks validitas instrumen bergerak diantara 0,098–0,373 pada p < 0.05.

Tabel 3.8

Hasil Uji Validitas Instrumen

Kesimpulan No Item Jumlah

Valid

1,2,3,4,5,7,8,9,10,11,12,13,14,15,16,17,18,19,20 21,22,23,24,25,26,27,28,29,30,31,32,33,34,35,36,37,38 ,39,40,41,42,43,44,45,46,47,48,49,50,51,52,53,54,55,5 6,57,58,59,60,61,62,63,64,65,66,67,68,69,70, 71.

70

Tidak Valid 6 1

Jumlah 71

b. Uji Reliabilitas Instrumen

Menurut Sukardi (2008: 127), reliabilitas sama dengan konsistensi atau keajegan. Suatu instrumen penelitian dikatakan mempunyai nilai reliabilitas yang tinggi, apabila tes yang dibuat mempunyai hasil yang konsisten dalam mengukur yang hendak diukur.

Menurut Arikunto (2006: 196) untuk uji reliabilitas yang skornya merupakan rentangan antara beberapa nilai atau berbentuk skala digunakan rumus Alpha. Rumus Alpha tersebut dapat dilihat sebagai berikut:

Keterangan:

r 11 = Reliabilitas instrumen

k = Banyaknya butir soal ∑Si = Jumlah varians butir

St = Varians total

(Arikunto, 2006: 196) ( ) ( )


(32)

Perhitungan reliabilitas dilakukan dengan bantuan program SPSS 16.0, diperoleh hasil sebagai berikut.

Tabel 3.9

Tingkat Reliabilitas Instrumen

Adapun tolak ukur untuk menentukan koefisien reliabilitas, digunakan kriteria interpretasi koefisien korelasi yang dapat dilihat pada Tabel 3.10 berikut.

Tabel 3.10

Interpretasi Reliabilitas

Koefisien Korelasi Kriteria Reliabilitas 0,81  r  1,00 Sangat Tinggi

0,61  r  0,80 Tinggi 0,41  r  0,60 Cukup 0,21  r  0,40 Rendah 0,00  r  0,20 Sangat Rendah

(Arikunto, 2009: 75)

Berdasarkan perhitungan dengan menggunakan rumus di atas, diperoleh gambaran nilai koefisien realibilitas dengan menggunakan rumus Alpha sebesar 0,78111 atau berada pada kategori tinggi. Dengan demikian instrumen penelitian ini terandalkan untuk mengungkap data tentang motivasi berprestasi peserta didik.

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik yang dipilih untuk pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan angket atau kuesioner. Arikunto (2010: 194), menjelaskan “angket adalah sejumlah pertanyaan atau pernyataan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya atau hal-hal yang diketahuinya.”

Riduwan (2002: 26), mengemukakan “tujuan penyebaran angket adalah mencari informasi yang lengkap mengenai suatu masalah dari responden tanpa

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items


(33)

merasa khawatir bila responden memberikan jawaban yang tidak sesuai dengan kenyataan dalam pengisian daftar pernyataan.” Tujuan penyebaran angket dalam penelitian ini adalah untuk mengungkap profil motivasi berprestasi peserta didik kelas X SMK.

Jenis angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis angket tertutup. Riduwan (2002: 27) menjelaskan “angket tertutup adalah angket yang disajikan dalam bentuk sedemikian rupa (angket berstruktur) sehingga responden diminta untuk memilih salah satu jawaban yang sesuai dengan karakteristik dirinya dengan memberikan tanda silang (X) atau checklist (√).”

Dalam mengumpulkan data, angket yang disebarkan kepada responden berbentuk pernyataan-pernyataan mengenai motivasi berprestasi yang terdiri dari aspek mempunyai tanggung jawab pribadi, menetapkan nilai yang akan dicapai, berusaha bekerja kreatif, berusaha mencapai cita-cita, melakukan antisipasi, dan melakukan kegiatan sebaik-baiknya. Angket yang disebarkan berisi 70 item pernyataan, baik dalam tahap penelitian tes awal (pretest) maupun tes akhir (posttest).

F. Teknik Analisis Data

Data penelitian yang diperoleh yaitu data tentang motivasi berprestasi peserta didik. Data tersebut diolah berdasarkan langkah-langkah berikut:

1. Verifikasi Data

Verifikasi data dilakukan untuk memeriksa kelengkapan jumlah angket sebelum dan sesudah disebarkan kepada responden. Pemeriksaan kelengkapan dilakukan juga pada kelengkapan peserta didik yang dijadikan subjek penelitian yaitu mengisi data identitas responden sesuai dengan kelas masing-masing dan pilihan jawaban responden terhadap item/pernyataan dalam instrumen motivasi berprestasi.

2. Skoring

Langkah selanjutnya adalah penskoran data hasil penelitian. Setiap pernyataan disertai dengan alternatif respon yang disusun menggunakan rating


(34)

(SS), Sesuai (S), Kurang Sesuai (KS), Tidak Sesuai (TS) dan Sangat Tidak Sesuai (STS). Penskoran dilakukan dengan mengacu pada pedoman penyekoran sebagai berikut. Secara jelas skor penilaian setiap item dapat dilihat pada Tabel 3.11.

Tabel 3.11

Pedoman Skor Setiap Item Pernyataan Pilihan Jawaban Skor

+ -

Sangat Sesuai (SS) 5 1

Sesuai (S) 4 2

Kurang Sesuai (KS) 3 3 Tidak Sesuai (TS) 2 4 Sangat Tidak sesuai (STS) 1 5

3. Pengelompokkan dan Penafsiran Data

Penskoran atau mengubah data ke dalam bentuk-bentuk kuantitatif dimaksudkan agar memungkinkan dilakukannya analisis dengan menggunakan teknik statistik. Untuk mengetahui gambaran motivasi berprestasi peserta didik digunakan kategorisasi jenjang (ordinal), tujuannya adalah untuk menempatkan peserta didik ke dalam kelompok-kelompok berdasarkan atribut yang diukur (Azwar: 2010: 107). Kategorisasi jenjang pada instrumen motivasi berprestasi akan mengelompokkan sampel penelitian ke dalam tiga tingkatan, yaitu: tinggi, sedang, dan rendah. Perhitungan kategorisasi jenjang untuk instrumen motivasi berprestasi berdasarkan pendapat Azwar (2010: 109) dilakukan sebagai berikut. a. Menghitung jumlah item pernyataan motivasi berprestasi = 70 pernyataan. b. Memberi bobot untuk setiap alternatif jawaban dari item pernyataan yang

dijawab oleh responden, scoring dapat dilihat pada Tabel 3.11. c. Mencari skor minimum (Xmin) = 70 x 1 = 70

d. Mencari skor maksimum (Xmax) = 70 x 5 = 350

e. Mencari rentang = 350 – 70 = 280

f. Mencari satuan deviasi standar (σ) = 280/6 = 47 (suatu distribusi normal terbagi atas enam satuan deviasi standar)


(35)

Setelah diketahui nilai mean teoritisnya, maka dapat dilakukan penentuan kriteria motivasi berprestasi dengan menggunakan tabel selang interval kategori seperti pada Tabel 3.12 berikut ini.

Tabel 3.12

Kategorisasi Motivasi Berprestasi Peserta Didik

No. Interval Kategori

1. (µ + 1,0  ) < X Tinggi 2. ( µ - 1,0 ) < X < ( µ + 1,0  ) Sedang 3. X < ( µ - 1,0  ) Rendah

Sumber: (Azwar, S., 2010: 109)

Hasil perhitungan sesuai dengan Tabel 3.12 di atas dengan mean teoritis (μ) sebesar 210 dan satuan deviasi standar (σ) sebesar 47, dapat dilihat pada Tabel 3.13 berikut ini.

Tabel 3.13

Hasil Perhitungan Kriteria Motivasi Berprestasi Peserta Didik

No. Interval Hasil Perhitungan Kategori

1. (210+1,0. 47 ) < X 260-350 Tinggi 2. (210-1,0. 47 ) < X < (210+1,0. 47 ) 165-259 Sedang 3. X < (210- 1,0. 47 ) 70-164 Rendah

Hasil perhitungan di atas, menunjukkan kategorisasi untuk profil motivasi berprestasi peserta didik secara umum. Adapun untuk kategorisasi untuk motivasi berprestasi secara khusus seperti berdasarkan aspek dan indikator, dihitung seperti rumus di atas.

Berdasarkan perhitungan di atas, maka pembagian kategori motivasi berprestasi peserta didik disajikan dalam Tabel 3.14 di bawah ini :

Tabel 3.14

Kategori Tingkat Motivasi Berprestasi Peserta Didik Rentang

Skor Kategori Kualifikasi

260-350 Tinggi

Kategori ini diartikan sebagai responden/ peserta didik sudah memiliki motivasi berprestasi yang optimal atau sudah berada pada tingkatan yang terbaik untuk setiap aspek motivasi berprestasinya. Hal tersebut menggambarkan bahwa responden/ peserta didik sudah menyadari pentingnya mempunyai tanggung jawab pribadi, menetapkan nilai yang akan dicapai, berusaha bekerja kreatif, melakukan antisipasi, dan melakukan kegiatan sebaik-baiknya.


(36)

Rentang

Skor Kategori Kualifikasi

165-259 Sedang

Kategori ini diartikan sebagai responden/ peserta didik cukup memiliki motivasi berprestasi untuk setiap aspek motivasi berprestasinya. Hal tersebut menggambarkan bahwa responden/ peserta didik cukup menyadari pentingnya mempunyai tanggung jawab pribadi, menetapkan nilai yang akan dicapai, berusaha bekerja kreatif, melakukan antisipasi, dan melakukan kegiatan sebaik-baiknya.

70-164 Rendah

Kategori ini diartikan sebagai responden/ peserta didik kurang memiliki motivasi berprestasi untuk setiap aspek motivasi berprestasinya. Hal tersebut menggambarkan bahwa peserta didik belum memiliki pentingnya mempunyai tanggung jawab pribadi, menetapkan nilai yang akan dicapai, berusaha bekerja kreatif, melakukan antisipasi, dan melakukan kegiatan sebaik-baiknya.

4. Proses dan Hasil Uji Kelayakan Program Bimbingan Belajar

Proses yang dilaksanakan dalam pengujian kelayakan program bimbingan belajar yaitu: (a) konsultasi pada dosen pembimbing tentang program yang akan diuji; dan (b) meminta pertimbangan kepada tiga orang pakar (dosen PPB) yang merupakan pakar belajar dan program serta satu orang praktisi (guru bimbingan dan konseling di SMKN 3 Cimahi).

Landasan dalam merancang program bimbingan belajar dihasilkan dari profil motivasi berprestasi peserta didik sebagai treatmen/perlakuan. Struktur program yang diuji kelayakannya sesuai dengan pedoman BK dari ABKIN yaitu sebagai berikut.

a. Rasional; dinyatakan layak jika didalamnya dapat menjelaskan urgensi bimbingan dan konseling dalam keseluruhan program khususnya bimbingan belajar, konsep dasar dari program bimbingan belajar, gambaran motivasi berprestasi, fenomena motivasi berprestasi remaja, fenomena motivasi berprestasi peserta didik kelas X SMK Negeri 3 Cimahi, pentingnya bimbingan belajar untuk meningkatkan motivasi berprestasi.

b. Deskripsi Kebutuhan; dinyatakan layak jika didalamnya dapat menjelaskan layanan-layanan yang dibutuhkan oleh peserta didik dari hasil analisis


(37)

Instrumen Pengungkap Motivasi Berprestasi Peserta Didik SMK yang telah disebarkan.

c. Tujuan Program; dinyatakan layak jika didalamnya dapat menjelaskan tujuan umum dan khusus untuk meningkatkan motivasi berprestasi peserta didik. Tujuan hendaknya disesuaikan dengan materi yang akan disampaikan.

d. Sasaran Program; dinyatakan layak jika didalamnya dapat menjelaskan sasaran program yang membutuhkan layanan dalam meningkatkan motivasi berprestasi.

e. Rencana Operasional; dinyatakan layak jika didalamnya dapat menjelaskan agenda kegiatan atau tahapan kegiatan yang dilaksanakan dalam pelaksanaan program bimbingan belajar.

f. Pengembangan Tema/Topik; dinyatakan layak jika didalamnya dapat mengembangkan berbagai materi yang akan digunakan untuk pelaksanaan layanan dalam program bimbingan belajar. Pengembangan tema dioperasionalkan pada Satuan Kegiatan Layanan Bimbingan dan Konseling (SKLBK).

g. Evaluasi dan Tindak Lanjut Program; dinyatakan layak jika didalamnya dapat menilai proses dan hasil. Tindak lanjut program disesuaikan dengan laporan hasil evaluasi dan adanya rekomendasi untuk menindaklanjuti program tersebut.

h. Indikator Keberhasilan; dinyatakan layak jika indikator mudah untuk dioperasionalkan dan ada ukuran yang jelas untuk menyatakan bahwa itu dikatakan berhasil.

5. Teknik Perhitungan Keefektifan Program Bimbingan Belajar

Analisis data untuk mengetahui efektivitas program bimbingan belajar menggunakan statistik nonparametrik. Pengujian efektifitas menggunakan statistika nonparametrik karena data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data ordinal dan menggunakan pengujian hipotesis komparatif. Sugiyono (2004: 4) menjelaskan bahwa “data ordinal adalah data yang berbentuk ranking atau peringkat. Data ini bila dinyatakan dalam skala maka jarak satu data dengan data yang lainnya tidak sama”.


(38)

Perhitungan keefektifan program bimbingan belajar dilakukan dengan langkah-langkah berikut ini.

a. Menghitung skor pretest kelompok eksperimen dan kontrol baik skor motivasi berprestasi secara umum dan aspek untuk mengetahui perbedaan diantara dua kelompok.

b. Setelah dilaksanakan posttest pada kelompok eksperimen dan kontrol, dihitung skor motivasi berprestasi secara umum dan aspek. Untuk mengetahui efektivitas peningkatan dan menghindari kesalahan dalam menginterpretasikan perolehan gain masing-masing peserta didik digunakan rumus skor gain yang ternormalisasi (N-gain) menurut Meltzer (Awaludin, 2008: 68).

Indeks Gain =

Kriteria indeks Gains (g):

tinggi : (g) > 70; sedang: 30 (g)70; rendah: (g) < 30

c. Menganalisis keefektifan intervensi program bimbingan belajar dengan statistika nonparametrik Mann-Whitney. Statistik nonparametrik ini digunakan karena data berbentuk ordinal. Selain itu, pada metode eksperimen murni, data pretest maupun posttest kelompok eksperimen dan kontrol tidak membutuhkan uji normalitas maupun homogenitas. Adapun rumus Uji

Mann-Whitney (U-test) sebagai berikut.

Ekivale dengan

Keterangan:

= jumlah rangking dengan ukuran sampel = jumlah rangking dengan ukuran sampel s = simpangan baku

(Susetyo, 2010: 236) Harga U dipilih yang terkecil dari hasil perhitungan pada masing-masing kelompok 1 dan 2. Taraf siginifikansi yang digunakan adalah α = 0.05. Hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah Ho : = ; Ha :

≠ . Kriteria Ho ditolak jika Uhitung ≤ Utabel yang dirumuskan dengan harga

peluang (p) dibandingkan dengan taraf nyata yang ditentukan.


(39)

6. Prosedur dan Tahap Penelitian

Prosedur dalam penelitian ini terdiri dari tiga tahap yaitu tahap persiapan, tahap pelaksanaan, dan tahap pelaporan. Penjelasan setiap tahap penelitian program bimbingan belajar untuk meningkatkan motivasi berprestasi peserta didik kelas X SMK Negeri 3 Cimahi Tahun Ajaran 2012/2013 sebagai berikut.

1. Tahap Persiapan

a. Pembuatan dan pengesahan proposal penelitian oleh pembimbing I, II dan dewan skripsi jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan.

b. Pengajuan permohonan pengangkatan dosen pembimbing skripsi pada tingkat fakultas yang sebelumnya telah disahkan oleh ketua jurusan.

c. Pengajuan permohonan izin penelitian dari jurusan PPB yang merekomendasikan ke tingkat fakultas dan BAAK. Surat rekomendasi dari UPI selanjutnya disampaikan ke pihak SMK Negeri 3 Cimahi, sehingga dikeluarkan surat disposisi dari pihak sekolah.

2. Tahap Pelaksanaan

a. Pengembangan instrumen penelitian (perumusan definisi operasional, kisi-kisi instrumen, perhitungan validitas dan reliabilitas).

b. Pengumpulan data dalam rangka pengungkapan profil motivasi berprestasi peserta didik dengan menyebarkan angket yang telah layak.

c. Pengolahan dan analisis data tentang motivasi berprestasi peserta didik kelas X SMK Negeri 3 Cimahi Tahun 2012/2013 yang menghasilkan profil motivasi berprestasi peserta didik dan dijadikan dasar rumusan program bimbingan belajar.

d. Penetapan sampel penelitian yang terdiri dari 40 orang peserta didik untuk kelompok eksperimen dan 40 orang peserta didik untuk kelompok kontrol. Pengambilan anggota sampel ini dengan cara mengambil 80 orang peserta didik yang memiliki tingkat motivasi berprestasi terendah dari kategori sedang.

e. Penyusunan program bimbingan belajar untuk meningkatkan motivasi berprestasi peserta didik kelas X SMK Negeri 3 Cimahi Tahun Ajaran 2012/2013, yang selanjutnya dilakukan pertimbangan oleh para ahli dan


(40)

praktisi bimbingan dan konseling untuk menghasilkan program bimbingan belajar yang layak.

f. Pelaksanaan pretest terhadap kelompok eksperimen dan kontrol.

g. Pelaksanaan treatment pada kelompok eksperimen dengan program bimbingan belajar.

h. Pengolahan data dengan membandingkan hasil pengukuran awal dan akhir pada sampel penelitian (kelompok eksperimen dan kontrol) dengan menguji signifikansi untuk mengungkap keefektifan program bimbingan belajar untuk meningkatkan motivasi berprestasi peserta didik.

i. Penulisan draft skripsi.

3. Tahap Pelaporan

a. Konsultasi draft skripsi pada pembimbing I dan II. b. Revisi draft skripsi setelah melaksanakan konsultasi. c. Finalisasi draft skripsi untuk ujian sidang.

d. Ujian sidang untuk pertanggungjawaban karya ilmiah (skripsi) yang telah dibuat.


(41)

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data penelitian, program bimbingan belajar untuk meningkatkan motivasi berprestasi peserta didik kelas X SMK Negeri 3 Cimahi Tahun Ajaran 2012/2013 menghasilkan kesimpulan sebagai berikut. 1. Secara umum profil motivasi berprestasi peserta didik kelas X SMK Negeri 3

Cimahi Tahun Ajaran 2012/2013 berada pada kategori sedang. Artinya, motivasi berprestasi peserta didik kelas X SMK Negeri 3 Cimahi belum optimal atau belum mencapai pada tingkatan terbaik untuk setiap aspek motivasi berprestasi.

2. Rumusan program bimbingan belajar yang layak untuk meningkatkan motivasi berprestasi peserta didik menurut pakar dan praktisi setidaknya harus memuat aspek sebagai berikut: (a) Rasional, (b) Deskripsi Kebutuhan, (c) Tujuan Program, (d) Sasaran Program, (e) Rencana Operasional, (f) Pengembangan Tema/Topik yang dioperasionalkan melalui Pengembangan Satuan Kegiatan Layanan Bimbingan dan Konseling (SKLBK), (g) Evaluasi dan Tindak Lanjut, dan (h) Indikator Keberhasilan.

3. Program bimbingan belajar teruji tidak efektif untuk meningkatkan motivasi berprestasi peserta didik kelas X SMK Negeri 3 Cimahi Tahun Ajaran 2012/2013.

B. Rekomendasi

Rekomendasi untuk mengembangkan program bimbingan belajar ditujukkan bagi guru bimbingan dan konseling dan peneliti selanjutnya, sebagai berikut.

1. Bagi Guru Bimbingan dan Konseling

Berdasarkan hasil penelitian terdapat beberapa temuan di lapangan bahwa motivasi berprestasi peserta didik kelas X secara umum berkategori sedang dan program bimbingan belajar teruji tidak efektif untuk meningkatkan motivasi berprestasi peserta didik. Sebagai upaya tindak lanjut program, guru bimbingan dan konseling dapat:


(42)

a. Memfasilitasi peserta didik untuk meningkatkan motivasi berprestasi dengan mengembangkan strategi lainnya selain bimbingan klasikal dan bimbingan kelompok yaitu dengan strategi bimbingan individual.

b. Menggunakan instrumen motivasi berprestasi yang telah terbukti reliabel (tingkatan hubungan sangat kuat) dalam mengungkap motivasi berprestasi peserta didik.

c. Mengembangkan media yang digunakan untuk kegiatan layanan bimbingan belajar seperti artikel di majalah dinding, pamflet, web, facebook, twitter, dan buku-buku untuk memperkaya pengetahuan tentang motivasi berprestasi.

2. Bagi Peneliti Selanjutnya

Hasil penelitian ini tidak dapat dipisahkan dari keterbatasan peneliti dalam melaksanakan penelitian. Oleh karena itu, kepada peneliti selanjutnya direkomendasikan untuk:

a. Menguji kembali program bimbingan belajar untuk meningkatkan motivasi berprestasi.

b. Melaksanakan treatment sesuai dengan kebutuhan dan waktu ideal agar peningkatan motivasi berprestasi peserta didik dapat lebih maksimal.

c. Mengembangkan tema program bimbingan belajar tidak hanya pada kebutuhan peserta didik yang menunjukkan tingkat ketercapaian terendah saja, tetapi juga pada kebutuhan peserta didik yang menunjukkan tingkat ketercapaian sedang dan tinggi.

d. Mengembangkan sasaran yang tidak hanya ditujukkan pada kelompok yang memiliki tingkat motivasi berprestasi rendah, tetapi juga dikembangkan pada kelompok yang memiliki tingkat motivasi berprestasi sedang dan tinggi.

e. Melibatkan pihak lain dalam memonitor perubahan sikap peserta didik untuk setiap aspek motivasi berprestasi, sehingga perubahan perilaku peserta didik dapat terpantau.


(43)

Affandy, A. (2010). Hubungan Antara Persepsi Siswa Tentang Suasana

Kehidupan Sekolah dengan Motivasi Berprestasi. Fakultas Ilmu

Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia Bandung: Tidak Diterbitkan.

Arikunto, S., dan C.S. Abdul Jabar. (2004). Evaluasi Program Pendidikan, Pedoman Teoritis Praktis Bagi Praktisi Pendidikan. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik (Edisi Revisi

V). Jakarta: PT. Rineka Cipta.

_______. (2009). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan (edisi revisi). Jakarta: Bumi Aksara.

_______. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik Edisi Revisi

2010. Jakarta : Rineka Cipta.

Auliasari. (2001). Pengembangan Program Pelatihan Motif Berprestasi Bagi

Siswa SMU. Tesis pada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas

Pendidikan Indonesia Bandung: tidak diterbitkan.

Awaludin. (2008). “Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Pada

Siswa dengan Kemampuan Matematis Rendah Melalui Pembelajaran

Open-Ended dengan Pemberian Tugas Tambahan”. Jurnal FKIP Unhalu. 65-72.

Azwar, Saifuddin. (2010). Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Crow, A., dan. Crow, L. (1989). Psychologi Pendidikan.Yogyakarta: Nur Cahaya Departemen Pendidikan Nasional. (2008). Penataan Pendidikan Profesional

Konselor dan Layanan Bimbingan dan Konseling dalam Jalur Pendidikan Formal. Bandung: Asosiasi Bimbingan dan Konseling

Indonesia.

Depdiknas. (2008). Rambu-rambu Penyelenggaraan Pendidikan Profesional

Konselor.

Djaali, H. (2007). Psikologi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.


(44)

Djumhur, I., dan Surya, M. (1975). Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah

(Guidance & Counseling). Bandung: CV Ilmu.

Furqon. (2002). Statistika Terapan untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta

Handoko, M. (1992). Motivasi Daya Penggerak Tingkah Laku. Yogyakarta: Kanisius.

Hasibuan, R.U. (2007). Hubungan Nilai Kesuksesan, Ekspentasi Kesuksesan, dan Motivasi Berprestasi Remaja Miskin Pusat Pengembangan Anak

Compassion-Malang. [Online]. Tersedia:

http://www.infoskripsi.com/artikelpenelitian/hubungan-nilai-kesuksesan.html.pdf.[4 Januari 2013].

Iskandar. (2009). Psikologi Pendidikan Sebuah Orientasi Baru. Jakarta: Gaung Persada.

Izard, J.F. (1977). Construction and Analysis of Classroom Tests. Australia: The Australian Council For Educational Research Limited Hawthorn. Kartadinata, S. (1983). Kontribusi Iklim Kehidupan Keluarga dan Sekolah

Terhadap Adekuasi Penyesuaian Diri. Tesis Fakultas Ilmu Pendidikan.

UPI. Bandung: Tidak diterbitkan.

Koeswara, E. (1995). Teori Motivasi dan Penelitiannya. Bandung: Angkasa. Maxwell, John C. (2002). Sukses Dibangun Setiap Hari. Alih bahasa: Maicy

Priskila. Jakarta: PT. Mitra Media.

Mc.Clelland, Atkinson, Clark & Lowell. (1953). The Achievment Motive. New York: Halsted Press.

Mc.Clelland, D.C. (1961). The Achieving Society. New York: D. Van Nostrand Company, Inc.

__________. (1985). Human Motivation. Illinois : Scott, Foresman & Company. Muhibin, Syah. (2003). Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung:

PT. Remaja Rosdakarya.

Mukharomah, A. (2010). Hubungan Kecerdasan Motivasi Berprestasi dengan

Kebiasaan Belajar Siswa. [Online]. Tersedia:

http://www.pustakaskripsi.com/wpcontent/upload/2010/11/hubungan-kecerdasan- motivasi berprestasi-dengan kebiasaan belajar siswa.pdf.


(45)

Munandar, U. (1999). Kreativitas dan Keterbakatan: StrategiMewujudkan

Protensi Kreatif dan Bakat. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Natawidjaja, R. (1979). Praktek Keguruan Buku Guru SGO Editor. Jakarta: Depdikbud.

Nurikhsan, J. (2006). Bimbingan dan Konseling dalam Berbagai Latar

Kehidupan. Bandung: Refika Aditama.

Purwanto, N. (2006). Psikologi Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Rasimin. (2001). Motivasi dalam Belajar. Jakarta: Depdikbud.

Riduwan. (2002). Skala Pengukuran Variabel-Variabel Penelitian. Bandung: Alfabeta.

_______. (2003). Dasar-Dasar Statistika. Bandung: Alfabeta.

_______. (2008). Belajar Mudah Penelitian untuk Guru-Karyawan dan Peneliti

Pemula. Bandung: Alfabeta.

Rizkiani, D. (2007). Hambatan dalam Mencapai Motivasi Berprestasi Siswa SMA

5 Kutoharjo Rembang Surakarta. [Online]. Tersedia:

http://diahrizkiani.wordpress.com/. [15 Januari 2013].

Rosleny. (2007). Program Bimbingan dan Konseling untuk Meningkatkan

Motivasi Belajar Siswa SMP (Studi Terhadap Siswa SMPN 20 Bandung). Tesis pada Prodi BK PPs UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Rosyadi, M.A. (2010). Quantum Learning Sebagai Metode Bimbingan Belajar untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa. Skripsi. FIP UPI. Bandung: tidak diterbitkan.

Sardiman, A. M. (1996). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar Pedoman bagi

Guru dan Calon Guru. Jakarta: PT. Grafindo Perkasa.

Sobur, A. (2003). Psikologi Umum dalam Lintasan Sejarah. Bandung: Pustaka Setia.

Supriatna, M (Ed). (2011). Bimbingan dan Konseling Berbasis Kompetensi:

Orientasi Dasar Pengembangan Profesi Konselor. Jakarta: PT

Rajagrafindo Persada.

_________. (2005). Interaksi dan Motivasi Mengajar. Jakarta: Grafindo Persada.


(1)

104

Affandy, A. (2010). Hubungan Antara Persepsi Siswa Tentang Suasana Kehidupan Sekolah dengan Motivasi Berprestasi. Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia Bandung: Tidak Diterbitkan.

Arikunto, S., dan C.S. Abdul Jabar. (2004). Evaluasi Program Pendidikan, Pedoman Teoritis Praktis Bagi Praktisi Pendidikan. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik (Edisi Revisi V). Jakarta: PT. Rineka Cipta.

_______. (2009). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan (edisi revisi). Jakarta: Bumi Aksara.

_______. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik Edisi Revisi 2010. Jakarta : Rineka Cipta.

Auliasari. (2001). Pengembangan Program Pelatihan Motif Berprestasi Bagi Siswa SMU. Tesis pada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia Bandung: tidak diterbitkan.

Awaludin. (2008). “Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Pada Siswa dengan Kemampuan Matematis Rendah Melalui Pembelajaran Open-Ended dengan Pemberian Tugas Tambahan”. Jurnal FKIP Unhalu. 65-72.

Azwar, Saifuddin. (2010). Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Crow, A., dan. Crow, L. (1989). Psychologi Pendidikan.Yogyakarta: Nur Cahaya Departemen Pendidikan Nasional. (2008). Penataan Pendidikan Profesional

Konselor dan Layanan Bimbingan dan Konseling dalam Jalur Pendidikan Formal. Bandung: Asosiasi Bimbingan dan Konseling Indonesia.

Depdiknas. (2008). Rambu-rambu Penyelenggaraan Pendidikan Profesional Konselor.

Djaali, H. (2007). Psikologi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.


(2)

Djumhur, I., dan Surya, M. (1975). Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah (Guidance & Counseling). Bandung: CV Ilmu.

Furqon. (2002). Statistika Terapan untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta

Handoko, M. (1992). Motivasi Daya Penggerak Tingkah Laku. Yogyakarta: Kanisius.

Hasibuan, R.U. (2007). Hubungan Nilai Kesuksesan, Ekspentasi Kesuksesan, dan Motivasi Berprestasi Remaja Miskin Pusat Pengembangan Anak

Compassion-Malang. [Online]. Tersedia:

http://www.infoskripsi.com/artikelpenelitian/hubungan-nilai-kesuksesan.html.pdf.[4 Januari 2013].

Iskandar. (2009). Psikologi Pendidikan Sebuah Orientasi Baru. Jakarta: Gaung Persada.

Izard, J.F. (1977). Construction and Analysis of Classroom Tests. Australia: The Australian Council For Educational Research Limited Hawthorn. Kartadinata, S. (1983). Kontribusi Iklim Kehidupan Keluarga dan Sekolah

Terhadap Adekuasi Penyesuaian Diri. Tesis Fakultas Ilmu Pendidikan. UPI. Bandung: Tidak diterbitkan.

Koeswara, E. (1995). Teori Motivasi dan Penelitiannya. Bandung: Angkasa. Maxwell, John C. (2002). Sukses Dibangun Setiap Hari. Alih bahasa: Maicy

Priskila. Jakarta: PT. Mitra Media.

Mc.Clelland, Atkinson, Clark & Lowell. (1953). The Achievment Motive. New York: Halsted Press.

Mc.Clelland, D.C. (1961). The Achieving Society. New York: D. Van Nostrand Company, Inc.

__________. (1985). Human Motivation. Illinois : Scott, Foresman & Company. Muhibin, Syah. (2003). Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung:

PT. Remaja Rosdakarya.

Mukharomah, A. (2010). Hubungan Kecerdasan Motivasi Berprestasi dengan Kebiasaan Belajar Siswa. [Online]. Tersedia: http://www.pustakaskripsi.com/wpcontent/upload/2010/11/hubungan-kecerdasan- motivasi berprestasi-dengan kebiasaan belajar siswa.pdf. [4 November 2012].


(3)

Munandar, U. (1999). Kreativitas dan Keterbakatan: StrategiMewujudkan Protensi Kreatif dan Bakat. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Natawidjaja, R. (1979). Praktek Keguruan Buku Guru SGO Editor. Jakarta: Depdikbud.

Nurikhsan, J. (2006). Bimbingan dan Konseling dalam Berbagai Latar Kehidupan. Bandung: Refika Aditama.

Purwanto, N. (2006). Psikologi Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Rasimin. (2001). Motivasi dalam Belajar. Jakarta: Depdikbud.

Riduwan. (2002). Skala Pengukuran Variabel-Variabel Penelitian. Bandung: Alfabeta.

_______. (2003). Dasar-Dasar Statistika. Bandung: Alfabeta.

_______. (2008). Belajar Mudah Penelitian untuk Guru-Karyawan dan Peneliti Pemula. Bandung: Alfabeta.

Rizkiani, D. (2007). Hambatan dalam Mencapai Motivasi Berprestasi Siswa SMA 5 Kutoharjo Rembang Surakarta. [Online]. Tersedia: http://diahrizkiani.wordpress.com/. [15 Januari 2013].

Rosleny. (2007). Program Bimbingan dan Konseling untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa SMP (Studi Terhadap Siswa SMPN 20 Bandung). Tesis pada Prodi BK PPs UPI Bandung: tidak diterbitkan. Rosyadi, M.A. (2010). Quantum Learning Sebagai Metode Bimbingan Belajar

untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa. Skripsi. FIP UPI. Bandung: tidak diterbitkan.

Sardiman, A. M. (1996). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar Pedoman bagi Guru dan Calon Guru. Jakarta: PT. Grafindo Perkasa.

Sobur, A. (2003). Psikologi Umum dalam Lintasan Sejarah. Bandung: Pustaka Setia.

Supriatna, M (Ed). (2011). Bimbingan dan Konseling Berbasis Kompetensi: Orientasi Dasar Pengembangan Profesi Konselor. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada.

_________. (2005). Interaksi dan Motivasi Mengajar. Jakarta: Grafindo Persada. Sugiyono. (2004). Statistik Nonparametrik untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.


(4)

________. (2006). Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Penerbit Alfabeta.

________. (2010). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

________. (2012). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Suherman, U., dan Dadang, S. (1998). Evaluasi dan Pengembangan Program Bimbingan dan Konseling di Sekolah. Bandung : Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia Bandung.

Suherman, U. (2007). Manajemen Bimbingan dan Konseling. Bekasi: Madani. Sukadji. (2001). Motivasi dalam Masyarakat. Jakarta :Gramedia.

Sukardi, D.K. (2002). Pengantar Pelaksanaan Program Bimbingan dan Konseling di sekolah. Jakarta: Rineka Cipta.

________. (2008). Metodologi Penelitian Pendidikan: Kompetensi dan Praktiknya. Jakarta: Bumi Aksara.

Sukardi, D.K., dan Sumiati. (1990). Pengantar Bimbingan dan Konseling di Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta.

Sukmadinata, N.S. (2003). Landasan Psikologis Proses Pendidikan. Bandung: Rosdakarya.

__________. (2005). Landasan Psikologi Proses Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.

__________. (2007). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Suryabrata, Sumadi. (1981). Psikologi Belajar. Jakarta: Depdikbud.

Susetyo, B. (2010). Statistika untuk Analisis Data Penelitian. Bandung: PT. Refika Aditama.

Syah, M. (2003). Psikologi Belajar. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

_______. (2004). Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung: Rosda Karya.


(5)

__________.(2004). Psikologi kependidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Thoha, M. (1994). Perilaku Organisasi dan Pola Organisasi. Jakarta: CV.

Rajawali.

Ulfa, N. (2010). Efektivitas Bimbingan Akademik melalui Symbolic Modeling Untuk Meningkatkan Motivasi Berprestasi Siswa. Skripsi. Publikasi Jurusan PPB FIP UPI Bandung: Tidak diterbitkan.

Undang-undang SISDIKNAS (Sistem Pendidikan Nasional) 2003 (UU RI No. 20 TH. 2003). Jakarta: Sinar Grafika.

Umniyah. (2008). Motivasi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: CV. Rajawali.

Uno, H.B. (2006). Teori Motivasi dan Pengukurannya. Jakarta: Bumi Aksara. Vroom, Victor H. (1979). Management and Motivation. New York: Pinguin

Books.

Winkel, W.S. (1991). Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan. Jakarta: Grafindo.

_________. (1997). Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan. Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia.

_________. (1985). Bimbingan dan Konseling di Sekolah Menengah. Jakarta: Gramedia.

Yusiana, R. (2002). Hubungan antara Persepsi terhadap Peran Kelompok Teman Sebaya dengan Motivasi Berprestasi pada Siswa Pindahan Kelas 3 di SMUN 2 Bandung. Skripsi Jurusan Psikologi Universitas Islam Bandung: tidak diterbitkan.

Yusuf. S dan Nurihsan. J. (2006). Landasan Bimbingan dan Konseling. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Yusuf, S. (2009). Program Bimbingan dan Konseling di Sekolah. Bandung: Rizqi Press.

_______. (2010). Psikologi Perkembangan Anak & Remaja. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Widia. R. (2012). Program Bimbingan Belajar Untuk Meningkatkan Motivasi Berprestasi. Skripsi Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia Bandung: tidak diterbitkan.


(6)

Winkel.W. S. (1991). Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan. Jakarta: Grafindo.


Dokumen yang terkait

IMPLEMENTASI STRATEGI PEMBELAJARAN SMART SOLUTION DAN REMEDIAL ENRICHMENT CONSULTING UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR PESERTA DIDIK DI LEMBAGA BIMBINGAN BELAJAR PRIMAGAMA SAMPANGAN

2 109 263

Efektivitas Teknik Modeling Melalui Konseling Kelompok Untuk Meningkatkan Karakter Rasa Hormat Peserta Didik (Quasi Eksperimen Terhadap Siswa Kelas X di SMK Muhammadiyah 2 Bandung Tahun Pelajaran 20142015)

0 0 22

Pengaruh Kepemimpinan Kepala Sekolah dan Sikap Profesional Guru terhadap Prestasi Belajar Mata Pelajaran Ekonomi Peserta Didik Kelas X IPS di SMA Negeri 1 Ceper Tahun Ajaran 2017/2018

0 0 14

SURVEI HASIL BELAJAR FOREHAND, BACKHAND DAN SMASH TENIS MEJA PESERTA DIDIK SMK NEGERI 3

0 1 14

PELAKSANAAN KONSELING KELOMPOK OLEH GURU BIMBINGAN DAN KONSELING BAGI PESERTA DIDIK BERPRESTASI BELAJAR RENDAH

0 0 12

1 KORELASI AKTIVITAS PESERTA DIDIK BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN INTERAKSI SOSIAL X SMA NEGERI 3 PONTIANAK

0 0 12

PENGARUH PENGGUNAAN STRATEGI PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP KEMAMPUAN PEMAHAMAN MATEMATIK PESERTA DIDIK (Penelitian terhadap Peserta Didik Kelas V SDN Paturaman Desa Sukaratu Kecamatan Wanaraja Kabupaten Garut Tahun Pelajaran 2013/2014)

0 0 13

PENGARUH MEDIA PREZI TERHADAP HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATERI SISTEM PENCERNAAN PADA MANUSIA (Studi Eksperimen di Kelas VIII SMP Negeri 20 Kota Tasikmalaya, Tahun Ajaran 20182019)

0 0 8

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE LEARNING TOGETHER (LT) DENGAN MEDIA SITUS PERADABAN DUNIA UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SEJARAH (Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Kelas X IIS 3 SMA Negeri 5 Surakarta Tahun Ajaran 2015/2016)

1 1 14

IMPLEMENTASI KOMPETENSI PROFESIONAL GURU DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR PESERTA DIDIK

0 0 9