PENGARUH PENDEKATAN PEMBELAJARAN TEMATIK DENGAN MENGGUNAKAN VIDEO DAN KEMAMPUAN SPASIAL VISUAL TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SEKOLAH DASAR.

PENGARUH PENDEKATAN PEMBELAJARAN TEMATIK
DENGAN MENGGUNAKAN VIDEO DAN KEMAMPUAN
SPASIAL VISUAL TERHADAP HASIL BELAJAR
MATEMATIKA SEKOLAH DASAR

TESIS

Oleh :
JAMAHI SARAGIH
NIM: 8126122024

Diajukan Guna Memenuhi Salah Satu Syarat
Untuk Memperoleh Gelar Magister Pendidikan
Program Studi Teknologi Pendidikan

PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
2014

PENGARUH PENDEKATAN PEMBELAJARAN TEMATIK

DENGAN MENGGUNAKAN VIDEO DAN KEMAMPUAN
SPASIAL VISUAL TERHADAP HASIL BELAJAR
MATEMATIKA SEKOLAH DASAR

TESIS

Oleh :
JAMAHI SARAGIH
NIM: 8126122024

Diajukan Guna Memenuhi Salah Satu Syarat
Untuk Memperoleh Gelar Magister Pendidikan
Program Studi Teknologi Pendidikan

PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
2014

ABSTRAK

JAMAHI SARAGIH, NIM. 8126122024. Pengaruh Pendekatan
Pembelajaran Tematik Dengan Menggunakan Video Dan Kemampuan
Spasial Visual Terhadap Hasil Belajar Matematika Sekolah Dasar. Tesis:
Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan. 2014.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) hasil belajar matematika yang diajar
dengan pendekatan pembelajaran tematik dengan mengunakan video lebih tinggi dari
pada siswa yang diajar dengan pendekatan pembelajaran tematik dengan menggunakan
grafis konvensional, (2) hasil belajar matematika siswa yang memiliki kemampuan
Spasial visual tinggi lebih tinggi dari pada siswa yang memiliki kemampuan Spasial
visual rendah, (3) ada interaksi pendekatan pembelajaran tematik dengan menggunakan
video dan kemampuan Spasial visual terhadap hasil belajar matematika siswa.
Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 067245 Medan. Populasi dalam
penelitian ini adalah seluruh siswa kelas IV semester 2 yang terbagi atas 3 kelas dengan
jumlah siswa 99 orang. Kelas IV a dibelajarkan dengan Pendekatan Pembelajaran
Tematik denga Menggunakan Video dan Kelas IV b dibelajarkan dengan Pendekatan
Pembelajaran Tematik dengan Menggunakan Grafis Konvensional. Tehnik pengambilan
sampel dalam penelitian ini adalah dengan cara cluster rundom sampling. Instrumen
penelitian untuk mengukur hasi belajar digunakan tes berbentuk pilihan ganda dengan
empat pilihan jawaban dengan jumlah soal sebanyak 30 butir. Untuk mengukur
kemampuan Spasial visual siswa dilakukan melalui tes yang telah diuji kevalidannya oleh

ahli psikologi. Metode penelitian menggunakan metode quasi eksperimen dengan desain
penelitian faktorial 2 x 2. Teknik analisis data menggunakan ANAVA dua jalur pada taraf
signifikan  = 0,05.
Temuan hasil penelitian menunjukan bahwa: (1) hasil belajar matematika yang
diajar dengan pendekatan pembelajaran tematik dengan mengunakan video lebih tinggi
dari pada siswa yang diajar dengan pendekatan pembelajaran tematik dengan
menggunakan grafis konvensional X = 20,77 > X = 18,79 dengan Fhitung = 249,68 >
Ftabel = 3,99 (2) hasil belajar matematika siswa yang memiliki kemampuan Spasial visual
tinggi lebih tinggi dari pada siswa yang memiliki kemampuan Spasial visual rendah X =
23,88 > X = 14,89 dengan Fhitung = 4.04 > Ftabel = 3,99 (3) ada interaksi pendekatan
pembelajaran tematik dengan menggunakan media (video, grafis konvensional) dan
kemampuan Spasial visual terhadap hasil belajar matematika siswa Fhitung = 7,13 > Ftabel
= 3,99. Perhitungan uji lanjut dengan uji Tukey menunjukkan perbedaan hasil belajar
matematika yang signifikan antara siswa yang diajar dengan pendekatan pembelajaran
tematik dengan mengunakan video dan siswa yang diajar dengan pendekatan
pembelajaran tematik dengan menggunakan grafis konvensional, begitu juga dengan hasil
belajar matematika siswa yang memiliki kemampuan Spasial visual tinggi dan siswa yang
memiliki kemampuan Spasial visual rendah. Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan
adanya interaksi antara pendekatan pembelajaran tematik dengan menggunakan Video
dengan pendekatan pembelajaran tematik dengan menggunakan Grafis Konvensional.

Hasil belajar matematika siswa yang memiliki kemampuan spasial visual tinggi lebih
tinggi dari pada hasil belajar matematika siswa yang memiliki kemampuan spasial visual
rendah jika diajar dengan menggunakan video, sebaliknya hasil belajar matematika siswa
yang memiliki kemampuan spasial visual rendah lebih tinggi dari pada hasil belajar
matematika siswa yang memiliki kemampuan spasial visual tinggi jika diajar dengan
menggunakan grafis konvensional.

i

ABSTRACT
JAMAHI SARAGIH, NIM. 8126122024. Influence of Thematic Learning
Approach By Using Video Visual And Spatial Ability To Elementary School
Mathematics Learning Outcomes. Thesis: Graduate Program, State
University of Medan. , 2014.
This study aimed to determine: (1) learning outcomes are taught mathematics by a
thematic approach to learning by using video higher than students taught with thematic
learning approach using conventional graphics, (2) mathematics learning outcomes of
students who have the ability Spasial visual High higher than the students who have the
ability Spasial visual low, (3) there is no interaction with the thematic approach to
learning using video and Spatial abilities / Visual toward mathematics learning outcomes

of students.
This research was conducted at 067 245 Field Elementary School. The population
in this study were all fourth grade students 2nd semester is divided into 3 classes with 99
students enrolled. Class IV A learned with premises Thematic Learning Approach Using
Video and Class IV b learned with Thematic Learning Approach to Using Conventional
Graphics. Sampling technique in this study is a way rundom cluster sampling. The
research instrument used to measure the learning goal should multiple choice test with
four possible answers to the question number as many as 30 points. To measure the
ability of Spasial visual students performed through tests that have been tested
kevalidannya by psychologists. Method using a quasi-experimental research design with
a 2 x 2 factorial study. ANOVA Analysis using two lines at  = 0.05 significance level.
The findings of the research showed that: (1) learning outcomes are taught
mathematics by a thematic approach to learning by using video higher than students
taught with thematic learning approach using conventional graphics = 20.77> = 18.79
with F value = 249, 68> F = 3.99 (2) mathematics learning outcomes of students who
have the ability Spasial visual height higher than the students who have the ability Spasial
visual low = 23.88> = 14.89 with F value = 4:04> F = 3 , 99 (3) no interaction thematic
approach to learning by using media (video, graphics conventional) and the ability of
Spasial visual on students' mathematics learning outcomes of F = 7.13> F = 3.99. Further
test calculations with Tukey test showed a difference significant mathematics learning

outcomes between students who are taught by a thematic approach to learning by using
video and the students are taught the thematic learning approach using conventional
graphics, as well as the outcomes of learning mathematics students who have the ability
Spatial Visual high and students who have the ability Spasial visual low. Based on the
results of the study concluded the interaction between thematic approach to learning by
using video with thematic learning approach using conventional graphics. Mathematics
learning outcomes of students who have the ability of spasial visual height higher than the
mathematics learning outcomes of students who have the ability of spasial visual low if
taught using video, reverse mathematics learning outcomes of students who have the
ability of spasial visual low is higher than on learning outcomes mathematics students
who have the ability spasial visual high if taught using conventional graphics.

ii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang
memberikan kekuatan dan kasih-NYA sehingga tesis yang berjudul Pengaruh
Pendekatan


Pembelajaran

Tematik

Dengan

Menggunakan

Video

Dan

Kemampuan Spasial visual Terhadap Hasil Belajar Matematika Sekolah Dasar
dapat diselesaikan. Dalam proses penulisannya penulis banyak menghadapi
kendala dan keterbatasan, namun berkat bimbingan Pembimbing, motivasi dari
keluarga, serta rekan-rekan mahasiswa Pascasarjana dan guru-guru diSD Negeri
067245 Medan akhirnya penulisan tesis ini dapat diselesaikan.
Penulis menyampaikan rasa hormat dan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada dosen pembimbing Bapak Prof. Dr. Efendi Napitupulu, M. Pd dan Bapak
Prof. Dr. Binsar Panjaitan, M. Pd selaku pembimbing I dan Pembimbing II yang

telah banyak memberikan pengarahan dan bimbingan dalam penyusunan tesis ini.
Pada kesempatan ini penulis juga mengucapkan terima kasih kepada:
Pertama, Bapak Prof. Dr. Muktar, M. Pd, Bapak Prof. Dr. Abdul Munir, M.
Pd dan Bapak Dr. R. Mursid, M. Pd selaku narasumber yang telah memberikan
masukan pada tesis ini, serta bapak/ibu dosen yang telah memberikan ilmu kepada
penulis selama menempuh pendidikan di Program Pascasarjana Universitas
Negeri Medan.
Kedua, Bapak Prof. Dr. Abdul Muin Sibuea, M. Pd, direktur Pascasarjana
Universitas Negeri Medan, Bapak Prof. Dr. Sahat Siagian, M. Pd sebagai Asisten
Direktur I, Bapak Prof. Dr. Harun Sitompul, M. Pd selaku Ketua Program Studi
Teknologi Pendidikan, Bapak Dr. R. Mursid, M. Pd selaku sekretaris Program
Studi Teknologi Pendidikan yang telah memberikan kesempatan dan fasilitas
belajar selama penulis mengikuti pendidikan Program Pascasarjana Universitas
Negeri Medan.
Ketiga, Bapak Kepala Sekolah, Guru-guru dan Siswa-siswi SD Negeri
067245 Medan, Ka. UPT Dinas Pendidikan Kecamatan Medan Selayang, Kepala
Dinas Pendidikan Kota Medan yang telah memberikan izin dan kesempatan untuk
melakukan penelitian di SD Negeri 067245 Medan yang telah banyak membantu
penulis dalam melakukan penelitian ini.


iii

Keempat, Bapak Kepala SD Negeri 067245 Medan dan guru-guru beserta
staf pegawai tempat penulis bekerja, yang telah memberikan kesempatan kepada
penulis untuk menyelesaikan tesis ini.
Kelima, Istri saya tercinta Seriulina Br Tarigan, S. Pd, Putra pertama saya
Oktavianus Ajey Haganta Saragih, Putra kedua saya Imanuel Febru Saragih, dan
Putri bungsu saya Bunga Citra Saragih yang senantiasa memberi saya motivasi
selama mengikuti perkuliahan dan penulisan tesis ini, saudara-saudariku
teristimewa Rasmauhur Br Saragih, S. Pd serta yang lainnya tak dapat saya
sebutkan satu persatu.
Keenam,

rekan-rekan

kuliah khususnya

Program

Studi


Teknologi

Pendidikan Angkatan XXII (dua puluh dua) kelas reguler dan kelas eksekutif.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan atau kelemahan tesis
ini, untuk itu penulis mengharapkan sumbangan pemikiran ataupun kritikan untuk
kesempurnaan tesis ini.
Penulis tidak dapat membalas semua yang telah bapak, ibu berikan sehingga
tesis ini dapat selesai, kiranya Kasih dari Tuhan Yesus Kristus senantiasa
memelihara dan memberikan berkat dan anugrah-Nya berlimpah bagi kita semua.
Akhir kata semoga hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi dunia pendidikan.

Medan,

Juli 2014

Penulis,

JAMAHI SARAGIH
NIM. 8126122024


iv

DAFTAR ISI

Halaman
KATA PENGANTAR ....................................................................................
DAFTAR ISI ...................................................................................................
DAFTAR TABEL ...........................................................................................
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
................................................................
A. Latar Belakang Masalah .........................................................
B. Identifikasi Masalah ...............................................................
C. Pembatasan Masalah ..............................................................
D. Perumusan Masalah................................................................
E. Tujuan Penelitian ................................................................
F. Manfaat Penelitian ................................................................

iii
v
viii
x
xi
1
1
10
11
12
12
13

BAB II KERANGKA TEORETIS DAN PENGAJUAN
HIPOTESIS
................................................................
A. Deskripsi Teoretis ................................................................
1. Hakikat Belajar dan Hasil Belajar Matematika ...............
2. Pembelajaran Tematik Menggunakan Video ..................
3. Pembelajaran Tematik Menggunakan Media Grafis
Konvensional ................................................................
4. Hakikat Kemampuan Visual Spasial ...............................
B. Penelitian Yang Relevan ........................................................
C. Kerangka Berfikir ...................................................................
D. Pengajuan Hipotesis ...............................................................

37
39
47
51
60

BAB III METODOLOGI PENELITIAN .................................................
A. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................
B. Pendekatan Penelitian ............................................................
C. Populasi dan Sampel Penelitian .............................................
D. Disain Penelitian ................................................................
E. Defenisi Operasional Variabel Penelitian ..............................
F. Teknik Pengumpulan Data .....................................................
G. Teknik Analisis Data ..............................................................

61
61
62
62
63
65
67
75

BAB IV HASIL PENELITIAN ................................................................
A. Deskripsi Data Penelitian ...................................................
1. Hasil Belajar Matematika Dengan Pendekatan
Pembelajaran Tematik Menggunakan Video ...................
2. Hasil Belajar Matematika Dengan Menggunakan
Pendekatan Pembelajaran Tematik Menggunakan Grafis
Konvensional ................................................................
3. Hasil Belajar Matematika Memiliki Kemampuan Spasial
visual Tinggi ................................................................

78
78

v

14
14
14
20

78

79
80

4. Hasil Belajar Matematika Siswa Yang Memiliki
Kemampuan Spasial visual Rendah .................................
5. Hasil Belajar Matematika Kemampuan Spasial visual
Tinggi Dengan Menggunakan Pendekatan Pembelajaran
Tematik Menggunakan Video. .........................................
6. Hasil Belajar Matematika Kemampuan Spasial visual
Rendah
Dengan
Menggunakan
Pendekatan
Pembelajaran Tematik Menggunakan Video. ..................
7. Hasil Belajar Matematika Kemampuan Spasial visual
Tinggi Dengan Menggunakan Pendekatan Pembelajaran
Tematik Menggunakan Grafis Konvensional. .................
8. Hasil Belajar Matematika Kemampuan Spasial visual
Rendah
Dengan
Menggunakan
Pendekatan
Pembelajaran
Tematik
Menggunakan
Grafis
Konvensional. ................................................................
B. Pengujian Persyaratan Analisis
1. Uji Normalitas ................................................................
2. Uji Homogenitas Varians ......................................
C. Pengujian Hipotesis
1. Perbedaan Hasil Belajar Matematika Antara Siswa Yang
Memperoleh Pendekatan Pembelajaran Tematik
Menggunakan Video dan Grafis Konvensional. ..............
2. Perbedaan Hasil Belajar Matematika Antara Siswa Yang
Memiliki Kemampuan Spasial visual Tinggi Dan
Rendah ............................................................................
3. Interaksi Antara Pendekatan Pembelajaran Tematik dan
Kemampuan Spasial visual Siswa
Dalam
Mempengaruhi Hasil Belajar Matematika .......................
D. Pembahasan dan Hasil Penelitian
1. Hasil belajar matematika siswa yang diajar dengan
pendekatan pembelajaran tematik menggunakan video
lebih tinggi dari pada siswa yang diajar dengan
pendekatan pembelajaran tematik menggunakan grafis
konvensional ...................................................................
2. Hasil belajar matematika siswa yang memiliki
Kemampuan Spasial visual Tinggi lebih tinggi dari pada
siswa yang memiliki Kemampuan Spasial visual Rendah
3. Terdapat interaksi antara pendekatan pembelajaran
tematik menggunakan video dan Kemampuan Spasial
visual terhadap hasil belajar matematika siswa ...............

83

84

85

87

88
89

92

93

93

97

100

103

Keterbatasan Penelitia .........................................................

104

SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN ..................................

105

E.

BAB V

81

vi

A. Simpulan
B. Implikasi
C. Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

............................................................................
............................................................................
............................................................................

106
107
113

...........................................................................
...........................................................................

115
117

vii

DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1.1
Tabel 2.1
Tabel 2.2
Tabel 3.1
Tabel 3.2
Tabel 3.3
Tabel 3.4
Tabel 4.1

Tabel 4.2

Tabel 4.3

Tabel 4.4
Tabel 4.5

Tabel 4.6

Tabel 4.7

Tabel 4.8

Tabel 4.9
Tabel 4.10

Rata-Rata Hasil Belajar Siswa SD Negeri 067245
Medan.............................................................................
Perbandingan pendekatan pembelajaran tematik
menggunakan video dan grafis konvensional.............
Perbandingan Ciri-Ciri Siswa Kecerdasan Spasial
Tinggi dan Rendah ........................................................
Sebaran Penelitian Data Populasi Siswa Kelas IV
SD Negeri 067245 Medan .............................................
Desain Penelitian Faktorial 2x2. ..................................
Kisi-Kisi Tes Hasil Belajar Matematika .....................
Klasifikasi Tingkat Kesukaran Soal ...........................
Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Matematika
Dengan Menggunakan Pendekatan Pembelajaran
Tematik Menggunakan Video .....................................
Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Matematika
Untuk
Pendekatan
Pembelajaran
Tematik
Mengunakan Grafis Konvensional ..............................
Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Matematika
Untuk Siswa Dengan Kemampuan Spasial visual
Tinggi .............................................................................
Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Matematika
Untuk Kemampuan Spasial visual Rendah ................
Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Matematika
Kelompok Kemampuan Spasial visual Tinggi
Dengan Menggunakan Pendekatan Pembelajaran
Tematik Menggunakan Video .....................................
Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Matematika
Kelompok Kemampuan Spasial visual Rendah
Dengan Menggunakan Pendekatan Pembelajaran
Tematik Menggunakan Video ....................................
Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Matematika
Kelompok Kemampuan Spasial visual Tinggi
Dengan Menggunakan Pendekatan Pembelajaran
Tematik Menggunakan Grafis Konvensional ............
Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Matematika
Kelompok Kemampuan Spasial visual Rendah
Dengan Menggunakan Pendekatan Pembelajaran
Tematik Menggunakan Grafis Konvensional ............
Rangkuman Hasil Analisis Uji Normalitas (Uji
Liliefors) .........................................................................
Rangkuman Hasil Pengujian Homogenitas Varians
antar kelompok sampel Video dan Grafis
Konvensional dengan Uji 2 pada Taraf Signifikansi
α= 0,05 ............................................................................

viii

6
38
47
63
64
68
73

77

78

79
81

82

83

84

86
87

87

Tabel 4. 11

Tabel 4.12

Tabel 4.13
Tabel 4.14
Tabel 4.15

Rangkuman Hasil Pengujian Homogenitas Varians
antar kelompok sampel Kemampuan Spasial visual
Tinggi dan Kemampuan Spasial visual Rendah
dengan Uji 2 pada Taraf Signifikansi α = 0,05 .........
Rangkuman Hasil Pengujian Homogenitas Varians
sampel dengan Uji Bartlet pada Taraf Signifikansi
α= 0,05 ............................................................................
Hasil Statistik Deskriptif ..............................................
Rangkuman Hasil Anava Secara Keseluruhan
Terhadap Hasil Belajar Matematika ..........................
Ringkasan Hasil Perhitungan Uji Scheffe’ .................

ix

88

89
90
91
91

DAFTAR GAMBAR
Gambar
Halaman
Gambar 4.1 Histogram Hasil Belajar Matematika Untuk
Pendekatan Pembelajaran Tematik Menggunakan
Video...............................................................................
79
Gambar 4.2 Histogram Hasil Belajar Matematika Untuk
pendekatan pembelajaran tematik menggunakan
Grafis Konvensional .....................................................
80
Gambar 4.3 Histogram Hasil Belajar Matematika Kelompok
Siswa Yang Memiliki Kemampuan Spasial visual
Tinggi .............................................................................
80
Gambar 4.4 Histogram Hasil Belajar Matematika Siswa Untuk
Kemampuan Spasial visual Rendah ............................
81
Gambar 4.5 Histogram Hasil Belajar Matematika Kelompok
Kemampuan Spasial visual Tinggi Dengan
Menggunakan Pendekatan Pembelajaran Tematik
Menggunakan Video .....................................................
82
Gambar 4.6 Histogram Hasil Belajar Matematika Kelompok
Kemampuan Spasial visual Rendah Dengan
Menggunakan Pendekatan Pembelajaran Tematik
Menggunakan Video ....................................................
84
Gambar 4.7 Histogram Hasil Belajar Matematika Kelompok
Kemampuan Spasial visual Tinggi Dengan
Menggunakan Pendekatan Pembelajaran Tematik
Menggunakan Grafis Konvensional ............................
85
Gambar 4.8 Histogram Hasil Belajar Matematika Kelompok
Kemampuan Spasial visual Rendah Dengan
Menggunakan Pendekatan Pembelajaran Tematik
Menggunakan Grafis Konvensional ...........................
86
Gambar 4.9 Model Interaksi Antara Pendekatan Pembelajaran
Tematik Menggunakan Video dan Kecerdasan
Spasial Visual Terhadap Hasil Belajar Matematika
Siswa ...............................................................................
88

x

DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
Lampiran 1
Lampiran 2
Lampiran 3
Lampiran 4
Lampiran 5
Lampiran 6
Lampiran 7
Lampiran 8
Lampiran 9
Lampiran 10
Lampiran 11
Lampiran 12
Lampiran 13
Lampiran 14
Lampiran 15
Lampiran 16
Lampiran 17
Lampiran 18
Lampiran 19
Lampiran 20
Lampiran 21
Lampiran 22
Lampiran 23
Lampiran 24
Lampiran 25
Lampiran 26
Lampiran 27
Lampiran 28
Lampiran 29

Halaman
Peta Konsep ....................................................................
Silabus Matematika Kelas IV SD ...................................
RPP Kelas Video.............................................................
RPP Kelas Grafis ...........................................................
Skenario Kelas Video .....................................................
Skenario Kelas Grafis Konvensional ..............................
Instrument Soal Uji Coba................................................
Validitas Tes ...................................................................
Reliabilitas ......................................................................
Daya Benda .....................................................................
Analisis Tingkat Kesukaran (Distraktor) ........................
Validitas Butir Instrument...............................................
Surat Keterangan Validator .............................................
Instrument Tes Hasil Belajar ..........................................
Hasil Tes Kemampuan Spasial .......................................
Data Induk Penelitian ......................................................
Hasil Olah Data Statistik .................................................
Uji Normalitas Data ........................................................
Uji Homogenitas .............................................................
Pengujian Hipotesis .......................................................
Lanjut Uji Schefee ..........................................................
Dokumentasi ...................................................................
Surat Keputusan Dosen Pembibing.................................
Seminar Proposal Tesis ...................................................
Surat Izin Melaksanakan Penelitia .................................
Surat Izin Melakukan Uji Coba ......................................
Surat Keterangan Sudah Melaksanakan Penelitian .........
Surat Undangan Ujian Tesis ...........................................
Biodata ............................................................................

xi

117
119
129
156
181
202
223
233
236
238
240
244
254
256
267
270
271
295
304
308
313
317
331
332
333
334
335
336
338

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sekolah Dasar (SD) adalah jenjang paling dasar pada pendidikan formal di
Indonesia. SD ditempuh dalam waktu 6 tahun, mulai dari kelas 1 sampai kelas 6.
Lulusan sekolah dasar dapat melanjutkan pendidikan ke Sekolah Menengah
Pertama (atau sederajat). Pelajar sekolah dasar umumnya berusia 7-12 tahun. Di
Indonesia, setiap warga negara berusia 7-15 tahun wajib mengikuti pendidikan
dasar, yakni sekolah dasar (atau sederajat) 6. Sekolah dasar diselenggarakan oleh
pemerintah maupun swasta.
Dalam Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional (UU Nomor 20 Tahun
2001) Pasal 17 mendefinisikan pendidikan dasar sebagai berikut: Pendidikan
dasar merupakan jenjang pendidikan yang melandasi jenjang pendidikan
menengah.
Peningkatan mutu pembelajaran di sekolah akan selalu mendapatkan
perbaikan-perbaikan secara berkelanjutan. Perbaikan dan penyempurnaan
pembelajaran di sekolah itu, dilakukan melalui perubahan kurikulum sekolah oleh
pemerintah. Kurikulum itu memang bersifat dinamis, harus selalu menyesuaikan
dengan perkembangan ilmu pengetahuan. Di samping itu melalui berbagai
observasi dan evalasi pendidikan, masukan dari para pakar pendidik serta
masukan dari masyarakat yang peduli pendidikan, pemerintah berusaha untuk
memperbaiki kurikulum itu yang mereka pandang perlu untuk diadakan perbaikan
dan penyempurnaan. Meskipun masyarakat banyak yang mengasumsikan,bahwa

1

2

setiap ganti menteri mesti ganti kurikulum. Sebagai sorang guru yang
professional, sudah seharusnya cepat merespon perubahan kurikulum. Perubahan
kurikulum yang terjadi merupakan hal yang biasa dan merupakan suatu
keniscayaan dalam rangka mengikuti perkembangan masyarakat yang begitu
cepat. Dalam rencana penerapan kurikulum di sekolah dasar disajikan model
pembelajaran tematik integratif. Kurikulum tematik integratif yaitu menerapkan
pola tematik integratif, dengan pola penerapan tema yang sama seluruh Indonesia,
sedangkan guru dan sekolah hanya berperan mengembangkan materi sesuai
dengan tema yang sudah ada.
Inti dari penerapan sistem pembelajaran Kurikulum tematik berkarakter ini
adalah

sebagai

upaya

penyederhanaan,

dalam

wujud

tematik-integratif.

Tujuannya, untuk mencetak generasi yang siap di dalam menghadapi masa depan.
Siswa diharapkan mampu mengembangkan nalar dibanding hafalan karena sudah
menjadi "penyakit" sistem pendidikan kita yang lebih menonjolkan aspek
keberhafalan dari pada sistem mengerti. Siswa seakan diperas otaknya untuk
menghafal aneka ragam mata pelajaran. Dalam Kurikulum tematik berkarakter
ini, siswa diarahkan untuk mampu mengeksplor dirinya sendiri menuju arah
perkembangan.
Dalam pembelajaran tematik-integratif ini, siswa belajar melalui tema yang
didalam tema itu sudah mencakup seluruh mata pelajaran dan kompetensinya.
Dengan kata lain, tidak ada pemisahan antar mata pelajaran. Eksplorasi pada
pelajaran sistem tematik ini bertujuan agar peserta didik/siswa mampu lebih baik
dalam melakukan observasi, bertanya, bernalar, dan mengkomunikasikan

3

(mempresentasikan), apa yang mereka peroleh atau mereka ketahui setelah
menerima materi pembelajaran. Lantas untuk menjembatani hal tersebut, obyek
yang menjadi pembelajaran dalam penataan dan penyempurnaan menekankan
pada fenomena alam, sosial, seni, dan budaya. Siswa diarahkan untuk memiliki
kompetensi sikap, keterampilan, dan pengetahuan jauh lebih baik. Tujuan lainnya,
agar siswa/peserta didik tidak menjadi sosok yang asal menerima atau belajar
untuk hafal. Ia diaharapkan lebih kreatif, inovatif, dan lebih produktif. Konsep
menjadi diri sendiri dengan mengembangkan aspek kognitif, apektif, dan
psikomotorik pada diri mereka dapat lebih digali. Diharapkan nantinya
siswa/peserta didik mampu menghadapi berbagai persoalan dan tantangan di
zamannya.
Kurikulum

tematik

integratif

menuntut

guru

untuk

lebih

bisa

mengembangkan cara pembelajaran yang asyik dan menyenangkan sesuai
kebutuhan dan perkembangan keadaan. Proses ini mungkin tidak akan serta merta
berubah dalam diri guru yang selama ini biasa "mencekoki" siswa dengan
penjelasan-penjelasan gaya satu arah. Oleh karena itu, guru harus bisa
memposisikan diri sebagai pembimbing siswa bukan sang otoriter kelas. Masalah
bakat dan minat, hanya siswa sendiri yang bisa mengenali dirinya sendiri. Inilah
konsep kurikulum tematik integratif yang lebih "memanusiakan manusia". Bukan
menjadikan siswa "robot pendidikan" yang cepat lelah dan pusing karena harus
mengerjakan tugas sekolah bejibun, belum lagi aneka buku yang harus dia bawa
di tas karena banyaknya pelajaran yang harus dia pelajari.

4

Guru diharapkan mampu menggali dan memancing potensi siswa, apapun
minat dan bakatnya. Siswa sendiri menjadi obyek yang diberi keleluasaan untuk
mengembangkan potensi dirinya. Dengan demikian, tidak ada lagi dikotomi
(kasta) mata pelajaran yang menyebabkan munculnya label seorang anak disebut
"pintar" atau "kurang pintar" dengan berpatokan pada mata pelajaran tertentu
yang dianggap memiliki nilai tersendiri. Mau pelajaran sains, sosial, atau bahasa
semua sama "haknya" yang bebas dipilih oleh siswa. Tentunya hal ini
menimbulkan ekses lain, salah satunya dengan persiapan sumber daya manusia
(guru) dan infrastruktur yang mendukung bagi perkembangan siswa dan sekolah.
Anak cerdas merupakan dambaan setiap orang, sebab kemampuan
merupakan modal anak untuk mengarungi kehidupan di masa mendatang.
Kemampuan adalah kemampuan seseorang untuk mengingat, kemampuan
memahami, memahami dunia, mengingat, kreativitas tinggi, imanjinasi yang
berkembang B. Uno (2006:58) Banyak ahli yang sepakat mengatakan bahwa
semua anak pada dasarnya cerdas. Gardner (1993) dalam B. Uno (2009:11).
Kemampuan seseorang meliputi unsur-unsur kemampuan matematika logika,
kemampuan bahasa, kemampuan musikal, kemampuan visual spasial, kemampuan
kinestetis, kemampuan interpersonal, kemampuan intrapersonal dan kemampuan
naturalis. Wijanarko (2012:48) Kemampuan atau kepandaian itu aspeknya
banyak, beberapa aspek kemampuan dalam diri seseorang secara bersama-sama
membangun level kemampuan orang tersebut, dan sekaligus membuat
kepribadian seseorang menjadi sangat unik dan tidak akan ada yang sama persis,
sekalipun dia anak kembar. Dalam kemampuan visual spasial diperlukan adanya

5

pemahaman kiri-kanan, pemahaman perspektif, bentuk-bentuk geometris,
menghubungkan

konsep

spasial

dengan

angka,

kemampuan

dalam

mentransformasi mental dari bayangan visual. Faktor-faktor tersebut juga
diperlukan dalam belajar matematika. Peranan kemampuan spasial terhadap
matematika Amstrong (2013:25) geometri lebih mudah dari pada aljabar. Dalam
geometri terdapat unsur penggunaan visualisasi, penalaran spasial dan pemodelan.
Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan spasial merupakan tuntutan kurikulum
yang harus diakomodasi dalam pembelajaran di kelas. Dalam kurikulum nasional
di Indonesia, dari tingkat sekolah dasar sampai perguruan tinggi siswa/mahasiswa
dituntut untuk dapat menguasai materi geometri bidang dan geometri ruang yang
notabene juga membutuhkan kemampuan spasial.
Sekolah Dasar Negeri 067245 Medan, salah satu Sekolah Dasar yang telah
menerapkan Kurikulum tematik sejak tahun pelajaran 2006/2007 yang dikenal
dengan nama Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, yang menerapkan
pembelajaran menggunakan tema. Kondisi dan fakta yang dapat di lihat dari
pengamatan sehari-hari dan dari hasil ujian akhir sekolah (UAS) dan nilai rapot
siswa, bahwa siswa-siswi sekolah tersebut 80% mencapai nilai yang tidak tuntas,
padahal kriteria nilai ke tuntasan minimal adalah 70 artinya bahwa nilai yang di
capai berkisar antara 0 sampai 59. Hal ini dapat di lihat berdasarkan nilai rapot
siswa Kelas IV semester I dan II SD Negeri 067245 Medan tahun pelajaran
2010/2011, 2011/2012 dan 2012/2013 bahwa rata-rata nilai mata pelajaran
matematika masih tergolong rendah dibandingkan dengan mata pelajaran lainnya.
Perbadingan rata-rata mata pelajaran tersebut dapat di lihat dalam tabel 1 berikut.

6

Tabel 1.1 Rata-Rata Hasil Belajar Siswa SD Negeri 067245 Medan

No

1
2
3
4
5
6

Mata Pelajaran

Nilai Rata-Rata
T.P
T.P
T.P
2010/2011
2011/2012
2012/2013
Sem. Sem. Sem. Sem. Sem. Sem.
I
II
I
II
I
II

Pendidikan
61
70
61
Kewarganegaraan
Bahasa Indonesia
63
70
70
Matematika
52
61
60
Ilmu Pengetahuan Alam
71
71
70
Ilmu Pengetahuan Sosial
64
70
60
Seni Budaya dan
61
77
71
Keterampilan
(Sumber : Arsip Nilai SD Negeri 067245 Medan)

73

60

61

76
61
75
73

61
61
61
61

61
60
61
61

71

71

71

Hasil yang demikian dapat terjadi sebagai salah satu kemungkinan penyebab
siswa tidak dapat berprestasi dengan baik serta hasil belajar siswa belum optimal.
Dari data di atas dapat di lihat bahwa rata-rata hasil belajar matematika belum
memuaskan atau tidak tuntas, dimana rata-rata nilai matematika yang di peroleh
adalah 61 pada semester I, 60 pada semester II T.P 2012/2013 padahal batas
ketuntasan ninimal sekolah adalah 70. Terlebih lagi mata pelajaran yang dapat
menyebabkan siswa untuk tidak lulus dalam ujian nasional (UN).
Rendahnya hasil belajar matematika dari data tabel diatas tentu banyak
faktor yang mempengaruhinya. Namun secara garis besar faktor-faktor tersebut
dapat dikelompokkan menjadi dua bagian yaitu faktor external adalah pendekatan
pembelajaran yang di laksanakan oleh guru, Djamarah (2010:5) dalam mengajar
guru harus pandai menggunakan pendekatan secara arif dan bijaksana, bukan
sembarangan yang bisa merugikan anak didik. Sedangkan yang merupakan faktor
internal di antaranya adalah bagian dari kemampuan intelektual (IQ) siswa.

7

Gardner dalam Lwin dkk (2008:2)

mengusulkan dalam bukunya, Frames of

Mind; The theory of multiple intelligences (1983), bahwa kemampuan memiliki
tujuh komponen. Dia menamakan ketujuh komponen tersebut tujuh kemampuan
ganda. Menurut Djamarah (2010:57) inteligensi adalah unsur yang ikut
mempengaruhi keberhasilan belajar anak didik, setiap anak memiliki inteligensi
yang berlainan. Perbedaan individual dalam bidang intelektual ini perlu diketahui
dan dipahami oleh guru terutama dalam hubungannya dengan pengelompokan
anak didik dalam proses pembelajaran dikelas didukung oleh Reigeluth dan Merril
yang yang dikutip oleh Miarso (2004:529) bahwa pembelajaran hendaknya
bersifat preskriptif sehingga nantinya akan dapat mengatasi masalah belajar. Salah
satu kemampuan ganda tersebut adalah kemampuan spasial visual. Kemampuan
spasial visual berhubungan dengan penggunaan media audio visual dalam
pembelajaran matematika geometri bangun datar. Dari penjelasan tersebut maka
dirasa perlu untuk menambah variasai pembelajaran yang menarik dan
menyenangkan, melibatkan siswa sehingga akan meningkatkan aktivitas dan
tanggung jawabnya.
Pendekatan pembelajaran yang dipilih hendaknya sesuai dengan tema,
media dan sumber belajar lainya yang di anggap relevan dalam meyampaikan
informasi dan membimbing siswa agar terlihat secara optimal sehingga siswa
dapat memperoleh pengalaman belajar dalam rangka menumbuh kembangkan
kemampuannya seperti mental emosional dan sosial serta keterampilan atau
kogniktif, afektif dan psikomotor. Dengan demikian pendekatan pembelajaran
yang sesuai dapat membangkitkan dan mendorong timbulnya aktivitas siswa

8

untuk meningkatkan kemampuan dan pemahaman siswa terhadap materi
pembelajaran tertentu.
Menurut Arsyad (2007:26) Media pembelajaran dapat memperjelas
penyajian pesan dan informasi sehingga dapat memperlancar dan meningkatkan
proses dan hasil belajar. Penggunaan media pembelajaran dan hubungannya
dengan kemampuan visual spasial dalam pembelajaran matematika geometri juga
mempengaruhi hasil belajar. Video merupakan media yang audio visual, sehingga
dapat dijadikan alat untuk membantu meningkatkan kemampuan prestasi belajar
materi bangun datar. Dengan video siswa dapat mengerti secara kontekstual
mengenai bidang, panjang, lebar, sudut dan sisi-sisinya. Video dapat digunakan di
semua lingkungan pembelajaran baik kelas, kelompok kecil maupun perorangan.
Video tersedia dalam berbagai topic dan untuk semua jenis pebelajar dalam
banyak domain belajar- kognitif, afektif, ketrampilan motorik, dan interpersonal.
Video hampir dapat membawa pebelajar kemanapun, ketempat yang menarik
melebihi dinding ruang kelas. Objek yang terlalu besar bisa dibawa kedalam kelas
untuk dipelajari demikian juga yang terlalu kecil untuk dilihat dengan mata
telanjang, bisa dilihat dengan video.
Untuk mengatasi permasalahan hasil belajar matematika khususnya
geometri di Sekolah Dasar dapat digunakan media video, karena video memiliki
kelebihan sebagai berikut: Mengatasi jarak dan waktu, mampu menggambarkan
peristiwa-peristiwa masa lalu secara realistis dalam waktu yang singkat, dapat
membawa siswa berpetualang dari negara satu ke negara lainnya, dan dari masa
yang satu ke masa yang lain, dapat diulang-ulang bila perlu untuk menambah

9

kejelasan, pesan yang disampaikannya cepat dan mudah diingat, megembangkan
pikiran dan pendapat para siswa, mengembangkan imajinasi, memperjelas hal-hal
yang abstrak dan memberikan penjelasan yang lebih realistic, mampu berperan
sebagai media utama untuk mendokumentasikan realitas sosial yang akan dibedah
di dalam kelas, mampu berperan sebagai storyteller yang dapat memancing
kreativitas peserta didik dalam mengekspresikan gagasannya.
Berdasarkan uraian di atas dapat diduga bahwa untuk memperoleh hasil
belajar seperti yang di harapkan dibutuhkan suatu pendekatan pembelajaran yang
mampu untuk lebih memberdayakan siswa dalam proses belajar mengajar. Faktor
pendekatan pembelajaran dan penggunaan media pembelajaran video serta
kemampuan spasial visual dapat mempengaruhi hasil belajar siswa. Dalam proses
pembelajaran guru harus dapat memberikan rasa nyaman dan menyenangkan
ketika proses belajar mengajar dimulai. Untuk itu di perlukan suatu pendekatan
pembelajaran dan penggunaan media video serta kemampuan spasial visual yang
dapat memberikan hasil belajar yang memuaskan tanpa meninggalkan beban
kepada siswa.
Pendekatan tematik dalam pembelajaran memiliki kriteria dalam pendekatan
tematik integratif, yaitu materi pembelajaran menggunakan pada fakta atau
fenomena yang dapat dijelaskan dengan logika atau penalaran tertentu bukan
sebatas kira-kira, khayalan, legenda, atau dongeng semata. Penjelasan guru,
respon siswa, dan interaksi edukatif guru-siswa terbebas dari prasangka yang
serta-merta, pemikiran subjektif, atau penalaran yang menyimpang dari alur
berpikir logis. Mendorong dan menginspirasi siswa berpikir secara kritis, analistis,

10

dan tepat dalam mengidentifikasi, memahami, memecahkan masalah, dan
mengaplikasikan materi pembelajaran. Mendorong dan menginspirasi siswa
mampu berpikir hipotetik dalam melihat perbedaan, kesamaan, dan tautan satu
sama lain dari materi pembelajaran. Mendorong dan menginspirasi siswa mampu
memahami, menerapkan, dan mengembangkan pola berpikir yang rasional dan
objektif dalam merespon materi pembelajaran. Menggunakan pada konsep, teori,
dan fakta empiris yang dapat dipertanggungjawabkan. Tujuan pembelajaran
dirumuskan secara sederhana dan jelas, namun menarik sistem penyajiannya.
Dari latar belakang tersebut dapat dijelaskan bahwa perolehan hasil belajar
masih rendah hal ini diduga disebabkan pendekatan pembelajaran yang masih
konvensional sehingga kurang menarik minat dan kemauan siswa belajar dan
penggunaan media yang juga masih sederhana serta konvensional. Sebagai
perbaikan perlu dilakukan penyelesaian masalah tersebut dengan mengadakan
pendekatan pembelajaran tematik dengan menggunakan media pembelajaran
menggunakan video yang berhubungan langsung dengan kemampuan spasial
visual anak didik oleh karenanya maka diadakan penelitian pengaruh pendekatan
pembelajaran tematik dengan menggunakan video dan kemampuan spasial visual
terhadap hasil belajar matematika Sekolah Dasar.

B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas maka dapat
diidentifikasi beberapa masalah dalam penelitian ini sebagai berikut: Faktor-faktor
apa saja yang mempengaruhi hasil belajar matematika Kelas IV SD Negeri

11

067245 Medan? Apa penyebab rendahnya hasil belajar matematika siswa?
Apakah rendahnya hasil belajar disebabkan pendekatan pembelajaran tematik
dengan menggunakan media yang kurang inovative? Bagaimana guru dalam
melaksanakan pembelajaran dan teori-teori belajar kepada siswa? Apakah
pendekatan pembelajaran dengan mengunakan media mempengaruhi hasil belajar
siswa? Bagaimana sebaiknya pendekatan pembelajaran yang digunakan untuk
meningkatkan hasil belajar siswa? Bagaimana media yang digunakan untuk
meningkatkan hasil belajar siswa? Bagaimana guru mempertimbangkan
kemampuan intelektual siswa dalam hal kemampuan spasial visual dan hakikat
hasil belajar matematika siswa? Apakah guru menggunakan media pembelajaran
sesuai dengan tema dan bahan ajar yang disampaikan? Pendekatan pembelajaran
apa yang selama ini digunakan oleh guru untuk meningkatkan kemampuan spasial
visual siswa? Apakah guru telah memperhatikan kemampuan spasial visual siswa
pada waktu pembelajaran?

C. Pembatasan Masalah
Agar penelitian ini lebih terarah, efektif, efisien dan memudahkan dalam
melaksanakan penelitian maka perlu dibatasi masalah yang diidentifikasi.
Masalah dalam penelitian ini dibatasi pada masalah pendekatan pembelajaran
tematik dengan menggunakan video dan pendekatan pembelajaran tematik dengan
menggunakan grafis konvensional. Kemampuan spasial visual

tinggi dan

kemampuan spasial visual rendah, serta hasil belajar siswa Kelas IV semester
genap SD Negeri 067245 Medan pada mata pelajaran matematika tema Indahnya

12

Negeriku materi geometri dan pengukuran yang meliputi aspek kognitif yang
dibatasi pada aspek pengetahuan (C1), pemahaman (C2), penerapan (C3) B. Uno
(2004:192). Segi banyak beraturan dan tak beraturan merupakan materi yang sulit
menurut siswa, terbukti dengan nilai ulangan siswa berada pada kriteria tidak
tuntas.

D. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, identifikasi dan pembatasan masalah dalam
penelitian ini, maka permasalahan yang diteliti dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Apakah hasil belajar matematika yang diajar dengan pendekatan pembelajaran
tematik dengan menggunakan video lebih tinggi dari pada siswa yang diajar
dengan pendekatan pembelajaran tematik dengan menggunakan grafis
konvensional?
2. Apakah hasil belajar matematika siswa yang memiliki kemampuan spasial
visual tinggi lebih tinggi dari pada siswa yang meiliki kemampuan spasial
visual rendah ?
3. Apakah ada interaksi pendekatan pembelajaran tematik dengan menggunakan
video dan kemampuan spasial visual terhadap hasil belajar matematika siswa?

E. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui:
1. Hasil belajar matematika yang diajar dengan pendekatan pembelajaran tematik
mengunakan video lebih tinggi dari pada siswa yang diajar dengan pendekatan
pembelajaran tematik menggunakan grafis konvensional.

13

2. Hasil belajar matematika siswa yang memiliki kemampuan spasial visual tinggi
lebih tinggi dari pada siswa yang memiliki kemampuan spasial visual rendah .
3. Ada interaksi pendekatan pembelajaran tematik dengan menggunakan video
dan kemampuan spasial visual terhadap hasil belajar matematika siswa.

F. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian yang diperoleh diharapkan dapat memberikan manfaat
kepada guru kelas dan guru matematika khususnya, baik secara teoritis maupun
praktis. Manfaat secara teoritis diharapkan dapat menambah khasanah
pengetahuan khususnya yang berkhaitan dengan pendekatan pembelajaran tematik
menggunakan video dengan kemampuan spasial visual. Hasil penelitian ini juga
diharapkan dapat digunakan sebagai teori untuk lanjutan penelitian yang relevan.
Manfaat secara praktis yaitu memberikan kontribusi terhadap dunia
pendidikan, bermanfaat untuk mengungkap secara empiris ada tidaknya pengaruh
pendekatan

pembelajaran

tematik

menggunakan

video

dan

pendekatan

pembelajaran tematik menggunakan grafis konvensional terhadap hasil belajar.
Juga mengungkap pengaruh kemampuan spasial visual tinggi dan kemampuan
spasial visual rendah terhadap hasil belajar matematika geomteri, dan juga untuk
mengungkap ada tidaknya interaksi pendekatan pembelajaran tematik dengan
menggunakan video dan kemampuan spasial visual terhadap hasil belajar
matematika siswa.

14

BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A.

Simpulan
Simpulan-simpulan yang dapat ditarik dari hasil pengujian hipotesis adalah

sebagai berikut:
Pertama, terdapat perbedaan hasil belajar Matematika siswa yang
dibelajarkan dengan Pendekatan Pembelajaran Tematik dengan Menggunakan
Video lebih tinggi dari pada siswa yang diajarkan dengan Pendekatan
Pembelajaran Tematik dengan Menggunakan Grafis Konvensional. Dengan
demikian Pendekatan Pembelajaran Tematik dengan Menggunakan Video lebih
efektif diterapkan dalam pembelajaran matematika guna meningkatkan hasil
belajar siswa.
Kedua, rata-rata hasil belajar Matematika siswa yang memiliki kemampuan
spasial visual tinggi lebih tinggi dibandingkan siswa yang memiliki kemampuan
spasial visual rendah.
Ketiga, hasil perhitungan analysis varians menunjukkan bahwa terdapat
interaksi antara pendekatan pembelajaran tematik menggunakan media (video dan
grafis konvensional) dan kemampuan spasial visual dalam mempengaruhi hasil
belajar matematika siswa, sehingga siswa dengan kemampuan spasial visual
tinggi lebih baik diajar dengan menggunakan pendekatan pembelajaran tematik
dengan menggunakan video, sedangkan siswa dengan kemampuan spasial visual
rendah lebih baik diajar dengan menggunakan pendekatan pembelajaran tematik
dengan menggunakan grafis konvensional.
106

107

B.

Implikasi
Pertama, hasil yang diperoleh dari penelitian ini menunjukan adanya

pengaruh pendekatan pembelajaran tematik dengan menggunakan media terhadap
hasil belajar siswa dalam bidang studi matematika. Hal ini memberikan penjelasan
dan penegasan bahwa pendekatan pembelajaran tematik dengan menggunakan
media merupakan salah satu factor yang menjadi perhatian untuk meningkatkan
hasil belajar matematika. Hal ini dapat difahami karena melalui penerapan
pendekatan pembelajaran tematik dengan menggunakan media yang tepat dapat
meningkatkan partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran yang pada gilirannya
dapat menggiring keberhasilan dan ketercapaian tujuan pembelajaran itu sendiri.
Dengan demikian konsekwensi apabila pendekatan pembelajaran tematik dengan
menggunakan media yang kurang tepat dalam pembelajaran tentu akan berakibat
berkurang pula partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran. Melalui penelitian
menunjukkan bahwa secara rata-rata hasil belajar matematika siswa SD Negeri
067245 Medan lebih tinggi dengan menggunakan pendekatan pembelajaran
tematik dengan menggunakan video dari pada pendekatan pembelajaran tematik
dengan menggunakan grafis konvensional. Hal ini menunjukan bahwa
pendekatan pembelajaran tematik dengan menggunakan video lebih efektif untuk
meningkatkan hasil belajar matematika, karena dalam pembelajaran yang
menerapkan pendekatan pembelajaran tematik dengan menggunakan video
cenderung aktif untuk merekontruksi sendiri ilmu yang akan diperolehnya, siswa
berupaya menemukan dan menyelesaikan masalah dalam kerangka pencapaian
tujuan pembelajaran. Kekhasan dai pembelajaran tematik dengan menggunakan
video adalah pada media yang digunakan yang berkaitan dengan kemampuan

108

spasial visual terhadap materi matematika geometri yang dapat membuat hal-hal
konkrit dalam memusatkan perhatian pada pembelajaran yang berlangsung,
berpusat pada siswa dan menyenangkan.
Keadan logis yang diberikan oleh pengaruh pendekatan pembelajaran
tematik dengan menggunakan video terhadap hasil belajar matematika
berimplikasi kepada guru untuk melaksanakan pendekatan pembelajaran tematik.
Dengan menggunakan pendekatan pembelajaran tematik dengan menggunakan
video diharapkan guru dapat membangkitkan semangat dan motivasi keterlibatan
siswa dan partisipasi aktif siswa terhadap pembelajaran matematika dan
menciptakan suasana belajar yang lebih interaktif, efektif, menyenangkan dan
mencapai tujuan.
Kedua, hasil penelitian juga menunjukan bahwa kemampuan spasial visual
berpengaruh terhadap hasil belajar matematika. Siswa dengan kemampuan spasial
visual tinggi secara rata-rata mempunyai hasil belajar matematika lebih tinggi atau
unggul disbanding dengan siswa dengan kemampuan spasial visual rendah.
Pernyataan tersebut memberikan penjelasan dan penegasan bahwa kemampuan
spasial visual signifikan memberikan pengaruh dalam meningkatkan hasil belajar
siswa.
Siswa dengan kemampuan spasial visual tinggi akan lebih aktif dan tertarik
untuk menemukan jawaban, dengan demikian siswa akan terlatih untuk
memecahkan masalah-masalah. Dengan konsekwensi apabila siswa dengan
kemampuan spasial visual rendah tentu akan rendah pula pencapaian hasil belajar
matematikanya, sebaliknya siswa yang memiliki kemampuan spasial visual tinggi
akan lebih tinggi tingkat pencapaian hasil belajar matematikanya.

109

Konsekwensi ini berimplikasi pula kepada guru pengampu matapelajaran
matematika (guru kelas) untuk melakukan identifikasi dan prediksi didalam
menentukan kemampuan spasial visual yang dimiliki siswa. Apabila kemampuan
spasial visual siswa dapat dikelompokan maka guru dapat menerapkan rencanarencana p