Prognosis

Prognosis
Prognosis luka bakar akan lebih buruk bila terjadi pada area luka
yang lebih besar, usia penderita yang lebih tua, dan pada wanita.
Adanya trauma inhalasi atau trauma signifikan lain seperti fraktur
tulang panjang dan komorbiditas berat (penyakit jantung, diabetes,
gangguan psikiatri dan keinginan untuk bunuh diri) juga
mempengaruhi prognosis.
Selain itu juga dapat digunakan metode skoring Baux termodifikasi
untuk memprediksi persentase mortalitas trauma luka bakar.
Rumus Baux adalah umur + persentase area luka bakar + (17 x
(trauma inhalasi, 1 = ya, 0 = tidak).

Komplikasi
Komplikasi luka bakar dapat berasal dari luka itu sendiri atau
dari ketidakmampuan tubuh saat proses penyembuhan luka.
- Infeksi luka bakar
Infeksi pada luka bakar merupakan komplikasi yang paling
sering terjadi. Sistem integumen memiliki peranan sebagai pelindung
utama dalam melawan infeksi. Kulit yang rusak atau nekrosis
menyebabkan tubuh lebih rentan terhadap patogen di udara seperti
bakteri dan jamur.

Infeksi juga dapat terjadi akibat penggunaan tabung atau kateter.
Kateter urin dapat menyebabkan infeksi traktus urinarius, sedangkan
tabung pernapasan dapat memicu infeksi traktus respirasi seperti
pneumonia.
- Terganggunya suplai darah atau sirkulasi
Penderita dengan kerusakan pembuluh darah yang berat dapat
menyebabkan kondisi hipovolemik atau rendahnya volume darah.
Selain itu, trauma luka bakar berat lebih rentan mengalami sumbatan
darah (blood clot) pada ekstremitas. Hal ini terjadi akibat lamanya
waktu tirah baring pada pasien luka bakar. Tirah baring mampu
menganggu sirkulasi darah normal, sehingga mengakibatkan
akumulasi darah di vena yang kemudian akan membentuk
sumbatan darah .

- Komplikasi jangka panjang
Komplikasi jangka panjang terdiri dari komplikasi fisik dan
psikologis. Pada luka bakar derajat III, pembentukan jaringan sikatriks
terjadi secara berat dan menetap seumur hidup. Pada kasus dim
ana luka bakar terjadi di area sendi, pasien mungkin akan mengalami
gangguan pergerakan sendi. Hal ini terjadi ketika kulit yang

mengalami penyembuhan berkontraksi atau tertarik bersama.
Akibatnya, pasien memiliki gerak terbatas pada area luka. Selain itu,
pasien dengan trauma luka bakar berat dapat mengalami tekanan
stress pasca trauma atau post traumatic stress disorder (PTSD).
Depresi dan ansietas merupakan gejala yang sering ditemukan pada
penderita .