KONSEP DIRI GAMERS (STUDI DESKRIPTIF PADA AVATAR GAME PERFECT WORLD DI PADANG).

KONSEP DIRI GAMERS
(STUDI DESKRIPTIF PADA AVATAR GAME PERFECT WORLD DI PADANG)

SKRIPSI
Diajukan untuk Melengkapi Persyaratan guna Memperoleh
Gelar Sarjana Strata Satu Jurusan Ilmu Komunikasi
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Andalas

Oleh:
Erna Surniyanti
0910861001

Jurusan Ilmu Komunikasi
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Andalas
2014

ABSTRAK
KONSEP DIRI GAMERS: STUDI DESKRIPTIF PADA AVATAR GAME
PERFECT WORLD DI KOTA PADANG
OLEH

ERNA SURNIYANTI
0910861001
PEMBIMBING:
Dra. Dwiyanti Hanandini, M,Si
Yayuk Lestari, S. Sos, M.A
Teknologi komunikasi dan internet memberikan kesempatan bagi semua
orang untuk mengakses berbagai informasi dari dunia maya. Sebagai penduduk
dunia maya, setiap pengguna memiliki identitas diri yang menunjukkan
keberadaan pengguna internet, dengan mengunakan avatar yang dikenal sebagai
pemeran pengganti maya atau representasi “real life” dari komunikator di dunia
maya. Identitas di dunia maya tidak bisa lagi dibedakan. Laki-laki bisa menjadi
perempuan begitu pula sebaliknya, inilah yang disebut dengan “gender surfing”.
Penelitian ini mendeskripsikan mengenai konsep diri yang digunakan oleh para
gamers dalam pemilihan avatar mereka pada game online Perfect Worlds.
Penelitian ini dianalisis dengan menggunakan teori person centered dari
Carl Rogers yang merupakan salah satu teori dari psikologi humanistik yang
menjelaskan bahwa setiap individu benar menurut pandangan mereka sendiri.
Individu menentukan apa yang ingin mereka lakukan dalam hidupnya sesuai
dengan konsep diri yang mereka miliki. Konsep utama teori ini adalah self yang
terdiri dari struktur self dan ideal self. Metode penelitian yang digunakan adalah

metode kualitatif deskriptif.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa setiap orang yang memasuki
dunia maya memakai berbagai identitas diri yang disesuaikan dengan konsep diri
yang dimiliki. Kemudian konsep diri tersebut direpresentasikan melalui avatar
yang dibuat sebagai bentuk perwujudan dengan menggunakan identitas baru.
Penggunaan avatar merupakan bentuk pelampiasan ketidakpuasan diri. Para
pengguna internet bisa melakukan hal yang biasanya tidak bisa mereka lakukan di
dunia nyata lewat avatar mereka. Penggunaan avatar tersebut menggambarkan
bentuk struktur self yaitu diri yang sebenarnya dan ideal self yaitu diri yang
diinginkan setiap penggunanya.
Kata kuci: Konsep Diri, Avatar, Struktur Self, Ideal Self, Gender Surfing

v

ABSTRACT
SELF CONCEPT OF GAMERS: DESCRIPTIVE STUDY OF THE AVATAR AT
PERFECT WORLD GAME IN PADANG.
By:
Erna Surniyanti
0910861001

Supervisors:
Dra. Dwiyanti Hanandini, M,Si
Yayuk Lestari, S. Sos, M.A
Technology of communication and internet give people the opportunity for
accessing much kind of information from virtual world. As a part of cyberspace’s
community, every user has their own self identities which show their existence by
using avatar that known as virtual self-surrogate or the representation of “real
life” from cyber world communicator. Identities in cyber world are
undistinguishable. Male can be female, and so the other around, this is so called
gender surfing. This research describes the self concept that being used by the
gamers in their chosen avatars as found in Perfect World online game.
This study is analyzed by using Person Centered theory by Carl Rogers
which part of the Humanistic Psychology theories which explain that each person
is right through their own judgement. Each person determines what he/she wants
to do in their own lives based on their own self concept. The main concept of this
theory is the self that consist of self structure and self ideal. The method of this
study is qualitative descriptive method.
The result of this study shows that every person who enters the cyber
world uses various self identities that adjusted with their own self concept.
Subsequently; they represent those self concepts into avatar which they made as

a mean of self actualization by using the new identities. The use of avatar is a
form of releasing self dissatisfaction. The user of internet can do many things that
usually cannot be done in the real life by using their avatar. The use of avatar
portrays the form of structure self as their real self and ideal self as their wishing
self for each of this users.
Key Word: Concept Self, Avatar, Self Structure, Self Ideal. Gender Surfing

vi

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Teknologi

komunikasi

dan

media


berkembang

seiring

dengan

perkembangan zaman. Kini media baru atau internet menawarkan cara baru untuk
melakukan komunikasi dengan manusia lainnya. Selain menggunakan media
sosial seperti facebook, twitter, blog, dan lainnya, game online ternyata juga bisa
dijadikan sebagai sarana untuk melakukan komunikasi dan interaksi dengan orang
lain. Game online yang dapat digunakan untuk saling berinteraksi antara
pemainnya adalah game online jenis MMOG1 (Massively Multiplayer Online
Game) yaitu game online yang memungkinkan banyak orang untuk bermain
bersama-sama (Akhdian, 2012). Oleh karena itu, kemungkinan terjadinya
interaksi dan komunikasi juga akan tinggi.
Game online mulai diperkenalkan pada tahun 1990-an beriringan dengan
munculnya internet dan teknologi multimedia lainnya (Darby, 2012: 3).
Perkembangan ini mempengaruhi gaya hidup manusia dari real life2 menjadi
virtual life3. Game online merupakan salah satu bentuk media baru yang

memberikan layanan tampilan visual seperti avatar sebagai simbol atau karakter
bagi komunikator atau dalam hal ini adalah pemain. Sebagai media, game online
merupakan perpanjangan pemikiran manusia yang akan menjadi cerminan diri
1Jenis-jenis game online yang dimainkan secara serentak
2Kehidupan dunia nyata

3Kehidupan dunia virtual

pribadi individu tersebut. Dalam membentuk cerminan diri, pemain memerlukan
orang lain untuk menilai dirinya melalui komunikasi interpersonal yang mereka
lakukan ketika berinteraksi dalam permainan.
Game online sebagai media komunikasi meningkatkan kemudahan orangorang dalam berinteraksi. Interaksi interpersonal yang terjadi pada media ini
banyak dipengaruhi oleh kepentingan mereka dalam dunia maya tersebut.
Interaksi-interaksi tersebut juga akan mempengaruhi seseorang dalam menilai diri
sendiri maupun orang lain. Misalnya dalam game, mereka berinteraksi dengan
orang lain biasanya karena butuh pertolongan dalam menyelesaikan satu quest4
yang tidak mungkin dikerjakan sendiri. Bisa juga karena membutuhkan salah satu
item5 dari orang lain, atau hanya sekedar berbasa-basi saja.
Dalam game online, bentuk perwujudan fisik pemain sebagai representasi
diri mereka biasanya disebut dengan avatar. Avatar tersebut bisa berbentuk grafis,

mahluk hidup, ataupun simbol yang menjadi lambang untuk mewakili jati diri
seseorang dalam komunitas maya. Avatar sebagai pengganti menggambarkan
identitas pemain yang dibentuk berdasarkan konsep diri mereka dan akan mereka
gunakan dalam melakukan komunikasi dengan avatar pemain yang lain.
Avatar digunakan sebagai bentuk pelampiasan ketidakpuasan diri terhadap
konsep diri pribadi, dalam hal ini konsep diri pemain. Ketidakpuasan ini
merupakan akibat dari pengalaman-pengalaman selama hidup individu. Avatar
dibentuk berdasarkan konsep diri pemain di dunia nyata yang direpresentasikan ke
4Tantangan atau tugas dalam permainan yang digunakan sebagai salah satu cara untuk
meningkatkan level
5Benda atau objek dalam permainan yang didapat dari hasil kerja informan

dalam bentuk avatar di dunia maya, bukan sebaliknya. Avatar tidak digunakan
untuk membentuk konsep diri pemain, namun avatar dibentuk dari hasil konsep
diri pemain itu sendiri.
Avatar menjadi elemen yang penting pada game online karena merupakan
representasi diri pemain saat berkomunikasi dengan pemain lainnya saat sedang
bermain game. Dengan bantuan avatar inilah para pemain memperkenalkan diri
atau menunjukkan pada orang lain mengenai diri mereka. Pemain lain juga dapat
menilai seperti apakah orang yang ada di balik avatar tersebut dengan melihat

representasi diri mereka melalui avatar yang mereka buat. Dari penilaian dan
interaksi dengan avatar dan orang lain tersebut, pemain akan memberikan
penilaian terhadap diri mereka sendiri sebagai bentuk dari konsep diri.
Dalam dunia virtual atau maya, identitas seseorang tidak lagi dikenal dari
namanya saja, bahkan sering kali tidak diketahui namanya. Hal ini yang disebut
dengan anonim atau identitas pengguna yang tidak diketahui. Namun seseorang
dapat dikenali dari segala sesuatu yang berhubungan dengannya. Selain nama,
seseorang juga bisa dikenali dari caranya berpakaian, aksesoris atau benda-benda
yang dipakainya sebagai simbol untuk menunjukkan jati dirinya. Dunia virtual
menawarkan kemungkinan bagi penggunanya untuk tinggal sebagai pribadi yang
lain dari kenyataannya.
Kerancuan identitas ini bisa terlihat ketika seorang gamers membuat
karakter avatar seorang perempuan, padahal kenyataanya gamers tersebut adalah
seorang laki-laki, hal ini biasa disebut dengan gender surfing (Slouka, 1995:35).

Berdasarkan observasi awal peneliti, penggunaan avatar perempuan oleh gamers
laki-laki karena untuk memudahkan pemain ketika mencari bantuan dari avatar
lainnya karena perempuan itu dianggap lemah dan tidak bisa melakukan
semuanya sendirian. Selain itu, pemilihan avatar perempuan dikarenakan
memiliki kemampuan yang dianggap lebih lincah dibandingkan dengan avatar

laki-laki. Para gamers menyebut istilah gender surfing ini dengan istilah “Ode”.
Ode merupakan istilah yang biasa digunakan para pemain untuk menjelaskan
tentang seorang pemain yang senang menggunakan karakter dengan gender yang
berbeda dengan penggunanya (data primer peneliti).
Penelitian ini membahas mengenai game online dengan jenis MMORPG
( Massively Multiplayer Online Role Playing Game). Permainan MMORPG ini
lebih mengarah pada kolaborasi sosial untuk membuat cerita bersama dan peran
yang dimainkan daripada kompetisi. Dimana, ketika permainan berlangsung
avatar setiap pemain akan melakukan interaksi dengan avatar lain selama kegiatan
berlangsung sesuai dengan perannya. Sehingga memudahkan peneliti dalam
mengkaji penggunaan avatar oleh gamers.
MMORPG yang menjadi objek penelitian adalah game Perfect World.
Perfect World merupakan jenis MMORPG open world6yang memungkinkan
informan untuk bermain secara terbuka dan bebas memilih apapun bentuk
permainannya. Seperti jenis MMORPG lainnya, game Perfect World memberikan
kesempatan pada gamers untuk membuat karakter atau avatar yang mereka sukai.
6 Jenis permainan terbuka yang memberikan kebebasan pada para informannya untuk memainkan
apapun yang mereka inginkan

Penelitian mengenai masalah ini masih baru, karena permainan game online baru

dikenal secara meluas beberapa tahun belakangan ini. Selain itu, yang membuat
peneliti tertarik dengan masalah ini adalah mengenai penggunaan media baru atau
internet sebagai salah satu cara untuk pengungkapan diri seseorang. Bahkan, ada
sebagian dari mereka yang lebih “hidup” di dunia maya daripada di dunia nyata.
Para pengguna internet membuat identitas mereka yang lain dan berinteraksi
dengan sesamanya dengan identitas tersebut.
Alasan pemain tertarik menggunakan avatar sebagai perwujudan karakter
mereka dan bagaimana mereka mengkonstruksi diri mereka melalui avatar
tersebut menjadi diri mereka yang lain menjadi fokus dari penelitian ini.
Berdasarkan fenomena yang dijumpai, peneliti tertarik untuk meneliti fenomena
tersebut dengan judul “KONSEP DIRI GAMERS: STUDI DESKRIPTIF
PADA AVATAR GAME PERFECT WORLD DI PADANG”

1.2 Rumusan Masalah
Penggunaan gender surfing di media baru atau internet menyebabkan
ketidakpastian identitas, seperti yang peneliti temui pada pemain game online.
Pemain bisa memakai gender yang berbeda antara di dunia nyata dana dunia
maya. Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka peneliti merumuskan
masalah yang akan dijawab yaitu bagaimana konsep diri yang dipakai gamers
yang digambarkan lewat avatar game Perfect World.

1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka penelitian ini dilakukan dengan
tujuan yaitu untuk mendeskripsikan mengenai konsep diri yang dipakai gamers
dalam avatarnya.

1.4 Manfaat Penelitian
Melalui penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara
akademis maupun praktis.
1.Manfaat Akademis
a. Secara akademis penelitian ini diharapkan dapat menambah ranah
pengetahuan di mata kuliah psikologi komunikasi terkait konsep diri
yang merupakan nilai yang dimiliki seorang pribadi terhadap dirinya
sendiri yang diperoleh dari hasil interaksinya dengan orang lain
b. Menambah ranah pengetahuan di bidang media baru atau internet,
terutama mengenai game online yang menggunakan avatar sebagai salah
satu bentuk representasi diri Gamers.
c. Menambah referensi bagi mahasiswa FISIP terutama bagi mahasiswa
ilmu komunikasi yang tertarik pada studi mengenai media baru dalam
penggunaannya sebagai media. Serta diharapkan pula agar penelitian ini
bisa dijadikan rujukan dalam penelitian selanjutnya.
2. Manfaat Praktis
Secara praktis penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi para pengguna
media baru dalam memanfaatkan media tersebut secara bijaksana. Terutama para
gamers yang menggunakan avatar sebagai representasi diri mereka dalam
berkomunikasi dengan orang lain di dunia maya melalui avatar game online
tersebut. Penggunaan avatar haruslah bijaksana karena merupakan penggambaran
diri penggunanya.