IMPLEMENTASI BLENDED LEARNING BERBASIS PERANGKAT LUNAK OPEN SOURCE MOODLE VERSI 2.2.3.

(1)

IMPLEMENTASI BLENDED LEARNING

BERBASIS PERANGKAT LUNAK OPEN SOURCE MOODLE VERSI 2.2.3

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Jurusan Pendidikan Teknik Elektro

Oleh : Deky Noparianto

E.0451.0707012

JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO

FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA


(2)

Implementasi Blended Learning

Berbasis Perangkat Lunak

Open Source Moodle Versi 2.2.3

Oleh Deky Noparianto

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Teknologi dan Kejuruan

© Deky Noparianto 2012 Universitas Pendidikan Indonesia

November 2012

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

(4)

Deky Noparianto,2013

ABSTRAK

Penelitian ini dilatarbelakangi adanya pelaksanaan proses pembelajaran di Jurusan Pendidikan Teknik Elektro dengan model pembelajaran memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi (TIK), model pembelajaran tersebut dikenal dengan istilah Blended learning. Model pembelajaran Blended learning dilaksanakan dengan mengkombinasikan pembelajaran tatap muka dan pembelajaran online. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui seberapa besar minat, motivasi, persepsi mengenai media, kepuasan, dan loyalitas mahasiswa dalam mengikuti Blended learning berbasis situs Moodle yang diperoleh melalui penyebaran angket pada responden. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian kuantitatif yang sifatnya deskriptif, mengambil sampel sebanyak 64 orang mahasiswa angkatan 2011 yang mengikuti kuliah Kewirausahaan di Jurusan Pendidikan Teknik Elektro FPTK UPI Bandung.

Hasil uji kelayakan menunjukkan rata-rata persentase 83,08% dengan tingkat pencapaian kualifikasi baik, tidak perlu direvisi. Hasil penelitian pada aspek minat terhadap Blended learning menunjukkan 78,59% mahasiswa berminat dalam mengikuti pembelajaran Blended learning. Pada aspek motivasi terhadap Blended Learning menunjukkan 83,38 % mahasiswa mempunyai motivasi tinggi dalam mengikuti pembelajaran Blended learning. Pada aspek persepsi tentang media Blended learning menunjukkan 79,95% mahasiwa menyatakan situs mempunyai kualifikasi baik. Pada aspek kepuasan mahasiswa terhadap program Blended learning menunjukkan 76,82% mahasiswa puas terhadap program Blended learning. Pada aspek loyalitas pengguna terhadap program Blended learning menunjukkan 78,52% mahasiswa memiliki loyalitas tinggi terhadap program Blended learning.

Dari hasil penelitian mengenai penerapan Blended learning berbasis Moodle layak diterapkan di tingkat perguruan tinggi dengan media pembelajaran berupa situs.


(5)

Deky Noparianto,2013

ABSTRACT

Background of this study is the implementation of the learning process in the Department of Electrical Engineering Education with learning model utilizing information and communication technology (ICT), learning model is known as Blended learning. Blended learning implemented by combining face-to-face learning and online learning. The purpose of this study to find out how much interest, motivation, perception of media Blended learning, satisfaction, and loyalty of students in following Blended learning based site from Moodle applications, obtained through questionnaires to the respondents. The research method used is quantitative research methods that are descriptive, take a sample of 64 students who attending college class of 2011 on course Entrepreneurship in the Department of Electrical Engineering Education FPTK UPI Bandung.

The test results demonstrate the feasibility of an average percentage of 83.08% with a good level of achievement of qualifications so that the media does not need to be revised. The results of research on aspects of interest in Blended learning showed 78.59% of the students are interested in participating in Blended learning. In the aspect of motivation to Blended Learning showed 83.38% of the students have high motivation in participating in Blended learning. In the aspect of the perception of the media Blended learning showed 79.95% students stated the site has good qualifications. In the aspect of student satisfaction towards Blended learning program showed 76.82% of students satisfied with Blended learning program. In the aspect of user loyalty towards Blended learning program showed 78.52% of the students have a high loyalty Blended learning program.

From these results, the implementation of Blended learning based Moodle feasible at the college level by learning media such as websites.

Key words : Blended learning, Descriptive quantitative research methods, Moodle.


(6)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... vi

DAFTAR GAMBAR ... vii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Rumusan Masalah ... 3

1.3. Pembatasan Masalah ... 4

1.4. Tujuan Penelitian ... 5

1.5. Manfaat Penelitian ... 5

1.6. Paradigma Penelitian ... 7

1.7. Definisi Operasional... 7

1.8. Lokasi dan Sampel Penelitian ... 8

1.9. Sistematika Penelitian ... 8

BAB II LANDASAN TEORI ... 11

2.1 Konsep Model Blended Learning ... 11

2.2 Blended Learning dengan Moodle ... 20

2.3 Langkah-langkah Pelaksanaan Blended Learning ... 27

2.4 Minat dan Motivasi Mahasiswa ... 31

2.5 Persepsi Mahasiswa Terhadap Model dan Media Blended Learning ... 36

2.6 Kepuasan dan Loyalitas Mahasiswa Terhadap Blended Learning ... 41

BAB III METODE PENELITIAN ... 47

3.1. Deskripsi Penelitian ... 47

3.2. Paradigma Penelitian ... 49

3.3. Tahap – Tahap Penelitian ... 50

3.4. Pelaksanaan Blended Learning Pada Mata Kuliah Kewirausahaan ... 53

3.5. Lokasi dan Subyek Penelitian ... 59

3.6. Metode dan Instrumen Penelitian... 59

3.6.1. Pengujian Validitas Instrumen ... 61


(7)

3.7. Teknik Pengumpulan Data ... 64

3.7.1. Penyusunan Kisi-kisi Penelitian ... 64

3.7.2. Penyusunan Kuesioner (Angket) ... 65

3.8. Langkah-langkah Pengumpulan Data ... 65

3.9. Analisis Data ... 66

3.9.1. Persentase ... 66

3.9.2. Skala Likert ... 67

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 69

4.1. Situs Blended Learning ... 69

4.1.1. Pengumpulan Materi Bahan Belajar ... 69

4.1.2. Desain Situs ... 70

4.1.3. Desain Isi ... 71

4.1.4. Desain Navigasi ... 73

4.2. Uji Kelayakan Situs Blended Learning ... 75

4.3. Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen ... 77

4.3.1. Uji Validitas Instrumen ... 78

4.3.2. Uji Reliabilitas Instrumen ... 79

4.4. Hasil Analisi Data ... 80

4.4.1. Minat Mahasiswa Terhadap Blended Learning ... 81

4.4.2. Motivasi Mahasiswa Terhadap Blended Learning ... 82

4.4.3. Persepsi Tentang Media Dalam Pelaksanaan Blended Learning ... 85

4.4.4. Kepuasan Mahasiswa Terhadap Program Blended Learning ... 87

4.4.5. Loyalitas Mahasiswa Terhadap Program Blended Learning ... 91

4.4.6. Kelebihan dan Kekurangan Blended Learning ... 93

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 96

5.1. Kesimpulan ... 96

5.2. Saran ... 97

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(8)

DAFTAR TABEL

3.1. Pelaksanaan Blended Learning ... 58

3.2. Subjek Penelitian ... 59

3.3. Persentase Skala Sikap ... 67

3.4. Skor Tiap Alternatif Jawaban Skala 5 ... 68

3.5. Skor Tiap Alternatif Jawaban Skala 4 ... 68

4.1. Hasil Uji Media Pembelajaran ... 75

4.2. Konversi Tingkat Pencapaian ... 76


(9)

DAFTAR GAMBAR

1.1. Paradigma Penelitian ... 7

2.1. Blended Learning ... 16

2.2. Grafik Jumlah Situs Terdaftar Menggunakan Moodle... 21

2.3. Logo Moodle ... 22

2.4. Menu Registrasi Situs Blended Learning ... 29

2.5. Isian Form Registrasi Situs Blended Learning... 29

2.6. Konfirmasi Keanggotaan Baru ... 30

2.7. Tahap Akhir Proses Registrasi Situs ... 30

2.8. User Telah Terdaftar di Situs Blended Learning ... 31

3.1. Komponen dan Proses Penelitian Kuantitatif (Modifikasi) ... 48

3.2. Paradigma Penelitian ... 49

3.3. Langkah-langkah Penelitian Keseluruhan ... 52

3.4. Diagram Blok Implementasi Blended Learning ... 55

4.1. Desain Situs Blended Learning ... 70

4.2. Upload Bahan Ajar oleh Dosen Pengajar ... 71

4.3. Download Bahan Ajar Oleh Mahasiswa ... 72

4.4. Kegiatan Diskusi dengan fitur Forum ... 72

4.5. Upload Tugas Secara Online ... 73


(10)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Pembelajaran yang dilaksanakan di lingkungan kampus dikenal dengan istilah Sistem Kredit Semester (SKS). Dalam sistem ini dosen dan mahasiswa akan melaksanakan kuliah kelas sebanyak 16 kali pertemuan, itu berarti akan terjadi 16 kali tatap muka antara dosen dan mahasiswa. Hal ini juga berlaku di lingkungan kampus UPI Bandung, termasuk Jurusan Pendidikan Teknik Elektro FPTK.

Metode pembelajaran yang selama ini diterapkan di Jurusan Pendidikan Teknik Elektro FPTK UPI mayoritas menggunakan sistem pembelajaran tradisional yaitu tatap muka di kelas, materi disampaikan dosen pengajar dengan metode ceramah, mahasiswa dapat langsung memberikan komentar mengenai materi melalui kegiatan diskusi dan tanya jawab. Sumber belajar diperoleh dari buku rujukan dosen, artikel atau jurnal, serta sebagai pendukung tambahan digunakan materi yang diperoleh dari internet. Implementasi pembelajaran di kelas ada kalanya menggunakan bantuan peralatan multimedia seperti laptop dan LCD proyektor untuk menyampaikan materi-materi kuliah agar lebih mudah difahami oleh mahasiswa.

Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) yang sangat pesat, memberikan pengaruh positif dalam melaksanakan proses pembelajaran. Dukungan nyata dari sisi infrastruktur dan fasilitas TIK yang berkembang dan


(11)

tersedia di kampus UPI berupa kemudahan akses internet yang dapat digunakan oleh civitas akademika.

Berdasarkan hasil pengamatan selama ini mengenai proses pembelajaran di Jurusan Pendidikan Teknik Elektro, terdapat beberapa mata kuliah seperti perencanaan pengajaran pendidikan teknik elektro, metode penelitian pendidikan teknik elektro, ekonomi teknik, dan kewirausahaan disampaikan oleh dosen pengajar dengan model pembelajaran yang memanfaatkan dukungan TIK, model pembelajaran tersebut dikenal dengan istilah Blended learning. Model pembelajaran ini dilaksanakan dengan mengkombinasikan antara pembelajaran tatap muka di kelas dengan pembelajaran online.

Dalam pelaksanaannya, Dosen tersebut menggunakan model Blended

learning dengan perbandingan antara pembelajaran tatap muka dan pembelajaran online sebesar 70% : 30%. Adapun yang dijadikan media dalam pembelajaran online berupa yahoo group dan gmail group. Dengan menggunakan aplikasi ini,

interaksi antara dosen dan mahasiswa menjadi meningkat karena kegiatan tanya jawab bisa dilakukan kapan saja mahasiswa inginkan.

Dalam prakteknya menggunakan aplikasi tersebut masih terdapat kekurangan dari segi pengelolaan, seperti pesan atau inbox tidak terkontrol karena masih mudah dimasuki spam, tidak ada fitur enrollment key atau password untuk mengendalikan user yang terdaftar, serta belum terorganisasinya modul pembelajaran yang disediakan untuk mahasiswa. Berdasarkan kekurangan tersebut, maka dibuat media sebagai pendukung pembelajaran online dengan menggunakan perangkat lunak open source Moodle berupa situs.


(12)

Melalui penerapan Blended learning diharapkan dapat menjadi alternatif model pembelajaran yang dapat membantu kelancaran proses pembelajaran dan sesuai dengan tujuan pendidikan JPTE yang akan dicapai. Akan tetapi, sejauh ini belum diadakan pengukuran atau penilaian mengenai pelaksanaan Blended

learning tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar minat

dan motivasi mahasiswa dalam mengikuti Blended learning, bagaimana persepsi mahasiswa mengenai media yang digunakan dalam Blended learning, serta seberapa besar kepuasan dan loyalitas mahasiswa dalam mengikuti Blended

learning.

1.2 Rumusan masalah

Mengacu pada latar belakang yang dipaparkan di atas, maka permasalahan yang menjadi inti penelitian dirumuskan sebagai berikut:

1. Seberapa besar minat mahasiswa terhadap pembelajaran dengan model

Blended learning berbasis perangkat lunak open source Moodle di Jurusan

Pendidikan Teknik Elektro FPTK UPI Bandung?

2. Seberapa besar motivasi mahasiswa terhadap pembelajaran dengan model

Blended learning berbasis perangkat lunak open source Moodle di Jurusan

Pendidikan Teknik Elektro FPTK UPI Bandung?

3. Bagaimana persepsi mahasiswa mengenai media pembelajaran dalam mengikuti Blended learning berbasis perangkat lunak open source Moodle di Jurusan Pendidikan Teknik Elektro FPTK UPI Bandung?


(13)

4. Seberapa besar kepuasan mahasiswa terhadap Blended learning berbasis berbasis perangkat lunak open source Moodle di Jurusan Pendidikan Teknik Elektro FPTK UPI Bandung?

5. Seberapa besar loyalitas mahasiswa terhadap Blended learning berbasis perangkat lunak open source Moodle di Jurusan Pendidikan Teknik Elektro FPTK UPI Bandung?

6. Apa kelebihan dan kekurangan Blended learning berbasis perangkat lunak

open source Moodle?

1.3 Pembatasan Masalah

Pembatasan masalah dimaksudkan agar masalah yang akan ditulis tidak terlalu luas atau terlalu sempit serta agar terarah pada sasaran yang telah ditentukan, dengan demikian dalam penulisan ini dibatasi sebagai berikut:

1. Penelitian dilakukan pada mahasiswa jurusan pendidikan teknik elektro angkatan 2011 yang mengikuti kuliah Kewirausahaan di semester pendek. 2. Penelitian ini hanya mengukur seberapa besar minat dan motivasi

mahasiswa mengikuti Blended learning, bagaimana persepsi mahasiswa mengenai media yang digunakan dalam Blended learning, serta kepuasan dan loyalitas mahasiswa dalam mengikuti Blended learning.

3. Perangkat lunak open source Moodle dibuat sebagai media pendukung dalam implementasi Blended learning secara online.


(14)

5. Model Blended learning yang diteliti adalah pada proses desain media melalui expert judgment dan implementasi Blended learning berbasis situs melalui kuesioner.

6. Penyajian situs Blended learning mengikuti dan menggunakan fitur-fitur yang telah disediakan oleh Moodle.

1.4 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan diadakannya penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Mengetahui bagaimana minat mahasiswa terhadap pembelajaran dengan model Blended learning.

2. Mengetahui bagaimana motivasi mahasiswa terhadap pembelajaran dengan model Blended learning.

3. Mengetahui bagaimana persepsi mahasiswa mengenai media yang digunakan dalam pelaksanaan Blended learning.

4. Mengetahui seberapa besar kepuasan mahasiswa terhadap Blended

learning berbasis berbasis perangkat lunak open source Moodle.

5. Mengetahui seberapa besar loyalitas mahasiswa terhadap Blended learning berbasis perangkat lunak open source Moodle.

6. Mengetahui kelebihan maupun kekurangan dari penerapan Blended

learning berbasis perangkat lunak open source Moodle.

1.5 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat sebagai masukan bagi pihak-pihak yang berkaitan diantaranya :


(15)

1. Bagi JPTE FPTK UPI Bandung

Manfaat yang diperoleh bagi JPTE FPTK UPI Bandung yaitu mengetahui hasil implementasi pembelajaran dengan model Blended

learning, khususnya menggunakan perangkat lunak open source Moodle,

sehingga dapat dijadikan bahan evaluasi untuk penyempurnaan sistem pembelajaran di masa yang akan datang.

2. Bagi Dosen

Manfaat yang diperoleh Dosen dengan penelitian ini yaitu Dosen akan mendapatkan informasi yang dapat di pakai dalam usaha penerapan model pembelajaran dalam kegiatan belajar mengajar. Dari informasi ini Dosen dapat melihat apakah penerapan pembelajaran Blended learning telah optimal diterapkan atau belum. Serta mempunyai alternetif model pembelajaran dengan menerapkan media pembelajaran online

menggunakan Moodle.

3. Bagi Mahasiswa/Peserta didik

Manfaat bagi mahasiswa adalah memperoleh pengalaman pembelajaran berbasis TIK, agar proses pembelajaran tidak hanya terpaku pada pembelajaran tatap muka di kelas dan apabila mahasiswa merasa perlu untuk memperdalam materi pembelajaran di lain waktu, maka mahasiswa dapat mengakses situs Blended learning tersebut untuk memperdalam materi. Serta dapat meningkatkan interaksi dengan Dosen serta sesama mahasiswa.


(16)

Mahasiswa JPTE

Implementasi

Blended Learning

1. Minat 2. Motivasi 3. Persepsi Media 4. Kepuasan 5. Loyalitas 6. Kelebihan dan

Kekurangan 4. Bagi Peneliti

Manfaat bagi peneliti yaitu memperoleh informasi seberapa besar manfaat dari implementasi pembelajaran dengan model Blended learning dengan menggunakan perangkat lunak open source Moodle untuk mahasiswa di JPTE FPTK UPI Bandung.

1.6 Paradigma Penelitian

Paradigma penelitian adalah pola hubungan antara variabel atau obyek yang akan diteliti. Dalam penelitian ini paradigma penelitian dijelaskan dalam gambar berikut :

Gambar 1.1 Paradigma Penelitian 1.7 Definisi Operasional

1. Model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas atau pembelajaran tutorial dan untuk menentukan perangkat-perangkat pembelajaran termasuk di dalamnya buku-buku, film komputer, kurikulum, dan lain-lain (Trianto, 2010:52).

2. Blended learning adalah evolusi yang paling logis dan alami yang menunjukkan solusi elegan untuk tantangan menyesuaikan pembelajaran


(17)

dan pengembangan untuk kebutuhan individu. Blended learning merupakan integrasi dari teknologi inovatif dan kemajuan yang ditawarkan oleh pembelajaran online dengan pembelajaran tradisional (Thorne, 2003:16).

3. Moodle merupakan salah satu aplikasi dari konsep dan mekanisme belajar mengajar yang memanfaatkan teknologi informasi berbasis web, yang sering dikenal dengan konsep E-learning (R. Kurniawan, 2009:18).

1.8 Lokasi dan Sampel Penelitian

Sugiyono (2008:117) mengemukakan bahwa populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas; objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan.

Penelitian ini dilaksanakan di Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung. Pada penelitian ini populasi terdapat di JPTE FPTK UPI yaitu mahasiswa jurusan pendidikan teknik elektro, sedangkan subyek yang dijadikan sumber data adalah mahasiswa angkatan 2011 yang mengontrak kuliah Kewirausahaan di semester pendek (SP) tahun ajaran 2011/2012.

Sampel menurut Suharsimi (2006 : 131) adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Adapun sampel yang digunakan pada penelitian ini berjumlah 64 orang.

1.9 Sistematika Penelitian


(18)

BAB I PENDAHULUAN

Dalam bab ini mengemukakan tentang latar belakang masalah, perumusan masalah, pembatasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, paradigma penelitian, definisi operasional, lokasi dan sampel penelitian, serta sistematika penulisan.

BAB II LANDASAN TEORI

Bab ini mengemukakan landasan teoritis yang mendukung kegiatan penelitian yang terbagi ke dalam subbab konsep model Blended Learning,

Blended Learning dengan Moodle, langkah-langkah Blended Learning, minat dan

motivasi mahasiswa, persepsi terhadap model dan media Blended learning, kepuasan dan loyalitas mahasiswa terhadap Blended Learning.

BAB III METODE PENELITIAN

Dalam bab ini mengemukakan tentang jenis metode yang digunakan dalam melaksanakan penelitian yang akan dibahas ke dalam subbab deskripsi penelitian, paradigma penelitian, tahap-tahap penelitian, pelaksanaan Blended

Learning pada mata kuliah kewirausahaan, lokasi dan subyek penelitian, metode

dan instrument penelitian, teknik pengumpulan data, langkah-langkah pengumpulan data, dan analisis data.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Dalam bab ini mengemukakan pembahasan hasil yang diperoleh dalam penelitian. Terbagi ke dalam subbab situs Blended learning, uji kelayakan situs


(19)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Dalam bab ini berisi kesimpulan penelitian berdasarkan hasil yang diperoleh dan saran yang bersifat konstruktif bagi institusi yang bersangkutan serta bagi peneliti berikutnya yang akan melakukan penelitian mengenai pembelajaran dengan model Blended learning.


(20)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Deskripsi Penelitian

Metode penelitian pendidikan dapat diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid dengan tujuan dapat ditemukan, dikembangkan, dan dibuktikan, suatu pengetahuan tertentu sehingga pada gilirannya dapat digunakan untuk memahami, memecahkan, dan mengantisipasi masalah dalam bidang pendidikan (Sugiyono, 2008 : 6). Penelitian yang dilakukan ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar minat, motivasi, persepsi terhadap media, kepuasan, serta loyalitas mahasiswa dalam mengikuti Blended learning pada mata kuliah Kewirausahaan.

Dari paparan yang telah disebutkan di atas, maka metode penelitian yang akan digunakan adalah metode penelitian kuantitatif. Sugiyono (2008 : 14) menjelaskan mengenai metode penelitian kuantitatif,

Metode penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, teknik pengambilan sampel pada umumnya dilakukan secara random, pengumpulan data menggunakan instrument penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan.

Karena penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan seberapa besar minat, motivasi, persepsi mengenai media, kepuasan, serta loyalitas mahasiswa dalam mengikuti Blended learning, bukan untuk membandingkan (komparasi) atau mencari hubungan (korelasi) dengan variabel lain maka penelitian ini bukan


(21)

Rumusan Masalah

Pengumpulan Data

Kesimpulan dan Saran Paradigma

Penelitian

Analisis Data Landasan

Teori

Pengembangan Instrumen Pengujian Instrumen

Populasi & Sampel

merupakan penelitian eksperimen sehingga tidak memerlukan adanya hipotesis karena hanya memberikan informasi tentang objek yang diteliti.

Gambar 3.1 Komponen dan Proses Penelitian Kuantitatif (Modifikasi)

(Sumber : Sugiyono, 2008 : 49)

Berdasarkan metode penelitian yang digunakan berkaitan dengan rumusan masalah, Sugiyono (2008 : 56) mengatakan bahwa

Rumusan masalah deskriptif adalah suatu rumusan masalah yang berkenaan dengan pertanyaan terhadap keberadaan variabel mandiri, baik hanya pada satu variabel atau lebih (variabel yang berdiri sendiri). Jadi dalam penelitian ini peneliti tidak membuat perbandingan variabel itu pada sampel yang lain, dan mencari hubungan variabel itu dengan variabel yang lain. Penelitian semacam ini untuk selanjutnya dinamakan penelitian deskriptif.

Berkaitan dengan penelitian deskriptif di atas, Suharsimi (2006 : 35) menjelaskan, apabila peneliti bermaksud mengetahui keadaan sesuatu mengenai


(22)

apa dan bagaimana, berapa besar, sejauh mana, dan sebagainya, maka penelitiannya bersifat deskriptif, yaitu menjelaskan atau menerangkan peristiwa.

Dari paparan mengenai metode penelitian di atas dapat peneliti simpulkan bahwa penelitian ini mengggunakan metode penelitian kuantitatif yang sifatnya deskriptif, yaitu menerangkan atau memaparkan keyakinan, sudut pandang, proses-proses yang sedang berlangsung atau sikap yang dimiliki mahasiswa dalam bentuk persentase dari aspek minat, motivasi, persepsi media, kepuasan, dan loyalitas dalam mengikuti Blended learning.

3.2 Paradigma Penelitian

Paradigma penelitian adalah pola hubungan antara variabel atau obyek yang akan diteliti. Hal ini sejalan dengan yang diungkapkan oleh Sugiyono (2008 : 66) yang menyatakan bahwa paradigma penelitian diartikan sebagai pola pikir yang menunjukkan hubungan antara variabel atau obyek yang akan diteliti yang sekaligus mencerminkan jenis dan jumlah rumusan masalah yang perlu dijawab melalui penelitian, dan teknik analisis statistik yang akan digunakan.

Berdasarkan pengertian paradigma penelitian diatas, paradigma penelitian dalam proses penelitian ini dijelaskan seperti terlihat pada gambar 3.2.

Gambar 3.2 Paradigma Penelitian

Mahasiswa JPTE

Implementasi

Blended Learning

1. Minat 2. Motivasi 3. Persepsi Media 4. Kepuasan 5. Loyalitas 6. Kelebihan dan


(23)

Lebih jelas mengenai gambar 3.2 di atas adalah sebagai berikut :

1. Input

Mahasiswa JPTE yang mengontrak mata kuliah Kewirausahaan merupakan input dalam proses pembelajaran.

2. Proses

Implementasi Blended learning pada mata kuliah Kewirausahaan merupakan tahap proses atau treatment.

3. Output

Minat, motivasi, persepsi mengenai media, kepuasan, loyalitas, serta kelebihan dan kekurangan Blended learning merupakan output, atau dalam penelitian ini disebut sebagai obyek yang akan diteliti.

3.3 Tahap – Tahap Penelitian

Mengacu pada diagram proses penelitian kuantitatif di atas, maka dibuat sebuah flowchart penelitian secara keseluruhan. Flowchart ini menjelaskan tahap demi tahap pelaksanaan penelitian dimulai dari pendahuluan, metodologi penelitian, hingga implementasi Blended learning, seperti terlihat pada gambar 3.2. Berikut merupakan tahap-tahap pelaksanaan penelitian :

1. Pendahuluan

Pada tahap ini merupakan tahap awal penelitian, kegiatan yang dilakukan yaitu merumuskan masalah deskriptif, menentukan tujuan, serta menentukan paradigma penelitian. Setelah tahapan tersebut, kemudian melakukan studi kepustakaan, pada tahap ini mengkaji teori-teori yang


(24)

berkaitan dengan model Blended learning, serta perangkat lunak open

source Moodle.

2. Metode Penelitian

Pada tahap ini kegiatan yang dilakukan meliputi menentukan jenis metode penelitian, menentukan populasi dan sampel yang akan dijadikan subyek penelitian, menentukan dan menyusun instrument penelitian, menentukan teknik pengumpulan data, serta menentukan teknik analisis data.

3. Pelaksanaan Blended learning

Sebelum pelaksanaan Blended learning ini, dilakukan terlebih dahulu

expert judgment mengenai media situs Blended learning berbasis Moodle. Expert judgment ini berfungsi untuk mengetahui apakah media yang

digunakan layak untuk diterapkan dalam proses pembelajaran. Kemudian dilaksanakan evaluasi berdasarkan hasil dari uji kelayakan media. Evaluasi ini berguna untuk mengetahui kekurangan dari produk yang telah dibuat sehingga dapat dilakukan perbaikan terhadap media tersebut sesuai dengan kritik dan saran dari ahli atau pakar. Setelah media melalui tahap uji expert

judgment dan layak untuk diterapkan, maka tahap selanjutnya adalah

implementasi Blended learning pada proses pembelajaran, disertai dengan penyebaran angket pada sampel yang telah dipilih. Pada tahap akhir adalah melakukan analisis terhadap data yang telah didapat melalui penyebaran angket.


(25)

Mulai

Uji Coba Blended Learning

Selesai Membuat Rumusan Masalah Blended Learning

Membuat Tujuan Implementasi Blended Learning

Implementasi Blended Learning

Kesimpulan

Pembuatan laporan

Menetapkan dan Memperbaiki Media Blended

Learning

Expert Judgment Media

A

A

Media Situs Perlu Direvisi?

Tidak

Ya

Uji Validitas dan Reliabilitas Angket

Angket Valid dan Reliabel?

Ya

Tidak

Distribusi Angket

Analisis dan Pembahasan Menetapkan Paradigma Penelitian

Studi Kepustakaan untuk Mengumpulkan Teori-teori Pendukung

Menentukan Jenis Metode Penelitian

Menentukan Populasi dan Sampel Penelitian

Menentukan dan Menyusun Instrumen Penelitian

Menentukan Teknik Pengumpulan Data Pendahuluan

Metode Penelitian

Pelaksanaan Blended

Learning

Menentukan Teknik Analisis Data


(26)

3.4 Pelaksanaan Blended Learning Pada Mata Kuliah Kewirausahaan

Seperti yang telah dijelaskan pada bab 2 sebelumnya mengenai pengertian

Blended learning, yaitu kombinasi atau menggabungkan antara pembelajaran

konvensional dengan pembelajaran online. Berikut merupakan penjelasan lebih rinci mengenai pembelajaran dengan model Blended learning.

 Kuliah tatap muka

Selama proses pembelajaran berlangsung, pengelolaan kelas sepenuhnya oleh dosen seperti menjelaskan atau mengadakan tanya jawab tentang materi pembelajaran yang dibahas, memberikan bimbingan, motivasi, menilai, dan sebagainya. Sebagai pembelajar atau mahasiswa dapat memberikan tanggapan secara langsung. Dalam kuliah tatap muka ini juga mahasiswa diberikan pengarahan mengenai pelaksanaan dengan model

Blended learning, khususnya kuliah online serta media yang akan

digunakan.

Kuliah online

Dalam proses pembelajaran online, terdapat empat fitur yang akan diterapkan, yaitu:

1. Upload dan download bahan ajar

Upload bahan ajar dilakukan oleh dosen pengajar sebagai fasilitator

dalam pembelajaran online. Sedangkan download bahan ajar dilakukan oleh mahasiswa sebagai pembelajar, sehingga mahasiswa dapat mempelajari materi kuliah yang telah/akan diajarkan.


(27)

2. Kegiatan diskusi

Pelaksanaan kegiatan diskusi dalam pembelajaran online dapat dilakukan melalui fitur forum dan chatting. Fitur forum digunakan ketika dosen dan mahasiswa tidak online secara bersamaan, dan fitur chatting digunakan ketika dosen dan mahasiswa online secara bersamaan.

3. Upload tugas

Fitur ini disediakan bagi mahasiswa dalam mengumpulkan tugas kuliah secara online. Format file dalam upload tugas ini bisa berupa .doc, .docx, .pdf, dll. Sebagai dosen pengajar dapat menentukan kapan pengumpulan tugas dimulai dan kapan batas akhir pengumpulan. 4. Kuis online

Fitur ini disediakan sebagai sarana kegiatan kuis dalam pembelajaran

online. Format kuis yang tersedia di situs blended learning terdiri dari

pilihan ganda (multiple choice), esai (essay), maupun menjodohkan (matching). Akan tetapi fitur kuis online yang diterapkan dalam penelitian ini berbentuk essay.

Penerapan Blended learning pada mata kuliah Kewirausahaan di Jurusan Pendidikan Teknik Elektro dilaksanakan saat kuliah semester pendek tahun ajaran 2011/2012. Beban studi yang harus ditempuh mahasiswa dalam mengikuti mata kuliah kewirausahaan adalah 2 (dua) sks selama dua bulan. Untuk mencapai target


(28)

16 kali pertemuan perkuliahan, maka untuk semester pendek ini dibuat jadwal dalam satu minggu adalah dua kali pertemuan. Sehingga dalam waktu dua bulan semester pendek atau delapan minggu perkuliahan telah terlaksana 16 pertemuan. Gambar 3.2 merupakan flowchart implementasi Blended learning pada mata kuliah Kewirausahaan.


(29)

Mulai

Blended Learning

Kuliah Secara Tatap Muka?

Diskusi (Tanya Jawab) Secara Langsung

Ujian Akhir Semester (UAS) Ujian Tengah Semester

(UTS)

Pembelajaran Online Berbasis Situs

Login User Di Situs Blended

Learning

User Telah Terdaftar?

Halaman Awal Situs Blended Learning

Kuliah Online

Download Materi

Kuliah Kewirausahaan

Pembelajaran di Kelas

Penyampaian Materi Oleh Dosen

Metode Ceramah Bantuan Multimedia (LCD proyektor) Kuis Online Upload Tugas Diskusi Forum Database Situs Blended Learning Akhir Perkuliahan Selesai Ya Tidak Ya Tidak

Gambar 3.4 Diagram Blok Implementasi Blended Learning

Adapun rincian pelaksanaan Blended learning pada mata kuliah kewirausahaan adalah sebagai berikut :


(30)

1. Pada pertemuan pertama dan kedua, kegiatan kuliah dilaksanakan secara tatap muka di ruang kelas Jurusan Pendidikan Teknik Elektro. Kegiatan kuliah ini membahas materi mengenai kewirausahaan oleh Dosen pengajar dengan metode ceramah dengan bantuan multimedia powerpoint melalui infokus, serta diskusi secara langsung. Saat kuliah tatap muka ini mahasiswa juga diberi penjelasan mengenai pelaksanaan Blended

learning, mengenai waktu pelaksanaan, kegiatan yang harus diikuti, dan

penggunaan media situs beserta fitur-fitur yang telah disediakan di dalam situs.

2. Pada pertemuan ketiga dan keempat, kegiatan kuliah dilaksanakan secara

online. Mahasiswa dapat mengikuti kuliah online dengan mengakses situs Blended learning dan memanfaatkan fitur-fitur yang telah disediakan,

seperti download bahan belajar, forum tanya jawab mengenai materi kewirausahaan antara dosen dan mahasiswa, serta pengumpulan tugas secara online melalui fitur upload tugas.

3. Pada pertemuan kelima sampai ketujuh, kegiatan kuliah dilaksanakan secara tatap muka di kelas. Kegiatan kuliah ini membahas materi mengenai kewirausahaan oleh Dosen pengajar dengan metode ceramah dengan bantuan multimedia powerpoint melalui infokus, serta diskusi secara langsung.

4. Pada pertemuan kedelapan, merupakan pelaksanaan Ujian Tengah Semester (UTS) yang dilaksanakan di kelas.


(31)

5. Pada pertemuan kesembilan dan sepuluh, kegiatan kuliah dilaksanakan secara tatap muka di kelas. Kegiatan kuliah ini membahas materi mengenai kewirausahaan oleh Dosen pengajar dengan metode ceramah dengan bantuan multimedia powerpoint melalui infokus, serta diskusi secara langsung.

6. Pada pertemuan kesebelas dan dua belas, kegiatan kuliah dilaksanakan secara online. Mahasiswa dapat mengikuti kuliah online dengan mengakses situs Blended learning dan memanfaatkan fitur-fitur yang telah disediakan, seperti download bahan belajar, forum tanya jawab mengenai materi kewirausahaan antara dosen dan mahasiswa, serta pengumpulan tugas secara online melalui fitur upload tugas.

7. Pada pertemuan tiga belas sampai lima belas, kegiatan kuliah dilaksanakan secara tatap muka di kelas. Kegiatan kuliah ini membahas materi mengenai kewirausahaan oleh Dosen pengajar dengan metode ceramah dengan bantuan multimedia powerpoint melalui infokus, serta diskusi secara langsung.

8. Pada pertemuan keenam belas, merupakan pelaksanaan Ujian Akhir Semester (UAS) yang dilaksanakan di kelas, merupakan kegiatan akhir perkuliahan dalam satu semester.


(32)

No Pertemuan Kegiatan

1 Pertemuan 1 Kuliah tatap muka 2 Pertemuan 2 Kuliah tatap muka 3 Pertemuan 3 Kuliah online 4 Pertemuan 4 Kuliah online 5 Pertemuan 5 Kuliah tatap muka 6 Pertemuan 6 Kuliah tatap muka 7 Pertemuan 7 Kuliah tatap muka 8 Pertemuan 8 UTS 9 Pertemuan 9 Kuliah tatap muka 10 Pertemuan 10 Kuliah tatap muka 11 Pertemuan 11 Kuliah online 12 Pertemuan 12 Kuliah online 13 Pertemuan 13 Kuliah tatap muka 14 Pertemuan 14 Kuliah tatap muka 15 Pertemuan 15 Kuliah tatap muka 16 Pertemuan 16 UAS


(33)

3.5 Lokasi dan Subjek Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Jurusan Pendidikan Teknik Elektro FPTK UPI Bandung, sebagai lokasi implementasi Blended learning berbasis perangkat lunak open source Moodle.

Subjek utama dalam penelitian Blended learning berbasis open source Moodle ini adalah mahasiswa angkatan 2011 yang mengikuti kuliah Kewirausahaan pada semester pendek tahun ajaran 2011/2012. Adapun secara lebih rinci seperti terdapat pada tabel 3.1 berikut :

Tabel 3.2 Subjek Penelitian

Tahapan Uji coba

Jumlah sampel

Karateristik sampel

Proses, Orientasi, dan Hasil

Uji Coba

Awal, Uji Ahli

1 orang Tenaga ahli: bidang media pembelajaran.

Expert Judgment, kuesioner.

Utama, Mahasiswa

64 orang Pemakai produk: mahasiswa, jumlah terbatas

Kesesuaian produk dengan pemakai

3.6 Metode dan Instrumen Penelitian

Suharsimi (2006 : 160) menyatakan bahwa metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitiannya. Variasi metode yang dimaksud adalah angket, wawancara, pengmatan atau observasi, tes, dokumentasi. Sedangkan instrument penelitian adalah alat atau fasilitas yang


(34)

digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap, dan sistematis sehingga lebih mudah diolah.

Untuk mencapai objektivitas data, maka alat yang digunakan untuk mengumpulkan data harus relevan dengan mempertimbangkan kepraktisan, efisiensi dan kehandalan alat tersebut.

Metode yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner (angket). Angket merupakan alat untuk mengumpulkan data berupa pengajuan pertanyaan atau pernyat aan secara tertulis kepada res ponden . Mengenai angket atau kuesioner, Arikunto (2006:151) mengemukakan bahwa kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang ia ketahui.

Masih menurut Suharsimi Arikunto (2006 : 152), Keuntungan kuesioner adalah :

1. Tidak memerlukan hadirnya peneliti.

2. Dapat dibagikan secara serentak kepada banyak responden.

3. Dapat dijawab oleh responden menurut kecepatannya masing-masing, dan menurut waktu senggang responden.

4. Dapat dibuat anonim sehingga responden bebas, jujur, dan tidak malu-malu menjawab.

5. Dapat dibuat terstandar sehingga bagi semua responden dapat diberi pertanyaan yang benar-benar sama.


(35)

Angket yang disusun merupakan pernyataan yang mengemukakan tentang masalah-masalah yang diteliti. Untuk memperoleh angket dengan hasil yang baik (valid dan reliable) terhadap alat pengumpul data tersebut, maka peneliti melakukan proses uji validitas dan reliabilitas angket kepada mahasiswa angkatan 2011 di Jurusan pendidiakan Teknik Elektro FPTK UPI dengan jumlah responden sebanyak 32 orang. Setelah angket tersebut dinyatakan valid dan reliable, selanjutnya dilakukan penyebaran angket pada kelas Kewirausahaan yang mengikuti pembelajaran dengan model Blended learning dengan jumlah responden sebanyak 32 mahasiswa.

Dalam penelitian ini digunakan dua jenis angket yang digunakan sebagai instrumen penelitian, yaitu angket tertutup dan angket terbuka. Angket tertutup merupakan angket yang disediakan untuk mahasiswa dengan alternatif jawaban yang telah disediakan, sehingga mahasiswa tinggal memberi ceklis pada kolom yang disediakan. Angket tertutup ini terdiri dari 48 item soal dengan pernyataan terbagi ke dalam lima aspek yaitu minat, motivasi, persepsi media situs, kepuasan, serta loyalitas mahasiswa dalam mengikuti Blended learning. Sedangkan untuk angket terbuka merupakan angket yang disediakan untuk mahasiswa tetapi jawaban ditulis dengan kalimat sendiri. Angket terbuka ini berkaitan dengan pertanyaan mengenai kelebihan dan kekurangan Blended learning yang dirasakan oleh mahasiswa.

3.6.1 Pengujian Validitas Instrumen

Sebuah instrument dikatakan valid apabila dapat mengungkapkan data yang diteliti secara tepat. Suatu alat tes dapat dikatakan valid jika dapat


(36)

mengukur apa yang seharusnya diukur oleh alat tes tersebut. Hal ini sejalan dengan pendapat dari Sugiyono (2008 : 173) bahwa valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur.

Untuk menguji kevalidan instrumen, Suharsimi Arikunto (2006:170) menggunakan rumus korelasi yang dikemukakan oleh Pearson yang dikenal dengan rumus Product Moment, yaitu:

Keterangan :

xy

r

= Koefisien Korelasi antara variabel X dan variabel Y

xy

= hasil kali x dan y setiap responden

x

= skor x total

y

= skor y total

 

2

x = kuadrat skor x total

 

2

y

= kuadrat skor y total

n

= jumlah responden

Analisis uji validitas ini diberlakukan pada seluruh item soal angket, sehingga perhitunganya merupakan perhitungan setiap item atau butir, kemudian dari hasil koefisien korelasi tersebut dikonsutasikan ke tabel r product moment.

  

 

2 2

2

 

2

.

.

y

y

n

x

x

n

y

x

xy

n

r

xy


(37)

Di dalam pengujian ini untuk mengetahui validitas soal adalah jika rxy >

rtabel maka berarti item soal tersebut valid dan jika rxy < rtabel maka item soal

dianggap tidak valid.

3.6.2 Uji Reliabilitas Instrumen

Untuk menguji derajat reliabilitas tiap butir tes dengan menggunakan rumus Cronbach’s Alpha. Suharsimi Arikunto (2006 : 196), rumus Alpha digunakan untuk mencari reliabilitas instrumen yang skornya bukan 1 dan 0, misalnya angket atau soal bentuk uraian.

Langkah-langkah yang dilakukan dalam mencari reliabilitas dengan menggunakan Cronbach Alpha adalah sebagai berikut:

a. Mencari varians total

N N Y Y t

  2

2 ( )

2

Keterangan :

t

2

 : varians total

2

Y : jumlah kuadrat skor total setiap responden

2

)

( Y : jumlah kuadrat seluruh skor total dari setiap responden

N : jumlah responden uji coba b. Mencari harga-harga varians setiap item

N N X X b

  2

2 ( )

2


(38)

Keterangan : 2

b

 : varians butir setiap varians

2

X : jumlah kuadrat jawaban responden pada setiap varians

2

)

( X : jumlah kuadrat skor seluruh responden dari setiap item

N : jumlah responden uji coba

c. Menguji korelasi setiap butir pernyataan penulis menggunakan rumus Alpha.

r11 =

  

 1) (k k        

2 2 1 t b   Keterangan :

r11 = Koefisien Korelasi yang mengindikasikan reliabilitas instrumen

k = Banyaknya butir pernyataan atau banyaknya soal

2

b

 = Jumlah variansi butir

2

t

 = Variansi total

3.7 Teknik Pengumpulan Data

Dalam pengumpulan data ini ada beberapa tahapan yang harus ditempuh yaitu:

3.7.1 Penyusunan Kisi-kisi Penelitian

Penyusunan kisi-kisi penelitian adalah acuan dalam pembuatan alat pengumpul data berupa angket. Kisi-kisi penelitian ini disusun secara sistematis sesuai dengan tujuan penelitian yang sudah ditetapkan


(39)

kemudian dijabarkan berdasarkan indikatornya sehingga memudahkan dalam pembuatan angket.

Kisi-kisi instrumen ini berisikan kolom-kolom: aspek yang diteliti, indikator, sub-indikator, dan nomor item pernyataan.

3.7.2 Penyusunan Kuesioner (Angket)

Teknik pengumpulan data yang paling penting dalam penelitian ini adalah angket. Item pernyataan dalam angket ini merupakan penjabaran dari indikator-indikator yang akan dijadikan pertanyaan. Untuk lebih jelasnya penyusunan angket sebagai alat pengumpul data yang utama disusun menurut langkah-langkah pembuatan angket sebagai berikut :

a. Menentukan tujuan angket dan menetapkan batasannya.

b. Merumuskan indikator-indikator yang akan dijadikan pertanyaan.

c. Memilih item-item pertanyaan yang relevan dengan indikatornya yang mudah diapahami responden.

d. Menyusun angket beserta alternatif jawaban berdasarkan indikatornya yang telah ditetapkan disertai petunjuk pengisian angket, sehingga responden mendapatkan kejelasan dari tujuan dan maksud angket tersebut.

3.8 Langkah-langkah Pengumpulan Data

Dalam pengumpulan data penelitian ini ada beberapa tahapan yang harus ditempuh, yaitu:

1. Persiapan

Yaitu mempersiapkan segala hal yang berhubungan dengan pengumpulan data, yaitu dengan cara :


(40)

a. Mempersiapkan lembaran-lembaran angket yang akan disebarkan kepada responden.

b. Mempersiapkan surat ijin penelitian dari pihak yang berwenang. 2. Penyebaran Angket

Pada langkah ini angket telah disusun kemudian disebarkan kepada responden yang telah ditetapkan. Dalam pelaksanaannya angket diberikan langsung kepada responden dengan harapan dapat mempercepat proses pengisian. Disertakan dalam angket penelitian, petunjuk pengisian angket sehingga responden mengerti dan tidak ragu-ragu dalam pengisiannya. 3. Pengumpulan Angket

Setelah responden mengisi angket sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan, angket dikumpulkan kembali dengan mendatangi responden sekaligus melakukan pengecekan terhadap jawaban responden. Ini dilakukan untuk kelengkapan data yang diperlukan.

3.9 Analisis Data

Analisis data dilakukan setelah data dari seluruh responden terkumpul. Data yang diperoleh berupa angket yang telah diisi oleh mahasiswa.

Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik hitung statistik deskriptif. Adapun teknik statistiknya adalah persentase dan skala likert dari data yang diperoleh dengan rumus sebagai berikut :

3.9.1 Persentase

Mencari persentase adalah untuk mengetahui status yang dipersentasekan dan disajikan tetap berupa persentase (Suharsimi Arikunto, 1997 : 246).


(41)

Persentase untuk jawaban masing-masing item soal dapat diperoleh dengan cara membagi jumlah skor yang diperoleh dengan jumlah skor ideal, kemudian dikalikan dengan 100% atau dengan rumus sebagai berikut:

Keterangan :

P = Persentase

Jumlah Skor Ideal = N x bobot tertinggi N = Jumlah responden

Hasil dari perolehan persentase untuk masing-masing item soal kemudian dikonsultasikan dalam skala sikap sebagai berikut :

Tabel 3.3 Persentase Skala Sikap

Hasil Persentase Skala Sikap

P = 0 Tidak Seorangpun 0 < P < 25% Sebagian Kecil 25% < P < 50% Hampir Setengahnya P = 50% Setengahnya

50% < P < 75% Hampir Sebagian Besar 75% < P < 99% Sebagian Besar

P = 100% Seluruhnya

(Luhut Panggabean 1996 : 70)

3.9.2 Skala Likert

Skala Likert dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui seberapa besar tingkat kepuasan mahasiswa terhadap penerapan program Blended learning berbasis perangkat lunak open source Moodle.


(42)

Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial (Sugiyono, 2008:134). Untuk keperluan analisis deskriptif kuantitatif, maka alternatif jawaban dapat diberi skor sebagai berikut :

Tabel 3.4 Skor Tiap Alternatif Jawaban Skala 5

Alternatif Jawaban Skor

Sangat Setuju (SS) 5

Setuju (S) 4

Ragu-ragu 3

Tidak Setuju (TS) 2 Sangat Tidak Setuju (STS) 1

(Sugiyono, 2008 : 135)

Akan tetapi apabila dengan lima alternatif jawaban ada kelemahan karena responden cenderung memilih alternatif yang ada di tengah (karena dirasa aman dan paling gampang karena hamper tidak berpikir), maka disarankan alternatif jawabannya hanya empat, yaitu Sangat Setuju, Setuju, Tidak Setuju, dan Sangat Tidak Setuju. Sehingga bentuk skornya menjadi seperti berikut :

Tabel 3.5 Skor Tiap Alternatif Jawaban Skala 4

Alternatif Jawaban Skor

Sangat Setuju (SS) 4 Setuju (S) 3 Tidak Setuju (TS) 2 Sangat Tidak Setuju (STS) 1


(43)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan mengenai implementasi Blended

Learning berbasis perangkat lunak open source Moodle versi 2.2.3 di Jurusan

Pendidikan Teknik Elektro, maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut :

a. Pada aspek minat mahasiswa terhadap pembelajaran dengan model

Blended Learning, diperoleh data 78,59% mahasiswa berminat dalam

mengikuti Blended learning.

b. Pada aspek motivasi mahasiswa terhadap pembelajaran dengan model

Blended Learning, diperoleh data 83,38% mahasiswa mempunyai motivasi

tinggi dalam mengikuti pembelajaran Blended learning.

c. Pada aspek persepsi tentang media dalam Blended learning, diperoleh data 79,95% mahasiswa menyatakan media situs mempunyai kualifikasi baik. d. Pada aspek kepuasan mahasiswa terhadap program Blended learning,

diperoleh data 76,82% mahasiswa puas terhadap program Blended

learning.

e. Pada aspek loyalitas mahasiswa terhadap program Blended learning, diperoleh data 78,52% mahasiswa memiliki loyalitas tinggi terhadap program Blended learning.

f. Kelebihan Blended learning dapat menambah pengalaman pembelajaran, interaksi antara dosen dan mahasiswa serta mahasiswa dan mahasiswa menjadi meningkat dan lebih mudah, tugas kuliah dapat dikumpulkan


(44)

lebih mudah dengan adanya fitur upload tugas, mudah dalam mencari modul kuliah dengan adanya fitur download modul, serta menambah motivasi dalam proses pembelajaran.

g. Kekurangan Blended learning diantaranya proses kuliah online masih terkendala oleh koneksi internet karena tidak semua mahasiswa memiliki koneksi internet secara lancar, jadwal kuliah secara Blended learning belum sistematis, tampilan situs Blended learning masih kurang menarik karena perpaduan warna yang digunakan masih sederhana, serta modul pembelajaran masih berupa file dokumen, belum ada file interaktif lainnya seperti flash dan video.

5.2 Saran

Berdasarkan pada analisis dan hasil pembahasan penelitian, maka peneliti mengemukakan beberapa saran bagi para peneliti selanjutnya sebagai berikut : 1. Dalam aspek tampilan situs diharapkan lebih diperhatikan mengenai

kombinasi warna, agar mahasiswa yang membuka situs lebih tertarik dan tidak bosan dalam mengikuti aktivitas pembelajaran berbasis situs.

2. Dalam penggunaan menu navigasi dan fitur-fitur diharapkan lebih dipermudah lagi, agar lebih user friendly dengan Dosen dan mahasiswa sebagai pengguna. 3. Pembelajaran online diharapkan lebih diperkaya dalam penyajian materi

pembelajaran, seperti flash, dan video. Disediakan juga fitur video conference untuk pembelajaran online secara synchronous, agar lebih interaktif.

4. Untuk jadwal pelaksanaan Blended learning harus lebih sistematis agar pelaksanaan pembelajaran tatap muka dan online lebih jelas.


(45)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S (1997). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.

Arikunto, S (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.

Faqiir, A (2011). Minat Dalam Belajar Siswa. Tersedia : [online]

http://suaranuraniguru.wordpress.com/2011/12/01/minat-dalam-belajar-siswa/ [17

OKT 2012]

Furchan, A (1982). Pengantar Penelitian Dalam Pendidikan. Surabaya: Usaha Nasional.

Graham, C. R (2005), The Handbook of Blended Learning. Tersedia [online]

http://media.wiley.com/product_data/excerpt/86/07879775/0787977586.p df [24 Feb 2012].

http://id.wikipedia.org/wiki/Learning_Management_System [05 Juni 2012] Hurlock, E (1990). Psikologi Perkembangan. Jakarta: Erlangga.

Hurriyati, R (2008). Bauran Pemasaran dan Loyalitas Konsumen. Bandung: Alfabeta.

Kurniawan, R (2009). Membangun Media Ajar Online untuk Orang Awam. Palembang: Maxikom.

Mar’at (1992). Sikap Manusia, Perubahan serta Pengukurannya. Bandung:

Ghalia Indonesia.

Munawar, A (2009). SCORM, Sebuah Konsep Pembelajaran Maya Masa Depan. Tersedia [online] http://blog.unnes.ac.id/masmunawar/2009/10/09/scorm/

[15 Juni 2012].

Munawar, D. M (2011). Efektifitas model Blended Learning dengan Moodle

dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Fisika: Studi pemanfaatan E-Learning di kelas X SMA Cakra Buana Kota Depok.

Skripsi UPI. Tidak Diterbitkan.

Munir (2009). Pembelajaran Jarak Jauh Berbasis Teknologi Informasi dan

Komunikasi. Bandung: Alfabeta.

Panggabean, L. (1996). Penelitian Pendidikan. Bandung: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.


(46)

Prawiradilaga, D. S (2009). Prinsip Desain Pembelajaran. Jakarta: Kencana. Pusdiklat Direktorat TIK, Univeristas Pendidikan Indonesia (2011). Learning

Management System Using MOODLE (E-Learning). Bandung: UPI.

Rahmat, J (2003). Psikologi Komunikasi. Bandung : Remaja Rosdakarya.

Rusman (2009). Teknologi Informasi dalam Komunikasi Pembelajaran. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.

Rusman (2010). Model-Model Pembelajaran. Bandung: Mulia Mandiri Pers. Rusman (2010). Model-Model Pembelajaran: Mengembangkan Profesoionalisme

Guru. Jakarta: Rajawali Pers.

Sanjaya, W (2009). Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta: Kencana.

Sudjana, N dan Ibrahim. (2004). Penelitian dan Penilaian Pendidikan. Bandung : Sinar Baru Algensindo.

Slameto (2003). Belajar Dan faktor – Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta :

Asdi Mahastya.

Sugiyono (2008). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,

Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono (2011). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Thorne, K (2003). Blended learning: How to integrate online and traditional

learning. London: Kogan Page.

Tjiptono, F (2005). Service, Quality & Satisfaction. Yogyakarta: Andi.

Trianto (2007). Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik. Jakarta: Prestasi Pustaka.

Trianto (2010). Model Pembelajaran Terpadu. Jakarta: Bumi Aksara.

Universitas Pendidikan Indonesia (2011). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: UPI.

Uno, B.H (2010). Teori Motivasi dan Pengukurannya. Jakarta : Bumi Aksara. Walgito, B (2002). Psikologi Sosial. Yogyakarta : Andi Offset.


(1)

Persentase untuk jawaban masing-masing item soal dapat diperoleh dengan cara membagi jumlah skor yang diperoleh dengan jumlah skor ideal, kemudian dikalikan dengan 100% atau dengan rumus sebagai berikut:

Keterangan :

P = Persentase

Jumlah Skor Ideal = N x bobot tertinggi N = Jumlah responden

Hasil dari perolehan persentase untuk masing-masing item soal kemudian dikonsultasikan dalam skala sikap sebagai berikut :

Tabel 3.3 Persentase Skala Sikap Hasil Persentase Skala Sikap

P = 0 Tidak Seorangpun

0 < P < 25% Sebagian Kecil 25% < P < 50% Hampir Setengahnya

P = 50% Setengahnya

50% < P < 75% Hampir Sebagian Besar 75% < P < 99% Sebagian Besar

P = 100% Seluruhnya

(Luhut Panggabean 1996 : 70)

3.9.2 Skala Likert

Skala Likert dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui seberapa besar tingkat kepuasan mahasiswa terhadap penerapan program Blended learning berbasis perangkat lunak open source Moodle.


(2)

69

Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial (Sugiyono, 2008:134). Untuk keperluan analisis deskriptif kuantitatif, maka alternatif jawaban dapat diberi skor sebagai berikut :

Tabel 3.4 Skor Tiap Alternatif Jawaban Skala 5

Alternatif Jawaban Skor

Sangat Setuju (SS) 5

Setuju (S) 4

Ragu-ragu 3

Tidak Setuju (TS) 2

Sangat Tidak Setuju (STS) 1

(Sugiyono, 2008 : 135)

Akan tetapi apabila dengan lima alternatif jawaban ada kelemahan karena responden cenderung memilih alternatif yang ada di tengah (karena dirasa aman dan paling gampang karena hamper tidak berpikir), maka disarankan alternatif jawabannya hanya empat, yaitu Sangat Setuju, Setuju, Tidak Setuju, dan Sangat Tidak Setuju. Sehingga bentuk skornya menjadi seperti berikut :

Tabel 3.5 Skor Tiap Alternatif Jawaban Skala 4

Alternatif Jawaban Skor

Sangat Setuju (SS) 4

Setuju (S) 3

Tidak Setuju (TS) 2

Sangat Tidak Setuju (STS) 1


(3)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan mengenai implementasi Blended Learning berbasis perangkat lunak open source Moodle versi 2.2.3 di Jurusan Pendidikan Teknik Elektro, maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut :

a. Pada aspek minat mahasiswa terhadap pembelajaran dengan model Blended Learning, diperoleh data 78,59% mahasiswa berminat dalam mengikuti Blended learning.

b. Pada aspek motivasi mahasiswa terhadap pembelajaran dengan model Blended Learning, diperoleh data 83,38% mahasiswa mempunyai motivasi tinggi dalam mengikuti pembelajaran Blended learning.

c. Pada aspek persepsi tentang media dalam Blended learning, diperoleh data 79,95% mahasiswa menyatakan media situs mempunyai kualifikasi baik. d. Pada aspek kepuasan mahasiswa terhadap program Blended learning,

diperoleh data 76,82% mahasiswa puas terhadap program Blended learning.

e. Pada aspek loyalitas mahasiswa terhadap program Blended learning, diperoleh data 78,52% mahasiswa memiliki loyalitas tinggi terhadap program Blended learning.

f. Kelebihan Blended learning dapat menambah pengalaman pembelajaran, interaksi antara dosen dan mahasiswa serta mahasiswa dan mahasiswa menjadi meningkat dan lebih mudah, tugas kuliah dapat dikumpulkan


(4)

97

lebih mudah dengan adanya fitur upload tugas, mudah dalam mencari modul kuliah dengan adanya fitur download modul, serta menambah motivasi dalam proses pembelajaran.

g. Kekurangan Blended learning diantaranya proses kuliah online masih terkendala oleh koneksi internet karena tidak semua mahasiswa memiliki koneksi internet secara lancar, jadwal kuliah secara Blended learning belum sistematis, tampilan situs Blended learning masih kurang menarik karena perpaduan warna yang digunakan masih sederhana, serta modul pembelajaran masih berupa file dokumen, belum ada file interaktif lainnya seperti flash dan video.

5.2 Saran

Berdasarkan pada analisis dan hasil pembahasan penelitian, maka peneliti mengemukakan beberapa saran bagi para peneliti selanjutnya sebagai berikut : 1. Dalam aspek tampilan situs diharapkan lebih diperhatikan mengenai

kombinasi warna, agar mahasiswa yang membuka situs lebih tertarik dan tidak bosan dalam mengikuti aktivitas pembelajaran berbasis situs.

2. Dalam penggunaan menu navigasi dan fitur-fitur diharapkan lebih dipermudah lagi, agar lebih user friendly dengan Dosen dan mahasiswa sebagai pengguna. 3. Pembelajaran online diharapkan lebih diperkaya dalam penyajian materi

pembelajaran, seperti flash, dan video. Disediakan juga fitur video conference untuk pembelajaran online secara synchronous, agar lebih interaktif.

4. Untuk jadwal pelaksanaan Blended learning harus lebih sistematis agar pelaksanaan pembelajaran tatap muka dan online lebih jelas.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S (1997). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.

Arikunto, S (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.

Faqiir, A (2011). Minat Dalam Belajar Siswa. Tersedia : [online] http://suaranuraniguru.wordpress.com/2011/12/01/minat-dalam-belajar-siswa/ [17

OKT 2012]

Furchan, A (1982). Pengantar Penelitian Dalam Pendidikan. Surabaya: Usaha Nasional.

Graham, C. R (2005), The Handbook of Blended Learning. Tersedia [online] http://media.wiley.com/product_data/excerpt/86/07879775/0787977586.p df [24 Feb 2012].

http://id.wikipedia.org/wiki/Learning_Management_System [05 Juni 2012] Hurlock, E (1990). Psikologi Perkembangan. Jakarta: Erlangga.

Hurriyati, R (2008). Bauran Pemasaran dan Loyalitas Konsumen. Bandung: Alfabeta.

Kurniawan, R (2009). Membangun Media Ajar Online untuk Orang Awam. Palembang: Maxikom.

Mar’at (1992). Sikap Manusia, Perubahan serta Pengukurannya. Bandung:

Ghalia Indonesia.

Munawar, A (2009). SCORM, Sebuah Konsep Pembelajaran Maya Masa Depan. Tersedia [online] http://blog.unnes.ac.id/masmunawar/2009/10/09/scorm/ [15 Juni 2012].

Munawar, D. M (2011). Efektifitas model Blended Learning dengan Moodle dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Fisika: Studi pemanfaatan E-Learning di kelas X SMA Cakra Buana Kota Depok. Skripsi UPI. Tidak Diterbitkan.

Munir (2009). Pembelajaran Jarak Jauh Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi. Bandung: Alfabeta.

Panggabean, L. (1996). Penelitian Pendidikan. Bandung: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.


(6)

Prawiradilaga, D. S (2009). Prinsip Desain Pembelajaran. Jakarta: Kencana. Pusdiklat Direktorat TIK, Univeristas Pendidikan Indonesia (2011). Learning

Management System Using MOODLE (E-Learning). Bandung: UPI. Rahmat, J (2003). Psikologi Komunikasi. Bandung : Remaja Rosdakarya.

Rusman (2009). Teknologi Informasi dalam Komunikasi Pembelajaran. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.

Rusman (2010). Model-Model Pembelajaran. Bandung: Mulia Mandiri Pers. Rusman (2010). Model-Model Pembelajaran: Mengembangkan Profesoionalisme

Guru. Jakarta: Rajawali Pers.

Sanjaya, W (2009). Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta: Kencana.

Sudjana, N dan Ibrahim. (2004). Penelitian dan Penilaian Pendidikan. Bandung : Sinar Baru Algensindo.

Slameto (2003). Belajar Dan faktor – Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta : Asdi Mahastya.

Sugiyono (2008). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono (2011). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Thorne, K (2003). Blended learning: How to integrate online and traditional learning. London: Kogan Page.

Tjiptono, F (2005). Service, Quality & Satisfaction. Yogyakarta: Andi.

Trianto (2007). Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik. Jakarta: Prestasi Pustaka.

Trianto (2010). Model Pembelajaran Terpadu. Jakarta: Bumi Aksara.

Universitas Pendidikan Indonesia (2011). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: UPI.

Uno, B.H (2010). Teori Motivasi dan Pengukurannya. Jakarta : Bumi Aksara. Walgito, B (2002). Psikologi Sosial. Yogyakarta : Andi Offset.