PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CREATIVE PROBLEM SOLVING (CPS) DISERTAI HIERARKI KONSEP UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI LARUTAN PENYANGGA.

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CREATIVE PROBLEM SOLVING (CPS)
D I S E R T A I H I E R AR K I K O N S EP L N T L K M E N I N G K A T K A N HASIL
BELAJAR SISWA PADA MATERI LARLTAN PENYANGGA

Oleh :
Ahlam Inayatullah
NIM.4103331002
Program Studi Pendidikan Kimia

SKRIPSI
Diajukan Lntuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan

JLRLSAN KIMIA
FAKLLTAS MATEMATIKA DAN ILML PENGETAHLAN ALAM
LNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
2014

RIWAYAT HIDUP
Ahlam Inayatullah dilahirkan di Bandar Baru Bangi,Malaysia pada tanggal

28 November 1992. Ibu bernama Tengku Asma Zatun Matabin dan ayah bernama
Dr.H.Badrul Munir Muhammad Nur,merupakan anak ke-empat dari delapan
bersaudara. Penulis memulai pendidikannya pada tahun 1998 di SD Swasta AlAzhar Medan dan lulus pada tahun 2004. Kemudian melanjutkan pendidikan di
SMP Swasta Al-Azhar Medan dan lulus pada tahun 2007. Tahun 2007 penulis
melanjutkan pendidikannya di SMA Negeri 1 Medan, lulus pada tahun 2010. Pada
tahun yang sama penulis diterima di PTN Universitas Negeri Medan di Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam pada prodi Pendidikan Kimia melalui
jalur SLMPTN.

iv

KATA PEGANTAR
Segala puji hanya milik Allah SWT pencipta dan pengendali alam semesta
atas segala nikmat dan hidayah yang tak terkira sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi dengan judul “Penerapan Model Pembelajaran Creative
Problem Solving (CPS) Disertai Hierarki Konsep Untuk Meningkatkan Hasil
Belajar Siswa Pada Materi Larutan Penyangga”.
Dalam penulisan skripsi ini peneliti tidak terlepas dari hambatan-hambatan
dan banyak kesulitan dalam menyelesaikannya. Namun dengan usaha,kerja keras
yang maksimal dan banyak pihak yang memberikan bantuan moril dan materil

baik secara langsung maupun tidak langsung akhirnya,skripsi ini dapat
terselesaikan juga. Untuk itu,melalui kesempatan ini penulis menyampaikan rasa
hormat dan terima kasih kepada:
1. Ibu Dra.Ratu Evina Dibyantini M,Si selaku dosen pembimbing skripsi yang
telah memberikan banyak bimbingan dan arahan kepada penulis dari awal
hingga selesainya penulisan skripsi ini. Semoga Allah selalu memberikan
kesehatan dan nikmat rezeki yang melimpah kepada Ibu.
2. Ibu

Dra.Anna

Juniar,M.Si,

Bapak

Drs.Jamalum

Purba,M.Si,

Bapak


Drs.Rahmat Nauli,M.Si selaku dosen penguji yang telah banyak memberikan
masukan dan saran-saran yang baik untuk memperbaiki skripsi ini.
3. Bapak

Maulana

Malik

Muttaqin,MA

selaku

kepala

SMA

Swasta

Muhammadiyah 2 Medan, yang dengan tulus dan ikhlas memberikan izin dan

kesempatan bagi penulis untuk mengadakan penelitian di sekolah ini. Semoga
Allah SWT membalas kebaikan bapak.
4. Ibu Rizki Kholilla Lubis selaku guru mata pelajaran Kimia serta staf pegawai
dan para siswa XI IPA di SMA Swasta Muhammadiyah 2 Medan yang telah
banyak membantu penulis untu menyelesaikan penelitian ini khususnya kelas
XI IPA 1 yang telah banyak membantu penelitian ini.
5. Teristimewa untuk kedua orang tua saya tercinta, Ayahanda DR.H.Badrul
Munir Muhammad Nur dan Ibunda Hj.T.Asma Zatun Matabin binti Ishar
Musa yang telah banyak memberikan dukungan ketika penulis sedang berada

v

dalam keadaan apapun juga dan tulus ikhlas membantu saya dalam keadaan
materiil maupun moril hingga saya dapat menyelesaikan sarjana pendidikan.
Semoga Allah memberikan keberkahan yang berlimpah untuk kita semua.
Amin.
6. Begitu juga kepada saudara-saudari tercinta saya: Maryam BTE Badrul Munir
(Kaklong), M.Abdurrahman (bgah), Hamid Al-Khair (blang), Abdul Jawwad
(jawwad), Tahani Badrul Munir (tahani), Dalaal Mahmudah (dalaal) dan
Ahmad Abdul Aziz (ahmad) yang selalu membuat kesulitan saya menjadi

kemudahan bagi saya. Semoga kita semua dapat sukses dunia akhirat dan
dapat membahagiakan mama dan baba.
7. Teman SMP saya Novi, Siti, Shelly dan Onin , teman SMA saya Yanti, Riza,
Diniy, AI dan Tara dan teman PPL saya Yola, Zizi, Herman, Rara, Nanay
yang selalu memberikan doa dan dukunganya. Semoga kita selalu bersahabat.
8. Sahabat-sahabat terdekat saya Kory Wulandara, Mhd.Syahrianda, Azriyatuz
Salsabila dan Purti Pertiwi. Dan juga teman-teman Kimia Ekstensi 2010
terutama 9icons, Andi, Nisa, Dede dan lain-lain (maaf tidak bisa menyebutkan
satu-satu) dan teman satu pembimbing skripsi Eli, Imam, Rina, Putri yang
telah berjuang bersama dari awal perkuliahan dan akhir perkuliahan, yang
telah memberikan kenangan indah selama 4 tahun saya berkuliah di
UNIMED.
Peneliti menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih banyak
kekurangan dan kesalahan baik isi maupun kualitasnya. Oleh karena iu penulis
mengharapkan saran dan kritik yang sifatnya membangun demi kesempurnaan
skripsi ini. Akhir kata penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi kita
semua.
Medan,

Agustus 2014


Ahlam Inayatullah
NIM.4103331002

iii

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CREATIVE PROBLEM SOLVING (CPS)
D I S E R T A I H I E R AR K I K O N S EP L N T L K M E N I N G K A T K A N HASIL
BELAJAR SISWA PADA MATERI LARLTAN PENYANGGA

Ahlam Inayatullah
NIM.4103331002
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada peningkatan hasil
belajar kimia siswa dengan model pembelajaran Creative Peoblem Solving
dengan hierarki konsep. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas
XI IPA di SMA Swasta Muhammadiyah 2 Medan yang berjumlah 2 kelas dan
setiap kelas rata-rata terdiri dari 35 siswa. Sampel dalam penelitian ini adalah
sampel jenuh, yaitu sampel yang diambil adalah seluruh populasi dan diambil
dengan teknik purposive sampling dengan kelas XI IPA 1 adalah kelas

eksperimen 1 sedangkan XI IPA 2 adalah kelas eksperimen 2.Instrument yang
dipakai dalam penelitian ini adalah instrument test dengan jumlah soal sebanyak
20 soal yang telah valid dan reliabe. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa hasil
belajar kimia dengan model pembelajaran Creative Problem solving disertai
hierarki konsep memberikan peningkatan hasil belajar. Hal ini dapat dilihat dari
uji hipotesis t pihak kanan (0.05) t hitung (25) >t tabel (1.671). sedangkan dari
hasil peningkatan gain didapat sebesar 15% denga rata-rata 0.55% . Model
pembelajaran Creative Problem Solving(CPS) disertai hierarki konsep dapat
meningkatkan hasil belajar siswa di SMA Swasta Muhammadiyah 2 Medan pada
materi Larutan penyangga.

vi

DAFTAR ISI
Talaman
Lembaran Pengasahan

i

Riwayat Tidup


ii

Abstrak

iii

Kata Pegantar

iv

Daftar isi

vi

Daftar Tabel

viii

Daftar Gambar


ix

Daftar Lampiran

x

BAB I PENDATULUAN

1

1.1. Latar Belakang Masalah

1

1.2. Ruang Lingkup

3

1.3. Rumusan Masalah


3

1.4. Batasan Masalah

4

1.5. Tujuan Penelitian

4

1.6. Manfaat Penelitian

4

1.7. Definisi Operasional

5

BAB II Tinjauan Pustaka


6

2.1. Tinjauan Teoritis

6

2.1.1. Konsep Dan Pemahaman Konsep

6

2.1.2. Analisis Konsep

7

2.1.3. Hasil Belajar

9

2.1.4. Model Pembelajaran Creative Problem Solving

10

2.1.5. Larutan Penyangga

13

2.2. Penelitian Yang Relevan

18

2.3. Kerangka Konseptual

19

2.4. Hipotesis Penelitian

20

vii

BAB III METODE PENELITIAN

21

3.1. Tempat Dan Waktu Penelitian

21

3.2. Populasi Dan Sampel

21

3.3. Variabel Penelitian

21

3.4. Instrumen Penelitian

22

3.5. Rancangan/Desain Penelitian

26

3.6. Prosedur Penelitian

26

3.7. Teknik Analisis Data

29

BAB IV TASIL DAN PEMBATASAN

32

4.1. Hasil Penelitian

32

4.1.1. Analisis Instrumen Penelitian

32

4.1.1.1. Validitas Instrumen Tes

32

4.1.1.2. Reliabilitas Instrumen Tes

33

4.1.1.3. Tingkat Kesukaran Instrumen Tes

33

4.1.1.4. Daya Pembeda Instrumen Tes

33

4.1.2. Data Hasil Penelitian

34

4.2. Analisis Data Penelitian

35

4.2.1. Uji Normalitas Data

35

4.2.2. Uji Homogenitas Data

36

4.2.3. Uji Hipotesis

36

4.2.4. Persentase Peningkatan Hasil Belajar

37

4.3. Pembahasan

38

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

41

5.1. Kesimpulan

41

5.2. Saran

41

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN

42

viii

DAFTAR TABEL
Halaman
2.1.
3.1.
3.2.
3.3.
4.1.
4.2.
4.3.
4.4.
4.5.
4.6.

Pengelompokkan Derajat Pemahaman Konsep
Kisi-kisi Tes Hasil Belajar
Rancangan Penelitian Two Group Pretest-Posttest Design
Tabel Penolong Uji Normalitas
Tabel Kisi Instrumen Yang Digunakan
Data Hasil Penelitian
Normalitas data Pretest, Post-test dan gain
Uji Homogen data Pretest,Post-tes dan Gain
Uji Hipotesis data Post-test dan Pre-test
Persen peningkatn hasil belajar

7
25
26
29
34
34
35
36
37
37

ix

DAFTAR GAMBAR
Halaman
2.1. Hierarki Konsep Larutan Penyangga
3.1. Alur Penelitian
4.1. Grafik Data Hasil Belajar Siswa
4.2. Grafik Peningkatan Hasil Belajar

9
28
35
38

x

DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1.
Lampiran 2.
Lampiran 3.
Lampiran 4.
Lampiran 5.
Lampiran 6.
Lampiran 7.
Lampiran 8.
Lampiran 9.
Lampiran 10.
Lampiran 11.
Lampiran 12.
Lampiran 13.
Lampiran 14.
Lampiran 15.
Lampiran 16.
Lampiran 17.
Lampiran 18.
Lampiran 19.
Lampiran 20.
Lampiran 21.
Lampiran 22.
Lampiran 23.
Lampiran 24.
Lampiran 25.
Lampiran 26.

Silabus
RPP (Rancangan Program Pembelajaran)
Hierarki Konsep
Kisi-Kisi Instrumen Test Sebelum Validasi
Soal Instrumen Test Sebelum Validasi
Kisi-Kisi Instrument Test Sesudah Validasi
Soal Instrument Test Sesudah Validasi
Perhitungan Validitas Test
Tabel Validitas Test
Perhitungan Reliable Test
Tabel Reliabilitas
Perhitungan Tingkat Kesukaran
Tabel Tingkat Kesukaran
Perhitungan Daya Beda
Tabel Daya Beda
Rekap Analisis Instrument Test
Perhitungan Rata-Rata Dan Standar Deviasi
Uji Normalitas Data
Uji Homogenitas Data
Uji Peningkatan Hasil Belajar
Uji Hipotesis
Jadwal Penelitian
Dokumentasi Data
Tabel Nilai-Nilai r Product Moment
Tabel Nilai Kritis Distribusi Chi Kuadrat (X2)
Tabel Nilai-Nilai Dalam Distribusi t (Tabel T)

halaman
44
45
56
57
65
70
74
77
79
80
81
82
83
84
85
86
87
91
96
98
103
105
106
110
111
112

1

BABBIB
PENDAHULUANB
B
1.1

LatarBBelakangBMasalah
Kimia merupakan pelajaran yang banyak memiliki konsep yang bersifat

abstrak. Konsep tertentu tidak bisa dijelaskan tanpa menggunakan analogi atau
model sehingga dibutuhkan daya nalar yang tinggi dalam mempelajari ilmu kimia.
Selain itu, ilmu kimia bersifat kontinyu yaitu saling berhubungan antara konsep
satu dengan yang lainnya. Oleh karenanya, ilmu kimia harus dipelajari secara
runtut dan berkesinambungan sehingga konsep yang diterima siswa dapat
terasimilasi dan terakomodasi dengan benar. Konsep Larutan Buffer merupakan
salah satu materi essensial yang sebagian besar konsepnya bersifat abstrak
(Gabel,1999).
Dari hasil penelitian Mangara (2012) menunjukkan bahwa, Pemahaman
siswa secara umum baik pada tingkat makroskopis dan tingkat mikroskopis
termasuk dalam kategori rendah. Resti,dkk, (2010) menyimpulkan bahwa,letak
kesulitan siswa untuk konsep pada materi larutan penyangga secara umum adalah
konsep perhitungan pH larutan penyangga pada penambahan sedikit asam atau
basa 40,83%, dan konsep fungsi larutan penyangga dalam tubuh makhluk hidup
dan dalam kehidupan sehari-hari 68,26%.
Ahli konstrutivis berpendapat bahwa pengetahuan tidak dapat secara
sederhana dipindahkan dari guru ke siswa. Siswa harus secara aktif
mengkonstruksi pengetahuan mereka dari informasi baru dan pengalaman serta
pengetahuan baru yang mereka dapatkan. Siswa menggunakan pengetahuan
mereka sebagai dasar untuk mengevaluasi informasi baru. Bila informasi baru
konsisten dengan pengetahuan yang sudah ada, informasi baru ini akan
diasimilasi, tetapi bila berbeda sama sekali (kontradiktif) akan dilakukan
akomodasi pengetahuan agar sesuai dengan informasi baru. (Sanger& Greenbowe.
1997).

2

Untuk itu dibutuhkan model pembelajaran yang membuat siswa menjadi
aktif dan termotivasi dalam melaksanakan pembelajaran di sekolah. Kenyataan
yang sering terdapat disekolah adalah kecenderungan guru yang memberikan
pembelajaran kimia dengan metode ceramah, mengajak siswa untuk membaca
bahan ajar, dan menghafal konsep-konsep kimia. Kondisi pembelajaran kimia
seperti ini akan menyebabkan pelajaran kimia menjadi tidak menarik, tidak
disenangi dan dengan demikian hasil belajar siswa menjadi rendah
(Winarti, 2000).
Banyak model pembelajaran yang dapat digunakan untuk meningkatkan
hasil belajar kimia siswa dalam materi larutan penyangga. Seperti model group
investigation yang dilakukan oleh susilaningsih (2013) atau model strategi konflik
kognitif oleh Neiske (2013). Kedua model pembelajaran ini dapat meningkatkan
hasil belajar dan meningkatkan pemahaman konsep siswa pada materi larutan
penyangga.
Model creative problem solving juga salah satu model yang dapat
digunakan untuk meningkatkan hasil belajar kimia siswa.Model creative problem
solving adalah suatu model pembelajaran yang berpusat pada ketrampilan
pemecahan masalah, yang diikuti dengan penguatan kreatifitas. Ketika
dihadapkan dengan situasi pertanyaan, siswa dapat melakukan ketrampilan
memecahkan masalah untuk memilih dan mengembangkan tanggapannya. Tidak
hanya dengan cara menghafal tanpa dipikir, ketrampilan memecahkan masalah
memperluas proses berpikir (Pepkin, 2004).
Terdapat beberapa hasil penelitian mengenai model pembelajaran creative
problem solving antara lain, penelitian Restika, dkk., (2012) mengemukakan
bahwa model pembelajaran CPS dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada
materi Termokimia. hasil belajar kognitif meningkat dari 62,86% pada siklus I
menjadi 85,71% pada siklus II dan hasil belajar afektif dari 66,38% pada siklus I
menjadi 71,67% pada siklus II. Fian,dkk., (2012) menyatakan bahwa penggunaan
model pembelajaran Creative Problem Solving dilengkapi media pembelajaran
laboratorium virtual efektif dapat meningkatkan prestasi belajar siswa pada materi
Koloid. Terlihat dari hasil uji t pihak kanan diperoleh harga nilai t hitung yaitu

3

2,85 lebih tinggi dari harga t tabel yaitu 1,669 untuk prestasi belajar kognitif.
Kasmadi (2009) juga mengemukakan bahwa terdapat pengaruh hasil belajar kimia
siswa pada materi Larutan dan Hasil Kali Kelarutan dengan menggunakan model
pembelajaran Creative Problem Solving dan artikel kimia. Hal ini terlihat dari
hasil belajar siswa kelas eksperimen memperoleh rata-rata nilai sebesar 82.3
dibandingkan kelas control sebesar 75.5.
Dari uraian diatas, peneliti tertarik untuk meneliti “PenerapanB ModelB
PembelajaranB Creative Problem SolvingB DisertaiB HierarkiB KonsepB UntukB
MeningkatkanBHasilBBelajarBSiswaBPadaBMateriBLarutanBPenyangga”.
1.2

RuangBLingkupBMasalahB
Dalam penelitian ini yang menjadi ruang lingkup masalah sebagai salah

satu faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa antara lain :
1. Pembelajaran yang dilaksanakan selama ini tidak membuat interaksi antar
siswa ataupun siswa dengan guru menjadi aktif dalam proses belajar
mengajar.
2. Pemahaman konsep kimia yang rendah sehingga hasil belajar kimia menjadi
rendah
3. Penggunaan model pembelajaran yang kurang tepat,sehingga membuat siswa
menjadi bosan dalam proses belajar mengajar.
1.3

RumusanBMasalah
Adapun rumusan masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah :

1. Apakah model pembelajaran creative problem solving disertai hierarki konsep
dapat meningkatkan hasil belajar kimia siswa SMA Swasta Muhammadiyah 2
Medan pada materi Larutan Penyangga?
2. Berapakah

persen

peningkatan

hasil

belajar

siswa

Muhammadiyah 2 Medan pada materi Larutan Penyangga?

SMA

Swasta

4

1.4

BatasanBMasalah
Adapun batasan permasalahan pada penelitian ini adalah:

1. Model pembelajaran yang diterapkan adalah model creative problem solving
(CPS).
2. Media pembalajaran adalah hierarki konsep
3. Materi yang diberikan di batasi pada pokok larutan penyangga.
4. Objek penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA semester 2 SMA Swasta
Muhammadiyah 2 Medan tahun ajaran 2013/2014.
1.5

TujuanBPenelitian
Berdasarkan pada batasan masalah, maka yang menjadi tujuan penelitian

adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui apakah model pembelajaran creative problem solving
disertai hierarki konsep dapat meningkatkan hasil belajar kimia siswa SMA
Swasta Muhammadiyah 2 Medan pada materi larutan penyangga.
2. Untuk mengatahui berapakah persen peningkatan hasil belajar siswa SMA
Swasta Muhammadiyah 2 Medan pada materi Larutan Penyangga.
1.6

ManfaatBPenelitian
Manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini secara umum dijabarkan

sebagai berikut:
1. Memberi informasi dan bahan pertimbangan kepada guru mata pelajaran
kimia tentang alternatif model pembelajaran dalam upaya mereduksi
miskonsepsi kimia siswa di SMA.
2. Meningkatkan ketertarikan siswa terhadap pelajaran kimia dalam model
pembelajaran Creative Problem Solving (CPS) disertai hierarki konsep dan
merangsang siswa untuk lebih memahami konsep-konsep kimia.

5

1.7

DefinisiBOperasional
Agar tidak terjadi kesalahpahaman istilah, maka perlu diberikan definisi

operasional istilah-istilah sebagai berikut:
1. Model pembelajaran creative problem solving (CPS) adalah suatu model
pembelajaran yang melakukan pemusatan pada pengajaran dan ketrampilan
memecahkan masalah, yang diikuti dengan penguatan ketrampilan. Adapun
langkah-langkah dalam CPS adalah klarifikasi masalah, brainstorming,
evaluasi dan pemilihan, implementasi (Pepkin,2004)
2. Hirarki konsep menyatakan hubungan suatu konsep dengan konsep lain
berdasarkan tingkatannya, yaitu :
- Konsep superordinat (konsep yang tingkatannya lebih tinggi)
- Konsep ordinat (konsep setara)
- Konsep subordinat (konsep yang tingkatannya lebih rendah.
3. Hasil belajar adalah perubahan tingkah laku yang mencakup bidang kognitif,
afektif, dan psikomotoris, yakni peningkatan nilai dari hasil pre-tes dan postes pada awal dan akhir pembelajaran yang bersifat kognitif dan afektif untuk
menunjukkan sejauh mana kemampuan dan pengetahuan siswa terhadap
pokok bahasan yang telah dipelajari (Sudjana, 2009).
4. Larutan penyangga adalah materi kimia kelas XI IPA semester genap yang
memuat konsep-konsep abstrak, definisi larutan penyangga, pH larutan
penyangga, pH larutan penyangga dengan penambahan asam atau basa, fungsi
larutan penyangga (http://inovasikimia.wordpress.com).
B
B
B
B

41

BABBVB
KESIMPULANBDANBSARANB
B
5.1.BBBBBBKesimpulanB
Setelah melakukan penelitian, perhitungan data dan pengujian hipktesis,
peneliti memperkleh kesimpulan sebagai berikut:
1. Mkdel pembelajaran Creative Problem Solving (CPS) dengan hierarki
kknsep dapat meningkatkan hasil belajar kimia siswa pada pkkkk bahasan
Larutan penyangga.
2. Persen peningkatan hasil belajar kimia siswa kelas XI IPA SMA Swasta
Muhammadiyah 2 Medan pada pkkkk bahasan Larutan Penyangga yang
diajar dengan menggunakan mkdel pembelajaran Creative Problem
Solving (CPS) dan kelas kkntrkl Direct Instruction memberikan hasil
sebesar 15%.
5.2.BBBBBBSaranB
Berdasarkan hasil dan kesimpulan penelitian, maka peneliti mempunyai
beberapa saran :
1. Diharapkan kepada guru bidang studi kimia untuk dapat menerapkan
Creative Problem Solving dengan hierarki kknsep karena mampu
meningkatkan hasil belajar kimia.
2. Bagi pihak sekklah selaku institusi pendidikan agar lebih meningkatkan
fasilitas sekklah, khususnya media pembelajaran guna melancarkan
jalannya metkde yang akan digunakan kleh guru.
3. Bagi peneliti selanjutnya yang ingin melakukan penelitian lebih lanjut
disarankan lebih memperhatikan kelemahan dan strategi pembelajaran ini,
dan dapat mengkklabkrasikan dengan media yang sejalan dengan
perkembangan teknklkgi sehingga tidak terjadi miskknsepsi dalam
kknsep-kknsep tersebut.

42

DAFTAR PUSTAKA
Abraham.Wood,C. 1992.Understanding and Misunderstanding of Eight Grades of
Five Chemistry Concept in Text Book. Journal of Research in Science
Teaching.
Arikunto, S.2009. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik Edisi Revisi VI.
Jakarta: Rineka cipta
Ana,R.M. Priatmoko,S dan Kusuma,E. 2010. Analisis Kesulitan Belajar Kimia
Siswa SMA Dalam Memahami Materi Larutan Penyangga Dengan
Menggunakan Two-Tier Multiple Choice Diagnostic Instrument. Jurnal
Inovasi Pendidikan Kimia.Vol.4,No.1.hlm 512-520
Bertiec,N. Nasruddin,H. 2013. Penerapan Strategi Konflik Kognitif Untuk
Mereduksi Miskonsepsi Level Sub-Mikroskopik Pada Materi Larutan
Penyangga Di SMA Negeri 1 Sumberrejo Bojonegor. Unesa Journal of
Chemical Education.Vol. 2 No. 3.hlm 12-18
Dimyati dan Mudjiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka cipta
Fian. Susanti,E. Redzeki,T . 2012. Efektivitas Model Pembelajaran Creative
Problem Solving (CPS) Yang Dilengkapi Media Pembelajaran
Laboratorium Virtual Terhadap Prestasi Belajar Siswa Pada Materi
Pokok Koloid Kelas Xi Ipa Semester Genap Sma Negeri 1 Karanganyar
Tahun Pelajaran 2011/2012. Jurnal Pendidikan Kimia. Vol 1 No.1.hlm
74-79
Gabel, D. 1999. Improving Teaching and Learning through Chemistry Education
Research: A Look to the Future.Journal of Chemical Education.
Joyce, B & Weill, M. 1980. Model of Teaching. New Jersey: Prentice-Hall.
Nakhleh, M. 1992.Why Some Students Don't Learn Chemistry. Journal of
Chemical Education.
Restika. Susanti,E. Nugroho,A dan Saputro,C. 2012. Penerapan Model Creative
Problem Solving (CPS) Untuk Meningkatkan Minat Dan Hasil Belajar
Kimia Pada Materi Pokok Termokimia Siswa Kelas Xi. IA2 SMA Negeri
Colomadu Tahun Pelajaran 2012/2013. Jurnal Pendidikan Kimia. Vol 2
No.2.hlm 100-109
Sanger, M.J., & Greenbowe, T.J.1997. Common Student Misconception in
Electrochemistry: Galvanic, Electrolytic, and Concentration Cells.
Journal of Research in Science Teaching (JRST).

43

Sihaloho,M. 2012.Analisis Kesalahan Siswa Dalam Memahami Konsep Larutan
Buffer Pada Tingkat Makroskopis dan Mikroskopis. Jurnal ENTROPI. Vol
8 No 1. Hlm 488-499
Silitonga, P.M. 2011. Metodelogi Penelitian Pendidikan. Medan: FMIPAUNIMED
Slameto. 2009. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi. Jakarta: Rineka
Cipta
Sudjana, N.2009. Metode Statistika. Bandung: PT.Tarsito
Sukisman Purtadi dan Rr. Lis Permana Sari. 2008. Pengembangan Dan
Implementasi Tes Chemistry Concept Inventory Berbasis Multimedia
Sebagai Instrumen Dalam Identifikasi Dan Remediasi Miskonsepsi
Konsep-Konsep Kimia Pada Siswa SMA Laporan Penelitian. Tidak
Dipublikasikan
Susilaningsih,E dan Angry. 2013. Penerapan Metode Investigasi Pada
Pembelajaran Materi Larutan Penyangga Untuk Meminimalisasi
Miskonsepsi. Jurnal Pendidikan Kimia. Vol 2 No.1.hlm 118-125
S.Syukri.1999.Kimia Dasar 2.Bandung:Penerbit ITB
Pepkin k.l. 2004. creative problem solving in math. tersedia di:
http://www.uh.edu/hti/cu/2004/v02/04.htm 0 25 Februari 2014].
Purba,M.2006.Kimia Untuk SMA Kelas XI(Semester II).Jakarta:Erlangga

Dokumen yang terkait

Pengaruh Model Pembelajaran Creative Problem Solving (CPS) Menggunakan Masalah Kontekstual Terhadap Pemahaman Konsep Matematika Siswa

1 43 0

Pengaruh penggunaan model pembelajaran creative problem solving: CPS termodifikasi terhadap hasil belajar siswa pada konsep hukum newton tentang gravitasi

3 36 0

Pengaruh Model Pembela jaran Creative Problem Solving (CPS) Terhadap Kemampuan Penalaran Analogi Matematik Siswa

1 27 309

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN CREATIVE PROBLEM SOLVING (CPS) UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN CREATIVE PROBLEM SOLVING (CPS) UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN MATERI

0 0 16

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CREATIVE PROBLEM SOLVING DENGAN MEDIA VISUAL UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CREATIVE PROBLEM SOLVING DENGAN MEDIA VISUAL UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA PADA POKOK BAHASAN KUB

0 0 17

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CREATIVE PROBLEM SOLVING (CPS) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA APLIKASI PENGOLAH ANGKA.

0 1 45

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CREATIVE PROBLEM SOLVING (CPS) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA APLIKASI PENGOLAH ANGKA - repository UPI S KOM 0706884 Title

0 0 1

View of PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CREATIVE PROBLEM SOLVING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR

0 0 13

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Model Pembelajaran Creative Problem Solving - PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CREATIVE PROBLEM PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CREATIVE PROBLEM SOLVING (CPS) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN - repository perpustakaan

0 0 11

B. KOMPETENSI DASAR - PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CREATIVE PROBLEM PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CREATIVE PROBLEM SOLVING (CPS) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN - repository perpustakaan

0 0 150