PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI DENGAN KONVENSIONAL PADA MATERI POKOK CAHAYA DI KELAS VIII SMP AL-FITYAN MEDAN T.P 2013/2014.

PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL
PEMBELAJARAN INKUIRI DENGAN KONVENSIONAL
PADA MATERI POKOK CAHAYA DI KELAS VIII
SMP AL-FITYAN MEDAN T.P 2013/2014

Oleh:
Nasiruddin
NIM 409421013
Program Studi Pendidikan Fisika

SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan

JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
2014


iv

KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT, atas curahan nikmat
dan karunia-Nya hingga skripsi ini dapat selesai. Skripsi berjudul “Perbedaan
Hasil Belajar Siswa Menggunakan Model Pembelajaran Inkuiri dengan
Konvensional pada Materi Pokok Cahaya di Kelas VIII SMP Al-Fityan Medan
T.P. 2013/2014”. Adapun skripsi ini disusun untuk memperoleh gelar Sarjana
Pendidikan Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas
Negeri Medan.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan ribuan terima kasih kepada
Bapak Drs. Khairul Amdani, M.Si selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang
memberikan bimbingan kepada penulis sejak awal hingga akhir penulisan skripsi
ini. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Ibu Dra. Ida Wahyuni, M.Pd,
Bapak Drs. Pintor Simamora, M.Si, dan Bapak Drs. Abd. Hakim S., M.Si, selaku
dosen penguji yang telah memberikan masukan dan saran-saran. Ucapan terima
kasih juga disampaikan kepada Ibu Dr. Derlina, M.Si selaku dosen Pembimbing
Akademik sekaligus Ketua Jurusan Fisika yang telah membimbing dan
memotivasi penulis selama perkuliahan, Bapak Prof. Drs. Motlan, M.Sc., Ph.D
selaku Dekan FMIPA Unimed.

Ucapan terima kasih kepada Bapak dan Ibu dosen serta Staf Pegawai
Jurusan Fisika yang telah memberikan ilmu pengetahuan dan membantu penulis
selama perkuliahan. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Bapak
Sugiono, S.Pd selaku kepala sekolah SMP Al-Fityan Medan, Ibu Ade Putri
selaku guru bidang studi fisika dan para guru serta staf administrasi yang telah
memberikan kesempatan dan bantuan kepada penulis selama melakukan
penelitian.
Teristimewa penulis ucapkan terimakasih kepada orang tua yang terus
memberikan motivasi dan doa serta kasih sayang yang tak henti. Untuk Ayahanda
A. Riva’i Daulay dan Ibunda Fauziah Sitorus. Juga buat orang tua yang kedua
Buya Azhar Arifin, Lc dan Ummi Sa’adah Mukhtar Sitorus, semoga Allah

v

merahmati. Dan juga buat abang-abangku tercinta bang muhajir, bang Ibrahim,
bang ilyas semoga kita dikumpulkan kembali di Syurga, serta adikku yang teramat
kusayangi nurhanifah br daulay semoga menjadi wanita yang sholeha. Tak lupa
kepada sanak family dari keluarga Ayah dan Bunda, terima kasih atas bantuan dan
motivasinya. Penulis juga ucapkan terima kasih untuk teman-teman seperjuangan
di Rumah Allah (Masjid Baiturrahman Unimed; bang Alim, bang zuhri, bang

Hendry, bang Isman, bang yuan, bang anto, bang mul, namg fajri, bang Andi,
bang Sholeh, irul, solikin, harefa, salim, zaenal, tulus, amin, ajrun, risky dan andi)
semoga senantiasa dekat dengan masjid. Dan teman-teman fisika 09 (oji,
pangeran, amrin, risky, sam, eva, may, cibro, via, ais, ady, fajar, imam dan lainnya
yang tidak dapat disebut satu persatu.
Ucapan terima kasih juga penulis ucapkan pada ikhwah ADK Unimed
(bang julis, bang budi, bang puji, mas No, bang mukhlis, bang khalid, bang
pilmon, bang budin, bang khair, bang pandi, bang mirza, bang anto, bang demas,
agushuri, iqbal, topik, guntar, eko, ridho, zaidan dll), para mujahid UKMI ArRahman serta KAMMI Unimed, KAMMI Medan dan KAMMI SUMUT yang
tidak dapat disebutkan satu persatu, semoga tetap istiqomah. Tak lupa pula
terimakasih pada pelatih di Tarung Derajat Abang Hizrah Saputra hrp yang selalu
memotivasi dalam prestasi, serta akang dan teteh di UKM Tarung Derajat (pak
BS, kg chairad, naldi, yakub, putra junior, rio, tuti, era, debi dll). Semoga kita
semua mampu berprestasi dalam perjalanan hidup yang kita hadapi.
Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penyusunan skripsi
ini, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari
pembaca untuk kesempurnaan skripsi ini, semoga bermanfaat.
Medan,
Penulis,


Nasiruddin
NIM. 409421013

2014

iii

PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL
PEMBELAJARAN INKUIRI DENGAN KONVENSIONAL
PADA MATERI POKOK CAHAYA DI KELAS VIII
SMP AL-FITYAN MEDAN T.P 2013/2014
Nasiruddin (NIM 409421013)
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan hasil belajar siswa
menggunakan model pembelajaran inkuiri dengan pembelajaran konvensional di
kelas VIII pada materi pokok Cahaya di SMP Al-Fityan Medan T.P. 2013/2014.
Jenis penelitian ini adalah quasi eksperimen. Populasi dalam penelitian
adalah seluruh siswa kelas VIII Semester II SMP Al-Fityan Medan yang terdiri
dari 5 kelas. Pengambilan sampel dilakukan dengan cara simple random sampling
dengan mengambil 2 kelas dari 5 kelas secara acak yaitu kelas VIII-D sebagai

kelas eksperimen dan kelas VIII-E sebagai kelas kontrol. Instrumen yang
digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa adalah tes hasil belajar dalam
bentuk pilihan berganda dengan jumlah 15 soal. Kelas eksperimen diberikan
perlakuan dengan model pembelajaran Inkuiri dan kelas kontrol dengan
pembelajaran konvensional.
Dari hasil penelitian diperoleh nilai rata-rata pretes kelas eksperimen
32.8 dengan standar deviasi 10.3, dan nilai rata-rata kelas kontrol 31.5 dengan
standar deviasi 8.5. Hasil uji-t menunjukkan bahwa data pretes kedua kelas
berdistribusi normal dan homogen, dengan demikian kemampuan awal siswa
kelas eksperimen sama dengan kemampuan kelas kontrol. Kemudian diberikan
perlakuan yang berbeda, kelas eksperimen dengan model pembelajaran inkuiri
dan kelas kontrol dengan model pembelajaran konvensional. Setelah pembelajaran
selesai diberikan, diperoleh postes dengan hasil rata-rata kelas eksperimen 71.7
dengan standar deviasi 12.2 dan kelas kontrol 64.0 dengan standar deviasi 13.3.
Rata-rata nilai keseluruhan aktivitas belajar siswa kelas eksperimen adalah 73.1
termasuk dalam cukup aktif. Pada hasil pengujian hipotesis diperoleh t hitung > ttabel
yaitu 2,08 > 2,01 pada taraf signifikansi α = 0,05 dan dk = 48 maka Ha diterima,
dengan demikian dapat di simpulkan bahwa ada perbedaan hasil belajar siswa
dengan menggunakan model pembelajaran Inkuiri dan dengan pembelajaran
Konvensional pada materi pokok Cahaya di kelas VIII SMP Al-Fityan Medan T.P

2013/2014.

vi

DAFTAR ISI

Lembar Pengesahan
Riwayat Hidup
Abstrak
Kata Pengantar
Daftar Isi
Daftar Tabel
Daftar Lampiran
Daftar Gambar

Halaman
i
ii
iii
iv

vi
viii
ix
x

BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
1.2. Identifikasi Masalah
1.3. Batasan Masalah
1.4. Rumusan Masalah
1.5. Tujuan Penelitian
1.6. Manfaat Penelitian
1.7. Defenisi Operasional

1
5
5
5
6
6

6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Kerangka Teoritis
2.1.1. Pengertian Belajar dan Teori Belajar
2.1.2. Hasil Belajar
2.1.3. Aktivitas Belajar
2.1.4. Evaluasi Belajar
2.1.5. Model Pembelajaran Inkuiri
2.1.6. Model Konvensional
2.2. Materi Pokok: Cahaya
2.3. Penelitian Terdahulu
2.4. Kerangka Konseptual
2.5. Hipotesis Penelitian

7
7
8
9
13

14
20
23
35
38
39

BAB III METODE PENELITIAN
3.1.
Lokasi dan Waktu Penelitian
3.2.
Populasi dan Sampel
3.3.
Variabel Penelitian
3.4.
Instrumen Penelitian
3.5.
Desain Penelitian
3.6.
Prosedur Penelitian

3.7.
Teknik Analisis Data
3.7.1. Untuk Menentukan Mean
3.7.2. Untuk Menentukan Simpangan Baku
3.7.3. Normalitas
3.7.4. Homogenitas

40
40
40
41
42
43
43
44
44
44
45

vii


3.7.5. Uji Hipotesis

45

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil Penelitian
4.1.1. Hasil Belajar
4.1.2. Hasil dan Analisi Data
4.1.3. Pengujian Analisis Data
4.1.4. Observasi
4.2. Pembahasan

48
48
48
49
52
57

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran

62
63

DAFTAR PUSTAKA

64

LAMPIRAN

66

x

DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1.
Gambar 2.2

Gambar 2.3.
Gambar 2.4.
Gambar 2.5.
Gambar 2.6.
Gambar 2.7.
Gambar 2.8.
Gambar 2.9.
Gambar 2.10.
Gambar 2.11.
Gambar 2.12.
Gambar 2.13.
Gambar 2.14.
Gambar 2.15.
Gambar 2.16.
Gambar 2.17.
Gambar 4.1.
Gambar 4.2.
Gambar 4.3.
Gambar 4.4.

Gambar 4.5.

Gambar 4.6.

Halaman
21

Skematik model pembelajaran konvensional
Cahaya merambat dalam garis lurus yang disebut sinar
cahaya sedangkan berkas cahaya digambarkan dengan
beberapa garis berarah
Pemantulan biasa
Pemantulan baur
Pemantulan cahaya pada cermin
Melukis pembentukan bayangan benda O menggunakan
hukum pemantulan cahaya
Dua cermin yang digabung membentuk sudut 90°
menghasilkan 3 bayangan
Cermin lengkung permukaan bola: (a) cermin cekung dan
(b) cermin cembung
Bila jarak benda s > 2f sifat bayangan yang terbentuk
adalah nyata, terbalik diperkecil
Pembentukan bayangan pada cermin cembung
Penomoran ruang-ruang pada cermin cekung
Hukum snellius pada pembiasan
Tiga berkas sinar istimewa pada lensa positif
Pembentukan bayangan oleh lensa positif
Tiga berkas sinar istimewa pada lensa negatif
Sifat bayangan dari suatu benda sejati di depan lensa negatif
selalu maya,tegak diperkecil
Bagan karakteristik Pembelajaran Konvensional dan Inkuiri
Diagram Batang Nilai Pretes Kelas Eksperimen dan Kontrol
Diagram Batang Nilai Postes Kelas Eksperimen dan Kontrol
Diagram Batang Nilai Kategori Nilai Pretes, aktivitas dan
Postes
Grafik Nilai Pretes, Aktivitas dam Postes Siswa pada Kelas
Eksprimen berdasarkan Urutan Kategori Aktivitas Terendah
sampai Tertinggi
Grafik Nilai Pretes, Aktivitas dan Postes Siswa pada Kelas
Eksprimen berdasarkan Urutan Pretes Terendah sampai
Tertinggi
Grafik Nilai Pretes, Aktivitas dam Postes Siswa pada Kelas
Eksprimen berdasarkan Urutan Nilai Rata-rata Kelompok
Aktivitas Terendah sampai Tertinggi

23
24
24
25
26
26
27
28
28
29
31
32
32
33
33
39
48
49
48

58

59

60

ix

DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1
Lampiran 2
Lampiran 3
Lampiran 4
Lampiran 5

Halaman
66
77
86
88

RPP Pertemuan 1
RPP Pertemuan 2
Lembar Kerja Siswa I
Lembar Kerja Siswa II
Tabel Spesifikasi Tes Hasil Belajar Materi
Pokok Cahaya
Lampiran 6 Tes Hasil Belajar Materi Pokok Cahaya
Lampiran 7 Tabel Observasi Aktivitas Belajar Siswa
Lampiran 8 Aktivitas Belajar Siswa Kelas Eksperimen
Lampiran 9 Distribusi Hasil Pretes Kelas Eksperimen
Lampiran 10 Distribusi Hasil Postes Kelas Eksperimen
Lampiran 11 Distribusi Hasil Pretes Kelas Kontrol
Lampiran 12 Distribusi Hasil Postes Kelas Kontrol
Lampiran 13 Data Peningkatan Hasil Belajar Siswa Kelas Eksperimen
Lampiran 14 Data Peningkatan Hasil Belajar Siswa Kelas Kontrol
Lampiran 15 Menghitung Nila Rata-rata, Varians,
Standar Deviasi dan Varians
Lampiran 16 Uji Normalitas
Lampiran 17 Uji Homogenitas
Lampiran 18 Uji Hipotesis
Lampiran 19 Daftar Nilai Kritis untuk Uji LilLiefors
Lampiran 20 Tabel Wilayah Luas di Bawah Kurva Normal 0 ke z
Lampiran 21 Daftar Nilai Persentil untuk Distribusi F
Lampiran 22 Daftar Nilai Persentil untuk Distribusi t
Lampiran 23 Dokumentasi Penelitian

90
97
99
103
105
107
109
111
113
114
107
118
122
124
130
131
132
134
135

1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dewasa ini menuntut
setiap orang untuk membenahi diri dan meningkatkan potensi masing-masing.
Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk dapat membenahi diri adalah melalui
pendidikan. Sebagai upaya untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan
mengembangkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) seutuhnya yang juga
merupakan tugas dan tanggung jawab profesional setiap guru, dan ini adalah misi
pendidikan.
Berbagai upaya telah dilakukan oleh pemerintah. Dalam hal ini
Departemen Pendidikan Nasional, untuk meningkatkan mutu pendidikan antara
lain : penataran/pelatihan guru – guru dalam bentuk musyawarah guru mata
pelajaran

yang menyangkut

pembahasan

materi pelajaran

dan

metode

pengajarannya. Pemerintah berusaha melengkapi laboratorium dan alat-alat
laboratorium yang dapat digunakan sebagai fasilitas belajar. Terutama dalam
bidang IPA, perhatian pemerintah dalam melengkapi sarana dan prasarana untuk
menunjang proses pembelajaran telah digalakkan.
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) bekaitan dengan cara mencari tahu
tentang alam secara sistematis sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan
pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja,
tetapi juga merupakan suatu proses penemuan. Menurut Hardini dan Puspitasari
(2012:149), “Proses pembelajaran IPA menekankan pada pemberian pengalaman
langsung untuk mengembangkan kompetensi agar menjelajahi dan memahami
alam sekitar secara ilmiah”. Salah satu mata pelajaran IPA adalah mata pelajaran
fisika. Fisika merupakan mata pelajaran yang sangat menarik karena mempelajari
gejala-gejala alam yang dapat diamati dalam kehidupan sehari-hari.
Namun, Sesuai dengan pengalaman peneliti saat melakukan Praktek
Program Pengalaman Terpadu (PPLT) di SMA Swasta Daerah Sei Bejangkar
Batu Bara, banyak siswa yang menyatakan bahwa pelajaran fisika itu merupakan

2

pelajaran yang sulit untuk dipahami. Guru lebih sering menggunakan pola
mengajar dengan menyajikan materi dan penyelesaian soal-soal dengan rumus.
Siswa hanya dapat menghitung dengan menghafal rumus tetapi tidak mengerti
konsep fisika yang sebenarnya sehingga siswa tidak dapat menerapkan pelajaran
fisika dalam kehidupan sehari-hari.
Dari hasil studi pendahuluan di SMP Al-Fityan Medan dengan instrumen
angket dan wawancara dapat diperoleh sejumlah data. Dari hasil angket yang
disebarkan kepada 28 siswa kelas VIII-D diperoleh data bahwa 13 orang
mengatakan fisika itu mata pelajaran yang kurang menarik, 10 orang mengatakan
bahwa pelajaran fisika itu biasa saja. Sedangkan 5 orang mengatakan fisika itu
mudah dan menyenangkan. Alasan siswa mengatakan bahwa fisika itu mata
pelajaran yang cenderung sulit dan kurang menarik karena fisika tidak terlepas
dari rumus-rumus yang harus dihafal, selain itu metode atau cara guru mengajar
selama ini di kelas cenderung mencatat dan mengerjakan soal.
Dari data nilai hasil ujian semester ganjil murni yang diberikan oleh guru
bidang studi Fisika kelas VIII SMP Al-Fityan Medan yaitu Ibu Ade Putri, S.Pd
menunjukkan bahwa hasil belajar siswa pada mata pelajaran fisika dengan nilai
rata-rata Fisika kelas VIII-D semester ganjil yaitu 59,2. Sementara KKM di
sekolah tersebut adalah nilai 70. Dari 28 siswa yang mengikuti ujian, hanya 9
orang yang memenuhi KKM, sedangkan yang lainnya harus melakukan ujian
remedial kembali.
Dari penjelasan tersebut, peneliti dapat menyatakan bahwa salah satu
kelemahan pembelajaran adalah kurang adanya variasi dalam mengajar dengan
melibatkan siswa. Dalam mengatasi permasalahan ini, seorang guru perlu
merancang

pembelajaran

kemampuan-kemampuan

dengan
mengatur

menggunakan
secara

model

umum

yang

memiliki

komponen-komponen

pembelajaran sehingga siswa termotivasi dalam belajar. Dalam belajar fisika
hendaknya fakta konsep dan prinsip-prinsip fakta tidak diterima secara prosedural
tanpa pemahaman dan penalaran. Pengetahuan tidak dapat dipindahkan begitu
saja dari otak seseorang (guru) ke kepala orang lain (siswa). Siswa sendirilah yang
harus mengartikan apa yang telah diajarkan dengan menyesuaikan terhadap

3

pengalaman-pengalaman mereka. Pengetahuan atau pengertian dibentuk oleh
siswa secara aktif, bukan hanya diterima secara pasif dari guru mereka.
Salah satu usaha yang dilakukan agar siswa dapat memahami apa yang
dipelajarinya adalah dengan membimbing siswa untuk menggali pengetahuannya
sendiri yang diperoleh berdasarkan pengalaman sehari-hari. Usaha tersebut dapat
diwujudkan dengan penggunaan model pembelajaran Inkuiri. Hasil penelitian
Schlenker, dalam Joyce dan Weil (2009:198), menunjukkan bahwa inkuiri dapat
meningkatkan pemahaman sains, produktif dalam berfikir kreaktif, dan siswa
menjadi terampil memperoleh dan menganalisis informasi. Teori belajar lain yang
mendasari model pembelajaran inkuiri adalah teori belajar konstruktivistik oleh
Piaget yang mengemukakan bahwa pengetahuan itu akan bermakna manakala
dicari dan di tentukan sendiri oleh siswa.
Dalam jurnal pendidikan dan pengembangan (Wirtha dan Rapi, 2008:15)
menyatakan bahwa : penguasaan konsep fisika siswa yang belajar melalui model
pembelajaran inkuiri lebih baik daripada siswa yang belajar melalui model
pembelajaran konvensional. Model Pembelajaran inkuiri adalah rangkaian
kegiatan belajar yang melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan siswa
untuk mencari dan menyelidiki secara sistematis, kritis, logis, analitis, sehingga
siswa dapat merumuskan sendiri penemuannya dengan penuh percaya diri.
Diharapkan dengan model pembelajaran inkuiri ini, siswa tidak hanya mendengar
konsep-konsep fisika saja, melainkan juga dapat memikirkan, mengumpulkan data
melalui percobaan membuat kesimpulan dari permesalahan yang diberikan.
Dengan demikian, model pembelajaran inkuiri mendukung pembelajaran yang
berpusat pada siswa (student center-approaches) yang menjadikan siswa berperan
aktif dalam pembelajaran.
Penelitian mengenai model pembelajaran Inkuiri ini sudah pernah
dilakukan dan dikaji oleh peneliti sebelumnya pada materi Gaya dan Hukum
Newton di kelas VII semster I SMP N.37 Medan oleh

Elida (2010). Hasil

penelitian tersebut diperoleh nilai rata-rata kelas eksperimen (Pembelajaran
Inkuiri) adalah 80,29 sedangkan kelas kontrol (Pembelajaran Konvensional) nilai
rata-ratanya adalah 68,57. Dari hasil penelitian diatas, dapat dikatakan bahwa

4

pembelajaran yang dilakukan dengan strategi Inkuiri memberikan pengaruh yang
lebih baik pada pencapaian hasil belajar siswa dibandingkan dengan pembelajaran
konvensional. Namun, dalam penelitian tersebut masih terdapat kelemahan
peneliti yaitu kurang mampu mengalokasikan waktu dalam pembelajaran
sehingga penggunaan waktu tidak efektif serta kurang menguasai kelas sehingga
siswa berkesempatan untuk ribut sehingga suasana di dalam kelas tidak kondusif.
Dengan melihat kendala-kendala yang dihadapi oleh peneliti sebelumnya,
maka peneliti akan berusaha mengatasi kendala dalam hal ini adalah
pengalokasian waktu. Dalam mengatasi pengalokasian waktu yang digunakan,
peneliti membagikan alokasi waktu pada tiap-tiap fase pembelajaran dalam
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), sehingga waktu yang digunakan lebih
efisien. Model Pembelajaran Inkuiri ini diharapkan dapat lebih meningkatkan
hasil belajar siswa.
Untuk itu peneliti

ingin melakukan penelitian dengan judul :

PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL
PEMBELAJARAN

INKUIRI

DENGAN

KONVENSIONAL

PADA

MATERI POKOK CAHAYA DI KELAS VIII SMP AL-FITYAN MEDAN
T.P. 2013/2014.

5

1.2. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, maka dapat
diidentifikasikan masalah yang relevan dengan penelitian ini, adalah :
1. Kurangnya minat siswa untuk mempelajari fisika
2. Rendahnya hasil belajar fisika siswa
3. Kurangnya keterlibatan dan keaktifan siswa dalam proses belajar
mengajar.

1.3. Batasan Masalah
Mengingat bahwa luasnya permasalahan, maka perlu dilakukan pembatasan
dalam penelitian ini sebagai berikut :
1. Subjek penelitian adalah siswa kelas VIII Semester II SMP Al-Fityan
Medan Tahun Pembelajaran 2013/2014.
2. Pembelajaran dilaksanakan dengan menggunakan model inkuiri dan
pembelajaran konvensional.
3. Materi pokok yang diajarkan adalah Cahaya di kelas VIII Semester II
SMP Al-Fityan Medan Tahun Pembelajaran 2013/2014.

1.4. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah pada penelitian ini adalah:

1. Bagaimana aktivitas siswa selama pembelajaran dengan menggunakan
Model Pembelajaran Inkuiri?
2. Bagaimana hasil belajar siswa yang diajar dengan menggunakan model
pembelajaran inkuiri?
3. Bagaimana hasil belajar siswa yang diajar dengan menggunakan
pembelajaran konvensional?
4. Apakah ada perbedaan hasil belajar siswa dengan menggunakan model
pembelajaran inkuiti dan pembelajaran konvensional?

6

1.5. Tujuan Penelitian
Berdasarakan rumusan di atas, maka tujuan penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui aktivitas siswa selama proses pembelajaran dengan
menggunakan Model Pembelajaran Inkuiri
2. Untuk mengetahui hasil belajar siswa menggunakan model pembelajaran
inkuiri.
3. Untuk mengetahui hasil belajar siswa menggunakan pembelajaran
konvensional.
4. Untuk mengetahui perbedaan hasil belajar siswa menggunakan model
pembelajaran inkuiri dengan pembelajaran konvensional.

1.6 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah :
1. Bahan informasi bagi guru fisika khususnya, untuk mengetahui model
pembelajaran yang lebih menigkatkan hasil belajar siswa pada materi
pokok Cahaya.
2. Bahan masukkan yang bermanfaat bagi peneliti sebagai calon guru.
3. Bahan informasi bagi peneliti lain dalam melakukan penelitian lebih
lanjut.

1.7 Definisi Operasional
Model pembelajaran Inkuiri adalah cara mengajar guru yang melibatkan
secara maksimal seluruh kemampuan siswa untuk mencari dan menyelidiki secara
sistematis, kritis, logis, analitis melalui fase merumuskan masalah, fase membuat
hipotesis, fase merancang pecobaan, fase mengumpulkan dan menganalisis data
serta fase membuat kesimpulan.

62

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Kesimpulan penelitian ini didasarkan pada temuan-temuan dari data-data
hasil penelitian, sistematika sajiannya dilakukan dengan memperhatikan tujuan
penelitian yang telah dirumuskan. Adapun kesimpulan yang diperoleh antara lain :
1. Aktivitas siswa pada kelas eksperimen mengalami peningkatan yaitu pada
pertemuan I rata-rata aktivitas siswa kelas eksperimen adalah 69,6 (cukup
baik) pada pertemuan II meningkat jadi 76,6 (baik). Melalui data observasi
aktivitas belajar siswa untuk model pembelajaran inkuiri dapat disimpulkan
bahwa rata – rata siswa yang aktif dalam belajar memperoleh hasil belajar
yang lebih tinggi dibandingkan siswa yang kurang aktif pada saat
pembelajaran.
2. Hasil belajar siswa yang diberi pembelajaran dengan menggunakan model
pembelajaran Inkuiri pada materi pokok Cahaya di kelas VIII SMP Al-Fityan
1 Medan T.P 2013/2014 mengalami peningkatan, yaitu sebelum diberikan
perlakuan rata-rata pretes sebesar 32,8 dan setelah diberikan perlakuan ratarata postes siswa sebesar 71,7. Sedangkan hasil belajar siswa yang diberi
pembelajaran dengan pembelajaran Konvensional pada materi pokok Cahaya
di kelas VIII SMP Al-Fityan 1 Medan T.P 2013/2014 juga mengalami
peningkatan, yaitu sebelum diberikan perlakuan rata-rata pretes sebesar 31,5
dan setelah diberikan perlakuan, rata-rata postes siswa sebesar 64,0.
3. Ada perbedaan hasil belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran
Inkuiri dan dengan pembelajaran Konvensional pada materi pokok Cahaya di
kelas VIII SMP Al-Fityan 1 Medan T.P 2013/2014 yang dibuktikan dengan
perbedaan peningkatan hasil belajar siswa menggunakan Model Pembelajaran
Inkuiri dengan Pembelajaran Konvensional yaitu sebesar 7,7 (12%) dan
berdasarkan perhitungan diperoleh t hitung > t tabel (2,08> 2,01).

63

5.2 Saran-saran
Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan di atas, maka sebagai tindak
lanjut dari penelitian ini disarankan beberapa hal sebagai berikut :
1. Kepada peneliti selanjutnya yang ingin meneliti tentang model pembelajaran
Inkuiri karena aktivitas yang akan diobservasi banyak maka supaya efektif
diperlukan satu observer setiap kelompok.
2. Jika ditinjau dari aktivitas menurut deskriptor, diperoleh hasil yang meningkat
walaupun

peningkatannya

kecil,

peneliti

selanjutnya

hendaknya

mempersiapkan deskriptor aktivitas dan memastikan sesuai dengan model
pembelajaran yang ingin diteliti, sehingga kelemahan peneliti dapat dikurangi
untuk memperoleh hasil yang lebih baik lagi.
3. Bagi mahasiswa calon guru hendaknya lebih memahai model pembelajaran
inkuiri sebagai upaya melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan siswa
untuk mencari dan menyelidiki secara sistematis, kritis, logis, analitis melalui
fase merumuskan masalah, membuat hipotesis, melakukan percobaan dan
mengumpulkan data, serta membuat kesimpulan.

64

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S., (2009), Prosedur Penelitian, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta.
Arends, Richard I., (2008), Learning to Teach, Penerbit Pustaka Pelajar,
Yogyakarta.
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan,
(2011), Buku Peoman Penulisan Skripsi dan Proposal Penelitian
Kependidikan, FMIPA Unimed, Medan.
Giancoli, Douglas C., (2001), Fisika Edisi Kelima (Terjemahan), Penerbit
Erlangga, Jakarta.
Gunawan,

Setia,

(2009)

http://www.edukasi.net/mol/mo

full.php?moid=89

&fname=cekung.htm .
Halliday, D., R. Resnick, and J.Walker, (2001) Fundamentals of Physics 6 th
Edition, John Wiley and Sons, Inc, New York.
Hardini, I. dan Puspita, D. 2012. Strategi Pembelajaran Terpadu. Yogyakarta :
Familia (Group Relasi Inti Media)
Joyce et al, (2009), Models of Teaching, Edisi Delapan, Pustaka Belajar,
Yogyakarta
Munawar, Indra, (2009), http://indramunawar.blogspot.com/2009/06/hasil-belajarpengertian-dan-definisi.html.
Pratiwi, Rinie, dkk, (2008), Contextual Teaching and Learning Ilmu Pengetahuan
Alam: Sekolah Menengah Pertama Kelas VIII Edisi 4, Pusat Perbukuan
Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta.
Sagala, S., (2012), Konsep dan Makna Pembelajaran, Alfabeta, Bandung
Sanjaya, W., (2010), Strategi Pembelajaran, Kencana, Jakarta
Shirran, Alex, (2008), Evaluating Students, Penerbit Grasindo, Jakarta.
Slameto, (2010), Belajar dan Faktor-faktoryang mempengaruhinya, Rineka Cipta,
Jakarta
Sudjana, (2005), Metoda Statistika, Penerbit Tarsito, Bandung.
Sudjana, N., (2009), Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, PT. Remaja
Rosdakarya, Bandung

65

Syahrizal, Eddy, (2008), http://eddysyahrizal.blogspot.com/2008/08/pemantulancahaya.html
Tim Abdi Guru, (2006), IPA Terpadu Untuk SMP Kelas VIII, Penerbit Erlangga,
Jakarta.
Trianto, M.Pd, (2009), Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Progresif,
Penerbit Kencana, Jakarta.
Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional.
Wirtha, I Made, dan Ni Ketut Rapi, (2008), Pengaruh Model Pembelajaran Dan
Penalaran Formal Terhadap Penguasaankonsep Fisika Dan Sikap Ilmiah
Siswa Sma Negeri 4 Singaraja, Jurnal Penelitian dan Pengembangan
Pendidikan : 15-29.

Dokumen yang terkait

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MODEL PEMBELAJARAN EXCLUSIVE DENGAN MODEL DIRECT INSTRUCTION (DI) PADA MATERI CAHAYA SISWA SMP NEGERI 1 NATAR T.P. 2012/2013

0 8 43

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIII SMP DENGAN PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF ANTARA TEKNIK PEMBELAJARAN TALKING STICK DENGAN MAKE A MATCH PADA MATERI GAYA

0 40 54

PERBEDAAN HASIL BELAJAR MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING DAN BERBASIS MASALAH DITINJAU DARI GAYA BELAJAR SISWA

0 11 135

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN SPARKOL VIDEOSCRIBE DALAM MENINGKATKAN MINAT BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA MATERI CAHAYA KELAS VIII DI SMP NEGERI 01 KERJO TAHUN AJARAN

25 232 207

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN VAK (VISUAL AUDITORI KINESTETIK) PADA MATA PELAJARAN EKONOMI DENGAN MATERI PASAR DI KELAS VIII

0 0 8

PERBEDAAN HASIL BELAJAR MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH BERBANTUAN KOMIK FISIKA DENGAN PEMBELAJARAN KONVENSIONAL PADA SISWA KELAS VIII SMPN 1 LABUAPI TAHUN AJARAN 20132014

0 0 6

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN METODE EKSPERIMEN PADA MATERI CAHAYA TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS VIII SMPN 2 GUNUNGSARI TAHUN AJARAN 20142015

0 0 6

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN CTL PADA MATERI CAHAYA TERHADAP HASIL BELAJAR IPA FISIKA SISWA KELAS VIII SMP

0 0 6

HUBUNGAN ANTARA SIKAP TERHADAP MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI DAN KEMANDIRIAN DENGAN HASIL BELAJAR PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN PADA MATERI GLOBALISASI SISWA KELAS IX SMP NEGERI 7 SAMARINDA

0 2 56

PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA PADA POKOK BAHASAN PEMBIASAN CAHAYA KELAS VIII DI SMP NEGERI 4 SIDOARJO

0 0 7