kondom kateter (2)

(1)

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pada tahun 2012 Sayeba Akhter dkk mengajukan alternatif baru dengan pemasangan kondom yang diikatkan pada kateter. Dari penelitiannya disebutkan angka keberhasilannya 100% (23 berhasil dari 23 PPH), kondom dilepas 24 – 48 jam kemudian dan tidak didapatkan komplikasi yang berat. Indikasi pemasangan kondom sebagai tampon tersebut adalah untuk PPH dengan penyebab Atonia Uteri. Cara ini kemudian disebut dengan Metode Sayeba. Metode ini digunakan sebagai alternatif penanganan HPP terutama sambil menunggu perbaikan keadaan umum, atau rujukan.

Perdarahan pasca persalinan (Postpartum Hemorrhage = PPH) sampai saat ini masih merupakan penyebab utama morbiditas dan mortalitas maternal baik di Negara maju maupun di Negara berkembang.

Penanganan ada dua bagian, yaitu suportif dengan perbaikan keadaan umum, penambahan cairan, darah serta komponen-komponennya. Yang kedua adalah penanganan kausatif, yaitu melakukan identifikasi penyebab perdarahan dan usaha untuk menghentikannya. Ada beberapa cara untuk menghentikan perdarahan yaitu, pertama: pemberian uterotonika dengan oksitosin, metil ergometrin atau prostaglandin. Kedua: hemostasis secara mekanis dengan manual atau digital plasenta, kuret sisa plasenta, kompresi manual ataupun packin.


(2)

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian

Kondom kateter adalah alat drainase urine eksternal yang mudah untuk digunakan dan aman untuk mengalirkan urine pada klien pria.kondom kateter ini lunak,berupa selaput karet yang lembut yang disarungkan ke penis,dan cocok untuk klien inkontinensia atau koma yang masih mampunyai kemampuan mengosongkan kandung kemih spontan dan komplit.kateter ini mungkin tersedia dalam jenis indwelling (foley) karena drinase dipertahankan dengan sedikit risiko terhadap infeksi.

Kondom Kateter/Tamponade uterus merupakan salah satu upaya mengontrol perdarahan postpartum karena atonia. Prinsif kerjanya adalah menekan cavum uteri dari sisi dalam ke arah luar dengan kuat sehingga terjadi penekanan pada arteria sistemik serta memberikan tekanan hidrostatik pada uterina. Dulu, tamponade uterus menggunakan kassa yang telah dipadatkan. Namun tamponade dengan kassa ini menuai issu infeksi tinggi dan risiko trauma. Selain itu, jika tampon kurang padat dapat mengakibatkan perdarahan tersembunyi.

Saat ini tamponade uterus dilakukan dengan balon. Ada beberapa macam balon, namun kali ini saya akan membicarakan penggunaan kondom kateter. Ini dipilih karena efektif (rata-rata 15 menit paska pemasangan maka perdarahan akan berkurang bahkan berhenti). Cara ini juga jauh sangat murah dibanding jenis


(3)

layanan primer. 2.2 Klasifikasi

Tipe kateter yang dipakai untuk mengusahakan drainase pada terjadinya obstruksi tergantung kepada lokasi dan sumbatan. Jenis-jenis kateter :

a. Catheter Whistle-tip

b. Catheter Robinson bermata banyak c. Catheter Foley

d. Catheter Coude

Cateter foley lebih banyak di pakai karena mudah untuk dipasang dalam waktu lama guna drainase terus menerus. Kateter Foley berllumlen dua yang dilengkapi balon pada ujung distal. (Sumber Perawatan Medikal Bedah Barbara C.Long)

2.3 Etiologi Invasi bakteri Adanya kateter indwelling dalam traktus urinarius dapat menimbulkan

infeksi. Kolonisasi bakteri (bakteriuria) akan terjadi dalam 2 minggu pada separuh dari pasien-pasien yang menggunakan kateter urin,dan dalam waktu 4 sampai 6 minggu sesudah pemasangan kateter pada hampir semua pasien meskipun rekomendasi untuk pengendalian infeksi dan perawatan kateter sudah dilakukan dengan cermat.


(4)

(5)

Pada pasien yang menggunaka kateter indwelling harus diobservasi untuk mendeteksi adanya tanda-tanda dan gejala infeksi traktus urinariusyang berupa : 1. Urin yang keruh

2. Hematuria 3. Panas 4. Menggigil 5. Anoreksia 6. Malaise

( Sumber : Keperawatan Medikal-Bedah Brunner dan Suddarth )

2.6 Indikasi

1. Mengambil sampel urine untuk kultur urine 2. Monitor produksi urine atau balance urine

2.7 Persiapan

2.7.1 Persiapan klien

1) Mengucapkan salam terapeutik.

2) Memperkenalkan diri.

3) Menjelaskan pada klien dan keluarga tentang prosedur dan tujuan tindakan yang akan dilaksanakan.

4) Penjelasan yang disampaikan dimengerti klien/keluarganya.

5) Selama komunikasi digunakan bahasa yang jelas, sistematis serta tidak mengancam.


(6)

6) Klien/keluarga diberi kesempatan bertanya untuk klarifikasi.

7) Privasi klien selama komunikasi dihargai.

8) Memperlihatkan kesabaran , penuh empati, sopan, dan perhatian serta respek selama berkomunikasi dan melakukan tindakan

9) Membuat kontrak (waktu, tempat dan tindakan yang akan dilakukan)

2.7.2 Persiapan alat

1) Selaput kondom kateter

2) Strip elastic

3) Kantung penampung urine dengan selang drainase

4) Baskom dengan air hangat dan sabun

5) Handuk dan waslap

6) Selimut mandi

7) Sarung tangan

8) Gunting

2.8 Prosedur


(7)

c. Jelaskan prosedur pada klien

d. Gunakan sarung tangan

e. Bantu klien pada posisi terlentang. Letakkan selimut diatas bagian tubuh bagian atas dan tutup ekstremitas bawahnya dengan selimut mandi sehingga hanya genitalia yang terpajan

f. Bersihkan genitalia dengan sabun dan air, keringkan secara menyeluruh

g. Siapkan drainase kantong urine dengan menggantungkannya ke rangka tempat tidur.

h. Dengan tangan non dominan genggam penis klien dengan kuat sepanjang batangnya. Dengan tangan dominan, pegang kantung kondom pada ujung penis dan dengan perlahan pasangkan pada ujung penis

i. Sisakan 2,5 sampai 5 cm ruang antara glands penis dan ujung kondom

j. Lilitkan batang penis dengan perekat elastic.

k. Hubungkan selang drainase pada ujung kondom kateter

l. Posisikan klien pada posisi yang aman


(8)

n. Alat dirapihkan kembali

o. Mencuci tangan

p. Melaksanakan dokumentasi :

1) Catat tindakan yang dilakukan dan hasil serta respon klien pada lembar catatan klien

2) Catat tanggal dan jam melakukan tindakan dan nama perawat yang melakukan dan tanda tangan/paraf pada lembar catatan klien

BAB III


(9)

Kondom kateter adalah alat drainase urine eksternal yang mudah untuk digunakan dan aman untuk mengalirkan urine pada klien pria.kondom kateter ini lunak,berupa selaput karet yang lembut yang disarungkan ke penis,dan cocok untuk klien inkontinensia atau koma yang masih mampunyai kemampuan mengosongkan kandung kemih spontan dan komplit.

Perdarahan pasca persalinan (Postpartum Hemorrhage = PPH) sampai saat ini masih merupakan penyebab utama morbiditas dan mortalitas maternal baik di Negara maju maupun di Negara berkembang.

3.2 Saran

1. Diharapkan kepada dosen pembimbing, agar memberikan kritik dan saran agar terciptanya makalah ini yang lebih baik

2. Diharapkan kepada penulis agar dapat mengaplikasikannya kepada klien dan memberikan pelayanan yang baik dan sesuai aturan saat berada di lapangan. 3. Diharapkan bagi pembaca agar dapat memahami isi makalah ini agar menjadi

bahan masukan yang berguna.

KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, kami panjatkan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah


(10)

melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini tentang "KONDOM KATETER"

Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mengharapakan bantuan dari berbagai pihak, sehingga dapat melancarkan pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini. Akhir kata kami harapkan semoga makalah ini dapat bermanfaat untuk individu maupun masyarakat yang dapat memberikn inspirasi terhadap pembaca.

Medan, November 2016


(1)

2.5 Tanda dan gejala

Pada pasien yang menggunaka kateter indwelling harus diobservasi untuk mendeteksi adanya tanda-tanda dan gejala infeksi traktus urinariusyang berupa : 1. Urin yang keruh

2. Hematuria 3. Panas 4. Menggigil 5. Anoreksia 6. Malaise

( Sumber : Keperawatan Medikal-Bedah Brunner dan Suddarth )

2.6 Indikasi

1. Mengambil sampel urine untuk kultur urine 2. Monitor produksi urine atau balance urine

2.7 Persiapan

2.7.1 Persiapan klien

1) Mengucapkan salam terapeutik. 2) Memperkenalkan diri.

3) Menjelaskan pada klien dan keluarga tentang prosedur dan tujuan tindakan yang akan dilaksanakan.

4) Penjelasan yang disampaikan dimengerti klien/keluarganya.

5) Selama komunikasi digunakan bahasa yang jelas, sistematis serta tidak mengancam.


(2)

6) Klien/keluarga diberi kesempatan bertanya untuk klarifikasi. 7) Privasi klien selama komunikasi dihargai.

8) Memperlihatkan kesabaran , penuh empati, sopan, dan perhatian serta respek selama berkomunikasi dan melakukan tindakan

9) Membuat kontrak (waktu, tempat dan tindakan yang akan dilakukan) 2.7.2 Persiapan alat

1) Selaput kondom kateter 2) Strip elastic

3) Kantung penampung urine dengan selang drainase 4) Baskom dengan air hangat dan sabun

5) Handuk dan waslap 6) Selimut mandi 7) Sarung tangan 8) Gunting 2.8 Prosedur


(3)

b. Tutup pintu atau tirai samping tempat tidur c. Jelaskan prosedur pada klien

d. Gunakan sarung tangan

e. Bantu klien pada posisi terlentang. Letakkan selimut diatas bagian tubuh bagian atas dan tutup ekstremitas bawahnya dengan selimut mandi sehingga hanya genitalia yang terpajan

f. Bersihkan genitalia dengan sabun dan air, keringkan secara menyeluruh

g. Siapkan drainase kantong urine dengan menggantungkannya ke rangka tempat tidur.

h. Dengan tangan non dominan genggam penis klien dengan kuat sepanjang batangnya. Dengan tangan dominan, pegang kantung kondom pada ujung penis dan dengan perlahan pasangkan pada ujung penis

i. Sisakan 2,5 sampai 5 cm ruang antara glands penis dan ujung kondom j. Lilitkan batang penis dengan perekat elastic.

k. Hubungkan selang drainase pada ujung kondom kateter l. Posisikan klien pada posisi yang aman


(4)

n. Alat dirapihkan kembali o. Mencuci tangan

p. Melaksanakan dokumentasi :

1) Catat tindakan yang dilakukan dan hasil serta respon klien pada lembar catatan klien

2) Catat tanggal dan jam melakukan tindakan dan nama perawat yang melakukan dan tanda tangan/paraf pada lembar catatan klien

BAB III


(5)

3.1 Kesimpulan

Kondom kateter adalah alat drainase urine eksternal yang mudah untuk digunakan dan aman untuk mengalirkan urine pada klien pria.kondom kateter ini lunak,berupa selaput karet yang lembut yang disarungkan ke penis,dan cocok untuk klien inkontinensia atau koma yang masih mampunyai kemampuan mengosongkan kandung kemih spontan dan komplit.

Perdarahan pasca persalinan (Postpartum Hemorrhage = PPH) sampai saat ini masih merupakan penyebab utama morbiditas dan mortalitas maternal baik di Negara maju maupun di Negara berkembang.

3.2 Saran

1. Diharapkan kepada dosen pembimbing, agar memberikan kritik dan saran agar terciptanya makalah ini yang lebih baik

2. Diharapkan kepada penulis agar dapat mengaplikasikannya kepada klien dan memberikan pelayanan yang baik dan sesuai aturan saat berada di lapangan. 3. Diharapkan bagi pembaca agar dapat memahami isi makalah ini agar menjadi

bahan masukan yang berguna.

KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, kami panjatkan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah


(6)

melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini tentang "KONDOM KATETER"

Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mengharapakan bantuan dari berbagai pihak, sehingga dapat melancarkan pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini. Akhir kata kami harapkan semoga makalah ini dapat bermanfaat untuk individu maupun masyarakat yang dapat memberikn inspirasi terhadap pembaca.

Medan, November 2016