Modul 12 : Negosiasi Kondom
600Z
elJeller
i セ@
オ・セT。sIヲ@
uawalJedaa
il
]I'
Ketelog Delem Terbitan. Departemen Kesehatan RI
Indonesia. Departemen Kesehatan . Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan
Penyehatan Lingkungan.
Mcdul Pelatihan Intervens; Perubahan Perilaku: Paket 1.
Jakarta: Departemen Kewhatan RI , 2009.
616.979.2
Ind
M
MODUL Pelatlhan Intervensi Perubahan Perilaku (IPP) Paket 1:
Modul1
Modul 2
Modul 3
Modul4
KEBIJAKAN DALAM PENANGGULANGAN PROGRAM IMS, HIV DAN AIDS
PERAN DAN TUGAS PETUGAS LAPANGAN ·
ORGAN REPRODUKSI DAN SEKSUAL
PENJAJAKAN KEBUTUHAN SECARA CEPAT (PKSC) UNTUK PENGEMBANGAN PROGRAM
INTERVENSI PERU BAHAN PERILAKU
Modul 5 ORGAN REPRODUKSI DAN SEKSUAL
Modul 6 INFEKSI MENULAR SEKSUAL
Modul7 SEKS: SEKSUALITAS DAN JENDER
Modul 8 HIV DAN AIDS
Mcdul 9 ORIENTASI SEKSUAL, PERILAKU SEKSUAL DAN IDENTITAS SEKSUAL
Modul10 PERILAKU BERISIKO DAN AMAN
Modul11 KONDOM
Modul12 NEGOSIASI KONDOM
Modul13 KESEHATAN REPRODUKSI DAN KESEHATAN SEKSUAL
Modul14 NARKOTIKA. ALKOHOL , PSIKOTROP! KA, dセ L n@ ZATZAT ADIKTIF (NAPZA)
Modul15 MITOS daセ@
FAKTA
Modul16 NILAI· NILA'
Modul17 MEMSANGUN KOMITMEN BELAJAR
Modul18 RENCANA TINDAK LANJUT
1. Judul I. HIV II. AIDS
III. SEXUALLITY TRANSMITTED DISEASE S
IV. SEXUAL AND GENDER DISORDERS
NARCOTICA VI. USAID VII.UNDP
.
II!
セGQ@
I K ーセ@
USTAKAAN'
E : KESEH TA
I
Modul Pelatihon Intervensi
Perubohon Perilaku
PAKET 1
MODUl
NEGOSIASI
KOMDOM
1
ーセイ@
N 'l. l;1 d"Jl'
•
•
......... .........
セ@
.... e •
d
..... ... -..............
X
ー
セ
• e o
(j c- t : ...... .. ................
エ@
... .
. . . . . • • • .. • . . . . . . . . . . . . • • . . . . . . .
................. .
Departemen Kesehatan RI
Jakarta
2009
616.979.2
Ind
M
· f
Program penanggulangan IMS, HIV dan AIDS telah berjalan di Indonesia kurang
lebih selama 20 tahun sejak ditemukannya kasus AIDS yang pertama pada 1983.
Hingga kini program penanggurangan telah berkembang pesat meliputi
pencegahan hingga pengobatan perawatan dan dukungan. Perkembangan
program ini menunjukkan pula pemahaman yang lebih baik para
penyelenggara dan pelaksana program terhadap persoalan IMS, HIV dan AIDS
serta berkembangnya ragam, besaran dan percepatan respon untuk
mengatasi nya.
Secara gari s besar hingga saat ini, terdapat dua tipe intervensi dalam program
penanggulangan IMS, HIV dan AIDS yakni: Intervensi Perubahan Perilaku dan
Intervensi Biomedis. Keduanya merupakan komponen penting dalam upaya
penanggulangan dan saling melengkapi. Pemahaman mengenai program
penanggulangan yang komprehensif bias.anya juga merujuk pada lengkap
tidaknya kedua komponen tersebut dihadirkan dalam disain dan
implementasinya. Meski keduanya dianggap sebagai komponen yang sama
penting, intervensi biomedis lebih luas dikenal, menjanjikan penyelesaian klinis
dan medis yang lebih pasti, serta memiliki konsep dan instrumen yang jelas dan
mudah untuk diobservasi.
Intervensi perubahan perilaku sendiri dengan teknik dan metode yang berbeda
sebetulnya mempunyai standar proses, dan (protokol) tahapan implementasi
yang jelas. Akan tetapi ragam intervensi perubahan perilaku kurang dikenal
dan kurang dipahami dengan baik. Konsepnya sering dianggap abstrak, dan
tidak banyak yang mengua sa i metode, teknik hingga instrumennya. Hal ini
antara lain disebabkan belum tersedianya modul pelatihan yang secara
..
komprehensif dapat memberikan bekal pengetahuan se kaligus
keterampilan kepada petugas lapangan (outreach worker).
Dalam rangka meningkatkan kualitas intervensi di tingkat lapangan yaflg
dapat membekali pengetahuan sekaligus keterampilan penerapan intervensi
efektifte l1ah dikembangkan DUA paket modullntervensi Perubahan Perilaku
komprehensif. Kedua paket ini disebut sebagai Modul Pelatihan Intervensi
Perubahan Perilaku (IPP) untuk Pencegahan Penularan IMS dan HIV melalui
Transmisi Seksual. Paket SATU menekankar. pada pelet3kan dasar
pengetahuan yang kuat mengenai program IMS, HIV, AIDS serta isu terkait
lainnya. Sedangkan Paket DUA bertujuan membekali petugas dengan
keterampilan komunikasi sekaligus penerapan intervensi efektif.
Satu set buku yang disajikan pada bagian ini khusus memuat Modul Pelatihan
Intervensi Perubahan Perilaku Paket SATU.
Seluruh modul pada Paket SATU ini disusun berdasarkan pedoman Intervensi
Perubahan Perilaku yang disiapkan oleh Program Aksi Stop AIDS (ASA)/FHI
dan Departemen Kesehatan. Pad a キゥャ。セO[Ziィ@
kerja Aksi Stop AIDS (ASA)/FHI,
paket modul ini sudah diujicobakan dan digunakan untuk melatih kurang
lebih 600 petugas lapangan yang bekerja pada 60an LSM, tersebar di delapan
provinsi yaitu DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Timur, Jawa Tengah, Kepulauan
Ria"u, Sumatera Utara, Papua dan Papua Barat. Pelatihan diberikan bagi
petugas lapangan yang mendampingi berbagai kelompok berperilaku risiko
tinggi seperti: Wan ita Pekerja Seks (WPS), LakiIaki yang berhubungan Seks
dengan LakiIaki lain (LSL), Waria, serta Pria berperilaku risiko tinggi.
Akhirnya kepada semua pihak yang telah memberikan masukan sampai
terbitnya buku ini kami ucapkan terima kasih, yakni United Nations
,
Development Programme Goverment of Indonesia melalui proyek United's
Capacity Development to The Global Fund's Principle Recipient in Indonesia
yang telah mendanai kegiatan finalisasi modul ini.
Ucapan terima kasih disampaikan khusus kepada Tim BCI (Behavior Change
Intervention/lntervensi Perubahan Perilaku) Aksi Stop AIDS (ASA)/FHI dan
para konsultan yang telah memberikan bantuan keahlian untuk
menyelesaikan buku yang sangat penting ini.
Kami menyadari bahwa buku ini masih jauh dari sempurna, koreksi dan
masukan dari pembaca sangat diharapkan.
Editor
..
Perkembangan epidemi HIV dan AIDS di dunia telah menyebabkan HIV dan
AIDS menjadi masalah global dan semakin nyata menjadi masalah kesehatan
masyarakat di Indonesia . Dalam rangka mempercepat akselerasi upaya
penanggulangan HIV dan AIDS di Indonesia, sangatlah penting untuk
memadukan upaya pencegahan dengan upaya perawatan, dukungan serta
pengobatan dimana keduanya merupakan komponen penting dan saling
melengkapi.
Kurang disadarinya risiko penularan IMS, HIV dan AIDS oleh kelompok berisiko
serta masih rendahnya kesadaran untuk mengetahui status HIVnya yang
ditunjukkan dengan masih cukup besarnya kasus AIDS yang ditemukan pada
stadium lanjut di Rumah Sa kit sehingga menyebabkan tingginya tingkat
kematian kasus AIDS merupakan isu strategis yang digunakan sebagai sasaran
respon pengendalian epidemi HIV dan AIDS.
Upaya perawatan, dukungan serta pengobatan yang juga dikenal dengan
intervensi biomedis telah berjalan dengan baik dan mampu menyelesaikan
permasalahan klinis dan medis yang lebih pasti sedangkan upaya pencegahan
khususnya intervensi perubahan perilaku belum dikenal dan dipahami dengan
baik.
Intervensi perubahan perilaku sangat penting dilakukan untuk mengubah
pengetahuan, sikap, keyakinan, perilaku atau tindakan individu maupun
populasi untuk mengurangi perilaku berisiko terinfeksi HIV. Berdasarkan tingkat
epidemi HIV di Indonesia yang terkonsentrasi maka sasaran utama upaya
..
intervensi' perubahan perilaku ini ditujukan kepada kelompok populasi
berisiko tinggi yang berperilaku tidak aman terhadap penularan HIV.
Untuk mendukung kegiatan intervensi perubahan perilaku (lPP) yang
berkualitas di lapangan maka perlu disusun bukubuku panduan IPP
termasuk paket modul pelatihan IPP bagi petugas lapangan.
Sepatutnyalah kami menyampaikan penghargaan yang setinggHingginya
kepada semua pihak baik perorangan atau institusi yang telah berperan
serta dalam penyusunan dan penyernpurnaan modul pelatihan Intervensi
Perubahan Perilaku untuk Pencegahan Penularan IMS,HIV dan AIDS melalui
Hubungan Seksual, 2009.
Semoga modullPP ini dapat bermanfaat dalam program pengendalian HIV/
AIDS di Indonesia.
Sekretaris Jenderal DepkesRI
dr. Siafii Ahmad, MPH
NIP: 19490929 197712 1 001
,
..
DAFTAR lSI
MODUL
Kata pengantar .............................................................................................................. i
Sambutan Sekretaris Jenderal Departemen Kesehatan RI ............................ v
Daftar lsi ....................................................................................................................... vii
I.
Deskripsi Singkat ................................................................................................ 1
II.
Tujuan Pembelajaran ........................................................................................ 2
III.
Pokok Pembahasan dan Sub Pokok Pembahasan .............................. 2
IV.
Waktu .................................................................................................................... 3
V.
Metode ................................................................................................................. 3
VI .
Alat Bantu dan Media ..................................................................................... 3
VII. LangkahIangkah Pembelajaran ................................................................. 3
Bahan Pembelajaran ................................................................................................. 8
Referensi ...................................................................................................................... 13
LampiranIampiran:
Lampiran 1
Bermain Peran Negosiasi Kondom ................................................................... 15
Lampiran 2
Evaluasi Akhir Modul .............................................................................................. 18
Lampiran 3
Slide presentasi ........................................................................................................ 19
Daftar Istilah ............................................................................................................... 25
Daftar Penyusu n dan Kontributor ..................................................................... 27
MODUL
NEGOSIASI
KONDOM
I. Oeskripsi Singkat
)enggunaan kondom pada setiap kejadian hubungan seksual penetrasi adalah salah
,atu tujuan yang ingin dicapai oleh program pencegahan penularan IMS atau HIV. Setiap
ahun angka penggunaan kondom saat hubungan seksual cenderung meningkat,
lamun sampai saat ini peningkatan tersebut masih sangat lambat. Banyak faktor yang
nempengaruhi kondisi ini, salah satunya adalah negosiasi kondom yang belum selalu
iilakukan pad a setiap transaksi seksual.
:akta mengatakan bahwa semakin sering negosiasi kondom dilakukan, semakin tinggi
ingkat pemakaian kondom dalam kejadian hubungan seksual.lni membuktikan
)ahwa tindakan melakukan negosiasi kondom adalah suatu perilaku yang harus
Hgalakkan, sehingga akan terjadi negosiasi kondom pad a setiap transaksi seksual.
v1ateri negosiasi kondom ini diharapkan akan memberikan bekal pad a petugas
apangan tentang konsep dasar mengapa negosiasi kondom
)enting untuk dipahami. Selain memberikan pengetahuan
iasar tentang negosiasi kondom, petugas lapangan juga
Ikan memperoleh beberapa kiat agar kondom
iigunakan dalam hubungan seksual.
..
Modul ini akan membahas
tentang Negosiasi Kondom
meliputi: Pengertian Negosiasi
Kondom, Prinsip-prinsip
Negosiasi Kondom dan Kiat-kiat
Negosiasi Kondom serta Peran
··
·:
·
B. Tujuan Pembelajaran Khusus
i
·
:
·
i
セ@
:
·
i
memotivasi Kelompok
Dampingan (KD) Untuk
•
melakukan Negosiasi
:·
:
Penggunaan Kondom.
II. Tujuan Pembelajaran
A. Tujuan Pembelajaran Umum
Setelah mempelajad materi ini
peserta mampu melakukan peran
petugas lapangan dalam
memotivasi kelompok
kondom.
2. Menjelaskan prinsipprinsip
negosiasi kondom.
3. Menjelaskan kiatkiat negosiasi
セ@
kondom.
i
4. Melakukan peran petugas lapangan
i
dalam memotivasi kelompok
dampingan melakukan negosiasi
penggunaan kondom.
!セ@
:
:
:
i
:
i·
:
セNZG@
1U ..Pokok Bahasan
dan Sub Pokok Bahasan
1. Negosiasi Kondom
a. Pengertian Negosiasi Kondom .
·
·i
:
セ@
:
..
1. Menjelaskan pengertian negosiasi
i
dampingan melakukan negosiasi
penggunaan kondom.
mampu:
:
セ@
'·.
Petugas Lapangan (PL) dalam
Setelah mempelajari mated ini peserta
·セ@
b. Prinsip Negosiasi Kondom.
c. KiatKiat Negosiasi Kondom.
MODUL
2. Peran PL Dalam Memotivasi KD
Untuk Melakukan Negosiasi
Penggunaan Kondom.
IV. Waktu
VI. Alat Bantu dan Media
1. Selotip kertas.
4 Jam Pelatihan (180 menit).
2. Kertas flipchart.
3. Spidol.
4. Metaplan.
V. Metode
5. LCD.
6. Cuplikan film tentang negosiasi.
• Pemutaran cuplikan film tentang
negosiasi.
• Pemutaran film dokumenter.
7. Film dokumenter.
8. Lembar aktivitas bermain peran.
9. Slide presentasi.
• Curah pendapat.
• Ceramah tanya jawab.
• Bermain peran.
VII. Langkah-Iangkah Pembelajaran
SESI i: Pengkondisian (10 menit)
Langkah 1:
Sapa peserta dengan ramah dan ucapkan salam
Apabila fasilitator belum berkenalan dengan
peserta maka sebaiknya fasilitator
memperkenalkan diri dan minta semua
..
MODUL12
peserta menyebutkan nama satu persatu.
Langkah 1:
Apabila diperlukan fasilitator bisa
Tampilkan cuplikan film yang berisi
mengajak peserta untuk melakukan
tentang sebuah proses negosiasi.
penyegaran dan membangun suasana
atau melakukan energizer.
Langkah 2:
Tanya peserta apa yang dilihat dari
Langkah 2:
cuplikan film tersebut.
Katakan dan jelaskan pada peserta
Tuliskan kata kunci jawaban peserta di
tentang topiktopik yang akan
kertas flipchart.
dibicarakan dalam sesi ini.
Jelaskan pada peserta mengapa
Langkah 3:
topiktopik ini penting untuk dibicarakan
Fasilitator menjelaskan bahwa dari cuplikan
dan didiskusikan .
film dan ide yang dikemukakan peserta
Jelaskan tujuan sesi dengan
dapat diambil beberapa pembelajaran
menayangkan slide Tujuan Pemberajaran.
tentang dasardasar negosiasi.
Fasilitator menjelaskan dengan slide
Langkah 3:
presentasi tentang Pengertian Negosiasi
Tanya peserta apakah sudah siap untuk
Kondom, Prinsipprinsip Negosiasi Kondom.
berdiskusi topiktopik ini. Apabila ya,
Beri kesempatan pada peserta untuk
mulailah dengan sesi 2.
bertanya apabila ada yang belum
dimengertUawablah semua pertanyaan
SESI2: Pembahasan Pokok Bahasan
1, Sub Pokok Bahasan Pengertian
dan Prinsip-Prinsip Negosiasi
Kondom ( 30 menit )
..
dengan singkat dan jelas. Apabila ada
pertanyaan yang tidak bisa dijawab
fasilitator maka jangan paksakan untuk
i penuturan pengalaman dari KD yang
I
berhasil dalam pemakaian kondom
i
i
dengan pasangannya.
i
£ Langkah 2:
セ@
Tanya peserta apa yang dirasakan setelah
! menyaksikan tayangan film
menjawab dengan perkiraan saja, katakan i dokumenter tadi. Tulis kata kunci jawaban
:
anda akan mencarikan informasi tersebut セ@ peserta di kertas flipchart.
lebih dalam dan akan menyampaikan
pada peserta tersebut apabila sudah
mendapatkan informasi yang benar.
セ@
i Langkah 3:
i Jelaskan
i
pad a peserta bahwa banyak
sekali kiat yang sudah dilakukan oleh KD
Langkah 4:
Buatlah rangkuman sesi, termasuk
tentang pentingnya implementasi
pemakaian kondom dikalangan KD dalam
! dalam upaya penggunaan kondom
i
セ@
dengan pasangannya. Ada berbagai kiat
agar kondom digunakan sa at melakukan
i aktiivitas seksual dengan pasangan.
upaya melaksanakan program Intervensi セ@ KD adalah orang yang memiliki pengalaman
Perubahan Perilaku (lPP).
SESI 3: Pembahasan Pokok Bahasan
1, Sub Pokok Bahasan Kiat-kiat
Negosiasi Kondom ( 60 men it )
langsung bernegosiasi dengan
pasangannya dan banyak halluar biasa yang
sudah mereka lakukan yang bisa kita
ajarkan pada KD lain.
Jelaskan dengan slide presentasi tentang
Langkah 1:
KiatKiat Negosiasi Kondom.
Tayangkan film dokumenter yang berisi
..
Beri kesempatan pada peserta untuk
Tuliskan kata kunci jawaban peserta
bertanya apabila ada yang belum dimengerti.
pada kertas flipchart.
Jawablah semua pertanyaan dengan
Beri kesempatan peserta saling menanggapi
singkat dan jelas. Apabila ada pertanyaan
yang tidak bisa dijawab fasilitator maka
Langkah 2:
jangan paksakan untuk menjawab dengan
Jelaskan bahwa kita akan melakukan
perkiraan saja, katakan anda akan
permainan peran.
mencarikan informasi tersebut lebih
Jelaskan permainan sesuai dengan
dalam dan akan menyampaikan pada
panduan pada Lembar Aktivitas (LA terlampir)
peserta tersebut apabila sudah
mendapatkan informasi yang benar.
Langkah 3:
Setelah selesai bermain peran, Tanya
Langkah 4:
peserta tentang :
Buatlah rangkuman sesi .
• Apa yang dirasakan ketika melakukan
aktivitas tadi, dari persiapan sampai
SESI 4: Pembahasan Pokok Bahasan
2 Peran Petugas Lapangan dalam
memotivasi Kelompok Dampingan
melakukan Negosiasi Penggunaan
Kondom (70 men it)
melakukan bermain peran drama di
depan kelas.
• Apa pendapat peserta tentang peran
petugas lapangan dalam memotivasi
kelompok dampingan melakukan
Langkah 1:
negosiasi kondom.
Tanya peserta tentang peran PL dalam
Tuliskan kata kunci jawaban peserta di
memotivasi kelompok dampingan
kertas flipchart. Apakah ada halhal yang
melakukan negosiasi penggunaan kondom. baru setelah peserta bermain peran .
..
Langkah 4:
mendapatkan informasi yang benar.
Ajak peserta untuk merangkum pendapat
mereka tentang peran petugas lapangan
Langkah 6 :
dalam memotivasi kelompok dampingan
Buat rangkuman sesi.
melakukan negosiasi kondom.
SESI5: Rangkuman dan
Pembulatan (10 men it)
Langkah 5:
Jelaskan dengan slide presentasi tentang
Tantangan KD dalam Negosiasi Kondom:
Kondisi dan situasi yang dihadapi oleh
Langkah 1 :
Lakukan evaluasi akhir modul (panduan
terlampir).
Kelompok Dampingan dalam upaya
Negosiasi Kondom dengan Pasangannya,
Peran PL dalam memotivasi KD untuk
melakukan Negosiasi Penggunaan Kondom.
Langkah 2:
Sampaikan rangkuman dari keseluruhan
materi Negosiasi Kondom.
Beri kesempatan pada peserta untuk
bertanya apabila ada yang belum dimengerti.
Jawablah semua pertanyaan dengan
singkat dan jelas. Apabila ada pertanyaan
yang tidak bisa dijawab fasilitator maka
jangan paksakan untuk menjawab dengan
perkiraan saja, katakan anda akan
mencarikan informasi tersebut lebih
dalam dan akan menyampaikan pada
peserta tersebut apabila sudah
Langkah 3:
Katak3n pad a peserta bahwa
informasi lebih lanjut bisa
dibaca pada handout dan
bisa ditanyakan
pada fasiliator di luar
/'
kelas selama
pelatihan berlangsung.
..
BAHAN
PEMBELAJARAN
NEGOSIASI KONDOM
A. Negosiasi kondom
1.. Pengertian Negosiasi Kondom
Negosiasi adalah :
Upaya mempengaruhi ウセ・ッイ。ョァ@
atau sekelompok orang untuk
melakukan tindakan atau kegiatan demi kepentingan kedua belah pihak.
Negosiasi Kondom adalah :
Upaya mempen.garuhi pasangan seks untuk melakukan perilaku seks aman
dengan menggunakan kondom demi kepentingan bersama .
..
BAHAN
PEMBElAJARAN
NEGOSIASI' KONDOM
Mengapa negosiasi kondom penting
Terbukti bahwa semakin banyak
untuk dipromosikan.
negosiasi kondom dilakukan, maka
Sangat jelas bahwa penggunaan
semakin banyakjuga kejadian pemakaian
kondom saat hubungan seks adalah
kondom saat hubungan seksual.
salah satu cara efektif mencegah
penularan IMS atau HIV. Saat ini kondom
2. Prinsip Negosiasi Kondom.
sudah cukup populer hampir di semua
Prinsip dalam melakukan negosiasi
kalangan masyarakat. Meskipun
kondom:
demikian bukan berarti bahwa
a. Sampaikan dengan cara yang
pem akaian kondom juga populer,
menyenangkan, jangan terlihat
karena ternyata tingkat penggunaan
memaksa.
kondom pada hubungan seksual
b. Pahami pola pikir pihak lain.
berisiko masih termasuk rendah.
c. Kemukakan kepentingan atau
Penggunaan kondom pada saat
hubungan seksual, misalnya dalam
manfaat bagi pihak lain.
d. Hadapi hasil negosiasi tersebut
transaksi seksual antara penjaja seks
dengan sikap konsisten, misal:
dengan pelanggannya, haruslah
apabila pasangan tidak bersedia pakai
didongkrak l,mtuk menahan laju
kondom, maka anda tidak bersedia
penularan IMS atau HIV. Salah satu cara
berhubungan seks dengan dia.
mendongkraknya adalah dengan
meningkatkan aktivitas negosiasi
3. Kiat-kiat Negosiasi Kondom.
kondom di kaiangan orang orang yang
Dalam upaya melakukan negosiasi
berperilaku seks berisiko, misalnya
kondom dengan pasangannya KD
antara penjaja seks dan pelanggannya.
me,nghadapi berbagai tantangan,
..
BAHAN
PEMBELAJARAN
antara lain:
a. Bukan hal yang mudah bagi KD untuk bisa melakukan sebuah negosiasi yang
setara karena seringkali mereka, terutama penjaja seks, mengalami hambatan
kom!Jnikasi ketika berhadapan dengan pasangan yang seringkali merasa
memiliki posisi tawar lebih tinggi, dengan kata lain merasa berkuasa karena
memiliki uang.
b. Banyaknya karakter yang ditemui membutuhkan strategi yang harus
disesuaikan dengan karakternya. Bahkan kadang sebuah strategi belum tentu
akan berhasil pada semua orang dengan karakter yang sama. Selain tentang
strategi yang beragam, sering juga KD mengabaikan negosiasi kondom
dengan pasangan tetap atau pacarnya, apalagi kalau sudah merasa dicintai dan
membutuhkan pasangannya tersebut.
c. Relasi dan sistem yang ada di lingkungan KD berada memberikan kontribusi
yang besar pada KD untuk mampu melakukan negosiasi yang gencar pad a
setiap pasangannya. Pada sebuah sistem ケセャョァ@
mengijinkan semua KD untuk
menerima tawaran hubungan seks tanpa kondom dengan imbalan yang
menggiurkan ak.an sulit sekali bagi anggotanya untuk konsisten dengan aksi
negosiasi kondomnya. ,Ditambah lagi dengan persaingan antar peer atau
sesamanya, bukan merupakan hal baru, dan ini terjadi dimanamana.
d. Ekonomi atau kondisi keuangan yang dipengaruhi oleh tingkat kebutuhan KD
dikombinasikan dengan tawaran menggiurkan dari pasangan bukan hal yang
4
mudah untuk diabaikan. Pada kondisi tertentu dimana saat keadaan keuangan
menurun dan tingkat kebutuhan tetap tinggi, maka disinilah tantangan berat
Ell .
BAHAN
PEMBELAJARAN
bagi KD untuk berani konsisten dengan
tindakan negosiasi kondom.
e. Pengetahuan dan keterampilan yang
memadai juga memberikan
akan mendorong setiap KD untuk
meneoba menawarkan dan
bernegosiasi kondom dengan
pasangan atau tamunya.
pengaruh yang tidak keeil. Jelas
Sehubungan dengan itu perlu dipelajari
sekali bahwa KD yang memiliki
kiatkiat negosiasi kondom, sebagai
pengetahuan dan keterampilan
berikut:
komunikasi yang lebih baik akan
lebih sering melakukan negosiasi
kondom daripada KD lain yang tidak
memiliki pengetahuan dan
keterampilan komunikasi yang
memadai.
f. Pihak ketiga yang berpengaruh
terhadap tindakan negosiasi kondom
yang dilakukan oleh KD eukup
banyak, misalnya dukungan dari
paear atau pasangan tetap,
peraturan yang diterapkan oleh
penguasa lokal, dan lainlain .
g. Ketersediaan alat negosiasi, misalnya
kondom dan pelicin. Adanya alat
pencegahan setiap saat di lokasi atau
tempat transakasi seksual dilakukan
a. Biearalah dahulu tentang sesuatu
yang menarik perhatian pasangan,
jangan langsung menawarkan
penggunaankondom.
b. Bicaralah dengan santai, tidak
memaksa tentang :
• Nilai lebih penggunaan kondom
untuk kesenangan dan keamanan.
• Penggunaan kondom tidak akan
mengganggu kenikmatan seksual.
• Pemasangan kondom itu mudah.
c. Lakukan caracara negosiasi.
d. Jangan bersikap menggurui.
e. Lakukan dengan berbagai eara
persuasif.
f. Lakukanlah, jangan hanya dipikirkan.
BAHAN
PEMBELAJARAN
menggunakan kondom, serta
keterampilan cara pemasangan
kondom.
2. Memberikan pengetahuan yang benar
tentang pentingnya melakukan
negosiasi kondom di setiap kejadian
transaksi dan hubungan seksual.
3. Mengajarkan kiat negosiasi kondom
yang telah berhasil dilakukan oleh
orang lain yang sama profesi dan
statusnya dengan kelompok
dampingan saat itu.
PL memi!iki peran penting dalam upaya
meningkatkan angka penggunaan
kondom yang dipacu dari tindakan
negosiasi kondom yang dilakukan oleh
semua kalangan kelompok dampingan.
Pada dasarnya peran PL dalam
memotivasi kelompok dampingan
melakukan negosiasi kondom dengan
pasangan atau tamu adalah:
1. Memberikan pengetahuan yang jelas
dan benar kepada KD tentang
manfaat, keuntungan dan kerugian
Halhal lain yang berkaitan dengan peran
PL dalam memotivasi KD untuk melakukan
negosiasi kondom dapat ditambah dengan
membaca kembali materi Dukungan
Informasi dalam mengubah perilaku
berisiko menjadi Perilaku Aman, pada
modul Perilaku Berisiko dan Perilaku Aman .
.
. . . . . . . . . . . . . . 4 • • • • • • , 1 • • • • • • • • •· •
•
,
••••
REFERENSI
- ••••• •
••••••••••••• I
•••• t ••••••••••
we
FHI, 2004, Handout Basic Outreach Skill Training.
lAMPIRAN
lEMBAR AKTIVITAS
BERMAIN PERAN NEGOSIASI KONDOM.
Panduan
Langkah 1:
Bagi peserta menjadi 4 kelompok dan
minta peserta berkumpul dalam
kelompoknya masingmasing.
Langkah 2:
Jelaskan aturan mainnya.
Aturan main bermain peran negosiasi
kondom:
• Setiap kelompok mendapatkan 1
skenario role play.
• Semua kelompok punya waktu 10
menit untuk persia pan.
• Setiap kelompok memiliki kebebasan
untuk mengatur peran dalam role play.
• Setiap kelompok diberi waktu maksimal
10 menit melakukan role play.
• Peserta yang tidak sedang role play
memperhatikan role play di depan kelas.
Langkah 3:
Tanya peserta apakah sudah memahami
aturan mainnya.
Apabila ya, bagikan skenario role play
pad a setiap kelompok dan minta semua
kelompok menyiapkan role play kelompoknya.
Hentikan persiapan setelah 10 menit.
lAMPIRAN
1
LEMBAR AKTIVITAS
BERMAIN PERAN NEGOSIASI KONDOM.
Langkah 4:
penampilannya. Dalam jangka pendek,
Minta kelompok 1 melakukan role play.
mungkin kondom akan menyebabkan KD
Ingatkan peserta kelompok lain agar
butuh lebih banyak waktu melayani
memperhatikan dan jangan sibuk sendiri
tamu, tetapi melindungi diri dari IMS dan
menyiapkan role play kelompoknya.
HIV. Kalau sudah terkena IMS atau HIV,
Hentikan role play kelompok 1 setelah 10
bukan hanya harus mengeluarkan uang
men it.
tetapi banyak tamu akan menghindari
mereka.
Langkah 5:
Lakukan sesuai dengan langkah 4
Skenario 2 :
tersebut pada kelompok 2,3 dan 4.
Penekanan role play ini, pada aspek
komersial dari negosiasi. Bila klien bebas
Langkah 6:
dari IMS dan HIV karena selalu
Minta semua peserta untuk kembali ke
menggunakan kondom maka dia dapat
tempat duduknya masingmasing.
mempromosikan dirinya sebagai PS
paling aman dan paling OK di lokasi .
Skenario Bermain Peran
Negosiasi Kondom
Skenario 1 :
Penekanan role play ini, pada
kemampuan PL meyakinkan KD
melindungi diri, terlebih karena orang HIV
positiftidak dapat dilihat dari
Dengan demikian dapat mendatangkan
lebih banyak tamu.
Skenario 3:
Penekanan role play ini, pada aspek
emosi9nal. Kalau kita menyayangi orang
maka akan melindungi orang tersebut
dari penyakit. Perbedaa n dia ntara tamu
lEMBAR AKTIVIT AS 1
BERMAIN PERAN NEGOSIASI KONDOM.
dan pacar dapat berupa pelayanan
dengan hati, bukan pelayanan untuk uang.
Skenario 4:
Penekanan role play ini pada pemahaman
situa si dan kondi si, bahwa tidak setiap
saat kita haru s membicarakan penawaran
pakai kondom pada pasangan terutama
tamu. Pemasangan kondom dengan
diamdiam sangat bisa dilakukan.
Yang penting lakukan dengan cepat,
sehingga membutuhkan keterampilan
memas;mg kondom dengan sangat lihai.
lAMPIRAN
1
lAMPIRA
EVAlUASI
AKHIR MODUl
Panduan
Apabila masih banyakjawaban yang
• Sa;npaikan pertanyaan pada peserta
salah, fasilitator memberi penjelasan
secara lisan, beberapa pertanyaan
tentang negosiasi kondom.
• Sampaikan pertanyaan satu persatu.
• Hindari dominasi dari peserta dominan.
• Hindari menunjuk orang tertentu.
• Adanya souvenir sederhana akan
membuat semakin menarik
perhatian peserta.
Pertanyaan
1. Apa pengertian negosiasi?
' 2. Apa pengertian negosiasi kondom?
3. Sebutkan prinsipprinsip negosiasi!
4. Sebutkan prinsipprinsip negosiasi
kondom!
5. Sebutkan dua kiat dalam negosiasi
kondom!
6. Apa peran PL dalam memotivasi KD
untuk melakukan negosiasi
penggunaan kondom?
secara sing kat.
LAMPIRAN
SLIDE PRESENTASI
TUJUAN PEMBELAJARAN UMUM
Setelah mempelajari materi, pese"rta
mampu melakukan peran petugas
lapangan dalam memotivasi
kelompok dampingan melakukan
negosiasi penggunaan kondom
.
"
"
,
lAMPIRAN
3
SLIDE PRESENTASI
TUJUAN PEMBELAJARAN KHUSUS:
Setelah mempelajari materi
peserta mampu:
• Menjelaskan pengertian
negosiasi kondom
• Menjelaskan prinsipprinsip negosiasi kondom
• Menjelaskan kiatkiat negosias; konrlom
• Melakukan peran petugas lapangan dalam memotivasi
kelompok dampingan melakukan negosiasi penggunaan
kondom
•
-
--
-
-
-
- -
--
---- -
-MNセ@
Mセ
.,I,' '"
j:' . . . 10.".\
NEGOSIASI KONDOM
Upaya mempengaruhi
pasangan seks untuk
melakukan perilaku seks
aman dengan menggunakan
kondom demi kepentingan
bersama
.
.'
---
-
-
---セ@
• 1 ••
.)10..
1
l AMPIRAN3
SliDE PRESENTASI
PRINSIP NEGOSIASI KONDOM
- .
..'
.
• Sampaikan dengan cara yang
menyenangkan, jangan terlihat
memaksa
• Pahami pola pikir pihak lain
• Kemukakan kepentingan atau
manfaat bagi pihak lain
• Hadapi hasil negosiasi tersebut
dengan sikap konsisten
.
セ@
Mセ@
セM@
セ
f
セ@
III
,;. f
セ@
1
KIAT - KIAT NEGOSIASI
• Bernegosiasilah, jangan memaksa
• Tawarkan nilai lebih dari penggunaan kondom,
tidak melulu tentang keamanan, tapi tentang
kesenangan
• Lakukan dengan berbagai cara
• Lakukanlah, jangan hanya dipikirkan
.
-
-
--
-
-
-
-
-
l AMPIRAN 3
SLIDE PRESENTASI
TANTANGAN KD DALAM NEGOSIASI
KONDOM(l)
• Bukan hal yang mudah, bukan berarti
tidak bisa
• Karakter pasangan yang beragam
• Relasi dan sistem yang ada
• Ekonomi atau kondisi keuangan saat
itu
• Pengetahuan dan
keterampilan saat itu
• Pihak ketiga yang
berpengaruh
• Ketersediaan alat negosiasi
lAMPlRAN3
SLIDE PRESENTASI
PERAN Pl DAlAM MEMOTIVASI KD UNTUK
MElAKUKAN NEGOSIASI PENGGUNAAN KONDOM
• Memberikan pengetahuan tentang
pentingnya negosiasi kondom di setiap
kejadian transaksi dan.hubungan seksual
• Mengajarkan trik negosiasi kondom yang
telah berhasil dilakukan oleh peer
.
-- r
1
f
セZ@
DAFTAR ISTILAH
ABC
AIDS
ASA
BCC
BCI
BSS
CBO
CLI
CM
CST
CTJ
CTR
DIC
Disko
Disple
DP
EI
FHI
GLI
GO
GRA
HC/PI
HIV
HO
HRM
IA
IBBS
ICPD
IDU
IE
III
IMS
10
IPP
IRA
ISR
KD
KDS
Kesek
Kespro
Kesrep
KL
Korlap
KPA
KPAD
KPAN
KPAP
KPP
KTS
1ILIK PERPUST /'1\
DEP: KESEHA TI r'
: Abstinence, Be Faithful, Condom
: Acquired Immunnodeficiency Syndrome
: Aksi Stop AIDS
: Behavior Change Communication
: Behavior Change Intervention
: Behavioral Surveillance Survey
: Community Based Organization
: Community Level Intervention
: Case Management
: Care Support and Treatment
: Ceramah Tanya Jawab
: Counseling, Testing and Referral
: Drop In Center
: Diskusi Kelompok
: Diskusi Pleno
: Direktur Program
: Effective Intervention
: Family Health International
: Group Level Intervention
: Gonorrhea (kencing nanah)
: Group Risk Assessment
: Health Communication/Public Information
: Human Immunodeficiency Syndrome
:Handout
: High Risk Men
: Implementing Agency
: Integrated Biological Behavioral Surveillance
: International Congress on Population and Development
: Injecting Drug User
: Intervensi Efektif
: Individual Level Intervention
: Infeksi Menular Seksual
: Infeksi Oportunistik
: Intervensi Perubahan Perila xu
: Individual RiskAssessment
: Infeksi Saluran Reproduksi
: Kelompok Dampingan
: Kelompok Dukungan Sebaya
: Kesehatan Seksual
: Kesehatan Reproduksi
: Kesehatan Reproduksi
: Koordinator Lapangan
: Koordinator Lapangan
: Komisi Penanggulangan AIDS
: Komisi Penanggulangan AIDS Daerah
: Komisi Penanggulangan AIDS Nasional
: Komisi Penanggulangan AIDS Provinsi
: Komunikasi Perubahan Perilaku
: Konseling dan Tes Sukarela
LA
LSL
LSM
MK
MP
MSM
MSW
NA
NAPZA
NGO
ODHA
OHIDHA
OR
PCM
PCRS
PO
PE
Penasun
PJ
PL
PM
PMS
PO
PP
PRI
PRK
PS
PSK
RNA
RTL
SA
Skrining
SOP
STl
UN
va
WHO
WPS
: Lembar Aktivitas
: LakiIaki yang berhubungan Seks dengan Laki: Lembaga Swadaya Masyarakat
: Manajer Kasus
: Manajer Program
: Men who have Sex with Men
: Male Sex Worker
: Need Assessment
: Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif.
: Non Governmental Organization
: Orang Dengan HIV/AIDS
: Orang Hidup dengan HIV/AIDS (istri, suami, keluarga ODHA)
: Outreach
: Prevention Case Management
: Partner Counseling and Referral Services
: Program Director
: Peer Educator
: Pengguna Narkoba Suntik
: Penanggung Jawab
: PetugasLapangan
: Program Manager
: Penyakit Menular Seksual
: Petugas Outreach
: Panduan Pembelajaran
: Penilaian Risiko Individu
: Penilaian Risiko Kelompok
: Pekerja Seks
: Pekerja Seks Komersial
: Rapid Need Assessment
: Rencana Tindak Lanjut
: Sub Agreement (proposal kerja sama)
: Penapi.san (screening)
: Standard Operating Procedure
: Sexually Transmitted Infection
: United Agency (Perserikatan BangsaBangsa/PBB)
:Voluntary Counseling and Testing
: World Health Organization
: Wanita Pekerja Seks
DAFTAR PENYUSUN DAN KONTRIBUTOR
Penyusun:
1. Ciptasari Prabawanti, SPsi, MSc
2. Erlian Rista Aditya, SSos
3. Meytha Nurani, SKM
4. Ida Bagus Sutakertya, MSi
5. Henri Puteranto, SSos
6. Tetty Rachmawati, MSW
7. Supriyanto Siamet, SE
8. Drs. Made Efo Suarmiartha
9. Stephanie T. Pirolo, MEd
10. Dr. Tjutjun Maksum, MPH
.
.
Kontributor:
1. Ir. Niniek Suharini
2. Drg. Yusra, Mkes
3. Ir. Anis Abdul Muis, Mkes
4. TH Irawati, SKM, Mkes
5. Bayu Aji, SKM, MPPM
6. Intan Endang, SKM, Mkes
7. Drg. Angger Rina Widowati, MKM
8. Drg. Dyah Erti Mustikawati, MPH
9. Dr. Asik Surya, MPPM
10. Dr. Jeanne Uktolseja, M.Epid
11 . Victoria Indrawati, SKM, MSc
12. Dr. Endang Budi Hastuti
13. Dr. Hariadi Wisnu Wardhana
14. Eko Saputro, SKM,M.Epid
15. Eli Winardi, SKM,M.Epid
16 . Dimas Budi W,SKM
17. Rachma Febriana, SKM
18. Eva Muzdalifah, SKM
15. Fadia Miralka
16. Zahra Eka Putri, SKM
Desain Grafik: Arifin Fitrianto
PPKMI
Pusat Promkes Depkes
Pusat Promkes Depkes
Pusat Promkes Depkes
Pusat Promkes Depkes
Pusat Promkes Depkes
Pusdiklat SDM Kesehatan
Subdit AIDS & PMS
Subdit AIDS & PMS
Subdit AIDS & PMS
Subdit AIDS & PMS
Subdit AIDS & PMS
Subdit AIDS & PMS
Subdit AIDS & PMS
Subdit AIDS & PMS
Subdit AIDS & PMS
Subdit AIDS & PMS
Subdit AIDS & PMS
Subdit AIDS & PMS
Subdit AIDS & PMS
..
ISBN 978-979-9254-7b-4(jij.].)
YQセiスュ
カセ@
G セ@
i
セ@
KOMISI
PENANGGULANGAN
AIDS
=at:.
USAID
OAJtJ AAJCYAT AJ'1ikIt(A
セ@
a ォウ セ G@
Stop
AIDS
•
fr:\
fhl
Family Health
International
y
The Global Fund
elJeller
i セ@
オ・セT。sIヲ@
uawalJedaa
il
]I'
Ketelog Delem Terbitan. Departemen Kesehatan RI
Indonesia. Departemen Kesehatan . Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan
Penyehatan Lingkungan.
Mcdul Pelatihan Intervens; Perubahan Perilaku: Paket 1.
Jakarta: Departemen Kewhatan RI , 2009.
616.979.2
Ind
M
MODUL Pelatlhan Intervensi Perubahan Perilaku (IPP) Paket 1:
Modul1
Modul 2
Modul 3
Modul4
KEBIJAKAN DALAM PENANGGULANGAN PROGRAM IMS, HIV DAN AIDS
PERAN DAN TUGAS PETUGAS LAPANGAN ·
ORGAN REPRODUKSI DAN SEKSUAL
PENJAJAKAN KEBUTUHAN SECARA CEPAT (PKSC) UNTUK PENGEMBANGAN PROGRAM
INTERVENSI PERU BAHAN PERILAKU
Modul 5 ORGAN REPRODUKSI DAN SEKSUAL
Modul 6 INFEKSI MENULAR SEKSUAL
Modul7 SEKS: SEKSUALITAS DAN JENDER
Modul 8 HIV DAN AIDS
Mcdul 9 ORIENTASI SEKSUAL, PERILAKU SEKSUAL DAN IDENTITAS SEKSUAL
Modul10 PERILAKU BERISIKO DAN AMAN
Modul11 KONDOM
Modul12 NEGOSIASI KONDOM
Modul13 KESEHATAN REPRODUKSI DAN KESEHATAN SEKSUAL
Modul14 NARKOTIKA. ALKOHOL , PSIKOTROP! KA, dセ L n@ ZATZAT ADIKTIF (NAPZA)
Modul15 MITOS daセ@
FAKTA
Modul16 NILAI· NILA'
Modul17 MEMSANGUN KOMITMEN BELAJAR
Modul18 RENCANA TINDAK LANJUT
1. Judul I. HIV II. AIDS
III. SEXUALLITY TRANSMITTED DISEASE S
IV. SEXUAL AND GENDER DISORDERS
NARCOTICA VI. USAID VII.UNDP
.
II!
セGQ@
I K ーセ@
USTAKAAN'
E : KESEH TA
I
Modul Pelatihon Intervensi
Perubohon Perilaku
PAKET 1
MODUl
NEGOSIASI
KOMDOM
1
ーセイ@
N 'l. l;1 d"Jl'
•
•
......... .........
セ@
.... e •
d
..... ... -..............
X
ー
セ
• e o
(j c- t : ...... .. ................
エ@
... .
. . . . . • • • .. • . . . . . . . . . . . . • • . . . . . . .
................. .
Departemen Kesehatan RI
Jakarta
2009
616.979.2
Ind
M
· f
Program penanggulangan IMS, HIV dan AIDS telah berjalan di Indonesia kurang
lebih selama 20 tahun sejak ditemukannya kasus AIDS yang pertama pada 1983.
Hingga kini program penanggurangan telah berkembang pesat meliputi
pencegahan hingga pengobatan perawatan dan dukungan. Perkembangan
program ini menunjukkan pula pemahaman yang lebih baik para
penyelenggara dan pelaksana program terhadap persoalan IMS, HIV dan AIDS
serta berkembangnya ragam, besaran dan percepatan respon untuk
mengatasi nya.
Secara gari s besar hingga saat ini, terdapat dua tipe intervensi dalam program
penanggulangan IMS, HIV dan AIDS yakni: Intervensi Perubahan Perilaku dan
Intervensi Biomedis. Keduanya merupakan komponen penting dalam upaya
penanggulangan dan saling melengkapi. Pemahaman mengenai program
penanggulangan yang komprehensif bias.anya juga merujuk pada lengkap
tidaknya kedua komponen tersebut dihadirkan dalam disain dan
implementasinya. Meski keduanya dianggap sebagai komponen yang sama
penting, intervensi biomedis lebih luas dikenal, menjanjikan penyelesaian klinis
dan medis yang lebih pasti, serta memiliki konsep dan instrumen yang jelas dan
mudah untuk diobservasi.
Intervensi perubahan perilaku sendiri dengan teknik dan metode yang berbeda
sebetulnya mempunyai standar proses, dan (protokol) tahapan implementasi
yang jelas. Akan tetapi ragam intervensi perubahan perilaku kurang dikenal
dan kurang dipahami dengan baik. Konsepnya sering dianggap abstrak, dan
tidak banyak yang mengua sa i metode, teknik hingga instrumennya. Hal ini
antara lain disebabkan belum tersedianya modul pelatihan yang secara
..
komprehensif dapat memberikan bekal pengetahuan se kaligus
keterampilan kepada petugas lapangan (outreach worker).
Dalam rangka meningkatkan kualitas intervensi di tingkat lapangan yaflg
dapat membekali pengetahuan sekaligus keterampilan penerapan intervensi
efektifte l1ah dikembangkan DUA paket modullntervensi Perubahan Perilaku
komprehensif. Kedua paket ini disebut sebagai Modul Pelatihan Intervensi
Perubahan Perilaku (IPP) untuk Pencegahan Penularan IMS dan HIV melalui
Transmisi Seksual. Paket SATU menekankar. pada pelet3kan dasar
pengetahuan yang kuat mengenai program IMS, HIV, AIDS serta isu terkait
lainnya. Sedangkan Paket DUA bertujuan membekali petugas dengan
keterampilan komunikasi sekaligus penerapan intervensi efektif.
Satu set buku yang disajikan pada bagian ini khusus memuat Modul Pelatihan
Intervensi Perubahan Perilaku Paket SATU.
Seluruh modul pada Paket SATU ini disusun berdasarkan pedoman Intervensi
Perubahan Perilaku yang disiapkan oleh Program Aksi Stop AIDS (ASA)/FHI
dan Departemen Kesehatan. Pad a キゥャ。セO[Ziィ@
kerja Aksi Stop AIDS (ASA)/FHI,
paket modul ini sudah diujicobakan dan digunakan untuk melatih kurang
lebih 600 petugas lapangan yang bekerja pada 60an LSM, tersebar di delapan
provinsi yaitu DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Timur, Jawa Tengah, Kepulauan
Ria"u, Sumatera Utara, Papua dan Papua Barat. Pelatihan diberikan bagi
petugas lapangan yang mendampingi berbagai kelompok berperilaku risiko
tinggi seperti: Wan ita Pekerja Seks (WPS), LakiIaki yang berhubungan Seks
dengan LakiIaki lain (LSL), Waria, serta Pria berperilaku risiko tinggi.
Akhirnya kepada semua pihak yang telah memberikan masukan sampai
terbitnya buku ini kami ucapkan terima kasih, yakni United Nations
,
Development Programme Goverment of Indonesia melalui proyek United's
Capacity Development to The Global Fund's Principle Recipient in Indonesia
yang telah mendanai kegiatan finalisasi modul ini.
Ucapan terima kasih disampaikan khusus kepada Tim BCI (Behavior Change
Intervention/lntervensi Perubahan Perilaku) Aksi Stop AIDS (ASA)/FHI dan
para konsultan yang telah memberikan bantuan keahlian untuk
menyelesaikan buku yang sangat penting ini.
Kami menyadari bahwa buku ini masih jauh dari sempurna, koreksi dan
masukan dari pembaca sangat diharapkan.
Editor
..
Perkembangan epidemi HIV dan AIDS di dunia telah menyebabkan HIV dan
AIDS menjadi masalah global dan semakin nyata menjadi masalah kesehatan
masyarakat di Indonesia . Dalam rangka mempercepat akselerasi upaya
penanggulangan HIV dan AIDS di Indonesia, sangatlah penting untuk
memadukan upaya pencegahan dengan upaya perawatan, dukungan serta
pengobatan dimana keduanya merupakan komponen penting dan saling
melengkapi.
Kurang disadarinya risiko penularan IMS, HIV dan AIDS oleh kelompok berisiko
serta masih rendahnya kesadaran untuk mengetahui status HIVnya yang
ditunjukkan dengan masih cukup besarnya kasus AIDS yang ditemukan pada
stadium lanjut di Rumah Sa kit sehingga menyebabkan tingginya tingkat
kematian kasus AIDS merupakan isu strategis yang digunakan sebagai sasaran
respon pengendalian epidemi HIV dan AIDS.
Upaya perawatan, dukungan serta pengobatan yang juga dikenal dengan
intervensi biomedis telah berjalan dengan baik dan mampu menyelesaikan
permasalahan klinis dan medis yang lebih pasti sedangkan upaya pencegahan
khususnya intervensi perubahan perilaku belum dikenal dan dipahami dengan
baik.
Intervensi perubahan perilaku sangat penting dilakukan untuk mengubah
pengetahuan, sikap, keyakinan, perilaku atau tindakan individu maupun
populasi untuk mengurangi perilaku berisiko terinfeksi HIV. Berdasarkan tingkat
epidemi HIV di Indonesia yang terkonsentrasi maka sasaran utama upaya
..
intervensi' perubahan perilaku ini ditujukan kepada kelompok populasi
berisiko tinggi yang berperilaku tidak aman terhadap penularan HIV.
Untuk mendukung kegiatan intervensi perubahan perilaku (lPP) yang
berkualitas di lapangan maka perlu disusun bukubuku panduan IPP
termasuk paket modul pelatihan IPP bagi petugas lapangan.
Sepatutnyalah kami menyampaikan penghargaan yang setinggHingginya
kepada semua pihak baik perorangan atau institusi yang telah berperan
serta dalam penyusunan dan penyernpurnaan modul pelatihan Intervensi
Perubahan Perilaku untuk Pencegahan Penularan IMS,HIV dan AIDS melalui
Hubungan Seksual, 2009.
Semoga modullPP ini dapat bermanfaat dalam program pengendalian HIV/
AIDS di Indonesia.
Sekretaris Jenderal DepkesRI
dr. Siafii Ahmad, MPH
NIP: 19490929 197712 1 001
,
..
DAFTAR lSI
MODUL
Kata pengantar .............................................................................................................. i
Sambutan Sekretaris Jenderal Departemen Kesehatan RI ............................ v
Daftar lsi ....................................................................................................................... vii
I.
Deskripsi Singkat ................................................................................................ 1
II.
Tujuan Pembelajaran ........................................................................................ 2
III.
Pokok Pembahasan dan Sub Pokok Pembahasan .............................. 2
IV.
Waktu .................................................................................................................... 3
V.
Metode ................................................................................................................. 3
VI .
Alat Bantu dan Media ..................................................................................... 3
VII. LangkahIangkah Pembelajaran ................................................................. 3
Bahan Pembelajaran ................................................................................................. 8
Referensi ...................................................................................................................... 13
LampiranIampiran:
Lampiran 1
Bermain Peran Negosiasi Kondom ................................................................... 15
Lampiran 2
Evaluasi Akhir Modul .............................................................................................. 18
Lampiran 3
Slide presentasi ........................................................................................................ 19
Daftar Istilah ............................................................................................................... 25
Daftar Penyusu n dan Kontributor ..................................................................... 27
MODUL
NEGOSIASI
KONDOM
I. Oeskripsi Singkat
)enggunaan kondom pada setiap kejadian hubungan seksual penetrasi adalah salah
,atu tujuan yang ingin dicapai oleh program pencegahan penularan IMS atau HIV. Setiap
ahun angka penggunaan kondom saat hubungan seksual cenderung meningkat,
lamun sampai saat ini peningkatan tersebut masih sangat lambat. Banyak faktor yang
nempengaruhi kondisi ini, salah satunya adalah negosiasi kondom yang belum selalu
iilakukan pad a setiap transaksi seksual.
:akta mengatakan bahwa semakin sering negosiasi kondom dilakukan, semakin tinggi
ingkat pemakaian kondom dalam kejadian hubungan seksual.lni membuktikan
)ahwa tindakan melakukan negosiasi kondom adalah suatu perilaku yang harus
Hgalakkan, sehingga akan terjadi negosiasi kondom pad a setiap transaksi seksual.
v1ateri negosiasi kondom ini diharapkan akan memberikan bekal pad a petugas
apangan tentang konsep dasar mengapa negosiasi kondom
)enting untuk dipahami. Selain memberikan pengetahuan
iasar tentang negosiasi kondom, petugas lapangan juga
Ikan memperoleh beberapa kiat agar kondom
iigunakan dalam hubungan seksual.
..
Modul ini akan membahas
tentang Negosiasi Kondom
meliputi: Pengertian Negosiasi
Kondom, Prinsip-prinsip
Negosiasi Kondom dan Kiat-kiat
Negosiasi Kondom serta Peran
··
·:
·
B. Tujuan Pembelajaran Khusus
i
·
:
·
i
セ@
:
·
i
memotivasi Kelompok
Dampingan (KD) Untuk
•
melakukan Negosiasi
:·
:
Penggunaan Kondom.
II. Tujuan Pembelajaran
A. Tujuan Pembelajaran Umum
Setelah mempelajad materi ini
peserta mampu melakukan peran
petugas lapangan dalam
memotivasi kelompok
kondom.
2. Menjelaskan prinsipprinsip
negosiasi kondom.
3. Menjelaskan kiatkiat negosiasi
セ@
kondom.
i
4. Melakukan peran petugas lapangan
i
dalam memotivasi kelompok
dampingan melakukan negosiasi
penggunaan kondom.
!セ@
:
:
:
i
:
i·
:
セNZG@
1U ..Pokok Bahasan
dan Sub Pokok Bahasan
1. Negosiasi Kondom
a. Pengertian Negosiasi Kondom .
·
·i
:
セ@
:
..
1. Menjelaskan pengertian negosiasi
i
dampingan melakukan negosiasi
penggunaan kondom.
mampu:
:
セ@
'·.
Petugas Lapangan (PL) dalam
Setelah mempelajari mated ini peserta
·セ@
b. Prinsip Negosiasi Kondom.
c. KiatKiat Negosiasi Kondom.
MODUL
2. Peran PL Dalam Memotivasi KD
Untuk Melakukan Negosiasi
Penggunaan Kondom.
IV. Waktu
VI. Alat Bantu dan Media
1. Selotip kertas.
4 Jam Pelatihan (180 menit).
2. Kertas flipchart.
3. Spidol.
4. Metaplan.
V. Metode
5. LCD.
6. Cuplikan film tentang negosiasi.
• Pemutaran cuplikan film tentang
negosiasi.
• Pemutaran film dokumenter.
7. Film dokumenter.
8. Lembar aktivitas bermain peran.
9. Slide presentasi.
• Curah pendapat.
• Ceramah tanya jawab.
• Bermain peran.
VII. Langkah-Iangkah Pembelajaran
SESI i: Pengkondisian (10 menit)
Langkah 1:
Sapa peserta dengan ramah dan ucapkan salam
Apabila fasilitator belum berkenalan dengan
peserta maka sebaiknya fasilitator
memperkenalkan diri dan minta semua
..
MODUL12
peserta menyebutkan nama satu persatu.
Langkah 1:
Apabila diperlukan fasilitator bisa
Tampilkan cuplikan film yang berisi
mengajak peserta untuk melakukan
tentang sebuah proses negosiasi.
penyegaran dan membangun suasana
atau melakukan energizer.
Langkah 2:
Tanya peserta apa yang dilihat dari
Langkah 2:
cuplikan film tersebut.
Katakan dan jelaskan pada peserta
Tuliskan kata kunci jawaban peserta di
tentang topiktopik yang akan
kertas flipchart.
dibicarakan dalam sesi ini.
Jelaskan pada peserta mengapa
Langkah 3:
topiktopik ini penting untuk dibicarakan
Fasilitator menjelaskan bahwa dari cuplikan
dan didiskusikan .
film dan ide yang dikemukakan peserta
Jelaskan tujuan sesi dengan
dapat diambil beberapa pembelajaran
menayangkan slide Tujuan Pemberajaran.
tentang dasardasar negosiasi.
Fasilitator menjelaskan dengan slide
Langkah 3:
presentasi tentang Pengertian Negosiasi
Tanya peserta apakah sudah siap untuk
Kondom, Prinsipprinsip Negosiasi Kondom.
berdiskusi topiktopik ini. Apabila ya,
Beri kesempatan pada peserta untuk
mulailah dengan sesi 2.
bertanya apabila ada yang belum
dimengertUawablah semua pertanyaan
SESI2: Pembahasan Pokok Bahasan
1, Sub Pokok Bahasan Pengertian
dan Prinsip-Prinsip Negosiasi
Kondom ( 30 menit )
..
dengan singkat dan jelas. Apabila ada
pertanyaan yang tidak bisa dijawab
fasilitator maka jangan paksakan untuk
i penuturan pengalaman dari KD yang
I
berhasil dalam pemakaian kondom
i
i
dengan pasangannya.
i
£ Langkah 2:
セ@
Tanya peserta apa yang dirasakan setelah
! menyaksikan tayangan film
menjawab dengan perkiraan saja, katakan i dokumenter tadi. Tulis kata kunci jawaban
:
anda akan mencarikan informasi tersebut セ@ peserta di kertas flipchart.
lebih dalam dan akan menyampaikan
pada peserta tersebut apabila sudah
mendapatkan informasi yang benar.
セ@
i Langkah 3:
i Jelaskan
i
pad a peserta bahwa banyak
sekali kiat yang sudah dilakukan oleh KD
Langkah 4:
Buatlah rangkuman sesi, termasuk
tentang pentingnya implementasi
pemakaian kondom dikalangan KD dalam
! dalam upaya penggunaan kondom
i
セ@
dengan pasangannya. Ada berbagai kiat
agar kondom digunakan sa at melakukan
i aktiivitas seksual dengan pasangan.
upaya melaksanakan program Intervensi セ@ KD adalah orang yang memiliki pengalaman
Perubahan Perilaku (lPP).
SESI 3: Pembahasan Pokok Bahasan
1, Sub Pokok Bahasan Kiat-kiat
Negosiasi Kondom ( 60 men it )
langsung bernegosiasi dengan
pasangannya dan banyak halluar biasa yang
sudah mereka lakukan yang bisa kita
ajarkan pada KD lain.
Jelaskan dengan slide presentasi tentang
Langkah 1:
KiatKiat Negosiasi Kondom.
Tayangkan film dokumenter yang berisi
..
Beri kesempatan pada peserta untuk
Tuliskan kata kunci jawaban peserta
bertanya apabila ada yang belum dimengerti.
pada kertas flipchart.
Jawablah semua pertanyaan dengan
Beri kesempatan peserta saling menanggapi
singkat dan jelas. Apabila ada pertanyaan
yang tidak bisa dijawab fasilitator maka
Langkah 2:
jangan paksakan untuk menjawab dengan
Jelaskan bahwa kita akan melakukan
perkiraan saja, katakan anda akan
permainan peran.
mencarikan informasi tersebut lebih
Jelaskan permainan sesuai dengan
dalam dan akan menyampaikan pada
panduan pada Lembar Aktivitas (LA terlampir)
peserta tersebut apabila sudah
mendapatkan informasi yang benar.
Langkah 3:
Setelah selesai bermain peran, Tanya
Langkah 4:
peserta tentang :
Buatlah rangkuman sesi .
• Apa yang dirasakan ketika melakukan
aktivitas tadi, dari persiapan sampai
SESI 4: Pembahasan Pokok Bahasan
2 Peran Petugas Lapangan dalam
memotivasi Kelompok Dampingan
melakukan Negosiasi Penggunaan
Kondom (70 men it)
melakukan bermain peran drama di
depan kelas.
• Apa pendapat peserta tentang peran
petugas lapangan dalam memotivasi
kelompok dampingan melakukan
Langkah 1:
negosiasi kondom.
Tanya peserta tentang peran PL dalam
Tuliskan kata kunci jawaban peserta di
memotivasi kelompok dampingan
kertas flipchart. Apakah ada halhal yang
melakukan negosiasi penggunaan kondom. baru setelah peserta bermain peran .
..
Langkah 4:
mendapatkan informasi yang benar.
Ajak peserta untuk merangkum pendapat
mereka tentang peran petugas lapangan
Langkah 6 :
dalam memotivasi kelompok dampingan
Buat rangkuman sesi.
melakukan negosiasi kondom.
SESI5: Rangkuman dan
Pembulatan (10 men it)
Langkah 5:
Jelaskan dengan slide presentasi tentang
Tantangan KD dalam Negosiasi Kondom:
Kondisi dan situasi yang dihadapi oleh
Langkah 1 :
Lakukan evaluasi akhir modul (panduan
terlampir).
Kelompok Dampingan dalam upaya
Negosiasi Kondom dengan Pasangannya,
Peran PL dalam memotivasi KD untuk
melakukan Negosiasi Penggunaan Kondom.
Langkah 2:
Sampaikan rangkuman dari keseluruhan
materi Negosiasi Kondom.
Beri kesempatan pada peserta untuk
bertanya apabila ada yang belum dimengerti.
Jawablah semua pertanyaan dengan
singkat dan jelas. Apabila ada pertanyaan
yang tidak bisa dijawab fasilitator maka
jangan paksakan untuk menjawab dengan
perkiraan saja, katakan anda akan
mencarikan informasi tersebut lebih
dalam dan akan menyampaikan pada
peserta tersebut apabila sudah
Langkah 3:
Katak3n pad a peserta bahwa
informasi lebih lanjut bisa
dibaca pada handout dan
bisa ditanyakan
pada fasiliator di luar
/'
kelas selama
pelatihan berlangsung.
..
BAHAN
PEMBELAJARAN
NEGOSIASI KONDOM
A. Negosiasi kondom
1.. Pengertian Negosiasi Kondom
Negosiasi adalah :
Upaya mempengaruhi ウセ・ッイ。ョァ@
atau sekelompok orang untuk
melakukan tindakan atau kegiatan demi kepentingan kedua belah pihak.
Negosiasi Kondom adalah :
Upaya mempen.garuhi pasangan seks untuk melakukan perilaku seks aman
dengan menggunakan kondom demi kepentingan bersama .
..
BAHAN
PEMBElAJARAN
NEGOSIASI' KONDOM
Mengapa negosiasi kondom penting
Terbukti bahwa semakin banyak
untuk dipromosikan.
negosiasi kondom dilakukan, maka
Sangat jelas bahwa penggunaan
semakin banyakjuga kejadian pemakaian
kondom saat hubungan seks adalah
kondom saat hubungan seksual.
salah satu cara efektif mencegah
penularan IMS atau HIV. Saat ini kondom
2. Prinsip Negosiasi Kondom.
sudah cukup populer hampir di semua
Prinsip dalam melakukan negosiasi
kalangan masyarakat. Meskipun
kondom:
demikian bukan berarti bahwa
a. Sampaikan dengan cara yang
pem akaian kondom juga populer,
menyenangkan, jangan terlihat
karena ternyata tingkat penggunaan
memaksa.
kondom pada hubungan seksual
b. Pahami pola pikir pihak lain.
berisiko masih termasuk rendah.
c. Kemukakan kepentingan atau
Penggunaan kondom pada saat
hubungan seksual, misalnya dalam
manfaat bagi pihak lain.
d. Hadapi hasil negosiasi tersebut
transaksi seksual antara penjaja seks
dengan sikap konsisten, misal:
dengan pelanggannya, haruslah
apabila pasangan tidak bersedia pakai
didongkrak l,mtuk menahan laju
kondom, maka anda tidak bersedia
penularan IMS atau HIV. Salah satu cara
berhubungan seks dengan dia.
mendongkraknya adalah dengan
meningkatkan aktivitas negosiasi
3. Kiat-kiat Negosiasi Kondom.
kondom di kaiangan orang orang yang
Dalam upaya melakukan negosiasi
berperilaku seks berisiko, misalnya
kondom dengan pasangannya KD
antara penjaja seks dan pelanggannya.
me,nghadapi berbagai tantangan,
..
BAHAN
PEMBELAJARAN
antara lain:
a. Bukan hal yang mudah bagi KD untuk bisa melakukan sebuah negosiasi yang
setara karena seringkali mereka, terutama penjaja seks, mengalami hambatan
kom!Jnikasi ketika berhadapan dengan pasangan yang seringkali merasa
memiliki posisi tawar lebih tinggi, dengan kata lain merasa berkuasa karena
memiliki uang.
b. Banyaknya karakter yang ditemui membutuhkan strategi yang harus
disesuaikan dengan karakternya. Bahkan kadang sebuah strategi belum tentu
akan berhasil pada semua orang dengan karakter yang sama. Selain tentang
strategi yang beragam, sering juga KD mengabaikan negosiasi kondom
dengan pasangan tetap atau pacarnya, apalagi kalau sudah merasa dicintai dan
membutuhkan pasangannya tersebut.
c. Relasi dan sistem yang ada di lingkungan KD berada memberikan kontribusi
yang besar pada KD untuk mampu melakukan negosiasi yang gencar pad a
setiap pasangannya. Pada sebuah sistem ケセャョァ@
mengijinkan semua KD untuk
menerima tawaran hubungan seks tanpa kondom dengan imbalan yang
menggiurkan ak.an sulit sekali bagi anggotanya untuk konsisten dengan aksi
negosiasi kondomnya. ,Ditambah lagi dengan persaingan antar peer atau
sesamanya, bukan merupakan hal baru, dan ini terjadi dimanamana.
d. Ekonomi atau kondisi keuangan yang dipengaruhi oleh tingkat kebutuhan KD
dikombinasikan dengan tawaran menggiurkan dari pasangan bukan hal yang
4
mudah untuk diabaikan. Pada kondisi tertentu dimana saat keadaan keuangan
menurun dan tingkat kebutuhan tetap tinggi, maka disinilah tantangan berat
Ell .
BAHAN
PEMBELAJARAN
bagi KD untuk berani konsisten dengan
tindakan negosiasi kondom.
e. Pengetahuan dan keterampilan yang
memadai juga memberikan
akan mendorong setiap KD untuk
meneoba menawarkan dan
bernegosiasi kondom dengan
pasangan atau tamunya.
pengaruh yang tidak keeil. Jelas
Sehubungan dengan itu perlu dipelajari
sekali bahwa KD yang memiliki
kiatkiat negosiasi kondom, sebagai
pengetahuan dan keterampilan
berikut:
komunikasi yang lebih baik akan
lebih sering melakukan negosiasi
kondom daripada KD lain yang tidak
memiliki pengetahuan dan
keterampilan komunikasi yang
memadai.
f. Pihak ketiga yang berpengaruh
terhadap tindakan negosiasi kondom
yang dilakukan oleh KD eukup
banyak, misalnya dukungan dari
paear atau pasangan tetap,
peraturan yang diterapkan oleh
penguasa lokal, dan lainlain .
g. Ketersediaan alat negosiasi, misalnya
kondom dan pelicin. Adanya alat
pencegahan setiap saat di lokasi atau
tempat transakasi seksual dilakukan
a. Biearalah dahulu tentang sesuatu
yang menarik perhatian pasangan,
jangan langsung menawarkan
penggunaankondom.
b. Bicaralah dengan santai, tidak
memaksa tentang :
• Nilai lebih penggunaan kondom
untuk kesenangan dan keamanan.
• Penggunaan kondom tidak akan
mengganggu kenikmatan seksual.
• Pemasangan kondom itu mudah.
c. Lakukan caracara negosiasi.
d. Jangan bersikap menggurui.
e. Lakukan dengan berbagai eara
persuasif.
f. Lakukanlah, jangan hanya dipikirkan.
BAHAN
PEMBELAJARAN
menggunakan kondom, serta
keterampilan cara pemasangan
kondom.
2. Memberikan pengetahuan yang benar
tentang pentingnya melakukan
negosiasi kondom di setiap kejadian
transaksi dan hubungan seksual.
3. Mengajarkan kiat negosiasi kondom
yang telah berhasil dilakukan oleh
orang lain yang sama profesi dan
statusnya dengan kelompok
dampingan saat itu.
PL memi!iki peran penting dalam upaya
meningkatkan angka penggunaan
kondom yang dipacu dari tindakan
negosiasi kondom yang dilakukan oleh
semua kalangan kelompok dampingan.
Pada dasarnya peran PL dalam
memotivasi kelompok dampingan
melakukan negosiasi kondom dengan
pasangan atau tamu adalah:
1. Memberikan pengetahuan yang jelas
dan benar kepada KD tentang
manfaat, keuntungan dan kerugian
Halhal lain yang berkaitan dengan peran
PL dalam memotivasi KD untuk melakukan
negosiasi kondom dapat ditambah dengan
membaca kembali materi Dukungan
Informasi dalam mengubah perilaku
berisiko menjadi Perilaku Aman, pada
modul Perilaku Berisiko dan Perilaku Aman .
.
. . . . . . . . . . . . . . 4 • • • • • • , 1 • • • • • • • • •· •
•
,
••••
REFERENSI
- ••••• •
••••••••••••• I
•••• t ••••••••••
we
FHI, 2004, Handout Basic Outreach Skill Training.
lAMPIRAN
lEMBAR AKTIVITAS
BERMAIN PERAN NEGOSIASI KONDOM.
Panduan
Langkah 1:
Bagi peserta menjadi 4 kelompok dan
minta peserta berkumpul dalam
kelompoknya masingmasing.
Langkah 2:
Jelaskan aturan mainnya.
Aturan main bermain peran negosiasi
kondom:
• Setiap kelompok mendapatkan 1
skenario role play.
• Semua kelompok punya waktu 10
menit untuk persia pan.
• Setiap kelompok memiliki kebebasan
untuk mengatur peran dalam role play.
• Setiap kelompok diberi waktu maksimal
10 menit melakukan role play.
• Peserta yang tidak sedang role play
memperhatikan role play di depan kelas.
Langkah 3:
Tanya peserta apakah sudah memahami
aturan mainnya.
Apabila ya, bagikan skenario role play
pad a setiap kelompok dan minta semua
kelompok menyiapkan role play kelompoknya.
Hentikan persiapan setelah 10 menit.
lAMPIRAN
1
LEMBAR AKTIVITAS
BERMAIN PERAN NEGOSIASI KONDOM.
Langkah 4:
penampilannya. Dalam jangka pendek,
Minta kelompok 1 melakukan role play.
mungkin kondom akan menyebabkan KD
Ingatkan peserta kelompok lain agar
butuh lebih banyak waktu melayani
memperhatikan dan jangan sibuk sendiri
tamu, tetapi melindungi diri dari IMS dan
menyiapkan role play kelompoknya.
HIV. Kalau sudah terkena IMS atau HIV,
Hentikan role play kelompok 1 setelah 10
bukan hanya harus mengeluarkan uang
men it.
tetapi banyak tamu akan menghindari
mereka.
Langkah 5:
Lakukan sesuai dengan langkah 4
Skenario 2 :
tersebut pada kelompok 2,3 dan 4.
Penekanan role play ini, pada aspek
komersial dari negosiasi. Bila klien bebas
Langkah 6:
dari IMS dan HIV karena selalu
Minta semua peserta untuk kembali ke
menggunakan kondom maka dia dapat
tempat duduknya masingmasing.
mempromosikan dirinya sebagai PS
paling aman dan paling OK di lokasi .
Skenario Bermain Peran
Negosiasi Kondom
Skenario 1 :
Penekanan role play ini, pada
kemampuan PL meyakinkan KD
melindungi diri, terlebih karena orang HIV
positiftidak dapat dilihat dari
Dengan demikian dapat mendatangkan
lebih banyak tamu.
Skenario 3:
Penekanan role play ini, pada aspek
emosi9nal. Kalau kita menyayangi orang
maka akan melindungi orang tersebut
dari penyakit. Perbedaa n dia ntara tamu
lEMBAR AKTIVIT AS 1
BERMAIN PERAN NEGOSIASI KONDOM.
dan pacar dapat berupa pelayanan
dengan hati, bukan pelayanan untuk uang.
Skenario 4:
Penekanan role play ini pada pemahaman
situa si dan kondi si, bahwa tidak setiap
saat kita haru s membicarakan penawaran
pakai kondom pada pasangan terutama
tamu. Pemasangan kondom dengan
diamdiam sangat bisa dilakukan.
Yang penting lakukan dengan cepat,
sehingga membutuhkan keterampilan
memas;mg kondom dengan sangat lihai.
lAMPIRAN
1
lAMPIRA
EVAlUASI
AKHIR MODUl
Panduan
Apabila masih banyakjawaban yang
• Sa;npaikan pertanyaan pada peserta
salah, fasilitator memberi penjelasan
secara lisan, beberapa pertanyaan
tentang negosiasi kondom.
• Sampaikan pertanyaan satu persatu.
• Hindari dominasi dari peserta dominan.
• Hindari menunjuk orang tertentu.
• Adanya souvenir sederhana akan
membuat semakin menarik
perhatian peserta.
Pertanyaan
1. Apa pengertian negosiasi?
' 2. Apa pengertian negosiasi kondom?
3. Sebutkan prinsipprinsip negosiasi!
4. Sebutkan prinsipprinsip negosiasi
kondom!
5. Sebutkan dua kiat dalam negosiasi
kondom!
6. Apa peran PL dalam memotivasi KD
untuk melakukan negosiasi
penggunaan kondom?
secara sing kat.
LAMPIRAN
SLIDE PRESENTASI
TUJUAN PEMBELAJARAN UMUM
Setelah mempelajari materi, pese"rta
mampu melakukan peran petugas
lapangan dalam memotivasi
kelompok dampingan melakukan
negosiasi penggunaan kondom
.
"
"
,
lAMPIRAN
3
SLIDE PRESENTASI
TUJUAN PEMBELAJARAN KHUSUS:
Setelah mempelajari materi
peserta mampu:
• Menjelaskan pengertian
negosiasi kondom
• Menjelaskan prinsipprinsip negosiasi kondom
• Menjelaskan kiatkiat negosias; konrlom
• Melakukan peran petugas lapangan dalam memotivasi
kelompok dampingan melakukan negosiasi penggunaan
kondom
•
-
--
-
-
-
- -
--
---- -
-MNセ@
Mセ
.,I,' '"
j:' . . . 10.".\
NEGOSIASI KONDOM
Upaya mempengaruhi
pasangan seks untuk
melakukan perilaku seks
aman dengan menggunakan
kondom demi kepentingan
bersama
.
.'
---
-
-
---セ@
• 1 ••
.)10..
1
l AMPIRAN3
SliDE PRESENTASI
PRINSIP NEGOSIASI KONDOM
- .
..'
.
• Sampaikan dengan cara yang
menyenangkan, jangan terlihat
memaksa
• Pahami pola pikir pihak lain
• Kemukakan kepentingan atau
manfaat bagi pihak lain
• Hadapi hasil negosiasi tersebut
dengan sikap konsisten
.
セ@
Mセ@
セM@
セ
f
セ@
III
,;. f
セ@
1
KIAT - KIAT NEGOSIASI
• Bernegosiasilah, jangan memaksa
• Tawarkan nilai lebih dari penggunaan kondom,
tidak melulu tentang keamanan, tapi tentang
kesenangan
• Lakukan dengan berbagai cara
• Lakukanlah, jangan hanya dipikirkan
.
-
-
--
-
-
-
-
-
l AMPIRAN 3
SLIDE PRESENTASI
TANTANGAN KD DALAM NEGOSIASI
KONDOM(l)
• Bukan hal yang mudah, bukan berarti
tidak bisa
• Karakter pasangan yang beragam
• Relasi dan sistem yang ada
• Ekonomi atau kondisi keuangan saat
itu
• Pengetahuan dan
keterampilan saat itu
• Pihak ketiga yang
berpengaruh
• Ketersediaan alat negosiasi
lAMPlRAN3
SLIDE PRESENTASI
PERAN Pl DAlAM MEMOTIVASI KD UNTUK
MElAKUKAN NEGOSIASI PENGGUNAAN KONDOM
• Memberikan pengetahuan tentang
pentingnya negosiasi kondom di setiap
kejadian transaksi dan.hubungan seksual
• Mengajarkan trik negosiasi kondom yang
telah berhasil dilakukan oleh peer
.
-- r
1
f
セZ@
DAFTAR ISTILAH
ABC
AIDS
ASA
BCC
BCI
BSS
CBO
CLI
CM
CST
CTJ
CTR
DIC
Disko
Disple
DP
EI
FHI
GLI
GO
GRA
HC/PI
HIV
HO
HRM
IA
IBBS
ICPD
IDU
IE
III
IMS
10
IPP
IRA
ISR
KD
KDS
Kesek
Kespro
Kesrep
KL
Korlap
KPA
KPAD
KPAN
KPAP
KPP
KTS
1ILIK PERPUST /'1\
DEP: KESEHA TI r'
: Abstinence, Be Faithful, Condom
: Acquired Immunnodeficiency Syndrome
: Aksi Stop AIDS
: Behavior Change Communication
: Behavior Change Intervention
: Behavioral Surveillance Survey
: Community Based Organization
: Community Level Intervention
: Case Management
: Care Support and Treatment
: Ceramah Tanya Jawab
: Counseling, Testing and Referral
: Drop In Center
: Diskusi Kelompok
: Diskusi Pleno
: Direktur Program
: Effective Intervention
: Family Health International
: Group Level Intervention
: Gonorrhea (kencing nanah)
: Group Risk Assessment
: Health Communication/Public Information
: Human Immunodeficiency Syndrome
:Handout
: High Risk Men
: Implementing Agency
: Integrated Biological Behavioral Surveillance
: International Congress on Population and Development
: Injecting Drug User
: Intervensi Efektif
: Individual Level Intervention
: Infeksi Menular Seksual
: Infeksi Oportunistik
: Intervensi Perubahan Perila xu
: Individual RiskAssessment
: Infeksi Saluran Reproduksi
: Kelompok Dampingan
: Kelompok Dukungan Sebaya
: Kesehatan Seksual
: Kesehatan Reproduksi
: Kesehatan Reproduksi
: Koordinator Lapangan
: Koordinator Lapangan
: Komisi Penanggulangan AIDS
: Komisi Penanggulangan AIDS Daerah
: Komisi Penanggulangan AIDS Nasional
: Komisi Penanggulangan AIDS Provinsi
: Komunikasi Perubahan Perilaku
: Konseling dan Tes Sukarela
LA
LSL
LSM
MK
MP
MSM
MSW
NA
NAPZA
NGO
ODHA
OHIDHA
OR
PCM
PCRS
PO
PE
Penasun
PJ
PL
PM
PMS
PO
PP
PRI
PRK
PS
PSK
RNA
RTL
SA
Skrining
SOP
STl
UN
va
WHO
WPS
: Lembar Aktivitas
: LakiIaki yang berhubungan Seks dengan Laki: Lembaga Swadaya Masyarakat
: Manajer Kasus
: Manajer Program
: Men who have Sex with Men
: Male Sex Worker
: Need Assessment
: Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif.
: Non Governmental Organization
: Orang Dengan HIV/AIDS
: Orang Hidup dengan HIV/AIDS (istri, suami, keluarga ODHA)
: Outreach
: Prevention Case Management
: Partner Counseling and Referral Services
: Program Director
: Peer Educator
: Pengguna Narkoba Suntik
: Penanggung Jawab
: PetugasLapangan
: Program Manager
: Penyakit Menular Seksual
: Petugas Outreach
: Panduan Pembelajaran
: Penilaian Risiko Individu
: Penilaian Risiko Kelompok
: Pekerja Seks
: Pekerja Seks Komersial
: Rapid Need Assessment
: Rencana Tindak Lanjut
: Sub Agreement (proposal kerja sama)
: Penapi.san (screening)
: Standard Operating Procedure
: Sexually Transmitted Infection
: United Agency (Perserikatan BangsaBangsa/PBB)
:Voluntary Counseling and Testing
: World Health Organization
: Wanita Pekerja Seks
DAFTAR PENYUSUN DAN KONTRIBUTOR
Penyusun:
1. Ciptasari Prabawanti, SPsi, MSc
2. Erlian Rista Aditya, SSos
3. Meytha Nurani, SKM
4. Ida Bagus Sutakertya, MSi
5. Henri Puteranto, SSos
6. Tetty Rachmawati, MSW
7. Supriyanto Siamet, SE
8. Drs. Made Efo Suarmiartha
9. Stephanie T. Pirolo, MEd
10. Dr. Tjutjun Maksum, MPH
.
.
Kontributor:
1. Ir. Niniek Suharini
2. Drg. Yusra, Mkes
3. Ir. Anis Abdul Muis, Mkes
4. TH Irawati, SKM, Mkes
5. Bayu Aji, SKM, MPPM
6. Intan Endang, SKM, Mkes
7. Drg. Angger Rina Widowati, MKM
8. Drg. Dyah Erti Mustikawati, MPH
9. Dr. Asik Surya, MPPM
10. Dr. Jeanne Uktolseja, M.Epid
11 . Victoria Indrawati, SKM, MSc
12. Dr. Endang Budi Hastuti
13. Dr. Hariadi Wisnu Wardhana
14. Eko Saputro, SKM,M.Epid
15. Eli Winardi, SKM,M.Epid
16 . Dimas Budi W,SKM
17. Rachma Febriana, SKM
18. Eva Muzdalifah, SKM
15. Fadia Miralka
16. Zahra Eka Putri, SKM
Desain Grafik: Arifin Fitrianto
PPKMI
Pusat Promkes Depkes
Pusat Promkes Depkes
Pusat Promkes Depkes
Pusat Promkes Depkes
Pusat Promkes Depkes
Pusdiklat SDM Kesehatan
Subdit AIDS & PMS
Subdit AIDS & PMS
Subdit AIDS & PMS
Subdit AIDS & PMS
Subdit AIDS & PMS
Subdit AIDS & PMS
Subdit AIDS & PMS
Subdit AIDS & PMS
Subdit AIDS & PMS
Subdit AIDS & PMS
Subdit AIDS & PMS
Subdit AIDS & PMS
Subdit AIDS & PMS
..
ISBN 978-979-9254-7b-4(jij.].)
YQセiスュ
カセ@
G セ@
i
セ@
KOMISI
PENANGGULANGAN
AIDS
=at:.
USAID
OAJtJ AAJCYAT AJ'1ikIt(A
セ@
a ォウ セ G@
Stop
AIDS
•
fr:\
fhl
Family Health
International
y
The Global Fund