HUBUNGAN PAPARAN GETARAN MEKANIS DENGAN KELELAHAN KERJA DAN GANGGUAN KESEHATAN PADA TENAGA KERJA BAGIAN PRODUKSI Hubungan Paparan Getaran Mekanis Dengan Kelelahan Kerja Dan Gangguan Kesehatan Pada Tenaga Kerja Bagian Produksi PT. Putri Indah Pertiwi Des

(1)

PT. PUTRI INDAH PERTIWI DESA PULE, GEDONG, PRACIMANTORO, WONOGIRI

NASKAH PUBLIKASI

Disusun Oleh :

ANGGA WIRA PURNAMA J 410 100 033

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2015


(2)

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT

Jl. A. Yani Tromol Pos I – Pabelan, Kartasura Telp. (0271) 717417, Fax : 7151448 Surakarta 57102

Surat Persetujuan Artikel Publikasi Ilmiah

Yang bertanda tangan ini pembimbing/ skripsi/ tugas akhir : Pembimbing I

Nama : Dr. Suwadji, M.Kes. NIK : 195311231983031002 Pembimbing II

Nama : Tarwaka,PGDip.sc.,M.Erg. NIP/NIK : 196409291988031019

Telah membaca dan mencermati naskah artikel publikasi ilmiah, yang merupakan ringkasan skripsi/tugas akhir dari mahasiswa:

Nama : Angga Wira Purnama NIM : J 410 100 033

Program Studi : Kesehatan Masyarakat Judul Skripsi :

“HUBUNGAN PAPARAN GETARAN MEKANIS DENGAN KELELAHAN KERJA DAN GANGGUAN KESEHATAN PADA TENAGA KERJA BAGIAN PRODUKSI PT. PUTRI INDAH PERTIWI DESA PULE, GEDONG, PRACIMANTORO, WONOGIRI”

Naskah artikel tersebut, layak dan dapat disetujui untuk dipublikasikan. Demikian persetujuan dibuat, semoga dapat dipergunakan seperlunya.

Surakarta, Juni 2015

Pembimbing I Pembimbing II

Dr. Suwadji, M.Kes. Tarwaka,PGDip.sc.,M.Erg. NIK. 195311231983031002 NIK. 196409291988031019


(3)

1 HUBUNGAN PAPARAN GETARAN MEKANIS DENGAN KELELAHAN KERJA DAN GANGGUAN KESEHATAN PADA TENAGA KERJA BAGIAN PRODUKSI PT. PUTRI INDAH PERTIWI DESA PULE, GEDONG, PRACIMANTORO, WONOGIRI

Angga Wira Purnama*, Suwadji**, Tarwaka***

*Mahasiswa S1 Kesehatan Masyarakat FIK UMS, **Dosen Kesehatan Masyarakat FIK UMS, *** Dosen Kesehatan Masyarakat FIK UMS

ABSTRAK

Proses industriliasisasi dan modernisasi kehidupan disertai semakin meluasnya aplikasi teknologi maju yang antara lain jelas nampak dari kian bertambahnya dengan cepat penggunaan beraneka ragam mesin dan peralatan kerja mekanis yang dijalankan oleh motor penggerak. Mesin dan peralatan kerja mekanis tersebut menimbulkan getaran yaitu gerakan yang teratur dari benda atau media dengan arah bolak-balik dari kedudukan keseimbangannya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan paparan getaran mekanis dengan kelelahan kerja dan gangguan kesehatan pada tenaga kerja bagian produksi PT. Putri Indah Pertiwi Desa Pule, Gedong, Pracimantoro, Wonogiri. Metode penelitian ini menggunakan rancangan observational dengan pendekatan cross-sectional. Populasi penelitian ini adalah seluruh pekerja laki-laki shift siang pada bagian produksi PT. Putri Indah Pertiwi berjumlah 17 orang. Sampel penelitian yaitu 17 pekerja laki-Iaki diambil dengan teknik purposive sampling.Uji statistik menggunakan uji Korelasi Pearson Product Moment

dengan hasil analisis diperoleh nilai p=0,00<0,05 dan nilai korelasi r= 0,910 (signifikan, sangat kuat) sehingga ada hubungan getaran mekanis dengan kelelahan kerja. Selain itu dipeoleh nilai p=0,031<0,05 dan nilai korelasi r= 0,522 (signifikan, sedang) sehingga ada hubungan getaran mekanis dengan gangguan kesehatan. Diperoleh juga nilai p=0,008<0,05 dan nilai korelasi r= 0,618 (signifikan, kuat) sehingga ada hubungan kelelahan kerja dengan gangguan kesehatan. Dengan hasil nilai yang singnifikan dan saling berkorelasi yang berarti ada hubungan paparan getaran mekanis dengan kelelahan kerja dan gangguan kesehatan pada tenaga kerja bagian produksi PT. Putri Indah Pertiwi Desa Pule, Gedong, Pracimantoro, Wonogiri.

Kata kunci : Getaran Mekanis, Kelelahan Kerja, Gangguan Kesehatan.

ABSTRACT

The process of industrialization and modernization of life with the increasingly widespread application of advanced technologies, among others, clearly visible from growing rapidly increasing use of diverse machinery and equipment mechanical work carried out by the motor. Machinery and equipment mechanical work raises the vibration is regular movement of objects or media with alternating direction from its equilibrium position. The purpose of this study was to determine the relationship of exposure to mechanical vibration at work fatigue and health problems in labor production PT. Putri Indah Pertiwi in the Pule village, Gedong, Pracimantoro, Wonogiri. This research method using observational design with cross-sectional approach. The study population was all male workers on the day shift production PT. Putri Indah Pertiwi numbered 17 people. The research sample is male-17 workers were taken by purposive sampling technique. Statistical test using Pearson Product Moment Correlation test with the results of the analysis obtained by value p = 0.00 <0.05 and a value of correlation r = 0.910 (significant, very strong) so that there is a connection with the mechanical vibration fatigue. Besides the values obtained p = 0.031 <0.05 and a


(4)

2

value of correlation r = 0.522 (significant, moderate) so that no mechanical vibration relationship with health problems. Also obtained the value p = 0.008 <0.05 and a value of correlation r = 0.618 (significant, strong) so that no fatigue working relationship with health problems. With the results significant value and correlated, which means there is a correlation with exposure to mechanical vibration fatigue and health problems in labor production PT. Putri Indah Pertiwi in the Pule village, Gedong, Pracimantoro, Wonogiri. Keywords : Mechanical Vibrations, Fatigue Work, Health Problems.

PENDAHULUAN

Dalam era globalisasi dewasa ini, persaingan diantara perusahaan baik di dalam maupun luar negeri semakin ketat dan keras. Disamping itu juga terjadi perubahan-perubahan yang sangat cepat dan berbagai masalah perdagangan yang sangat komplek. Dewasa ini juga telah terjadi trend dan pengaruh terhadap peradaban kehidupan manusia terjadinya perubahan dari masyarakat industri menuju masyarakat informasi, teknologi manual menjadi teknologi tinggi (high tech and high touch) ekonomi nasional selalu dipengaruhi perubahan ekonomi dunia (Anna, 2013).

Proses industriliasisasi dan modernisasi kehidupan disertai semakin meluasnya aplikasi teknologi maju yang antara lain jelas nampak dari kian bertambahnya dengan cepat penggunaan beraneka ragam mesin dan peralatan kerja mekanis yang dijalankan oleh motor penggerak. Mesin dan peralatan kerja mekanis tersebut menimbulkan getaran yaitu gerakan yang teratur dari benda atau media dengan arah bolak-balik dari kedudukan keseimbangannya. Menurut Undang-undang No.1 Tahun 1970 tentang keselamatan kerja pasal 3 ayat 1(g) yaitu “Mencegah dan mengendalikan timbulnya atau menyebar luasnya suhu, kelembaban, debu, kotoran, asap, uap, gas, hembusan angin, cuaca, sinar atau radiasi,

suara dan getaran” dan sebagaimana diketahui getaran ini menyebar kepada lingkungan dan

merupakan bagian dari tenaga

yang sumbernya adalah mesin atau peralatan mekanis. Sebagian dari kekuatan mekanis mesin atau peralatan kerja disalurkan kepada tubuh tenaga kerja dalam bentuk getaran mekanis. Berbeda dengan getaran udara yang pengaruhnya adalah akustik, getaran mekanis menyebabkan resonansi organ dan jaringan tubuh , sehingga pengaruhnya kepada tenaga kerja yang terpapar kepada getaran mekanis bersifat mekanis. Getaran yang dihasilkan oleh mesin yang melebihi NAB bila terpapar oleh manusia atau pekerja dapat menimbulkan

gangguan kesehatan (Suma’mur, 2009).

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan Ariyanto (2009), menyatakan ada hubungan positif yang sangat bermakna (sangat signifikan) antara getaran seluruh tubuh dan


(5)

3 getaran tangan dan lengan dengan perasaan kelelahan kerja, dimana semakin tinggi paparan getaran yang diterima pekerja. Adapun keeratan variabel ditunjukkan dengan nilai koefisien kotingensi (r)= 0,607 untuk getaran seluruh tubuh yang berarti kuatnya korelasi antara getaran seluruh tubuh dan perasaan kelelahan kerja, sedangkan untuk getaran tangan dan lengan berkorelasi sedang dengan perasaan kelelahan kerja dengan koefisien kontingensi (r)= 0,494. Selain itu berdasarkan penelitian Anna (2013), Menyatakan hasil uji statistik terhadap hubungan getaran mekanis dengan kelelahan kerja umum pada pekerja gerinda bagian

welding 2 pada PT. INKA (Persero) Madiun menunjukkan hasil sangat signifikan, yaitu p-value = 0,003 dan korelasi(r) = 0,368.

PT. Putri Indah Pertiwi merupakan salah satu Industri yang mengelola batu gamping/kapur di Desa Pule, Kelurahan Gedong, Pracimantoro, Wonogiri. Industri pengolahan batu gamping/kapur ini terdiri dari 99 pekerja termasuk staff atau karyawan dan mempunyai 6 (enam) bagian kerja yaitu staff/karyawan, produksi (penggilingan dan pengepakan), lapangan (pengangkutan dan penata batu gamping), gudang, mekanik, dan

security. Bagian yang paling terpapar oleh getaran mekanis adalah bagian produksi, karena pada bagian produksi terdiri dari 3 (tiga) mesin yang digunakan untuk menghancurkan batu gamping menjadi bubuk kapur dengan intensitas getaran yang cukup tinggi. PT. Putri Indah Pertiwi memiliki 2 (dua) shift kerja yaitu pukul 06.00-12.00 shift pagi dengan jumlah pekerja sebanyak 40 dan pukul 12.00-18.00 shift siang dengan jumlah pekerja sebanyak 40 dan Staff sebanyak 19 pekerja.

Berdasarkan survei pendahuluan yang dilakukan pada bulan Januari 2015 di PT. Putri Indah Pertiwi Desa Pule, Gedong, Pracimantoro, Wonogiri, bahwa jumlah keseluruhan pekerja khusus pada bagian produksi sebanyak 42 orang yang terdiri dari 25 pekerja shift pagi dan 17 pekerja shift siang. Survei awal ini dilakukan dengan wawancara dari 12 pekerja diperoleh hasil bahwa pekerja yang mengalami kelelahan sebesar 9 (52,94%) pekerja. Hal ini disebabkan intensitas getaran yang cukup tinggi dan 3 (17,64%) pekerja mengalami kelelahan ringan. Intensitas getaran mekanis yang dihasilkan oleh mesin produksi PT. Putri Indah Pertiwi diperkirakan melebihi nilai ambang batas yaitu sebesar > 4 m/s². Kondisi lingkungan kerja tersebut tidak aman karena melebihi NAB yang dapat menimbulkan kelelahan kerja dan gangguan kesehatan.


(6)

4 METODE

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian observasional. Rancangan penelitian ini dengan menggunakan study potong lintang (cross sectional). Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari – Maret 2015 di PT. Putri Indah Pertiwi Desa Pule, Gedong, Pracimantoro, Wonogiri. Populasi penelitian ini adalah seluruh pekerja laki-laki shift siang pada bagian produksi PT. Putri Indah Pertiwi berjumlah 17 orang. Sampel penelitian yaitu 17 pekerja laki-Iaki diambil dengan teknik purposive sampling. Teknik untuk pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan Nonprobability Sampling dengan teknik Purposive Sampling, dimana seluruh populasi dijadikan sampel (Nugroho, 2011).

Analisis data menggunakan analisis uji statistik Correlation pearson product moment

dengan tingkat signifikan a < 0,05 dengan tingkat kepercayaan 95%, analisis dilakukan untuk membuktikan hubungan paparan getaran mekanis dengan kelelahan kerja dan gangguan kesehatan.

HASIL

A.Karakteristik Responden

1. Karakteristik Distribusi Responden Berdasarkan Umur

Tabel 1. Karakteristik Distribusi Responden Berdasarkan Umur

No Umur (Tahun) Frekuensi Prosentase (%)

1 20 - 30 5 29,41

2 31 - 40 2 11,76

3 41 – 60 10 58,82

Jumlah 17 100

Tabel 1. menunjukkan bahwa rentang umur responden paling banyak yaitu pada umur 41-60 tahun dengan prosentase 58,82%, dan paling sedikit umur 20-30 tahun dengan prosentase 29,41%. Berdasarkan data tersebut didapatkan usia karyawan yang bekerja pada PT. Putri Indah Pertiwi yang termuda 22 tahun dan tertua 57 tahun dengan rata-rata usia 42 ± 2,854 tahun sehingga dengan usia tersebut sangat rentang terjadinya gangguan kesehatan pada karyawan.


(7)

5 2. Karakteristik Responden Berdasarkan Masa Kerja

Tabel 2. Karakteristik Distribusi Responden Berdasarkan Masa Kerja No Masa Kerja (Tahun) Frekuensi Prosentase (%)

1 1 - 5 11 64,70

2 6 – 10 5 29,41

3 > 10 1 5,88

Jumlah 17 100

Berdasarkan tabel 2. tentang karakteristik responden berdasarkan masa kerja diketahui bahwa masa kerja responden atau pekerja paling banyak yaitu pada masa

kerja ≤ 5 tahun dengan prosentase 64,70%, sedangkan masa kerja responden atau

pekerja ≤ 10 tahun adalah 29,41% dan masa kerja responden atau pekerja paling

sedikit yaitu pada masa kerja >10 dengan prosentase 5,88%. Masa kerja responden paling sedikit 1 tahun dan paling lama 10 tahun dengan rata-rata masa kerja 5 ± 2,876 tahun. Masa kerja didominasi antara 1-5 tahun karena perusahaan tersebut bukan termasuk perusahaan yang menjadi tujuan bagi pencari pekerja baru.

3. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis kelamin

Tabel 3. Karakteristik Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

No Jenis kelamin Frekuensi Prosentase (%)

1 Laki-laki 17 100

2 Perempuan 0 0

Jumlah 17 100

Berdasarkan tabel 3. tentang karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin diketahui bahwa seluruh responden berjenis kelamin laki-laki. Hal ini disebabkan pekerjaan tersebut cukup berat dan membutuhkan tenaga yang lebih kuat.

B.Hasil Analisis Univariat

1. Distribusi Responden Berdasarkan Pengukuran Getaran Mekanis

Tabel 4. Distribusi Responden Berdasarkan Pengukuran Getaran Mekanis No Getaran Mekanis Frekuensi Prosentase (%)

1 Di atas NAB 13 76,47

2 Di bawah NAB 4 23,53


(8)

6 Berdasarkan hasil penelitian distribusi responden berdasarkan pengukuran getaran mekanis menunjukkan bahwa paling banyak responden dengan tingkat diatas NAB yaitu 13 orang (76,47%) dan dibawah NAB yaitu 4 orang (23,52%) responden. 2. Distribusi Responden Berdasarkan Pengukuran Kelelahan Kerja

Tabel 5. Distribusi Responden Berdasarkan Pengukuran Kelelahan Kerja No Kelelahan Kerja Frekuensi Prosentase (%)

1 Belum lelah 4 23,52

2 Lelah ringan 5 29,41

3 Lelah sedang 4 23,52

4 Lelah berat 4 23,52

Jumlah 17 100

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh distribusi data kelelahan terhadap 17 responden (100%) didapatkan sebanyak 4 responden (23,52%) dikategorikan belum lelah, 5 responden (29,41) lelah ringan, 4 responden (23,52%) dikategorikan lelah sedang dan 4 responden (23,52%) dikategorikan lelah berat.

C.Hasil Bivariat

1. Hubungan Getaran Mekanis Dengan Kelelahan Kerja

Tabel 6. Hasil Pengukuran Getaran Mekanis Dengan Kelelahan Kerja

Variabel penelitian

N

Rata-rata

Standar Deviasi

P-value

Pearson Correlation

(r)

Keterangan

Getaran

mekanis 17

4,094 1,98 0,00 0,910

Signifikan (sangat kuat) Kelelahan

kerja

17 403,92 147,37

Dari hasil kuesioner kelelahan kerja pada bagian produksi didapatkan data bahwa pada bagian tersebut mempunyai kelelahan kerja yang cukup tinggi. Berdasarkan uji statistik dengan korelasi product moment didapatkan nilai 0,00< 0,05 sehingga disimpulkan bahwa ada hubungan signifikan dengan korelasi sangat kuat antara getaran mekanis dengan kelelahan kerja.


(9)

7 2. Hubungan Paparan Getaran Mekanis dengan Gangguan Kesehatan

Tabel 7. Hasil Pengukuran Getaran Mekanis Dengan Gangguan Kesehatan Variabel

penelitian

N

Rata-rata Standar Deviasi P-value Pearson Correlation (r) Keterangan Getaran

mekanis 17

4,094 1,98 0,031 0,522

Signifikan (sedang) Gangguan

Kesehatan

17 6,06 2,98

Berdasarkan data pada tabel 7. di atas dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara getaran mekanis dengan gangguan kesehatan dan kelelahan kerja. Getaran terdiri atas dua jenis yaitu getaran tangan (tool hand vibration) dan getaran seluruh tubuh (whole body vibration). NAB getaran tangan adalah 4 m/detik2. Dampak negatif yang dapat ditimbulkan oleh getaran adalah kelainan pada peredaran darah dan syaraf, serta kerusakan pada persendian dan tulang berupa rasa nyeri sampai dengan mati rasa.

Berdasarkan perhitungan dengan menggunakan uji korelasi product moment

didapatkan nilai p value sebesar 0,031 < p(0,05), dengan demikian Ho ditolak dan Ha diterima, sehingga dapat disimpulkan ada hubungan signifikan antara getaran mekanis dan gangguan kesehatan dengan korelasi sedang.

3. Hubungan Paparan Kelelahan Kerja dengan Gangguan Kesehatan

Tabel 8. Hasil Pengukuran Kelelahan Kerja Dengan Gangguan Kesehatan

Variabel penelitian

N

Rata-rata Standar Deviasi P-value Pearson Correlation (r) Keterangan Kelelahan

Kerja 17

403,92 147,37 0,008 0,618

Signifikan (kuat) Gangguan

Kesehatan

17 6,06 2,98

Analisis bivariat dalam penelitian ini menggunakan uji korelasi product moment

dimana uji tersebut digunakan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara variabel bebas yaitu getaran mekanis dengan variabel terikat yaitu kelelahan kerja.

Berdasarkan perhitungan dengan taraf kepercayaan 95% diperoleh p value sebesar 0,008 <p(0,05), dengan demikian Ho ditolak dan Ha diterima, sehingga dapat disimpulkan ada hubungan signifikan dengan korelasi yang kuat antara kelelahan kerja dan gangguan kesehatan.


(10)

8 PEMBAHASAN

A.Hubungan Paparan Getaran Mekanis Dengan Kelelahan Kerja

Berdasarkan hasil pengukuran paparan getaran mekanis didapat nilai paparan yang melebihi NAB yaitu nilai mean 4,094 M/s2 dengan intensitas getaran mekanis 4,5 M/s2. Hal ini tidak sesuai dengan Permenaker No. PER. 13/MEN/X/2011 menyatakan bahwa NAB getaran mekanis sebesar 4 M/s2. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa kondisi lingkungan kerja bagian produksi yang terpapar getaran mekanis sudah tidak aman karena melebihi NAB.

Berdasarkan distribusi data bagian produksi didapatkan perhitungan data dengan menggunakan uji statistik korelasi product moment didapatkan nilai p value sebesar 0,00 < 0,05 dan nilai r 0,910, sehingga disimpulkan bahwa ada hubungan signifikan yang sangat kuat antara getaran mekanis dengan kelelahan kerja pada karyawan bagian produksi PT. Putri Indah Pertiwi, Pule Gedong, Pracimantoro, Wonogiri.

Hasil penelitian tersebut sejalan dengan penelitian Anna (2013), yang menyatakan hasil uji statistik terhadap hubungan getaran mekanis dengan kelelahan kerja umum pada pekerja gerinda bagian welding 2 pada PT. INKA (Persero) Madiun menunjukkan hasil sangat signifikan, yaitu p-value = 0,003 dan korelasi (r) = 0,368. Menurut penelitian Setyaningsih (2009), yang dilakukan pada operator bagian moulding Industri Pengolahan Kayu Brumbung Perum Perhutani Unit I Jawa tengah didapatkan hasil bahwa 68,8 % merasa teranggu dengan adanya getaran yang dihasilkan oleh mesin dan 70,2% merasa cepat lelah setelah bekerja akibat getaran yang ditimbulkan. Populasi penelitian ini adalah seluruh operator mesin bagian moulding sejumlah 37 pekerja. Sedang teknik pengambilan sampel dengan cara sampel keseluruhan/ total sampling dan sampel yang digunakan adalah seluruh operator yang memenuhi kriteria inklusi dan eklusi dan didapatkan sampel sebesar 37 orang. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan alat, yaitu untuk getaran mesin dengan vibration meter dan kelelahan dengan reaction timer. Data yang diperoleh dalam penelitian ini diolah dengan menggunakan statistik uji chi-square dengan

derajat kemaknaan α = 0,05. Dari hasil penelitian didapatkan bahwa 56,8 % mengalami

kelelahan kerja sedang + berat dan 43,2 % mengalami kelelahan kerja normal + ringan. Analisa data dengan mengunakan uji chi-square dan pengolahan dilakukan secara komputerisasi. Intensitas getaran berhubungan secara signifikan dengan kelelahan dengan nilai p-value sebesar 0,001.


(11)

9 Selain itu penelitian yang dilakukan Rinawati (2013), di PT. Iskandar Indah Printing Textile Surakarta bagian mesin tenun. Menyatakan Sampel penelitian dengan Win Episcope 2,0 berjumlah 31 responden yang terbagi masing-masing dalam 3 kelompok paparan getaran < 1 m/det2, 1 - 4 m/det2 dan > 4 m/det2 dan intensitas kebisingan dibawah 80 dBA, 80 - 85 dBA dan melebihi 85 dBA. Hasil penelitian menunjukkan bahwa uji korelasi diperoleh nilai signifikansi p value adalah 0,000 (R = 0,749) yang menyatakan ada hubungan paparan getaran mekanis dan kebisingan dengan kelelahan kerja pekerja di bagian mesin tenun PT. Iskandar Indah Printing Tekstile Surakarta. Dan koefisien determinasi R2 sebesar 0,560 yang berarti intensitas getaran mekanis dan intensitas kebisingan secara bersama-sama mampu mempengaruhi 56,0% perubahan pada variabel kelelahan kerja.

B.Hubungan Paparan Getaran Mekanis Dengan Gangguan Kesehatan

Berdasarkan penelitian paparan getaran mekanis didapatkan hasil nilai mean 4,094 M/s2 dengan intensitas getaran mekanis minimal 3,8 M/s2 dan maksimal 4,5 M/s2, sehingga dapat disimpulkan bahwa hubungan getaran mekanis berkategori di atas ambang batas berdasarkan Permenaker. Berdasarkan perhitungan dengan menggunakan uji

korelasi product moment didapatkan nilai p value sebesar 0,031 < p(0,05) dan nilai r

0,522. Dengan demikian Ho ditolak dan Ha diterima, sehingga dapat disimpulkan ada hubungan signifikan antara getaran mekanis dan gangguan kesehatan dengan korelasi sedang pada karyawan bagian produksi PT. Putri Indah Pertiwi, Pule Gedong, Pracimantoro, Wonogiri.

Hasil penelitian tersebut sejalan dengan penelitian Koesyanto, Rusdy (2010), yaitu hubungan antara getaran mesin produksi dengan carpal tunnel syndrome. Penelitian ini merupakan explanatory research dengan pendekatan belah lintang. Populasi dalam penelitian adalah seluruh operator mesin bagian produksi sejumlah 43 orang.Sampel yang diambil sejumlah 33 orang yang diperoleh dengan menggunakan teknik restriksi. Data yang diperoleh dalam penelitian ini diolah dengan meng- gunakan statistik uji chi-square

dengan derajat kemaknaan ( ά ) = 0,05. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian

besar responden menderita carpal tunnel syndrome 57,6 % dan tidak menderita carpal tunnel syndrome 42,4%. Dari uji statistik didapatkan nilai p untuk hubungan antara getaran mesin dan carpal tunnel syndrome sebesar 0,001 dengan nilai OR sebesar 39.

Menurut penelitian Hidayat (2012), yang menyatakan hasil uji terhadap paparan getaran mesin gerinda dan keluhan subyektif (hand arm vibration syndrome) pada tenaga


(12)

10 kerja di abadi dental laboratorium gigi Surabaya Berdasarkan hasil pengukuran intensitas paparan getaran mesin gerinda, besar intensitas getaran yang dihasilkan sebesar 0,3 m/detik2 – 1,2 m/detik2. Sebagian besar responden di Abadi Dental laboratorium mengalami keluhan hand arm vibration syndrome (72%), dengan keluhan terbanyak adalah kesemutan (38,9%). Tingkat kekuatan hubungan karakteristik individu yaitu umur dan lama kerja terhadap keluhan kesehatan berada dalam kategori sedang. Sedangkan Jenis kelamin dan masa kerja tidak memiliki hubungan terhadap keluhan kesehatan di Abadi Dental Laboratorium.

C.Hubungan Paparan Kelelahan Kerja Dengan Gangguan Kesehatan

Berdasarkan penelitian diperoleh distribusi data berdasarkan tingkat kelelahan kerja menunjukkan bahwa paling banyak responden dengan tingkat belum lelah 4 responden (23,52%), kelelahan ringan yaitu 5 responden (29,41%), lelah sedang 4 responden (23,52%), dan tingkat lelah berat yaitu 4 responden (23,52%). Berdasarkan perhitungan dengan menggunakan uji korelasi product moment dengan taraf kepercayaan 95% diperoleh p value sebesar 0,008 <p(0,05) dan nilai r 0,618. Dengan demikian Ho ditolak dan Ha diterima, sehingga dapat disimpulkan ada hubungan signifikan yang kuat antara kelelahan kerja dan gangguan kesehatan pada karyawan PT. Putri Indah Pertiwi, Pule Gedong, Pracimantoro, Wonogiri.

Menurut penelitian widowati (2011), yaitu pengaruh getaran benang lusi terhadap kelelahan mata operator loom weaving denim. Pada getaran mekanis dengan intensitas sampai dengan 4 m/det2 (maksimal getaran yang dianjurkan) mata masih dapat mengikuti getaran antara kepala dan sasaran, sedangkan untuk intensitas selanjutnya mata tidak dapat lagi mengikutinya. Getaran yang melebihi nilai ambang batas dapat menyebabkan kelelahan mata ditandai dengan gejala penurunan ketajaman mata, penglihatan rangkap atau kabur, sakit atau pegal di sekitar mata dan terjadinya kesalahan atau bahkan kecelakaan kerja. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui pengaruh getaran benang lusi pada mesin loom terhadap kelelahan mata operator bagian loom weaving. Metode penelitian ini bersifat explanatory dengan menggunakan pendekatan belah lintang, dimana sampel dipilih dengan teknik purposif sebanyak 13 orang. Hasil penelitian menunjukkan meningkatnya intensitas getaran 1 m/det2 akan diikuti dengan meningkatnya kelelahan mata responden sebesar 13.415 milidetik.


(13)

11 PENUTUP

A.Simpulan

1. Ada hubungan secara Signifikan antara getaran mekanis dengan kelelahan kerja dengan korelasi sangat kuat.

2. Ada hubungan secara Signifikan antara getaran mekanis dengan gangguan kesehatan dengan korelasi sedang.

3. Ada hubungan secara Signifikan antara kelelahan kerja dengan gangguan kesehatan dengan korelasi kuat.

4. Berdasarkan paparan getaran mekanis didapatkan hasil nilai mean 4,094 M/s2 dengan intensitas getaran mekanis minimal 3,8 M/s2 dan maksimal 4,5 M/s2, sehingga dapat disimpulkan bahwa hubungan getaran mekanis berkategori di atas ambang batas berdasarkan Permenaker No. PER.13/MEN/X/2011.

5. Berdasarkan hasil analisis pengukuran kelelahan kerja menunjukkan bahwa responden berdasarkan tingkat kelelahan kerja menunjukkan bahwa paling banyak responden dengan tingkat belum lelah 4 responden (23,52%), kelelahan ringan yaitu 5 responden (29,41%), lelah sedang 4 responden (23,52%), dan tingkat lelah berat yaitu 4 responden (23,52%).

6. Berdasarkan hasil analisis pengukuran gangguan kesehatan pada responden berkategori sedang dengan rata-rata skor 6 ± 2,98. Berdasarkan data tersebut dapat disimpulkan bahwa responden mengalami gangguan kesehatan dalam melakukan aktifitas pekerjaannya.

B. Saran

1. Bagi Perusahaan

a. Melakukan pembinaan tentang kesehatan dan keselamatan kerja karyawan dan pemberian penyuluhan kepada pekerja mengenai pentingnya bahaya dari getaran mekanis..

b. Diharapkan perusahaan dapat mengurangi gangguan mekanis yang menyebabkan getaran dengan cara pemberian peredam pada mesin produksi dengan frekwensi getaran yang cukup tinggi menggunakan damping.

c. Diharapkan agar dapat lebih mengendalikan bahaya dan upaya penanggulangan risiko kecelakaan kerja pada pekerja. Untuk masalah keengganan pekerja dalam menggunakan APD sebaiknya perusahaan memberikan hadiah/reward kepada


(14)

12 pekerja yang mentaati peraturan yang berlaku, agar tenaga kerja lebih semangat lagi untuk mematuhi memakai APD.

d. Menyediakan alat pelindung diri yang nyaman, tidak mengganggu gerak, dan tidak digunakan secara bergantian, khusus nya yang berkenaan dengan getaran mekanis seperti sepatu karet/booth dan sarung tangan karet.

2. Bagi Tenaga Kerja

Sebaiknya dapat lebih meningkatkan kesadaran dalam penggunaan Alat pelindung Diri (APD) terutama sepatu karet/booth dan sarung tangan karet yang telah disediakan oleh perusahaan dengan baik dan benar selama jam kerja berlangsung. 3. Bagi Peneliti Lain

Peneliti lain dapat melanjutkan penelitian yang lebih lanjut dengan lebih mengendalikan variabel pengacau yang ikut berpengaruh sehingga didapatkan hasil penelitian yang lebih baik lagi.

DAFTAR PUSTAKA

Anna Okta P.N.S.A.2013.Hubungan Getaran Mekanis Dengan Kelelahan Kerja Umum Pada Pekerja Gerinda Bagian Welding 2 P.T. Inka (Persero) Madiun. Universitas Negeri Sebelas Maret, Skripsi.

Annasyiatul Uhud, Kurniawati, Sonya Harwasih, Sri Redjeki Indiani. 2008. Pedoman Pelaksanaan Kesehatan Dan Keselamatan Kerja Untuk Praktek Dan Praktikum Di Laboratorium Teknik Gigi Program Studi Teknik Kesehatan Gigi. Surabaya : Universitas Airlangga.

Ari Yusniastuti.2008. Gizi dan Kesehatan. Yogyakarta: Graha ilmu.

Arif Budiono. 2005. Hubungan Antara Getaran Mekanis Alat Kerja Dengan Syndrome Getaran Lengan Tangan Pada Operator Mesin Dibagian Mouldingperum Perhutani Unit I Jawa Tengah. Universitas Negeri Semarang, Skripsi.

Ariyanto Nugroho. 2009. Hubungan Tekanan Panas, Getaran, Pengetahuan K3 Dan Perasaan Kelelahan Pekerja Di Bagian Cutting Dan Sewing PT. Mataram Tunggal Garment Yogyakarta. Jurnal medika respati.

Brauer,F .1989. Basic Ideas Of Mathematical Epidemiology. Canada: Department of mathematic.

Budiono Sugeng, R.M.S Jusuf, Andriana Pusparini. 2003. Bunga Rampai Hiperkes dan Keselamatan Kerja. Semarang : badan penerbit UNDIP.


(15)

13 Evi Widowati. 2011. Pengaruh Getaran Benang Lusi Terhadap Kelelahan Mata Operator

Loom Weaving Denim. Jurnal Kesehatan Masyarakat, KESMAS 7 (1) (2011) 1-7, ISSN 1858-1196

Fovilia. 2008. Kelelahan Kerja (Occupational Fatigue).

Http://www.eprints.undip.ac.id/25001/2/217 heryati/pdf. (Diunduh 20 Januari 2015).

Gabriel J.F. 1992. Fisika Kedokteran. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Gilmer, H. B. 1966. Industrial Psychology. Edisi Student International. Tokyo: Tosho printing Co.Ltd.

Herry Koesyanto, Yusuf Rusdi.2010. Hubungan Antara Getaran Mesin Produksi Dengan Carpal Tunnel Syndrome. Jurnal Kesehatan Masyarakat, KESMAS 5 (2) (2010) 89-94.

Herry Prakoso. 2013. Pengelolaan Lingkungan Kerja.

http://www.slideshare.net/rerulyanee/lingkungan-kerja-20396740 (Diunduh 28 Januari 2015).

Harrington J. M. 2003. Buku Saku Kesehatan Kerja. Jakarta : EGC.

Lientje Setyawati. 2010. Selintas tentang Kelelahan kerja. Yogyakarta :Amara Books.

Muhammad Saiful Hidayat.2012. Paparan Getaran Mesin Gerinda Dan Keluhan Subyektif (Hand Arm Vibration Syndrome) Pada Tenaga Kerja Di Abadi Dental Laboratorium Gigi Surabaya. Surabaya : Universitas Airlangga.

Nurmianto E. 2003. Ergonomi, Konsep Dasar Dan Aplikasinya. Surabaya : Guna Widya.

Pandji.2001.Psikologi kerja.jogyakarta:liberty.

Ririn Setyaningsih.2009. Hubungan Antara Getaran Mesin Dengan Kelelahan Pada Pekerja Bagian Moulding Industri Pengolahan Kayu Brumbung Perum Perhutani Unit I Jawa Tengah. Universitas Negeri Semarang, Skripsi.

Roestam, A.W., 2003. Program Konservasi Pendengaran di Tempat Kerja. Cermin Dunia Kedokteran No. 144.

Salim E. 2002. Green Company. Jakarta : PT.Astra Internasional Tbk.

Seviana Rinawati.2013. Analisis Hubungan Paparan Getaran Mekanis Dan Kebisingan Dengan Kelelahan Kerja Pekerja Bagian Mesin Tenun Di Pt. Iskandar Indah Printing Textile Surakarta. Universitas Negeri Sebelas Maret, Skripsi.

Soekidjo Notoadmodjo. 2010. Ilmu Prilaku Kesehatan. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Soekidjo Notoatmodjo. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta.


(16)

14

Suma’mur P.K. 1993. Keselamatan Kerja Dan Pencegahan Kecelakaan. Jakarta : PT.Toko

Gunung Agung.

Suma’mur P.K. 1988. Higiene Perusahaan Dan Kesehatan Kerja. Jakarta : CV.Haji

Masagung.

Suma’mur P.K. 2009. Higiene Perusahaan Dan Kesehatan Kerja. Jakarta : Sagung Seto.

Tarwaka, Solichul Hadi A. Bakri dan Lilik Sudiajeng. 2004. Ergonomi untuk Keselamatan Kerja dan Produktifitas Cetakan ke-1. Surakarta : UNIBA Press.

Tarwaka. 2008. Keselamatan dan Kesehatan Kerja, Manajemen dan Implementasi K3 ditempat kerja. Surakarta : Harapan Press.

Tarwaka. 2010. Ergonomi Industri . Surakarta : Harapan Press.

Teguh. 2004. Cara Mudah Melakukan Analisa Statistic Dengan SPSS. Yogyakarta : Gava Media.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 01 tahun 1970 tentang keselamatankerja.http://www.sjsn.menkokesra.go.id/dokumen/peruu/1992/

uu23_1992_ind.pdf. Diunduh: 23 Desember 2014.

Wignjosoebroto Sritomo. 2003. Ergonomi Studi Gerak dan Waktu. Surabaya : Guna Widya.

Yohanes Anton Nugroho. 2011. Olah Data dengan SPSS. Yogyakarta : Skripta Media Creative


(1)

9 Selain itu penelitian yang dilakukan Rinawati (2013), di PT. Iskandar Indah Printing Textile Surakarta bagian mesin tenun. Menyatakan Sampel penelitian dengan Win Episcope 2,0 berjumlah 31 responden yang terbagi masing-masing dalam 3 kelompok paparan getaran < 1 m/det2, 1 - 4 m/det2 dan > 4 m/det2 dan intensitas kebisingan dibawah 80 dBA, 80 - 85 dBA dan melebihi 85 dBA. Hasil penelitian menunjukkan bahwa uji korelasi diperoleh nilai signifikansi p value adalah 0,000 (R = 0,749) yang menyatakan ada hubungan paparan getaran mekanis dan kebisingan dengan kelelahan kerja pekerja di bagian mesin tenun PT. Iskandar Indah Printing Tekstile Surakarta. Dan koefisien determinasi R2 sebesar 0,560 yang berarti intensitas getaran mekanis dan intensitas kebisingan secara bersama-sama mampu mempengaruhi 56,0% perubahan pada variabel kelelahan kerja.

B.Hubungan Paparan Getaran Mekanis Dengan Gangguan Kesehatan

Berdasarkan penelitian paparan getaran mekanis didapatkan hasil nilai mean 4,094 M/s2 dengan intensitas getaran mekanis minimal 3,8 M/s2 dan maksimal 4,5 M/s2, sehingga dapat disimpulkan bahwa hubungan getaran mekanis berkategori di atas ambang batas berdasarkan Permenaker. Berdasarkan perhitungan dengan menggunakan uji korelasi product moment didapatkan nilai p value sebesar 0,031 < p(0,05) dan nilai r 0,522. Dengan demikian Ho ditolak dan Ha diterima, sehingga dapat disimpulkan ada hubungan signifikan antara getaran mekanis dan gangguan kesehatan dengan korelasi sedang pada karyawan bagian produksi PT. Putri Indah Pertiwi, Pule Gedong, Pracimantoro, Wonogiri.

Hasil penelitian tersebut sejalan dengan penelitian Koesyanto, Rusdy (2010), yaitu hubungan antara getaran mesin produksi dengan carpal tunnel syndrome. Penelitian ini merupakan explanatory research dengan pendekatan belah lintang. Populasi dalam penelitian adalah seluruh operator mesin bagian produksi sejumlah 43 orang.Sampel yang diambil sejumlah 33 orang yang diperoleh dengan menggunakan teknik restriksi. Data yang diperoleh dalam penelitian ini diolah dengan meng- gunakan statistik uji chi-square dengan derajat kemaknaan ( ά ) = 0,05. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden menderita carpal tunnel syndrome 57,6 % dan tidak menderita carpal tunnel syndrome 42,4%. Dari uji statistik didapatkan nilai p untuk hubungan antara getaran mesin dan carpal tunnel syndrome sebesar 0,001 dengan nilai OR sebesar 39.

Menurut penelitian Hidayat (2012), yang menyatakan hasil uji terhadap paparan getaran mesin gerinda dan keluhan subyektif (hand arm vibration syndrome) pada tenaga


(2)

10 kerja di abadi dental laboratorium gigi Surabaya Berdasarkan hasil pengukuran intensitas paparan getaran mesin gerinda, besar intensitas getaran yang dihasilkan sebesar 0,3 m/detik2 – 1,2 m/detik2. Sebagian besar responden di Abadi Dental laboratorium mengalami keluhan hand arm vibration syndrome (72%), dengan keluhan terbanyak adalah kesemutan (38,9%). Tingkat kekuatan hubungan karakteristik individu yaitu umur dan lama kerja terhadap keluhan kesehatan berada dalam kategori sedang. Sedangkan Jenis kelamin dan masa kerja tidak memiliki hubungan terhadap keluhan kesehatan di Abadi Dental Laboratorium.

C.Hubungan Paparan Kelelahan Kerja Dengan Gangguan Kesehatan

Berdasarkan penelitian diperoleh distribusi data berdasarkan tingkat kelelahan kerja menunjukkan bahwa paling banyak responden dengan tingkat belum lelah 4 responden (23,52%), kelelahan ringan yaitu 5 responden (29,41%), lelah sedang 4 responden (23,52%), dan tingkat lelah berat yaitu 4 responden (23,52%). Berdasarkan perhitungan dengan menggunakan uji korelasi product moment dengan taraf kepercayaan 95% diperoleh p value sebesar 0,008 <p(0,05) dan nilai r 0,618. Dengan demikian Ho ditolak dan Ha diterima, sehingga dapat disimpulkan ada hubungan signifikan yang kuat antara kelelahan kerja dan gangguan kesehatan pada karyawan PT. Putri Indah Pertiwi, Pule Gedong, Pracimantoro, Wonogiri.

Menurut penelitian widowati (2011), yaitu pengaruh getaran benang lusi terhadap kelelahan mata operator loom weaving denim. Pada getaran mekanis dengan intensitas sampai dengan 4 m/det2 (maksimal getaran yang dianjurkan) mata masih dapat mengikuti getaran antara kepala dan sasaran, sedangkan untuk intensitas selanjutnya mata tidak dapat lagi mengikutinya. Getaran yang melebihi nilai ambang batas dapat menyebabkan kelelahan mata ditandai dengan gejala penurunan ketajaman mata, penglihatan rangkap atau kabur, sakit atau pegal di sekitar mata dan terjadinya kesalahan atau bahkan kecelakaan kerja. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui pengaruh getaran benang lusi pada mesin loom terhadap kelelahan mata operator bagian loom weaving. Metode penelitian ini bersifat explanatory dengan menggunakan pendekatan belah lintang, dimana sampel dipilih dengan teknik purposif sebanyak 13 orang. Hasil penelitian menunjukkan meningkatnya intensitas getaran 1 m/det2 akan diikuti dengan meningkatnya kelelahan mata responden sebesar 13.415 milidetik.


(3)

11 PENUTUP

A.Simpulan

1. Ada hubungan secara Signifikan antara getaran mekanis dengan kelelahan kerja dengan korelasi sangat kuat.

2. Ada hubungan secara Signifikan antara getaran mekanis dengan gangguan kesehatan dengan korelasi sedang.

3. Ada hubungan secara Signifikan antara kelelahan kerja dengan gangguan kesehatan dengan korelasi kuat.

4. Berdasarkan paparan getaran mekanis didapatkan hasil nilai mean 4,094 M/s2 dengan intensitas getaran mekanis minimal 3,8 M/s2 dan maksimal 4,5 M/s2, sehingga dapat disimpulkan bahwa hubungan getaran mekanis berkategori di atas ambang batas berdasarkan Permenaker No. PER.13/MEN/X/2011.

5. Berdasarkan hasil analisis pengukuran kelelahan kerja menunjukkan bahwa responden berdasarkan tingkat kelelahan kerja menunjukkan bahwa paling banyak responden dengan tingkat belum lelah 4 responden (23,52%), kelelahan ringan yaitu 5 responden (29,41%), lelah sedang 4 responden (23,52%), dan tingkat lelah berat yaitu 4 responden (23,52%).

6. Berdasarkan hasil analisis pengukuran gangguan kesehatan pada responden berkategori sedang dengan rata-rata skor 6 ± 2,98. Berdasarkan data tersebut dapat disimpulkan bahwa responden mengalami gangguan kesehatan dalam melakukan aktifitas pekerjaannya.

B. Saran

1. Bagi Perusahaan

a. Melakukan pembinaan tentang kesehatan dan keselamatan kerja karyawan dan pemberian penyuluhan kepada pekerja mengenai pentingnya bahaya dari getaran mekanis..

b. Diharapkan perusahaan dapat mengurangi gangguan mekanis yang menyebabkan getaran dengan cara pemberian peredam pada mesin produksi dengan frekwensi getaran yang cukup tinggi menggunakan damping.

c. Diharapkan agar dapat lebih mengendalikan bahaya dan upaya penanggulangan risiko kecelakaan kerja pada pekerja. Untuk masalah keengganan pekerja dalam menggunakan APD sebaiknya perusahaan memberikan hadiah/reward kepada


(4)

12 pekerja yang mentaati peraturan yang berlaku, agar tenaga kerja lebih semangat lagi untuk mematuhi memakai APD.

d. Menyediakan alat pelindung diri yang nyaman, tidak mengganggu gerak, dan tidak digunakan secara bergantian, khusus nya yang berkenaan dengan getaran mekanis seperti sepatu karet/booth dan sarung tangan karet.

2. Bagi Tenaga Kerja

Sebaiknya dapat lebih meningkatkan kesadaran dalam penggunaan Alat pelindung Diri (APD) terutama sepatu karet/booth dan sarung tangan karet yang telah disediakan oleh perusahaan dengan baik dan benar selama jam kerja berlangsung. 3. Bagi Peneliti Lain

Peneliti lain dapat melanjutkan penelitian yang lebih lanjut dengan lebih mengendalikan variabel pengacau yang ikut berpengaruh sehingga didapatkan hasil penelitian yang lebih baik lagi.

DAFTAR PUSTAKA

Anna Okta P.N.S.A.2013. Hubungan Getaran Mekanis Dengan Kelelahan Kerja Umum Pada Pekerja Gerinda Bagian Welding 2 P.T. Inka (Persero) Madiun. Universitas Negeri Sebelas Maret, Skripsi.

Annasyiatul Uhud, Kurniawati, Sonya Harwasih, Sri Redjeki Indiani. 2008. Pedoman Pelaksanaan Kesehatan Dan Keselamatan Kerja Untuk Praktek Dan Praktikum Di Laboratorium Teknik Gigi Program Studi Teknik Kesehatan Gigi. Surabaya : Universitas Airlangga.

Ari Yusniastuti.2008. Gizi dan Kesehatan. Yogyakarta: Graha ilmu.

Arif Budiono. 2005. Hubungan Antara Getaran Mekanis Alat Kerja Dengan Syndrome Getaran Lengan Tangan Pada Operator Mesin Dibagian Mouldingperum Perhutani Unit I Jawa Tengah. Universitas Negeri Semarang, Skripsi.

Ariyanto Nugroho. 2009. Hubungan Tekanan Panas, Getaran, Pengetahuan K3 Dan Perasaan Kelelahan Pekerja Di Bagian Cutting Dan Sewing PT. Mataram Tunggal Garment Yogyakarta. Jurnal medika respati.

Brauer,F .1989. Basic Ideas Of Mathematical Epidemiology. Canada: Department of mathematic.

Budiono Sugeng, R.M.S Jusuf, Andriana Pusparini. 2003. Bunga Rampai Hiperkes dan Keselamatan Kerja. Semarang : badan penerbit UNDIP.


(5)

13 Evi Widowati. 2011. Pengaruh Getaran Benang Lusi Terhadap Kelelahan Mata Operator

Loom Weaving Denim. Jurnal Kesehatan Masyarakat, KESMAS 7 (1) (2011) 1-7, ISSN 1858-1196

Fovilia. 2008. Kelelahan Kerja (Occupational Fatigue).

Http://www.eprints.undip.ac.id/25001/2/217 heryati/pdf. (Diunduh 20 Januari 2015).

Gabriel J.F. 1992. Fisika Kedokteran. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Gilmer, H. B. 1966. Industrial Psychology. Edisi Student International. Tokyo: Tosho printing Co.Ltd.

Herry Koesyanto, Yusuf Rusdi.2010. Hubungan Antara Getaran Mesin Produksi Dengan Carpal Tunnel Syndrome. Jurnal Kesehatan Masyarakat, KESMAS 5 (2) (2010) 89-94.

Herry Prakoso. 2013. Pengelolaan Lingkungan Kerja.

http://www.slideshare.net/rerulyanee/lingkungan-kerja-20396740 (Diunduh 28 Januari 2015).

Harrington J. M. 2003. Buku Saku Kesehatan Kerja. Jakarta : EGC.

Lientje Setyawati. 2010. Selintas tentang Kelelahan kerja. Yogyakarta :Amara Books.

Muhammad Saiful Hidayat.2012. Paparan Getaran Mesin Gerinda Dan Keluhan Subyektif (Hand Arm Vibration Syndrome) Pada Tenaga Kerja Di Abadi Dental Laboratorium Gigi Surabaya. Surabaya : Universitas Airlangga.

Nurmianto E. 2003. Ergonomi, Konsep Dasar Dan Aplikasinya. Surabaya : Guna Widya.

Pandji.2001.Psikologi kerja.jogyakarta:liberty.

Ririn Setyaningsih.2009. Hubungan Antara Getaran Mesin Dengan Kelelahan Pada Pekerja

Bagian Moulding Industri Pengolahan Kayu Brumbung Perum Perhutani Unit I

Jawa Tengah. Universitas Negeri Semarang, Skripsi.

Roestam, A.W., 2003. Program Konservasi Pendengaran di Tempat Kerja. Cermin Dunia Kedokteran No. 144.

Salim E. 2002. Green Company. Jakarta : PT.Astra Internasional Tbk.

Seviana Rinawati.2013. Analisis Hubungan Paparan Getaran Mekanis Dan Kebisingan Dengan Kelelahan Kerja Pekerja Bagian Mesin Tenun Di Pt. Iskandar Indah Printing Textile Surakarta. Universitas Negeri Sebelas Maret, Skripsi.

Soekidjo Notoadmodjo. 2010. Ilmu Prilaku Kesehatan. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Soekidjo Notoatmodjo. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta.


(6)

14

Suma’mur P.K. 1993. Keselamatan Kerja Dan Pencegahan Kecelakaan. Jakarta : PT.Toko

Gunung Agung.

Suma’mur P.K. 1988. Higiene Perusahaan Dan Kesehatan Kerja. Jakarta : CV.Haji Masagung.

Suma’mur P.K. 2009. Higiene Perusahaan Dan Kesehatan Kerja. Jakarta : Sagung Seto. Tarwaka, Solichul Hadi A. Bakri dan Lilik Sudiajeng. 2004. Ergonomi untuk Keselamatan

Kerja dan Produktifitas Cetakan ke-1. Surakarta : UNIBA Press.

Tarwaka. 2008. Keselamatan dan Kesehatan Kerja, Manajemen dan Implementasi K3 ditempat kerja. Surakarta : Harapan Press.

Tarwaka. 2010. Ergonomi Industri . Surakarta : Harapan Press.

Teguh. 2004. Cara Mudah Melakukan Analisa Statistic Dengan SPSS. Yogyakarta : Gava Media.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 01 tahun 1970 tentang keselamatankerja.http://www.sjsn.menkokesra.go.id/dokumen/peruu/1992/

uu23_1992_ind.pdf. Diunduh: 23 Desember 2014.

Wignjosoebroto Sritomo. 2003. Ergonomi Studi Gerak dan Waktu. Surabaya : Guna Widya.

Yohanes Anton Nugroho. 2011. Olah Data dengan SPSS. Yogyakarta : Skripta Media Creative


Dokumen yang terkait

PERBEDAAN KELELAHAN KERJA AKIBAT PAPARAN GETARAN MEKANIS PADA OPERATOR WEAVING DAN SPINNING DI PT. Perbedaan Kelelahan Kerja Akibat Paparan Getaran mekanis pada operator weaving dan spinning di pt. Kusumahadi Santosa Karanganyar.

0 4 19

PERBEDAAN KELELAHAN KERJA AKIBAT PAPARAN GETARAN MEKANIS PADA OPERATOR WEAVING DAN SPINNING DI PT. Perbedaan Kelelahan Kerja Akibat Paparan Getaran mekanis pada operator weaving dan spinning di pt. Kusumahadi Santosa Karanganyar.

0 1 15

HUBUNGAN ANTARA BEBAN KERJA FISIK DENGAN KELELAHAN KERJA PADA TENAGA KERJA BAGIAN PRODUKSI TULANGAN BETON Hubungan Antara Beban Kerja Fisik Dengan Kelelahan Kerja Pada Tenaga Kerja Bagian Produksi Tulangan Beton di PT Wijaya Karya Beton Tbk PPB Majalen

0 1 16

HUBUNGAN ANTARA BEBAN KERJA FISIK DENGAN KELELAHAN KERJA PADA TENAGA KERJA BAGIAN PRODUKSI TULANGAN BETON Hubungan Antara Beban Kerja Fisik Dengan Kelelahan Kerja Pada Tenaga Kerja Bagian Produksi Tulangan Beton di PT Wijaya Karya Beton Tbk PPB Majalen

0 2 17

HUBUNGAN PAPARAN GETARAN MEKANIS DENGAN KELELAHAN KERJA DAN GANGGUAN KESEHATAN PADA TENAGA KERJA Hubungan Paparan Getaran Mekanis Dengan Kelelahan Kerja Dan Gangguan Kesehatan Pada Tenaga Kerja Bagian Produksi PT. Putri Indah Pertiwi Desa Pule, Gedong,

0 2 17

PENDAHULUAN Hubungan Paparan Getaran Mekanis Dengan Kelelahan Kerja Dan Gangguan Kesehatan Pada Tenaga Kerja Bagian Produksi PT. Putri Indah Pertiwi Desa Pule, Gedong, Pracimantoro, Wonogiri.

0 3 6

METODE PENELITIAN Hubungan Paparan Getaran Mekanis Dengan Kelelahan Kerja Dan Gangguan Kesehatan Pada Tenaga Kerja Bagian Produksi PT. Putri Indah Pertiwi Desa Pule, Gedong, Pracimantoro, Wonogiri.

0 4 16

HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN KELELAHAN KERJA PADA TENAGA KERJA BAGIAN WEAVING DI PT. ISKANDAR Hubungan Status Gizi Dengan Kelelahan Kerja Pada Tenaga Kerja Bagian Weaving di PT. Iskandar Indah Printing Textile Surakarta.

0 3 16

HUBUNGAN STRESS KERJA DENGAN KELELAHAN KERJA PADA TENAGA KERJA BAGIAN WEAVING DI PT. ISKANDAR Hubungan Stress Kerja Dengan Kelelahan Kerja Pada Tenaga Kerja Bagian Weaving Di Pt. Iskandar Indah Printing Textile Surakarta.

0 7 16

ANALISIS HUBUNGAN PAPARAN GETARAN MEKANIS DAN KEBISINGAN DENGAN KELELAHAN KERJA PEKERJA BAGIAN MESIN TENUN DI PT. ISKANDAR INDAH PRINTING TEXTILE SURAKARTA.

0 1 15