Pengaruh Infusa Daun Pepaya (Caricae Folium) Terhadap Proses Belajar dan Memori Pada Mencit Jantan Galur Swiss Webster Dengan Maze Learning Box.

(1)

ABSTRAK

PENGARUH INFUSA DAUN PEPAYA (CARICAE FOLIUM) TERHADAP PROSES BELAJAR DAN MEMORI PADA MENCIT JANTAN GALUR

SWISS WEBSTER DENGAN MAZE LEARNING BOX

Dion A. P., 2007, Pembimbing I : Endang Evacuasiany, Dra., Apt., MS., AFK Pembimbing II: Sylvia Soeng, dr,. M.Kes

Saat ini banyak suplemen yang ditawarkan untuk memperbaiki kinerja otak, namun kebanyakan suplemen ini mempunyai efek samping dan harganya yang sangat mahal sehingga tidak terjangkau oleh masyarakat golongan ekonomi lemah. Di sekitar kita, terdapat banyak tumbuhan berupa sayur-mayur maupun buah-buahan yang mengandung zat yang juga dapat meningkatkan proses belajar. Salah satunya daun pepaya (Caricae folium) yang mempunyai nilai gizi yang sangat baik.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh infusa daun pepaya terhadap proses belajar dan memori pada mencit jantan galur Swiss Webster.

Penelitian ini dilakukan terhadap empat kelompok mencit, masing-masing berjumlah lima ekor. Selama delapan hari, kelompok kontrol negatif diberi

aquades, kelompok I diberi infusa daun pepaya 1,3 g / KgBB, kelompok II diberi

infusa daun pepaya 2,6 g / KgBB, kelompok III diberi infusa daun pepaya 5,2 g / KgBB. Pada hari ke-5, setelah dipuasakan selama 18 jam, mencit dimasukan satu per satu ke dalam labirin. Tes dilakukan sebanyak dua kali dan diamati waktu tempuh mencit (detik) dari start box sampai mencapai pellet di goal area. Tes diulangi lagi pada hari ke-6, 7, dan 8. Rerata waktu tempuh tiap kelompok mencit dihitung dan dibandingkan hasilnya antar kelompok. Analisis data menggunakan ANAVA Satu Arah dengan α = 0,05 dan dilanjutkan dengan Post Hoc Tests metode Tukey HSD.

Hasil penelitian menunjukan waktu tempuh mencit kelompok III paling cepat (52,3 detik), disusul oleh kelompok II (63,05 detik) dan kelompok I (74,85 detik), sedangkan waktu tempuh mencit kelompok kontrol negatif adalah 163,95 detik.

Kesimpulan dari penelitian ini adalah bahwa infusa daun pepaya meningkatkan proses belajar dan memori mencit jantan galur Swiss Webster. Kata kunci: Daun pepaya, belajar, memori, maze learning test.


(2)

ABSTRACT

THE EFFECT OF PAPAWS LEAVES (CARICAE FOLIUM) INFUSION ON LEARNING AND MEMORIZING OF MALE SWISS WEBSTER MICE

USING MAZE LEARNING BOX

Dion A. P., 2007, Tutor I : Endang Evacuasiany, Dra, Apt., MS., AFK Tutor II : Sylvia Soeng, dr, M.Kes

Nowadays, many supplements are offered and claimed can improve brain performances, but most of them have side effects and very expensive, so are unreachable by the lower class society. Whereas around us, there are many plants, such as vegetables or fruits which contain substances that can improve learning process. One of them is papaws leaves (Caricae folium).

The purpose of this research is to know the influence of papaws leaves infusion on learning and memorizing of the male Swiss Webster mice.

This research was conducted to four groups of mice, each group contained five mice. During eight days, the negative control group was given aquades, the first group was given infusion of papaw’s leaves 1,3 g / KgBB, the second group 2,6 g / KgBB, and the third group 5,2 g / KgBB. At the fifth day, after 18 hours of fasting, the mice were put into the maze one by one. The test was conducted twice and the time from the start box area to goal area was observed. The similar test was done on the sixth, seventh and eighth day. The average time of each group was analysized by One Way ANOVA (α = 0,05) and continued by Post Hoc Tests Tukey HSD Method.

The results showed that the third group had shortest time to reach the goal area (52,3 second), followed by the second group (63,05 second) and the first group (74,85 second). The negative control group showed the longest time (163,95 second).

The conclusion of this research is the infusion of papaw’s leaves increase the process of learning and memorizing of male Swiss Webster mice.


(3)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PERNYATAAN MAHASISWA ...iii

ABSTRAK... iv

ABSTRACT... v

PRAKATA ... vi

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR GAMBAR... xii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang ... 1

1.2Identifikasi Masalah ... 2

1.3Maksud dan Tujuan ... 2

1.4Kegunaan Penelitian ... 2

1.4.1 Kegunaan Akademis ... 2

1.4.2 Kegunaan Praktis ... 3

1.5Kerangka Pemikiran dan Hipotesis ... 3

1.5.1 Kerangka Pemikiran... 3

1.5.2 Hipotesis... 4

1.6Metode Penelitian... 4

1.7Lokasi dan Waktu Penelitian ... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Belajar dan Memori... 6

2.1.1 Belajar ... 6

2.1.1.1 Otak Manusia ... 6


(4)

2.2.1 Memori... 7

2.2.1.1 Dasar Molekular Memori ... 8

2.2.1.2 Klasifikasi Ingatan... 9

2.2 Hipokampus dan Amigdala... 10

2.2.1 Hipokampus... 10

2.2.2 Amigdala ... 12

2.3 Neurotransmiter... 13

2.4 Maze Learning ... 17

2.4.1 Sejarah Maze Learning ... 17

2.4.2 Organ-organ Pengindera yang Berperan... 19

2.4.3 Model Maze Faktor dalam Proses Belajar ... 20

2.5 Daun Pepaya ... 21

2.5.1 Taksonomi ... 22

2.5.2 Nama Lain Pepaya ... 23

2.5.3 Komposisi Kimia dari Pepaya ... 23

2.6 Hemoglobin... 25

2.6.1 Pembentukan Hemoglobin ... 26

2.6.2 Kombinasi Hemoglobin dengan Oksigen ... 26

2.6.3 Transpor Oksigen dalam Darah... 27

2.6.4 Gabungan reversibel antara Hemoglobin dan Oksigen .... 27

2.7 Penggunaan Metabolisme Oksigen oleh Sel... 28

2.8 Fungsi ATP sebagai Aliran Energi dalam metabolisme... 28

2.9 Pengangkutan dan Penyimpanan Besi... 29

BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1 Alat dan Bahan ... 32

3.1.1 Alat-alat Penelitian ... 32

3.1.2 Bahan-bahan Penelitian... 32

3.2 Persiapan Penelitian... 33

3.2.1 Hewan Coba Penelitian ... 33


(5)

3.3 Metode Penelitian... 33

3.3.1 Metode Penarikan Sampel... 33

3.3.2 Variabel Perlakuan dan Respon... 33

3.3.3 Prosedur Penelitian ... 34

3.4 Analisis Data ... 35

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian ... 36

4.2 Uji Hipotesis ... 40

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan ... 41

5.2. Saran ... 41

DAFTAR PUSTAKA... 42

LAMPIRAN ... 45


(6)

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Rerata Waktu Tempuh Masing-Masing Kelompok untuk

Mencapai Goal Area ... 36 Tabel 4.2 Hasil Uji ANAVA Satu Arah Rerata Waktu Tempuh

Mencit untuk Setiap Kelompok Perlakuan... 38 Tabel 4.3 Hasil Uji Tes Tukey... 39


(7)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Hipokampus ... 12

Gambar 2.2 Amigdala ... 13

Gambar 2.3 Asetilkolin ... 14

Gambar 2.4 Epinefrin ... 15

Gambar 2.5 Serotonin... 16

Gambar 2.6 Dopamin ... 17

Gambar 2.7 Hampton Maze dan ‘T’ Maze Learning Box ... 21

Gambar 2.8 Daun Pepaya ... 22

Gambar 2.9 Struktur Hemoglobin... 25

Gambar 2.10 Metabolisme Energi dalam Sel ... 28

Gambar 2.11 Pengangkutan dan Penyimpanan Besi... 30

Gambar 4.2 Grafik Perkembangan Waktu Mencapai Goal Area Setiap Kelompok Mencit... 37

Gambar 4.3 Diagram Pebandingan Rerata Waktu Tempuh Kelompok Mencit... 37


(8)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Perhitungan Dosis ... 45

Lampiran 2 Cara Pembuatan Infusa... 46

Lampiran 3 Prosedur Kerja ... 47

Lampiran 4 Data Lengkap Hasil Percobaan... 50


(9)

45

LAMPIRAN 1

PERHITUNGAN DOSIS

DOSIS I

Dosis I (Manusia) 10 % = 10 g/100 cc

Berat badan mencit

= 25 gram

Konversi dari manusia ke mencit

= 0,0026 / 20 g BB mencit

Dosis mencit 25 g

0,0026 10g 0,0325g/0,5ml

20 25

= × ×

DOSIS II

Dosis II (Manusia)

20 %

= 20 g/100 cc Berat badan mencit = 25 gram

Konversi dari manusia ke mencit = 0,0026 / 20 g BB mencit Dosis mencit 25 g 0,0026 20g 0,065g/0,5ml

20 25

= × ×

DOSIS III

Dosis III (Manusia

)

40 %

= 40 g/100 cc Berat badan mencit = 25 gram

Konversi dari manusia ke mencit = 0,0026 / 20 g BB mencit Dosis mencit 25 g 0,0026 40g 0,13g/0,5ml

20

25× × =

KONTROL NEGATIF (-)

Berat badan mencit = 25 g


(10)

46

LAMPIRAN 2

CARA PEMBUATAN INFUSA DAUN PEPAYA

Daun pepaya diambil dan dibersihkan, kemudian dikeringkan dengan cara dianginkan sampai kering (bila ditimbang beratnya tidak berubah). Kemudian di-

blender

dan dibuat infusa 40 % dengan cara 52 gram daun pepaya kering dicampur dengan 200 ml air suling, dipanaskan di atas penangas air selama 15 menit terhitung mulai suhu 90° C sambil sesekali diaduk. Saring selagi panas melalui kain flanel, tambahkan air panas secukupnya sampai diperoleh konsentrasi tertentu.

Untuk 15 ekor mencit (@ 25 g) 15 x 0,13 = 1,95 g / 7,5 ml 52 g / 200 ml

Dosis III (40 %) 2,5 cc untuk 5 ekor mencit;

Dosis II (20 %) 2,5 cc infusa + 2,5 cc air suling = 5 cc, ambil 2,5 cc campuran 5 mencit; Dosis I (10 %) 2,5 cc infusa + 7,5 cc air suling = 10 cc, ambil 2,5 cc campuran 5 mencit;


(11)

47

LAMPIRAN 3

PROSEDUR KERJA

Pembelian 20 ekor mencit; Pembelian daun pepaya;

Aklimatisasi mencit; Persiapan daun pepaya;

Pengelompokan mencit secara acak dengan ditandai pada bagian ekornya; Pembuatan infusa daun pepaya 10 %, 20 %, 40 % dan aquadest;

Setiap kelompok diberi perlakuan yang berbeda;

Mencit dipuasakan selama 18 jam sebelum dilakukan tes pada

maze learning box;

Pada hari ke-5, 6, 7, 8, setiap kelompok dilakukan tes ke dalam

maze learning box

sebanyak 2 kali setelah diberi infusa daun pepaya;

Pencatatan data yang diperoleh;


(12)

48

Prosedur Penelitian


(13)

49

Prosedur Penelitian

lanjutan…


(14)

LAMPIRAN 4

( - ) I II III ( - ) I II III ( - ) I II III ( - ) I II III

1 305 128 78 75 347 60 71 33 70 33 42 46 191 40 75 25

2 243 70 86 66 251 54 115 40 118 66 230 23 110 54 120 41

3 190 110 54 68 121 175 36 64 105 21 36 30 60 17 19 23

4 280 146 41 50 140 97 29 32 175 134 28 34 70 64 31 57

5 144 67 74 124 234 40 53 127 70 53 27 52 55 49 16 36

χ 232,4 104,2 66,6 76,6 218,6 85,2 60,8 59,2 107,6 61,4 72,6 37 97,2 44,8 52,2 36,4

Data Lengkap Hasil Percobaan

Mencit

Hari 5 Hari 6 Hari 7 Hari 8


(15)

51

HASIL PENGHITUNGAN STATISTIK

Uji One Way ANOVA

Descriptives WAKTU

N Mean

Std. Deviation

Std. Error

95% Confidence Interval for

Mean Minimum Maximum

Lower Bound Upper Bound kontrol negatif 5 164.000 44.3227 19.8217 108.966 219.034 119.0 228.0 kelompok 1 5 73.800 22.7969 10.1951 45.494 102.106 52.0 110.0 kelompok 2 5 63.040 43.7408 19.5615 8.729 117.351 32.3 137.6 kelompok 3 5 52.400 18.2702 8.1707 29.715 75.085 43.0 85.0 Total 20 88.310 55.3758 12.3824 62.393 114.227 32.3 228.0

Test of Homogeneity of Variances

WAKTU

1.295 3 16 .310

Levene

Statistic df1 df2 Sig.

ANOVA

WAKTU

39338.086 3 13112.695 11.086 .000

18925.032 16 1182.815

58263.118 19

Between Groups Within Groups Total

Sum of


(16)

52

Post Hoc Tests

Multiple Comparisons

Dependent Variable: WAKTU Tukey HSD

90.200* 21.7515 .004 27.969 152.431

100.960* 21.7515 .001 38.729 163.191

111.600* 21.7515 .001 49.369 173.831

-90.200* 21.7515 .004 -152.431 -27.969

10.760 21.7515 .959 -51.471 72.991

21.400 21.7515 .760 -40.831 83.631

-100.960* 21.7515 .001 -163.191 -38.729

-10.760 21.7515 .959 -72.991 51.471

10.640 21.7515 .960 -51.591 72.871

-111.600* 21.7515 .001 -173.831 -49.369

-21.400 21.7515 .760 -83.631 40.831

-10.640 21.7515 .960 -72.871 51.591

(J) MENCIT kelompok 1 kelompok 2 kelompok 3 kontrol negatif kelompok 2 kelompok 3 kontrol negatif kelompok 1 kelompok 3 kontrol negatif kelompok 1 kelompok 2 (I) MENCIT kontrol negatif kelompok 1 kelompok 2 kelompok 3 Mean Difference

(I-J) Std. Error Sig. Lower Bound Upper Bound 95% Confidence Interval

The mean difference is significant at the .05 level. *.

Homogeneous Subsets

WAKTU

Tukey HSDa

5 52.400 5 63.040 5 73.800 5 164.000 .760 1.000 MENCIT kelompok 3 kelompok 2 kelompok 1 kontrol negatif Sig.

N 1 2

Subset for alpha = .05

Means for groups in homogeneous subsets are displayed. Uses Harmonic Mean Sample Size = 5.000. a.


(17)

53

Tabel Hasil Uji One Way ANOVA Rerata Waktu Tempuh Mencit ( detik ) untuk Setiap Kelompok Perlakuan

Kelompok Perlakuan Variabel respon

Kontol negatif I II III

Rerata waktu tempuh (detik) 164 73.8 63 52.4

F hitung = 11.086 * p = 0.000

F 0.05(3,16)=

Keterangan :

Kontrol negatif ( - ) : Mencit diberi aquadest per oral.

Kelompok I : Mencit diberi infusa daun pepaya dosis I per oral. Kelompok II : Mencit diberi infusa daun pepaya dosis II per oral. Kelompok III : Mencit diberi infusa daun pepaya dosis III per oral. * : Signifikan

Dari tabel, dapat dilihat bahwa hasil dari uji One Way ANOVA diperoleh nilai F hitung > F tabel dengan p < 0.05 yang berarti sekurang-kurangnya terdapat sepasang kelompok perlakuan yang berbeda dalam waktu tempuh mencit ( detik ) mencapai goal area. Hal ini juga berarti bahwa, efek pemberian infusa daun pepaya meningkatkan proses belajar dan memori pada mencit jantan dengan perbedaan signifikan (p <0.05 ).

Untuk mengetahui kelompok mana yang memiliki pebedaan yang signifikan antar kelompok, dilanjutkan dengan Tes Tukey HSD.


(18)

54

Tabel Hasil Uji Test Tukey HSD

Kelompok Perlakuan Kontrol negatif I II III

Kontrol negatif - * * *

I * - NS NS

II * NS - NS

III * NS NS -

Keterangan :

Kontrol negatif ( - ) : Mencit diberi aquadest per oral.

Kelompok I : Mencit diberi infusa daun pepaya dosis I per oral. Kelompok II : Mencit diberi infusa daun pepaya dosis II per oral. Kelompok III : Mencit diberi infusa daun pepaya dosis III per oral. * : Signifikan

NS : Non Signifikan Dimana :

p ( kontrol negatif dan I ) = 0.004 p ( kontrol negatif dan II ) = 0.001 p ( kontrol negatif dan III ) = 0.001 p ( I dan II ) = 0.959 p ( I dan III ) = 0.760 p ( II dan III ) = 0.960

Dari Hasil Tes Tukey HSD menunjukkan :

Terdapat perbedaan waktu tempuh mencit (detik) yang signifikan antara mencit dengan perlakuan kontrol negatif (aquadest) dengan Kelompok I (0,0325 g / 0,5 ml).

Terdapat perbedaan waktu tempuh mencit (detik) yang signifikan antara mencit dengan perlakuan kontrol negatif (aquadest) dengan Kelompok II (0,065 g / 0,5 ml).


(19)

55

Terdapat perbedaan waktu tempuh mencit (detik) yang signifikan antara mencit dengan perlakuan kontrol negatif (aquadest) dengan Kelompok III (0,13 g / 0,5 ml).

Tidak terdapat perbedaan waktu tempuh mencit (detik) yang signifikan antara kelompok I (0,0325 g / 0,5 ml) dengan kelompok II (0,065 g / 0,5 ml).

Tidak terdapat perbedaan waktu tempuh mencit (detik) yang signifikan antara kelompok I (0,0325 g / 0,5 ml) dengan kelompok III (0,13 g / 0,5 ml).

Tidak terdapat perbedaan waktu tempuh mencit (detik) yang signifikan antara kelompok II (0,065 g / 0,5 ml) dengan kelompok III (0,13 g / 0,5 ml).

Uji Hipotesis

Infusa daun pepaya meningkatkan proses belajar dan memori pada mencit jantan. Bukti yang menjawab hipotesis yang diajukan, diperoleh dari hasil penelitian berdasarkan analisis statistik One Way ANOVA dan dilanjutkan dengan Tes Tukey HSD.

Hal yang mendukung :

Dari hasil uji One Way ANOVA didapatkan efek pemberian daun pepaya meningkatkan proses belajar dan memori mencit dengan perbedaan signifikan (p <0.05 ).

Waktu tempuh mencit (detik) mencit kontrol negative ( 164 detik), kelompok I ( 73,8 detik ), kelompok II ( 63 detik ), dan kelompok III ( 52,4 detik ).


(20)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1.

Latar Belakang

Di kota-kota besar dengan kepadatan penduduk yang sangat tinggi banyak

permasalahan yang muncul. Terutama dalam bidang kesejahteraan sosial, di mana

masalah gizi pada anak-anak golongan ekonomi lemah masih sangat memprihatinkan.

Banyak ditemukan anak-anak yang kekurangan asupan gizi, busung lapar, dan tak

jarang ada yang menderita anemia yang secara langsung mempengaruhi fungsi

kognitifnya dalam belajar (cognitif perfomance). Hal ini menimbulkan masalah dalam

pendidikannya (Solihin, 2005).

Untuk mengatasi hal tersebut, banyak cara yang dilakukan oleh masyarakat untuk

meningkatkan kemampuan fungsi otak dengan menggunakan tonikum otak guna

meningkatkan prestasi dalam bidang pendidikan. Saat ini banyak suplemen yang

ditawarkan untuk memperbaiki kinerja otak, namun kebanyakan suplemen ini

mempunyai efek samping ketergantungan dan harga yang sangat mahal sehingga

tidak dapat dijangkau oleh masyarakat golongan ekonomi lemah. Padahal di sekitar

kita, tumbuhan yang berupa sayur-mayur maupun buah-buahan banyak mengandung

zat yang juga dapat meningkatkan kinerja otak (Festy, 2004).

Salah satu tumbuhan yang bermanfaat adalah daun pepaya. Daun pepaya banyak

mengandung nilai nutrisi yang baik untuk mencukupi kebutuhan tubuh sehari-hari.

Sebagai contoh, zat besi yang terkandung dalam 100 gram daun pepaya cukup untuk

menggantikan kebutuhan zat besi tubuh yang hilang per harinya sehingga dapat

mencegah anemia terutama pada anak-anak dalam masa pertumbuhan. Dengan

semakin membaiknya proses hemoglobinisasi, diharapkan suplai darah yang kaya

oksigen ke otak meningkat sehingga metabolisme sel-sel otak juga dapat meningkat.

Hal ini dibuktikan oleh Apoina Kartini yang menyatakan bahwa terdapat hubungan

antara kadar hemoglobin dengan kemampuan kognitif dan prestasi belajar (Kartini,


(21)

2

2006). Hal yang sama juga dibuktikan oleh penelitian tentang hubungan zat besi

dengan prestasi belajar pada anak sekolah dasar (M. Zen Rahfiludin, 2006).

Daun pepaya juga mengandung vitamin B1, B2 dan asam folat yang dapat

menurunkan kadar homosistein darah (Atkins, 2000; Brian et al, 2002; Mayes, 2003).

Kandungan beta karoten, vitamin C, dan vitamin E juga dapat berfungsi sebagai anti

oksidan bagi tubuh. Selain itu, daun pepaya juga mudah didapat karena tanaman ini

sering dijumpai di perkarangan rumah, perkebunan, di pinggir jalan atau dijual di

pasar serta terjangkau oleh setiap lapisan masyarakat (Festy, 2004).

Berdasarkan uraian di atas, peneliti ingin mengetahui lebih lanjut pengaruh

infusa daun pepaya terhadap proses belajar dan memori dengan menggunakan hewan

coba.

1.2.

Identifikasi Masalah

Apakah infusa daun pepaya (Caricae folium) dapat meningkatkan proses belajar

dan memori pada mencit jantan galur Swiss Webster.

1.3.

Maksud dan Tujuan

Maksud Penelitian : Mencari suplemen alternatif untuk otak dari bahan herbal yang

lebih terjangkau oleh masyarakat.

Tujuan Penelitian : Mengetahui efek daun pepaya terhadap proses belajar dan

memori pada mencit.

1.4.

Kegunaan Penelitian

-

Kegunaan Akademis

Memberikan informasi ilmiah dalam ilmu Farmakologi, khususnya mengenai

daun pepaya sebagai tanaman obat alternatif yang bisa meningkatkan proses

belajar dan memori.


(22)

3

-

Kegunaan Praktis

Bila pengaruh daun pepaya terhadap proses belajar dan memori dapat

dibuktikan, diharapkan masyarakat dapat menggunakan daun pepaya sebagai

salah satu solusi alternatif untuk tonikum otak.

1.5.

Kerangka Pemikiran dan Hipotesis

Kerangka Pemikiran

Daun pepaya mengandung nutrisi yang dapat meningkatkan proses belajar dan

memori.

Premis-premis:

Daun pepaya mengandung zat besi (Fe) dan protein digunakan untuk

pembentukan hemoglobin darah. Apabila jumlah hemoglobin dalam darah

meningkat, maka kapasitas pengikatan O

2

oleh darah juga meningkat (Guyton and

Hall, 1997).

Dengan meningkatnya oksigen, metabolisme sel otak juga meningkat melalui

sistem respirasi tingkat sel (respirasi sel) yang kemudian menghasilkan lebih

banyak ATP (adenosine triphosphate) dari pemecahan bahan makanan (Bruce

Albert et al, 2002).

ATP ini berfungsi sebagai energi yang digunakan dalam proses biosintesis

neurotransmiter, penghantaran impuls, dan transpor aktif pada sel-sel otak.

Dengan meningkatnya ATP maka pembentukan neurotransmiter meningkat, AMP

siklik meningkat, penutupan kanal K

+

, potensial aksi semakin lama sehingga sel

otak berfungsi dengan baik dalam proses belajar (Ganong, 2002).

Vitamin B1, B2, niasin, B6, dan asam folat dapat menurunkan kadar homosistein

dalam pembuluh darah, sehingga peredaran darah kaya oksigen yang menuju

jantung dan otak menjadi lancar. Kadar homosistein yang tinggi, dapat memicu

munculnya gejala pelupa; jika kadarnya berlebihan, rawan mengakibatkan

penyakit alzheimer (Atkins, 2000; Brian et al, 2002; Mayes, 2003).


(23)

4

Vitamin C dan E yang merupakan antioksidan utama yang membersihkan

hambatan pada jaringan penghantar saraf, sehingga fungsi mengingat berlangsung

dengan baik.

o

Asupan vitamin E 100 IU per hari (tanpa memperhatikan asupan zat gizi

lainnya) dapat menyusutkan risiko menjadi pelupa hingga 27 persen. Jika pola

makan sehari juga diperkaya dengan vitamin C, maka manfaat tersebut akan

makin meningkat (www.cybermed.cbn.net.id/detil, 2006).

o

Vitamin C juga mempengaruhi biosintesis neurotransmiter dopamin,

norepinefrin, dan efinefrin dari tirosin di otak (Ganong, 2002; Mayes, 2003).

o

Vitamin C juga meningkatkan penyerapan Fe pada usus sebagai bahan baku

dalam pembentukan hemoglobin (Ganong, 2002; Mayes, 2003).

Mengandung kalsium (Ca) juga berfungsi untuk merangsang sel-sel saraf menjadi

lebih mudah menerima dan mengantar rangsangan impuls pada sinaps dan

kalsium yang bebas dalam sel juga dapat menimbulkan perubahan jangka panjang

molekul adenilil siklase, sehingga apabila enzim ini diaktifkan maka lebih banyak

AMP siklik yang dihasilkan sehingga potensial aksi semakin lama (Ganong,

2002).

Hipotesis

Daun pepaya dapat meningkatkan proses belajar dan memori mencit jantan galur

Swiss Webster.

1.6.

Metode Penelitian

Penelitian ini bersifat prospektif eksperimental laboratoris sungguhan dengan

Rancangan Acak Lengkap yang bersifat komparatif. Data yang diamati adalah waktu

tempuh mencit (detik) mulai dari start box sampai mencapai makanan (pellet) di goal

area pada maze learning box. Analisis data dengan ANAVA Satu Arah,

α

= 0,05 dan


(24)

5

dilanjutkan dengan Post Hoc Test metode Tukey HSD memakai SPSS software versi

13.0.

1.7.

Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan di Laboratorium Farmakologi Universitas Kristen

Maranatha pada bulan Mei-Desember 2006.


(25)

UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Infusa daun pepaya meningkatkan proses belajar dan memori pada mencit jantan galur Swiss Webster.

5.2. Saran

Perlu dilakukan penelitian lanjutan mengenai zat-zat aktif, khasiat lain dan uji toksisitas dari daun pepaya;

Perlu dilakukan penelitian lanjutan mengenai pengaruh daun pepaya terhadap proses belajar dan memori pada mencit dengan dilakukannya pemberian dosis yang lebih lama dan tes maze learning yang lebih banyak;

Perlu dilakukan penelitian lanjutan menenai pengaruh daun pepaya terhadap proses belajar dan memori pada mencit dengan jumlah sampel yang lebih banyak;

Diperlukan penelitian uji klinis lebih lanjut terhadap manusia agar bisa digunakan sebagai tonikum otak.


(26)

UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA 42

DAFTAR PUSTAKA

Albert B., Johnson A., Lewis J., Raff M., Roberts K., Walter P. 2002. Molecular

Biology of the Cell, 4th edition. New York: Garland Science. p.773-774.

Apoina Kartini., Suhartono., Bagoes Widjanarko. 2006. Hubungan antara Kadar

Hemoglobin dengan Kemampuan Kognitif dan Prestasi Belajar Remaja Putri Murid Tiga Sekolah Menengah Umum. Semarang: Fakultas Kesehatan

Masyarakat Universitas Diponogoro.

http://hqweb01.bkkbn.go.id/hqweb/ceria/sslappage1.html, 10 Juli 2006

Atkins, Robert C, dr. 2000. Dr. Atkin's Age-Defying Diet Revolution. Australia: Bantam Random House.

http://www.depkes.go.id/index.php?option=articles&task=viewarticle&artid= 196&Itemid=3, 21 Juli 2006

Behrman, Kliegman, Arvin, Nelson. 1999. Ilmu Kesehatan Anak Nelson Volume I

Edisi 15. Jakarta: EGC. h. 179, 188-89, 617-18.

Brian et al. 2002. Pengaruh Pemberian Suplemen dalam Bentuk Kapsul Asam

Folat, Vitamin B12, dan Vitamin B6 terhadap Kemampuan Mengingat Wanita dari Berbagai Kelompok Umur.

http://www.depkes.go.id/index.php?option=articles&task, 21 Juli 2006

Depkes RI. 1995. Farmakope Indonesia Edisi IV. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia. h. 9.

Dorland, W. A. Newman. 2002. In: Huriawati H., dkk. Editors. Kamus

Kedokteran Dorland, Edisi 29. Jakarta: EGC. h. 987, 1187, 1318.

Duke, James A. Handbook of Energy Crops. Unpublished.

http:// hort.purdue.edu/newcrop/duke_energy/Carica_ papaya.html, 23 Juli 2006

Festy. 2004. Penelitian Ilmiah Pelajar Pengaruh Ekstrak Daun Pepaya terhadap

Proses Belajar. Semarang.

http://www.republika.co.id/suplemen/cetak_detail, 22 Oktober 2004

Ganong, W. F. 2002. Buku ajar fisiologi Kedokteran, Edisi 9. Jakarta: EGC. h. 92-104, 258, 261, 273, 459.

Ganong, W. F. 2003. Lange Review of Medical Physiology Twenty-first Edition. San Fransisco: McGraw-Hill. p. 55-60, 289-95, 270-76.


(27)

UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA 43

Guyton & Hall. 1997. In: Irawati S. Editor. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran, Edisi 9. Jakarta: EGC. h. 534-7, 645-8, 685-7, 712, 922-24, 926, 939-41, 1119-30. http:// www.en.wikipedia.org/wiki/amygdala, 24 Juli 2006

http:// www.en.wikipedia.org/wiki/Carica papaya, 24 Juli 2006

http:// www.en.wikipedia.org/wiki/Image:Carica_papaya_Papaya_leaf.jpg, 24 Juli 2006

http:// www.en.wikipedia.org/wiki/Maze learning, 24 Juli 2006 http:// www.en.wikipedia.org/wiki/Neurotransmitter, 24 Juli 2006 http:// www.en.wikipedia.org/wiki/Haemoglobin, 24 Juli 2006 http:// www.M-web.com, 12 Juni 2006

http:// www.cybermed.cbn.net.id/detil, 24 Juli 2006

M. Zen Rahfiludin. 2006. Hubungan Zat Besi dengan Status Gizi dan Prestasi

Belajar pada Anak Sekolah Dasar. Semarang: Lembaga Penelitian Universitas

Diponogoro.

http://hqweb01.bkkbn.go.id/hqweb/ceria/sslappage1.html, 10 Juli 2006

Mayes A., P. 2003. Topik Khusus: Struktur dan Fungsi Vitamin Larut Air. In:

Alexander H. Editor. Biokimia Harper, Edisi 25. Jakarta: EGC. h. 609-11.

Netter, M. D. 2002. Interactive Atlas of Human Anatomy. CIBA Medical Education Publication.

Robert S. Hillman, Kenneth A. Ault. 1995. Hematology in Clinical Practice. New York: McGraw-Hill. p. 6-11.

Robert S., W, Harold S. 1938. Maze learning. Experimental Psychology. 1th ed. New York. p. 614-20.

S. M. Lumbantobing. 2005. Neurologi Klinik Pemeriksaan Fisik dan Mental,

Edisi 7. Jakarta: Balai Penerbit Fakutas Kedokteran Universitas Indonesia. h.

177.

Solihin Pudjiadi. 2005. Ilmu Gizi Klinis pada Anak, Edisi 4. Jakarta: Balai Penerbit Fakutas Kedokteran Universitas Indonesia. h. 192-3.


(28)

UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA 44

Sardjono O. Santoso, dr., Santoso Wibowo, dr,. 2005. Beberapa Obat yang

Digunakan pada Insufisiensi Serebral dan Demensia. Jakarta: Fakutas

Kedokteran Universitas Indonesia.

http://www.kalbefarma.com/files/cdk/files/06_BeberapaObatYangDigunakan PadaInsufisiensi.pdf/06_BeberapaObatYangDigunakanPadaInsufisiensi.html Virgil F. Fairbanks, Beutler E., Helen M, Vijay Sharma. 1995. Iron Metabolism,

Structure and Function of Hemoglobine. In: Williams Hematology Fifth Edition. New York: McGraw-Hill. p. 369-77, 417-24.


(1)

Vitamin C dan E yang merupakan antioksidan utama yang membersihkan

hambatan pada jaringan penghantar saraf, sehingga fungsi mengingat berlangsung

dengan baik.

o

Asupan vitamin E 100 IU per hari (tanpa memperhatikan asupan zat gizi

lainnya) dapat menyusutkan risiko menjadi pelupa hingga 27 persen. Jika pola

makan sehari juga diperkaya dengan vitamin C, maka manfaat tersebut akan

makin meningkat (www.cybermed.cbn.net.id/detil, 2006).

o

Vitamin C juga mempengaruhi biosintesis neurotransmiter dopamin,

norepinefrin, dan efinefrin dari tirosin di otak (Ganong, 2002; Mayes, 2003).

o

Vitamin C juga meningkatkan penyerapan Fe pada usus sebagai bahan baku

dalam pembentukan hemoglobin (Ganong, 2002; Mayes, 2003).

Mengandung kalsium (Ca) juga berfungsi untuk merangsang sel-sel saraf menjadi

lebih mudah menerima dan mengantar rangsangan impuls pada sinaps dan

kalsium yang bebas dalam sel juga dapat menimbulkan perubahan jangka panjang

molekul adenilil siklase, sehingga apabila enzim ini diaktifkan maka lebih banyak

AMP siklik yang dihasilkan sehingga potensial aksi semakin lama (Ganong,

2002).

Hipotesis

Daun pepaya dapat meningkatkan proses belajar dan memori mencit jantan galur

Swiss Webster.

1.6.

Metode Penelitian

Penelitian ini bersifat prospektif eksperimental laboratoris sungguhan dengan

Rancangan Acak Lengkap yang bersifat komparatif. Data yang diamati adalah waktu

tempuh mencit (detik) mulai dari start box sampai mencapai makanan (pellet) di goal

area pada maze learning box. Analisis data dengan ANAVA Satu Arah,

α

= 0,05 dan


(2)

UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA

5

dilanjutkan dengan Post Hoc Test metode Tukey HSD memakai SPSS software versi

13.0.

1.7.

Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan di Laboratorium Farmakologi Universitas Kristen

Maranatha pada bulan Mei-Desember 2006.


(3)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Infusa daun pepaya meningkatkan proses belajar dan memori pada mencit jantan galur Swiss Webster.

5.2. Saran

Perlu dilakukan penelitian lanjutan mengenai zat-zat aktif, khasiat lain dan uji toksisitas dari daun pepaya;

Perlu dilakukan penelitian lanjutan mengenai pengaruh daun pepaya terhadap proses belajar dan memori pada mencit dengan dilakukannya pemberian dosis yang lebih lama dan tes maze learning yang lebih banyak;

Perlu dilakukan penelitian lanjutan menenai pengaruh daun pepaya terhadap proses belajar dan memori pada mencit dengan jumlah sampel yang lebih banyak;

Diperlukan penelitian uji klinis lebih lanjut terhadap manusia agar bisa digunakan sebagai tonikum otak.


(4)

UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA 42

DAFTAR PUSTAKA

Albert B., Johnson A., Lewis J., Raff M., Roberts K., Walter P. 2002. Molecular

Biology of the Cell, 4th edition. New York: Garland Science. p.773-774.

Apoina Kartini., Suhartono., Bagoes Widjanarko. 2006. Hubungan antara Kadar

Hemoglobin dengan Kemampuan Kognitif dan Prestasi Belajar Remaja Putri Murid Tiga Sekolah Menengah Umum. Semarang: Fakultas Kesehatan

Masyarakat Universitas Diponogoro.

http://hqweb01.bkkbn.go.id/hqweb/ceria/sslappage1.html, 10 Juli 2006

Atkins, Robert C, dr. 2000. Dr. Atkin's Age-Defying Diet Revolution. Australia: Bantam Random House.

http://www.depkes.go.id/index.php?option=articles&task=viewarticle&artid= 196&Itemid=3, 21 Juli 2006

Behrman, Kliegman, Arvin, Nelson. 1999. Ilmu Kesehatan Anak Nelson Volume I

Edisi 15. Jakarta: EGC. h. 179, 188-89, 617-18.

Brian et al. 2002. Pengaruh Pemberian Suplemen dalam Bentuk Kapsul Asam

Folat, Vitamin B12, dan Vitamin B6 terhadap Kemampuan Mengingat Wanita dari Berbagai Kelompok Umur.

http://www.depkes.go.id/index.php?option=articles&task, 21 Juli 2006

Depkes RI. 1995. Farmakope Indonesia Edisi IV. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia. h. 9.

Dorland, W. A. Newman. 2002. In: Huriawati H., dkk. Editors. Kamus

Kedokteran Dorland, Edisi 29. Jakarta: EGC. h. 987, 1187, 1318.

Duke, James A. Handbook of Energy Crops. Unpublished.

http:// hort.purdue.edu/newcrop/duke_energy/Carica_ papaya.html, 23 Juli 2006

Festy. 2004. Penelitian Ilmiah Pelajar Pengaruh Ekstrak Daun Pepaya terhadap

Proses Belajar. Semarang.

http://www.republika.co.id/suplemen/cetak_detail, 22 Oktober 2004

Ganong, W. F. 2002. Buku ajar fisiologi Kedokteran, Edisi 9. Jakarta: EGC. h. 92-104, 258, 261, 273, 459.

Ganong, W. F. 2003. Lange Review of Medical Physiology Twenty-first Edition. San Fransisco: McGraw-Hill. p. 55-60, 289-95, 270-76.


(5)

Guyton & Hall. 1997. In: Irawati S. Editor. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran, Edisi 9. Jakarta: EGC. h. 534-7, 645-8, 685-7, 712, 922-24, 926, 939-41, 1119-30. http:// www.en.wikipedia.org/wiki/amygdala, 24 Juli 2006

http:// www.en.wikipedia.org/wiki/Carica papaya, 24 Juli 2006

http:// www.en.wikipedia.org/wiki/Image:Carica_papaya_Papaya_leaf.jpg, 24 Juli 2006

http:// www.en.wikipedia.org/wiki/Maze learning, 24 Juli 2006 http:// www.en.wikipedia.org/wiki/Neurotransmitter, 24 Juli 2006 http:// www.en.wikipedia.org/wiki/Haemoglobin, 24 Juli 2006 http:// www.M-web.com, 12 Juni 2006

http:// www.cybermed.cbn.net.id/detil, 24 Juli 2006

M. Zen Rahfiludin. 2006. Hubungan Zat Besi dengan Status Gizi dan Prestasi

Belajar pada Anak Sekolah Dasar. Semarang: Lembaga Penelitian Universitas

Diponogoro.

http://hqweb01.bkkbn.go.id/hqweb/ceria/sslappage1.html, 10 Juli 2006

Mayes A., P. 2003. Topik Khusus: Struktur dan Fungsi Vitamin Larut Air. In:

Alexander H. Editor. Biokimia Harper, Edisi 25. Jakarta: EGC. h. 609-11.

Netter, M. D. 2002. Interactive Atlas of Human Anatomy. CIBA Medical Education Publication.

Robert S. Hillman, Kenneth A. Ault. 1995. Hematology in Clinical Practice. New York: McGraw-Hill. p. 6-11.

Robert S., W, Harold S. 1938. Maze learning. Experimental Psychology. 1th ed. New York. p. 614-20.

S. M. Lumbantobing. 2005. Neurologi Klinik Pemeriksaan Fisik dan Mental,

Edisi 7. Jakarta: Balai Penerbit Fakutas Kedokteran Universitas Indonesia. h.

177.

Solihin Pudjiadi. 2005. Ilmu Gizi Klinis pada Anak, Edisi 4. Jakarta: Balai Penerbit Fakutas Kedokteran Universitas Indonesia. h. 192-3.


(6)

UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA 44

Sardjono O. Santoso, dr., Santoso Wibowo, dr,. 2005. Beberapa Obat yang

Digunakan pada Insufisiensi Serebral dan Demensia. Jakarta: Fakutas

Kedokteran Universitas Indonesia.

http://www.kalbefarma.com/files/cdk/files/06_BeberapaObatYangDigunakan PadaInsufisiensi.pdf/06_BeberapaObatYangDigunakanPadaInsufisiensi.html Virgil F. Fairbanks, Beutler E., Helen M, Vijay Sharma. 1995. Iron Metabolism,

Structure and Function of Hemoglobine. In: Williams Hematology Fifth Edition. New York: McGraw-Hill. p. 369-77, 417-24.