24 PROKSI KEMERDEKAAN DAN KONSTITISI

Di tengah-tengah situasi yang semakin
terdesak, pemerintah Jepang di Tokyo
menjanjikan memberi kemerdekaan bagi
Indonesia (7 September 1944)
 Jepang menyerah tanpa syarat kepada
sekutu (14 /15 Agustus 1945)




Para pemimpin Indonesia menentukan sikap
untuk menyatakan kemerdekaan atas
tanggung jawab sendiri, terlepas dari janji
penjajah.

Kami bangsa Indonesia dengan ini menyatakan
Kemerdekaan Indonesia.
Hal-hal yang mengenai pemindahan kekuasaan
dan lain-lain, diselenggarakan dengan cara
saksama dan dalam tempo sesingkat-singkatnya.
Jakarta, hari 17 bulan 8 tahun

‘05
Atas nama bangsa
Indonesia
Soekarno/Hatta



Pertama: dari sudut pandang politik,
proklamasi mengandung arti pernyataan
bangsa Indonesia melalui pemimpinnya,
Soekarno-Hatta, yang ditujukan kepada
seluruh rakyat Indonesia dan seluruh dunia
bahwa sejak saat itu bangsa Indonesia
sudah terlepas dari kekuasaan penjajah,
dan telah berdiri sebagai suatu bangsa
yang merdeka.



Kedua: dari sudut pandang hukum,

proklamasi mengandung arti sebagai
pernyataan bangsa Indonesia melalui
pemimpinnya, Soekarno-Hatta bahwa sejak
saat itu bangsa Indonesia sudah tidak lagi
tunduk pada tata hukum asing/penjajah,
melainkan telah menentukan tata hukum
sendiri yakni tata hukum Indonesia.

Proklamasi 17 Agustus 1945 adalah “norma
pertama” tata hukum Republik Indonesia.
 Pengesahan UUD 1945 oleh PPKI pada
tanggal 18 Agustus 1945 adalah bagian dari
tindakan pertama dalam menyempurnakan
bangunan negara RI yang diproklamasikan
sehari sebelumnya




Rancangan UUD dari BPUPKI dengan

beberapa perubahan akhirnya ditetapkan
dan disahkan oleh Panitia Persiapan
Kemerdekaan Indonesia dalam sidangnya
tanggal 18 Agustus1945. Sidang itu
berlangsung mulai pukul 11.30. Pengesahan
UUD 1945 terjadi pada pukul 15.45. Sidang
ditutup pukul 16.12

Keseluruhan naskah UUD Negara RI Tahun
1945 itu kemudian dimuat dalam Berita
Republik Indonesia tahun ke II nomer 7,
terdiri atas tiga bagian, yakni:
 Bagian Pembukaan
 Bagian Batang Tubuh
 Penjelasan

Tidak terlepas dari:
(a) pandangan tokoh-tokoh bangsa Indonesia
sebagai perancang dan yang menetapkan
UUD 1945, dan

(b) situasi ketika UUD 1945 dipersiapkan dan
disahkan.



Pokok-pokok pikiran dalam Pembukaan:




Negara melindungi segenap bangsa Indonesia
dan seluruh tumpah darah Indonesia dengan
berdasar atas persatuan dengan mewujudkan
keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Negara mengatasi segala paham golongan,
mengatasi segala paham perseorangan.
Negara hendak mewujudkan keadilan sosial
bagi seluruh rakyat.






Negara yang berkedaulatan rakyat, berdasar
atas kerakyatan dan permusyawaratan
perwakilan.
Negara berdasar atas Ketuhanan Yang Maha
Esa menurut dasar kemanusiaan yang adil dan
beradab. UUD mewajibkan pemerintah dan
lain-lain penyelenggara negara untuk
memelihara budi pekerti kemanusiaan yang
luhur dan memegang teguh cita-cita moral
rakyat yang luhur.

UUD menciptakan pokok-pokok pikiran
yang terkandung dalam pembukaan
dalam pasal-pasalnya.
Pokok-pokok pikiran tersebut meliputi
suasana kebatinan dari UUD Negara
Indonesia. Pokok-pokoki pikiran ini

mewujudkan cita-cita hukum
(Rechtsidee) yang menguasai hukum
dasar negara, baik hukum dasar yang
tertulis (UUD) maupun hukum dasar yang
tidak tertulis. UUD menciptakan pokokpokok pikiran dalam pasal-pasalnya.



Telah cukup jikalau UUD hanya memuat aturanaturan pokok, hanya memuat garis-garis besar
sebagai instruksi kepada pemerintah pusat dan
lain-lain penyelenggara negara untuk
menyelenggarakan kehidupan negara dan
kesejahteraan sosial. Terutama bagi negara
baru dan negara muda, lebih baik hukum dasar
yang tertulis itu hanya memuat aturan-aturan
pokok, sedangkan aturan yang
menyelenggarakan aturan pokok itu diserahkan
kepada undang-undang yang lebih mudah
caranya membuat, mengubah dan mencabut.




Prof. Dr. Mr. R. Supomo menyatakan antara lain
bahwa semangat kebatinan, struktur
kerohanian bangsa Indonesia bersifat dan
bercita-cita persatuan hidup, persatuan kawulo
dan gusti yaitu persatuan antara dunia luar dan
dunia batin, antara mikrokosmos dan
makrokosmos, antara rakyat dan pimpinanpimpinannya. Negara Indonesia harus berdasar
atas aliran pikiran integralistik, negara yang
bersatu dengan seluruh rakyatnya, yang
mengatasi seluruh golongan dalam lapangan
apapun.





Ir. Soekarno menyatakan bahwa UUD
1945 adalah sekedar UUD sementara,

UUD kilat, bahwa barangkali boleh
dikatakan pula, inilah revolutie grondwet.
Nanti kita membuat UUD yang lebih
sempurna dan lengkap.
S. Kolopaking juga mengemukakan
bahwa: pertama, UUD sebaiknya jangan
terlalu panjang; kedua, supaya UUD
dapat disesuaikan dengtan zaman;
ketiga, UUD harus mudah diubah

Setelah UUD 1945 diadakan perubahan
sebanyak empat kali berturut-turut
(tahun1999, 2000, 2001, dan 2002) dengan
menggunakan cara adendum, maka naskah
UUD Negara RI Tahun 1945 selengkapnya
meliputi naskah UUD 1945, Perubahan
Pertama, Perubahan Kedua, Perubahan
Ketiga, dan Perubahan Keempat.

Hasil perubahan itu menjadikan UUD 1945

terdiri atas:
 Pembukaan (tidak diubah)
 Pasal-pasal:
◦ 21 bab
◦ 73 pasal
◦ 170 ayat
◦ 3 pasal Aturan Peralihan
◦ 2 pasal Aturan Tambahan.