EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI METODE LEARNING TOURNAMENT DAN QUIZ TEAM DITINJAU Eksperimentasi Pembelajaran Matematika Melalui Metode Learning Tournament Dan Quiz Team Ditinjau Dari Aktivitas Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Persamaan Da
EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI
METODE LEARNING TOURNAMENT DAN QUIZ TEAM DITINJAU
DARI AKTIVITAS BELAJAR SISWA PADA POKOK BAHASAN
PERSAMAAN DAN PERTIDAKSAMAAN KELAS X SMK
MUHAMMADIYAH 2 SURAKARTA
SKRIPSI
Untuk memenuhi sebagian persyaratan
Guna mencapai derajat
Sarjana S-1
Pendidikan Matematika
Disusun Oleh :
HERIYONO
A 410080320
PROGRAM STUDI MATEMATIKA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2012
PtrNGESAHAN
EKSPTRIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALTII
METOI}E LEART{ING TOURNAMENT DAI\[ 8T]IZ frA{MDITINJAU
DARI AKTIVTTAS BELAJAR SISWA PADA POKOK BAHASAN
PERSAMAAN DAIY PERTIDAKSAMAAN KELAS X SMK
M2ST}RAKARTA
Yang dipersiapkan dan disusrm oleh :
HE,RTYONO
A 410080320
Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji
Padat^nggal, Juli 2012
dan dinyatakan telah memenuhi syarat
Susunan Dewan Pe,nguji
1.
Dr. Tjipto Subadi, M.Si.
)
Drs. Sumardi, M.Si.
3.
Idris Harta M.A., Ph.D.
Surakata
:
Jufi2012
Universitas Muhammadiyah Srrakarta
EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI
METODE LEARNING TOURNAMENT DAN QUIZ TEAM DITINJAU
DARI AKTIVITAS BELAJAR PADA POKOK BAHASAN PERSAMAAN
DAN PERTIDAKSAMAAN KELAS X SMK MUHAMMADIYAH 2
SURAKARTA
Oleh
1
Heriyono , Tjipto Subadi2, dan Sumardi3
1
2
Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Surakarta
Staf Pengajar UMS Surakarta, tjiptosubadi@yahoo.com
3
Staf Pengajar UMS Surakarta, s_mardi15@yahoo.co.id
ABSTRACT
The purpose of this study was to determine : (1) the influence of the use of
Learning Tournament and Quiz Team methods about to learn mathematics
achievment, (2) the influence of learning activity of student about to learn
mathematics achievment, (3) the interaction between learning method and
learning activity of student about to learn mathematics achievment. The
population in this study were all student in X grade in SMK Muhammadiyah 2
Surakarta amounting to 82 students. Samples taken in this study as many as 54
student, consisting of 30 students as experimental I classes and 24 students as
experimental II classes. The sampling technique used in this study is cluster
random sampling. Data collection method used is questionnaire method, method
of testing and documentasi methods. Data analysis techniques using two-analysis
of variance test with unequal cells, a prereqisite before using the test lilliefors
analysis method to test for normality and Bartlet method to test for homogeneity.
From the analysis of data with a significance level of 5% satisfied that: (1) there
is not the influence of Learning Tournament and Quiz Team methods about to
learn mathematics achievment by Fa = 0,034, (2) there is the influence of
learning activity of student about to learn mathematics achievment by Fb =
10,513, and (3) there is not interaction between learning method and learning
activity of student about to learn student mathematics achievment with Fab =
0,189.
Keywords: learning tournament, quiz team, learning activity, learning achievment
Pendahuluan
Pendidikan pada hakikatnya tidak dapat dipisahkan dari kehidupan setiap
manusia karena setiap manusia membutuhkan pendidikan sampai kapanpun dan
dimanapun ia berada. Pendidikan merupakan hal yang sangat penting, sebab tanpa
pendidikan manusia akan sulit berkembang dan bahkan akan terbelakang. Dengan
adanya pendidikan maka dapat tercipta manusia-manusia yang berkualitas. Oleh
karena itu, pendidikan harus mendapatkan perhatian baik oleh pemerintah dan
masyarakat pada umumnya, serta para pengelola pendidikan pada khususnya.
Peningkatan mutu pendidikan sangat diperlukan guna menunjang
tercapainya tujuan pendidikan itu sendiri. Tujuan pendidikan menurut
Sukmadinata (2007 : 24) diarahkan kepada pencapaian empat sasaran, yaitu : (1)
pengembangan
aspek
kepribadian,
(2)
pengembangan
kemampuan
kemasyarakatan, (3) pengembangan kemampuan melanjutkan studi, dan (4)
pengembangan kecakapan dan kesiapan untuk bekerja.
Pembelajaran merupakan salah satu pilar upaya peningkatan mutu
pendidikan secara keseluruhan. Upaya peningkatan mutu pendidikan adalah
bagian terpadu dari upaya peningkatan kualitas manusia, baik aspek kemampuan,
kepribadian, maupun tanggung jawab sebagai warga negara. Dalam proses
pembelajaran, pengembangan kemampuan komunikasi yang baik dengan guru dan
sesama siswa yang dilandasi sikap saling menghargai harus perlu secara terus
menerus di kembangkan di dalam setiap event pembelajaran agar dalam setiap
proses pembelajaran memberikan hasil yang maksimal.
Dalam proses pembelajaran khususnya matematika, guru menyadari
bahwa matematika dipandang sebagai mata pelajaran yang kurang diminati,
ditakuti, dan dihindari oleh sebagian besar siswa. Banyak siswa yang masih
kurang mampu dalam mempelajari matematika karena dianggap sebagai pelajaran
yang sulit. Hal ini menyebabkan siswa menjadi takut atau phobia terhadap
matematika.
Ketakutan-ketakutan
tersebut
dapat
menyebabkan
proses
pembelajaran menjadi tidak efektif sehingga prestasi belajar yang diharapkan
tidak tercapai.
Rendahnya prestasi belajar matematika disebabkan karena aktivitas dalam
pembelajaran matematika masih sangat rendah. Siswa jarang sekali mengajukan
pertanyaan walaupun guru telah memancing dengan pertanyaan-pertanyaan yang
sekiranya siswa belum jelas. Selain itu, aktivitas siswa dalam mencatat, membuat
ringkasan dan mengerjakan soal-soal latihan masih rendah. Dalam proses
pembelajaran selama ini, pada umumnya guru senantiasa mendominasi kegiatan
dan segala inisiatif datang dari guru, sementara siswa sebagai obyek untuk
menerima apa-apa yang dianggap penting dan menghafal materi-materi yang
disampaikan oleh guru serta tidak berani mengeluarkan ide-ide pada saat
pembelajaran berlangsung.
Kurangnya aktivitas siswa di dalam kelas dikarenakan penggunaan metode
mengajar yang tidak sesuai atau kurang tepat sehingga siswa tidak dapat dengan
mudah memahami dan menguasai materi yang disampaikan. Supaya kegiatan
belajar mengajar mencapai tujuan seoptimal mungkin, guru diharapkan memiliki
kemampuan-kemampuan yang diperlukan siswa, menguasai materi yang akan
diajarkan, mampu mengklasifikasikan macam-macam pendekatan dan metode
serta menguasai teknik-teknik mengajar. Penentuan metode bagi guru merupakan
hal yang cukup penting. Keberhasilan siswa akan banyak bergantung kepada
pendekatan dan metode yang digunakan oleh guru. Dalam hal ini adalah metode
pembelajaran Learning Tournament dan Quiz Team.
Metode Learning Tournament ini menggabungkan satu kelompok belajar
dan kompetisi tim (Silberman, 2009 : 159-160). Sedangkan metode Quiz Team
berguna untuk meningkatkan kemampuan tanggung jawab siswa terhadap apa
yang mereka pelajari dengan cara yang menyenangkan dan tidak menakutkan
(Mel Silberman, 2009 : 163-164). Metode Learning Tournament dan Quiz Team
keduanya merupakan metode pembelajaran dengan menggunakan teknik belajar
secara kelompok.
Memperhatikan uraian tersebut di atas, studi yang dilakukan bertujuan
untuk mengetahui (1) pengaruh metode pembelajaran terhadap prestasi belajar
siswa, (2) pengaruh aktivitas belajar siswa terhadap prestasi belajar siswa, (3)
interaksi antara metode pembelajaran dengan aktivitas belajar siswa. Maka
diambil hipotesis sebagai berikut :
H1A : Ada pengaruh penggunaan metode pembelajaran Learning Tournament
dan metode pembelajaran Quiz Team terhadap prestasi belajar
H1B : Ada pengaruh aktivitas belajar siswa terhadap prestasi belajar matematika
H1AB : Ada interaksi antara metode pembelajaran Learning Tournament dan
metode pembelajaran Quiz Team ditinjau dari aktivitas belajar siswa
terhadap prestasi belajar
Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan eksperimen. Dengan variabel
terikat adalah prestasi belajar siswa dan variabel bebasnya adalah metode
pembelajaran dan aktivitas belajar siswa. Metode yang digunkaan adalah metode
Learning Tournament sebagai perlakuan pada kelas eksperimen I dan metode
Quiz Team sebagai perlakuan pada kelas eksperimen II. Kedua kelas tersebut
kemudian dibandingkan, dengan meninjau pada kemampuan awal siswa. Dengan
membandingkan kedua kelas tersebut, diharapkan dapat diketahui perbedaan
prestasi belajar anatara metode Learning Tournament dan metode Quiz Team.
Pada kelas eksperimen I digunakan metode pembelajaran Learning
Tournament. Metode ini menggabungkan satu kelompok belajar dan kompetisi
tim yang dapat digunakan untuk mengembangkan pelajaran atas macam-macam
fakta, konsep, dan keahlian yang luas. Kemudian pada kelas eksperimen II,
digunakan metode pembelajaran Quiz Team. Dimana pada metode ini dapat
meningkatkan tanggung jawab peserta didik terhadap apa yang mereka pelajari
melalui cara yang menyenangkan dan tidak menakutkan. Kedua kelas tersebut
kemudian dibandingkan dan dilihat perbedaan prestasi belajarnya.
Pengambilan sampel digunakan cluster random sampling, yaitu teknik
sampling yang digunakan untuk menentukan sampel bila obyek yang diteliti atau
sumber data sangat luas (Sugiyono, 2011 : 83). Nanang Martono (2010 : 67)
menyebutkan bahwa sampling adalah metode atau cara menentukan sampel dan
besar sampel. Sebelum menghitung data hasil penelitian, selain memeriksa
normalitas dan homogenitas perlu juga diadakan uji varian matching mengingat
sampel yang diteliti berasal dari dua kelas yang berbeda yaitu kelas eksperimen
dan kelas kontrol. Uji varian matching bertujuan untuk menentukan kondisi
keseimbangan kemampuan awal siswa.
Sedangkan untuk mengetahui perbedaan prestasi belajar tersebut
digunakan metode tes dan metode angket. Akan tetapi, sebelum digunakan soal
tes ini perlu diuji apakah layak digunakan dalam penelitian. Pengujian yang
digunakan adalah uji validitas dan reliabilitas soal. Untuk mengetahui validitas
tiap item instrumen digunakan rumus korelasi Product Moment, yaitu:
rxy =
N ∑ XY − (∑ X )(∑ Y )
{( N ∑ X ) − (∑ X ) 2 }{( N ∑ Y 2 ) − (∑ Y ) 2 }
2
Untuk mengetahui reliabalitas soal tes digunakn rumus KR-20 berikut :
∑
=
∑
∑
Sedangkan untuk mengetahui reabilitas soal angket digunakan rumus
Alpha Cronbach’s berikut :
=
1−
∑
Selain itu metode dokumentasi digunakan untuk mengetahui keaktifan
siswa dalam mengikuti pembelajaran dan keseriusan mengerjakan tes prestasi.
Kemudian metode Learning Tournament dan Quiz Team dapat dianjurkan pada
guru sebagai alternatif pembelajaran di kelas.
Hasil dan Pembahasan
Setelah dilakukan uji validitas dan reliabilitas pada 25 soal, didapatkan
hasil relibilitas menunjukkan hasil reliabilitas yang tinggi pada soal tes prestasi
yaitu r11 = 0,80294, maka instrument tersebut reliable dan dapat digunakan.
Kemudian hasil reabilitas untuk soal aktivitas juga menunjukan nilai yang tinggi
yaitu r11 = 0,88315. Untuk validitas soal tes, didapatkan sepuluh soal yang tidak
valid dan 15 soal valid. Ini berarti terdapat 15 soal yang nilai validitasnya lebih
dari nilai validitas tabel dengan jumlah subyek 27, yaitu rtabel = 0,382. Untuk lebih
jelasnya dapat dilihat pada tabel 1.
Tabel 1
Nilai Validitas Instrumen
No
rxy
rtabel
Keterangan
1
0,5245
0,381
Valid
2
0,5581
0,381
Valid
3
0,5581
0,381
Valid
4
0,4523
0,381
Valid
5
0,3831
0,381
Valid
6
0,4774
0,381
Valid
7
-0,014
0,381
Tidak Valid
8
-0,014
0,381
Tidak Valid
9
0,6806
0,381
Valid
10
0,0591
0,381
Valid
11
0,0591
0,381
Tidak Valid
12
-0,452
0,381
Tidak Valid
13
0,4908
0,381
Valid
14
0
0,381
Tidak Valid
15
0,668
0,381
Valid
16
0,4427
0,381
Valid
17
0,6235
0,381
Valid
18
0,4908
0,381
Valid
19
-0,055
0,381
Tidak Valid
20
0
0,381
Tidak Valid
Item
21
0
0,381
Tidak Valid
22
0
0,381
Tidak Valid
23
0
0,381
Tidak Valid
24
0,4048
0,381
Valid
25
0,5999
0,381
Valid
Sedangkan untuk validitas soal angket, didapatkan enam soal yang tidak
valid dan 19 soal valid. Ini berarti terdapat 19 soal yang nilai validitasnya lebih
dari nilai validitas tabel dengan jumlah subyek 26, yaitu rtabel = 0,388. Untuk lebih
jelasnya dapat dilihat pada tabel 2.
Tabel 2
Nilai Validitas Instrumen
No
Item
rxy
rtabel
Keputusan
1
0,5675
0,388
Valid
2
-0,31
0,388
Tidak Valid
3
0,14
0,388
Tidak Valid
4
0,6965
0,388
Valid
5
0,6799
0,388
Valid
6
0,5442
0,388
Valid
7
0,3238
0,388
Tidak Valid
8
0,7899
0,388
Valid
9
0,6111
0,388
Valid
10
0,5223
0,388
Valid
11
0,6404
0,388
Valid
12
0,6216
0,388
Valid
13
0,438
0,388
Valid
14
0,3186
0,388
Tidak Valid
15
0,5835
0,388
Valid
16
0,2383
0,388
Tidak Valid
17
0,0698
0,388
Tidak Valid
18
0,435
0,388
Valid
19
0,7505
0,388
Valid
20
0,583
0,388
Valid
21
0,4538
0,388
Valid
22
0,4334
0,388
Valid
23
0,6792
0,388
Valid
24
0,7085
0,388
Valid
25
0,6619
0,388
Valid
Metode Learning Tournament dan metode Quiz Team menunjukkan hasil
seperti gambar berikut :
Gambar 1
Diagram batang perbandingan rata-rata dalam penggunaan metode
pembelajaran
Perbandingan Rata-rata Metode
Pembelajaran
Rata-rata
54
52
50
48
Learning Tournament
Quiz Team
Dari hasil analisis variansi dua jalan yang telah dilakukan, metode
Learning Tournament dan Quiz Team tidak berpengaruh terhadap naiknya prestasi
belajar siswa. Akan tetapi, aktivitas belajar siswa sangat berpengaruh terhadap
prestasi belajar siswa. Rangkuman hasil ANAVA dua jalan ditampilkan pada tabel
3.
Tabel 3
Rangkuman analisis variansi dua jalan sel tak sama
Sumber
Metode Pembelajaran (A)
Tingkat Aktivitas (B)
Interaksi (AB)
JK
7.4663
4632.4390
Dk
1
RK
Fhitung Ftabel
Keputusan
7.4663
0.034
4.043 Ho Diterima
2 2316.2195
10.513
3.191 Ho Ditolak
0.189
3.191 Ho Diterima
83.4863
2
41.7431
Galat (G)
10575.7026
48
220.3271
Total (T)
15299.0942
53
Berdasarkan tabel diatas dan menggunakan taraf signifikansi 5%
dihasilkan pada hipotesis pertama Fa = 0,034 dan Ftabel pada taraf signifikasi 5%
adalah 4,043. Karena Fa < Ftabel , maka H 0 diterima artinya tidak ada pengaruh
yang signifikan antara metode pembelajaran terhadap prestasi belajar matematika
siswa.
Kenyataan kondisi tersebut di dukung di dalam lingkungan SMK
Muhammadiyah 2 Surakarta yang kurang terbiasa akan penggunaan metode
Learning Tournament dan Quiz Team. Siswa cenderung terbiasa dengan metode
konvensional yang diberikan oleh guru. Kurangnya waktu dalam penelitian ini
menyebabkan evaluasi yang dilakukan oleh guru kurang maksimal dan
menyebabkan kurang tercapainya hasil belajar yang di inginkan.
Hal ini sejalan dengan pendapat Sukardi (2011 : 2) yang mengatakan
bahwa evaluasi pembelajaran harus dilakukan secara sistematis dan kontinu agar
dapat menggambarkan kemampuan para siswa yang di evaluasi. Kesalahan utama
yang sering terjadi diantara para guru adalah bahwa evaluasi hanya dilakukan
pada saat-saat tertentu, seperti pada akhir unit, pertengahan, dan atau akhir suatu
program pembelajaran. Akibat yang terjadi adalah minimnya informasi tentang
para siswa sehingga menyebabkan banyaknya perlakuan prediksi guru menjadi
bias dalam menentukan posisi mereka dalam kegiatan kelasnya. Hal ini dianjurkan
karena untuk mendapatkan informasi yang banyak tentang kegiatan siswa di kelas
dan kemudian digunakan untuk menilai tingkat keterlaksanaan program seperti
yang direncanakan.
Indira Murti (2010) juga menyatakan bahwa kurangnya waktu dalam
penelitian yang dilakukannya menyebabkan kurang tercapainya hasil belajar yang
diinginkannya. Sehingga dalam penelitiannya memberikan hasil belajar yang
seimbang atau sama dengan metode pembelajaran yang digunakannya.
Kemudian untuk hipotesis kedua, hasil ANAVA dua jalan sel tak sama
dengan taraf signifikasi 5% diperoleh Fb = 10,513 dan Ftabel = 3,191. Karena Fb
> Ftabel, maka ada pengaruh yang signifikan prestasi belajar matematika ditinjau
dari aktivitas siswa. Adapun perbedaan tingkat aktivitas belajar siswa tinggi,
sedang, dan rendah menyebabkan perbedaan tingkat pemahaman materi pelajaran
matematika yang diberikan.
Hal ini sejalan dengan pendapat Sardiman (2009 : 95-96) yang
mengatakan bahwa aktivitas diperlukan dalam belajar karena pada prinsipnya
belajar adalah berbuat. Berbuat untuk mengubah tingkah laku, jadi melakukan
kegiatan. Tidak ada belajar kalau tidak ada aktivitas. Itulah sebabnya aktivitas
merupakan prinsip atau asas yang sangat penting didalam interaksi belajar
mengajar. Dengan kata lain, bahwa dalam belajar sangat diperlukan adanya
aktivitas. Tanpa aktivitas, proses belajar tidak mungkin berlangsung dengan baik.
Jadi apabila tingkat aktivitasnya tinggi, maka akan memberikan hasil yang
maksimal terhadap proses pembelajaran, begitu pula sebaliknya apabila
aktivitasnya rendah maka akan memberikan hasil yang tidak maksimal terhadap
proses pembelajaran.
Hasil analisis menyebutkan bahwa H0 ditolak. Karena Ho ditolak maka
perlu dilakukan uji lanjut atau uji komparasi ganda. Uji komparasi ganda
dilakukan untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan rerata prestasi belajar
antara siswa yang memiliki aktivitas belajar tinggi, sedang dan rendah. Hasil uji
komparasi ganda dengan menggunakan metode Scheffe menunjukkan bahwa
terdapat perbedaan signifikan antara siswa yang mempunyai aktivitas tinggi
dengan aktivitas rendah sehingga dapat disimpulkan bahwa kelompok aktivitas
tinggi mempunyai prestasi yang paling baik dibandingkan dengan aktivitas sedang
dan rendah. Kondisi ini didukung di lapangan bahwa aktivitas antara siswa yang
satu dengan yang lain berbeda. Aktivitas siswa dibedakan ke dalam tiga kategori
yaitu tinggi, sedang, dan rendah. Siswa yang tingkat aktivitasnya tinggi terlihat
lebih serius saat mengerjakan soal yang diberikan guru, aktif dalam proses
pembelajaran dan memperhatikan penjelasan yang diberikan oleh guru.
Sedangkan siswa dengan aktivitas rendah kurang serius dalam mengerjakan tugas
dan cenderung pasif dalam proses pembelajaran. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa aktivitas belajar berpengaruh terhadap prestasi belajar.
Berdasarkan analisis di atas dapat disimpulkan bahwa perbedaan tingkat
aktivitas mempengaruhi prestasi belajar mereka. Semakin tinggi aktivitas semakin
baik prestasi belajar yang dicapai dan sebaliknya rendahnya aktivitas siswa
mengakibatkan rendahnya prestasi belajar mereka. Perbedaan kemampuan awal
tersebut dapat dilihat pada tabel 4.
Tabel 4
Rangkuman Analisis Uji Komparasi Antar Kolom
Ho
Fobs
Ftab
Keputusan
µ1 = µ2
15,652
6,382
Ho ditolak
µ1 = µ3
13,798
6,382
Hoditolak
µ2 = µ3
0,086
6,382
Hoditerima
Komparasi pertama menyatakan perbandingan antara aktivitas siswa tinggi
dengan aktivitas siswa sedang. Komparasi kedua menyatakan perbandingan antara
aktivitas siswa tinggi dengan aktivitas siswa rendah. Komparasi ketiga
menyatakan perbandingan antara aktivitas siswa rendah dengan aktivitas siswa
sedang.
Pada komparasi pertama dan kedua didapatkan H0 ditolak, ini berarti ada
perbedaan yang signifikan antara aktivitas belajar tinggi dan sedang, juga ada
perbedaan aktivitas tinggi dan rendah. Namun, pada komparasi ketiga didapat H0
diterima, ini berarti tidak ada perbedaan yang signifikan antara aktivitas siswa
sedang dan aktivitas siswa rendah.
Untuk hipotesis ketiga, ANAVA dua jalan sel tak sama dengan taraf
signifikasi 5% menyatakan hasil Fab = 0,189 dan Ftabel = 3,191. Karena Fab <
Ftabel , maka tidak ada efek interaksi yang signifikan antara metode pembelajaran
dan aktivitas belajar terhadap prestasi belajar siswa. Karena tidak ada efek
interaksi yang signifikan antara metode dan aktivitas belajar siswa, maka
perbandingan antara kelas eksperimen dan kelas kontrol mengikuti perbandingan
marginalnya.
Dengan demikian, antara metode dan aktivitas belajar siswa tidak terjadi
interaksi yang sistematis dalam mempengaruhi prestasi belajar matematika.
Siswa yang berprestasi tinggi tidak selalu berasal dari siswa dengan aktivitas yang
tinggi dengan metode pembelajaran, tetapi mungkin berasal dari aktivitas belajar
yang rendah dengan metode pembelajaran. Adapun profil efek metode maupun
strategi pembelajaran dapat disajikan dalam grafik berikut:
80
70
60
50
40
30
20
10
0
A1
A2
B1
B2
B3
Gambar 2
Rata-rata Prestasi Belajar Kelas Eksperimen I dan Eksperimen II
Ditinjau Dari Aktivitas
Dari gambar di atas diperoleh bahwa rerata prestasi belajar matematika
kedua kelas hampir sama. Hal ini dikarenakan karena tidak adanya interaksi
antara metode pembelajaran dengan aktivitas belajar siswa. Hal ini sejalan dengan
hipotesis pertama yang mengatakan bahwa tidak ada pengaruh metode
pembelajaran terhadap prestasi belajar matematika siswa. Hal ini dapat dilihat dari
uji statistik yang menyatakan bahwa H 0 diterima (tidak ada interaksi).
Hal ini kemungkinan disebabkan karena faktor lain yang mempengaruhi
prestasi belajar siswa, meliputi faktor yang ada dalam diri individu itu sendiri
yaitu kecerdasan, latihan, dan kesempatan yang dalam penelitian ini tidak diteliti
oleh peneliti. Selain itu dapat juga disebabkan oleh cara pengambilan sampel yang
kurang tepat, sehingga belum dapat menggambarkan keadaan populasi yang
sebenarnya. Akan tetapi, apabila dilihat dari tingkat aktivitasnya maka terdapat
perbedaan rerata antara siswa yang mempunyai aktivitas tinggi, sedang, ataupun
rendah. Hal ini sejalan dengan hipotesis kedua yang mengatakan bahwa terdapat
pengaruh yang signifikan antara aktivitas belajar terhadap prestasi belajar
matematika siswa.
Simpulan
Berdasarkan kajian teori dan didukung adanya analisis data dengan taraf
signifikasi 5% dapat ditarik kesimpulan bahwa tidak ada pengaruh yang signifikan
metode pembelajaran Learning Tournament dan Quiz Team terhadap prestasi
belajar matematika. Hal ini didasarkan dari analisis data diperoleh Fa = 0,034 <
= 4,043.
Ada pengaruh yang signifikan prestasi belajar siswa terhadap prestasi
belajar matematika. Hal ini didasarkan dari analisis data diperoleh Fb = 10,513 >
= 3,191.
Tidak ada interaksi metode pembelajaran Learning Tournament dan
metode pembelajaran Quiz Team ditinjau dari aktivitas belajar siswa terhadap
prestasi belajar matematika. Hal ini didukung dari penelitian diperoleh data Fab =
0,189 <
= 3,191.
Daftar Pustaka
Martono, Nanang. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif. Jakarta : PT Raja
Grafindo Persada.
Murti, Indira. 2010. Implementasi Pembelajaran Matematika Dengan Pendekatan
Missouri Mathematics Project (MMP) dan pendekatan Keep On
Learning Ditinjau Dari Motivasi Belajar. Skripsi UMS (tidak
diterbitkan).
Sardiman. 2009. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta : Raja
Grafindo Persada.
Silberman, Mel. 2009. Active Learning 101 Strategi Pembelajaran Aktif.
Yogyakarta : Pustaka Insan Madani.
Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung :
Alfabeta
Sukardi. 2011. Evaluasi Pendidikan Prinsip dan Operasionalnya. Jakarta : Bumi
Aksara.
Sukmadinata. 2007.
Rosdakarya.
Metode
Penelitian
Pendidikan.
Bandung:
Remaja
METODE LEARNING TOURNAMENT DAN QUIZ TEAM DITINJAU
DARI AKTIVITAS BELAJAR SISWA PADA POKOK BAHASAN
PERSAMAAN DAN PERTIDAKSAMAAN KELAS X SMK
MUHAMMADIYAH 2 SURAKARTA
SKRIPSI
Untuk memenuhi sebagian persyaratan
Guna mencapai derajat
Sarjana S-1
Pendidikan Matematika
Disusun Oleh :
HERIYONO
A 410080320
PROGRAM STUDI MATEMATIKA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2012
PtrNGESAHAN
EKSPTRIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALTII
METOI}E LEART{ING TOURNAMENT DAI\[ 8T]IZ frA{MDITINJAU
DARI AKTIVTTAS BELAJAR SISWA PADA POKOK BAHASAN
PERSAMAAN DAIY PERTIDAKSAMAAN KELAS X SMK
M2ST}RAKARTA
Yang dipersiapkan dan disusrm oleh :
HE,RTYONO
A 410080320
Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji
Padat^nggal, Juli 2012
dan dinyatakan telah memenuhi syarat
Susunan Dewan Pe,nguji
1.
Dr. Tjipto Subadi, M.Si.
)
Drs. Sumardi, M.Si.
3.
Idris Harta M.A., Ph.D.
Surakata
:
Jufi2012
Universitas Muhammadiyah Srrakarta
EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI
METODE LEARNING TOURNAMENT DAN QUIZ TEAM DITINJAU
DARI AKTIVITAS BELAJAR PADA POKOK BAHASAN PERSAMAAN
DAN PERTIDAKSAMAAN KELAS X SMK MUHAMMADIYAH 2
SURAKARTA
Oleh
1
Heriyono , Tjipto Subadi2, dan Sumardi3
1
2
Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Surakarta
Staf Pengajar UMS Surakarta, tjiptosubadi@yahoo.com
3
Staf Pengajar UMS Surakarta, s_mardi15@yahoo.co.id
ABSTRACT
The purpose of this study was to determine : (1) the influence of the use of
Learning Tournament and Quiz Team methods about to learn mathematics
achievment, (2) the influence of learning activity of student about to learn
mathematics achievment, (3) the interaction between learning method and
learning activity of student about to learn mathematics achievment. The
population in this study were all student in X grade in SMK Muhammadiyah 2
Surakarta amounting to 82 students. Samples taken in this study as many as 54
student, consisting of 30 students as experimental I classes and 24 students as
experimental II classes. The sampling technique used in this study is cluster
random sampling. Data collection method used is questionnaire method, method
of testing and documentasi methods. Data analysis techniques using two-analysis
of variance test with unequal cells, a prereqisite before using the test lilliefors
analysis method to test for normality and Bartlet method to test for homogeneity.
From the analysis of data with a significance level of 5% satisfied that: (1) there
is not the influence of Learning Tournament and Quiz Team methods about to
learn mathematics achievment by Fa = 0,034, (2) there is the influence of
learning activity of student about to learn mathematics achievment by Fb =
10,513, and (3) there is not interaction between learning method and learning
activity of student about to learn student mathematics achievment with Fab =
0,189.
Keywords: learning tournament, quiz team, learning activity, learning achievment
Pendahuluan
Pendidikan pada hakikatnya tidak dapat dipisahkan dari kehidupan setiap
manusia karena setiap manusia membutuhkan pendidikan sampai kapanpun dan
dimanapun ia berada. Pendidikan merupakan hal yang sangat penting, sebab tanpa
pendidikan manusia akan sulit berkembang dan bahkan akan terbelakang. Dengan
adanya pendidikan maka dapat tercipta manusia-manusia yang berkualitas. Oleh
karena itu, pendidikan harus mendapatkan perhatian baik oleh pemerintah dan
masyarakat pada umumnya, serta para pengelola pendidikan pada khususnya.
Peningkatan mutu pendidikan sangat diperlukan guna menunjang
tercapainya tujuan pendidikan itu sendiri. Tujuan pendidikan menurut
Sukmadinata (2007 : 24) diarahkan kepada pencapaian empat sasaran, yaitu : (1)
pengembangan
aspek
kepribadian,
(2)
pengembangan
kemampuan
kemasyarakatan, (3) pengembangan kemampuan melanjutkan studi, dan (4)
pengembangan kecakapan dan kesiapan untuk bekerja.
Pembelajaran merupakan salah satu pilar upaya peningkatan mutu
pendidikan secara keseluruhan. Upaya peningkatan mutu pendidikan adalah
bagian terpadu dari upaya peningkatan kualitas manusia, baik aspek kemampuan,
kepribadian, maupun tanggung jawab sebagai warga negara. Dalam proses
pembelajaran, pengembangan kemampuan komunikasi yang baik dengan guru dan
sesama siswa yang dilandasi sikap saling menghargai harus perlu secara terus
menerus di kembangkan di dalam setiap event pembelajaran agar dalam setiap
proses pembelajaran memberikan hasil yang maksimal.
Dalam proses pembelajaran khususnya matematika, guru menyadari
bahwa matematika dipandang sebagai mata pelajaran yang kurang diminati,
ditakuti, dan dihindari oleh sebagian besar siswa. Banyak siswa yang masih
kurang mampu dalam mempelajari matematika karena dianggap sebagai pelajaran
yang sulit. Hal ini menyebabkan siswa menjadi takut atau phobia terhadap
matematika.
Ketakutan-ketakutan
tersebut
dapat
menyebabkan
proses
pembelajaran menjadi tidak efektif sehingga prestasi belajar yang diharapkan
tidak tercapai.
Rendahnya prestasi belajar matematika disebabkan karena aktivitas dalam
pembelajaran matematika masih sangat rendah. Siswa jarang sekali mengajukan
pertanyaan walaupun guru telah memancing dengan pertanyaan-pertanyaan yang
sekiranya siswa belum jelas. Selain itu, aktivitas siswa dalam mencatat, membuat
ringkasan dan mengerjakan soal-soal latihan masih rendah. Dalam proses
pembelajaran selama ini, pada umumnya guru senantiasa mendominasi kegiatan
dan segala inisiatif datang dari guru, sementara siswa sebagai obyek untuk
menerima apa-apa yang dianggap penting dan menghafal materi-materi yang
disampaikan oleh guru serta tidak berani mengeluarkan ide-ide pada saat
pembelajaran berlangsung.
Kurangnya aktivitas siswa di dalam kelas dikarenakan penggunaan metode
mengajar yang tidak sesuai atau kurang tepat sehingga siswa tidak dapat dengan
mudah memahami dan menguasai materi yang disampaikan. Supaya kegiatan
belajar mengajar mencapai tujuan seoptimal mungkin, guru diharapkan memiliki
kemampuan-kemampuan yang diperlukan siswa, menguasai materi yang akan
diajarkan, mampu mengklasifikasikan macam-macam pendekatan dan metode
serta menguasai teknik-teknik mengajar. Penentuan metode bagi guru merupakan
hal yang cukup penting. Keberhasilan siswa akan banyak bergantung kepada
pendekatan dan metode yang digunakan oleh guru. Dalam hal ini adalah metode
pembelajaran Learning Tournament dan Quiz Team.
Metode Learning Tournament ini menggabungkan satu kelompok belajar
dan kompetisi tim (Silberman, 2009 : 159-160). Sedangkan metode Quiz Team
berguna untuk meningkatkan kemampuan tanggung jawab siswa terhadap apa
yang mereka pelajari dengan cara yang menyenangkan dan tidak menakutkan
(Mel Silberman, 2009 : 163-164). Metode Learning Tournament dan Quiz Team
keduanya merupakan metode pembelajaran dengan menggunakan teknik belajar
secara kelompok.
Memperhatikan uraian tersebut di atas, studi yang dilakukan bertujuan
untuk mengetahui (1) pengaruh metode pembelajaran terhadap prestasi belajar
siswa, (2) pengaruh aktivitas belajar siswa terhadap prestasi belajar siswa, (3)
interaksi antara metode pembelajaran dengan aktivitas belajar siswa. Maka
diambil hipotesis sebagai berikut :
H1A : Ada pengaruh penggunaan metode pembelajaran Learning Tournament
dan metode pembelajaran Quiz Team terhadap prestasi belajar
H1B : Ada pengaruh aktivitas belajar siswa terhadap prestasi belajar matematika
H1AB : Ada interaksi antara metode pembelajaran Learning Tournament dan
metode pembelajaran Quiz Team ditinjau dari aktivitas belajar siswa
terhadap prestasi belajar
Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan eksperimen. Dengan variabel
terikat adalah prestasi belajar siswa dan variabel bebasnya adalah metode
pembelajaran dan aktivitas belajar siswa. Metode yang digunkaan adalah metode
Learning Tournament sebagai perlakuan pada kelas eksperimen I dan metode
Quiz Team sebagai perlakuan pada kelas eksperimen II. Kedua kelas tersebut
kemudian dibandingkan, dengan meninjau pada kemampuan awal siswa. Dengan
membandingkan kedua kelas tersebut, diharapkan dapat diketahui perbedaan
prestasi belajar anatara metode Learning Tournament dan metode Quiz Team.
Pada kelas eksperimen I digunakan metode pembelajaran Learning
Tournament. Metode ini menggabungkan satu kelompok belajar dan kompetisi
tim yang dapat digunakan untuk mengembangkan pelajaran atas macam-macam
fakta, konsep, dan keahlian yang luas. Kemudian pada kelas eksperimen II,
digunakan metode pembelajaran Quiz Team. Dimana pada metode ini dapat
meningkatkan tanggung jawab peserta didik terhadap apa yang mereka pelajari
melalui cara yang menyenangkan dan tidak menakutkan. Kedua kelas tersebut
kemudian dibandingkan dan dilihat perbedaan prestasi belajarnya.
Pengambilan sampel digunakan cluster random sampling, yaitu teknik
sampling yang digunakan untuk menentukan sampel bila obyek yang diteliti atau
sumber data sangat luas (Sugiyono, 2011 : 83). Nanang Martono (2010 : 67)
menyebutkan bahwa sampling adalah metode atau cara menentukan sampel dan
besar sampel. Sebelum menghitung data hasil penelitian, selain memeriksa
normalitas dan homogenitas perlu juga diadakan uji varian matching mengingat
sampel yang diteliti berasal dari dua kelas yang berbeda yaitu kelas eksperimen
dan kelas kontrol. Uji varian matching bertujuan untuk menentukan kondisi
keseimbangan kemampuan awal siswa.
Sedangkan untuk mengetahui perbedaan prestasi belajar tersebut
digunakan metode tes dan metode angket. Akan tetapi, sebelum digunakan soal
tes ini perlu diuji apakah layak digunakan dalam penelitian. Pengujian yang
digunakan adalah uji validitas dan reliabilitas soal. Untuk mengetahui validitas
tiap item instrumen digunakan rumus korelasi Product Moment, yaitu:
rxy =
N ∑ XY − (∑ X )(∑ Y )
{( N ∑ X ) − (∑ X ) 2 }{( N ∑ Y 2 ) − (∑ Y ) 2 }
2
Untuk mengetahui reliabalitas soal tes digunakn rumus KR-20 berikut :
∑
=
∑
∑
Sedangkan untuk mengetahui reabilitas soal angket digunakan rumus
Alpha Cronbach’s berikut :
=
1−
∑
Selain itu metode dokumentasi digunakan untuk mengetahui keaktifan
siswa dalam mengikuti pembelajaran dan keseriusan mengerjakan tes prestasi.
Kemudian metode Learning Tournament dan Quiz Team dapat dianjurkan pada
guru sebagai alternatif pembelajaran di kelas.
Hasil dan Pembahasan
Setelah dilakukan uji validitas dan reliabilitas pada 25 soal, didapatkan
hasil relibilitas menunjukkan hasil reliabilitas yang tinggi pada soal tes prestasi
yaitu r11 = 0,80294, maka instrument tersebut reliable dan dapat digunakan.
Kemudian hasil reabilitas untuk soal aktivitas juga menunjukan nilai yang tinggi
yaitu r11 = 0,88315. Untuk validitas soal tes, didapatkan sepuluh soal yang tidak
valid dan 15 soal valid. Ini berarti terdapat 15 soal yang nilai validitasnya lebih
dari nilai validitas tabel dengan jumlah subyek 27, yaitu rtabel = 0,382. Untuk lebih
jelasnya dapat dilihat pada tabel 1.
Tabel 1
Nilai Validitas Instrumen
No
rxy
rtabel
Keterangan
1
0,5245
0,381
Valid
2
0,5581
0,381
Valid
3
0,5581
0,381
Valid
4
0,4523
0,381
Valid
5
0,3831
0,381
Valid
6
0,4774
0,381
Valid
7
-0,014
0,381
Tidak Valid
8
-0,014
0,381
Tidak Valid
9
0,6806
0,381
Valid
10
0,0591
0,381
Valid
11
0,0591
0,381
Tidak Valid
12
-0,452
0,381
Tidak Valid
13
0,4908
0,381
Valid
14
0
0,381
Tidak Valid
15
0,668
0,381
Valid
16
0,4427
0,381
Valid
17
0,6235
0,381
Valid
18
0,4908
0,381
Valid
19
-0,055
0,381
Tidak Valid
20
0
0,381
Tidak Valid
Item
21
0
0,381
Tidak Valid
22
0
0,381
Tidak Valid
23
0
0,381
Tidak Valid
24
0,4048
0,381
Valid
25
0,5999
0,381
Valid
Sedangkan untuk validitas soal angket, didapatkan enam soal yang tidak
valid dan 19 soal valid. Ini berarti terdapat 19 soal yang nilai validitasnya lebih
dari nilai validitas tabel dengan jumlah subyek 26, yaitu rtabel = 0,388. Untuk lebih
jelasnya dapat dilihat pada tabel 2.
Tabel 2
Nilai Validitas Instrumen
No
Item
rxy
rtabel
Keputusan
1
0,5675
0,388
Valid
2
-0,31
0,388
Tidak Valid
3
0,14
0,388
Tidak Valid
4
0,6965
0,388
Valid
5
0,6799
0,388
Valid
6
0,5442
0,388
Valid
7
0,3238
0,388
Tidak Valid
8
0,7899
0,388
Valid
9
0,6111
0,388
Valid
10
0,5223
0,388
Valid
11
0,6404
0,388
Valid
12
0,6216
0,388
Valid
13
0,438
0,388
Valid
14
0,3186
0,388
Tidak Valid
15
0,5835
0,388
Valid
16
0,2383
0,388
Tidak Valid
17
0,0698
0,388
Tidak Valid
18
0,435
0,388
Valid
19
0,7505
0,388
Valid
20
0,583
0,388
Valid
21
0,4538
0,388
Valid
22
0,4334
0,388
Valid
23
0,6792
0,388
Valid
24
0,7085
0,388
Valid
25
0,6619
0,388
Valid
Metode Learning Tournament dan metode Quiz Team menunjukkan hasil
seperti gambar berikut :
Gambar 1
Diagram batang perbandingan rata-rata dalam penggunaan metode
pembelajaran
Perbandingan Rata-rata Metode
Pembelajaran
Rata-rata
54
52
50
48
Learning Tournament
Quiz Team
Dari hasil analisis variansi dua jalan yang telah dilakukan, metode
Learning Tournament dan Quiz Team tidak berpengaruh terhadap naiknya prestasi
belajar siswa. Akan tetapi, aktivitas belajar siswa sangat berpengaruh terhadap
prestasi belajar siswa. Rangkuman hasil ANAVA dua jalan ditampilkan pada tabel
3.
Tabel 3
Rangkuman analisis variansi dua jalan sel tak sama
Sumber
Metode Pembelajaran (A)
Tingkat Aktivitas (B)
Interaksi (AB)
JK
7.4663
4632.4390
Dk
1
RK
Fhitung Ftabel
Keputusan
7.4663
0.034
4.043 Ho Diterima
2 2316.2195
10.513
3.191 Ho Ditolak
0.189
3.191 Ho Diterima
83.4863
2
41.7431
Galat (G)
10575.7026
48
220.3271
Total (T)
15299.0942
53
Berdasarkan tabel diatas dan menggunakan taraf signifikansi 5%
dihasilkan pada hipotesis pertama Fa = 0,034 dan Ftabel pada taraf signifikasi 5%
adalah 4,043. Karena Fa < Ftabel , maka H 0 diterima artinya tidak ada pengaruh
yang signifikan antara metode pembelajaran terhadap prestasi belajar matematika
siswa.
Kenyataan kondisi tersebut di dukung di dalam lingkungan SMK
Muhammadiyah 2 Surakarta yang kurang terbiasa akan penggunaan metode
Learning Tournament dan Quiz Team. Siswa cenderung terbiasa dengan metode
konvensional yang diberikan oleh guru. Kurangnya waktu dalam penelitian ini
menyebabkan evaluasi yang dilakukan oleh guru kurang maksimal dan
menyebabkan kurang tercapainya hasil belajar yang di inginkan.
Hal ini sejalan dengan pendapat Sukardi (2011 : 2) yang mengatakan
bahwa evaluasi pembelajaran harus dilakukan secara sistematis dan kontinu agar
dapat menggambarkan kemampuan para siswa yang di evaluasi. Kesalahan utama
yang sering terjadi diantara para guru adalah bahwa evaluasi hanya dilakukan
pada saat-saat tertentu, seperti pada akhir unit, pertengahan, dan atau akhir suatu
program pembelajaran. Akibat yang terjadi adalah minimnya informasi tentang
para siswa sehingga menyebabkan banyaknya perlakuan prediksi guru menjadi
bias dalam menentukan posisi mereka dalam kegiatan kelasnya. Hal ini dianjurkan
karena untuk mendapatkan informasi yang banyak tentang kegiatan siswa di kelas
dan kemudian digunakan untuk menilai tingkat keterlaksanaan program seperti
yang direncanakan.
Indira Murti (2010) juga menyatakan bahwa kurangnya waktu dalam
penelitian yang dilakukannya menyebabkan kurang tercapainya hasil belajar yang
diinginkannya. Sehingga dalam penelitiannya memberikan hasil belajar yang
seimbang atau sama dengan metode pembelajaran yang digunakannya.
Kemudian untuk hipotesis kedua, hasil ANAVA dua jalan sel tak sama
dengan taraf signifikasi 5% diperoleh Fb = 10,513 dan Ftabel = 3,191. Karena Fb
> Ftabel, maka ada pengaruh yang signifikan prestasi belajar matematika ditinjau
dari aktivitas siswa. Adapun perbedaan tingkat aktivitas belajar siswa tinggi,
sedang, dan rendah menyebabkan perbedaan tingkat pemahaman materi pelajaran
matematika yang diberikan.
Hal ini sejalan dengan pendapat Sardiman (2009 : 95-96) yang
mengatakan bahwa aktivitas diperlukan dalam belajar karena pada prinsipnya
belajar adalah berbuat. Berbuat untuk mengubah tingkah laku, jadi melakukan
kegiatan. Tidak ada belajar kalau tidak ada aktivitas. Itulah sebabnya aktivitas
merupakan prinsip atau asas yang sangat penting didalam interaksi belajar
mengajar. Dengan kata lain, bahwa dalam belajar sangat diperlukan adanya
aktivitas. Tanpa aktivitas, proses belajar tidak mungkin berlangsung dengan baik.
Jadi apabila tingkat aktivitasnya tinggi, maka akan memberikan hasil yang
maksimal terhadap proses pembelajaran, begitu pula sebaliknya apabila
aktivitasnya rendah maka akan memberikan hasil yang tidak maksimal terhadap
proses pembelajaran.
Hasil analisis menyebutkan bahwa H0 ditolak. Karena Ho ditolak maka
perlu dilakukan uji lanjut atau uji komparasi ganda. Uji komparasi ganda
dilakukan untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan rerata prestasi belajar
antara siswa yang memiliki aktivitas belajar tinggi, sedang dan rendah. Hasil uji
komparasi ganda dengan menggunakan metode Scheffe menunjukkan bahwa
terdapat perbedaan signifikan antara siswa yang mempunyai aktivitas tinggi
dengan aktivitas rendah sehingga dapat disimpulkan bahwa kelompok aktivitas
tinggi mempunyai prestasi yang paling baik dibandingkan dengan aktivitas sedang
dan rendah. Kondisi ini didukung di lapangan bahwa aktivitas antara siswa yang
satu dengan yang lain berbeda. Aktivitas siswa dibedakan ke dalam tiga kategori
yaitu tinggi, sedang, dan rendah. Siswa yang tingkat aktivitasnya tinggi terlihat
lebih serius saat mengerjakan soal yang diberikan guru, aktif dalam proses
pembelajaran dan memperhatikan penjelasan yang diberikan oleh guru.
Sedangkan siswa dengan aktivitas rendah kurang serius dalam mengerjakan tugas
dan cenderung pasif dalam proses pembelajaran. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa aktivitas belajar berpengaruh terhadap prestasi belajar.
Berdasarkan analisis di atas dapat disimpulkan bahwa perbedaan tingkat
aktivitas mempengaruhi prestasi belajar mereka. Semakin tinggi aktivitas semakin
baik prestasi belajar yang dicapai dan sebaliknya rendahnya aktivitas siswa
mengakibatkan rendahnya prestasi belajar mereka. Perbedaan kemampuan awal
tersebut dapat dilihat pada tabel 4.
Tabel 4
Rangkuman Analisis Uji Komparasi Antar Kolom
Ho
Fobs
Ftab
Keputusan
µ1 = µ2
15,652
6,382
Ho ditolak
µ1 = µ3
13,798
6,382
Hoditolak
µ2 = µ3
0,086
6,382
Hoditerima
Komparasi pertama menyatakan perbandingan antara aktivitas siswa tinggi
dengan aktivitas siswa sedang. Komparasi kedua menyatakan perbandingan antara
aktivitas siswa tinggi dengan aktivitas siswa rendah. Komparasi ketiga
menyatakan perbandingan antara aktivitas siswa rendah dengan aktivitas siswa
sedang.
Pada komparasi pertama dan kedua didapatkan H0 ditolak, ini berarti ada
perbedaan yang signifikan antara aktivitas belajar tinggi dan sedang, juga ada
perbedaan aktivitas tinggi dan rendah. Namun, pada komparasi ketiga didapat H0
diterima, ini berarti tidak ada perbedaan yang signifikan antara aktivitas siswa
sedang dan aktivitas siswa rendah.
Untuk hipotesis ketiga, ANAVA dua jalan sel tak sama dengan taraf
signifikasi 5% menyatakan hasil Fab = 0,189 dan Ftabel = 3,191. Karena Fab <
Ftabel , maka tidak ada efek interaksi yang signifikan antara metode pembelajaran
dan aktivitas belajar terhadap prestasi belajar siswa. Karena tidak ada efek
interaksi yang signifikan antara metode dan aktivitas belajar siswa, maka
perbandingan antara kelas eksperimen dan kelas kontrol mengikuti perbandingan
marginalnya.
Dengan demikian, antara metode dan aktivitas belajar siswa tidak terjadi
interaksi yang sistematis dalam mempengaruhi prestasi belajar matematika.
Siswa yang berprestasi tinggi tidak selalu berasal dari siswa dengan aktivitas yang
tinggi dengan metode pembelajaran, tetapi mungkin berasal dari aktivitas belajar
yang rendah dengan metode pembelajaran. Adapun profil efek metode maupun
strategi pembelajaran dapat disajikan dalam grafik berikut:
80
70
60
50
40
30
20
10
0
A1
A2
B1
B2
B3
Gambar 2
Rata-rata Prestasi Belajar Kelas Eksperimen I dan Eksperimen II
Ditinjau Dari Aktivitas
Dari gambar di atas diperoleh bahwa rerata prestasi belajar matematika
kedua kelas hampir sama. Hal ini dikarenakan karena tidak adanya interaksi
antara metode pembelajaran dengan aktivitas belajar siswa. Hal ini sejalan dengan
hipotesis pertama yang mengatakan bahwa tidak ada pengaruh metode
pembelajaran terhadap prestasi belajar matematika siswa. Hal ini dapat dilihat dari
uji statistik yang menyatakan bahwa H 0 diterima (tidak ada interaksi).
Hal ini kemungkinan disebabkan karena faktor lain yang mempengaruhi
prestasi belajar siswa, meliputi faktor yang ada dalam diri individu itu sendiri
yaitu kecerdasan, latihan, dan kesempatan yang dalam penelitian ini tidak diteliti
oleh peneliti. Selain itu dapat juga disebabkan oleh cara pengambilan sampel yang
kurang tepat, sehingga belum dapat menggambarkan keadaan populasi yang
sebenarnya. Akan tetapi, apabila dilihat dari tingkat aktivitasnya maka terdapat
perbedaan rerata antara siswa yang mempunyai aktivitas tinggi, sedang, ataupun
rendah. Hal ini sejalan dengan hipotesis kedua yang mengatakan bahwa terdapat
pengaruh yang signifikan antara aktivitas belajar terhadap prestasi belajar
matematika siswa.
Simpulan
Berdasarkan kajian teori dan didukung adanya analisis data dengan taraf
signifikasi 5% dapat ditarik kesimpulan bahwa tidak ada pengaruh yang signifikan
metode pembelajaran Learning Tournament dan Quiz Team terhadap prestasi
belajar matematika. Hal ini didasarkan dari analisis data diperoleh Fa = 0,034 <
= 4,043.
Ada pengaruh yang signifikan prestasi belajar siswa terhadap prestasi
belajar matematika. Hal ini didasarkan dari analisis data diperoleh Fb = 10,513 >
= 3,191.
Tidak ada interaksi metode pembelajaran Learning Tournament dan
metode pembelajaran Quiz Team ditinjau dari aktivitas belajar siswa terhadap
prestasi belajar matematika. Hal ini didukung dari penelitian diperoleh data Fab =
0,189 <
= 3,191.
Daftar Pustaka
Martono, Nanang. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif. Jakarta : PT Raja
Grafindo Persada.
Murti, Indira. 2010. Implementasi Pembelajaran Matematika Dengan Pendekatan
Missouri Mathematics Project (MMP) dan pendekatan Keep On
Learning Ditinjau Dari Motivasi Belajar. Skripsi UMS (tidak
diterbitkan).
Sardiman. 2009. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta : Raja
Grafindo Persada.
Silberman, Mel. 2009. Active Learning 101 Strategi Pembelajaran Aktif.
Yogyakarta : Pustaka Insan Madani.
Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung :
Alfabeta
Sukardi. 2011. Evaluasi Pendidikan Prinsip dan Operasionalnya. Jakarta : Bumi
Aksara.
Sukmadinata. 2007.
Rosdakarya.
Metode
Penelitian
Pendidikan.
Bandung:
Remaja