Peningkatan Keterampilan Menyimak Melalui Penerapan Metode Pembelajaran Active Learning Type Quiz Team Pada Siswa Kelas V C MIN 09 Petukangan Selatan Jakarta Tahun Ajaran 2013/2014

(1)

2013/2014

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai

Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh:

IRFAN SIDIQ

NIM 1110018300004

JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2014


(2)

LEARNING

TYPE QUIZ TEAM PADA SISWA

KELAS V

C

MIN

09

PETUKANGAN

SELATAN

JAKARTA

TAHUN PELAJARAN

2O13I2OI4

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

oleh

Irfan Sidiq

NrM 1110018300004

Menyetujui, PEMBIMBING

JURUSAN

PENDIDIKAN

GURU

MADRASAH TBTIDAIYAH

FAKULTAS

ILMU TARBIYAH

DAN

KEGURUAN

UNIVERSITAS

ISLAM

NEGERI

SYARIF

HTDAYATULLAH

JAKARTA

2014

nudin. M.Pd.


(3)

C MIN

oleh

Irfan

Sidiq, NIM. 1110018300004, Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Telah melalui bimbingan dan dinyatakan sah sebagai karya ilmiah yang berhak untuk diajukan pada sidang munaqasah sesuai ketentuan yang ditetapkan oleh fakuitas.

Jakarta, 07 Septemb er 2013

Yang mengesahkan, Pembimbing


(4)

C

MIN

09 Petukangan Selatan Jakarta Tahun Pelajaran 201312014 disusun oleh Irfan Sidiq, NIM. 1110018300004, diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK)

UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta, dan telah dinyatakan

LULUS dalam Ujian Munaqasah pada tanggal 29 September 2014 dlhadapan

dewan penguji. Karena itu, penulis berhak memperoleh gelar Sarjana S1 (S.Pd.) dalam bidang Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah.

Jakafia, 01 Oktober 2014 Panitia Ujian Munaqasah

Ketua Panitia (Ketua Jurusan

PGMI)

Tanggal

Tanda Tangan Dr. Fauzan, M.A.

NIP.19761107 200701

I

013 Penguji

I

Dr. Nuryani. VI.A.

NIP. 19820628200912 2 003

Penguji

II

Makyun Subuki. M.Hum

NIP. 19800305 20090r

I

015

..iLllgl..''-*J

e2l

/

\0

Jo\{

Mengetahui,

Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

'. '.. ,i ,. -'..

-/

,I. MA.. Ph.D*


(5)

Nama

Tempat/Tgl. Lahir NIM

Jurusan/Prodi Judul Skripsi

Irfan Sidiq

Tangerang

2l

Februari 1992 l r 10018300004

Pendidikan Guru Madrasah lbtidatyah

" Peningkaton Keterarnpilan Menyimak Melalai penerapan Metode Pembelajaran Active Learning Type euiz Team poda

Siswa Kelos Y MIN Ag Petulmngan Selatan Jakarta Tahun Ajaran 2013/2014".

Dosen Pembimbing Dindin RidwanudirU M.Pd.

Dengan ini menyatakan bahwa:

Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang di ajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar smjana Strata

I

(Sl) di UIN Syarif Hidayatullah

Jaktr1a.

Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan skripsi ini telah saya cantumkan sesuai ketentuan yang berlaku di UIN syarif Hidayatullahlar<artz.

Jika kemudian hari terbukti bahwa karya

ini

bukan karya asli say4 saya bersedia menerima sanksi sesuai ketentuan yang berlaku di UIN Syarif HidayatullahlakafiL

kfan Sidiq

NIM.

lll00l83000M

1.

2.

3.


(6)

Penerapan Metode Pembelajaran Active Learning Type Quiz Team pada Siswa Kelas V C MIN 09 Petukangan Selatan Jakarta Tahun Ajaran 2013/2014. Skripsi. Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2014.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan keterampilan menyimak melalui metode pembelajaran active learning type quiz team pada siswa kelas V C MIN Petukangan Selatan Jakarta pada mata pelajaran Bahasa Indonesia. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian tindakan kelas (PTK). PTK dilaksanakan sebagai upaya untuk mengatasi permasalahan yang muncul di dalam kelas. Metode ini dilakukan dengan empat tahap, yaitu perencanaan, pelaksanaan, penelitian dan refleksi.

Berdasarkan hasil penelitian siklus I hasil penilaian keterampilan menyimak siswa memperoleh rata-rata 84,78 dan siklus II memperoleh rata 88,69. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penggunaan metode pembelajaran active learning type quiz team dapat meningkatkan keterampilan menyimak siswa. Berdasarkan lembar analisis lembar observasi kegiatan guru dan siswa saat pembelajaran Bahasa Indonesia dengan metode pembelajaran active learning type quiz team berjalan efektif dengan presentase 100%. Dapat disimpulkan bahwa metode pembelajaran active learning type quiz team dapat meningkatkan keterampilan menyimak siswa.


(7)

implementation of active learning type quiz team method to the 5th C class at MIN 09 of South Petukangan Jakarta 2013/2014. Skripsi. Department of Madrasah Ibtidaiyah Teacher Education, Faculty of Tarbiyah and Teacher Training, Syarif Hidayatullah State Islamic University Jakarta, 2014.

The purpose of this study is to know what is the influence of the active learning type quiz team to the students’ observation skill at 5th C class in MIN 09 of south Petukangan Jakarta to the Bahasa Indonesia subject. The method used in this study was classroom action research (CAR). CAR was implemented as an effort to solve the problems that raised in the class. This method is done with four steps, they were planning, acting, observing, and reflecting.

Based on the results of the first cycle studies listening skills assessment students gain an average of 84.78 and 88.69 average second cycle obtain. The results of this study indicate that the use of active learning method type quiz team learning can improve students' listening skills. Based on the observation sheet analysis sheet activities of teachers and students when learning Indonesian with active learning teaching methods are effective type of quiz team with a percentage of 100%. It can be concluded that the type of active learning instructional methods quiz team can improve students' listening skills.


(8)

Bismillaahirrahmaanirahimm

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala nikmat dan karunia-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul “Peningkatan Keterampilan Menyimak Melalui

Penerapan Metode Pembelajaran Active Learning Type Quiz Team Pada Siswa Kelas V C MIN Petukangan Selatan Jakarta”. Shalawat serta salam semoga selalu Allah tercurahkan kepada junjungan besar Nabi kita Muhammad SAW dan para sahabat-sahabatnya hingga insyaAllah sampai kepada kita selaku umatnya yang selalu mengikuti ajarannya serta selalu taat kepada Allah SWT.

Amin ya Robbal’alamin.

Didalam penyusunan skripsi ini penulis banyak mendapat bantuan, bimbingan dan pengarahan dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Teristimewa untuk kedua orang tuaku tercinta Bapak Gandhi dan Ibu Kanah yang telah memberikan dukungan terbaiknya, kasih sayang, perhatian, dan do’a setulus hati kepada penulis. Tanpa do’a dan pengorbanan kalian aku tak akan pernah bisa menjadi apa-apa.

2. Dra. Nurlena Rifai, MA Ph,D., selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah jakarta. 3. Dr. Fauzan, MA., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Guru madrasah

Ibtidaiyah Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah menyediakan waktunya untuk memotivasi, dan membimbing selama menyusun skripsi.

4. Dindin Ridwanudin M.Pd., selaku dosen pembimbing skripsi yang telah memberikan arahan, semangat dan meluangkan waktu untuk membimbing serta mengarahkan penulis dalam menyusun skripsi ini.


(9)

6. Masturo, S.Ag., selaku Kepala Sekolah MIN 09 Petukangan Selatan Jakarta yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk melaksanakan penelitian dalam pembuatan skripsi ini.

7. M. Jalaluddin S, S.Ag., selaku Wakil Kepala Sekolah I MIN 09 Petukangan Selatan Jakarta yang telah bersedia memberikanwaktunya kepada penulis untuk melaksanakan penelitian dan memberikan semangat dalam pembuatan skripsi ini.

8. Dahliah, S.Pd., selaku guru kelas V C MIN 09 Petukangan Selatan Jakarta yang telah membantu kelancaran selama penelitian.

9. Seluruh Dewan Guru, Staf dan siswa-siswi kelas V C MIN 09 Petukangan Selatan Jakarta, yang telah membantu selama proses penelitian berlangsung.

10.Teman-teman seperjuangan dalam kelompok bimbingan skripsi Alfiah Nurul Azizah, Dewi Nurjannah, Gadies Farhana Pratitis, Rahmi Mulyati, Nur Azizah, Siti Nurkhoyah Pelatun,Yeti Puspitasari, seluruh teman-teman PGMI angkatan 2010 kelas A dan B. Terima kasih atas kebersamaan dan dukungan kalian selama ini, serta canda tawa yang menghiasi hari-hari penulis.

11.Sabbiyah Bannani, S.E., selaku kakakku yang selalu membantu dan mendoakan penulis, dan selaku suami kakakku Teguh Hadi Wibowo, A.Md yang memberikan motivasi dan semangat dalam menyelesaikan skripsi ini.

12.Seluruh jajaran pelatih dan teman perjuangan Persaudaraan Setia Hati Terate, sebagai perguruan silat yang selalu melestarikan budaya Indonesia.

Terima kasih untuk do’a, semangat, motivasi, yang telah banyak membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

13.Untuk semua temen-teman English Club (EC) yang selalu memberikan


(10)

Penulis menyadari bahwa penulis skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, saran dan kritik yang membangun sangat penulis harapkan demi kesempurnaan penulis dimasa yang akan datang.

Akhir kata semoga skripsi ini dapat berguna bagi penulis khususnya dan bagi para pembaca umumnya. Amin Yaa Rabbal ’Alamin

Jakarta, September 2014

Penulis

Irfan Sidiq


(11)

ABSTRACT ii

KATA PENGANTAR iii

DAFTAR ISI vi

DAFTAR GAMBAR ix

DAFTAR TABEL x

DAFTAR GRAFIK xi

DAFTAR LAMPIRAN xii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah 1

B. Identifikasi Area dan Fokus Penelitian 3

C. Pembatasan Fokus Penelitian 3

D. Rumusan Masalah 4

E. Tujuan Penelitian 4

F. Manfaat penelitian 4

BAB II KAJIAN TEORITIK DAN PENGAJUAN KONSEPTUAL INTERVENSI TINDAKAN

A. Kajian Teoritik

1. Hakikat Keterampilan

a. Pengertian Menyimak 6

b. Proses Menyimak 8

c. Jenis-jenis Menyimak 9

d. Tujuan Menyimak 10

e. Faktor-faktor Penetu Menyimak 12

f. Upaya Meningkatkan Keterampilan Menyimak 12 2. Hakikat Metode


(12)

3. Pembelajaran Aktif (Active Learning)

a. Pengertian Active Learning 16

b. Konsep Dasar Active Learning Bermuatan Karakter 18 c. Keunggulan dan Kelemahan Active Learning

Bermuatan Karakter 18

4. Metode Pembelajaran Quiz Team

a. Pengertian Quiz Team 19

b. Prinsip Penggunaan Metode Pembelajaran Quiz Team 20 c. Prosedur Metode Pembelajaran Quiz Team 20 d. Kelebihan dan Kekurangan

Metode Pembelajaran Quiz Team 21

B. Hasil Penelitian Relevan 21

C. Kerangka Berpikir 23

D. Hipotesis Tindakan 24

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian 25

B. Metode Penelitian dan Rancangan Siklus Penelitian 25

C. Subjek Penelitian 28

D. Peran dan Posisi Peneliti dalam Penelitian 28 E. Tahapan Intervensi tindakan 29 F. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan 33

G. Data dan Sumber Data 34

H. Instrumen Pengumpulan Data 35

I. Teknik Pengumpulan Data 38

J. Teknik Pemeriksaan Keterpercayaan 39

K. Analisis Data dan Interpretasi Data 40


(13)

A. Deskripsi Data

1. Tindakan Pembelajaran Siklus I 42

a. Tahapan Perencanaan 42

b. Tahapan Pelaksanaan 43

c. Tahapan Pengamatan 45

d. Tahapan Refleksi 57

2. Tindakan Pembelajaran Siklus II 58

a. Tahapan Perencanaan 58

b. Tahapan Pelaksanaan 59

c. Tahapan Pengamatan 61

d. Tahapan Refleksi 72

B. Analisis Data 73

C. Pembahasan 74

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan 77

B. Saran 77

DAFTAR PUSTAKA 79


(14)

Gambar 3.1 Alur Penelitian Tindakan Kelas

Menurut Kurt Lewin 28

Gambar 4.1 Siswa Sedang Membuat Pertanyaan 44

Gambar 4.2 Aktivitas Siswa Membacakan Pertanyaan di Depan Kelas 48 Gambar 4.3 Aktivitas Siswa Membacakan Pertanyaan di Depan Kelas 54 Gambar 4.5 Aktivitas Diskusi Kelompok Siswa 66


(15)

Tabel 3.2 Contoh Lembar Observasi Aktivitas Belajar Siswa 36 Tabel 3.3 Contoh Instrumen Soal Post Test Siklus I 37 Tabel 3.4 Contoh Instrumen Soal Post Test Siklus II 38

Tabel 4.1 Hasil Lembar Observasi Guru 46

Tabel 4.2 Hasil Lembar Observasi Siswa 47

Tabel 4.3 Hasil Lembar Observasi Guru 49

Tabel 4.4 Hasil Lembar Observasi Siswa 50

Tabel 4.5 Hasil Lembar Observasi Guru 52

Tabel 4.6 Hasil Lembar Observasi Siswa 53

Tabel 4.7 Hasil Belajar Siklus I 55

Tabel 4.8 Hasil Lembar Observasi Guru 61

Tabel 4.9 Hasil Lembar Observasi Siswa 52

Tabel 4.10 Hasil Lembar Observasi Guru 64

Tabel 4.11 Hasil Lembar Observasi Siswa 65

Tabel 4.12 Hasil Lembar Observasi Guru 67

Tabel 4.13 Hasil Lembar Observasi Siswa 68

Tabel 4.14 Hasil Belajar Siklus II 70

Tabel 4.15 Rekapitulasi Tingkat Keterampilan Menyimak Cerita

Siswa di Siklus I 74

Tabel 4.16 Rekapitulasi Tingkat Keterampilan Menyimak Cerita

Siswa di Siklus II 74


(16)

(17)

BAB I PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Masalah

Bahasa Indonesia dalam kurikulum sekolah mendapatkan posisi yang cukup penting dan strategis. Bahasa Indonesia diajarkan kepada siswa mulai dari sekolah Taman Kanak-kanak, Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama, Sekolah Menengah Atas, bahkan sampai Perguruan Tinggi. Bahasa Indonesia juga menjadi bahasa pengantar dalam pelaksanaan pengajaran pada hampir semua pelajaran. Begitu pentingnya pembelajaran bahasa Indonesia dalam dunia pendidikan. Pada dasarnya ruang lingkup pembelajaran bahasa mencangkup empat aspek, yakni (1) menyimak, (2) berbicara, (3) membaca, (4) menulis.

Setiap keterampilan itu erat hubungannya dengan proses-proses berpikir yang mendasari bahasa. Untuk mengasah keterampilan kita diperlukan latihan secara terus menerus agar dikuasai dan terlatih, melatih berbahasa berarti melatih proses berpikir juga.

Salah satu keterampilan yang harus kita latih adalah keterampilan menyimak. Disadari atau tidak, setiap hari kita tidak pernah luput dari kegiatan menyimak karena menyimak merupakan sendi pertama dalam mempelajari bahasa. Menyimak merupakan dasar bagi seni-seni bahasa. Sebelum anak berbicara, yang pertama dilakukan adalah menyimak. Begitu pula saat dia belajar membaca dan menulis, pertama-tama dia menyimak dan hasil yang didengarnya selama ini akan diinterpretasikan dalam bentuk tulisan ataupun ujaran.

Kegiatan menyimak mempunyai tujuan yang berbeda-beda, tetapi tujuan utamanya untuk mendapatkan suatu informasi. Menyimak tidak sembarang menyimak. Jika kita ingin mendapatkan informasi secara utuh dari keterampilan menyimak perlu konsentrasi tinggi dan harus dapat menghiraukan gangguan-gangguan yang ada. Keterampilan menyimak tidak mudah dilakukan oleh para siswa jika mereka tidak dapat mengabaikan faktor-faktor yang dapat


(18)

mengahambat terjadinya proses menyimak. Banyak faktor yang dapat menghambat terjadinya proses menyimak dengan baik, yaitu: faktor internal yang ditimbulkan dari siswa atau penyimak seperti gangguan kesehatan dan tidak berkonsentrasi. Faktor lain, timbul dari faktor eksternal siswa, seperti kondisi kelas yang kurang kondusif, cuaca yang tidak mendukung dan suara-suara yang dapat menggangu konsentrasi seperti suara-suara kendaraan.

Pembelajaran menyimak yang dapat menghindarkan gangguan-gangguan, dapat mencapai tujuan yang diinginkan dalam proses pembelajaran menyimak. Dalam pembelajaran menyimak siswa tidak hanya semata-mata menyimak, lalu ditinggalkan begitu saja, tetapi siswa juga harus mampu menangkap ide pokok dari isi bacaan, dan dapat menjabarkannya kembali. Maka dari itu diperlukan metode pembelajaran keterampilan menyimak yang tepat.

Pada pengamatan awal di tanggal 21 April 2014, peneliti menemukan bahwa permasalahan-permasalahan yang dihadapi guru dalam proses pembelajaran diantaranya kemampuan siswa yang rendah dalam menyimak suatu bacaan dan juga rendahnya respon siswa dalam pembelajaran menyimak. Peneliti juga melihat adanya kebosanan siswa dalam pembelajaran bahasa Indonesia, maka dari itu peneliti memilih menggunakan metode PTK (Penelitian Tindakan Kelas) yang bertujuan utuk menyelesaikan permasalahan yang ditemui guru dalam proses pembelajaran.

Dari beberapa metode mengajar ceramah, diskusi, tanya jawab, peneliti tertarik dengan metode pembelajaran active learning type quiz team. Untuk menyelesaikan permasalahan guru terkait dengan keterampilan menyimak siswa dalam pembelajaran bahasa Indonesia terutama pada pembelajaran menyimak dengan menerapkan metode pembelajaran active learning type quiz team siswa tertarik untuk belajar bahasa Indonesia, terutama menyimak cerita.

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian terkait dengan pembelajaran menyimak khususnya pada siswa kelas kelas 5 C MIN 09 Petukangan Selatan Jakarta Tahun Pelajaran 2013/2014. Peneliti memilih materi cerita pendek dengan tujuan selain


(19)

memudahkan siswa dalam proses pembelajaran, peneliti juga menyampaikan pesan dan amanat yang terkandung dari cerita pendek atau cerpen tersebut. Karena menyimak cerita lebih mudah dan lebih mengasyikkan bagi siswa daripada membacanya sendiri.

Dari paparan di atas peneliti tertarik melakukan penelitian menggunakan metode pembelajaran active learning type quiz team. Maka dari itu penulis mengajukan penelitian dengan judul “Peningkatan Keterampilan Menyimak melalui Penerapan Metode Pembelajaran Active Learning Type Quiz Team pada Siswa Kelas 5 C MIN 09 Petukangan Selatan Jakarta Tahun Pelajaran 2013/2014”.

B.Identifikasi Area dan Fokus Penelitian

Selama proses belajar mengajar, penulis banyak menemukan masalah- masalah baik masalah yang berasal dari siswa maupun dari guru itu sendiri. Adapun permasalahan tersebut adalah:

1. Suasana pembelajaran kurang kondusif di kelas untuk pembelajaran menyimak.

2. Kemampuan siswa dalam memahami makna dari materi yang mereka simak masih rendah.

3. Pembelajaran menyimak selama ini masih dianggap membosankan. 4. Guru kurang menarik dalam menyampaikan pembelajaran menyimak. 5. Pembelajaran bahasa Indonesia yang dilaksanakan di Sekolah Dasar

masih berorientasi pada ceramah dan penugasan.

C.Pembatasan Fokus Penelitian

Dalam penelitian ini peneliti fokus pada pembelajaran menyimak pada materi cerita pendek atau cerpen dengan menerapkan metode pembelajaran active learning type quiz team pada siswa kelas 5 C MIN 09 Petukangan Selatan Jakarta.


(20)

D.Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan pembatasan masalah di atas, maka perlu adanya suatu rumusan yang akan memberikan arah pada langkah penelitian. Adapun rumusan masalah yang dikaji dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: “Bagaimana peningkatan keterampilan menyimak melalui penerapan metode pembelajaran active learning type quiz team pada siswa kelas 5 C MIN 09 Petukangan Selatan Jakarta ?”

E.Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian tindakan kelas ini adalah untuk menerapkan metode pembelajaran active learning type quiz team dapat meningkatkan keterampilan menyimak siswa kelas 5 C MIN 09 Petukangan Selatan Jakarta.

F. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoretik

Hasil penelitian ini, diharapkan dapat memberikan sumbangan ilmu pengetahuan tentang penerapan metode pembelajaran active learning type quiz team dalam meningkatkan pembelajaran menyimak dan hasil belajar siswa kelas 5 C MIN 09 Petukangan Selatan Jakarta.

2. Manfaat Praktis a. Bagi Guru

Sebagai pertimbangan guru dalam pelaksanaan pembelajaran dalam menggunakan metode pembelajaran di sekolah yang lebih efektif.


(21)

b. Bagi Siswa

Dengan menggunakan metode pembelajaran ini diharapkan siswa : 1) Siswa dapat meningkatkan keterampilan menyimak.

2) Berani untuk menyampaikan pendapat. 3) Terbiasa belajar kritis.

4) Lebih mudah memahami pelajaran, tidak hanya menghafal. 5) Dengan adanya metode-metode pembelajaran yang baik

maka dapat mewujudkan siswa yang cerdas dan berprestasi.

c. Bagi Sekolah

Metode ini dapat mengetahui ragam metode-metode ajar salah satunya adalah metode pembelajaran active learning type quiz team untuk meningkatkan pembelajaran bahasa khususnya pada keterampilan menyimak siswa.

d. Bagi Pembaca

Semoga penelitian ini bermanfaat untuk para pembaca, dan dapat menjadi acuan dalam penelitian berikutnya terkait dengan peningkatan keterampilan menyimak dengan metode pembelajaran active learning type quiz team.


(22)

A. Kajian Teoretik

1. Hakikat Keterampilan Menyimak

Para ahli memiliki pengertian tersendiri tentang suatu hal, mereka memiliki pendapat masing-masing dalam mengartikan sesuatu. Begitu pula dalam mengartikan pengertian keterampilan, ada beberapa pengertian terkait dengan pengertian keterampilan.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), keterampilan berasal dari kata terampil yang berarti kecakapan, cekatan maksudnya adalah kecakapan seseorang untuk menyelesaikan tugas.1 Berdasarkan pengertian KBBI di atas menjelaskan bahwa keterampilan itu lahir dengan adanya usaha seseorang untuk menyelesaikan tugas yang diperoleh baik tugas disekolah atau tugas yang lainnya.

Sedangkan Muhibbin menyatakan bahwa keterampilan ialah kegiatan yang berhubungan dengan urat-urat syaraf dan otot-otot (neuromuscular) yang lazimnya tampak dalam kegiatan jasmaniah seperti menulis, mengetik, olah raga, dan sebagainya. Meskipun sifat motorik, keterampilan itu memerlukan koordinasi gerak yang teliti dan kesadaran tinggi.2 Muhibbin mengutarakan pendapatnya bahwa keterampilan yaitu berhubungan dengan urat-urat saraf manusia yang menggerakkan seluruh tubuh, sehingga dalam penggunaan/penerapannya keterampilan membutuhkan kerjasama yang baik dan kesadaran tinggi.

1

Deprtemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama), Cet. Keempat, hlm. 1447

2

Muhibbin Syah, Psikologi dengan Pendekatan Baru, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2010), Cet. Ke-15, hlm. 117


(23)

Maka dapat disimpulkan bahwa keterampilan merupakan kemampuan bertindak atau melakukan suatu pekerjaan atau tugas dengan baik, cermat, cepat, dan tepat dalam kecakapan melaksanakan, mengolah dan menciptakan dengan dasar kinerja.

a. Pengertian Menyimak

Menyimak mempunyai pernan penting sekali bagi kehidupan manusia. Dengan sering menyimak, seseorang dapat mengenal bunyi suatu bahasa. Bunyi-bunyi bahasa yang sering dan berulang-ulang disimak itu akhirnya ditiru, diucapkan, dan dipraktikan dalam kegiatan berbicara. Menyimak juga mempunyai peranan penting sebagai dasar belajar bahasa, penunjang keterampilan berbicara, membaca dan menulis, pelancar komunikasi lisan, dan penambah informasi atau pengetahuan.

Keterampilan menyimak adalah suatu bentuk keterampilan berbahasa yang bersifat reseptif.3 Pada waktu proses pembelajaraan, keterampilan ini jelas mendominasi aktivitas siswa atau mahasiswa dibanding dengan keterampilan lainnya, termasuk keterampilan bicara.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), menyimak berasal dari kata simak yang berarti mendengarkan (memperhatikan) baik-baik apa yang diucapkan atau dibaca orang.4 Maksud dari menyimak yaitu mendengarkan sesuatu dari seseorang untuk mendapatkan informasi.

Menyimak didefinisikan oleh Tarigan sebagai suatu proses, yaitu mendengarkan lmbang-lambang bunyi bahasa dengan penuh perhatian, pemahaman, apresiasi serta interpretasi untuk memperoleh informasi, menangkap isi atau pesn, serta memahami makna komunikasi yang telah disampaikan pembaca melalui bahas lisan.5 Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa menyimak adalah proses mendengarkan secara

3

Iskandarwassid dan Dadang Suhendar, Strategi Pembelajaran Bahasa, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2011), Cet. Ketiga. hlm. 227

4

Ibid., hlm. 1307 5

Henry Guntur Tarigan, Menyimak Sebagai suatu Keterampilan Berbahasa, (Bandung: Angkasa, 1986), hlm. 28


(24)

seksama apa yang dibacakan oleh pembicara, dan dapat menangkap pesan secara utuh, serta memahami makna pembicaraan yang diutarakan oleh pembicara.

Senada dengan Tarigan, Kundharu Saddhono menyimak (listening) dikatakan sebagai kegiatan berbahasa reseptif dalam suatu kegiatan bercakap-cakap (talking) dengan medium pandang (visul). 6

Novi Resmini menyimak adalah suatu proses yang mencangkup kegiatan mendengarkan bunyi bahasa, mengidentifikasi, menginteroretasi, menilai dan mereksi atas makna yang terkandung didalamnya.7

Dari uraian pengertian menyimak menurut para ahli di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa menyimak merupakan proses mendengarkan suara atau lambang bunyi bahasa dengan sugguh-sungguh dan dilakukan secara sadar untuk mencari informasi yang diinginkan.

b. Proses Menyimak

Menyimak adalah suatu kegiatan yang merupakan suatu proses. Tahapan-tahapan dalam proses menyimak tersebut, dapat dijabarkan sebagai berikut:

1) Tahap mendengar, dalam tahap ini kita baru mendengar segala sesuatu yang dikemukakan oleh sang pembicara dalam ujaran atau pembicaraannya. Jadi, kita masih berada dalam tahap hearing.

2) Tahap memahami, setelah kita mendengar maka ada keinginan bagi kita untuk mmengerti atau memahami dengan baik isi pembicaraan yang disampaikan oleh sang pembicara. Maka sampailah kita ke dalam tahap understanding.

3) Tahap menginterpretasi, penyimak yang baik, yang cermat, dan teliti, belum puas kalau hanya mendengar atau memahami isi ujaran sang pembicara, dia ingin menafsirkan isi, butir-butir pendapat yang terdapat dan tersirat dalam ujaran itu, dengan demikian maka sang penyimak telah tiba pada tahap interpreting. 4) Tahap mengevaluasi, setelah memahami serta dapat menafsir atau

menginterpretasikan isi pembicaraan, sang penyimak pun

6

Kundharu Saddhono, Meningkatkan Keterampilan Berbahasa Indonesia,(Bandung: CV. Karya Putra Darwati, 2012), hlm. 8

7

Novi Resmini, dkk, Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia di Perguruan Tinggi,(Bandung: UPI Press, 2007), Cet. Pertama, hlm. 37


(25)

mulailah menilai atau mengevaluasi pendapat serta gagasan sang pembicara, dimana keunggulan dan kelemahan, dimana kebaikan dan kekurangan sang pembicara, maka dengan demikian sang penyimak sudah sampai pada tahap evaluating.

5) Tahap menanggapi, merupakan tahap terakhir dalam kegiatan menyimak, sang penyimak menyambut, mencamkan, menyerap serta menerima gagasan atau ide yang dikemukakan oleh sang pembicara dalam ujaran atau pembicaraannya, sang penyimak pun sampailah pada tahap menanggapi responding.8

c. Jenis-jenis Menyimak

Dalam pendidikan formal di sekolah, seperti juga dalam peningkatan kemampuan membaca siswa, maka guru juga harus membimbing kegiatan menyimak siswa sehingga daya simak mereka bersifat selektif, bertujuan tepat, kritis dan kreatif. Oleh karena itu, guru perlu mengetahui jenis-jenis menyimak berikut:

1) Menyimak Ekstensif

Menyimak jenis ini (extensive listening) merupakan yang berhubungan dengan hal-hal yang brsifat umum dan tidak diperlukan bimbingan langsung dari seorang guru.9 Untuk lebih jelasnya pahamilah penjelasan mengenai jenis-jenis menyimak ekstensif berikut:

a) Menyimak sekunder adalah jenis kegiatan menyimak yang dilakukan pada saat atau bersamaan dengan kegiatan lain.

b) Menyimak pasif adalah menyimak sambil melakukan pekerjaan lain.

c) Menyimak estetis biasa juga disebut dengan menyimak apresiatif (appreciation listening).10

2) Menyimak Intensif

Menyimak intensif merupakan suatu kegiatan yang berbeda atau bertolak belakang dengan menyimak ekstensif yaitu diperlukan bimbingan dari seorang guru.11 Untuk lebih jelas mengenai jenis-jenis dari menyimak intensif akan dijelaskan sebagai berikut:

8

Henry Guntur Tarigan, Menyimak Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa, (Bandung: Angkasa, 1987), hlm. 63

9

Bustanul Arifin, dkk, Menyimak, (Jakarta: Universitas Terbuka, 2007), Cet. 1, hlm. 1.28 10

Ibid., hlm. 1.29 11


(26)

a) Menyimak kritis, adalah kegiatan menyimak untuk mencari kesalahan atau kekeliruan. Tujuan dari menyimak ini adalah untuk memperoleh keakuratan tentang sesuatu sehingga menghasilkan suatu kesimpulan.

b) Menyimak konsentratif, adalah menyimak bagian-bagian tertentu dari suatu ujaran atau materi yang dianggap penting saja.

c) Menyimak eksplorasif, adalah menyimak yang bersifat menyelidik atau mengetahui secara mendalam perbincangan yang disimaknya. d) Menyimak interogatif, adalah kegiatan menyimak yang yang

menuntut lebih banyak konsentrasi dan seleksi, pemusatan perhatian dan pemilihan butir-butir dari ujaran sang pembicara karena penyimak akan mengajukan banyak pertanyaan.

e) Menyimak selektif, adalah kegiatan menyimak yang memuaskan dengan membedakan kedua ciri menyimak yaitu kreatif dan aktivisme.

f) Menyimak kreatif, adalah kegiatan menyimak yang dapat menyenangkan para penyimak terhadap bunyi, penglihatan, gerakan, serta perasaan kinestetik dari apa-apa yang disimaknya.12

Dari berbagai definisi mengenai menyimak yang telah dipaparkan diatas mulai dari menyimak ekstensif sampai jenis menyimak introgatif, maka peneliti menyimpulkan jenis menyimak yang banyak digunakan dalam pembelajaran adalah jenis menyimak intensif yang membutuhkan bimbingan dan arahan dari guru. Karena dalam pembelajaran menyimak siswa dituntut memahami apa yang mereka simak serta mampu memunculkan pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan apa-apa yang mereka simak.

d. Tujuan Menyimak

Hakikat menyimak adalah mendengarkan dan memahami isi bahan simakan. Sedangkan tujuan menyimak adalah menangkap, memahami, atau menghayati pesan, ide atau gagasan yang tersirat dalam bahasa siamakan. Tujuan mendengarkan merupakan variabel yang sangat penting dalam rangkaian kegiatan mendengar.

Dilihat dari unsur simakan, ada emapat tujuan menyimak:

12


(27)

1) Atensif bertujuan untuk memahami aspek kebahasaan (kata-kata kunci), aspek nonkebahasaan (gambar, foto, musik), dan aspek interaksi (repetisi, parafrase, konfirmasi).

2) Intensif bertujuan untuk membangkitkan kesadaran akan adanya perbedaan bunyi, struktur, dan pilihan kata dapat menyebabkan perbedaan makna.

3) Selektif bertujuan untuk membantu mengarahkan perhatian pendengar pada kata-kata kunci, urutan wacana, atau struktur informasi.

4) Interaktif bertujuan untuk membantu para pendengar berperan aktif dalam berinteraksi (walaupun mereka berperan sebagai pendengar).13

Sedangkan Iskandarwassid dan Dadang Suhendar menutarakan dalam proses menyimak dapat dibedakan dua aspek tujuan menyimak, yaitu:

1) Persepsi, yakni ciri kognitif dari proses mendengarkan yang didasarkan pada pemahaman pengetahuan tentang kaidah-kaidah kebahasaan. 2) Reseptif, yakni pemahaman pesan atau penafsiran pesan yang

dikehendaki oleh pembicara.

Djago Tarigan dalam bukunya Kundharu Saddhono “Meningkatkan

Keterampilan Berbahasa Indonesia” menyebutkan tujuan menyimak sebagai berikut:

1) Untuk mendapatkan fakta dengan cara mendengarkan radio, televisi, menyampaikan makalah, percakapan, dan sebagainya.

2) Untuk menganalisis fakta yang berlangsung secara konsisten dari saat ke saat selama proses menyimak berlangsung.

3) Untuk mengevaluasi fakta yang disampaikan oleh pembicara. 4) Untuk mendapatkan inspirasi dari pembicara orang lain.

5) Untuk menghibur diri bagi orang-orang yang lelah, letih, jenuh. 6) Untuk meningkatkan kemampuan berbicara.14

Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan di atas, maka dapat diketahui bahwa tujuan menyimak adalah untuk memperoleh isi serta memahami makna komunikasi yang disampaikan oleh pembicara memalui ujaran.

13

Wahyuni, Sri, dkk, Bahasa Indonesia 1, (Surabaya: LAPIS-PGMI, 2008), hlm. 1.14 14

Kundharu Saddhono, Meningkatkan Keterampilan Berbahasa Indonesia,(Bandung: CV. Karya Putra Darwati, 2012), hlm.14


(28)

e. Faktor-faktor Penentu Menyimak

Aktivitas menyimak, terutama menyimak pembicaraan orang lain, bukanlah suatu kegiatan yang berdiri sendiri, melaikan kegiatan yang melibatkan berbagai unsur. Setiap orang selalu berusaha agar penyimakannya dapat efektif, untuk mendapatkan hasil yang maksimal. Beberapa unsur yang mempengaruhi keefektifan menyimak tersebut antara lain:

1) Pembicara adalah orang yang menyampaikan pembicaraan, ide, pesan, informasi kepada penyimak melalui bahasa lisan.

2) Pembicaraan adalah materi, isi, pesan, atau informasi yang disampaikan oleh pembicara kepada penyimak.

3) Situasi menyimak diartikan sesuatu yang meyertai kegiatan menyimak di luar pembicara, pembicaraan, dan penyimak.

4) Penyimak adalah orang yang mendengarkan dan memahami isi bahan simakan yang disampaikan oleh pembicara dalam suatu peristiwa menyimak langsung.15

Dari pendapat di atas peneliti dapat menarik kesimpulan bahwa menyimak diperlukan faktor-faktor pendukung dari pembicara salah satunya berkaitan dengan penguasaan materi, pembicaraan harus aktual agar penyimak dapat memahami informasi yang ada, situasi harus dilihat dari suasana dan perlatan yang ada, dan penyimak terkait pada kondisi, konsentrasi orang yang akan mendengarkan isi bahan simakan.

f. Upaya Meningkatkan Keterampilan Menyimak

Beberapa upaya untuk peningkatan keterampilan menyimak adalah sebagai berikut:

1) Berbicaralah dengan pembelajar dalam bahasa Indonesia.

2) Jadikanlah bahasa Indonesia sebagai bahasa pengantar dalam pelaksanaan proses pembelajaran.

3) Kenalkan pembelajar pada beberapa penutur bahasa Indonesia, secara pribadi atau melalui video atau kaset perekam.

4) Berilah kesempatan kepada pembelajar agar mereka belajar mandiri, mencari kesempatan menyimak di luar kelas atas inisiatif sendiri.

15


(29)

5) Rancang aktivitas menyimak yang melibatkan para pembelajar secara pribadi.

6) Lebih berfokuslah pada pengajar daripada evaluasi.

7) Carilah cara yang efektif untuk memanfaatkan rekaman radio atau video sejalan dengan bahan pembelaaran yang akan disajikan.16

2. Hakikat Metode a. Pengertian Metode

Metode secara harfiah berarti “cara”. Dalam pemakaian yang umum, motode diartikan sebagai suatu cara atau prosedur yang dipakai untuk mencapai tujuan tertentu.17 Untuk mencapai tujuan pembelajaran diperlukan adanya alternatif metode mengajar yang dapat dijadikan sebagai alat untuk mencapai tujuan. Dalam prosesnya guru perlu menggunakan metode mengajar secara bervariasi untuk mencapai tujuan pembelajaran yang sudah direncanakan sebelumnya.

Menurut M. Subanan dan Sunarti metode adalah rencana penyajian bahan yang menyeluruh dengan urutan yang sistematis berdasarkan approach tertentu.18 Sedangkan menurut Syaiful Bahri Djamarah, “Metode adalah suatu cara yang dipergunakan untuk mencapai tujuan yang ditetapkan”.19 Dalam kegiatan belajar mengajar, metode diperlukan oleh guru dan penggunaannya bervariasi sesuai tujuan yang ingin dicapai setelah pengajaran berakhir.

Senada dengan Syaiful Bahri Djamarah, Eveline Siregar dan Hartini

Nara metode adalah “suatu cara yang dipergunakan untuk mencapai tujuan

yang telah ditetapkan”.20 Kedudukan metode sebagai alat untuk memotivasi sebagai strategi pengajaran, dan sebagai alat untuk mencapai tujuan.

16

Iskandarwassid dan Dadang Suhendar, Ibid., hlm. 281-282 17

Pupuh Fatuhurrohman dan M. Sobry Sutikno, Strategi Belajar Mengajar Melalui Konsep Umum dan Konsep Islam, (Bandung: Refika Aditama, 2010), Cet. I, lm. 55

18

M. Subanan dan Sunarti, Strategi Belajar Mengajar Bahasa Indonesia, (Bandung: CV Pustaka Setia), Cet. I, hlm. 20

19

Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), Cet. I, hlm. 46

20

Eveline Siregar dan Hartini Nara, Teori Belajr dan Pembelajaran, ( Ciawi: Ghalia Indonesia, 2011), Cet.2, hlm. 80


(30)

Metode mengajar ialah cara yang berisi prosedur baku untuk melaksanakan kegiatan kependidikan khususnya kegiatan penyajian materi pelajaran kepada siswa.21 Dengan demikian, salah satu keterampilan guru yang memegang peranan penting dalam pengajaran adalah keterampilan memilih metode. Pemilihan metode berkaitan langsung dengan usaha-usaha guru dalam menampilkan pengajaran yang sesuai dengan situasi dan kondisi sehingga pencapaian tujuan pengajaran diperoleh secara optimal.

Dari beberapa pendapat di atas penulis dapat menyimpulkan bahwa metode pembelajaran merupakan suatu strategi atau cara yang dirancang oleh guru untuk memperlancar kegiatan pengajaran dan penyampaian materi terhadap siswa dalam pembelajaran di kelas.

b. Prinsip-prinsip Penentuan Metode

Metode mengajar yang digunakan guru dalam setiap pertemuan kelas bukanlah asal pakai, tetapi setelah melalui seleksi yang berkesuaian dengan perumuasan tujuan intruksional khusus. Metode apapun yang dipilih dalam kegiatan belajar mengajar hendaklah memperhatikan beberapa prinsip yang mendasari urgensi metode dalam proses belajar mengajar, yakni:

1) Prinsip motivasi dan tujuan belajar. Memotivasi memiliki kekuatan sangat dahsyat dalam proses pembelajaran. Belajar tanpa motivasi seperti badan tanpa jiwa, atau laksana mobil tanpa bahan bakar.

2) Prinsip kematangan dan perbedaan individual. Belajar memiliki masa kepekaan masing-masing dan tiap anak memiliki tempo yang tidak sama.22

Sedangkan Masitoh dan Laksmi berpendapat mengenai prinsip utama yang berkaitan dengan faktor kemampun siswa, diantaranya:

1) Metode mengajar harus memungkinkan dapat membangkitkan rasa ingin tahu siswa lebih jauh terhadap materi pelajaran (curriosity). 2) Metode mengajar harus memungkinkan dapat memberikan peluang

berekspresi yang kreatif dalam aspek seni.

21

Muhibbin Syah, Psikologi dengan Pendekatan Baru, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2010), Cet. Ke-14, hlm. 198

22


(31)

3) Metode mengajar harus memungkinkan siswa belajar melalui pemecahan masalah.

4) Metode mengajar harus memungkinkan siswa untuk selalu ingin menguji kebenaran suatu (sikap skeptis).

5) Metode mengajar harus memungkinkan siswa untuk melakukan penemuan (berinkuiri) terhadap sesuatu topik permasalahan.

6) Metode mengajar harus memungkinkan siswa mampu menyimak. 7) Metode mengajar harus memungkinkan siswa untuk belajar secara

mandiri(independent study).

8) Metode mengajar harus memungkinkan siswa untuk belajar secara bekerja sama (cooperative learning).

9) Metode mengajar harus memungkinkan siswa untuk lebih termotivasi dalam belajarnya.23

Dari pendapat di atas penulis dapat menjelaskan dari prinsip metode yaitu seorang guru harus dapat membangkitkan minat belajar siswa melalui motivasi sebelum dilaksanakannya proses pembelajaran. Oleh karena itu, guru dalam melaksanakan pembelajaran harus secra analisi dan fleksibel menentukan metode apa yang harus digunakan untuk mencapai tujuan pembelajaran secara efektif dan efisien.

c. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Metode

Pada prinsipnya, tidak satupun metode mengajar yang dapat dipandang sempurna dan cocok dengan semua pokok bahasan yang ada dalam setiap bidang studi. Karena, setiap metode pasti memiliki keunggulan dan kelemahan masing-masing. Karena itu guru tidak boleh sembarangan memilih serta menggunakan metode. Berikut beberapa faktor yang mempengaruhi pemilihan dan penentuan metode antara lain: 1) Tujuan yang hendak dicapai

Tujuan adalah sasaran yang dituju dari setiap kegiatan belajar mengajar, setiap guru hendaknya memperhatikan tujuan pembelajaran.

2) Materi pelajaran

Materi pelajaran ialah sejumlah materi yang hendak disampaikan oleh guru untuk bisa dipelajarai dan dikuasai oleh peserta didik.

3) Situasi

23

Masitoh dan Laksimi Dewi, Strategi Pembelajaran, (Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Departemen Agama Republik Indonesia, 2009), Cet. Pertama, hlm. 107-108


(32)

Situasi kegiatan belajar merupakan setting lingkungan pembelajaran yang dinamis.

4) Fasilitas

Fasilitas dapat mempengaruhi pemilihan dan penentuan metode mengajar.

5) Guru

Setiap orang memiliki kepribadian, performance style, kebiasaan dan pengalaman mengajar yang berbeda-beda.24

Jadi penulis dapat mengambil kesimpulan bahwa dalam memilih metode sebagai bahan ajar harus memperhatikan aspek-aspek yang telah dijelaskan di atas, agar dalam proses pembelajaran bisa berjalan dengan optimal.

d. Efektivitas Penggunaan Metode

Penggunaan metode yang tidak sesuai dengan tujuan pengajaran akan menjadi kendala dalam pencapaian tujuan yang telah dirumuskan. Cukup banyak bahan pelajaran yang terbuang dengan percuma hanya karena penggunaan metode semata-mata berdasarkan kehendak guru dan bukan atas dasar kebutuhan siswa, atau karakter situasi kelas.

Dalam menetapkan metode mengajar, bukan tujuan menyesuaikan dengan metode atau karakter anak, tetapi "metode hendaknya menjadi variable dependen yang dapat berubah dan berkembang sesuai

kebutuhan”.25

Jadi dapat penulis simpulkan agar metode yang digunakan dapat berjalan dengan efektif maka harus ada kesesuaian antara metode yang digunakan dengan komponen pengajaran yang telah disusun dalam satuan pengajaran.

3. Pembelajaran Aktif (Active Learning) a. Pengertian Active Learning

Active learning mulai digunakan dalam dunia pendidikan diawali oleh seorang filosofi Cina yang bernama Confucius yang menyatakan:

24

Pupuh Fatuhurrohman dan M. Sobry Sutikno, Ibid., hlm. 60-61 25


(33)

“Apa yang saya dengar, saya lupa” “Apa yang saya lihat, saya ingat”

“Apa yang saya lakukan saya paham”26

Tiga peryataan diatas menjadi dasar dari munculnya belajar aktif, kemudian menurut Silbermen belajar aktif itu memuat hal-hal berikut :

“Apa yang saya dengar, saya lupa”

“Apa yang saya dengar dan lihat, saya ingat sedikit”

“Apa yang saya dengar, lihat dan tanyakan dengan beberapa

teman, saya mulai paham”

“Apa yang saya dengar, lihat, diskusikan, dan lakukan, saya

memperoleh pengetahuan dan keterampilan”

“Apa yang saya ajarkan pada orang lain, saya menguasainya”27 Berdasarkan hasil modifikasi dan penyempurnaan pernyataan Confucius di atas, dapat dipahami bahwa konsep active learning Mel Silberman menghendaki peran serta peserta didik yang tidak hanya mendengar, melainkan juga melihat supaya lebih paham walaupun sedikit, mendiskusikannya agar memahami atau mendalami, melakukannya agar memperoleh pengetahuan, dan mengajarkannya agar menguasainya.

Menurut Hamruni dalam bukunya Suyadi “Strategi Pembelajaran Pendidikan Karakter” mengenai pembelajaran aktif adalah segala bentuk

pembelajaran yang memungkinkan peserta didik berperan secara aktif dalam proses pembelajaran, baik dalam bentuk interaksi antar peserta didik ataupun peserta didik dengan guru dalam proses pembelajaran.28

Pembelajaran aktif (active learning) dimaksudkan untuk mengoptimalkan penggunaan semua potensi yang dimiliki oleh anak didik, sehingga semua anak didik dapat mencapai hasil belajar yang memuaskan sesuai dengan karakteristik pribadi yang mereka miliki.29 Di samping itu pembelajaran aktif (active learning) juga dimaksudkan untuk menjaga perhatian siswa anak didik agar tetap tertuju pada proses pembelajaran.

26

Mel Silberman, Active Learning101 Strategi Pembelajaran Aktif, (Yogyakarta: Insan Madani, 2007), hlm. 23

27

Mel Silberman, Ibid., hlm. 23 28

Suyadi, Strategi Pembelajaran Pendidikan Karakter, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya), Cet. Pertama, hlm. 36

29


(34)

Pernyataan di atas dapat ditarik kesimpulan dalam pembelajaran aktif siswa tidak hanya mendengarkan penjelasan guru tetapi siswa melihat, mendengar, bertanya dengan guru atau teman, berdiskusi dengan teman, melakukan, dan mengajarkan pada siswa lainnya sehingga mereka menguasai materi pembelajaran. Di dalam pembelajaran aktif siswa mendapatkan tantangan-tantangan yang mengharuskan kerja keras karena harus lebih aktif dan mandiri untuk mengugkapakn, menjelaskan, dan bertanya tentang materi pelajaran yang diajarkan.

b. Konsep Dasar Active Learning Bermuatan Karakter

Konsep dasar active learning bermuatan karakter mencangkup dua hal, yaitu:

1) Active learning dikaji atau digali nilai-nilai karakter yang mengandung di dalamnya untuk diaktualisasikan dalam pembelajaran, sehingga nilai-nilai karakter tersebut dapat ditanamkan atau diinternalisasikan ke dalam diri peserta didik.

2) Active learning dapat dimodifikasi dan dikembangkan secara kreatif agar memuat nilai-nilai karakter lebih variatif.30

Dari pendapat di atas penulis dapat menarik kesimpulan active learning dapat ditanamkan kepada peserta didik dengan memasukkan nilai-nilai karakter yang ada di kegiatan belajar mengajar di dalam kelas maupun di luar kelas, agar proses pembelajaran berlangsung guru dapat memodifikasi metode-metode yang diterapkannya.

c. Keunggulan dan Kelemahan Active Learning Bermuatan Karakter

1) Keunggulan

a) Peserta didik dapat belajar dengan cara yang sangat menyenangkan sehingga materi sesulit apapun tidak sempat

“mengernyitkan” kening mereka

b) Aktivitas yang ditimbulkan dalam active learning dapat meningkatkan daya ingat peserta didik, karena gerakan dapat

“mengikat” daya ingat pada memori jangka panjang.

30


(35)

c) Active learning dapat memotivasi peserta didik lebih maksimal sehingga dapat menghindarkan peserta didik dari sikap malas, mengantuk, melamun, dan sejenisnya.

2) Kelemahan

a) Hiruk-pikuknya kelas akibat aktivitas yang menimbulkan strategi active learning justru sering kali dapat mengacaukan susana pembelajaran, sehingga standar kompetensi tidak tercapai.

b) Secara rasional memang peserta didik yang belajar dengan senang hati dapat mencapai prestasi yang tinggi daripada belajar dalam tekanan atau target materi.31

Penulis dapat mengambil inti dari pelaksanaan pembelajaran active learning selain membuat siswa terlibat aktif ada juga kekurangan yang ditimbulkan salah satunya adalah susana kelas akan lebih ramai.

4. Metode Pembelajaran Quiz Team

a. Pengertian Quiz Team

Quiz team adalah salah satu tipe dari Active learning. Active learning adalah proses pembelajaran dimana siswa dituntut untuk selalu aktif. Siswa harus aktif baik dalam hal menyampaikan pendapat ataupun memecahkan masalah yang berkaitan dengan materi yang sedang diajarkan. Siswa dilibatkan pada aktivitas berpikir yang lebih kompleks dimana siswa terlibat dan memahami apa yang mereka kerjakan. Materi yang ada dapat pula dikaitkan dengan persoalan nyata yang benar-benar terjadi dalam kehidupan sehari-hari sehingga seolah-olah mereka menjadi bagian dari hal tersebut.

Quiz team adalah suatu kegiatan tanya jawab antar kelompok.32 Quiz team meningkatkan kemampuan tanggung jawab peserta didik terhadap apa yang mereka pelajari melalui cara yang menyenangkan dan tidak menakutkan. Proses belajar mengajar dengan metode quiz team mengajak siswa bekerjasama dengan timnya dalam melakukan diskusi, bertanya,

31

Suyadi, Ibid., hlm. 58-59 32

http://blogsport.com, gurudesaku, Strategi Pembelajaran Team QuizI, diakses pada hari kamis, 04 September 2014 Pukul 10.00


(36)

menjawab pertanyaan, memberi arahan, mengemukakan pendapat, serta menyampaikan informasi.

Dari pendapat di atas penulis menarik kesimpulan quiz team merupakan kegiatan pembelajaran yang dilakukan secara berkelompok dari masing-masing kelompok diantaranya ada kegiatan tanya jawab. Tugas guru pada saat metode ini dilakukan di dalam kelas harus memperhatikan diantara masing-masing anggota kelompok agar mengikuti kegiatan belajar.

b. Prinsip Penggunaan Metode Pembelajaran Quiz Team

Adapun prinsip-prinsip penggunaan yang terdapat dalam metode ini, sebagai berikut :

1) Menumbuhkan semangat motivasi untuk berkompetisi antar kelompok.

2) Membuat siswa aktif bekerja sama dalam proses pembelajaran baik secara emosional maupun sosial.

3) Melatih keterampilan daya ingat atau berpikir kritis siswa. 4) Memberikan stimulus siswa belajar aktif.

5) Membuat proses pembelajaran lebih menarik.33

c. Prosedur Metode Pembelajaran Quiz Team

Silberman mengungkapkan prosedur pembelajaran dengan menggunakan type team quiz adalah sebagai berikut:

1) Guru memilih topik yang dapat dipresentasikan dalam tiga bagian. 2) Peserta didik dibagi menjadi 3 tim.

3) Guru menjelaskan skenario pembelajaran. 4) Guru menyajikan materi pelajaran.

5) Guru meminta tim A untuk menyiapkan kuis jawaban singkat, sementara tim B dan C menggunakan waktu untuk memeriksa catatan mereka.

6) Tim A memberikan kuis kepada tim B. Jika tim B tidak dapat menjawab pertanyaan, tim C diberi kesempatan untuk segera menjawabnya.

33

http://blogsport.com, miratriani, Metode Team Quiz dan Talking Stick, diakses pada hari kamis, 04 September 2014 Pukul 10.00


(37)

7) Tim A melanjutkan ke pertanyaan selanjutnya kepada anggota tim C dan ulangi prosesnya.

8) Ketika kuis selesai, lanjutkan dengan bagian kedua dari pelajaran dan tunjuklah tim B sebagai pemimpin kuis.

9) Setelah tim B menyelesaikan ujian tersebut, lanjutkan dengan bagian ketiga dan tentukan tim C sebagai pemimpin kuis.34

d. Kelebihan dan Kekurangan Metode Pembelajaran Quiz Team 1) Kelebihan

a) Dapat meningkatkan keseriusan

b) Dapat menghilangkan kebosanan dalam lingkungan belajar c) Mengajak siswa untuk terlibat penuh

d) Meningkatkan proses belajar e) Membangun kreatifitas diri

f) Meraih makna belajar melalui pengalaman g) Memfokuskan siswa sebagai subjek belajar h) Menambah semangat dan minat belajar siswa 2) Kelemahan

a) Memerlukan kendali yang ketat dalam mengkondisikan kelas saat keributan terjadi

b) Hanya siswa tertentu yang dianggap pintar dalam kelompok tersebut, yakni yang bisa menjawab soal Quiz.

c) Waktu yang diberikan sangat terbatas jika quiz dilaksanakan oleh seluruh tim dalam satu pertemuan.35

B. Hasil Penelitian Relevan

Untuk menghindari terjadinya kesalahan, seseorang peneliti harus mengkaji skripsi sebelumnya yang serupa namun tak sama dengan kajian yang akan diteliti. Penelitian yang relevan bukan berarti sama dengan yang akan diteliti, akan tetapi masih dalam ruang lingkup yang sama. Maksudnya, cara ilmiah yang digunakan oleh seorang peneliti bukanlah cara yang dilakukan dengan merekayasa atau melakukan kebohongan untuk memperoleh data.

34

Melvin L. Silberman, Active Learning101 Cara Belajar Siswa Aktif, (Bandung: Nusa Media, 2012), Cet. Keenam, hlm. 175

35

http://blogsport.com, miratriani, Metode Team Quiz dan Talking Stick, diakses pada hari kamis, 04 September 2014 Pukul 10.00


(38)

Hasil penelitian yang relevan ini merupakan uraian sistematis tentang hasil-hasil penelitian yang telah dikemukakan oleh peneliti terdahulu dan ada hubungannya dengan penelitian yang akan dilakukan. Banyak penelitian yang telah dilakukan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. Oleh karena itu, dirasa perlu mengenali penelitian yang terdahulu.

Hasil penelitian yang relevan dengan penelitian ini yaitu penelitian yang dilakukan oleh Rizkiyana (2013) dalam penelitiannya yang berjudul

“Penerapan Metode Quiz Team untuk Meningkatkan Keaktifan Belajar Siswa dalam Pembelajaran Menerapkan Prinsip-prinsip Kerjasama Kolega dan Pelanggan pada Siswa Kelas X AP SMK PGRI 1 Mejobo Kudus Tahun

Ajaran 2012/2013”. Kesimpulan yang didapatkan dalam skripsi tersebut bahwa melalui metode quiz team dapat meningkatkan keaktifan belajar siswa.36

Hasil penelitian yang relevan dengan penelitian ini yaitu yang dilakukan Maisaroh (2010) dalam penelitiannya yang berjudul “Peningkatan Hasil Belajar Siswa Dengan Menggunakan Metode Pembelajaran Active Learning Tipe Quiz Team Pada Mata Pelajaran Keterampilan Dasar Komunikasi Di SMK Negeri 1 Bogor”. Kesimpulan yang didapatkan dalam skripsi tersebut bahwa melalui metode pembelajaran Active Learning tipe Quiz Team dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran keterampilan dasar komunikasi.37

Hasil penelitian yang relevan dengan penelitian ini yaitu yang dilakukan Punto Aji Prabowo dalam penelitiannya yang berjudul “Upaya Meningkatkan Kemampuan Menyimak Cerita Anak Menggunakan Media

36

Rizkiyana, Penerapan Metode Quiz Team untuk Meningkatkan Keaktifan Belajar Siswa dalam Pembelajaran Menerapkan Prinsip-prinsip Kerjasama Kolega dan Pelanggan(PTK Pembelajaran Akuntansi Perkantoran Kelas X AP SMK PGRI 1 Mejobo Kudus Tahun Ajaran 2012/2013) Skripsi, Universitas Negeri Semarang. 2013

37

Maisaroh, Peningkatan Hasil Belajar Siswa Dengan Menggunakan Metode Pembelajaran Active Learning Tipe Quiz Team Pada Mata Pelajaran Keterampilan Dasar Komunikasi Di SMK Negeri 1 Bogor Tahin Ajaran 2010/201. Skripsi Thesis, Universitas Muhammadiyah Surakarta. 2010


(39)

Video Siswa Kelas V SD N 3 Botomulyo Cepiring Kendal”. Kesimpulan yang didapatkan dalam skripsi tersebut bahwa melalui penggunaan media video dapat meningkatkan kemampuan menyimak cerita anak.38

Melihat dari ketiga hasil penelitian relevan di atas menujukkan metode pembelajaran active learning type quiz team dapat diterapkan pada keterampilan menyimak pada materi cerita pendek yang saya lakukan.

C. Kerangka Berfikir

Setelah mempelajari dari kondisi dilapangan terlihat guru dalam penyampaian masih menggunakan metode ceramah yang membuat siswa kurang aktif dan kurang memahami isi yang di jelaskan guru, sehingga peneliti mencoba pengguaan metode active learning type quiz team. Benar yang terjadi dengan diterapkan metode pembaruan active learning type quiz team memicu keaktifan siswa dalam pembelajaran bahasa Indonesia. Ini berkesimpulan dengan penggunaan metode ini siswa bisa menangkap penjelasan dari guru sepenuhnya dan siswa lebih semangat untuk belajar.

38

Punto Aji Prabowo, Upaya Meningkatkan Kemampuan Menyimak Cerita Anak Menggunakan Media Video Siswa Kelas V SD N 3 Botomulyo Cepiring Kendal. Skripsi Thesis, Universitas Muhammadiyah Surakarta. 2011


(40)

Bila digambarkan maka akan tampak sebagaimana gambar siklus

berikut ini:

Gambar 2.1 Siklus Kerangka Pemikiran

D. Hipotesis Tindakan

Hipotesis merupakan dugaan sementara terhadap masalah yang penulis angkat dalam penelitian ini sampai terbukti kebenarannya melalui data yang telah terkumpul dan telah diuji.

Beradasarkan penelitian relevan dan kerangka pemikiran tersebut dapat dirumuskan hipotesis tindakan sebagai berikut :

“Terdapat Peningkatan Keterampilan Menyimak dengan Metode Pembelajaran Active Learning Type Quiz Team pada Siswa Kelas 5 C MIN 09 Petukangan Selatan Jakarta Tahun Ajaran 2013/2014.”

Keaktifan siswa kurang

Penggunaan metode pembelajaran

active learningtypequiz team

Tindakan

Kondisi akhir Diduga penggunaan metode pembelajaran

active learning

typequiz team dapat meningkatkan keaktifan dan hasil

belajar siswa

Kondisi awal Guru belum menggunakan metode pembelajaran


(41)

25

Penelitian ini dilakukan di MIN 09 Petukangan Selatan Jakarta yang beralamat Jl. Madrasah No. 1 Komp. Bumi Pesanggrahan Mas Petukangan Selatan Kecamatan Pesanggrahan Jakarta Selatan 12770. Waktu yang digunakan dalam penelitian ini adalah pada semester genap tahun ajaran 2013/2014 tepatnya bulan April – Juni 2014.

B. Metode Penelitian dan Rancangan Siklus Penelitian

Sudah lebih dari sepuluh tahun yang lalu penelitian tindakan kelas dikenal dan ramai dibicarakan dalam dunia pendidikan. Istilah dalam bahas Inggris adalah Classroom Action Research (CAR). Dari namanya sudah menunjukkan isi yang dilakukan isi yang terkandung di dalamnya, yaitu sebuah kegiatan penelitian yang dilakukan di kelas. Dikarenakan ada tiga kata yang membentuk pengertian tersebut, maka ada tiga pengertian yang dapat diterangkan.

1. Penelitian-menunjuk pada suatu kegiatan mencermati suatu objek dengan menggunakan cara dan aturan metodologi tertentu untuk memperoleh data atau informasi yang bermanfaat dalam meningkatkan mutu suatu hal yang menarik minat dan penting bagi peneliti.

2. Tindakan-menunjuk pada suatu gerak kegitan yang sengaja dilakukan dengan tujuan tertentu.

3. Kelas-dalam hal ini tidak terikat pada penelitian ruang kelas, tetapi dikenal dalam bidang pendidikan dan pengajaran, yang dimaksud dengan istilah kelas adalah sekelompok siswa yang dalam waktu yang sama, menerima pelajaran yang sama dari guru yang sama pula.1

1

Suharsimi Arikunto, dkk, Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: Bumi Aksara, 2008), Cet. Ke-6, hlm. 2- 3


(42)

Penelitian ini lebih menekankan kepada proses atau tindakan penelitian, oleh karena itu berhasil atau tidaknya penelitian dapat dilihat dari proses tindakan penelitian.

Berdasarkan pemahaman dari gabungan kata-kata di atas dapat diartikan bahwa PTK adalah suatu upaya untuk mengamati proses kegiatan belajar sekumpulan siswa dengan menggunakan metodologi penelitian tertentu dan diberikan sebuah tindakan yang sengaja dimunculkan oleh peneliti dengan tujuan untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas pembelajaran di kelas.

Menurut Wijaya Kusuma dan Dedi Dwitagama penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang dilakukan oleh guru di kelasnya sendiri dengan cara (1) merencanakan, (2) melaksanakan, dan (3) merefleksikan tindakan secara kolaboratif dan partisipatif dengan tujuan memperbaiki kinerja sebagai guru, sehingga hasil belajar siswa dapat meningkat.2

Berdasarkan tahapan tersebut, peneitian pengguaan metode pembelajaran active learning type quiz team untuk meningkatkan kemampuan menyimak mata pelajaran bahasa Indonesia:

1. Perencanaan

Perencanaan adalah mengembangkan rencana tindakan yang secara kritis untuk meningkatkan apa yang telah terjadi. Rencana penelitian tindakan kelas hendaknya tersusun dan dari segi definisi harus prosektif pada tindakan, rencana itu harus memandang ke depan.3

Dalam kegiatan perencanaan, peneliti melakukan hal-hal sebagai berikut:

a. Mengidentifikasi masalah tentang keterampilan menyimak siswa b. Masalah yang telah diidentifikasi, dianalisis untuk kemudian

disimpulkan.

2

Wijaya Kusuma dan Dedi Dwitagama, Mengenal Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: Indeks, 2010), hlm. 9

3

Kunandar, Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2010), Cet. Ke-5, hlm. 71


(43)

c. Merencanakan tindakan yang lebih tepat berdasarkan masalah yang ditemukan dalam pembelajran dengan menyiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), instrumen penelitian, pedoman observasi aktivitas mengajar guru, dan pedoman observasi aktivitas belajar siswa.

2. Pelaksanaan Tindakan

Setelah rencana disusun, peneliti melaksanakan dengan tiga kegiatan yaitu kegiatan awal (berdoa, apersepsi dan memotivasi penjelasan serta tujuan yang akan diajarkan tentang kemampuan menyimak). Dalam pelaksanaan tindakan, peneliti melaksanakan proses pembelajaran di dalam kelas menggunakan rancangan metode dan RPP yang telah dirancang pada tahap sebelumnya. Pada tahapan ini peneliti bekerjasama dengan teman sejawat yang bertindak sebagai observer.

3. Pengamatan atau observasi

Pada tahapan ini observer melakukan pengamatan terhadap aktivitas pembelajaran guru di dalam kelas, dan aktivitas belajar siswa dengan menggunakan pedoman observasi yang telah disiapkan.

4. Refleksi

Peneliti kemudian melakukan refleksi atas dasar tindakan yang telah dilakukan. Jika hasil refleksi menunjukkan perlunya adanya perbaikan atas tindakan siklus I, maka rencana tindakan perlu disempurnakan lagi pada tindakan selanjutnya.

Setelah melakukan analisis dan refleksi pada siklus I, akan dilanjutkan pada siklus II. Jika hasil pembelajaran pada siklus II telah menunjukkan bahwa indikator keberhasilan telah tercapai maka penelitian dihentikan. Tetapi apabila indikator keberhasilan belum tercapai, maka dilanjutkan pada penelitian siklus III.


(44)

Peneliti akan memaparkan rancangan siklus tersebut pada gambar berikut ini.

TAHAP 1 TAHAP 2 TAHAP 3 TAHAP 4

Gambar 3.1: Alur Penelitian Tindakan Kelas menurut Kurt Lewin4

C. Subjek Penelitian

Dalam penelitian ini, yang menjadi subjek penelitian adalah siswa kelas 5 C MIN 09 Petukangan Selatan Jakarta semester 2 tahun pelajaran 2013/2014 yang terdiri dari 23 siswa dengan komposisi 10 siswa laki-laki dan 13 siswa perempuan.

D. Peran dan Posisi Peneliti dalam Penelitian

Pada penelitian tindakan kelas peneliti mempunyai peranan tersendiri yaitu sebagai perancang kegiatan, pelaksana kegiatan, melakukan pengamatan, mengumpulkan data serta melaporkan hasil penelitian, pada jalannya proses pembelajaran di kelas dengan menggunakan metode active learning type quiz team Dalam melakukan kegiatan penelitian, peneliti bekerjasama dengan guru lainnya MIN 09 Petukangan Selatan Jakarta yang bertindak sebagai observer.

E. Tahapan Intervensi Tindakan

4

Wijayah Kusuma dan Dedi Dwitagama, Mengenal Penelitian Tindakan Kelas Edisi Kedua, (Jakarta: PT Indeks, 2010), hlm. 28

TINDAKAN


(45)

Penelitian tindakan kelas dalam pembelajaran kemampuan menyimak melalui metode pembelajaran active learning type quiz team ini terdiri dari dua siklus, yaitu siklus I dan siklus II.

Tahapan penelitian tindakan kelas ini terdiri atas rangkaian empat kegiatan yang dilakukan dalam siklus berulang. Empat kegiatan utama yang ada pada setiap siklus, yaitu (1) perencanaan, (2) pelaksanaan, (3) pengamatan, dan (4) refleksi. “Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dimulai dengan siklus pertama yang terdiri dari empat kegiatan. Apabila sudah diketahui letak keberhasilan dan hambatan dari tindakan yang dilaksanakan pada siklus pertama tersebut, guru (bersama peneliti, apabila PTK nya tidak dilakukan sendiri oleh guru) menentukan rancangan untuk

siklus kedua”.5

Peneliti merancang penelitian ini dilakukan dalam 2 siklus, yang terdiri dari 3 pertemuan untuk setiap siklusnya. Dalam satu siklus biasanya muncul permasalahan atau pemikiran baru yang perlu mendapat perhatian, sehingga siklus tersebut berlanjut pada siklus II, apabila data yang diperoleh pada siklus II masih perlu penyempurnaan maka akan dilanjutkan pada siklus III begitu seterusnya sampai diperoleh data yang dapat dikumpulkan sebagai jawaban dari permasalahan penelitian.

Berikut desain intervensi tindakan yang akan dilakukan dalam penelitian tindakan kelas ini:

1. Siklus I

Pada tahap siklus I dilaksanakan dengan tahapan sebagai berikut: a.Perencanaan

Pada tahap ini peneliti berkolaboratif dengan observer dalam merumuskan dan mempersiapkan antara lain.

1) Merencanakan jadwal mengajar

5

Suharsimi Arikunto,dkk, Penelitian Tindakan Kelas,( Jakarta: Bumi Aksara, 2008), Cet. Ke-6, hlm. 74


(46)

2) Mempersiapkan perangkat observasi

3) Mengkomunikasikan kepada Guru mata pelajaran bahasa Indonesia yang sebagai observer

4) Mensosialisaikan kepada siswa-siswi kelas V

5) Menyiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Bahasa Indonesia

6) Menciptakan kelas yang kondusif

7) Mengatur tempat duduk siswa agar fokus pada saat pembelajaran 8) Mempersiapkan LKS

b. Tindakan

Secara umum pelaksanaan tinakan siklus I dalam penelitian ini dilakukan dalam 3 tahap kegiatan yaitu:

1) Kegiatan awal (a) Berdoa

(b) Apersepsi, memotivasi dan menjelaskan materi serta tujuan materi yang akan diajarkan tentang kemampuan menyimak dengan menggunakan pembelajaran active learning type quiz team.

2) Kegiatan inti

(a) Guru menjelaskan materi tentang cerita yang akan disampikan. (b) Siswa memperhatikan penjelasan guru mengeni cerita yang

disampaikan.

(c) Siswa menjawab pertanyaan dengan metode pembelajaran active learning type quiz team pada cerita yang dipilih oleh guru.

(d) Melakukan post test dengan membagikan lembar kerja siswa (LKS).

3) Kegiatan akhir

(a) Bersama-sama siswa mengulas materi pembelajaran yang telah dipelajari.


(47)

(b) Menyimpulkan materi pembelajaran yang disampaikan oleh guru.

(c) Doa pulang.

c. Pelaksanaan Observasi

Dalam tahap ini peneliti bersama observer melakukan pengamatan terhadap aktivitas proses belajar siswa kelas 5 C MIN 09 Petukangan Selatan Jakarta pada materi kemampuan menyimak di kelas. Observasi tersebut dilakukan untuk mengenali dan mengumpulkan data dari seriap indikator mengenai kerja siswa dalam belajar mata pelajaran bahasa Indonesia.

d. Refleksi

Refleksi adalah suatu upaya mengkaji apa yang telah terjadi, yang telah dihasilkan, atau apa yang belum dihasilkan, atau apa yang belum tuntas dari langkah atau upaya yang telah dilakukan.6 Data yang telah terkumpul kemudian ditindaklanjuti dengan melakukan analisis dan ditafsirkan, sehingga dapat diketahui akan hasil dari pelaksanaan tindakan yang dilakukan. Kemudian dilakukan evaluasi apakah tindakan yang dilaksanakan telah berhasil sesuai tujuan yang diharapkan.

2. Siklus II

Pada tahap siklus II dilaksanakan dengan tahapan sebagai berikut: a.Perencanaan

Pada tahap ini peneliti berkolaboratif dengan observer dalam merumuskan dan mempersiapkan antara lain.

1) Merencanakan jadwal mengajar 2) Mempersiapkan perangkat observasi

6

Abd. Rozak dan Maifalinda Fatra, Bahan PLPG Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2010), Cet. Pertama, hlm. 42


(48)

3) Mengkomunikasikan kepada Guru mata pelajaran bahasa Indonesia yang sebagai observer

4) Mensosialisaikan kepada siswa-siswi kelas V

5) Menyiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Bahasa Indonesia

6) Menciptakan kelas yang kondusif

7) Mengatur tempat duduk siswa agar fokus pada saat pembelajaran 8) Mempersiapkan LKS

b. Tindakan

Secara umum pelaksanaan tinakan siklus I dalam penelitian ini dilakukan dalam 3 tahap kegiatan yaitu:

1) Kegiatan awal (a) Berdoa

(b) Apersepsi, memotivasi dan menjelaskan materi serta tujuan materi yang akan diajarkan tentang kemampuan menyimak dengan menggunakan pembelajaran active learning type quiz team.

2) Kegiatan inti

(a) Guru menjelaskan materi tentang cerita yang akan disampikan. (b) Siswa memperhatikan penjelasan guru mengeni cerita yang

disampaikan.

(c) Siswa menjawab pertanyaan dengan metode pembelajaran active learning type quiz team pada cerita yang dipilih oleh guru.

(d) Melakukan post test dengan membagikan lembar kerja siswa (LKS).

3) Kegiatan akhir

(a) Bersama-sama siswa mengulas materi pembelajaran yang telah dipelajari.

(b) Menyimpulkan materi pembelajaran yang disampaikan oleh guru.


(49)

(c) Doa pulang.

c. Pelaksanaan Observasi

Dalam tahap ini peneliti bersama observer melakukan pengamatan terhadap aktivitas proses belajar siswa kelas 5 C MIN 09 Petukangan Selatan Jakarta pada materi kemampuan menyimak di kelas. Observasi tersebut dilakukan untuk mengenali dan mengumpulkan data dari seriap indikator mengenai kerja siswa dalam belajar mata pelajaran bahasa Indonesia.

d. Refleksi

Refleksi adalah suatu upaya mengkaji apa yang telah terjadi, yang telah dihasilkan, atau apa yang belum dihasilkan, atau apa yang belum tuntas dari langkah atau upaya yang telah dilakukan.7 Data yang telah terkumpul kemudian ditindaklanjuti dengan melakukan analisis dan ditafsirkan, sehingga dapat diketahui akan hasil dari pelaksanaan tindakan yang dilakukan. Kemudian dilakukan evaluasi apakah tindakan yang dilaksanakan telah berhasil sesuai tujuan yang diharapkan.

F. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan

Hasil yang diharapkan dalam penelitian ini adalah dapat meningkatkan hasil belajar dan kemampuan menyimak siswa dengan metode pembelajaran active learning type quiz team. Penelitian ini akan dihentikan apabila telah memenuhi standar yang ditentukan yaitu:

1. Berdasarkan hasil pengamatan melalui observasi guru dan siswa dengan cara menghitung presentase tiap kategori untuk setiap tindakan. Pengamatan dilakukan oleh observer dan mengitung presentase. Hasil yang diharapkan dari pengamatan aktivitas guru dan siswa yaitu aktivitas guru dan siswa yaitu aktivitas guru dan siswa sesuai dengan metode

7


(50)

pembelajaran active learning type quiz team terlaksana ≥ 75%. Dengan menggunakan rumus presentase sebagai berikut.

2. Dari tes hasil belajar siswa didapatkan nilai siswa dalam pembelajaran keterampilan menyimak sudah mencapai nilai KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) yaitu sebesar 70.

G. Data dan Sumber Data

Sumber data diperoleh da ri siswa-siswi MIN 09 Petukangan Selatan Jakarta kelas V C dan data yang diperoleh berupa situasi dan suasana kelas saat proses pembelajaran yang berlangsung dan peningkatan keterampilan menyimak dengan menggunakan metode pembelajaran active learning type quiz team. Adapun jenis data yang digunakan yaitu berupa data kualitaif dan kuantitatif.

1. Data Kualitatif

Data kualitatif diperoleh dari hasil observasi proses pembelajaran, dan hasil dokumentasi jalannya proses pembelajaran.

2. Data Kuantitatif

Data kuantitatif diperoleh dari hasil tes belajar setiap akhir siklus ataupun hasil lembar kerja siswa (LKS).

Sumber data penelitian ini diperoleh dari peneliti, siswa kelas V C, dan teman sejawat yang sekaligus bertindak sebagai observer.

H. Instrumen Pengumpulan Data

Instrumen pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:


(51)

1. Lembar Observasi

Lembar observasi yang digunakan untuk melihat aktivitas mengajar guru dan melihat aktivitas belajar siswa sehingga dapat diketahui gambaran pembelajaran yang terjadi.

Contoh lembar observasi aktivitas mengajar guru dan aktivitas belajar siswa adalah sebagai berikut:

Tabel 3.2

Contoh Lembar Observasi Aktivitas Mengajar Guru

No. Aspek yang diamati YA TIDAK

1. Membagi siswa menjadi 3 kelompok. 2. Menjelaskan langkah-langkah quiz team. 3. Menyampaikan materi ajar.

4. Memberikan kesempatan kelompok A untuk membuat pertanyaan (untuk dijadikan Quiz) terkait cerita yang telah disampaikan guru, sambil menunggu kelompok A membuat pertanyaan kelompok B, dan C untuk mengingat-ingat kembali cerita yang guru telah sampaikan.

5. Memerintahkan kelompok A memberikan pertanyaan kepada kelompok B. Jika kelompok B tidak dapat menjawab pertanyaan, kelompok C diberi kesempatan untuk segera menjawabnya.

6. Mengarahkan kelompok A melanjutkan ke pertanyaan selanjutnya kepada anggota kelompok C.

7. Melanjutkan dengan bagian kedua dari quiz dengan kelompok B yang menjadi pemandu quiz hingga kelompok C sebagai pemandu quiz.

8. Mengakhiri dengan evaluasi proses pembelajaran.

Keterangan :

Ya : Skor 1 Tidak : Skor 0


(52)

Tabel 3.2

Contoh Lembar Observasi Aktivitas Belajar Siswa

No. Aspek yang diamati YA TIDAK

1. Berkumpul berdasarkan kelompoknya masing-masing. 2. Menyimak penjelasan dari guru.

3. Menyimak materi ajar yang guru sampaikan.

4. Kelompok A berdiskusi untuk membuat pertanyaan (untuk dijadikan Quiz) terkait cerita yang telah disampaikan guru, kelompok B, dan C mencatat cerita yang guru telah sampaikan.

5. Kelompok A memberikan pertanyaan kepada kelompok B. Jika kelompok B tidak dapat menjawab pertanyaan, kelompok C diberi kesempatan untuk segera menjawabnya.

6. Kelompok A melanjutkan ke pertanyaan selanjutnya kepada anggota kelompok C.

7. Setelah kelompok A selesai, kelompok B, dan C melakukan kegiatan yang sama pada point 5, 6, dan 7. 8. Siswa bertanya hal-hal yang kurang dipahami dalam

evaluasi yang guru sampaikan.

Keterangan :

Ya : Skor 1 Tidak : Skor 0

2. Tes Hasil Belajar

Tes hasil belajar untuk mengukur kemampuan menyimak siswa. Contoh lembar post test untuk siklus I dan siklus II adalah sebagai berikut:


(53)

Tabel 3.3

Contoh Instrumen Soal Post Test Siklus I

No. Pertanyaan

1. Sebutkan tokoh-tokoh yang ada di cerita “SalahDuga” yaitu . . . .

2. Siapa yang mengajak Edo berlibur ke desa . . . .

3. Mengapa pada saat liburan tiba Edo merasa malas . . . .

4. Sebutkan sifat dari Edo dan Doni dari cerita “Salah Duga”

yang telah kalian simak . . . .

5. Sebutkan temen-teman yang doni perkenalkan ke edo . . . .

6. Dimana Edo dan kawan-kawan memancing . . . .

7. Setelah menyimak cerita “Salah Duga”. Menurut kalian apa

yang membedakan suasana kehidupan di desa dan kota . . . .

8. Berdasarkan cerita “Salah Duga” temukan amanat yang

kalian ketahui . . . .

9. Apa tema yang sesuai dari cerita “Salah Duga” yang kalian

simak . . . .

10. Di mana Edo berlibur pada saat liburan tiba . . . .

Tabel 3.4

Contoh Instrumen Soal Post Test Siklus II

No. Pertanyaan


(54)

Kena Batunya” adalah ?

2. Apa tema yang sesuai dengan cerita “Si Kancil Kena

Batunya” adalah ?

3. Sebutkan tokoh-tokoh pada cerita “Si Kancil Kena Batunya” yaitu ?

4. Di mana si kancil bertemu oleh siput ?

5. Bagaimana cara siput dapat memenangkan perlombaan dengan si kancil ?

6. Setelah kalian menyimak cerita “Si Kancil Kena Batunya”.

Coba ceritakan kembali dengan bahasa kalian sendiri ?

3. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan data yang penting sebagai bukti terjadinya suatau kegiatan dalam hal ini proses pembelajaran. Dokumentasi bertujuan untuk memperkuat hasil penelitian selain dari observasi. Dokumen dalam penelitian ini berupa foto yang diambil berupa aktivitas-aktivitas siswa dalam penelitian. Gambar-gambar foto dideskripsikan sesuai dengan aktivitas yang dilakukan siswa pada setiap siklus.

I. Teknik Pengumpulan Data

“Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis

dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Tanpa mengetahui teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan mendapatkan data yang memenuhi standar data yang ditetapkan”.8 Teknik pengumpulan data yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian ini berupa:

8

Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D (Bandung: Penerbit Alfabeta, 2013), hlm. 224


(1)

Foto-Foto Kegiatan Penelitian


(2)

Nama NIM

Fakultas/Jurusan Judul Skripsi

Pembimbing

Irfan Sidiq

r r 10018300004

FITK Pendidikan Guru Madrasah lbtidaiyah (PGMD Peningkatan Keterampilan Menyimak melalui Penerapan Metode Pembelajaran Active l*arning Type Quiz Team pada Siswa Kelas V C MIN Petukangan Selatan lakafia Dindin Ridwanudin, M. Pd

No. BAB Nomor X'ootnote

Ilahman Skriosi

Referensi Paraf

Pembimbinp

I

u

1 6,7

Deprtemen

Pendidikan

Nasional,

Kamus

Besar Bqhosa Indone sia, (Jakarta:

PT.

Gramedia

Pustaka Utarfla), Cet. Keempa! hlm.

1447

? T 2,21 6,14 Muhibbin SyalU Psikologi dengan Pendekatan Boru,

(Bandung:

Remaja

Rosdakarya 2010), Cet.

Ke-15, hlm. 117

1

3.

il

3, t6 7,13 Iskandarwassid dan Dadang

Suhendar,

Strategi

Pembelajaran

Bshaso,

(Bandung:

PT.

Remaja

Rodakarya,

z0fl),

Cet. Ketiga. hkn.227

4" II 5,8,12 7,9,10

Henry

Grmtur

T*igurU Menyimak Sebagai suatu Keterampilan Berbahasa, (Bandung: Angkasa 1986),

htm.28

1

5.

n

6,14,15 8, 11, L2

Kundhanr

Saddhono,

Me ninglrat kan Ke t e r amp i I an


(3)

Indonesia,@andung: CV.

Kary a Putra Darwati, 2012),

hlm. 8

6.

II

7

I

Novi

Resmini"

dklq

Pendidikan

Bahasa

dan

Sostra

Indonesia

di

Perguruan

Tinggi,(Bandtng:

UPI

Press, 2007), cet. Pertalrl.4 hlm" 37

7.

I

9,10,

ll

I

Bustanul

Arifin,

dkk,

Menyimak,

(lakuta:

Universitas Terbuka, 2007),

cet.l,hlm. 1.28

{

8. II 13 1l Wahyuni, Sri, dklq Bohasa

Indonesia

l,

(Surabaya: LAPIS-PGMI, 2008), hlm.

t.t4

t

9.

il

17,24,24 13,16 Fupuh Fatuhurrohman dan

M.

Sobry Sutikno, Strategi Belajar Mengajar Melolui Konsep Umum dan Konsep

Islam,

(Bandung: Refika Aditama 2010), Cet.

I,

lm.

55

10"

II

18 13

M.

Subanan darl Sunarti, Strategi Belajar Mengajar

Bohasa

Indonesia,

@andung:

CV

Pustaka

Setia). Cet.I. hlm.20

1

11.

II

19 13 Syaiful Bahri Djamarah dan

Aswan

Zatn,

Strategi Belaj

m

Mengaj ar, (lakarta: Rineka Cipt4 20lA), Cet.I" Irrlm.46

q

12.

II

20,22 13,

l4

Eveline Siregar dan Hartini

Nara

Teori Belajr

dan Pembelajman,

(

Ciawi:

Ghalia

Indonesia,

20ll),

Cet.Z.hlm.80

I

13.

II

23 15 Masitoh dan Laksimi Dewi,

Snarcgi

Pembelojaran,

(J alarta: Direktorat Jenderal

Pendidikan

Islam

Departemen

Aguna


(4)

14.

II

26,27,34 17,21

Mel

Silberman,

Active

Learningl|l

S*ategi

Pembelajaran

Aldif, {Y ogyakarta: Insan Madani,

200n"fim.23

1

15.

II

29,30,37 17,18, 19

Suyadi,

Strategi Pembelajaran Pendidikon

Kmalde1

(Bandung: PT

Remaja Rosdakarya), Cet.

Pertama hlm. 36

{

16.

I

29 17

flartono,

Model-madel

Pembelajaron

Aldif

2014,

(www.Zanafa.com)

q

17. T 33 2A httpl/blogsport.com,

gurudesakq

Strategi

Pembelojaran Team Quizl,

diakses padahaxi kamis,

M

September

2014

Pukul

10.00

{

18. u 35 2t http://blogsport com,

miratrtffii,

Metode

Team

Qui,

dsn

Talking Stick, diakses padahan kamis, 04 September

2014

Pukul

10.00

t

19.

II

36 22

RizkiyaA

Penerapan

Metode Quiz Team untuk

Meninglratkan

Keahifan

Belajar

Siswa

dolam Pembelaj

aran

Menerapkan

Prinsip-prinsip Kerjasama

Ko I e ga dan P e I anggan (P TK

Pembelajaran

Akuntansi

Perlrantoran Kelas

X

AP SMK PGRI 1 Mejobo Kudus

Tahun

Ajaran

2012/2013) Skripsi, Universitas Negeri Semarane.2013

20.

m

1,5 24,28 Suharsimi Arikunto, dklq Penelition Tindalmn Kelas,

(Iakxta: Bumi

Aksara 2008) Cet. Ke-6, hlm.2-3


(5)

21. ru 2,4 25,27 Wijaya Kusuma dan Dedi

Dwitagam4

Mengenal

Penelitian Tindokan Kelas, (Jakarta: Indeks, 201 0), hlm.

9

q

22.

m

6,7 30,32

AM.

Rozak dan Maifalinda

Fatra, Bahan

PLPG

Penelitian Tindakon Kelas,

$akafia: FITK

tIIN

Syarif Hidayatull ah I akart4- 2010), Cet. Pertama hlm.42

23.

m

8 35 Sugiono, Metode Penelitian

Kuantitatif, Kualitatif dan

R&D

(Bandrmg: Penerbit Alfabeta 20131, blm. 224

24.

ilI

9 36

S.

Margono, Metodologi

Penelitian

Pendidikan,

(Jakarta:

Rineka

Cip1r-2010), Cet. Ke-8. hlm. 158

{

25.

m

l0

37 Sudjiono Anas, Pengantar Stotistik

Pendidikan.,(Iakarta: PT.

Raja

Grafindo

Persada),

Cet.Ke-24, hlm.43

{


(6)

Penulis bernama lengkap Irfsn Sidiq, mahasiswa Jurusan Pendidikan Keguruan Madrasah Ibtidaiyah UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Penulis lahir di Kota Tangerang, 21 Februari 1992 dan masih tinggal bersama orang tua di Jl. H. Mencong Gg. H. Kana Rt. 02 Rw. 06 No. 73 Kelurahan Peninggilan, Kecamatan Ciledug, Kota tangerang.

Sejarah pendidikan formal penulis, yaitu, sekolah di TPA Al Husna tahun1997-1998. Kemudian penulis melanjutkan ke sekolah dasar negeri SDN 4 Peninggilan tahun 1998-2004. Setelah itu, penulis kembali melanjutkan di sekolah di SMPN 11 Tangerang tahun 2004-2007. Selanjutnya, penulis melanjutkan sekolah di SMAN 12 Kota Tangerang 2007-2010. Kini penulis telah menyelesaikan pendidikan S-1 di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Jurusan Pendidikan Keguruan Madrasah Ibtidaiyah.


Dokumen yang terkait

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif tipe STAD terhadap Kemampuan Membaca Karangan Narasi Pada Siswa Kelas V Di MIN 6 Jagakarsa, Jakarta Selatan Tahun Ajaran 2012/2013

0 5 186

Peningkatan Aktivitas Siswa Dalam Pembelajaran Pkn Melalui Penerapan Metode Diskusi Di Kelas Vi A Madrasah Ibtidaiyah Nurul Huda Kebagusan Jakarta Selatan

0 5 95

Peningkatan Hasil Belajar Siswa Melalui Metode Role Playing Pada Pembelajaran IPS Kelas V MI Al-Falah Jakarta Timur

0 7 119

Peningkatan Keterampilan Membaca Cepat Melalui Teknik Skimming Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Siswa Kelas V Sd Al-Zahra Indonesia Pamulang Pada Tahun Pelajaran 2013/2014

1 6 140

Pengaruh Penerapan Metode Quiz Team Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Fiqih di Mts Darul Ma'arif Jakarta Selatan

2 18 139

Pengaruh Metode Menulis Berantai terhadap Keterampilan Menulis Karangan Narasi Siswa Kelas IV SD Islam Annajah Petukangan Selatan Jakarta Selatan Tahun Ajaran 2013/2014

4 14 159

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Two Stay Two Stray Terhadap Keterampilan Menyimak Siswa Kelas V MIN 15 Bintaro Jakarta Selatan

1 10 130

Peningkatan Keterampilan Menyimak Melalui Penerapan Metode Pembelajaran Active Learning Type Quiz Team Pada Siswa Kelas V C MIN 09 Petukangan Selatan Jakarta Tahun Ajaran 2013/2014

0 13 0

Peningkatan Keaktifan Belajar Siswa Pada Pembelajaran PKn Melalui Penerapan Metode Kerja Kelompok di Kelas V SDN Pisangan 03

0 87 0

Peningkatan Keterampilan Gerak Dasar Hand Stand Roll Dengan Model Pembelajaran Pada Siswa Kelas V SD N 1 Rejosari Natar Lampung Selatan Tahun Pelajaran 2011/2012

1 16 38