PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DAN MOTIVASI BERPRESTASI TERHADAP SIKAP ILMIAH DAN KEMAMPUAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI BIOLOGI SMA NEGERI 17 MEDAN.

ABSTRAK
ROSI SIMATUPANG. Pengaruh Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah dan Motivasi
Berprestasi Terhadap Sik:ap Ilmiah dan Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi Biologi SMA
Negeri 17 Medan. Tesis. Medan: Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan, Maret
2011.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: ( 1) Untuk mengetahui kemampuan berpikir
tingkat tinggi siswa SMA Negeri 17 Medan yang dibelajarkan dengan strategi pembelajaran
berbasis masalah lebih tinggi jika dibandingkan dengan strategi pembelajaran konvensional;
(2) Untuk mengetahui sik:ap ilmiah siswa SMA Negeri 17 Medan yang dibelajarkan dengan
strategi pembelajaran berbasis masalah lebih tinggi jika dibandingkan dengan strategi
pembelajaran konvensional; (3) Untuk mengetahui kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa
SMA Negeri 17 Medan yang memiliki motivasi berprestasi tinggi lebih tinggi daripada siswa
SMA Negeri 17 Medan yang memiliki motivasi berprestasi rendah; (4) Untuk mengetahui
sikap ilmiah siswa SMA Negeri 17 Medan yang memilik:i motivasi berprestasi tinggi lebih
tinggi daripada siswa SMA Negeri 17 Medan yang memiliki motivasi berprestasi rendah; (5)
pengaruh interaksi strategi pembelajaran berbasis masalah dan motivasi berprestasi terhadap
kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa di SMA Negeri 17 Medan; (6) pengaruh interaksi
strategi pembelajaran berbasis masalah dan motivasi berprestasi terhadap sikap ilmiah siswa
di SMA Negeri 17 Medan. Pene1itian ini dilaksanakan di SMA Negeri 17 Medan. Populasi
penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI SMA Negeri 17 Medan sebanyak 185 orang.
Sampel penelitian ini diambil dengan teknik cluster random samplig dan selanjutnya melalui

pengundian maka kelas XI IPA-4 yang berjumlah 37 orang terpilih sebagai kelas yang diberi
perlakuan dengan pembelajaran Berbasis Masalah dan kelas XI IPA-2 yang berjumlah 38
orang terpilih sebagai kelas yang diberi perlakuan dengan pembelajaran konvensional. Data
sikap ilmiah dan kemampuan berpikir tingkat tinggi dikumpulkan menggunakan tes.
Instrumen motivasi berprestasi digunakan setelah divalidasi oleh validator dan uji coba
instrumen. Hipotesis penelitian diuji dengan menggunakan uji ANA VA dilanjutkan dengan
uji Scheffe. Hasil ini menunjukkan (1) kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa SMA Negeri
17 Medan yang dibelajarkan dengan strategi pembelajaran berbasis masalah lebih tinggi
daripada siswa yang dibelajarkan dengan strategi pembelajaran konvensional (F= 21,467,
P=O,OOO); (2) sikap ilmiah siswa SMA Negeri 17 Medan yang dibelajarkan dengan strategi
pembelajaran berbasis masalah lebih tinggi daripada siswa yang dibelajarkan dengan strategi
pembelajaran konvensional (F= 9,301, P=0,003); (3) kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa
SMA Negeri 17 Medan yang memiliki motivasi berprestasi tinggi lebih baik daripada siswa
SMA Negeri 17 Medan yang memilik:i motivasi berprestasi rendah (F=16,779, P= 0,000); (4)
sikap ilmiah siswa SMA Negeri 17 Medan yang memiliki motivasi berprestasi tinggi lebih
baik daripada siswa SMA Negeri 17 Medan yang memiliki motivasi berprestasi rendah
(F=20,571, P= 0,000); (5) terdapat pengaruh interaksi strategi pembelajaran berbasis masalah
dan motivasi berprestasi terhadap kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa SMA Negeri 17
Medan (F=8,622, P=0,004); (6) terdapat pengaruh interaksi strategi pembelajaran berbasis
masalah dan motivasi berprestasi terhadap sikap ilmiah siswa SMA Negeri 17 Medan

(F=4,987, P=0,029).

ABSTRACT
ROSI SIMATUPANG: The Effect of Problem Based Learning Strategies and Achievement
Motivation on the Scientific Attitude and Biology Higher-Order Thinking Ability SMA
Negeri 17 Medan. Thesis. Medan: The State University of Medan School of Postgraduate
Studies, March 2011.



'



This study aims to determine: (I) The ability of higher-order thinking students of SMA
Negeri 17 taught by problem-based learning strategy higher than students who taught by
conventional learning strategies, (2) Scientific attitude students of SMA Negeri 17 Medan
taught by problem-based learning strategy higher than students who taught by conventional
learning strategies, (3) The ability of higher-order thinking of students of SMA Negeri 17
Medan who has high achievement motivation higher than students of SMA Negeri 17 Medan

who has low achievement motivation, (4) Scientific attitude of students of SMA Negeri 17
Medan who has high achievement motivation higher than students of SMA Negeri 17 Medan
who has low achievement motivation (5) The effect of interaction between learning strategies
and achievement motivation on high-level thinking skills of students in SMA Negeri 17
Medan, (6) The effect of interaction between learning strategies and achievement motivation
of the scientific attitude of students in high schools 17 Medan. The research was conducted in
SMA Negeri 17 Medan.The population of this study are all students in grade XI SMAN 17
Medan 185 people. Samples were taken with a random cluster technique sampling and further
through the draw then the class XI IPA-4, 37 people selected as the class that were treated
with problem-based learning and class XI IPA-2, 38 people selected as the class that were
treated with conventional learning. Data scientific attitude and high level thinking skills were
collected using the test. Achievement motivation instruments used once ·validated by the
validator and test instruments. The research hypothesis was tested by using ANOV A test
followed by Scheffe's test. These results indicate (1) higher-order thinking skills of students
of SMA Negeri 17 Medan who taught by problem-based learning strategy higher than
students who taught by conventional learning strategies (F = 21,467, P = 0,000), (2) scientific
attitude of students of SMA Negeri 17 Medan who taught by problem-based learning strategy
higher than students who taught by conventional learning strategies (F = 9,301, P = 0,003),
(3) higher-order thinking skills of students of SMA Negeri 17 Medan who has high
achievement motivation higher than student who has low motivation achievement (F =

16,779, P = 0,000), (4) scientific attitude of students of SMA Negeri 17 Medan who has high
achievement motivation higher than students who has low achievement motivation (F =
20,571, P = 0,003); ( 5) there is interaction problem based learning strategies and achievement
motivation of high-level thinking skills of students of SMA Negeri 17 Medan (F = 8,622, P =
0,004)., (6) there is interaction problem based learning strategies and achievement motivation
of students' scientific attitude (F = 4,987, P = 0,029).

ii

DAFTAR lSI

Hal am an
ABSTRAK
ABSTRACT
KATAPENGANTAR
DAFTARISI
DAFTAR TABEL
DAFfARGAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
BAB I.


BAB II.

ii
iii
iv
vii
ix
X

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
B. ldentifikasi Masalah
C. Pembatasan Masalah
D. Rumusan Masalah
E. Tujuan Penelitian
F. Manfaat Penelitian

1


5
6
6

7
8

TINJAUAN PUSTAKA
A. Kajian Teoretis
1. Hakikat Pembelajaran Biologi
2. Hakikat Strategi Pembelajaran
a. Strategi pembelajaran Berbasis Masalah
b. Strategi pembelajaran Konvensional
3. Hakikat Motivasi Berprestasi
4. Hakikat Sikap Ilmiah
5. Hakikat Kemampuan Berfikir Tingkat Tinggi Biologi
B. Penelitian Yang Relevan
C. Kerangka Berpikir
1. Kemampuan Berfikir Tingkat Tinggi Siswa SMA Negeri
17 Medan

yang Dibelajarkan dengan Strategi
Pembe1ajaran Berbasis Masa1ah 1ebih Tinggi Jika
Dibandingkan dengan Strategi Pembe1ajaran Konvensial
2. Sikap Ilmiah Siswa SMA Negeri 17 Medan yang
Dibelajarkan dengan Strategi Pembelajaran Berbasis
Masalah lebih Tinggi Jika Dibandingkan dengan Strategi
Pembelajaran Konvensial
3. Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi Siswa SMA Negeri
17 Medan yang Memiliki Motivasi Berprestasi Tinggi
Lebih Tinggi Daripada Siswa SMA Negeri 17 Medan
yang Memiliki Motivasi Berprestasi Rendah
4. Sikap Ilmiah Siswa SMA Negeri 17 Medan yang
Memiliki Motivasi Berprestasi Tinggi Lebih Tinggi
Daripada Siswa SMA Negeri 17 Medan yang Memiliki
Motivasi Berprestasi Rendah
5. Pengaruh lnteraksi Antara Strategi Pembelajaran dan
Motivasi Berprestasi Terhadap Kemampuan Berpikir
Tingkat Tinggi Siswa

v


9
13
12
22
25
30
35
39
41

41

42

44

45

45


6. Pengaruh Interaksi Antara Strategi Pembelajaran
Berbasis Masalah dan Motivasi Berprestasi Terhadap
Sikap Ilmiah
D. Hipotesis Penelitian
E. Hipotesis Statistik
BAB III

46
48
50

METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian
B. Populasi dan Sampel
C. Jenis dan Desain Penelitian
l. Jenis Penelitian
2. Desain Penelitian
D. Defenisi Operasional

E. Prosedur dan Pelaksanaan Penelitian
1. Perencanaan dan Persiapan Penelitian
2. Perencanaan dan Pelaksanaan Persiapan
F. Pengontrolan Perlakuan
G. Teknik dan Alat Pengumpulan Data
l. Teknik Pengumpulan Data
2. Instrumen Pengumpulan Data
a. Angket Motivasi Berprestasi
b. Tes Hasil Kemampuan Berfikir Tingkat Tinggi Biologi
c. Angket Sikap Ilmiah
3. Validasi Instrumen Penelitian
H. Teknik Analisis Data
BABIV

51
51
51
51
52
53

54

54
55
58
58
59
59
59
59
61
62
66

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

68
68
68
73
74
79
79
83
84
89
95

A. Hasil Penelitian
I. Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi
l.l. Deskripsi Data Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi
1.2. Uji Persyaratan Statistik
1.3. Pengujian Hipotesis Penelitian
2. Sikap Ilmiah
2.1. Deskripsi Data Sikap Ilmiah
2.2. Uji Persyaratan Statistik
2.3. Pengujian Hipotesis Penelitian
B. Pembahasan
C. Keterbatasan Penelitian
BABY

SIMPULAN, SARAN, DAN IMPLIKASI

96
97
98

A. Simpulan
B. Implikasi
C. Saran

99

DAFTAR PUSTAKA
104

LAMPIRAN

.

vi

DAFT AR TABEL
Tabel 1.1 Daftar Nilai Rata-rata Ujian Semester I Biologi Tiga Tahun Terakhir
di SMA Negeri 17 Medan

1

Tabel 2.1 Sintaks Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah

17

Tabel 2.2 Sintaks Strategi Pembelajaran Konvensional

25

Tabel 3.1 Desain Penelitian

52

Tabel 3.2 Kisi-kisi Tes Motivasi Berprestasi

60

Tabel 3.3 Kisi-kisi Tes Hasil Kemampuan Berpikir Tingkat tinggi
Belajar Biologi

61

Tabel3.4 Kisi-kisi lnstrumen Sikap Ilmiah Siswa Pada Pelajaran Biologi

62

Tabel3.5 Daftar nama validator

62

Tabel 4.1 Data Kemampuan Berpikir Tingkat tinggi Siswa Setelah Diterapkan
Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah dan Konvensional

68

Tabel4.2 Data Kemampuan Berpikir Tingkat tinggi Siswa dengan Motivasi
Berprestasi Tinggi dan Rendah Setelah Diterapkan
Strategi Pembelajaran

69

Tabel4.3 Data Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi Siswa dengan Motivasi
Berprestasi Tinggi dan Rendah Setelah Dibelajarkan dengan Strategi
Pembelajaran Berbasis Masalah

70

Tabel4.4 Data Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi Siswa dengan Motivasi
Berprestasi Tinggi dan Rendah Setelah Dibelajarkan dengan Strategi
Pembelajaran Konvensional

71

Tabel 4.5 Kemampuan Berpikir lingkat Tinggi Siswa Dengan Motivasi Berprestasi
Tinggi dan Rendah yang Dibelajarkan Pembelajaran Berbasis Masalah
dan Konvensional
Tabel4.6 Uji Normalitas Data Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi Siswa

72

73

Tabel4.7 Hasil Analisis Varians Dua Jalur Skor Kemampuan Berpikir Tingkat
Tinggi Siswa

74

Tabel4.8 Data Sikap ilmiah Siswa Setelah Diterapkan Strategi Pembelajaran
Berbasis Masalah dan Konvensional

79

Tabel4.9 Data Sikap ilmiah Siswa dengan Motivasi Berprestasi Tinggi dan
Rendah Setelah Diterapkan Strategi Pembelajaran

80

Tabel4.10 Data Sikap ilmiah Siswa dengan Motivasi Berprestasi Tinggi dan Rendah
Setelah Dibe1ajarkan dengan Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah
vii

81

Tabel4.11 Data Sikap Ilmiah Siswa dengan Motivasi Berprestasi Tinggi dan
Rendah Setelah Dibelajarkan dengan Strategi Pembelajaran
Konvensional

82

Tabel4.13 Uji Normalitas Data Sikap ilmiah Siswa

84

Tabel4.14 Hasil Analisis Varians Skor Sikap ilmiah Siswa

84

viii

DAFTAR GAMBAR

Gam bar 2.1 Hubungan antara Pengaruh Strategi Pembe1ajaran Berbasis
Masa1ah dan Motivasi Berp_~si

terhadap Kemampuan Berpikir

Tingkat Tinggi dan Sikap Ilmiah

47

Gambar 3.1 Bagan Alur Prosedur Penelitian

57

Gambar 4.1 Pengaruh Strategi Pembelajaran Temadap Kemampuan Berpikir
Tingkat Tinggi Biologi Siswa SMA Negeri 17 Medan
Tahun Pelajaran 2010/2011

75

Gam bar 4.2 Pengaruh Motivasi Berprestasi Temadap Kemampuan Berpikir
Tingkat Tinggi Siswa SMA Negeri 17 Medan
Tahun Pelajaran 2010/2011

76

Gambar 4.3 Pengaruh Interaksi Strategi Pembelajaran dan Motivasi Berprestasi
Terhadap Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi Siswa
SMA Negeri 17 Medan Tahun Pe1ajaran 2010/2011.
Gambar 4.4 Peng~h

78

Strategi Pembe1ajaran Terhadap Sikap ilmiah Siswa
SMA Negeri 17 Medan Tahun Pe1ajaran 2010/2011

85

Gambar 4.5 Pengiuuh Motivasi Berprestasi Terhadap Sikap ilmiah Siswa
SMA Negeri 17 Medan Tahun Pelajaran 2010/2011

86

Gambar 4.6 Pengaruh Interaksi Strategi Pembe1ajaran dan Motivasi Terhadap
Sikap ilmiah Siswa SMA Negeri 17 Medan Tahun Pe1ajaran 20 I 0/2011

ix

88

DAFTAR LAMPIRAN

1. Rencana Pelaksanaan Pemb1~arn

Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah

104

2. Rencana Pe1aksanaan Pembe1ajaran Strategi Pembelajaran Konvensional

126

3. Tes Hasil Belajar Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi

136

4. Angket Sikap Ilmiah

I 46

5. Angket Motivasi Berprestasi

149

6. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Tes

151

7. Hasil Uji Validitas da Reliabilitas Angket Sikap Ilmiah

153

8. Data Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi

155

9. Data Motivasi Berprestasi Siswa

157

10. Data Sikap Ilmiah Siswa

160

11. Hasil Uji Normalitas

163

12. Hasil Uji Homogenitas

165

13 Hasil UjiANAVADuaJalur

166

14. Uji Lanjut (Uji Schefee)

168

15. Dokumentasi Penelitian

170

X

BABI
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Salah satu masalah yang dihadapi dunia pendidikan adalah lemahnya proses
pembelajaran. Pembelajaran yang pada umumnya dilaksanakan oleh guru lebih banyak
menekankan pada aspek pengetahuan dan pemahaman sedangkan aspek aplikasi, analisis,
sintesis bahkan evaluasi hanya sebagian kecil dari pembel!Yaran yang dilakukan.
Pembelajaran masih bersifat teacher-oriented dan siswa kurang diberi kesempatan untuk
mengembangkan kemampuan berpikir tingkat tinggi. Guru selama ini lebih banyak memberi
ceramah dan latihan mengerjakan soal-soal dengan cepat tanpa memberi pemahaman konsep
secara mendalam. Hal ini menyebabkan siswa kurang terlatih untuk mengembangkan daya
nalarnya dalam memecahkan permasalahan dan mengaplikasikan konsep-konsep yang telah
dipelajari dalam kehidupan nyata sehingga kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa kurang
dapat berkembang dengan baik. Rendahnya kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa
ditunjukkan oleh rendahnya hasil bel!Yar siswa.
Fenomena rendahnya hasil belajar siswa pada mata pelajaran Biologi ditemukan di
SMA Negeri 17 Medan. Meskipun menunjukkan kecenderungan peningkatan nilai rata-rata
ujian semester ganjil biologi dalam tiga tahun terakhir (Tabel l.l), namun masih belum
mencapai nilai Kriteria Ketuntasan Minimal {KKM) yang ditetapkan untuk mata pel~Yarn
biologi di sekolah ini yaknt sebesar 7,0.

Tabel. 1.1. Daftar Nilai Rata-rata Ujian Semester I Biologi Tiga Tabun Teakhir di SMA
Negeri 17 Medan
No.
I.

Bidang Studi
Biologi

20.07/2008

2008/2009

2009/2010

6,3

6,6

6,7

(Sumber: Tata Usaha SMA Negeri 17 Medan)

.

2
Hasil wawancara terhadap salah seorang guru Biologi di SMA Negeri 17 Medan
diketahui bahwa guru-guru biologi di sekolah tersebut hanya menggunakan metode ceramah,
tanya jawab dan memberikan tugas latihan dalam proses pembelajaran biologi. Strategi
pembelajaran yang selama ini diterapkan tidak mengaktifkan siswa dalam kegiatan
pembelajaran secara maksimal. Hal ini ditandai dengan kurangnya siswa bertanya ataupun
menjawab pertanyaan yang disampaikan oleh guru, siswa lebih banyak diam daripada
melakukan aktivitas belajar. Siswa tidak terbiasa belajar dengan diawali permasalahanpermasalahan sehingga kemampuan berpikir siswa tidak dapat ditingkatkan secara maksimal.
Akibatnya, basil belajar yang dicapai oleh siswa masih jauh dari yang diharapkan. Dengan
demikian,

diperlukan

suatu

pembelajaran yang

dapat mengarahkan

siswa

untuk

mengembangkan kemampuan berpikir tingkat tinggi. Salah satu strategi pembelajaran yang
memenuhi kriteria tersebut adalah strategi pembelajaran berbasis masalah.
Strategi pembelajaran berbasis masalah merupakan suatu kegiatan pembelajaran yang
dilakukan melalui pendekatan masalah. Siswa dimotivasi untuk mengelaborasi permasalahan
melalui kegiatan kooperatif dengan araban guru. Pembelajaran berbasis masalah merupakan
pembelajaran yang lebih menekankan pada aktivitas siswa dan menjadikan siswa lebih
banyak berinteraksi dengan obyek dan peristiwa sehingga siswa memperoleh pemahaman
(konstruktivisme). Peran guru hanya sebagai fasilitator bukan pentransfer pengetahuan
(Herman, 2007:53). Selanjutnya Ibrahim dan Nur (2005:87) mengemukakan, bahwa
pembelajaran berbasis masalah memiliki tujuan untuk membantu siswa mengembangkan
keterampilan berpikir, pemecahan masalah, belajar berbagai peran orang dewasa dengan
melibatkan mereka dalam pengalaman nyata dan menjadi pebelajar otonom dan mandiri.
Pembelajaran berbasis masalah merupakan suatu pendekatan yang menggunakan
masalah dunia nyata sebagai suatu konteks bagi siswa untuk belajar tentang cara berpikir
kritis dan keterampilan pemecahan masalah serta untuk memperoleh pengetahuan yang
esensial dari materi pelajaran. Pembelajaran berbasis masalah dirancang untuk merangsang

3
berpikir tingkat tinggi dalam situasi berorientasi masalah. Pembelajaran berbasis masalah
dikembangkan untuk membantu kemampuan berpikir, pemecahan masalah, ketrampilan
intelektual dan belajar menjadi pembelajar yang otonom (Sudarman, 2007:73).
Hasil penelitian Bilgin et a/. (2009: 155) juga mengungkapkan, bahwa pembelajaran
berbasis

masalah (problem-based leaming!PBL) membantu siswa untuk memecahkan

masalah dan meningkatkan kemampuan berpikirnya dalam konteks nyata atau membangun
sendiri konsep yang telah dipelajarinya. Selanjutnya, memecahkan masalah dalam kelompok
(group task) dapat menumbuhkan minat belajar siswa yang pada gilirannya menumbuhkan

aspek sikap siswa sebagai efek pengiringnya (nurturant effect). Sikap yang dikembangkan
dalam IPA (biologi) adalah sikap ilmiah yang lazim dikenal dengan scientific attitude.
Sikap ilmiah yang sudah lazim dikembangkan di sekolah meliputi sikap jujur, terbuka,
luwes, tekun, logis, kritis, kreatif. Namun menurut Klopter (Harlen, 1985: 15 5), beberapa
sikap ilmiah yang lebih khas dan belum optimal dikembangkan meliputi rasa ingin tahu
(curiosity), sikap senantiasa mendahulukan bukti (respect for evidence), sikap luwes terhadap

gagasan baru (flexibility), sikap merenung secara kritis (critical reflection) dan sikap peka/perduli terhadap makhuluk hidup dan lingkungan (sensitivity to living things and
environment).

Keunggulan dari strategi PBL, siswa tidak saja mempelajari konsep-konsep yang
berhubungan dengan masalah tetapi juga metode ilmiah untuk memecahkan masa1ah tersebut.
Oleh sebab itu, pebelajar tidak saja harus memahami konsep yang relevan dengan masalah
tetapi juga memperoleh pengalaman belajar yang berhubungan dengan keterampilan
menerapkan metode ilmiah dalam pemecahan masalah dan menumbuhkan pola motivasi
berprestasi.
Praktik baik (good practices) yang di1aporkan oleh Douvlou (2006:89) menunjukkan
bahwa pembelajaran berbasis masalah terbukti meningkatkan motivasi berprestasi siswa dan
belajar secara bebas (independent learning). Melalui strategi pembelajaran ini siswa

4
berinteraksi dengan tim keda dan berkolaborasi dalam memecahkan masalah serta
memberikan jaminan keberlanjutan proses belajar oleh siswa di luar waktu tatap muka.
Dengan demikian, pembelajaran yang memfasilitasi siswa untuk berinteraksi dengan berbagai
sumber dan memanfaatkan motivasi belajar cenderung memberikan hasil pembelajaran yang
lebih baik.
Pada strategi pembelajaran berbasis masalah, pembelajaran menjadi student centered
Dalam upaya inilah siswa memerlukan guru sebagai pengarah dan pembimbing. Guru
bertugas membantu siswa untuk mencapai tujuannya artinya guru lebih banyak berurusan
dengan strategi-strategi daripada memberi informasi. Selain itu, guru bertugas untuk
mengelola kelas sebagai sebuah tim yang bekeija sama untuk menemukan sesuatu yang baru
bagi anggota kelas atau siswa.
Salah satu faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa adalah kurangnya rasa
ingin tahu, kekritisan, sikap dan perilaku belajar. Hal ini menyebabkan kurang bisa
mendorong seseorang untuk melakukan aktivitas tertentu demi mencapai tujuan tertentu.
Menurut Dimyati dan Mudjiono (2006:98) motivasi dipandang sebagai dorongan mental
yang menggerakkan dan mengarahkan perilaku manusia termasuk perilaku belajar. Dalam
motivasi terkandung adanya keinginan yang mengaktifkan, menggerakkan, menyalurkan, dan
mengarahkan sikap dan perilaku individu belajar. Jadi motivasi dalam belajar itu sangatlah
penting sehingga tercapai hasil belajar yang baik. Motivasi siswa harus mendapat perhatian
sebelum memulai pembelajaran agar seorang guru dapat menentukan strategi pembelajaran
yang tepat untuk diterapkan.
Pembelajaran yang selama ini berlangsung di kelas XI IPA SMA Negeri 17 Medan
menunjukkan

bahwa

aktivitas

belajar

didominasi

oleh

guru

(melalui

proses

ceramahlpresentasi) dan cenderung meniadakan pengalaman interaksi sosial di kalangan
siswa (seperti, mengajukan petanyaan, merespon pertanyaan guru atau ternan sejawatnya,

5
bekerja dalam satu tim kerja, dan lain-lain) sehingga motivasi berprestasi dan sikap ilmiah
siswa tidak berkembang.
Mengacu pada masalah

p_e~blajrn

biologi yang dialami siswa di SMA Negeri 17

Medan di atas diperlukan suatu penelitian yang mengkaji perbaikan pembelajaran yakni
dengan

menerapkan strategi pembelajaran berbasis masalah. Namun, mengingat

pembl~Yarn

merupakan proses yang bersifat irreversible perlu dilakukan pengujian terlebih

dahulu sebelum suatu strategi pembelajaran dapat diterapkan dalam pembelajaran di kelas
secara umum. Untuk itu melalui penelitian ini akan dilakukan pengujian pengaruh penerapan
berbasis masalah dan motivasi berprestasi terhadap

strategi pembi~Yarn

kemampuan

berpikir tingkat tinggi dan sikap ilmiah siswa kelas XI SMA Negeri 17 Medan

tahun

pelajaran 20 10/2011.

B. Identifikasi Masalah
Mengacu pada uraian latar belakang terdahulu, dapat diidentifikasi beberapa
permasalahan pembelajaran biologi khususnya di SMA Negeri 17 Medan di antaranya: (1)
Proses

pembl~Yarn

di kelas masih berpusat pada guru, (2) Siswa masih belajar secara pasif

dan informasi yang diterima sebagian besar berasal dari guru, (3) Guru kurang kreatif dalam
membuat variasi

pembl~Yarn,

(4) Motivasi belajar dan motivasi berprestasi siswa rendah

dalam mempelajari biologi, (5) Siswa tidak terbiasa belajar melalui permasalahanpermasalahan dalam setiap materi pelajaran, sehingga sikap ilmiah anak tidak berkembang
secara maksimal, (6) Proses pembelajaran tidak merangsang siswa untuk bersikap ilmiah,
sehingga siswa cenderung hanya menerima informasi dan kurang aktif mencari informasi.

6

C. Pembatasan Masalah
Untuk kepentingan pengujian khusus pada penelitian ini, maka masalah penelitian
dibatasi pada:
l. Penerapan strategi pembelajaran berbasis masalah pada kelompok perlakuan dan
pembelajaran konvensional pada kelompok kontrol dalam pembelajaran biologi di kelas
XI IPA SMA Negeri 17 Medan.
2. Motivasi berprestasi siswa dibagi menjadi motivasi berprestasi tinggi dan motivasi
berprestasi rendah.
3. Sikap ilmiah dikembangkan berdasarkan pemikiran Klopter (Harlen, 1985:155).
4. Kemampuan berpikir tingkat tinggi biologi dibatasi pada ranah kognitiftaksonomi Bloom

c4 sampai c6 .
5. Materi yang akan dibelajarkan dengan strategi pembelajaran berbasis masalah dan
pembelajaran konvensional adalah Struktur dan Fungsi Tulang, Otot dan Sendi pada
Manusia.

D. Rumusan Masalah
Mengacu pada pembatasan masa1ah penelitian terdahu1u maka rumusan masa1ah
penelitian ini disusun sebagai berikut:
I. Apakah kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa SMA Negeri 17 Medan yang
dibelajarkan dengan strategi pembelajaran berbasis masa1ah 1ebih tinggijika dibandingkan
dengan strategi pembelajaran konvensional?
2. Apakah sikap ilmiah siswa SMA Negeri 17 Medan yang dibe1ajarkan dengan strategi
pembelajaran berbasis masalah
pembelajaran konvensional?

lebih tinggi jika dibandingkan dengan strategi

.

7
3. Apakah kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa SMA Negeri 17 Medan yang memiliki
motivasi berprestasi tinggi lebih tinggi daripada siswa SMA Negeri 17 Medan yang
memiliki motivasi berprestasi rendah?
4. Apakah sikap ilmiah siswa SMA Negeri 17 Medan yang memiliki motivasi berprestasi
tinggi lebih tinggi daripada siswa SMA Negeri 17 Medan yang memiliki motivasi
berprestasi rendah?
5. Apakah terdapat pengaruh interaksi strategi pembelajaran berbasis masalah dan motivasi
berprestasi terhadap kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa SMA Negeri 17 Medan?
6. Apakah terdapat pengaruh interaksi strategi pembelajaran berbasis masalah dan motivasi
berprestasi terhadap sikap ilmiah siswa SMA Negeri 17 Medan?

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan Jatar belakang dan perumusan masalah di atas maka tujuan penelitian ini
adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa SMA Negeri 17 Medan yang
dibelajarkan dengan strategi pembelajaran berbasis masalah lebih tinggi jika dibandingkan
dengan strategi pembelajaran konvensional.
2. Untuk mengetahui sikap ilmiah siswa SMA Negeri 17 Medan yang dibelajarkan dengan
strategi pembelajaran berbasis masalah lebih tinggi jika dibandingkan dengan strategi
pembelajaran konvensional.
3. Untuk mengetahui kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa SMA Negeri 17 Medan yang
memiliki motivasi berprestasi tinggi lebih tinggi daripada siswa SMA Negeri 17 Medan
yang memiliki mottvasi berprestasi rendah.
4. Untuk mengetahui sikap ilmiah siswa SMA Negeri 17 Medan yang memiliki motivasi
berprestasi tinggi lebih tinggi daripada siswa SMA Negeri 17 Medan yang memiliki

.

motivasi berprestasi rendah.

8

5. Untuk mengetahui pengaruh interaksi strategi pembelajaran berbasis masalah dan motivasi
berprestasi terhadap kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa SMA Negeri 17 Medan.
6. Untuk mengetahui pengaruh interaksi strategi pembelajaran berbasis masalah dan motivasi
berprestasi terhadap sikap ilmiah siswa SMA Negeri 17 Medan.

F. Manfaat Penelitian
l. Manfaat secara Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan sebagai masukan informasi empirik mengenai
pengaruh strategi pembe1ajaran berbasis masa1ah dan motivasi berprestasi terhadap sikap
ilmiah, dan kemampuan berpikir tingkat tinggi bio1ogi siswa dan sebagai sumber rujukan
untuk me1akukan penelitian 1ebih 1anjut terhadap variabe1-variabe1 yang berkesesuaian.

2. Manfaat secara Praktis
Hasil pene1itian ini diharapkan dapat menjadi masukan dan informasi bagi proses
pembe1ajaran bio1ogi untuk meningkatkan kualitas dan hasil belajar bio1ogi siswa. Selain
itu, hasil penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran bagi
guru-guru, penge1ola, pengembang, dan 1embaga-1embaga pendidikan dalam
me~awb

dinamika kebutuhan siswa dalam upaya untuk meningkatan hasil be1ajar bio1ogi siswa
SMA Negeri 17 Medan.

BABY
SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. SIMPULAN

Berdasarkan basil dan pembahasan penelitian yang telah diuraikan pada bab IV, maka
dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
l.

Kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa SMA Negeri 17 Medan yang dibelajarkan
dengan strategi pembelajaran berbasis masalah lebih tinggi jika dibandingkan dengan
strategi pembelajaran konvensional.

2.

Sikap ilmiah siswa SMA Negeri 17 Medan yang dibelajarkan dengan strategi
pembelajaran berbasis masalah lebih tinggi jika dibandingkan dengan strategi
pembelajaran konvensional.

3. Kemampuan berpikir tingkat tinggi biologi siswa SMA Negeri 17 Medan yang memiliki
motivasi berprestasi tinggi lebih tinggi jika dibandingkan dengan siswa SMA Negeri 17
Medan yang memiliki motivasi berprestasi rendah.
4. Sikap ilmiah siswa SMA Negeri 17 Medan yang memiliki motivasi berprestasi tinggi
lebih tinggi jika dibandingkan dengan siswa SMA Negeri 17 Medan yang memiliki
motivasi berprestasi rendah.
5.

Terdapat pengaruh interaksi strategi pembelajaran dan motivasi berprestasi terhadap
kemampuan berpikir siswa SMA Negeri 17 Medan.

6. Terdapat pengaruh interaksi strategi pembelajaran dan motivasi berprestasi terhadap
sikap ilmiah siswa SMA Negeri 17 Medan.

96

97
B. IMPLIKASI

1. Hasil penelitian menurUukkan keefektifan strategi pembelajaran berbasis masalah
dalam meningkatkan kemampuan berpikir tingkat tinggi dan sikap ilmiah siswa
sehingga strategi pembelajaran berbasis masalah sangat potensial untuk diterapkan di
sekolah menengah atas dalam upaya meningkatkan kualitas pembelajaran.
2. Penerapan pembelajaran berbasis masalah membutuhkan dukungan dari institusi
pendidikan dengan mempersiapkan sarana dan prasarana pembelajaran yang
dibutuhkan untuk penerapan pembelajaran berbasis masalah.
3. Motivasi berprestasi merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi
kemampuan berpikir tingkat tinggi dan sikap ilmiah siswa sehingga penglijar harus
memperhatikan faktor ini dan menerapkan strategi pembelajaran yang dapat
meningkatkan motivasi berprestasi siswa.

t

98
C. SARAN
Berdasarkan simpulan, maka sesuai dengan basil penelitian yang didapatkan, maka
perlu disarankan sebagai berikut:

1. Tersedianya masalah untuk siswa merupakan syarat awal yang barus dipenubi dalam
pembelajaran berbasis masalab dan merupakkan bagian yang tidak terpisahkan dari bahan
ajar. Masalab yang relevan untuk meningkatkan kemampuan berpikir tingkat tinggi dan
sikap ilmiab siswa adalab berupa masalah-masalah yang kontekstual.
2. Penerapan pembelajaran berbasis masalah sebaiknya diawali dengan pemberian materi
dasar tentang pokok babasan yang akan dibelajarkan dengan strategi pembelajaran ini.
3. Penelitian ini banya menyelidiki kemampuan berpikir tingkat tinggi dan sikap ilmiah
siswa setelah strategi pembelajaran berbasis masalah pada pokok babasan Struktur dan
Fungsi Tulang, Otot dan Sendi pada Manusia sebingga sebaiknya penelitian sejenis
diterapkan pada pokok babasan yang berbeda.
4. Kegiatan pembelajaran berbasis masalah bisa menyita waktu yang cukup lama jika
manejemen kelas tidak dilaksanakan secara efektif dan efisien. Oleb karena itu,
perencanaan pembelajaran yang matang perlu dipersiapkan oleb pengajar.
5. Pada penelitian ini motivasi berprestasi dan pengarubnya terbadap kemampuan berpikir
tingkat tinggi dan sikap ilmiah dijadikan bagian dalam strategi pembelajaran berbasis
masalab sebingga basil yang ditemukan bisa saja bias. Penelitian berikutnya bendaknya
menyelidiki kaitan motivasi berprestasi dengan kemampuan berpikir tingkat tinggi dan
sikap ilmiah siswa secara tersendiri.

99
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, A. 2007. Psikologi Sosial. Jakarta: Rineka Cipta
Akinoglu, 0., Ruban, U. 2007. The effects of problem-based active learning in science
education on student's academic achievement, attitude and concept learning. Eurasia
Journal ofMathematics, Science & Technology Education, 3 (1 ): 71-81
Amir, M.T. 2009. lnovasi Pendidikan Melalui Problem Based Learning. Jakarta: Kencana
Arends, R. 2001. Learning To Teach: Be/ajar untuk Mengajar. Edisi Bahasa Indonesia.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Arikunto, S. 2006. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

1

Bilgin, I., Senocak, E., Sozbilir, M. 2009. The effects of problem-based learning instruction
on university student's performance of conceptual and quantitative problems in gas
concept. Eurasia Journal ofMathematics, Science & Technology Education, 5(2):
153-164.
Boud, D. Dan Felleti, G.I. 1997. The Challenge of Problem Based Learning. London:
Kogapage.
Dasna, I.W. 2005. Penggunaan Model Pembelajaran Problem-based Learning dan Kooperatif
learning untuk meningkatkan kualitas proses dan basil belajar kuliah metodologi
penelitiaii. LajJOriin Penelilian. Malang: Lembaga Penelitian UM.
Dasna, LW. dan Sutrisno. 2008. Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning).
http:/1/ubisgrafura. wordvress. com/2007109/19/nembe/ajaran-berbasis-masalah/2008.
diakses tanggal23 November 2010.
DePorter, B, Mark R., dan Sarah. S. 2005. Quantum Teaching: Memperaktikkan Quantum
Learning di Ruang-Ruang Kelas. Bandung: Kaifa.
Depdiknas 2006. Kepmendiknas R1 No. 22 Tahun 2006 tentang Standar lsi Pendidikan Dasar
dan Menengah. Jakarta: Puskur- Balitbang Depdiknas.
Douvlou, E. 2006. Effective teaching and learning: integrating problem-based learning in the
teaching of sustainable design. CEBE Transactions, 3 (2).
Dods, RF., 1996. A problem-based learning design for teaching biochemistry. Journal of
Chemical Education, 73(3), 252-258.

Drajat, Z. 2004. Metode Khusus Pengajaran Agama Islam. Jakarta: Bumi Aksara.
Dzamarah, S.B., Zain, A. 2002. Strategi Be/ajar Mengajor. Jakarta: Rineka Cipta.

100
Fogarty, R. 1997. Problem-based Learning and other Curriculum Models for the Multiple
Intelligences Classroom. Arlington Heights, Illionis: Sky Light.
Forman, E.A., Cordle, J., Carr, N., dan Gregorius, T. 1991. Expertise and the Construction on
Meaning in Colaborative Problem Solving. Paper presented at the 21st Annual
Symposium ofthe Jean Peagget Society.
Furchan, H.A. 2007. Pengantar Penelitian dalam Pendidikan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Offset.
Gagne, R.M. 1977. The Condition ofLearning, Third Edition. New York: Holt Rivehart and
Winston.
Gagne, R.M & Driscoll. M.P. 1989. Essential ofLearnings for Instruction. New Jersey:
Prentice Hall
Hamalik, 0. 2008. Kurilculum dan Pembe/ajaran. Jakarta: Bumi Aksara.
Hasibuan, M. 2003. Organisasi dan Motivasi Dasar Peningkatan Produkivitas. Jakarta: Bumi
Aksara.
Herman, T. 2007. Pembelajaran berbasis masalah untuk meningkatkan kemampuan berpikir
matematis tingkat tinggi siswa sekolah menengah pertama. Educationist, 1(1): 47-56.
Herman, T. 2007. Pembelajaran berbasis masalah untuk meningkatkan kemampuan penalaran
matematis siswa sekolah menengah pertama. Cakrawala Pendidikan, 2(1): 41-62.
Harlen. W. 1985. The Teaching and Learning Primary Science Science. London: Harper &
Row.
Ibrahim. M. dan Nur. M 2005. Pengajaran Berdasarkan Masalah. Edisi 2. Surabaya: Unesa
University Press.
Jonassen, D.H., 1999. Designing constructivist learning environments. Dalam Reigeluth, C.M
(Ed): Instructional-design theories and models: volume II. Pp. 215-239. New Jersey:
Lawrence Erlbaum associates, Publisher.
Johnson, D.W., dan Johnson, R.T., 1989. Cooperative and Competitive: Theory and
Research. Edina, MN: Interaction Book Co.
Kronberg, J. R., Griffm, M. S.2000. Analysis problem-a means to developing student's
critical thinking skills. Journal ofCollege Science Teaching, 2: 348-352.
Krathwohl, D. R., Anderson, L. W. 2008. A Taxonomy for Learning Teaching and Assesing: A
Revision ofBloom's Taxonomy of Educational Objectives. Addison Wesley
Longman, Inc.
Leonard, D.C. 2002. Learning Theories A to Z. London: Greenwood Publishing Group.

101

Legiman. 2008. Pengaruh Model Pembelajaran Tipe Jiqsaw dan Motivasi Berprestasi
Terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa SMP Negeri l Binjai. Thesis. UNIMED.
Magno, M.C. 1987. Science Technology. Manila: The Book Media Press.
Martomidjojo, R. 2009. Berpikir Kritis dalam Pembelajaran Sains.
http//russamimartowidjojocentre.blogspot.com., diakses tanggal24 November 2010.
Mayer, R.E., 1983. Thinking, Problem Solving, and Cognition. New York: Freeman.
Mayer, W.V., (1978), BSCS:Biology Teachers'Handbook, Third edition, John Willey and
Sons, New York.
Moseley. D, Baumfield, Vivienne, Elliott, Julian, Gregson, Maggie, Higgins, Steven. Miller,
Jeniver, and Newton, Douglas. 2005. Framework for Thinking: A Handbook for
Teaching and Learning. Cambridge: Cambridge University Press.
Nasution, S. 2005. Berbagai Pendekatan dalam Proses Be/ajar dan Mengajar. Jakarta: Bumi
Aksara.
Nosich, R. M. 2001. Learning to Things Through: A Guide to Critical Thinkmg in The
Curriculum. New Jersey: Prentice-Hall. Inc.
Padmo, D. 1999. Interaktivitas dalam Proses Be/ajar Mengajar pada Sistem Pendidikan
Jarak Jauh Melalui Media dalam Cakrawala Pendidikan. Jakarta: Universitas
Terbuka.
Patmodewo, U. M.200l. Intervensi Dini Suatu Usaha AlternatifGuna Meningkatkan Kualitas
Bangsa dalam Bunga Rampai Psikolagi Perkembangan Pribadi. Jakarta: UI-Press.
Pidarta, M. 2007. Landasan Kependidikan. Jakarta: Rineka Cipta
Purwanto, N. 1998. Psiko/ogi Pendidikan. Bandung: Remaja Rosda Karya.
Quitadamo, I. J., Kurtz, M. 2007. Learning to improve: using writing to increase critical
thingking performance in general education biology. Life Science Education, 6(2):
140-154.
Roestiyah, N. K. 1991. Strategi Be/ajar Mengajar. Jakarta: Bina Aksara.
Rustaman, N.Y., Firman, H., dan Kardiman. 2003. Literasi sains anak Indonesia.
www..file.upi.edu.com. diakses tanggall7 Juli 2010.
Salomon, G., dan Globerson, T. 1989. When Teams Do Not Function the Way They Ought
To. International Journal ofEducational Research. 13, 89-99.
Sanjaya. W. 2009. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan.Jakarta :
Kencana.

102
Sardiman, A. M. 1990. Interaksi dan Motivasi Be/ajar Mengajar. Jakarta: Rajawali
Semiawan, C. 1996. PerspektifPendidikan Anak Berbakat. Jakarta: Depdikbud.
Setiawan, I. G. A. N. 2008. Penerapan pengajaran kontekstua1 berbasis masa1ah untuk
meningkatkan hasil be1ajar biologi siswa kelas"X2 sma laboratoriom singaraja. Jurnal
Penelitian dan Pengembangan Pendidikan, 2( 1): 42-59.
Slavin, R.E., 1994. Educational Psychology, Theory and Practice. Fourth Edition.
Massachusetts: Allyn and Bacon Publisher.
Slamento. 2003. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.
Sudarman. 2007. Problem based learning: suatu model pembelajaran untuk mengembangkan
dan meningkatkan kemampuan memecahkan masalah. Jurnal Pendidikan Inovatif,
2(2): 68:73.
Sugiyono. 2009, Metode Pene/itian Pendidikan, Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D,
Bandung: Penerbit Alfabeta.
Sukamto, T., Saripudin, U. 1997. Teori Be/ajar dan Model-model Pembelajaran. Jakarta:
PAU-PPAl Universitas Terbuka.
Sungur, S., Tekkaya, C., Geban, 0. 2006. Improving achievement through problem based
learning. Journal Bielogy Education, 40(4): 155-160.
Surakhmad. 1998. Pengantar Interaksi Be/ajar Mengajar. Bandung: Tarsito.
Sutrisno. 2006. Problem-based Learning. Dalam Monograf Model-model Pembelajaran Sains
(kimia) Inovatif. Malang:Jurusan Kimia.
Syah, M. 1995. Psikologi Pengajaran. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Trianto, (2009), Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Progresif. Konsep Landasan dan
Implementasinya pada KTSP, Penerbit Kencana Prenada Media Group, Jakarta.
Tuckman, B.W. 1978. Conducting Educational Research. Second Edition. New York:
Harcourt Brace Jovanovich.
Uno, H. B. 2009. Model Pembelajaran: Menciptakan Proses Be/ajar Mengajar yang Kreatif
dan Efektif. Jakarta: Bumi Aksara.
Wena, M. 2009. Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer. Jakarta: Bumi Aksara
White, R. T. 1988. Learning Science. Oxford: Basil Blacwell Ltd.
Winardi. 2002. Motivasi dan Pemotivasian dalam Manajemen. Jakarta: Raja Grafindo
Persada
Winkel. 1996. Psikologi Pengajaran. Jakarta: Gramedia

103
Woods, D.R 1996. Problem-based learning: how to gain the most from PBL. Canada:
McMaster University Bookstore.
Wospakrik, H. J. 1987. Berkenalan dengan Teori Kere1atifan Umum Einstein dan Biografi
... ,Albert Einstein. Bandung: ITB.

Dokumen yang terkait

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK DAN DISCOVERY TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI, KETERAMPILAN PROSES SAINS DAN SIKAP ILMIAH SISWA PADA MATERI SISTEM RESPIRASI PADA MANUSIA SMA NEGERI 2 PEMATANGSIANTAR.

0 2 21

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI (MENGANALISIS, MENGEVALUASI, MENCIPTA) DAN KETERAMPILAN PROSES SAINS MAHASISWA STIPAP LPP MEDAN.

0 1 10

EFEK MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA FLASH DAN SIKAP ILMIAH TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI FISIKA SISWA SMA NEGERI I PERBAUNGAN.

0 7 36

PERBANDINGAN STRATEGI PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) DAN INQUIRY TERHADAP HASIL BELAJAR, KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF BIOLOGI SISWA DI SMA NEGERI 17 MEDAN.

0 13 28

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI (MANGANALISIS, MENGEVALUASI, MENCIPTA) DAN KETERAMPILAN PROSES SAINS MAHASISWA STIPAP LPP MEDAN.

0 4 30

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI, KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS, AKTIVITAS DAN SIKAP ILMIAH MAHASISWA DI UNIVERSITAS AL MUSLIM BIRUEN.

0 0 33

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA SMA NEGERI 1 LUBUK PAKAM.

0 2 15

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA SMAN 1 LUBUK PAKAM.

0 2 32

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN DAN KEMAMPUAN BERPIKIR LOGIS TERHADAP SIKAP ILMIAH SISWA MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI 2 MEDAN.

0 1 30

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERDASARKAN MASALAH PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI TERHADAP HASIL BELAJAR DAN KETERAMPILAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI DI SMA

0 0 8