Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Strict Liability dalam Sistem Hukum Lingkungan di Indonesia Suatu Studi Perbandingan dengan Sistem di Inggris T1 312006083 BAB IV
BAB IV
PENUTUP
Demikianlah gambaran tentang prinsip strict liability yang berlaku di dalam sistem
hukum di Indonesia dan terdapat dalam berbagai peraturan Perundang-undangan sebagamana
telah Penulis kemukakan dalam Bab III di atas. Berikut ini untuk menutup karya tulis ini Penulis
mengemukakan beberapa kesimpulan.
KESIMPULAN
Bahwa prinsip Strict Liability pertanggungjawabannya lebih berorientasi pada akibat
yang ditimbulkan bukan ada atau tidaknya kesalahan. Hal tersebut tentu menguntungkan bagi
penggugat karena lebih memberi perlindungan hukum pada penggugat (korban) karena terlepas
dari kewajiban untuk membuktikan adanya hubungan kausal antara kerugiannya dengan tindakan
individual tergugat. Strict liability hanya dapat diterapkan pada kegiatan-kegiatan tertentu saja.
Di Indonesia, konsep strict liability ini dalam hukum positif (Undang-undang No. 32
tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup) dikenal dengan nama
tanggung jawab mutlak.
69
SARAN
Perlu dibuat peraturan pelaksana lebih lanjut tentang tanggung jawab mutlak, mengingat
hakim di Indonesia cenderung kurang melihat hukum lingkungan secara luas.
Hakim dimana sebagai pemangku kepentingan, seharusnya berani untuk, melakukan
penemuan hukum atau penggalian kriteria baru dalam rangka penerapan asas tanggung jawab
mutlak. Demikian pula, lembaga-lembaga perlindungan hukum atau pembela lingkungan hidup
yang ada di Indonesia seperti WALHI perlu mengusahakan agara supaya prinsip yang pernah
dipergunakan di Inggris dalam kasus Fletcher dapat juga mulai dipergunakan di Indonesia.
70
PENUTUP
Demikianlah gambaran tentang prinsip strict liability yang berlaku di dalam sistem
hukum di Indonesia dan terdapat dalam berbagai peraturan Perundang-undangan sebagamana
telah Penulis kemukakan dalam Bab III di atas. Berikut ini untuk menutup karya tulis ini Penulis
mengemukakan beberapa kesimpulan.
KESIMPULAN
Bahwa prinsip Strict Liability pertanggungjawabannya lebih berorientasi pada akibat
yang ditimbulkan bukan ada atau tidaknya kesalahan. Hal tersebut tentu menguntungkan bagi
penggugat karena lebih memberi perlindungan hukum pada penggugat (korban) karena terlepas
dari kewajiban untuk membuktikan adanya hubungan kausal antara kerugiannya dengan tindakan
individual tergugat. Strict liability hanya dapat diterapkan pada kegiatan-kegiatan tertentu saja.
Di Indonesia, konsep strict liability ini dalam hukum positif (Undang-undang No. 32
tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup) dikenal dengan nama
tanggung jawab mutlak.
69
SARAN
Perlu dibuat peraturan pelaksana lebih lanjut tentang tanggung jawab mutlak, mengingat
hakim di Indonesia cenderung kurang melihat hukum lingkungan secara luas.
Hakim dimana sebagai pemangku kepentingan, seharusnya berani untuk, melakukan
penemuan hukum atau penggalian kriteria baru dalam rangka penerapan asas tanggung jawab
mutlak. Demikian pula, lembaga-lembaga perlindungan hukum atau pembela lingkungan hidup
yang ada di Indonesia seperti WALHI perlu mengusahakan agara supaya prinsip yang pernah
dipergunakan di Inggris dalam kasus Fletcher dapat juga mulai dipergunakan di Indonesia.
70