STUDI RELEVANSI KURIKULUM 1984 SMKTA PROGRAM STUDI LISTRIK INSTALASI DENGAN TUNTUTAN DUNIA KERJA : Suatu Studi Naturaiistik Kualitatif Terhadap Instalatur Listrik Di Lingkungan Asosiasi Kontraktor Listrik Indonesia Dan Perusahaan Listrik Negara Di Kotamad

STUDI RELEVANSI KURIKULUM 1984 SMKTA
PROGRAM STUDI LISTRIK INSTALASI
DENGAN TUNTUTAN DUNIA KERJA
Suatu Studi Naturaiistik Kualitatif Terhadap Instalatur Listrik
Di Lingkungan Asosiasi Kontraktor Listrik Indonesia
Dan Perusahaan Listrik Negara

Di Kotamadya dan Kabupaten Bandung

T E S I S

Diajukan kepada Panitia Ujian Tesis

Institut Keguruan dan llmu Pendidikan Bandung
untuk memenuhi persyaratan menempuh ujian
Magister Pendidikan dalam bidang
Pengembangan

Kurikulum

oleh :


HARRY

SUDERADJAT

590/F/XVII - 9

FAKULTAS

PASCA

SARJANA

INSTITUT KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
BANDUNG
19 8

9

Disetujui dan disahkan oleh Tim Pembimbing


Prof. S.

Nasution, MA. Ph. D

Pembimbing

I

Prof. Dr. Rochman Natawidjaja
Pembimbing

Dr.

h Sukmadinata

Nana

Pembimbing


FAKULTAS

II

ill

PASCA

SARJANA

INSTITUT KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
BANDUNG
19 8

9

DAFTAR ISI

Halaman


KATA PENGANTAR
UCAPAN TERIMAKASIH

in

DAFTAR ISI

vi

DAFTAR GAMBAR

x

DAFTAR TABEL

xi

BAB

I


II

PERMASALAHAN

1

1.1.

Latar Belakang Penelitian

1

1.2.

Perumusan Masalah

6

1.3.


Paradigma Penelitian

8

1.4.

Pembatasan Masalah

1.5.

Tujuan Penelitian

11

1.6.

Kegunaan Penelitian

11


1.7.

Kerangka Penelitian

12

1.8.

Kerangka Pembahasan Masalah

15

.

.

METODOLOGI PENELITIAN

9


16

2.1.

Pengambilan Sampel dan Kasus

16

2.2.

Waktu Penelitian

17

2.3.

Peranan dan Hubungan antara Peneliti

dan


Informan

18

2.4.

Pemeriksaan Hasil Penelitian

18

2.5.

Instrumen

19

2.6.

Analisis


20

VII

Halaman

III

PENDIDIKAN MENENGAH KEJURUAN SEBAGAI PENDIDIKAN

OKUPASIONAL YANG BERDASARKAN KOMPETENSI ....

3.1. Pendidikan

Menengah

Kejuruan

Pendidikan Okupasional

Kompetensi

yang

21

Sebagai

Berdasarkan
21

3.2. Prinsip - prinsip
Pendidikan
pada

Pengerobangan
Tujuan
Pendidikan
Menengah
Kejuruan yang Berdasarkan Kompetensi ...

3.3. Prinsip-prinsip
Pengajaran
pada

Pengembangan
Pendidikan

Materi
Kejuruan

yang Berdasarkan Kompetensi

IV

39

3.4. Prinsip-prinsip Pengorganisasian Kurikulum
* Pendidikan Kejuruan
yang
Berdasarkan
Kompetensi

43

3.5. Kaitan dengan Hasil Penelitian Sebelumnya.

48

DESKRIPSI

PELAKSANAAN

INSTALATUR

LISTRIK

DI

TUGAS

DAN

LINGKUNGAN

FUNGSI

PERUSAHAAN

UMUM MILIK NEGARA

50

4.1.

50

Pelaksanaan Penelitian Lapangan

4.2. Ruang Lingkup Tugas Pokok dan Fungsi
Cabang

Bandung

Kemampuan yang

dan
Harus

Harapannya

PLN

Terhadap

Dimiliki Instalatur

Listrik

4.3.

51

Ruang Lingkup Pekerjaan Instalatur Listrik
menurut Kontraktor Listrik dan AKLI

4.4.

...

ANALISIS

66

97

5.1. Penilaian Kesesuaian
Bahan
Pengajaran
GBPP Kurikulum 1984 Program Studi Listrik
Instalasi dengan Tuntutan Dunia Kerja. . .
5.2.

63

Ruang Lingkup Pekerjaan dan Tugas Instala
Lis

tur Listrik di Lingkungan Prusahaan
trik Negara
V

31

Rekapitulasi Kegiatan Pelaksanaan Tugas
Instalatur dan Hasil Penelitian yang Tidak

vm

101

Halaman

Didukung
Kurikulum
Instalasi

5.3. Penilaian
Kurikulum
Instalasi

5.4. Urutan

oleh Materi Pengajaran
GBPP
1984 Program Studi
Listrik

Teoritis
1984

Terhadap

Program

Organisasi

Studi

Listrik

163

Kegiatan

Pelaksanaan

Instalatur sebagai Acuan Penyusunan
Pengajaran
VI

ISI

KESIMPULAN DAN SARAN

Tugas
Bahan
167
173

DAFTAR KEPUSTAKAAN

187

RIWAYAT HIDUP

189

IX

DAFTAR GAMBAR

Gambar
1.

Diagram

Halaman
Pelaksanaan

Penelitian

dan

Hasil-

nya

14

2.

Hierarki
SMKTA

3.

Kaitan
antara
Hierarki
dengan Uraian Jabatan

4.

Bagan

Tujuan

Susunan

dalam

GBPP

Organisasi

Kurikulum

Tujuan

1984

Pengajaran
36

Perusahaan

Umum

Liatrik Negara Jawa Barat Cabang Bandung ...
5.

Bagan Organisasi Kurikulum 1984
Listrik Instalasi

35

55

Program Studi
172

DAFTAR TABEL

Tabel

Halaman

1

Pencari Kerja Lulusan STM

2

Mata Pelajaran : 1. Bahan-bahan Listrik

3

1

....

Struktur Program Kurikulum 1984 Sekolah Menengah
Kejuruan Tingkat Atas - Program Studi

Listrik

Instalasi

4

Daftar

99

Singkatan

Mata

Pelajaran

yang

akan

Dianalisis

5

103

Hasil-hasil Penelitian Mata Pelajaran : 1. Bahan
bahan Listrik

6

105

Hasil-hasil Penelitian Mata Pelajaran : 2. Kerja
Bangku Listrik

7

Hasil - hasil
3.

8

10
11
12
13

14

15

Mata

Pelajaran

109

:
112

Penelitian

Mata

Pelajaran

:
115

Penelitian

Mata

Pelajaran

:
117

Penelitian

Mata

Pelajaran

:

Penelitian

Mata

124

Pelajaran

:

Instalasi Motor-motor Listrik

130

Hasil - hasil
Penelitian
Mata
9. Perencanaan Instalasi Listrik

Pelajaran

Hasil - hasil
Penelitian
Mata
10. Teknik Penerangan Listrik

Pelajaran

Hasil - hasil

Pelajaran

11.

16

Penelitian

...

Instalasi Listrik Komersial

Hasil - hasil
8.

Pelajaran

Instalasi Rumah

Hasil - hasil
7.

Mata

Gambar Listrik

Hasil - hasil
6.

Penelitian

Teknik Listrik

Hasil - hasil
5.

106

Instalasi Penerangan

Hasil - hasil
4.

9

34

Penelitian

Mata

:
139

:
145

:

Jaringan Distribusi

Persentasi Kesesuaian Bahan

XI

149

Pengajaran

dengan

Halaman

Tuntutan Dunia Kerja

17

Jumlah

Jam

Pelajaran

155

dari

Mata

Pelajaran

Kejuruan (MPK) yang sesuai dengan Tuntutan Dunia
kerja

18

Rekapitulasi
Instalatur
Pengajaran

Kegiatan
yang

Tidak

Pelaksanaan
Didukung

oleh

159

Tugas
Bahan
161

Xll

BAB

I

PERMASALAHAN

1.1.

Latar Belakang Penelitian

Kesenjangan

antara kemampuan lulusan

dengan tuntutan dunia kerja,
enam

merupakan

puluhan; yang rasanya belum

sekolah

kejuruan

masalah sejak

dapat

tahun

terpecahkan

secara

Keluhan dari dunia kerja karena sulitnya mencari

tenaga

tuntas hingga kini.

kerja trampil dengan disiplin kerja yang tinggi sering diung

melalui harian, majalah ataupun media lainnya.

kap
pihak

banyaknya

lulusan sekolah kejuruan yang

Di

antri

lain
dalam

usaha mendapatkan pekerjaan di Depnaker seperti yang diungkap
dalam

Tabel

1

merupakan bukti

adanya

kesenjangan

antara

penyediaan dan tuntutan akan tenaga kerja.
TABEL I. PENCARI KERJA LULUSAN STM

I

No.

! Pencari Kerja lulusan STM pada :

Akhir Desember 1986
Akhir Desember 1937

3.

!

Akhir Juni 1988
.

121.862 i

127

127.287 i

211

130.247 !

220

—-—|

i

_j

i

i

i

Banyak faktor yang dapat menimbulkan kesenjangan

1
1
i

1

i
1

terse

but, salah satu di antaranya adalah sebagai akibat dari murid

baru yang masuk sekolah kejuruan yang hanya merupakan pilihan
keduanya,
SMP.

karena SMA masih merupakan pilihan

utama

lulusan

Pada

beberapa

hal

sekolah

kejuruan

belum

dapat

merupakan sekolah favorit,baik bagi murid maupun orang tuanya.
Banyak

Pendidikan

usaha

yang

telah

dilaksanakan

Menengah Kejuruan, baik ke luar,

Direktorat

misalnya dengan

melaksanakan "Kampanye Pendidikan Menengah Kejuruan",
ke

dalam,

melalui

peningkatan

dan

pengembangan

maupun
sekolah

kejuruan, yang mencakup semua komponen pendidikan termasuk ke

dalamnya

komponen

kurikulum.

Usaha

peningkatan

kurikulum

telah dimulai sejak tahun 1975.

Kurikulum

orientasi

pendidikan kejuruan tahun enam

puluhan

pada dua hal, yaitu penyiapan lulusan

ber-

yang

dapat

memenuhi kebutuhan tanaga kerja, dan dipersiapkan pula

untuk

dapat melanjutkan studi di perguruan tinggi. Hal ini dianggap
merupakan
kerja

salah

akan

satu sebab terjadinya

sekolah

kejuruan.

Oleh

ketidakpuasan

sebab

itu

dunia

Direktorat

Pendidikan Menengah Kejuruan pada tahun 1975 mengambil
kah

"pembakuan

tersebut

kurikulum"

pendidikan,

di

mana

lang-

kurikulum

hanya berorientasi pada pemenuhan kebutuhan

tenaga

kerja. Kurikulum yang dibakukan ini, kemudian dikenal

dengan

nama Kurikulum 1976.

Adanya
1976,

dengan

hingga

kurikulum

pendidikan

menengah

kejuruan

persentasi jam pelajaran praktek

50% dari keseluruhan waktu yang

tahun

sebesar

tersedia,

40%

merupakan

realisasi dari usaha pencapaian tujuan di atas.

Pelaksanaan

pembakuan Kurikulum baru

tahun

1976

disertai oleh kegiatan-kegiatan antara lain :

- Perbaikan dan pembangunan gedung-gedung sekolah baru.

ini,

- Penyediaan peralatan praktek baru.

- Penambahan

biaya

operasional pendidikan,

terutama

pengadaan bahan praktek dan pemeliharaan sarana

biaya

pendidikan

melalui anggaran pembangunan, terhadap dana anggaran

rutin

yang telah ada.

- Peningkatan

kemampuan

penataran-penataran

guru-guru,

dengan

mengadakan

yang dilaksanakan antara lain

melalui

Pusat Pengembangan Penataran Guru (PPPG).

Sejalan dengan pembaharuan kurikulum melalui

Kurikulum
disebutkan

penetapan

1976, komponen pendidikan lainnya pun selain
di

atas, ditingkatkan

dan

dikembangkan

yang

sesuai

dengan persyaratan kurikulum.

Untuk
pendidikan

mendapatkan
dengan

gambaran

tentang

kurikulum sebelum tahun

pelaksanaan

1976,

Kurikulum

1976 dan Kurikulum 1984, dapat dibandingkan secara kasar dari

kondisi pendidikan dilihat dari komponen-komponennya
berikut

sebagai

:

1) Pelaksanaan pendidikan dengan menggunakan kurikulum

sebe

lum Kurikulum 1976.

- Jam pelajaran praktek, berjumlah antara 4-8 jam/minggu
- Baru

sebagian kecil sekolah yang telah

diperbaiki

dan

dibangun melalui ,provek^ Pelita I.

- Baru

sebagian /kecil^sekolah roendapat penambahan dan

//

\

perbaikan peralatan pra'kltek.
inya menggunakan anggaran

yang terbatas sekali (klirang memenuhi kebutuhan).

x

rutin

2) Pelaksanaan

pendidikan dengan menggunakan Kurikulum

1976

(periode 1976 - 1984)

- Jam pelajaran praktek berjumlah antara 16-20 jam/minggu
- Sarana gedung digambarkan sebagai berikut :

s™

~ dari 186 buah

-

99 buah telah memadai

SMKK/TK

- dari

88 buah

-

11 buah telah memadai

SMEA

- dari 249 buah

-

54 buah telah memadai

SMKIK

- dari

-

5 buah telah memadai.

16 buah

- Biaya penyelenggaraan pelajaran
sekolah

yang

telah

praktek

ditingkatkan

bagi

dan

sekolah-

dikembangkan

mendapat tambahan melalui anggaran pembangunan (proyek).
- Guru-guru, khususnya untuk

sekolah-sekolah

yang

telah

ditingkatkan, telah mendapat penataran melalui PPPG-PPPG

yang ada di Jakarta - Bandung - Medan - Malang dan

atau

institusi lainnya.

3) Pelaksanaan pendidikan dengan menggunakan Kurikulum 1984.

- Jam pelajaran praktek berjumlah 16 - 20 jam/minggu.
- Sarana

gedung

dan

peralatan

terus

ditingkatkan

dan

dikembangkan.

- Biaya
1986
garan

penyelenggaraan praktek di sekolah,

sejak

hingga sekarang tidak lagi mendapat tambahan
melalui proyek pengembangan, jadi hanya

anggaran

rutin

perawatan

dan

yang

biasa,

demikian

pemeliharaan mesin-mesin

ang

mendapat

juga
dan

1985/

biaya

peralatan

praktek lainnya serta gedung sekolah.

- Guru-guru sampai

dengan tahun anggaran

1987/1988

mes-

kipun

jumlahnya

penataran,

menurun

tetapi

untuk

pelaksanaan

mendapat

penataran

kesempatan
masih

tetap

berada

pada

berlangsung dalam jumlah yang lebih kecil.

Dari

tiga

periode di atas kondisi

puncak

waktu pelaksanaan Kurikulum 1976, di mana kurikulum mempunyai
tujuan

pendidikan

yang

terarah

pada

pemenuhan

dunia kerja, tidak dualistis, sarana dan dana
cukup

namun

tertulis

hasilnya tetap belum

dalam

buku

Landasan,

kebutuhan

diperhitungkan

memuaskan,

seperti

Program dan

yang

Pengembangan

Kurikulum 1984 SMKTA.

Periode

1976-1982

merupakan

Pendidikan

Menengah

Kejuruan,

pendidikan,

khususnya

sarana

periode

karena

dan

puncak
semua

biaya

bagi

komponen

pendidikan

dapat

diperhitungkan memadai, namun hasil pendidikan masih memiliki

kesenjangan dengan tuntutan dunia kerja.

Selanjutnya
kejuruan

setelah

bagaimanakah
tahun

hasil

1984/1985 di

pendidikan
mana

menengah

komponen

biaya

Bila kurikulum 1976 dan Kurikulum 1984 menetapkan

bahwa

operasional pendidikan menurun ?

Pendidikan

Menengah

berdasarkan

kompetensi (Competency-based Education),

kompetensi

merupakan

Kejuruan

merupakan

yang menjadi dasar dan acuan

kompetensi

yang dituntut oleh

pendidikan

kurikulum

yang
apakah

tersebut

dunia

kerja

yang

ilmu pengetahuan dan teknologi

terus

ber-

nyata ?

Mengingat

kembang, apakah teknologi yang diperkenalkan/diajarkan kepada
anak didik melalui Kurikulum 1984 itu sesuai dengan teknologi

yang umum digunakan di dunia kerja ?

Kurikulum dalam

sj

harus

selalu

arti

tumbuh

dbkumen perencanaan

dan

berkembang

pengajaran

sejalan

dengan

perkerobangan ilmu dan teknologi serta tuntutan dunia kerja.
Perkembangan teknologi listrik yang merupakan salah satu

dari

rekayasa dasar (basic-engineering), khususnya di dalam

teknologi
dalam

instalasinya

akan mensyaratkan

adanya

pendidikan kejuruan listrik instalasi yang

perubahan
menyiapkan

tenaga-tenaga teknisi menengah dalam bidang tersebut.

Melalui penelitian lapangan, diharapkan segala perubahan
yang

terjadi

perkembangan
disimpulkan

Kurikulum

di

dunia

kerja

yang

diakibatkan

teknologi

dapat

diungkap,

saran-saran

untuk

perbaikan

1984

Program

oleh

sehingga
dan

Studi

Listrik

yang

mendorong

dapat

penyesuaian

Instalasi

dengan

tuntutan dunia kerja.

1.2.

Perumusan Masalah

Pokok
adalah

permasalahan

penelitian

ini

:

1) Pemerintah

dalam hal ini Direktorat

Pendidikan

Menengah

Kejuruan telah melakukan usaha peningkatan mutu pendidikan
secara

lalui

menyeluruh

terhadap semua komponen pendidikan me

pelaksanaan Kurikulum 1976 hingga tahun 1985, namun

ternyata

hasilnya

masih belum

dapat

memenuhi

tuntutan

dunia kerja.

Karena

Kurikulum 1984 mempunyai tujuan yang

sama

dengan

Kurikulum

1976 dalam hal menyiapkan lulusan yang dapat

memenuhi kebutuhan akan tenaga kerja, maka tanpa meninjau

bagaimana pelaksanaan Kurikulum 1984 di
pokok

sekolah-sekolah,

permasalahan yang ingin diungkap dalam tulisan

adalah,

tingkat

pengajaran

kesesuaian tujuan pengajaran

dalam

Kurikulum

1984

SMKTA

ini

dan bahan

Program

Studi

Listrik Instalasi dengan tuntutan dunia kerja.
2) Perkembangan

dunia

ilmu pengetahuan dan teknologi akan

memaksa

pendidikan berubah, denikian juga perkembangan

peningkatan

teknologi kelistrikan di dunia industri

mensyaratkan

terjadinya perubahan

pendidikan

dan
akan

teknologi

listrik.

Perkembangan

teknologi

listrik, khususnya

dalam

teknik

instalasinya akan mempengaruhi teknik instalasi listrik di

lingkungan
memegang

Perusahaan Listrik

monopoli

Negara,

pengadaan dan atau

yang

saat

pengaturan

ini

tenaga

listrik komersil di Indonesia.

Pokok permasalahannya adalah, apakah Kurikulum 1984
Program

Studi

Listrik

Instalasi,

memenuhi

SMKTA

tuntutan

perkembangan teknologi listrik dewasa ini ?

Kedua

pokok permasalahan tersebut pada

dasarnya

dirumuskan sebagai masalah penelitian, yaitu "Studi

Kurikulum

1984 SMKTA Program Studi Listrik Instalasi

dapat

Relevasi

dengan

Tuntutan Dunia Kerja."

Untuk dapat mengungkap tuntutan dunia kerja secara nyata

maka

penelitian

difokuskan

pada

upaya

untuk

mendapatkan

"Deskripsi

Pelaksanaan

Lingkungan

Perusahaan

Tugas Fungsi Instalatur

Umum

Listrik

Listrik

Negara",

di

melalui

penelitian naturaiistik kualitatif.
1-3-

Paradigma PeneT iti an

Program

pemerintah dalam

hal

listrik roasuk

desa,

menyebabkan bertambahnya tugas Perusahaan Listrik Negara

da

lam memperluas jaringan tenaga listrik, baik tegangan tinggi,
menengah,

maupun rendah, demikian pula beban pekerjaan

para

kontraktor listrik.

Perkembangan dan peningkatan ilmu pengetahuan dan tekno
logi serta pemikiran peningkatan

efektivitas

dan

efisiensi

instalasi dan jaringan distribusi maupun transmisi, akan men-

dorong

Perusahaan

teknologi

baru

Listrik Negara

di

dalam

(PLN)

perencanaan,

untuk

menggunakan

pemasangan,

dan

pengujian serta pengamanan instalasi dan jaringan listrik.

Demikian
maupun

pula bertambahnya beban pekerjaan

jumlahnya

akan

menuntut

suatu

baik

jenis

organisasi

manajemen yang efektif dan efisien pula. Dengan

dan

bertambahnya

konsumen yang harus dilayani baik jenis maupun jumlahnya akan
menuntut suatu prosedur dan tata kerja perizinan, pemasangan,
pemeliharaan dan perawatan instalasi dan jaringan listrik.

Semua
terjadinya

hal

yang

perubahan

telah
tugas

diungkap

di

dan tanggung

atas

mendorong

jawab

kontraktor

listrik dalam memenuhi kewajibannya sebagai mitra PLN.
kian

sesuai

pula

tugas dan tanggung jawab instalatur

dengan

permintaan

PLN

yang

tertuang

Demi

akan berubah

baik

dalam

Peraturan

Umum

Instalasi Listrik

(PUIL), maupun

petunjuk-

petunjuk pelaksanaan yang dikeluarkan PLN.

Ruang

lingkup

instalatur

Indonesia

kedalaman

tugas

serta

wewenang

listrik di lingkungan Asosiasi Kontraktor Listrik

dan

pendidikan
dengan

dan

PLN dewasa ini, menjadi

kejuruan

PLN,

AKLI,

listrik
para

acuan

instalasi.

pimpinan

dari

Melalui

kontraktor

program
wawancara

listrik

instalatur serta penelitian lapangan yang naturaiistik,

dan

akan

mengungkap ruang lingkup pelaksanaan tugas dan tanggung jawab
serta wewenang instalatur listrik di lingkungan AKLI dan PLN.

Mengingat bahwa PLN masih memegang monopoli dalam penga-

daan tenaga listrik

komersial serta pengaturan

instalasinya

melalui Peraturan Umum Instalasi Listrik (PUIL), maka persyaratan

kemampuan

minimal

yang

harus

dimiliki

Instalatur

Listrik di Jawa Barat, akan menggambarkan persyaratan

kemam

puan

Dengan

minimal

bagi Instalatur Listrik di

Indonesia.

demikian, dari hasil penelitian lapangan setelah di

dapat

analisis

disimpulkan saran-saran perbaikan Kurikulum 1984

bagi

Program Studi Listrik Instalasi secara nasional pula.
1.4.

Pembatasan Masalah

Mengingat

Kurikulum
Tuntutan

luasnya

1984

permasalahan dari

Program

Dunia Kerja",

Studi

Listrik

"Studi

Relevansi

Instalasi

maka pada tulisan ini

akan

dengan
dibatasi

pada hal-hal sebagai berikut :

1) Kurikulum
(SMKTA)

1984

yang

Sekolah Menengah

Kejuruan

akan dinilai relevansinya

Tingkat

dengan

Atas

tuntutan

10

dunia kerja terbatas pada Program Studi Listrik Instalasi.

2) Komponen 1984 SMKTA yang dimaksud adalah Garis-garis Besar

Program Pengajaran

(GBPP) Kurikulum 1984

SMKTA Program

Studi Listrik Instalasi.

3) Komponen Kurikulum 1984 SMKTA Program Studi Listrik Insta
lasi yang akan dinilai relevansinya dengan tuntutan

kerja

terbatas pada komponen Tujuan dan Bahan

dunia

Pengajaran

yang terdapat dalam GBPP Program Studi Listrik Instalasi.

4) Tujuan dan Bahan Pengajaran yang akan dinilai relevansinya
dengan

tuntutan dunia kerja terbatas pada mata

pelajaran

kejuruan yang terdapat dalam keloropok Mata Pelajaran Dasar
Kejuruan (MPDK) dan Mata Pelajaran Kejuruan (MPK).
5) Dunia kerja yang dijadikan sasaran untuk mendapatkan "Des
kripsi Pelaksanaan Tugas dan Fungsi Instalatur Listrik

Lingkungan Perusahaan Umum Listrik Negara," terbatas

di

pada

Kontraktor Listrik di wilayah Kodya dan Kabupaten Bandung,
yang tergabung dalam Asosiasi Kontraktor Listrik Indonesia

(AKLI),

serta diakui kemampuan kerjanya

Listrik

Negara

bahan

Instalasi

kegiatan

pengajaran dari GBPP
dengan

tuntutan

Instalatur

pekerjaannya,

Perusahaan

(PLN).

6) Dasar yang akan dipakai untuk mengukur

dan

oleh

serta

dalam

dunia

kesesuaian

Program
kerja

melaksanakan

kewenangan

dan

ditunjukkan oleh instalatur di lapangan.

Studi

tujuan,

Listrik

adalah

tugas

kemampuan

semua

dan

yang

11

1 •5.

Tujuan Penelitian

Untuk

1984

dapat

melaksanakan "Studi

Relevansi

SMKTA Program Studi Listrik Instalasi

Dunia

Kerja",

mendapatkan

maka

penelitian

"Deskripsi

Instalatur

Listrik

di

dengan

Tuntutan

lapangan

Pelaksanaan

di Lingkungan

Kurikulum

bertujuan

Tugas

dan

Fungsi

Perusahaan

Umum

Listrik

Negara", yang menguraikan aktivitas instalatur di dunia kerja
yang nyata serta kompetensi dan kewenangannya.

Selanjutnya

deskripsi kegiatan yang menggambarkan

per-

formansi dan kompetensi instalatur tadi dapat dijadikan dasar
untuk

:

1) menilai kesesuaian tujuan dan bahan pangajaran setiap mata

pelajaran

baik dasar kejuruan maupun

pelajaran

kejuruan

dengan tuntutan dunia kerja.

2) menghitung persentasi kesesuaian tujuan

dan

bahan

peng

ajaran dari Program Pilihan dengan tuntutan dunia kerja.
Selanjutnya
hasil

studi

organisasi

berdasarkan deskripsi hasil penelitian

kepustakaan dapat
Kurikulum

1984

pula

SMKTA

dianalisis

Program

dan

kesesuaian

Studi

Listrik

Instalasi dengan Tuntutan Dunia Kerja.

1-6.

Kegunaan Penelitian

Deskripsi
lingkup
satu

kemampuan

instalatur

listrik

tugasnya di dunia kerja yang nyata,

acuan

pokok

bagi

pengembangan

dalam

merupakan

kurikulum

ruang
salah

pendidikan

kejuruan yang bertujuan menyiapkan tenaga kerja.
Hasil

studi relevansi yang difokuskan kepada

penilaian

12

kesesuaian kemampuan dan bahan pengajaran yang ada dalam GBPP

Program
dapat

Studi Listrik Instalasi dengan tuntutan dunia kerja,

dijadikan masukan bagi perbaikan dan penyesuaian

Program Studi Listrik Instalasi dengan tuntutan dunia

GBPP

kerja,

khususnya dalam hal-hal sebagai berikut :

1) Penyesuaian tujuan, kemampuan dan bahan pengajaran Program
Studi Listrik Instalasi dengan tuntutan dunia kerja.

2) Penyesuaian
Program
kerja,

ruang lingkup kemampuan dan bahan

Studi

Listrik Instalasi

dengan

pengajaran

tuntutan

dunia

serta

3) Penyesuaian

organisasi

kurikulum Program

Studi

Listrik

Instalasi yang dapat meningkatkan efektivitas dan efisien-

si

proses belajar di sekolah dalam upaya mencapai

tujuan

pendidikan.

1.7.

Kerangka Penelitian

Secara

garis

besar kerangka penelitian

dapat

dilihat

pada diagram 1, di mana fase-fase penelitian didasarkan

atas

pendapat Lincoln dan Guba (1985 : 235).

Langkah-langkah

penelitian

dilaksanakan

melalui

tahapan

sebagai berikut :

Pertama,

dan

AKLI

adalah fase orientasi,

mempelajari dokumen,

kontraktor listrik,

melalui kunjungan ke

pertemuan

awal

dengan

PLN

para

dan calon-calon informan.

Dalam fase ini juga akan dilakukan wawancara dengan para pim

pinan dan staf PLN dan AKLI untuk mendapatkan gambaran

ruang

13

lingkup

tugas

dipersiapkan

seorang

melalui

instalatur

listrik

jenjang pendidikan

yang

menengah

layak

kejuruan

(Sekolah Teknologi Menengah).

Kedua,
kripsi

adalah

dari

fase eksplorasi

untuk

mendapatkan

adegan-adegan pelaksanaan tugas

des

instalatur

di

dalam dunia kerja yang nyata.

Ketiga,

adalah fase "member check", yaitu konfirmasi hasil

penelitian

oleh informan. Laporan yang berupa "case

report"

akan menggambarkan seluruh kegiatan instalatur listrik
melaksanakan

tugasnya sehari-hari dan hasil

dengan informan, pimpinan PLN,
Fase

dalam

wawancara

baik

AKLI, maupun stafnya.

eksplorasi dan fase "member check" akan

dilakukan

secara siklus.

Teori tentang kurikulum pendidikan kejuruan yang
sarkan

kompetensi akan diungkap dalam hasil

studi

berda

kepusta-

kaan, yang bersama-sama dengan hasil penelitian lapangan akan

digunakan

untuk tnenguji relevanai organiaaai kurikulum

Program Studi Listrik Instalasi dengan hasil penelitian,

1984
se

hingga dapat disimpulkan saran-saran perbaikannya.
Secara diagram,

kerangka penelitian dapat

dalam gambar 1 berikut ini

:

digambarkan

14

R

u

m

u

s

a n

H

a

5

a

1

Suasana Lapangan
yang alamiah

ah

1984

Kepustakaan, Teori

Studi

Kurikulum Kejuruan

Kurikulum

Program
Listrik

Ins

berdasarkan kompeten
si , dan Anali si s
Teoritis tentang :

«r

talasi

"Pendidikan
Analisis

GBPP

Progran Studi
Analisis

kemam-

Kerja

nya

Li stri k

puan yang dipersyaratkan
Dunia

Instalasi

(AKLI-PLN)

k_
Analisis

Ke

mampuan
dari
adegan alamiah

Prinsip organisasi
Kurikulum

1984

SMKTA

Profi i Kemampuan
Instalatur

Tujuan

Kemampuan

Listrik

Materi

Kesesuaian

Kesesuaian

mate

tentang

ri pengajaran de
ngan tuntutan du
ni

Teoritis

organisasi

kuri kulum

kerja

1L
Saran-saran
Materi

pengajaran

berdasar

kan
Kompetensi dan
Organisasi Kurikulum-

Kurikulum

'84

Organi sasi
Kuri kulum

Gambar 1. Diagram Pelaksanaan Penelitian dan Hasi1-hasi1nya

15

1.8.

Kerangka Pembahasan Masalah

Pembahasan masalah yang dikemukakan dalam tesis ini

di-

dasarkan pada hasil penelitian lapangan yang dilakukan secara
naturaiistik kualitatif yang garis besarnya dikemukakan dalam
Bab IV.

Di

dan

dalam bab ini akan diuraikan semua

deskripsi tugas instalatur listrik yang

nyata

di

SMKTA

Program

untuk

Studi Relevansi Kurikulum 1984 Program

Instalasi

lapangan.

Studi terhadap

Dokumen

hasil

bekerja

secara

Kurikulum

Studi Liatrik Inatalaai sebagai

dengan Tuntutan Dunia Kerja,

wawancara

dasar
Studi

1984

teofi

Listrik

akan diuraikan

dalam

Bab III.

Bab II, akan menguraikan tentang Metodologi
antara

lain pembahasan tentang sampel,

Penelitian,

instrumen dan

metoda

analisisnya.

Bab
kesimpulan

V,

akan
dan

menyajikan

analisis

hasil

saran-saran sebagai penutup tesis

disajikan pada Bab VI.

penelitian,
ini

akan

BAB III

PENDIDIKAN MENENGAH KEJURUAN SEBAGAI PENDIDIKAN
OKUPASIONAL YANG BERDASARKAN KOMPETENSI

Sejalan

Kurikulum

dengan

judul

tesis,

yaitu

Studi

Relevansi

1984 SMKTA Program Studi Listrik Instalasi

dengan

Tuntutan

Dunia Kerja, maka di dalam bab III ini akan

dicoba

dibahas

tentang

Pendidikan

Menengah

Kejuruan

sebagai

Pendidikan Okupasional yang Berdasarkan Kompetensi.
Pada

sub

kesesuaian

1984-nya,

bab

pertama

Pendidikan

dalam

bab

ini,

Menengah Kejuruan

akan

melalui

dibahas

Kurikulum

dengan prinsip-prinsip pendidikan okupasional

pendidikan

yang

berdasarkan

kompetensi

dan

(Competency-based

education).

Prinsip-prinsip pengembangan tujuan pendidikan

kejuruan

yang berdasarkan kompetensi diuraikan pada sub bab kedua.

Prinsip-prinsip

prinsip

pengembangan materi pengajaran dan

organisasi

berdasarkan

kurikulum

kompetensi

pendidikan

prinsip-

kejuruan

disajikan dalam sub bab

yang

ketiga

dan

keempat.

Bab

ini

akan

ditutup

dengan

mengemukakan

hasil

penelitian sebelumnya dalam masalah serupa.

3.1. Pendidikan

Menengah

Kejuruan

sebagai

Pendidikan

Okupasional yang Berdasarkan Kompetensi

Kurikulum

1984

Sekolah Menengah Kejuruan

Tingkat

(SMKTA), merupakan kurikulum hasil perbaikan Kurikulum

21

Atas

1976.

22

Usaha perbaikan

Kurikulum

1976

menjadi

Kurikulum

1984,

didasarkan atas hasil penilaian terhadap Kurikulum 1976, yang
dilakukan

oleh

Pusat

Pengembangan

dan

Kurikulum

Sarana

Pendidikan, Badan Penelitian dan Pengembangan Pendidikan
Kebudayaan

Jakarta,

yaitu bahwa pada Kurikulum

1976

dan

masih

terdapat kesenjangan program pendidikan dengan kebutuhan anak
didik

maupun dengan lapangan kerja.

Kurikulum

1984 berorientasi pada lulusan

ketrampilan

jabatan

dan kreativitas

masyarakat.

(Landasan,

Pr*ogram dan

1984, Balitbang Dikbud, Jkt,

untuk

yang

memiliki

berperan

Pengembangan

Kurikulum

1984: 2).

Dengan demikian Pendidikan Menengah Kejuruan melalui

lum
untuk

1984,

dalam

mengupayakan agar lulusannya memenuhi

Kuriku

persyaratan

dapat menduduki suatu jabatan tertentu di dalam

dunia

kerja, serta dapat berperan aktif dalam masyarakat, khususnya
masyarakat

industri dan dunia usaha serta dunia

kerja

pada

Program

dan

umumnya.

Selanjutnya
Pengembangan

di dalam

Kurikulum 1984,

buku

Landasan,

SMKTA (Balitbang

Dikbud,

1984: 4) diungkap pula bahwa kurikulum mengacu pada
jabatan tingkat menengah yang ada,

diperlukan dalam masyarakat,

Jkt,

kumpulan

dan yang diperkirakan akan

sehingga program pendidikan pada

SMKTA dapat dikelompokkan dalam :

1. Program

pendidikan yang berorientasi pada pekerjaan

berkaitan dengan bidang pertanian disebut kelompok

yang

Perta-

nian dan Kehutanan;

2. Program pendidikan kejuruan yang berorientasi pada

peker-

23

jaan

yang

berkaitan

dengan

bidang

rekayasa

disebut

kelompok Rekayasa;

3. Program pendidikan kejuruan yang berorientasi pada
jaan

yang berkaitan dengan bidang usaha dan

peker

perkantoran

disebut kelompok Usaha dan Perkantoran;

4. Program pendidikan kejuruan yang berorientasi pada

jaan

yang berkaitan dengan bidang kesehatan dan

peker

kemasya-

rakatan disebut kelompok Kesehatan dan Kemasyarakatan;
5. Program pendidikan kejuruan yang berorientasi pada
jaan yang berkaitan dengan bidang

peker

kerumahtanggaan disebut

kelompok Kerumahtanggaan;

6. Program

pendidikan

kejuruan

yang

berorientasi

pada

pekerjaan di bidang seni budaya disebut kelofmpok Budaya.
Dari
dalam

setiap

kelompok pendidikan ini masih

dibagi

sejumlah Rumpun Pendidikan yang masing-masing

dari sejumlah Program Studi.

berada

Program Studi Listrik

dalam Rumpun Pendidikan Listrik,

Kelompok

lagi

terdiri
Instalasi

Pendidikan

Rekayasa.

Dengan demikian Pendidikan Menengah Kejuruan dengan Kurikulum

1984-nya merupakan pendidikan yang berorientasi pada

jabatan

atau "Occupational Education".

Butler

kejuruan

(1972

yang

harus dapat

:

3) mengemukakan

berorientasi pada

bahwa

program

jabatan,

para

pendidikan

lulusannya

mendemonstrasikan performansi dengan karakteris-

tik sebagai berikut :

- The minimum, specific vocational skill
ledge needed
at the entry level
to
job cluster.

and
know
a distinct

24

The minimum,
specific physical,
social
skills,
and knowledge
individual

living

needed to

emotional,
in
group

sustain him

in

and
and
his

entry-level job.

The minimum, specific academic skills and knowledge
that directly meet the reading, writing,
speaking,
listening, and arithmetic needs of his entry leveljob.

The maximum, generalizable vocational, social,

and

academic skills and knowledge needed for his future
advancement and growth in his chosen occupation and
as an individual.

Karakteristik

dapat

perilaku yang disebutkan Butler

di

dimungkinkan melalui penggunaan Kurikulum 1984

atas

SMKTA,

karena keterampilan kejuruan yang spesifik akan didapat
lulusan
Pilihan.
dan

melalui

mata

pelajaran

kejuruan

Kemantapan fisik dan emosional

keterampilan

sosial

akan

didapat

dalam

serta
lulusan

oleh

Program

pengetahuan
dari

mata

Pengetahuan dan kemampuan akademik akan didapat lulusan

dari

pelajaran dasar umum dalam Program Inti.

mata pelajaran dasar kejuruan, di mana melalui mata pelajaran
ini

pulalah

keterampilan

depannya,

para

lulusan

kejuruan

dibekali

untuk

serta ketrampilan

mengembangkan

sosial

demi

masa

sesuai dengan asas pendidikan seumur hidup.

Lebih jauh Butler (1972 : 4) mengemukakan bahwa :
Everything
done
in
an
occupational
education
program
must be done in the name of, and be directly
related to, specific job training. The staffing,
the
curiculum,
the training
methods
and
the training
facilities
must
all point to this end. Ideally,
the
training should take place within an environment that
combines the characteristics of a

and a learning laboratory.

real work

situation

25

Proses belajar mengajar yang berlangsung di sekolah kejuruan,
kalau

kita

latihan
tukang

perhatikan, sangat

bervariasi,

kejuruan yang mirip dengan tugas
di

dunia

kerja,

melakukan

dimulai

pekerjaan

eksperimen

dengan
seorang

dalam

satu

laboratorium, sampai kepada belajar menulis laporan atau dis
kusi dalam bahasa Inggris, tetapi hal itu semua
kepada kebutuhan lapangan kerja.

juruan

berorientasi

Memang idealnya latihan

berlangsung pada suasana lapangan kerja yang

guhnya,

mungkin berdasarkan hal ini pulalah

Sekolah

Teknologi

Menengah (STM) para

pada Balai Latihan Pendidikan Teknik
prakteknya,

(BLPT)

berpraktek

yang

okupasional

yang mensyaratkan

fasilitas

agar

dan peralatan latihan harus sesuai dengan

pendidikan

beberapa

serta bangunannya mirip pabrik (industri).

Pendidikan

latihan

sesung-

maka,

siswanya

ke

ke

arah

penyesuaian

kemampuan

metoda

kebutuhan

yang

memenuhi

persyaratan jabatan.

Di

dalam kenyataannya di sekolah

jumpai

peralatan

industri,

yang

di samping

sama

dengan

peralatan

kejuruan

dapat

peralatan yang ada

laboratorium

dan

kita
di

peralatan

praktek dasar lainnya.

Dari

pulkan

uraian terdahulu dalam sub bab ini dapat

bahwa Pendidikan Menengah Kejuruan

1984-nya

merupakan

education)
jabatan

yang

pendidikan

berorientasi

dengan

okupasional
pada

disim-

Kurikulum

(occupational-

pemenuhan

persyaratan

di dunia kerja.

Pendidikan

kejuruan

yang

berfokus

pada

penyiapan

26

lulusan dengan kemampuan yang sesuai dengan persyaratan dunia

kerja,

didukung oleh pendapat Finch dan Crunkilton

(1979

:

10) yaitu :

The vocational
and technical
curriculum
deals
directly with helping the student to develop a broad
range of knowledges, skills, attitudes, and values,
each

of which ultimately contributes in

some

to the graduate's employability.

Pemikiran

dunia

kerja

tentang

pendidikan

yang

berorientasi

ini, rupanya telah dimulai sejak awal

dimana Lawrence

Stenhouse

(1975 : 52)

manner

abad

ke

XX

mengutip pendapat

Bobbit dari bukunya the "Curriculum " (1918) dan "How to Make
a

Curriculum " (1924) bahwa : "Human life . . . consists

the performance
prepares

for

of specific

life

is

one

activities.
that

Education

prepares

in

which

definitely

and

adequately for these specific activities".

Dengan
pelaksanaan

demikian

Bobbit

berpendapat

bahwa

pekerjaan yang dilakukan orang dewasa

kegiatan
di

dunia

kerja yang nyata merupakan tujuan pendidikan.

Alberty (1965 : 267) juga mengutip pendapat Bobbit
menyatakan

for the

bahwa : "education is to

prepare men

activities of every kind which make

up,

yang

and

women

or

which

ought to make up, well-rounded adult life".

Jadi
dapat

tugas

sekolah adalah untuk melatih siswa

melakukan

pekerjaan

yang

dilakukan

agar

orang

mereka
dewasa.

Alberty (1965 :267) mengungkapkan bahwa : "the activities
adult

life

are the specific objectives of

The activities
the curriculum".

by which students

the

of

curriculum.

learn to perform them

are

27

Pendapat

Alberty ini merupakan pengaruh dari Bobbit

prosedur

pembuatan

kurikulum

secara

tentang

"scientific"

yaitu

"analysis of human activity", yang sangat bermanfaat

khusus

nya dalam bidang pendidikan kejuruan.

Sebagai

lembaga pendidikan, Sekolah

Menengah

Kejuruan

Tingkat Atas, di samping mempunyai tujuan untuk mendidik sis
wa

agar

menjadi

manusia

Indonesia

seutuhnya

berdasarkan

Pancasila, juga mempunyai tujuan yang lebih spesifik, yaitu :
"...

untuk

memberikan

bekal kemampuan siap kerja

siswa,

sebagai tenaga kerja tingkat menengah

kepada

sesuai

dengan

persyaratan yang dituntut dunia kerja."

(Landasan, Program dan Pengembangan Kurikulum 1984, Balitbang
Dikbud, Jakarta,

Apa

yang

Pengembangan

kesimpulan

1984 : 3).

diungkapkan dari buku Landasan,
atas,

di

bahwa

sebenarnya sudah

Pendidikan Menengah

Program

dapat

Kejuruan

kita

di

dan

tarik

samping

sebagai pendidikan okupasional juga merupakan pendidikan yang
mendasarkan

atas

penguasaan

education).

(competency-based

kemampuan

atau

kompetensi

Namun

demikian

meskipun

v

Kurikulum

1984

menyiapkan

SMKTA mempunyai tujuan yang

tenaga

kerja,

tetapi

tidak

lulusannya

tidak mempunyai kesempatan untuk

pendidikan

yang

lebih tinggi, Kurikulum

bertujuan

memberikan bekal kepada siswa

dirinya,

sehingga

mengembangkan

lulusannya

ketrampilan

dapat

kejuruannya

spesifik

dalam

berarti

bahwa

melanjutkan

1984
guna

SMKTA,

juga

mengembangkan

memperdalam
atau

ke

dan

melanjutkan

28

pendidikannya

ke jenjang yang lebih tinggi,

sesuai

dengan

asas pendidikan seumur hidup.

Pendidikan

berdasarkan

pendidikan

individu

(individualization), agar individu

tertentu

pengetahuan
yang

oriented),

berorientasi

dapat

sebagai

menguasai

yang

kemampuan

dan

ditetapkan

ketrampilan
dalam

pada

pengembangan

tersebut

serta

tujuan

diartikan

nilai

pendidikan

atau dengan lain perkataan, agar

dapat
sikap
(goal

mdividu

dapat

menguasai kemampuan atau kompetensi.

Howsam

dan

"Competency

Houston

(1972 : 3)

mengemukakan

bahwa

ordinarily is defined as adequacy for

task,

:

or

as, possession of required knowledge, skills, and abilities".

Dari

pernyataan di atas kelihatan bahwa Howsam

dan

Houston

menekankan arti kompetensi pada "kemampuan untuk mengerjakan"

(ability

to

do)

yang

dilatarbelakangi

oleh

penguasaan

pengetahuan (required knowledge).

Dengan demikian kemampuan dapat ditinjau dari dua aspek,
yaitu

aspek perbuatan atau performansi yang

trasikan,

dapat didemons-

serta aspek pengetahuan yang dikuasai serta

nilai

sikap yang dianutnya, yang melandasi dan mewamai performansi
tadi.

Finch
"...

dan Crunkilton (1979 : 220) mengemukakan bahwa

competencies

for

:

vocational and technical education

are those tasks, skills, attitudes, values, and appreciations
that are deemed critical to succesfull employment".

Dengan
dikerjakan

demikian,
teknisi

bukan berarti bahwa
diklasifikasikan

semua

sebagai

apa

yang

kompetensi.

29

Kompetensi

dapat

dikategorikan sebagai

aspek

yang

kritis

dalam tugas-tugas pekerjaan dalam jabatan.

Selanjutnya

Howsam dan Houston (1972 : 4)

mengemukakan

tentang karakteristik dari pendidikan berdasarkan

kompetensi

yang secara ringkasnya dapat diuraikan sebagai berikut :

Pertama,

tujuan

pendidikan

berdasarkan

kompetensi

pengajaran dalam bentuk perilaku

memiliki

(behavioral-objec

tives) yang dapat diobservasi dan diukur.

Kedua,
menyadari

akuntabilitas, yaitu bahwa siswa mengetahui
bahwa ia diharapkan untuk dapat

dan

mendemonstrasikan

kompetensinya sampai pada tingkat yang ditetapkan.

Ketiga,

personalisasi,

yaitu

pendidikan

kepada pengembangan dan peningkatan individu,

diarahkan
hingga

adalah

proses

belajar

didasarkan

atas

kecepatan

yang

se

belajar

masing-masing siswa (self-paced learning).

Karakteristik
tujuan-tujuan
Kurikulum

yang

dari

1984

pertama,

sesuai

dengan

mata pelajaran kejuruan

SMKTA,

khust-isnya

di

di

dalam

formulas!

dalam
Tujuan

GBPP
Ins-

truksional Umum (TIU) yang dinyatakan dalam bentuk kemampuan.
Dalam
kejuruan

Program

Pilihan terlihat

bahwa

mata

pelajaran

tidak memisahkan antara bahan pengajaran teori

dan

bahan pengajaran praktek, namun merupakan satu kesatuan

yang

utuh. Hal ini merupakan salah satu ciri dari pendidikan

yang

berdasarkan kompetensi.

Karakteristik

hasil

yang

yang

kedua terlihat dari

dikemukakan di dalam GBPP

yang

cara

evaluasi

penggunaan

tes

30

perbuatan (performance-test).

Karakteristik

yang

ketiga,

sesuai

dengan

pernyataan

dalam buku Landasan, Program dan Pengembangan yang menyatakan
bahwa

pelaksanaan

kepada

pengajaran pada Kurikulum

ketuntasan belajar dan disesuaikan

1984

dengan

mengarah
kecepatan

belajar masing-masing anak, dengan pemilihan kemampuan

serta

keterpaduan

dan

keserasian

antara

dasar

ranah

kognitif,

Sebenarnya pengembangan konsep belajar tuntas

merupakan

afektif dan psikomotorik.

implikasi
tuntas

dari

pendidikan berdasarkan

(mastery

learning)

artinya

kompetensi.

penguasaan

Belajar

penuh,

dan

tujuan proses belajar mengajar secara ideal adalah agar bahan
yang

dipelajari dikuasai sepenuhnya oleh

murid.

(Nasution,

1984 : 36).

Dalam

ini,

proses

waktu,

atau

belajar mengajar yang kita

lama

belajar

terjadwal

kenal

dewasa

dengan

pasti,

sehingga perolehan belajar anak bisa berbeda, sedangkan dalam
belajar

tuntas,

tujuan merupakan sesuatu yang harus

oleh semua anak,

dicapai

sehingga waktulah yang bervariasi antar anak

didik.

Dari

seluruh

simpulkan

pendidikan'

uraian pada sub

bab 3.1.

ini

kita

bahwa Kurikulum 1984 SMKTA secara konsep merupakan

okupasional

(competency-based

yang

education),

berdasarkan
namun

1984

SMKTA,

kelihatannya

kompetensi

konsep-konsep

dikemukakan di dalam buku Landasan, Program dan
Kurikulum

dapat

tidak

yang

Pengembangan

didukung

oleh

31

pengaturan

waktu

belajar yang sudah terjadwal

tetap

dalam

struktur program pada GBPP.

Pada kenyataannya pelaksanaan proses belajar mengajar di
kelas

berpedoman pada alokasi waktu yang ada

program

secara

pasti,

pada

sehingga hasil belajar

struktur

anaklah

yang

berbeda.

Selanjutnya

Kurikulum 1984
antara

lain

dari

sub bab ini pula kita

ketahui

bahwa

sebagai perbaikan Kurikulum 1976, dimaksudkan

untuk menghilangkan

kesenjangan

antara

dunia

pendidikan dan dunia kerja, dengan demikian dapat ditafsirkan

bahwa materi pengajaran, dan tujuan pendidikan yang ada dalam
GBPP

Kurikulum

1984

harus relevan

dengan

tuntutan

dunia

kerja.

Untuk itu kesesuaian yang diharapkan tersebut perlu

diteliti

kebenarannya melalui penelitian.

/ 3.2. Prinsip-prinsip

Pendidikan

Pengembangan

Menengah

Tujuan

Kejuruan

Pendidikan

yang

pada

Berdasarkan

Kompetensi

Program pendidikan pada Sekolah Menengah Kejuruan Tingkat
Atas

dengan

Kurikulum 1984, terdiri atas Program

Inti

dan

Program Pilihan.

Program

Inti

adalah program yang

wajib

diikuti

oleh

semua siswa, yang mengacu kepada pencapaian Tujuan Pendidikan

Nasional,
sehubungan

dan

perubahan

nilai dan tata hidup

dalam

masyarakat

dengan perkembangan yang terus menerus dari

teknologi,

serta

penguasaan

pengetahuan

ilmu

kemampuan

32

kejuruan,

dan

sikap yang sesuai.

Kelompok

Mata

Pelajaran

dalam Program Inti yang wajib diikuti oleh semua siswa adalah

Mata

Pelajaran

Dasar Umum (MPDU). Kelompok

mata

pelajaran

dasar lainnya dalam Program Inti adalah Mata Pelajaran

Dasar

Kejuruan (MPDK), yang bertujuan untuk memberikan bekal

dasar

pengetahuan, sikap dan
mendasari

Program

kejuruan

ketrampilan

yang

Pilihan. Kelompok

diperlukan

mata

pelajaran

ini wajib diikuti oleh semua siswa SMKTA

Sedangkan Program Pilihan adalah program yang

dipilih

sesuai

Program

Pilihan ini diadakan di SMKTA berdasarkan

pembangunan daerah,

kelayakan,

yang

minat,

dan

bakat

ditetapkan

dilakukan

oleh

dan

dasar

yang

rumpun.

dengan

untuk,

kemampuan

se-

dapat
siswa.

kebutuhan

berdasarkan hasil studi

Kantor

Wilayah

Depdikbud

Propinsi.

Program

dengan

Pilihan

penguasaan

kompetansi khusus, dan sikap-sikap

dipersyaratkan
dalam

ini mengacu pada

dunia

kerja seperti yang

kejuruan

profesional
dapat

formulas! tujuan mata pelajaran kejuruan

kita

yang
lihat

atau

tujuan

lihat

adanya

kurikuler pada GBPP Kurikulum 1984 SMKTA.

Di

dalam

GBPP Kurikulum 1984 SMKTA kita

hierarkhi tujuan-tujuan :

Pertama,
disebut

setiap

mata pelajaran mempunyai

tujuan

dengan Tujuan Kurikuler (TK) atau tujuan mata

yang
pela

jaran.

Kedua,
rapa

Tujuan

setiap tujuan kurikuler diuraikan menjadi
Instruksional Umum

dalam bentuk kemampuan,

(TIU)

atau kompetensi.

yang

bebe-

diformulasikan

33

Ketiga, setiap TIU didukung oleh beberapa pokok bahasan,
sub pokok bahasan serta uraian bahan pengajaran
dijadikan

dasar

untuk

mengembangkan

Tujuan

yang

dapat

Instruksional

Khusus (TIK).

Hierarkhi

dengan

tujuan dalam GBPP Kurikulum 1984 ini

apa yang dikemukakan oleh Hall dan Jones

sejalan

(1976

:26)

yaitu bahwa :

Goals

are

the broadest

statements one

makes

about

the expected outcomes of a CBE program.
On the
opposite
end of the continuum from
goals
are
objectives. An objective is the most specific formal
statement
that is made about expected
learning
outcomes.
Objectives are behavioral description of
learning
skills. On the continuum of goals
to
objectives, competencies lie in the mid range.

Tujuan
secara

pelajaran diformulasikan

dalam

kemampuan

umum yang dapat diidentikkan dengan "learning

sedangkan

jaran

mata

TIU yang merupakan uraian dari tujuan

dinyatakan

(kompetensi).

dalam

kemampuan

yang

goal",

mata

pela

lebih

spesifik

Selanjutnya TIU ini diuraikan lebih

jauh lagi

menjadi TIK yang merupakan target pada setiap pertemuan dalam
proses belajar mengajar (learning objectives).

Format

GBPP

Kurikulum 1984 SMKTA untuk

semua

Studi dapat dilihat dalam eontoh pada tabel no.2.

Program

34

Tabel 2.

MATA PELAJARAN : 1. BAHAN-BAHAN LISTRIK

Siswa aengenal dan aetahaai si fat bahan listrik sehingga
•aapu aeailih bahan listrik yang tepat sesuai dengan
kegunaannya.

TUJUAN KURIKULER (TK)

INSTRUKSIONAL

!
.

UHUH

.'POKOK BAHASANi

TUJUAN
(TIU)

BAHAN PENGAJARAN

i

i-

12

1

* " — —— — —
— T

1
..__

URAIAN

|

_i

--

--

1

1
1

IKLISNIJP-iPENELITIAN

1

i i i i

T

I

3

i

T

i PR06RAH IKESESUAIAN
1
.'DENGAN HASIL



"T

T -

1 41 SI 6 1

7

1

iii
i
__
r
|



i —
1

"J

!

! tuk cair

I
I

!-Bahan penghantar ben- ! 1
! tuk gas.
! i 1
__1_
~
t-

rL

-_

!

_____


!

listrik.

I-Bahan seai konduktor
i

j

1
f

1
1

1

1

1

1

I

1

1
1

1
1

i
i

1
J
1

I

i

III!

!

i i i i

T~

T~ T

1
t

J i l l
i
i
i
i

T~

T

Siswa aaapu aenggo- 3.1 Bahan pe-INacaa, si fat dan keguna! I! 119 I
longkan bahan penye
nyekat Ian
!!!/-!
kat listrik bentuk i
listrik I-Bahan taabang
I 1 ! !
padat, cair dan gasi
!-Bahan plastik
! I ! I

13.2

-?->-t-

I



__,

!
1

!
I

1

I-Bahan sintesa daaar

!

i i i i
i i i i

Siswa aaapu aenggo- 12.1 Haabatan iHacaa, si fat dan keguna! I! 1IB
longkan (aengklasi- !
listrik inaan
1 I !/fikasikan) berbagai '
I-Bahan haabatan aurni i l l
jenis haabatan
I-Bahan caapuran
! ! i

I

2

i

s

!

1

__.X__J
1
~_t~.j—f—,

i
i

i

T
1
i

!
!
!
!

I

!

•-Bahan yang dipadatkan I i i i
I-Koapon.
S • ! !

i
!

________i_______________________i_____i__._______,........,. i, . . .

f

"—f

T

T

T

l

1

l

l

III*

T
l

1

l

i

Penyekat IHacaa, si fat dan kelistrik 'gunaan

I II 2124 I
I I !/- !

!
I

cair dan !-Bahan-bahan bentuk

III!

!

gas

Iiii

i

I cair

!-Bahan-bahan bentuk gas! i 1

|

I

I
._____.-_,-•__-_—_.—_-,—_.__.*



i i i i



i i i i

Siswa aaapu aeabe- 14.1 Bahan-

IHacaa, si fat dan kegu- I i i i

dakan si fat dan ke-i

bahan

inaan

gunaan aacaa-aacaa I
bahan aagnetis ae- I
lalui percobaan
1

aagnetis !-Jenis plat/leapeng

!

i

!

!

i

T

Siswa aaipu aenggu- 11.1 PengantarIHacaa, si fat dan kegu- ! I! 1! 19!
lakan (aengaplikasi- !
listrik inaan
! !
19 1
kan) aacaa-aacaa ba- I
!-Bahan penghantar ben- ! ! !/- I
tan penghantar lis I
! tuk padat
I 1
trik.
!
1-Bahan penghantar ben- V 1

i


Keterangan

i

i

!

!

i

Iiii

!

!-Jenis padat/pegal

'ill




i i i
i i i

1
1

1
1

I



i i i

1

1



i i i

1

1

:

35

Selanjutnya,

diagram dari

hierarkhi

tujuan-tujuan

tadi dapat digambarkan dalam gambar no.2.

Tujuan Mata Pelajaran

(learning goal)

-L
Tujuan

Instruksional

Tujuan

Jfflum (TIU/Konipetensi)

Instruksional

UiTiuni (TIU/'Kainpetensi)

Tujuan
Uiriufi)

Instruksional

(TIU/Koffloetensi )

_£_
Fujuan

Instruksional

Khusus/TIK (learning-

Tujuan

Instruksional

Khusus/TIK (learning-

objecti ve)

Tujuan

Instruksional

Khusus/TIK (learning-

objective)

object i ve)

Gambar 2. Hierarkhi Tujuan dalam GBPP Kurikulum 1984 SMKTA

Dikaitkan
hierarkhi

dengan

pendapat Butler (1972 :

93)

tentang

dari tujuan belajar, maka dapat disimpulkan

bahwa

tujuan pelajaran merupakan tujuan terminal di mana :"Terminal
objectives state what the student must do to demonstrate mas
tery

of

the job and are desired directly

from

an

overall

task".

Dikaitkan dengan prinsip pengembangan tujuan dalam

Kurikulum 1984 SMKTA, maka hubungan antara tujuan

GBPP

pengajaran

dengan analisis jabatan dapat digambarkan seperti pada gambar
no.

3.

36

Tujuan
Program Pilihan

J

a

b

a

t

a

n

____,

Tujuan

Mata

Pekerjaan

r

Pelajaran

r

V

Tujuan
Instruksional

Tugas
Umum

y/

Tujuan