Evauasi Konsumsi Energi Listrik Berdasarkan Hasil Baca KWH Meter Pelanggan terhadap Rata-Rata Nasional (Studi Konsumsi Pelanggan PLN Kota Medan)

(1)

EVALUASI KONSUMSI ENERGI LISTRIK

BEDASARKAN HASIL BACA KWH METER PELANGGAN TERHADAP RATA-RATA NASIONAL

(Studi Konsumsi Pelanggan PLN Kota Medan) O

L E H

SILVA MEIGA SITTA S NIM : 035203036

PROGRAM DIPLOMA-IV

TEKNOLOGI INSTRUMENTASI PABRIK FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN


(2)

ABSTRAK

Pertumbuhan ekonomi dan berkembangnya teknologi peralatan listrik, elektronik ,computer dan telekomunikasi menyebabkan meningkatnya konsumsi energi listrik. Besarnya kebutuhan energi listrik ini sangat tergantung dari pada penggunaan peralatan energi listrik di sisi pelanggan yang terukur oleh kWh meter. Dari hasil evaluasi konsumsi bedasarkan hasil baca kWh meter pelanggan PLN Kota Medan diperoleh konsumsi rata-rata pelanggan PLN Kota Medan .

PLN telah mengasumsikan konsumsi rata-rata Nasional untuk pelanggan golongan tarif R1 (450 VA,900 VA,1300 VA dan 2200 VA). Walaupun demikian adalah penting juga mengevaluasi besarnya konsumsi rata-rata pelanggan Kota Medan sebagai salah satu unsur regional dalam mengasilkan rata-rata Nasional tersebut.

Energi listrik Pelanggan PLN Kota Medan dilayani oleh PT.PLN (Persero) Cabang Medan dalam 4 klaster yang terdiri dari 4 rayon dan 5 ranting yang mencakup 20 kecamatan di Kota Medan.Konsumsi rata-rata pelanggan PLN Kota Medan ini dievaluasi mulai dari hasil baca kWh meter dari beberapa sampel pelanggan,menganalisa rata-rata konsumsi setiap pelanggan di kecamatan Kota Medan,menghitung konsumsi rata-rata Rayon/Ranting dan konsumsi rata-rata Pelanggan PLN Kota Medan yang sumber datanya diperoleh dari laporan hasil baca kWh meter pelanggan PT.PLN (Persero) Cabang Medan.

Dan dari hasil evaluasi diperoleh bahwa konsumsi rata-rata energi listrik pelanggan PLN Kota Medan untuk pelanggan 450 VA sebesar 106,3 kWh dengan varians 31,3 lebih tinggi dari rata-rata Nasional yaitu sebesar 75 kWh,untuk pelanggan 900 VA memiliki nilai konsumsi rata-rata sebesar 141,4 kWh dengan varians 26,4 lebih tinggi dari rata-rata Nasional juga yaitu sebesar 115 kWh dan pada pelanggan 1300 VA nilai rata-rata konsumsinya sebesar 225,2 kWh dengan varians 24,2 yang juga lebih tinggi dari rata-rata Nasional yaitu sebesar 201 kWh sedangkan rata-rata konsumsi pelanggan 2200 VA sebesar 353.6 kWh dengan varians 4,4 lebih kecil dari rata-rata konsumsi Nasional yaitu sebesar 358 kWh.

Kata kunci : kWh meter, Konsumsi rata-rata Nasional,


(3)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yesus Kristus, yang tetap memberkati dan mengasihi dengan kasih karunia-Nya kepada penulis, sehingga Karya Akhir ini dapat diselesaikan.

Karya Akhir ini dimaksudkan adalah sebagai syarat untuk menyelesaikan Program studi di Fakultas Teknik Jurusan Teknologi Instrumentasi Pabrik Diploma-IV Universitas Sumatera Utara.

Dalam proses penyusunan Karya Akhir ini, penulis telah mendapat bimbingan dan arahan dari berbagai pihak, maka untuk bantuan yang diberikan baik material, spiritual, informasi maupun administrasi. Oleh karena itu sudah sepantasnya penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada :

1. Orang tua saya yang terkasih, Ayahanda P.Sitepu dan Ibunda R.Tarigan serta kakak saya Verda C,abang saya Philip P dan calon teman hidup Bakti S yang telah memberi dorongan moril, material, dan doa terhadap penulis

2. Bapak Ir. Nasrul Abdi, MT sebagai Ketua Jurusan Program Diploma – IV Teknologi Instrumentasi Pabrik Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara. 3. Bapak Rahmad Fauzi, ST.MT sebagai sekretaris Jurusan Program Diploma – IV

Teknologi Instrumentasi Pabrik Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara. 4. Bapak Ir. Surya Tarmizi Kasim, MSi selaku dosen Pembimbing yang telah

banyak membantu dalam penyusunan Karya Akhir

5. PT.PLN (Persero) Cabang Medan, terutama bagian Komersil Pelanggan yang menjadi sumber data dalam Karya Akhir ini.

6. Seluruh staf pengajar & pegawai administrasi, terutama bang Martin dan Pak Ridho.


(4)

7. Rekan-rekan Permata Batu Penjemuran; Irma, Lisda, Coker. Kelompok Yeremia ;B.Jimmy, Aswin, Sabrina & Permata Klasis P.Batu P.Mangga

8. Semua teman-teman instrument angkatan 2003; terutama Afrizal yang telah banyak membantu dalam meyelesaikan tugas akhir ini, Eva, Nurlia, Robin, Ari, Herman (Rekan PKL), sahabatku di psr7 Desi, Sardis, Dendta dan semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu-persatu yang telah banyak membantu penulis.

Akhir kata penulis dengan keterbatasannya sangat menyadari bahwasanya dalam penyusunan Karya Akhir ini masih banyak kekurangannya, sehingga penulis dengan tulus menerima saran dan kritik yang bersifat membangun dan kiranya dapat digunakan untuk menambah ilmu dan pengetahuan yang lebih baik di masa yang akan datang.

Dengan Kerendahan hati, penulis mohon maaf yang sebesar – besarnya atas segala kekurangan dan semoga karya akhir ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Tuhan Memberkati.

Medan, 12 Agustus 2008 Penulis,


(5)

DAFTAR ISI Lembar Pengesahan

Abstark………....i

Kata Pengantar………ii

Daftar Isi ………. .……….iv

Daftar Gambar ………...vi

Daftar Tabel ………..vii

Daftar Lampiran………viii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ……….. ……….1

1.2 Tujuan Penulisan Karya Akhir ………2

1.3 Batasan Masalah ……….2

1.4 Metode Pembahasan……...……….3

1.5 Sistematika Pembahasan……….………3

BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Energi Listrik……….……… ……….4

A. Arus Listrik…..………....4

B. Tahanan……… ………..6

C. Beda Potensian/Tegangan………...7

D. Berat dan Massa………..…8

E. Gaya………8

F. Kerja………9

G. Energi………..10

H. Daya………10

I. Kerja Listrik dan Energi………..12

2.2. Alat Ukur Daya Listrik dan Energi………. ………14

2.3 Konversi Energi Listrik…….………...15

2.3.1. Perubahan energi listrik menjadi gerak…………...15

2.3.2. Perubahan energi listrik menjadi energi bunyi……….15

2.3.3. Perubahan energi listrik menjadi panas………16


(6)

BAB III KONSUMSI ENERGI LISTRIK PELANGGAN

3.1 PLN Sebagai Pemasok Utama………17

3.1.1 Hak dan kewajiban pelanggan………17

3.1.2 Pembagian golongan………...18

3.1.3 Konsumsi rata-rata………..19

3.1.4 Pencanangan batas Nasional………19

3.2 Penggunaan Energi Listrik………..20

3.3 Besarnya Konsumsi Energi Listrik……….22

3.3.1 Pencatatan hasil baca kWh meter………22

3.3.2 Pencatatan hasil baca kWh meter………....22

BAB IV PEMBAHASAN 4.1. Umum………..23

4.2. Pengelompokan Area Layanan...24

4.3. Hasil Analisa Konsumsi Pelanggan…...25

4.3.1 Hasil analisa konsumsi sampel pelanggan 450 VA…...25

4.3.2 Hasil analisa konsumsi sampel pelanggan 900 VA…...25

4.3.3 Hasil analisa konsumsi sampel pelanggan 1300 VA...26

4.3.4 Hasil analisa konsumsi sampel pelanggan 2200VA…...26

4.4 Hasil Analisa Konsumsi Rata-rata Kecamatan Kota Medan………...27

4.5 Konsumsi Rata-rata Rayon/Ranting………29

4.6 Konsumsi Rata-rata Kota Medan………30

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan ...33

5.2. Saran ...34

Daftar Pustaka ...35 Lampiran


(7)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Arus Listrik…………..………6

Gambar 2.2. a.Rangka dalam kWh Meter………..……….14

b. kWh Meter……….…….14

Gambar 3.1. Diagram segaris konsumsi energi ……….….21


(8)

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1. Batas Daya Golongan R1…...18

Tabel 3.2.Konsumsi Rata-rata Nasional…...18

Tabel 3.3. Pencanangan Batas Konsumsi Nasional...18

Tabel 4.4 Pengelompokan layanan Ranting/Rayon vs Klaster………..24

Tabel 4.5 Interval Kelas rata-rata konsumsi Pelanggan 450 VA………28

Tabel 4.6 Interval Kelas rata-rata konsumsi Pelanggan 900 VA………28

Tabel 4.7 Interval Kelas rata-rata konsumsi Pelanggan 1300 VA………..28

Tabel 4.8 Interval Kelas rata-rata konsumsi Pelanggan 2200 VA………..28

Tabel 4.9 Hasil Analisa Konsumsi Rata-rata Rayon/Ranting……….30

Tabel 4.10 Konsumsi Rata-rata Kota Medan………..30


(9)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Judul Halaman

1. Analisa Konsumsi Sebuah Pelanggan 450 VA………...36

2. Analisa Konsumsi Sebuah Pelanggan 900 VA………...37

3. Analisa Konsumsi Sebuah Pelanggan 1300 VA……….38

4. Analisa Konsumsi Sebuah Pelanggan 2200VA………..39

5. Konsumsi rata-rata Kota Medan……….40

6. Konsumsi Rata-rata Rayon Ranting………41

7. Peta Klaster,Batas Kecamatan,Batas Rayon Kota Medan………...42


(10)

ABSTRAK

Pertumbuhan ekonomi dan berkembangnya teknologi peralatan listrik, elektronik ,computer dan telekomunikasi menyebabkan meningkatnya konsumsi energi listrik. Besarnya kebutuhan energi listrik ini sangat tergantung dari pada penggunaan peralatan energi listrik di sisi pelanggan yang terukur oleh kWh meter. Dari hasil evaluasi konsumsi bedasarkan hasil baca kWh meter pelanggan PLN Kota Medan diperoleh konsumsi rata-rata pelanggan PLN Kota Medan .

PLN telah mengasumsikan konsumsi rata-rata Nasional untuk pelanggan golongan tarif R1 (450 VA,900 VA,1300 VA dan 2200 VA). Walaupun demikian adalah penting juga mengevaluasi besarnya konsumsi rata-rata pelanggan Kota Medan sebagai salah satu unsur regional dalam mengasilkan rata-rata Nasional tersebut.

Energi listrik Pelanggan PLN Kota Medan dilayani oleh PT.PLN (Persero) Cabang Medan dalam 4 klaster yang terdiri dari 4 rayon dan 5 ranting yang mencakup 20 kecamatan di Kota Medan.Konsumsi rata-rata pelanggan PLN Kota Medan ini dievaluasi mulai dari hasil baca kWh meter dari beberapa sampel pelanggan,menganalisa rata-rata konsumsi setiap pelanggan di kecamatan Kota Medan,menghitung konsumsi rata-rata Rayon/Ranting dan konsumsi rata-rata Pelanggan PLN Kota Medan yang sumber datanya diperoleh dari laporan hasil baca kWh meter pelanggan PT.PLN (Persero) Cabang Medan.

Dan dari hasil evaluasi diperoleh bahwa konsumsi rata-rata energi listrik pelanggan PLN Kota Medan untuk pelanggan 450 VA sebesar 106,3 kWh dengan varians 31,3 lebih tinggi dari rata-rata Nasional yaitu sebesar 75 kWh,untuk pelanggan 900 VA memiliki nilai konsumsi rata-rata sebesar 141,4 kWh dengan varians 26,4 lebih tinggi dari rata-rata Nasional juga yaitu sebesar 115 kWh dan pada pelanggan 1300 VA nilai rata-rata konsumsinya sebesar 225,2 kWh dengan varians 24,2 yang juga lebih tinggi dari rata-rata Nasional yaitu sebesar 201 kWh sedangkan rata-rata konsumsi pelanggan 2200 VA sebesar 353.6 kWh dengan varians 4,4 lebih kecil dari rata-rata konsumsi Nasional yaitu sebesar 358 kWh.

Kata kunci : kWh meter, Konsumsi rata-rata Nasional,


(11)

BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Pertumbuhan ekonomi dan berkembangnya teknologi peralatan listrik, elektronik, computer dan telekomunikasi menyebabkan meningkatnya konsumsi energi listrik. Melalui alat-alat tersebut energi listrik dikonversikan menjadi bentuk energi lain yang dapat digunakan. Semakin banyak peralatan listrik yang digunakan pelanggan maka,semakin tinggi pula tingkat kebutuhan energi listrik yang dikonsumsi.

Pembangkit Listrik Negara (PLN) sebagai pemasok utama energi listrik mengasumsikan konsumsi rata-rata Nasional untuk pelanggan golongan tarif R1 yaitu pelanggan 450 VA, 900 VA, 1300 VA dan 2200 VA. Besarnya konsumsi rata-rata Nasional ini diperoleh dari data konsumsi seluruh pelanggan PLN wilayah Indonesia dimana pelanggan PLN Kota Medan merupakan salah satu unsure Regional dalam menghasilkan rata-rata Nasional.

Untuk mengetahui seberapa besar konsumsi rata-rata pelanggan PLN Kota Medan terhadap konsumsi rata-rata Nasional maka diperlukan suatu penelitian akan besarnya konsumsi rata-rata energi listrik pelanggan PLN Kota Medan dengan membaca besarnya realitas penggunaan energi listrik dari peralatan yang digunakan yang terukur pada kWh meter pelanggan PLN Kota Medan. Oleh karena itu didalam tugas akhir ini penulis mengambil judul “EVALUASI KONSUMSI ENERGI LISTRIK BEDASARKAN HASIL BACA KWH METER PELANGGAN TERHADAP RATA-RATA NASIONAL (Studi Konsumsi Pelanggan PLN Kota Medan)”


(12)

I.2 Tujuan Penulisan Karya Akhir

Adapun yang menjadi tujuan penulisan Karya Akhir ini adalah:

1. Mengetahui hasil baca kWh meter pelangggan PLN Kota Medan golongan tarif R1(450 VA, 900 VA, 1300 VA dan 2200 VA)

2. Mengetahui konsumsi rata-rata energi listrik pelanggan PLN Kota Medan

3. Untuk mengevaluasi realitas konsumsi rata-rata pelanggan PLN Kota Medan dengan konsumsi rata-rata Nasional yang diasumsikan PLN.

I.3 Batasan Masalah

Agar penulisan Karya Akhir ini sesuai dengan yang diharapkan dan mengingat masalah yang akan diangkat mempunyai ruang lingkup yang relatif luas, maka penulis membatasi masalah karya akhir ini hanya pada:

1. Hanya membahas konsumsi energi listrik pelanggan golongan tarif R1 ( 450 VA,900 VA,1300 VA dan 2200 VA) yang berada di Kota Medan dalam Unit pelayanan PT.PLN (Persero) Cabang Medan.

2. Pembahasan Analisa hanya pada perolehan hasil baca kWh meter rata-rata konsumsi pelanggan Kota Medan terhadap Nasional

3. Data yang diperoleh bedasarkan hasil baca kWh meter dalam bentuk rekening yang dikeluarkan dari PT.PLN (Persero) Cabang Medan Regional Sumatera.


(13)

I.4 Metode Pembahasan

Metode pembahasan yang digunakan dalam penulisan Karya Akhir ini diantara lain sebagai berikut:

1.Studi Literatur : Mengambil bahan teori dan informasi dari berbagai sumber referensi seperti : buku-buku,artikel dan brosur.

2.Studi Bimbingan : Melakukan diskusi dengan dosen pembimbing.

3.Studi penelitian: Melakukan Riset di PLN Cab.Medan.

I.5 Sistematika Pembahasan

Untuk mempermudah pembahasan dalam penulisan Karya Akhir ini,maka penulis membuat sistematik pembahasan. Sistematik pembahasan ini merupakan urutan BAB demi BAB termasuk isi dari Sub-sub nya. Adapun sistematik pembahaan tersebut adalah:

BAB I : Pendahuluan

Bab ini merupakan pendahuluan yang berisikan tentang latar belakang masalah ,tujuan penulisan, rumusan masalah, batasan masalah, metoda penulisan serta sistematika penulisan.

BAB II : Landasan Teori

Bab ini berisi tentang landasan teori mengenai energi listrik dan kWh meter. BAB III : Konsumsi Energi Listrik Pelanggan

Bab ini berisikan tentang hak dan kewajiban pelanggan , pembagian golongan tarif R1, konsumsi rata-rata Nasional,pencanangan batas konsumsi,peralatan energi listrik dan pencatatan hasil baca kWh meter.


(14)

BAB IV : Pembahasan

Bab ini berisikan tentang pengelompokan area layanan,hasil analisa konsumsi sampel pelanggan, konsumsi rata-rata kecamatan,konsumsi rata-rata Rayon/ranting ,konsumsi rata-rata Kota Medan dan varians.

BAB V : Kesimpulan dan Saran


(15)

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1

Energi Listrik

2.1.1 Arus Listrik

Benda terbentuk dari partikel-partikel yang sangat kecil yang disebut molekul yang terdiri dari atom-atom. Inti atom (nucleus) terbentuk dari sub atom yang disebut proton dan neutron. Mengelilingi inti dan dalam keadaan yang terus bergerak berputar elektron-elektron. Gaya tarik dan gravitasi yang dihasilkan oleh proton dan elektron dikenal sebagai Muatan Listrik.

Beberapa jenis bahan ‘mengizinkan’ elektron-elektron untuk mengalir melewatinya disebut sebagai konduktor (penghantar), sebagian elektron bebas bergerak secara bebas dan sebarang atau berpindah dari atom ke atom. Jika di samping gerakan ini terdapat suatu aliran atau gerakan elektron yang umum sepanjang konduktor disebut arus listrik . Jadi arus listrik semata-mata adalah gerakan elektron atau muatan negatif melalui sebuah konduktor .

Telah disepakati bahwa arah aliran ini dari positif ke negatif walaupun sekarang ini telah dibuktikan secara aktual bahwa aliran listrik bergerak dari negatif ke positif. Kecepatan aliran listrik dinyatakan dalam coulomb per sekon (C/s). Dalam prakteknya istilah coulomb per sekon jarang digunakan, dan sebagai gantinya digunakan amper (simbol A). Satu amper sama dengan gerakan listrik satu coulomb melalui titik tertentu dalam satu sekon. Rumus untuk menghitung kuat arus adalah:


(16)

ket : I = Kuat arus (A)

Q = Banyak muatan listrik (Coulumb)

t = waktu dalam satuan detik

Gambar 1. Arus Listrik

2.1.2 Tahanan

Suatu penghantar memberikan suatu perlawanan terhadap aliran arus listrik disebut tahanan. Dan setiap penghantar mempunyai nilai tahanan kecil atau mempunyai daya hantar yang besar ini berarti mudah dilalui arus. Besar daya kemampuan penghantar arus ini disebut daya hantar arus. sedangkan penyekat atau isolasi adalah suatu bahan yang mempunyai tahanan yang besar sekali atau mempunyai daya hantar yang kecil ini berarti sukar dilalui arus listrik. Untuk menghitung besar tahanan listrik terhadap daya hantar arus adalah :


(17)

Dimana : R = Tahanan kawat dalam satuan ohm (Ω) ℓ = Panjang kawat dalam satuan meter (m) q = Penampang kawat dalam satuan mm2

= Tahanan jenis dalam satuan Ω mm2/m

2.1.3 Beda potensial / Tegangan

Perbedaan dalam tekanan listrik disebut beda potensial dan diukur dalam volt. Satu volt (V) adalah perbedaan potensial yang menyebabkan satu ampere mengalir melalui tahanan satu ohm. Jika dua buah benda mempunyai jumlah muatan yang berbeda maka ada perbedaan potensial antara keduanya. Maka perbedaan potensial semata-mata adalah perbedaan muatan listrik. Jika dua titik yang mempunyai perbedaan potensial dihubungkan dengan konduktor, arus yang mengalir sepanjang konduktor berusaha menyamakan perbedaan muatan pada kedua titik tersebut. Bila kedua muatan disamakan,arus akan terhenti. Oleh sebab itu,jika arus akan dipertahankan antara kedua titik, perbedaan potensial antara kedua tersebut harus dipertahankan.

Perbedaan potensial menyebabkan arus mengalir dan gaya gerak listrik (ggl) mempertahankan perbedaan potensial. Karena keduanya diukur dalam volt, istilah umumnya tegangan (voltage) dengan rumus sebagai berikut:


(18)

2.1.4 Berat dan Massa

Berat suatu benda adalah ukuran tarikan atau gaya tarik pada benda oleh penggaruh gravitasi (gaya tarik) bumi.berarti berat benda akan berubah bergantung pada letak dalam alam sesuai dengan gravitasi. Walaupun sebenarnya adalah ukuran gaya gravitasi,tetapi satuan ukuran yang umumnya diterima adalah pon (USCS) dan kilo gram ( SI).

Masa suatu benda didefinisikan sebagai kwantitas benda yang dikandung di dalamnya. Masa biasanya ditentukan dengan membagi berat benda,yang ditentukan dengan timbangan,dengan konstanta gravitasi g atau:

Massa

Dengan satuan dalam USCS adalah pon (lb) dan dalam SI adalah kilogram (Kg).

2.1.5 Gaya

Definisi gaya adalah sesuatu yang mengubah atau cenderung untuk mengubah keadan diam atau gerakan benda. Satuan SI untuk gaya disebut newton (N) yang merupakan sebagai gaya yang dikenakan pada massa satu kilogram (kg) akan memberikan percepatan satu meter per sekon kuadrat.

Gaya yang kita gunakan untuk memindahkan benda tersebut selain tergantung pada berat benda,juga tergantung pada besarnya gesekan. Dengan demikian dapat kita simpulkan bahwa usaha itu berbanding lurus dengan gaya dan jarak. Untuk menghitung usaha dapat digunakan rumus sebagai berikut:


(19)

Dimana :

W = usaha (Kgm)

K = gaya (kg)

S = jarak ( m )

Untuk memindahkan elektron maka diperlukan usaha listrik:

Q = I x t …(2-5)

sehingga,

W= E x Q atau W = E x I x t …(2-6)

Menurut Hukum Ohm dikatakan bahwa:

E = I x R

Sehingga W = E x I x t

= I x R x I x t

= I2 Rt …(2-7)

2.1.6 Kerja

Kerja dilakukan jika gaya mengatasi tahanan/hambatan. Dari segi mekanis,kerja diukur dengan perkalian gaya dan jarak yang ditempuh. Jika gaya 1 pon bekerja melalui jarak 1 kaki,berarti dilakukan kerja sebesar 1 pon-kaki (foot-pound).


(20)

Dalam satuan SI ,satuan kerja adalah joule (J), yang didefinisikan sebagai kerja yang dilakukan jika gaya satu newton dikerahkan melalui jarak satu meter. Kerja tidak dilakukan jika tidak mengatasi tahanan. Pondasi bangunan mengarahakan gaya yang besar menahan bangunannya, tetapi karena tidak melibatkan gerak atau mengatasi tahanan,berarti tidak ada kerja yang dilakukan.

2.1.7 Energi

Energi adalah kemampuan melakukan kerja;energi adalah kerja tersimpan. Air yang tersimpan dalam bendungan juga mempunyai energi karena ia dapat digunakan untuk menjalankan generator turbin agar dapat menghasilkan listrik.

Karena energi adalah kerja tersimpan,energi dikeluarkan jika kerja dilakukan. Kenyataan bahwa dilakukan kerja 10.000 pon- kaki untuk menaikkan benda 1000 pon setinggi 10 kaki yang berarti energi 10.000 pon- kaki harus dikeluarkan untuk menaikkan benda. Jadi satuan energi dan kerja adalah sama yaitu Joule.

Sesuai dengan prinsip tentang konversi energi,energi dapat diubah tetapi tidak dapat diciptakan maupun dimusnahkan sehingga energi dapat berada dalam berbagai bentuk : mekanis,listrik,kimia,kalor,dan cahaya.

2.1.8 Daya

Satuan daya Listrik adalah watt . Dalam satuan SI ,satu watt disefinisikan sebagai suatu yang sama dengan kerja yang dilakukan pada laju satu joule setiap sekon. Watt juga merupakan energi yang dikeluarkan atau kerja yang dilakukan setiap sekon oleh arus 1 A yang tidak berubah yang mengalir pada tegangan 1 volt, atau


(21)

Dimana: P= daya, watt

I= arus,amper

V= tegangan,volt.

Jika arus dan tegangan merupakan fungsi siklus,maka daya rata-rata (P) untuk suatu periode siklus tersebut dapat ditentukan besarnya dengan rumus

P …(2-9)

Dengan ;

P = daya rata-rata dalam watt

T= periode dari siklus dalam detik

Tegangan dan arus fungsi sinus dinyatakan sebagai

V(t) = Vm cos ωt

i(t) = Im cos (ωt – φ )

maka persamaan daya menjadi:

p(t) =Vm Im cos ωt cos (ωt – φ )

p(t) = Vm Im [ cos (ωt – ωt + φ ) + cos (ωt + ωt – φ)

p(t) = Vm Im cos φ + Vm Im cos( 2ωt – φ)

Harga rata-rata dari fungsi sinusoid yang berubah terdapat waktu untuk satu periode adalah sama dengan nol. Sehingga dari persamaan p(t) hanya terdapat bentuk


(22)

P = Vm Im cos φ

= VI cos φ ….(watt) …(2-10)

Daya nyata ini yang diukur Wattmeter dalam konsumsi energi listrik di pelanggan. Dan dari rumus diatas diperoleh:

…(2-11)

Dimana cos φ ini disebut sebagai faktor daya yang tidak mungkin lebih besar dari 1 (satu) . Sebagai mana telah diketahui bahwa daya rata-rata pada rangkaian L murni adalah nol,maka dengan demikian bahwa daya : P= VI Cos φ , ini adalah merupakan daya yang diserap oleh tahanan R,karena pada tahanan R, arus sephasa dengan tegangan maka sudut φ = 0 : maka daya : P = VI Cos φ ,diatas dapat dituliskan dengan bentuk :

P= V I COS φ = V I COS (0) = V I = I R I atau : P = ’ R yang dapat dilihat dari diagram phasor yang dikenal dengan segitiga daya:

V.I disebut daya semu  S  Volt Amper (VA) V.I.Cos φ disebut daya aktif / nyata  P  (Watt)

V.I.sin φ disebut daya reaktif  Volt Ampere Reaktif ( VAR)

P = I cos φ ( watt)

φ Q = VI sin φ (VAR)

S= V.A ( VA)

Dari daya rata-rata/nyata, untuk daya dan tegangan yang tetap maka arus tergantung dari besar / kecilnya faktor daya.


(23)

2.1.9 Kerja Listrik dan Energi

Daya mekanis adalah ukuran kecepatan kerja yang dilakukan atau kecepatan energi yang dikeluarkan sehingga:

…(2-12)

Setiap peralatan listrik mempunyai keterangan besar daya yang dikonsumsi dalam watt,tetapi lebih tepatnya satuan energi pada peralatan tersebut adalah joule karena Watt hanya memberi keterangan berapa Joule energi yang dikonsumsinya per detik, sedangkan kebanyakan alat rumah tangga menggunakan listrik dengan pola beban yang berubah-ubah sepanjang hari. Informasi mengenai satu detik tidak cukup untuk menentukan apakah alat itu efisien energi atau tidak.

Yang lebih penting adalah mengetahui berapa konsumsinya dalam skala Joule per jam atau per hari, atau bahkan per tahun. Kita asumsikan lemari es 70W mempunyai kompresor yang menyala 3.000 detik per jam, berarti lemari es itu mengkonsumsi 70 x 3000 x 24 = 5.040.000 Joule per hari ( = 5 MJ per hari). Bisa saja lemari es 100W menggunakan sebuah kompresor yang lebih efisien, dimana hanya menyala selama 1.000 detik per jam, berarti lemari es ini hanya mengkonsumsi 100 x 1000 x 24 = 2.400.000 Joule per hari ( = 2,4 MJ per hari).

Keterangan Watt alat listrik itu tidak memastikan jumlah energi yang dikonsumsi, dalam contoh tadi lemari es 100W ternyata bisa mengkonsumsi hanya sekitar setengahnya energi yang dikonsumsi lemari es 70W. Ini berarti pelanggan bisa


(24)

tertipu sebagai konsumen yang mementingkan energi, bila hanya fokus ke angka Watt yang rendah.

Dan sebaiknya yang tertera di semua peralatan yang mengkonsumsi energi adalah berapa kJ atau MJ ia mengkonsumsi tiap jam, hari atau tahun, atau satuan skala hasil lainnya. Lampu dan TV biasanya dipakai dalam basis per jam, jadi perlu dilabel dalam MJ atau kJ per jam,misalnya 3 MJ/ hari. Lemari es umumnya terus-menerus dipakai per hari atau per bulan, jadi sebaiknya dilabel berapa MJ dikonsumsinya per hari atau per bulan.Dan yang perlu kita tahu adalah Energi dan Arus listrik untuk menentukan apakah instalasi kabel listrik kita dapat menanggung beban arus listrik yang dibutuhkannya.

Sehingga untuk pengukuran energinya: KWh = kilo x Watt x hour

Kilo = 1.000

Watt = Joule / detik

Hour = 3.600 detik

Dan pengkuran energi yang kita gunakan adalah:

Daya x waktu = energi

Watt x jam = Wattjam

Wattjam ( watthour) merupakan energi yang dikeluarkan jika 1 watt digunakan selama 1 jam. Wattjam relatif merupakan satuan yang kecil, kilowattjam sama dengan 1000 jam. Sehingga:

1000 jam x watt kWh dalam


(25)

2.2 Alat ukur Daya Listrik dan Energi.

Energi listrik diukur dengan menggunakan watthour meter. Ini adalah tipe meter yang dikenal yang digunakan dirumah untuk menentukan rekening listrik bulanan. Hubungan dari watthourmeter sama dengan wattmeter, elemen arus dihubungkan secara seri dan elemen potensial yang dihubungkan paralel dengan rangkaian. Tetapi watthour meter mempunyai elemen pemutar yang kepesatan berbanding lurus dengan daya yang digunakan dengan besar kopel putar sebagai

berikut: K = C . E . I cos φ …( 2-13)

Jika putaran piringan tersebut sudah dalam keadaan setimbang,maka piringan akan berputar dengan kecepatan yang tetap setiap perdetiknya, jadi jumlah putaran/detik = E I cos φ × detik .Maka:

E × I × cos φ × detik

Watt × detik = jumlah kerja listrik ( kWh)

Banyaknya energi dalam kilowatt, yang digunakan selama periode tertentu adalah pembacaan piringan pada akhir periode dikurangi dengan pembacaan piringan pada awal periode.

Gambar 2. (a) Rangka dalam kWh meter,(b) kWh meter 1 fasa dan (c) kWh meter 3 fasa


(26)

Mengingat kepesatan elemen putar sebanding dengan daya,maka setiap putaran menyatakan besarnya energi tertentu. Alat pencatat ( register) dihubungkan dengan elemen putar melalui roda gigi dan pembacaannya menunjukkan energi yang digunakan selama periode waktu tertentu. Pencatatan di tera langsung dalam kilowattjam. Hubungan alat ukur wattjam satu fase yaitu kumparan tegangan dihubungkan secara paralel dan kumparan arus dihubungkan secara seri dengan rangkaian yang energinya akan diukur.

Gambar 2-c diatas adalah gambar kWh meter 3 fasa yang mengukur jumlah usaha listrik pada jaringan saluran 4 dengan menggunakan metode watt meter tiga yang dirangkai tiga gulungan untuk aliran ,tiga gulungan tegangan dan tiga piringan yang berputar pada satu poros dan satu pasang roda untuk menghitung.

Roda-roda tersebut langsung menunjukan jumlah usaha kerja listrik yang diukur oleh tiap-tiap piringan.

2.3 Konversi Energi Listrik

Kebutuhan manusia akan energi listrik sangat banyak. Banyaknya pekerjaan untuk memenuhi kebutuhan memerlukan perubahan energi listrik. Energi listrik diubah menjadi energi gerak, energi bunyi,energi panas, dan energi cahaya.

1.

Alat yang mengubah energi listrik menjadi energi gerak pada umumnya menggunakan motor listrik. Pada motor listrik, arus listrik mengalir melalui kumparan, untuk menimbulkan medan magnet, sehingga as motor berputar.putaran as motor inilah yang dimanfaatkan untuk menggerakan kipas angin, bor listrik, belender, mobil – mobilan, dan alat lain.


(27)

2.

Energi listrik diubah menjadi energi bunyi. Misalnya, pada tape recorder, sirine, televisi, serta amplifier. Pada radio, energi listrik digunakan untuk mengubah gelombang magnet listrik (electromagnet) yang ditangkap oleh antena radio menjadi energi bunyi. Energi bunyi yang dihasilkan kemudian diperkuat dan dikerluarkan melalui speaker.

Konversi energi listrik menjadi energi bunyi

3.

Energi listrik dapat di ubah menjadi energi panas. Alat – alat yang memanfaatkan energi listrik untuk menghasilkan panas antara lain seterika listrik, kompor listrik, solder, dan penanak nasi ( rice cooker).

Konversi energi listrik menjadi energi panas

Alat yang mengubah energi listrik menjadi energi panas di lengkapi dengan elemen pemanas. Listrik yang mengalir melalaui elemen pemanas di ubah menjadi energi panas.Elemen pemanas terbuat dari bahan yang mempuyai tahanan tinggi, sehingga listrik yang mengalirmelalui bahan tersebut berubah menjadi panas. Panas juga di sebut kalor.

4.

Bila suatu tegangan dihubungkan antara ujung-ujung sebuah kawat,arus akan berbanding terbalik dengan tahanan kawat tersebut. Pengurangan tahanan kawat berarti bertambahnya arus yang mengalir melaluinya,akan menyebabkan kawat tersebut menjadi merah pijar dan akhirnya putih panas,mengeluarkan radiasi menyebar sekeliling spectrum yang dapat dilihat. Sekarang ini kawat dipanasi sampai pijar dan dinamakan lampu pijar


(28)

BAB III

KONSUMSI ENERGI LISTRIK PELANGGAN

3.1 PLN Sebagai Pemasok Utama

Energi listrik yang dialirkan ke rumah-rumah pelanggan (konsumen) bersumber dari pembangkit-pembangkit yang dinaungi oleh PLN (Perusahaan Listrik Negara). Listrik yang dipasok PLN memiliki tegangan sebesar 230 V,frekwensi 50 Hz. Dalam hal ini pemerintah menetapkan peraturan perundang-undangan dalam mengatur Hak dan Kewajiban sebagai pelanggan PLN.

3.1.1 Hak dan Kewajiban Pelanggan

A.

1. Mendapatkan pelayanan yang baik. Hak Pelanggan

2. Mendapatkan tenaga listrik secara berkesinambungan dengan jumlah mutu dan keandalan yang baik.

3. Mendapatakan pelayanan untuk perbaikan apabila terjadi gangguan atau penyimpangan terhadap mutu penyediaan tenaga listrik.

B.

Selain Hak pelanggan juga mempunyai kewajiban yaitu: Kewajiban pelanggan

1. Membayar rekening listriknya dengan tepat waktu

2. Melaksanakan pengamanan terhadap bahaya yang mungkin timbul sebagai akibat pemanfaatan tenaga listrik.

3. Menjaga dan memelihara keamanan instansi pelanggan. Memenuhi kewajiban ini, adalah berarti mencegah timbulnya berbagai kemungkinan negatif, seperti kebakaran atau matinya seseorang karena tenaga listrik, misalnya.


(29)

4. Menggunakan tenaga listrik sesuai dengan peruntukkanya. Sambungan listrik yang terdaftar untuk panti asuhan, misalnya, jangan digunakan untuk panti pijat. Sebab yang satu tergolong tarif untuk keperluan badan sosial, sedang yang lain tergolong tarif untuk keperluan usaha.

5. Menjaga Alat Pembatas dan Pengukur (APP) yang dipergunakan. Alat pembatas adalah milik PT. PLN (PERSERO) yang merupakan pembatas daya atau tenaga listrik yang dipakai pelanggan. Sedangkan Alat Pengukur adalah alat milik PT. PLN (PERSERO) untuk mengukur daya atau tenaga listrik dan energi yang dipakai oleh pelanggan. Alat inilah, yang akan diperiksa oleh petugas PT. PLN (PERSERO) misalnya, dalam rangka menghitung rekening.

6. Memberi ijin kepada petugas PT. PLN (PERSERO) untuk memasuki persil/bangunan pelanggan untuk melaksanakan tugas pemeriksaan, pemeliharaan serta pengoperasian asset PT. PLN (PERSERO).

Konsumen memiliki sejumlah hak, juga sejumlah kewajiban. Sebaliknya, demikian pula PT. PLN (PERSERO). Keduanya, sama-sama dapat dikenakan sanksi sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku.

3.1.2 Pembagian Golongan

Pembagian golongan pelanggan rumah tangga kecil (R1) yang dikategorikan oleh PLN sebagai berikut:

Tabel 1. Batas Daya Golongan R1

Golongan Daya (VA)

R1 450

R1 900

R1 1300

R1 2200


(30)

3.1.3 Konsumsi rata-rata Nasional

Setelah dilihat dari besarnya konsumsi energi listrik pada tiap-tiap golongan tersebut, PLN (persero) sebagai jasa penyediaan energi listrik mengasumsikan rata-rata konsumsi energi listrik nasional pada pelanggan R1 sebagai berikut:

Tabel 2. Rata-rata Konsumsi Nasional

Golongan Daya (VA) Rata-rata Nasional (kWh)

R1 450 75

R1 900 115

R1 1300 201

R1 2200 358

Sumber: Detik Finanace,Maret 2008

3.1.4 Pencanangan Batas Konsumsi Nasional

Sehubungan dengan kondisi menuju krisis energi yang terjadi pada saat ini pemerintah mencanangkan program hemat energi baik dalam energi listrik. Program penghematan ini dilakukan dengan membuat batasan konsumsi energi listrik setiap golongan daya sebesar 20 % dari perolehan data konsumsi energi listrik Nasional sebagai berikut:

Tabel 3. Pencanangan Batas Konsumsi

Golongan Daya (VA) Rata-rata Nasional

(kWh)

Pencanangan Batasan Konsusmsi (kWh)

R1 450 75 60

R1 900 115 92

R1 1300 201 158

R1 2200 358 283


(31)

3.2 Penggunaan Energi Listrik

Kemajuan teknologi dalam menghasilkan peralatan-peralatan yang memberikan banyak keuntungan baik dalam waktu maupun usaha serta dapat membantu mensejahtrakan masyarakat membuat energi listrik ini sangat dibutuhkan. Karena dalam penggunaan alat-alat tersebut dibutuhkan energi listrik agar dapat bekerja dan digunakan. Pada Bab sebelumnya sudah dibahas bahwa energi listrik dapat diubah menjadi energi panas,gerak,bunyi dan cahaya, dari perubahan tersebut menghasilkan peralatan yang beraneka ragam juga. Pelanggan bebas menggunakan peralatan apa saja asalkan tidak melewati batas golongan daya yang telah disepakati. Penggunaan peralatan energi listrik pelanggan dapat dilihat pada Gambar 3.1 diagram segaris dibawah ini:

Keterangan gambar: 1. Lampu

2. Setrika Listrik

3. Pemasak Nasi Listrik ( rice cooker)

4. Lemari Pendingin ( kulkas) 5. Televisi (tv)

6. Dvd/ Vcd 7. Radio /Tape

8. AC (Air conditioning) 9. Kipas Angin

10.Mesin Cuci 11.Blender /Juicer 12.Pompa air 13.Computer set

14.Dispenser

15.Charger /Pengisian Baterai 16.Pemanas air

17.Kursi pijat

18.Pengisap debu (vacuum cleaner)

19.Pemanas coffee 20.Oven/microwave.


(32)

(33)

3.3 Besarnya Konsumsi Energi Listrik

Untuk mengetahui besarnya konsumsi energi listrik yang telah kita gunakan dapat dilihat dari alat pembacaan energi listrik yang ada di setiap pelanggan yaitu kWh meter. Dari pembacaan inilah yang tertera pada lembar tagihan listrik pelanggan dimana petugas PLN (persero) memeriksa rutin setiap bulannya.

3.3.1 Pembacaan kWh meter

Pada dasarnya, besarnya energi yang telah dipakai oleh pelanggan ditunjukkan menggunakan angka-angka (register) yang tertera pada kWh meter tersebut. Jumlah pemakaian kWh dihitung berdasarkan selisih antara angka stand meter bulan ini (akhir) dikurangi dengan stand meter bulan lalu (awal).

3.3.2 Pencatatan Hasil Baca kWh meter

Pencatatan meter pada umumnya dilakukan oleh petugas dengan cara manual yaitu menuliskan hasil pembacaan kWh meter ke dalam lembaran yang disebut DPM (Daftar Pembacaan Meter). Pembacaan ini dilakukan diatas tanggal 17 setiap bulannya dan sesuai jadwal pembacaan meter setiap tahunnya.

Karena proses pencatatan meter dilakukan satu persatu ,dari rumah ke rumah, maka kemungkinan terjadinya kesalahan masih bisa terjadi. Untuk itu sebaiknya pelanggan memeriksa struk yang diberikan petugas, atau memeriksa angka stand meter yang ada dialat pengukur kWh (kWh meter). Apabila pelanggan merasa terdapat kesalahan segera beritahu petugas PLN atau telepon ke kantor PLN agar dapat dilakukan koreksi.


(34)

3.4 Grafik Konsumsi rata- rata Energi Listrik Harian Nasional

Gambar 3.2 Grafik Konsumsi rata-rata Harian Nasional

Dari grafik ini terlihat bahwa pemakaian energi listrik untuk golongan rumah tangga R1( garis merah) pada pukul 6.00 – 17.00 memiliki nilai konsumsinya 2.000-4.000 MW sedangkan pada pukul 17.00- 22.00 nilai konsumsinya jauh meningkat hingga 8.000 MW dan kembali menurun pada pukul 22.00 – 04.00 dari 8.000 MW- 4.000 MW.


(35)

BAB IV

PEMBAHASAN

4.1 Umum

Penggunaan berbagai macam peralatan listrik yang digunakan setiap saat disisi pelangan secara otomatis diukur oleh kWh meter. Semakin banyak peralatan yang digunakan semakin besar pula jumlah energi yang tertera di kWh meter. Besarnya jumlah energi yang tertera di kWh meter disetiap pelangggan akan dibaca,dicatat dan kemudian akan dilaporkan agar diolah menjadi rekening oleh petugas dari perusahaan penyediaan energi listrik yaitu PLN.

Energi listrik pelanggan Kota Medan dilayani oleh PT.PLN (Persero) Cabang Medan. Area nya dikelompokkan menjadi 4 klaster yang terdiri dari 4 rayon dan 5 ranting yang mencakup 20 kecamatan di kota medan. Dari pelanggan tersebut dapat dianalisa apa saja penggunaan peralatan listrik untuk setiap golongan tarif dimana dari penggunaan peralatan tersebut akan terlihat besarnya konsumsi energi listrik yang dibaca di kWh meter.

Dari hasil baca kWh meter masing-masing pelanggan tersebut diperoleh hasil baca seluruh pelanggan di setiap kecamatan dari masing- masing kecamatan diambil 150 sampel pelanggan untuk menganalisa konsumsi rata-rata kecamatan. Dari hasil analisa tersebut akan diperoleh juga konsumsi rata-rata rayon/ ranting yang kemudian akan menghasilkan konsumsi rata-rata Kota Medan.

Dari hasil konsumsi rata-rata Kota Medan tersebut kita dapat evaluasikan terhadap konsumsi rata-rata Nasional yang di asumsikan oleh PLN


(36)

4.2 Pengelompokan Area Layanan

Pengelompokan area layanan listrik pelanggan dibagi dalam analisis klaster yaitu konsep jarak dan kemiripan.jarak yang dimaksud adalah ukuran jarak pisah antar obyek,sedangkan kemiripan adalah ukuran kedekatan antar obyek. Dan agar sesuai dengan peta Kota Medan digunakan batas Rayon/ Ranting dari kecamatan-kecamatan yang termasuk didalamnya yang ditabulasikan pada tabel berikut:

Tabel 4.Pengelompokan Layanan Ranting/Rayon vs Klaster Rayon / Ranting Kecamatan- Kecamatan di klaster

I II III IV V

R A Y O N

Medan Kota Denai Area Maimun Selayang Kota Polonia Tembung Petisah

Barat Timur

Perjuangan Medan

Timur

Tembung Barat Deli

Timur

Perjuangan Medan Baru Selayang Petisah Baru

Sunggal Medan

Selatan

Amplas Area Maimun

Denai Kota

R A N T I N G

Helvetia Helvetia Barat Deli

Marelan Sunggal Selayang

Sunggal Helvetia

Labuhan Marelan Deli Labuhan

Belawan Marelan Labuhan

Belawan

Johor Johor

Sumber : PT.PLN (Persero) Cabang Medan


(37)

4.3.1 Hasil Analisa Konsumsi Sampel Pelanggan 450 VA

Data Konsumsi Energi Listrik Pelanggan

No IP :1200069211xx Kode : APPAAFFFxx Daya : 450 VA Jumlah : 200 kWh Rata- rata : 6.6 kWh Peralatan yang digunakan :  Lampu-lampu = 80 watt  Setrika = 300 watt

 Charger = 5 watt

฀ AC = watt

 Rice cooker = 300 watt  Radio = 45 watt

฀ kulkas = watt

 TV = 45 watt

฀ DVD = watt

4.3.2 Hasil Analisa Konsumsi Sampel Pelanggan 900 VA

Data Konsumsi Energi Listrik Pelanggan

No IP :1203312451xx Kode : AAAABBBOOxx Daya : 900 VA

Jumlah : 332 kWh Rata-rata : 11 kWh Peralatan yang digunakan:

 Lampu-lampu = 100 watt  Setrika = 350 watt

 Charger = 10 watt

฀ AC = watt

 Rice cooker = 300 watt  Radio = 45 watt  kulkas = 120 watt

 TV = 65 watt

 DVD = 45 watt

฀ Mesin cuci = watt

 Kipas angin = 65 watt ฀ Computer set = watt

฀ Dispenser = watt

฀ pompa = watt

฀ juicer/blender = watt

฀ coffeemaker = watt

฀ hair dryer = watt

฀ heater = watt

฀ Mesin cuci = watt

 Kipas angin = 65 watt  Computer set = 45 watt  Dispenser = 85 watt

฀ pompa = watt

฀ juicer/blender = watt

฀ coffeemaker = watt

฀ hair dryer = watt


(38)

4.3.3 Hasil Analisa Konsumsi Sampel Pelanggan 1300 VA

Data Konsumsi Energi Listrik Pelanggan

No IP :1261000134xx Kode : AADFGAACCxx Daya : 1300 VA

Jumlah : 242 kWh Rata-rata : 8

Peralatan yang digunakan :  Lampu-lampu = 93 watt  Setrika = 350 watt

 Charger = 8 watt

 AC = 1100 watt

 Rice cooker = 300 watt  Radio = 55 watt  kulkas = 150 watt

 TV = 65 watt

 DVD = 35 watt

4.3.4 Hasil Analisa Konsumsi Sampel Pelanggan 2200 VA

Data Konsumsi Energi Listrik Pelanggan

No IP : 1200345511xx Kode : AAAFDDOOxx Daya : 2200 VA Jumlah : 620 kWh Rata-rata : 20.7

Peralatan yang digunakan:

 Lampu-lampu = 150 watt  Setrika = 350 watt

 Charger = 15 watt

 AC = 1200 watt

 Rice cooker = 350 watt  Radio = 60 watt  kulkas = 175 watt

 TV = 75 watt

 DVD = 55 watt

 Mesin cuci = 1200 watt  Kipas angin = 75 watt  Computer set = 50 watt  Dispenser = 85 watt

฀ pompa = watt

 juicer/blender = 350 watt

฀ coffeemaker = watt

 hair dryer = 60 watt

฀ heater = watt

 Mesin cuci = 1200 watt  Kipas angin = 65 watt  Computer set = 50 watt  Dispenser = 75 watt  pompa = 200 watt  juicer/blender = 350 watt  kursi pijat = 500 watt  hair dryer = 80 watt


(39)

4.4 HASIL ANALISA KONSUMSI RATA-RATA KECAMATAN KOTA MEDAN

Pengelompokan interval kelas data ini menggunakan sistem Sturges dengan rumus :

k= 1 + 3,322 log n …(4-1) Dimana:

k= jumlah kelas

n= jumlah observasi yang terdapat dalam sampel k = 1 + 3,322 log 20

k = 1 + 4,32 k = 5,32 atau 5 Dengan interval kelas :

I = ( X mak- X min)/ K …(4-2)

Dimana: I = interval kelas X mak = nilai terbesar Xmin = nilai terkecil k = jumlah kelas Contoh :

Untuk pelangan daya 450 : Dik : X max = 212

X min = 86 k = 5 Sehingga diperoleh :

I = ( 212 – 86) / 5 = 25,2 atau 25 Dari perumusan tersebut diperoleh:


(40)

Tabel 5. Interval kelas rata-rata konsumsi pelanggan 450 VA

Tabel 6. Interval kelas rata-rata konsumsi pelanggan 900 VA

Tabel 7. Interval kelas rata-rata konsumsi pelanggan 1300 VA

Tabel 8. Interval kelas rata-rata konsumsi pelanggan 2200 VA

Sumber: stand meter bulanan pada lampiran 1,data diolah

Rata-rata konsumsi pelanggan (kWh)

Jumlah kecamatan

86-110 4

111-136 8

137-162 5

163-187 2

188-212 1

Rata-rata konsumsi pelanggan (kWh)

Jumlah kecamatan

86-110 4

111-136 8

137-162 5

163-187 2

188-212 1

Rata-rata konsumsi pelanggan (kWh)

Jumlah kecamatan

133-145 2

146-158 4

159-171 4

172-185 9

186-198 1

Rata-rata konsumsi pelanggan (kWh)

Jumlah kecamatan

200-292 7

293-385 5

386-478 4

479-571 1


(41)

4.5 KONSUMSI RATA-RATA RAYON/ RANTING a. Perhitungan konsumsi rata-rata rayon/ ranting:

= X/ n … (4-3)

Dimana: = rata-rata X= jumlah kWh

n = JP= jumlah Pelanggan Contoh:

Rata –rata Ranting Medan Johor :

-Pelanggan 450 VA =

-Pelanggan 900 VA=

-Pelanggan 1300 VA=

-Pelanggan 2200 VA=

Dengan menggunakan rumus perhitungan diatas ,diperoleh hasil analisa konsumsi pelanggan PLN Rayon/Ranting dalam tabel berikut:


(42)

Tabel 9. Hasil Analisa Konsumsi Rata-Rata Rayon/Ranting.

4.6 KONSUMSI RATA-RATA KOTA MEDAN

Dari hasil konsumsi rata-rata pada rayon/ranting dapat diperoleh konsumsi rata-rata kota medan dengan rumus rata-rata hitung sampel diatas sebagai berikut:

= X/ n

Dimana: = rata-rata X= jumlah kWh JP= jumlah Pelanggan

Tabel 10. Konsumsi Rata-Rata Kota Medan

No Daya (VA) JP Jumlah kWh Rata-rata ()

1 450 185.429 19.708.735 106,3

2 900 143.599 20.307.306 141,4

3 1300 40.586 9.141.134 225,2

4 2200 37.559 13.281.770 353,6

Sumber: laporan bulanan Pelanggan PT.PLN (persero) Cabang Medan

Hasil analisa konsumsi rata-rata pelanggan PLN Kota Medan pada tabel.10 diatas dengan konsumsi rata-rata Nasional dapat dilihat pada tabel berikut:

Unit 450

(kWh) 900 (kWh) 1300 (kWh) 2200 (kWh)

Rayon Medan Kota 115,3 152,7 245 377

Rayon Medan Baru 104,8 139,7 221 367,4

Rayon Medan Selatan 102,3 131,8 218,9 354,6

Rayon Medan Timur 102,1 130,7 231.5 347,3

Ranting Belawan 106 146,9 230,2 365,6

Ranting Helvetia 106,4 144,4 222 331,5

Ranting Sunggal 107,8 135,7 207,3 335,7

Ranting Labuhan 109 142,7 233,3 352,5


(43)

Tabel 11. Konsumsi rata-rata Kota Medan Vs Nasional

Daya (VA) Kota Medan

(kWh)

Nasional (kWh)

450 106,3 75

900 141,4 115

1300 225,2 201

2200 353,6 358

Dengan Varians:

Dari rumus tersebut diperoleh: -Varians untuk daya 450 VA:

2

s = 31,3 -Varians untuk daya 900 VA :

2

s = 26,4 -Varians untuk daya 1300 VA:

2

s = 24,2 -Varians untuk daya 2200 VA:

2

s = 4,4


(44)

Tabel 12. Konsumsi rata-rata Kota Medan, Nasional dan Varians

Daya

(VA)

Kota Medan

(kWh)

Nasional

(kWh)

Varians

(kWh)

450

106,3

75

31,3

900

141,4

115

26,4

1300

225,2

201

24,2

2200

353,6

358

(4,4)

Dan hasil analisa konsumsi rata-rata pelanggan PLN Kota Medan dengan Nasional pada tabel.12 diatas menghasilkan suatu grafik konsumsi sebagai berikut:

Grafik 1. Konsumsi Rata-Rata Kota Medan Vs Nasional

106.6 141.4 225.2 353.6 75 115 201 358 0 50 100 150 200 250 300 350 400 0 50 100 150 200 250 300 350 400

450 VA 900 VA 1300 VA 2200 VA

Konsumsi rata-rata Kota Medan

Rata-rata Nasional

Grafik.1 diatas menunjukkan bahwa Konsumsi rata-rata Kota Medan untuk pelanggan PLN golongan tarif 450 VA adalah 106,6 kWh sedangkan rata-rata Nasional 75 kWh, pada pelanggan 900 VA konsumsi rata-rata Kota Medan juga lebih besar yaitu 141,4 kWh dan Nasional 115 kWh,begitu juga untuk pelanggan 1300 VA yang konsumsi rata-rata Kota Medan 225,2 kWh dan Nasional 201 kWh sedangkan untuk pelanggan 2200 VA di Kota Medan tidak diatas dari konsumsi rata-rata Nasional yang memiliki nilai 358 kWh tetapi dibawahnya yaitu sebesar 353,6 kWh.


(45)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. KESIMPULAN

1. Konsumsi rata-rata pelanggan PLN Kota Medan untuk daya 450 VA,900 VA dan 1300 VA memiliki nilai diatas rata-rata nasional. Besaran nilai konsumsi ini dipengaruhi oleh kondisi pertumbuhan ekonomi Regional sehingga terjadi peningkatan konsumsi energi listrik pelanggan karena menggunakan berbagai macam peralatan listrik.

2. Dan pada pelanggan 2200 VA memiliki nilai dibawah rata-rata Nasional. Selain jumlah pelanggannya sedikit, pelanggan 2200 VA ini sudah mulai menerapkan program hemat energi, walaupun banyak menggunakan peralatan listrik tetapi jumlah energi yang dikonsumsi masih dibawah dari rata-rata Nasional


(46)

5.2 SARAN

1. Dilihat dari tinginya konsumsi energi listrik yang tidak diimbangi oleh peningkatan kapasitas pasokan oleh karena itu,masing-masing pelanggan perlu melaksanakan penghematan energi listrik baik dalam pemilihan profil peralatan dan penjadwalan penggunaan peralatan listrik untuk mereduksi konsumsi energi listrik. Secara tidak langsung pelanggan juga mengalami penghematan biaya dan terhindar dari perhitungan tarif progresif yang sedang disosialisasikan dan akan dilaksanakan oleh pemerintah.

2. Dirubahnya satuan watt menjadi joule dalam standart penggunaan energi listrik agar pelanggan tidak buta energi karena Watt hanya memberi keterangan berapa Joule energi yang dikonsumsinya per detik, sedangkan kebanyakan alat rumah tangga menggunakan listrik dengan pola beban yang berubah-ubah sepanjang hari.

3. Untuk peneliti berikutnya terhadap persoalan konsumsi rata-rata energi listrik dalam kajiannya agar lebih mempertimbangkan kemajuan peningkatan konsumsi rata-rata setiap bulannya dalam 1 tahun sehingga dapat membantu dalam memprediksi persediaan pasokan energi listrik kemasa depannya.


(47)

DAFTAR PUSTAKA

1. Dajan, Anto, “Pengantar Metode Statistic”, Jakarta, LP3ES, 1986

2. Kasim, Surya Tarmizi, (2006) ”Analisa Kinerja Infrastruktur Listrik terhadap

Pertumbuhan Ekonomi Indonesia”, Tesis dari Ekonomi Pembangunan, Pasca

Sarjana di Universitas Sumatera Utara, Medan

3. Lister, Eugene C, (1988), “Mesin dan Rangkaian Listrik” Penerbit Erlangga, Jakarta

4. Priest, Joseph, (1984), “Energy Princiles Problems Alternatives” 3d ed, Addison Wesley publishing Company.

5. PT.PLN (Persero), ”Panduan Pelayanan Pelanggan Besar”, Distribusi Jawa Barat, (1995), Bandung.

6. Yon Rijono, (1997), “Dasar Teknik Tenaga Listrik”, Andi, Yogyakarta. 7. Sumber Iklan PLN, Kompas, Sabtu, 22 Maret 2008-hal 21


(1)

Tabel 9. Hasil Analisa Konsumsi Rata-Rata Rayon/Ranting.

4.6 KONSUMSI RATA-RATA KOTA MEDAN

Dari hasil konsumsi rata-rata pada rayon/ranting dapat diperoleh konsumsi rata-rata kota medan dengan rumus rata-rata hitung sampel diatas sebagai berikut:

= X/ n

Dimana: = rata-rata X= jumlah kWh JP= jumlah Pelanggan

Tabel 10. Konsumsi Rata-Rata Kota Medan

No Daya (VA) JP Jumlah kWh Rata-rata ()

1 450 185.429 19.708.735 106,3

2 900 143.599 20.307.306 141,4

3 1300 40.586 9.141.134 225,2

4 2200 37.559 13.281.770 353,6

Sumber: laporan bulanan Pelanggan PT.PLN (persero) Cabang Medan

Hasil analisa konsumsi rata-rata pelanggan PLN Kota Medan pada tabel.10 diatas dengan konsumsi rata-rata Nasional dapat dilihat pada tabel berikut:

Unit 450

(kWh)

900 (kWh)

1300 (kWh)

2200 (kWh)

Rayon Medan Kota 115,3 152,7 245 377

Rayon Medan Baru 104,8 139,7 221 367,4

Rayon Medan Selatan 102,3 131,8 218,9 354,6

Rayon Medan Timur 102,1 130,7 231.5 347,3

Ranting Belawan 106 146,9 230,2 365,6

Ranting Helvetia 106,4 144,4 222 331,5

Ranting Sunggal 107,8 135,7 207,3 335,7

Ranting Labuhan 109 142,7 233,3 352,5


(2)

Tabel 11. Konsumsi rata-rata Kota Medan Vs Nasional

Daya (VA) Kota Medan

(kWh)

Nasional (kWh)

450 106,3 75

900 141,4 115

1300 225,2 201

2200 353,6 358

Dengan Varians:

Dari rumus tersebut diperoleh: -Varians untuk daya 450 VA:

2

s = 31,3 -Varians untuk daya 900 VA :

2

s = 26,4 -Varians untuk daya 1300 VA:

2

s = 24,2 -Varians untuk daya 2200 VA:

2

s = 4,4


(3)

Tabel 12. Konsumsi rata-rata Kota Medan, Nasional dan Varians

Daya

(VA)

Kota Medan

(kWh)

Nasional

(kWh)

Varians

(kWh)

450

106,3

75

31,3

900

141,4

115

26,4

1300

225,2

201

24,2

2200

353,6

358

(4,4)

Dan hasil analisa konsumsi rata-rata pelanggan PLN Kota Medan dengan Nasional pada tabel.12 diatas menghasilkan suatu grafik konsumsi sebagai berikut:

Grafik 1. Konsumsi Rata-Rata Kota Medan Vs Nasional

106.6 141.4 225.2 353.6 75 115 201 358 0 50 100 150 200 250 300 350 400 0 50 100 150 200 250 300 350 400

450 VA 900 VA 1300 VA 2200 VA

Konsumsi rata-rata Kota Medan Rata-rata Nasional

Grafik.1 diatas menunjukkan bahwa Konsumsi rata-rata Kota Medan untuk pelanggan PLN golongan tarif 450 VA adalah 106,6 kWh sedangkan rata-rata Nasional 75 kWh, pada pelanggan 900 VA konsumsi rata-rata Kota Medan juga lebih besar yaitu 141,4 kWh dan Nasional 115 kWh,begitu juga untuk pelanggan 1300 VA yang konsumsi rata-rata Kota Medan 225,2 kWh dan Nasional 201 kWh sedangkan untuk pelanggan 2200 VA di Kota Medan tidak diatas dari konsumsi rata-rata Nasional yang memiliki nilai 358 kWh tetapi dibawahnya yaitu sebesar 353,6 kWh.


(4)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. KESIMPULAN

1. Konsumsi rata-rata pelanggan PLN Kota Medan untuk daya 450 VA,900 VA dan 1300 VA memiliki nilai diatas rata-rata nasional. Besaran nilai konsumsi ini dipengaruhi oleh kondisi pertumbuhan ekonomi Regional sehingga terjadi peningkatan konsumsi energi listrik pelanggan karena menggunakan berbagai macam peralatan listrik.

2. Dan pada pelanggan 2200 VA memiliki nilai dibawah rata-rata Nasional. Selain jumlah pelanggannya sedikit, pelanggan 2200 VA ini sudah mulai menerapkan program hemat energi, walaupun banyak menggunakan peralatan listrik tetapi jumlah energi yang dikonsumsi masih dibawah dari rata-rata Nasional


(5)

5.2 SARAN

1. Dilihat dari tinginya konsumsi energi listrik yang tidak diimbangi oleh peningkatan kapasitas pasokan oleh karena itu,masing-masing pelanggan perlu melaksanakan penghematan energi listrik baik dalam pemilihan profil peralatan dan penjadwalan penggunaan peralatan listrik untuk mereduksi konsumsi energi listrik. Secara tidak langsung pelanggan juga mengalami penghematan biaya dan terhindar dari perhitungan tarif progresif yang sedang disosialisasikan dan akan dilaksanakan oleh pemerintah.

2. Dirubahnya satuan watt menjadi joule dalam standart penggunaan energi listrik agar pelanggan tidak buta energi karena Watt hanya memberi keterangan berapa Joule energi yang dikonsumsinya per detik, sedangkan kebanyakan alat rumah tangga menggunakan listrik dengan pola beban yang berubah-ubah sepanjang hari.

3. Untuk peneliti berikutnya terhadap persoalan konsumsi rata-rata energi listrik dalam kajiannya agar lebih mempertimbangkan kemajuan peningkatan konsumsi rata-rata setiap bulannya dalam 1 tahun sehingga dapat membantu dalam memprediksi persediaan pasokan energi listrik kemasa depannya.


(6)

DAFTAR PUSTAKA

1. Dajan, Anto, “Pengantar Metode Statistic”, Jakarta, LP3ES, 1986

2. Kasim, Surya Tarmizi, (2006) ”Analisa Kinerja Infrastruktur Listrik terhadap Pertumbuhan Ekonomi Indonesia”, Tesis dari Ekonomi Pembangunan, Pasca Sarjana di Universitas Sumatera Utara, Medan

3. Lister, Eugene C, (1988), “Mesin dan Rangkaian Listrik” Penerbit Erlangga, Jakarta

4. Priest, Joseph, (1984), “Energy Princiles Problems Alternatives” 3d ed, Addison Wesley publishing Company.

5. PT.PLN (Persero), ”Panduan Pelayanan Pelanggan Besar”, Distribusi Jawa Barat, (1995), Bandung.

6. Yon Rijono, (1997), “Dasar Teknik Tenaga Listrik”, Andi, Yogyakarta. 7. Sumber Iklan PLN, Kompas, Sabtu, 22 Maret 2008-hal 21