Prioritaskan Industri Strategis.

Pikiran Rakyat

.

o Selasa
4

5
20

6
21

o Mar OApr

Rabu

7
22

0

8
23

Kamis

9

0

Jumat

10
11
24
25
26

o Sabtu o Minggu
12


14

13
27

o Me/ OJun OJu/ 0 Ags OSep

28
OOkt

15
29
ONov

16
30

31

ODes


Prioritasl~an
Ind~s~ri Strategis
Pemetaan :'Supply Chain Management" Sudah Mendesak
BANDUNG, (PR).Pemerintahharus segeramelakukan pemetaan supply chain management (manajemen
rantai pasokan-MRP), guna
melindungi produk lokal. Minimal, industri strategis yang
menyumbangkan devisaterbesar terlebih dahulu diselamatkan dan sektor pertanian
serta usaha kedl menengah.
Tiga industri strategis yang
perlu diprioritaskan, di antaranya tekstil, barang kulit, dan
alas kaki; semen dan barang
galianlogam,serta logamdasar
besi dan baja.
Hal tersebut dikatakan pengamat ekonomi dari Unpad
Ina Primiana, di Aula Redaksi
Pikiran Rakyat, Jln. SoekarnoHatta, Bandung, Selasa(16/2).
MRP terkait pada seluruh

tahapan industri, mulai dari

perizinan, produksi, distribusi,
hingga pada pemasaran di tiga
industri strategis tadi.
"Dari tahapan ini, kita akan
mengetahui hal mana saja yang
tidak efisien dan menjadi hambatan. faktor-faktor penghambat inilah yang harus dipangkas
sehingga industri kita bisa berdaya saing," ujarnya.
"Sebenarnya gampang, tinggal niatnya saja. Kalau melakukan pemetaan untuk semua industri memang membutuhkan
waktu lama, bisa lebih dari lima tahun. Akan tetapi, kalau
untuk tiga industri strategis ini
saja saya kira tidak akan menghabiskan waktu satu tahun,"
tutur Ina.
Untuk Jabar, langkah yang
harus dilakukan adalah fokus

pada UMKMdi industri strategis dan pertanian, memperkuat
ekonomidomestikdi pedesaan
dan memperluas pasar. "Beberapa sektor tertentu mungkin
perlu diperkuat kebijakan proteksi (softprotection),"ujarnya.
Selainitu,juga memobilisasi

seluruh kekuatan regionalyang
berbasis pada keunikan dan
mendorong kearifan lokal untuk membendung derasnya
barang Cina.Meningkatkankesadaran bersama antarprovinsi, kabupaten /kota, dan
menghilangkan egodaerah.
Sementara itu, Rektor Institut Manajemen Koperasi Indonesia (Ikopin) Prof. Dr. H.
RuByIndrawan, M.Si.mengatakan, menghadapi ACFfA,
pelakuusaha harns bertahan di
pasar lokal dan mengopti-

malkan peluang xang tersedia,
kemudian memperkuat daya
saing sektor riil melalui perbaikan infrastruktur, pembiayaan murah, dan reformasi
perizinan.
Sedangkan untuk sektor
KUMKM,perlu dilakukanrevitalisasi dengan membangun
sektor yang berdasarkan teknologi dan ilmu pengetahuan
(technology and knowledge
based economy).
"Memang kita memiliki sejumlah kelemahan, seperti

cepat lupa, nasionalisme yang
rendah, lambannya revitalisasi
industri, lemahnyafaktor pembentuk dayasaingindustri, serta pragmatisme dalam pengambilan kebijakanekonomi.
Akantetapi,hal itu sedikitdemi
sedikit harus diubah untuk
mengejar ketertinggalan kita,"
ujarnya.
Jika fakta tersebut tidak
segera disikapi pemerintah, ditambahkan Ina dikhawatirkan
akan membawa kehancuran
pada industri dan KUMKM
yang pada gilirannya membanjirnya produk Cina akan
meningkatkan PHK, pengangguran, dan kemisJQnan.
Apalagi, produk Cina sudah
menguasai 50-60 persen pangsa pasar produk ketiga industri
strategis itu. "Hal yang sangat
disayangkan, hampir semua
produk impor dari Cina bisa
diproduksi di dalam negeri. lni
yang sejak awal tidak diperhitungkan karena tidak adanya

analisis supply chain management dari hulu ke hilir,"
katanya. (A-15o/A-188)***

Kliping Humas Unpad 2010