Geliat Ekonomi Syariah di Kampus PT.

.~

Pikiran Rakyat
o Selasa o Rabu
4

5
20

6
21

o Mar

OApr

7
22
OMei

.


8
23

0

Kamis
9

OJun

10
24

Jumat

25
OJul

o Sabtu o

12

11

28

Minggu
14
15
29
30

OOkt

ONov

13

26


27

0 Ags

OSep

16
31

.Des

Geliat Ekonomi Syariah
di Kampus PT
--

P

-

-


ERTEMUAN forum Dekan
Fakultas Ekonomi yang dihadiri
43 Dekan Perguruan Tinggi seIndonesia di Unpad akhir Oktober lalu
menghasilkan kesepakatan untuk
mengembangkan ekonomi syariah di
kampus masing-masing. Di lain sisi,
berdasarkan data Bank Indonesia, setidaknya empat puluh ribu tenaga kerja
di pelbagai bidang garapan ekonomi
syariah dibutuhkan hingga beberapa
tahun ke depan. Di manakah perguruan tinggi memosisikan diri?
"Hal antuma nuktoh nuktoh nuktoh al
aslahatannaariyahilalfasli?lmla an
nuktoh". Suasana kelas tampak ceria
saat Abdurrohman berbicara di hadapan mahasiswa dari angkatan 2007
hingga 2009 ini. Dosen Sastra Arab
Unpad ini tidak sedang berbicara di
hadapan mahasiswa Sastra Arab atau
kelas pertukaran mahasiswa asal
Timur T engah. Pagi itu, Abdur tengah menyodorkan sejumlah pertanyaan kuis yang harus dijawab mahasiswa manajemen Fakultas Ekonomi

Unpad. Salah seorang mahasiswanya,
Esa, tampak bergegas menyelesaikan
soal. "Kalau tidak lulus mata kuliah
prasyarat ini, saya tidak bisa masuk
Manajemen Syariah," ujar mahasiswi
Manajemen angkatan 2008 ini. Untuk masuk ke jurusan yang baru dibuka semester ganjil2009 ini ada tiga
mata kuliah bebas yang wajib diambil
salah satunya sebagai prasyarat antara
lain bahasa Arab. "Bahasa Arab penting untuk memahami istilah-istilah
yang digunakan ekonomi syariah,"
ujar Yunizar,Ph.D., Ketua Konsentrasi
Manajemen Syariah FE Unpad saat
ditemui kampus, Selasa(8/12).
Konsentrasi (selevel di bawah prodO manajemen syariah di FE Unpad
diklaim sebagai satu-satunya konsentrasi manajemen pertama yang berbasis syariah di perguruan tinggi negeri
Indonesia. Kehadirannya berbarengan
dengan dibukanya peminatan Akuntansi Syariah dan Ilmu Studi Pembangunan 2Y:ri~ ~ fakultas..xangsam~

sehingga Prof. Emi Tisnawati Sule,
Dekan FE Unpad, Kamis (I0/12)mengatakan,"Hingga saat ini kami merupakan fakultas di P1N yang paling

lengkap menyediakan kekhususan
syariah dari S-l hingga taraf S-3 yang
kini tengah penjajakan kerjasama untuk kerja sarna dual degreedengan
University of Abu Dhabi dan
Univ.King Abdul AzizJeddah." Di
kampus yang banyak menghasilkan
ekonom penting negeri ini, gema
ekonomi syariah mulai terasa semenjak dukungan yang diberikan terhadap
pendirian bank muamalat Indonesia,
seiring itu pula telah puluhan skripsi
dan tesis mahasiswa S-1 dan S-2
dibuat dengan tema ekonomi Islam.
Bak gayung bersambut, di awal mileniurn kedua beberapa unit bank syariah
mulai berdiri. Saat itulah, menurut
Emi, Bank Indonesia dan beberapa
direktur bank tersebut meminta lang-.
sung tenaga kerja ke fakultasnya.
"Bahkan saat itu, ada unit bank syariah yang minta, siapa saja mahasiswa
ekonomi yang mendalami syariah
akan langsung diterima tanpa tes,"

ujar Emi. Melihat gelagat itu, pada
tahun 2003, FE Unpad bekerja sarna
dengan Bank Indonesia memuruskan
membuka mata kuliah baru, Ekonomi
Syariah. Di luar duga~, peminatnya
membeludak. Sejak saat itu dilakukanlah pengkajian ekonomi syariah secara keilmuan hingga dibukanya
kekhususan di FE.
Beranjak ke kampus Bumi Siliwangi
UPI, aroma syariah sudah tercium dari
visi dan misi Fakultas Pendidikan Bisnis dan Ekonomi (FPBE). "Menjadi
fakultas pelopor dan unggul dalam
penyelenggaraan pendidikan disiplin
ilmu ekonomi dan bisnis berbasis
ekonomi syariah" visi fakultas termuda
di uPt ini berbunyi. Sayangnya, baru
dua mata kuliah yaitu pengantar
ekonomi syariah dan perbankan syariah yang telah diadopsi semua jurusan
di bawah Fakultas Pendidikan Bisnis
dan EkQnomi (FPBE). Menurut Dr.


Kliolnn

---

Hllmn60% per tahunnya, total aset
dari tahun 2000 yang hanya Rp 1,2
triliun kini bertambah hingga Rp 57
triliun. Hal ini berimbas pada penyerapan tenaga kerja, dari sumber yang
sarna, angka pertumbuhan pegawai
perbankan syariah meningkat sebesar
rata-rata 22,8% per tahunnya dalam
empat tahun terakhir. Seiring peningkatan pertumbuhan jumlah kantor perbankan syariah yang rata-rata
peningkatannya sebesar 23,8%.
Belumlagidenganrencana spinoff
(pelepasan) unit usaha syariah di beberapa bank terkemuka menjadi bank
syariah umum di awa12010. "Tenaga

yangdibutuhkan banyak,indikasinya
dari fenomena tenaga kerja syariah
yang bisa berpindah Bank hingga

enam kali," ujar Rukmana Ketua Spin
Off Bank Jabar Banten Syariah,
Ahad(13/12). Fenomena hijacktenaga kerja ini menurut Rukmana terjadi
karena keterbatasan tenaga kerja
terutama di level manajemen. "Kebutuhan akan terus membesar karena
dorongan masyarakat terhadap syariah
juga semakin besar. Hal ini karena keberpihakannya pada sektor rill bukan
konsumtif," tuturnya.
Hal ini diamini Oisman,"Tidak bisa
dibendung, kita pun sudah mengkaji
seeara ilmiah, ekonomi syariah kedepannya semakin dirasa coeok untuk
keadilan ekonomi dan akan semakin
dibutuhkan," ujar Oisman.
Berkembangnya sektor perbankan
syariah tentunya berasal dari minat
masyarakat terhadap ekonomi berlandas syariah (hukum sesuai Alquran
dan As Sunnah) yang di satu sisi
merupakan peningkatan kesadaran religi seiring diharamkannya praktik perbankan ribawi melalui fatwa MUI
tahun 2005. Oi sisi lain, mengutip
makalah K.H. Oidin Hafidhuddin, disadari pula bahwa ekonomi konvensional yang berlandaskan pada sistem

ribawi, ternyata banyak memiliki kekeliruan dan kesalahan dalam sejumlah
premisnya. Terutama rasionalitas ekonomi yang telah mengabaikan moral.
Para pakar ekonomi seperti Fritjop
Chapra dalam bukunya, The Turning
Point, Science, Societyand The Rising
Culture dan Ervin Lasziodalam 3rd
Millenium, The Challengeand The Vision, mengungkapkan bahwa kelemahan dan kekeliruan itulah yang antara
lain menyebabkan ekonomi (konvensional) tidak berhasil menciptakan
keadilan ekonomi dan kesejahteraan
bagi umat manusia. Mereka menegaskan bahwa untuk memperbaiki keadaan ini, tidak ada jalan lain keeuali
mengubah paradigma dan visi, yaitu
melakukan satu titik balik peradaban.

-- -

Ini dipahami pula oleh para ahli
ekonomi di Indonesia, "Terutama pasea badai ekonomi derivatif yang melanda ekonomi Amerika dan dunia
tahun lalu," ujar Prof. Erni.
Ruh syariah
Bagai menemukan minyak di tengah padang pasir, kemajuan syariah

selayaknya jangan melulu dilihat dari
sisi peluang bisnis dan pangsa pasar
yang besar, "Frame berpikirnya harus
beda dengan konvensional. Ekonomi
ini intinya berpihak kepada yang
lemah," ujar Dr. Yan Orgianus, Dosen
Pascasarjana Ekonomi Syariah Unisba
dan ketua Lembaga Pengkajian
Ekonomi Syariah (LPES) Salman
ITB, Senin (14/12). Yan seolah
mengingatkan, seiring dengan tren
global bergairahnya ekonomi khususnya perbankan syariah bahwa jangan
sampai terjadi euforia yang melupakan
ruh syariah itu sendiri. "Mentalnya
jangan jadi kapitalis, Ekonomi Islam
itu banyak-banyak memberikan benefit (manfaat dulu) bukan profit! Profit
datang menyusul," ungkap Yan.
Ruh ini sedikit demi sedikit tampak
pula diadopsi seperti diungkapkan Dr.
Yunizarpada Manajemen Syariah.
"Peneapaian manajemen insani kita
bukan berdasar pada harta dan kedudukan sosial di masyarakat, tetapi
seperti diungkapkan Al Ghozali,
berdasar pada mahabbah(einta), khouf
(takut), dan roja' (berharap) kepada
Allah," ungkapnya. Maka tidak heran
bila di perkuliahan Dr. Yunizar selalu
dimulai dan diakhiri doa. "~ita mengajarkan mereka pula untuk antikorupsi
karena hadis nabi melarang keras
suap-menyuap," ujarnya. Selain tiga
kampus tadi ada, sudah 55 kampus di
Indonesia terakumulasi yang membuka program studi ekonomi Islam/syariah. Kampus mana lagi yang akan
menyongsong era ekonomi baru
"peneerahan" ini?***
heykal sya'ban
!