TINJAUAN YURIDIS JASA PENGANGKUTAN TAKSI DI BANDARA YANG TIDAK MENGGUNAKAN ARGOMETER BERDASARKAN PERATURAN PEMERINTAH NO. 74 TAHUN 2014 TENTANG ANGKUTAN JALAN DIHUBUNGKAN DENGAN PERLINDUNGAN KONSUMEN.

TINJAUAN YURIDIS JASA PENGANGKUTAN TAKSI DI BANDARA
YANG TIDAK MENGGUNAKAN ARGOMETER BERDASARKAN
PERATURAN PEMERINTAH NO. 74 TAHUN 2014 TENTANG
ANGKUTAN JALAN DIHUBUNGKAN DENGAN PERLINDUNGAN
KONSUMEN

Megawati Sitanggang
110110120352

ABSTRAK

Taksi yang merupakan salah satu jenis transportasi yang
penentuan tarifnya di tentukan dengan menggunakan argometer. Salah
satu kegiatan operasional taksi berada di bandara udara. Dalam
praktiknya taksi yang beroperasi di beberapa bandara di Indonesia tidak
menggunakan argometer dan hanya di kuasai oleh satu penyedia jasa
transportasi yang mengakibatkan masyarakat tidak memiliki pilihan
transportasi untuk meninggalkan bandara dan menimbulkan keresahan.
Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini adalah Untuk mengetahui dan
menganalisis perlindungan hukum terhadap konsumen akan pelayanaan
jasa pengangkutan taksi di bandara yang tidak menggunakan argometer

berdasarkan peraturan pemerintah No. 74 Tahun 2014 Tentang Tentang
Angkutan Jalan dihubungkan dengan Undang-Undang No. 8 Tahun 1999
Tentang Perlindungan Konsumen dan Untuk mengetahui dan
menganalisis bagaimana tanggung jawab pelaku usaha akan pelayanan
jasa pengangkutan taksi di bandara yang tidak menggunakan argometer
berdasarkan peraturan pemerintah No. 74 Tahun 2014 Tentang Tentang
Angkutan Jalan dihubungkan dengan Undang-Undang No. 8 Tahun 1999
Tentang Perlindungan Konsumen.
Metode pendekatan yang digunakan adalah metode pendekatan
yuridis normatif, yaitu penelitian hukum yang dilakukan dengan cara
meneliti bahan pustaka atau data sekunder belaka. sumber data
difokuskan pada data sekunder yang terdiri dari bahan hukum primer,
bahan hukum sekunder atau data tertier.
Hasil dari penelitian ini adalah: pertama perlindungan hukum bagi
konsumen adalah pemenuhan hak konsumen yaitu hak untuk
mendapatkan advokasi, perlindungan dan upaya penyelesaian sengketa
konsumen secara patut. Kedua, tanggung jawab pelaku usaha
dibebankan kepada perusahaan taksi dan merupakan tanggung jawab
tersebut merupakan tanggung jawab praduga selalu bertanggung jawab.


iv