KEDUDUKAN HUKUM AHLI WARIS BERALIH AGAMA TERHADAP HARTA WARISAN MENURUT HUKUM ADAT BALI DI KECAMATAN KINTAMANI KABUPATEN BANGLI-BALI.

KEDUDUKAN HUKUM AHLI WARIS BERALIH AGAMA TERHADAP
HARTA WARISAN MENURUT HUKUM ADAT BALI DI KECAMATAN
KINTAMANI KABUPATEN BANGLI-BALI
ABSTRAK
Dimas Rapanta Ariseda
110110100157
Hukum Waris Adat Bali memberikan pandangan bahwa anak laki-laki
berhak mendapatkan harta waris sepenuhnya sesuai dengan sistem
kekerabatan patrilineal. Anak laki-laki dianggap dapat menjadi kepala
keluarga bagi penerusnya dan memiliki tanggung jawab besar untuk
melanjutkan kehidupan keluarganya. Hukum waris sangat erat dan
berhubungan dengan kehidupan manusia karena terkait harta kekayaan
antara manusia yang satu dengan yang lainnya. Oleh sebab itu hal-hal
tersebut secara langsung akan menentukan kedudukan ahli waris terutama
yang dibahas dalam penelitian ini mengenai kedudukan hukum ahli waris
beralih agama terhadap harta warisan menurut Hukum Adat Bali. Tujuan
penelitian ini adalah untuk memahami akibat yang timbul bagi seorang ahli
waris beralih agama dan menentukan cara pembagian ahli waris beralih
agama menurut Hukum Adat Bali.
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini bersifat
deskriptif analitis, melalui analisis dengan menggunakan data-data dan teoriteori yang berkaitan, terutama mengenai akibat hukum apabila ahli waris

melakukan peralihan agama menurut hukum adat di Bali. Pendekatan yang
dilakukan dalam penelitian ini adalah yuridis normatif dengan tahap penelitian
melalui penelitian kepustakaan analisis data yang dilakukan dengan metode
yuridis kualitatif yaitu data-data yang telah diperoleh dianalisis, untuk
mengungkapan kenyataan yang ada sesuai hasil penelitian dengan
penjelasan-penjelasan yang tidak dapat diwujudkan dalam bentuk angkaangka dan untuk menambah lengkapnya skripsi juga dilakukan wawancara
dengan pihak yang berkaitan dengan skripsi ini.
Hasil yang diperoleh dari penelitian ini bahwa kedudukan hukum
pewarisan yang ditimbulkan dari persoalan ahli waris yang melakukan
perpindahan agama dalam hubungan dengan hak dan kewajibankewajibanya sebgai ahli waris menurut hukum adat Bali terhadap hubungan
keluarganya tidak terputus, hal tersebut disebabkan adanya kebijaksanaan
dan kesadaran masing-masing pihak yaitu pihak orang tua dan pihak yang
melakukan peralihan agama. Ahli waris yang melakukan peralihan agama
dalam haknya untuk mewaris menyebabkan kehilangan hak dari pewaris,
pewarisan dalam sistem waris adat Bali sangat erat kaitannya dengan sistem
keagamaan khususnya agama Hindu. Seperti halnya harus melakukan
proses penguburan mayat atau pengabenan orang tuanya kemudian
langsung ke tahap proses pembagian warisan bagi ahli waris yang
ditinggalkan.


iv