Kedudukan Ahli Waris Yang Beralih Agama Dalam Hal Pewarisan Berdasarkan Hukum Adat Bali Di Kodya Denpasar dan Di Kabupaten Tingkat II Badung.
KEDUDUKAN AHLI WARIS YANG BERALIH AGAMA DALAM HAL
PEWARISAN BERDASARKAN HUKUM ADAT BALI DI KODYA
DENPASAR DAN DI KABUPATEN DAERAH TINGKAT II BADUNG
ABSTRAK
Marsha Frieda Ester Lumban Tobing
110110080245
Hukum waris adat yang merupakan ketentuan tersendiri tentang
sistem kewarisan, asas-asas hukum waris, harta warisan dan ahli waris,
dengan memperhatikan sistem kekeluargaan, garis keturunan dan
perkawinan. Hukum waris sangat erat hubungannya dengan kehidupan
manusia karena terkait dengan harta kekayaan dan manusia yang satu
dengan yang lainnya. Hal-hal tersebut menentukan kedudukan dan
penentuan hak dan kewajiban ahli waris terutama yang dibicarakan dalam
penelitian ini yang menyangkut mengenai akibat hukum pewarisan terhadap
ahli waris yang beralih agama berdasarkan hukum adat di Bali.
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini bersifat
deskriptif analitis, melalui analisis dengan menggunakan data-data dan teoriteori yang berkaitan, terutama mengenai akibat hukum apabila ahli waris
beralih agama menurut hukum waris adat Bali. Pendekatan yang dilakukan
dalam penelitian ini adalah yuridis normatif dengan tahap penelitian melalui
penelitian kepustakaan Analisis data yang dilakukan dengan metode yuridis
kualitatif yaitu data-data yang telah diperoleh dianalisis, untuk
mengungkapkan kenyataan yang ada sesuai hasil penelitian dengan
penjelasan-penjelasan yang tidak dapat diwujudkan dalam bentuk angkaangka dan untuk menambah lengkapnya skripsi juga dilakukan wawancara
dengan pihak yang berkaitan dengan skripsi ini.
Hasil yang diperoleh bahwa kedudukan hukum pewarisan yang
ditimbulkan dari persoalan ahli waris yang beralih agama dalam
hubungannya dengan hak dan kewajiban-kewajibannya sebagai ahli waris
berdasarkan hukum adat Bali terhadap hubungan kekeluargaanya tidak
terputus disebabkan oleh kesadaran dan kebijaksanaan masing-masing
pihak yaitu pihak orang tua dan anak yang beralih agama. Ahli waris yang
beralih agama dalam haknya untuk mewaris menyebabkan kehilangan hak
mewaris dari pewaris, karena pewarisan dalam sistem waris adat di Bali
berhubungan erat dengan keagamaan seperti halnya ahli waris berkewajiban
untuk melakukan pembakaran mayat (pengabenan) orang tuanya. Sarannya,
semua desa di Bali untuk menjamin kepastian hukum dengan menyuratkan
semua awig-awig agar dirumuskan salah satu ketentuan dengan tegas
tentang kedudukan ahli waris yang beralih agama baik dalam keluarga
sendiri maupun dalam desanya.
v
PEWARISAN BERDASARKAN HUKUM ADAT BALI DI KODYA
DENPASAR DAN DI KABUPATEN DAERAH TINGKAT II BADUNG
ABSTRAK
Marsha Frieda Ester Lumban Tobing
110110080245
Hukum waris adat yang merupakan ketentuan tersendiri tentang
sistem kewarisan, asas-asas hukum waris, harta warisan dan ahli waris,
dengan memperhatikan sistem kekeluargaan, garis keturunan dan
perkawinan. Hukum waris sangat erat hubungannya dengan kehidupan
manusia karena terkait dengan harta kekayaan dan manusia yang satu
dengan yang lainnya. Hal-hal tersebut menentukan kedudukan dan
penentuan hak dan kewajiban ahli waris terutama yang dibicarakan dalam
penelitian ini yang menyangkut mengenai akibat hukum pewarisan terhadap
ahli waris yang beralih agama berdasarkan hukum adat di Bali.
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini bersifat
deskriptif analitis, melalui analisis dengan menggunakan data-data dan teoriteori yang berkaitan, terutama mengenai akibat hukum apabila ahli waris
beralih agama menurut hukum waris adat Bali. Pendekatan yang dilakukan
dalam penelitian ini adalah yuridis normatif dengan tahap penelitian melalui
penelitian kepustakaan Analisis data yang dilakukan dengan metode yuridis
kualitatif yaitu data-data yang telah diperoleh dianalisis, untuk
mengungkapkan kenyataan yang ada sesuai hasil penelitian dengan
penjelasan-penjelasan yang tidak dapat diwujudkan dalam bentuk angkaangka dan untuk menambah lengkapnya skripsi juga dilakukan wawancara
dengan pihak yang berkaitan dengan skripsi ini.
Hasil yang diperoleh bahwa kedudukan hukum pewarisan yang
ditimbulkan dari persoalan ahli waris yang beralih agama dalam
hubungannya dengan hak dan kewajiban-kewajibannya sebagai ahli waris
berdasarkan hukum adat Bali terhadap hubungan kekeluargaanya tidak
terputus disebabkan oleh kesadaran dan kebijaksanaan masing-masing
pihak yaitu pihak orang tua dan anak yang beralih agama. Ahli waris yang
beralih agama dalam haknya untuk mewaris menyebabkan kehilangan hak
mewaris dari pewaris, karena pewarisan dalam sistem waris adat di Bali
berhubungan erat dengan keagamaan seperti halnya ahli waris berkewajiban
untuk melakukan pembakaran mayat (pengabenan) orang tuanya. Sarannya,
semua desa di Bali untuk menjamin kepastian hukum dengan menyuratkan
semua awig-awig agar dirumuskan salah satu ketentuan dengan tegas
tentang kedudukan ahli waris yang beralih agama baik dalam keluarga
sendiri maupun dalam desanya.
v