EKSPERIMEN PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN QUANTUM TEACHING DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR SISWA DI SMP NEGERI I SARANG.
EKSPERIMEN PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN
MENGGUNAKAN PENDEKATAN QUANTUM TEACHING DITINJAU
DARI MOTIVASI BELAJAR SISWA
DI SMP NEGERI I SARANG
SKRIPSI
Untuk memenuhi sebagian persyaratan
guna mencapai derajat sarjana S-1
jurusan pendidikan matematika
OLEH :
KURNIANI SATIVA SARI
A 410 050 128
JURUSAN MATEMATIKA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2009
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pembelajaran merupakan suatu proses yang rumit karena tidak sekedar
menyerap informasi dari guru tetapi melibatkan berbagai kegiatan dan
tindakan yang harus dilakukan untuk mendapatkan prestasi belajar yang baik.
Salah satu kegiatan pembelajaran yang menekankan berbagai kegiatan dan
tindakan yaitu menggunakan pendekatan tertentu dalam pembelajaran.
Pendekatan dalam pembelajaran merupakan cara yang teratur untuk mencapai
tujuan
pembelajaran
dan
untuk
memperoleh
kemampuan
dalam
mengembangkan aktivitas belajar yang dilakukan.
Berbagai faktor yang perlu diperhatikan oleh seorang guru dalam
menyelenggarakan pembelajaran. Menurut Dimyati dan Mudjiono (1999)
faktor-faktor yang penting yang harus dipertimbangkan seorang guru dalam
menyelenggarakan kegiatan pembelajaran adalah karakteristik mata pelajaran
yang mencakup isi pelajaran
Matematika merupakan salah satu ilmu dasar (basic of science) atau
ilmu murni yang kini telah berkembang pesat baik materi maupun
kegunaannya (Junaedi, 1999 : 4). Pengetahuan matematika merupakan salah
satu cabang ilmu pengetahuan yang sangat pesat perkembangannya.
Disamping itu matematika berfungsi untuk mengembangkan kemampuan
berhitung, mengukur, menurunkan, menggunakan rumus matematika yang
diperlukan dalam kehidupan sehari-hari.
Rendahnya kualitas pendidikan di Indonesia salah satu dikarenakan
pandangan yang keliru terhadap jalannya pembelajaran matematika didalam
kelas . Banyak siswa yang tidak tertarik mengikuti pelajaran matematika
karena bosan maupun mengantuk. Sebenarnya tidak ada pelajaran yang
membosankan yang benar adalah gurunya yang membosankan karena tidak
mengerti
cara
menyajikan
materi
matematika
yang
baik,
santai,
menyenangkan dan menarik minat dan perhatian siswa.
Prestasi belajar siswa merupakan hasil yang telah dicapai dalam diri
siswa. Dalam pendidikan matematika prestasi belajar tidak hanya berupa
kemampuan mengerti matematika sebagai pengetahuan tetapi juga aspek
sikap matematika.
Menurut Putu Suharta(2002) dalam pembelajaran
matematika selama ini hanya dijadikan tempat mengaplikasikan konsep siswa
dengan pembelajaran matematika dikelas. Akibatnya siswa mengalami
kesulitan untuk mengaplikasikan matematika dalam kegiatan sehari-hari.
Lilis(2002:
28)
mengatakan
bahwa
rendahnya
prestasi
matematika
dipengaruhi oleh faktor minat dan usaha, faktor intelegensi, faktor kesiapan
belajar dan faktor fisiologi.
Soejadi dalam Amin Fauzi (2001: 176) mengatakan bahwa penyebab
kesulitan belajar bisa bersumber dari dalam diri siswa maupun dari luar diri
siswa misalnya cara penyajian materi pelajaran atau suasana pembelajaran
yang dilaksanakan. Soejadi dalam Amin Fauzi (2001: 178) menyarankan
untuk memilih suatu strategi yang dapat mengaktifkan siswa dalam belajar.
Strategi tersebut bertumpu pada dua hal yaitu optimalisasi seluruh indra,
emosi, karsa, karya dan nalar.
Berdasarkan hasil pengamatan dilapangan pelajaran matematika adalah
pelajaran yang paling tidak disukai oleh kebanyakan siswa. Hal ini dapat
dilihat pada hasil nilai rapor yang diperoleh siswa yaitu menunjukkan bahwa
nilai pelajaran matematika masih kurang baik dibanding dengan pelajaran
yang lain. Ini disebabkan oleh kurangya motivasi dan minat belajar
matematika pada diri siswa, serta penerapan pendekatan pembelajaran yang
kurang sesuai dengan materi.
Motivasi adalah prasyarat utama dalam pembelajaran tanpa motivasi
maka prestasi belajar yang dicapai tidak akan optimal dan motivasi sendiri
merupakan dorongan yang timbul dari dalam diri sendiri atau ditimbulkan
oleh lingkungan sekitar. Sardiman (2001: 37) memperkuat tentang pentingnya
motivasi dengan menyatakan bahwa ada faktor-faktor psikologi dalam belajar
yang menyebabkan pembelajaran akan berhasil baik jika disebabkan oleh
faktor-faktor psikologi dari diri pelajar sendiri. Salah satu faktor psikologi itu
adalah motivasi.
Motivasi adalah suatu keinginan atau dorongan untuk melakukan
sesuatu dengan tujuan untuk mencapai hasil yang akan dicapai. Dalam hal ini
tujuan yang akan dicapai adalah tujuan dari pembelajaran. Motivasi
merupakan faktor intern yang ada pada diri siswa dengan adanya motivasi
yang tinggi diharapkan dapat meningkatkan prestasi belajar matematika,
karena pada dasarnya motivasi sangat berperan dalam perolehan prestasi
belajar pada diri siswa
Pendekatan pembelajaran yang digunakan guru dalam mengajar yang
efektif adalah jika pengaruh dari pembelajaran itu dapat menumbuhkan dan
mencerahkan gairah serta dorongan siswa untuk aktif. Dalam penyampaian
materi matematika guru harus bisa mengembangkan materi yang akan
diajarkan menjadi materi yang sangat menarik sebab secara realitas seorang
siswa yang belajar itu pada dasarnya adalah mencari hubungan antara hal
yang dipelajari dengan yang telah dimiliki, dialami atau dikuasai siswa.
Pendekatan pembelajaran konvensional sudah tidak sesuai dengan
tuntutan zaman. Karena pembelajaran yang dilakukan dengan pembelajaran
konvensional adalah siswa dalam mempelajari ilmu, sebagian besar diperoleh
dari guru. Siswa tidak diberi kesempatan yang luas untuk aktif mengkontruksi
pengetahuannya. Pembelajaran konvensional tersebut dimungkinkan akan
menimbulkan sikap dan tingkah laku yang pasif dalam menghadapi tantangan
zaman, karena dalam pembelajaran tersebut siswa kurang mendapat perhatian
untuk belajar secara mandiri, kreatif dan tanggung jawab.
Salah satu pendekatan pembelajaran untuk mengantisipasi kelemahan
pendekatan
pembelajaran konvensional adalah menggunakan pendekatan
pembelajaran quantum teaching. Pembelajaran dengan pendekatan quantum
teaching dapat meningkatkan motivasi dan keaktifan siswa. Dengan
pembelajaran quantum teaching ini rasa kebersamaan siswa akan tumbuh
dengan sendirinya karena siswa dituntut untuk bisa menghargai orang lain
dan dapat bekerja sama dalam suatu kelompok. Quantum teaching
menanamkan motivasi dan minat belajar dengan menggunakan kerangka
rancangan yang disingkat dengan TANDUR.
Dalam suatu kelas dengan quantum teaching telah diterapkan kerangka
rancangan pembelajaran (tandur) yang meliputi: Tumbuhkan minat dengan
memuaskan, Alami dengan menyediakan pengalaman yang dapat dimengerti
siswa, Namai dengan menyediakan konsep, model, rumus dan strategi,
Demonstrasi dengan menunjukkan bahwa mereka tahu, Ulangi dengan
menunjukkan siswa cara-cara mengulang materi, Rayakan dengan pengakuan
untuk penyelasaian dan partisipasi.
Dengan menggunakan pendekatan quantum teaching diharapkan dapat
meningkatkan motivasi dan minat siswa untuk belajar matematika.
B. Identifikasi Masalah
Berkaitan dengan prestasi belajar dapat diidentifikasi:
1. Masih rendahnya prestasi belajar siswa pada mata pelajaran matematika
2. Kurang tepatnya pemilihan pendekatan pembelajaran yang digunakan
seorang guru matematika dalam menyampaikan materi.
3. Proses pembelajaran matematika masih cenderung konvensional.
4. Banyaknya anggapan bahwa matematika merupakan mata pelajaran yang
sulit dan membosankan.
5. Fasilitas belajar seperti buku paket siswa, laboratorium, ruang belajar,
audio visual belum lengkap.
C. Pembatasan Masalah
Permasalahan yang di kaji dalam penelitian ini di fokuskan pada prestasi
belajar menggunakan pendekatan quantum teaching dengan prestasi belajar
menggunakan pendekatan konvensional sehingga interaksi antara guru dan
siswa sangat penting, dan didukung oleh motivasi belajar siswa. Motivasi
diklasifikasikan menjadi motivasi tinggi, motivasi sedang dan motivasi
rendah.
D. Perumusan Masalah
Permasalahan dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:
1. Apakah ada perbedaan prestasi belajar matematika dengan pembelajaran
menggunakan
pendekatan
quantum
teaching
dan
pendekatan
konvensional?
2. Apakah ada perbedaan prestasi belajar matematika dilihat dari motivasi
belajar siswa?
3. Apakah ada interaksi penggunaan pendekatan pembelajaran dan motivasi
belajar siswa terhadap prestasi belajar matematika siswa?
E. Tujuan Penelitian
1. Mengetahui perbedaan pemilihan pendekatan pembelajaran terhadap
prestasi belajar matematika.
2. Mengetahui perbedaan prestasi belajar matematika dilihat dari motivasi
belajar matematika.
3. Mengetahui interaksi pendekatan pembelajaran dan motivasi belajar siswa
terhadap prestasi belajar matematika.
F. Manfaat Penelitian
1. Manfaat secara teoritis
Secara teoritis penelitian diharapkan mampu memberikan sumbangan
terhadap pembelajaran matematika khususnya untuk meningkatkan
kemampuan berfikir kritis.
2. Manfat secara praktis
a. Bagi guru
Sebagai bahan masukan dan pertimbangan untuk meningkatkan prestasi
belajar
siswa
melalui
penggunaan
dan
pemilihan
pendekatan
pembelajaran.
b. Bagi siswa
Sebagai pemacu motivasi sehingga siswa dapat belajar matematika
dengan giat.
c. Bagi sekolah
Penelitian ini
diharapkan
dapat
memberikan
informasi
dalam
penggunaan pendekatan pembelajaran sehingga mampu meningkatkan
kualitas pembelajaran matematika di sekolah.
MENGGUNAKAN PENDEKATAN QUANTUM TEACHING DITINJAU
DARI MOTIVASI BELAJAR SISWA
DI SMP NEGERI I SARANG
SKRIPSI
Untuk memenuhi sebagian persyaratan
guna mencapai derajat sarjana S-1
jurusan pendidikan matematika
OLEH :
KURNIANI SATIVA SARI
A 410 050 128
JURUSAN MATEMATIKA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2009
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pembelajaran merupakan suatu proses yang rumit karena tidak sekedar
menyerap informasi dari guru tetapi melibatkan berbagai kegiatan dan
tindakan yang harus dilakukan untuk mendapatkan prestasi belajar yang baik.
Salah satu kegiatan pembelajaran yang menekankan berbagai kegiatan dan
tindakan yaitu menggunakan pendekatan tertentu dalam pembelajaran.
Pendekatan dalam pembelajaran merupakan cara yang teratur untuk mencapai
tujuan
pembelajaran
dan
untuk
memperoleh
kemampuan
dalam
mengembangkan aktivitas belajar yang dilakukan.
Berbagai faktor yang perlu diperhatikan oleh seorang guru dalam
menyelenggarakan pembelajaran. Menurut Dimyati dan Mudjiono (1999)
faktor-faktor yang penting yang harus dipertimbangkan seorang guru dalam
menyelenggarakan kegiatan pembelajaran adalah karakteristik mata pelajaran
yang mencakup isi pelajaran
Matematika merupakan salah satu ilmu dasar (basic of science) atau
ilmu murni yang kini telah berkembang pesat baik materi maupun
kegunaannya (Junaedi, 1999 : 4). Pengetahuan matematika merupakan salah
satu cabang ilmu pengetahuan yang sangat pesat perkembangannya.
Disamping itu matematika berfungsi untuk mengembangkan kemampuan
berhitung, mengukur, menurunkan, menggunakan rumus matematika yang
diperlukan dalam kehidupan sehari-hari.
Rendahnya kualitas pendidikan di Indonesia salah satu dikarenakan
pandangan yang keliru terhadap jalannya pembelajaran matematika didalam
kelas . Banyak siswa yang tidak tertarik mengikuti pelajaran matematika
karena bosan maupun mengantuk. Sebenarnya tidak ada pelajaran yang
membosankan yang benar adalah gurunya yang membosankan karena tidak
mengerti
cara
menyajikan
materi
matematika
yang
baik,
santai,
menyenangkan dan menarik minat dan perhatian siswa.
Prestasi belajar siswa merupakan hasil yang telah dicapai dalam diri
siswa. Dalam pendidikan matematika prestasi belajar tidak hanya berupa
kemampuan mengerti matematika sebagai pengetahuan tetapi juga aspek
sikap matematika.
Menurut Putu Suharta(2002) dalam pembelajaran
matematika selama ini hanya dijadikan tempat mengaplikasikan konsep siswa
dengan pembelajaran matematika dikelas. Akibatnya siswa mengalami
kesulitan untuk mengaplikasikan matematika dalam kegiatan sehari-hari.
Lilis(2002:
28)
mengatakan
bahwa
rendahnya
prestasi
matematika
dipengaruhi oleh faktor minat dan usaha, faktor intelegensi, faktor kesiapan
belajar dan faktor fisiologi.
Soejadi dalam Amin Fauzi (2001: 176) mengatakan bahwa penyebab
kesulitan belajar bisa bersumber dari dalam diri siswa maupun dari luar diri
siswa misalnya cara penyajian materi pelajaran atau suasana pembelajaran
yang dilaksanakan. Soejadi dalam Amin Fauzi (2001: 178) menyarankan
untuk memilih suatu strategi yang dapat mengaktifkan siswa dalam belajar.
Strategi tersebut bertumpu pada dua hal yaitu optimalisasi seluruh indra,
emosi, karsa, karya dan nalar.
Berdasarkan hasil pengamatan dilapangan pelajaran matematika adalah
pelajaran yang paling tidak disukai oleh kebanyakan siswa. Hal ini dapat
dilihat pada hasil nilai rapor yang diperoleh siswa yaitu menunjukkan bahwa
nilai pelajaran matematika masih kurang baik dibanding dengan pelajaran
yang lain. Ini disebabkan oleh kurangya motivasi dan minat belajar
matematika pada diri siswa, serta penerapan pendekatan pembelajaran yang
kurang sesuai dengan materi.
Motivasi adalah prasyarat utama dalam pembelajaran tanpa motivasi
maka prestasi belajar yang dicapai tidak akan optimal dan motivasi sendiri
merupakan dorongan yang timbul dari dalam diri sendiri atau ditimbulkan
oleh lingkungan sekitar. Sardiman (2001: 37) memperkuat tentang pentingnya
motivasi dengan menyatakan bahwa ada faktor-faktor psikologi dalam belajar
yang menyebabkan pembelajaran akan berhasil baik jika disebabkan oleh
faktor-faktor psikologi dari diri pelajar sendiri. Salah satu faktor psikologi itu
adalah motivasi.
Motivasi adalah suatu keinginan atau dorongan untuk melakukan
sesuatu dengan tujuan untuk mencapai hasil yang akan dicapai. Dalam hal ini
tujuan yang akan dicapai adalah tujuan dari pembelajaran. Motivasi
merupakan faktor intern yang ada pada diri siswa dengan adanya motivasi
yang tinggi diharapkan dapat meningkatkan prestasi belajar matematika,
karena pada dasarnya motivasi sangat berperan dalam perolehan prestasi
belajar pada diri siswa
Pendekatan pembelajaran yang digunakan guru dalam mengajar yang
efektif adalah jika pengaruh dari pembelajaran itu dapat menumbuhkan dan
mencerahkan gairah serta dorongan siswa untuk aktif. Dalam penyampaian
materi matematika guru harus bisa mengembangkan materi yang akan
diajarkan menjadi materi yang sangat menarik sebab secara realitas seorang
siswa yang belajar itu pada dasarnya adalah mencari hubungan antara hal
yang dipelajari dengan yang telah dimiliki, dialami atau dikuasai siswa.
Pendekatan pembelajaran konvensional sudah tidak sesuai dengan
tuntutan zaman. Karena pembelajaran yang dilakukan dengan pembelajaran
konvensional adalah siswa dalam mempelajari ilmu, sebagian besar diperoleh
dari guru. Siswa tidak diberi kesempatan yang luas untuk aktif mengkontruksi
pengetahuannya. Pembelajaran konvensional tersebut dimungkinkan akan
menimbulkan sikap dan tingkah laku yang pasif dalam menghadapi tantangan
zaman, karena dalam pembelajaran tersebut siswa kurang mendapat perhatian
untuk belajar secara mandiri, kreatif dan tanggung jawab.
Salah satu pendekatan pembelajaran untuk mengantisipasi kelemahan
pendekatan
pembelajaran konvensional adalah menggunakan pendekatan
pembelajaran quantum teaching. Pembelajaran dengan pendekatan quantum
teaching dapat meningkatkan motivasi dan keaktifan siswa. Dengan
pembelajaran quantum teaching ini rasa kebersamaan siswa akan tumbuh
dengan sendirinya karena siswa dituntut untuk bisa menghargai orang lain
dan dapat bekerja sama dalam suatu kelompok. Quantum teaching
menanamkan motivasi dan minat belajar dengan menggunakan kerangka
rancangan yang disingkat dengan TANDUR.
Dalam suatu kelas dengan quantum teaching telah diterapkan kerangka
rancangan pembelajaran (tandur) yang meliputi: Tumbuhkan minat dengan
memuaskan, Alami dengan menyediakan pengalaman yang dapat dimengerti
siswa, Namai dengan menyediakan konsep, model, rumus dan strategi,
Demonstrasi dengan menunjukkan bahwa mereka tahu, Ulangi dengan
menunjukkan siswa cara-cara mengulang materi, Rayakan dengan pengakuan
untuk penyelasaian dan partisipasi.
Dengan menggunakan pendekatan quantum teaching diharapkan dapat
meningkatkan motivasi dan minat siswa untuk belajar matematika.
B. Identifikasi Masalah
Berkaitan dengan prestasi belajar dapat diidentifikasi:
1. Masih rendahnya prestasi belajar siswa pada mata pelajaran matematika
2. Kurang tepatnya pemilihan pendekatan pembelajaran yang digunakan
seorang guru matematika dalam menyampaikan materi.
3. Proses pembelajaran matematika masih cenderung konvensional.
4. Banyaknya anggapan bahwa matematika merupakan mata pelajaran yang
sulit dan membosankan.
5. Fasilitas belajar seperti buku paket siswa, laboratorium, ruang belajar,
audio visual belum lengkap.
C. Pembatasan Masalah
Permasalahan yang di kaji dalam penelitian ini di fokuskan pada prestasi
belajar menggunakan pendekatan quantum teaching dengan prestasi belajar
menggunakan pendekatan konvensional sehingga interaksi antara guru dan
siswa sangat penting, dan didukung oleh motivasi belajar siswa. Motivasi
diklasifikasikan menjadi motivasi tinggi, motivasi sedang dan motivasi
rendah.
D. Perumusan Masalah
Permasalahan dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:
1. Apakah ada perbedaan prestasi belajar matematika dengan pembelajaran
menggunakan
pendekatan
quantum
teaching
dan
pendekatan
konvensional?
2. Apakah ada perbedaan prestasi belajar matematika dilihat dari motivasi
belajar siswa?
3. Apakah ada interaksi penggunaan pendekatan pembelajaran dan motivasi
belajar siswa terhadap prestasi belajar matematika siswa?
E. Tujuan Penelitian
1. Mengetahui perbedaan pemilihan pendekatan pembelajaran terhadap
prestasi belajar matematika.
2. Mengetahui perbedaan prestasi belajar matematika dilihat dari motivasi
belajar matematika.
3. Mengetahui interaksi pendekatan pembelajaran dan motivasi belajar siswa
terhadap prestasi belajar matematika.
F. Manfaat Penelitian
1. Manfaat secara teoritis
Secara teoritis penelitian diharapkan mampu memberikan sumbangan
terhadap pembelajaran matematika khususnya untuk meningkatkan
kemampuan berfikir kritis.
2. Manfat secara praktis
a. Bagi guru
Sebagai bahan masukan dan pertimbangan untuk meningkatkan prestasi
belajar
siswa
melalui
penggunaan
dan
pemilihan
pendekatan
pembelajaran.
b. Bagi siswa
Sebagai pemacu motivasi sehingga siswa dapat belajar matematika
dengan giat.
c. Bagi sekolah
Penelitian ini
diharapkan
dapat
memberikan
informasi
dalam
penggunaan pendekatan pembelajaran sehingga mampu meningkatkan
kualitas pembelajaran matematika di sekolah.