GAMBARAN IMT (INDEKS MASSA TUBUH) KATEGORI BERAT BADAN LEBIH DAN OBESITAS PADA MASYARAKAT BANJAR DEMULIH,KECAMATAN SUSUT, KABUPATEN BANGLI.

GAMBARAN IMT (INDEKS MASSA TUBUH) KATEGORI BERAT BADAN LEBIH
DAN OBESITAS PADA MASYARAKAT BANJAR DEMULIH,KECAMATAN SUSUT,
KABUPATEN BANGLI

Oleh
Dr. I Wayan Sugiritama,M.Kes
Dr. I G N Sri Wiyawan, M.Repro
Dr. I G K Arijana, Msi.Med
Dr. I G A Ratnayanti, M.Biomed

BAGIAN HISTOLOGI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS UDAYANA
TAHUN 2015
1

PENDAHULUAN
Masalah berat badan berlebih (overweight) dan kegemukan (obesitas) terjadi diseluruh
Negara di dunia termasuk Indonesia. Berdasarkan data Global Nutrition Report, sebanyak 10 %
penduduk dewasa di Indonesia mengalami berat badan berlebih (overweight), dan sebanyak 2 %
mengalami obesitas. (WHO,2007). Data dari Riskesdas Depkes RI tahun 2013, menunjukkan
bahwa prevalensi obesitas pada kelompok umur dewasa sebesar 15.4 % dan overweight sebesar

13.5 %. Jika prevalensi obesitas dan overweight digabungkan, maka prevalensi penduduk
Indonesia yang mengalami kelebihan berat badan sebesar 28.9 %.(Kemenkes RI,2013) Ini adalah
jumlah yang cukup besar karena lebih dari seperempat atau hampir sepertiga penduduk Indonesia
pada kelompok umur dewasa mengalami kelebihan berat badan.
Peningkatan prevalensi masyarakat yang mengalami overweight dan obesitas disebabkan
oleh perubahan gaya hidup masyarakat yaitu asupan energi yang berlebih dan aktivitas fisik yang
kurang. Overweight dan obesitas terjadi karena ketidak seimbangan antara energi yang
dikonsumsi dengan yang dikeluarkan. Saat ini masyarakat lebih banyak mengkonsumsi makanan
yang kaya energi seperti lemak dan gula, sedangkan aktivitas fisik rendah karena perubahan
moda transportasi dan tuntutan dari pekerjaan (Budiyanto, A K. 2002).
Overweight dan obesitas bisa diketahui dengan mengukur indeks massa tubuh (IMT),
yaitu dengan mengukur berat badan dan tinggi badan. IMT dihitung dengan membagi berat
badan (dalam kilogram) dengan kuadrat tinggi badan (dalam meter). Indeks massa tubuh ini
adalah indikator yang paling sering digunakan dan praktis untuk mengukur tingkat populasi
overweight dan obesitas pada orang dewasa. Berdasarkan klasifikasi Indeks Massa Tubuh (IMT)
menurut kriteria Asia Pasifik, seseorang dikatakan overweight jika memiliki IMT 23-24,9 dan
seseorang dikatakan obesitas jika memiliki IMT ≥ 25. Sedangkan menurut Depkes RI, Seseorang
dikategorikan overweight jika BMI > 25 dan obesitas jika BMI > 27. (Kemenkes RI,2013)
Ada beberapa faktor yang bisa mempengaruhi IMT, yaitu : (1)Usia, prevalensi obesitas
meningkat secara terus menerus dari usia 20-60 tahun. Setelah usia 60 tahun, angka obesitas

mulai menurun; (2) Jenis Kelamin, Pria lebih banyak mengalami overweight dibandingkan
wanita. Distribusi lemak tubuh juga berbeda pada pria dan wanita, pria cenderung mengalami
obesitas visceral dibandingkan wanita; (3) Genetik, beberapa studi membuktikan bahwa faktor
genetik dapat memengaruhi berat badan seseorang. Penelitian menunjukkan bahwa orangtua
obesitas menghasilkan proporsi tertinggi anak-anak obesitas; (4) Pola Makan, makanan siap saji
juga berkontribusi terhadap epidemi obesitas. Banyak keluarga yang mengonsumsi makanan siap
saji yang mengandung tinggi lemak dan tinggi gula. Alasan lain yang meningkatkan kejadian
obesitas yaitu peningkatan porsi makan ;(5)Aktivitas Fisik, saat ini level aktifitas fisik telah
menurun secara dramatis dalam 50 terakhir, seiring dengan pengalihan buruh manual dengan
mesin dan peningkatan penggunaan alat bantu rumah tangga, transportasi dan rekreasi. (Asil, E
et al.,2014)
IMT yang masuk kategori overweight dan obesitas mencerminkan adanya perubahan
komposisi tubuh. Tubuh terdiri dari massa lemak dan massa bebas lemak. Peningkatan IMT
mencerminkan terjadinya peningkatan proporsi massa lemak terhadap massa bebas lemak
2

tubuh. Hasil penelitian yang melibatkan 1114 responden dengan mengukur IMT dan prosentase
lemak tubuh, didapatkan hasil bahwa IMT memilki korelasi yang kuat dengan prosentase lemak
tubuh yang diukur dengan metode bioelectrical impedance. Korelasi BMI dengan prosentase
lemak tubuh dipengaruhi oleh umur dan jenis kelamin. (Chathuranga Ranasinghe et al.,2013)


Lemak tubuh disimpan sebagai jaringan adipose yang terdapat dibawah kulit (80-90 %
dari total lemak tubuh) dan organ dalam tubuh terutama jaringan adipose visceral (6-20% dari
total lemak tubuh) (Haupt A,et al.,2010). Umumnya wanita memiliki presentase lemak tubuh
yang lebih tinggi dari pria. Tempat penyimpanan lemak pada wanita banyak pada area glutealfemoral sedangkan pria pada area visceral atau abdomen. Hal ini disebabkan oleh perbedaan
hormonal pada pria dan wanita. (Canoy D,et al.,2007). Perbedaan ini juga menyebabkan
perbedaan bentuk tubuh antara pria dan wanita. Jika terjadi timbunan massa lemak, maka tubuh
wanita cenderung seperti buah pir (pear-shaped body type/pola gynoid) yang diakibatkan oleh
tumpukan lemak pada region paha dan pinggul, sedangkan pada pria akan cenderung berbentuk
seperti buah apel (apple-shaped body type/pola android) akibat timbunan massa lemak pada area
abdomen (Regitz-zagrosek,et al.,2006)
Overweight dan obesitas serta peningkatan komposisi lemak tubuh menyebabkan
peningkatan resiko untuk menderita penyakit degenerative yaitu diabetes mellitus dan hipertensi.
Penumpukan lemak pada tubuh, terutama lemak visceral akan meningkatkan resiko untuk
menderita penyakit kardiovaskular dan diabetes mellitus tipe 2 (Pischon T, et al.,2008).
Penumumpukan massa lemak tubuh pada overweight dan obesitas akan menyebabkan
peningkatan pelepasan asam lemak bebas (Free Fatty Acid/FFA) yang akan menghambat kerja
insulin sehingga terjadi kegagalan absorbsi glukosa ke dalam sel dan mengakibatkan
peningkatan kadar glukosa darah. Individu dengan obesitas dan overweight biasanya juga
memiliki asupan kalori yang berlebih, hal ini akan menyebabkan insulin yang diproduksi sel β

pankreas tidak cukup untuk mengimbangi asupan kalori yang tinggi, yang pada akhirnya akan
menyebabkan peningkatan kadar gula darah.( Kaban ,2007),
Hasil penelitian Persatuan Endokrinologi (PERKENI) Cabang Bali menunjukkan bahwa
jumlah penderita obesitas dan diabetes di daerah perkotaan hampir sama dengan daerah
pedesaan. Faktor lingkungan dan pola makan menjadi penyebab utama tingginya jumlah
penduduk dengan obesitas di daerah perkotaan. Tahun 2009, survey dilakukan terhadap 300
orang warga di banjar Legian Kuta, menunjukan 7,3% dari seluruh populasi yang diteliti
mengalami obesitas. (Suastika,2011)
Timbulnya diabetes mellitus juga sebagian besar disertai dengan hipertensi. Prevalensi
hipertensi pada penderita diabetes mellitus 1.5-3 kali lebih besar dibandingkan dengan non
diabetes mellitus. Hipertensi diperkirakan selalu hadir pada diagnosis Diabetes Melitus tipe 2,
dan mendahului perkembangan hiperglikemi yang seanjutnya berimplikasi pada perkembangan

3

pada komplikasi mikro atau makro vascular pada penderita Diabetes Melitus tipe 2 (Shaker &
Bannett,2004)
Pada penelitian ini akan dipelajari gambaran IMT kategori berat badan lebih dan obesitas pada
masyarakat Banjar Demulih, Kecamatan Susut, Kabupaten Bangli, yang bertujuan untuk
mengetahui prevalensi berat badan lebih dan obesitas dan deteksi dini faktor resiko penyakit

degeneratif di masyarakat.

Rumusan masalah
Bagaimanakah gambaran indeks massa tubuh (IMT) kategori berat badan lebih dan obesitas pada
masyarakat banjar Demulih ?

4

METODE DAN BAHAN
Metode penelitian ini adalah diskriptif kuantitatif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
gambaran Indeks Massa Tubuh (IMT) dengan memasukan data berat badan dalam satuan
kilogram dan tinggi badan dalam satuan meter kedalam rumus IMT. Hasil perhitungan IMT
kemudian akan dibandingkan dengan beberapa hasil penelitian yang sudah ada.
Data penelitian merupakan data sekunder yang diperoleh dari data pasien yang berpartisipasi
dalam kegiatan pengabdian masyarakat (P2M) pengobatan cuma-cuma yang diselenggarakan
oleh Bagian Histologi PSPD FK UNUD. P2M telah dilaksanakan di Balai Banjar Demulih pada
hari Jumat, tanggal 29 September 2015. Data pasien harus memenuhi syarat dibawah ini agar
bisa dipakai sebagai sampel :
1. Merupakan penduduk Banjar Demulih
2. Berusia dewasa (> 18 tahun)

3. Memiliki data sebagai berikut : berat badan, tinggi badan, dan umur.

HASIL
Karakteristik responden
Dalam penelitian ini yang menjadi responden adalah masyarakat banjar Demulih yang
menghadiri acara pengabdian masyarakat (P2M) oleh Bagian Histologi Program Studi
Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Udayana yang diselenggarakan pada hari
Jumat, tanggal 23 Oktober 2015. Dari 200 orang masyarakat yang hadir hanya 108 yang
memiliki data yang lengkap dan memenuhi criteria untuk menjadi sampel.
Sampel sebagian besar adalah wanita yaitu sebanyak 63 orang (58.3%), sedangkan pria sebanyak
45 orang (%). Sampel memiliki rerata umur 60.5 ±12.7 tahun, yang berarti sebagian besar
sampel termasuk dalam kelompok umur manula. Sebanyak 64 sampel memiliki usia 60 tahun
keatas (59%), yang masuk sebagai kategori manula/lansia menurup Depkes RI. Rentang usia
sampel sangat lebar, sampel termuda berumur 33 tahun dan yang paling tua 80 tahun. Berat
badan sampel memilki rerata 1.46±0.085 M dan berat badan dengan rerata 54.9312.23 kg. Tinggi
badan sampel rata-rata sebesar 1.46 ± 0.08 meter.
Indeks Massa Tubuh
Perhitungan Indeks Massa Tubuh dilakukan dengan memasukan data berat badan dalam satuan
kilogram, dibagi dengan tinggi badan dalam satuan meter kuadrat. Berikut ini adalah rumus
perhitungan IMT.


5

Berat badan (Kg)
IMT = ----------------------------------------[Tinggi badan (m)] 2
Klasifikasi IMT yang dipakai pada penelitian ini berdasarkan klasifikasi IMT dari Depkes RI,
yaitu :
Klasifikasi
Kurus
Normal
Berat Badan Lebih
Obesitas
Sumber : Kemenkes,2013

Indeks Massa Tubuh (IMT) (kg/m2)
IMT < 18,5
IMT ≥18,5 - 10% AKE, mengonsumsi karbohidrat
>55% AKE (Diana,R,2013)
Pada responden pria, proporsi kategori obesitas sebesar 22 persen dan berat badan lebih
20 persen (gambar2). Menurut data dari Depkes RI, prevalensi penduduk laki-laki dewasa

obesitas pada tahun 2013 sebanyak 19,7 persen, lebih tinggi dari tahun 2007 (13,9%) dan tahun
2010 (7,8%). Enam belas provinsi dengan prevalensi diatas prevalensi nasional, yaitu Aceh,
Riau, Sulawesi Tengah, Bangka Belitung, Jawa Timur, DI Yogyakarta, Maluku Utara,
Gorontalo, Kepulauan Riau, Sumatera Utara, Papua Barat, Bali, Kalimantan Timur, Papua, DKI
Jakarta dan Sulawesi Utara. (Depkes, 2013). Tampak dari data ini bahwa proporsi masyarakat
Banjar Demulih dengan jenis kelamin laki-laki yang mengalami cukup tinggi , bahkan lebih
besar dari rerata nasional (tahun 2013). Pada penelitian ini tidak dilakukan pengukuran lingkar
perut, sehingga tidak bisa diketahui proporsi responden yang mengalami obesitas tipe sentral.
Obesitas pada pria memiliki pola yang berbeda dengan wanita, pria lebih cenderung mengalami
obesitas tipe sentral dibandingkan wanita. Hal ini menyebabkan resiko beberapa penyakit
degenerative lebih besar pada pria dengan obesitas dibandingkan dengan wanita dengan obesitas.
Efek merugikan dari obesitas berkaitan tidak saja dengan berat badan total, tetapi juga
dengan distribusi timbunan lemak. Obesitas sentral atau visceral, yang lemaknya menumpuk di
badan dan rongga abdomen memiliki resiko yang jauh lebih tinggi untuk beberapa penyakit
dibandingkan dengan kelebihan lemak pada jaringan subkutan (Kumar et al.,2007). Obesitas
sentral meningkatkan resiko sejumlah penyakit termasuk diabetes, hipertensi,
hipertrigliseridemia, penurunan kolesterol HDL, dan penyakit arteri koronaria.(Kumar, et al,
2007)

9


Dilihat dari kelompok umur (tabel 1), responden dengan IMT kategori obesitas dan berat
badan lebih didominasi oleh kelompok umur yang paling muda dengan rerata 55.3±12.2 tahun,
dan 55.4±15.3. Kelompok umur yang lebih tua yaitu 60 tahun keatas sebagian besar memilki
IMT kategori normal dan kurus. Data dari studi populasi yang besar menunjukkan bahwa berat
badan dan BMI secara bertahap meningkat selama usia dewasa dan mencapai nilai puncak pada
50-59 tahun, hal ini terjadi pada pria dan wanita. Setelah usia 60 tahun berat badan dan BMI
cenderung menurun. (Villareal,D.T, et al.,2005).

SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Proporsi responden dengan kategori IMT berat badan lebih dan obesitas masing-masing
sebesar 18 persen dan 22 persen, dan ada kemungkinan proporsinya lebih besar dari
rerata nasional.
2. Proporsi resonden dengan IMT kategori berat badan lebih pada pria lebih besar
dibandingkan wanita.
3. Proporsi responden dengan IMT kategori obesitas sama besar pada pria dan wanita, tetapi
jika dibandingkan dengan rerata nasional (tahun 2013) proporsi obesitas pada pria lebih
besar , sedangkan pada wanita lebih kecil.


Saran : sebaiknya melanjutkan penelitian ini dengan melibatkan jumlah sampel yang lebih besar
dan mencakup area yang lebih luas. Perlu juga dilakukan pengukuran variable yang lain seperti
lingkar pinggang.

10

DAFTAR PUSTAKA
American College of Sports Medicine . 2010. ASCM’s Guidelines for exercicise testing and
prescription. 8th ed Philadelphia (PA): Lippincott Williams & Wilkins. P. 366.
Asil, E et al.,2014. Factors That Affect Body Mass Index of Adults. Pakistan Journal of
Nutrition 13 (5): 255-260
Budiyanto, A K. 2002. Gizi dan Kesehatan. Malang. Bayu Media UMM Press
Canoy d., Boekholdt S.M., Wareham N. 2007. Body fat distribution and risk of coronary heart
disease in men and women in European prospective investifation into cancer and nutrition in
Norfolk cohort: a population-based propective study. Circulation, 116:2933-2943
Chathuranga R, Prasanna G, Prasad K, Nalinda A, Sithira T ,Praveen T.2013. Relationship
between Body mass index (BMI) and body fat percentage, estimated by bioelectrical
impedance, in a group of Sri Lankan adults: a cross sectional study. BMC Public Health.
13:797,
Diana,R., Yuliana I., Yasmin G., dan Hardinsyah. 2013. Jurnal Gizi dan Pangan, Maret 2013,

8(1): 1—8

Haupt A, Thamer C, Heni M. 2010. Novel Obesity risk loci do not determine distribution of
body fat depots : a whole –body MRI/MRS study. Obesity .18:1212-1217
Kaban, S. 2007. Diabetes Mellitus Tipe 2 Di Kota Sibolga Tahun 2005 . Majalah Kedokteran
Nusantara. Vol 4 No. 2
Kumar, Vinay, Cotran, Ramzi S, Robbin, Stanley L.2007. Buku Ajar Patologi. Ed 7 Jakarta:
EGC, pp 336-342. ISBN: 978-979-448-842-3
Kemenkes,
2013.
Available
:http://www.depkes.go.id/resources/download/general/Hasil%20Riskesdas%202013.pdf diakses
tanggal 2 Januari 2015

Pischon T, Boeing H, Hoffmant K, . 2008. General and Abdpminal adiposity and risk of death in
Europe. N Engl J Med, 359:2105-2120
Regitz-zagrosek,V., Lehmukuhl,E.,and M.O.Weickert. 2006. Gender differences in the metabolic
syndrome and their role for cardiovascular disease. Clinical Research Cardiology. 95(3): 136147
Shaker,J.& Barnett,A.H. 2004. Diabetes, Obesity and Cardiovaskuler Disease-Therapeutic
Implications dalam : Barnet A.H. & Kumar S.ed. Obesity & Diabetes.USA: John Wiley & Sons
Soegondo S. Diagnosis dan Kalsifikasi Diabetes Mellitus Terkini. Dalam Soegondo S dkk (eds),
Penatalaksanaan Diabetes Mellitus Terpadu. Penerbit FKUI. Jakarta. 2005.
11

Suastika, K.2011.Tanya Jawab Seputar Obesitas Dan Diabetes : Memuat Berbagai Pertanyaan
Awam Dan Jawaban. Denpasar: Udayana Universitas Press
Villareal D.T., Apovian,C.M., Kushner,R.F., and Klein,S..2005. Obesity in older adults:
technical review and position statement of the American Society for Nutrition and NAASO, The
Obesity Society. Am J Clin Nutr 2005;82:923–34
WHO. 2007. Global Prevalence Of Diabetes And Obesities. Available :
http://ebrary.ifpri.org/utils/getfile/collection/p15738coll2/id/129815/filename/130026.pdf diakses
tanggal 2 Januari 2015.

12

LAMPIRAN
Data Responden
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36

Nama
R1
R2
R3
R4
R5
R6
R7
R8
R9
R10
R11
R12
R13
R14
R15
R16
R17
R18
R19
R20
R21
R22
R23
R24
R25
R26
R27
R28
R29
R30
R31
R32
R33
R34
R35
R36

Seks
P
P
P
P
P
P
L
P
P
L
P
L
P
P
L
P
L
L
P
L
L
L
L
P
P
P
L
P
P
P
L
P
P
L
L
L

Umur
35
43
62
50
50
55
44
45
33
65
60
45
70
52
47
58
54
59
60
80
60
50
80
70
80
70
65
43
35
45
70
45
40
80
38
67

BB (kg)
89
80
79
75
76
65
75
70
70
85
74
68
60
70
74
62
72
84
54
69
65
55
65
57
54
53
60
66
60
65
60
49
59
55
61
60

TB
(meter)
1,47
1,51
1,51
1,48
1,5
1,41
1,52
1,49
1,5
1,65
1,55
1,49
1,41
1,52
1,58
1,46
1,57
1,7
1,38
1,56
1,52
1,41
1,53
1,44
1,42
1,41
1,5
1,58
1,51
1,58
1,52
1,38
1,51
1,46
1,54
1,53

IMT
(kg/mt2)
41,2
35,1
34,6
34,2
33,8
32,7
32,5
31,5
31,1
31,2
30,8
30,6
30,2
30,3
29,6
29,1
29,2
29,1
28,4
28,4
28,1
27,7
27,8
27,5
26,8
26,7
26,7
26,4
26,3
26,0
26,0
25,7
25,9
25,8
25,7
25,6
13

37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
59
60
61
62
63
64
65
66
67
68
69
70
71
72
73
74
75
76
77

R37
R38
R39
R40
R41
R42
R43
R44
R45
R46
R47
R48
R49
R50
R51
R52
R53
R54
R55
R56
R57
R58
R59
R60
R61
R62
R63
R64
R65
R66
R67
R68
R69
R70
R71
R72
R73
R74
R75
R76
R77

L
P
L
P
P
L
L
P
P
P
P
L
P
L
L
P
P
P
L
L
P
P
P
P
L
L
L
L
P
P
L
P
L
L
L
P
L
L
L
P
L

70
40
69
46
39
50
60
70
60
60
45
75
75
72
70
50
80
50
60
63
65
55
62
60
60
59
80
70
80
60
80
70
58
80
60
80
60
80
70
50
65

59
49
63
56
59
65
60
52
50
55
60
48
49
60
60
50
45
51
59
60
51
53
47
49
51
56
50
50
45
45
49
43
70
61
50
50
60
45
50
50
55

1,52
1,39
1,57
1,49
1,53
1,61
1,55
1,45
1,43
1,5
1,57
1,41
1,43
1,58
1,58
1,45
1,39
1,48
1,59
1,61
1,49
1,52
1,44
1,47
1,5
1,57
1,49
1,49
1,42
1,42
1,48
1,39
1,76
1,65
1,5
1,5
1,64
1,43
1,51
1,51
1,61

25,5
25,4
25,6
25,2
25,2
25,1
25,0
24,7
24,5
24,4
24,3
24,1
24,0
24,0
24,0
23,8
23,3
23,3
23,3
23,1
23,0
22,9
22,7
22,7
22,7
22,7
22,5
22,5
22,3
22,3
22,4
22,3
22,6
22,4
22,2
22,2
22,3
22,0
21,9
21,9
21,2
14

78
79
80
81
82
83
84
85
86
87
88
89
90
91
92
93
94
95
96
97
98
99
100
101
102
103
104
105
106
107
108

R78
R79
R80
R81
R82
R83
R84
R85
R86
R87
R88
R89
R90
R91
R92
R93
R94
R95
R96
R97
R98
R99
R100
R101
R102
R103
R104
R105
R106
R107
R108

P
L
P
L
P
P
L
P
P
P
L
P
P
P
P
L
P
P
P
P
P
L
L
P
P
P
L
L
P
P
P

60
80
50
60
80
50
50
42
60
80
70
55
55
43
60
70
77
55
60
50
60
80
50
50
70
50
80
70
60
70
70

41
50
50
71
39
48
45
45
40
45
50
44
44
39
60
49
44
42
42
35
39
52
44
39
43
35
39
36
30
31
36

1,4
1,55
1,55
1,84
1,38
1,53
1,49
1,49
1,41
1,5
1,58
1,5
1,5
1,42
1,75
1,6
1,53
1,5
1,51
1,4
1,48
1,71
1,58
1,5
1,59
1,45
1,53
1,49
1,37
1,41
1,56

20,9
20,8
20,8
21,0
20,5
20,5
20,3
20,3
20,1
20,0
20,0
19,6
19,6
19,3
19,6
19,1
18,8
18,7
18,4
17,9
17,8
17,8
17,6
17,3
17,0
16,6
16,7
16,2
16,0
15,6
14,8

15

Dokumen yang terkait

Hubungan Arus Puncak Ekspirasi dengan Indeks Massa Tubuh pada Siswa-Siswi Sekolah Dasar Yayasan Pendidikan Shafiyyatul Amaliyyah Medan

0 28 57

Hubungan Jumlah Jam Tidur dengan Indeks Massa Tubuh pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara

5 79 63

Hubungan Indeks Masa Tubuh (IMT) dengan Usia Menarche pada Remaja Putri di Kecamatan Secanggang, Kabupaten Langkat

1 54 72

HUBUNGAN ANTARA BERAT BADAN BERDASARKAN KATEGORI NILAI INDEKS MASSA TUBUH (IMT) DENGAN ANSIETAS PADA MAHASISWI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS JEMBER UMUR (20-25) TAHUN

0 6 16

Hubungan Kontrol Tekanan Darah Pada Pasien Hipertensi Dengan Indeks Massa Tubuh

0 20 64

PENGARUH PILATES EXERCISE TERHADAP FLEKSIBILITAS PUNGGUNG DAN INDEKS MASSA TUBUH (IMT) PADA WANITA Pengaruh Pilates Exercise Terhadap Fleksibilitas Punggung Dan Indeks Massa Tubuh (Imt) Pada Wanita Obesitas.

1 4 15

PENGARUH PILATES EXERCISE TERHADAP FLEKSIBILITAS PUNGGUNG DAN INDEKS MASSA TUBUH (IMT) Pengaruh Pilates Exercise Terhadap Fleksibilitas Punggung Dan Indeks Massa Tubuh (Imt) Pada Wanita Obesitas.

1 3 18

PENDAHULUAN Pengaruh Pilates Exercise Terhadap Fleksibilitas Punggung Dan Indeks Massa Tubuh (Imt) Pada Wanita Obesitas.

1 3 4

DAFTAR PUSTAKA Pengaruh Pilates Exercise Terhadap Fleksibilitas Punggung Dan Indeks Massa Tubuh (Imt) Pada Wanita Obesitas.

0 8 4

HUBUNGAN INDEKS MASSA TUBUH (IMT) DENGAN TEKANAN DARAH PADA LANJUT USIA DI DESA BLULUKAN KECAMATAN COLOMADU HUBUNGAN INDEKS MASSA TUBUH (IMT) DENGAN TEKANAN DARAH PADA LANJUT USIA DI DESA BLULUKAN KECAMATAN COLOMADU KABUPATEN KARANGANYAR.

0 0 16