Perancangan Kampanye Hak Kekayaan Intelektual untuk Desainer Komunikasi Visual Indonesia.

(1)

vii 






Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK

PERANCANGAN KAMPANYE HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL UNTUK DESAINER KOMUNIKASI VISUAL INDONESIA

Oleh

Vicky Feliani Hadiman NRP 0964118

Indonesia sebagai salah satu negara yang mengembangkan Industri Kreatif telah mengakomodir kebutuhan para pelaku Industri Kreatif di bidang Hukum Hak Kekayaan Intelektual. Pengetahuan mengenai Hak Kekayaan Intelektual merupakan salah satu hal yang selayaknya dipahami oleh para desainer, namun sampai saat ini hampir tidak ada desainer di Indonesia yang memahami dan mengerti lebih dalam akan hal tersebut.

Maka dari itu, tujuan perancangan Tugas Akhir ini adalah untuk memberikan pemahaman mengenai Hak Kekayaan Intelektual kepada para desainer komunikasi visual, sehingga mereka dapat melindungi karya-karya mereka serta mereka memahami batasan yang jelas mengenai pelanggaran Hak Kekayaan Intelektual pada karya desainer lain.

Metode yang digunakan adalah membuat perancangan kampanye Hak Kekayaan Intelektual melalui media website, media sosial, media buku sebagai panduan dan tips praktis yang dapat digunakan oleh desainer untuk melindungi hasil karya mereka. Melalui perancangan kampanye ini, Desainer Komunikasi Visual Indonesia dapat lebih mengetahui, mengerti dan memahami mengenai Hak Kekayaan Intelektual.


(2)

ABSTRACT

DESIGNING THE INTELLECTUAL PROPERTY RIGHTS CAMPAIGN FOR INDONESIAN VISUAL COMMUNICATION DESIGNERS

Submitted by

Vicky Feliani Hadiman NRP 0964118

As a country, which is developing the creative industry, Indonesia has accommodated the needs of those in that industry in terms of their intellectual property rights. It is necessary for designers to have knowledge of the intellectual property rights. Unfortunately, until now, hardly any Indonesian designers understand this.

The purpose of this final assignment is to educate visual communication designers of the importance of the intellectual property rights, so that they will be able to protect their creations and understand the violation of other designers’ intellectual property rights. The method is making a design of an intellectual property rights campaign in a website, social media, books providing guidelines and tips which the designers can use to protect their creations. By this design, it is hoped that visual communication designers will have better knowledge and understanding of the intellectual property rights.


(3)

ix 






Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL……….. i

LEMBAR PENGESAHAN……… ii

PERNYATAAN ORISINALITAS KARYA DAN LAPORAN………...… iii

PERNYATAAN PUBLIKASI LAPORAN………... iv

KATA PENGANTAR……… v

ABSTRAK……… vii

DAFTAR ISI ………..….. ix

DAFTAR GAMBAR……….……… xii

DAFTAR LAMPIRAN……….……… xiv

BAB I PENDAHULUAN……….………..… 1

1.1Latar Belakang………..……….... 1

1.2Permasalahan dan Ruang Lingkup……….…...….….….…...… 3

1.2.1 Identifikasi Masalah………..…………... 3

1.2.2 Ruang Lingkup………..……….... 3

1.3Tujuan Perancangan………..…… 4

1.4Sumber dan Teknik Pengumpulan Data……….………..… 4

1.5Skema Perancangan………...………...…… 6

BAB II LANDASAN TEORI………..………... 7

2.1 Teori dari Bidang Ilmu Hukum………... 7

2.1.1 Industri Kreatif………...…………. 7

2.1.1.1 14 Sub-sektor Industri Kreatif……… 7

2.1.2 Hukum Hak Kekayaan Intelektual…...………..………. 8

2.2 Teori dari Bidang Keilmuan Desain Komunikasi Visual………... 9

2.2.1 Kampanye……….……… 9

2.2.2 Tujuan Kampanye……….. 10

2.2.3 Komunikasi………..………. 10


(4)

BAB III DATA DAN ANALISA MASALAH……… 12

3.1 Data dan Fakta……… 12

3.1.1 Lembaga terkait……… 12

3.1.1.1 Direktorat Jenderal Hak Kekayaan Intelektual ... 12

3.1.1.1.1 Sejarah perkembangan Sistem Perlindungan Hak Kekayaan Intelektual di Indonesia... 12

3.1.1.1.2 Visi dan Misi dari Dirjen HKI Indonesia……….. 13

3.1.1.2 Desain Grafis Indonesia………..………... 14

3.1.2 Data tentang gejala / fenomena yang terjadi... 14

3.1.2.1 Data dari hasil observasi... 14

3.1.2.2 Data dari hasil wawancara... 15

3.1.2.3 Data dari hasil kuisioner... 16

3.1.2.3.1 Data dari kuisioner awal... 16

3.1.2.3.2 Data dari kuisioner kedua... 17

3.1.3 Tinjauan terhadap proyek / persoalan sejenis... 26

3.2 Analisa Terhadap Permasalahan Berdasarkan Data dan Fakta………..……… 27

3.2.1 Analisis STP………... 27

3.3.2 Analisa SWOT Kampanye... 28

BAB IV PEMECAHAN MASALAH………..……… 29

4.1 Konsep Komunikasi……….. 29

4.2 Konsep Kreatif……….. 29

4.3 Konsep Media...………... 30

4.4 Hasil Karya……….……… 31

4.4.1 Website... 31

4.4.2 Media Sosial... 32

4.4.3 Buku... 38

4.4.4 Event... 39

BAB V PENUTUP………..………...……….……… 41


(5)

xi 






Universitas Kristen Maranatha

5.2 SARAN………...………... 41

DAFTAR PUSTAKA……… 43 LAMPIRAN………...………... 45


(6)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Skema Perancangan………... 6

Gambar 3.1 Logo Dirjen HKI……… 12

Gambar 3.2 Logo DGI………... 14

Gambar 3.3 Diagram Jawaban Kuisioner Awal……… 16

Gambar 3.4 Diagram Jawaban Kuisioner Awal 2………. 17

Gambar 3.5 Diagram Jawaban Kuisioner No.1………. 18

Gambar 3.6 Diagram Jawaban Kuisioner No.2………. 18

Gambar 3.7 Diagram Jawaban Kuisioner No.3………. 18

Gambar 3.8 Diagram Jawaban Kuisioner No.4………. 19

Gambar 3.9 Diagram Jawaban Kuisioner No.5………. 19

Gambar 3.10 Diagram Jawaban Kuisioner No.6………... 19

Gambar 3.11 Diagram Jawaban Kuisioner No.7………... 20

Gambar 3.12 Diagram Jawaban Kuisioner No.8………... 20

Gambar 3.13 Diagram Jawaban Kuisioner No.9………... 20

Gambar 3.14 Diagram Jawaban Kuisioner No.10………. 21

Gambar 3.15 Diagram Jawaban Kuisioner No.11………. 21

Gambar 3.16 Diagram Jawaban Kuisioner No.12………. 21

Gambar 3.17 Diagram Jawaban Kuisioner No.13………. 22

Gambar 3.18 Diagram Jawaban Kuisioner No.14………. 22

Gambar 3.19 Diagram Jawaban Kuisioner No.15………. 22

Gambar 3.20 Diagram Jawaban Kuisioner No.16………. 23

Gambar 3.21 Diagram Jawaban Kuisioner No.17………. 23

Gambar 3.22 Diagram Jawaban Kuisioner No.18………. 23

Gambar 3.23 Diagram Jawaban Kuisioner No.19………. 24

Gambar 3.24 Diagram Jawaban Kuisioner No.20………. 24

Gambar 3.25 Diagram Jawaban Kuisioner No.21………. 24

Gambar 3.26 Diagram Jawaban Kuisioner No.22………. 25

Gambar 3.27 Diagram Jawaban Kuisioner No.23………. 25


(7)

xiii 






Universitas Kristen Maranatha

Gambar 3.29 Logo ACID……….……. 27

Gambar 4.1 Timeline Media……….. 31

Gambar 4.2 Tampilan Utama Website DJHKI bagian Hak Cipta, Merek, Desain Industri dan Rahasia Dagang bagi desainer... 31

Gambar 4.3 Tampilan Website DJHKI bagian E-Tutorial... 32

Gambar 4.4 E-Poster (teaser)... 32

Gambar 4.5 E-Poster 1... 33

Gambar 4.6 E-Poster 2... 34

Gambar 4.7 E-Poster 3... 34

Gambar 4.8 E-Poster 4... 35

Gambar 4.9 E-Poster 5... 35

Gambar 4.10 E-Poster 6... 36

Gambar 4.11 E-Poster 7... 36

Gambar 4.12 E-Poster 8... 37

Gambar 4.13 Aplikasi E-Poster pada Media Sosial Facebook... 37

Gambar 4.14 Aplikasi E-Poster pada Media Sosial Instagram... 37

Gambar 4.15 Media Buku... 38

Gambar 4.16 E-Poster Event... 39

Gambar 4.17 BackdropEvent... 39

Gambar 4.18 Aplikasi E-Poster Event pada Media Sosial Facebook... 40


(8)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran A Rangkuman Wawancara... 45

A.1 Wawancara dengan Citra Amelia... 45

A.2 Wawancara dengan Nyoman Natanael... 46

A.3 Wawancara dengan Irena Vanesa Gunawan Fajarto... 47

A.4 Wawancara dengan Roy Antonius... 49

A.7 Wawancara dengan Arman Tjoneng... 52


(9)

Universitas Kristen Maranatha 1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dunia tidak pernah terlepas dari perkembangan dan pertumbuhan ekonomi. Indonesia sebagai salah satu negara berdaulat yang sering dikategorikan sebagai negara berkembang juga merasakan hal ini. Negara Kesatuan Republik Indonesia dapat dilihat sebagai salah satu negara berkembang yang unik dari sisi perkembangan ekonomi karena sistem ekonomi yang dianutnya.

Dalam sistem ini pemerintah memiliki peran penting dan juga turut aktif dalam pengendalian perekonomian negara. Hal ini terlihat dari berbagai peraturan perundang-undangan yang dikeluarkan oleh pemerintah dalam berbagai aspek kehidupan ekonomi di Indonesia. Salah satu peraturan perundang-undangan yang telah dikeluarkan oleh pemerintah adalah tentang Industri Kreatif dan perlindungan akan Hak Kekayaan Intelektual.

Hal ini dilakukan oleh pemerintah karena mereka menyadari bahwa kehidupan manusia saat ini tidak dapat dilepaskan dari perkembangan desain secara luas dan menyeluruh. Dimulai dari kebutuhan primer manusia yaitu sandang, pangan dan papan semua tidak terlepas dari peran para desainer.

Berbagai busana, pakaian dalam, sepatu, serta aksesoris tidak terlepas dari

peran penting para desainer fashion. Walaupun pembangunan sebuah rumah

ataupun bangunan adalah pekerjaan arsitek dan insinyur namun tidak dapat dipungkiri bahwa desainer interior juga memiliki peran besar dalam mendesain tata ruang serta produk-produk yang mendukung. Sekarang ini, hampir tidak dapat ditemukan produk makanan yang dijual tanpa sebuah nama merek atau nama restoran dilekatkan pada produk makanan tersebut.

Bukan hanya kebutuhan primer namun kebutuhan sekunder dan tertier juga tidak terlepas dari kebutuhan akan desain. Dewasa ini, hampir semua barang produksi yang ada di pasar adalah sebuah rancangan dari desainer produk yang kemudian dikemas dengan berbagai bentuk menarik yang juga adalah kontribusi


(10)

bersaing maka kebutuhan akan promosi atas produk-produk tersebut juga meningkat. Promosi-promosi tersebut tidak lepas dari peranan para desainer grafis dan desain komunikasi visual. Promosi dapat dilakukan dengan banyak cara dan media, baik dengan media yang biasa digunakan sampai dengan berbagai media yang tidak biasa digunakan untuk menarik perhatian banyak orang.

Industri kreatif yang berasal dari pemanfaatan kreativitas, keterampilan serta bakat individu digunakan untuk menciptakan kesejahteraan serta lapangan pekerjaan dengan menghasilkan dan mengeksploitasi daya kreasi dan daya cipta individu menjadikan Industri kreatif populer di masyarakat. Dengan demikian begitu pula kebutuhan akan desain.

Selain itu juga pertumbuhan industri kreatif juga membawa dampak positif bagi sebuah negara karena meningkatkan pertumbuhan ekonomi negara tersebut. Dengan semakin meningkatnya pertumbuhan ekonomi suatu negara maka dapat juga dikatakan terdapat kenaikan pada tingkat ekonomi masyarakatnya. Dengan peningkatan ekonomi masyarakat sebuah negara maka mereka dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari mereka yang juga membuka peluang untuk berbelanja kebutuhan sekunder dan tertier. Dapat dilihat bahwa ada suatu pola yang terus berulang.

Dengan alasan-alasan inilah maka pemerintah dan masyarakat merasa hal ini adalah salah satu hal yang harus mendapat perhatian dan campur tangan pemerintah. Walaupun demikian, namun masih banyak pelaku industri kreatif di Indonesia terutama para desainer yang tidak memahami peraturan hukum yang ada yang sebenarnya adalah suatu hal yang esensial bagi hasil karya mereka.

Dewasa ini, tidak jarang dijumpai desainer yang karyanya dicuri dan dipakai tanpa sepengetahuan desainer bersangkutan oleh pihak lain tanpa kontribusi yang layak. Padahal, desain bagi sorang desainer adalah sebuah karya yang berharga karena selain desain tersebut adalah buah dari hasil pemikiran mereka yang cemerlang, bahkan bagi sebagian desainer, desain mereka adalah sebagian dari jiwa mereka yang divisualisasikan di dalam dunia ini yang seharusnya diapresiasi oleh semua orang dan berhak mendapatkan keuntungan ekonomis dari hal tersebut. Hal ini menjadi salah satu permasalahan serius yang dihadapi


(11)

Universitas Kristen Maranatha 3

oleh banyak desainer karena mereka tidak mengerti bagaimana mereka dapat melindungi hak atas karya-karya mereka.

Penulis berharap dengan menyoroti hal ini dalam penelitiannya dapat menambah wawasan bagi para desainer agar mereka dapat mengetahui adanya langkah-langkah yang dapat mereka lakukan dalam melindungi karya-karya mereka secara sah di mata hukum.

Topik ini diangkat dan disesuaikan dengan tema besar Tugas Akhir Desain Komunikasi Visual Universitas Kristen Maranatha semester Ganjil 2014/2015 yaitu Nasionalisme. Penulis merasa layak untuk mengangkat permasalahan ini sebagai kontribusi bagi negara yang dapat dilakukan oleh penulis untuk membantu para desainer Indonesia dalam mempersiapkan diri menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) yang akan dimulai pada tahun 2015 dan juga dalam menghadapi pasar bebas internasional tahun 2020 nanti. Karena MEA dan pasar bebas internasional tidak hanya akan berdampak besar bagi bisnis Indonesia di bidang produksi namun juga di bidang jasa dan semua masyarakat Indonesia berhak bersiap-siap dalam menghadapi kemungkinan yang akan terjadi.

1.2 Permasalahan dan Ruang Lingkup 1.2.1 Identifikasi Masalah

Dalam penelitian ini penulis mencoba untuk merumuskan beberapa masalah yang akan diteliti lebih lanjut sesuai dengan bidang ilmu yang sedang ditekuni oleh penulis saat ini. Rumusan masalah tersebut adalah:

Bagaimanakah cara yang tepat dalam upaya untuk menginformasikan melalui Desain Komunikasi Visual kepada para desainer dan melalui media apa yang tepat digunakan agar mereka sadar akan betapa pentingnya pemahaman tentang HKI?

1.2.2 Ruang Lingkup

Dalam menulis penelitian ini, penulis memberi batasan–batasan ruang lingkup dalam penelitiannya sebagai berikut:


(12)

1. Adapun daerah penelitian yang diambil oleh penulis adalah Indonesia dengan lebih terfokus pada Kota Jakarta dan Bandung;

2. Projek yang akan dilakukan merupakan sebuah kampanye mengenai

pentingnya bagi desainer untuk memahami HKI;

3. Target utama yang dituju adalah para desainer yang ada di Kota Jakarta

dan Bandung;

1.3 Tujuan Perancangan

Sesuai dengan permasalahan dan ruang lingkup yang telah diuraikan di atas, berikut ini akan dipaparkan garis besar hasil yang ingin diperoleh setelah masalah diteliti dan dipecahkan, yaitu:

Melalui Desain Komunikasi Visual dapat mengetahui cara yang tepat dalam menginformasikan kepada para desainer dan dapat memilih media yang tepat digunakan agar mereka sadar betapa pentingnya bagi mereka untuk memahami HKI.

1.4 Sumber dan Teknik Pengumpulan Data

Dalam perancangan suatu penelitian atau rancangan dibutuhkan data. Untuk merancang dan melaksanakan sebuah karya desain diperlukan data yang cukup memadai sebagai dasar pemikiran dan arahan konsep. Pengumpulan data yang akan dilakukan untuk penelitian ini adalah dengan cara:

1 Studi Literatur / Pustaka (Buku, Peraturan Perundang-undangan, dan

internet) untuk mendapatkan informasi mengenai Hukum Hak atas Kekayaan Intelektual, beberapa teori hukum, dan teori-teori yang berhubungan dengan kampanye.

2. Observasi (aktif)

Sebagai partisipan yang aktif dengan ikut mencoba mengalami solusi yang diberikan.

3. Kuisioner

Yang disebarkan tiga kali. Kuisioner awal untuk menentukan desainer apa yang paling sesuai untuk dituju oleh kampanye ini dan kuisioner kedua


(13)

Universitas Kristen Maranatha 5

sebagai kuisioner data, kemudian kuisioner ketiga adalah kuisioner dalam penentuan visual.

4. Wawancara Narasumber yang Kompeten, diantaranya:

a. Dosen Desain Komunikasi Visual

b. Advokat dan /atau Dosen Hukum Hak Kekayaan Intelektual (HKI)

c. Desainer yang telah memiliki pengalaman bekerja di bidangnya selama 5


(14)

1.5 Skema Perancangan


(15)

Universitas Kristen Maranatha 41

BAB V

PENUTUP

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan dapat ditarik beberapa kesimpulan. Hal yang pertama adalah pentingnya untuk menyampaikan pada para desainer DKV permasalahan mengenai HKI. Pengetahuan tersebut dibutuhkan untuk dipahami desainer namun masih banyak desainer yang tidak acuh pada permasalahan pelanggaran HKI. Tidak sedikit desainer yang tidak mengetahui batasan-batasan yang jelas antara yang mana yang dapat disebut melanggar HKI dan yang mana yang tidak melanggar HKI. Sehingga masih banyak pelanggaran-pelanggaran HKI yang terjadi yang dilakukan oleh desainer sendiri.

Hal kedua, pemberian informasi yang tepat untuk menghilangkan persepsi bahwa berhubungan dengan hukum adalah sesuatu yang rumit, lama dan memakan banyak biaya serta direpotkan oleh birokrasi. Saat ini pendaftaran mengenai HKI dapat dilakukan sendiri secara online di website resmi DJHKI dengan biaya-biaya

yang sudah ditetapkan dan terbuka bagi masyarakat umum untuk melihatnya. Sehingga desainer tidak perlu lagi takut akan mengeluarkan biaya ‘tidak terduga’.

Ketiga, Desain Komunikasi Visual dapat digunakan secara efektif untuk menyebarkan informasi kepada para desainer termasuk juga masyarakat luas, terutama di masa sekarang ini ketika media sosial dan internet sudah menjadi sesuatu yang populer di kalangan masyarakat.

5.2 Saran

Mengikuti aturan itu baik, namun terkadang apabila terlalu benar dalam mengikuti aturan yang ada segala sesuatunya menjadi kaku. Hal inilah yang terjadi pada penulis dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini. Desain yang baik adalah sebuah desain yang menerapkan aturan visual dengan baik, namun ada kalanya beberapa


(16)

aturan tersebut sebaiknya diabaikan untuk menciptakan suatu terobosan desain yang baru agar desain tidak tampak membosankan dan lebih hidup serta dapat menggugah emosi siapapun yang melihatnya.

Karena hal inilah, maka penulis mendapatkan banyak saran membangun dari berbagai pihak mengenai karya tugas akhir ini. Semoga saran ini dapat berguna juga bukan hanya bagi penulis namun juga kepada siapapun yang membaca karya tulis ini.


(17)

Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR PUSTAKA

Perundang-undangan

Republik Indonesia. 2000. Undang-Undang No. 29 Tahun 2000 tentang

Perlindungan Varietas Tanaman. Lembaran Negara RI Tahun 2000, No. 241. Jakarta

Republik Indonesia. 2000. Undang-Undang No. 30 Tahun 2000 tentang Rahasia Dagang. Lembaran Negara RI Tahun 2000, No. 242. Jakarta

Republik Indonesia. 2000. Undang-Undang No. 31 Tahun 2000 tentang Desain Industri. Lembaran Negara RI Tahun 2000, No. 243. Jakarta

Republik Indonesia. 2000. Undang-Undang No. 32 Tahun 2000 tentang Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu. Lembaran Negara RI Tahun 2000, No. 244. Jakarta Republik Indonesia. 2001. Undang-Undang No. 14 Tahun 2001 tentang Hak Paten.

Lembaran Negara RI Tahun 2001, No. 109. Jakarta

Republik Indonesia. 2001. Undang-Undang No. 15 Tahun 2001 tentang Merek. Lembaran Negara RI Tahun 2001, No. 110. Jakarta

Republik Indonesia. 2014. Undang-Undang No. 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta. Lembaran Negara RI Tahun 2014, No. 266. Jakarta

Buku

Bainbridge, David I. 1990. Computers and the Law, Cetakan Pertama, London: Pitman Publishing.

Carter, David E. 1999. Branding the power of market identity, New York : Hearst Books International.

Dominick, Joseph R. 1987. The Dynamics of Mass Communication, United States of America: McGraw-Hill.

Gamble, Michael & Teri K. Gamble 2005. Communication Works, New York : McGraw-Hill.

Jalaludin, Rakhmat. 2005. Psikologi Komunikasi, Padalarang : Penerbit Rosda Kusrianto, Adi. 2007. Pengantar Desain Komunikasi Visual, Yogyakarta : Penerbit

Andi.


(18)

Rogers, E. M., & Storey J. D. 1987. Communication Campaign. Dalam C. R.

Berger & S.H. Chaffe (Eds.), Handbook of Communication Science. New

Burry Park, CA: Sage.

Safanayong, Yongky. 2006. Desain komunikasi Visual Terpadu, Jakarta Barat : Arte Intermedia.

Subekti. 2001. Pokok-Pokok Hukum Perdata, Jakarta: PT. Intermasa.

Venus, Antar. 2005. Managemen Kampanye, Bandung: Simbiosa Rekatama Media.

Williams, John F. 1986. A Manager’s Guide to Patent, Trade Marks & Copyright, Cetakan Pertama, London : Kogan Page

Website

http://www.dgip.go.id/ diakses tanggal 22 Oktober 2015

http://dgi-indonesia.com/about-dgi/ diakses tanggal 22 Oktober 2015 http://ukhandmade.co.uk diakses tanggal 22 Oktober 2015


(1)

sebagai kuisioner data, kemudian kuisioner ketiga adalah kuisioner dalam penentuan visual.

4. Wawancara Narasumber yang Kompeten, diantaranya: a. Dosen Desain Komunikasi Visual

b. Advokat dan /atau Dosen Hukum Hak Kekayaan Intelektual (HKI) c. Desainer yang telah memiliki pengalaman bekerja di bidangnya selama 5


(2)

Universitas Kristen Maranatha 6

1.5 Skema Perancangan


(3)

BAB V

PENUTUP

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan dapat ditarik beberapa kesimpulan. Hal yang pertama adalah pentingnya untuk menyampaikan pada para desainer DKV permasalahan mengenai HKI. Pengetahuan tersebut dibutuhkan untuk dipahami desainer namun masih banyak desainer yang tidak acuh pada permasalahan pelanggaran HKI. Tidak sedikit desainer yang tidak mengetahui batasan-batasan yang jelas antara yang mana yang dapat disebut melanggar HKI dan yang mana yang tidak melanggar HKI. Sehingga masih banyak pelanggaran-pelanggaran HKI yang terjadi yang dilakukan oleh desainer sendiri.

Hal kedua, pemberian informasi yang tepat untuk menghilangkan persepsi bahwa berhubungan dengan hukum adalah sesuatu yang rumit, lama dan memakan banyak biaya serta direpotkan oleh birokrasi. Saat ini pendaftaran mengenai HKI dapat dilakukan sendiri secara online di website resmi DJHKI dengan biaya-biaya yang sudah ditetapkan dan terbuka bagi masyarakat umum untuk melihatnya. Sehingga desainer tidak perlu lagi takut akan mengeluarkan biaya ‘tidak terduga’.

Ketiga, Desain Komunikasi Visual dapat digunakan secara efektif untuk menyebarkan informasi kepada para desainer termasuk juga masyarakat luas, terutama di masa sekarang ini ketika media sosial dan internet sudah menjadi sesuatu yang populer di kalangan masyarakat.

5.2 Saran

Mengikuti aturan itu baik, namun terkadang apabila terlalu benar dalam mengikuti aturan yang ada segala sesuatunya menjadi kaku. Hal inilah yang terjadi pada penulis dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini. Desain yang baik adalah sebuah desain yang menerapkan aturan visual dengan baik, namun ada kalanya beberapa


(4)

Universitas Kristen Maranatha 42

aturan tersebut sebaiknya diabaikan untuk menciptakan suatu terobosan desain yang baru agar desain tidak tampak membosankan dan lebih hidup serta dapat menggugah emosi siapapun yang melihatnya.

Karena hal inilah, maka penulis mendapatkan banyak saran membangun dari berbagai pihak mengenai karya tugas akhir ini. Semoga saran ini dapat berguna juga bukan hanya bagi penulis namun juga kepada siapapun yang membaca karya tulis ini.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Perundang-undangan

Republik Indonesia. 2000. Undang-Undang No. 29 Tahun 2000 tentang

Perlindungan Varietas Tanaman. Lembaran Negara RI Tahun 2000, No. 241. Jakarta

Republik Indonesia. 2000. Undang-Undang No. 30 Tahun 2000 tentang Rahasia Dagang. Lembaran Negara RI Tahun 2000, No. 242. Jakarta

Republik Indonesia. 2000. Undang-Undang No. 31 Tahun 2000 tentang Desain Industri. Lembaran Negara RI Tahun 2000, No. 243. Jakarta

Republik Indonesia. 2000. Undang-Undang No. 32 Tahun 2000 tentang Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu. Lembaran Negara RI Tahun 2000, No. 244. Jakarta Republik Indonesia. 2001. Undang-Undang No. 14 Tahun 2001 tentang Hak Paten.

Lembaran Negara RI Tahun 2001, No. 109. Jakarta

Republik Indonesia. 2001. Undang-Undang No. 15 Tahun 2001 tentang Merek. Lembaran Negara RI Tahun 2001, No. 110. Jakarta

Republik Indonesia. 2014. Undang-Undang No. 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta. Lembaran Negara RI Tahun 2014, No. 266. Jakarta

Buku

Bainbridge, David I. 1990. Computers and the Law, Cetakan Pertama, London:

Pitman Publishing.

Carter, David E. 1999. Branding the power of market identity, New York : Hearst

Books International.

Dominick, Joseph R. 1987. The Dynamics of Mass Communication, United States of

America: McGraw-Hill.

Gamble, Michael & Teri K. Gamble 2005. Communication Works, New York :

McGraw-Hill.

Jalaludin, Rakhmat. 2005. Psikologi Komunikasi, Padalarang : Penerbit Rosda Kusrianto, Adi. 2007. Pengantar Desain Komunikasi Visual, Yogyakarta : Penerbit

Andi.


(6)

Universitas Kristen Maranatha

Rogers, E. M., & Storey J. D. 1987. Communication Campaign. Dalam C. R.

Berger & S.H. Chaffe (Eds.), Handbook of Communication Science. New

Burry Park, CA: Sage.

Safanayong, Yongky. 2006. Desain komunikasi Visual Terpadu, Jakarta Barat : Arte Intermedia.

Subekti. 2001. Pokok-Pokok Hukum Perdata, Jakarta: PT. Intermasa.

Venus, Antar. 2005. Managemen Kampanye, Bandung: Simbiosa Rekatama Media.

Williams, John F. 1986. A Manager’s Guide to Patent, Trade Marks & Copyright,

Cetakan Pertama, London : Kogan Page

Website

http://www.dgip.go.id/ diakses tanggal 22 Oktober 2015

http://dgi-indonesia.com/about-dgi/ diakses tanggal 22 Oktober 2015 http://ukhandmade.co.uk diakses tanggal 22 Oktober 2015