Pengecualian Yurisdiksi ICSID Berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 31 Tahun 2012 Tentang Perselisihan Yang Tidak Diserahkan Penyelesaiannya Pada Yurisdiksi International Centre For Settlement Of Inves.

PENGECUALIAN YURISDIKSI ICSID BERDASARKAN KEPUTUSAN
PRESIDEN NOMOR 31 TAHUN 2012 TENTANG PERSELISIHAN YANG
TIDAK DISERAHKAN PENYELESAIANNYA PADA YURISDIKSI
INTERNATIONAL CENTRE FOR SETTLEMENT OF INVESTMENT DISPUTES
DAN BILATERAL INVESTMENT TREATY (BIT) YANG DIBUAT OLEH
INDONESIA DENGAN NEGARA-NEGARA MITRA

Shannon Prillia Hutabarat
110110110178
ABSTRAK
Indonesia sebagai salah satu negara-negara berkembang di dunia juga
memanfaatkan penanaman modal asing untuk mengembangkan perekonomian
dalam negerinya. Indonesia telah menandatangani banyak Bilateral Investment
Treaty (BIT) dengan negara-negara mitra untuk menarik perhatian para penanam
modal asing. Klausula penyelesaian sengketa adalah klausula yang sangat
penting dalam BIT yang menjadi kepastian dan perlindungan hukum bagi
penanam modal asing. Banyak dari BIT yang dibuat oleh Indonesia dengan
negara-negara mitra menunjuk International Centre for Settlement of Invesment
Dispute (ICSID) sebagai lembaga penyelesaian sengketa. Namun pada tahun
2012, mantan presiden Republik Indonesia, Susilo Bambang Yudhono,
berdasarkan Pasal 25 ayat (4) Washington Convention 1965, mengeluarkan

Keputusan Presiden Nomor 31 tahun 2012 yang mengecualikan yurisdiksi ICSID
dalam sengketa Tata Usaha Negara yang timbul dalam hubungan penanaman
modal asing. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kedudukan Keputusan
Presiden Nomor 31 tahun 2012 dalam mengecualikan keputusan yurisdiksi ICSID
berdasarkan Washington Convention 1965 dan implikasi-implikasi pengecualian
sengketa untuk dibawa ke ICSID terhadap BIT yang telah dibuat oleh Indonesia
dengan negara-negara mitra yang telah menunjuk ICSID sebagai lembaga
penyelesaian sengketa.
Penulis menggunakan spesifikasi penelitian berupa deskriptif analitis dan
menggunakan metode pendekatan yuridis normatif, yaitu dengan mengkaji dan
menerapkan asas-asas hukum serta prinsip-prinsip umum hukum internasional
melalui data kepustakaan atau sekunder. Teknik yang digunakan yatu studi
lapangan terhadap data sekunder dan hasil penelitian yang sudah terkumpul
menggunakan metode analisis yuridis kualitatif.
Berdasarkan hasil penelitian, kedudukan Keputusan Presiden Nomor 31
tahun 2012 sebagai notifikasi yang diberikan kepada ICSID tidak mempunyai
kedudukan hukum yang kuat untuk mengecualikan yurisdiksi ICSID yang terdapat
pada BIT yang telah menunjuk ICSID sebagai badan penyelesaian sengketa.
Pengecualian sengketa untuk dibawa ke ICSID juga menimbulkan banyak
implikasi terhadap BIT tersebut.

iv

EXCEPTION OF ICSID JURISDICTION PURSUANT TO PRESIDENTIAL
DECREE NUMBER 31 YEAR 2012 ON DISPUTE WHICH SETTLEMENT NOT
BROUGHT TO THE INTERNATIONAL CENTRE FOR SETTLEMENT OF
INVESTMENT DISPUTE JURISDICTION AND BILATERAL INVESTMENT
TREATY (BIT) BY INDONESIA AND OTHER CONTRACTING STATES

Shannon Prillia Hutabarat
110110110178
ABSTRACT
Indonesia as one of the developing countries in the world also takes
advantages from foreign investments to develop its national economy. Indonesia
has signed many Bilateral Investment Treaties with other Contracting States to
attract foreign investors. Dispute settlement clause is a very important clause in a
Bilateral Investment Treaty which may become certainty of law and protection for
foreign investors. Many of Bilateral Investment Treaties which have been signed
by Indonesia and other Contracting States appoint International Centre for
Settlement of Investment Dispute (ICSID) to be the dispute settlement forum.
However, in 2012 former president of the Republic of Indonesia, under Article 25

(4) Washington Convention 1965, Susilo Bambang Yudhoyono, issued the
Presidential Decree Number 31 year 2012 which counts out ICSID jurisdiction on
administration disputes. This research aims to analyze the position of the
Presidential Decree Number 31 year 2012 in excluding the ICSID jurisdiction
pursuant to Washington Convention 1965 and the implications of the exception of
ICSID jurisdiction to the Bilateral Investment Treaties by Indonesia and other
Contracting States which appoint ICSID as the dispute settlement forum.
Researcher used analytical descriptive and juridical normative methods by
examining and applying basis and general principles of international law through
literatures or secondary data. The technique used in this research is field study
toward secondary data and the research which has been accumulated using
juridical qualitative analysis method.
Based on the research, the position of the Presidential Decree Number 31
year 2012 as a notification to ICSID has not enough powerful standing to count
out ICSID jurisdiction in Bilateral Investment Treaties which has appoint ICSID as
the dispute settlement forum. The exception of ICSID jurisdiction also occur many
implications to those Bilateral Investment Treaties.

v