PENGARUH PENDIDIKAN AGAMA DALAM KELUARGA TERHADAP PERILAKU BERAGAMA SISWA SMP NEGERI 02 KANGKUNG KENDAL TAHUN 20052006 SKRIPSI

  Mum.. STAIN Salatiga

  » > W I |||||||||

  06TD1009644.01 PENGARUH PENDIDIKAN AGAMA DALAM KELUARGA TERHADAP PERILAKU BERAGAMA SISWA SMP NEGERI 02 KANGKUNG KENDAL TAHUN 2005/2006 S K R I P S I

  Disusun Untuk Memenuhi Kewajiban Dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh

  Gelar Saijana Dalam Ilmu Tarbiyah O 1 e h :

  M U F I D A H NIM : 114 03 008 JU R U SA N T A R B IY A H P R O G R A M ST U D I P E N D ID IK A N A G A M A ISL A M SE K O L A H T IN G G I A G A M A ISL A M N E G E R I S A L A T I G A 2006

  Jl. Stadion 03 Telp. (0298) 323706, 323433 Salatiga 50721 Website :

  Drs. Imam Baihaqi, M.Ag DOSEN STAIN SALATIGA

NOTA PEMBIMBING

  Lamp : 3 eksemplar Hal : Naskah skripsi

  Saudari Mufidah Kepada Yth. K etua STAIN Salatiga di Salatiga

  Assalamu'alaikum, wr, wb

  Setelah kami meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, maka bersama ini, kami kirimkan naskah skripsi saudari: Nama : Mufidah NIM : 114 03 008

  Progdi : Tarbiyah / PAI

  Judul : Pengaruh Pendidikan Agama dalam Keluarga terhadap Perilaku Beragama Siswa Kelas II SMP Negeri 02 Kangkung Kendal tahun 2005/2006

  Dengan ini kami mohon skripsi Saudari tersebut di atas supaya segera dimunaqosyahkan.

  Demikian agar menjadi perhatian.

  Wassalamu'alaikum, wr, wb

  Salatiga, 24 Februari 2006 ^ P rs . Im am B aiqaqi, M.Ag

  NIP. 150 231 365

DEPARTEMEN AGAMA SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA

  Jl. Tentara Pelajar 02 Telp. (0298) 323706, 323433 Fax 323433 Salatiga 50721

  Website: Emai 1 :administrasi(a)stainsalalisa.ac.id

  

P E N G E S A H A N

  Skripsi Saudari : MUFIDAH dengan Nomor Induk Mahasiswa : 114 03 008 yang berjudul :"PENGARUH PENDIDIKAN AGAMA DALAM

  

KELUARGA TERHADAP PERILAKU BERAGAMA SISWA SMP

NEGERI 2 KANGKUNG KENDAL TAHUN 2005 / 2006", Telah

  dimunaqasahkan dalam sidang panitia ujian Jurusan Tarbiyah Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga pada hari : Sabtu, 4 Maret 2006 yang bertepatan dengan tanggal

4 Safar 1 4 2 7 H dan telah diterima sebagai bagian dari syarat- syarat untuk memperoleh gelar Sarjana dalam Ilmu Tarbiyah.

  4 Maret 2006 M Salatiga, --------------------------------

  4 Safar 1427 H Panitia Ujian MOTTO

  

7R.aiMa/i <icyaCa, 6&ie*ttpata*t (

"ifyldup ada(a& <uiattc &c<ic*KfiataH.

t7H&ic6a (fatty Mta jtt p a d a uttuutcttya

/td a la A ntvic6a, (fatty (kn&cdia

  

'TftclaJcuPaK cOx*t foicuii

IV

.

f. M- $y6*fyd*4

  a ^ 64* ^ 4 t & 6 t A * ' 4 i * & 4 1 * j t 4 A A ' 4 h > A J > 4 * ^ 4 * '

  v |^6 k J fy^.

  

^ itA ^ tM s H f .

  Y id * , “I-

  (>

  m

  > % *& ***')

  

X fr h ’A * ' ■O '/y fa M to ' ^ 4 ^ 6 * J c t h f r i*

$6&6irJ&-46&Afr-£tfoiA,

  PERSEMBAHAN f

  • *4,

  \ j U l f ^ l t i * '

   A i^ v » K + M ^ / V v C ^ , 11*%***, U%*, M ****, Uif^t, A***

  K/U* S x fo b * ' { \b * \C * t * * * ' w y * * * '

  Y j

  A a a

  A \^ t* A * * f

  D * W ^ + f^*-

  (#f

KATA PENGANTAR

  Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang senantiasa memberikan rahmat, taufiq dan hidayah-Nya kepada kita. Amin. Sholawat serta salam semoga tetap tercurah kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW yang telah membawa umatnya dari zaman kegelapan menuju zaman yang terang benderang.

  Penulis skripsi ini bertujuan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar sarjana dalam pendidikan agama Fakultas Tarbiyah STAIN Salatiga dengan' judul : ’’PENGARUH PENDIDIKAN AGAMA DALAM KELUARGA TERHADAP PERILAKU BERAGAMA, SISWA KELAS II SMP NEGER1 02 KANGKUNG KENDAL”.

  Penulis menyadari sedalam-dalamnya bahwa tersusunnya skripsi ini bukan atas kemampuan dan usaha penulis semata. N am unjugaberkatbantuan dari berbagai pihak untuk itu pada kesempatan ini penulis sampaikan terima kasih k ep ad a:

  1. Bapak Drs. Badwan, M. Ag., selaku Ketua STAIN Salatiga.

  2. Bapak Drs. Kastolani, M. Ag., selaku Ketua Program Studi Ekstensi PAI Jurusan Tarbiyah STAIN Salatiga.

  3. Bapak Drs. H. Imam Baihaqy, selaku pembimbing yang telah meluangkan waktu, tenaga dan pikirannya dalam membimbing penyusunan skripsi ini.

  4. Dos en Fakultas Tarbiyah yang telah membekali berbagai ilmu dan pengetahuan sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi ini.

  5. Petugas perpustakaan STAIN Salatiga, yang telah memberikan pelayanan kepustakaan yang diperlukan dalam penyusunan skripsi ini.

  6. Kepala sekolah, guru / karyawan dan siswa SMP Negeri 02 Kangkung yang telah berkenaan memberikan ijin dan membantu dalam penyusunan skripsi ini.

  7. Yang tercinta dan terhormat ayah H. Saifudin (Aim), ibunda Hj. Nadhirah, nenek, saudara-saudaraku tercinta yang telah mencurahkan kasih sayang, perhatian, dorongan serta do’a untuk keberhasilan penulis menimba ilmu.

  8. Sahabatku 'm ba’ O lief yang telah membantu riwa-riwinya dan pengorbanannya serta memberikan semangat dan dorongan dalam menyelesaikan skripsi ini.

  9. Sahabat-sahabatku yang telah membantu dan senantiasa memberikan semangat dan dorongan dalam menyelesaikan skripsi ini.

  10. Rizqy Comp yang telah membantu mengetik dalam penyusunan skripsi ini.

  11. Rekan-rekanku sepeijuangan dan segenap civitas S PAIN Salatiga.

  12. Semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu, terima kasih atas bantuannya.

  Semoga amal dan budi baik yang telah membantu penulisan skripsi ini mendapat balasan dari Allah SWT.

  Penulis menyadari bahwa skripsi yang sederhana ini masih jauh dari sempuma dan masih terdapat kekurangan. Meskipun demikian, penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca umumnya.

  A m ien . . . .

  Salatiga, 25 Pebruari 2006 P e n u l i s

  Mufidah NIM : 114 03 008

  DAFTARISI

  Halaman B A B I : .PENDAHULUAN

  

  

  

  

  

  

   B A B

  I I : LANDASAN TEORI

  

  

  2. Tanggungjawab O rang Tua terhadap Pendidikan

  

  

  

  IV : ANALISIS DATA

   B A B

  42

  1. Data tentang Pendidikan Agama dalam Keluarga

  

  

  

  

  

  I I I : LAPORAN HASIL PENELITIAN

   B A B

  

  3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perilaku

  

  

  

  

  

  A. K esimpulan

  B. Saran-Saran

  C. Penutup DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN B A B V : PENUTUP

  DAFTAR RIWAYAT HIDUP

  DAI T a r t a b l e

  TABEL

  I D A F T A l G U R U P L N G A M P U M A T A P L E A JA R A N l a b e l

  II D A F T A < K A K Y A W A N SM I* N EG ER I 2 K A N G K U N G T A B E L

  III J U M L A U J A W A B A N A N G K L T P E N D ID 1 K A N A G A M A D A L A M K E L U A R G A T A B EL

  IV J U M E A II J A W A B A N A N G K L T I'L R IE A K U B L R A G A M A SIS W A T A B L E a

  V N il A l J A W A B A N A N G K L T P L N D ID IK A N A G M A D A L A M K L L U A R G A T A B E L

  V I F R E K U E N S ! PR O S EN TAS I V A R IA B L E PEN D ID ! K A N A G A M A D A L A M K E L U A R G A T A B L E

  V II N il, A I J A W A B A N A N G K E T P E R IL A K U B E R A G A M A S IS W A T A B L E

  V III F R E K U E N S I PROSEN'l ASE V A R IA B L E P E R IL A K U B E R A G A M A S IS W A

  IX T A B E L K E R JA K O E F IS IE N K O R E L A S I A N T A R A T A B E L

  V A R IA B E L P L N D ID IK A N A G A M A D A L A M K E L U A R G A T E R H A D A P P E R IL A K U B E R A G A M A S IS W A

  XI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Pendidikan me rupakan masalah yang sangat penting dalam kehidupan

  manusia, karena pendidikan memiliki cakupan yang sangat luas yaitu selain mengasuh, mendidik atau memelihara anak, pendidikan juga merupakan pengembangan ketrampilan, pengetahuan maupun kepandaian melalui pengajaran, latihan-latihan atau pengalaman, lebih jauh pendidikan juga dapat mengembangkan intelektual serta akhlak anak didik yang diiakukan secara bertahap.

  Sementara itu tujuan pendidikan Islam secara garis besamya adalah membina manusia agar menjadi hamba Allah yang sholeh dengan seluruh aspek kehidupan, perbuatan, pikiran dan perasaanya.1

  Pendidikan berarti proses penyampaian nilai-nilai baik sosial masyarakat maupun moral keagamaan yang kemudian dilanjutkan dengan proses pemahaman, penghayatan, dan pengalaman terhadap nilai-nilai tersebut, sebagaimana yang telah ia telah terima, sehingga ia dapat mencapai kecakapan sosial dan mengembangkan pribadinya semaksimal mungkin.

  Perkembangan pribadi (perilaku) anak dipengaruhi oleh lingkungan tempat tinggal, baik lingkungan sekolah, masyarakat, keluarga tempat dimana anak menerima pendidikan dan pengajaran secara informal.

  'Zakiyah Darojat, Pendidikan Islam dalam Keluarga dan Sekolah, Jakarta, Ruhama. 1993. him. 35

  1

  2 Dalam ketiga lingkungan tersebut perilaku anak terbentuk lewat pergaulan dan pendidikan. Apabila pendidikan yang diberikan oleh ketiga lingkungan tersebut baik, maka akan menjadikan dan sebaliknya apabila pendidikan yang di terima di lingkungan jelek maka anak akan menjadi jelek pula.

  Mengingat hal tersebut maka perilaku seseorang akan menjadi tolak ukur sebagai diri seseorang apabila perilakunya baik maka akan mencerminkan pribadi yang baik, begitu pula sebaliknya. Sehingga untuk mewujudkan tujuan yakni perilaku yang baik maka memerlukan usaha sadar secara bertanggung jawab oleh si pendidik.

  Dalam hal ini peran serta keluarga dimana pendidikan keluarga merupakan lembaga pendidikan yang pertama, tempat anak didik pertama- tama menerima pendidikan dan bimbingan dari orangtuanya atau anggota keluarga lain.2 Dan mereka yang pertama mengajarkan kepada anak pengetahuan akan Allah, pengalaman tentang pergaulan manusiawi dan kewajiban memperkembangkan tentang jawaban terhadap diri sendiri dan

  } terhadap orang lain.3 Disinilah sangat penting bagi keluarga untuk melaksanakan tanggungjawab untuk mendidik dan memelihara anak-anaknya Dalam Al-Quran surat At- Tahrim : 6

  2Zuhairimi, Filsafat Pendidikan Islam, Jakarta, Bumi Aksara, 1995, him. 177

  3J. Drost, Proses Pembelajaran Sebagai Proses Pendidikan, Jakarta, Grasindo, 1999, him 14

  3 \> ^ ^ r*. T i f j u i kOkPA^saSllCT o v * > t

  ”Hai orang-orang yang be riman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu, penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, yang keras, yang tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan. (QS. At- Tahriin: 6 )4 Dimana pengalaman religius seorang anak erat dengan sikap terhadap agama dan keyakinan diperlihatkan didalam rumah. Anak yang tumbuh dalam lingkungan rumah yang tidak religius biasanya mendapatkan pandangan atau pemikiran tcntang Tuhan dan agama dari kawan-kawan sepermainan, guru atau sahabat yang pendidikan rumah mereka disertai bahwa orang tua sangat berperan dalam keyakinan keagamaan seorang anak.5

  Pendidikan agama dalam keluarga memiliki peran sangat penting, mengingat bahwa pengalaman-pengalaman keagamaan yang dialami anak pada masa kanak-kanak sampai remaja, dimana pada masa remaja adalah masa yang tidak stabil dimana siswa tingkat pertama adalah remaja yang baru mengalami masa transisi dari perkembangan masa kanak-kanak menuju dewasa.

  Sebagaimana dikatakan Zakiyah Darojat bahwa: “Umur remaja adalah umur peralihan dari anak menjelang dewasa, yang merupakan masa perkembangan terakhir bagi pembinaan kepribadian atau masa persiapan untuk memasuki umur dewasa, problemanya tidak sedikit.6

  4R.H. Soenarjo, Al-Q ur’an dan Terjemah, hlm.951

  3Yedi Kumiawan, Penting Pendidikan Anak Sejak Dini, Jakarta, Grasindo, 1999, hlm.24

  6Zakiyah Darojat, Ilmu Jiwa Agama, PT. Bulan Bintang, Jakarta, 1996, him.125

  4 Dan juga asalnya dari keluarga yang latar belakangnya berbeda antara siswa yang satu dengan yang lain, sehingga mengakibatkan pendidikan tentang agama yang mereka perolehpun berbeda, maka secara tidak langsung akan mempengaruhi perilaku muncul karena adanya pendidikan yang mereka peroleh dalam keluarga.

  Pendidikan atau pengalaman yang diterima oleh anak masih dalam penguasaan keluarga, dalam hal ini pendidikan Islam bertujuan untuk mengembangkan potensi, baik jasmaniah atau rohaniyah. emosional atau intelektual, serta ketrampilan agar manusia-manusia yang berfikir bebas sehingga dapat mempertanggungjawabkan amal perbuatan sendiri di hadapan Allah.

  Adapun tujuan pendidikan yang lain vaitu menumbuhkan dan mengembangkan ketaqwaan kepada Allah, menumbuhkan sikap dan jiwa >ang selalu beribadah kepada Allah membina memupuk akhlaq, menciptakan bangsa yang selalu amar ma’ruf dan kesadaran ilmiah.7

  Maka penanaman pendidikan agama dalam keluarga sangat dibutuhkan | dan dilaksanakan sedini mungkin. Dari setiap stimulus yang datang dan diterima oleh anak dari orang dewasa haruslah mengandung unSur-unsur pendidikan yang kondusif dengan memberikan nilai-nilai vang positif bagi perkembangan anak dan pengaruh lingkungan yang positif dan yang mendidik.

  7 Chabib Toha, Kapita Selekta Pendidikan Islam, him. 101-102

  5 B. Penegasan istilah Untuk menghindari kesalahpahaman dalam memahami pengertian yang sebenamya dari judul skripsi ini, berikut akan penulis jelaskan pengertian istilah-istilah yang ada didalamnya hingga membentuk suatu pengertian yang utuh yaitu:

  1. Pengaruh Dalam Kamus Bahasa Indonesia, pengaruh berarti daya yang ada atau timbul dari sesuatu (orang, benda) yang ikut membentuk watak kepercayaan, atau perbuatan seseorang.8

  2. Pendidikan Agama Pendidikan mempunyai arti proses pengubahan sikap dan tingkah laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan9. Sedangkan agama adalah: segala usaha berupa bimbingan yang lebih khusus ditekankan untuk mengembangkan fitroh keberagamaan subjek didik agar lebih mampu memahami, menghayati dan mengamalkan ajaran-ajaran Islam.10

  3. Keluarga Keluarga berarti sekumpulan orang yang hidup dalam tempat tinggal bersama dan masing-masing anggota merasakan adanya pertautan batin, sehingga terjadi saling mempengaruhi, memperhatikan, menyerah

  8 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Bahasa Indonesia

  Lengkap, Apolo, Surabaya, 1997, hlm.484

  9 Ibid, him. 169

  10 Ahmadi, Islam Sebagai Paradigma Ilmu Pendidikan, him. 20

  6 diri, melengkapi dan menyempurnakan diri itu terkandung perealisasian peran dan fungsi sebagai orang tua dalam esensi keluarga.11

  Jadi pendidikan agama dalam keluarga adalah bimbingan orang tua terhadap perkembangan dan pertumbuhan baik jasmani maupun rohani, maka pendidikan agama dalam keluarga bertujuan membentuk manusia seutuhnya sesuai dengan syariat Agama Islam.

  Adapun indikator dan variabel ini adalah: a. Mendidik anak melaksanakan ibadah sholat.

  b. Mendidik anak melaksanakan puasa Ramadhan.

  • c. Mengenalkan hukum-hukum jual beli.

  d. Mendidik anak dengan akhlak terpuji. _ e. Membiasakan anak untuk berdo’a dan membaca Al-Qur’an.

  4. Perilaku Beragama Perilaku adalah tanggapan atau reaksi individu yang terwujud dalam gerakan (sikap) tidak hanya badan tetapi dengan ucapan.12

  11 Drs. Muh. Shohib, Pola Asuh Orang Tua dalam Membantu Anak

  Mengembangkan Disiplin Diri,

  Rineka Citra, Jakarta, 1998, him. 17-18

  12 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa

  Indonesia,

  Balai Pustaka, Jakarta, 1990, him.671

  7 Beragama atau keagamaan yaitu segala sesuatu mengenai agama 13 jadi perilaku beragama adalah perbuatan individu baik berupa sikap maupun tingkah laku dalam menjalankan kewajiban yang bertalian dengan ketuhanan, dengan pengarahan dan bimbingan yang diperoleh seorang anak dari kedua orangtuanya.

  Sedangkan indikator dari perilaku keagamaan yang merupakan variabel terikat yaitu: a. Menjalankan sholat fardhu

  b. Puasa dibulan Ramadhan

  c. Mengikuti pengajian

  d. Membaca A1 Qur’an e. Akhlak mulia: sopan santun, jujur, penolong, pemaaf.

  Dengan demikian maksud judul skripsi ini yaitu : suatu kegiatan penelitian yang berusaha mengetahui seberapa jauh “Pengaruh Pendidikan Agama dalam Keluarga Terhadap Perilaku Beragama Siswa SMP 2 Kangkung Kendal”.

  C. Rumusan Masalah Sehubungan dengan hal tersebut diatas, penulis mengangkat tiga pokok permasalahan dalam penelitian ini:

  L> W.J.S. Poerwadarminto, Kamus Umum Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta, 1982, him. 19

  8

  1. Bagaimana p endidikan agama dalam keluarga para siswa SMP 2 Kangkung Kendal.

  2. Bagaimana perilaku beragama siswa SMP 2 Kangkung Kendal.

  3. Adakah pengaruh pendidikan agama dalam keluarga terhadap perilaku beragama siswa SMP 2 Kangkung Kendal.

  D. Hipotesis

  Hipotesa merupakan jawaban sementara suatu penelitian yang harus diuji kebenarannya dengan riset. Oleh karena itu hipoptesis adalah ’’dugaan yang mungkin benar dan mungkin salah”. 14

  Adapun hipotesa yang diajukan dalam penelitian ini adalah “Bahwa pendidikan agama dalam keluarga berpengaruh terhadap perilaku beragama siswa SMP 2 Kangkung Kendal”.

  E. Tujuan Penulisan Skripsi

  Adapun tu juan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

  1. Untuk mengetahui sejauhmana tingkat pendidikan agama dalam keluarga terhadap perilaku beragama pada siswa SMP 2 Kangkung Kendal.

  2. Untukmengetahui sejauhmana perilaku beragama siswa SMP 2 Kangkung Kendal.

  3. Untuk mengetahui adakah pengaruh positif pendidikan agama dalam keluarga terhadap perilaku beragama siswa SMP 2 Kangkung Kendal.

  14 Kartini Kartono, Pengantar Metodologi Riset Sosial, Bandung, Mandar Maju, 1990, him. 70

  9 F. Metode Penelitian

  1. Metode Penentuan Subjek

  a. Populasi dan Sampel Populasi adalah jumlah keseluruhan dari individu yang hendak diselidiki, 15 sedangkan yang dimaksud sampel adalah sejumlah individu yang diambil dari populasi untuk mewakilinya. 16 Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah: seluruh siswa siswi SMP

  2 Kangkung, Adapun yang menjadi sampel sebanyak 20 % dari 200 siswa kelas 11 jadi sampelnya adalah 40 responden.

  2. Metode Pengumpulan Data

  a. Angket Angket adalah suatu daftar yang berisikan rangkaian pertanyaan mengenai sesuatu masalah atau bidang yang akan diteliti.17 Metode angket digunakan untuk mengumpulkan data yang mempunyai tujuan untuk mengetahui sejauhmana pengaruh pendidikan agama dalam keluarga terhadap perilaku beragama siswa.

  b. Metode Observasi Adalah metode dengan jalan pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap fenomena yang diselidiki.18

  15Prof. Drs. Sutrisno Hadi, MA., Metodologi Research, Jilid I. Andi Offset, Yogyakarta, 1980, him. 70

  i6Ibid., him. 71

  17Sutrisno Hadi, Metodologi Research, Yavasan Penerbit Fakultas Psikologi UGM Yogya, him. 136

  nIbid,

  hlm.226

  10 M etode tersebut akan memberikan gambaran umum mengenai tentang perilaku siswa selama kegiatan belajar mengajar berlangsung.

  c. Metode Interview Interview adalah suatu metode pengumpulan data dengan jalan

  Tanya jawab sepihak yang dikerjakan dengan sistematik dan 19 berlandaskan kepada tujuan penyelidikan.

  Metode ini penulis gunakan untuk menanyakan kegiatan keagamaan yang berkaitan dengan perilaku beragama siswa SMP 2 Kangkung Kendal.

  d. Metode Dokumentasi Dokumentasi berarti kumpulan data verbal yang berbentuk tulisan.20 Metode ini penulis gunakan untuk mendapatkan data terkait sesuai dengan va.ig dibutuhkan dari beberapa informasi di SMP 2 Kangkung Kendal.

  3. Metode Analisa Data Untuk menganalisa data yang telah terkumpul digunakan analisa statistic dengan minus sebagai berikut: a. Rumus Prosentase

  F P = ----------- X 100%

  N 9 l9Kuncoroningrat, Melode-melode Penelitian Masyarakat. Gramedia.

  Jakarta. Cet VIII, 1986, him.46

  ~°Op.Cit,

  him.36

  11 Keterangan: P = Angka prosentase yang diberi F = Freku ensi dari jawaban

  N = Jumlah responden Rumus ini digunakan untu'c mengetahui pengaruh pendidikan agama dalam keluarga terhadap perilaku beragama siswa SMP Negeri

  2 Kangkung Kendal tahun 2005.

  b. Rumus Korelasi Product Moment Dalam mengolah data, penulis menggunakan analisa data kuantitatif : rxy =

  Keterangan: rxy = Koefisien korelasi antara x dan y x = Skor variabel x y = Skor variabel y

  N = Jumlah responden x2 = Hasil kuadrat variabel x y2 = Hasil kuadrat variabel y xy = Produk dari x kali y

  E = Sigma (Jumlah)

  12 G. Sistematika Penulisan Skripsi Sk ripsi ini disusun dalam lima bab yang secara sistematis dapat dijabarkan sebagai berikut:

  BAB I : PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah B. Penegasan Istilah C. Rumusan Masalah D. Hipotesis E. Tujuan Penulisan Skripsi F. Metode Penelitian G. Sistematika Penulisan Skripsi BAB II : LANDASAN TEORI A. Pendidikan Dalam Keluarga

  1. Pengertian Pendidikan

  2. Tanggungjawab Orang Tua terhadap Pendidikan Agama Anak 3. Pendidikan Agama pada anak.

  B. Perilaku Beragama

  1. Pengertian Perilaku Beragama

  2. Aspek-Aspek Perilaku Beragama dalam Islam 3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perilaku Beragama.

  C. Hubungan Pendidikan Agama dalam Keluarga terhadap Perilaku Beragama Anak

  13 BAB III : LAPORAN HASIL PENELITIAN

  Dalam bab ini dibicarakan sejarah berdirinya, letak geografis, keadaan guru dan karyawan, data pendidikan agama dalam keluarga dan perilaku beragama siswa SMP.

  BAB IV : ANALISA DATA A. Analisis Pendahuluan B. Analisis Uji Hipotesis C. Analisis Lanjut BAB V : PENUTUP A. Kesimpulan B. Saran-saran C. Penutup

  

B A B II

LANDASAN TEORI

A. Pendidikan Agama Dalam Keluarga

  1. Pengertian pendidikan Pendidikan merupakan masalah yang sangat penting dalam mengembangkan sumber daya manusia. Pendidikan antara lain memberi peluang kepada seseorang untuk memiliki ilmu pengetahuan, karena manusia hidup lepas dari pendidikan. Pendidikan merupakan sarana untuk mencapai kemajuan bagi manusia.

  Dalam konteks ini, pendidikan yang penulis maksudkan adalah pendidikan agama Islam, menurut Achmadi Pendidikan Islam adalah: “Segala usaha untuk mengembangkan fitrah manusia dan sumber daya insani menutut terbentuknya insan kami sesuai dengan norma Islam.

  Dimaksud insan kami adalah “orang-orang yang bertaqwa” yang terefleksi dalam perilaku".1 Adapun ftmgsi pendidikan Islam adalah untuk mengembangkan fitrah dan sumber daya insani.2 Tujuan pendidikan Islam dapat dipeijelas sebagai upaya untuk membimbing dan membentuk manusia menjadi hamba Allah yang shaleh, teguh imannya, taat beribadah dan berakhlak terpuji.

1 D rs. Achmad, Ilmu Pendidikan Islam, Fakultas Tarbiyah IAIN Walisanga, 1987, him. 10.

  ■ Pendidikan agama memegang peranan penting dalam membentuk pribadi dan watak seseorang, baik buruknya seseorang tergantung kepada kebiasaan dan pendidikan yang diterimanya dalam keluarga. Dapat diartikan bahwa pendidikan memegang peranan penting dalam menertibkan tata sosial dalam masyarakat.

  Proses pendidikan yang mampu membentuk sikap anak, memerlukan perhatian yang serius dari seluruh anggota keluarga.

  Proses mendidik bukan hanya diberikan pada saat memasuki usia sekolah atau disaat mereka memasuki usia remaja tapi sejak anak dalam kandungan, ketika anak disusui, ketika anak belajar beijalan, mulai berbicara sampai menjelang dewasa, peranan keluarga dalam membentuk perilaku anak sangat penting untuk diperhatikan.

  2. Tanggung jawab orang tua terhadap pendidikan agama anak Orang tua merupakan pendidikan utama dan pertama bagi anak- anak karena dari merekalah anak mula-mula menerima pendidikan.

  Dengan bentuk pertama dari pendidikan terdapat dalam kehidupan keluarga.

  Pada umumnya pendidikan dalam keluarga itu bukan berpangkal tolak dari kesadaran dan pengertian yang lahir dari pengetahuan dari mendidik melainkan karena secara kodrati suasana dan sturuktumya memberi kemungkinan alami membangun situasi pendidikan. Situasi untuk terwujud berkat adanya pergaulan dan hubungan timbal balik antara orang tua dan anak.3 Orang tua atau ibu dan ayah memegang peranan yang penting dan berpengaruh atas pendidikan anak-anaknya. Sejak dilahirkan ke dunia mulailah ia menerima didikan dan perlakuan-perlakuan. Mula-mula dari ibu bapaknya kemudian dari anggota keluarga yang lain. Semua itu ikut memberikan dasar-dasar pembentukkan kepribadiannya.

  Mendidik anak itu tidak bisa hanya dilakukan oleh satu orang atau aspek saja. Mendidik anak harus menyeluruh meliputi jasmaniyah, rohaniyah, akal, kasih sayang dan ilmu pengetahuan.

  “Apabila pendidikan agama itu tidak diberikan kepada si anak sejak kecil, maka akan sukarlah baginya untuk menerimanya nanti kalau ia dewasa. Karena dalam kepribadiannya yang terbentuk sejak kecil itu tidak terdapat unsur-unsur agama".4

  Dari uraian di atas, tanggungjawab bukan hanya hasil akhir suatu perbuatan. Dalam konteks ini tanggungjawab perilaku keagamaan anak merupakan persoalan yang tidak dapat dilepaskan dari persoalan pendidikan terhadap anak. Proses pendidikan yang mampu membentuk sikap anak, memerlukan sikap dan perhatian yang serius dari orang tua.

  

Drs, Zakiyah Daroja, dkk,. Ilmu Pendikan Islam, Bumi Aksara, Jakarta, 1991, him. 35.

  3

  3. Pendidikan agama pada anak Pendidikan agama merupakan masalah yang sangat penting dalam mendidik anak. Semakin banyak pengalatnan beragama semakin banyak pula unsur agama dalam pribadi anak.

  Apabila dalam diri anak terdapat banyak unsur agama, maka sikap dan cara menghadapi hidup akan sesuai dengan ajaran agama.

  Pengasuhan dan pendidikan dilingkungan keluarga lebih diarahkan kepada penanaman nilai-nilai moral keagamaan, pembentukan sikap dan perilaku yang diperlukan agar anak-anak mampu mengembangkan dirinya secara optimal, penanaman nilai-nilai moral agama ada baiknya diawali dengan pengenalan simbol-simbol agama, tata cara ibadah (shalat, bacaan Al-Qur'an, doa-doa dan seterusnya).

B. Perilaku Beragama

  1. Pengertian perilaku beragama Sebelum membahas apa yang dimaksud dengan perilaku keagamaan terlebih dahulu penulis kemukakan pengertian tentang perilaku.

  Dari segi bahasa "perilaku" adalah tanggapan atau reaksi individu terhadap rangsangan atau lingkungan.5

  Depar temen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta:

  Menurut Hasan Langgulung; perilaku adalah segala aktivitas seseorang yang dapat diamati.6 Jadi "perilaku" merupakan reaksi yang ditempatkan seseorang manakala dihadapkan kepada situasi tertentu.

  Sedangkan secara istilah agama dapat didefinisikan sebagai berikut: Menurut Abudin Nata, agama adalah ajaran yang berasal dari Tuhan atau hasil renungan manusia yang terkandung dalam kitab suci yang turun temurun diwariskan oleh suatu generasi ke generasi dengan tujuan untuk memberi tuntunan dan pedoman hidup bagi manusia agar mencapai kebahagiaan di dunia dan akhirat.7

  Jadi perilaku beragama adalah suatu tingkah sebagai reaksi atau tanggaan yang dilakukan dalam suatu sitauasi yang dihadapinya yang didasarkan atas kesadaran adanya Tuhan Yang M aha Esa. Dalam kaitannya perilaku beragama adalah serangkaian tingkah laku seseorang yang dilandasi oleh ajaran-ajaran agama Islam.

  2. Aspek-aspek perilaku beragama dalam Islam Perilaku beragama pada dasamya bukan hanya teijadi ketika seseorang melakukan aktivitas ritual (beribadah) tetapi juga ketika melakukan aktivitas lain. Disamping juga bukan hanya aktivitas yang berkaitan dengan aktivitas yang tampak dan dapat dilihat mata, tapi juga aktivitas yang tidak tampak dan terjadi dalam hati seseorang. Menurut Glock dan Stark seperti yang dikutip Djamaludin Ancok ada lima macam

  6 Hasan Langgulung, Beberapa Pemikiran Tentang Pendidikan Islam, Bandung : Al- M a'arif, 1985, him. 139

  V9 dimensi keberagamaan, yaitu "Dimensi keyakinan (ideologi) dimensi peribadatan atau praktek agama (ritualistik), dimensi penghayatan

  (expererensial), dimensi pengalaman (konsekuensial), dan dimensi

g

pengetahuan agama (intelektual)".

  Dalam pembahasan ini yang penulis jadikan indikator adalah aspek ibadah dan akhlak.

  a. Aspek ibadah Aspek ibadah adalah semua yang dilakukan atau dipersembahkan untuk mencapai keridloan Allah SWT dan mengharapkan imbalan pahala di akhirat kelak.8

  9 Dalam pembahasan ini ibadah dibagi menjadi dua, yaitu: 1) Ibadah mahdlah

  Ibadah Mahdlah adalah yang mengandung hubungan dengan Allah SW T semata-mata yakni hubungan vertikal dan hanya terbatas pada ibadah-ibadah khusus.10

  a) Shalat Kata shalat secara etimologi berarti do'a. Adapun shalat, secara terminologis adalah seperangkat perkataan dan

  8 Djamaludin Ancok dan Fuad Nashori Suroso, Psikologi Islam, Yogyaka rta, Pustaka Pelajar, 1994, him. 77.

  9 Abdul Aziz Dahlan, et, al-Ensklipodia Hukum Islam, Jakarta, Ichtiar Baru Van Hoeve, 1996, him. 592. perbuatan yang dilakukan dengan beberapa syarat tertentu, dimulai dengan takbir dan diakhiri dengan salam .11 Shalat berfungsi membersihkan diri dan mensucikannya dan dapat mencegah perilakunya dari perbuatan keji dan munkar. Allah berfirm an: s-1— j — P ^ o U — lad1 j l ali— lad!

  ^ o t ° ( t o :

  Artinya : ....dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan-perbuatan) keji dan m ungkar.... (QS. Al-Ankabut: 4 5 )'2

  b) Puasa Puasa (shaum) menurut bahasa menahan dari segala sesuatu, seperti menahan makan, minum, nafsu menahan bicara yang tidak bermanfaat dan sebagainya.

  Sedangkan menurut istilah adalah menahan diri dari sesuatu yang membatalkannya satu hari lamanya, mulai dari terbit fajar sampai terbenam matahari dengan niat dan beberapa syarat.13

  Ibadah puasa ini telah diperintahkan sejak datangnya Islam, adapun perintah itu dalam Al-Qur'an yang berbunyai:

  rman, Materi Pendidikan Agama Islam, Bandung: Remaja

  11 Supiana dan M. Ka Rosdakarya, 2001, him. 23.

  12 Soenardjo, Al-Qur'an dan Terjemahannya, Jakarta, Departemen Agama Republik Indonesia, 1993, him. 635.

  21 Li r nr f Oi ji cn nJr i i # u

  0 A T : S ji-J» ).0 j & ^

  Artinya : H ai orang-orang yang beriman, diw ajibkan alas kamu berpuasa sebagaim ana diw ajibkan alas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa

(QS. Al-Baqarah: 183).14 1

  5

  2) Ibadah ghoiru mahdlah Ibadah Ghoiru Mahdlah adalah ibadah yang tidak hanya sekedar menyangkut hubungan dengan Allah SWT, tetapi yang berkaitan dengan hubungan sesama makhluk (nabi m in A llah wa habi min an-nas).

  Dalam ibadah Ghoiru Madhlah ini, penulis batasi dengan ibadah berdo'a dan membaca Al-Qur'an.

  a) Berdo'a Kata-kata berdo'a banyak disebut didalam Al-Qur'an, dan masing-masing mempunyai makna tertentu.

  Adapun do'a yang dimaksud disini adalah do'a dengan makna 'ibadah" seperti dalam firman Allah SWT:

  Uj a n il; u n a U i o

  • * Artinya : Dan janganlah kamu m enyembah apa-apa yang tidak memberi m anfa'at dan tidak (pula) memberi

    m udharat (QS. Yunus: 106),:>

    14 Soenarjo, Ibid, him. 44.
  •   22 Yang dimaksud dengan "berdo'a" didalam ayat ini

      adalah "ibadat". Janganlah kamu ibadah (sembah) selain kepadaku Allah, yaitu sesuatu yang tidak kuasa memberikan manfaat kepadamu dan tidak kuasa pula mendatangkan madlarat kepadamu.

      b) Membaca Al-Qur'an M embaca Al-Qur'an merupakan amal perbuatan yang sangat mulia dan akan mendapatkan pahala yang berlipat ganda sebab yang dibaca itu adalah kitab suci. Al-Qur'an sebagai kitab suci adalah sebaik-baik bacaan bagi orang mukmin. Sebagimana finnan Allah SWT dalam surat Al- Baqarah: 121.

      ^ * 0 * ' \ \ f , i ^ ^

      4 j j UJ J jjs - A j j JS j <_-> z' /• z '/ ' / l £ j l 'j t Ait ' % ° y y ' o *0 o A^

      ) Aj -j (A T ! yM') yiSo

      Artinya : O rang-orang yang telah Kam i berikan A l Kitab kepadanya, mereka membacanya dengan bacaan ya n g sebenarnya, mereka itu berim an kepadanya.

      Dan barangsiapa yang ingkar kepadanya, maka mereka itulah orang-orang yang rugi. (QS. Al- B aqarah: 121)16

      Selian itu Al-Qur'an juga dapat menjadi penolong bagi orang-orag yang membacanya kelak di akhirat (hari kiamat) sebagaimana sabda Rosulullah SAW :

      N N { (

      L p 1 ^ j* * j

      .U 3 I

      J l j o lj__sJlljlj&\ (Jj__flj

      J - i i f {

      Lx^jLii

      Artinya : "Abu Umamah al-Bahily berkata: Saya mendengar Rosulullah SAW bersabda: Bacalah Al-Qur'an karena ia akan datang hari Kiamat menjadi penolong bagi para pembacanya.n (HR. Muslim).

      D engan membaca Al-Qur'an tidak berarti akan dapat mengubah perilaku seseorang begitu saja, akan tetapi perubahan perilaku seseorang akan terwujud dengan cara mempelajari isi kandungan Al-Qur'an dalam bentuk tingkah laku yang sesuai dengan ketentuan-ketentuan Al-Qur'an dalam kehidupan sehari-hari.

      b. Aspek akhlak Akhlak disebut etika yang berasal dari bahasa Yunani, etos berarti kebiasaan. Didalam A D ictionary o f Education dikatakan:

      "Ethics is Educational Discousrse Contains Mary References To Moral Education and the Development o f Moral Concepts". Yang

      artinya etika adalah wawasan pendidikan yang berisi referensi- referensi atau acuan-acuan terhadap pendidikan moral dan konsep perkembangan moral.1

      7 V ,

      18

      17 Imam Abi Husain Muslim bin Hajjaj, Shohih Muslim Jus I, Beirut Darul Kitab Al- Ilmiyah, 1992, him. 553.

      18 PJ. Hills, A Dictionarty o f Education, Routledge and Kegan Paul Ltd, London, 1982, page, 149.

      24 Dengan membentuk akhlak mulia tujuan yang ingin dicapai dapat terwujud, yakni manusia ideal yang sempuma akhlaknya.

      Berbagai bentuk dan ruang lingkup akhlak Islami sebagai berikut: 1) Akhlak terhadap Allah

      Akhlak kepada Allah dapat diartikan sebagai sikap atau perbuatan yang seharusnya dilakukan oleh manusia sebagai makhluk kepada Tuhan sebagai khaliq.19

      Sikap atau perbuatan tersebut memiliki ciri-ciri diantaranya: a) Beriman : menyakini bahwa dia (Allah) sungguh-sungguh ada.

      Dia memiliki segala sifat kesempumaan dan sunyi dari segala sifat kelemahan. Juga yakin bahwa malaikat-Nya, kitab yang diturunkan-Nya, Rosul-Nya dan Nabi-Nya, hari Kemudian dan Qodlo yang telah ditetapkan-nya.

      b) Taat : melaksanakan perintah-perintah-Nya dan menjauhi larang-larangan-Nya.

      c) Ikhlas : yakni kewajiban manusia beribadah hanya kepada Allah SWT, dengan ikhlas dan pasrah. Dalam beribadah kepada Allah, caranya wajiblah mengiktui ketentuan-Nya sebagaimana yang diajarakan dan dicontohkan oleh Rosul- Nya. d) Tawakal : mempercayakan diri kepada-Nya dalam melaksanakan sesuatu pekeijaan yang telah direncanakan dengan mantap.

      e) Tasyakur dan Qona'ah : berterima kasih atas pemberian Allah dan merasakan kecukupan atas pcmberian-Nya.

      2) Akhlak terhadap sesama manusia Selain memelihara komunikasi dan hubungan dengan Allah

      SWT, kita perlu memelihara dan membina hubungan baik dengan sesama manusia. Hubungan antar manusia ini dapat dibina dan dipelihara antara lain dengan mengembangkan cara dan gaya hidup yang selaras dengan nilai dan norma agama.

      Hubungan antara manusia dengan manusia lain dalam masyarakat dapat dipelihara antara lain dengan tolong-menolong, bantu-membantu, suka memaafkan kesalahan orang lain, menepati janji, lapang dada, menegakkan keadilan dan berlaku adil terhadap diri sendiri dan orang lain.2

      21

      3. Faktor-faktor yang mempengaruhi perilku beragama

      a. Faktor internal Faktor internal adalah faktor yang berasal dalam diri manusia itu yaitu selektivitasnya sendiri, daya pilihan sendiri, atau minat

      20 B urhanudin Salam, Etika Individual; Pola Dasar Filsafat Moral, Jakarta: Rieneke Cipta, 2000, him. 194-195.

      21 Muhmmad Daud Ali, Pendidikan Agama Islam, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2000, perhatiannya untuk menerima dan mengolah pengaruh-pengaruh yang datang dari luar dirinya itu.22 Menurut Djalaludin Rahmat, bahwa faktor internal ini digaris besarkan pada dua fakor, yaitu faktor biologis dan faktor sosio psikologis.

      1) Faktor biologis Adanya warisan biologis sampai muncul aliran baru yang memandang segala kegiatan manusia termasuk agama, kebudayaan, moral dari struktur biologisnya.23

      2) Faktor sosio psikologis Manusia sebagai makhluk sosial memperoleh beberapa karakeristik yang mempengaruhinya perilakunya yang diklasifikasikan dalam komponen-komponen sebagai berikut:

      a) Bakat, suatu kemampuan pembawaan yang potensial mengacu kepada perkembangan kemampuan akademis (ilmiah) dan keahlian (professional) dalam berbagai bidang kehidupan. Bukan ini berpangkal pada kemampuan kognisi (daya cipta), konai (kehendak) dan emosi (rasa) yang disebut dalam psikologis filosofls dengan tri chotom ie (tiga kekuatan rohaniah) manusia.

      b) Insting atau gharizah, adalah suatu kemampuan berbuat atau bertingkah laku dengan tanpa melalui proses belajar.

      rungan, Psikologi Sosial, Bandung F.resco, 1998, him. 155.

    22 Ga

      Kemampuan insting inipun kemampuan ini termasuk

      "kapabi lias" yaitu kemampuan berbuat Sesuatu dengan tanpa

      melalui belajar.24

      c) Nafsu dan dorongan-dorongaxmya (drives). Dalam tasawuf dikenal adanya nafsu-nafsu lawwamah yang mendorong kearah perbuaan mencela dan merendahkan orang lain (egosentris), nafsu amarah (polem is) yang mendorong ke arah perbatan merusak, membunuh atau menyusuri orang lain

      (destrukif), nafsu birahi (eras) yang mendorong ke arah

      perbuatan seksual untuk memuaskan tuntutan akan pemuasan hidup berkelamin. Nafsu mutmainah (religius) yang mendorong kearah ketaatan kepada Tuhan Yang Maha Esa.

      d) Karakter atau watak tabiat manusia merupkan kemampuan psikologis yang terbawa sejak kelahirannya. Karakter ini serta etis seseorang. Karakter terbentuk oleh kekuatan dari dalam diri manusia, bukan terbentuk karena pengaruh dari luar.

      Kareakter sangat erat hubungannya dengan personalitas (kepribadian) seseorang. Oleh karena itu ciri-ciri antara keduanya hampir tidak dapat dibedakan dengan jelas.

      e) H ereditas atau kemampuan merupakan faktor kemampuan dasar yang mengandung ciri-ciri psikologis dan fisiologis yang

    24 M. Arifin, Ilmu Pendidikan Islam, Suatu Tinjauan Teoritis dan Praktis Berdasa rkan

      b. diturunkan atau diwariskan oleh orang tua baik dalam garis yang dekat maupun yang telah jauh.

      Faktor ekstemal Faktor esktemal merupakan segala hal yang diterima individu dari lingkungannya.25 2

      6 Sebagaimana firman Allah dalam surat An-Isra' a y a t: 84. c A - i f

      > ^ a r a > j j j j r js

    • * ( A 1 I

      Artinya : Katakanlah: "Tiap-tiap orang berbuat m enurut keadaannya masing-masing". M aka Tuhanmu lebih m en^etahui siapa yang lebih benar jalannya. (QS. A l-Isra ': 84)2

      Dari ayat tersebut dapat dijelaskan bahwa perilaku yang diperlihatkan oleh individu bukan suatu yang dilakukan sendiri tapi selalu dalam interaksinya dengan lingkungan. Demikian juga dengan sifat dan kecakapan-kecakapan yang dimiliki individu sebagian besar diperoleh melalui hubungannya dengan lingkungan, adapun yang dimaksud dengan lingkungan disini adalah segala faktor yang dapat mempengaruhi individu. Lingkungan tersebut mungkin berada di sekitar individu atau jauh dari individu, berada pada saat ini, atau telah lama berlalu, lingkungan efektif atau tidak efektif, lingkungan tersebut

      25 Nana Saudi, Sukmadinata, Landasan Psikologi Proses Pendidikan, Bandung: R emaja Rosdakarya, 2003, him. 44.

      26 Soenarjo, Op.Cii, him. 437.

      29 terdiri atas lingkungan alam dan geografis, ekonomi, sosial, budaya, politik, keagamaan, keamanan dan sebagainya.27 Singgih D. Gunarsih menyatakan sebagai berikut: