HALAMAN JUDUL - ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA PERBANKAN SYARIAH BERDASARKAN KONSEP MAQASID SYARIAH INDEX (MSI) DI INDONESIA DAN PAKISTAN PERIODE 2007-2016 - Test Repository

HALAMAN JUDUL
ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA PERBANKAN SYARIAH
BERDASARKAN KONSEP MAQASID SYARIAH INDEX (MSI) DI
INDONESIA DAN PAKISTAN PERIODE 2007-2016
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar
Sarjana Ekonomi (S.E)

Disusun Oleh:
NOVITASARI
NIM 21313008

PROGRAM STUDI S1 PERBANKAN SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA
2018

i

PERSETUJUAN PEMBIMBING


ii

PENGESAHAN KELULUSAN

iii

PERNYATAAN KEASLIAN

iv

PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT

v

MOTTO
MOTTO
Wahai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kepada Allah, hendaklah setiap diri
memperhatikan apa yang telah dipersiapkannya untuk hari esok (akhirat), dan
bertaqwalah kepada Allah,
sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kalian kerjakan.

(QS Al-Hasyr, ayat 59:18)

Barang siapa yang melakukan perbuatan baik, ia akan mendapatkan pahala (dalam
perbuatan itu) dan pahala orang yang menirunya tidak di kurangi pahalanya
sedikitpun.
Dan barang siapa yang melakukan perbuatan yang jelek,
ia akan menanggung dosa dan orang-orang yang menirunya dengan tidak di
kurangi dosanya sedikitpun.
(HR. Muslim)

There is no easy walk to freedom anywhere, and many of us will have to pass
through the valley of the shadow of death.
Again and again before we reach the mountain
top of our desires.
(Nelson Mandela)

PERSEMBAHAN

vi


PERSEMBAHAN

PERSEMBAHAN
Skripsi ini saya persembahkan kepada:
Untuk Allah SWT yang telah melimpahkan ilmu yang tiada tara,
Untuk Kedua Orang TuaKu darinya saya belajar tentang kehidupan,
Untuk Bapak Ibu Dosen IAIN Salatiga yang telah mencurahkan ilmunya untukku,
terimakasih saya ucapkan untuk segala motivasi dan dukungannya para sahabatsahabatku dan teman-teman FEBI angkatan 2013 dan tidak lupa kepada pihak yang
telah membantu dalam menyelesaikan skripsi ini.

vii

KATA PENGANTAR
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahi Rabbil „alamin, segala puji dan syukur penulis panjatkan atas
kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, karunia, rizqi dan
pertolongan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul
“Analisis Perbandingan Kinerja Perbankan Syariah Berdasarkan Konsep Maqasid
Syariah Index (MSI) Di Indonesia Dan Pakistan Periode 2007-2016.” Shalawat serta
salam semoga tercurah kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW.

Skripsi ini disusun dan diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam
IAIN Salatiga sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana dalam ilmu
perbankan syariah. Dalam penyusunan skripsi ini telah banyak pihak yang membantu
baik secara moril maupun material, maka penulis mengucapkan terimakasih kepada :
1. Dr. Rahmat Haryadi, M.Pd. selaku Rektor Institut Agama Islam Negeri
Salatiga.
2. Dr. Anton Bawono, M.Si. selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam
IAIN Salatiga.
3. Fetria Eka Yudiana, M.Si. selaku Ketua Program Studi Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Islam IAIN Salatiga.
4. Dr. Ahmad Mifdlol M, Lc.,M.Si. selaku dosen pembimbing skripsi yang telah
memberikan bimbingan, arahan dan masukan dalam penulisan skripsi ini.
5. Dr. Agus Waluyo, M. Ag. selaku dosen pembimbing akademik.
6. Seluruh dosen Program Studi S1-Perbankan Syariah Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Islam IAIN Salatiga yang telah memberikan ilmu dan wawasan kepada
penulis selama perkuliahan.
7. Seluruh karyawan dan staff akademik Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam
IAIN Salatiga atas pelayanannya.

viii


8. Bapakku dan Ibukku, serta adikku yang telah memberikan doa, kasih sayang,
hiburan, semangat dan dukungannya.
9. Segenap mahasiswa Program studi S1-Perbankan Syariah, khususnya
angkatan 2013, terimakasih atas kebersamaan dan semangatnya selama
perkuliahan sampai penyelsaian skripsi ini.
10. Kepada semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan
skripsi ini.
11. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih sangat jauh dari kesempurnaan dan
penuh kekurangan, oleh karena itu dengan segenap kerendahan hati penulis
menyampaikan permohonan maaf yang sebanyak-banyaknya, serta semoga
skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi berbagai pihak. Amiin.

Salatiga, 15 Januari 2018
Penulis

Novitasari
NIM. 21313008

ix


ABSTRAK
ABSTRAK
Novitasari. 2018. Analisis Perbandingan Kinerja Perbankan Syariah Berdasarkan
Konsep Maqasid Syariah Index (MSI) Di Indonesia Dan Pakistan Periode
2007-2016. Skripsi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Program Studi S1Perbankan Syariah IAIN Salatiga. Pembimbing : Dr. Ahmad Mifdlol M,
Lc.,M.SI
Penilaian kinerja perbankan syariah biasanya menggunakan alat ukur
konvensional. Padahal untuk menilai kinerja perbankan syatiah tidak dapat
disamakan dengan menggunakan alat ukur penilaian perbankan konvensional karena
baik perbankan syariah dan perbankan konvensional memiliki tujuan dan pandangan
yang berbeda. Penelitian inibertujuan untuk menganalisis kinerja perbankan syariah
berdasarkan konsep maqasid syariah index (MSI) di Indonesia dan di Pakistanperiode
2007-2016, serta untuk mengetahui apakah ada perbedaan nilai maqasid syariah
index (MSI) di Indonesia dan di Pakistan periode 2007-2016.
Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif, sampel yang digunakan dalam
penelitian ini adalah 80 data yang dianalisis dan diambil dariannual report perbankan
syariah di Indonesia yaituBank Muamalat Indonesia, Bank Syariah Mandiri, Bank
Mega Syariah,Bank Syariah Bukopin dan di Pakistan yaitu AlBaraka Bank (Pakistan)
Limited, BankIslami Pakistan Limited, Dubai Islamic Bank Pakistan Limited,

Meezan Bank Limited selama 10 tahun, teknik pengambilan data yang digunakan
adalah purpose sampling. Teknik analisis data yang digunakan menggunakan adalah
menggunakan uji Ttes bantuan aplikasi IBM SPSS Statistics 21.
Hasiluji ttestdapat dinyatakan bahwa tidak terdapat perbedaan nilai maqasid
syariah index diperbankan syariah Indonesia dan di Pakistan pada periode 2007
sampai 2016, berdasarkan analisis pada rasio kinerja maqasid syariah indexdi
Indonesia lebih unggul, pada rasiokinerja maqasid syariah index: rasio publikasi,rasio
interest free product,profit ratios,rasio personal income,rasio investment ratios in
real sector. Berdasarkan analisis pada rasiokinerja maqasid syariah indexdi Pakistan
lebih unggul, pada rasiokinerja maqasid syariah index: rasio penelitian, rasio
pendidikan, rasio pelatihan, rasio fair returns, rasio functional distribution.

Kata Kunci: Kinerja, Perbankan Syariah, Indonesia, Pakistan dan Maqasid Syariah
Index.

x

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL...................................................................................................... i

PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................................................. ii
PENGESAHAN KELULUSAN .................................................................................. iii
PERNYATAAN KEASLIAN ...................................................................................... iv
PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT

........................................................................ v

MOTTO ....................................................................................................................... vi
PERSEMBAHAN ....................................................................................................... vii
KATA PENGANTAR ............................................................................................... viii
ABSTRAK .................................................................................................................... x
DAFTAR ISI ................................................................................................................ xi
DAFTAR TABEL ....................................................................................................... xii
DAFTAR GAMBAR ................................................................................................. xiii
DAFTAR DIAGRAM ................................................................................................ xiv
BAB I ............................................................................................................................ 1
PENDAHULUAN ........................................................................................................ 1
A.

Latar Belakang Masalah................................................................................................ 1


B.

Rumusan Masalah ....................................................................................................... 18

C.

Tujuan Penelitian ........................................................................................................ 19

D.

Manfaat Penelitian ...................................................................................................... 20

E.

Sistematika Penulisan ................................................................................................. 21

BAB II ......................................................................................................................... 24
LANDASAN TEORI .................................................................................................. 24
A.


Telaah Pustaka ............................................................................................................ 24

B.

Kerangka Teori ........................................................................................................... 30
1.

Maqasid Syariah ..................................................................................................... 30

2.

Maqasid Syariah Index (MSI)................................................................................. 37

xi

3.

Pengukuran Kinerja Bank Syariah .......................................................................... 38


4.

Perbankan Syariah .................................................................................................. 46

5.

Perbankan Syariah Di Indonesia ............................................................................. 53

6.

Perbankan Syariah Di Pakistan ............................................................................... 63

C.

Kerangka Penelitian .................................................................................................... 73

D.

Hipotesis ..................................................................................................................... 75

BAB III ....................................................................................................................... 81
METODE PENELITIAN ............................................................................................ 81
A.

Jenis Penelitian............................................................................................................ 81

B.

Lokasi dan Waktu Penelitian ...................................................................................... 81

C.

Populasi dan Sampel ................................................................................................... 83

D.

Teknik Pengumpulan Data .......................................................................................... 85

E.

Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel ............................................. 87

F.

Uji Istrumen Penelitian ............................................................................................. 100

G.

Alat Analisis.............................................................................................................. 102

BAB IV ............................................................................................................................. 103
ANALISIS DATA ............................................................................................................ 103
A.

Deskripsi Objek Penelitian........................................................................................ 103

B.

Hasil Penelitian ......................................................................................................... 104

BAB V .............................................................................................................................. 130
KESIMPULAN DAN SARAN......................................................................................... 130
A.

Kesimpulan ............................................................................................................... 130

B.

Saran ......................................................................................................................... 131

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................... 133
LAMPIRAN-LAMPIRAN........................................................................................ 139

xii

DAFTAR TABEL
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1Research Gap........................................................................................16
Tabel 2.1

Ringkasan Penelitian Terdahulu.......................................................29

Tabel 2.2

Konsep Operasionalisasi Metode Sekaran yang Dirumuskan
dalamPeneliti Mohammed dan Taib (2010)........................................44

Tabel 2.3

Konsep Operasionalisasi Metode Sekaran yang Dirumuskan
oleh Mohammed dan Taib (2010)Bobot..............................................45

Tabel 2.4

Perbedaan Bank Syariah dengan Bank Konvensional......................53

Tabel 3.1

Konsep Operasionalisasi Metode Sekaran yang Dirumuskan
oleh Mohammed dan Taib (2010)Bobot.............................................99

Tabel 4.1

Daftar Sampel Perbankan Syariah................................................104

Tabel 4.2

Statistik Deskriptif........................................................................105

Tabel 4.3

Uji Normalitas...............................................................................106

Tabel 4.4

Uji Normalitas Dengan Grafik......................................................107

Tabel 4.5

Uji Beda Ttest..................................................................................109

Tabel 4.6

Rasio Kinerja Maqashid Syariah Index yang Pertama
Tahun 2007-2016...............................................................................111

Tabel 4.7

Rasio Kinerja Maqashid Syariah Index yang Kedua
Tahun 2007-2016...............................................................................119

Tabel 4.8

Rasio Kinerja Maqashid Syariah Index yang Ketiga
Tahun 2007-2016...............................................................................124

xii

DAFTAR GAMBAR
AFTAR GAMBAR

Gambar 2.1

Konsep Operasionalisasi Sekaran...............................................43

Gambar 2.2

Dampak Perkembngan Syaria Terhadap Sektor Lain..................63

Gambar 2.3

Kerangka Teori Pemikiran..........................................................74

xiii

DAFTAR DIAGRAM
DAFTAR DIAGRAM

Diagram 4.1Uji Normalitas Dengan Grafik Nilai Maqasid Syariah Index
(MSI) Di Indonesia.............................................................................108
Diagram 4.2Uji Normalitas Dengan Grafik Nilai Maqasid Syariah Index
(MSI) Di Pakistan...............................................................................108

xiv

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Perbankan merupakan lembaga keuangan yang berfungsi untuk
menghimpun dan menyalurkan dana seluruh lapisan masyarakat secara
efektif dan efisien, dengan berdasarkan asas demokrasi ekonomi untuk
mendukung pelaksanaan pembangunan dalam rangka meningkatkan
pertumbuhan ekonomi, meningkatkan taraf hidup masyarakat dan
stabilitas ekonomi.

Kata bank dapat kita telusuri dari kata banque dalam bahasa
Prancis, dan dari banco dalam bahasa Italia, yang dapat berarti peti/lemari
atau bangu. Konotasi kedua kata ini menjelaskan dua fungsi dasar yang
ditunjukkan oleh bank komersial. Kata peti atau lemari menyiratkan
fungsi sebagai tempat menyimpan benda-benda berharga, seperti peti
emas, peti berlian, peti uang dan sebagainya. Pada abad ke-12 kata banco
di Italia merujuk pada meja, counter atau tempat usaha penukaran uang
(money changer) yang artinya penukaran uang atau dalam arti transaksi
lebih luas yaitu “ membayar barang atau jasa” (Arifin, 2009: 2).

1

2

Menurut

Arifin

sebagai

intermediasi,

bank

konvensional

menerima simpanan dari nasabah dan meminjamkannya kepada nasabah
(unit ekonomi) lain yang membutuhkan dana. Atas simpanan para
nasabah itu bank memberi imbalan berupa bunga. Demikian pula, atas
pemberian pinjaman itu bank mengenakan bunga kepada para
peminjaman. Dalam perbankan konvensional terdapat kegiatan-kegiatan
yang dilarang syariah islam, seperti menerima dan membayar bunga,
membiayai kegiatan produksi dan perdangan barang-barang yang dilarang
syariah, misalnya memperdagangkan minuman keras (Arifin, 2009: 2-3).

Dalam sejarah perekonomian kaum muslimin, fungsi bank ketika
zaman Rasulullah SAW sudah ada. Pembiayaaan yang dilakukan dengan
akad yang sesuai dengan syariah telah menjadi bagian dan tradisi umat
Islam sejak zaman Rasulullah SAW pelaksanaan-pelaksanaan seperti
menerima penitipan harta, meminjam uang untuk keperluan konsumtif
dan bisnis, serta melakuakan pengiriaman uang, telah lazim dilakukan
sejak zaman Rasulullah SAW, walaupun secara formal belum ada
lembaga perbankan. Berdirinya bank Islam diawali dengan berdirinya
sebuah bank tabungan lokal yang beroprasi tanpa bunga di desa Mit
Ghamair yang berlokasi di tepi Sungai Nil pada tahun 1963 oleh Dr.
Abdul Hamid an-Nag-gar, meskipun beberapa tahun kemudian ditutup
(Mardani, 2015: 12-13)

2

3

Menurut Antonio (2001: 18) tujuan utama dari pendirian lembaga
keuangan adalah

tiada lain sebagai upaya kaum muslimin untuk

mendasari segenap aspek kehidupan ekonomi berlandaskan Al-Qur‟an
dan As-Sunnah. Upaya awal penerapan sistem profit dan loss sharing
tercatat pada tahun 1940-an di Malaysia dan Pakistan yaitu adanya upaya
mengelola dana jamaah haji secara non konvensional.

Pakistan adalah

negara yang

memiliki penduduk muslim

terbanyak kedua di dunia setelah Indonesia. Pakistan merupakan republik
yang terdiri dari berbagai macam suku bangsa, yaitu Punjabi, Sindhi,
Pasthun (Pathan), Baloch, dan Muhajir (imigran Muslim dari India pada
saat pemisahan dari India). Meskipun berbeda-beda suku, mereka
mayoritas Muslim (95 persen) dan hanya 5 persen beragama lainnya,
seperti Hindu dan Kristen. Pakistan memisahkan diri dari India dan
memproklamasikan kemerdekaan pada tahun 1947 yang diharapkan
menjadi tanah air masyarakat Muslim.

Munculnya bank syariah di Pakistan setelah ada penghapusan
sistem bungga, pada awal 1979. Seiring dengan dihapuskannya sistem
bungga, maka pada saat itu pemerintah Pakistan mulai memperkenalkan
skema pinjaman tanpa bunga kepada petani dan nelayan. Pada tahun

3

4

1985, sistem perbankan Pakistan berubah menjadi sistem perbankan
syariah (Pracoyo & Pracoyo, 2005: 175).

Islamisasi di sektor perbankan mencapai puncaknya pada tahun
1985 ketika semua perusahaan perbankan diwajibkan untuk menyediakan
skema pembiayaan bebas bunga dan tidak boleh menerima simpanan
yang berbasis bunga. Namun, hal ini tidak berlaku untuk cabang bank
asing dan simpanan dan pinjaman dalam valuta asing. Selain sektor
internasional, sektor pemerintah juga dikecualikan. Setahun setelah
ketentuan ini, deposito perbankan berbasis bagi hasil (mudharabah) telah
mencapai 65 persen dari total dana pihak ketiga, sedangkan deposito
berbasis bunga tinggal 17,7 persen.

Akan tetapi setelah meninggalnya Jenderal Muhammad Zia UlHaq dan naiknya Junejo sebagai pengganti selama tiga tahun, proses
Islamisasi ekonomi kurang mendapat perhatian. Pada masa berkuasanya
kembali PPP diikuti sebentar oleh masa pemerintaan Muslim League
maka terjadi ketidakstabilan yang cukup parah yang membuat negara
tidak memiliki kebijakan ekonomi yang jelas, termasuk mengenai
perbankan syariah yang kurang mendapat perhatian dan dukungan.
Pemerintah kembali memberikan komitmennya untuk menghapuskan riba

4

5

dalam perekonomian dan mengembangkan perbankan syariah pada tahun
2002.

Dalam keinginannya untuk mewujudkan dan mengembangkan
keungan syariah di negara Pakistan, maka pada bulan Desember 2001
Bank Sentral Pakistan

merilis panduan bank yang ingin merubah

sepenuhnya menjadi bank syariah (full-fledged commercial Islamic
banks). Perbankan syariah harus mengikuti aturan-aturan syariah yang
melarang riba dan spekulasi moneter, perbankan syariah juga sudah
seharusnya

mengesesampingkan

penggunaan

instrument

keungan

berbasis bunga seperi obligasi dan treasury. Bank Sentral Pakistan juga
mewajibkan bank yang ingin mengoprasikan bank syariah harus memiliki
operasi keungan syariah dan proses konversi harus dimulai selama enam
bulan setelah persetujuan diajukan. Setelah konversi selesai, pemohon
bisa mengajukan lisensi bank syariah.

Negara Pakistan ingin membangun keuangan syariah di negaranya
dengan

sepenuhnya

dan

perlahan

untuk

menciptakan

sistem

perekonomian tanpa bunga. Langkah-langkah yang diambil Bank Sentral
tersebut memang jarang terjadi di keuangan syariah, akan tetapi cara ini
dipandang berhasil sebagai cara untuk meningkatkan skala perbankan

5

6

syariah dan memperluas jangkauannya ke dalam daerah-daerah pedesaan
yang kurang terlayani.

Selanjutnya, pada tahun 2005-2010 dibuatlah Strategic Plan oleh
Bank Sentral Pakistan yang meliputi pengembangan perbankan syariah
untuk memajukan perbankan syariah sebagai sistem yang paralel dan
kompatibel dengan sistem konvesional dan membuat perbankan syariah
sebagai perbankan pilihan utama untuk penyedia dan pengguna jasa
keuangan. Hal ini berarti Pakistan masih berada pada tahap sistem
keuangan dan perbankan ganda (dual financial and banking system)
dengan sistem keuangan syariah yang

lebih dominan, untuk menuju

sistem ekonomi Islam secara penuh. Dengan sistem ini, lembaga
keuangan syariah beroperasi berdampingan dengan lembaga keuangan
konvensional ( Ascarya, 2006: 153).

Di dalam perkembangan perbankan syariah di Pakistan, menurut
Muhammad Iqbal (2017) saat ini, di negara Pakistan telah ada 5 bank
syariah dan 16 bank konvensional yang menawarkan produk keuangan
syariah. Pada bulan maret pada tahun 2017 yang lalu, aset perbankan
syariah mencapai US$17,9 miliar (Rp239,79 triliun) dan meningkat 16
persen dari periode yang sama tahun sebelumnya. Aset bank syariah saat
ini sebesar 11,7 persen dari total aset perbankan. Perbankan syariah di

6

7

negara Pakistan terbukti tumbuh seacara cepat namun tertinggal dari
perbankan konvensional dalam segi ukuran maupun keuntungan.

Berkembangnya bank-bank syariah di negara-negara Islam
berpengaruh ke Indonesia. Indonesia adalah negara kepulauan terbesar di
dunia yang memiliki beragam suku bangsa, bahasa, dan agama dengan
jumlah penduduk 240 juta. Meskipun bukan negara Islam, Indonesia
merupakan negara dengan penduduk Muslim terbesar di dunia dengan
jumlah penduduk beragama Islam sebanyak 88 persen, Kristen 5 persen,
Katolik 3 persen, Hindu 2 persen, Budha 1 persen, dan lainnya 1 persen.
Pada awal periode 1980-an, diskusi mengenai bank syariah sebagi pilar
ekonomi Islam mulai dilakukan. Para tokoh yang terlibat dalam kajian
tersebut adalah Karnaen A. Perwataatmadja, M. Dawam Rahardjo, A. M,
Saefuddin, M. Amien Azis dan lain-lain. Beberapa uji coba pada skala
yang relative terbatas telah diwujudkan. Diantaranya adalah Baitut
Tamwil-Salman, Bandung. Di Jakarta juga dibentuk lembaga serupa
dalam betuk koprasi, yakni Koprasi Ridho Gusti. Akan tetapi, prakarsa
lebih khusus untuk mendirikan bank Islam di Indonesia baru dilakukan
pada tahun 1990. Majelis Ulama Indonesia (MUI) pada tanggal 18-20
Agustus pada tahun 1990 menyelenggarakan lokakarya Bunga Bank dan
Perbankan di Cisarua, Bogor, Jawa Barat. Hasil lokakarya tersebut
dibahas lebih mendalam pada Musyawarah Nasional IV MUI yang

7

8

berlangsung di Hotel Sahid Jaya Jakarta, 22-25 Agustus 1990.
Berdasarkan amanat Munas IV MUI, dibentuk kelompok kerja untuk
mendirikan bank Islam ( Antonio, 2001: 25).

Setelah adanya rekomendasi dari lokakarya Ulama tentang Bunga
Bnak

dan

Perbankan

di

Cisarua,

kemudian

diikuti

dengan

diundangkannya UU No.7 tahun 1992 tentang Perbankan di mana
perbankan bagi-hasil mulai diakomodasi, maka berdirilah Bnak Muamalat
Indonesia (BMI), yang merupakan bank umum Islam yang pertama yang
beroperasi di Indonesia. Pembentukan BMI ini diikuti oleh pendirian
bank-bank perkreditan rakyat syariah (BPRS). Namun karena lembaga ini
masih dirasakan kurang mencukupi dan belum sanggung menjangkau
masyarakat Islam lapisan bawah, maka dibangunlah lembaga-lembaga
simpin pinjam yang disebut Bait al Maal wat Tamwil (BMT) atau Bait al
Qiradh menurut masyarakat Aceh (Arifin,2009: 8).

Perkembangan perbangan syariah di Indonesia pada era reformasi
ditandai dengan disetujui Undang-undang No.10 tahun 1998. Dalam
undang-undang tersebut diatur dengan rinci landasan hukum serta jenisjenis usaha yang dapat dioprasikan dan diimplementasikan oleh bank
syariah. Undang-undang tersebut juga memberikan arahan bagi bank-

8

9

bank konvensional untuk membuka cabang syariah atau bahkan
mengkonversi dari secara total menjadi bank syariah (Antonio, 2001: 27).

Bank syariah didirikan dengan tujuan untuk mempromosikan dan
mengembangkan penerapan prinsip-prinsip Islam, syariah dan tradisinya
ke dalam transaksi keuangan dan perbankan serta bisnis lain yang terkait.
Prinsip utama yang diikuti oleh bank Islami itu adalah : larangan riba
dalam berbagai bentuk transaksi, melakukan kegiatan usaha dan
perdangan berdasarkan perolehan keuntungan yang sah, dan memberikan
zakat (Arifin,2009: 3).

Sebagai

lembaga

kuangan

yang

berbasis

syariah,

sudah

seharusnya lembaga keuangan tersebut menggunakan pengukuran kinerja
yang juga berbasis syariah, terutama harus terbebas dari riba (bunga),
maysir (permainan kesempatan atau spekulasi) dan terbebas dari gharar (
ketidakpastiaan) dalam semua operasinya. Mengambil dan mengutip
pemaparan (El-Hawary et. Al, 2007) menjelaskan bahwa pengaturan
terkait perbankan syariah, belum sepenuhnya memperhitungkan keunikan
yang ada di dalam bank syariah tersebut, termasuk pengaturan sistem
penilaian kinerja.

Dalam menerapkan model evaluasi kinerja yang berkembang saat
ini, bisa dikatakan bahwa model evaluasi kinerja mencontoh model

9

10

evaluasi kinerja yang digunakan oleh industri perbankan konvensinoal.
Mengapa dikatakan demikian, dikarenakan masih digunakannya sistem
penilaian kinerja yang berfokus kepada peran bank syariah sebagai
orangisasi bisnis, seperti: penilaian kinerja kuangan tradisional, Balaced
Scorecard (BSC) dan Capital, Asset Quality, Management, Earning
Liquidity, and Sensitivity to Market Risk (CAMELS).

Pengukuran kinerja yang telah ada saat ini seperti CAMELS,
Balance Scorecard, Return On Investment (ROI), Return On Asset (ROA),
Return On Equity (ROE), Payback Period, biaya operasi di bagi
pendapatan operasional (BOPO), tnonperforming financing (NPF),
financing to deposits ratio (FDR), termasuk pengukuran efisiensi teknis
dan efisiensi biaya masih bersifat konvensional atau bersifat materi
semata. Pengukuran kinerja keuangan dan teknis operasional oleh LKS
mendorong LKS untuk lebih memperhatikan aspek-aspek keuangan dan
operasioanl saja, sedangkan aspek-aspek lainnya keuangan kurang
mendapatkan perhatian yang memadahi (Ascarya, 2004: 25).
Dikarenakan bank islam tidak hanya melaporkan nilai-nilai
materialistik saja, namun juga aspek sosial dan syariah maka diperlukan
pengukuran kinerja yang komprehensif berbasis pada nilai-nilai sosial dan
syariah yang diambilkan dari sumber pokok Al-Qur‟an dan Al-Hadits
Nabi. Nilai-nilai sosial dan syariah yang dimaksud disini adalah

10

11

meminimalisir

ketidakadilan

(rof‟u

azh-zhulmi),

meminimalisir

kebodohan (rof‟u al-jahli), meminimalisir kemiskinan (rof‟u al-faqri), dan
meminimalisir kebatilan (rof‟u al-batili).
Imam

Abu

Hamid

Al-Ghozali

seseorang

ulama

Islam

memberikan penjelasan mengenai tujuan syariah sebagai berikut: “Tujuan
utama syariah adalah untuk mendorong kesejaheraan manusia, yang
terletak pada perlindungan kepada keimanan, jiwa, akal, keturunan dan
harta mereka. Apa saya yang menjamin terlindungnya lima perkara ini
adalah menemui kepentingan public dan dianjurkan, dan apa saja yang
menciderai lima perkara ini adalah melawan kepentingan public yang
harus di buang”( Chapra: 2011).
Akan tetapi kenyataanya di dalam penelitian yang dilakukan oleh
Musri dan Rama (2015) menjelaskan bahwa bank syariah maupun bank
konvensional masih sepenuhnya didorong oleh pertimbangan mencari
keuntungan atau profit motive dalam keputusan mereka untuk memilih
sistem layanan perbankan. (Sanrego, 2015: 1). Padahal sebagai sebuah
objek bisnis, perbankan syariah tidak hanya dituntut sebagai perusahaan
yang mencari keuntungan (high profitability) saja, akan tetapi juga harus
menjalankan fungsi dan tujuannya sebagai sebuah objek syariah yang
berlandasikan kepada kondep maqasid syariah (good shariah objectives).

11

12

Sebagai lembaga menyalurkan antara pihak kelebihan dana
dengan pihak kekurangan dana, perbankan syariah berperan juga dalam
menyalurkan dana yang dihimpunnya kepada masyarakat dan khususnya
sector riil. di perbankan syariah terdapat hubungan pemilik modal dengan
tenaga kerja (pengelola), dan terdapat hubungan debitur dan kreditur yang
ada di dalam sistem perbankan konvensional.

Dengan melihat hal-hal tersebut di atas maka kebutuhan untuk
menemukan dan menerapkan alat ukur bank syariah yang khas dan
komprehensif sangatlah penting, yang sesuai dengan prinsip dan tujuan
bank syariah yang dapat memberikan penilaian, sehingga dapat dilihat
sejauh manakah bank syariah mampu menunjukan kinerjanya. Tidak
hanya pada aspek keuangannya saja, tetapi bank syariah juga harus
mampu mencapai aspek-aspek yang ada didalam maqasid shariah
(Mohammed dan Taib, 2009).

Maqashid sharia merupakan tujuan dibalik ditetapkanya hukum
atau peraturan dalam agama Islam. Syariah merupakan suatu sistem etika
dan nilai-nilai moral yang mencangkup semua aspek kehidupan. Karena
syariah ditunjukan untuk seluruh umat manusia, maka dasar maqasid
syariah

adalah

untuk

mencapai

menghindari kerusakan (mafsadah).

12

kemaslahatan

(maslahah)

dan

Bedoi dan Mansour (2003)

13

menegaskan ruang lingkup maqashid sharia mencakup seluruh aspek di
dalam kehidupan yang berkaitan dengan sosial, personal, ekonomi dan
intelektual. Di dalam penelitian yang dilakukan oleh Muhammad Adib
Samsudin (2015) menemukan bahwa dawabit (parameter) mengendalikan
dan menerapankan maqasid syariah (tujuan akhir atau tujuan syariah).
Hal ini dikarenakan dawabit berperan dalam menyeimbangkan antara
bukti teks atau bukti syariah secara parsial (juz'iyy) dan maqasid syariah
secara umum atau universal (kulliyy).

Penggunaan konsep maqashid syariah dalam konteks kinerja bank
syariah dinilai sangat penting, dikarenakan sebagian besar bank syariah
menggunakan rasio-rasio keuangan yang berasal dari bank konvensional
sehingga tidak memberikan penilaian pada semua aspek dimensi yang
dimiliki oleh bank syariah. Penelitian yang dilakukan oleh Jaka Susila
(2016)

menunjukkan bahwa bank syariah tidak memiliki perbedaan

dengan perbankan konvensional, kecuali pada produk perbankan syariah
dimana produk perbankan yang mengandung rasa keadilan dan solusi
yang ditawarkan adalah pembebasan segala perhitungan dari rate-interest
dan penelitian yang dilakukan oleh Rosiana dan Triaryati (2016)
menunjukan bahwa bank konvnsional lebih baik kinerjanya di
bandingkan dengan kinerja bank syariah dilihat dari rasio ROA dan
BOPO.

13

14

Di dalam penelitian yang dilakukan oleh Mustafa Omar
Muhammad (2015), merumuskan bahwa sebuah pengukuran yang sangat
berguna untuk mengukur kinerja perbankan syariah yang dikembangkan
berdasarkan prinsip-prinsip yang ada di dalam maqasid syariah tersebut,
yaitu dengan tujuan agar ada sebuah pengukuran bagi bank syariah yang
sesuai dengan tujuanya. Pengukuran kinerja bagi perbankan syariah tidak
berfokus hanya pada laba dan ukuran keuangan lainnya saja, akan tetapi
dirumuskan nilai-nilai lain dari perbankan yang mencerminkan ukuran
manfaat non profit yang sesuai dengan tujuan perbankan syariah.
Penelitian Mustafa tersebut menghasilkan sebuah pengukuran kinerja
keuangan perbankan syariah yang disebut Maqasid Syariah Index (MSI).

Konsep pengukuran kinerja sosial lainnya melalui konsep
Maqashid Syariah telah didiskusikan oleh para pakar ekonomis islam
diantaranya oleh (Wasyith, 2017: 23) Hasil penelitian menunjukkan
bahwa revitalisasi konsep maqasid Muhammad Abu Zahrah dan Abdul
Majid Najjar dapat digunakan untuk melakukan pengukuran kinerja
perbankan syariah secara lebih terukur. (Mohammed and Taib, 2009: 6).
Hasilnya menunjukkan bahwa Indeks Maqashid (Maqashid Index) dapat
menjadi pilihan yang strategis untuk mengukur kinerja perbankan islam.

14

15

Hasil dari pengukuran menggunakan kinerja maqasid syariah
index yang dilakukan oleh Al Ghifari, dkk (2015) menunjukan bahwa
kinerja industri perbankan syariah di Indonesia lebih baik dibandinkan
dengan kinerja perbankan syariah di Malaysia. Penelitian yang dilakukan
oleh Thuba Jazil and Syahruddin (2013), berdasarkan hasil indeks
maqasid, itu jelas menunjukkan bahwa BMI menjadi nyata dari kinerja
tertimbang tertinggi. Menurut Antonio, dkk (2012) menunjukan bahwa
hasil penelitian untuk saat ini, kinerja perbankan syariah di Indonesia
adalah lebih baik dari pada kinerja perbankan islami di Yordania.

Mengambil dan mengutip dari Al Ghifari, dkk (2015) Menurut
Zahrah (2011), tujuan syariah (maqashid syariah) adalah segala sesuatu
yang ditetapkan oleh Allah dan Rasul-Nya dengan tujuan untuk
kemaslahatan manusia secara keseluruhan, yaitu untuk menjaga
eksistensi, mengembangkan baik kualitas maupun kuantitas, baik material
maupun spiritualnya (hlm.549). Kemudian dioprasikan ke dalam metode
sekaran sehingga menjadi parameter yang dapat diukur (Anton, Sanrego
dan Taufiq, 2012: 16). Ketiga tujuan ini bersifat universal yang
seharusnya maenjadi tujuan bank syariah dan bank konvensional, karena
berkaitan dengan kesejahteraan bagi semua pemangku kepentingan,
bukan hanya pemegang saham atau pemilik perusahaan (Rusydiana,
2014: 2).

15

16

Tabel 1.1
Research Gap
Gap
Mengukur
kinerja
perbankan
syariah
dengan
menggunakan
Maqasid
syariah Index
(MSI)

Penulis
Mohammed,
dkk (2015)

Temuan
Penelitian Mustafa tersebut menghasilkan sebuah
pengukuran kinerja keuangan perbankan syariah yang
disebut Maqasid syariah index (SIM)

Wasyith
(2017)

Hasil penelitian menunjukkan bahwa revitalisasi konsep
maqasid Muhammad Abu Zahrah dan Abdul Majid
Najjar dapat digunakan untuk melakukan pengukuran
kinerja perbankan syariah secara lebih terukur.

Mohammed
and
Taib,
(2009)

Hasil menunjukkan bahwa pendekatan indeks maqashid
(maqashid index) dapat menjadi pendekatan alternatif
yang strategis untuk mengukur kinerja perbankan islam.

Al
Ghifari,
dkk (2015)

Hasil analisis dari pengukuran menggunakan kinerja
maqasid syariah index menunjukan bahwa kinerja
industri perbankan syariah di Indonesia lebih baik
dibandinkan dengan kinerja perbankan syariah di
Malaysia.
Berdasarkan hasil indeks maqasid, itu jelas menunjukkan
bahwa BMI menjadi nyata dari kinerja tertimbang
tertinggi.

Thuba
Jazil
and
Syahruddin
(2013)
Antonio, dkk
(2012)

Pengukuran
yang
sama
dengan bank
konvensional
dan
tidak
menggunakan
Maqasid
syariah Index
(MSI) sebagai
alat mengukur
kinerja

Musri
dan
Rama (2015)

Jaka
Susila
(2016)

Hasil analisis dari pengukuran menggunakan kinerja
maqasid syariah index menunjukan bahwa hasil
penelitian untuk saat ini, kinerja perbankan syariah di
Indonesia adalah lebih baik dari pada kinerja perbankan
islami di Yordania.
Hail penelitian menunjukan bahwa bank syariah maupun
bank konvensional masih sepenuhnya didorong oleh
pertimbangan mencari keuntungan atau profit motive
dalam keputusan mereka untuk memilih sistem layanan
perbankan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa bank syariah tidak
memiliki perbedaan dengan perbankan konvensional,
kecuali pada produk perbankan syariah dimana produk
perbankan yang mengandung rasa keadilan dan solusi
yang ditawarkan adalah pembebasan segala perhitungan
dari rate-interest.

16

17

perbankan
syariah

Rosiana
Triaryati
(2016)

dan

Hasil penelitian menunjukan bahwa bank konvnsional
lebih baik kinerjanya di bandingkan dengan kinerja bank
syariah dilihat dari rasio ROA dan BOPO.

Sumber: Jurnal diolah, 2017

Berdasarkan latar belakang dan research gap
uraikan

di

“ANALISIS
SYARIAH

atas,

penulis

tertarik

PERBANDINGAN
BERDASARKAN

melakukan
KINERJA

KONSEP

yang telah di

penelitian

tentang

PERBANKAN

MAQASID

SYARIAH

INDEX (MSI) DI INDONESIA DAN PAKISTAN PERIODE 20072016”.

17

18

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belang diatas, dapat diketahui bahwa
permasaahan dalam penelitian ini adalah :

1. Apakah terdapat perbedaan kinerja berdasarkan nilai indeks Maqasid
Syariah Index (MSI) antara perbankan syariah di Indonesia dengan
perbankan syariah di Pakistan selama tahun 2007-2016?
2. Rasio kinerja maqasid syariah index manakah yang memiliki nilai
paling tinggi untuk tujuan pertama yaitu pendidikan individu pada
perbankan syariah di Indonesia dan Pakistan selama tahun 20072016?
3. Rasio kinerja maqasid syariah index manakah yang memiliki nilai
paling tinggi untuk tujuan yang kedua yaitu menetapkan keadilan
pada perbankan syariah di Indonesia dan Pakistan selama tahun
2007-2016?
4. Rasio kinerja maqasid syariah index manakah yang memiliki nilai
paling tinggi untuk tujuan yang ketiga yaitu kepentingan masyarakat
pada perbankan syariah di Indonesia dan Pakistan selama tahun
2007-2016?

18

19

C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang hendak dicapai dari peneliti ini adalah
sebagai berikut:

1. Untuk menguji apakah terdapat perbedaan kinerja nilai Maqasid
Syariah Index (MSI) dan membandingkan nilai MSI antara perbankan
syariah di Indonesia dan bank syariah di Pakistan selama tahun 20072016.
2. Untuk mengetahui rasio kinerja maqasid syariah index manakah yang
memiliki nilai paling tinggi untuk tujuan pertama yaitu pendidikan
individu pada perbankan syariah di Indonesia dan Pakistan selama
tahun 2007-2016.
3. Untuk mengetahui rasio kinerja maqasid syariah index manakah yang
memiliki nilai paling tinggi untuk tujuan yang kedua yaitu menetapkan
keadilan pada perbankan syariah di Indonesia dan Pakistan selama
tahun 2007-2016.
4. Untuk mengetahui rasio kinerja maqasid syariah index manakah yang
memiliki nilai paling tinggi untuk tujuan yang ketiga yaitu
kepentingan masyarakat pada perbankan syariah di Indonesia dan
Pakistan selama tahun 2007-2016.

19

20

D. Manfaat Penelitian
Setelah penelitian ini selesai dilakukan, diharapkan akan
memberikan manfaat bagi berbagai pihak, diantaranya adalah:

1. Bagi Penulis
Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawaan dan ilmu tentang
pengukuran menggunakan maqasid syariah index (MSI) sehingga
dapat

mengaplikasikan ilmu yang diperoleh didalam dunia kerja.

Selain itu, penelitian ini juga sebagai pemenuhan salah satu syarat
dalam menyelesaikan Program Studi Strata-1 Jurusan Perbankan
Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam di IAIN Salatiga.
2. Bagi Pihak Nasabah
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan informasi tamabahan
kepada nasabah yang menggunakan layanann jasa dan produk
perbankan syariah di Indonesia dan Pakistan.
3. Bagi Pihak Perbankan Syariah
Peneliti ini diharpkan menjadi bahan acuan dalam mengukur kinerja
perbankan syariah di Indonesia dan Pakistan, tidak hanya dari segi
keuangan tetapi juga dari segi pelaksanaan maqasid syariah yang di
tinjau dari syariah maqasid index (SMI).

20

21

4. Bagi Para Pembaca (Umum)
Diharapkan dapat menjadi bahan referensi bagi peneliti yang sedang
melakukan penelitian terkait dengan pengkuran kinerja perbankan
syariah di tinjau dari pelaksanaan maqasid syariah mengunakan
indikator maqasid syariah index (MSI).

E. Sistematika Penulisan
Perumusan sistematika ini untuk memberikan gambaran yang jelas
mengenai

materi

pembahasan

dalam

penelitian

sehingga

dapat

mempermudah pembaca untuk mengetahui maksud dilakukannya
penelitian ini.

BAB I PENDAHULUAN
Bab ini berisikan latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan
dan kegunaan penelitian serta sistematika penulisan. Dalam bab ini
diuraikan latar belakang keputusan mahasiswa yang dipengaruhi oleh
pengetahuan, fasilitas, lokasi dan kepercayaan. Selain itu juga diuraikan
mengenai rumusan permasalahan yang dijadikan dasar dari penelitian ini.

21

22

BAB II LANDASAN TEORI
Bab ini berisikan landasan teori yang berupa penjabaran teori-teori
yang mendukung perumusan hipotesis serta sangat membantu dalam
analisis hasil-hasil penelitian lainnya. Di dalamnya juga terdapat hasil
dari penelitian-penelitian terdahulu yang mendukung penelitian ini. Bab
ini juga menjelaskan tentang kerangka pemikiran yang diteliti serta
hipotesis yang timbul dari pemikiran tersebut.

BAB III METODE PENELITIAN
Bab ini berisikan deskripsi bagaimana penelitian ini dilakukan
secara operasional. Oleh karena itu, dalam bab ini dijelaskan jenis dan
lokasi penelitian, populasi dan sampel, teknik pengumpulan data, skala
pengukuran yang digunakan serta metode analisis yang digunakan.

BAB IV ANALISIS DATA
Bab ini berisikan deskripsi dari obyek yang dipilih untuk
penelitian dan hasil dari analisis data. Dalam bab ini dibahas hasil
penelitian yang telah dianalisis dengan metode penelitian yang ditentukan
sebelumnya dengan pembahasan yang detail dan mendalam.

22

23

BAB V PENUTUP
Bab ini berisikan kesimpulan yang diperoleh dari pembahasan
yang telah dilakukan sebelumnya serta saran kepada pihak-pihak yang
berkepentingan terhadap hasil penelitian.

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

23

24

BAB II
LANDASAN TEORI

A. Telaah Pustaka

Penelitian terdahulu sangat penting sebagai dasar pijakan dalam
rangka penyusunan suatu

penelitian. Kegunaan

penelitian terdahulu

yaitu: untuk mengetahui hasil yang telah dilakukan oleh peneliti terdahulu
sekaligus sebagai perbandingan dan gambaran yang dapat mendukung
kegiatan penelitian selanjutnya. Adapun penelitian terdahulu yang
berkaitan dengan penelitian ini adalah sebagai berikut:
Evaluasi kinerja perbankan syariah dengan maqasid syriah index
pertama kali dilakukan oleh Mustafa Omar Mohammed, Dzuljastri (2008)
melalui sebuah penelitian yang berjudul “The Performance Measures of
Islamic Banking Based on the Maqashid Framework”. Konsep maqasid
syariah index dikembangkan dengan metode SAW (The Simple Additive
Weighting). terdapat enam perbankan syariah yang diambil sebagai
sampelnya, yaitu Bank Muamalat Malaysia, Islamic Bank Bangladesh,
Bank Syariah Mandiri (Indonesia), Bahrain Islamic Bank, Islamic
International Arab Bank (Jordan), dan Sudanese Islamic Bank (Sudan).
Ke enam perbankan syariah tersebut diteliti dalam periode 2000-2005.

24

25

Variabel yang digunakan mengacu pada teori maqasid syariah yang
digagas Abu Zahrah, meliputi educating individual, establishing justice,
dan promoting welfare. Variabel tersebut dioperasionalkan dengan
metode. Sekaran, sehingga didapatkan 10 rasio yang kemudian menjadi
performance indicator. Dari 10 rasio tersebut, Mustafa hanya
menggunakan 7 rasio untuk penelitiannya.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada satu pun dari ke
enam bank yang mampu mewujudkan kinerja dengan nilai tinggi untuk
ketujuh rasio yang diujikan. Artinya, perbankan syariah membutuhkan
evaluasi ulang tujuan perbankan mereka agar sesuai dengan maqasid
syariah.

Berdasarkan

ranking,

didapatkan

bahwa

IIABJ

Jordan

menduduki peringkat pertama, disusul oleh BSM Indonesia, Bahrain
Islamic Bank, Islamic Bank Bangladesh, Bank Muamalat Malaysia, dan
terakhir Sudanese Islamic Bank.
Dalam penelitian lain yang berjudul “Testing the Performance
Measured Based on Maqashid al-Shariah (PMMS) Model on 24 Selected
Islamic and Conventional Banks”, Mustafa Omar Mohammed dan
Fauziah Md. Taib (2009) menganalisis kinerja perbankan syariah selama
periode

2000-2005

dan

membandingkannya

dengan

perbankan

konvensional. Metode analisis yang digunakan adalah Mann-Withney UTest dan SAW (The Simple Additive Weighting). Terdapat dua model
yang digunakan, pertama yaitu PMMS yang terdiri dari 10 rasio dengan
25

26

variabel yang mengacu pada teori maqasid syariah Abu Zahrah
sebagaimana disebutkan sebelumnya. Model kedua yaitu model CBPM,
yang terdiri dari tiga rasio keuangan, yaitu Return on Assets (ROA), Net
Interest Income (NII), dan Liquidity (LIQ).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kinerja perbankan syariah
yang diukur dengan model PMMS untuk variabel maqsid syariah
menduduki peringkat yang lebih tinggi daripada perbankan konvensional.
Sedangkan untuk model CBPM, kinerja perbankan syariah untuk variabel
ROA dan NII lebih rendah daripada perbankan konvensional. Namun,
kinerja perbankan syariah untuk variabel LIQ lebih tinggi daripada
perbankan konvensional. Dengan kata lain, perbankan syariah memiliki
rasio likuiditas yang lebih tinggi daripada perbankan konvensional.
Mughess (2008) di dalam penelitiannya yang berjudul The Recent
Financial Growth of Islamic Banks and Their Fulfillment of Maqashid al
–shari‟ah and Gap Analysis menganalisis mengenai pertumbuhan dan
kinerja tiga bank syariah yaitu Meezan Bank Pakistan, Bank Islam
Malaysia dan Emirates Bank Uni Emirat Arab dengan mengambil
variabel maqashid sharia index. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa
dari keseluruhan bank dengan Grind Matrix menghasilkan peringkat C.
Hal ini berarti bahwa terdapat pertumbuhan yang cepat dalam aspek
keuangannya, akan tetapi terdapat kekurangan dalam pencapaian pada
prinsip maqashid shariah.
26

27

Penelitian serupa juga dilakukan oleh Thuba Jazil dan Syahruddin
(2013) dalam penelitian yang berjudul “The Performance Measures of
Selected Malaysian and Indonesian Islamic Banks Based on the
Maqashid al-Shariah Approach”. Penelitian Thuba Jazil menggunakan
pendekatan PMMS, langkah-langkah kinerja yang dipilih tiga bank Islam
Indonesia yaitu Bank Muamalat Indonesia (BMI), Bank Syariah Mandiri
(BSM) dan Bank Mega Syariah (BMS) dan juga memilih tiga bank Islam
Malaysia yaitu RHB bank Islam (RHBiB) , CIMB Bank Islam (CIMBiB)
dan Bank Islam (BIS) selama periode 2007- 2011.
bank dievaluasi dan peringkat pada tiga tingkatan berdasarkan
mereka: 1) rasio kinerja, 2) indikator kinerja dan 3) indeks maqashid
keseluruhan. Berdasarkan hasil indeks maqasid, itu jelas menunjukkan
bahwa BMI menjadi nyata dari kinerja tertimbang tertinggi. Oleh karena
itu, menurut indeks maqashid, kinerja tertinggi tidak lebih dari 35%.
Selanjutnya, terendah adalah 17,18% terjadi di CIMBiB. Dengan
demikian, berdasarkan hasil ini, bank-bank Islam didorong untuk
meninjau kembali tujuan dan ukuran kinerja IB berdasarkan maqashid
assyariah framework.
Yang membedakan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya
terletak pada objek dan periode penelitian. Penelitian ini menganalisis
kinerja PT BPRS Jabal Nur sebagai objek penelitan. Sedangkan periode
penelitian dilakukan dalam kurun 2010-2014. Model maqasid syariah
27

28

index yang digunakan seluruhnya mengadopsi model maqasid syariah
index yang digagas oleh Mustafa.
Penelitian

yang

di

lakuan

oleh

Wasyith

(2017)

dalam

penelitiannya yang berjudul Beyond Banking: Revitalisasi Maqāṣid dalam
Perbankan Syariah. Penelitian ini memberikan gambaran bahwa kajian
genuine maqāṣid yang digali dari khazanah keilmuan Islam, dapat
diaplikasikan dalam ranah penelitian kontemporer, khususnya bidang
garap ekonomi Islam, seperti tercermin dari konsep maqāṣid Muhammad
Abu Zahrah dan Abdul Majid Najjar Karena itu, penelitian-penelitian
sejenis sangat diharapkan: sebuah ijtihad reflektif menjawab tantangan
kekinian dengan tetap memperhatikan akar dan tradisi keilmuan Islam.
Penelitian ini menggunakan informasi laporan tahunan perbankan Islam
dari tahun 2008- 2012. Sampel di dalam penelitian ini ditentukan dengan
ketersediaan laporan tahunan. Hasil kinerja pengukuran maqāṣid berbagai
bank tersebut berdasarkan ranking adalah: Indonesia (56.83%), Pakistan
(34.67%), Malaysia (33.53%), Turki (29.34%), Qatar 23.82%, dan UK
(11.44%). Hasil penelitian menunjukkan bahwa revitalisasi konsep
maqāṣid Muhammad Abu Zahrah dan Abdul Majid Najjar dapat
digunakan untuk melakukan pengukuran kinerja perbankan syariah secara
lebih terukur.

28

29

Tabel 2.1
Ringkasan Penelitian Terdahulu
Peneliti
Judul Penelitian
Hasil Penelitian
Research Gap :
Terdapat perbedaan hasil penelitian rasio kinerja perbankan syariah dengan
menggunakan maqashid sharia index (MSI) sebagai alat ukur.
Mustafa
Omar The
Performance Hasil penelitian menunjukkan bahwa
Mohammed dan Measures of Islamic tidak ada satu pun dari keenam bank
Dzuljastri (2008)
Banking Based on the yang mampu mewujudkan kinerja
Maqashid
dengan nilai tinggi untuk ketujuh rasio
Framework
yang diujikan.
Muhammed dan Testing the PMMS Hasil penelitian ini menunjukkan
Taib (2009)
(Performance
kinerja perbankan syariah diukur
Measured Based On dengan
perbankan
konvensional
Maqashid Syariah ) dengan PMMS atau variabel maqashid
Model on 24 Selected shariah lebih baik dari pada perbankan
Islamic
and kovensional.
Conventional Banks
Mughess (2008)
The Recent Financial Hasil penelitian menunjukkan bahwa
Growth of Islamic dari keseluruhan bank dengan Grind
Banks and Their Matrix menghasilkan peringkat C. Hal
Fulfillment
of ini berarti terdapat pertumbuhan yang
Maqashid
al
– cepat dalam aspek keuangannya, akan
shari‟ah and Gap tetapi terdapat kekurangan dalam
Analysis
pencapaian pada prinsip maqashid
shariah.
Thuba Jazil dan
The
Performance Hasil indeks maqasid, itu jelas
Syahruddin
Measures of Selected menunjukkan bahwa BMI menjadi
(2013)
Malaysian
and nyata dari kinerja tertimbang tertinggi
Indonesian Islamic
Banks Based on the
Maqashid al-Shariah
Approach
Wasyith (2017)
Beyond Banking:
Hasil penelitian menunjukkan bahwa
Revitalisasi Maqāṣid
revitalisasi
konsep
maqāṣid
dalam Perbankan
Muhammad Abu Zahrah dan Abdul
Syariah.
Majid Najjar dapat digunakan untuk
melakukan
pengukuran
kiner