Pengenalan Perencanaan Program Desa Berbasis Bukti Di Desa Murtajih Kecamatan Pademawu Kabupaten Pamekasan - UNUSA Repository
PENGENALAN PERENCANAAN PROGRAM DESA BERBASIS BUKTI DI DESA
MURTAJIH KECAMATAN PADEMAWU KABUPATEN PAMEKASAN
Nurul Jannatul Firdausi
Prodi S1 Ilmu Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kesehatan, Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya
Agus Aan Adriansyah
Prodi S1 Ilmu Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kesehatan, Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya
Abstrak
Desa telah mendapat kewenangan dalam mengatur perkembangan dan pembangunan secara mandiri sejak Undang-
Undang No 6 Tentang Desa Tahun 2014 disahkan. Peran pemerintah desa semakin besar sejak pemerintah pusat juga
mengalokasikan dana desa pada tahun 2015. Desa menjadi harapan pemerintah untuk percepatan pencapaian
pembangunan nasional. Peran perencanaan berbasis bukti sangat diperlukan oleh desa untuk menjamin ketercapaian
efektivitas program sesuai tujuan dan harapan pemerintah serta kebutuhan dan kerentanan masyarakat desa.
Pengabdian masyarakat dilaksanakan dalam bentuk sosialisasi dan simulasi dengan tujuan untuk memberikan
wawasan kepada peserta tentang perencanaan berbasis bukti. Peserta pengabdian masyarakat adalah kader dan
perangkat desa. Pengukuran pengetahuan menggunakan pretest-postest dengan aspek yang diukur peran perencanaan
terhadap anggaran, proses dan sumber data untuk perencanaan serta pelaksanaan perencanaan dan evaluasi. Hasil
postest menunjukkan mayoritas pengetahuan peserta meningkat. Sosialisasi efektif secara statisik dalam
meningkatkan pengetahuan peserta (sig. 0,001 < α=0,05).Kata Kunci: Perencanan Berbasis Bukti, Dana Desa, Pembangunan Desa
Abstract
The village has been authorized to regulate an development and growth independently since Law No. 6, 2014 about
village was ratified. The role of village government has increased since the central government has also allocated
village funds in 2015. Villages are the government's hope for accelerating an achievement of national development.
The role of evidence-based planning is urgently needed by the villages to ensure the achievement of program
effectiveness in line with government goals and expectations and the needs and vulnerabilities of rural communities.
Community development is implemented through socialization and simulation and the aim to provide insight to
participants about evidence-based planning. Participants of community development are cadres and village staff
Measurement of knowledge using pretest-postest with aspects measured tabout role of planning on budget, process and
data sources for planning also implementation of planning and evaluation. Postest results show the majority of
participants' knowledge increases. Socialization is statistically effective in increasing participants' knowledge (sig
0.001 <α = 0.05).Keyword: Evidence-Based Planning, Village Fund, Village Development
PENDAHULUAN meliputi aspek kewenangan, perencanaan,
Sejak dikeluarkannya Undang-undang pembangunan, keuangan dan demokrasi desa Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa, maka (Letty, 2016). Pembangunan desa tentu desa memiliki kewenangan untuk mengatur memerlukan dukungan dana. Selama ini perkembangan dan pembangunan sumber dana operasional desa dapat berasal masyarakat desa. Undang-undang tersebut dari Pendapatan Asli Daerah, alokasi APBN, menjadi dasar yang menjelaskan kedudukan Alokasi Dana Desa. dan relasi desa dengan daerah dan pemerintah
Bagian dari DPRD Kab/Kota, Bantuan keuangan dari APBD, hibah/sumbangan dari pihak ketiga dan sumber dana sah lainnya (Kementrian Keuangan RI, 2017). Pemerintah menambahkan sumber dana lain yaitu dana desa pada tahun 2015. Besarnya dana yang dikelola oleh desa tentu harus diimbangi dengan perencanaan yang baik dan mempertimbangkan masalah prioritas yang muncul di desa. Sehingga efektivitas program dapat sesuai dengan tujuan dan harapan pemerintah untuk mempercepat pembangunan nasional.
Perencanaan menjadi tolak ukur kesesuaian serta efektivitas program maupun anggaran sehingga secara luas dapat berdampak terhadap peningkatan kondisi masyarakat, baik pada aspek kesejahteraan, kesehatan maupun pendidikan. Perencanaan yang baik dapat berpengaruh secara signifikan untuk efisiensi anggaran dan peningkatan kinerja suatu program (Ahmari & Amar, 2014).
Perencanaan berbasis bukti sebenarnya bukan hal baru untuk diaplikasikan di Indonesia karena telah diatur dalam UU RI No 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional. Perencanaan berbasis bukti merupakan penyusunan perencanaan yang berdasarkan pada data dan informasi yang tepat sesuai kondisi setempat (Sekretaris Negara RI, 2004). Masalah yang dihadapi terkait perencanaan adalah lemahnya implementasi perencanaan berbasis bukti di berbagai sektor.
GAMBARAN UMUM MASYARAKAT SASARAN
Pengabdian masyarakat ini dilaksanakan di Desa Murtajih. Desa ini merupakan salah satu desa di Kecamatan Pademawu, Pamekasan.Desa Murtajih terdiri atas 8 dusun Dusun Murtajih, Soloh Timur, Soloh Dajah, Soloh Laok, Nanggirik, Oberan, Telaga Sari dan Pao Gading. Luas wilayah desa ini adalah 323,183 Ha dengan bentang wilayah seluruhnya adalah daratan. Ketinggian daratan dari permukaan laut adalah 15 meter. Durasi musim penghujan rata-rata 5 bulan dengan curah hujan 36 mm dan suhu udara sekitar 28-32 °C. Jumlah Kepala Keluarga (KK) di Desa Murtajih sebanyak 1822KK dengan jumlah total 5945 jiwa. Jumlah penduduk laki-laki sebanyak 2890 dan sebanyak 3055 penduduk perempuan. Sebagian besar penduduk di Desa Murtajih bermata pencaharian sebagai petani (484 orang), namun terdapat penduduk yang belum bekerja cukup tinggi sebanyak 649 orang (12%).
Alasan pemilihan masyarakat sasaran di desa ini sebagai berikut:
1. Keberhasilan pembangunan suatu daerah dapat diukur berdasarkan Indeks Pembangunan Masyarakat (IPM). Selama
3 tahun terakhir
IPM Kabupaten Pamekasan (Tahun 2013: 62,27; Tahun 2014: 62,66; Tahun 2015:63,10) tertinggi dibandingkan 4 kabupaten lainnya di Pulau Madura, namun masih cukup rendah jika dibandingkan dengan kabupaten/kota lainnya di Jawa Timur (BPS Jatim, 2015).
Gambar 1. Peta Desa Murtajih, Kecamatan Pademawu, Kabupaten Pamekasn
peranan penting dalam pelaksanaan manajemen desa. Kemampuan perangkat desa dalam menggunakan komputer sangat membantu dalam manajemen desa terutama dalam pelaksanaan manajemen desa. Kemampuan perangkat desa dalam menggunakan komputer sangat membantu dalam manajemen desa terutama dalam pengelolaan dan penyediaan data. Jumlah perangkat desa sebanyak 14 orang dan hanya 7 orang perangkat desa yang dapat mengoperasikan komputer yaitu microsoft
word . Perangkat desa yang dapat
mengolah data menjadi informasi sangat kurang. Hasil observasi dokumen profil desa, pengolahan data desa masih dalam bentuk data kasar (raw data) yang kurang informatif. Selain itu, perangkat desa belum mendapatkan pengalaman pelatihan tentang perencanaan. Hanya kepala desa yang pernah mendapatkan informasi dalam forum ilmiah tentang perencanaan.
3. Berdasarkan hasil penelitian Firdausi,
et.al , (2017) penyusunan perencanaan
desa sudah melibatkan masyarakat dalam kegiatan Musyawarah Dusun (Musdus). Data yang digunakan dalam penyusunan perencanaan desa menyesuikan kebutuhan masyarakat dalam musyawarah dan data desa yang dimiliki tidak digunakan sebagai pendukung perencanaan. Desa belum membuat dokumen planning of
2. Sumber Daya Manusia memegang
action
(POA). Acuan pelaksanaan program adalah dokumen rancangan anggaran. Tidak semua data pelaksanaan kegiatan desa terlaporkan dan diolah, misal kegiatan Posyandu. Desa belum memiliki dokumen POA (Plan of Action) yang terstandar berdampak pada kegiatan evaluasi yang hanya melihat keberhasilan pada aspek hasil.
METODE
Pengabdian masyarakat ini dilaksanakan dalam bentuk sosialisasi dengan topik “Pengenalan Perencanaan Program Desa Berbasis Bukti di Desa Murtajih Kabupaten Pamekasan” diharapakan dapat mencapai tujuan sebagai berikut: 1.
Meningkatkan pemahaman perangkat desa dan pihak terkait lainnya dalam penyusunan perencanaan program desa 2. Memberi pengetahuan baru bagi perangkat desa dan pihak lainnya terkait pentingnya mengolah data menjadi informasi penting dalam perumusan perencanaan desa.
3. Meningkatkan kesadaran perangkat desa untuk menysusun perencanaan sesuai prioritas masalah di desa.
Pelaksanaan dalam kegiatan pengabdian masyarakat ini meliputi beberapa bagian atau tahapan diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Survei kelompok sasaran Pada tahap pertama untuk mendapatkan informasi tentang lokasi dan aspek lain di wilayah sasaran.
2. Persiapan Sarana dan Prasarana Tahap ini merupakan tahap yang mempersiapkan sarana dan prasarana yang akan mendukung kegiatan ini. Persiapannya adalah mengenai tempat dan lokasi yang akan kami gunakan untuk kegiatan. Sarana yang lainnya akan dipersiapkan secara bertahap dengan mempertimbangkan tingkat kebutuhan.
3. Pelaksanaan kegiatan aksi Muatan program yang paling penting dalam program ini sebagai bentuk evaluasi perencanaan yang sudah dilaksanakan dan memberikan wawawasan baru bagi perangkat desa dan pihak terkait lainnya tentang pentingnya menyusun perencanaan berbasis bukti.
4. Evaluasi Pada tahap evaluasi, anak-anak akan diberikan feedback tentang program yang telah dilaksanakan. Hal ini akan menjadi pertimbangan bagi kegiatan kami agar bermanfaat lagi untuk masyarakat. Evaluasi dirancang dengan membandingkan kondisi pengetahuan sebelum dan setelah intervensi. Pemotretan pengetahuan peserta pengabdian masyarakat menggunakan kuesioner individu yang berupa pretest dan posttest. Analisis secara statistik dengan bantuan program SPSS dengan jenis uji dependent t-test atau Paired t-test ataupun dengan uji nonparametric yaitu Wilcoxon t-test. yang dibutuhkan, strategi prioritas dan metode evaluasi yang dilakukan. Berikut gambaran kegiatan pengabdian masyarakat.
Gambar 2. Kerangka Operasional Pengabdian Masyarakat Gambar 4. Pemaparan Materi Perencanaan Berbasis Bukti
HASIL DAN PEMBAHASAN
luaran yang ditargetkan dalam pengabdian Pengabdian masyarakat ini masyarakat ini adalah peningkatan dilaksanakan dalam bentuk sosialisasi pengetahuan peserta terkait perencanaan tentang Perencanaan Program Desa Berbasis berbasis bukti. Pengetahuan merupakan hasil Bukti di Desa Murtajih Kecamatan tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan Pademawu Pamekasan. Pengenalan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu. perencanaan berbasis bukti kepada perangkat desa dan kader bertujuan untuk meningkatkan wawasan terkait pelaksanaan perencanaan kegiatan/program desa mengingat saat ini desa menjadi garda terdepan percepatan pembangunan, baik dari segi ekonomi, pendidikan dan kesehatan yang diharapkan oleh pemerintah.
Pengabdian masyarakat ini juga mengajak
Gambar 5. Pendampingan Simulasi Perencanaan
peserta untuk melakukan simulasi
Berbasis Bukti
penyusunan perencanaan berencana berbasis bukti. Proses penyusunan perencanaan berbasis bukti ini melalui pengkajian
Dalam kegiatan pengabdian masyarakat ini, terhadap temuan masalah, intervensi yang para peserta diberikan penyuluhan berupa sudah dilakukan, hambatan dalam intervensi, sosialisasi dana desa. Penilaian pengetahuan strategi alternatif intervensi, target, biaya dari para peserta dilakukan dengan metode pretest dan posttest.
Gambar 6. Perubahan Pengetahuan Peserta Pengabdian Mansyarakat Berdasarkan Hasil Pretest- Postest
2
Postes (%); Pelaksan aan perenca naan dan evaluasi ; 100
(%); Proses dan sumber data perenca naan ; …
; 88,9 Postes (%); Dampak perenca naan terhadap anggara n ; 88,90 Postes
… Pretes (%) ; Pelaksan aan perenca naan dan evaluasi
Pretes (%) ; Proses dan sumber data perenca naan ;
Pretes (%) ; Dampak perenca naan terhadap anggara n ; 72,22
10 Pretest Postest 50 62,5 75 87,5 100
8
6
4
2
9
8
Hasil pretest dan postest dinilai berdasarkan skor jawaban peserta. Nilai pretes peserta yang memperoleh nilai diatas75 cukup banyak sebanyak 14 orang (77,8%). Hasil
5
1
7
3
1
Pengetahuan seseorang dapat diperoleh melalui proses belajar. Pengetahuan seseorang dapat berubah dan berkembang sesuai kemampuan, kebutuhan, pengalaman dan tinggi rendahnya mobilitas materi informasi tentang lingkungannya. Akses untuk mendapatkan informasi juga mempunyai peran yang tidak kalah penting
Gambar 5. Gambaran Pengetahuan Peserta Pengabdian Masyarakat Tentang Perencanaan
Isi pertanyaan dalam kuesioner terdiri dari 3 aspek yaitu peran perencanaan terhadap anggaran, proses dan sumber data untuk perencanaan serta pelaksanaan perencanaan dan evaluasi. Pengetahuan terendah peserta pada aspek proses pelaksanaan perencanaan dan sumber data yang dapat digunakan untuk perencanaan. Sehingga dapat disimpulkan pelaksanaan perencanaan selama ini belum menggunakan data sebagai dasar perencanaan. Setelah pelaksanaan postes pengetahuan peserta terkait proses dan sumber data perencanaan meningkat hingga 92,2%. Secara keseluruhan pengetahuan peserta pada 3 aspek yang diukur menunjukkan peningkatan.
83,30 % peserta (15 orang) meningkat pengetahuannya.
pretest. Hasil identifikasi juga menunjukkan
75. Hasil ini menggambarkan pengetahuan para peserta mengenai perencanaanberbasis bukti sesuai sosialisasi sudah terjadi peningkatan yang lebih baik dibandingkan
secara umum menggambarkan bahwa pengetahuan awal mengenai perencanaanberbasis bukti sudah cukup baik. Hasil postest dapat dilihat skor pengetahuan peserta tidak ada yang di bawah
pretest
Pretes (%) Postes (%) untuk meningkatkan pengetahuan. faktor- artinya terdapat perbedaan yang signifikan faktor yang mempengaruhi pengetahuan bisa antara evaluasi pretest dan posttest. Rata-rata berasal dari faktor internal dan faktor nilai evaluasi posttest adalah 93,06 dan lebih eksternal, diantaranya adalah posisi atau baik daripada rata-rata nilai evaluasi pretest jabatan. Sosiaslisasi ini melibatkan 2 jenis yaitu 77,78. Hal ini menandakan adanya peserta yaitu perangkat desa dan kader. efektivitas sosialisasi dalam meningkatkan Berdasarkan hasil pretest dan postest pengetahuan. pengetahuan perangkat desa lebih baik
KESIMPULAN
dibandingkan kader. Akan tetapi, perubahan Pengabdian masyarakat ini dilakukan tingkat pengetahuan kader setelah mendapat melalui sosialisasi dan simulasi penyusunan sosialisasi lebih baik. perencanaan berbasis bukti bidang kesehatan, pendidikan dan ekonomi. Pengetahuan diukur
5
melalui pretest dan postest yang mengacu
Kader
pada tiga hal yaitu peran perencanaan terhadap anggaran, proses dan sumber data
10
untuk perencanaan serta pelaksanaan
Perangkat Desa
3
perencanaan dan evaluasi. Pengetahuan terendah peserta pada aspek proses
5
10
15
pelaksanaan perencanaan dan sumber data
Nilai Naik Nilai Tetap yang dapat digunakan untuk perencanaan.
Hasil postest menunjukkan pengetahuan
Gambar 6. Gambaran Perubahan Tingkat Pengetahuan pada Kader dan Perangkat Desa
peserta pada 3 aspek tersebut meningkat. Sosialisasi ini diikuti oleh perangkat desa dan
Efektivitas sosialisasi terhadap kader. Pengetahuan perangkat desa lebih pengetahuan peserta tentang perencanaan baik, namun tingkat perubahan pengetahuan berbasis bukti diukur melalui evaluasi pretest kader lebih baik. Sosialisasi ini efektif untuk dan posttest serta membandingkan hasil meningkatkan pengetahuan peserta. evaluasi pretest dan posttest. Sebelum dilakukan uji efektivitas pemberian
REFERENSI
sosialisasi dalam perubahan peningkatan Ahmari, A., & Amar, S. 2014. Pengaruh pengetahuan. Hasil uji Wilcoxon
Perencanaan, Pelaksanaan dan Pengendalian Anggaran terhadap menunjukkan nilai signifikansi sebesar 0,001 Kinerja Satuan Kerja Perangkat Daerah dan lebih kecil dari nilai alfa (α) = 0,05 (SKPD) Kabupaten Kepulauan Mentawai. Riset Manajemen Bisnis Dan Efektivitas Dana Desa. Jurnal
- –211. Firdausi, N. J., Adriansyah, A. A., & Kementrian Keuangan RI 2017. Kebijakan Rhomadoni, M. N. 2017. Analisis Pengalokasian dan Penyaluran Dana Dampak Alokasi Dana Desa Terhadap Desa Tahun 2017.
Publik , 2(3), 1 Penelitian Politik , 13(2), 193 –12.
Pembangunan Kesehatan Masyarakat Tim Penyusun. 2016. Profil Desa Murtajih. Di Desa Murtajih Kabupaten Pamekasan. Pamekasan . Surabaya.
Undang-Undang Republik Indonesia No. 25 Badan Pusat Statistik Jatim. 2015. Indeks
Tahun 2004 Tentang Sistem Pembangunan Manusia Jawa Timur
Perencanaan Pembangunan Nasional 1999, 2002, 2004- 2015. Retrieved
Indonesia. Retrieved from August 20, 2017, from http://bsn.go.id/uploads/download/uu- http://jatim.bps.go.id/link
2520041.pdf TabelStatis/view/id/342
Letty, N. L. A. 2016. Otonomi Desa dan