KAJIAN BENTUK DAN FUNGSI TARI BEDANA DI SANGGAR CANTIKA LARAS BANDAR LAMPUNG - ISI Denpasar

  

SKRIPSI

KAJIAN BENTUK DAN FUNGSI TARI BEDANA

DI SANGGAR CANTIKA LARAS

BANDAR LAMPUNG

OLEH:

NI LUH PUTU EVA SAVITRI

  

NIM: 2010 01 006

PROGRAM STUDI S-1 SENI TARI

JURUSAN SENI TARI

FAKULTAS SENI PERTUNJUKAN

  

INSTITUT SENI INDONESIA

DENPASAR

2014

  

i

SKRIPSI

KAJIAN BENTUK DAN FUNGSI TARI BEDANA

DI SANGGAR CANTIKA LARAS

BANDAR LAMPUNG

  Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar Sarjana Seni (S1) PROGRAM STUDI S-1 SENI TARI

  JURUSAN SENI TARI

FAKULTAS SENI PERTUNJUKAN

  

INSTITUT SENI INDONESIA

DENPASAR

2014

  

ii

SKRIPSI

KAJIAN BENTUK DAN FUNGSI TARI BEDANA

DI SANGGAR CANTIKA LARAS

BANDAR LAMPUNG

  Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar Sarjana Seni (S1) MENYETUJUI :

  PEMBIMBING I PEMBIMBING II Ni Nyoman Manik Suryani, SST., M.Si Dra. Antonia Indrawati, M.Si NIP. 19590521 198603 2 002 NIP. 19630127 198803 2 001

  Skrip karya ini telah digelarkan dan diuji oleh Dewan Penguji, Fakultas Seni Pertunjukan Institut Seni Indonesia Denpasar, pada: Hari/tanggal : Selasa, 13 Mei 2014.

  Ketua : I Wayan Suharta, SSKar., M.Si (..............................) NIP. 19630730 199002 1 001

  Sekretaris : I Dewa Ketut Wicaksana, SSP., M.Hum (..............................) NIP. 19641231 199002 1 040

  Dosen Penguji : 1.

  (..............................)

   Dra. Dyah Kustiyanti, M.Hum

  NIP. 19581215 198902 2 001 2.

  (..............................)

   Ni Nyoman Manik Suryani, SST., M.Si

  NIP. 19590521 198603 2 002 3.

  (..............................)

   Dra. Antonia Indrawati, M.Si

  NIP. 19630127 198803 2 001 Disahkan pada tanggal : Senin, 19 Mei 2014 Mengesahkan : Mengetahui : Fakultas Seni Pertunjukan Jurusan Seni Tari Institut Seni Indonesia Denpasar Ketua, Dekan,

  I Wayan Suharta, SSKar., M.Si A.A.A Mayun Artati, SST., M.Sn NIP. 19630730 199002 1 001 NIP. 19641227 199003 2 001

  

iii

  

iv

MOTTO

FOLLOW YOUR HEART

TRUST IN GOD

AND

DO THINGS SLOWLY BUT SURE

SO THE WORLD WILL SEE YOUR HARD WORK

  

IKUTI KATA HATIMU

PERCAYA PADA TUHAN

DAN

LAKUKAN SESUATU SECARA PELAN TAPI PASTI

MAKA DUNIA AKAN MELIHAT KERJA KERASMU

  

KATA PENGANTAR

OM SWASTIASTU

  Puji dan syukur dipanjatkan ke hadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa, Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat-Nyalah Tugas Akhir karya tulis (skripsi) yang berjudul Kajian Bentuk dan Fungsi Tari Bedana di Sanggar Cantika Laras, Bandar Lampung dapat disusun tepat pada waktunya. Skripsi ini merupakan suatu proses sebagai bagian untuk memperoleh gelar Sarjana Seni (S1) Jurusan Seni Tari, Bidang Pengkajian, Fakultas Seni Pertunjukan, Institut Seni Indonesia Denpasar. Dalam proses penyusunan skripsi tari Bedana ini, penulis memperoleh banyak bantuan, bimbingan, arahan, saran-saran, serta dorongan dari berbagai pihak. Oleh sebab itu pada kesempatan ini, tidak lupa penulis sampaikan ucapan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada:

  Bapak Dr. I Gede Arya Sugiartha, SSKar., M.Hum., selaku Rektor Institut Seni Indonesia Denpasar beserta jajarannya. Bapak I Wayan Suharta, SSKar., M.Si., selaku Dekan Fakultas Seni Pertunjukan Institut Seni Indonesia Denpasar beserta jajarannya. Ibu Anak Agung Ayu Mayun Artati, SST., M.Sn., selaku Ketua Jurusan Seni Tari Fakultas Seni Pertunjukan Institut Seni Indonesia Denpasar beserta jajarannya. Seluruh pegawai dan staf Tata Usaha, baik yang ada di Rektorat Institut Seni Indonesia Denpasar, maupun yang ada di Fakultas Seni Pertunjukan Institut Seni Indonesia Denpasar dan seluruh Dosen Seni Tari dari semester 1 sampai dengan semester 8 yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

  

v Ibu Ni Wayan Iriani, SST., M.Si., selaku Pembimbing Akademik yang selalu mengarahkan dan membimbing dari awal perkuliahan hingga akhir. Ibu Ni Nyoman Manik Suryani, SST., M.Si., selaku Pembimbing Tugas Akhir (Pembimbing I) yang dengan kesabaran memberikan arahan, masukan, dan koreksi dalam penyusunan skripsi ini. Ibu Dra. Antonia Indrawati, M.Si., selaku Pembimbing Tugas Akhir (Pembimbing II) yang penuh dengan ketelitian meluangkan waktu dan pikirannya untuk memberikan bimbingan demi kelancaran skripsi tari Bedana ini. Ibu Dr. Ni Made Wiratini, SST., M.A dan Ibu Dra. Dyah Kustiyanti, M.Hum. yang telah membimbing dan mengarahkan dari awal proses penyusunan skripsi tari Bedana pada mata kuliah Bimbingan Penulisan Skripsi I dan II serta mata kuliah Seminar I dan II.

  Terimakasih untuk staf Perpustakaan Institut Seni Indonesia Denpasar, Perpustakaan Daerah Provinsi Lampung, Perpustakaan Taman Budaya Bandar Lampung, Perpustakaan Universitas Lampung (Unila), Perpustakaan Pemerintah Provinsi Dati I Bali, narasumber, dan Dosen Jurusan Seni Tari Institut Seni Indonesia, yang sudi meminjamkan data penelitian berupa buku penunjang dalam penyusunan skripsi ini. Terimakasih juga kepada para informan yakni Bapak Nugraha Amijaya, Dra. Titik Nurhayati, Andesba, S.Si., Santi Tania, S.Pd., Aulia Nurfebrilianti, Ivana Christiani, dan Shintya Sardi yang telah bersedia meluangkan waktunya untuk memberikan informasi tentang tari Bedana yang ada di Bandar Lampung.

  Skripsi ini dipersembahkan untuk kedua orang tua penulis, I Wayan Jena Saputra dan Ni Wayan Sarti, kedua adik penulis, I Made Krishnanda Putra dan I

  

vi Nyoman Dharma Jaya Putra karena selalu memberikan dukungan baik moral dan material dari awal perkuliahan hingga akhir perkuliahan, walaupun terpisahkan oleh jarak. Terimakasih juga kepada orang terpenting dalam hidup penulis Komang Rikma Bonatama yang telah membantu mencari data, mendokumentasikan tari Bedana, tempat berbagi keluh dan kesah, memberikan semangat dan motivasi, serta memberikan masukan-masukan yang bermanfaat kepada penulis hingga skripsi ini terselesaikan dengan lancar, meskipun terkadang terdapat hambatan yang tidak terduga.

  Tidak lupa juga penulis ucapkan terimakasih kepada teman-teman Jurusan Seni Tari angkatan 2010, khususnya untuk teman-teman Pengkajian yaitu Iga Ananta, Dian Arista, Trisna Dewi, dan Bu Nyoman Suartini yang telah bersedia diajak bertukar pikiran, saling memberikan dukungan, membantu dan bekerja sama dari awal penjurusan Pengkajian hingga penyusunan Tugas Akhir. Terimakasih juga kepada sahabat-sahabat penulis, Grace Wiguna, Putu Ari Darmastuti, Ni Ketut Pitriasih, Imawati, Fitriah Purnama Putri, Ria Nuliyatini, Noviyanti Anita Wulandari, dan teman-teman satu kos, Garis, Putra, Vika, Degol, Aya, Bela, Kisna yang memberikan dorongan, masukan, membantu proses perkuliahan hingga penyusunan Tugas Akhir. Terimakasih karena telah menjadi sahabat sekaligus keluarga di kala sedih maupun senang. Semoga Ida Sang Hyang Widhi Wasa, Tuhan Yang Maha Esa selalu melimpahkan rahmat-Nya bagi semua umat yang berhati mulia.

  Akhir kata, penulis mengucapkan terimakasih atas segala perhatiannya. Demi kemajuan skripsi Tari Bedana di Sanggar Cantika Laras, Bandar Lampung

  

vii agar dapat berkembang dan diterima oleh para pembaca, maka dengan kerendahan hati dan ketidaksempurnaan tulisan ini dibutuhkan kritik dan saran yang membangun. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak, baik para insan akademis seni maupun masyarakat luas dalam memperkaya pengetahuannya tentang seni tari, khususnya tari yang berasal dari Lampung.

OM SANTI, SANTI, SANTI OM

  Denpasar, Mei 2014 Penulis

  

viii

  

DAFTAR ISI

  Halaman HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING SKRIPSI .................................. ii LEMBAR PERSETUJUAN DAN PENGESAHAN PENGUJI ...................... iii MOTTO ............................................................................................................ iv KATA PENGANTAR ...................................................................................... v DAFTAR ISI .................................................................................................... ix DAFTAR NOTASI LABAN ............................................................................ xii DAFTAR FOTO ............................................................................................... xiii DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xv ABSTRAK ....................................................................................................... xvi

  BAB I PENDAHULUAN ......................................................................... 1

  1.1 Latar Belakang ......................................................................... 1

  1.2 Perumusan Masalah ................................................................. 4

  1.3 Tujuan Penelitian ..................................................................... 5

  1.4 Manfaat Penelitian ................................................................... 5

  1.5 Ruang Lingkup Penelitian ....................................................... 6

  BAB II KAJIAN SUMBER DAN LANDASAN TEORI .......................... 7

  2.1 Kajian Sumber ......................................................................... 7

  2.2 Landasan Teori ........................................................................ 9

  2.2.1 Teori Estetika ................................................................. 9

  2.2.2 Teori Fungsional ............................................................ 10

  

ix

  

x

  3.7 Penyajian Data ......................................................................... 21

  4.2.1 Fungsi Primer Tari Bedana ............................................ 58

  4.2 Fungsi Tari Bedana .................................................................. 57

  4.1.5 Tempat Pementasan ....................................................... 56

  4.1.4 Musik Iringan ................................................................ 52

  4.1.3 Tata Rias dan Tata Busana ............................................ 42

  4.1.2 Penari ............................................................................. 41

  4.1.1 Struktur Pertujukan ........................................................ 30

  4.1 Bentuk Pertunjukan Tari Bedana ............................................. 28

  BAB IV BENTUK DAN FUNGSI TARI BEDANA DI SANGGAR CANTIKA LARAS BANDAR LAMPUNG ................................ 23

  3.6 Analisis Data ............................................................................ 20

  BAB III METODE PENELITIAN .............................................................. 12

  3.5.4 Studi Kepustakaan ......................................................... 20

  3.5.3 Dokumentasi .................................................................. 19

  3.5.2 Wawancara .................................................................... 17

  3.5.1 Observasi ....................................................................... 16

  3.5 Pengumpulan Data ................................................................... 16

  3.4 Instrumen Penelitian ................................................................ 15

  3.3 Jenis dan Sumber Data ............................................................ 14

  3.2 Lokasi Penelitian ..................................................................... 13

  3.1 Rancangan Penelitian .............................................................. 12

  4.2.2 Fungsi Sekunder Tari Bedana ....................................... 60

  

xi

  BAB V PENUTUP ..................................................................................... 63

  5.1 Simpulan .................................................................................. 63

  5.2 Saran-saran .............................................................................. 65 DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 67 LAMPIRAN-LAMPIRAN ............................................................................... 70

  

DAFTAR NOTASI LABAN

  Notasi 1. Khesek Gantung ................................................................................ 33 Notasi 2. Khesek Injing ..................................................................................... 33 Notasi 3. Ayun .................................................................................................. 34 Notasi 4. Humbak Moloh .................................................................................. 34 Notasi 5. Jimpang ............................................................................................. 35 Notasi 6. Tahtim ............................................................................................... 35 Notasi 7. Belitut ................................................................................................ 36 Notasi 8. Gelek ................................................................................................. 36 Notasi 9. Gantung ............................................................................................. 37

  

xii

  

DAFTAR FOTO

  Foto 1. Tari Bedana Massal .............................................................................. 27 Foto 2. Gerak Sembah Tari Bedana ................................................................. 30 Foto 3. Perbedaan Gerak Penari Putra dan Putri .............................................. 31 Foto 4. Sikap Awal Penari Ketika Memasuki Tempat Pementasan ................. 38 Foto 5. Pola Lantai Tari Bedana ....................................................................... 40 Foto 6. Penari Putra dan Putri ........................................................................... 41 Foto 7. Alat Make Up Penari di Sanggar Cantika Laras .................................. 42 Foto 8. Baju Kurung ......................................................................................... 44 Foto 9. Kain Tapis Lampung ............................................................................ 44 Foto 10. Bebe .................................................................................................... 45 Foto 11. Kalung Papan Jajar ........................................................................... 45 Foto 12. Peneken Rambut ................................................................................. 46 Foto 13. Sanggul Malam .................................................................................. 46 Foto 14. Sual Kira, Kembang Melati, dan Kembang Merah ............................ 47 Foto 15. Subang Giwir ..................................................................................... 48 Foto 16. Gelang Pipih ....................................................................................... 48 Foto 17. Bulu Serattei ....................................................................................... 49 Foto 18. Foto penari putri hadap depan ............................................................ 49 Foto 19. Foto penari putri hadap belakang ....................................................... 49 Foto 20. Kawai Teluk Belangan ....................................................................... 50 Foto 21. Kain Betumpal .................................................................................... 50 Foto 22. Ikat Pujuk ........................................................................................... 51 Foto 23. Kalung Buah Inuh .............................................................................. 51

  

xiii

  Foto 24. Foto penari putra hadap depan ........................................................... 52 Foto 25. Foto penari putra hadap belakang ...................................................... 52 Foto 26. Gambus Lunik .................................................................................... 53 Foto 27. Rebana ................................................................................................ 53 Foto 28. Karenceng .......................................................................................... 54 Foto 29. Accordion ........................................................................................... 54 Foto 30. Foto pemusik hadap depan ................................................................. 56 Foto 31. Foto pemusik hadap belakang ............................................................ 56 Foto 32. Foto Bersama Penari dan Pemilik Sanggar Cantika Laras ................. 77 Foto 33. Foto Bersama Pemusik di SMP Negeri 1 Bandar Lampung .............. 77 Foto 34. Foto Saat Wawancara dengan Bapak Nugraha Amijaya ................... 78 Foto 35. Foto Saat Wawancara dengan Aulia Nurfebrilianti ........................... 78

  

xiv

  

DAFTAR LAMPIRAN

  Lampiran 1. Glosarium ..................................................................................... 71 Lampiran 2. Daftar Informan ........................................................................... 73 Lampiran 3. Daftar Pertanyaan ......................................................................... 75 Lampiran 4. Peta Lampung .............................................................................. 76 Lampiran 5. Denah Lokasi Penelitian .............................................................. 76 Lampiran 6. Foto-foto ...................................................................................... 77 Lampiran 7. Notasi Musik untuk Permainan Rebana ...................................... 79 Lampiran 8. Notasi Musik Accordion Penayuhan ............................................ 80 Lampiran 9. Notasi Musik Accordion Bedana ................................................. 81 Lampiran 10. Notasi Musik Accordion Mata Kipit .......................................... 82 Lampiran 11. Surat Pra Penelitian .................................................................... 83 Lampiran 12. Kartu Bimbingan Tugas Akhir ................................................... 84

  

xv

  

ABSTRAK

  Penelitian ini mengkaji bentuk dan fungsi tari Bedana yang berasal dari Lampung, tepatnya masyarakat Lampung Saibatin yang sebagian besar tinggal di daerah Pesisir. Tari Bedana adalah sebuah tari hiburan yang ditarikan secara berpasangan oleh penari putra dan putri. Tari ini mencerminkan tentang tata kehidupan masyarakat Lampung serta perwujudan simbolis dari adat istiadat dan agama yang telah menyatu bersama pola hidup masyarakat Lampung. Untuk menganalisis permasalahan dalam tari Bedana, maka digunakan metode kualitatif yang berpedoman pada teori Estetika dan Fungsional. Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini diperoleh melalui beberapa cara, yaitu observasi, wawancara, dokumentasi, dan studi kepustakaan.

  Tari Bedana merupakan wujud refleksi kebudayaan Lampung dan Melayu. Akulturasi atau perpaduan budaya inilah yang menjadi keunikan dari tari tersebut. Keunikan dari tari Bedana dapat dilihat dari musik iringan dan tata busana yang digunakan. Tari ini juga mempunyai ciri khas, yaitu dalam penyampaian ragam gerak tarinya, tari ini tidak memperkenankan para penari yang berlawanan jenis (putra dan putri) bersentuhan dengan pasangannya. Ragam gerak yang dimiliki oleh tari Bedana Lampung ada sembilan macam, yang dapat dikombinasikan antara ragam gerak yang satu dengan yang lain. Sembilan macam ragam gerak itu terdiri dari khesek gantung, khesek injing, jimpang, ayun,

  

tahtim, gelek, humbak moloh, gantung, dan belitut. Pertunjukannya dapat

  ditarikan secara massal (banyak orang), tetapi tidak mengurangi keindahan susunan pola lantai dan komposisinya.

  Dilihat dari fungsinya, tari ini mempunyai fungsi primer sebagai tari hiburan yang digunakan untuk menyambut tamu agung (biasanya orang penting yang datang ke Lampung), acara hiburan yang ada di pernikahan, acara hiburan untuk kegiatan pariwisata, dan acara-acara lain yang ada hubungannya dengan kebudayaan Lampung. Selain sebagai tari hiburan, tari ini juga memiliki beberapa fungsi lain, yaitu sebagai sarana pendidikan, pengikat dan pembangkit rasa solidaritas, media komunikasi, sarana terapi, dan perangsang produktivitas. Masyarakat Lampung memperkenalkan kebudayaan kesenian mereka melalui tari Bedana dari generasi ke generasi agar tarian ini tidak punah dan terus dilestarikan.

  Kata Kunci: Tari Bedana Lampung, Melayu, Bentuk, dan Fungsi.

  

xvi

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

  Lampung memiliki kesenian yang sebagian besar mendapat pengaruh dari budaya Melayu. Hal ini terlihat jelas dengan adanya gerakan tari yang lemah gemulai dengan identitas budaya Melayu dan iringan tarinya memakai alat musik yang biasanya digunakan tari-tarian Melayu. Beberapa macam tari yang merupakan aset budaya Provinsi Lampung, yaitu tari Sembah, tari Melinting, tari Bedana, tari Bedayo Tulang Bawang, dan tari Cangget. Tarian-tarian tersebut sering digunakan untuk penyambutan atau penghormatan kepada tamu agung atau undangan yang datang ke daerah Lampung, upacara adat pernikahan, serta pengisi acara-acara hiburan lainnya.

  Masyarakat Lampung sendiri terbagi menjadi dua bagian, yaitu Lampung Pepadun dan Lampung Saibatin. Lampung Pepadun adalah sebutan bagi orang Lampung yang berasal dari Sekala Brak di punggung Bukit Barisan (sebelah Barat Lampung Utara) dan menyebar ke Utara, Timur, dan Tengah provinsi ini.

  Adapun Lampung Saibatin adalah sebutan bagi orang Lampung yang berada di sepanjang pesisir pantai selatan Lampung. Sebagaimana masyarakat lainnya, mereka juga menumbuhkembangkan kesenian yang tidak hanya berfungsi sebagai hiburan semata, tetapi juga sebagai identitas masyarakat pendukungnya.

  Tarian yang cukup terkenal yang berasal dari masyarakat Lampung Saibatin adalah tari Bedana. Tari Bedana merupakan tari hiburan yang ditarikan secara berpasangan. Hal ini sesuai dengan yang dikatakan I Wayan Dibia dalam bukunya yang berjudul Selayang Pandang Seni Pertunjukan Bali, bahwa pengertian dari tari hiburan sendiri adalah tarian yang dititikberatkan pada segi hiburan pada umumnya, berbentuk tari pergaulan dan ditarikan secara berpasangan (1999:8).

  Tari Bedana merupakan wujud refleksi kebudayaan Lampung dan Melayu. Dalam buku Indonesia Indah Seri Ketujuh: Tari Tradisional Indonesia, penulis R.M. Soedarsono dkk., dikatakan bahwa secara garis besar tari yang berciri Islam banyak berkembang di Sumatera serta daerah-daerah pantai Kalimantan yang dihuni orang Melayu. Tari Melayu pada umumnya lebih mengandalkan permainan langkah kaki dengan posisi kaki selalu tertutup dan tidak merendah. Kebanyakan posisi badan selalu bergerak seperti ombak mengalun di pantai dan sikap posisi lengannya yang tertutup pula (1996:69 dan 285). Pernyataan ini membuktikan bahwa masyarakat Melayu dipengaruhi oleh unsur agama Islam, sehingga masyarakat Melayu yang menetap di Lampung membawa pengaruh kebudayaan Melayu yang berciri Islam ke tanah Lampung. Akulturasi atau perpaduan budaya antara Lampung dan Melayu ini menjadi keunikan yang dimiliki oleh tari Bedana.

  Hal ini dapat dilihat dari penggunaan busana dan alat musik yang digunakan dalam tari Bedana. Tari Bedana menggunakan busana yang tertutup sesuai dengan budaya masyarakat Melayu beragama Islam yang tidak boleh memperlihatkan aurat, tetapi tetap menggunakan riasan kepala dengan budaya masyarakat Lampung asli. Akulturasi budaya Lampung dan Melayu juga dapat dilihat dari penggunaan alat musiknya. Alat musik yang digunakan seperti rebana dan

  

accordion merupakan alat musik yang sering digunakan masyarakat Melayu. Hal

  ini terkait dengan pernyataan Asnawi Murani dalam buku Kapita Selekta

  

Manifestasi Budaya Indonesia , bahwa musik Melayu dikenal khususnya di daerah

  pesisir pantai Barat Sumatera sebagai salah satu hasil hubungan masyarakat dengan pedagang-pedagang asing. Lagu yang dipakai biasanya syair dengan bahasa setempat. Musik ini mempunyai pengaruh yang kuat dari Portugis, Arab, dan diwarnai pula oleh anasir-anasir India dan Cina (1984:133).

  Ciri khas dari tari Bedana sendiri ada tiga macam, yaitu pertama, dalam penyampaian ragam gerak tarinya, tari ini tidak memperkenankan para penari yang berlawanan jenis (putra dan putri) bersentuhan dengan pasangannya. Hal itu merupakan refleksi suatu pergaulan masyarakat dan muda-mudi yang saling menjaga kehormatan diri untuk tidak bersentuhan dengan orang yang bukan

  

mukhrim -nya, seperti kebiasaan orang Arab yang telah membawa tarian ini ke

  tanah Lampung. Kedua, ragam gerak yang dimiliki oleh tari Bedana Lampung ada sembilan ragam gerak pokok, yang dapat dikombinasikan antara ragam gerak yang satu dengan yang lain. Sembilan ragam gerak pokok itu terdiri dari khesek

  

gantung, khesek injing, ayun, humbak moloh, jimpang, tahtim, belitut, gelek, dan

gantung . Ketiga, terletak pada bentuk pertunjukannya yang dapat ditarikan secara

  massal (banyak orang), tetapi tidak mengurangi keindahan susunan pola lantainya.

  Tari Bedana merupakan salah satu tarian wajib yang diajarkan di sekolah- sekolah di Bandar Lampung, mulai dari Sekolah Menengah Pertama (SMP) sampai dengan Sekolah Menengah Atas (SMA) kelas 1. Setiap pembelajaran atau pembekalan materi tari Bedana di sanggar maupun di sekolah-sekolah yang ada di Lampung selalu diawali dengan memberikan kesembilan ragam gerak pokok tari tersebut. Kini, banyak sanggar yang membuat tari Bedana menjadi tari kreasi yang dalam bentuk dan struktur pertunjukannya menjadi berbeda antara sanggar yang satu dengan yang lain.

  Salah satu sanggar yang mempunyai pelatihan tari Bedana adalah Sanggar Cantika Laras yang beralamat di Jalan Cemara 2 nomor 30, Tanjung Senang, Bandar Lampung. Pemilik sanggar ini bernama Nugraha Amijaya. Selain membuat tari Bedana Kreasi, sanggar ini juga tetap mempertahankan budaya asli daerah Lampung dengan mengajarkan tari Bedana yang asli. Tidak hanya itu keunggulan dari sanggar ini, dalam penyampaian materi, Pak Nugraha terbilang tegas dan tidak pernah main-main. Anak didiknya harus benar-benar menguasai sembilan ragam gerak pokok yang ada dalam tari Bedana. Pola lantai dan susunan tari Bedana yang dilakukan oleh Pak Nugraha juga sangat bervariasi, sehingga banyak orang yang mempercayakan sanggar Cantika Laras untuk membawakan tari Bedana secara massal di berbagai macam acara, bahkan sampai di tingkat Festival Krakatau yang merupakan festival kesenian terbesar di Lampung. Dengan demikian, tari Bedana asli yang diangkat dalam penelitian ini akan terus ditarikan dan dilestarikan.

1.2 Perumusan Masalah

  Sehubungan dengan judul yang diangkat yaitu “Kajian Bentuk dan Fungsi Tari Bedana di Sanggar Cantika Laras, Bandar Lampung”, dan dari uraian singkat latar belakang di atas maka yang menjadi rumusan masalah sebagai berikut.

1. Bagaimanakah bentuk dan struktur pertunjukan tari Bedana di Sanggar

  Cantika Laras, Bandar Lampung? 2.

   Apakah fungsi tari Bedana bagi masyarakat Lampung dan sekitarnya ?

1.3 Tujuan Penelitian Adapun yang menjadi tujuan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

  1. Untuk mengetahui bentuk dan struktur pertunjukan tari Bedana di Sanggar Cantika Laras, Bandar Lampung.

  2. Untuk mengetahui fungsi tari Bedana bagi masyarakat Lampung dan sekitarnya.

1.4 Manfaat Hasil Penelitian

  Manfaat yang didapat dari penelitian tari Bedana diharapkan dapat memberikan gambaran yang jelas kepada masyarakat, khususnya seniman di bidang tari, dalam menambah pengetahuannya tentang seni pertunjukan tari dari daerah Lampung. Seniman juga dapat mengakulturasi kebudayaan yang satu dengan yang lain, khususnya dalam bentuk tari, sehingga lebih banyak tari kreasi tercipta dan dapat dinikmati oleh penikmat seni. Diharapkan juga kepada masyarakat Lampung atau penduduk yang ada di Lampung untuk melestarikan tari Bedana, agar tidak hilang dan tetap dilestarikan untuk generasi penari dan seniman selanjutnya.

1.5 Ruang Lingkup Penelitian

  Suatu penelitian memiliki batasan-batasan yang terkait dengan permasalahan dari penelitian tersebut sehingga tidak akan menyimpang dari pokok permasalahan yang ada. Dalam ruang lingkup ini dibatasi secara terperinci, sistematis, konsisten dan sejalan dengan rencana penelitian. Adapun ruang lingkup dalam penelitian ini terkait pada bentuk dan struktur pertunjukan serta fungsi dari tari Bedana yang ada di Sanggar Cantika Laras, sehingga tari ini tetap tumbuh dan dilestarikan oleh masyarakat Lampung dan sekitarnya.

BAB II KAJIAN SUMBER DAN LANDASAN TEORI

2.1 Kajian Sumber

  Sumber-sumber data berupa buku penunjang sebagai pedoman dan acuan dalam menambah referensi untuk penyelesaian penelitian ini, menjadi salah satu hal terpenting agar dapat mendukung dan menegaskan segala pernyataan yang disampaikan. Sumber tersebut hendaknya relevan dengan penelitian yang dilakukan. Informasi tersebut akan berpengaruh sebagai pedoman, acuan, serta landasan yang kuat dalam menguraikan berbagai macam permasalahan yang ditemukan pada penelitian tari Bedana di Sanggar Cantika Laras, Bandar Lampung. Fungsi dari kajian pustaka sendiri adalah untuk menunjukkan hasil- hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti sebelumnya, untuk memposisikan penelitian yang sedang dilakukan dan untuk menghindari terjadinya duplikasi atau penjiplakan. Berikut ini merupakan sumber-sumber buku atau kajian pustaka dalam penelitian tari Bedana di Sanggar Cantika Laras.

  Buku Diskripsi Tari Bedana disusun oleh Hafizi Hasan dkk., tahun 1992 dan buku Mengenal Tari Bedana yang disusun oleh Junaidi Firmansyah, Hafizi Hasan dan M. Kamsadi, tahun 1996, membahas secara global atau garis besar bagaimana bentuk tari Bedana. Buku ini hanya menuliskan secara singkat dan tidak diuraikan secara keseluruhan tentang musik pengiring, busana tari serta up yang digunakan. Walaupun demikian, buku ini sangat membantu dalam

  make

  penelitian terutama dalam menjelaskan istilah-istilah yang sulit dipahami. Terkait dengan itu, dalam penelitian ini akan diuraikan secara keseluruhan bentuk dan struktur pertunjukan dari tari Bedana.

  Buku Tari-tarian Indonesia I oleh Sudarsono, yang dalam penulisannya tidak disebutkan tahun penerbitannya, membahas tentang pengertian serta aplikasi tarian secara keseluruhan. Buku ini secara spesifik menjelaskan jenis-jenis tarian yang ada di Indonesia salah satunya tentang tari Melayu, sehingga buku ini dapat menjadi salah satu pendukung penting dalam penelitian tari Bedana. Tari Bedana merupakan salah satu contoh tarian Nusantara yang tentu saja memiliki ciri khas yang berbeda dari tari daerah lain. Apalagi dengan akulturasi antara budaya Lampung asli dengan Melayu yang bernafaskan agama Islam membuat hubungan antara sumber buku ini dengan tari Bedana menjadi sangat terkait antara satu dengan yang lain.

  Buku

  Indonesia Indah Seri Ketujuh: “Tari Tradisional Indonesia” oleh

  R.M. Soedarsono dkk., tahun 1996, membahas tentang pengertian tari, tari dari masa budaya pra-sejarah, tari dengan ciri-ciri pengaruh budaya Hindu, dan tari dengan ciri-ciri pengaruh budaya Islam. Isi buku hampir sama dengan buku Tari- tarian Indonesia I yang membahas tentang tari Nusantara, hanya saja dalam buku ini lebih menekankan pada perkembangan tarian dari masa ke masa. Tari Bedana sendiri merupakan sebuah tari dengan refleksi kebudayaan Islam, sehingga buku ini sangat membantu dalam menyampaikan perkembangan pengaruh budaya Islam dalam tari ini.

  Buku Tari Komunal Buku Pelajaran Kesenian Nusantara untuk Kelas XI oleh I Wayan Dibia, FX. Widaryanto, dan Endo Suanda pada tahun 2006 membahas tentang tari-tarian yang ada di Indonesia, khususnya tentang tari komunal atau kerakyatan, dan fungsi tari sebagai tari hiburan. Buku ini sangat berguna, khususnya untuk menjelaskan tari Bedana sebagai sebuah tari kerakyatan yang mempunyai fungsi sebagai tari hiburan dan ditarikan secara berpasangan oleh masyarakat adat Saibatin. Selain itu, buku ini berguna sebagai sarana pendidikan sehingga berkaitan dengan fungsi tari Bedana yang lain, yaitu sebagai mata pelajaran kesenian untuk tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP) sampai dengan Sekolah Menengah Atas (SMA) kelas 1.

2.2 Landasan Teori

  Teori adalah suatu alat yang dipakai untuk menjelaskan masalah yang akan diteliti, sebagai dasar untuk merumuskan hipotesis, dan sebagai referensi untuk menyusun instrumen penelitian (Sugiyono, 2012:213). Untuk menjelaskan permasalahan yang telah dirumuskan dalam penelitian ini, dipergunakan Teori Estetika (A.A.M. Djelantik) dan Teori Fungsional (R.M. Soedarsono).

2.2.1 Teori Estetika

  Dalam buku Estetika: Sebuah Pengantar oleh A.A.M. Djelantik (2004), diungkapkan bahwa keindahan buatan manusia pada umumnya disebut dengan kesenian. Estetika merupakan nilai sebuah keindahan, sehingga dapat dikatakan kesenian adalah salah satu wadah yang mengandung unsur-unsur keindahan. Ada tiga aspek yang menjadi unsur-unsur estetika, yaitu :

  1. Wujud atau rupa (appearance) yaitu: unsur yang mendasar yang terdiri dari bentuk (form) dan susunan atau struktur (structure).

  2. Bobot yang terdiri dari tiga aspek, yaitu suasana (mood), gagasan (idea), dan ibarat atau pesan (message).

  3. Penampilan yang terdiri dari tiga unsur, yaitu bakat (talent), keterampilan (skill), sarana atau media (Djelantik, 2004:9).

  Suatu keindahan yang diresap oleh indera penglihatan dan perasaan dapat ditunjukkan melalui beberapa komponen. Komponen yang menunjukkan keindahan yaitu kesatuan (unity), keselarasan (harmony), kesetangkupan (symmetry), keseimbangan (balance), dan perlawanan (contrast) (Soedarsono, 2007:2). Keindahan dalam penelitian ini adalah hal menarik yang dapat diperlihatkan oleh tari Bedana kepada masyarakat, sehingga tari ini terus dilestarikan sampai sekarang. Teori estetika ini digunakan untuk menguraikan dan menjawab pertanyaan-pertanyaan tentang bentuk tari Bedana melalui konsep keindahan dari tarian tersebut.

2.2.2 Teori Fungsional

  Soedarsono dalam Metodologi Penelitian Seni Pertunjukan dan Seni Rupa menyatakan bahwa ada 2 fungsi dari seni pertunjukan, yaitu fungsi primer dan fungsi sekunder. Fungsi primer dari seni pertunjukan dibagi menjadi tiga, yaitu sebagai sarana ritual yang penikmatnya adalah kekuatan-kekuatan yang tak kasat mata, sebagai sarana hiburan pribadi yang penikmatnya adalah pribadi-pribadi yang melibatkan dirinya dalam pertunjukan dan presentasi estetis pertunjukan yang disajikan kepada penonton. Dalam penelitian ini, fungsi primer tidak hanya sebagai sarana hiburan saja, tetapi juga sebagai pendidikan dan komukatif. Ini didukung oleh pendapat The Liang Gie dalam bukunya yang berjudul Filsafat

  

Seni Sebuah Pengantar bahwa seni memiliki beberapa fungsi, yaitu fungsi

  spiritual (kerohanian), fungsi hiburan (hedonistis), fungsi pendidikan (edukatif) dan fungsi komunikatif (Gie, 2004:47-49).

  Adapun fungsi sekundernya antara lain: 1) sebagai pengikat solidaritas; 2) sebagai pembangkit rasa solidaritas; 3) sebagai media komunikasi; 4) sebagai media propaganda keagamaan; 5) sebagai media propaganda politik; 6) sebagai propaganda program-program pemerintahan; 7) sebagai media meditasi; 8) sebagai sarana terapi; 9) sebagai perangsang produktivitas dan sebagainya (Soedarsono, 2001:170-172). Melalui teori fungsional tersebut, pembahasan tentang fungsi tari Bedana menjadi jelas, sehingga dalam menguraikannya tidak akan keluar dari jalur teori yang telah digunakan.

BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan

  tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono, 2012:2). Tujuan penelitian tersebut yaitu untuk mengetahui, mengembangkan, dan membuktikan kebenaran dari sebuah ilmu pengetahuan. Dengan adanya metode penelitian, diharapkan penelitian tari Bedana di Sanggar Cantika Laras ini dapat berjalan lancar dan data-data yang dihasilkan lebih akurat dan semaksimal mungkin. Metode-metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

3.1 Rancangan Penelitian

  Suatu penelitian ilmiah selalu dimulai dengan sebuah perencanaan yang disusun secara sistematis dan dapat digunakan sebagai petunjuk untuk melakukan sebuah penelitian. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif yang menguraikan bentuk dan struktur pertunjukan tari Bedana di Sanggar Cantika Laras dan menjelaskan fungsi dari tari Bedana itu sendiri. Penelitian kualitatif merupakan metode penelitian yang digunakan untuk meneliti pada kondisi objek yang alamiah, apa adanya, dan peneliti disebut sebagai instrumen kunci (Sugiyono, 2012:9). Jenis temuan penelitiannya diperoleh melalui prosedur pengumpulan data dengan pengamatan atau observasi, wawancara, dan dokumentasi.

  Dalam penelitian kualitatif ada yang disebut batasan masalah atau biasanya disebut juga dengan fokus, yang berisi pokok masalah yang masih bersifat umum. Hal ini dikarenakan terlalu luasnya masalah sehingga peneliti membatasi penelitian dalam satu atau lebih variabel (Sugiyono, 2012:207).

  Penelitian ini menguraikan dua hal secara rinci. Pertama merumuskan tentang bentuk dan struktur pertunjukan tari Bedana di Sanggar Cantika Laras. Bentuk pertunjukan ini terdiri dari struktur pertunjukan, penari, tata rias dan busana, musik iringan, dan tempat pementasan. Kedua, merumuskan tentang fungsi tari Bedana bagi masyakat sekitarnya.

  Penelitian kualitatif bersifat fleksibel atau luwes, maksudnya memberi kemungkinan bagi perubahan-perubahan yang ditemukan saat penelitian tentang sesuatu yang mendasar, menarik, dan unik serta bermakna di lapangan (Bungin, 2003:39). Uraian ini menyimpulkan bahwa seorang peneliti dapat secara bebas mengungkapkan kejadian yang ditemukan di lapangan apabila terdapat perubahan-perubahan ketika penelitian tersebut dilaksanakan. Demikian pula, observasi yang dilakukan akan lebih baik jika tidak hanya dilakukan sekali, tetapi juga beberapa kali untuk lebih memahami dan mendalami pertunjukan tari Bedana di Sanggar Cantika Laras pada saat pertunjukan berlangsung.

3.2 Lokasi Penelitian

  Tari Bedana merupakan salah satu tari populer di kalangan masyarakat Lampung, bahkan hampir semua masyarakat Lampung pernah menyaksikan tari ini, sehingga tidak sulit mencari tempat atau lokasi diadakannya pertunjukan tari Bedana. Berbagai macam acara di Lampung biasanya mementaskan tarian ini untuk menghibur para tamu atau pengunjung. Tari Bedana juga menjadi salah satu tarian wajib atau pokok yang diajarkan di beberapa sekolah di Lampung, khususnya Kota Bandar Lampung, mulai dari tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP) sampai tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA).

  Lokasi penelitian tari Bedana berada di Sanggar Cantika Laras yang beralamat di Jalan Cemara 2 nomor 30 Tanjung Senang Bandar Lampung. Akses menuju sanggar ini strategis dan mudah dijangkau karena lokasinya yang berdekatan dengan jalan raya By Pass Soekarno Hatta. Pemilik sanggar ini bernama Nugraha Amijaya, yaitu guru kesenian yang mengajarkan tari Bedana di SMP Negeri 1 Bandar Lampung. Dalam penyampaian materi, Pak Nugraha terbilang tegas dan tidak pernah main-main. Anak didiknya harus benar-benar menguasai sembilan ragam gerak pokok yang ada dalam tari Bedana, sehingga materi yang disampaikan dapat dengan mudah dipahami.

3.3 Jenis dan Sumber Data

  Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kualitatif berupa kata-kata, kalimat, ungkapan, dan tindakan. Penelitian ini menguraikan bentuk dan struktur pertunjukan tari Bedana Sanggar Cantika Laras, dan menjelaskan fungsi dari tari Bedana itu sendiri.

  Sumber data yang digunakan dibagi menjadi dua, yaitu data primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang diperoleh dari informan dan data dari hasil observasi langsung di lapangan berbentuk catatan dan rekaman hasil wawancara, pengamatan langsung baik dari pelaku seni (penari dan penabuh), budayawan, serta tokoh masyarakat dalam objek penelitian tersebut. Selain itu juga data primer diambil melalui dokumentasi dalam bentuk foto dan rekaman video dari pertunjukan yang sedang diteliti.

  Data sekunder adalah data yang diperoleh dari studi pustaka (library

  

research ) melalui buku-buku penunjang yang relevan dengan penelitian. Buku-

  buku tersebut berupa data-data yang terkait dengan tari Bedana dan hasil penelitian terdahulu yang berkaitan dengan objek penelitian dan fenomena budaya masyakat setempat.

3.4 Instrumen Penelitian

  Penggunaaan instrumen penelitian merupakan bagian mutlak untuk digunakan dalam setiap penelitian ilmiah. Instrumen dapat dipilih dan digunakan sesuai dengan kepentingan peneliti, sehingga dapat menjaga tingkat validitas dan reliabilitas data yang diperoleh. Instrumen utama dalam penelitian tari Bedana di Sanggar Cantika Laras adalah peneliti sendiri yang mengumpulkan data dan mengolah data tersebut secara sistematis. Instrumen ini dilakukan dengan observasi, wawancara, dan pengambilan dokumentasi untuk mendukung keabsahan dalam penelitian.

  Instrumen penunjang yang dipergunakan dalam penelitian ini antara lain: peralatan tulis menulis, camera, tape recorder dan video camera. Peralatan tulis menulis sendiri terdiri dari kertas yang berupa buku catatan kecil dan pena. Penelitian ini menggunakan camera Canon Power Shot A3300 IS dan Sony DSC- W570. Tape Recorder menggunakan Handphone Nokia E72 dan Blackberry

  

Curve , sedangkan Video Camera menggunakan Sony Handycam. Penulisan atau

pengetikan penelitian dituangkan melalui Laptop Toshiba Satellite L630.

3.5 Pengumpulan Data

  Tahap pengumpulan data dalam penelitian merupakan suatu hal yang penting, maka diperlukan metode-metode yang tepat untuk proses pengumpulannya. Dalam penelitian ini ditetapkan empat buah teknik pengumpulan data yaitu: observasi, wawancara, dokumentasi, dan studi kepustakaan.

3.5.1 Observasi