PERANAN GURU DALAM PEMBELAJARAN TARI BEDANA PADA SISWA KELAS VIII DI SMP WIYATAMA BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2013/2014

(1)

PERANAN GURU DALAM PEMBELAJARAN TARI BEDANA PADA SISWA KELAS VIII DI SMP WIYATAMA BANDAR LAMPUNG TAHUN

PELAJARAN 2013/2014

Oleh

HANNA DIFETRA ALFATH

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN

pada

Program Studi Pendidikan Seni Tari Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SENI TARI JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS LAMPUNG 2014


(2)

(3)

ABSTRAK

PERANAN GURU DALAM PEMBELAJARAN TARI BEDANA PADA SISWA

KELAS VIII DI SMP WIYATAMA BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2013/2014

Oleh

HANNA DIFETRA ALFATH

Permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimanakah peranan guru dalam pembelajaran tari Bedana pada siswa kelas VIII di SMP Wiyatama Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2013/2014. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan tentang peranan guru, aktivitas siswa dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran tari Bedana pada siswa kelas VIII di SMP Wiyatama Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2013/2014. Subyek dalam penelitian ini adalah guru seni budaya dan siswa perempuan kelas VIII. Teori yang dipakai dalam penelitian ini adalah teori tentang pembelajaran, peranan guru, seni budaya, seni tari Bedana,

aktivitas siswa dan evaluasi hasil belajar.

Penelitian ini menggunakan desain penelitian deskriptif kualitatif. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah observasi, wawancara dan dokumentasi. Penelitian ini menggunakan 3 instrumen penilaian. Instrumen penilaian peranan guru, aktivitas siswa dan hasil belajar siswa. Data dianalisis dengan cara reduksi, penyajian data, dan data kesimpulan.

Berdasarkan analisis data dapat diketahui bahwa dari instrumen penilaian tentang aspek penilaian peranan guru, guru memeroleh kriteria rata-rata cukup (60), dari 13 aspek peranan guru, 3 aspek memeroleh kriteria nilai baik sekali yaitu aspek korektor, organisator dan evaluator. Kriteria nilai cukup untuk lima aspek yaitu inspirator, informator, motivator, fasilitator, dan pengelola kelas. Kriteria kurang untuk lima aspek yaitu inisiator, pembimbing, demonstrator, mediator, dan supervisor. Penilaian 13 aspek peranan guru diberikan pada setiap pertemuan, memeroleh skor 5 apabila dilakukan dengan baik sekali, skor 4 dengan kriteria baik, skor 3 dengan kriteria cukup, skor 2 dengan kriteria kurang, dan skor 1 dengan kriteria gagal. Selain peranan guru, aktivitas siswa memeroleh kriteria baik dengan nilai (71) dan hasil belajar siswa juga dinilai pada penelitian ini dengan memeroleh kriteria cukup dengan nilai (63)


(4)

(5)

(6)

(7)

Halaman

HALAMAN JUDUL ABSTRAK

HALAMAN PERSETUJUAN HALAMAN PENGESAHAN SURAT PERNYATAAN RIWAYAT HIDUP MOTTO

PERSEMBAHAN SANWACANA DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR DIAGRAM DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN I. PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang ... 1

I.2 Rumusan Masalah ... 6

I.3 Tujuan Penelitian ... 6

I.4 Manfaat Penelitian ... 7

I.5 Ruang Lingkup Penelitian ... 7

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pembelajaran ... 8


(8)

2.7 Evaluasi Hasil Belajar Siswa... 31

III. METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian ... 32

3.2 Sumber Data ... 33

3.3 Teknik Pengumpulan Data ... 33

3.4 Analisis Data ... 42

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... 45

4.2 Deskripsi Hasil Penelitian Dan Pembahasan ... 46

1. Peranan Guru ... 48

2. Aktivitas Siswa ... 62

2. Hasil Belajar Siswa ... 78

V. SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan ... 82

5.2 Saran ... 83

DAFTAR PUSTAKA ... 84


(9)

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Berdasarkan UUR.I. No. 2 Tahun 1989, Bab I, Pasal 1, pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan siswa melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan/atau latihan bagi peranannya di masa yang akan datang. Salah satu fungsi pendidikan yaitu adalah untuk menyiapkan siswa yang baik dan berkualitas untuk membangun bangsa dan negara yang baik. Oleh karena itu, pendidikan berfungsi untuk menyiapkan siswa yang pada hakikatnya belum siap dan perlu disiapkan. Untuk memersiapkan siswa yang berkualitas baik, maka diperlukan peran seorang guru yaitu guru yang dapat memberikan bimbingan, pengajaran ataupun latihan (Hamalik, 2012: 2).

Guru adalah seseorang yang memiliki tugas menyelenggarakan kegiatan mengajar, melatih, meneliti, mengembangkan, mengelola, dan memberikan pelayanan teknis dalam bidang pendidikan, selain itu guru juga memiliki wewenang mengajar berdasarkan kualifikasi sebagai tenaga pengajar (Hamalik, 2012: 9). Sebagai tenaga pengajar, maka seorang guru harus memiliki kemampuan profesional dalam bidang proses belajar mengajar atau pembelajaran. Tugas dan peranan guru sebagai guru profesional sangat kompleks, tidak terbatas pada saat berlangsungnya interaksi edukatif di dalam kelas, yang lazim


(10)

disebut proses belajar mengajar (Suryosubroto, 2009: 2). Peranan guru dalam proses belajar mengajar dan pembelajaran adalah sebagai korektor, inspirator, informator, organisator, motivator, inisiator, fasilitator, pembimbing, demostrator, pengelola kelas, mediator, supervisor, dan evaluator (Djamarah, 2010:43). Peranan guru tersebut hendaknya dapat dilakukan oleh guru dengan maksimal guna menciptakan proses belajar mengajar dan pembelajaran yang baik. Proses belajar mengajar dan pembelajaran hendaknya dilaksanakan pula dengan rencana-rencana yang jelas, lengkap, dan menyeluruh karena proses belajar mengajar dan pembelajaran merupakan inti dari kegiatan pendidikan di sekolah.

Seorang guru diharapkan dapat menjadi seseorang profesional dibidang belajar mengajar dan pembelajaran, dengan cara memberikan langkah-langkah belajar yang sesuai dengan penyusunan perencanaan pembelajaran sehingga dapat memberikan kenyamanan bagi siswa dalam belajar dan pada akhirnya akan tercapai hasil belajar yang memuaskan dalam proses belajar. Penyusunan perencanaan pembelajaran meliputi Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang memuat identitas mata pelajaran, Standar Kompetensi (SK), Kompetensi Dasar (KD), indikator pencapaian kompetensi, tujuan pembelajaran, kegiatan pembelajaran, penilaian hasil belajar, dan sumber belajar (Rusman, 2012: 4). Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran disesuaikan dengan standar isi pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan.


(11)

Penyusunan perencanaan pembelajaran diaplikasikan dalam pendidikan seni yaitu mata pelajaran seni budaya. Pendidikan seni adalah sarana untuk pengembangan individu di sekolah (Zakarias Soeteja dkk, 2009: 1.1.9). Terkait dalam pendidikan seni yaitu mengajarkan siswa untuk lebih terampil, kreatif dan inovatif. Pendidikan seni juga dapat mengenalkan siswa tentang kebudayaan dan kesenian di Indonesia, baik dalam konteks penghayatan seni maupun keterampilan seni. Mata pelajaran yang berkaitan dengan pendidikan seni adalah seni budaya, sebagaimana yang diamanatkan dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, seni budaya tidak hanya terdapat dalam satu mata pelajaran karena budaya itu sendiri meliputi segala aspek kehidupan. Berdasarkan UU No. 22 Tahun 2006 tentang standar isi, mata pelajaran seni budaya pada dasarnya merupakan pendidikan seni yang berbasis budaya. Pendidikan seni budaya dan keterampilan diberikan di sekolah karena keunikan, kebermaknaan, dan kebermanfaatan terhadap kebutuhan perkembangan siswa, yang terletak pada pemberian pengalaman estetik dalam bentuk kegiatan berekspresi/berkreasi dan berapresiasi melalui pendekatan:

“belajar dengan seni”, “belajar melalui seni” dan “belajar tentang seni.”

“Peranan Guru Dalam Pembelajaran Tari Bedana Pada Siswa Kelas VIII Di SMP

Wiyatama Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2013/2014” dipilih sebagai judul penelitian, karena dalam pembelajaran seni budaya, guru diharapkan dapat berperan dengan baik dalam memberikan pengajaran. Guru seni budaya diharapkan mampu mengajarkan keempat cabang seni budaya yaitu seni musik, seni tari, seni rupa, dan seni teater walaupun dengan latar belakang pendidikan


(12)

yang hanya khusus pada satu bidang seni atau bahkan bukan dari pendidikan seni. Hal inilah yang menjadikan alasan untuk memilih judul penelitian tersebut. Pada tahun 2012 dan 2013, judul penelitian dari Eka Mayasari, S.Pd dan Elishabet Hesti, S.Pd membahas tentang peranan guru dalam pembelajaran tari, namun pada penelitian yang dituliskan oleh Eka Mayasari, S.Pd hanya membahas 12 aspek peranan guru, dan oleh Elishabet Hesti, S.Pd hanya membahas tentang peranan guru dan tidak melakukan penilaian hasil belajar dari penggabungan guru dan peneliti. Penelitian ini membahas 13 peranan guru dengan dikaitkan pada aktivitas siswa dan hasil belajar siswa serta wawancara dari siswa dan guru untuk lebih mengetahui hasil penelitian.

SMP Wiyatama Bandar Lampung merupakan salah satu sekolah swasta di Bandar Lampung yang melaksanakan pembelajaran seni budaya. Pembelajaran seni budaya di SMP Wiyatama Bandar Lampung terdiri dari seni rupa, seni musik, seni tari dan seni teater. Guru seni budaya di SMP Wiyatama Bandar Lampung adalah ibu Sri Rahayu Ningsih, beliau merupakan guru yang berlatar belakang pendidikan seni musik, namun beliau mengajarkan keseluruhan pembelajaran seni budaya dan telah mengajar selama 22 tahun.

Pada tahun pelajaran 2013/2014 semester ganjil, pembelajaran seni budaya disesuaikan dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Seni Tari merupakan salah satu cabang seni budaya yang diajarkan kepada siswa kelas VII, VIII, dan IX. Pada kelas VII dan IX, dalam pembelajaran seni tari hanya diberikan materi-materi dari LKS dan buku cetak, untuk praktiknya diberikan pada kegiatan


(13)

ekstrakurikuler, sedangkan pada kelas VIII pembelajaran seni tari diberikan materi dan praktik tari Lampung di dalam kelas. Pada kelas VIII semester ganjil terdapat standar kompetensi, sebagai berikut.

1. Mengapresiasi karya seni tari

2. Mengekspresikan diri melalui karya seni tari Kompetensi dasar, sebagai berikut.

1. Mengidentifikasi jenis karya seni tari tunggal Nusantara

2. Menunjukkan sikap apresiatif terhadap keunikan seni tari tunggal Nusantara 3. Mengeksplorasi pola lantai gerak tari tunggal Nusantara

4. Memeragakan tari tunggal Nusantara

Pembelajaran seni tari di SMP Wiyatama Bandar Lampung pada kelas VIII semester ganjil adalah tari Bedana yaitu tari berpasangan daerah Lampung. Hal ini menyebabkan ketidaksesuaian antara materi dengan SK KD yang ada, guru seni budaya hanya memberikan pembelajaran tari Bedana pada kelas VIII semester ganjil. Pembelajaran tari Bedana juga hanya diberikan pembelajaran gerak saja. Musik pengiring dan pola lantai diberikan pada kegiatan

ekstrakurikuler, pembelajaran tari Bedana diberikan kepada siswa perempuan saja, hal ini dikarenakan setiap hari Sabtu, SMP Wiyatama Bandar Lampung mengadakan kegiatan penampilan bakat dan minat siswa, masing-masing kelas dan ekstrakurikuler diharapkan dapat menampilkan penampilan hasil karya seni budaya maupun jenis kegiatan lainnya, minat siswa laki-laki juga sangat kurang dalam menari oleh karena itu siswa laki-laki dalam pembelajaran seni budaya


(14)

diajarkan pembelajaran seni musik dan seni rupa, sehingga masing-masing siswa memeroleh pembelajaran seni budaya yang beragam dan diharapkan siswa yang lain untuk tetap mempelajari cabang seni yang lainnya. Bagi siswa perempuan yang kurang memiliki bakat dan minat dalam menari, mereka kurang memerhatikan pembelajaran yang diberikan oleh guru. Guru diharapkan mampu memberikan peranannya dengan baik kepada siswa dalam pembelajaran. Peranan guru yaitu sebagai korektor, inspirator, informator, organisator, motivator, inisiator, fasilitator, pembimbing, demonstrator, pengelola kelas, mediator, supervisor, dan evaluator juga dibutuhkan dalam pembelajaran tari Bedana, sehingga siswa mampu mencapai KKM dengan hasil yang baik.

Berdasarkan uraian tersebut maka dipilih pembelajaran seni tari kelas VIII pada semester ganjil dan penelitian ini dilakukan untuk mendeskripsikan peranan guru, aktivitas siswa, dan hasil belajar siswa. Judul penelitian yang akan diteliti yaitu

“Peranan Guru Dalam Pembelajaran Tari Bedana Pada Siswa Kelas VIII Di SMP

Wiyatama Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2013/2014” I.2 Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimanakah peranan guru dalam pembelajaran tari Bedana pada siswa kelas VIII di SMP Wiyatama Bandar Lampung tahun pelajaran 2013/2014 ?

I.3 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan tentang : 1. Peranan Guru


(15)

2. Aktivitas Siswa 3. Hasil Belajar Siswa

I.4 Manfaat Penelitian

1. Guru seni budaya SMP Wiyatama Bandar Lampung dapat menggunakan hasil penelitian sebagai referensi tambahan, supaya pembelajaran seni budaya lebih efektif.

2. Bagi guru dan siswa diharapkan hasil penelitian ini dapat menambah referensi dalam pembelajaran tari Bedana.

3. Mahasiswa pendidikan seni tari diharapkan dapat memanfaatkan hasil penelitian ini sebagai pengetahuan tambahan untuk menjadi referensi dalam pembelajaran.

I.5 Ruang Lingkup Penelitian

1. Ruang Lingkup Subjek

Subjek dalam penelitian ini adalah guru seni budaya dan siswa perempuan kelas VIII C di SMP Wiyatama Bandar Lampung.

2. Ruang Lingkup Objek

Objek dalam penelitian ini adalah peranan guru dalam pembelajaran tari

Bedana.

3. Ruang Lingkup Tempat

Tempat penelitian dilaksanakan di SMP Wiyatama Bandar Lampung. 4. Ruang Lingkup Waktu

Penelitian ini dilaksanakan pada semester ganjil bulan Oktober-November tahun pelajaran 2013/2014.


(16)

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pembelajaran

Pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan, dan prosedur yang saling memengaruhi mencapai tujuan pembelajaran. Manusia yang terlibat dalam sistem pembelajaran terdiri dari siswa, guru, tenaga lainnya, misalnya tenaga laboratorium. Material, meliputi buku-buku, papan tulis, kapur, fotografi, slide dan film, audio dan video tipe. Fasilitas dan perlengkapan, terdiri dari ruangan kelas, perlengkapan audio visual, juga komputer. Prosedur, meliputi jadwal dan metode penyampaian informasi, praktik, belajar, ujian dan sebagainya. (Hamalik, 2012: 57)

Terdapat tiga ciri khas yang terkandung dalam pembelajaran :

1. Rencana, ialah penataan, ketenagaan, material, dan prosedur, yang merupakan unsur-unsur sistem pembelajaran, dalam suatu rencana khusus.

2. Kesalingtergantungan, antara unsur-unsur sistem pembelajaran yang serasi dalam suatu keseluruhan. Tiap unsur bersifat esensial, dan masing-masing memberikan sumbangannya kepada sistem pembelajaran.


(17)

3. Tujuan, sistem pembelajaran mempunyai tujuan tertentu yang hendak dicapai. Ciri ini menjadi dasar perbedaan antara sistem yang dibuat oleh manusia dan sistem yang alami (natural). Sistem yang dibuat oleh manusia, seperti: sistem transportasi, sistem komunikasi, sistem pemerintahan, semuanya memiliki tujuan. Sistem alami (natural) seperti sistem ekologi, sistem kehidupan hewan, memiliki unsur-unsur yang saling ketergantungan satu sama lain disusun dengan rencana tertentu, tetapi tidak mempunyai tujuan tertentu. Tujuan sistem menuntun proses merancang sistem. Tujuan utama sistem pembelajaran agar siswa belajar. Tugas seorang perancang sistem ialah mengorganisasi tenaga, material, dan prosedur agar siswa belajar secara efisien dan efektif. Dengan proses mendesain sistem pembelajaran, perancang membuat rancangan untuk memberikan kemudahan dalam upaya mecapai tujuan sistem pembelajaran tersebut (Hamalik, 2012: 66).

Guru memiliki peranan sumbangsih kepada siswa dalam proses belajar dan menyelenggarakan pengajaran dalam pembelajaran seni tari di dalam kelas. Proses belajar mengajar yang merupakan inti dari proses formal di sekolah di dalamnya terjadi interaksi antara berbagai komponen pengajaran. Komponen-komponen itu dapat dikelompokkan ke dalam tiga kategori utama, yaitu :

1. Guru,

2. Isi atau materi pelajaran, 3. Siswa.

Interaksi antara ketiga komponen utama melibatkan sarana dan prasarana, seperti metode, media, dan penataan lingkungan tempat belajar, sehingga tercipta situasi


(18)

belajar mengajar yang memungkinkan tercapainya tujuan yang telah direncanakan sebelumnya. Dengan demikian, guru yang memegang peranan sentral dalam proses belajar mengajar, setidak-tidaknya menjalankan tiga macam tugas utama, yaitu merencanakan, melaksanakan pengajaran, dan memberikan balikan (Ali, 2008: 4).

1.2 Peranan Guru

Mendidik, mengajar dan melatih anak didik adalah tugas guru sebagai suatu profesi. Tugas guru sebagai pendidik berarti meneruskan dan mengembangkan nilai-nilai hidup kepada anak didik. Tugas guru sebagai pengajar berarti meneruskan dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi kepada anak didik. Tugas guru sebagai pelatih berarti mengembangkan keterampilan dan menerapkannya dalam kehidupan demi masa depan anak didik (Djamarah, 2010:

37). Sehubungan dengan fungsinya sebagai “pengajar”, “guru” dan

“pembimbing”, maka diperlukan adanya berbagai peranan pada diri guru. Peranan

guru ini akan senantiasa menggambarkan pola tingkah laku yang diharapkan dalam berbagai interaksinya, baik dengan siswa (yang terutama), sesama guru, maupun dengan staf yang lain. Dari berbagai kegiatan interaksi belajar mengajar dapat dipandang sebagai sentral bagi peranannya, sebab baik disadari atau tidak bahwa sebagian dari waktu dan perhatian guru banyak dicurahkan untuk menggarap proses belajar mengajar dan berinteraksi dengan siswanya (Sardiman, 2012: 143).


(19)

Peranan guru dalam kegiatan belajar mengajar sebagai berikut.

1) Korektor

Guru sebagai korektor yaitu harus mampu membedakan nilai yang baik dan nilai yang buruk. Kedua nilai ini mungkin telah ada di dalam masing-masing siswa, karena latar belakang yang mereka miliki. Hal yang harus dilakukan seorang guru guna melaksanakan peranannya sebagai korektor adalah mempertahankan nilai yang baik yang dimiliki siswa dan mampu menghilangkan nilai yang buruk yang ada pada siswa, apabila guru membiarkan siswanya memiliki nilai yang buruk, maka itu berarti guru tersebut telah mengabaikan peranannya sebagai seorang korektor (Djamarah, 2010: 43-44).

2) Inspirator

Guru sebagai inspirator harus memberikan petunjuk dan inspirasi kepada siswa. Persoalan belajar selalu dihadapi oleh siswa, oleh karena itu guru memberikan petunjuk tentang cara belajar yang baik, tidak harus teori-teori saja, melainkan solusi untuk melepaskan siswa dari masalah belajar yang dihadapi siswa (Djamarah, 2010: 44).

3) Informator

Guru sebagai informator yaitu sebagai pemberi informasi bagi siswa. Guru harus dapat memberikan siswa perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, yang terkait dalam masing-masing mata pelajaran. Informasi yang baik dan efektif sangat dibutuhkan oleh siswa, selain itu kesalahan informasi juga dapat menjadi


(20)

racun bagi siswa. Informator yang baik adalah guru yang memberikan informasi sesuai dengan kebutuhan siswa, dan menjadi informator yang mengabdi untuk anak didik (Djamarah, 2010: 44).

4) Organisator

Guru sebagai organisator, pengelola kegiatan akademik, silabus, workshop, jadwal pelajaran dan lain-lain. Komponen-komponen yang berkaitan dengan kegiatan belajar mengajar, semua diorganisasikan sedemikian rupa, sehingga dapat mencapai efektivitas dan efisiensi dalam belajar pada diri siswa (Sardiman, 2012: 144). Peranan guru yang di mana guru memiliki kegiatan pengelolaan kegiatan akademik, seperti tata tertib, penyusunan kalender akademik, dan bahan ajar serta perangkat mengajar. Semuanya diorganisasikan, sehingga dapat mencapai efektivitas dan efisiensi dalam belajar pada diri anak didik (Djamarah, 2010: 45).

Peranan guru sebagai organisator meliputi pembuatan Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pebelajaran (RPP) yang memuat identitas mata pelajaran, Standar Kompetensi (SK), Kompetensi Dasar (KD), indikator pencapaian kompetensi, tujuan pembelajaran, materi ajar, alokasi waktu, metode pembelajaran, kegiatan pembelajaran, penilaian hasil belajar, dan sumber belajar.

5) Motivator

Guru hendaknya dapat memberikan motivasi, dalam upaya menganalisis latar belakang siswa yang malas belajar maupun ketika siswa menurun prestasinya.


(21)

Motivasi dapat efektif apabila bila dilakukan dengan memerhatikan kebutuhan siswa (Djamarah, 2010: 45). Peranan guru sebagai motivator juga penting artinya dalam rangka meningkatkan kegairahan dan pengembangan kegiatan belajar siswa. Guru harus dapat merangsang dan memberikan dorongan serta

reinforcement untuk mendinamisasikan potensi siswa, menumbuhkan swadaya (aktivitas) dan daya cipta (kreativitas), sehingga akan terjadi dinamika di dalam proses belajar mengajar. Dalam semboyan pendidikan di Taman Siswa sudah

lama dikenal dengan istilah “ing madya mangun karsa”. Peranan guru sebagai

motivator ini sangat penting dalam interaksi belajar mengajar, karena menyangkut esensi pekerjaan mendidik yang membutuhkan kemahiran sosial, menyangkut

performance dalam arti personalisasi dan sosialisasi diri (Sardiman, 2012: 145)

6) Inisiator

Guru sebagai inisiator dapat menjadi pencetus ide-ide kemajuan pendidikan dan pengajaran. Sebagai inisiator guru sebaiknya mengikuti perkembangan zaman dalam menggunakan keterampilan media pendidikan dan pengajaran. Hal ini dimaksudkan agar interaksi edukatif dapat berkembang sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (Djamarah, 2010: 45-46). Guru dalam hal ini juga sebagai pencetus ide-ide merupakan ide kratif yang dapat dicontoh oleh anak didiknya. Jadi termasuk pula dalam lingkup semboyan “ing


(22)

7) Fasilitator

Guru sebagai fasilitator diharapkan dapat menyediakan fasilitas-fasilitas guna memberikan kemudahan dalam kegiatan belajar. Lingkungan belajar yang tidak menyenangkan, suasana ruang kelas yang pengap, meja dan kursi yang berantakan, serta fasilitas belajar yang kurang memadai, mengakibatkan siswa malas belajar. Oleh karena itu, diharapkan guru mampu menjadi fasilitator yang baik, guna memberikan kenyamanan kepada siswa dalam belajar (Djamarah, 2010: 46). Berperan sebagai fasilitator, guru dalam hal ini akan memberikan fasilitas atau kemudahan dalam proses belajar mengajar, misalnya saja dengan menciptakan suasana kegiatan belajar yang sedemikian rupa serasi dengan perkembangan siswa, sehingga interaksi belajar mengajar akan berlangsung secara

efektif. Hal ini bergayut dengan semboyan “Tut Wuri Handayani” (Sardiman,

2012: 146).

8) Pembimbing

Guru dalam peranannya sangat penting menjadi seorang pembimbing. Guru diharapkan mampu memberikan bimbingan agar supaya anak menjadi mandiri. Tanpa bimbingan, anak didik akan mengalami kesulitan dalam mengembangkan potensi dirinya (Djamarah, 2010: 46).

9) Demonstrator

Pada interaksi edukatif, tidak semua bahan pelajaran dapat dipahami dengan baik. Oleh karena itu, guru diharapkan mampu memeragakan apa yang diajarkan,


(23)

sehingga apa yang guru inginkan sesuai dengan kemauan siswa, tidak terjadi kesalahan pengertian antara guru dan siswa. Tujuan pengajaran pun dapat tercapai dengan efektif dan efisien (Djamarah, 2010: 46-47). Guru hendaknya menguasai bahan atau materi pelajaran yang akan diajarkannya dan mengembangkannya, karena hal ini akan sangat menentukan hasil belajar yang akan dicapai oleh siswa. Sebagai pengajar ia harus membantu perkembangan siswa untuk dapat menerima, memahami, serta menguasai ilmu pengetahuan. Untuk itu guru hendaknya menyampaikan fakta-fakta atau cara-cara secara tepat dan menarik kepada siswa, sehingga penyampaian materi pelajaran oleh siswa dapat lebih optimal (Rusman, 2012: 62).

10)Pengelola Kelas

Sebagai pengelola kelas, guru hendaknya dapat mengelola kelas dengan baik untuk menunjang jalannya interaksi edukatif di dalam kelas. Maksud dari guru sebagai pengelola kelas hendaknya guru dapat menciptakan suasana kelas yang baik agar anak didik betah tinggal di kelas dengan motivasi yang tinggi untuk belajar di dalamnya (Djamarah, 2010: 47). Guru sebagai pengelola kelas hendaknya mampu melakukan penanganan pada kelas, karena kelas merupakan lingkungan yang perlu diorganisasi. Lingkungan ini diatur dan diawasi agar kegiatan pembelajaran terarah kepada tujuan-tujuan pendidikan. Pengawasan terhadap lingkungan itu turut menentukan sejauh mana lingkungan tersebut menjadi lingkungan yang baik. Lingkungan yang baik adalah yang bersifat menantang dan merangsang siswa untuk belajar, memberikan rasa aman, dan


(24)

kepuasan dalam mencapai tujuan. Kualitas dan kuantitas belajar siswa dalam kelas bergantung pada banyak faktor, antara lain ialah guru, hubungan pribadi antara siswa dalam kelas, serta kondisi umum dan suasana di dalam kelas. Tujuan umum mengelola kelas ialah menyediakan dan menggunakan fasilitas kelas untuk berbagai kegiatan pembelajaran agar mencapai hasil yang maksimal. Sedangkan tujuan khususnya adalah mengembangkan kemampuan siswa dalam menggunakan alat-alat belajar, menyediakan kondisi-kondisi yang memungkinkan siswa bekerja dan belajar serta membantu siswa untuk memperoleh hasil yang diharapkan (Rusman, 2012: 63).

11)Mediator

Sebagai mediator, guru dapat diartikan sebagai penengah dalam proses belajar anak didik. Diharapkan guru mampu menjadi pengatur lalu lintas jalannya diskusi. Apabila dalam diskusi terdapat kendala masalah, maka guru diharapkan mampu menjadi mediator untuk membantu menganalisis permasalahan. Guru sebagai mediator juga dapat diartikan sebagai penyedia media (Djamarah, 2010: 47).

12)Supervisor

Guru hendaknya dapat membantu, memperbaiki, dan menilai secara tepat dan akurat terhadap proses pengajaran. Teknik-teknik supervisi harus guru kuasai dengan baik agar dapat melakukan perbaikan terhadap situasi belajar mengajar menjadi lebih baik. Untuk itu kelebihan yang dimiliki supervisor bukan hanya karena posisi atau kedudukan yang ditempatinya, akan tetapi juga karena pengalamannya, pendidikannya, kecakapannya, atau keterampilan-keterampilan


(25)

yang dimilikinya, atau karena memiliki sifat-sifat kepribadian yang menonjol daripada orang-orang yang disupervisinya. Dengan semua kelebihan yang dimiliki, ia dapat melihat, menilai atau mengadakan pengawasan terhadap orang atau sesuatu yang disupervisi (Djamarah, 2010: 48).

13)Evaluator

Sebagai seorang evaluator, guru diharapkan dapat memberikan penilaian yang menyentuh aspek ekstrinsik dan intrinsik. Penilaian terhadap aspek intrinsik lebih menyentuh kepada aspek kepribadian anak didik, yakni aspek nilai (value). Sebagai evaluator, guru tidak hanya memiliki produk (hasil belajar), tetapi juga menilai proses (jalannya pengajaran) (Djamarah, 2010 : 48).

2.3Seni Budaya

Seni budaya sebagaimana yang diamanatkan dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan tidak hanya terdapat dalam satu mata pelajaran karena budaya itu sendiri meliputi segala aspek kehidupan. Pada mata pelajaran seni budaya, aspek budaya tidak dibahas secara tersendiri tetapi terintegrasi dengan seni. Oleh karena itu, mata pelajaran seni budaya pada dasarnya merupakan pendidikan seni yang berbasis budaya. Berdasarkan UU No 21 tahun 2006 tentang Standar Isi, pendidikan seni budaya dan keterampilan diberikan di sekolah karena keunikan, kebermaknaan, dan kebermanfaatan terhadap kebutuhan perkembangan siswa, yang terletak pada pemberian pengalaman estetik dalam bentuk kegiatan berekspresi/berkreasi dan berapresiasi melalui pendekatan: “belajar dengan seni,” “belajar melalui seni” dan


(26)

“belajar tentang seni.” Peran ini tidak dapat diberikan oleh mata pelajaran lain.

Bidang seni rupa, musik, tari, dan teater memiliki kekhasan tersendiri sesuai dengan kaidah keilmuan masing-masing.

Pada pendidikan seni budaya, aktivitas berkesenian harus menampung kekhasan tersebut yang tertuang dalam pemberian pengalaman mengembangkan konsepsi, apresiasi, dan kreasi. Semua ini diperoleh melalui upaya eksplorasi elemen, prinsip, proses, dan teknik berkarya dalam konteks budaya masyarakat yang beragam.

Mata pelajaran seni budaya bertujuan agar siswa memiliki kemampuan sebagai berikut :

1. Memahami konsep dan pentingnya seni budaya 2. Menampilkan sikap apresiasi terhadap seni budaya 3. Menampilkan kreativitas melalui seni budaya

4. Menampilkan peran serta dalam seni budaya dalam tingkat lokal, regional, maupun global.

Mata pelajaran seni budaya meliputi aspek-aspek sebagai berikut.

1. Seni rupa, mencakup pengetahuan, keterampilan, dan nilai dalam menghasilkan karya seni berupa lukisan, patung, ukiran, cetak-mencetak, dan sebagainya.

2. Seni musik, mencakup kemampuan untuk menguasai olah vokal, memainkan alat musik, apresiasi karya musik


(27)

3. Seni tari, mencakup keterampilan gerak berdasarkan olah tubuh dengan dan tanpa rangsangan bunyi, apresiasi terhadap gerak tari.

4. Seni teater, mencakup keterampilan, olah tubuh, olah pikir, dan olah suara yang pementasannya memadukan unsur seni musik, seni tari dan seni peran.

2.4 Seni Tari

Tari merupakan salah satu cabang seni yang diekspresikan melalui ungkapan gerak. Gerak-gerak yang diuntai dalam sebuah tarian merupakan ekspresi sang seniman sebagai alat komunikasi kepada orang lain, sehingga orang lain yang menikmatinya memiliki kepekaan terhadap sesuatu yang ada dalam dirinya maupun yang terjadi di sekitarnya (Syafii, 2000 dalam Zakarias Soetedja dkk, 2009: 2.3.1). Tari merupakan seni gerak yang termasuk ke dalam seni visual yang dimana dapat dinikmati melalui indera penglihatan. Gerakan yang dimaksud adalah gerakan yang telah distilirisasi dan didistorsi, sehingga bukan merupakan tarian yang hanya gerak sembarangan. Pembelajaran seni tari di sekolah bertujuan untuk melatih sensori motorik, melatih kepekaannya dan mengkoordinasikan antara gerakan dan bunyi, menginterpretasikan pengalaman disekitarnya dalam gerak dan sebagainya. Memelajari seni tari itu berarti merupakan suatu sarana untuk mengenal dan melestarikan jenis-jenis tarian yang ada di daerah.

2.5 Tari Bedana

Dari sekian banyak ragam dan bentuk tari tradisional yang hidup dan berkembang di daerah Lampung, sekaligus merupakan pencerminan tata kehidupan masyarakat yang harus dipelihara, dibina, dan dikembangkan adalah tari Bedana.Tari Bedana


(28)

merupakan tari tradisional kerakyatan daerah Lampung yang mencerminkan tata kehidupan masyarakat Lampung sebagai perwujudan simbolis adat istiadat, agama, etika yang telah menyatu dan kehidupan masyarakat. Menurut sejarah, diperkirakan tari Bedana ini hidup berkembang di daerah Lampung seiring dengan masuknya agama islam. Sehingga tidak mengherankan jika di daerah lain di Indonesia banyak memiliki kesamaan baik ragam maupun geraknya, yang juga memiliki fungsi yang sama pula, yaitu sebagai tari pergaulan.

Di daerah Sumatera bagian timur (Riau, Jambi) termasuk Kalimantan Barat, tari ini terkenal dengan tari Zapin atau Jepen. Sedangkan di daerah Sumatera Selatan dan Bengkulu di kenal dengan tari Dana. Di Indonesia bagian timur, seperti Jawa Timur dan Nusa Tenggara Barat bahkan Maluku, tari ini dikenal dengan nama tari

Dana-Dini. Dari penjelasan di atas dapat kita ambil beberapa kesimpulan bahwa yang dimaksud dengan tari Bedana adalah:

1. Tari tradisional kerakyatan yang telah berakar dirasakan sebagai suatu hasil budaya bernapaskan Islam, yang dimiliki oleh masyarakat pendukungnya, sebagai suatu simbol tradisi yang luas tentang pandangan hidup serta alam lingkungan yang ramah dan terbuka.

2. Merupakan kesenian rakyat yang akrab dan bersatu serta mengandung nilai budaya yang dapat dijadikan cara dalam menginterpretasikan pergaulan, persahabatan, kasih sayang yang tulus dan dapat diterima oleh pewaris generasi ke generasi (Junaidi dkk, 1996: 3-4).


(29)

Untuk mengiringi musik tari Bedana masih digunakan alat musik tradisional yang sederhana walaupun tidak menutup kemungkinan dipakainya alat musik sebagai musik tambahan atau sarana untuk menunjang, selama tidak mengurangi nilai dan ciri khas daerah Lampung. Alat musik pengiring tari Bedana yang lazim dipakai, yaitu alat musik gambus lunik, ketipung, karenceng, gong kecil, alat musik tambahan seperti biola dan acordion, serta vokalis (Junaidi dkk, 1996: 5-7).

2. Lagu Pengiring Tari Bedana

Lagu dalam tari Bedana merupakan suatu keharusan, karena disamping keharmonisan dalam tari lagu-lagu yang dilantunkan oleh vokalis juga merupakan panduan untuk perubahan gerakan atau komposisi tari. Seperti yang telah diuraikan terdahulu, bahwa lagu-lagu yang mengiringi tari Bedana adalah lagu-lagu yang bersifat gembira yang bersumber dari sagata, adi-adi, wayak atau pantun (pattun) seperti lagu penayuhan, lagu mata kipit, lagu bedana dan lain-lain. (Junaidi dkk, 1996: 7-8).

3. Busana, Tata Rias dan Ragam Gerak Tari Bedana Tabel 2.1 Busana dan Aksesoris Tari Bedana

Pria Wanita

1. Kikat akinan/peci sebagai ikat kepala

2. Kawai teluk belanga/belah buluh

3. Kain bidak

gantung/betumpal sebatas lutut

4. Bulu sarattei/bebiting

1. Penekan Rambut

2. Belattung tebak/sanggul malang 3. Gaharu kembang goyang/sual kira 4. Kembang melati/kembang melur 5. Subang giwir/anting-anting 6. Buah jukum/bulan temanggal 7. Bulan serattei/bebitting 8. Gelang Kano/gelang bibit 9. Kawai kurung


(30)

No Ragam

Gerak Uraian Gerak Foto

1

Tahtim/ Tahto/ Ngesit

1. Kaki kanan melangkah ke depan pandangan ke depan gerakan tangan kimbang. 2. Kaki kiri

melangkah ke depan kemudian pandangan ke depan.

3. Kaki kanan melangkah ke depan setengah meloncat, kaki kiri diangkat

4. Balik badan kearah kiri dengan kaki kiri di depan. 5. Kaki kanan

melangkah ke depan setengah meloncat dan kaki kiri diangkat kemudian pandangan ke bawah.

6. Balik badan ke arah kiri dengan kaki kiri diangkat kemudian

pandangan serong ke bawah dengan tangan kimbang 7. Maju kaki kiri

badan merendah kemudian pandangan ke depan.

8. Menarik kaki kanan ke sebelah kaki kiri dalam posisi jijit (perempuan )

( 1 )

( 1 ) ( 2 ) ( 3 )

( 4 ) ( 5 ) ( 6 )

(7) ( 8 )


(31)

2 Khesek Gantung

1. Langkah kaki kanan ke depan 2. Langkah kaki kiri

ke depan

3. Ayun kaki kanan geser ke samping kanan 30 derajat , kepala menghadap kearah kanan 4. Tarik kaki kanan

merapat kaki kiri

(angkat) (Gerak kaki kanan bisa dilakukan dengan kaki kiri atau sebaliknya gerak tangan berkelai )

( 1 ) ( 2 )

( 3 ) ( 4 )

3 Khesek Injing

1. Langkah kaki kanan

2. Langkah kaki kiri 3. Mengangkat kaki

kanan diletakkan sebelah kanan kaki kiri jinjit (badan merendah) dan kepala

menunduk 4. Hitungan 4

mengayun kaki kanan ke samping kanan 30 derajat (gerak tangan berkelai)

( 1 ) ( 2 )


(32)

4 Jimpang 1. Langkah kaki kanan tangan kimbang 2. Langkah kaki kiri,

tangan kimbang 3. Mundur kaki

kanan tangan kimbang 4. Langkah kaki kiri

ke kiri (gerak

tangan kimbang) 5. Langkah kaki

kanan 6. Putar kaki kiri ke

samping kiri 7

7. Diikuti kaki kanan balik putar ke

kanan (sembokh) 8. Angkat kaki kiri

ke samping kiri kaki kanan dengan pasti kaki kiri jinjit (Gerak angan kimbang)

\

( 1 ) ( 2 ) ( 3 )

( 4 ) ( 5 ) ( 6 )

( 7 ) ( 8 )


(33)

Gerak

5 Humbak

Muloh

1. Kaki kanan

melangkah ke arah kanan,

2. Kaki kiri melangkah mengikuti dengan alunan lalu berjinjit 3&4 Mengulangi

kembali gerak pada hitungan ke-1 dan ke-2

( 1 ) ( 2 ) ( 3 )

( 4 ) ( 5 ) ( 6 )


(34)

Gerak Uraian Gerak Foto

6 Ayun 1. Langkah kaki kanan,

2. Langkah kaki kiri ke arah diagonal kanan, 3. Mundur kaki kanan, 4. Angkat kaki kiri lalu

diayunkan

Ket :Sikap tangan pada ragam ini yaitu kimbang dengan sikap mengepal akan tetapi lemah gemulai dan tersenyum. Ragam gerak ayun mempunyai ketepatan empat hitungan ke arah kanan kemudian ke arah kiri.

( 1 ) ( 2 ) ( 3 )

( 4 ) ( 5) (6)


(35)

No Ragam

Gerak Uraian Gerak Foto

7 Ayun

Gantung

1. Langkah kaki kanan,

2. Langkah kaki kiri ke arah diagonal kanan,

3. Mundur kaki kanan, 4. Angkat kaki kiri

lalu diayunkan, diayunkan ke bawah dan ke atas sebanyak dua kali.

( 1 ) ( 2 ) ( 3 )

( 4 ) ( 5 ) ( 6 )


(36)

8 Belitut 1. Langkah kaki kiri menyilang kaki kanan ke samping kanan, 2. Kaki kanan

membuka ke samping kanan, 3&4Mengulang

gerakan hitungan ke-1 dan ke-2, 5. Langkah kaki

kiri ke arah kiri, 6. Langkah kaki

kanan berputar ke arah kiri, 7. Langkah kaki

kanan,

8. Jinjit kaki kiri di samping kaki kanan, sikap badan mendak, kemudian diikuti gerakan ke samping kiri.

(1) (2) (3)

(4) (5) (6)


(37)

Gerak

9 Gelek 1. Angkat lalu

mengayunkan kaki kanan ke atas,

2. Langkah kaki kanan, 3. Langkah kaki

kiri,

4. Langkah kaki kanan membuka ke arah kanan, 5. Mundur kaki

kiri,

6. Langkah kaki kanan menyilang kaki kiri depan 7. Langkah kaki

kiri, 8. Kaki kanan

merapat kaki kiri kemudian

berjinjit.

(1) (2) (3)

(4) (5) (6)

(7) (8)


(38)

2.6 Aktivitas Siswa dalam Belajar

Banyak jenis aktivitas siswa yang dapat dilakukan dalam belajar di sekolah. Aktivitas siswa tidak cukup hanya menerangkan dan membaca. Beberapa aktivitas siswa yang akan dinilai guna menunjukkan peranan guru dalam mempengaruhi aktivitas siswa dalam pembelajaran tari Bedana sebagai berikut.

1. Visual Activities, yang termasuk di dalamnya misalnya membaca, memerhatikan gambar demonstrasi, percobaan, pekerjaan, orang lain. Visual activities ditunjukkan dengan aktivitas siswa yang memerhatikan penjelasan guru ketika guru menerangkan materi tari Bedana.

2. Oral Activities, ditunjukkan dengan aktivitas siswa yang aktif dalam menjawab maupun bertanya serta mengeluarkan pendapat tentang pembelajaran tari Bedana di kelas.

3. Motor Activites, ditunjukkan dengan aktivitas siswa yang melakukan percobaan menggerakkan ragam gerak tari Bedana yang telah diajarkan oleh guru.

4. Emotional Activites, aktivitas siswa diilihat dari minatnya dalam pembelajaran tari Bedana di kelas. Dan dapat dilihat pula tentang aktivitas siswa yang senang, semangat, bergairah, berani, tenang atau bahkan gugup dalam pembelajaran tari Bedana di kelas (Sardiman, 2012: 101).


(39)

Evaluasi merupakan sebuah proses pengumpulan data untuk menentukan sejauh mana, dalam hal apa, dan bagaimana tujuan pendidikan sudah tercapai (Ralph Tyler dalam Siregar dan Nara, 2010: 143).

Tes hasil belajar digolongkan ke dalam unjuk kerja maksimum yang digunakan untuk menentukan kemampuan perorangan siswa. Prosedur unjuk kerja maksimum ditekankan pada seberapa bagus penampilan individu ketika mereka termotivasi untuk memperoleh skor setinggi mungkin (Cronbach dalam Siregar dan Nara, 2010: 156).


(40)

III. METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Penelitian ini mengumpulkan data berdasarkan informasi atau keterangan dari hasil pengamatan selama proses penelitian. Dipilihnya metode deskriptif kualitatif karena dalam penelitian ini menjabarkan tentang segala informasi dan hasil dari pengamatan secara apa adanya. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang dimaksudkan untuk menyelidiki keadaan, kondisi atau hal-hal lain yang sudah disebutkan, yang hasilnya dipaparkan dalam bentuk laporan penelitian. Peneliti hanya memotret apa yang terjadi pada diri objek atau wilayah yang diteliti, kemudian memaparkan apa yang terjadi dalam bentuk laporan penelitian lugas, seperti apa adanya (Arikunto, 2010: 3). Penelitian kualitatif sering juga disebut dengan metode penelitian naturalistik karena penelitiannya dilakukan pada kondisi yang alamiah (Sugiyono, 2012: 8). Karakteristik penelitian kualitatif sebagai berikut.

1. Dilakukan pada kondisi yang alamiah, (sebagai lawannya adalah eksperimen), langsung ke sumber data dan peneliti adalah instrumen kunci.

2. Penelitian kualitatif lebih bersifat deskriptif. Data yang terkumpul berbentuk kata-kata atau gambar, sehingga tidak menekankan pada angka.


(41)

3. Penelitian kualitatif lebih menekankan pada proses daripada produk atau

outcame.

4. Penelitian kualitatif melakukan analisis data secara induktif.

5. Penlitian kualitatif lebih menekankan makna (data dibalik yang teramati) (Sugiyono, 2012: 13-14).

Berdasarkan uraian tentang penelitian deskriptif dan kualitatif, maka dalam penelitian ini digunakan metode deskriptif kualitatif. Penelitian ini akan memaparkan tentang peranan guru, aktivitas siswa dan hasil belajar siswa kelas VIII di SMP Wiyatama Bandar Lampung.

1.2Sumber Data

Sumber data dalam penelitian ini adalah guru seni budaya dan siswa perempuan kelas VIII C di SMP Wiyatama Bandar Lampung.

3.3 Teknik Pengumpulan Data

Penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data diantaranya :

1. Interview/Wawancara yaitu digunakan sebagai salah satu teknik pengumpulan data untuk mengetahui lebih mendalam tentang guru seni budaya, agar mendapatkan informasi yang tidak dapat ditemukan dalam observasi. Wawancara dalam penelitian ini adalah wawancara semi structured, dalam hal ini maka mula-mula interviwer menanyakan pertanyaan yang sudah terstruktur, kemudian satu persatu diperdalam dalam mengorek keterangan lebih lanjut. Dengan demikian jawaban yang diperoleh bisa meliputi semua variabel, dengan keterangan yang lengkap


(42)

dan mendalam (Arikunto, 2010: 270). Wawancara yang dilaksanakan pada penelitian ini, digunakan untuk memeroleh studi pendahuluan. Wawancara ini dilaksanakan pada hari Senin, 14 Oktober 2013 pukul 14.00 WIB dengan Ibu Sri Rahayu Ningsih, wawancara juga dilakukan kepada siswa perempuan kelas VIII C untuk mengetahui bagaimana peran guru dalam pembelajaran.

2. Dokumentasi, merupakan teknik pengumpulan data dengan foto dan video untuk menguatkan tentang data-data penelitian dan apa yang terjadi di lapangan. Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang. Dokumen yang berbentuk tulisan misalnya catatan harian, sejarah kehidupan (life histories), ceritera, biografi, peraturan, kebijakan. Dokumen yang berbentuk gambar, misalnya foto, gambar hidup, sketsa dan lain-lain. Dokumen yang berbetuk karya misalnya karya seni, yang dapat berupa gambar, patung, film, dan lain-lain. Studi dokumen merupakan pelengkap dari penggunaan metode observasi dan wawancara dalam penelitian kualitatif (Sugiyono, 2012: 240). Penelitian ini menggunakan dokumen berbentuk tulisan, foto dan video untuk merekam pembelajaran yang dilaksanakan pada saat penelitian.

3. Observasi digunakan untuk mendapatkan observasi secara langsung tentang apa yang terjadi di tempat penelitian. Penelitian ini menggunakan


(43)

teknik pengumpulan data observasi. Cara metode observasi yang paling efektif adalah melengkapinya dengan format atau blangko pengamatan sebagai instrumen. Format yang disusun berisi item-item tentang kejadian atau tingkah laku yang terjadi. Dari peneliti berpengalaman diperoleh suatu petunjuk bahwa mencatat data observasi bukanlah sekedar mencatat, tetapi juga mengadakan pertimbangan kemudian mengadakan penilaian ke dalam suatu skala bertingkat (Arikunto, 2010: 272).

Pedoman penulisan instrumen perlu disusun untuk memperjelas pengamat. Dalam mengamati kejadian, gerak atau proses bukanlah hal yang mudah karena manusia banyak dipengaruhi oleh minat dan kecenderungan-kecenderungan yang ada padanya. Padahal hasil pengamatan harus sama dengan kejadian yang terjadi, pengamat harus objektif (Arikunto, 2010: 273). Observasi dilakukan untuk mengetahui peranan guru dan hasil belajar siswa. Berikut adalah instrumen penilaian yang digunakan pada penelitian ini.


(44)

Tabel 3.1 Instrumen Penilaian Peranan Guru :

No Aspek Peranan Guru NILAI Skor

Maks P1 P2 P3 P4 P5

1 Korektor

Guru menilai dan mengoreksi sikap, tingkah laku dan perbuatan siswa dalam pembelajaran di kelas.

2 Inspirator

Guru memberikan inspirasi bagi kemajuan belajar siswa.

3 Informator

Guru memberikan informasi tentang tari

Bedana serta menguasai bahan dan bahasa yang baik.

4 Organisator

Guru membuat perangkat pembelajaran dan memberikan materi pelajaran sesuai dengan RPP yang telah dibuat.

5 Motivator

Guru memotivasi siswa agar bisa bersemangat dalam pembelajaran tari

Bedana.

6 Inisiator

Guru dapat mencetukan ide-ide inovasi bagi kemajuan pembelajaran tari Bedana.

7 Fasilitator

Guru menyediakan fasilitas untuk kemudahan kegiatan belajar siswa.

8 Pembimbing

Guru dapat membimbing dan mengarahkan siswa yang sedang

mengalami kesulitan maupun ketika tidak sedang mengalami kesulitan belajar.

9 Demonstrator

Guru dapat memeragakan materi pendukung pembelajaran tari Bedana


(45)

No Aspek Peranan Guru NILAI Skor Maks P1 P2 P3 P4 P5

10 Pengelola Kelas

Guru dapat menunjang jalannya interaksi dengan siswa selama pembelajaran.

11 Mediator

Guru dapat menjadi penengah dan pengatur jalannya pembelajaran saat siswa melakukan masalah.

12 Supervisor

Guru membantu, memerbaiki dan menilai secara kritis terhadap pembelajaran tari

Bedana. 13 Evaluator

Guru menilai secara produk (hasil pengajaran) dan proses (jalannya pengajaran).

TOTAL SKOR MAKSIMUM Kriteria Penilaian =

1= Gagal, 2=Kurang, 3=Cukup, 4= Baik, 5= Baik Sekali

Keterangan =

P1 = Pertemuan 1 P2 = Pertemuan 2 P5 = Pertemuan 5


(46)

Maks

1 Visual Activities

Siswa yang memperhatikan guru pada saat proses pembelajaran tari Bedana ada 15-18 siswa.

5

Siswa yang memperhatikan guru pada saat proses pembelajaran tari Bedana ada 11-14 siswa.

4

Siswa yang memperhatikan guru pada saat proses pembelajaran tari Bedana ada 7-10 siswa.

3

Siswa yang memperhatikan guru pada saat proses pembelajaran tari Bedana ada 3-6 siswa.

2

Siswa yang memperhatikan guru pada saat proses pembelajaran tari ada 1-2 siswa.

1

2 Oral Activities

Siswa yang aktif menjawab dan bertanya dalam proses pembelajaran ada 15-18 siswa.

5

Siswa yang aktif menjawab dan bertanya dalam proses pembelajaran ada 11-14 siswa.

4

Siswa yang aktif menjawab dan bertanya dalam proses pembelajaran ada 7-10 siswa.

3

Siswa yang aktif menjawab dan bertanya dalam proses pembelajaran ada 3-6 siswa.

2

Siswa yang aktif menjawab dan bertanya


(47)

Maks

3 Motor Activities

Siswa yang melakukan kegiatan praktik dan mempelajari gerakan tari Bedana

dalam proses pembelajaran ada 15-18 siswa.

5

Siswa yang melakukan kegiatan praktik dan mempelajari gerakan tari Bedana

dalam proses pembelajaran ada 11-14 siswa.

4

Siswa yang melakukan kegiatan praktik dan mempelajari gerakan tari Bedana

dalam proses pembelajaran ada 7-10 siswa.

3

Siswa yang melakukan kegiatan praktik dan mempelajari gerakan tari Bedana

dalam proses pembelajaran ada 3-6 siswa 2

Siswa yang melakukan kegiatan praktik dan mempelajari gerakan tari Bedana

dalam proses pembelajaran ada 1-2 siswa 1

4 Emotional Activities

Siswa yang semangat dan serius dalam

proses pembelajaran ada 15-18 siswa. 5 Siswa yang semangat dan serius dalam

proses pembelajaran ada 11-14 siswa. 4 Siswa yang semangat dan serius dalam

proses pembelajaran ada 7-10 siswa. 3 Siswa yang semangat dan serius dalam

proses pembelajaran ada 3-6 siswa. 2

Siswa yang semangat dan serius dalam

proses pembelajaran ada 1-2 siswa 1

TOTAL SKOR


(48)

No Aspek Skor Skor Maks 1 Bentuk Gerak

Siswa mampu memeragakan 9 ragam gerak tari Bedana.

5

Siswa mampu memeragakan 7 ragam gerak tari Bedana.

4

Siswa mampu memeragakan 5 ragam gerak tari Bedana.

3 Siswa mampu memeragakan 3 ragam

gerak tari Bedana.

2 Siswa mampu memeragakan <3 ragam

gerak tari Bedana.

1

2 Hafalan Ragam Gerak

Siswa yang hafal dalam memeragakan 9 ragam gerak tari Bedana.

5

Siswa yang hafal dalam memeragakan 7 ragam gerak tari Bedana.

4

Siswa yang hafal dalam memeragakan 5 ragam gerak tari Bedana.

3

Siswa yang hafal dalam memeragakan 3 ragam gerak tari Bedana.

2

Siswa yang hafal dalam memeragakan <3 ragam gerak tari Bedana.

1

3 Ekspresi Saat Menari

Siswa memeragakan ragam gerak tari

Bedana dengan senyum dan pandangan ke depan.


(49)

No Aspek Skor Skor Maks

Siswa memeragakan ragam gerak tari

Bedana dengan senyum namun menunduk.

4

Siswa memeragakan ragam gerak tari

Bedana tidak senyum namun pandangan ke depan.

3

Siswa memeragakan ragam gerak tari

Bedana tidak senyum dan menunduk.

2 Siswa memeragakan ragam gerak tari

Bedana dengan takut dan tidak percaya diri.

1

Kriteria Penilaian =


(50)

3.4 Teknik Analisis Data

Data diperoleh dari berbagai sumber, dengan menggunakan teknik pengumpulan data yang bermacam-macam (triangulasi), dan dilakukan secara terus menerus sampai datanya jenuh (Sugiyono, 2012: 243). Analisis data dalam penelitian deskriptif kualitatif dilakukan sejak sebelum memasuki lapangan, selama di lapangan, dan setelah selesai di lapangan.

Langkah - langkah analisis data :

1. Reduksi Data

Mereduksi data berarti merangkum, melihat hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya.

2. Data Display (penyajian data)

Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah mendisplaykan data. Penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, flowchart dan sejenisnya.

3. ConclusionDrawing/Verification

Tahap terakhir pada analisis data adalah penarikan kesimpulan atau verifikasi, kesimpulan tersebut nerupakan temuan baru yang sebelumnya belum pernah ada. Temuan dapat berupa deskripsi atau gambaran suatu objek yang sebelumnya masih remang-remang atau gelap sehingga setelah diteliti menjadi jelas, dapat berupa hubungan kausal atau interaktif, hipotesis atau teori.


(51)

Dan dalam penelitian ini, langkah-langkah analisis data adalah sebagai berikut.

1. Menganalisis hasil observasi, wawancara, dan dokumentasi

2. Membuat instrumen penilaian untuk menilai peranan guru, aktivitas siswa dan hasil belajar siswa.

3. Mengamati peranan guru, aktivitas siswa, dan hasil belajar siswa serta kondisi yang terjadi pada pelaksanaan pembelajaran setiap pertemuan.

4. Memberi nilai pada instrumen penilaian peranan guru, aktivitas siswa dan hasil belajar siswa dengan rumus :

Skor

N = x Skor Ideal Skor Maksimum

Skor Seluruh Pertemuan

ƩN = x Skor Ideal Skor Maksimum Seluruh Pertemuan

5. Menganalisis nilai dari instrumen penilaian peranan guru, aktivitas siswa dan hasil belajar siswa.

6. Menentukan nilai hasil dari masing-masing instrumen penilaian, kemudian diukur menggunakan tolak ukur sebagai berikut :


(52)

Interval Tingkat Penguasaan Keterangan

80-100 Baik Sekali

66-79 Baik

56-65 Cukup

40-55 Kurang

30-39 Gagal


(53)

V. SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan maka dapat disimpulkan beberapa hal yang berkaitan dengan peranan guru dalam pembelajaran tari Bedana pada siswa kelas VIII di SMP Wiyatama Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2013/2014 adalah sebagai berikut.

1. Peranan Guru

Peranan guru dalam pembelajaran tari Bedana pada siswa kelas VIII di SMP Wiyatama Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2013/2014 mendapatkan kriteria cukup dengan nilai 60 dari 13 aspek peranan guru, 3 aspek memeroleh kriteria nilai baik sekali yaitu aspek korektor, organisator dan evaluator. Kriteria nilai cukup untuk lima aspek yaitu inspirator, informator, motivator, fasilitator, dan pengelola kelas. Kriteria kurang untuk lima aspek yaitu inisiator, pembimbing, demonstrator, mediator, dan supervisor.

2. Aktivitas Siswa Dalam Pembelajaran

Pada pembelajaran tari Bedana pada siswa kelas VII di SMP Wiyatama Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2013/2014 aktivitas belajar siswa sesuai dengan kriteria aktivitas siswa yang dipaparkan yaitu visual activities, oral activities, motor activitiesdanemotional activitiesmemeroleh kriteria baik dengan nilai 71.


(54)

Penilaian hasil belajar merupakan penggabungan dari penilaian oleh peneliti dan guru seni budaya

5.2 Saran

1. Guru seni budaya SMP Wiyatama Bandar Lampung dapat menggunakan hasil penelitian sebagai referensi tambahan, supaya pembelajaran seni budaya lebih efektif dan mengikuti pelatihan maupun workshop untuk menambah ilmu pengetahuan tentang seni.

2. Bagi guru dan siswa diharapkan hasil penelitian ini dapat menambah ilmu referensi dalam pembelajaran tariBedana.

3. Mahasiswa pendidikan seni tari diharapkan dapat memanfaatkan hasil penelitian ini sebagai pengetahuan tambahan untuk menjadi referensi dalam pembelajaran.


(55)

DAFTAR PUSTAKA

Ali, Muhammad. 2008. Guru Dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung : PT Sinar baru Algesido

A.M, Sardiman. 2011. Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Raja Grafindo Pustaka

Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian. Jakarta: PT Rineka Cipta Arikunto, Suharsimi. 2008. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT Bumi Aksara

Djamarah, Saiful Bahri. 2010. Guru dan Anak Didik. Jakarta: PT Rineka Cipta

Firmansyah, dkk. 1996. “ Mengenal Tari Bedana”.Bandar Lampung: Gunung Persagi

Hamalik, Oemar. 2012. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: PT Bumi Aksara Purwanto. 2013. Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta: PT Pustaka Pelajar.

Rusman. 2012. Model-Model Pembelajaran. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada

Satori, Djam’an. 2012. Profesi Keguruan. Penerbit Universitas Terbuka

Siregar, Eveline dan Hartini Nara. 2010. Teori Belajar dan Pembelajaran.

Bogor: PT Ghalia Indonesia

Soeteja, Zakarias. 2009. Pendidikan Seni. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional

Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&D. Bandung: PT Alfabeta

Suryosubroto. 2009. Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta: PT Rineka Cipta

Unila. 2010. Format Penulisan Karya Ilmiah. Bandar Lampung. Universitas Lampung


(56)

PANDUAN OBSERVASI

1. Tujuan

Tujuan observasi adalah untuk mendeskripsikan peranan guru dalam pembelajaran tari Bedana pada siswa kelas VIII di SMP Wiyatama Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2013/2014.

2. Pembatasan

Penelitian ini membatasai observasi pada peranan guru dalam

pembelajaran tari Bedana pada siswa kelas VIII di SMP Wiyatama Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2013/2014.

3. Kisi-kisi Observasi.

1) Peranan Guru dalam pembelajaran tari Bedana.

2) Aktivitas Siswa 3) Hasil Belajar Siswa


(57)

Panduan Wawancara Terhadap Guru Seni Budaya

Nama Guru : Sri Rahayu Ningsih

Waktu Wawancara : 14.00 WIB

Tempat Wawancara : Aula Seni Tari SMP Wiyatama Bandar Lampung

Pertanyaan

1. Bagaimanakah pembelajaran seni budaya di SMP Wiyatama Bandar Lampung?

Jawab : Pembelajaran seni budaya di SMP Wiyatama Bandar Lampung terdiri dari seni rupa, seni musik, seni tari dan seni teater.

2. Kurikulum apakah yang menjadi acuan dalam pembelajaran seni budaya di SMP Wiyatama Bandar Lampung?

Jawab : Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan.

3. Adakah pembelajaran tari pada mata pelajaran seni budaya di SMP Wiyatama Bandar Lampung?\

Jawab : Ada.

4. Bagaimanakah pembelajaran tari pada mata pelajaran seni budaya di SMP Wiyatama Bandar Lampung?


(58)

yang diajarkan kepada siswa kelas VII, VIII, dan IX. Pada kelas VII dan IX, dalam pembelajaran seni tari hanya diberikan materi-materi dari LKS dan buku cetak, untuk praktiknya diberikan pada kegiatan Ekstrakurikuler,

sedangkan pada kelas VIII pembelajaran seni tari diberikan materi dan praktik tari Lampung di dalam kelas, pada kelas VIII pembelajaran seni tari diberikan pembelajaran tari Bedana, namun dikarenakan adanya kegiatan serba serbi pada setiap hari sabtu yang dimana semua siswa diharapkan bisa menampilkan seni budaya, maka siswa laki-laki untuk kelas VIII mempelajari seni musik dan siswinya mempelajari tari Bedana.

Tari Bedana yang dipelajari di kelas hanya 9 ragam gerak saja tanpa adanya musik pengiring, untuk penggunaan musik dan kipas itu di

ekstrakurikuler.

5. Bagaimanakah dengan minat siswa yang dalam pembelajaran tari di kelas?

Jawab : Untuk minat siswa dalam menari, terutama laki-laki, sangat kurang sekali untuk itu maka siswa laki-laki diajarkan seni lainnya karena mereka harus tetap mendapatkan pembelajaran seni budaya. Untuk siswinya, beberapa siswi yang memang sudah hobi dan memiliki minat menari, mereka mudah memahami dan mengikuti, namun bagi yang memang kurang hobi mereka kurang bersemangat.


(59)

Pertanyaan

1. Bagaimanakah pelajaran seni budaya di SMP Wiyatama Bandar Lampung?

Jawab : Pelajaran seni budaya di SMP Wiyatama Bandar Lampung terdiri dari seni rupa, seni musik, seni tari dan seni teater.

2. Bagaimana pelajaran seni budaya di SMP Wiyatama Bandar Lampung?

Jawab : Pelajaran seni budaya adalah pelajaran yang menyenangkan, namun terkadang untuk pelajaran seni tari dan teater kurang memeroleh pengajaran yang detail, tetapi pelajaran seni tari di ekstrakurikuler yang banyak memeroleh pengajaran karena guru yang mengajarkan memang difokuskan guru yang ahli tari.

3. Bagaimana tentang cara mengajar guru seni budaya (ibu Sri Rahayu Ningsih) di kelas ?

Jawab : Ibu ayu mengajarnya asyik dan seru, dekat dengan siswa terutama untuk pelajaran seni musik. Untuk pelajaran seni tari ibu ayu bisa mengajarkannya namun lebih banyak meminta siswa yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler untuk maju memimpin teman, walaupun ibu ayu juga tetap memberikan arahan. Namun memang tidak memberikan pembelajaran secara detail kepada siswanya, tetapi kami bisa belajar


(60)

mengajari.

4. Bagaimana hasil penilaian yang diberikan ibu Sri Rahayu Ningsih?

Jawab : Ibu ayu adil dalam memberikan penilaian, kalau memang siswanya ada yang jarang masuk, beliau memberikan sangsi. Kemudian kalau memang kami semangat dan mau belajar nilainya juga baik yang diberikan sesuai.

5. Apa kritik dan saran bagi ibu Sri Rahayu Ningsih ?

Jawab : Ibu ayu harus tetap jadi guru yang tegas dan asyik dan seru, untuk pelajaran seni semoga ibu semakin bisa memberikan sesuatu yang terbaik buat kami.


(61)

PANDUAN DOKUMENTASI

1. Tujuan

Tujuan dokumentasi adalah untuk mengetahui gambaran pada peranan guru dalam pembelajaran tari Bedana pada siswa kelas VIII di SMP Wiyatama Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2013/2014.

2. Pembatasan

Penelitian ini membatasai dokumentasi gambaran pada peranan guru dalam pembelajaran tari Bedana pada siswa kelas VIII di SMP Wiyatama Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2013/2014.

3. Kisi-kisi Observasi 1) Video

Video hasil rekaman pada saat pembelajaran tari Bedana pada siswa kelas VIII di SMP Wiyatama Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2013/2014.

2) Foto

Gambaran pada saat pembelajaran tari Bedana pada siswa kelas VIII di SMP Wiyatama Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2013/2014.

3) Buku-buku


(62)

(Siswa mempelajari sejarah dan materi tari Bedana) (Foto, Hanna: 2013)

(Guru memberi pengarahan kepada siswa) (Foto, Hanna: 2013)


(63)

(Siswa melakukan pemanasan) (Foto, Hanna: 2013)

(Siswa berlatih dengan berkelompok dan guru memberikan arahan) (Foto, Hanna: 2013)


(64)

(Guru melakukan penilaian) (Foto, Hanna: 2013)


(65)

( RPP )

Sekolah : SMP Wiyatama Bandar Lampung

Mata Pelajaran : Seni Budaya/Seni Tari Kelas / Semester : VIII / 1

Standar Kompetensi : 5. Mengapresiasi Karya Seni Tari

Kompetensi Dasar : 5.1. Mengidentifikasi jenis karya seni tari Bedana

Alokasi Waktu : 2 x 40 menit ( 1x Pertemuan)

Indikator :

1. Siswa dapat menjelaskan tentang sejarah tari Bedana

2. Siswa dapat menjelaskan tentang musik iringan tari Bedana

3. Siswa dapat menjelaskan tentang kostum tari Bedana

4. Siswa dapat menyebutkan tentang ragam gerak tari Bedana

Tujuan Pembelajaran :

Siswa mampu :

1. Menjelaskan sejarah, musik iringan, kostum dan ragam gerak tari Bedana

Karakter siswa yang diharapkan : Disiplin ( Discipline ) Tekun ( diligence )

Tanggung jawab ( responsibility ) Ketelitian ( carefulness)

Kerja sama ( Cooperation ) Percaya diri ( Confidence ) Kecintaan ( Lovely )

Materi Pembelajaran


(66)

Ceramah, tanya jawab, kooperatif dan demonstrasi

Langkah-Langkah Kegiatan

a) Kegiatan Pendahuluan

Tanya jawab berbagai hal yang terkait dengan siswa,motivasi,persepsi dan apresiasi

b) Kegiatan Inti

a.Eksplorasi

Dalam kegiatan eksplorasi, guru:

1. Menjelaskan sejarah, musik iringan, kostum dan ragam gerak tari

Bedana

2. Melibatkan siswa mencari informasi yang luas dan dalam tentang topik/tema materi yang akan dipelajari

3. Menggunakan beragam pendekatan pembelajaran, media pembelajaran, dan sumber belajar lain;

4. Memfasilitasi terjadinya interaksi antar siswa serta antara peserta didik dengan guru, lingkungan, dan sumber belajar lainnya;

5. Melibatkan siswa secara aktif dalam setiap kegiatan pembelajaran; dan

6. Memfasilitasi siswa melakukan percobaan di studio, atau lapangan.

b. Elaborasi

Dalam kegiatan elaborasi, guru:

1. membiasakan peserta didik membaca dan menulis yang beragam melalui tugas-tugas tertentu yang bermakna;

2. memfasilitasi siswa melalui pemberian tugas, diskusi, dan lain-lain untuk memunculkan gagasan baru baik secara lisan maupun tertulis; 3. Mendiskusikan tari Bedana

4. memberi kesempatan untuk berpikir, menganalisis, menyelesaikan masalah, dan bertindak tanpa rasa takut;


(67)

6. memfasilitasi siswa berkompetisi secara sehat untuk meningkatkan prestasi belajar;

7. memfasilitasi siswa membuat laporan eksplorasi yang dilakukan baik lisan maupun tertulis, secara individual maupun kelompok; 8. memfasilitasi siswa untuk menyajikan hasil kerja individual maupun

kelompok;

c. Konfirmasi

Dalam kegiatan konfirmasi, guru:

1. memberikan umpan balik positif dan penguatan dalam bentuk lisan, tulisan, isyarat, maupun hadiah terhadap keberhasilan peserta didik, 2. memberikan konfirmasi terhadap hasil eksplorasi dan elaborasi

peserta didik melalui berbagai sumber,

3. memberikan motivasi kepada siswa yang kurang atau belum berpartisipasi aktif.

c) Kegiatan Penutup

Dalam kegiatan penutup, guru:

1. bersama-sama dengan siswa dan/atau sendiri membuat rangkuman/simpulan pelajaran;

2. melakukan penilaian dan/atau refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan secara konsisten dan terprogram;

3. memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran; 4. merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pembelajaran

remedi, program pengayaan, layanan konseling dan/atau memberikan tugas baik tugas individual maupun kelompok sesuai dengan hasil belajar peserta didik

5. Menanyakan kesulitan siswa selama proses pembelajaran 6. Membuat kesimpulan dari materi pembelajaran


(68)

Buku Referensi,Rekaman audio, guru/model

Penilaian

Penilaian dilaksanakan selama proses dan sesudah pembelajaran Indikator Pencapaian

Kompetensi

Penilaian Teknik Bentuk

Instrumen

Contoh Instrumen

a) Siswa dapat menjelaskan tentang sejarah tari Bedana

b) Siswa dapat menjelaskan tentang musik iringan tari

Bedana

c) Siswa dapat menjelaskan tentang kostum tari Bedana

d) Siswa dapat menyebutkan tentang ragam gerak tari

Bedana

Tes Tertulis

Uraian Buatlah kelompok dan jelaskan tentang sejarah, musik iringan, kostum, dan ragam gerak tari

Bedana.

Mengetahui, Kepala SMP Wiyatama

Bandar Lampung

Hj. Kusmijati, S.Pd

Bandar Lampung, Sept 2013

Guru Seni Budaya.


(69)

( RPP )

Sekolah : SMP Wiyatama Bandar Lampung

Mata Pelajaran : Seni Budaya/Seni Tari Kelas / Semester : VIII / 1

Standar Kompetensi : 5. Mengekpresikan diri melalui karya seni tari

Kompetensi Dasar : 5.2. Menunjukkan sikap apresiatif terhadap keunikan seni tari Bedana

Alokasi Waktu : 8 x 40 menit (4 x pertemuan )

Indikator :

1. Siswa dapat memeragakan 9 ragam gerak tari Bedana

2. Siswa dapat menghafal 9 ragam gerak tari Bedana

Tujuan Pembelajaran :

Siswa mampu :

Menampilkan 9 ragam gerak tari Bedana

Karakter siswa yang diharapkan : Disiplin ( Discipline ) Tekun ( diligence )

Tanggung jawab ( responsibility ) Ketelitian ( carefulness)

Kerja sama ( Cooperation ) Percaya diri ( Confidence ) Kecintaan ( Lovely )

Materi Pembelajaran

Tari Bedana

Metode Pembelajaran


(70)

Tanya jawab berbagai hal yang terkait dengan siswa,motivasi,persepsi dan apresiasi

2) Kegiatan Inti

a) Eksplorasi

Dalam kegiatan eksplorasi, guru:

1. menjelaskan dan mendemonstrasikan 9 ragam gerak tari Bedana

2. melibatkan siswa mencari informasi yang luas dan dalam tentang topik/tema materi yang akan dipelajari

3. menggunakan beragam pendekatan pembelajaran, media pembelajaran, dan sumber belajar lain;

4. memfasilitasi terjadinya interaksi antar siswa serta antara siswa dengan guru, lingkungan, dan sumber belajar lainnya;

5. melibatkan siswa secara aktif dalam setiap kegiatan pembelajaran; dan 6. memfasilitasi siswa melakukan percobaan di studio, atau lapangan.

b) Elaborasi

Dalam kegiatan elaborasi, guru:

1. mengajarkan ragam gerak tari Bedana.

2. memberi kesempatan untuk berpikir, menganalisis, menyelesaikan masalah, dan bertindak tanpa rasa takut;

3. memfasilitasi siswa dalam pembelajaran kooperatif dan kolaboratif; 4. secara kelompok siswa mempelajarai ragam tari Bedana

5. secara individu siswa menghafalkan dan menampilkan ragam gerak tari

Bedana

c) Konfirmasi

Dalam kegiatan konfirmasi, guru:

1. memberikan umpan balik positif dan penguatan dalam bentuk lisan, tulisan, isyarat, maupun hadiah terhadap keberhasilan peserta didik,


(71)

melalui berbagai sumber,

3. memfasilitasi siswa melakukan refleksi untuk memperoleh pengalaman belajar yang telah dilakukan,

4. memberikan motivasi kepada peserta didik yang kurang atau belum berpartisipasi aktif.

3) Kegiatan Penutup

Dalam kegiatan penutup, guru:

1. bersama-sama dengan peserta didik dan/atau sendiri membuat rangkuman/simpulan pelajaran;

2. melakukan penilaian dan/atau refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan secara konsisten dan terprogram;

3. Membuat kesimpulan dari materi pembelajaran

Alat dan Sumber Belajar

Buku Referensi,Rekaman audio, guru/model

Penilaian

Penilaian dilaksanakan selama proses dan sesudah pembelajaran Indikator Pencapaian

Kompetensi

Penilaian Teknik Bentuk

Instrumen

Contoh Instrumen

1. Siswa dapat memeragakan 9 ragam gerak tari Bedana

2. Siswa dapat menghafal 9 ragam gerak tari Bedana

Tes Praktik

1. Pelajari dan hafalkan 9 ragam gerak tari Bedana


(72)

No Aspek Skor Siswa

Skor Maks

Nilai

1 Khesek Gantung 10

2 Khesek Injing 10

3 Ayun 10

4 Ayun Gantung 10

5 Humbak Muloh 10

6 Belitut 10

7 Jimpang 10

8 Gelek 10

9 Tahtim 10

10 Hafalan Gerak 10

Nilai = Skor Siswa x 100 Skor Maks

Mengetahui, Kepala SMP Wiyatama

Bandar Lampung

Hj. Kusmijati, S.Pd

Bandar Lampung, Sept 2013

Guru Seni Budaya


(73)

Jl. Panglima Polem Gg. Sawo No. 37 Segalamider Bandar Lampung Telp (0721) 787 039

Kelas 8 C L=18 P=18 MATA PELAJARAN (SENI TARI)

KET:

AF =AFEKTIF, KO=KOGNITIF, PS=PSIKOMOTOR, JML=JUMLAH, MID=MID SEMESTER, SMT=SEMESTER, NL=NILAI LAPOR

Bandar Lampung, November 2013

SRI RAHAYU NINGSIH

No NAMA L/

P

AF J

M L

KO J

M L

PS J

M L M I D S M T N L

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1 AHMAD GIFARI L

2 ALDIAN RHAFIQ L

3 AMALIA LIE P 75 70 75

4 ANA TROLIA P 70 69 70

5 ANUGRAH ANANDA L

6 ASTRYANA SAPUTRI P 75 73 72

7 DESI CICI IP P 70 69 70

8 DESNA RAHMA P 75 74 72

9 DEVID GRACIA P 75 75 75

10 DIAN YUDHA L

11 DINDA AYU PUTRI P 75 73 75

12 EKA WIDYA P 70 70 70

13 FERIZAL L

14 FIHANI SUPRATINI P 75 75 77

15 FIRMAN SANDI L

16 GALIH TRI AYOGA L

17 IVANA RIZKA R L 75 75 72

18 JULIU ALVIN P L

19 LILY INDRIYANI P 70 70 70

20 M JULIANSYAH L

21 M DONI L

22 NOVIESA P P 75 70 75

23 NURHAYATI P 70 70 70

24 RAMA YUSUF L

25 REGITA DWI P 70 70 70

26 RENGGANINGTYAS P 75 70 75

27 RESTI YULIANTI P 75 70 72

28 RIDO ARIO WIBOWO L

29 RIZKI TANTOWI L

30 RIZKY PANGESTU L

31 ROBI SAPUTRA L

32 SHELLY ROSANDA P 75 70 72

33 SRI WAHYUNI P 70 69 70

34 TAMAMU NUR K L

35 YAYANG SUCI T P 70 68 70


(74)

No Aspek Peranan Guru NILAI Skor P1 P2 P3 P4 P5

1 Korektor

Guru menilai dan mengoreksi sikap, tingkah laku dan perbuatan siswa dalam pembelajaran.

√ √ √ √ √

3

2 Inspirator

Guru memberikan inspirasi bagi kemajuan belajar siswa.

√ √ √

3 Informator

Guru memberikan informasi tentang tari

Bedana serta menguasai bahan dan bahasa yang baik.

√ √ √

4 Organisator

Guru dapat membuat dan memberikan materi pelajaran sesuai dengan RPP

√ √ √ √ √

5 Motivator

Guru memotivasi siswa agar bisa bersemangat dalam pembelajaran tari

Bedana

√ √ √

6 Inisiator

Guru dapat mencetukan ide-ide inovasi bagi kemajuan pembelajaran tari Bedana

√ √

7 Fasilitator

Guru menyediakan fasilitas untuk kemudahan kegiatan belajar siswa.

√ √ √

8 Pembimbing

Guru dapat membimbing dan mengarahkan siswa yang sedang

mengalami kesulitan maupun ketika tidak sedang mengalami kesulitan belajar.

√ √

9 Demonstrator

Guru dapat memperagakan materi pendukung pembelajaran tari Bedana

dengan baik.


(75)

P1 P2 P3 P4 P5 10 Pengelola Kelas

Guru dapat menunjang jalannya interaksi dengan siswa selama pembelajaran.

√ √ √

11 Mediator

Guru dapat menjadi penengah dan pengatur jalannya pembelajaran saat siswa melakukan masalah.

√ √

12 Supervisor

Guru membantu, memperbaiki dan menilai secara kritis terhadap pembelajaran tari Bedana.

√ √ √

13 Evaluator

Guru menilai secara produk (hasil pengajaran) dan proses (jalannya pengajaran).

√ √ √ √ √

TOTAL SKOR 3

Tabel 6.2 Hasil Penilaian Masing-Masing Aspek Peranan Guru Pada Keseluruhan Pertemuan.

Jadi, guru seni budaya memeroleh nilai 60 (Cukup)

No P Aspek S

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13

1 I 5 4 4 4 1 1 4 1 1 4 1 1 5 3

2 II 5 4 4 4 4 3 4 4 2 4 4 3 5 4

3 III 5 4 4 4 4 3 4 4 2 4 4 3 5 4

4 IV 5 1 1 4 4 1 1 1 2 1 1 1 5 2

5 V 5 1 1 4 1 1 1 1 1 1 1 3 5 2

Rata-rata 5 3 3 4 3 2 3 2 2 3 2 2 5 3

Nilai Rata-rata


(76)

No Aspek Indikator Skor Nilai

P1 P2 P3 P4 P5

1 Visual Activities

Siswa yang memperhatikan guru pada saat proses pembelajaran tari Bedana ada 15-18 siswa

5

4 4 4 3 4

Siswa yang memperhatikan guru pada saat proses pembelajaran tari Bedana ada 11-14 siswa

4

Siswa yang memperhatikan guru pada saat proses pembelajaran tari Bedana ada 7-10 siswa

3

Siswa yang memperhatikan guru pada saat proses pembelajaran tari Bedana ada 3-6 siswa

2

Siswa yang memperhatikan guru pada saat proses pembelajaran tari ada 1-2 siswa

1

2 Oral Activities

Siswa yang aktif menjawab dan bertanya dalam proses pembelajaran ada 15-18 siswa

5

3 3 3 3 3

Siswa yang aktif menjawab dan bertanya dalam proses pembelajaran ada 11-14 siswa

4

Siswa yang aktif menjawab dan bertanya dalam proses pembelajaran ada 7-10 siswa

3

Siswa yang aktif menjawab dan bertanya

dalam proses pembelajaran ada 3-6 siswa 2 Siswa yang aktif menjawab dan bertanya


(77)

P1 P2 P3 P4 P5

3 Motor Activities

Siswa yang melakukan kegiatan praktik dan mempelajari gerakan tari Bedana

dalam proses pembelajaran ada 15-18 siswa.

5

3 4 4 5 5

Siswa yang melakukan kegiatan praktik dan mempelajari gerakan tari Bedana

dalam proses pembelajaran ada 11-14 siswa.

4

Siswa yang melakukan kegiatan praktik dan mempelajari gerakan tari Bedana

dalam proses pembelajaran ada 7-10 siswa

3

Siswa yang melakukan kegiatan praktik dan mempelajari gerakan tari Bedana

dalam proses pembelajaran ada 3-6 siswa 2

Siswa yang melakukan kegiatan praktik dan mempelajari gerakan tari Bedana

dalam proses pembelajaran ada 1-2 siswa 1

4 Emotional Activities

Siswa yang semangat dan serius dalam

proses pembelajaran ada 15-18 siswa. 5

4 3 3 3 3

Siswa yang semangat dan serius dalam

proses pembelajaran ada 11-14 siswa. 4 Siswa yang semangat dan serius dalam

proses pembelajaran ada 7-10 siswa. 3 Siswa yang semangat dan serius dalam

proses pembelajaran ada 3-6 siswa. 2

Siswa yang semangat dan serius dalam

proses pembelajaran ada 1-2 siswa 1

Nilai 70 70 70 70 75


(78)

1= Gagal, 2=Kurang, 3=Cukup, 4=Baik, 5=Baik Sekali

Keterangan

P1 = Pertemuan 1 P2 = Pertemuan 2

P3 = Pertemuan 3 P4 = Pertemuan 4

P5 = Pertemuan 5

Setelah Instrumen Penilaian Aktivitas Siswa dinilai maka dilakukan perhitungan untuk mengetahui nilai berdasarkan 4 aspek yang telah ditentukan dan pemberian skor yang telah ditentukan pada tabel 3.5, yang memiliki skor maksimum 20. Setelah skor didapat maka diolah menjadi nilai dengan rumus :

Skor

N = x Skor Ideal Skor Maksimum

Tabel 6.4 Rata-rata Hasil Penilaian Aktivitas Siswa

No Pertemuan Skor Maksimum Skor Perolehan Nilai Kriteria

1 I 20 14 70 Baik

2 II 20 14 70 Baik

III 20 14 70 Baik

IV 20 14 70 Baik

V 20 15 75 Baik


(79)

No Nama Skor Yang Diperoleh Skor Total

Skor

Maks Nilai Kriteria

A1 A2 A3

1 ALI 3 3 3 9 15 60 Cukup

2 AT 2 3 2 7 15 47 Kurang

3 AS 3 2 3 8 15 53 Kurang

4 DCIP 3 2 3 8 15 53 Kurang

5 DRD 3 3 3 9 15 60 Cukup

6 DAP 3 3 3 9 15 60 Cukup

7 EWAR 2 2 2 6 15 40 Kurang

8 FS 3 3 3 9 15 60 Cukup

9 IRR 3 3 4 10 15 67 Baik

10 LI 2 3 2 7 15 47 Kurang

11 NP 3 3 3 9 15 60 Cukup

12 N 3 3 2 8 15 53 Kurang

13 RDS 2 3 2 7 15 47 Kurang

14 RT 3 3 3 9 15 60 Cukup

15 RY 2 3 3 8 15 53 Kurang

16 SR 2 3 3 8 15 53 Kurang

17 SW 2 3 2 7 15 47 Kurang

18 YST 2 2 2 6 15 40 Kurang

Total Skor 46 50 48

Nilai 51 56 53


(80)

No Nama Nilai Kriteria

1 ALI 75 Baik

2 AT 70 Baik

3 AS 72 Baik

4 DCIP 70 Baik

5 DRD 72 Baik

6 DAP 75 Baik

7 EWAR 70 Baik

8 FS 72 Baik

9 IRR 77 Baik

10 LI 70 Baik

11 NP 75 Baik

12 N 70 Baik

13 RDS 70 Baik

14 RT 75 Baik

15 RY 72 Baik

16 SR 72 Baik

17 SW 70 Baik


(81)

Tabel 6.7 Hasil Penilaian dari Penilai 1 dan 2

No Nama Skor

Penilai 1

Skor

Penilai 2 Nilai Kriteria

1 ALI 60 75 68 Baik

2 AT 47 70 59 Cukup

3 AS 53 72 63 Cukup

4 DCIP 53 70 62 Cukup

5 DRD 60 72 66 Baik

6 DAP 60 75 68 Baik

7 EWAR 40 70 55 Kurang

8 FS 60 72 66 Baik

9 IRR 67 77 72 Baik

10 LI 47 70 59 Cukup

11 NP 60 75 68 Baik

12 N 53 70 62 Cukup

13 RDS 47 70 59 Cukup

14 RT 60 75 68 Baik

15 RY 53 72 63 Cukup

16 SR 53 72 63 Cukup

17 SW 47 70 59 Cukup

18 YST 40 70 55 Kurang


(82)

(83)

(84)

(85)

(86)

(87)

(88)

(1)

(2)

(3)

(4)

(5)

(6)