BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teoretis 1. Rasa Cinta Tanah Air (Nasionalisme) - P E NINGKAT AN RASA NASIONALISME DAN PRESTASI SISWA DALAM PELAJARAN PENDIDIKAN KWARGANEGARAAN PADA MATERI DAMPAK GLOBALISASI MELALUI PEMBELAJARAN VALUE CLARIFICATION TECHN

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teoretis 1. Rasa Cinta Tanah Air (Nasionalisme)

  a. Pengertian Rasa Cinta Tanah Air Menurut Aunillah (2011:18-19) Pendidikan karakter adalah sebuah sistem yang menanamkan nilai-nilai karakter pada peserta didik, yang mengandung komponen pengetahuan, kesadaran individu, tekad serta adanya kemauan dan tindakan untuk melaksanakan nilai-nilai, baik terhadap Tuhan yang Maha Esa, diri sendiri, sesama manusia, lingkungan, maupun bangsa sehingga akan terwujud insan kamil.

  Menurut Fraenkel (1977: 6) A Value is an idea a concept about what

  someone thinks is important in life . Dapat diartikan bahwa nilai

  merupakan sebuah ide konsep berpikir seseorang yang penting di dalam hidup.

  Menurut Benninga (1991: 137) Character education is a national

  movement creating schools that foster ethical, responsible and caring young people by modeling and teaching good character through emphasis on universal values that we all share. Jadi dapat diartikan

  sebagai pendidikan karakter adalah gerakan nasional menciptakan sekolah yang mendorong etika, bertanggung jawab dan merawat orang- orang muda dengan pemodelan dan mengajarkan karakter yang baik melalui penekanan pada nilai-nilai keseluruhan.

  6 Menurut Kemendiknas (Wibowo dan Hamrin, 2012:46) cinta tanah air atau nasionalisme merupakan cara berpikir, bersikap, dan berbuat yang menunjukan kesetiaan, kepedulian, dan penghargaan yang tinggi terhadap bahasa, lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi, dan politik bangsa.

  Menurut jurnal Turner (2006:229) mengatakan bahwa

  The emotional power of nationalism my be explained as arising from the claim of nationalism that it can offer individuals identity, security and authority though symbolic associations with the family and home. while the assertion of myths of common ancestry and myths of a homeland community strengthen the psychological appeal of nationalism.

  Menurut Mustari (2011:190) yang dimaksud bangsa (nation) adalah sekumpulan manusia yang sama bahasanya, sama adat istiadatnya, sama asal-usulnya, sama kebudayaannya, senasib dan sepenanggungan, dan tempat kediamannya (negaranya) pun sama atau kata yang dimengerti sebagai gerakan untuk mendirikan atau melindungi tanah air seperti identifikasi budaya nasional yang homogen yang dapat dikombinasikan dengan pandangan negatif atas ras, budaya atau bangsa lain.

  Jurnal Ernest Gellner’s (1992:191) mengatakan bahwa :

  Nationalism, the most potent principle of political legitimacy in the modern world, holds that the nation should be collectively and

freely institutionally expressed, and ruled by its co-nationals.

  Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa nasionalisme merupakan suatu prinsip sikap yang kuat bagi suatu hak bangsa dan nasionalisme merupakan suatu sikap bangga terhadap suatu bangsa dan bebas mengekspresikan secara institusional dan diatur secara nasional.

  b. Indikator Rasa cinta tanah air (Nasionalisme) Indikator keberhasilan pendidikan karakter rasa cinta tanah air menurut Fitri (2012:41) meliputi : 1) Menanamkan nasionalisme dan rasa persatuan dan kesatuan bangsa 2) Menggunakan bahasa Indonesia dengan baik dan benar 3) Memajang bendera Indonesia, Pancasila, gambar persiden serta simbol-simbol negara lainya.

  4) Bangga dengan karya bangsa. 5) Melestarikan seni dan budaya bangsa

  Sedangkan indikator keberhasilan pendidikan karakter dalam rasa nasionalisme menurut Sulityowati (2012:74) meliputi : 1) Memajangkan foto presiden dan wakil presiden, bendera negara, peta

  Indonesia, gambar kehidupan masyarakat Indonesia 2) Menggunakan produk buatan dalam negeri 3) Menggunakan bahasa indonesia yang baik dan benar 4) Mengetahui informasi tentang negara Indonesia.

  Berbeda dengan itu, menurut Mustari (2011:194) Indikasi bahwa seorang memiliki rasa nasioanalisme adalah dengan: 1) Menghargai jasa para tokoh/pahlawan nasional 2) Bersedia menggunakan produk dalam negeri 3) Menghargai keindahan alam dan budaya Indonesia

  4) Hapal lagu-lagu kebangsaan dan 5) Memilih berwisata dalam negeri.

  Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa cinta tanah air merupakan sikap bangga terhadap bangsanya sendiri yang ditunjukkan dalam suatu sikap, perbuatan, kepedulian dan penghargaan terhadap apa yang menjadi milik bangsa. Segala sesuatu yang menjadi milik bangsa disikapi dan diteladani dengan baik. Sikap nasionalisme merupakan sikap sadar dan bangga terhadap bangsa.

2. Prestasi Belajar

  a. Pengertian Prestasi Belajar Prestasi belajar merupakan istilah yang tidak asing lagi dalam dunia pendidikan. Istilah ini sering digunakan untuk sebutan penilaian dari hasil belajar. Penilaian ini digunakan oleh guru untuk mengukur seberapa besar siswa mampu menerima materi yang telah dipelajari sesuai dengan tujuan pembelajaran. Istilah prestasi belajar ini terdiri dari dua kata yaitu prestasi dan belajar.

  Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia “prestasi adalah hasil yang telah dicapai”. Menurut Arifin (2009: 12) kata “prestasi” berasal dari bahasa belanda yaitu prestatie, kemudian dalam bahasa Indonesia menjadi “prestasi” yang berarti “hasil usaha”. Istilah prestasi belajar umumnya berkenaan dengan aspek pengetahuan. Sepanjang kehidupan manusia selalu mengejar prestasi menurut bidang dan kemampuanya. Menurut Sudaryo, dkk (1991: 4), Belajar pada hakekatnya mengandung makna terjadinya perubahan tingkah laku pada diri anak berkat pengalaman dan latihan. Menurut

  Djamarah (2008:13), “belajar adalah suatu kegiatan yang dilakukan dengan melibatkan dua unsur yaitu jiwa dan raga”.

  Menurut Syah (2004: 150) prestasi belajar adalah pengungkapan hasil belajar ideal meliputi segenap ranah psikologis yang berubah sebagai akibat pengalaman dan proses belajar siswa. Menurut Sudijono (2011: 434) pengertian prestasi belajar adalah tingkat keberhasilan yang telah dicapai oleh peserta didik dalam pencapaian tujuan pendidikan yang telah ditentukan bagi masing-masing mata pelajaran atau bidang studi. Prestasi atau pencapaian peserta didik dilambangkan dengan nilai-nilai hasil belajar. Berdasarkan pengertian prestasi dan belajar, dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar adalah hasil yang dicapai oleh siswa dari kegiatan pembelajaran yang melibatkan jiwa dan raga untuk memperoleh suatu perubahan.

  b. Faktor-faktor yang mempengaruhi Prestasi Belajar yang efektif sangat membantu siswa untuk meningkatkan kemampuan mereka yang telah ditetapkan dalam tujuan pembelajaran.

  Agar dapat meningkatkan prestasi belajar perlu diperhatikan faktor internal dan eksternal.

  1). Faktor Internal Faktor internal merupakan faktor yang berasal dari diri siswa itu sendiri, misalnya keadaan jasmani. Keadaan jasmani sangat berpengaruh terhadap kemampuan belajar seseorang. Orang yang segar jasmaninya akan berlainan berbeda dengan orang yang dalam keadaan kelelahan atau keadaan tidak sehat. 2). Faktor Eksternal

  Sedangkan faktor eksternal merupakan faktor yang berasal dari luar siswa, misalnya lingkungan sosial sekolah. Lingkungan sosial di sekolah adalah guru dan teman sekelas yang dapat mempengaruhi semangat belajar siswa. Masyarakat, tetangga dan teman-teman sepermainan di sekitar rumah juga termasuk lingkungan sosial bagi siswa. Lingkungan sosial yang sangat mempengaruhi belajar siswa adalah orang tua dan keluarga siswa itu sendiri. Sifat-sifat orang tua dan praktik pengelolaan keluarga dapat memberi dampak baik atau buruk terhadap kegiatan belajar dan hasil yang dicapai oleh siswa.

  Prestasi belajar dapat dilihat dari hasil nilai ulangan harian (formatif), nilai ulangan tengah semester (sub formatif) dan nilai ulangan semester (sumatif). Dalam penelitian tindakan kelas ini, yang dimaksud dengan prestasi belajar siswa adalah hasil nilai ulangan harian yang diperoleh siswa pada mata pelajaran PKn.

  Ulangan harian dilakukan pada setiap selesai proses pembelajaran dalam satu bahasan atau kompetensi tertentu. Ulangan harian ini terdiri dari seperangkat soal yang harus di jawab oleh siswa.

  Ulangan harian bertujuan untuk memperbaiki program pembelajaran serta sebagai bahan pertimbangan guru memberikan nilai akhir semester atau nilai raport.

  Prestasi belajar merupakan kemampuan yang dimiliki oleh siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Prestasi belajar mempunyai peranan penting dalam proses pembelajaran. Proses penilaian terhadap hasil belajar dapat memberikan informasi kepada guru tentang kemajuan siswa dalam upaya untuk mencapai tujuan-tujuan belajarnya melalui kegiatan belajar. Berdasarkan informasi tersebut guru dapat membina dan menyusun kegiatan- kegiatan siswa lebih lanjut, baik untuk keseluruhan kelas maupun individu.

3. Model Pembelajaran VCT

  a. Pengertian VCT Menurut Harmin et al in Winecoff (1987:2), the values

  clarification model is designed to promote intellegent value voices through a process of choosing, prizing, behaving. Menurut Djahiri

  (1985:40) Value Clarification Technique (VCT) adalah tekhnik pengungkapan nilai atau sikap atau moral yang digunakan dalam proses kegiatan belajar mengajar. Adapun menurut Sudaryo, dkk (1991:70) VCT adalah metode mengajar dimana guru menolong siswa untuk menetapkan nilai pilihannya dari sejumlah alternative nilai yang dihadapinya. Jadi VCT merupakan usaha guru untuk membentuk anak (menanamkan nilai pada diri anak) dimana anak menentukan sendiri nilai-nilai yang akan dipilihnya. Dalam metode ini guru menolong siswa untuk menjernihkan nilai-nilai yang diyakininya, sehingga pada diri siswa tersebut tidak terjadi kesimpang-siuran atau kekaburan nilai- nilai, dengan demikian ini akan menolong siswa untuk mempunyai kepribadian yang kuat, tidak apatis, bersikap tidak konsisten, dan tidak mengalami kekacauan nilai-nilai (Raths, LE, Harmin, M. dan Simon., 1978:7-8) dalam (Sudaryo, dkk.1991:70).

  

VCT tidak bertujuan untuk mengajarkan kepada siswa agar

  menerima sesuatu nilai-nilai tertentu sesuai dengan yang diinginkan oleh guru, melainkan berusaha untuk menolong/membantu siswa untuk memilih nilai yang diyakininya secara bebas dari sejumlah alternatif nilai dengan melalui langkah-langkah proses penerimaan nilai. Tugas guru adalah untuk menyadarkan siswa akan nilai dan perilaku yang benar, luhur, atau yang patut dihargai, dengan jalan memberikan rangsangan sejumlah nilai alternatife kepada siswa untuk dipilihnya, dengan cara ini siswa akan meneliti, membandingkan, mempertimbangkan, dan kemudian dapat mengemukakan alasan- alasan memilih nilai pilihannya dengan keyakinan yang kokoh, tidak sekedar menerima nilai-nilai tersebut. b. Tujuan Menggunakan dalam Pembelajaran Pendidikan

  VCT

  Kewarganegaraan 1) Mengetahui dan mengukur tingkat kesadaran siswa tentang suatu nilai, sehingga dapat dijadikan sebagai dasar pijakan menentukan target nilai yang akan dicapai.

  2) Menanamkan kesadaran siswa tentang nilai-nilai yang dimiliki baik sifat yang positif maupun yang negatif untuk selanjutnya ditanamkan kearah peningkatan dan pencapaian target nilai. 3) Menanamkan nilai-nilai tertentu kepada siswa melalui cara yang rasional dan diterima siswa, sehingga pada akhirnya nilai tersebut akan menjadi milik siswa sebagai proses kesadaran moral bukan kewajiban moral.

  4) Melatih siswa dalam menerima

  • –menilai nilai dirinya dan posisi nilai orang lain, serta mengambil keputusan terhadap sesuatu persoalan yang berhubungan dengan pergaulannya dan kehidupan sehari-hari. (Taniredja, dkk. 2011: 88). Berdasarkan pengertian di atas maka dapat disimpulkan bahwa

  

VCT adalah model pembelajaran yang didalamnya mengungkapkan

  nilai atau moral yang bertujuan untuk mempermudah siswa dalam memahami nilai-nilai yang ia yakini di dalam keseharian dengan penuh kesadaran, dari kesadaran ini siswa mampu mengambil keputusan terhadap suatu persoalan.

4. Pembelajaran VCT Tipe Rank Order

  a. Pengertian VCT Tipe Rank Order Menurut Djahiri (1985:65) Sebenarnya VCT Tipe Rank Order adalah salah satu jenis matrik karena instrumen utamanya adalah

  matrik /daftar, VCT matrik/daftar meliputi : 1) Daftar baik buruk.

  2) Daftar tingkat urutan (Rank Order). 3) Daftar skala prioritas. 4) Daftar gejala kontinum (terus menerus). 5) Daftar penilaian diri sendiri. 6) Daftar membaca perkiraan, orang lain tentang diri kita. 7) Perisai kepribadian/diri.

  VCT tipe (Rank Order) adalah penilaian yang berdasarkan

  matrik/daftar pernyaaan tentang suatu nilai/norma pada suatu kejadian, peristiwa ataupun materi dalam hal ini (dampak globalisasi) yang nilai tersebut nantinya ditentukan sesuai dengan urutan tingkat yang ada pada sebuah nilai.

  b. Langkah-langkah Pembelajaran VCT Tipe Rank Order Menurut Djahiri (1985:65) langkah-langkah kegiatan VCT tipe

  Rank Order adalah sebagai berikut :

  1). Fase persiapan Yaitu mempersiapkan intrumen berupa butir-butir pernyataan yang akan di VCT kan, butir-butir pernyataan ini disesuaikan dengan keadaan atau masalah yang berkenaan dengan sub materi yang akan disampaikan.

  2). Fase PBM atau KBM Fase ini meliputi :

  a) Daftar stimulus yang disampaikan di depan kelas dengan ditulis di papan tulis.

  b) Pengisian butir-butir yang bertautan dengan tema/topik yang sedang berlangsung.

  c) Pengisian jawaban oleh siswa secara indevidu atau kelompok, kemudian siswa menilai pernyataan atau pendapat yang ada.

  d) Penyampaian hasil kerja sub 2 dan 3 yang oleh guru direkam/ditulis (belum ada komentar/ penilaian) e) Mencari klarifikasi, argumentasi baik jawaban indevidu/kelompok maupun kelasikal (disini peran guru untuk menjelaskan dan memanipulasi sangat tinggi)

  f) Pengambilan kesimpulan (bersama) dan pengarahan guru mengembalikan butir-butir kedalam materi/konsep.

  3). Tindak lanjut

  a) Remidi/perbaikan bagi yang nilainya kurang atau pengayaan bagi yang sudah baik b) Latihan/pemantapan

5. Pembelajaran PKn Berdasarkan KTSP

  a. Pengertian mata pelajaran PKn Pengertian Pendidikan Kewarganegaraan dapat dijelaskan melalui ringkasan pengertian Pendidikan dan Kewarganegaran.

  Kewarganegaraan adalah segala hal yang terkait dengan warga negara suatu negara. Adapun pengertian pendidikan adalah proses pendewasaan seseorang atau sekelompok orang dengan usaha sadar melalui pengajaran dan pelatihan sehingga terjadi perubahan pada seseorang atau sekelompok orang tersebut dalam hal pengetahuan, orientasi, dan perilaku yang bersifat kritis dan emansipatoris. (Sofhian dan Gatara. 2011: 5-6). Berdasarkan pengertian di atas, maka pendidikan kewarganegaraan dapat didefinisikan sebagai proses pendewasaan bagi Warga Negara dengan usaha sadar dan terencana melalui pengajaran dan pelatihan sehingga terjadi perubahan pada warga Negara tersebut dalam hal pengetahuan, sikap dan perilaku yang bersifat kritis dan emansipatoris.

  Menurut Zamroni (2003:10) dalam Taniredja dkk 2009 Pendidikan Kewarganegaraan adalah pendidikan demokrasi yang bertujuan untuk mempersiapkan warga masyarakat berpikir kritis dan bertindak demokratis, melalui aktifitas menanamkan kesadaran kepada generasi baru bahwa demokrasi adalah bentuk kehidupan bermasyarakat yang paling menjamin hak-hak warga masyarakat. Demokrasi adalah suatu learning process yang tidak dapat begitu saja meniru dan mentransformasikan nilai-nilai demokrasi. Selain itu, pendidikan kewarganegaraan adalah suatu proses yang dilakukan oleh lembaga pendidikan yang mempelajari orientasi, sikap dan perilaku politik sehingga yang bersangkutan memiliki pengetahuan, kesadaran, sikap, political efficacy dan keikut sertaan, serta kemampuan mengambil keputusan politik secara rasional dan menguntungkan bagi dirinya juga bagi masyarakat dan bangsa.

  Menurut Jarolimek (1981: 5), citizenship education is take place

  

through the formal study of such subject as history, goverment (civics),

and geography, and through the indoctrination of such values as

fredoom, human dignity, responsibilty, independence, individualism,

democracy, respect for others, love of country, an so on. Jadi dapat

  diartikan bahwa pendidikan kewarganegaraan adalah untuk mengambil tempat melalui studi formal pelajaran seperti sejarah, pemerintah (kewarganegaraan), dan melalui indoktrinasi nilai-nilai melalui kebebasan, tanggungjawab, kemandirian, individualisme, demokrasi, menghargai, orang lain dan cinta negara.

  Istilah Pendidikan Kewarganegaraan menurut Rosyada (Tanireja, 2009: 3) secara substantif tidak saja mendidik generasi muda menjadi warga Negara yang cerdas dan sadar akan hak dan kewajibannya dalam konteks kehidupan masyarakat dan bernegara yang merupakan penekanan dalam istilah Pendidikan Kewarganegaraan, melainkan juga membangun kesiapan warga Negara menjadi warga dunia (global society). Dengan demikian, orientasi Pendidikan Kewarganegaraan secara substansif lebih luas cakupannya dari istilah Pendidikan Kewarganegaraan suatu proses yang dilakukan oleh lembaga pendidikan ketika seseorang mempelajari orientasi, sikap dan perilaku politik sehingga yang bersangkutan memiliki political knowledge, awareness, attitude,

  

political efficacy dan political participation , serta kemampuan

  mengambil keputusan politik secara rasional dan menguntungkan bagi dirinya juga bagi masyarakat dan bangsa. Pendidikan Kewarganegaraan merupakan usaha untuk membekali peserta didik dengan pengetahuan dan kemampuan dasar berkenaan hubngan antar warga Negara dengan Negara serta pendidikan pendahuluan bela Negara menjadi warga Negara yang dapat diandalkan oleh bangsa dan Negara.

  Jadi dapat disimpulkan PKn adalah mata pelajaran yang mencakup bidang politik, hukum dan moral. Ketiga cakupan tersebut berisi ketrampilan partisipasi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, sehinnga membentuk peserta didik yang memiliki karakter percaya diri, komitmen, penguasaan atas nilai religius, norma dan moral luhur, nilai keadilan, demokratis, toleransi, kebebasan individual, kebebasan berbicara, kebebasan pers, kebebasan berserikat, berkumpul dan perlindungan terhadap minoritas. b. Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan Menurut Fathurrohman dan Wuryandari (2011:7) tujuan mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan adalah untuk memberikan kompetensi-kompetensi sebagai berikut : 1) Berpikir secara kritis, rasional, dan kreatif dalam menanggapi isu kewarganegaraan.

  2) Berpartisipasi secara bermutu dan bertanggung jawab, dan bertindak secara cerdas dalam kegiatan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. 3) Berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk diri berdasarkan pada karakter-karakter masyarakat Indonesia agar dapat hidup bersama dengan bangsa-bangsa lainnya. 4) Berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain dalam percaturan dunia secara langsung atau tidak langsung dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi.

  c. Ruang Lingkup Pendidikan Kewarganegaraan Berdasarkan BSNP, ruang lingkup mata pelajaran Pendidikan

  Kewarganegaraan meliputi aspek-aspek sebagai berikut: 1) Persatuan dan Kesatuan bangsa, meliputi: Hidup rukun dalam perbedaan, Cinta lingkungan, Kebanggaan sebagai bangsa

  Indonesia, Sumpah Pemuda, Keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia, Partisipasi dalam pembelaan Negara, sikap positif terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia, keterbukaan dan jaminan keadilan.

  2) Norma, hukum dan peraturan meliputi: tertib dalam kehidupan keluarga, tata tertib di sekolah, norma yang berlaku di masyarakat, peraturan-peraturan daerah, norma-norma dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, sistim hukum dan peradilan nasional, hukum dan peradilan internasional. 3) Hak asasi manusia meliputi: hak dan kewajiban anak, hak dan kewajiban anggota masyarakat, instrumen nasional dan internasional HAM, pemajuan, penghormatan dan perlindungan HAM.

  4) Kebutuhan warga Negara meliputi: hidup gotong royong, harga diri sebagai warga masyarakat, kebebasan berorganisasi, kemerdekaan mengeluarkan pendapat, menghargai keputusan bersama, prestasi diri, persamaan kedudukan warga Negara.

  5) Konstitusi Negara meliputi: proklamasi kemerdekaan dan konstitusi yang pertama, konstitusi-konstitusi yang pernah digunakan di Indonesia, hubungan dasar Negara dengan konstitusi. 6) Kekuasaan dan politik meliputi: pemerintahan desa dan kecamatan, pemerintahan daerah dan otonomi, pemerintah pusat, demokrasi dan system politik, budaya politik, budaya demokrasi menuju masyarakat madani, system pemerintahan, pers dalam masyarakat demokrasi. 7) Pancasila meliputi: kedudukan pancasila, sebagai dasar negara dan ideologi negara, proses perumusan pancasila sebagai dasar negara, pengalaman nilai-nilai pancasila dalam kehidupan sehari-hari, pancasila sebagai ideologi terbuka.

  8) Globalisasi meliputi: globalisasi di lingkungannya, politik luar negeri Indonesia di era globalisasi, dampak globalisasi, hubungan internasional dan organisasi internasional dan mengevaluasi globalisasi.

  d. Materi PKn kelas IV Memberikan Contoh Pengaruh Globalisasi Di lingkungan

  Dalam penelitian ini peneliti mengambil materi memberikan contoh pengaruh globalisasi di lingkungan kelas IV semester II.

  Adapun standar kompetensi yang akan disajikan dalam penelitian tertara dalam abel 2.1

  Standar Kompetensi Kompetensi Dasar

4. Menunjukan sikap terhadap

  4.1 Memberikan contoh globalisasi di lingkunganya pengaruh globalisasi di lingkunganya.

  Menurut Ressi dkk (2008:43) indikator yang dikembangkan berdasarkan standar kopetensi di atas meliputi materi: 1) Pengertian Globalisasi

  Globalisasi belum memiliki arti yang pasti. Untuk mengartikannya tergantung dari sisi mana orang melihatnya. Ada yang memandangnya sebagai suatu proses sosial, proses sejarah, atau proses alamiah yang akan membawa seluruh bangsa dan negara di dunia makin terikat satu sama lain. Anggapan yang ada selama ini tentang globalisasi adalah bahwa proses globalisasi akan membuat dunia seragam. Proses globalisasi akan menghapus identitas dan jati diri. Kebudayaan lokal atau daerah akan tersisih oleh kekuatan budaya besar atau kekuatan budaya global. Misalnya saja tradisi gotong royong yang biasa dilakukan masyarakat di desa, sekarang ini mulai sedikit orang yang mau melakukan. Masyarakat mulai bersifat individualisme yaitu mementingkan diri sendiri. Anggapan itu tidak sepenuhnya benar. Kemajuan teknologi komunikasi memang telah membuat batas dan jarak menjadi hilang dan tidak berguna. Berikut ini beberapa ciri yang menandakan semakin berkembangnya globalisasi di dunia.

  a) Adanya sikap saling ketergantungan antara satu negara dengan negara lain terutama di bidang ekonomi.

  b) Meningkatnya masalah bersama, misalnya pada bidang lingkungan hidup.

  c) Berkembangnya barang-barang seperti telepon genggam, televisi satelit, dan internet menunjukkan bahwa komunikasi global terjadi demikian cepatnya.

  d) Peningkatan interaksi kultural (kebudayaan) melalui perkembangan media massa (terutama televisi, film, musik, berita, dan olahraga internasional). Untuk mendapatkan gagasan dan pengalaman baru mengenai hal-hal tentang beranekaragam budaya, misalnya dalam hal pakaian dan makanan.

  2) Contoh pengaruh globalisasi di lingkungan Pengaruh baik dan yang buruk dari adanya globalisasi. Berikut pengaruh baik dari globalisasi yaitu: a) Kemajuan di bidang komunikasi dan transportasi.

  b) Meningkatnya perekonomian masyarakat dalam suatu negara.

  c) Meluasnya pasar untuk produk dalam negeri.

  d) Dapat memperoleh lebih banyak modal dan teknologi yang lebih baik.

  e) Menyediakan dana tambahan untuk pembangunan ekonomi.

  Sedangkan pengaruh buruk dari adanya globalisasi antara lain:

  a) Gaya hidup bebas, narkoba, dan kekerasan menjadi mudah masuk dalam kehidupan masyarakat Indonesia.

  b) Masyarakat cenderung mementingkan diri sendiri.

  c) Karena banyaknya barang yang dijual, maka masyarakat menjadi konsumtif.

  Adapun contoh pengaruh globalisasi antara lain :

  a) Gaya Hidup Gaya hidup tradisional di zaman globalisasi ini sudah semakin berkurang dan bahkan cenderung untuk ditinggalkan oleh masyarakat sekarang ini. Masyarakat cenderung memilih menerapkan gaya hidup modern daripada gaya hidup tradisional.

  Alasan mengapa masyarakat memilih gaya hidup modern adalah karena semuanya serba mudah, cepat, dan ekonomis. Selama ini, sudah terbiasa dengan prinsip “biar lambat asal selamat”. Prinsip tersebut melambangkan bahwa belum mampu menghargai waktu yang tepat dan optimal.

  Akibat globalisasi, gaya hidup masyarakat sudah mulai berubah. Mereka sudah tahu betapa pentingnya waktu. Apabila membuang-buang waktu, maka akan mendapatkan suatu kerugian, sebab waktu tidak bisa diputar kembali. Globalisasi juga berdampak buruk terhadap gaya hidup masyarakat. Contohnya ada sebagian masyarakat meniru gaya hidup bangsa lain yang tidak sesuai dengan kepribadian bangsa, seperti mabuk-mabukan, suka berpesta pora, berperilaku kasar serta kurang menghormati orang yang lebih tua. Gaya hidup seperti itu harus dijauhi karena tidak sesuai dengan norma-norma yang berlaku di masyarakat.

  b) Makanan Makanan pokok bangsa Indonesia sebagian besar adalah nasi, namun ada juga yang berasal dari jagung maupun sagu. Makanan pokok tersebut sebelum disajikan harus diolah terlebih dahulu, dan proses pengolahannya membutuhkan waktu yang lama. Dengan adanya globalisasi kebanyakan orang mulai cenderung beralih mengonsumsi makanan yang cepat saji. Cepat saji maksudnya adalah makanan yang singkat dalam penyajiannya dan tidak menunggu proses pemasakan yang lama. Makanan cepat saji biasa disebut fast food. Makanan cepat saji sekarang banyak dan mudah sekali ditemui. Di samping itu juga ada makanan yang pembungkusnya menggunakan aluminium foil, biasanya makanan untuk anak-anak. Selain makanan juga ada minuman dalam kaleng, sehingga mudah dan dapat langsung diminum.

  Contoh makanan yang ada karena globalisasi: pizza, spagheti, burger, hot dog, hamburger, sushi, steak, puyunghai, dan donat.

  Contoh minuman: banyak bermunculan minuman isotonik. Dengan adanya makanan cepat saji yang berasal dari luar negeri membuat orang merasa bangga jika bisa memakannya, karena jika memakannya berarti disebut orang yang modern dan tidak ketinggalan zaman. Makanan cepat saji tidak semuanya aman untuk kesehatan. Jika ingin menikmati makanan atau minuman cepat saji, pilihlah jenis makanan atau minuman yang benar- benar aman untuk kesehatan.

  c) Pakaian Pakaian merupakan bahan yang digunakan untuk menutup aurat dan melindungi badan. Pakaian juga berfungsi untuk kesopanan. Pakaian yang dipakai pada zaman dahulu dengan zaman sekarang berbeda. Pada zaman dahulu pakaian sangat sederhana yang penting bisa digunakan untuk menutup aurat, melindungi tubuh, serta menjaga kesopanan. Pakaian digunakan sebagai trend, modelnya bermacam-macam. Negara yang dianggap trend center pakaian adalah Prancis (Paris). Mode dari Paris banyak ditiru oleh negara-negara di dunia. Misalnya model atau bentuk pakaian sekarang ini kebanyakan pakaian minim dan terbuka, yang dianggap tidak sesuai dengan kebudayaan bangsa Indonesia.

  Contoh lain adalah baju jas yang merupakan budaya bangsa barat sudah digunakan oleh sebagian masyarakat pada acara- acara resmi atau resepsi. Begitu pula dengan celana jeans dan T- shirt. Masyarakat juga sudah terbiasa menggunakannya dalam kehidupan sehari-hari.

  d) Komunikasi Komunikasi juga merupakan contoh pengaruh dari globalisasi.

  Komunikasi adalah suatu hubungan seseorang dengan orang lain. Komunikasi dapat dilakukan dengan dua orang atau lebih. Dahulu komunikasi antara wilayah menggunakan jasa pos yaitu surat yang sampainya bisa mencapai satu sampai dua hari, kemudian berkembang dengan telepon rumah, namun sekarang ini di era globalisasi jika akan berkomunikasi baik satu arah maupun dua arah dengan orang lain yang berbeda wilayah sangat mudah, cepat, dan murah. Sarana yang digunakan misalnya telepon kabel, telepon seluler, internet, e-mail, dan faksimile.

  Dengan adanya alat komunikasi yang canggih kita dapat melakukan hubungan dengan siapa saja di dunia ini. Sekarang ini banyak ditemui warung- warung internet, maka orang akan mudah mencari segala macam informasi yang ada di seluruh dunia. Adanya telepon genggam merupakan alat komunikasi yang praktis, canggih, dan mudah dibawa ke mana saja. 3) Jenis-jenis budaya Indonesia yang pernah ditampilkan dalam misi

  Kebudayaan internasional Kebudayaan Indonesia dapat diartikan sebagai seluruh kebudayaan lokal yang telah ada sebelum terbentuknya bangsaIndonesia pada tahun 1945. Seluruh kebudayaan lokal yang berasal dari suku-suku bangsa di Indonesia merupakan bagian dari kebudayaan Indonesia. Kebudayaan Indonesia walau beraneka ragam, namun pada dasarnya terbentuk dan dipengaruhi oleh kebudayaan besar lainnya seperti kebudayaan Tionghoa, kebudayaan India, dan kebudayaan Arab. Kebudayaan India terutama masuk dari penyebaran agama Hindu dan Buddha di Nusantara jauh sebelum Indonesia terbentuk.

  Kerajaan-kerajaan yang bernapaskan agama Hindu dan Buddha sempat menguasai Nusantara pada abad ke-5 Masehi ditandai dengan berdirinya kerajaan tertua di Nusantara, yaitu Kutai. Berikut ini jenis kebudayaan yang dimiliki bangsa Indonesia yang berasal dari berbagai suku bangsa di Indonesia.

  a) Kategori Tradisional (1) Tarian daerah (2) Lagu daerah

  (3) Musik daerah (4) Alat musik daerah (5) Gambar/tulisan (6) Patung (7) Kain (8) Suara (9) Sastra/tulisan

  (10) Makanan dan minuman

  b) Kategori Modern (1) Musik dangdut : Elvie Sukaesih, Rhoma Irama, Ikke Nurjanah, dan lain-lain.

  (2) Musik pop : Raja, Ratu, Peterpan, dan lain-lain. (3)

  Film Indonesia : “Daun di Atas Bantal” (1998) yang mendapat penghargaan Film terbaik di Asia Pacific Film Festival di Taipei. (4) Sastra : Pujangga Baru

  c) Misi Kebudayaan Internasional Globalisasi memengaruhi hampir semua bidang yang ada di masyarakat, termasuk di antaranya bidang sosial budaya.

  Kebudayaan dapat diartikan sebagai nilai-nilai yang dianut oleh masyarakat. Nilai- nilai berkaitan dengan yang terdapat dalam alam pikiran. Tingkah laku seseorang sangat dipengaruhi oleh apa yang ada dalam alam pikiran orang yang bersangkutan. Sebagai salah satu hasil pemikiran dan penemuan seseorang adalah kesenian yang merupakan bagian dari kebudayaan.

  Globalisasi sebagai sebuah gejala tersebarnya nilai-nilai dan budaya tertentu ke seluruh dunia. Awal mula dari persebaran budaya dunia ini dapat ditelusuri dari perjalanan para penjelajah Eropa Barat ke berbagai tempat di dunia ini, namun perkembangan globalisasi kebudayaan terjadi pada awal abad ke-20 dengan berkembangnya teknologi komunikasi. Perubahan tersebut menjadikan komunikasi antar bangsa lebih mudah dilakukan, hal ini menyebabkan semakin cepatnya perkembangan globalisasi kebudayaan.

  Sebagai suatu bangsa juga harus berhubungan dengan bangsa lain yang memiliki budaya yang berbeda. Dengan adanya kerja sama antara negara-negara di dunia maka tidak menutup kemungkinan budaya asing akan masuk ke bangsa Indonesia, namun tidak semua budaya asing dapat masuk ke Indonesia, karena masuknya budaya asing harus melewati penyaringan yang ketat. Penyaringan budaya asing yang masuk ke Indonesia adalah dengan didasarkan pada ciri khas kepribadian bangsa yaitu Pancasila. Jika budaya itu sesuai dengan nilai-nilai Pancasila maka budaya asing itu akan terima, sebaliknya jika bertentangan dengan nilai-nilai Pancasila maka akan ditolak. Dengan penyaringan yang ketat ini akan membawa dampak yang positif bagi bangsa Indonesia.

  Meskipun banyak budaya asing yang masuk ke Indonesia, tetapi bangsa Indonesia juga tidak ketinggalan.

  Banyak juga barang, jasa, dan budaya Indonesia yang dikirim ke luar negeri. Misalnya kain atau tekstil dan pakaian jadi banyak yang dikirim dan diminati oleh warga asing. Ukir- ukiran dan berbagai jenis patung juga banyak yang telah diekspor ke luar negeri. Selain barang dan jasa, banyak juga budaya terutama budaya seni Indonesia yang telah tampil di luar negeri dalam rangka misi kebudayaan internasional.

  Kegiatan ini juga dapat mempererat kerja sama antarbangsa sehingga meningkatkan persatuan dan kesatuan seluruh bangsa- bangsa di dunia. Contoh tim kesenian yang pernah tampil dalam rangka misi kebudayaan internasional antara lain:

  (1) Kelompok kesenian Bougenville yang berasal dari Kalimantan Barat, diundang ke Madrid Spanyol untuk mengikuti Festival Asia yaitu tahun 2003.

  (2) Tim kesenian Sumatera Selatan dalam acara Festival Gendang Nusantara, di Malaysia.

  (3) Tim kesenian Nanglang Danasih, tampil di Roma Italia dalam acara Festival Seni Internasional.

  (4) Tim kesenian Bali mempertunjukkan Sendratari Ramayana dalam Festival Kebudayaan Internasional di India, dan lain- lain.

  d) Misi tim kesenian Indonesia di luar negeri antara lain: (1) Dapat memperkenalkan kebudayaan Indonesia yang beraneka ragam kepada dunia internasional sehingga mampu menarik wisatawan asing untuk mengunjungi Indonesia.

  (2) Meningkatkan kerja sama yang baik dengan luar negeri di bidang kesenian.

  (3) Meningkatkan kerukunan dengan bangsa lain (4) Sikap terhadap globalisasi di lingkungan

  4) Sikap terhadap Pengaruh Globalisasi yang Terjadi di lingkungan Sekitar

  Globalisasi berkembang sangat cepat dan sudah melanda ke seluruh dunia. Globalisasi sangat memengaruhi tingkah laku kehidupan masyarakat yang tidak bisa menolak pengaruh globalisasi dalam kehidupan masyarakat di Indonesia. Apabila bangsa Indonesia menolak, maka bangsa Indonesia akan semakin tertinggal dalam pergaulan antar bangsa di dunia dan menjadi bangsa yang terbelakang, namun juga tidak boleh menerima segala hal yang berasal dari luar sebagai sesuatu yang baik bagi bangsa Indonesia, oleh karena itu harus bisa lebih selektif dan kritis terhadap pengaruh budaya asing yang masuk ke Indonesia.

  Pengaruh yang masuk akibat globalisasi ada yang berpengaruh positif, tetapi ada pula yang berpengaruh negatif. Pengaruh globalisasi yang positif berarti telah disaring oleh Pancasila, sehingga dapat terapkan dalam kehidupan sehari-hari. Dengan pengaruh yang positif juga dapat membawa kemajuan suatu bangsa. Sedangkan pengaruh negatif dari globalisasi berarti tidak sesuai dengan kepribadian bangsa, sehingga tidak perlu terapkan melainkan harus kita hindarkan, karena dapat merusak bahkan membawa pengaruh yang buruk bagi perkembangan bangsa. Meskipun globalisasi terus berjalan tidaklah harus selalu mengikuti.

  a) Globalisasi dapat dipandang sebagai suatu proses, baik proses sosial, sejarah, ataupun alamiah yang menyebabkan seluruh bangsa di dunia menjadi terikat.

  b) Globalisasi membawa pengaruh baik dan buruk bagi masyarakat Indonesia.

  c) Pengaruh baik globalisasi, misalnya masyarakat mendapatkan kemudahan dalam bidang transportasi dan komunikasi.

  d) Pengaruh buruk globalisasi, misalnya masuknya budaya asing seperti pergaulan bebas, penyalahgunaan narkoba, dan tindakan kekerasan.

  e) Untuk mempererat kerja sama dan meningkatkan persatuan dan kesatuan dengan negara-negara di dunia maka diadakan pertukaran budaya. Kebudayaan Indonesia juga banyak yang tampil di luar negeri.

  f) Sikap yang ditunjukkan dalam menghadapi globalisasi yang berkembang dengan pesat adalah dengan pengendalian diri berdasarkan ilmu-ilmu agama dan nilai-nilai Pancasila.

B. Kerangka Pikir

  Tujuan pembelajaran akan tercapai sesuai dengan yang diharapkan dipengaruhi oleh beberapa faktor yang saling mendukung. Salah satu faktor yang memiliki peran dalam rangka mencapai tujuan adalah ketepatan mengorganisir peserta didik. Guru sebagai pemegang kendali di kelas, mempunyai tanggung jawab yang besar. Oleh karena itu, guru dituntut untuk mencari model atau metode pembelajaran yang dapat membawa pengaruh besar pada pola pikir siswa dalam peningkatan hasil belajar siswa, yaitu dengan menggunakan pembelajaran VCT tingkat Urutan (Rank order), Penggunaan model VCT tingkat Urutan (Rank order) menarik untuk digunakan jika materi yang akan dipelajari memungkinkan untuk siswa belajar mengungkapkan dan mengklarifikasi nilai pada suatu pernyataan berkaitan dengan materi globalisasi. Dengan pembelajaran ini diharapkan dapat meningkatkan rasa nasionalisme dalam belajar dan sekaligus meningkatkan prestasi.

  Berdasarkan kajian teori dan kerangka berpikir, diduga penggunaan

  

VCT tingkat urutan (Rank Order) dapat meningkatkan rasa cinta tanah air

  dan prestasi siswa pada pokok bahasan dampak globalisasi. Untuk mendapatkan hasil yang memuaskan, guru dituntut menyajikan materi dampak globalisasi dengan mengelola siswa dalam KBM dengan menyenangkan dan tidak membosankan, dengan model VCT tingkat Urutan (Rank order). Penerapan model VCT tingkat urutan (Rank Order) akan menjadi solusi terbaik bagi guru agar tercipta KBM yang diinginkan. Untuk lebih jelasnya perhatikanlah bagan kerangka berpikir dari penelitian ini sebagai berikut:

Gambar 2.1 Kerangka Pikir Penelitian Tindakan Kelas

  Rasa Nasionalisme siswa rendah

  KONDIS

  I AWAL Prestasi belajar siswa rendah

  Siklus I

  VCT Tipe Rank

  Proses

  Order

  TINDAKA pembelajaran VCT

  N Tipe Rank Order

  Siklus II Rasa Nasionalisme Proses dan prestasi belajar pembelajaran

  PKn siswa meningkat

  VCT Tipe Rank Order

C. Hipotesis Tindakan

  Penggunaan model pembelajaran yang tepat pada pelaksanaan pembelajaran dan perencanaan pembelajaran disusun dengan matang, maka tujuan pembelajaran akan tercapai dengan optimal. Berdasarkan hal tersebut, maka diajukan hipotesis tindakan yaitu:

  1. Penggunaan model VCT tingkat urutan (Rank Order) pada materi dampak globalisasi di kelas IV SD N 1 Purwokerto Wetan dapat meningkatkan rasa cinta tanah air pada siswa.

  2. Penggunaan model VCT tingkat urutan (Rank Order) pada pokok materi dampak globalisasi di kelas IV SD N 1 Purwokerto Wetan dapat meningkatkan prestasi siswa.

D. Penelitian yang Relevan

  Menurut penelitian yang dilakukan oleh Fairizah Haris mahasiswa Program Studi Guru Sekolah Dasar (PGSD) Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan (FKIP) UNESA dengan judul skr ipsi, “Penerapan Model Pembelajaran VCT (Value Clarification Technique) Untuk Meningkatkan Kesadaran Nilai Menghargai Jasa Pahlawan Pada Siswa Sekolah Dasar

  ” dalam kesimpulannya menyatakan bahwa pembelajaran PKn melalui pembelajaran VCT dapat meningkatkan Kesadaran Nilai Menghargai Jasa Pahlawan Pada Siswa Sekolah Dasar.