PENGARUH PEMBERIAN JENIS MULSA DAN PUPUK NPK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN KACANG PANJANG (Vigna sinensis L.)

  PENGARUH PEMBERIAN JENIS MULSA DAN PUPUK NPK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN KACANG PANJANG ( Vigna sinensis L.) SKRIPSI B U S T A M I

  07C10407022

  PENGARUH PEMBERIAN JENIS MULSA DAN PUPUK NPK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN KACANG PANJANG ( Vigna sinensis L.) SKRIPSI B U S T A M I

  07C10407022 Skripsi sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pertanian pada Fakultas Pertanian Universitas Teuku Umar

  

LEMBARAN PENGESAHAN

Judul Penelitian : Pengaruh Pemberian Jenis Mulsa Dan Pupuk NPK Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Kacang Panjang ( Vigna sinensis L.) Nama Mahasiswa : Bustami NIM : 07C10407022 Program Studi : Agroteknologi

  Menyetujui : Komisi Pembimbing

  Pembimbing Utama, Pembimbing Anggota,

  

Ir. Khairilsyah Ir. Aswin Nasution

  Mengetahui, Dekan Fakultas Pertanian, Ketua Prodi Agroteknologi,

  Diswandi Nurba, S.TP. M.Si Jasmi, SP. M.Sc

  NIDN : 0128048202 NIDN : 0127088002

  

LEMBARAN PENGESAHAN PENGUJI

Skripsi dengan Judul :

Pengaruh Pemberian Jenis Mulsa dan Pupuk NPK Terhadap

Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Kacang Panjang

  

Vigna sinensis L.)

(

  Nama : Bustami N I M : 07C10407022 Fakultas : Pertanian Program Studi : Agroteknologi Telah dipertahankan didepan dewan penguji pada tanggal 16 Agustus 2013 dinyatakan memenuhi syarat untuk diterima.

  SUSUNAN DEWAN PENGUJI :

  1. Ir. Khairilsyah Pembimbing Utama/Ketua TIM Penguji : .................................................

  2. Ir. Aswin Nasution Pembimbing Anggota : .................................................

  3. Dewi Fithria, SP. MP Penguji Utama : ....................................................

  4. Jasmi, SP. M.sc Penguji Anggota : ....................................................

  Meulaboh, 16 Agustus 2013 Ketua Prodi Agroteknologi

  Ya Allah......... Sepercik ilmu telah Engkau karuniakan kepadaku, hanya saja aku mengetahui sebagian kecil dari yang Engkau miliki sebagaimana firman-Mu: “Sekiranya lautan menjadi tinta untuk (menulis) kalimat-kalimat Tuhanku, sungguh habislah lautan itu sebelum habis (ditulis) kalimat-kalimat Tuhanku, meskipun kami datangkan tambahan sebanyak itu (pula)” (Al-Kahfi : 109)

  Alhamdulillah......... Hari ini telah Engkau penuhi harapanku Harapan untuk membahagiakan orang-orang tercinta Walau hari depan masih sebuah tanda tanya Ayahanda.........

  Dengan iringan do’amu hari ini telah ku gapai cita-citaku yang engkau amanahkan dan harapkan. Ayah.........hari ini ku buktikan segala usahamu, terima kasih ayah do’aku selalu mengiringi langkahmu.........

  Ibunda.........

Lelahmu menanti keberhasilanku, do’amu membuat aku semangat, kasih

sayangmu menjadikan aku tegar, hingga ku dapatkan hidup dengan penuh

kesabaran walaupun beragam cobaan yang menghalangi.........

Ibunda.........tiada lagi yang tersisa dariku selain terus berdo’a dan berusaha

untuk selalu bisa membahagiakanmu.........

  Dengan penuh keikhlasan dan segenap kasih sayang yang diiringi tulusnya do’a, kupersembahkan karya tulis ini kepada yang mulia Ayahanda tersayang Baswi dan Ibunda tercinta Mardhiah, dan juga orang-orang yang ku sayang : Adikku Siti Hajar, Nenekku Tilawang, Pamanku Abdul Hamid, Bibiku Fitri Anita, Abang angkatku Surya, Kakak angkatku Nita dan Adik Angkatku Mahfud serta semua saudara-saudaraku yang telah berpartisipasi (Terima kasih atas canda, tawa dan do’a kalian selama ini, semoga Allah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada kita semua).

  

Terima Kasih yang tak terhingga ku ucapkan kepada rekan-rekan seperjuangan

yang selalu setia dalam mengisi hari-hariku; Indra Taufik SP, Ibrahim,

Safriudin SP, Safriani, bang Mus, Yusuf, Jasmi, Mustafa, Khairil, Eka Safitri,

Naidi, Subhan, Syuhada, Baini dan Andi serta Teman-teman yang tidak bisa

saya sebutkan namanya satu persatu, Thank’s for Attention.

  Ya Allah.........

  

ABSTRAK

  BUSTAMI “ Pengaruh Pemberian Jenis Mulsa dan Pupuk NPK Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Kacang Panjang (Vigna sinensis L.)” di bawah bimbingan Ir. Khairilsyah selaku pembimbing utama dan Ir. Aswin Nasution sebagai pembimbing anggota.

  Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian jenis mulsa dan pupuk NPK, serta nyata tidaknya interaksi antara kedua faktor tersebut terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman kacang panjang.

  Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas Teuku Umar (UTU) Meulaboh Aceh Barat mulai bulan Desember 2012 sampai dengan bulan Pebruari 2013.

  Bahan yang di gunakan dalam penelitian ini yaitu benih kacang panjang unggul Pecut Putih, pupuk NPK 16-16-16 cap Tawon, mulsa plastik hitam perak dan mulsa serbuk sabut kelapa, kayu lanjaran dan kapur Dolomite. Sedangkan alat-alatnya adalah cangkul, sekrub, parang, ember, meteran, timbangan analitik, gembor, tali rafia, kalkulator, jangka sorong dan alat-alat tulis.

  Rancangan percobaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK) pola faktorial 3 x 4 dengan 3 ulangan. Faktor yang diteliti meliputi Jenis Mulsa (M) terdiri dari 3 taraf Tanpa Mulsa (M ), Mulsa Plastik Hitam Perak (M

  1 ), Mulsa Serbuk Sabut Kelapa (M 2 ) dan faktor

  Pupuk NPK (P) terdiri dari 4 taraf (P ) 0 kg/ha, (P

  1 ) 200 kg/ha, (P 2 ) 400 kg/ha, ulangan, maka didapat 36 unit susunan kombinasi perlakuan antara jenis mulsa dan pupuk NPK.

  Adapun peubah-peubah yang diamati pada penelitian ini adalah Panjang Tanaman (cm) dan Diameter Pangkal Batang (mm) umur 14, 21 dan 28 HST, Jumlah Buah, Panjang Buah (cm), Berat Buah Per Tanaman (gr) dan Berat Buah Per Ha (ton) selama empat kali panen.

  Hasil uji F pada analisis sidik ragam menunjukkan perlakuan jenis mulsa berpengaruh tidak nyata terhadap semua peubah pengamatan pertumbuhan dan produksi tanaman yang diamati. Hasil pengamatan terbaik terhadap diameter pangkal batang umur 14 dan 21 HST didapati pada perlakuan mulsa plastik hitam

  1

  perak (M ), namun hasil pengamatan terbaik terhadap panjang tanaman kacang panjang umur 14, 21 dan 28 HST, diameter pangkal batang umur 28 HST, jumlah buah, panjang buah, berat buah per tanaman dan berat buah per ha selama empat

  2 kali panen terdapat pada perlakuan mulsa serbuk sabut kelapa (M ).

  Hasil uji F pada analisis sidik ragam menunjukkan perlakuan pupuk NPK berpengaruh sangat nyata terhadap panjang tanaman kacang panjang umur 21 dan

  28 HST serta berpengaruh nyata umur 14 HST. Berpengaruh sangat nyata terhadap diameter pangkal batang umur 21 HST, berpengaruh nyata umur 28 HST dan berpengaruh tidak nyata umur 14 HST. Berpengaruh nyata terhadap berat buah per tanaman dan berat buah per ha serta berpengaruh tidak nyata terhadap jumlah buah dan panjang buah selama empat kali panen. Dari berbagai dosis

  1

  200 kg/ha atau 5 gr/tanaman (P ), namun hasil pengamatan terbaik terhadap panjang tanaman umur 14 dan 21 HST, diameter pangkal batang umur 14, 21 dan

  28 HST, jumlah buah, panjang buah, berat buah per tanaman dan berat buah per ha selama empat kali panen terdapat pada perlakuan pupuk NPK dengan dosis 600

  3 kg/ha atau 15 gr/tanaman (P ).

  Hasil uji F pada analisis sidik ragam menunjukkan pengaruh yang sangat nyata terhadap panjang tanaman kacang panjang umur 21 HST dan pengaruh yang nyata terhadap panjang buah tanaman kacang panjang dari interaksi mulsa dan

  2

  3

  pupuk NPK yang dicobakan. Hasil interaksi terbaik didapati pada perlakuan M P (mulsa serbuk sabut kelapa dan pupuk NPK dengan dosis 600 kg/ha atau 15 gr/tanaman).

KATA PENGANTAR

  Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadhirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan hidayah Nya kepada kita, sehingga skripsi dengan Judul : “ Pengaruh Pemberian Jenis Mulsa dan Pupuk NPK Terhadap Pertumbuhan

  

dan Produksi Tanaman Kacang Panjang (Vigna sinensis L.) dapat

  diselesaikan. Shalawat dan salam penulis serahkan ke penghulu alam Nabi Besar Muhammad SAW, yang telah membawa umatnya dari alam kebodohan ke alam yang berilmu pengetahuan seperti yang kita rasakan sekarang ini. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

  1. Bapak Ir. Khairilsyah dan Bapak Ir. Aswin Nasution selaku Dosen Pembimbing utama dan pembimbing anggota penulis, yang telah banyak memberi bimbingan dan arahan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

  2. Bapak Diswandi Nurba, S.TP,. M.Si. sebagai Dekan Fakultas Pertanian Universitas Teuku Umar dan Civitas Akademika yang telah menyediakan sarana dan prasarana selama penulis terdaftar sebagai mahasiswa Fakultas Pertanian Universitas Teuku Umar (FP-UTU).

  3. Bapak Muhammad Jalil, SP,. MP,. sebagai Pembantu Dekan I Fakultas Pertanian Universitas Teuku Umar (FP-UTU), yang telah banyak memberi saran dan masukan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

  4. Ibu Jasmi, SP,. M.Sc. Sebagai Ketua Jurusan Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Teuku Umar (FP-UTU), yang telah banyak memberi saran dan masukan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

  5. Ayahanda Baswi dan Ibunda Mardhiah beserta saudara-saudara semua, atas do’a, kasih sayang, cinta, pengorbanan dan dorongan semangat kepada penulis, karena berkat partisipasi mereka penulis dapat menyelesaikan studi kuliah dari awal hingga akhir dengan baik. Akhirnya dengan segala kerendahan hati penulis memanjatkan do’a kepada Allah SWT, semoga segala amal dan pengorbanan mereka mendapat balasan yang berlimpah dari Allah SWT, amin.

  6. Seluruh pihak terkait yang telah berpartisipasi dalam penyelesaian skripsi penulis ini.

  Penyusunan skripsi ini jauh dari kesempurnaan dan tidak luput dari kesilapan, karena itu kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan demi perbaikannya kelak, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

  Penulis

  

DAFTAR ISI

  Hal

  

ABSTRAK ....................................................................................................... i

KATA PENGANTAR .................................................................................... iv

DAFTAR ISI ................................................................................................... vi

DAFTAR TABEL ........................................................................................... vii

DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... viii

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... ix

  I. PENDAHULUAN ...................................................................................

  1 1.1. Latar Belakang .........................................................................................

  1 1.2. Tujuan Penelitian .....................................................................................

  4 1.3. Hipotesis ..................................................................................................

  4 II. TINJAUAN PUSTAKA .........................................................................

  5 2.1. Botani Tanaman Kacang Panjang ...........................................................

  5 2.2. Morfologi Tanaman Kacang Panjang .....................................................

  5 2.3. Syarat Tumbuh Tanaman Kacang Panjang ..............................................

  8

  2.4. Peranan Mulsa Bagi Tanaman ................................................................. 10

  2.5. Peranan Unsur Hara N, P dan K Bagi Tanaman ..................................... 12

  2.6. Mekanisme Penyerapan Unsur Hara Oleh Tanaman .............................. 16

  

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN ............................................. 18

  3.1. Tempat dan Waktu Penelitian .................................................................. 18

  3.2. Bahan dan Alat ......................................................................................... 18

  3.3. Rancangan Percobaan .............................................................................. 19

  3.4. Pelaksanaan Penelitian ............................................................................. 21

  3.5. Pengamatan .............................................................................................. 23

  

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN .............................................................. 25

  4.1. Hasil .......................................................................................................... 25

  4.2. Pembahasan .............................................................................................. 45

  

V. KESIMPULAN DAN SARAN .............................................................. 51

  5.1. Kesimpulan .............................................................................................. 51

  5.2. Saran ........................................................................................................ 52

  DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN BIOGRAFI PENULIS

  

DAFTAR TABEL

  Hal

  1. Susunan Kombinasi Perlakuan Antara Jenis Mulsa dan Dosis Pupuk NPK ............................................................................. 20

  2. Rata-rata Panjang Tanaman Kacang Panjang pada Berbagai Jenis Mulsa Umur 14, 21 dan 28 HST ...................................... 25

  3. Rata-rata Diameter Pangkal Batang Tanaman Kacang Panjang pada Berbagai Jenis Mulsa Umur 14, 21 dan 28 HST ............................. 26

  4. Rata-rata Jumlah Buah Tanaman Kacang Panjang pada Berbagai Jenis Mulsa Selama Empat Kali Panen .................................... 28

  5. Rata-rata Panjang Buah Tanaman Kacang Panjang pada Berbagai Jenis Mulsa Selama Empat Kali Panen .................................... 29

  6. Rata-rata Berat Buah Kacang Panjang Per Tanaman pada Berbagai Jenis Mulsa Selama Empat Kali Panen .................................... 30

  7. Rata-rata Berat Buah Kacang Panjang Per Tanaman pada Berbagai Jenis Mulsa Selama Empat Kali Panen .................................... 32

  8. Rata-rata Panjang Tanaman Kacang Panjang pada Berbagai Dosis Pupuk NPK Umur 14, 21 dan 28 HST ........................................... 33

  9. Rata-rata Diameter Pangkal Batang Tanaman Kacang Panjang pada Berbagai Dosis Pupuk NPK Umur 14, 21 dan 28 HST ................... 35

  10. Rata-rata Jumlah Buah Tanaman Kacang Panjang pada Berbagai Dosis Pupuk NPK selama empat kali panen ............................ 36

  11. Rata-rata Panjang Buah Tanaman Kacang Panjang pada Berbagai Dosis Pupuk NPK selama empat kali panen ............................ 38

  12. Rata-rata Berat Buah Kacang Panjang Per Tanaman pada Berbagai Dosis Pupuk NPK selama empat kali panen ............................ 39

  13. Rata-rata Berat Buah Kacang Panjang Per Ha pada Berbagai Dosis Pupuk NPK selama empat kali panen ............................................ 40

  14. Rata-rata Panjang Tanaman Kacang Panjang pada Berbagai

  

DAFTAR GAMBAR

  Hal

  1. Panjang Tanaman Kacang Panjang pada Berbagai Jenis Mulsa Umur 14, 21 dan 28 HST ..................................................... 26

  2. Diameter Pangkal Batang Tanaman Kacang Panjang pada Berbagai Jenis Mulsa Umur 14, 21 dan 28 HST ...................................... 27

  3. Jumlah Buah Tanaman Kacang Panjang pada Berbagai Jenis Mulsa Selama Empat Kali Panen ................................................... 28

  4. Panjang Buah Tanaman Kacang Panjang pada Berbagai Jenis Mulsa Selama Empat Kali Panen ................................................... 30

  5. Berat Buah Kacang Panjang Per Tanaman pada Berbagai Jenis Mulsa Selama Empat Kali Panen ................................................... 31

  6. Berat Buah Kacang Panjang Per Ha pada Berbagai Jenis Mulsa Selama Empat Kali Panen ................................................... 32

  7. Panjang Tanaman Kacang Panjang pada Berbagai Dosis Pupuk NPK Umur 14, 21 dan 28 HST ..................................................... 34

  8. Diameter Pangkal Batang Tanaman Kacang Panjang pada Berbagai Dosis Pupuk NPK Umur 14, 21 dan 28 HST ........................... 36

  9. Jumlah Buah Tanaman Kacang Panjang pada Berbagai Dosis Pupuk NPK Umur 14, 21 dan 28 HST ........................................... 37

  10. Panjang Buah Tanaman Kacang Panjang pada Berbagai Dosis Pupuk NPK Selama Empat Kali Panen ......................................... 38

  11. Berat Buah Kacang Panjang Per Tanaman pada Berbagai Dosis Pupuk NPK Selama Empat Kali Panen ......................................... 40

  12. Berat Buah Kacang Panjang Per Ha pada Berbagai Dosis Pupuk NPK Selama Empat Kali Panen ......................................... 41

  13. Panjang Tanaman Kacang Panjang pada Berbagai Perlakuan Jenis Mulsa dan Dosis Pupuk NPK Umur 21 HST ................................. 43

  

DAFTAR LAMPIRAN

  Hal

  1. Lampiran ................................................................................................. 55

  2. Bagan Percobaan ..................................................................................... 65

  3. Bagan Tanaman dalam Plot ..................................................................... 66

  4. Dokumentasi (Foto Pengamatan) ............................................................ 67

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

  Kacang panjang (Vigna sinensis L.) merupakan salah satu jenis sayuran yang dapat dikonsumsi dalam bentuk segar maupun diolah menjadi sayur. Kacang panjang juga termasuk sayuran buah yang digemari oleh masyarakat dan sudah sangat populer serta memiliki berbagai macam manfaat. Buah atau polong mudanya bermanfaat sebagai bahan makanan dan untuk pengobatan, yaitu pengobatan kanker payudara, anemia, antioksidan, antivirus, antibakteri, sebagai penyeimbangan bakteri usus dan konstipasi. Disamping itu daun mudanya juga dapat dimanfaatkan untuk bahan makanan sayuran dan untuk bahan makanan ternak.

  Sebagai sayuran kacang panjang merupakan sumber protein, energi, karbohidrat, dan lemak yang berguna untuk memenuhi gizi. Kacang panjang yang umumnya dipanen dalam bentuk polong muda banyak mengandung vitamin A, B dan C, sedangkan polong tua banyak mengandung protein. Kandungan nilai gizi pada kacang panjang yaitu protein 24 g, energi 441 kal, karbohidrat 83,4 g, lemak 2,3 g, vitamin A 5535 mg, vitamin B 0,14 mg dan vitamin C 0,85 mg (Cahyono, 2005).

  Salah satu dukungan kegiatan usaha tani kacang panjang adalah permintaan pasar yang cukup tinggi dan juga pasar mampu menampungnya walaupun produksi meningkat pada saat panen. Dipandang dari sudut permintaan konsumen Dengan demikian kacang panjang mempunyai prospek yang cukup baik untuk diusahakan.

  Menurut Cahyono (2005) mulsa sangat berperan dalam proses pertumbuhan dan produksi tanaman kacang panjang karena mulsa memiliki fungsi atau keuntungan sangat penting untuk pertumbuhan dan produksi tanaman kacang panjang. Keuntungan menggunakan mulsa dapat menekan pertumbuhan rumput dan gulma sehingga tanaman dapat tumbuh lebih sempurna, dapat mempertahankan kelembaban dan temperatur tanah, mengurangi proses penguapan air tanah (evaporasi), menjaga kondisi fisik tanah tetap gembur sehingga meningkatkan produksi tanaman kacang panjang.

  Jenis mulsa yang dapat digunakan untuk budidaya tanaman adalah mulsa plastik hitam perak dan mulsa serbuk sabut kelapa. Menurut Cahyono (2005) mulsa plastik hitam perak merupakan mulsa plastik yang memiliki dua permukaan yang berbeda, satu permukaan berwarna hitam dan permukaan satu lagi berwarna perak. Kedua warna permukaan tersebut juga memiliki fungsi yang berbeda. Permukaan yang berwarna perak berfungsi memantulkan sinar ultraviolet matahari yang dapat mengubah iklim mikro disekitar tanaman. Sedangkan permukaan plastik yang berwarna hitam berfungsi menekan pertumbuhan rumput, gulma dan cendawan didalam tanah. Selanjutnya Wuryan (2008) serbuk sabut kelapa sebagai mulsa merupakan sumber kalium yang diperlukan tanaman, selain itu serbuk sabut kelapa juga merupakan sumber unsur N, P, Ca dan Mg meskipun serbuk sabut kelapa ini juga dilakukan untuk dapat mempertahankan kelembaban dan temperatur tanah, mengurangi penguapan air tanah (evaporasi), menjaga fisik tanah tetap gembur dan melindungi tanah dari pemadatan akibat curah hujan.

  Ditinjau dari segi fungsinya mulsa memberikan keuntungan sangat banyak dalam proses pertumbuhan dan produksi tanaman kacang panjang. Maka untuk membuktikan keuntungan mulsa salah satunya cara adalah dengan pemberian pupuk untuk penambahan unsur hara N, P dan K pada tanaman. Sebab apabila terjadi kekurangan salah satu dari unsur tersebut maka pertumbuhan dan produksi tanaman tidak akan maksimal.

  Sebagaimana halnya tanaman budidaya lain, budidaya tanaman kacang panjang juga membutuhkan tempat penanaman cukup unsur hara. Dengan teknik budidaya yang baik serta pemakaian dosis pupuk yang sesuai, pertumbuhan dan produksi tanaman kacang panjang akan maksimal. Dari berbagai lokasi budidaya tanaman kacang panjang diperoleh informasi bahwa produksinya dapat mencapai antara 10-40 ton/ha, tergantung pada varietas dan kondisi lingkungan (Cahyano, 2005).

  Pada dasarnya peningkatan produksi tanaman dapat dilakukan secara intensifikasi maupun ekstensifikasi. Salah satu upaya intensifikasi yang dapat dilakukan dalam meningkatkan produksi tanaman adalah pemberian unsur hara dalam bentuk pupuk. Menurut Moenandir (2004) upaya meningkatkan produktivitas tanaman dapat dilakukan dengan pemberian pupuk organik maupun bagi budidaya pertanian karena ini merupakan upaya yang dilakukan untuk menjamin ketersediaan hara bagi tanaman (Leiwakabessy dan Sutandi, 2004).

  Untuk pemupukan yang ideal pemberian pupuk bagi tanaman kacang panjang tergantung pada kesuburan tanahnya, namun dosis pupuk yang umum diberikan adalah urea 100 kg/ha, TSP 200 kg/ha, dan KCL 100 kg/ha. Pupuk urea merupakan sumber nitrogen yang mengandung 46 % N, pupuk TSP merupakan sumber posfat yang mengandung 46 % P, dan pupuk KCL merupakan sumber kalium yang mengandung 60 % K (Haryanto et. al, 2008).

  Dari uraian yang telah dikemukakan diatas, maka perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui jenis mulsa apa dan berapakah dosis pupuk NPK yang tepat untuk pertumbuhan dan produksi tanaman kacang panjang.

  1.2. Tujuan Penelitian

  Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian jenis mulsa dan pupuk NPK serta nyata tidaknya interaksi antara kedua faktor tersebut terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman kacang panjang.

  1.3. Hipotesis

  1. Pemberian jenis mulsa berpengaruh terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman kacang panjang.

  2. Dosis pupuk NPK berpengaruh terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman kacang panjang.

II. TINJAUAN PUSTAKA

  2.1. Botani Tanaman Kacang Panjang

  Menurut Cahyono (2005) botani tanaman kacang panjang diklasifikasikan sebagai berikut : Divisio (divisi) : Spermatophyta (tanaman berbiji) Subdivisio (subdivisi) : Angiospermae (biji berada didalam buah) Class (kelas) : Dicotyledoneae (biji berkeping dua) Ordo (bangsa) : Rosales Familia (suku) : Leguminoceae (kacang-kacangan) Subfamilia : Papilionaceae Genus (marga) : Vigna Spesies (jenis) : Vigna sinensis L. Savi ex Hassk

  Vigna sinensis ssp.Sequipedalis

  2.2. Morfologi Tanaman Kacang Panjang

  1. Akar Akar tanaman merupakan bagian dari organ tubuh tanaman yang berfungsi untuk berdirinya tanaman serta untuk penyerapan zat hara dan air. Tanaman kacang panjang berakar tunggang dan berserabut akar. Akar tunggangnya tumbuh lurus kedalam tanah hingga mencapai kedalaman 30 cm, sedangkan serabut akarnya tumbuh menyebar kearah samping (horizontal) dan tidak dalam. Panjang akar serabut mencapai 26 cm. Akar tanaman kacang panjang mempunyai bintil- bermanfaat untuk menyuburkan tanah. Pada tanah yang telah mengandung bakteri akar mulai terbentuk sekitar 15–20 hari setelah tanam (Cahyono, 2005).

  2. Batang Batang tanaman merupakan bagian dari organ tubuh tanaman yang berfungsi sebagai tempat tumbuh daun, bunga, buah dan untuk jalan pengangkutan zat hara dari akar kedaun serta sebagai jalan menyalurkan zat-zat hasil asimilasi keseluruh bagian tanaman. Batang tanaman kacang panjang memiliki ciri-ciri liat, tidak berambut, berbentuk bulat, bersifat keras, panjang dan berukuran kecil dengan diameter sekitar 0,6–1 cm. Tanaman yang pertumbuhannya bagus diameter batangnya dapat mencapai 1,2 cm lebih. Batangnya berwarna hijau tua dan bercabang banyak yang menyebar rata sehingga tanaman rindang. Pada bagian percabangan batang mengalami penebalan (Haryanto et. al, 2008).

  3. Daun Menurut Cahyono (2005) daun tanaman merupakan bagian dari organ tubuh tanaman yang berfungsi sebagai tempat asimilasi untuk pembentukan karbohidrat, protein, lemak, mineral dan vitamin untuk pertumbuhan tanaman. Daun kacang panjang merupakan daun majemuk yang tersusun tiga helaian dan melekat pada tangkai daun. Selanjutnya Haryanto et. al, (2008) menambahkan bahwa daun kacang panjang berbentuk lonjong dengan ujung daun runcing, tepi daun rata tidak berbentuk dan memiliki tulang-tulang daun yang menyirip. Kedudukan daun tegak agak mendatar dan memiliki tangkai utama. Permukaan daun bagian atas muda. Ukuran daun kacang panjang sangat bervariasi, yakni panjang daun antara 9–15 cm dan lebar daun antara 5–8 cm tergantung pada jenis dan varietasnya.

  4. Bunga Bunga tanaman kacang panjang tergolong bunga sempurna, yakni dalam satu bunga terdapat alat kelamin betina (putik) dan alat kelamin jantan (benang sari). Bunga terdiri atas tangkai bunga, kelopak bunga, mahkota bunga, benang sari dan kepala putik. Bunganya terdapat pada ketiak daun, daunnya majemuk, tangkai silindris, panjang kurang lebih 2 cm dan berwarna hijau keputih-putihan. Mahkota bunga berbentuk kupu-kupu dan memiliki warna yang bervariasi, yakni kekuning-kuningan, ungu biru, putih keunguan dan putih. Benang sari bertangkai panjang kurang lebih 3 cm berwarna putih. Kepala benang sari berwarna kuning, putik bertangkai, kepala putik berwarna hijau, tangkai putik berwarna putih dan panjangnya kurang lebih 3,4 cm (Cahyono, 2005).

  5. Buah Buah tanaman kacang panjang berbentuk bulat, panjang dan ramping.

  Buahnya disebut dengan polong, panjang polongnya sekitar 30–100 cm tergantung pada jenis dan varietasnya. Warna polong juga bervariasi hijau keputih-putihan, hijau, dan hijau muda, namun setelah tua menjadi putih kekuning-kuningan. Polong kacang panjang mengandung biji yang tersusun bersegmen-segmen, banyak sedikitnya jumlah biji dalam satu polong tergantung pada panjang polong. Polong yang masih muda bersifat renyah dan mudah atau buah ini merupakan bagian tanaman yang diambil untuk bahan makanan sayuran (Cahyono, 2005).

  6. Biji Biji kacang panjang merupakan bagian dari buah atau polong yang dapat digunakan untuk perbanyakan tanaman atau pembiakan untuk menghasilkan tanaman yang baru. Disamping itu, biji kacang panjang dapat juga dikonsumsi untuk bahan makanan. Biji kacang panjang berbentuk bulat panjang dan agak pipih, tetapi kadang-kadang juga terdapat sedikit melengkung. Biji yang telah tua memiliki warna yang beragam, yaitu kuning, coklat, kuning kemerah-merahan, putih, hitam, merah, dan merah putih tergantung pada jenis dan varietasnya. Biji memiliki ukuran besar 8–9 mm X 5–6 mm (Cahyono, 2005).

2.3. Syarat Tumbuh Tanaman Kacang Panjang

  1. Iklim Kacang panjang dapat tumbuh didataran rendah maupun dataran tinggi dengan ketinggian antara 0–1500 meter diatas permukaan laut (DPL). Kacang panjang biasanya digolongkan dalam sayuran dataran rendah sebab tanaman ini tumbuh lebih baik dan banyak diusahakan didataran rendah pada ketinggian kurang dari 600 meter diatas permukaan laut. Ketinggian tempat berkaitan erat dengan suhu yang merupakan faktor penting bagi tanaman. Setiap kenaikan ketinggian tempat 100 meter diatas permukaan laut, suhu turun 0,5° C. Temperatur harian yang sesuai untuk tanaman kacang panjang adalah sekitar 18–

  Kacang panjang dapat ditanam sepanjang musim, baik musim kemarau maupun musim penghujan. Waktu bertanam yang baik adalah pada awal atau akhir musim hujan. Tanaman kacang panjang membutuhkan curah hujan sekitar 600–2000 mm/tahun. Tanaman ini membutuhkan banyak sinar matahari penuh.

  Lahan yang terbuka didataran rendah lebih disukai, sedangkan bila ternaungi produksinya kurang memuaskan (Cahyono, 2005).

  2. Tanah Tanah yang subur atau gembur diperlukan oleh tanaman kacang panjang, agar dapat tumbuh lebih baik, tanaman ini menghendaki tanah yang subur banyak mengandung bahan organik dan cukup mengandung air. Selain itu, drainase yang baik juga diperlukan karena kacang panjang peka terhadap genangan air. Lahan yang ditanami kacang panjang dapat berupa tanah pekarangan, sawah, dan tegalan (Haryanto et. al, 2008).

  Selanjutnya Cahyono (2005) juga menambahkan bahwa jenis tanah yang paling baik untuk tanaman ini adalah tanah bertekstur liat berpasir. Kacang- kacangan peka terhadap keasaman tanah yang tinggi. Untuk pertumbuhan yang optimal diperlukan derajat keasaman (pH) tanah antara 5,5–6,5. Tanah yang terlalu asam dengan pH dibawah 5,5 dapat menyebabkan tanaman tumbuh kerdil karena teracuni garam aluminium (Al) yang larut dalam tanah, untuk mengatasi hal ini perlu dilakukan pengapuran.

2.4. Peranan Mulsa Bagi Tanaman

  Mulsa adalah bahan yang dipakai pada permukaan tanah dan berfungsi untuk menghindari kehilangan air melalui penguapan dan menekan pertumbuhan gulma. Selain itu mulsa juga dapat mempertahankan agregat tanah dari hantaman air hujan, memperkecil erosi permukaan tanah, mencegah penguapan air, dan melindungi tanah dari terpaan sinar matahari (Tjahjo, 2003).

  Selanjutnya Cahyono (2005) menambahkan bahwa kegunaan mulsa dalam budidaya tanaman adalah :

  1. Dapat menekan pertumbuhan rumput dan gulma sehingga pertumbuhan tanaman dapat lebih sempurna.

  2. Dapat mempertahankan kelembaban dan temperatur tanah.

  3. Pemupukan tanah dapat dilakukan sekaligus.

  4. Melindungi tanah dari pemadatan karena curah hujan.

  5. Mengurangi proses penguapan air tanah (evaporasi).

  6. Penyerapan pupuk oleh tanaman lebih efektif.

  7. Mencegah tercucinya atau terbuangnya pupuk oleh air hujan.

  8. Menjaga fisik tanah tetap gembur.

  Jenis mulsa yang digunakan pada penelitian ini adalah mulsa plastik hitam perak (MPHP) dan mulsa serbuk sabut kelapa (Cocopeat).

  1. Mulsa Plastik Hitam Perak (MPHP) Mulsa plastik hitam perak merupakan mulsa plastik yang memiliki dua berbeda. Permukaan yang berwarna perak berfungsi memantulkan sinar ultraviolet matahari yang dapat mengubah iklim mikro disekitar tanaman. Sedangkan permukaan plastik yang berwarna hitam berfungsi menekan pertumbuhan rumput, gulma dan cendawan didalam tanah. Jika pemasangan mulsanya keliru akan menyebabkan tidak berfungsinya mulsa plastik tersebut dalam meningkatkan pertumbuhan dan produksi tanaman budidaya (Cahyono, 2005).

  2. Mulsa Serbuk Sabut Kelapa (Cocopeat) Menurut Wuryan (2008) serbuk sabut kelapa sebagai mulsa merupakan sumber kalium yang diperlukan tanaman, selain itu serbuk sabut kelapa juga merupakan sumber unsur N, P, Ca dan Mg meskipun dalam jumlah yang sangat kecil karena kandungan haranya rendah maka dalam penggunaannya perlu ditambah dengan pupuk anorganik. Penggunaan mulsa serbuk sabut kelapa ini juga dilakukan untuk dapat mempertahankan kelembaban dan temperatur tanah, mengurangi penguapan air tanah (evaporasi), menjaga fisik tanah tetap gembur dan melindungi tanah dari pemadatan akibat curah hujan.

  Mulsa serbuk sabut kelapa dihasilkan dari proses penghancuran sabut kelapa, sabut kelapa tersebut dimasukkan kedalam mesin untuk dilakukan proses pengolahannya. Dari proses penghancuran tersebut dihasilkan serat yang diolah sebagai bahan pembuat tali, karung, matras, sikat dan produk-produk kerajinan atau industri rumah tangga. Setelah proses pengolahan itu dilakukan sabut kelapa yang sudah hancur terpisah dari serat yang digunakan, serbuk sabut itulah

2.5. Peranan Unsur Hara N, P dan K Bagi Tanaman

  Untuk mencukupi kebutuhan hara bagi tanaman maka tanaman perlu dilakukan pemupukan. Karena pemupukan merupakan pemberian zat makanan (hara) yang diperlukan oleh tanaman. Zat-zat hara yang diperlukan tanaman untuk pertumbuhannya terdiri atas hara makro dan hara mikro. Hara makro yaitu zat hara yang diperlukan tanaman dalam jumlah banyak diantaranya N, P dan K, sedangkan hara mikro yaitu zat hara yang diperlukan tanaman dalam jumlah sedikit (Cahyono, 2005).

  Selanjutnya Cahyono (2005) menambahkan bahwa pemberian pupuk yang utama dilakukan adalah yang mengandung unsur N, P dan K, hal ini disebabkan kandungan unsur hara ini relatif sedikit didalam tanah dan dibutuhkan tanaman dalam jumlah yang banyak. Pemberian pupuk N, P dan K yang cukup akan berpengaruh terhadap optimalnya pertumbuhan dan produksi tanaman. Berikut adalah peranan unsur hara N, P dan K bagi tanaman.

1. Nitrogen

  Menurut Leiwakabessy dan Sutandi (2004) unsur hara N berfungsi untuk merangsang pertumbuhan tanaman secara keseluruhan pada bagian sel (organ) tanaman itu sendiri, untuk sintesa asam amino dan protein dalam tanaman serta merangsang pertumbuhan vegetatif. +

  Sedangkan Cahyono (2005) menjelaskan bahwa nitrogen diserap tanaman dalam bentuk NO

  3 ˉ dan NH

4 yang berperan dalam : b. Berperan penting dalam pembentukan hijau daun yang berguna dalam proses foto sintesis.

  c. Membentuk protein, lemak dan berbagai persenyawaan organik.

  d. Meningkatkan mutu tanaman penghasil daun-daunan.

  e. Meningkatkan perkembangbiakan mikroorganisme didalam tanah.

  Sedangkan tanaman yang kekurangan unsur N dapat ditandai dengan gejala pertumbuhan yang lambat atau kerdil, daun hijau kekuningan, pendek, sempit dan tegak, daun-daun tua cepat menguning dan mati (Leiwakabessy dan Sutandi, 2004).

  Namun untuk tanaman kacang panjang pemberian pupuk nitrogen (N) yang berlebihan menyebabkan pertumbuhan tanaman terlalu subur dan pertumbuhan generatif tanaman terhambat, akibatnya produksi tanaman menjadi rendah karena jumlah polong yang terbentuk hanya sedikit dan kecil-kecil sehingga bobot polong sangat rendah. Kelebihan nitrogen juga dapat menyebabkan polong mudah gugur sebelum tua. Apabila tanaman kekurangan nitrogen maka daun akan menguning dan layu karena pembentukan klorofil berkurang yang membuat tanaman kekurangan zat hijau daun. Kondisi ini menyebabkan proses foto sintesis kurang sempurna sehingga pertumbuhan tanaman dan pembentukan polong serta zat-zat nutrisi juga menjadi terhambat (Cahyono, 2005).

2. Posfat

  Menurut Leiwakabessy dan Sutandi (2004) unsur hara P berfungsi untuk pengangkutan energi hasil metabolisme dalam tanaman, merangsang pembungaan dan pembuahan, merangsang pertumbuhan akar, merangsang pembentukan biji, merangsang pembelahan sel tanaman dan memperbesar jaringan sel.

  Sedangkan Cahyono (2005) menjelaskan bahwa posfat diserap tanaman dalam bentuk H

2 PO 4 ˉ dan HPO 4 ²ˉ yang berperan dalam : a. Merangsang pertumbuhan akar khususnya akar benih tanaman muda.

  b. Mempercepat serta memperkuat pertumbuhan tanaman muda menjadi tanaman dewasa dan menaikkan persentase bunga menjadi buah atau biji.

  c. Membantu asimilasi dan pernapasan sekaligus mempercepat pembungaan dan pemasakan buah atau biji.

  d. Sebagai bahan mentah untuk pembentukan sejumlah protein tertentu.

  Untuk tanaman yang kekurangan unsur P gejalanya dapat dilihat dengan pembentukan buah dan biji yang berkurang, kerdil, daun berwarna keunguan atau kemerahan atau kurang sehat (Leiwakabessy dan Sutandi, 2004).

  Pemberian pupuk fosfat (P) yang berlebihan akan terjadi pengikatan N dan P sehingga menyebabkan unsur N sulit diserap oleh tanaman. Akibatnya tanaman kekurangan zat hara nitrogen dan membuat pertumbuhan tanaman terhambat. Apabila kekurangan fosfat pertumbuhannya juga terhambat, perakaran tanaman tumbuh tidak subur, pembentukan bunga dan polong terhambat, tanaman tumbuh

3. Kalium

  Menurut Leiwakabessy dan Sutandi (2004) pupuk kalium berfungsi dalam proses foto sintesa, pengangkutan hasil asimilasi, enzim dan meneral termasuk air, meningkatnya daya tahan dan kekebalan tanaman terhadap penyakit. +

  Sedangkan Cahyono (2005) menjelaskan bahwa kalium diserap tanaman dalam bentuk ion K yang berperan dalam : a. Membantu pembentukan protein dan karbohidrat.

  b. Memperkuat tubuh tanaman , mengeraskan jerami dan bagian kayu tanaman, agar daun, bunga dan buah tidak mudah gugur.

  c. Meningkatkan daya tahan tanaman terhadap kekeringan dan penyakit.

  d. Meningkatkan mutu dari buah dan biji.

  Tanaman yang kekurangan unsur K gejalanya batang dan daun menjadi lemas atau rebah, daun berwarna hijau gelap kebiruan tidak hijau segar dan sehat, ujung daun menguning dan kering, timbul bercak coklat pada pucuk daun (Leiwakabessy dan Sutandi, 2004).

  Pemberian pupuk kalium (K) yang berlebihan menyebabkan pertumbuhan tanaman terhambat karena terjadi ikatan N dan K yang mengakibatkan unsur N sulit diserap oleh tanaman. Apabila kekurangan kalium, maka pertumbuhan tanaman akan lamban dan kerdil, kualitas polong dan biji sangat rendah.

  Kekurangan kalium yang berat dapat menyebabkan pucuk akar dan rambut akar mati sehingga tanaman sulit menyerap unsur hara (Cahyono, 2005).

2.6. Mekanisme Penyerapan Unsur Hara Oleh Tanaman

  Menurut Rivando (2011) unsur hara merupakan komponen penting dalam pertumbuhan dan produksi tanaman. Kebutuhan unsur hara yang diperlukan tanaman berbeda-beda, tergantung pada umur, jenis tanaman dan kebutuhan tanaman itu sendiri. Unsur hara dapat tersedia disekitar akar tanaman melalui tiga mekanisme yaitu mekanisme aliran massa, mekanisme difusi dan mekanisme intersepsi akar. Mekanisme aliran massa adalah pergerakan ion/hara dari konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah, mekanisme difusi adalah gerakan hara bersama dengan gerakan massa air dan mekanisme intersepsi akar adalah kontak langsung antara hara dengan bulu akar tanaman.

  Selanjutnya Rivando (2011) menambahkan bahwa hara yang telah berada disekitar permukaan akar tanaman dapat diserap tanaman melalui dua proses yaitu proses aktif dan proses selektif. Proses aktif merupakan proses penyerapan unsur hara dengan energi aktif yang berlangsung apabila tersedia energi metabolik.

  Energi metabolik dihasilkan dari proses pernapasan akar tanaman yang mendorong berlangsungnya penyerapan unsur hara secara proses aktif. Proses selektif merupakan proses penyerapan unsur hara melalui mekanisme seleksi yang terjadi pada membran sel.

  Proses penyerapan ini berlangsung sebagai berikut : 2+ +

  1. Saat akar tanaman menyerap unsur hara dalam bentuk kation (K , Ca , + 2+ +

4 Mg dan NH ) maka dari akar akan dikeluarkan kation H dalam jumlah

  3

  2

  4

  2. Saat akar tanaman menyerap unsur hara dalam bentuk anion (NO ˉ , H PO ˉ

  4

  3

  dan SO ²ˉ ) maka dari akar akan dikeluarkan HCO ˉ dengan jumlah yang setara.

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN

  3.1. Tempat dan Waktu Penelitian

  Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas Teuku Umar Meulaboh , Aceh Barat mulai dari bulan Desember 2012 sampai dengan Pebruari 2013.

  3.2. Bahan dan Alat

  1. Bahan

  a. Benih ; Benih yang digunakan adalah benih kacang panjang unggul Bintang Asia Pecut Putih yang diproduksi oleh PT. Benih Citra Asia (BCA) Jember - Indonesia.

  b. Pupuk ; Pupuk yang digunakan yaitu pupuk NPK 16-16-16 Cap Tawon yang diproduksi oleh CV. Kertopaten Trading Coy Surabaya - Indonesia.

  c. Mulsa : 1) Mulsa plastik hitam perak (MPHP) Jasa Tani yang diproduksi oleh PT.

  Jasa Plastik nusantara. 2) Mulsa serbuk sabut kelapa (Cocopeat) yang diperoleh dari Gampong Keude Aron Kecamatan Kaway XVI Kabupaten Aceh Barat.

  d. Kayu lanjaran ; Kayu lanjaran yang digunakan yaitu anak kayu kecil-kecil yang tumbuh disekitar lahan penelitian untuk dipancangkan pada setiap tanaman agar tidak menjalar di tanah dan juga memudahkan melakukan

  2. Alat Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini yaitu : cangkul, sekrub, parang, ember, meteran, timbangan analitik, gembor, tali rafia, kalkulator, jangka sorong dan alat-alat tulis.

3.3. Rancangan Percobaan

  Rancangan percobaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK) pola faktorial 3 x 4 dengan 3 ulangan. Faktor yang diteliti meliputi pemberian jenis mulsa dan pupuk NPK.

  Faktor Mulsa (M) terdiri dari 3 taraf : M : Tanpa Mulsa M

  1 : Mulsa Plastik Hitam Perak

  M

  2

  : Mulsa Serbuk Sabut Kelapa Faktor Pupuk NPK (P) terdiri dari 4 taraf :

  P : 0 kg/ha (0 gr/tanaman) P

  1 : 200 kg/ha (5 gr/tanaman)

  P

  2 : 400 kg/ha (10 gr/tanaman)

  P

  3

  : 600 kg/ha (15 gr/tanaman) Dengan demikian terdapat 12 kombinasi perlakuan dengan 3 ulangan, maka didapat 36 unit susunan kombinasi perlakuan antara jenis mulsa dan pupuk NPK.

  Perhatikan tabel 1 berikut ini :

  Tabel 1. Susunan Kombinasi Perlakuan Antara Jenis Mulsa dan Dosis Pupuk NPK.

  2 Serbuk Sabut Kelapa 400 kg/ha (10 gr/tanaman)

  2 P Serbuk Sabut Kelapa 0 kg/ha (0 gr/tanaman)

  10 M

  2 P

  1 Serbuk Sabut Kelapa 200 kg/ha (5 gr/tanaman)

  11 M

  2 P

  12 M

  3 Plastik Hitam Perak 600 kg/ha (15 gr/tanaman)

  2 P

  3 Serbuk Sabut Kelapa 600 kg/ha (15 gr/tanaman)

  Model matematis yang digunakan adalah :

  

Y ijk = µ + β i + M j + P k + (MP) jk + ε ijk

  Keterangan : Y ijk : Nilai pengamatan untuk faktor mulsa taraf ke-j, faktor pupuk taraf ke- k, dan ulangan ke-k µ : Nilai tengah umum β i : Pengaruh ulangan ke-i (i = 1, 2 dan 3) M

  j

  : Pengaruh faktor mulsa ke-j (j = 1, 2 dan 3) P k : Pengaruh faktor pupuk NPK ke-k (k = 1, 2, 3 dan 4) (MP) jk : Interaksi jenis mulsa pada taraf mulsa ke-j, taraf pupuk NPK ke-k.

  9 M

  1 P

  No Kombinasi Perlakuan Jenis Mulsa Dosis Pupuk NPK

  3 Tanpa Mulsa 600 kg/ha (15 gr/tanaman)

  1 M P Tanpa Mulsa 0 kg/ha (0 gr/tanaman)

  2 M P

  1 Tanpa Mulsa 200 kg/ha (5 gr/tanaman)

  3 M P