FORTIFIKASI PROBIOTIK DALAM PAKAN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN KELANGSUNGAN HIDUP BENIH LELE LOKAL (Clarias batrachus) SKRIPSI
FORTIFIKASI PROBIOTIK DALAM PAKAN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN KELANGSUNGAN HIDUP BENIH LELE LOKAL (Clarias batrachus) SKRIPSI RIDHA SYAH PUTRA
07C10432093
PROGRAM STUDI PERIKANAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS TEUKU UMAR
FORTIFIKASI PROBIOTIK DALAM PAKAN TERHADAP
PERTUMBUHAN DAN KELANGSUNGAN HIDUP
BENIH LELE LOKAL (Clarias batrachus)
SKRIPSI
RIDHA SYAH PUTRA
07C10432093
Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mendapatkan Gelar Sarjana Perikanan
pada Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Teuku Umar
PROGRAM STUDI PERIKANAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS TEUKU UMAR
Sesungguhnya sesudah kesulitan itu pasti ada kemudahan, dan sesudah
kesulitan itu pasti ada kemudahan “ (QS’ Al Insyirah : 5 dan 6)
Bukanlah aib jika kamu gagal dalam suatu usaha, yang merupakan aib
adalah jika kamu tidak bangkit dari kegagalan itu (Ali Bin Abi Talib)
Persembahan
Dari semua tlah Kau tetapkan Hidupku dalam tangan-Mu Dalam takdir-Mu Rencana indah yang tlah Kau siapkan Bagi masa depanku yang penuh harapan Harapan kesuksesan terpangku di pundak Sebagai janji kepada mereka… Ayah dan Bunda Kini ku persembahkan skripsi ini Sebagai ungkapan syukur dan terima kasihku Untuk semua orang yang ku cintai Untuk Dosen yang tlah berjasa Untuk Ayah dan Bunda tercinta Untuk Kakak – Adik tersayang, dan Untuk sahabat terindahku Terima kasihku tiada terhingga untuk semua Kembali ke titik sebelumnya Ku berpasrah diri dan bertawakal kepada-Nya Hanya kepada-Nya Dengan niat yang lurus, iklhas dan berani bermimpi Dan rasa kasih sayang ini yang membuatku sangat bersemangat Yang mengalahkan rasa takut dihatiku ini Akhir kata, Diriku tiada apa-apa tanpa mereka Dan sujud syukurku padamu Ya RabbAlhamdullillahirabbil’alamiin…
Sesungguhnya sesudah kesulitan itu pasti ada kemudahan, dan sesudah
kesulitan itu pasti ada kemudahan “ (QS’ Al Insyirah : 5 dan 6)
Bukanlah aib jika kamu gagal dalam suatu usaha, yang merupakan aib
adalah jika kamu tidak bangkit dari kegagalan itu (Ali Bin Abi Talib)
Persembahan
Dari semua tlah Kau tetapkan Hidupku dalam tangan-Mu Dalam takdir-Mu Rencana indah yang tlah Kau siapkan Bagi masa depanku yang penuh harapan Harapan kesuksesan terpangku di pundak Sebagai janji kepada mereka… Ayah dan Bunda Kini ku persembahkan skripsi ini Sebagai ungkapan syukur dan terima kasihku Untuk semua orang yang ku cintai Untuk Dosen yang tlah berjasa Untuk Ayah dan Bunda tercinta Untuk Kakak – Adik tersayang, dan Untuk sahabat terindahku Terima kasihku tiada terhingga untuk semua Kembali ke titik sebelumnya Ku berpasrah diri dan bertawakal kepada-Nya Hanya kepada-Nya Dengan niat yang lurus, iklhas dan berani bermimpi Dan rasa kasih sayang ini yang membuatku sangat bersemangat Yang mengalahkan rasa takut dihatiku ini Akhir kata, Diriku tiada apa-apa tanpa mereka Dan sujud syukurku padamu Ya Rabb Alhamdullillahirabbil’alamiin…
Sesungguhnya sesudah kesulitan itu pasti ada kemudahan, dan sesudah
kesulitan itu pasti ada kemudahan “ (QS’ Al Insyirah : 5 dan 6)
Bukanlah aib jika kamu gagal dalam suatu usaha, yang merupakan aib
adalah jika kamu tidak bangkit dari kegagalan itu (Ali Bin Abi Talib)
Persembahan
Dari semua tlah Kau tetapkan Hidupku dalam tangan-Mu Dalam takdir-Mu Rencana indah yang tlah Kau siapkan Bagi masa depanku yang penuh harapan Harapan kesuksesan terpangku di pundak Sebagai janji kepada mereka… Ayah dan Bunda Kini ku persembahkan skripsi ini Sebagai ungkapan syukur dan terima kasihku Untuk semua orang yang ku cintai Untuk Dosen yang tlah berjasa Untuk Ayah dan Bunda tercinta Untuk Kakak – Adik tersayang, dan Untuk sahabat terindahku Terima kasihku tiada terhingga untuk semua Kembali ke titik sebelumnya Ku berpasrah diri dan bertawakal kepada-Nya Hanya kepada-Nya Dengan niat yang lurus, iklhas dan berani bermimpi Dan rasa kasih sayang ini yang membuatku sangat bersemangat Yang mengalahkan rasa takut dihatiku ini Akhir kata, Diriku tiada apa-apa tanpa mereka Dan sujud syukurku padamu Ya RabbAlhamdullillahirabbil’alamiin…
LEMBAR PENGESAHAN
Judul : Fortifikasi Probiotik dalam Pakan Terhadap Pertumbuhan dan Kelangsungan Hidup Benih Lele Lokal (Clarias
batrachus)
Nama : Ridha Syah Putra NIM : 07C10432093 Program Studi : Perikanan
Menyetujui, Komisi Pembimbing
Ketua Anggota
Uswatun Hasanah, S.Si, M.Si Afrizal Hendri, S.Pi, M.Si NIDN : 0121057802
Mengetahui, Ketua Prodi Perikanan Dekan Fakultas Perikanan dan
Ilmu Kelautan
Muhammad Rizal, S.Pi, M.Si Uswatun Hasanah, S.Si, M.Si NIDN : 0111018301 NIDN : 0121057802
Tanggal Ujian Sarjana : 16 Maret 2013 Tanggal Lulus :
LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI
Skripsi/tugas akhir dengan judul :
FORTIFIKASI PROBIOTIK DALAM PAKAN TERHADAP
PERTUMBUHAN DAN KELANGSUNGAN HIDUP BENIH LELE LOKAL
(Clarias batrachus)
Yang disusun oleh : Nama : Ridha Syah Putra Nim : 07C10432093 Fakultas : Perikanan dan Ilmu Kelautan Program Studi : Perikanan Telah dipertahankan didepan dewan penguji pada tanggal 16 Maret 2013 dan dinyatakan memenuhi syarat untuk diterima.
SUSUNAN DEWAN PENGUJI
1. Uswatun Hasanah, S.Si, M.Si (Dosen Penguji I) …………………
2. Afrizal Hendri, S.Pi, M.Si (Dosen Penguji II) …………………
3. Yuli Erina, S.Si, M.Si (Dosen Penguji III) …………………
4. Ahmad Astori, S.Pi (Dosen Penguji IV) …………………
Alue Penyareng, 16 Maret 2013 Dekan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Desa Pulo Teungoh pada tanggal 18 April 1985, penulis adalah anak ke dua dari empat bersaudara dari pasangan Mahdi dan Zainab, A.Md. Pada tahun 1997 penulis lulus dari sekolah MIN Drien Rampak dan pada tahun 2000 penulis lulus dari sekolah MTsS Nurul Falah dan pada tahun 2003 penulis lulus dari sekolah MAN 1 Meulaboh dan terdaftar sebagai mahasiswa Universitas Teuku
Umar pada tahun 2007 di Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan pada Program Studi Perikanan.
Selama menjadi mahasiswa penulis pernah melaksanakan Praktek Kerja Lapangan (PKL) di BBAP Ujong Batee Aceh Besar pada tahun 2011. Selain itu penulis pernah menjadi asisten mata kuliah Ikhtiologi tahun 2009, asisten dosen lapang pada tahun 2010 dan asisten mata kuliah Reproduksi Ikan tahun 2012. Diluar Fakultas, pada tahun 2011 penulis pernah menjadi ketua bidang pendidikan dalam Organisasi Pemuda Peduli Daerah (OPPD).
Pada akhir tahun 2012 penulis melakukan penelitian dengan judul
“Fortifikasi Probiotik Dalam Pakan Terhadap Pertumbuhan dan
Kelangsungan Hidup Benih Lele Lokal (Clarias batrachus)” sebagai salah satu
syarat untuk memperoleh gelar sarjana perikanan di Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Teuku Umar.
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi dengan judul Fortifikasi Probiotik Dalam Pakan Terhadap Pertumbuhan dan Kelangsungan Hidup Benih Lele Lokal (Clarias batrachus) adalah karya saya sendiri dengan arahan dosen pembimbing dan belum pernah diajukan dalam bentuk apapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya ilmiah yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka di bagian akhir skripsi.
Alue Penyareng, Maret 2013 Penulis
ABSTRAK
Fortifikasi Probiotik Dalam Pakan Terhadap Pertumbuhan dan
Kelangsungan Hidup Benih Lele Lokal (Clarias batrachus)
Oleh :
1
2
2 Ridha Syah Putra , Uswatun Hasanah , Afrizal Hendri
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan probiotik dalam pakan terhadap pertumbuhan dan kelangsungan hidup benih ikan lele lokal. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober sampai dengan Desember 2012 di Laboratorium Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Teuku Umar. Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimental. Rancangan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL). Probiotik yang digunakan adalah merk dagang Raja Lele. Dosis probiotik yang digunakan adalah P1 (7 mL), P2 (9 mL), P3 (11 mL) dan P4 (13 mL) dalam 100 gr pakan. Benih yang digunakan mempunyai bobot individu 0,028 gr/ekor. Ikan dipelihara dalam aquarium dengan ukuran 60 x 40 x 35 selama 60 hari dengan frekuensi pemberian pakan 3 x sehari. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan probiotik pada perlakuan P4 (13 mL/100 gr pakan) diperoleh pertumbuhan spesifik paling tinggi yaitu 4,75 %, laju pertumbuhan panjang mutlak paling tinggi 2,85 cm, rasio konversi pakan yang baik yaitu 2,51 dan tingkat kelangsungan hidup paling tinggi yaitu 80,55 %. Namun secara statistik tidak menunjukkan perbedaan yang nyata (F hitung >F tabel ). Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa penggunaan probiotik Raja Lele dengan dosis 13 mL dapat digunakan dalam pakan benih ikan lele lokal.
Kata Kunci : pakan, probiotik, lele lokal, pertumbuhan, Clarias batrachus
ABSTRACT
Fortification Probiotics in Feeds on the Growth and Survival Performance of
Local Catfish Fingerlings (Clarias batrachus)
by:
1
2
2 Ridha Syah Putra , Uswatun Hasanah , Afrizal Hendri
This research alms to know the effect of the addition of probiotics in feed on the growth and survival of fingerlings of local catfish. This research was conducted in October to December 2012 in Fisheries Laboratory, Faculty of Fisheries and Marine Science, University of Teuku Umar. The research method used was experimental methods. The design used was Completely Randomized Design (CRD). Probiotics are used are trademarks Raja Lele. Probiotic dose of used was P1 (7 mL), P2 (9 mL), P3 (11 mL) and P4 (13 mL) in 100 g on feed. The fingerlings are used have individual weight 0.028 gr / tail. The fish kept in aquariums with a size of 60 x 40 x 35 for 60 days by feeding frequency 3 times a day. The results showed that the addition of probiotics in the treatment P4 (13 mL/100 g feed) obtained the highest specific growth is 4.75 %, the growth rate of the highest absolute length 2,85 cm, good feed conversion ratio is 2,51 and the highest of survival is 80,55 %. But showed statistically did not significant difference (F count > F table ). The results of this study concluded that the use of Raja Lele probiotics with a dose of 13 mL can be used in feed of local catfish fingerlings.
Keywords : feed, probiotics, local catfish, growth, Clarias batrachus
RINGKASAN
Ridha Syah Putra, Fortifikasi Probiotik Dalam Pakan Terhadap Pertumbuhan
dan Kelangsungan Hidup Benih Lele Lokal (Clarias batrachus) Probiotik merupakan suplemen tambahan berupa mikroba hidup menguntungkan yang diberikan kepada makhluk hidup, dengan tujuan untuk memperbaiki keseimbangan mikroba didalam pencernaan induk inangnya. Upaya pencegahan penyakit dan usaha untuk meningkatkan kapasitas produksi budidaya tersebut, saat ini mulai digunakan probiotik dalam usaha pembenihan ikan. Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh pemberian probiotik dalam pakan terhadap peningkatan pertumbuhan dan kelansungan hidup benih lele lokal dan dilaksanakan pada tanggal 15 Oktober sampai dengan 15 Desember 2012 bertempat di Laboratorium Perikanan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Teuku Umar. Penelitian dilakukan selama 60 hari dengan pengukuran benih 15 hari sekali. Berat benih yang digunakan adalah 0,028 gr/ekor. Percobaan dilakukan dalam aquarium yang berukuran 60 x 30 x 35 cm. Rancangan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan metode analisis yang digunakan adalah menggunakan Analysis Of Varience (ANOVA). Parameter yang diukur meliputi laju pertumbuhan spesifik, pertumbuhan panjang mutlak, rasio konversi pakan dan tingkat kelangsungan hidup. Hasil Percobaan menunjukkan bahwa penambahan probiotik dalam pakan buatan dengan dosis yang berbeda tidak berpengaruh nyata terhadap laju pertumbuhan spesifik, pertumbuhan panjang mutlak, rasio konversi pakan dan tingkat kelangsungan hidup benih ikan lele lokal (F hitung <F tabel ). Pertumbuhan spesifik tertinggi diperoleh pada P4 (4,75 %) dan yang terendah diperoleh pada P1 (4,30 %).
Pertumbuhan panjang mutlak tertinggi diperoleh pada P4 (2,85 cm/ekor) dan yang terendah diperoleh pada P1 (2,20 cm/ekor). Rasio konversi pakan (FCR) yang tertinggi diperoleh pada P1 (3,69) dan yang terendah terdapat pada P4 (2,51). Tingkat kelangsungan hidup tertinggi diperoleh pada P4 (80,55 %) dan yang terendah pada P2 (71,30 %).
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena dengan rahmat-Nya penulis telah dapat menyelesaikan penyusunan skripsi yang berjudul
Fortifikasi Probiotik Dalam Pakan Terhadap Pertumbuhan dan
Kelangsungan Hidup Benih Lele Lokal (Clarias batrachus). Selain itu, skripsi
ini disusun berdasarkan keinginan penulis untuk mengetahui lebih lanjut tentang pengaruh pemberian pakan yang dicampur probiotik terhadap pertumbuhan dan kelangsungan hidup lele lokal.
Dalam penyusunan skripsi ini, penulis banyak mendapatkan bantuan serta bimbingan dan pengarahan, oleh karena itu penulis mengucapkan terimakasih sebesar-besarnya kepada :
1. Ibu Uswatun Hasanah, S.Si, M.Si selaku Dekan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan juga sebagai pembimbing utama yang telah meluangkan waktunya dalam memberi bimbingan, saran dan dampingan kepada penulis.
2. Bapak Afrizal Hendri, S.Pi, M.Si selaku pembimbing anggota yang telah memberikan bimbingan, arahan, waktu, dan kesabaran yang telah diberikan kepada penulis selama penyusunan skripsi ini.
3. Bapak Muhammad Rizal, S.Pi, M.Si selaku ketua jurusan yang telah meluangkan waktunya dalam memberi bimbingan dan segala bantuan yang bersifat akademis dan administratif.
4. Seluruh Dosen dan staf Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan yang telah membimbing dan memberikan pengetahuan kepada penulis selama penulis menempuh pendidikan.
5. Ayahanda tercinta Mahdi dan Ibunda Zainab A.Md, serta segenap keluarga besar yang telah tulus dan penuh kasih sayang telah memberikan doa, perhatian, semangat dan bantuan moril maupun materil serta mencurahkan perhatian lebih kepada penulis.
6. Teman penelitianku Safrida Yusni (Keep Spirit, OK !…), Safrizal ( Thank’s y bet…) Saiful Irwan alias B’Main (Lanjutkan Mas Bro..!!) dan Darmiati ( Kejar trus Buk Dar..) Semuanya terima kasih y atas kerja samanya selama
7. Teman angkatan 2007 (Radi, Dedi, Rajudin, Zulpita, Hardi, Daniel, Lisa, Lia, Nasmiwati, Cut) dan seluruh angkatan 2007, Makasih y smuanya..
8. Teman angkatan 2006 n 2008 (B’jal, Gunawan, Safriman, I2ng, Saiful, Analis, Heri, Eva, Ami ) dan semua teman-teman yang penulis tidak dapat sebutkan satu persatu.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, Untuk itu melalui kesempatan ini penulis mengharapkan kritik dan saran dari berbagai pihak yang bersifat membangun demi kesempurnaan skripsi ini dan semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca, Amien Ya Rabbalalamin.
Alue Peunyareng, Maret 2013 Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR PENGESAHAN ABSTRAK KATA PENGANTAR
................................................................................ i
DAFTAR ISI
............................................................................................... iii
DAFTAR TABEL
...................................................................................... v
DAFTAR GAMBAR
.................................................................................. vi
DAFTAR LAMPIRAN
.............................................................................. vii
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang .................................................................................
1 1.2 Perumusan Masalah .........................................................................
3 1.3 Tujuan Penelitian .............................................................................
3 1.4 Manfaat Penelitian ...........................................................................
3 1.5 Hipotesis...........................................................................................
3 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Lele Lokal .......................................................................................
4 2.1.1 Klasifikasi dan Morfologi Lele Lokal ....................................
4 2.1.2 Habitat dan Tingkah Laku ......................................................
5 2.1.3 Pakan dan Kebiasaan Makan..................................................
5 2.1.4 Siklus Hidup dan Perkembangbiakan ....................................
6 2.2 Kualitas Air .....................................................................................
7 2.3 Kelangsungan Hidup dan Pertumbuhan Ikan..................................
8 2.3.1 Tingkat Kelangsungan Hidup.................................................
8 2.3.2 Pertumbuhan Ikan ..................................................................
9 2.4 Probiotik..........................................................................................
12 III. METODELOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat .........................................................................
14
3.3 Metode Penelitian ...........................................................................
14 3.4.1 Fortifikasi Probiotik Dalam Pakan .........................................
14 3.4.2 Pemeliharaan Benih Lele Lokal .............................................
15 3.4 Pengamatan .....................................................................................
16 3.4.1 Pengukuran Kualitas Air ........................................................
16 3.4.2 Pengukuran Berat Tubuh........................................................
17 3.4.3 Pengukuran Panjang Total Tubuh ..........................................
17 3.5 Rancangan Penelitian......................................................................
17 3.6 Parameter Uji ..................................................................................
18 3.7 Metode Analisa Data.......................................................................
21 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Kualitas Air .....................................................................................
22 4.2 Pertumbuhan dan Kelangsungan Hidup..........................................
23 4.2.1 Laju Pertumbuhan Spesifik (SGR)..........................................
23 4.2.2 Pertumbuhan Panjang Mutlak .................................................
25 4.2.3 Rasio Konversi Pakan (FCR) ..................................................
27 4.2.4 Tingkat Kelangsungan Hidup (SR) .........................................
28 V. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan .....................................................................................
31 5.2 Saran ...............................................................................................
31 DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Halaman 1. Kandungan Nilai Nutrisi Dalam Pakan Buatan .........................................
16 2. Tabulasi Data Perlakuan dan Ulangan Rancangan Acak Lengkap ............
18 3. Nilai Parameter Kualitas Air Selama Penelitian ........................................
22
4. Data Laju Pertumbuhan Spesifik (SGR), Pertumbuhan Panjang Mutlak, Rasio Konversi Pakan (FCR) dan Tingkat Kelangsungan Hidup (SR) Selama Penelitian .....................................................................................
23
DAFTAR GAMBAR
Halaman 1. Lele Lokal ..................................................................................................
4 2. Grafik Nilai Laju Pertumbuhan Spesifik....................................................
24 3. Grafik Nilai Laju Pertumbuhan Panjang Mutlak .......................................
26 4. Grafik Nilai Rasio Konversi Pakan............................................................
27 5. Grafik Nilai Tingkat Kelangsungan Hidup ................................................
29
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman 1. Analisis Perhitungan Statistik Laju Pertumbuhan Spesifik .......................
35 2. Analisis Perhitungan Statistik Laju Pertumbuhan Panjang Mutlak ...........
37 3. Analisis Perhitungan Statistik Rasio Konversi Pakan................................
39 4. Analisis Perhitungan Statistik Tingkat Kelangsungan Hidup ....................
41 5. Hasil Analisis Uji Proksimat Pakan ...........................................................
43 6. Alat Dan Bahan ..........................................................................................
44 7. Prosedur Penelitian....................................................................................
46
1
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Usaha budidaya yang diperlukan dalam memenuhi tingginya tingkat kebutuhan ikan lele ialah usaha budidaya yang dilakukan secara intensif. Usaha seperti ini akan memaksimalkan kapasitas produksi yang tersedia dengan padat pemeliharaan yang tinggi sehingga dapat meningkatkan tingkat produksi. Namun, masalah yang sering muncul pada usaha budidaya secara intensif ikan lele ialah tingginya tingkat mortalitas benih ikan lele akibat sifat kanibalisme dalam kegiatan pembenihan (Mahyuddin, 2007).
Lele lokal merupakan salah satu komoditas perikanan dengan nilai ekonomis tinggi. Namun belum banyak yang dibudidayakan secara benar sehingga banyak sekali hal yang harus diteliti dalam kaitannya dengan teknik budidaya agar kegiatan budidaya yang dilakukan dapat berhasil. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut diperlukan adanya penelitian untuk mengantisipasi faktor-faktor kegagalan produksi terutama terhadap manajemen pakan dan penanggulangan penyakit (Suyanto, 2007).
Salah satu tantangan pada budidaya lele adalah harga pakan yang terus meningkat. Kenyataan dilapangan saat ini, pembudidaya lele memiliki ketergantungan yang tinggi terhadap pakan pabrikan. Kondisi ini dipicu oleh tidak adanya pakan alternatif yang dapat menggantikan pakan pabrikan. Ironsinya, penggunaan pakan pabrikan yang harganya cukup tinggi seringkali tidak menjamin keberhasilan budidaya. Misalnya, banyak lele yang sakit dan mengalami tingkat
2 yang dikeluarkan oleh pembudidaya (Gunawan dan Harianto, 2011).
Upaya pencegahan penyakit dan usaha untuk meningkatkan kapasitas produksi budidaya tersebut, saat ini mulai digunakan probiotik dalam usaha pembenihan ikan. Probiotik itu sendiri adalah makanan tambahan (suplemen) berupa sel-sel mikroorganisme hidup yang memiliki pengaruh menguntungkan bagi hewan inang yang mengkonsumsinya melalui penyeimbangan flora mikroorganisme dalam saluran pencernaan (Irianto, 2007).
Sampai saat ini, lele lokal masih sangat diminati oleh masyarakat terutama di Kabupaten Aceh Barat. Permintaan akan lele segar baik untuk konsumsi ataupun untuk benih terus meningkat. Hal itu dikarenakan rasa dagingnya yang enak dan gurih dibandingkan dengan lele dumbo. Bahkan hingga saat ini kebutuhan pasar untuk pasar lokal saja belum terpenuhi. Selain itu, menjamurnya usaha warung lele serta minat masyarakat terhadap hasil olahan ikan lele juga menyebabkan terjadinya peningkatan permintaan pasar. Sementara itu, untuk memenuhi permintaan pasar, lele lokal kebanyakan didapatkan dari hasil tangkapan sehingga kebutuhan akan lele lokal cenderung tidak terpenuhi. Dengan demikian, prospek usaha atau bisnis lele ke depan masih cukup menjanjikan yang ditunjukkan dengan permintaan dan harga lele yang setiap tahunnya cenderung mengalami peningkatan.
Berbagai kondisi tersebut melatar belakangi penulis untuk melakukan penelitian tentang perlunya pemberian probiotik dalam pakan terhadap pertumbuhan dan kelansungan hidup ikan lele lokal sehingga dapat meningkatkan kapasitas produksi dalam hal budidaya lele yang berkelanjutan
3
1.2 Perumusan Masalah
Dengan melihat latar belakang yang dikemukakan, masalah yang dapat dirumuskan adalah sebagai berikut :
1. Apakah pemberian pakan buatan yang mengandung probiotik berpengaruh terhadap pertumbuhan benih lele lokal
2. Berapa dosis probiotik yang ideal untuk mempercepat pertumbuhan dan kelansungan hidup benih lele lokal
1.3 Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh pemberian probiotik dalam pakan terhadap peningkatan pertumbuhan dan kelansungan hidup benih lele lokal.
1.4 Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah memberikan informasi ilmiah mengenai pengaruh pemberian probiotik dalam pakan buatan terhadap peningkatan pertumbuhan dan kelansungan hidup benih lele lokal sehingga dapat bermanfaat bagi semua pihak khususnya bagi penulis sendiri.
1.5 Hipotesis
Pemberian probiotik dalam pakan buatan dapat meningkatkan pertumbuhan dan kelansungan hidup benih ikan lele lokal.
4
4
4
II. TINJAUAN PUSTAKA
II. TINJAUAN PUSTAKA
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Lele Lokal
2.1 Lele Lokal
2.1 Lele Lokal
2.1.1 Klasifikasi dan Morfologi Lele Lokal
2.1.1 Klasifikasi dan Morfologi Lele Lokal
2.1.1 Klasifikasi dan Morfologi Lele Lokal
Menurut Muharnanto dalam Basahudin (2009), lele lokal dapat Menurut Muharnanto dalam Basahudin (2009), lele lokal dapat Menurut Muharnanto dalam Basahudin (2009), lele lokal dapat diklarifikasikan sebagai berikut : diklarifikasikan sebagai berikut : diklarifikasikan sebagai berikut : Filum Filum Filum : Chordata : Chordata : Chordata Kelas Kelas Kelas : Pisces : Pisces : Pisces Subkelas : Teleostei Subkelas : Teleostei Subkelas : Teleostei Ordo Ordo Ordo : Ostariophysi : Ostariophysi : Ostariophysi Subordo : Siluroidea Subordo : Siluroidea Subordo : Siluroidea Famili Famili Famili : Clariidae : Clariidae : Clariidae Genus Genus Genus : Clarias : Clarias : Clarias Spesies Spesies Spesies : Clarias batrachus : Clarias batrachus : Clarias batrachus
Menurut Santoso (1995), secara umum morfologi ikan lele lokal tidak Menurut Santoso (1995), secara umum morfologi ikan lele lokal tidak Menurut Santoso (1995), secara umum morfologi ikan lele lokal tidak memiliki banyak perbedaan dengan lele dumbo yang selama ini banyak memiliki banyak perbedaan dengan lele dumbo yang selama ini banyak memiliki banyak perbedaan dengan lele dumbo yang selama ini banyak dibudidayakan. Tubuh ikan lele lokal mempunyai bentuk tubuh memanjang, dibudidayakan. Tubuh ikan lele lokal mempunyai bentuk tubuh memanjang, dibudidayakan. Tubuh ikan lele lokal mempunyai bentuk tubuh memanjang, berkulit licin, berlendir, dan tidak bersisik. berkulit licin, berlendir, dan tidak bersisik. berkulit licin, berlendir, dan tidak bersisik. Bentuk kepala menggepeng Bentuk kepala menggepeng Bentuk kepala menggepeng
(depress), dengan mulut yang relatif lebar, mempunyai empat pasang sungut. (depress), dengan mulut yang relatif lebar, mempunyai empat pasang sungut. (depress), dengan mulut yang relatif lebar, mempunyai empat pasang sungut.
Lele lokal memiliki tiga sirip tunggal, yakni sirip punggung, sirip ekor, dan sirip Lele lokal memiliki tiga sirip tunggal, yakni sirip punggung, sirip ekor, dan sirip Lele lokal memiliki tiga sirip tunggal, yakni sirip punggung, sirip ekor, dan sirip dubur. Bentuk tubuh lele lokal dapat dilihat pada Gambar 1 di bawah ini : dubur. Bentuk tubuh lele lokal dapat dilihat pada Gambar 1 di bawah ini : dubur. Bentuk tubuh lele lokal dapat dilihat pada Gambar 1 di bawah ini : Gambar 1. Lele Lokal (Clarias batrachus) Gambar 1. Lele Lokal (Clarias batrachus) Gambar 1. Lele Lokal (Clarias batrachus)
Sementara itu, sirip yang berpasangan ada dua yakni sirip dada dan sirip Sementara itu, sirip yang berpasangan ada dua yakni sirip dada dan sirip Sementara itu, sirip yang berpasangan ada dua yakni sirip dada dan sirip
5 yang dapat digunakan untuk mempertahankan diri dan kadang-kadang dapat dipakai untuk berjalan dipermukaan tanah atau pematang. Pada bagian atas ruangan rongga insang terdapat alat pernapasan tambahan (arborescent), bentuknya seperti batang pohon yang penuh dengan kapiler-kapiler darah (Suyanto, 2007).
2.1.2 Habitat dan Tingkah Laku
Habitat ikan lele di alam adalah di perairan tergenang yang relatif dangkal, ada pelindung atau tempat yang agak gelap dan lebih menyukai substrat berlumpur. Ikan lele tidak pernah ditemukan di air payau atau air asin. Ikan lele hidup di sungai dengan arus air yang perlahan, rawa, telaga, waduk, sawah yang tergenang air. Ikan lele banyak ditemukan di benua Afrika dan Asia serta banyak dibudidayakan di Thailand, India, Philipina dan Indonesia (Simanjutak, 1996 ).
Ikan lele dikenal aktif pada malam hari (nokturnal). Pada siang hari, ikan lele lebih suka berdiam didalam lubang atau tempat yang tenang dan aliran air tidak terlalu deras. Ikan lele mempunyai kebiasaan mengaduk-aduk lumpur dasar untuk mencari binatang-binatang kecil (bentos) yang terletak di dasar perairan (Simanjutak, 1996 ).
2.1.3 Pakan dan Kebiasaan Makan
Lele mempunyai kebiasaan makan di dasar perairan. Berdasarkan jenis pakannya, lele digolongkan sebagai ikan yang bersifat karnivora (pemakan daging). Di habitat aslinya, lele makan cacing, siput air, belatung, laron, jentik- jentik serangga, kutu air, dan larva serangga air. Karena bersifat karnivora, pakan
6 Jika pakan yang diberikan banyak mengandung protein nabati, pertumbuhannya lambat (Mahyudin, 2007).
Lele bersifat kanibalisme, yaitu sifat suka memangsa jenisnya sendiri. Jika kekurangan pakan, iakn ini biasanya memangsa sesama jenisnya sendiri yang berukuran lebih kecil. Sifat kanibalisme juga ditimbulkan oleh adanya perbedaan ukuran. Lele yang berukuran besar akan memangsa ikan lele yang berukuran lebih kecil (Mahyudin, 2007).
2.1.4 Siklus Hidup dan Perkembangbiakan
Menurut Basahudin (2009), dari kecil hingga dewasa, lele lokal mengalami lima fase kehidupan, yaitu telur larva, post larva, benih, dewasa dan induk. Masa setiap fase kehidupan dilalui berbeda-beda, tergantung dari kondisi lingkungan. Selama itu akan terjadi perubahan bentuk, pembentukan organ tubuh, penyempurnaan fungsi organ tubuh dan juga perkembangan. Perkembangan ini akan merubah ukuran tubuh hingga semakin panjang dan merubah bobot tubuh hingga semakin berat.
Telur lele lokal yang normal berbentuk bulat, berdiameter 1,1-1,4 mm dan
o
berwarna kuning tua atau agak kecoklatan. Pada suhu 23-24
C, fase telur dilalui selama 30-36 jam dan menetas menjadi larva atau ikan yang anggota tubuhnya baru terbentuk. Fase larva hingga post larva dilalui selama 48-72 jam atau kurang lebih selama lima hari. Fase larva merupakan fase kritis karena organ tubuhnya baru terbentuk, tetapi belum sempurna termasuk fungsinya. Pada fase ini, larva membawa kantung telur sebagai cadangan makanan (yolk egg). Memasuki fase burayak, masa kritis sudah dilewati. Selain organ tubuhnya sudah terbentuk
7 dengan sempurna, organ tubuhnya juga sudah dapat berfungsi dengan sempurna, terutama kebiasaan makannya (Basahudin, 2009).
Fase post larva hingga benih atau ikan berukuran 10-12 cm dapat berlangsung selama 8-10 minggu. Perkembangan pada fase ini sangat bergantung pada lingkungan terutama kualitas air dan ketersediaan pakan. Pada kualitas air yang baik dan pakan yang cukup, kehidupan burayak akan normal dan dapat tumbuh dengan cepat sehingga dapat mencapai benih pada waktunya. Sebaliknya, pada kualitas air yang buruk dan pakan kurang, kehidupan burayak tidak normal dan tidak mencapai benih pada waktunya, Oleh karena itu, kualitas air dan ketersediaan pakan menjadi sangat penting (Basahudin, 2009).
2.2 Kualitas Air
Sumber air yang baik dalam pembenihan ikan harus memenuhi kriteria kualitas air. Hal tersebut meliputi sifat-sifat kimia dan fisika air seperti suspensi bahan padat, suhu, gas terlarut, pH, kadar mineral, dan bahan beracun. Untuk kegiatan pembenihan ikan lele, air yang digunakan sebaiknya berasal dari sumur walaupun dalam pemeliharaan di kolam, ikan lele lokal tidak memerlukan air yang jernih seperti ikan-ikan lainnya (Darseno, 2010).
Ikan lele dapat hidup di lingkungan yang kualitas airnya kurang baik. Kualitas air yang baik untuk pertumbuhan lele yaitu kandungan oksigen terlarut
o
(DO) >3 ppm, CO
2 kurang dari 15 ppm, suhu 25-30
C, pH (6-7) dan kecerahan air 15-30 cm (Lukito, 2002).
8
2.3 Kelangsungan Hidup dan Pertumbuhan Ikan
2.3.1 Tingkat Kelangsungan Hidup
Persyaratan untuk hidup ikan mesti terpenuhi, diantaranya adalah lingkungan media yang cocok bagi spesies ikan tersebut. Masing-masing spesies ikan menghendaki lingkungan media yang berbeda. Tetapi jika pemeliharaan ikan dalam jumlah yang besar kemungkinan ikan mati pasti ada. Kematian ikan tersebut biasanya diakibatkan oleh persaingan antar ikan itu sendiri, karena lingkungan media tidak cocok atau bahkan serangan hama penyakit. Kematian ikan akibat persaingan antar ikan itu sendiri terjadi apabila jumlah pakan yang diberikan kurang. Demikian terjadi terus menerus, hingga ikan yang kecil tersebut mati. Kejadian lain apabila kondisi ikan lapar maka kecenderungan ikan akan saling menyerang, hal ini juga berakibat menambah potensi menaikkan angka kematian (Gufran dan Kordi, 2010).
Ikan hidup membutuhkan kondisi kualitas air tertentu sehingga apabila salah satu dari parameter kualitas air tersebut tidak sesuai hingga diluar batas toleransinya maka ikan tersebut akan mati. Ikan mampu merespon perubahan suhu
o
tidak lebih dari 5
C, hal ini juga dilakukan bertahap dan tidak bisa drastis. pH 11 dan 4 juga merupakan titik kematian ikan. Begitu juga serangan hama penyakit adalah permasalahan yang perlu diperhatikan. Dari hari ke hari kematian ini semakin banyak, hingga populasi ikan akan habis apabila tanpa perlakuan yang baik. Selain itu, mengetahui angka kematian ikan merupakan awal untuk mengetahui angka kelangsungan hidup ikan (Gufran dan Kordi, 2010).
9
2.3.2 Pertumbuhan Ikan
Menurut Effendie (2002), pertumbuhan adalah pertambahan ukuran panjang atau berat dalam suatu waktu. Selain itu juga bisa didefinisikan sebagai perubahan ukuran atau jumlah material tubuh baik perubahan positif maupun negatif, temporal maupun dalam jangka waktu yang lama. Pertumbuhan ikan dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu faktor dalam dan faktor luar. Faktor dalam umumnya adalah faktor yang sulit dikontrol seperti keturunan, sex, umur, parasit dan penyakit. Faktor luar yang utama mempengaruhi petumbuhan ikan yaitu suhu dan makanan (Effendie, 2002).
Kecepatan pertumbuhan ikan juga ditentukan oleh gen. Gen tersebut merupakan sifat warisan dari induknya yang dibawa melalui telur. Gen merupakan bagian kecil dari kromosom merupakan penyimpan sifat-sifat individu tersebut. Jika ikan memiliki sifat tahan terhadap serangan hama penyakit (sehat), pertumbuhannya cepat, maka induknya pun dan bahkan kelak keturunannya pun akan memiliki sifat yang demikian. Sehingga untuk mendapatkan ikan dengan pertumbuhan cepat maka perlu ditelusuri sifat induknya (Gufran dan Kordi, 2010).
a. Kesehatan Benih Ikan
Kesehatan benih ikan besar pengaruhnya terhadap pertumbuhan. Karena jika ikan sakit maka tahap pertama energi yang dipengaruhi oleh ikan tersebut akan digunakan sebagai penganti sel-sel yang rusak, serta anti toksin atau kekebalan tubuhnya akan melawan penyakit yang ada. Dari persoalan ini jelas bahwa yang seharusnya energi dipergunakan sebagai pertumbuhan akan tetapi
10 pertumbuhannya terganggu. Jika penyakit tersebut ternyata kondisinya lebih kuat maka ikan tersebut tidak sembuh hingga mati (Gufran dan Kordi, 2010).
b. Keseragaman Ukuran Benih Ikan
Keseragaman ukuran benih ikan secara keseluruhan akan mempengaruhi produksi total. Jika benih satu sama lain tidak sama ukurannya, maka benih yang kecil pertumbuhannya akan lebih lambat untuk periode tertentu atau tidak meningkat pertumbuhannya hingga panen. Banyak terjadi benih yang ukurannya lebih kecil pada periode starter tetap lebih kecil ukurannya tetapi setelah melewati periode grower pertumbuhannya menjadi seimbang. Hal ini disebabkan bahwa laju pertumbuhan ikan dari waktu ke waktu atau periode ke periode berbeda (Basahudin, 2009).
c. Faktor Air Kualitas air mempunyai 3 faktor yaitu faktor fisika, kimia dan biologi.
Yang termasuk faktor fisika adalah suhu, kecerahan dan kekeruhan. Faktor kimia meliputi kelarutan oksigen, CO2, NH3 – N dan pH. Sedangkan faktor biologi adalah kandungan plankton dan lain-lain. Apabila suhu berubah maka faktor kimia air akan berubah dan apabila suhu naik maka segala proses dipercepat termasuk metabolisme tubuh hingga pada batas tertentu. Sudah menjadi gejala alam apabila kondisi cuaca cerah, intensitas cahaya matahari tinggi, suhu air meningkat (nafsu makan meningkat) sehingga pertumbuhan ikan pun menjadi cepat. Hal itu terjadi kebalikan apabila kondisi cuaca mendung, suhu air menurun akibatnya nafsu makan ikan menurun atau kondisi air kekurangan oksigen sehingga pertumbuhan ikan terhambat (Afrianto dan Liviawaty, 1992).
11 Kondisi kualitas air akan selalu direspon oleh ikan. Apabila kondisi kualitas airnya optimal untuk kehidupan ikan tersebut maka sudah barang tentu pertumbuhannya juga optimal. Apabila air tingkat kekeruhannya tinggi maka supsensi tersebut akan menempel pada lamela insang sehingga akan mengganggu pernafasan. Apabila pH air rendah maka lendir ikan akan menggumpal. Kondisi kualitas air akan langsung mempengaruhi pertumbuhan (Afrianto dan Liviawaty, 1992).
d. Serangan Hama dan Penyakit
Hama dan penyakit akan muncul jika lingkungan media hidup ikan kurang baik. Akibat dari kondisi lingkungan media yang tidak sesuai maka lama kelamaan stamina ikan akan menurun sehingga rentan dan mudah terserang penyakit. Sebagai akibat pertama adalah nafsu makan ikan menurun. Dibutuhkan energi untuk menaikkan stamina bahkan penyembuhan penyakit tersebut. Dengan demikian sudah jelas energi tidak digunakan untuk pertumbuhan. Jika serangan hama dan penyakit lebih kuat dari stamina ikan, maka ikan akan mati. Untuk menghindari kematian ikan perlu diusahakan kualitas air tetap baik (Afrianto dan Liviawaty, 1992).
e . Kondisi Pakan Ikan
Pada perairan umum secara liar atau dipelihara secara tradisional tidak begitu masalah pemberian pakannya. Tetapi pada pemeliharaan sistem instensif pemberian pakan mesti instensif yaitu jumlah dan pemberian pakannya harus teratur. Apabila jumlah pakan yang diberikan kurang maka energi yang dibutuhkan tidak terpenuhi sehingga perutumbuhannya terhambat. Begitu juga
12 terhambat. Kondisi protein ini bisa diakibatkan karena rusak oleh jamur sehingga kandungan protein menurun (Afrianto dan Liviawaty, 2005).
Jumlah pakan yang dimakan ikan pun kadang-kadang kurang akibat cara pemberian pakan kurang baik. Hal tersebut bisa terjadi karena frekuensi pemberian pakannya berkurang atau pembagian pakan per frekuensinya tidak imbang.
2.4 Probiotik
Probiotik merupakan suplemen tambahan berupa mikroba hidup menguntungkan yang diberikan kepada makhluk hidup, dengan tujuan untuk memperbaiki keseimbangan mikroba didalam pencernaan induk inangnya. Produk probiotik umumnya merupakan kompleks mikroba yang akan menghasilkan enzim tertentu yang akan menghasilkan karbohidrat, protein dan lemak (Afrianto dan Liviawati, 2005).
Menurut Irianto (2007), pemberian organisme probiotik dalam akuakultur dapat diberikan melalui pakan, air maupun melalui perantaraan pakan hidup seperti
rotifera atau artemia. Pemberian probiotik dalam pakan, berpengaruh terhadap
kecepatan fermentasi pakan dalam saluran pencernaan, sehingga akan sangat membantu proses penyerapan makanan dalam pencernaan ikan. Fermentasi pakan mampu mengurai senyawa kompleks menjadi sederhana sehingga siap digunakan ikan, dan sejumlah mikroorganisme mampu mensintesa vitamin dan asam-asam amino yang dibutuhkan oleh larva hewan akuatik.
Lactobacillus merupakan salah satu jenis Bakteri Asam Laktat (BAL) o
homofermentatif dengan temperatur optimal lebih rendah dari 37 C (Frazier dan
13 mengubah karbohidrat (glukosa) menjadi asam laktat. Lactobacillus berbentuk batang dan tidak bergerak (non motil). Bakteri ini memiliki sifat katalase negatif, aerob atau fakultatif anaerob, mampu mencairkan gelatin, cepat mencerna protein, tidak mereduksi nitrat, toleran terhadap asam, dan mampu memproduksi asam laktat (Kuswanto dan Sudarmadji, 1988).
Lactobacillus mampu merombak senyawa kompleks menjadi senyawa
yang lebih sederhana dengan hasil akhirnya yaitu asam laktat. Menurut Buckle et
al (1978), asam laktat dapat menghasilkan pH yang rendah pada substrat sehingga
menimbulkan suasana asam. Lactobacillus dapat meningkatkan keasaman sebesar 1,5 sampai 2,0 % pada substrat. Dalam keadaan asam, Lactobacillus memiliki kemampuan untuk menghambat bakteri pathogen dan bakteri pembusuk.