SUBSTITUSI FERMENTASI BUNGKIL KELAPA SAWIT DALAM PAKAN BUATAN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN KELANGSUNGAN HIDUP BENIH IKAN GURAMI (OSPHRONEMUS GOURAMY)

JURNAL RUAYA VOL. 4. NO .1. TH 2016
FPIK UNMUH-PNK

ISSN 2541 - 3155

SUBSTITUSI FERMENTASI BUNGKIL KELAPA SAWIT DALAM PAKAN
BUATAN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN KELANGSUNGAN HIDUP
BENIH IKAN GURAMI (OSPHRONEMUS GOURAMY)
SUBSTITUTION FERMENTATION PALM KERNEL OIL IN ARTIFICIAL FEEDS ON GROWTH
AND SURVIVAL SEED CARP (OSPHRONEMUS GOURAMY)
Farida1, Eka Indah Raharjo2, Arnis Maylinda Sari3
1. Staff Pengajar Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Muhammadiyah Pontianak
2. Staff Pengajar Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Muhammadiyah Pontianak
3. Mahasiswa Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Muhammadiyah Pontianak
Farida11zf@gmail.com

ABSTRAK
Penelitian bertujuan untuk mengetahui penggunaan fermentasi bungkil kelapa sawit dalam pakan
buatan.Penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri dari 4 perlakuan 3 ulangan.Susunan
perlakuan adalah Perlakuan A : bungkil kelapa sawit 12%, Perlakuan B : fermentasi bungkil kelapa sawit 15%,
Perlakuan C : fermentasi bungkil kelapa sawit 18%, Perlakuan D : fermentasi bungkil kelapa sawit 21%. Penelitian ini

dilakukan selama 60 hari untuk mengetahui laju pertumbuhan spesifikberat, laju pertumbuhan harianpanjang, konversi
pakan, kelangsungan hidup dan kualitas air sebagai penunjang.Hasil penelitian menunjukkan pemberian pakan buatan
dengan fermentasi bungkil kelapa sawit menghasilkan respon yang baik terhadap pertumbuhan ikan gurami.
Pemberian pakan buatan dengan fermentasi bungkil kelapa sawit 18% (perlakuan C), memberikan hasil terbaik dengan
laju pertumbuhan dengan rata – rata laju pertumbuhan spesifik berat 1.502%, laju pertumbuhan harian panjang
4.06%, nilai konversi pakan rata – rata 3.48 dan kelangsungan hidup rata – rata 90%.
Kata Kunci : Fermentasi Bungkil Kelapa Sawit, Ikan Gurami, Laju Pertumbuhan

ABSTRACT
The study aims to determine the use of fermentation residue oil palm in artificial feed .Research using a
completely randomized design ( CRD ), which consists of 4 treatment three replications.The composition of the
treatment is the treatment A : 12 % of palm oil cake , Treatment B : fermented palm oil cake 15 % , Treatment C :
fermented palm oil cake 18 % , Treatment D : fermentation residue palm oil 21 %.This research was conducted for 60
days to determine the specific growth rate of heavy , long daily growth rate , feed conversion , survival and quality of
water as a supporter.The results showed the artificial feeding with fermented palm cake to produce a good response to
the growth of carp.Feeding artificially by fermentation cake palm oil 18 % ( treatment C ) , gives the best results with a
growth rate with the average - average growth rate of the specific weight of 1.502 % daily growth rate long- 4:06 % ,
the value of feed conversion average - average 3:48 and median survival - average of 90 % .
Keywords : Fermentation Palm Kernel Oil, Fish carp, Growth Rate


PENDAHULUAN
Ikan gurami merupakan ikan air tawar asli
Indonesia yang memiliki gizi tinggi dan nilai ekonomis
penting.Budidaya ikan gurami merupakan salah satu

usaha perikanan yang terus berkembang.Dalam budidaya
selain media budidaya yang berperan aktif dalam
menunjang kegiatan tersebut, pakan juga merupakan hal
yang penting.Untuk mengoptimalkan pertumbuhan ikan

7

JURNAL RUAYA VOL. 4. NO .1. TH 2016
FPIK UNMUH-PNK
tentunya dibutuhkan pakan yang jumlahnya tidak
sedikit.Namun tingginya harga pakan membuat para
pembudidaya kesulitan untuk memenuhinya karena hasil
yang diperoleh tidak cukup untuk menutupi semua biaya
operasional yang harus dikeluarkan.Hal ini dikarenakan
tepung ikan, tepung kedelai, serta jagung yang

dicampurkan dalam pakan buatan masih mendatangkan
dari luar negeri, sehingga harga pakan ini menjadi
mahal.Oleh sebab itu, untuk menekan biaya pakan, perlu
dicari bahan alternatif agar bahan – bahan yang diimpor
tidak digunakan secara keseluruhan sebagai sumber
protein.
Bahan alternatif yang perlu diteliti adalah bungkil
kelapa sawit.Namun, bahan pakan ini mempunyai faktor
pembatas, yaitu kandungan serat yang cukup tinggi dan
kualitas protein yang kurang baik, sehingga perlu diolah
agar lebih bermanfaat bagi pembudidaya ikan.Namun
demikian, masih banyak dijadikan sebagai sumber
protein, kandungan asam amino esensialnya cukup
lengkap.Keseimbangan kalsium dan fosfornya cukup baik
(Lubis, 1993).Salah satu bentuk pengelolaan bungkil
kelapa sawit ini adalah dengan carafermentasi dengan
kapang Rhizopus oligosporus.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
menentukan persentase substitusi fermentasi bungkil
kelapa sawit yang tepat dalam pakan untuk meningkatkan

pertumbuhan dan kelangsungan hidup ikan gurami.

METODE PENELITIAN
Penelitian ini dilaksanakan di Komplek Alea
Indah Blok C no.16 Kelurahan Parit Tokaya Kecamatan
Pontianak Selatan. Penelitian ini dilakukan selama 60
hari.
Alat – alat yang digunakan dalam penelitian ini
adalah akuarium sebagai wadah yang digunakan
sebanyak 12 buah dengan ukuran 30 x 30 x 30 cm,
aerator untuk aerasi 1 buah, selang untuk penyiponan,
timbangan analitik digital untuk menimbang pakan dan
berat ikan gurami, penggaris, kukusan, kantong plastik,
mesin pencetak pelet dan peralatan pengukur kualitas air
berupa pH test untuk mengukur pH air, termometer untuk
mengukur suhu air, DO test untuk mengukur kandungan
oksigen terlarut di dalam air, serta ammonia test untuk
mengukur kandungan ammonia di dalam air.
Pakan yang diberikan terdiri atas bungkil kelapa
sawit dan fermentasi bungkil kelapa sawit dengan

beberapa bahan campuran lainnya, seperti : tepung kepala
teri, tepung udang rebon, dedak halus dan tepung
tapioka.Hewan uji yang digunakan dalam penelitian ini
adalah benih ikan gurami ukuran 5 – 8 cm sejumlah 120
ekor, bibit diperoleh dari Balai Benih Ikan.
Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak
Lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan 3 ulangan.Pakan uji
yang digunakan dalam penelitian ini adalah pakan buatan
yang didalamnya terkandung 12% bungkil kelapa sawit
(BKS), 15%, 18% dan 21% fermentasi bungkil kelapa
sawit (Fermentasi BKS).

ISSN 2541 - 3155

Laju Pertumbuhan
Laju Pertumbuhan Spesifik
Adapun
rumus
dalam menghitung laju
pertumbuhan spesifik berat ikan gurami menurut

Effendi (1997) dalam Fitriadi (2014) adalah sebagai
berikut:
(





)

SGR =
X 100%
(1)
Keterangan: SGR= Laju pertumbuhan Spesifik (%); Wt =
Berat rata-rata akhir penelitian (g); Wo=
Berat rata-rata awal penelitian (g); T= Lama
penelitian (hari)

Laju Pertumbuhan Harian
Untuk laju pertambahan panjang harian benih

ikan gurami, digunakan rumus De Silva dan Anderson
(1995) dalam Munaya (2015) yaitu :
L =
x 100 %
(2)
Keterangan: L= Laju pertambahan panjang harian; Lt=
panjang akhir; Lo= panjang awal; T= Lama
Penelitian

Konversi Pakan
Konversi pakan merupakan perbandingan pakan
yang diberikan terhadap bobot yang dihasilkan selama
penelitian. Tingkat konversi pakan dihitung dengan
menggunakan rumus Djarijah, 1995 dalam Hadi, 2009
yaitu:
FCR =

(3)




Keterangan: FCR = Konversi Pakan; F= Jumlah makanan
yang diberikan selama pemeliharaan (gr);
Wt= Berat akhir ikan rata-rata (gr); Wo=
Berat awal ikan rata-rata (gr); D= Berat ikan
yang mati (gr)

Kelangsungan Hidup
Menurut Goddard (1996) dalam Effendi, et.al.,
(2006), total Survival Rate (SR) dapat dihitung dengan
rumus sebagai berikut :
=

100%

(4)

Keterangan: SR = Kelangsungan Hidup (%); Nt = Jumlah
benih akhir penelitian (ekor); No= Jumlah
benih awal penelitian (ekor)


Kualitas Air
Kualitas air merupakan salah satu parameter
penunjang dalam penelitian ini. Parameter kualitas air
yang diamati dalam penelitian ini meliputi suhu,
keasaman (pH), oksigen terlarut (DO), dan ammonia

8

JURNAL RUAYA VOL. 4. NO .1. TH 2016
FPIK UNMUH-PNK

ISSN 2541 - 3155

(NH3). Pengukuran kualitas air menggunakan
termometer, pH test, DO test, dan ammonia test.

HASIL DAN PEMBAHASAN
Laju Pertumbuhan
Laju pertumbuhan adalah perubahan ukuran tubuh

yang dapat berupa panjang atau berat suatu organisme
dalam waktu tertentu (Effendie, 1979).Berdasarkan hasil
pengamatan terhadap benih gurami selama 60 hari masa
pemeliharaan diketahui bahwa perbedaan tingkat
penggunaan fermentasi bungkil kelapa sawit dalam pakan
buatan menghasilkan pertambahan rata-rata bobot
individu benih gurami yang berbeda. Rata-rata laju
pertumbuhan spesifikberat tertinggi 1.502 diperoleh dari
benih gurami yang diberi pakan buatan dengan tingkat
penggunaan fermentasi bungkil kelapa sawit 18%,
sedangkan rata-rata laju pertumbuhanspesifik berat
terendah diperoleh dari benih gurami yang diberi pakan
buatan dengan tingkat penggunaan bungkil kelapa sawit
12%, yaitu sebesar 1.092.
Pada perlakuan C (fermentasi bungkil kelapa sawit
18%) menghasilkan bobot ikan tertinggi sebesar 1.502%,
diikuti perlakuan B (fermentasi bungkil kelapa sawit
15%) sebesar 1.51% serta perlakuan terendah adalah

perlakuan A (bungkil kelapa sawit 12%) sebesar 1.35%,

dan perlakuan D (fermentasi bungkil kelapa sawit 21)
sebesar 1.35%. Peningkatan laju pertumbuhan pada
perlakuan C (18%) diduga karena fermentasi bungkil
kelapa sawit menyumbang asam amino yang cukup
lengkap ke dalam pakan sehingga dapat dicerna dengan
baik oleh ikan Tabel 1. Menurut Lubis (1993), kandungan
asam amino dalam pakan tersebut dapat menunjang
dalam pertumbuhan ikan gurami seperti keseimbangan
kalsium dan fosfor yang terdapat dalam bungkil kelapa
sawit. Selain itu, bungkil kelapa sawit yang difermentasi
juga menurunkan kandungan serat kasar, sehingga ikan
lebih mudah untuk mencernanya.Kemudian ditambahkan
oleh Djajasewaka (1995) pemberian ransum yang sesuai
dengan kebutuhan ikan, selain dapat menjamin kehidupan
juga akan mempercepat pertumbuhannya.
Laju pertumbuhan panjang benih ikan gurami
berkisar 2.98 – 4.06%. Rata-rata laju pertumbuhan
panjang harian benih ikan gurami pada perlakuan A
sebesar 3.13%, perlakuan B sebesar 2.98%, perlakuan C
sebesar 4.06% dan perlakuan D sebesar 3.26%. Hal ini
sesuai dengan pendapat Sustri (2012), bahwa makanan
yang telah mengalami fermentasi biasanya memiliki nilai
gizi yang lebih tinggi dari asalnya.

Tabel 1. Laju pertumbuhan berat dan panjang ikan selama masa pemeliharaan
Pertumbuhan Berat

Pertumbuhan Panjang

Harian (%) ± SD

Harian (%) ± SD

A

1.090±0.127

3.13±0.44

B

1.250±0.087

2.98±0.37

C

1.502±0.115

4.06±0.10

Perlakuan

D
1.112±0.134
3.26±0.25
Keterangan: Angka yang diikuti huruf a berarti berbeda tidak nyata (p>0,05), sedangkan angka yang diikuti huruf b
berarti berbeda nyata (p>0,05)
Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa
pertumbuhan berat dan panjang berbanding lurus dalam
setiap perlakuan.Selain itu dapat dilihat bahwa bobot
rata-rata ikan mengalami peningkatan.Hal ini disebabkan
karena pakan yang diberikan dimanfaatkan dengan baik
oleh ikan uji.
Pengaruh laju pertumbuhan yang berbeda pada
setiap perlakuan menyebabkan bobot tubuh ikan gurami
juga berbeda setelah penelitan. Effendi (1997)
menyatakan bahwa pertumbuhan terjadi apabila ada
kelebihan input energi dan asam amino (protein) yang
berasal dari pakan.
.

Konversi Pakan (FCR)
Konversi pakan adalah perbandingan pakan yang
habis dengan pertambahan bobot yang dihasilkan selama
penelitian.Tinggi rendahnya konversi pakan, merupakan
gambaran efesiensi pemberian pakan yang digunakan
dalam penelitian.Hasil perhitungan konversi pakan benih
ikan gurame selama penelitian pada tiap perlakuan,
tercantum pada Tabel 2.

9

JURNAL RUAYA VOL. 4. NO .1. TH 2016
FPIK UNMUH-PNK

ISSN 2541 - 3155

Tabel 2. Konversi Pakan Benih Ikan Gurami selama Penelitian

Ulangan

Perlakuan
B
15%
2.55
3.24
3.21
3.00
0.389

A
12%
3.36
5.32
2.91
3.86
1.286

1
2
3
Rata-rata
Simpangan Baku

C
18%
3.41
2.90
2.45
2.92
0.483

D
21%
3.31
2.92
3.43
3.22
0.269

Berdasarkan hasil analisa varian menunjukkan
pemberian pakan yang mengandung fermentasi bungkil
kelapa sawit memberikan pengaruh yang tidak berbeda
nyata terhadap konversi pakan pada perlakuan lainnya.
Rata-rata konversi pakan dapat dilihat pada Tabel 2, nilai
rata-rata konversi yang terbaik terdapat pada perlakuan C
(2,92) kemudian diikuti dengan perlakuan B (3.00) dan
diikuti dengan perlakuan D (3,22) serta yang terendah
yaitu perlakuan A (3,86) . Penambahan fermentasi
bungkil kelapa sawit 18% kedalam pakan lebih baik
tehadap konversi pakan yang menggunakan bungkil
kelapa sawit 12%.
Jumlah konsumsi pakan sangat erat hubungannya
dengan kandungan protein dan energi dalam pakan,
semakin rendah nilai konversi pakan maka semakin baik
kualitas pakan tersebut, pendapat Djajasewaka (1985)
:Budi, (2006) dalam Sonata et.al (2014) menyatakan

bahwa konversi pakan erat hubunganya dengan
pertumbuhan nilai konversi pakan. Dihitung untuk
menentukan baik atau tidaknya kualitas pakan yang
dihasilkan bagi pertumbuhan.Semakin rendah nilai
konversi pakan semakin maka semakin baik kualitas
pakan tersebut dan pakan yang diberikan dapat
dimanfaatkan oleh ikan untuk pertumbuhan.menurut
Mudjiman (1984) faktor konversi pakan pada ikan
berkisar 2-8. Hasil riset Sulhi et. al,. (2010), menunjukan
bahwa pakan dengan kandungan protein 28-30 % dengan
jumlah pemberian pakan 3% adalah pakan yang paling
efektif dan efisien dengan nilai konversi 2,22 pada
pemeliharaan benih ikan gurame.
Dalam menyusun formulasi pakan harus sesuai
dengan tipe ikan yang dipelihara (Brett and Graver,
1979):Budi, (2006) dalam Sonata et.al (2014) hal ini erat
kaitanya dengan konversi pakan.

Kelangsungan Hidup

mortalitas benih adalah ketersediaan makanan baik
kualitas maupun kuantitasnya. Sesuai dengan pendapat
Effendi dalam Veni (2007)bahwa tingginya mortalitas
disebabkan oleh faktor lingkungan yang tidak sesuai
seperti pH perairan, suhu, tidak tersedianya pakan serta
kerusakan fisik akibat penanganan yang kurang hati- hati
selama pemeliharaan

Kelangsungan hidup pada ikan gurame yang
tertinggi terdapat pada perlakuan C (90,00%), di ikuti
dengan perlakuan B (90,00%) dan A (86,67%) sedangkan
yang terendah terdapat pada perlakuan D (83,33%) Tabel
3.
Hal ini didukung dengan pendapat Dwidalam
Adrian(1998)bahwa faktor- faktor yang mempengaruhi

Tabel 3. Kelangsungan Hidup Benih Ikan Gurami selama Penelitian
Perlakuan
Ulangan

A

B

C

D

1

90.00

80.00

100.00

90.00

2

100.00

90.00

90.00

80.00

3

70.00

100.00

80.00

80.00

Rata-rata

86.67

90.00

90.00

83.33

Simpang Baku

15.28

10.00

10.00

5.77

.

Kualitas Air
Nilai- nilai parameter kualitas air pada penelitian
ini dapat dilihatpada Tabel 4 di bawah ini. Pada
pemeliharaan ikan gurami untuk mengukur kadar pH
menggunakan pH test kit, pengukuran Do menggunakan

Do test kit serta pengukutan amoniak menggunakan
amoniak test kit sedangkan suhu menggunakan
termometer. Suhu pada media pemeliharaan berkisar
antara 25 – 30 ˚C kisaran suhu tersebut dapat dikatakan
optimal untuk pertumbuhan ikan gurame. Hal ini sesuai
dengan pendapat Nirmaladalam Khairuman dan Amri

10

JURNAL RUAYA VOL. 4. NO .1. TH 2016
FPIK UNMUH-PNK

ISSN 2541 - 3155

(2003),suhu yang optimal untuk ikan gurame adalah
berkisar antara 24,9 ˚C – 28 ˚C.
Nilai pH pada pemeliharan berkisar antara 7 – 8
.Nilai pH tersebut masih berada pada kisaran yang
normal.Boyddalam Nirmala (2010),menyatakan bahwa
pH yang mematikan bagi ikan adalah kurang dari 4 dan
lebih dari 11. Kadar oksigen terlarut (DO) pada media
pemeliharan yaitu 4,00 – 6,00 mg/L. Hal ini sependapat

dengan pernyataan Sarwono dan sintanggang (2007)
bahwa kandungan oksigen terlarut (DO) yang terbaik
untuk pertumbuhan gurame adalah 4 – 6 mg/L. Dari hasil
pengukuran konsentrasi ammonia (NH3) didapatkan nilai
0 – 1,0 mg/L. Kadar ammonia pada media penelitian
masih bisaditoleransi oleh ikanHal ini sejalan dengan
Pescod (1973) dalam Sonata (2014) bahwa kandungan
amoniak perairan tidak lebih dari 1 mg/l.

Tabel 4. Kualitas Air media pemeliharaan benih gurami selama penelitian
Perlakuan
Parameter Pengamatan
A

B

C

D

Suhu (0C)

25 - 29

25 - 29

25 - 30

25 - 29

pH

7-8

7-8

7-8

7-8

Do (ppm)

4-6

4-6

4-6

4-6

Amonia (ppm)

0 – 1,0

0 – 1,0

0 – 1,0

0 – 1,0

KESIMPULAN
Dari hasil yang didapat dalam penelitian substitusi
fermentasi bungkil kelapa sawit dalam pakan buatan
terhadap pertumbuhan dan kelangsungan hidup benih
ikan gurami didapatkan bahwa kandungan fermentasi
bungkil kelapa sawit sebesar 18% adanya pengaruh yang
berbeda terhadap laju pertumbuhan spesifik berat, laju
pertumbuhan harian panjang, kelangsungan hidup dan
konversi pakan.

DAFTAR PUSTAKA
Affandi, E. dan Yuniati, H. 2011.Pemanfaatan Limbah
Ampas Kelapa Sawit Sebagai Substrat Untuk
Sintesis Zat Gizi Melalui Fementasi Kapang
Rhizopus oligosporus. PGM 34(2): 123 – 130.
Lampun.
Amri, M. 2007. Pengaruh Bungkil Inti Sawit Fermentasi
dalam Pakan Terhadap Pertumbuhan Ikan Mas
(Cyprinus carpio L..). ISSN 1411-0067 Jurnal
Ilmu – Ilmu Pertanian Indonesia Vol 9, N0.1,
2007, hal 71 – 76.Universitas Bung Hatta. Padang.
Effendi, I. et.al,.2006. Pengaruh Padat Penebaran
terhadap Kelangsungan Hidup dan Pertumbuhan
Benih Ikan Gurami Osphronemus gourami Lac.
Ukuran 2 cm. Jurnal Akuakultur Indonesia, 5 (2):
127 – 135. IPB. Bogor.
Effendi, M. I. 1997. Pengantar Aquakultur.Penebar
Swadaya. Jakarta.
Hanafiah, K. A.2008. Rancangan Percobaan Teori dan
Aplikasi Edisi ke-III.PT. Raja Grafindo Persada.
Jakarta.
Hasibuan, A.M. S. 2010. Penggunaan Bungkil Inti Sawit
Fermentasi (Phanerochaete chrysosporium) dan
Suplementasi Mineral Zn dalam Ransum terhadap
Karkas Boiler Umur 45 Hari.Skripsi. Universitas
Sumatera Utara.

Jaelani, ahmad. 2007. Optimalisasi Fermentasi Bungkil
Inti Sawit (Elaeis guineesis Jacq.) oleh Kapang
Trichoderma Reesei. Jurnal Ilmu ternak, vol 7
No.2, 87 -94.Universitas Islam Kalimantan
Muhammad Arsyal Al Banjary.
Jangkaru, Z. 2007. Memacu Pertumbuhan Gurami.
Penebar Swadaya. Jakarta.
Mudjiman, A. 2002. Makanan Ikan. Penebar Swadaya.
Jakarta.
Puastuti, et.al,. 2014. Evaluasi Nilai Nutrisi Bungkil Inti
Sawit yang Difermentasi dengan Kapang sebagai
Sumber Protein Ruminansia. Indonesia Journal of
Animal and Veterinary Sciences, 19(2): 143 – 151.
Bogor.
Puspowardoyo, H. dan Djarijah A.S. 1992.
Membudidayakan Gurame Secara Intensif.
Kanisius.Yogyakarta.
Putri, N.T. et.al,. 2013. Aplikasi Bungkil Inti Sawit
melalui Pemberian Enzim Rumen dan Fermentasi
sebagai Bahan Pakan Ikan Nila Best (Oreochromis
niloticus). AQUASAINS (Jurnal Ilmu Perikanan
dan Sumberdaya Perairan), vol. 2 no. 1, 53 – 56.
ISSN: 2301 – 816X. Lampung.
Sari, Laela dan Tresnawati Purwadaria. 2004. Pengkajian
Nilai Gizi Hasil Fermentasi Mutan Aspergillus
nigerpada Subsrat Bungkil Kelapa dan Bungkil
Inti Sawit. Biodiversitas Vol 5 no.2 Hal : 48 – 51.
Bogor.
Saono, S., 1974.Pemanfaatan Jasad Renik dalam
Pengolahan Hasil Sampingan/Sisa – sisa Produksi
Pertanian. Berita LIPI.
Sinurat. A.P, et.al., 1996. Nilai Gizi Bungkil Inti Sawit
Terhadap Penampilan Ayam Pedaging Strain
Bromo. Tesis Program Pasvca Sarjana Unibraw,
Malang.
Sonata, M.A., M. Sulhi dan azrita.Subtisusi Tepung
Kedelai dengan Tepung Enceng Gondok Hasil

11

JURNAL RUAYA VOL. 4. NO .1. TH 2016
FPIK UNMUH-PNK
Fermentasi dalam Formulasi Pakan Terhadap
Sintasan dan Pertumbuhan Benih Ikan Gurami
(Osphronemus gouramy Lac). Skripsi Universitas
Bung Hatta. Padang.
Sudjana, 1992. Metode Statistika. Tarsiti. Bandung
Sukaryana, Y. et.al,. 2013. Optimalisasi Pemanfaatan
Bungkil Inti Sawit, Gaplek dan Onggok melalui
Teknologi Fermentasi dengan Kapang Berbeda
sebagai Bahan Pakan Ayam Pedaging. Jurnal
Penelitian Terapan, Vol. 13(2) : 70 – 77. ISSN :
1410 – 5020. Bandar Lampung.

ISSN 2541 - 3155
Yandes.Z, ridwan.A dan ing. M. 2003. Pengaruh
Pemberian Selulosa Dalam Pakan Terhadap
Kondisi
Biologis
Benih
Ikan
Gurami
(Osphronemus gourami Lac). Jurnal lktiologi
Indonesia, 3 ( l ). 27-33.
Zuraida, at.al,. 2013. Efektivitas Penambahan Cairan
Rumen Domba terhadap Penurunan Serat Kasar
Bungkil Kelapa sebagai Bahan Baku Pakan Ikan.
Jurnal Akukultur Rawa Indonesia, 1(2): 117 – 126.
ISSN : 2302 – 2960. IPB. Bogor.

12