AIRMANSHIP PADA PILOT MASKAPAI PENERBANGAN DI

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSIONAL DAN
AIRMANSHIP PADA PILOT MASKAPAI PENERBANGAN DI
INDONESIA
Skripsi
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi
Program Studi Psikologi

Disusun Oleh :
Bonavantura Dinar Dwi Putra
099114094

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI
FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2014

i

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

SKRIPSI

HUBT]NGAN ANTARA KDCERDASAIT EMOSIONAL D AII AIRIIUNSflIP

PADA PILOT MASKAPAI PENERBANGAI{ DI INIX)I\IESIA

Telah disetujui oleh:


Dosenpembimbing

@-

P. Henri€fia P.D.A.D.S, S.Psi.,

'i

M.A.

Tanggal:

I9AtE

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI

TERPUJI

SKRIPSI

E[,BT]NGAI{ ANTARA KECERI}ASAN EMOSIONAL

D

NI

AIfrI}{ANSNIP

PADA PILOT MASKAPAI PENERBANGAI\I DI INDONESIA
Dipersiapkan dan ditulis oleh

$ffi4
't'g

AUG


?tll

SanataDharma

Dr. T. Priyo l[idiyanto, M.Si.

ltl

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

PER}IYATAAI\I KEASLIAN
{ARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya

folis ini


tidak memuat karya atau bagian dari karya orang lain, kecuali yang telah
disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana lapknya sebuah karya

ilmiah.

Yogyakarta,

lg

b,/"+,1

Bonavantura Dinar Dwi Putra

099114094

lV

d. of t4


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSIONAL DAN
AIRMANSHIP PADA PILOT MASKAPAI PENERBANGAN DI
INDONESIA
Bonavantura Dinar Dwi Putra
ABSTRAK
Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif korelasional yang bertujuan untuk mengetahui
hubungan antara Kecerdasan Emosional dan Airmanship pada Pilot. Hipotesis pada penelitian ini
adalah ada hubungan positif yang signifikan antara Kecerdasan Emosional dan Airmanship pada
Pilot. Subjek penelitian ini adalah 52 orang yang berprofesi sebagai seorang pilot di Indonesia
yang dipilih dengan metode Convenience sampling. Pengambilan data dilakukan dengan
pengisisan skala kecerdasan emosional dan airmanship. Koefisien reliabilitas skala kecerdasan
emosional dengan 47 item sebesar 0,950, sedangkan koefisien reliabilitas pada skala airmanship
dengan 14 item sebesar 0,877. Analisis data menggunakan analisis korelasi Person Product

Moment. Hasil analisis data menunjukkan bahwa koefisien korelasi antara kecerdasan emosional
dan airmanship sebesar 0,647 dengan taraf signifikan sebesar 0,000 (p < 0,05). Hasil analisis data
tersebut menunjukkan bahwa hipotesis diterima, yaitu ada hubungan positif yang signifikan antara
Kecerdasan Emosional dan Airmanship pada Pilot.
Kata kunci : kecerdasan emosional, airmanship, pilot.

v

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

THE CORRELATION BETWEEN EMOTIONAL INTELEGENCE AND
AIRMANSHIP AT AIRLINES PILOT IN INDONESIA
Bonavantura Dinar Dwi Putra
ABSTRACT
The study was a correlation quantitative research aimed to determine the relationship

between emotional intelligence and airmanship in pilot. The hypotheses was significant positive
correlation between emotional intelligence and airmanship in pilot. The subjects were 52 pilots in
Indonesia who selected by convenience sampling method. The reliability coefficient of emotional
intelligence scale obtained 47 items was 0.950 and the coefficient reliability of airmanship scale
obtained 14 items was 0.877. Data analysis used person product moment analysis. Data analyze
showed the correlation coefficient between emotional intelligence and airmanship is 0.647 with a
significance level 0.000 (p < 0.05). Result showed that hypothesis is accepted. There was a
significant positive correlation between emotional intelligence and airmanship in pilot.
Keywords: emotional intelligence, airmanship, pilot.

vi

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

LEMBAR PERNYATAAI\ PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH T]NTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertandatangan dibawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma
Nama

: Bonavantura Dinar

Nomormahasiswa

: 0991 14094

Dwi Putra

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan
Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:

TIUBUNGAN AI\TARA KECERDASAI\ EMOSIONAL DAN

AIRMANSHIP PADA PILOT MASKAPAI PENERBANGAN DI
INDONESIA

Beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan

kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan,
mengalihan dalam bentuk media lain, mengolahnya di internet atau media lain

untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta rjin dari saya maupun
memberikan royalty kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai
penulis.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal

: l5AAus{,4

Aolrt

Yangmenyatakan,

( Bonavantura Dinar Dwi Putra)

099114094

vl1

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

KATA PENGANTAR
Puji Syukur penulis panjatkan kepada Allah Bapa, Yesus Kristus atas
segala rahmat yangdiberikan sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir
sebagai mahasiswa psikologi. Penulis memiliki keyakinan yang besar kepada
Tuhan dan bertekun untuk menyelesaikan tugas akhir ini meskipun banyak
halangan dan kesulitas yang telah penulis alami selama proses penyelesaian tugas
akhir ini. Dengan semangat dan keyakinan ini, penulis mampu menyelesaikan
penulisan skripsi yang berjudul: “Hubungan Antara Kecerdasan Emosional dan
Airmanship pada Pilot Maskapai Penerbangan di Indonesia”. penulis juga
menyedari bahwa selain keyakinan akan Tuhan, ada banyak orang yang telah
membantu penulisan skripsi dan dalam kehidupan penulis selama menimba ilmu
di Fakultas Psikologi. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada
mereka yang telah memberikan warna-warni untuk menyelesaikan penulisan
skripsi ini. Mereka adalah:
1. Bapak Dr. Trasisius Priyo Widiyanto, M.Si. selaku Dekan Fakultas
Psikologi Universitas Sanata Dharma.
2. Ibu Ratri Sunar Astuti, M.Si. selaku Kepala Progran Studi Fakultas
Psikologi Unoversitas Sanata Dharma.
3. Ibu Passchedona Henrietta P.D.A.D.S, S.Psi., M.A. selaku dosen
pembimbing skripsi atas bimbingan dan kesabarannya
4. Bapak Cornelius Siswa Widyatmoko, M.Psi. selaku dosen pembimbing
akademik atas perhatian dan dukungan yang telah diberikan.

viii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

5. Dr. A. Priyono Marwan, S.J. Selaku dosen Psikologi atas waktu dan
tenaga untuk tempat berbagi cerita dan pemberi motivasi di saat penulis
sedang dalam masalah.
6. Semua dosen dan karyawan (mas Gandung, mas Doni, Pak Gik) di
Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma yang mendampingi dan
membantu selama masa studi.
7. Keluarga penulis Bapak yang sekarang sudah ada di surga, Ibu, kakak atas
doa dan semangat yang tidak berhenti sampai kapanpun.
8. Sahabat seperjuangan disaat kuliah ini Boy, Sunu, Rani, Lala, Rea, Ginza,
Jablay, Putri, Pakde, Andang, Kibo, Gandring atas suka dan duka, canda
tawa selama ini.
9. Sahabat-sahabat ku yang telah mengisi hidup ku dari kecil hingga
sekarang Ogeg, Jojo, Tito, Miut, Yoka yang selalu memberikan semangat
untuk meraih cita-cita ku.
10. Teman-teman Psikologi angkatan 2009 dan berbagai angkatan atas
dinamika yang telah berjalan selama masa studi.
11. Capt. Kuntardi, terimakasih telah membantu peneliti dalam proses
penelitian ini, serta teman-teman pilot lainnya yang telah bersedia
membantu.
12. Seorang wanita yang selalu memberikan cinta kasihnya, dukungan dan
selalu menjadi tempat berbagi suka duka-ku selama 4 tahun ini dan untuk
selamanya "Ratna Ayu Pratama".

ix

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

Penulis juga menyadari ketidaksempurnaan skripsi ini. Oleh karena itu,
penulis menerima segala bentuk kritik dan saran untuk melengkapi skripsi ini.

Yogyakarta,
Penulis
Bonavantura Dinar Dwi Putra

x

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL........................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING ................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI ........................................................... iii
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ........................................ iv
ABSTRAK ......................................................................................................... v
ABSTRACT ......................................................................................................... vi
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA........... vii
KATA PENGANTAR ........................................................................................ viii
DAFTAR ISI ...................................................................................................... xi
DAFTAR TABEL ............................................................................................... xiv
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xv
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah .................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................. 8
C. Tujuan Penelitian .............................................................................. 9
D. Manfaat Penelitian ............................................................................ 9

xi

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

BAB II LANDASAN TEORI ............................................................................. 10
A. Airmanship ........................................................................................ 10
1. Definisi Airmanship ........................................................ 10
2. Aspek-aspek airmanship ................................................. 11
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi airmanship .............. 14
B. Kecedasan Emosional ....................................................................... 16
1. Definisi Kecerdasan Emosional ...................................... 16
2. Aspek-aspek Kecerdasan Emosional .............................. 17
3. Dampak dari Kecerdasan Emosional .............................. 19
C. Dinamika Hubungan Antara Kecerdasan Emosional dan Airmanship
pada Pilot........................................................................................... 19
D. Bagan Penelitian................................................................................ 23
E. Hipotesis............................................................................................ 24

BAB III METODOLOGIPENELITIAN............................................................. 25
A. Jenis Penelitian .................................................................................. 25
B. Variabel Penelitian ............................................................................ 25
C. Definisi Operasional ......................................................................... 25
D. Subjek Penelitian............................................................................... 27
E. Metode dan Alat Pengumpulan Data ................................................ 27
F. Validitas dan Reliabilitas .................................................................. 30
1. Validitas .......................................................................... 30
2. Seleksi Item ..................................................................... 31

xii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

3. Reliabilitas ...................................................................... 32
G. Metode Analisis Data ........................................................................ 33

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .................................... 34
A. Pelaksanaan Penelitian ...................................................................... 34
B. Deskripsi Subjek Penelitian .............................................................. 35
C. Deskripsi Data Penelitian .................................................................. 36
D. Hasil penelitian.................................................................................. 36
1. Uji Asumsi Penelitian ..................................................... 36
a. Uji Normalitas ........................................................... 36
b. Uji Linearitas............................................................. 38
2. Uji Hipotesis ................................................................... 39
E. Pembahasan ....................................................................................... 40

BAB V PENUTUP .............................................................................................. 43
A. Kesimpulan ....................................................................................... 43
B. Saran.................................................................................................. 43
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 45
LAMPIRAN ........................................................................................................ 48

xiii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

DAFTAR TABEL
Tabel 1

: Data kecelakaan transportasi udara tahun 2007-2012
(http://www.dephub.go.id ) ......................................................... 3

Tabel 2

: Prosentase perkiraan faktor penyebab kecelakaan transportasi
udara tahun 2007-2012 (http://www.dephub.go.id ) ................. 3

Tabel 3

: Pemberian Skor Skala Kecrdasan Emosional.......................... 28

Tabel 4

: Blueprint Kecerdasan Emosional Sebelum seleksi item ......... 29

Tabel 5

: Blueprint airmanship sebelum seleksi item ............................ 30

Tabel 6

: Blueprint Kecerdasan Emosional setelah seleksi item ............ 31

Tabel 7

: Blueprint airmanship setelah seleksi item ............................... 32

Tabel 8

: Deskripsi Usia Subjek ............................................................. 35

Tabel 9

: Deskripsi Jenis Kelamin Subjek .............................................. 35

Tabel 10

: Hasil Perbandingan Mean Teoritis dan Mean Empiris............ 36

Tabel 11

: Uji Normalitas Kecerdasan Emosional ................................... 37

Tabel 12

: Uji Norlmalitas Airmanship .................................................... 38

Tabel 13

: Uji Linearitas ........................................................................... 39

Tabel 14

: Uji Hipotesis ............................................................................ 40

xiv

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1

: Skala Kecerdasan Emosional dan Airmanship sebelum
seleksi item .................................................................... 49

Lampiran 2

: Skala Kecerdasan Emosional dan Airmanship setelah
seleksi item .................................................................... 54

Lampiran 3

: Uji Reliabilitas ............................................................. 59

Lampiran 4

: Uji Normalitas ............................................................. 65

Lampiran 5

: Hasil Uji Linearitas...................................................... 66

Lampiran 6

: Hasil Uji Hipotesis ...................................................... 67

xv

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sarana transportasi merupakan komponen utama dan sangat penting
dalam kehidupan manusia (Aminah, 2005). Transportasi merupakan alat vital
dalam perkembangan manusia, baik dalam hal pemerataan penduduk
(transmigrasi),

perekonomian,

pertumbuhan

industri,

kemudahan

dan

penciptaan sebuah peradaban baru yang lebih modern (Abadi, 2011).
Transportasi secara garis besar dibagi menjadi tiga, yaitu transportasi
udara (pesawat udara dan helikopter), transportasi darat (bus, kereta api,
mobil, sepeda motor, becak) dan transportasi air (kapal feri dan kapal laut)
(http://id.wikipedia.org/wiki/Transportasi_umum). Salah satu transportasi di
Indonesia yang perkembangannya semakin pesat adalah transportasi udara
(Abadi, 2011).
Dewasa ini, transportasi udara di Indonesia semakin dibutuhkan oleh
segala kalangan (Abadi, 2011). Pada tahun 2010 total jumlah penumpang
sebanyak 53.010.953 juta, pada tahun 2011 sebanyak 68.112.338 juta orang
dan pada tahun 2012 tercatat total penumpang yang di angkut oleh maskapai
penerbangan nasional berjadwal berjumlah 72.472.054 orang dimana
63.625.129 orang merupakan penumpang domestik dan 8.846.925 merupakan
penumpang internasional (http://hubud.dephub.go.id, 8 Febuari 2013). Dari

1

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

2

data tersebut terlihat bahwa setiap tahun terjadi peningkatan jumlah
penumpang yang pesat.
Peningkatan yang pesat tersebut, sayangnya tidak didukung oleh
kondisi yang ada. Akhir-akhir ini kondisi yang sangat memprihatinkan terjadi
dalam dunia penerbangan. Kecelakaan pesawat terbang sering terjadi. Hal
tersebut sangat memprihatinkan, karena banyak memakan korban jiwa akibat
kecelakaan tersebut. Kondisi tersebut dapat berdampak negatif dalam dunia
penerbangan yang membuat kepercayaan masyarakat akan kenyamanan dan
keselamatan transportasi udara menurun. Bahar (2009) menyatakan bahwa
pada 16 April 2007, FAA (Federal Aviation Administration) menurunkan
peringkat Indonesia ke kategori 2 (gagal) karena Indonesia tidak memenuhi
standar pengawasan keselamatan penerbangan yang telah di tetapkan ICAO
(International Civil Aviation Organitation).
Data investigasi kecelakaan dan penyebab kecelakaan transportasi
udara di Indonesia yang dicatat oleh Komite Nasional Keselamatan
Transportasi (KNKT) tahun 2007-2012 adalah

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

3

Tabel 1.
Data kecelakaan transportasi udara tahun 2007-2012

Tahun

Jumlah Kecelakaan

2007
21
2008
21
2009
21
2010
18
2011
32
2012
27
Total
140
Sumber : http://www.dephub.go.id

Jenis Kecelakaan
Kecelakaan
Kecelakaan
serius
15
6
14
7
13
8
8
10
19
13
13
14
82
58

Korban Jiwa
Korban
Korban
Meninggal Luka-luka
125
10
6
2
40
9
5
46
71
8
56
9
303
84

Berdasarkan data pada tabel 1 tersebut menunjukkan bahwa dari tahun 2007
hingga tahun 2012 telah tercatat sebanyak 140 kecelakaan pesawat yang
memakan korban sebanyak 387 jiwa, dimana korban meninggal sebanyak 303
jiwa dan korban luka-luka sebanyak 84 jiwa.
KNKT juga memberikan data tentang faktor-faktor penyebab
kecelakaan transportasi udara tahun 2007-2012.
Tabel 2.
Prosentase perkiraan faktor penyebab kecelakaan transportasi udara tahun
2007-2012
2007 2008
2009
Faktor
15
6
12
Manusia
Teknis
5
12
9
Lingkungan
1
3
0
Sumber : http://www.dephub.go.id

2010

2011

2012

Total

9

23

16

82

8
1

7
2

4
2

45
8

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

4

Berdasarkan hasil prosentase KNKT tersebut, faktor penyebab kecelakaan
transportasi udara 60,71% disebabkan oleh faktor manusia, 32,86%
disebabkan oleh teknis dan 6,43% disebabkan oleh lingkungan.
FAA dalam Bahar (2009), menyebutkan bahwa penyebab kecelakaan
penerbangan ada 3 faktor, yaitu faktor cuaca (13,2%), faktor armada (27,1%),
dan faktor manusia (66,7%). Lebih lanjut FAA menyatakan bahwa indikasi
kecelakaan yang terjadi di Indonesia diakibatkan kecakapan penerbang (pilot)
yang kurang baik (Bahar, 2009). Berdasarkan sumber-sumber tersebut dapat
dilihat bahwa faktor terbesar yang menyebabkan kecelakaan pesawat adalah
faktor manusia, yaitu kecakapan pilot.
Carig (dalam Alhial, 2007) mengatakan bahwa pilot lah yang
menyumbang faktor manusia terbesar dalam kecelakaan pesawat. Menurut
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI, http://kbbi.web.id/) pilot adalah orang
yang bertugas mengemudikan sebuah pesawat terbang. Pilot memiliki
tanggung jawab yang sangat besar dalam menjalankan profesinya serta
tuntutan untuk dapat menjamin keselamatan para penumpang hingga ke kota
tujuan (Bahar, 2009). Tanggung jawab seorang pilot terlihat sangat berat dan
dapat berakibat fatal karena pesawat udara merupakan transportasi yang tidak
memiliki landasan pijak (Bahar, 2009).
Berdasarkan hasil wawancara peneliti kepada seorang pilot di bandara
Halim Perdana Kusuma Jakarta pada tanggal 13 Juli 2013, mengatakan bahwa
dalam mengemudikan pesawat terbang seorang pilot menghadapi risiko sangat
banyak. Tidak jarang dihadapkan dengan kondisi yang sangat mendesak

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

5

seperti adanya gangguan fungsi mesin atau gangguan cuaca. Sedikit saja
kesalahan yang dilakukan pilot dalam menanggulangi keadaan tersebut akan
berakibat fatal dalam penerbangannya. Salah seorang pilot lain juga
menambahkan, bahwa seorang pilot harus memiliki sikap yang tenang dan
tidak gegabah (wawancara, 13 Juli 2013).
Carig (dalam Ahlial, 2007) mengatakan bahwa untuk menjadi seorang
pilot, seseorang harus memiliki airmanship. Airmanship adalah kemampuan
pilot untuk menggabungkan pengetahuan, keterampilan dan pengalaman yang
menuntut dirinya untuk dapat mengambil keputusan dalam segala situasi
(Ahlial, 2007). Landasan dari airmanship adalah pengetahuan, keterampilan
dan sikap (www.skybrary.aero). Marsekal TNI (Purn) Chappy Hakim
(www.tni.mil.id)

mengatakan

bahwa

dalam

membangun Airmanship

seorang Airman harus memiliki pengetahuan yang memadai mengenai
penerbangan. Pengetahuan bersifat dinamis karena itu harus terus dipelajari
dan diperdalam baik dengan belajar maupun dengan pengalaman. Pengetahuan
yang memadai merupakan modal dasar keterampilan (Skill). Sedangkan sikap
(Attitude) bersifat spesifik pada jiwa seseorang dan berhubungan dengan
pengambilan keputusan seseorang yang harus diambil. Dari ketiga hal tersebut
akan

menghasilkan Capabilities (kemampuan)

bagi

seorang Airman

(www.tni.mil.id, 2010). Jika seorang pilot telah memiliki airmanship tersebut,
maka dia dapat diandalkan dalam menghadapi segala situasi untuk
memberikan keselamatan pada dirinya, awak pesawat, penumpang dan
pesawatnya (Ahlial, 2007).

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

6

Kern (2010) menyatakan bahwa ada beberapa hal yang dapat
mempengaruhi airmanship, yaitu: pemahaman tentang keadaan diri sendiri,
keadaan pesawat, anggota kelompok, lingkungan sekitar, risiko yang dihadapi
dan tugas yang akan dilakukan. Seorang pilot membutuhkan kemampuan
untuk memahami keadaan diri sendiri orang lain dan lingkungan. Penelitian
Alkov, Borowsky, dan Gaynor (dalam Anjani, 2008) menyatakan bahwa pilot
yang tidak dewasa, kurang stabil dan tidak menyadari kekurangan dirinya
merupakan pemicu terjadinya kecelakaan pesawat. Sebagai contoh Anjani
(2008) menyatakan sewaktu-waktu pesawat dapat mengalami cuaca buruk dan
membuat setiap penumpang ketakutan. Dalam keadaan seperti itu, pilot harus
mampu bersikap tenang dan memiliki rasa empati untuk memahami keadaan
penumpangnya,

serta

dapat

bertindak

untuk

mengatasi

ketakutan

penumpangnya. Disisi lain, pilot harus mampu bekerja sama, karena seorang
pilot tidak dapat bekerja sendiri dan akan selalu berinteraksi dengan crew
lainnya untuk menjalani tugasnnya (Anjani, 2008). Kemampuan untuk
memahami diri, berempati dan berinteraksi dengan sosial ini termasuk dalam
kecerdasan emosional.
Kecerdasan emosional didefinisikan sebagai kemampuan seseorang
dalam mengenali diri sendiri dan perasaan orang lain, dapat memotivasi diri
sendiri serta mampu dalam mengelola emosi dengan baik pada diri sendiri
maupun dalam berhubungan dengan orang lain (Goleman, 1999). Salovey dan
Mayer (dalam Goleman, 1999) mengatakan bahwa kecerdasan emosional
merupakan sebuah kemampuan dalam mengendalikan dan memantau perasaan

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

7

sendiri dan orang lain, dan mampu menggunakan pikiran-pikiran tersebut
untuk mengarahkan tindakan dan pikiran. Goleman (1999) yang mengatakan
bahwa ada lima dasar yang membangun kecerdasan emosional, yaitu:
kesadaran atau mengelola diri sendiri, pengaturan diri, motivasi, empati dan
keterampilan sosial (mampu bekerja sama). Kecerdasan emosional memiliki
hubungan dengan beberapa hal seperti dalam penelitian yang dilakukan oleh
Risdiyanto (2007) memberikan hasil bahwa ada hubungan positif yang sangat
signifikan antara kecerdasan emosional dengan pengambilan keputusan yang
efektif di tempat kerja. Penelitian yang dilakukan oleh Yacub (2013)
menunjukkan bahwa adanya hubungan antara kecerdasan emosional dengan
disiplin kerja dimana ketika kecerdasan emosionalnya tinggi maka individu
tersebut memeiliki disiplin kerja yang baik.
Penelitian lain yang dilakukan oleh Luca dan Tarricone (2001)
memberikan hasil bahwa kecerdasan emosional sangat mendukung untuk
fokus dalam mengelola konflik, berkolaborasi dan berkomunikasi di dalam
tim. Kecerdasan emosional juga memiliki pengaruh terhadap penyesuaian
sosial pada diri individu (Nurdin, 2009). Sedangkan Saptoto (2010)
mengatakan bahwa kecerdasan emosional memiliki hubungan yang positif
dengan kemampuan coping adaptif. Coping adaptif merupakan proses kognitif
yang disertai perilaku untuk menyesuaikan diri dalam keadaan mendesak yang
timbul dari hubungan individu dan lingkungan. Dilihat dari beberapa hasil
penelitian, ditemukan bahwa pengambilan keputusan, disiplin kerja,
mengelola konflik dalam tim serta kemampuan coping adaptif dapat

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

8

dipengaruhi oleh kecerdasan emosional setiap individu. Penelitian yang
dilakukan Dhani (2005) dikatakan bahwa kecerdasan intelektual dan
keterampilan tidak menjamin seorang pilot dapat menjalankan tugasnya
dengan lancar karena kecelakaan pesawat sering terjadi, oleh sebab itu
dibutuhkan sebuah pengendalian emosi agar seorang pilot dapat mengatasi
sebuah permasalahan dan mengambil keputusan dengan cepat.
Kesuksesan setiap orang dalam bekerja tidak semata-mata dipengaruhi
oleh keterampilan dan intelektual yang tinggi, tetapi juga harus didasarkan
oleh kecerdasan emosional yang baik pula (Goleman, 2005). Goleman (2005)
juga mengatakan bahwa, kecerdasan emosional dapat membantu seorang
karyawan dalam menjalankan tugasnya, selain itu dapat memotivasi para
karyawan untuk melakukan perilaku yang positif sehingga dapat membangun
relasi sosial dalam lingkungannya. Hal tersebut dapat mendukung seorang
pilot dalam menerapkan kemampuannya dalam mengendalikan pesawat guna
mencapai keselamatan penerbangan, dimana seorang pilot harus dapat berelasi
sosial di dalam lingkungan kerjanya, menjalankan tugasnya dan mengontrol
dirinya sendiri (Kern, 2010).

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah apakah ada hubungan antara kecerdasan emosional dan
airmanship pada pilot maskapai penerbangan di Indonesia?

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

9

C. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara
kecerdasan emosional dan airmanship pada pilot maskapai penerbangan di
Indonesia.

D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Memberikan sumbangan ilmiah dalam bidang psikologi terutama
berkaitan dengan kecerdasan emosional dan airmanship pada pilot.
Penelitian ini juga dapat dijadikan dasar penelitian lanjutan mengenai
kecerdasan emosional ataupun jiwa airmanship pada konteks yang
lainnya.
2. Manfaat Praktis
Hasil penelitian ini dapat merjadi bahan evaluasi bagi setiap orang
yang berprofesi sebagai pilot dalam menilai kemampuannya dan bagi
airlines untuk mengevaluasi kemampuan para pilotnya.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

BAB II
LANDASAN TEORI

A. AIRMANSHIP
1. Definisi airmanship
Airmanship sangat melekat pada profesionalisme penerbang.
Menurut Kern (1997) airmanship adalah kemampuan dalam melakukan
pertimbangan dengan baik berdasarkan pengetahuan yang dimiliki serta
disiplin-disiplin dalam penerbangan yang dilakukan secara sistematis guna
mencapai keselamatan penerbangan. Airmanship dapat juga diartikan
sebagai

kemampuan

pilot

untuk

menggabungkan

pengetahuan,

keterampilan dan pengalaman yang menurut dirinya untuk dapat
mengambil keputusan dalam segala situasi (Ahlial, 2007).
Pengertian airmanship pada training development support unit
(dalam Spencer and Ebbage, 2003) merupakan kemampuan untuk
melakukan serentetan tindakan yang efektif berdasarkan pengetahuan yang
dimiliki serta sikap profesional guna mencapai tujuan penerbangan. Dalam
buku Vector (2002) mengatakan bahwa airmanship adalah suatu tindakan
yang dilakukan berdasarkan keadaan yang sadar untuk melihat apa yang
terjadi dengan menggunakan pengetahuan, keterampilan serta disiplin diri.
Pengertian airmanship dari the aviation theory (dalam Spencer and
Ebbage, 2003) adalah suatu keterampilan, sikap serta pengetahuan yang

10

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

11

dibawa dalam melaksanakan tugas penerbangan. Hal tersebut meliputi
perhatian terhadap penumpang, kondisi pesawat, kesopanan terhadap
sesama

pengguna

lapangan

terbang

dan

kedisiplin

diri

dalam

mempersiapkan penerbangan secara professional. Spencer and Ebbage
(2003) mengatakan bahwa airmanship adalah kemampuan untuk
melakukan pertimbangan dengan baik, menunjukkan disiplin penerbangan
yang tidak bisa diganggu gugat dan menunjukkan kemahiran dalam
menerbangkan pesawat.
Dari beberapa definisi airmanship yang telah dikemukakan oleh
beberapa tokoh, peneliti menyimpulkan bahwa airmanship adalah sebuah
kemampuan yang dimiliki untuk melakukan suatu tindakan berdasarkan
pengetahuan, ketrampilan serta disiplin diri dalam mengendalikan pesawat
guna mencapai keselamatan penerbangan.
2. Aspek-Aspek airmanship
Spencer and Ebbage (2003) mengatakan bahwa airmanship
memiliki tiga dasar atau pondasi yang membangunnya. Tiga dasar tersebut
adalah:
a. Pengetahuan (knowledge)
1) Pengetahuan akan pesawat
Memahami bagian-bagian sistem dari pesawat, prosedur
darurat, otomatisasi kokpit, karakteristis penerbangan pesawat dan
batasan pengoperasian.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

12

2) Pengetahuan akan lingkungan
Memahami keadaan dari lingkungan dan pengaruhnya
dalam

mengendalikan

pesawat,

memahami

peraturan

dari

lingkungan sekitar, memahami lingkungan organisasi.
3) Pengetahun akan risiko
Memahami sebuah risiko agar membentuk disiplin,
keahlian dan ketangkasan, pengetahuan.
b. Keterampilan (skill)
1) Keterampilan fisik
Kemampuan atau keterampilan dalam terbang, navigasi,
instrument penerbangan, penanganan dalam keadaan darurat,
bertahan hidup.
2) Keterampilan dalam mengelola kokpit
Menghindari segala sesuatu yang membuat menjadi bias
dan mampu mengelola segala informasi.
3) Keterampilan dalam berkomunikasi
Selalu

waspada

dalam

mengamati

komunikasi,

menggunakan komunikasi yang tepat, aktif dalam mendengarkan
dan menyelidiki komunikasi hingga selesai.
4) Keterampilan kognitif
Memahami dan menjaga segala situasi dengan sadar,
memiliki kemampuan dalam memecahkan masalah dan membuat

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

13

sebuah keputusan, memahami dan mengelola beban kerja dan
mampu melakukan penilaian pada diri sendiri.
5) Keterampilan dalam kelompok (tim)
Mampu dalam memantau pekerjaan, memimpin atau
berinisiatip, mampu dalam berinteraksi atau berkomunikasi dalam
kelompok serta dapat mengkoordinasi dan membuat sebuah
keputusan.
c. Sikap (attitudes)
1) Sikap yang berbahaya
Memahami lima sikap berbahaya yang harus dicegah dan
dapat berdampak pada airmanship. Lima sikap itu adalah anti atas
otoritas, tindakan yang impulsive, invulnerability (kekebalan),
terlalu percaya diri dan gampang menyerah.
2) Profesionalisme
Memahami ruang lingkup dan mewujutkan prinsip atau
dasar dari airmanship.
3) Kemajuan diri
Mengembangkan kebutuhan sebagai alasan atau dorongan
untuk mempelajari kehidupan. Memahami sayarat yang ada utuk
menilai diri dan mengembangkan kemampuan untuk memperoleh
hasil yang baik.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

14

4) Disiplin
Disiplin dalam persiapan penerbangan, mentaati disiplin
penerbangan (perawatan, cara bekerja dan kebijaksanaan regulasi),
pengetahuan dan keterampilan dalam pemeliharaan, evaluasi
setelah penerbangan dan disiplin diri (mengelola stress dan
mengelola sikap).
Aspek airmanship yang digunakan dalam penelitian ini adalah
pengetahuan (knowledge), kemampuan / keterampilan (skill) dan sikap
(attitudes) yang dikemukakan oleh Spencer and Ebbage (2003).

3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi airmanship
Ada lima faktor-faktor yang mempengaruhi airmanship menurut
Kern (2010), yaitu:
a. Diri sendiri
Setiap tindakan yang dilakukan individu tidak lepas dari emosi.
Maka, seorang pilot harus mengetahui batasan-batasan pada dirinya,
bagaimana kemampuan yang dimiliki dan bagaimana sebaiknya
memberikan yang terbaik dalam penerbangan. Dengan demikian,
seorang pilot akan menjadi lebih berhati-hati dalam menjalankan
tugasnya.
b. Orang lain
Tidak semua individu akan memiliki pendapat yang sama.
Namun, dalam melaksanakan tugas secara efektif, pilot akan selalu

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

15

melakukan interaksi dengan orang-orang yang mendukung proses
penerbangan seperti pilot lain (captain or co-pilot), petugas lalu lintas
udara, crew cabin dan crew darat.
c. Pesawat
Sebuah pesawat tidak selamanya akan berfungsi dengan baik,
ada saatnya pesawat akan mengalami sebuah trouble. Dengan
demikian,

seorang

pilot

harus

mengetahui

pesawat

yang

dikemudikannya dengan baik, seperti sistem, kinerja dan bagaimana
melakukan penanganan dan prosedur darurat pada pesawat tersebut.
d. Lingkungan
Pilot harus memahami kondisi lingkungan disekitarnya, seperti
lingkungan fisik (cuaca dan udara), peraturan dan lingkungan
organisasi. Ada kalanya lingkungan fisik seperti cuaca tidak sesuai
harapan (buruk) yang membuat ketidaknyamanan dalam penerbangan.
Dengan mengetahui keadaan tersebut seorang pilot dapat mencari
solusi-solusi yang terbaik untuk keluar dari sebuah masalah dalam
penerbangannya.
e. Tugas dan risiko
Seorang pilot memiliki tanggung jawab dalam menghantarkan
para penumpang ke tujuan dengan selamat. Pilot harus menyadari
sepenuhnya apa tugasnya dan risiko apa yang melekat pada
pekerjaannya. Dengan begitu seorang pilot akan senantiasa sadar
bagaimana memberikan keselamatan dalam penerbangan.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

16

B. KECERDASAN EMOSIONAL
1. Definisi
Teori yang komprehesif tentang kecerdasan emosional diajukan
pada tahun 1990 oleh Salovey dan Mayer. Definisi kecerdasan emosional
menurut Salovey dan Mayer (dalam Goleman, 1999) adalah kemampuan
dalam memahami perasaan sendiri dan orang lain, serta menggunakan
perasaan-perasaan itu untuk memandu pikiran dan tindakan.
Beberapa tahun setelah Salovey dan Mayer mengajukan teori
tentang kecerdasan emosional, Daniel Goleman juga membahas hal yang
serupa.

Menurut

Goleman

(1999)

kecerdasan

emosional

adalah

kemampuan seseorang dalam memahami diri sendiri dan perasaan orang
lain, dapat memotivasi diri sendiri serta mampu dalam mengelola emosi
dengan baik pada diri sendiri maupun dalam berhubungan dengan orang
lain.
Lynn dan Adele (2002) dalam buku the emotional intelligence
activity book mengatakan bahwa kecerdasan emosional merupakan
dimensi dari kecerdasan yang bertanggung jawab untuk kemampuan diri
sendiri dan hubungan diri kita dengan orang lain. Bar-On (dalam Anjani,
2008) mendefinisikan kecerdasan emosional sebagai kemampuan individu
dalam mengenali diri sendiri dan orang lain, berelasi dengan orang lain,
beradaptasi serta berhadapan langsung dengan suatu kejadian agar
individu dapat berhasil dalam menghadapi tuntutan lingkungannya.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

17

Definisi kecerdasan emosional dari beberapa tokoh tersebut
memiliki persamaan yaitu mengatakan bahwa kecerdasan emosional
merupakan kemampuan dalam memahami perasaan diri sendiri dan orang
lain dalam berelasi di lingkungannya. Penelitian ini mengacu pada teori
kecerdasan emosional yang disusun oleh Goleman. Definisi kecerdasan
emosional yang digunakan dalam penelitian ini adalah

kemampuan

seseorang dalam memahami diri sendiri dan perasaan orang lain, dapat
memotivasi diri sendiri serta mampu dalam mengelola emosi dengan baik
pada diri sendiri maupun dalam berhubungan dengan orang lain (Goleman,
1999).

2. Aspek-Aspek Kecerdasan Emosional
Goleman (1999) dalam buku menyatakan ada lima dasar atau aspek
kecerdasan emosional. Lima aspek itu adalah :
a. Kesadaran diri
Mengetahui apa yang kita rasakan dan dapat digunakan dalam
memandu pengambilan keputusan diri sendiri. Disisi lain individu
memiliki tolok ukur yang sesungguhnya, mengenai kempampuan diri
dan kepercayaan diri yang kuat.
b. Pengaturan diri
Menangani emosi diri sendiri sehingga dapat berdampak positif
kepada pelaksanaan tugas, peka terhadap kata hati dan sanggup

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

18

menunda kenikmatan sebelum tercapainya suatu sasaran atau tujuan,
mampu untuk pulih dari tekanan emosi.
c. Motivasi
Menggunakan keinginan diri yang paling dalam untuk
menggerakkan dan menuntun diri menuju sasaran, membantu diri
untuk mengambil inisiatif dan bertindak secara efektif, dan untuk
bertahan menghadapi kegagalan dan frustasi.
d. Empati
Merasakan apa yang dirasakan orang lain, mampu memahami
perspektif orang lain, menumbuhkan hubungan saling percaya dan
menyesuaikan diri dengan bermacam-macam orang.
e. Keterampilan sosial
Mengendalikan emosi dengan baik pada saat berhubugan
dengan oramg lain dan dengan cermat membaca situasi dan jaringan
sosial, berinteraksi dengan lancar, menggunakan keterampilanketerampilan

tersebut

untuk

mempengaruhi

dan

memimpin,

bermusyawarah dan menyelesaikan perselisihan, dan untuk bekerja
sama dan bekerja dalam kelompok.
Aspek kecerdasan emosional yang digunakan dalam penelitian
ini adalah aspek-aspek yang dikemukakan oleh Goleman (1999), yaitu:
kesadaran diri, pengaturan diri, motivasi, empati dan keterampilan
sosial.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

19

3. Dampak dari Kecerdasan Emosional
Hasil penelitian Saptoto (2010) menunjukkan adanya hubungan
yang positif antara kecerdasan emosional dengan kemampuan coping
adaptif. Coping adaptif itu sendiri merupakan kemampuan yang dimiliki
oleh individu dalam proses aktivitas kognitif yang disertai aktivitas
perilaku untuk menyesuaikan diri secara cepat pada keadaan yang
mendesak atau menekan yang ditimbulkan dari hubungan individu dan
lingkungan.
Hasil dari penelitian lain yang dilakukan Luca dan Tarricone
(2001) mengatakan bahwa kcerdasan emosional sangat mendukung untuk
fokus mengelola konflik, berkolaborasi dan berkomunikasi di dalam tim.
Hal tersebut dapat memicu keberhasilan di dalam tim. Sebuah penelitian
lain yang dilakukan oleh Nurdin (2009) mengatakan bahwa kecerdasan
emosional dapat sangat mempengaruhi dalam hal penyesuaian soisal.
Penyesuaian sosial merupakan penyesuaian diri terhadap lingkungan
disekitarnya. Dari beberapa dampak tersebut dapat terlihat bahwa betapa
pentingnya kecerdasan emosional dalam mengelola konflik, berkolaborasi
dan berkomunikasi dengan lingkungannya (interaksi sosial).

C. DINAMIKA HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSIONAL
DAN AIRMANSHIP PADA PILOT
Kecerdasan emosional merupakan kemampuan seseorang dalam
memahami diri sendiri dan perasaan orang lain, dapat memotivasi diri sendiri

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

20

serta mampu dalam mengelola emosi dengan baik pada diri sendiri maupun
dalam berhubungan dengan orang lain (Goleman, 1999). Penelitian yang
dilakukan oleh Luca dan Tarricone (2001) mengatakan bahwa kecerdasan
emosional itu sendiri dapat memberikan dampak yang positif dalam mengelola
konflik, berkolaborasi dan berkomunikasi di dalam tim, karena hal tersebut
dapat memicu keberhasilan di dalam sebuah tim. Untuk dapat mengelola
konflik, berkolaborasi dan berkomunikasi, individu harus dapat menyesuaikan
diri dengan lingkungan sosialnya. Hal tersebut didukung oleh penelitian
Nurdin (2009) yang mengatakan bahwa kecerdasan emosional dapat
memberikan dampak dalam penyesuaian sosialnya dimana penyesuaian sosial
merupakan penyesuaian diri terhadap lingkungan di sekitarnya.
Dapat mengelola konflik, berkolaborasi, berkomunikasi dan dapat
menyesuaikan diri dengan lingkungan sosialnya sangat dibutuhkan dalam
dunia kerja, seperti yang telah di katakan oleh Goleman (2005) untuk
mencapai sebuah kesuksesan dalam dunia kerja tidak hanya kecerdasan
kognitif saja yang dibutuhkan namun juga kecerdasan emosional. Untuk
menjadi seorang pilot, tidak hanya kecerdasan kognitif saja yang dibutuhkan
namun seorang pilot juga harus memliki kecerdasan emosional yang baik.
Seorang pilot dalam menjalankan tugasnya akan selalu menghadapi sebuah
permasalahan serta akan selalu berinteraksi dengan orang-orang yang ada
disekitarnya untuk melakukan penerbangan. Dalam keadaan tersebutlah
seorang pilot membutuhkan kecerdasan emosional yang baik.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

21

Pilot yang memiliki kesadaran diri dan pengendalian diri yang baik,
akan mampu mengetahui dan memahami batasan kemampuan dirinya dan apa
yang sedang dia rasakan, sehingga seorang pilot tidak mudah larut dan
dikuasai oleh emosi. Dengan demikian pilot dapat berpikir secara jernih dalam
menghadapi

tantangan

dalam

tugasnya

dan

selalu

fokus

terhadap

pekerjaannya. Pilot yang memiliki kemampuan ini disebut memiliki
airmanship, yaitu kemampuan seorang pilot untuk dapat dengan tenang
mengendalikan pesawatnya dalam keadaan normal maupun dalam keadaan
emergency.
Kemampuan dalam motivasi dapat dilihat ketika seseorang memiliki
sikap optimis yang tinggi sehingga memiliki keyakinan diri. Bagi seorang
pilot kemampuan memotivasi diri sangat dibutuhkan untuk dapat melalui
permasalahan agar tidak frustasi. Pilot yang memiliki kemampuan tersebut
dapat senantiasa memiliki keyakinan dalam menjalankan tugasnya dan siap
dalam menghadapi segala risiko. Hal ini juga termasuk dalam kemampuan
airmanship pada pilot.
Seorang pilot tidak akan bekerja sendiri dalam menjalankan tugasnya.
Pilot yang dapat berempati dan memiliki keterampilan sosial akan lebih peka
dalam memahami apa yang dirasakan orang lain, mampu membaca keadaan di
lingkungan sekitarnya untuk dapat menyesuaikan diri dengan bermacammacam orang dan menumbuhkan rasa saling percaya. Hal tersebut dapat
mendukung untuk bekerjasama dengan orang-orang yang mendukung proses
penerbangan sehingga menciptakan penerbangan yang aman dan nyaman.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

22

Carig (dalam Ahlial, 2007) mengatakan bahwa untuk menjadi seorang
pilot, seseorang harus memiliki airmanship. Airmanship merupakan sebuah
kemampuan yang dimiliki untuk melakukan pertimbangan, disiplin diri dan
kemahiran dalam mengendalikan pesawat guna mencapai keselamatan
penerbangan. Pilot-pilot yang memiliki kecerdasan emosional yang tinggi
akan mampu mengendalikan pesawat dengan baik atau memiliki kemampuan
airmanship yang baik, sehingga mencapai keselamatan penerbangan.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

23

D. BAGAN PENELITIAN
Hubungan kecerdasan emosional dan airmanship
Bagan 1

Kecerdasan Emosional

Kesadaran
diri

Pengendalian
diri

 Menguasai diri

sendiri.
 Dapat berpikir
jernih.
 Dapat fokus
pada pekerjaan.

Memotivasi

 Optimis dan memiliki
keyakinan diri dalam
menjalankan
tugas
dan
menghadapi
risiko pada pekerjaan.

Empati

Keterampilan
sosial

 Dapat bekerjasama
dengan orangorang yang
mendukung proses
penerbangan.

airmanship
Memiliki
kemampuan
mengendalikan
pesawat guna mencapai keselamatan
penerbangan.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

24

E. HIPOTESIS
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah
dalam penelitian. Peneliti merumuskan hipotesis sebagai berikut: Kecerdasan
emosional memiliki hubungan secara positif dan signifikan dengan
airmanship. Semakin tinggi kecerdasan emosional maka semakin tinggi pula
airmanship nya.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A. JENIS PENELITIAN
Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif korelasional. Jenis
penelitian ini berguna untuk melihat apakah suatu variabel memiliki
keterkaitan dangan variabel lainnya (Azwar, 2012).

B. VARIABEL PENELITIAN
Variabel dalam penelitian ini adalah:
1. Variabel Bebas (X)

: Kecerdasan emosional

2. Variabel Tergantung (Y)

: Airmanship

C. DEFINISI OPERASIONAL
Tujuan dari definisi operasional untuk memberikan gambaran
bagaimana suatu variabel akan diukur sehingga, variabel harus memiliki
penjelasan dan pengertian yang sangat spesifik dan terukur (Mustofa, 2009).
Maka, definisi operasional ditulis untuk memperjelas pengertian dari setiap
variabel-variabel dalam penelitian ini. Definisi oeprasional dari penelitian ini
adalah:

25

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

26

1. Kecerdasan Emosional
Kecerdasan Emosional adalah kemampuan pilot dalam memahami
diri sendiri dan perasaan orang lain, dapat memotivasi diri sendiri serta
mampu dalam mengelola emosi dengan baik pada diri sendiri maupun
dalam berhubungan dengan orang lain. Kecerdasan emosional dalam
penelitian ini akan diukur menggunakan skala kecerdasan emosional. Di
dalam skala tersebut akan terdapat lima aspek yang dapat menggambarkan
kecerdasan emosional. kelima aspek tersebut adalah: Kesadaran diri,
pengaturan diri, motivasi, empati dan keterampilan sosial. Semakin tinggi
skor yang diperoleh, maka semakin tinggi pula Kecerdasan Emosional
pilot.
2. Airmanship
Airmanship adalah sebuah kemampuan yang dimiliki untuk
melakukan suatu tindakan berdasarkan pengetahuan, ketrampilan serta
disiplin diri dalam mengendalikan pesawat guna mencapai keselamatan
penerbangan. Pengukuran airmanship dalam penelitian ini menggunakan
skala airmanship yang disusun oleh peneliti dengan mengacu pada aspekapsek airmanship, aspek tersebut adalah: Pengetahuan, Kemampuan dan
sikap. Semakin tinggi skor yang diperoleh, maka semakin tinggi pula
airmanship pilot.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

27

D. SUBJEK PENELITIAN
Subjek dalam penelitian ini adalah orang yang berprofesi sebagai pilot
di maskapai-maskapai penerbangan yang ada di Indonesia. Metode sampling
yang digunakan dalam penelitian ini adalah Convenience Sampling.
Convenience Sampling merupakan teknik pengumpulan sampel yang
dilakukan secara kebetulan, dimana anggota populasi yang ditemui peneliti
diminta untuk menjadi responden dalam penelitian dan dijadikan sebagai
sampel (Sangadji dan Sopiah, 2010).

E. METODE DAN ALAT PENGUMPULAN DATA
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
dengan menyebarkan skala kecerdasan emosional dan skala airmanship
menggunakan program google docs yang ada di internet.
1. Skala kecerdasan emosional
Skala kecerdasan emosional disajikan dalam bentuk skala Likert
yang terdiri dari empat alternatif jawaban dari setiap itemnya, yaitu:
Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Tidak Setuju (TS), Sangat Tidak Setuju
(STS). Skala Likert merupakan jenis skala yang digunakan untuk
mengukur variabel penelitian yang merupakan fenomena sosial spesifik,
seperti sikap, pendapat dan persepsi sosial (Azwar, 1995).
Skala ini disusun oleh peneliti untuk kepentingan penelitian dengan
mengacu pada lima aspek kecerdasan emosional yang dinyatakan oleh

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

28

Goleman (1999) yaitu, Kesadaran diri, Pengaturan diri, Motivasi, Empati
dan Keterampilan sosial. Skala ini akan diisi oleh subjek secara individual.
Skala kecerdasan emosional ini terdiri dari dua pernyataan, yaitu
favorabel dan unfavorable. Farvorable merupakan sebuah pernyataan
indikator perilaku yang mendukung atribut yang ingin diukur, sedangkan
unfavorable merupakan sebuah pernyataan indikator perilaku yang tidak
mendukung atribut yang ingin diukur. Total item dalam sekala ini adalah
50 item yang terdiri dari 25 item farvorable dan 25 item unfavorable.
Berikut tabel pemberian skor skala kecerdasan emosional dan
blueprint yang digunakan dalam perancangan skala kecerdasan emosional.

Tabel 3
Pemberian Skor Skala Kecrdasan Emosional
Respon

Farvorabel

Unfavorabel

Sangat Setuju

4

1

Setuju

3

2

Tidak Setuju

2

3

Sangat Tidak Setuju

1

4

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

29

Tabel 4
Blueprint Kecerdasan Emosional Sebelum seleksi item
Aspek

Favorable

Unfavorable

Jumlah

Kesadaran diri

1,11,21,31,41

6,16,26,36,46

10

Pengaturan diri

2,12,22,32,42

7,17,27,37,47

10

Motivasi

3,13,23,33,43

8,18,28,38,48

10

Empati

4,14,24,34,44

9,19,29,39,49

10

Keterampilan

5,15,25,35,45

10,20,30,40,50

10

sosial
Jumlah

50

2. Skala airmanship
Skala airmanship disusun oleh peneliti dimana mengacu pada
aspek yang dikatakan oleh Spencer and Ebbage (20