Tonny Siahaan, Eko Yuli, Ahmad Paid, Yuwono Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir
ISSN 0854-5561 Hasil-Hasil Penelitian EBN Tahun 2017
ANALISIS KAPASITAS PENDINGINAN CHILLER VAC IEBE
Tonny Siahaan, Eko Yuli, Ahmad Paid, Yuwono
Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir
ABSTRAK
Telah dilakukan analisis terhadap kapasitas pendinginan chiller VAC IEBE. Chiller berfungsi untuk menghasilakn air dingin (chilled water) yang digunakan sebagai media pendingin udara pada sistem udara supply VAC IEBE. Kapasitas pendinginan menunjukkan kemampuan pendinginan sebuah mesin pendingin(water chiller) yang dapat diketahui dari beda temperatur air masuk dengan keluar mesin pendingin. Chiller yang terpasang di IEBE adalah merk YORK model YAEP jenis
reciprocating yang menggunakan refrigeran R22 sebagai media pendingin. Analisis kapasitas
pendinginan dimaksudkan untuk mengetahui apakah chiller sudah bekerja pada kapasitas maksimum. Analisis dilakukan terhadap data-data parameter operasi chiller seperti temperatur air masuk dan keluar mesin pendingin, kuat arus motor, kuat arus motor kompresor, tekanan discharge serta kuat arus motor pompa primer. Dari data pengukuran diketahui bahwa peresen kuat arus motor kompresor maksimum adalah 72 %. Dari hasil analisis diketahui bahwa mesin pendingin bekerja di bawah kapasitas air desain. Beda temperatur yang dicapai melebihi kemampuan desain diperkirakan karena laju alir yang memasuki chiller lebih rendah dari data desain. Untuk meningkatkan kapasitas pendinginan operasi, perlu dilakukan peningkatan laju alir air dingin dengan pengaturan ulang katup ataupun penambahan refrigeran.
Kata kunci: chiller sistem refrigerasi.
PENDAHULUAN Instalasi ELemen Bakar Eksperimental dirancang memiliki tiga fasilitas yang utama
yaitu Laboratorium FFL (Fuel Fabrication Laboratory), PCP (Pilot Conversion Plant) dan
[1]
Berilium Area. Sebagai INNR (Instalasi Nuklir Non Reaktor) masing-masing fasilitas
dilengkapi dengan sistem Ventilasi dan pengkondisian udara (VAC-Ventilation and Air
Conditioning) secara terpisah. Sistem VAC pada fasilitas nuklir berfungsi sebagai sarana
[2]
utama untuk menjamin keselamatan bagi pekerja radiasi didalam gedung dan lingkungan .
Sistem VAC dioperasikan untuk mengatur temperatur dan kelembaban udara di dalam
ruangan serta untuk menciptakan tekanan udara lebih rendah di dalam gedung
laboratorium dibandingkan dengan tekanan udara di luar gedung. Sistem VAC juga
menciptakan pola alir udara ruangan di dalam gedung sehingga udara mengalir dari ruang
berpotensi tingkat radioaktivitas rendah menuju ruangan dengan potensi radioaktivitas
yang lebih tinggi. Kemudian udara buang dialirkan ke lingkungan melalui cerobong setelah
terlebih dahulu disaring melewati filter HEPA sehingga udara yang dilepaskan ke
[1]
lingkungan berada dalam batas ambang keselamatan nuklir yang dipersyaratkan . Sistem
VAC terdiri dari sistem udara masuk (supply) dan sistem udara buang (exhaust).Chiller adalah salah satu peralatan utama untuk menciptakan kenyamanan udara
dengan mengatur temperatur dan kelembaban udara di dalam ruangan. Air dingin (chilled Hasil-Hasil Penelitian EBN Tahun 2017
ISSN 0854-5561
water) yang dihasilkan chiller disirkulasikan ke dalam AHU (Air Handling Unit) sistem udara
supply untuk pengkondisian udara ruangan. Air dingin yang mengalir didalam pipa-pipa koil
pendingin bersinggungan dengan udara atmosfer yang mengalir melalui celah-celah
bagian luar pipa oleh tarikan blower sistem udara supply dan selanjutnya udara terkondisi
didistribusikan ke dalam ruangan melalui saluran udara (ducting).Mesin pendingin (water chiller) yang terpasang adalah jenis torak (reciprocating) [3]
dengan pendingin udara (air cooled) buatan York dengan kapasitas pendinginan 749 kW .
Pada saat ini chiller terpasang dua unit (CH.01B dan CH.02B) dengan kapasitas
pendinginan yang sama sebagai pengganti unit yang terpasang sejak awal pembangunan
IEBE. Penggantian mesin dilakukan tanpa mengganti pompa sirkulasi air dingin (pompa
primer dan pompa sekunder) yang terpasang sebelumnya.Kapasitas aliran air dingin chiller lebih kecil dari kapasitas aliran pompa primer
sehingga dilakukan pengaturan katup yang terpasang pada pipa chiller. Dalam
pengoperasian chiller sering dilakukan penambahan air untuk mengkompensasi kebocoran
pada pipa-pipa koil pendingin yang terpasang pada AHU sistem udara supply. Analisis ini
dilakukan untuk mengetahui apakah chiller bekerja dengan kapasitas maksimum.Analisis kapasitas pendinginan chiller dilakukan dengan menganalisis data-data
operasi chiller seperti temperatur air masuk dan keluar chiller, tekanan suction dan
discharge refrigerant, persen kuat arus motor kompresor serta kuata arus motor pompa
primer. Hasil perhitungan dibandingkan dengan kapasitas pendingin sesuai data
perancangan mesin.Chiller bekerja menurut siklus refrigerasi kompresi uap dan menggunakan
refrigeran R22 sebagai media pendingin. Panas yang dikandung air akan diserap oleh
refrigeran melalui cooler dan kemudian dibuang ke udara lingkungan melalui kondensor
chiller.[4] Mesin pendingin sistem kompresi uap terdiri dari empat komponen utama yaitu:
evaporator, kompresor, kondensor, katup ekspansi yang dihubungkan oleh pipa sehingga
menjadi sebuah rangkaian tertutup dan di dalamnya mengalir refrigeran sebagai fluida
kerja(Gambar 1). Refrigeran menyerap panas di dalam evaporator dan berubah fasa dari
cair ke gas, kemudian dimampatkan di dalam kompresor sehingga terjadi kenaikan
tekanan gas refrigeran tersebut. Refrigeran berbentuk gas dialirkan ke dalam kondensor
akan mengalami perubahan fasa menjadi cair. Peristiwa kondensasi yang dialami
refrigeran disertai dengan pelepasan panas ke udara lingkungan yang dibantu oleh tiupan
udara kipas kondensor (condensor fan). Refrigeran cair yang bertekanan tinggi akan
mengalami penurunan tekanan(expansion) di dalam katup ekspansi dan kemudian
206 ISSN 0854-5561 Hasil-Hasil Penelitian EBN Tahun 2017
mengalir kembali ke dalam evaporator. Refrigeran gas bertekanan rendah dari evaporator
mengalir kembali ke dalam kompresor dan seterusnya mengikuti tahapan siklus berikutnya.
[4] Gambar 1. Diagram alir sistem refrigerasi kompresi uap
[3] Chiller IEBE buatan York dengan model YAEP 99V terdiri dari dua unit sistem
refrigerasi (sistem-1 dan sistem-2) dimana kedua evaporator digabungkan di dalam satu
unit tabung penukar kalor (heat exchanger) berbentuk silinder yang berfungsi sebagai
pendingin (cooler). Cooler terdiri dari sejumlah pipa-pipa kecil yang dirangkai sebagai
penukar kalor jenis shell and tube dimana refrigeran mengalir di dalam tube sedangkan
air mengalir pada bagian luar (shell). Satu unit chiller memiliki dua unit kompresor yang
dapat dioperasikan bergantian ataupun secara bersama-sama sesuai beban pendinginan
yang ada. Masing-masing kondensor terdiri dari empat unit kipas yang juga dapat diatur
pengoperasiannya sesuai beban pendingin. Chiller ini dioperasikan secara otomatik yang
dikendalikan dengan sistem micro based computerized dan dilengkapi dengan tampilan
parameter operasi pada panel kendali. Dalam Gambar 2 ditunjukkan diagram alir refrigeran chiller York jenis air cooled dengan dua sistem refrigerasi. Hasil-Hasil Penelitian EBN Tahun 2017
ISSN 0854-5561
[3] Gambar 2. Diagram alir refrigeran chiller dengan dua sistem refrigerasi
Untuk menjaga kesinambungan operasi maka sistem pengoperasian chiller ditetapkan satu
unit operasi dan satu unit lainnya sebagai cadangan. Selama tahun 2017 chiller yang
sering dioperasikan adalah Chiller CH.02B, maka analisis dipilih untuk unit CH.02B.METODOLOGI Kapasitas pendinginan chiller dapat diketahui dari jumlah kalor yang diserap
refrigeran ataupun jumlah kalor yang dilepaskan oleh air. Sesuai neraca kalor, maka
jumlah kalor yang diserap refrigeran adalah sama dengan kalor yang dilepaskan oleh air
di dalam cooler.[4] Jumlah kalor yang diserap refrigerant :
Q = m x (h )
f f d – h s
dimana : m f = laju alir refrigeran h d = entalpi refrigeran pada tekanan discharge kompresor h s = entalpi refrigeran pada tekanan suction kompresor Jumlah kalor yang dilepaskan air :
Q = m x c x (T )
w w p i – T o
dimana : m = laju alir air dingin (liter/detik) w o
= panas jenis air = 1 kCal/kg C = 4,18 kJ/det kg.oC
c p T = temperatur air memasuki chiller i
T = temperatur air keluar chiller o
208 ISSN 0854-5561 Hasil-Hasil Penelitian EBN Tahun 2017
Atau : Q
w
= m
w
x 4,18 x (T
i
o
) Dari data-data teknis chiller diketahui : Kapasitas pendinginan : 749 kW
- – T
Laju alir air maksimum : 40,5 liter/detik Dari data teknis pompa sirkulasi (pompa primer), kapasitas aliran : 190 m
3 /jam = 52,78
liter/detik. Kuat arus motor pompa primer : 42 A. Data-data operasi chiller dicatat selama
perioda bulan Maret 2017 sampai dengan Oktober 2017.HASIL DAN PEMBAHASAN
Tabel 1. Data hasil pengukuran
15
14
8
36 06-06 31,8 4,41 19,0 67 180 4,50 19,0 69 185
14
8
39 13-06 32,7 4,46 19,1 69 188 4,64 18,6 73 196
15
9
38 20-06 33,3 4,26 19,1 68 180 4,34 19,0 68 180
12
6
38 05-07 33,4 4,42 19,2 68 182 4,62 19,3 71 190
9
38 19-05 31,7 4,42 18,5 68 182 4,53 18,6 70 188
36 12-07 30,8 4,25 18,1 67 180 4,48 18,4 70 188
13
8
38 19-07 32,9 4,38 19,3 69 185 4,91 17,7 56 150
14
8
36 26-07 32,9 4,31 19,1 70 188 4,23 18,5 69 185
12
5
36 02-08 34,2 4,14 18,0 67 180 4,16 19,0 69 185
16
12
34
14 8 37,6 26-05 32,2 4,29 18,8 68 182 4,54 18,7 69 185
9
Tgl penga- matan
o
Temp lingk To (
o
C) System-1 System-2 Temp Air Kuat
Arus Pompa Primer
(A) Ps
(bar) Pd
(bar) Kuat Arus
Motor Ps
(bar) Pd
(bar) Kuat Arus
Motor Tin (
o
C) Tout (
C) % FLA % FLA
15
07-03 31,0 4,40 18,5 68 182 4,50 18,2 71 190
15 12 39,8 13-03 34,6 4,27 18,2 67 180 4,15 19,6 70 188
17 12 33,3 20-03 27,4 4,07 16,6 64 172 4,41 17,0 66 177
14 8 39,6 27-03 32,6 4,25 19,0 69 185 4,48 19,7 72 193
14
8
39 05-04 30,2 4,23 17,9 66 177 4,55 18,4 70 188
14 8 39,2 12-04 32,8 4,39 19,2 70 188 4,59 19,3 71 190 Hasil-Hasil Penelitian EBN Tahun 2017
Di bawah ini ditunjukkan hasil pengukuran dari bulan Maret sampai dengan bulan Oktober 2017.
15
10
39 04-05 29,9 4,34 17,8 66 177 4,50 18,1 69 185
14 8 38,5 12-05 32,9 4,47 19,7 70 188 4,59 19,4 72 193
15 9 39,5 19-04 34 4,37 19,7 70 188 4,48 18,1 70 188
ISSN 0854-5561
11-08 33,7 4,38 18,3 68 182 4,18 19,8 70 188
17
13
34 18-08 32,4 4,31 17,6 67 180 3,93 18,7 67 180
15
10
34 25-08 32,3 4,47 19,7 71 190 4,8 19,3 68 182
16 12 33,7 04-09 33,4 4,22 17,5 66 177 4,9 19,0 68 182
17 12 33,4 11-09 34,2 4,46 19,3 71 190 4,61 19,6 69 185
14
8
39 18-09 34,9 4,24 18,3 67 180 3,99 18,1 65 174
17
12
34 25-09 24,6 4,44 19,0 67 180 4,74 18,3 58 157
12 7 38,2 05-10 33,4 4,60 19,9 72 193 4,36 19,1 72 193
14
8
37 13-10 34,4 4,39 19,7 71 190 4,38 18,0 69 185
14
8
36 20-10 32,0 4,51 19,1 71 190 4,77 17,9 71 190
11
6
37 26-10 33,1 4,50 19,4 70 188 4,58 18,9 72 193
14
7
35 Untuk mengetahui kemampuan chiller dapat dilihat dari hubungan beda temperatur air
masuk dan keluar dengan amper pompa primer, persen amper motor rata-rata kompresor,
tekanan discharge rata-rata kompresor serta kondisi udara luar pada saat dilakukan
pencatatan (Tabel 2).Beda temperature air masuk dan keluar akan semakin besar jika kuat arus motor pompa
primer turun dan akan berkurang jika kuat arus motor primer naik. Dalam hal ini laju alir air
memasuki chiller ditunjukkan besar kuat arus pompa primer.Dari data spesifikasi teknis chiller diketahui laju alir air memasuki chiller adalah 40,5
liter/detik, maka beda temperatur air masuk dan keluar adalah : oC ΔT = 749/(4,18 x 40,5) = 4,4
Artinya dengan kapasitas pendinginan chiller sebesar 749 kW dengan laju alir air 40,5
o liter/detik maka beda temperatur air adalah 4,4 C.Sehubungan sistem chiller tidak memiliki alat ukur laju alir air (flowmeter), maka untuk
memperkirakan laju alir air dapat dibandingkan dengan hasil pengukuran kuat arus pompa
primer dalam persen terhadap kuat arus motor sesuai spesifikasi motor listrik penggerak
pompa. Motor listrik penggerak pompa primer adalah motor tiga fasa dengan daya 30 HP
dan kuat arus listrik 42 A. Pompa primer adalah pompa yang mensirkulasikan air ke dalam
chiller.
Tabel 2. Hubungan beda temperatur air dengan kuat arus motor
Temperatur Temperatur Air Kuat Arus Kuat Arus Tekanan lingkungan Masuk T Keluar T Beda Pompa Motor Discharge
in out o o o
T (
C) (
C) (
C) temperatur Primer Kompresor Kompresor
o o
(A) Rerata (%) Rerata (
C) Pd(bar)
32,0
11
6
5
37 71 18,5 32,9
12
5
7 36 69,5 18,8 33,3
12
6
6
38 68 19,05 24,6
12
7 5 38,2 62,5 18,65 30,8
13
8
5 38 68,5 18,25
210 C. Penurunan persen kuat arus kompresor ditandai
juga dengan turunnya tekanan discharge kompresor dan penurunan persen kuat arus
C. Jika
dibandingkan dengan kuat arus motor pompa primer 36 A, diiketahui persen kuat arus
motor kompresor sebesar 62,5 % dan tekanan discharge rata-rata kompresor 18,5 bar
dengan kondisi udara lingkungan 32,9 o10
12 7 39,8 69,5 18,35 34,2
15
34 67 18,15 31,0
5
10
15
39 70 18,9 32,4
5
15
12
34
38 71 18,85
6
9
15
9 6 39,5 70,5 19,25 32,7
15
38 71 19,55 32,8
16
4
9
17
C. Jika diperhatikan pada kondisi 72 % kuat arus
motor kompresor diketahui kuat arus motor pompa primer adalah 37 A dengan tekanan
discharge rata-rata kompresor 19,5 bar dengan kondisi udara lingkungan 33,4 oC dan temperatur keluar 8 o
C pada temperatur air masuk 14 o
Jika dilihat dari nilai persen arus motor kompresor baru mencapai 72 % serta kuat arus
pompa primer yang terukur masih di bawah kuat arus motor pompa maksimum (42 A),
menunjukkan bahwa mesin pendingin bekerja di bawah kapasitas pendinginan maksimum.
Dari Tabel 2, data yang paling banyak adalah beda temperatur air 6 oInformasi lain yang dapat diperoleh dari data-data operasi chiller adalah :
34 69 19,05
4
13
12 5 33,4 67 18,25 33,7
34 68 18,5 32,3
17
12 5 33,3 68,5 18,9 33,4
17
34 66 18,2 34,6
5
12
17
12 4 33,7 69,5 19,5 34,9
16
6
15
ISSN 0854-5561 Hasil-Hasil Penelitian EBN Tahun 2017 34,4
6
14
6 39 70,5 19,35 32,2
8
14
6 36 62,5 18,5 32,6
8
14
37 72 19,5 32,9
8
6 36 68,5 18,75 31,8
14
39 70 19,45 33,4
6
8
14
36 70 18,85 34,2
6
8
14
8
14
19.25 32,9
14
6 36 69,5
9
15
19.15 33,4
71
35
7
7
8 6 39,6 65 16,8 33,1
8
14
8 6 38,5 67,5 17,6 27,4
14
8 6 39,2 68 18,15 29,9
14
8 6 37,6 69 18,55 30,2
14
39 68 19,0 31,7
6
- persen arus motor kompresor maksimum adalah 72 %, menunjukkan pencapaian belum mendekati 100 %.
- kuat arus pompa primer 33,3 - 39,8 A hal ini menunjukkan bahwa laju alir air berpariasi dapat terjadi karena adanya kebocoran pada sistem perpipaan terutama pada pipa-pipa koil pendingin (AHU).
ISSN 0854-5561
motor kompresor karena jumlah laju alir yang lebih rendah sehingga beban pendinginan
kompresor juga berkurang.Kemudian pada kuat arus pompa primer 39,6 A, persen kuat arus kompresor sebesar 65 %
dan tekanan discharge kompresor 16,8 bar pada temperatur udara lingkungan 27,4 oC.
Meskipun kuat arus motor pompa primer tinggi, peresen arus motor kompresor hanya 65 %
karena temperatur lingkungan rendah. Data-data ini juga menunjukkan bahwa beda
otemperatur air yang dicapai sebesar 6 C adalah disebabkan chiller bekerja di bawah
kapasitas laju alir yang sesungguhnya. Hasil pengukuran lainnya juga menunjukkan kuat
arus pompa primer berada di bawah 36 A.Untuk meningkatkan kapasitas alir air memasuki chiller dapat dilakukan dengan mengatur
pembukaan katup sehingga chiller bekerja dengan kapasitas yang mendekati nilai desain
ataupun penambahan refrigeran.KESIMPULAN Dari hasil pengukuran diketahui persen kuat arus maksimum adalah 72 % yang
menunjukkan bahwa chiller beroperasi di bawah nilai beban maksimum desain. Beda
otemperatur air masuk dan keluar chiller melebihi 6 C juga menunjukkan bahwa laju alir air
yang memasuki chiller lebih kecil dari nilai desain. Untuk meningkatkan kapasitas
pendinginan chiller dapat dilakukan dengan melakukan pengaturan pembukaan katup
ataupun penambahan refrigeran.DAFTAR PUSTAKA
1. Anonim, Laporan Analisis Keselamatan Instalasi Elemen Bakar Eksperimental, Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir BATAN, No. Dok. KK32 J09 002
2. Anonim, Heating, Ventilation and Air Conditioning Applications, ASHRAE Handbook 2003.
3. Anonim, High Ambient Air-Cooled Liquid Chiller YAEP, Jhonson Control, York.
nd4. W.F. Stoecker, Refrigeration & Air Conditioning, 2 edition, Mc. Graw-Hill Book Company, Singapore 1982
212 ISSN 0854-5561 Hasil-Hasil Penelitian EBN Tahun 2017