BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Personal hygiene a. Definisi personal hygiene - Dody Yuli Prakoso BAB II

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Personal hygiene a. Definisi personal hygiene Personal hygiene berawal dari bahasa Yunani, berasal dari kata Personal yang artinya perorangan dan Hygiene berarti sehat. Kebersihan

  perorangan adalah suatu tindakan untuk memelihara kebersihan dan kesehatan seseorang untuk kesejahteraan fisik dan psikis (Tarwoto dan Martonah, 2004).

  Perawatan diri adalah salah satu kemampuan dasar manusia dalam memenuhi kebutuhannya guna mempertahankan kehidupannya, kesehatan dan kesejahteraan sesuai dengan kondisi kesehatannya (Depkes, 2000).

  Personal hygiene adalah cara perawatan diri manusia untuk

  memelihara kesehatan mereka. Pemeliharaan higiene perorangan diperlukan untuk kenyamanan individu, keamanaan, dan kesehatan.

  Praktek hygiene sama dengan meningkatkan kesehatan (Potter dan Perry, 2012). Seseorang yang sakit, biasanya dikarenakan masalah kebersihan yang kurang diperhatikan. Hal ini terjadi karena kita menganggap masalah kebersihan adalah masalah yang biasa saja, padahal jka hal tersebut dibiarkan terus dapat mempengaruhi kesehatan

  11 secara umum. Karena itu hendaknya setiap orang selalu berusaha supaya personal hygiennya dipelihara dan ditingkatkan.

  Hygiene adalah ilmu kesehatan. Cara perawatan diri manusia

  untuk memelihara kesehatan mereka disebut hygiene perorangan. Cara perawatan diri menjadi rumit dikarenakan kondisi fisik atau keadaan emosional seseorang. Pemeliharaan hygiene perorangan diperlukan untuk kenyamanan individu, keamanan, dan kesehatan. Seperti pada orang sehat mampu memenuhi kebutuhan kesehatannya sendiri, pada orang sakit atau tantangan fisik memerlukan bantuan perawat untuk melakukan praktik kesehatan yang rutin (Potter dan Perry, 2012).

  b.

  Macam - macam personal hygiene Menurut Potter dan Perry (2012) bahwa macam-macam personal

  hygiene adalah sebagai berikut:

  1. Perawatan kulit Kulit merupakan organ aktif yang berfungsi pelindung, sekresi, ekskresi, pengaturan temperatur, dan sensasi. Kulit memiliki tiga lapisan utama : Epidermis, dermis, dan subkutan. Epidermis disusun beberapa lapisan tipis dari sel yang mengalami tahapan berbeda dari maturasi. Selama remaja pertumbuhan dan maturasi integumen meningkat. Pada wanita sekresi estrogen menyebabkan kulit menjadi lebih halus, lembut, dan tebal dengan peningkatan vaskularitas. Kelenjar sebasea menjadi lebih aktif, yang mempengaruhi remaja untuk berjerawat. Kelenjar keringat ekrin dan apokrin berfungsi selama pubertas. Remaja biasanya mulai menggunakan antiperspiran. Frekuensi mandi dan bershampo yang lebih sering penting untuk mengurangi bau badan.

  2. Perawatan kaki dan kuku Kaki dan kuku seringkali memerlukan perhatian khusus untuk mencegah infeksi,bau, dan cedera pada jaringan. Perawatan dapat digabungkan selama mandi atau pada waktu yang terpisah. Seringkali orang tidak sadar akan masalah kaki dan kuku sampai terjadi nyeri atau ketidaknyamanan. Masalah dihasilkan karena perawatan yang salah atau kurang terhadap kaki dan tangan seperti menggigit kuku atau pemotongan yang tidak tepat, pemaparan dengan zat – zat kimia yang tajam dan pemakaian sepatu yang tidak pas. Memotong kuku merupakan cara untuk pemeliharaan kuku dan kaki.

  3. Perawatan Mulut

  Hygiene mulut membantu mempertahankan status kesehatan

  mulut, gigi, gusi dan bibir. Menggosok membersihkan gigi dari partikel-partikel makanan, plak, bakteri, memasase gusi dan mengurangi ketidaknyamanan yang dihasilkan dari bau dan rasa yang tidak nyaman. Flossing membantu lebih lanjut dalam mengangkat plak dan tartar di antara gigi untuk mengurangi inflamasi gusi dan infeksi. Hygiene mulut yang lengkap memberikan rasa sehat dan selanjutnya menstimulasi nafsu makan.

  4. Perawatan rambut Penampilan dan kesejahteraan seseorang seringkali tergantung dari cara penampilan dan perasaan mengenai rambutnya.

  Penyakit atau ketidakmampuan mencegah untuk memelihara perawatan rambut sehari-hari. Rambut akan terlihat kusut dan tidak sehat untuk itu memotong rambut, menyikat, menyisir, dan bershampo adalah cara untuk perawatan rambut.

  5) Perawatan mata Secara normal tidak ada perawatan khusus yang diperlukan untuk mata karene secara terus-menerus dibersihkan air mata dan kelopak mata dan bulu mata mencegah masuknya partikel asing. Seseorang hanya memerlukan untuk memindahkan sekresi kering yang terkumpul pada kantus sebelah dalam atau bulu mata.

  6) Perawatan telinga

  Hygiene telinga mempunyai implikasi untuk ketajaman

  pendengaran bila substansi lilin atau benda asing berkumpul pada kanal telinga luar yang mengganggu konduksi suara. Hygiene telinga dengan cara membersihkan telinga secara teratur dan jangan mengorek-ngorek telinga dengan benda tajam.

  7) Perawatan hidung Hidung memberikan indera penciuman tetapi juga memantau temperatur dan kelembaban udara yang dihirup serta mencegah masuknya partikel asing ke dalam sistem pernafasan. Akumulasi sekresi yang mengeras di dalam nares dapat merusak sensasi olfaktori dan pernafasan. Secara tipikal perawatan hygiene hidung adalah sederhana dengan membersihkan hidung secara teratur. 8) Perawatan perinium

  Tujuan dari perawatan perineum adalah untuk mencegah dan mengontrol infeksi, mencegah kerusakan kulit, meningkatkan kenyamanan, serta mempertahankan kebersihan diri. Perawatan perineum adalah pemenuhan kebutuhan untuk menyehatkan daerah antara paha yang dibatasi vulva dan anus pada ibu yang dalam masa antara kelahiran placenta sampai dengan kembalinya organ genetik seperti pada waktu sebelum hamil (Alin, 2011).

  c. Tujuan personal hygiene

  Tujuan personal hygiene adalah untuk memelihara kebersihan diri, menciptakan keindahan, serta meningkatkan derajat kesehatan individu sehingga dapat mencegah timbulnya penyakit pada diri sendiri maupun orang lain (Tarwoto dan Wartonah, 2004).

  d. Faktor – faktor yang mempengaruhi personal hygiene

  Menurut Potter dan Perry (2012 ), faktor-faktor yang dapat mempengaruhi seseorang untuk melakukan personal hygine yaitu :

  1. Citra tubuh Penampilan umum pasien dapat menggambarkan pentingnya higiene pada orang tersebut. Citra tubuh merupakan konsep subjektif seseorang tentang penampilan fisiknya. Citra tubuh ini dapat sering berubah. Citra tubuh mempengaruhi cara mempertahankan hygiene. Citra tubuh dapat berubah akibat adanya pembedahan atau penyakit fisik maka harus membuat suatu usaha ekstra untuk meningkatkan higiene.

  2. Praktik sosial Kelompok-kelompok sosial wadah seorang klien berhubungan dapat mempengaruhi praktik hygiene pribadi. Selama masa kanak-kanak, anak-anak mendapatkan praktik hygiene dari orang tua mereka. Kebiasaan keluarga, jumlah orang di rumah, ketersediaan air panas dan atau air mengalir hanya merupakan beberapa faktor yang mempengaruhi perawatan kebersihan.

  3. Status sosio ekonomi Sumber daya ekonomi seseorang mempengaruhi jenis dan tingkat praktik kebersihan yang dilakukan. Apakah dapat menyediakan bahan-bahan yang penting seperti deodoran, sampo, pasta gigi, dan kosmestik (alat-alat yang membantu dalam memelihara higiene dalam lingkungan rumah).

  4. Pengetahuan Pengetahuan tentang pentingnya higiene dan implikasinya bagi kesehatan mempengaruhi praktik higiene. Kendati demikian, pengetahuan itu sendiri tidak cukup, harus termotivasi untuk memelihara perawatan diri.

  5. Variabel Kebudayaan Kepercayaan kebudayaan pasien dan nilai pribadi mempengaruhi perawatan higiene. Orang dari latar kebudayaan yang berbeda mengikuti praktek perawatan diri yang berbeda.

  6. Pilihan pribadi Kebebasan individu untuk memilih waktu untuk perawatan diri, memilih produk yang ingin digunakan, dan memilih bagaimana cara melakukan higiene.

  Sedangkan menurut Tarwoto dan Wartonah (2004) menjalaskan faktor yang mempengaruhi personal hygien adalah sebagai berikut:

  1. Body Image Gambaran individu terhadap dirinya sangat mempengaruhi kebersihan diri misalnya karena adanya perubahan fisik, sehingga individu tidak peduli terhadap kebersihannya.

  2. Praktik Sosial Pada anak-anak yang selalu dimanja dalam kebersihan diri, maka kemungkinan akan terjadi perubahan pola personal hygiene.

  3. Status Sosial–Ekonomi Personal Hygiene memerlukan alat dan bahan seperti sabun, pasta gigi, sampo, alat mandi yang semuanya memerlukan uang untuk menyediakannya.

  4. Pengetahuan Pengetahuan personal hygiene sangat penting, karena pengetahuan yang baik dapat meningkatkan kesehatan.

  5. Budaya Di sebagian masyarakat jika individu sakit tertentu maka tidak boleh dimandikan.

  6. Kebiasaan Seseorang Ada kebiasaan orang yang menggunakan produk tertentu dalam perawatan diri seperti penggunaan sabun, sampo dan lain-lain.

  7. Kondisi Fisik Pada keadaan sakit tentu kemampuan untuk merawat diri berkurang dan perlu bantuan untuk melakukannya.

e. Dampak yang sering timbul pada masalah personal hygiene

  Tarwoto dan Wartonah (2004) menjelaskan bahwa dampak yang sering timbul pada masalah personal hygien ada dua dampak yaitu: 1) Dampak fisik

  Banyak gangguan kesehatan yang di derita seseorang karena tidak terpeliharannya kebersihan perorangan dengan baik. Gangguan fisik yang sering terjadi adalah : Gangguan integritas kulit, gangguan membran mukosa mulut, infeksi pada mata dan telinga, dan gangguan fisik pada kuku.

  2) Dampak psikososial Masalah sosial yang berhubungan dengan personal hygiene adalah gangguan kebutuhan rasa nyaman, kebutuhan dicintai dan mencintai, kebutuhan harga diri, aktualisasi diri, dan gangguan interaksi sosial.

B. Pengetahuan (Knowledge) a. Pengertian

  Menurut Notoadmodjo (2003) yang dikutip dari Wawan dan Dewi (2010), pengetahuan merupakan hasil “tahu” dan ini terjadi setelah orang mengadakan penginderaan terhadap suatu objek tertentu.

  Penginderaan terhadap objek terjadi melalui paca indra manusia yakni penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba itu sendiri.

  Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga.

  Dari pengalaman dan penelitian ternyata perilaku yang didasarioleh pengetahuan akan lebih langgeng daripada perilaku yang tidakdidasari oleh pengetahuan. Sebelum orang mengadopsi perilaku baru (berperilaku baru) didalam diri seseorang terjadi proses yang berurutan yaitu :

  1. Awareness (kesadaran) dimana orang tersebut menyadari dalam artimengetahui terlebih dahulu terhadap stimulus (objek).

  2. Interest (merasa tertarik) terhadap stimulus atau objek tersebut.Disini sikap subjek sudah mulai timbul.

  3. Evaluation (menimbang-nimbang) terhadap baik atau tidaknyastimulus tersebut bagi dirinya.

  4. Trial sikap dimana subjek mulai mencoba melakukan sesuatusesuai dengan apa yang dikehendaki stimulus.

  5. Adaption dimana subjek telah berperilaku baru sesuai dengan pengetahuan, kesadaran dan sikap terhadap stimulus. Apabila penerimaan perilaku baru atau adopsi perilaku melaluiproses seperti ini, dimana didasari oleh pengetahuan, kesadaran dansikap yang positif, maka perilaku tersebut akan bersifat langgeng (long

  lasting ). Sebaliknya, apabila perilaku itu tidak didasari oleh

  pengetahuan dan kesadaran akan tidak berlangsung lama jadi, pentingnya pengetahuan disini adalah dapat menjadi dasar dalammerubah perilaku sehingga perilaku itu langgeng (Notoatmodjo, 2003).

b. Tingkat pengetahuan

  Hal lain juga diungkapkan oleh Notoatmodjo (2003) tentang tingkat pengetahuan yang cukup didalam domain kognitif yang mempunyai 6 tingkat,yaitu : a.

  Tahu (Know) Bila seseorang hanya mampu menjelaskan secara garis besar apa yang telah dipelajarinya, misalnya istilah-istilah. b.

  Memahami (Comprehention) Seseorang berada pada tingkat pengetahuan dasar ide dapat menerangkan kembali secara mendasar ilmu pengetahuan yang telah dipelajarinya.

  c.

  Aplikasi (Application) Telah ada kemampuan untuk menggunakan apa yang telah dipelajarinya dari situasi lainnya.

  d.

  Analisis (Analysis) Kemampuan meningkatkan dimana seseorang telah mampu menerangkan bagian-bagian yang menyusun suatu bentuk pengetahuan tertentu dan menganalisi satu sama lain.

  e.

  Sintesis (Synthesis) Mampu menyusun kembali kebentuk semula ataupun kebentuk lain. f . Evaluasi (Evaluasion)

  Evaluasi berkaitan dengan kemampuan seseorang untuk melakukan justifikasiatau penilaian terhadap suatu objek tertentu. Penilaian ini dengan sendirinya didasarkan pada suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau norma–norma yang berlaku di masyarakat.

c. Faktor – faktor yang mempengaruhi pengetahuan :

  Menurut Mubarak (2007) faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan adalah sebagai beikut ini: a) Pendidikan

  Tidak dapat dipungkiri bahwa semakin tinggi pendidikan seseorang, semakin mudah pula seseorang menerima informasi, dan pada akhirnya pengetahuan yang dimilikinya akan semakin banyak.

  b) Pekerjaan

  Lingkungan pekerjaan dapat membantu seseorang memperoleh pengalaman dan pengetahuan, baik secara langsung maupun tidak langsung.

  c) Umur

  Pertambahan umur mengakibatkan perubahan fisik dan psikologis (mental). Perubahan fisik terdiri dari: perubahan ukuran, perubahan proporsi, hilangnya ciri-ciri lama, dan timbulnya ciri-ciri baru.

  Sedangkan, perubahan psikologis menyebabkan taraf berpikir seseorang menjadi semakin matang dan dewas.

  d) Minat

  Minat sebagai kecenderungan atau keinginan yang tinggi terhadap sesuatu.

  e) Pengalaman

  Pengalaman adalah suatu kejadian yang pernah dialami seseorang dalam berinteraksi dengan lingkungannya. f) Kebudayaan di lingkungan sekitar

  Lingkungan sangat berpengaruh dalam pembentukan pribadi atau sikap seseorang.

  g) Informasi

  Kemudahan dalam memeroleh informasi dapat mempercepat seseorang memperoleh pengetahuan yang baru.

d. Cara memperoleh pengetahuan

  Dari berbagai macam cara yang telah digunakan untuk memperoleh kebenaran pengetahuan sepanjang sejarah, dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu:

  1. Cara memperoleh kebenaran non ilmiah Cara-cara penemuan pengetahuan pada periode ini antara lainmeliputi: a) Cara coba salah (Trial and Error)

  Cara coba-coba ini dilakukan dengan menggunakan beberapa kemungkinan dalam memecahkan masalah, dan apabilakemungkinan tersebut tidak berhasil, dicoba kemungkinanyang lain. Apabila kemugkinan kedua ini gagal pula, maka di coba lagi dengan kemungkinan ketiga dan apabila kemungkinan ketiga gagal dicoba kemungkinan keempat dan seterusnya, sampai masalah tersebut dapat terpecahkan.

  b) Secara kebetulan Penemuan kebenaran secara kebetulan terjadi karena tidaksengaja oleh orang yang bersangkutan. c) Kekuasaan atau otoritas Kebiasaan ini biasanya diwariskan turun-temurun dari generasi ke generasi berikutnya. Kebiasaan seperti ini bukan hanya terjadi pada masyarakat tradisional saja, melainkan juga terjadipada masyarakat modern. Sumber pengetahuan tersebut dapatberupa pemimpin-pemimpin masyarakat baik formal maupun informal, para pemuka agama, pemegang pemerintahan dan sebagainya.

  d) Berdasarkan pengalaman pribadi Pengalaman adalah guru yang baik, demikian bunyi pepatah.

  Pepatah ini mengandung maksud bahwa pengalaman itumerupakan sumber pengetahuan atau merupakan cara untuk memperoleh kebenaran pengetahuan.

  e) Akal sehat (common sense) Akal sehat atau common sense kadang-kadang dapa tmenemukan teori atau kebenaran. Misal dengan menghukum anak sampai sekarang berkembang menjadi teori atau kebenaran, bahwa hukuman merupakan metode bagi pendidikan anak. Pemberian hadiah dan hukuman masih dianut oleh banyak orang untuk mendisiplinkan anak dalam konteks pendidikan.

  f) Kebenaran melalui wahyu Ajaran dan dogma agama adalah suatu kebenaran yang diwahyukan dari Tuhan melalui para Nabi. Kebenaran iniharus diterima oleh pengikut-pengikutnya, terlepas dari apakah kebenaran tersebut rasional atau tidak. Sebab kebenaran ini diterima oleh para Nabi sebagai wahyu dan bukan karena hasil usaha penalaran atau penyelidikan.

  g) Kebenaran secara intuitif Kebenaran secara intuitif diperoleh manusia secara cepat sekali melalui proses diluar kesadaran dan tanpa melalui proses penalaran atau berpikir.

  h) Melalui jalan pikiran Sejarah dengan perkembangan kebudayaan umat manusia, caraberpikir manusiapun ikut berkembang. Dari sini manusia telah mampu mengunakan penalarannya dalam memperoleh pengetahuannya. Dengan kata lain, dalam memperoleh kebenaran pengetahuan manusia telah menggunakan jalan pikirannya, baik melalui induksi maupun deduksi. i) Induksi

  Induksi adalah proses penarikan kesimpulan yang dinilai dari pernyataan-pernyataan khusus ke pernyataan yang bersifat umum. Hal ini dalam berpikir induksi pembuatan kesimpulan tersebut berdasarkan pengalaman empiris yang ditangkap oleh indera. Kemudian disimpulkan kedalam suatu konsep yang memungkinkan seseorang untuk memahami suatu gejala. j) Deduksi Deduksi adalah pembatan kesimpulan dari pernyataan – pernyataan umum ke khusus Aristoteles (384-322 SM) mengembangkan cara berpikir deduksi ini kedalam suatu carayang disebut “silogisme”. Silogisme ini merupakan suatu bentuk deduksi yang memungkinkan seseorang untuk dapat mencapai kesimpulan yang lebih baik.

  2. Cara ilmiah memperoleh pengetahuan Cara baru atau modern dalam memperoleh pengetahuan pada dewasa ini lebih sistematis, logis, dan ilmiah. Cara ini disebut metode penelitian ilmiah atau lebih populer disebut metodologi penelitian (research methodology). Pencatatan ini mencakup tigahal pokok, yaitu: a) Segala sesuatu yang positif, yakni gejala tertentu yang muncul pada saat dilakukan pengamatan.

  b) Segala sesuatu yang negatif, yakni gejala tertentu yang tidak muncul pada saat dilakukan pengamatan c) Gejala-gejala yang muncul bervariasi, yaitu gejala-gejala yang berubah-ubah pada kondisi tertentu (Notoatmodjo, 2010)

e. Kriteria tingkat pengetahuan

  Menurut Arikunto (2006) pengetahuan seseorang dapat diketahui dan diinterpretasikan dengan skala yang bersifat kualitatif, yaitu :

  1) Baik : hasil presentase 76% - 100% 2) Cukup : hasil presentase 56% - 75% 3) Kurang : hasil presentase < 56% C.

   Sikap (Attitude) a. Pengertian

  Sikap adalah perasaan, pikiran, dan kecenderungan seseorang yang akan kurang lebih bersifat permanen mengenai aspek-aspek tertentu dalam lingkungannya (Mubarak, 2011).

  Sikap merupakan konstelasi komponen-komponen kognitif, afektif dan konatif yang saling berinteraksi dalam memahami, merasakan dan berperilaku terhadap suatu objek (Azwar, 2011).

  Sikap adalah respons tertutup seseorang terhadap suatu stimulus atau objek, baik yang bersifat intern maupun ekstern sehingga manifestasinya tidak dapat langsung dilihat, tetapi hanya dapat ditafsirkan terlebih dahulu dari perilaku yang tertutup tersebut. Sikap secara realitas menunjukan adanya kesesuaian respon terhadap stimulus tertentu (Sunaryo, 2004).

b. Komponen sikap

  Terdapat 3 komponen yang membentuk sikap menurut Baron dan Byrnes juga Myres dan Gerengun yang dikutip oleh Wawan dan Dewi (2010) : 1.

  Komponen kognitif (komponen perceptual), adalah komponen yang berikatan dengan pengetahuan, pandangan dan keyakinan.

  2. Komponen afektif (komponen emosional), adalah komponen yang berhubungan dengan rasa senang atau tidak senang terhadap suatu objek 3. Komponen konatif (komponen prilaku, atau action component), adalah komponen yang berhubungn dengan kecenderungan bertindak.

c. Tingkat sikap

  Menurut Notoatmodjo, (2003) terdapat 4 tingkatan sikap, yaitu: 1. Menerima (receiving), diartikan bahwa seseorang (subjek) mau memperhatikan stimulus yang diberikan (objek).

  2. Merespon (responding), seperti memberikan jawaban bila ditanya, mengerjakan dan menyelesaikan tugas yang diberikan adalah suatu indikasi sikap karena dengan suatu usaha untuk menjawab pertanyaan atau mengerjakan tugas yang diberikan.

  Lepas pekerjaan itu benar atau salah adalah berarti orang itu menerima ide tersebut.

3. Menghargai (valuing), mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan terhadap sesuatu masalah.

  4. Bertanggung jawab (responsible), bertanggung jawab terhadap segala sesuatu yang dipilihnya merupakan sikap yang paling tinggi. Pengukuran sikap dapat dilakukan secara langsung atau tidak langsung. Secara langsung dapt ditanyakan bagaimana pendapat/ pernyataan responden terhadap suatu objek. Secara tidak langsung dapat dilakukan dengan pernyataan-pernyataan hipotesis kemudian dinyatakan pendapat responden melalui kuesioner (Notoatmodjo, 2003).

d. Faktor yang mempengaruhi sikap

  Faktor yang mempengaruhi pembentukan sikap menurut Azwar (2011) : 1.

  Pengalaman pribadi Pengalaman pribadi akan ikut membentuk dan mempengaruhi penghayatan terhadap stimulus sosial. Untuk dapat menjadi dasar pembentukan sikap, pengalaman pribadi haruslah meninggalkan kesan yang kuat. Sikap akan lebih mudah terbentuk apabila pengalaman terjadi dalam situasi yang melibatkan emosional.

  2. Pengaruh orang lain yang dianggap penting Seseorang yang kita anggap penting, seseorang yang kita harapkan persetujuannya bagi setiap gerak tingkah dan pendapat kita, seseorang yang berarti khusus bagi kita, akan banyak mempengaruhi pembentukan sikap kita pada sesuatu.

  3. Pengaruh kebudayaan Hal ini berhubungan dengan budaya dan norma. Kebudayaan akan mewarnai sikap dalam masyarakat dan memberikan corak pengalaman individu-individu pada kelompok masyarakatnya.

  4. Madia massa Dalam penyampaian informasi, media massa membawa pesan- pesan yang berisi sugesti yang dapat mengarahkan opini seseorang.

  Dengan adanya informasi baru akan memberikan landasan kognitif baru bagi terbentuknya sikap.

  5. Lembaga pendidikan dan lembaga agama Lembaga pendidikan dan lembaga agama sebagai suatu sistem mempunyai pengaruh dalam pembentukan sikap dikarenakan keduanya meletakan dasar pengertian dan konsep moral dalam diri individu.

  6. Pengaruh faktor emosional Selain ditentukan oleh lingkungan sikap merupakan pernyataan yang didasari oleh emosi yang berfungsi sebagai penyaluran frustasi atau pengalihan bentuk mekanisme pertahanan ego.

D. Remaja Putri a. Pengertian

  Masa remaja merupakan masa transisi atau peralihan dari masa anak menuju masa dewasa yang ditandai dengan perubahan baik fisik maupun psikis. Perubahan fisik yang tampak lebih jelas tubuh berkembang pesat mencapai bentuk tubuh orang dewasa yang disertai pula dengan berkembangnya kapasitas reproduksi (Agustiani, 2006).

  Monks, dkk (2000) memberi batasan usia remaja adalah 12-21 tahun. Menurut Stanley Hall dalam Santrock (2003) usia remaja berada pada rentang 12 -23 tahun. Berdasarkan batasan – batasan yang di berikan para ahli, bisa di lihat bahwa mulainya masa remaja relatif sama tetapi berakhirnya masa remaja sangat bervariasi.

b. Klasifikasi Remaja

  Masa remaja dapat dikelompokkan menjadi : a.

  Masa Praremaja (Remaja awal) Dikatakan remaja awal adalah 12-15 tahun. Masa ini berlangsung hanya dalam waktu singkat. Masa ini ditandai oleh sifat-sifat negatif pada si remaja sehingga sering kali disebut dengan gejalanya seperti tidak tenang, kurang suka bekerja, pesimistik, dan sebagainya.

  b.

  Masa Remaja (Remaja Madya) Dikatakan remaja madya adalah 16-18 tahun. Pada masa ini mulai tumbuh dalam arti remaja dorongan untuk hidup kebutuhan akan adanya teman yang dapat memahami, dan menolongnya, teman yang turut merasakan suka dukanya. Pada masa ini, sebagai masa ini, sebagai masa mencari sesuatu yang dipandang dapat bernilai, pantas dijunjung dan dipuja-puja sehingga masa ini masa merindu dan ini merupakan gejala remaja.

  c.

  Masa Remaja Akhir Dikatakan remaja akhir adalah 19-22 tahun, Masa ini merupakan masa menemukan pendirian hidup dan selanjutnya masuk kedalam masa dewasa. (Yusuf, 2007).

  Menurut Wiknjosastro (2005), berdasarkan kematangan psikososial dan seksual, remaja akan melewati tahapan berikut : a.

  Masa remaja awal umur 11-13 tahun Remaja awal dimulai kurang lebih antara usia 11 sampai 13 tahun.

  Masa remaja awal kira-kira sama dengan masa sekolah menengah pertama dan mencangkup semua perubahan pubertas (Santrock, 2003).

  b.

  Masa remaja pertengahan umur 14-16 tahun Minat pada karir, berpacaran, dan eksplorasi identitas seringkali lebih nyata dalam masa remaja akhir (Santrock, 2003). Terdapat pergerakan pasti menjauh dari keluarga, hubungan seusia (Peer

group ) mendominasi di atas keluarga (Wiknjosastro, 2005).

  c.

  Masa remaja lanjut umur 17-20 tahun Remaja akhir merupakan fase kematangan secara fisik.

  Kebanyakan remaja akhir mencapai body image yang stabil. Remaja akhir menjdi seseorang yang mandiri penuh sebagai warga negara yang produktif (Bobak, 2004).

c. Tugas perkembangan remaja

  Menurut Robert Havigurst dalam Sarwono (2011) bahwa tugas perkembangan remaja yaitu :

  1. Menerima kondisi fisiknya dan memanfaatkan tubuhnya secara efektif

  2. Menerima hubungan yang lebih matang dengan teman sebaya dari jenis kelamin manapun

  3. Menerima peran jenis kelamin masing-masing (laki-laki atau perempuan)

  4. Berusaha melepaskan diri dari ketergantungan emosi terhadap orang tua dan dewasa lainnya

5. Mempersiapkan perkawinan dan kehidupan berkeluarga 6.

  Merencanakan tingkah laku sosial yang bertanggungjawab.

d. Transisi masa remaja

  Dalam masa ini seseorang menghadapi beberapa transisi antara lain : 1.

  Transisi dalam emosional Ciri utama remaja adalah peningkatan kehidupan emosinya, dalam arti remaja sangat peka, mudah tersinggung perasaannya.

  Remaja dikatakan berhasil melalui masa transisi emosi apabila berhasil mengendalikan diri dan mengekspresikan emosi sesuai dengan kelaziman pada lingkungan sosialnya tanpa mengabaikan keperluan dirinya.

2. Transisi dalam sosialisasi

  Pada masa remaja hal yang terpenting dalam proses sosialisasinya adalah hubungan dengan teman sebaya, baik sejenis maupun lawan jenis. Dalam hubungan dengan teman sebaya ini sering terjadi pengelompokan antara lain sahabat karib yang mempunyai minat dan kemampuan berimbang.

  3. Transisi dalam agama Sering kita lihat remaja kurang rajin melaksanakan ibadah, tidak seperti halnya pada waktu remaja masih kanak-kanak.

  4. Transisi dalam hubungan keluarga Bila dalam suatu keluarga terdapat anak remaja, biasanya sulit ditemukan adanya hubungan harmonis dalam keluarga tersebut.

  Keadaan ini disebabkan remaja biasanya banyak menentang orangtua.

  5. Transisi dalam moralitas Moersintowati (2002) menjelaskan bahwa pada masa remaja terjadi peralihan moralitas dari moralitas anak. Moralitas remaja yang meliputi perubahan sikap dan nilai-nilai yang mendasari pembentukan konsep moralnya, sehingga sesuai dengan moralitas dewasa serta mampu mengendalikan tingkah lakunya sendiri.

E. Keputihan

a. Definisi keputihan

  Menurut Joseph dan Nugroho (2010), Keputihan atau Fluor Albus merupakan sekresi vaginal abnormal pada wanita. Keputihan yang disebabkan oleh infeksi biasanya disertai dengan rasa gatal di dalam vagina dan di sekitar bibir vagina bagian luar. Yang sering menimbulkan keputihan ini antara lain bakteri, virus , jamur atau juga parasit. Infeksi ini dapat menjalar dan menimbulkan peradangan ke saluran kencing, sehingga menimbulkan rasa pedih saat penderita buang air kecil.

  Menurut Kasdu (2005) keputihan merupakan gejala keluarnya cairan dari vagina selain darah haid.

  Keputihan adalah cairan yang keluar dari vagina. Dalam keadaan biasa, cairan ini tidak sampai keluar, namun belum tentu bersifat patologis. Pengertian yang lain dari keputihan adalah: 1.

  Setiap cairan yang keluar dari vagina selain darah. Dapat berupa secret, transudasi atau eksudat dari organ lesi di saluran genital

  2. Cairan normal vagina yang berlebih, jadi hanya meliputi sekresi dan trasudasi yang berlebih dan tidak termasuk eksudat (Mansjoer, et al. 2001).

e. Etiologi

  Keputihan dapat dibedakan menjadi 2 yaitu keputihan yang fisiologis dan yang patologis. Keputihan fisiologis terdiri atas cairan yang kadang-kadang berupa mucus yang mengandung banyak epitel dengan leukosit yang jarang, sedang pada keputihan patologis terdapat banyak leukosit (Wiknjosastro, 2008).

  Keputihan bukan merupakan penyakit tetapi hanya suatu gejala penyakit, sehingga penyebab yang pasti perlu ditetapkan. Oleh karena itu untuk mengetahui adanya suatu penyakit perlu dilakukan berbagai pemeriksaan cairan yang keluar dari alat genitalia tersebut.

  Pemeriksaan terhadap keputihan meliputi pewarnaan gram (untuk infeksi jamur), preparat basah (infeksi trikomonas), preparat KOH (infeksi jamur), kultur atau pembiakan (menentukan jenias bakteri penyebab), dan pap smear (untuk menentukan adanya sel ganas) (Manuaba, 2009).

  Menurut Sibagariang (2010) keputihan yang fisiologis terjadi pada: 1. Bayi baru lahir kira-kira 10 hari, hal ini karena pengaruh hormon esterogen dan progesteron sang ibu.

  2. Masa sekitar menarche atau pertama kali datang haid, hal ini ditunjang oleh hormon esterogen.

  3. Setiap wanita yang mengalami kegairahan seksual, hal ini berkaitan dengan kesiapan vagina untuk menerima penetrasi saat senggama.

  4. Masa sekitar ovulasi karena produksi kelenjar-kelenjar mulut rahim.

  5. Kehamilan yang menyebabkan peningkatan suplai darah kedaerah vagina dan mulut rahim, serta penebalan dan melunaknya selaput lendir vagina.

  Keputihan yang patologis terjadi disebabkan oleh (Sibagariang, 2010): 1.

  Infeksi Tubuh akan memberikan reaksi terhadap mikroorganisme yang masuk ini dengan serangkaian reaksi radang. Penyebab infeksi yakni: a) Jamur, jenis jamur Candida Albicans adalah jamur paling sering menyebabkan keputihan. Beberapa faktor lain yang dapat menyebabkan infeksi jamur Candida seperti : pemakaian obat antibiotika atau kortikosteroid yang lama, kehamilan, kontrasepsi hormonal, penyakit diabetes militus, penurunan kekebalan tubuh karena penyakit kronis, selalu memakai pakaian ketat dan dari bahan yang sukar menyerap keringat.

  b) Bakteri

  Bakteri-bakteri yang dapat menyebabkan keputihan adalah :

  Gonokokus, Clamidia Trakomatis, Grandnerella, dan Treponema Pallidum .

  c) Parasit

  Parasit yang sering menyebabkan keputihan adalah Trikomonas

  Vaginalis. Salah satu penularan T. Vaginalis yang paling sering adalah dengan koitus.

  d) Virus

  Sering disebabkan oleh Human papiloma virus (HPV) dan

  Herpes Simpleks . HPV ditandai dengan kondiloma akuminata, cairan berbau dan tanpa rasa gatal.

2. Kelainan alat kelamin didapat atau bawaan 3.

  Benda asing Kondom yang tertinggal atau pesarium untuk penderita hernia atau prolaps uteri dapat merangsang sekret vagina berlebih.

  4. Neoplasma jinak Keputihan yang timbul disebabkan oleh peradangan yang terjadi karena pertumbuhan tumor jinak ke dalam lumen.

  5. Kanker Gejala keputihan yang timbul karena kanker ialah cairan yang banyak berbau busuk serta terdapat bercak darah yang tidak segar.

  Darah yang keluar disebabkan oleh tumor yang masuk ke dalam lumen saluran genital kemudian tumbuh secara cepat dan abnormal serta mudah rusak sehingga terjadi pembusukan dan pendarahan.

  6. Menopause Pada wanita menopause hormon esterogen telah berkurang sehingga vagina menjadi kering.sehingga menyebabkan gatal yang memicu untuk terjadi luka kemudian infeksi.

c. Klasifikasi keputihan

  1. Keputihan fisiologis Keputihan fisiologis adalah cairan yang berupa mucus yang mengandung banyak epitel dengan leukosit yang jarang.

  Keputihan fisilogis ini ditandai dengan adanya cairan dari vagina berwarna bening, tidak berwarna, tidak berbau dan tidak gatal dan Jumlah cairan bisa sedikit, bisa cukup banyak. Keputihan fisiologis biasanya ditemukan pada bayi baru lahir sampai umur kira-kira 10 hari, waktu sekitar menarche karena mulai terdapat pengaruh hormon estrogen, pada waktu dewasa saat dirangsang, sebelum melakukan hubungan seksual yang disebabkan oleh pengeluaran dari dinding vagina dan sebelum dan sesudah menstruasi, serta waktu sekitar ovulasi.

  2. Keputihan patologis Keputihan patologis adalah cairan yang keluar mengandung banyak leukosit. Tanda-tandanya sebagai berikut : a) Keluar cairannya berlebihan seperti menstruasi

  b) Cairannya kental dan berbau busuk

  c) Berwarna kuning hingga kehijauan

  d) Menimbulkan rasa gatal sekitar vagina

  e) Muncul rasa panas pada vagina (Wiknjosatro, 2005 dan Sianturi, 2001).

d. Penyebab utama keputihan

  Menurut Ayuningsih (2009) penyebab keputihan yaitu : 1.

  Perilaku tidak higienis: air cebok tidak bersih, celana dalam tidak menyerap keringat, penggunaan pembalut yang kurang baik.

  2. Stres sehingga daya tahan tubuh rendah.

  3. Menurut Joseph dan Nugroho (2010), infeksi kencing nanah misalnya, menghasilkan cairan kental, bernanah, dan berwarna kuning kehijauan.

  4. Parasit Trichomonas Vaginalis menghasilkan banyak cairan, berupa cairan encer berwarna kuning kelabu

  5. Keputihan yang disertai bau busuk dapat disebabkan oleh kanker.

6. Kelelahan yang sangat berat.

f. Tindakan pencegahan keputihan

  Pribakti (2010) menjelaskan bahwa bagaimana cara mencegah keputihan, yaitu sebagai berikut ini:

  1. Keringkan kulit dengan handuk atau tisu bila berkeringat atau seteleah buang air.

  2. Gunakan pakian dalam yang bersih dan kering.

  3. Hindari menggunakan pakaian ketat dan sering mengganti pembalut saat datang bulan .

  4. Setelah buang air dianjurkan untuk cebok dari arah depan ke arah belakang agar tidak terjadi infeksi dari mikroorganisme yang berasal dari anus atau dubur

  5. Sebaiknya jangan terlalu sering melakukan douche (mencuci atau membilas) vagina dengan larutan antiseptik karena dapat merugikan dan menghilangkan cairan vagina yang normal dan dapat mematikan bakteri alamiah didalam vagina

  6. Dianjurkan hanya mencuci alat kelamin bagian luar cukup dengan air bersih dan sabun mandi biasa saja.

  Menurut Annia (2008), cara mencegah keputihan antara lain : 1.

  Pola hidup sehat yaitu diet seimbang, olah raga rutin, istirahat, cukup, hindari rokok dan alkohol serta hindari stres berkepanjangan.

  2. Selalu menjaga kebersihan daerah genetalia dengan menjaganya agar tetap kering dan tidak lembab misalnya dengan menggunakan celana dengan bahan yang menyerap keringat, hindari pemakaian celana dalam ketat. Biasakan mengganti pembalut, pantyliner pada waktunya untuk mencegah berkembang biaknya bakteri.

  3. Biasakan membasuh dengan cara yang benar tiap kali buang air yaitu dari arah depan ke belakang (dari arah vagina ke anus).

  4. Penggunaan cairan pembersih vagina yang tidak berlebihan karena dapat mematikan flora normal vagina.

  5. Hindari penggunaan bedak talkum, tissue atau sabun dengan pewangi pada daerah vagina karena dapat menyebabkan iritasi.

  6. Hindari pemakaian barang-barang yang memudahkan penularan seperti meminjam perlengkapan mandi dan sebagainya, sedapat mungkin tidak duduk diatas kloset WC umum atau biasakan mengelap kloset sebelum menggunakan.

  Menurut Dalimartha (2002) pencegahan keputihan tergantung dari penyebabnya. Beberapa hal yang perlu diperhatikan supaya terhindar dari keputihan, antara lain : 1.

  Jaga kebersihan pribadi seperti kuku dan sekitar kelamin. Cuci alat kelamin setiap hari sewaktu mandi dan sebelum melakukan hubungan seksual. Namun, membilas vagina terlalu sering justrulebih merangsang pengeluaran lendir serviks. Apalagi bila menggunakan cairan antiseptik yang menimbulkan iritasi. Gantilah pakaian dalam dua kali sehari.

  2. Cara membilas harus dilakukan dengan benar, terutama pada anak- anak. Gerakan membilas setelah buang air besar dimulai dari kelamin ke arah dubur (ke arah belakang). Bila terbalik, ada kemungkinan masuknya bakteri, telur cacing keremi, jamur dan jasad renik lainnya dari dubur ke alat kelamin dan saluran kencing.

3. Jangan membilas di toilet umum, karena kemungkinan airnya sudah tercemar oleh jamur Candida, bakteri dan jasad reniklainnya.

  4. Kurangi kebiasaan makan dan minum yang manis-manis.Makanan manis bisa menyebabkan tingginya kadar gula didalam air kencing (glukosuria) pada penderita kencing manis. (Diabetes mellitus), keadaan ini menyuburkan pertumbuhan bakteri.

  5. Hindari terlalu sering menggunakan celana dalam yang ketatatau dari bahan yang tidak menyerap keringat sepertinilon. Juga jangan memakai celana berlapis- lapis atau celana yang terlalu tebal dan ketat seperti jeans, karenaakan menyebabkan kondisi lembab di seputar kelamin.Keadaan lembab akan menyuburkan pertumbuhan jamur. Pakailah celana dalam dari bahan katun atau kaos.

  6. Jangan memakai celana dalam atau celana orang lain karena kemungkinan tertular infeksi jamur Candida, Trichomonas, atau virus cukup besar.

F. Pendidikan Kesehatan

  a. Pengertian Pendidikan Kesehatan

  Menurut Langevelt dalam Maulana (2009), pendidikan kesehatan adalah setiap usaha, pengaruh, perlindungan dan bantuan yang dilakukan pada anak untuk menuju dewasa. Ciri orang dewasa ditunjukkan oleh kemampuan secara fisik, mental, moral, sosial dan emosional. Sementara menurut Notoatmodjo (2007), pendidikan secara umum adalah segala upaya yang direncanakan untuk mempengaruhi orang lain sehingga mereka melakukan apa yang diharapkan oleh pelaku pendidikan. Pengertian tersebut mengandung tiga unsur pendidikan yang meliputi input (sasaran dan pelaku pendidikan), proses (upaya yang direncanakan) dan output (perilaku yang diharapkan).

  b. Tujuan Pendidikan Kesehatan

  Secara umum, tujuan pendidikan kesehatan adalah mengubah perilaku individu atau masyarakat di bidang kesehatan (Maulana 2009).

  Tujuan pendidikan kesehatan dapat dirinci sebagai berikut.

  1. Menjadikan kesehatan sebagai sesuatu yang bernilai di masyarakat.

  Pendidik kesehatan bertanggung jawab mengarahkan cara-cara hidup sehat menjadi kebiasaan hidup masyarakat sehari-hari.

  2. Menolong individu agar mampu secara mandiri atau berkelompok mengadakan kegiatan untuk mencapai tujuan hidup sehat.

  3. Mendorong pengembangan dan penggunaan secara tepat sarana pelayana kesehatan yang ada. Memanfaatkan sarana pelayanan yang ada, saat kondisi sakit tetapi tidak menggunakan sarana kesehatan yang ada dengan semestinya.

c. Metode pendidikan kesehatan

  Menurut Notoatmodjo (2007) ada beberapa metode pendidikan kesehatan, berikut ini adalah bebrapa metode kesehatan:

  1. Metode Ceramah

  a) Definisi metode ceramah

  Ceramah ialah pidato yang disampaikan oleh seorang pembicara di depan sekelompok pengunjung. Ceramah pada hakikatnya adalah proses transfer informasi dari pengajar kepada sasaran belajar. Dalam proses tranfer informasi ada tiga elemen penting, yaitu pengajar, materi dan sasaran belajar.

  b) Penggunaan metode ceramah

  Ceramah digunakan pada sifat sasaran sebagai berikut, yaitu sasaran belajar mempunyai perhatian yang selektif, sasaran belajar mempunyai lingkup perhatian yang terbatas, sasaran belajar memerlukan informasi yang kategoris dan sistematis, sasaran belajar perlu menyimpan informasi, sasaran belajar perlu menggunakan informasi yang diterima.

  c) Keunggulan metode ceramah

  1) Dapat digunakan pada orang dewasa

  2) Penggunaan waktu yang efisien

  3) Dapat dipakai pada kelompok yang besar

  4) Tidak terlalu banyak menggunakan alat bantu pengajaran

  5) Dapat dipakai untuk memberi pengantar pada pelajaran atau suatu kegiatan d)

  Kekurangan metode ceramah 1)

  Menghambat respon dari yang belajar sehingga pembicara sulit menilai reaksinya 2)

  Tidak semua pengajar dapat menjadi pembicara yang baik, pembicara harus menguasai pokok pembicaraannya 3)

  Dapat menjadi kurang menarik, sulit untuk dipakai pada anak-anak 4)

  Membatasi daya ingat dan biasanya hanya satu indera yang dipakai

  2. Metode Diskusi Kelompok 1)

  Definisi metode diskusi kelompok Diskusi kelompok adalah percakapan yang direncanakan atau dipersiapkan di antara tiga orang atau lebih tentang topik tertentu dengan seorang pemimpin. 2)

  Penggunaan metode diskusi kelompok Metode diskusi kelompok digunakan bila sasaran pendidikan kesehatan, diharapkan : a)

  Dapat saling mengemukakan pendapat b) Dapat mengenal dan mengolah masalah kesehatan yang dihadapi c)

  Mengharapkan suasana informal

  d) Memperluas pandangan atau wawasan

  e) Membantu mengembangkan kepemimpinan

  3) Keunggulan metode diskusi kelompok

  a) Memberi kemungkinan untuk saling mengemukakan pendapat b)

  Merupakan pendekatan yang demokratis, mendorong rasa kesatuan c)

  Dapat memperluas pandangan atau wawasan

  d) Membantu mengembangkan rasa kepemimpinan

  4) Kekurangan metode diskusi kelompok

  a) Tidak efektif dipakai pada kelompok yang lebih besar

  b) Keterbatasan informasi yang didapat oleh peserta

  c) Membutuhkan pemimpin diskusi yang terampil

  d) Kemungkinan di dominasi orang yang suka berbicara

  e) Biasanya sebagian besar orang menghendaki pendekatan formal.

  3. Metode Panel 1)

  Definisi metode panel Panel adalah pembicaraan yang sudah direncanakan di depan pengunjung tentang sebuah topik dan diperlukan tiga panelis atau lebih, serta dibutuhkan seorang pemimpin. 2)

  Penggunaan metode panel Metode ini digunakan :

  a) Pada waktu mengemukakan pendapat yang berbeda tentang suatu topik b)

  Jika tersedia, panelis dan moderator yang memenuhi persyaratan c)

  Jika topik pembicaraan terlalu luas untuk didiskusikan dalam kelompok d)

  Jika peserta tidak diharapkan memberi tanggapan secara verbal dalam diskusi 3)

  Keunggulan metode panel

  a) Dapat membangkitkan pemikiran

  b) Dapat mengemukakan pandangan yang berbeda-beda

  c) Mendorong untuk melakukan analisis

  d) Memberdayakan orang yang berpotensi

  4) Kekurangan metode panel

  a) Mudah terjadi penyimpngan dalam membahas suatu topik b) Tidak memungkinkan semua peserta berpartisipasi

  c) Memecahkan pandangan bila mereka setuju pada pendapat tertentu d)

  Membutuhkan persiapan dan waktu, serta memerlukan moderator yang terampil

  4. Metode Forum Panel 1)

  Definisi metode forum panel Forum panel adalah panel yang didalamnya berpartisipasi dalam diskusi.

  2) Penggunaan metode forum panel

  Metode ini digunakan :

  a) Jika ingin menggabungkan penyajian topik atau materi dengan reaksi pengunjung b)

  Jika anggota kelompok diharapkan memberikan reaksi pada saat diskusi c)

  Jika tersedia waktu yang cukup

  d) Jika pengunjung mengajukan pandangan yang berbeda- beda

  3) Keunggulan metode forum panel

  a) Memungkinkan semua anggota berpartisipasi

  b) Memungkinkan peserta menyatakan reaksinya

  c) Membuat peserta mendengar dengan penuh perhatian

  d) Memungkinkan tanggapan terhadap pendapat panelis

  4) Kekurangan metode forum panel

  a) Memerlukan waktu banyak

  b) Memerlukan moderator yang terampil

  c) Penyajian terasa terputus-putus

  d) Kemungkinan peserta bertanya kurang tepat

  e) Memungkinkan penggunaan waktu yang lebih banyak

  5. Metode Demonstrasi 1)

  Definisi metode demonstrasi Metode demonstrasi adalah metode pembelajaran yang menyajikan suatu prosedur atau tugas, cara menggunakan alat dan cara berinteraksi. Demonstrasi dapat dilakukan secara langsung atau menggunakan media, seperti video dan film. 2)

  Penggunaan metode demonstrasi Media ini digunakan :

  a) Jika memerlukan contoh prosedur atau tugas dengan benar b)

  Apabila tersedia alat peraga

  c) Bila tersedia tenaga pengajar yang terampil

  d) Membandingkan suatu cara dengan cara yang lain

  e) Untuk mengetahui serta melihat kebenaran sesuatu, bila berhubungan dengan mengatur sesuat, dan proses mengerjakan atau menggunakan sesuatu

  3) Keunggulan metode demonstrasi

  a) Dapat membuat proses pembelajaran menjadi lebih jelas dan konkret b)

  Dapat menghindari verbalisme

  c) Lebih mudah memahami sesuatu

  d) Lebih menarik

  e) Peserta didik dirangsang untuk mengamati

  f) Menyesuaikan teori dengan kenyataan dan dapat melakukan sendiri (redemonstrasi ).

  4) Kekurangan metode demonstrasi

  a) Memerlukan ketrampilan khusus dari penerima informasi

  b) Alat-alat atau biaya, dan tempat yang memadai belum tentu tersedia c)

  Perlu persiapan dan perencanaan yang matang

d. Misi pendidikan kesehatan

  Misi pendidikan kesehatan secara umum dapat dirumuskan menjadi: a.

  Advokat (Advocate) Melakukan upaya-upaya agar para pembuat keputusan atau penentu kebijakan tersebut mempercayai dan meyakini bahwa program kesehatan yang ditawarkan perlu didukung melalui kebijakan- kebijakan atau keputusan-keputusan politik. b.

  Menjembatani (Mediate) Diperlukan kerja sama dengan lingkungan maupun sektor lain yang terkait dalam melaksanakan program-program kesehatan.

  c.

  Memampukan (Enable) Memberikan kemampuan dan keterampilan kepada masyarakat agar mereka dapat mandiri untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan mereka (Notoatmodjo, 2003).