TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tanaman Anggrek Bulan (Phalaenopsis amabilis) 2.1.1 Klasifikasi Tanaman Anggrek Bulan (Phalaenopsis amabilis)

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tanaman Anggrek Bulan (Phalaenopsis amabilis)
2.1.1

Klasifikasi Tanaman Anggrek Bulan (Phalaenopsis amabilis)
Menurut

Cronquist

(1981),

tanaman

anggrek

bulan

diklasifikasikan sebagai berikut:


2.1.2

Divisio

: Magnoliophyta

Classis

: Liliopsida

Ordo

: Orchidales

Familia

: Orchidaceae

Genus


: Phalaepnosis

Species

: Phalaenopsis amabilis (L.) Blume

Morfologi Anggrek Bulan (Phalaenopsis amabilis)
a. Akar
Akar anggrek bulan (Phalaenopsis amabilis) ujungnya
meruncing, licin dan sedikit lengket serta memiliki akar yang
lunak dan mudah patah. Akar anggrek bulan terdiri dari dua
macam, yaitu akar lekat yang berfungsi untuk melekatkan
keseluruhan tanaman agar tetap pada posisinya dan akar udara
yang berfungsi untuk menyerap unsur hara (Rukmana, 2000).
Kedua jenis akar tersebut berwarna putih, berbentuk silindris serta

6
Pengaruh Media Tanam…, Nurul Hidayati, FKIP UMP, 2016

7


berdaging tebal dan tidak bercabang. Bagian ujung akar terdapat
rambut halus yang pendek, berfungsi untuk melekat pada media
perlekatan atau host (Iswanto, 2005).

Sumber: www.akaranggrekbulan.com
Akar anggrek memiliki lapisan filamen yang merupakan
jaringan terluar akar, tersusun atas sel-sel parenkim yang berfungsi
memudahkan akar untuk menyerap air (Hew dan Yong, 2004).
Jaringan filamen juga berfungsi sebagai alat pernafasan anggrek.
Saat jaringan filamen menyentuh batang yang keras, maka akar
akan mudah melekat. Akar-akar yang tua akan berubah menjadi
coklat dan kering serta akan digantikan dengan akar yang baru
tumbuh (Gunawan, 2005).
b. Batang
Batang anggrek bulan (Phalaenopsis amabilis) seringkali
menebal dan terlindungi lapisan lilin untuk mencegah penguapan
berlebihan.

Pertumbuhan


batang bersifat

memanjang atau

monopodial yaitu hanya memiliki satu batang dan satu titik
tumbuh saja (Sitanggang dan Wagiman, 2007). Ukuran batang

Pengaruh Media Tanam…, Nurul Hidayati, FKIP UMP, 2016

8

sangat pendek, bahkan nyaris tidak tampak, tidak seperti
kebanyakan

tanaman

anggrek

lainnya,


anggrek

bulan

(Phalaenopsis amabilis) tidak memiliki umbi semu (pseudo bulb).
Di sepanjang batang selalu muncul akar-akar udara (Rukmana,
2000).

Sumber: www.daunanggrekbulan.com
Keterangan: a = daun, b = batang
c. Daun
Bentuk daun tanaman anggrek bulan (Phalaenopsis
amabilis) menyerupai jenis tanaman monokotil pada umumnya,
yakni memanjang seperti pedang dan ukuran panjang daunnya
bervariasi. Selain itu, daun juga mempunyai ketebalan berbeda
sesuai dengan jenisnya (Ashari, 1995).
Jumlah daun tanaman anggrek bulan (Phalaenopsis
amabilis) biasanya 2 – 7 helai, berbentuk elips memanjang dengan
bagian ujung agak melebar. Panjang daun 15 – 35 cm dan lebar 7

– 12 cm. Daun berwarna hijau tua di permukaan atasnya, tekstur

Pengaruh Media Tanam…, Nurul Hidayati, FKIP UMP, 2016

9

daunnya halus dan berdaging tebal karena mengandung klorofil,
candangan makanan dan juga simpanan air (Iswanto, 2002).
d. Bunga

Sumber: www.bungaanggrekbulan.com
Keterangan: a = sepal dorsale, b = petal, c = column,
d = labellum, e = sepal latelar

Bunga anggrek bulan (Phalaenopsis amabilis) berbentuk
khas dan tersusun majemuk, muncul dari ketiak daun. Bunganya
simetri bilateral. Helaian kelopak bunga (sepal) biasanya
berwarna mirip dengan mahkota bunga (sehingga disebut petal).
Satu helai mahkota bunga termodifikasi membentuk semacam
lidah yang melindungi suatu struktur aksesoris yang membawa

benang sari dan putik. Benang sari memiliki tangkai sangat
pendek dengan dua kepala sari berbentuk cakram kecil (disebut
pollinia) dan terlindungi oleh struktur kecil yang harus dibuka
oleh serangga penyerbuk dan membawa serbuk sari ke mulut
putik (Sitanggang dan Wagiman, 2007). Bunga anggrek bulan
(Phalaenopsis amabilis) indah dan berwarna putih salju,

Pengaruh Media Tanam…, Nurul Hidayati, FKIP UMP, 2016

10

ukurannya besar dengan diameter 5 – 10 cm dan saat mekar
bentuknya membulat penuh sehingga tampak seperti bulan
(Iswanto, 2005).
e. Buah
Buah anggrek bulan (Phalaenopsis amabilis) merupakan
buah capsular berbelah enam berwarna hijau dan jika telah masak
terbuka dari samping. Bijinya sangat kecil dan ringan, sehingga
mudah terbawa angin (Gunawan, 2005). Biji anggrek bulan
(Phalaenopsis amabilis) tidak mempunyai endosperm, yaitu tidak

memiliki jaringan penyimpan cadangan makanan seperti biji
lainnya (Sandra, 2003).

Sumber: www.buahanggrekbulan.com

2.1.3

Syarat Tumbuh
a. Cahaya
Cahaya sangat penting bagi pertumbuhan tanaman
anggrek. Cahaya merupakan sumber energi yang berguna untuk
proses fotosintesis. Fotosintesis akan menghasilkan energi yang

Pengaruh Media Tanam…, Nurul Hidayati, FKIP UMP, 2016

11

berguna bagi kehidupan tanaman anggrek, baik untuk tumbuh
maupun membentuk daun, bunga, dan biji. Selain itu, juga
berfungsi dalam membangun atau memperbaiki bagian tanaman

yang rusak dan menyimpan cadangan makanan (Parnata, 2005).
Cahaya digunakan untuk mengubah CO2 dan zat-zat yang
diberikan pada tanaman menjadi bahan-bahan yang diperlukan
untuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Menurut
Gunawan (2005), faktor-faktor yang berpengaruh terhadap
pertumbuhan terdiri atas intensitas cahaya, lama penyinaran serta
kualitas cahaya. Intensitas cahaya adalah banyaknya sinar yang
diterima persatuan luas setiap hari sedangkan lama penyinaran
yaitu lamanya tanaman menerima cahaya, dapat mempengaruhi
pembungaan pada tanaman dewasa.
Secara umum dapat dikatakan bahwa anggrek bulan
(Phalaenopsis amabilis) memerlukan cahaya matahari sebanyak
10% - 15%, ini berarti bahwa jenis anggrek bulan menyukai tipe
cahaya yang teduh. Anggrek bulan (Phalaenopsis amabilis)
merupakan jenis anggrek epifit, sehingga keteduhan yang
diperlukannya diperoleh dengan selalu berada di bawah dedaunan
pohon yang ditumpanginya tersebut (Gunawan, 2005).
b. Ketinggian Tempat
Umumnya tanaman anggrek tumbuh dengan baik di daerah
tropis.


Meskipun demikian, ketinggian tempat

juga ikut

Pengaruh Media Tanam…, Nurul Hidayati, FKIP UMP, 2016

12

menentukan pertumbuhannya. Anggrek bulan (Phalaenopsis
amabilis) dapat tumbuh baik di dataran rendah sampai dataran
tinggi atau sekitar 50 m – 1000 m di atas permukaan laut
(Rukmana, 2000).
c. Kelembaban
Tanaman anggrek dapat tumbuh dengan cukup baik pada
kelembaban udara sekitar 50%, tetapi kelembaban udara yang
paling baik untuk pertumbuhan tanaman anggrek sekitar 70%.
Kelembaban udara yang tinggi bukan berarti tanaman anggrek
dapat tumbuh dengan baik jika kondisi akarnya terendam air, pada
kondisi terendam air tanaman anggrek justru akan mudah

terserang penyakit, seperti penyakit busuk daun dan busuk tunas
(Parnata, 2005).
Menurut Darmono (2007), kelembaban udara yang
dibutuhkan anggrek bulan (Phalaenopsis amabilis) berkisar antara
65% - 70%. Kelembaban malam hari tidak terlalu tinggi, sehingga
diusahakan supaya media tanam dalam pot tidak terlalu basah.
Kelembaban udara siang hari yang tinggi menyebabkan tanaman
anggrek sulit untuk memenuhi kebutuhan airnya, sehingga
tanaman anggrek sangat rentan terhadap serangan penyakit dan
dehidrasi (Parnata, 2005). Hal tersebut dapat diatasi dengan cara
penyemprotan air di sekitar tanaman menggunakan sprayer
(Sitanggang dan Wagiman, 2007).

Pengaruh Media Tanam…, Nurul Hidayati, FKIP UMP, 2016

13

d. Suhu
Menurut Darmono (2007), anggrek bulan (Phalaenopsis
amabilis) menyukai tempat dengan suhu udara yang sejuk. Suhu
udara yang ideal berkisar antara 150C – 350C (Rukmana, 2000).
Anggrek bulan (Phalaenopsis amabilis) yang ditempatkan pada
tempat yang memiliki temperatur tinggi maka kualitas bunganya
akan buruk, selain itu, anggrek bulan (Phalaenopsis amabilis)
juga dapat mengalami dehidrasi karena terlalu tingginya tingkat
penguapan (Parnata, 2005).
e. Sirkulasi Udara atau Aliran Udara
Tanaman anggrek membutuhkan sirkulasi udara yang baik.
Udara yang baik untuk pertumbuhan tanaman anggrek adalah
udara yang berhembus lembut secara terus menerus sepanjang
tanaman anggrek tersebut tumbuh. Sirkulasi udara yang terusmenerus berguna untuk pergantian udara di permukaan daun dan
akar. Sirkulasi udara yang terlalu kencang bisa menyebabkan
anggrek mengalami dehidrasi karena air di permukaan daun dan
akar mudah terbawa hembusan udara. Sebaliknya, jika udara tidak
berhembus maka proses respirasi dan fotosintesis tidak berjalan
dengan baik. Ketidaktersediaan hembusan udara juga dapat
membuat anggrek mudah terserang berbagai jenis penyakit yang
disebabkan oleh jamur dan bakteri. Hembusan angin pada siang

Pengaruh Media Tanam…, Nurul Hidayati, FKIP UMP, 2016

14

hari dapat membantu menurunkan suhu udara, sehingga
memudahkan proses fotosintesis berjalan secara optimal. Udara
yang terlalu kencang juga dapat menyebabkan kuncup bunga
mudah rontok (Parnata, 2005).
f. Air
Tanaman anggrek tidak terlalu membutuhkan air yang
terlalu banyak, namun juga tidak terlalu sedikit. Anggrek yang
sifatnya epifit tidak membutuhkan air yang banyak (Prabowo dan
Kartohadiprodjo, 2009). Penyiraman yang terlalu berlebihan akan
menyebabkan daunnya menguning dan busuk (Agung, 2006).

2.2 Pembibitan dan Perbanyakan Anggrek Bulan (Phalaenopsis amabilis)
Menurut Parnata (2005), Anggrek bulan (Phalaenopsis amabilis)
dapat diperbanyak dengan cara generatif dan vegetatif. Perbanyakan secara
generatif dilakukan melalui biji dari buah yang telah masak. Perbanyakan
generatif memerlukan perlakuan yang khusus diantaranya biji harus bebas
dari hama dan penyakit. Buah anggrek tumbuh setelah terjadi penyerbukan,
baik secara disengaja oleh manusia ataupun secara alami oleh angin dan
serangga. Di dalam buah anggrek tersebut terdapat ribuan biji yang berukuran
sangat kecil dan halus bagaikan tepung. Perbanyakan secara generatif
dilakukan dengan menyebarkan biji anggrek ke media tanam (Suryowinoto,
1984).

Pengaruh Media Tanam…, Nurul Hidayati, FKIP UMP, 2016

15

Secara alami tempat penyebaran biji anggrek hanya di sekitar akar
atau tempat tumbuh saat buah terbelah dan biji-biji bertebaran. Bisa juga di
tempat-tempat yang agak jauh ketika biji-biji anggrek terbawa oleh angin,
serangga, atau hewan lainnya. Sementara itu perbanyakan biji dengan
teknologi yang cukup modern bisa dilakukan dalam media agar buatan yang
dilakukan secara steril pada laboratorium (Gunawan, 2005).
Perbanyakan secara vegetatif dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu
dengan pemisahan anakan dan kultur jaringan. Cara pemisahan anakan adalah
salah satu cara yang masih tergolong tradisional yakni mengambil anakan
atau tanaman anggrek yang sudah tumbuh secara sempurna. Sementara itu,
kultur jaringan dilakukan dengan mengambil bagian tanaman muda yang
jaringannya masih aktif membelah dan kemudian dikulturkan di laboratorium
dengan menggunakan media tanam agar-agar bernutrisi. Perbanyakan
anggrek secara vegetatif sangat disukai karena anggrek akan lebih cepat
berbunga dan sifat-sifat anggrek yang baru akan sama dengan induknya
(Parnata, 2005).

2.3 Media Tanam Anggrek Bulan (Phalaenopsis amabilis)
Anggrek bulan (Phalaenopsis amabilis) merupakan anggrek epifit
yaitu yang hidup menempel pada tumbuhan inang. Anggrek bulan
(Phalaenopsis amabilis) dapat ditanam dalam pot, blok pakis atau cabangcabang kayu, baik pada tanaman yang masih hidup maupun yang sudah mati.
Penentuan bahan pengisi pot sebagai media tanam merupakan hal yang sangat

Pengaruh Media Tanam…, Nurul Hidayati, FKIP UMP, 2016

16

penting. Media tanam yang digunakan antara lain bisa berupa arang, pakis,
kadaka, serta cocopeat (Gunawan, 2005).
Media tanam bagi bibit anggrek merupakan lingkungan baru dalam
tahap aklimatisasi sehingga diperlukan media yang dapat mempertahankan
kelembaban disekitar akar, karena tanaman memerlukan akar untuk menyerap
hara agar dapat tumbuh dengan baik, sehingga dalam tahap aklimatisasi
diperlukan media yang dapat mempermudah pertumbuhan akar dan dapat
menyediakan hara yang cukup bagi tanaman (planlet) yang diaklimatisasi
(Ginting, 2008).
Menurut Prabowo dan Kartohadiprodjo (2009), media tanam
tanaman anggrek bulan harus memiliki syarat-syarat tertentu, yaitu dapat
digunakan untuk melekatnya akar dengan baik, dapat menjaga kelembaban
daerah sekitar akar, memiliki aerase udara dan drainase air yang baik, mampu
mengikat unsur hara dan air dengan baik serta menahan nutrisi yang
diberikan, tidak mudah lapuk, bukan merupakan sarang hama dan penyakit,
murah dan mudah diperoleh.
Media tanam yang remah akan memudahkan pertumbuhan akar dan
melancarkan aliran air, mudah mengikat air dan hara, kandungan unsur
haranya tinggi, dan tahan lapuk dalam waktu yang cukup lama (Waluya,
2009). Media tanam juga harus mampu menyimpan air dan tidak mudah
memadat. Media tanam yang padat menyebabkan air tergenang sehingga
aerasi udara rendah. Gejala yang tampak, daun dan batang menjadi layu.
Rambut akar tanaman anggrek yang berfungsi untuk mneyerap unsur hara

Pengaruh Media Tanam…, Nurul Hidayati, FKIP UMP, 2016

17

lama-kelamaan berkurang dan akhirnya tidak ada. Hal ini disebabkan oleh
aerasi media tanam yang rendah. Selain aerasi, media yang padat juga
mengundang bakteri dan cendawan penyebab busuk (Iswanto, 2002). Salah
satu cara yang dilakukan untuk mencegah media tersebut terserang hama dan
penyakit dengan sterilisasi media tanam sebelum penanaman. Sterilisasi dapat
dilakukan dengan menggunakan pestisida atau melalui pemanasan (Gunawan,
2005).
Beberapa media tanam yang dapat digunakan untuk aklimatisasi
tanaman anggrek bulan (Phalaenopsis amabilis) antara lain kadaka, pakis dan
cocopeat.
1. Kadaka
Kadaka mengandung unsur hara yang dibutuhkan tanaman
anggrek, karena memiliki sifat dapat mengatur kelembaban sehingga tidak
mudah menyebabkan busuk pada akar tanaman anggrek. Kadaka juga
mempunyai daya ikat air yang tinggi dan tidak mudah lapuk serta
memiliki aerase dan drainase yang baik (Sitanggang dan Wagiman, 2007).
2. Cocopeat
Cocopeat diolah dari sabut kelapa yang dicincang. Sebelum
digunakan sebagai media, cocopeat direndam selama 2 minggu untuk
menghilangkan senyawa-senyawa kima seperti tanin. Tanin merupakan
senyawa kimia yang dapat merugikan bibit anggrek. Senyawa tersebut
dapat menghambat pertumbuhan bibit anggrek. Menurut Binawati (2012),
Cocopeat mengandung unsur kalsium, magnesium, kalium, nitrogen dan

Pengaruh Media Tanam…, Nurul Hidayati, FKIP UMP, 2016

18

fosfor. Unsur hara yang tekandung dalam cocopeat dapat membantu
pertumbuhan tanaman anggrek bulan mulai dari pertumbuhan akar hingga
pertumbuhan daun.
Cocopeat merupakan media yang memiliki daya simpan air yang
sangat baik dan mengandung unsur-unsur hara yang dibutuhkan serta
mudah didapat. Media cocopeat terbuat dari cocopeat yang sudah tua yang
kemudian dicincang (Agung, 2006).
3. Pakis
Pakis (batang paku Alsoplilla glauca) merupakan media yang baik
untuk media tumbuh anggrek karena mempunyai daya penyimpanan air,
aerasi dan drainase yang cukup baik, melapuk secara perlahan, serta
mengandung unsur hara yang dibutuhkan untuk pertumbuhan tanaman
anggrek. Media pakis mempunyai banyak rongga, sehingga akar tanaman
anggrek dapat leluasa berkembang dan kelebihan air dalam media pakis
dapat dengan mudah mengalir ke bawah sehingga tidak menyebabkan
media cepat lapuk (Widiastoety, 2004).
Pakis juga sangat awet karena sukar melapuk, memiliki daya ikat air
yang baik, serta mempunyai kemampuan aerasi dan drainase yang baik
juga. Sebagai media tanam pakis dapat digunakan dalam bentuk
lempengan, potongan maupun cincangan. Agar medianya tidak cepat
padat, cincangan pakis sebaiknya jangan terlalu halus. Cincangan yang
terlalu halus dapat mengakibatkan kelembaban media menjadi tinggi.
Akibatnya resiko munculnya penyakit busuk akar juga semakin tinggi.

Pengaruh Media Tanam…, Nurul Hidayati, FKIP UMP, 2016

19

Pemakaian media pakis yang terlalu halus juga bisa menyebabkan
tanaman mudah rebah (Iswanto, 2002).
Penelitian aklimatisasi anggrek hitam (Coelogyne pandurata Lindl.)
yang dilakukan oleh Purnama (2014), dengan menggunakan media kombinasi
arang kayu dan cocopeat diperoleh persentase hidup yang masih rendah yaitu
57,14% dan pertambahan tinggi tanaman anggrek hitam pada penelitian ini
tidak terlalu cepat yaitu hanya 1,03 cm selama 3 bulan. Kebanyakan para
petani menggunakan arang kayu sebagai media tumbuh tanaman anggrek
padahal arang kayu memiliki sifat kurang mampu menyerap air dan miskin
zat hara (Sitanggang dan Wagiman, 2007).

2.4 Pemberian Pupuk Daun pada Tanaman Anggrek Bulan (Phalaenopsis
amabilis)
Cara yang sering dilakukan dalam memupuk anggrek adalah
pemupukan melalui daun. Pemberian pupuk akan lebih efektif melalui daun
dari pada melalui media tanam. Hal ini disebabkan daun mampu menyerap
pupuk sekitar 90%, sedangkan akar hanya mampu menyerap sekitar 10%. Air
dan unsur hara tersebut masuk kedalam daun melalui lapisan kutikula.
Pemberian pupuk pada daun sebaiknya dilakukan saat penyinaran cahaya
cukup. Penyinaran yang cukup sempurna dapat membuat penyerapan unsur
hara akan lebih baik dibandingkan saat penyinaran berlebihan. Penyinaran
berlebihan mengurangi kandungan air dalam jaringan tanaman anggrek.

Pengaruh Media Tanam…, Nurul Hidayati, FKIP UMP, 2016

20

Akibatnya, penyerapan unsur hara menjadi terlambat dan pertumbuhan
tanaman menjadi tidak sehat (Iswanto, 2002).
Kelebihan pupuk daun yaitu penyerapan haranya berjalan lebih cepat
dibandingkan pupuk yang diberikan lewat akar. Hal ini menyebabkan
tanaman akan cepat menumbuhkan tunas dan tanah tidak rusak. Oleh sebab
itu, pemupukan lewat daun dipandang lebih berhasil dibandingkan lewat akar
(Lingga dan Marsono, 2004).
Menurut Sandra (2003) agar pertumbuhannya subur dan cepat
berbunga, maka tanaman anggrek perlu diberikan pupuk dengan unsur hara
makro dan mikro yang lengkap (seperti Gandasil D, Growmore, Hyponex,
dan lain-lain). Growmore merupakan pupuk daun yang memiliki kandungan
unsur hara makro dan mikro yang cukup tinggi. Kandungan unsur-unsur
dalam pupuk Growmore tersebut yaitu: N 32%, P2O5 10%, K2O 10%, Ca
0.05%, Mg 0.10%, S 0.20%, B 0.02%, Cu 0.05%, Fe 0.10%, Mn 0.05%, Mo
0.0005%, dan Zn 0.05%. Kandungan yang terdapat dalam pupuk Growmore
juga sangat sesuai dengan kebutuhan tanaman. Pupuk daun dengan
perbandingan N yang lebih tinggi berfungsi untuk merangsang pertumbuhan
tanaman anggrek yang masih muda (fase vegetatif) (Darmono, 2007). Hal ini
didukung oleh pernyataan (Iswanto, 2002) bahwa penyerapan hara pada
tanaman anggrek Phalaenopsis 90% terjadi melalui daun. Tanaman anggrek
Phalaenopsis memiliki laju pertumbuhan yang sangat lambat hal ini
membutuhkan strategi pemberian konsentrasi larutan pupuk secara tepat agar

Pengaruh Media Tanam…, Nurul Hidayati, FKIP UMP, 2016

21

penyerapanya

memberikan

pengaruh

nyata

terhadap

percepatan

pertumbuhannya.
Upaya meningkatkan pertumbuhan anggrek Phalaenopsis dalam pot,
dapat dilakukan dengan pemberian pupuk daun, karena dalam pupuk daun
sudah terdapat unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman anggrek, seperti
pupuk daun growmore. Unsur Nitrogen berpengaruh meningkatkan
pertumbuhan vegetatif, posfor berpengaruh untuk merangsang pertumbuhan
generatif, inisiasi akar, dan pendewasaan tanaman, sedangkan kalium
berfungsi sebagai katalisator (Ginting, 2001).

2.5 Aklimatisasi Tanaman Anggrek Bulan (Phalaenopsis amabilis)
2.5.1

Pengertian Aklimatisasi
Aklimatisasi berarti melatih tanaman yang sebelumnya ditumbuhkan

dalam botol kultur dengan suplay media yang lengkap untuk dapat hidup
secara mandiri dan berfotosintesis pada kondisi eksternal (Yusnita, 2003).
Menurut Adiputra (2009), aklimatisasi sangat penting apabila
membudidayakan tanaman menggunakan bibit yang diperbanyak dengan
teknik kultur jaringan. Hal ini dapat terjadi karena beberapa faktor antara lain:
1.

Anggrek epifit biasanya tumbuh pada pohon atau ranting, oleh karena itu,
pemindahan tanaman dari botol ke media dalam pot sebenarnya telah
menempatkan tanaman pada lingkungan yang tidak sesuai dengan
habitatnya.

Pengaruh Media Tanam…, Nurul Hidayati, FKIP UMP, 2016

22

2.

Tanaman yang dikembangkan menggunakan teknik kultur jaringan
memiliki kondisi lingkungan yang aseptik dan senyawa organik yang
digunakan tanaman sebagian besar didapat secara eksogenous, oleh sebab
itu, apabila dipindahkan kedalam pot, maka tanaman dipaksa untuk dapat
membuat sendiri bahan organik secara endogenous.
Masa aklimatisasi merupakan masa yang kritis karena pucuk atau

planlet yang diregenerasikan dari kultur in vitro menunjukan beberapa sifat
yang kurang menguntungkan, seperti lapisan lilin kutikula tidak berkembang
dengan baik, kurangnya lignifikasi batang, jaringan pembuluh dari akar ke
pucuk kurang berkembang dan stomata sering kali tidak berfungsi (tidak
menutup ketika penguapan tinggi). Keadaan itu menyebabkan pucuk-pucuk
in vitro sangat peka terhadap transpirasi, serangan cendawan dan bakteri,
cahaya dengan intensitas tinggi dan suhu tinggi. Aklimatisasi pucuk-pucuk in
vitro memerlukan penanganan khusus, bahkan diperlukan modifikasi
terhadap kondisi lingkungan terutama suhu, kelembaban dan intensiitas
cahaya. Selain itu, media tanam pun memiliki peranan yang cukup penting
khususnya

bila puucuk-pucuk mikro

yang diaklimatisasikan belum

membentuk sistem perakaran yang baik (Zulkarnain, 2009).

2.5.2

Tahap Aklimatisasi
Menurut Wardiyati (1998), ada beberapa tahap kegiatan yang

dilakukan dalam persiapan tanaman sebelum ditanam di lapang yaitu:
aklimatisasi yang membutuhkan waktu 2 – 4 minggu dan pembesaran satu

Pengaruh Media Tanam…, Nurul Hidayati, FKIP UMP, 2016

23

bulan. Aklimatisasi yang dimaksud di sini adalah pemindahan tanaman dari
botol ke kondisi lapang. Sesudah tanaman dikeluarkan dari botol dan akar
dicuci sampai bersih. Akar yang terlalu panjang dibuang dengan cara
digunting dan disisakan 1 – 2 cm, demikian juga daun yang tua atau terbawah
dikurangi, kemudian dicelupkan ke dalam larutan fungisida dan ditanam
dalam media steril yang telah disiapkan. Daun baru terbentuk sekitar 1-3
minggu. Sesudah tebentuk akar dan daun sempurna kemudian tanaman baru
dapat melakukan fotosintesis dan tumbuh dengan normal (Wardiyati, 1998).
Proses aklimatisasi sebaiknya menggunakan media tanam yang
halus dan lunak sehingga akar bisa tumbuh optimal. Prinsipnya, media
tersebut harus cukup halus, dapat mengikat air dengan baik serta bebas dari
jamur dan penyakit. Media aklimatisasi sebaiknya disterilkan dengan cara
merebus atau menggunakan autoklaf, bisa juga media tersebut disemprot
dengan fungisida dan dicampur dengan furadan (Waluya, 2009).
Faktor yang harus diperhatikan pada tahap aklimatisasi adalah
faktor lingkungan berupa suhu, kelembaban dan cahaya. Kelembaban udara
diusahakan antara 65% – 75 % sehingga penurunannya tidak terlalu drastis
dibanding ketika di dalam botol yaitu antara 90% – 100%. Selain faktor
lingkungan, media tanam juga berpengaruh penting dalam tahap aklimatisasi.
Fungsi media tanam terutama untuk pertumbuhan akar-akar baru, karena akar
yang terbentuk dalam botol belum berfungsi dengan baik. Media tanam
anggrek harus memenuhi persyaratan yaitu memiliki daya ikat air yang baik,
aerasi dan drainase yang baik pula (Gunawan, 2005).

Pengaruh Media Tanam…, Nurul Hidayati, FKIP UMP, 2016