Evaluasi pemanfaatan tanaman obat sebagai bahan baku pada industri obat tradisional di Propinsi Jawa Tengah berdasarkan buku daftar obat alam - USD Repository

  

EVALUASI PEMANFAATAN TANAMAN OBAT SEBAGAI BAHAN

BAKU PADA INDUSTRI OBAT TRADISIONAL DI PROPINSI JAWA

TENGAH BERDASARKAN BUKU DAFTAR OBAT ALAM

SKRIPSI

  Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.) Program Studi Farmasi

  

Oleh :

Valentina Ermita Herdani

NIM : 068114011

FAKULTAS FARMASI

  

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

  

EVALUASI PEMANFAATAN TANAMAN OBAT SEBAGAI BAHAN

BAKU PADA INDUSTRI OBAT TRADISIONAL DI PROPINSI JAWA

TENGAH BERDASARKAN BUKU DAFTAR OBAT ALAM

SKRIPSI

  Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.) Program Studi Farmasi

  

Oleh :

Valentina Ermita Herdani

NIM : 068114011

FAKULTAS FARMASI

  

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA

  Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa USD : Nama : Valentina Ermita Herdani Nomor Mahasiswa : 068114011

  Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :

  

“EVALUASI PEMANFAATAN TANAMAN OBAT SEBAGAI BAHAN

BAKU PADA INDUSTRI OBAT TRADISIONAL DI PROPINSI JAWA

TENGAH BERDASARKAN BUKU DAFTAR OBAT ALAM”

  Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta izin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis. Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.

  Dibuat di Yogyakarta Pada tanggal : 16 Juli 2010 Yang menyatakan

  

Dedicated to :

My everything:

  

Jesus Christ

My parents:

  

Helarius Bato’ and Theresia Sutarmi

Sister and brothers:

  

Yulita Angelina, Alexander Septian Prihardjoko, dan Robertus Benny Wiranata

My love:

  

Ecko Chandra dan keluarga

Almamater:

  

Universitas Sanata Dharma

  “Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada pada-Ku mengenai kamu, demikianlah firman TUHAN, yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan.”

  

PRAKATA

  Puji dan syukur pada Tritunggal Maha Kudus atas cinta kasih, kekuatan, harapan, keyakinan, dan teladan yang telah diberikan kepada penulis selama penulis menjalankan proses menyelesaikan skripsi. Proses ini bukan merupakan bagian yang terlalu mudah untuk dihadapi, namun juga bukan hal yang terlalu sukar untuk dijalani. Niat dan usaha pun tidak akan cukup tanpa dukungan dari banyak pihak. Untuk itu, Saya ingin mengucapkan banyak terima kasih kepada : 1.

  Yustina Sri Hartini, M. Si., Apt selaku Dosen Pembimbing dan Dosen Penguji yang selalu sabar dan memberikan arahan, saran, kritik, serta dukungan sehingga penelitian dan penyusunan skripsi ini dapat berjalan dengan lancar.

  2. Dr. C. J. Soegihardjo, Apt. selaku Dosen Penguji skripsi yang banyak memberikan masukan demi kemajuan skripsi penulis.

  3. Rita Suhadi, M. Si., Apt selaku Dosen Penguji yang banyak memberikan masukan demi kemajuan skipsi penulis.

  4. Mulyono, M. Si., Apt. dan C. Maria Ratna Rini Nastiti, M. Pharm., Apt. yang telah menjadi orang tua dan selalu sabar saat mendengarkan setiap cerita kehidupan penulis serta memberikan dorongan untuk terus maju menggapai impian.

  5. Sahabat dan saudaraku: Anna Karina Algustie (atas kebersamaan, nasihat, kekuatan, dan proses bersama), Maria Intan Josi, Rr. Kusumowardani, dan

  

EVALUASI PEMANFAATAN TANAMAN OBAT SEBAGAI BAHAN

BAKU PADA INDUSTRI OBAT TRADISIONAL DI PROPINSI JAWA

TENGAH BERDASARKAN BUKU DAFTAR OBAT ALAM (DOA)

Valentina Ermita Herdani

  

068114011

  

INTISARI

  Indonesia memiliki keanekaragaman tanaman obat (TO), dimana terdapat 9.600 spesies tanaman yang berkhasiat obat. Kekayaan alam berupa TO belum dikelola dengan baik pemanfaatannya. Studi ini bertujuan untuk mendapatkan database jenis dan mengevaluasi TO yang telah dimanfaatkan di industri obat tradisional (OT) di Provinsi Jawa Tengah berdasarkan buku Daftar Obat Alam (DOA).

  Metode pengambilan data yang digunakan adalah metode sensus. Populasi yang digunakan adalah seluruh industri OT yang tercantum dalam buku Daftar Obat Alam (DOA) edisi III tahun 2008 yang dikeluarkan oleh Himpunan Seminat Apoteker Industri Obat Tradisional bersama PD. ISFI Jawa Tengah.

  Sebesar 99,71% produk OT memanfaatkan TO sebagai bahan baku. Sembilan dari 18 industri OT memanfaatkan Curcuma xanthorrhiza dengan frekuensi kemunculan tertinggi. Foeniculum vulgare dimanfaatkan di 83,33% industri OT. Provinsi Jawa Tengah memanfaatkan 259 dari 9600 TO dalam 1033 produk OT. Curcuma xanthorrhiza dimanfaatkan dalam frekuensi kemunculan tertinggi pada 17 khasiat. Rerata jumlah jenis TO tiap OT tertinggi dimiliki PT.Tb (6,53) dan jumlah jenis TO tertinggi pada OT dimiliki oleh PT. Jg (28). Rerata jumlah jenis TO tiap OT tertinggi terdapat pada khasiat kontraseptif (7) dan jumlah jenis TO tertinggi pada produk OT terdapat pada khasiat kesehatan wanita pasca persalinan (28). Frekuensi kemunculan TO dalam bentuk simplisia (929/1033) dalam bentuk ekstrak (183/1033). Bentuk sediaan yang paling sering ditemukan adalah serbuk dengan frekuensi 423/1033.

  Kata kunci : tanaman obat, pemanfaatan tanaman obat, industri obat tradisional,

  database tanaman obat

  

ABSTRACT

  Indonesia has diversity of medicinal plants (MP), where there are at least 9.600 species of medicinal plants. The utilization of MP has not been managed well. The study is aim to obtain database of MP that have been used in traditional medicine (TM) industries in Central Java Province.

  The method used to collect the data is the census method. The population used is the TM industries listed in the Daftar Obat Alam (DOA) book, the third edition in 2008, issued by the Himpunan Seminat Apoteker Industri Obat Tradisional with PD. ISFI Central Java.

  About 99.71% of MP use as a raw material in TM products. Nine from 18 TM industries are using Curcuma xanthorrhiza in the highest percentage.

  

Foeniculum vulgare used in 83.33% TM industries. Central Java Province use 259

  in the 1033 TM. The profile is relatively low. Curcuma xanthorrhiza utilized in the highest percentage in 17 indications. The highest average number of MP species is owned by PT.Tb (6.53). The highest number of MP species is owned by PT. Jg (28). The highest average number of MP species each OT is found in contraceptive indications (7). The highest number of MP species each TM product is found in postpartum women's health indications (28). MP widely used in the form of bulbs (929/1033) and extract (183/1033). TM mostly found in powder dosage form frequenced 423/1033 .

  Key words: medicinal plants, the utilization of medicinal plants, traditional medicine industry, medicinal plants database

  

DAFTAR ISI

  HALAMAN SAMPUL .…...……………………………………………… ………. …. i HALAMAN JUDUL ………………………………………………………………. … ii HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING …………………………………………. iii HALAMAN PENGESAHAN………………………………………………………….... iv HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . v HALAMAN PERSEMBAHAN………………………………………………. …. …… vi PRAKATA …………………………………………………………………….……… vii PERNYATAAN KEASLIAN KARYA....………………………………… …….……… ix

  INTISARI……………………………………………………… …………… …….… x

  

ABSTRACT …………………………………………………………………… …….… xi

  DAFTAR ISI …………………………………………………………………… ……. xii DAFTAR TABEL …………………………………………………………………… xv DAFTAR GAMBAR ………………………………………………………….……… xvi DAFTAR LAMPIRAN………………………………………………………………… xvii

  BAB I. PENDAHULUAN …………………………………………………….………

  1 A. Latar Belakang ………………………………………………………………… 1 1.

  Permasalahan ………………………………………………………… … 3 2. Keaslian penelitian..………………………………………………. ……… 4 3. Manfaat penelitian ….……………………………………………………… 6 B. Tujuan Penelitian .………………………………………………… …………… 6 1.

  Tujuan umum …………… …….………………………….………..

  6 2. ….………

  6 Tujuan khusus..........................................................................

  BAB II. PENELAAHAN PUSTAKA …………………………………………………

  7 A. Tanaman Obat ………….......……………………………………………… … 7 B. Obat Tradisional …………………………………………………………… … 8 1.

  ……

  8 Peraturan mengenai obat tradisional di Indonesia............................

  2.

  ……………

  9 Bahan baku obat tradisional ...............................................

  10

  3. Obat tradisional di negara lain ......................................................... ……

  C.

  20 F. Keterbatasan penelitian

  27 B. Profil Pemanfaatan Tanaman Obat Sebagai Bahan Baku Berdasarkan Data Tiap

  … …………

  Jumlah kemunculan tanaman obat seluruh industri OT

  a. Jumlah kemunculan tanaman obat tiap industri OT … ………… … 26 b.

  …………………………………………………………… ………… … 24 3. Jumlah kemunculan tanaman obat terhadap 9600 tanaman berkhasiat obat …… 26

  21 2. Profil jumlah industri OT yang memanfaatkan tanaman jenis tanaman obat tertentu

  21 1. Jumlah kemunculan spesies tanaman obat pada industri OT…………………

  OT ………………………………………………………………………………

  20 BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ……….…..………………………………… . . . 21 A. Profil Pemanfaatan Tanaman Obat sebagai Bahan Baku Berdasarkan Data Tiap Industri

  Evaluasi data …………………………………………………..........

  Industri Obat Tradisional ……….………………………… …………… ……. . . . 11

  19 4.

  Analisis data …………………………………………………..........

  19 3.

  Perijinan …………………………………………………...........

  19 b.

  Penentuan subjek penelitian ……………………………………...

  19 a.

  Pengambilan data …………………………………………………...

  18 2.

  BAB III. METODOLOGI PENELITIAN ……………………..…………………… ……. 12 A. Jenis dan Rancangan Penelitian .....…………………………… …………… ……. 12 B. Definisi Operasional ………………………………………………… …….… . . . 12 C. Subjek Penelitian dan Teknik Sensus ……………………………… …………… . 15 D. Data Analisis ………………………………………………………… …….…. . 16 E. Alur Penelitian ……….…..………………………………………………… … 18 1. Studi pustaka ……………………………………………………………………..

  Khasiat OT …….…..…………………………………… … …………… …… 27 C. Profil Jumlah Jenis Tanaman Obat Sebagai Penyusun Setiap OT pada Masing-Masing

  D.

  Profil Jumlah Jenis Tanaman Obat Sebagai Penyusun Setiap OT pada Masing-Masing Khasiat OT ………………………………… …………… …………… …… . . 37 E. Profil Pemanfaatan Tanaman Obat dalam Bentuk Simplisia dan Ekstrak serta Bentuk

  Sediaan yang Digunakan Dalam OT …………… … …………… …………… … 41 1.

  Profil ekstrak/simplisia tanaman obat ……………… … …………… ……… 42 2.

  Profil bentuk sediaan OT

  ………………………………… … …………… … 43 3. Profil ekstrak/simplisia dan bentuk sediaan seluruh industri …… … ………… . 44

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN…..…………………………………. … …… . . 46 A. Kesimpulan .…..………………………………………………………. … …… 46 B. Saran .…..………………………………………………………… … …… … 47 DAFTAR PUSTAKA .…..……………………………………………………. … …… 48 LAMPIRAN .…..……………………………………………………………… … …… 52 BIOGRAFI PENULIS .…..…………………………………………………… … …… 56

  DAFTAR TABEL

  Tabel I. Daftar industri OT sebagai subjek penelitian ................................... 5 Tabel II. Kelengkapan informasi yang tercantum pada kemasan OT ............. 15 Tabel III. Profil spesies tanaman obat yang memiliki frekuensi kemunculan paling tinggi pada masing-masing industri .................. 22 Tabel IV. Jumlah kemunculan industri OT yang memanfaatkan jenis tanaman obat tertentu ....................................................................... 24 Tabel V. Jumlah jenis TO tiap industri OT ..................................................... 27 Tabel VI. Jenis tanaman obat yang memiliki jumlah kemunculan paling tinggi pada khasiat OT tertentu ............................................. 28 Tabel VII. Klaim khasiat Curcuma xanthorrhiza jika dibandingkan dengan hasil penelitian lain .............................................................. 33 Tabel VIII. Rerata jumlah jenis tanaman obat beserta jumlah tertinggi dan terendah tiap OT pada masing-masing industri OT .................. 35 Tabel IX. Jumlah produk tiap golongan OT pada kategori khasiat OT ........... 38 Tabel X. Rerata jumlah jenis tanaman obat tiap OT pada masing- masing khasiat OT ............................................................................ 40 Tabel XI. Jumlah kemunculan simplisia/ekstrak tiap industri OT ................... 42 Tabel XII. Profil penggunaan bentuk sediaan produk OT ................................. 45

  DAFTAR GAMBAR

  Gambar 1. Profil jumlah industri yang memanfaatkan tanaman obat tertentu dengan jumlah kemunculan pemanfaatan tertinggi ............ 23 Gambar 2. Jumlah produk masing-masing industri OT ..................................... 26 Gambar 3. Jumlah khasiat yang memaanfaatkan jenis tanaman obat tertentu dalam jumlah kemunculan tertinggi .................................... 31 Gambar 4. Jumlah industri OT yang memanfaatkan bentuk sediaan tertentu dalam jumlah kemunculan tertinggi .................................... 43

DAFTAR LAMPIRAN

  Lampiran 1. Cover Daftar Obat Alam (DOA) edisi III tahun 2008 yang dikeluarkan oleh Himpunan Seminat Apoteker Industri Obat Tradisional bersama PD. ISFI Jawa Tengah ............................... 53

  Lampiran 2. Surat Persetujuan Ijin Penelitian dari GP Jamu Jawa Tengah ..... 54 Lampiran 3. Alur Penelitian ............................................................................ 55

BAB I PENGANTAR A. Latar Belakang Tanaman obat sudah dikenal dan digunakan di seluruh dunia sejak

  ribuan tahun yang lalu. Di Indonesia, penggunaan tanaman obat alami telah ada sejak zaman nenek moyang hingga kini dan terus dilestarikan sebagai warisan budaya. Pemerintah melalui Kebijakan Obat Tradisional Nasional dalam Keputusan Menteri Kesehatan No.381/Menkes/SK/III/2007 menegaskan dorongan pemerintah terhadap pemanfaatan sumber daya alam dan ramuan tradisional secara berkelanjutan untuk digunakan sebagai obat tradisional (OT) dalam upaya peningkatan pelayanan kesehatan (Anonim, 2007). Kecenderungan kuat untuk menggunakan pengobatan dengan bahan alam tidak hanya berlaku di Indonesia, tetapi juga berlaku dibanyak negara, karena diyakini mempunyai efek samping yang lebih kecil dibandingkan obat-obat kimia modern (Maheshwari, 2002).

  WHO (World Health Organization) pada tahun 1985 memprediksi bahwa sekitar 80% penduduk dunia telah memanfaatkan tumbuhan obat untuk pemeliharaan kesehatan primernya (Peter and Whitehouse, 1999). Dengan tingkat kebutuhan penduduk dunia terhadap obat-obatan alami sangat tinggi, hal ini merupakan peluang pasar yang baik bagi industri yang menggunakan tanaman obat sebagai bahan bakunya. Berdasarkan Lampiran Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan RI Nomor: HK.00.05.4.1380, Bahan Baku didefinisikan sebagai simplisia, sediaan galenik, bahan tambahan atau bahan lainnya, baik yang berkhasiat maupun yang tidak berkhasiat yang berubah maupun yang tidak berubah, yang digunakan dalam pengolahan obat tradisional, walaupun tidak semua bahan tersebut masih terdapat di dalam produk ruahan.

  Indonesia dikenal sebagai negara dengan keanekaragaman hayati terbesar di dunia (Sampurno, 2009). Dari sekitar 30.000 jenis tumbuhan, 9.600 diantaranya merupakan spesies tanaman berkhasiat obat (Anonim, 2007). Namun, kekayaan alam berupa tumbuhan obat belum dikelola dengan baik, termasuk budi daya, penelitian dan pemanfaatannya (Sampurno, 2009).

  Penelitian dan pengembangan OT di Indonesia masih belum optimal terutama masih lemahnya koordinasi dan jaringan R&D di Indonesia (Sampurno, 2009). Menurut Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 381/MENKES/SK/III/2007 tentang Kebijakan Obat Tradisional, pada masyarakat Jawa dan Madura telah terdapat informasi tertulis tentang jamu yang hingga kini terpelihara dengan baik di Perpustakaan Kraton Surakarta, yaitu yang dikenal dengan sebutan Serat Kawruh dan Serat Centhini. Serat Kawruh memberikan informasi yang sistematik tentang jamu, memuat 1.734 ramuan yang dibuat dari bahan alam dan cara penggunaannya. Pada awal tahun 2009 dikeluarkan buku Daftar Obat Alam (DOA) edisi III tahun 2008 yang dikeluarkan oleh Himpunan Seminat Apoteker Industri Obat Tradisional bersama PD. ISFI Jawa Tengah sebagai pedoman data ramuan OT yang diproduksi oleh 18 Industri OT di Provinsi Jawa Tengah. Namun, buku tersebut belum dilengkapi dengan informasi masing industri maupun khasiat. Maka penelitian ini dirancang untuk meneliti profil pemanfaatan tanaman obat sebagai bahan baku OT pada masing-masing industri maupun khasiat serta menerangkan evaluasi terhadap pemanfaatan tanaman obat. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh industri OT yang tercantum dalam indeks industri buku DOA. Penelitian dilakukan dengan metode studi pustaka dengan menggunakan buku DOA sebagai acuan utama penelitian ini dan buku-buku penunjang yang relevan, yang kemudian diolah menjadi data yang sifatnya deskriptif evaluatif untuk menunjukkan hasil yang didapatkan dari penelitian ini.

  Dalam Development of National Policy in Traditional Medicine, WHO menerangkan bahwa pemerintah memiliki peran dalam bidang OT untuk mengembangkan database mengenai OT (Anonim, 2000b). Oleh karena itu

  

database dan hasil evaluasi ini diharapkan dapat membantu pemerintah dalam

  memberikan informasi mengenai profil pemanfaatan tanaman obat sebagai bahan baku OT, sehingga kita dapat memprediksi dan berkesempatan untuk dapat mengembangkan OT Indonesia yang dapat berupa Jamu, Obat Herbal Terstandar (OHT), atau Fitofarmaka dari produk yang sudah ada maupun jenis baru yang belum pernah ada sebelumnya.

1. Permasalahan a.

  Bagaimana profil pemanfaatan tanaman obat sebagai bahan baku OT berdasarkan data tiap industri OT? b.

  Bagaimana profil pemanfaatan tanaman obat sebagai bahan baku OT berdasarkan data tiap khasiat OT? c.

  Bagaimana profil jumlah jenis tanaman obat sebagai penyusun setiap OT pada masing-masing industri OT? d.

  Bagaimana profil jumlah jenis tanaman obat penyusun setiap OT pada masing-masing khasiat OT? e.

  Bagaimana profil pemanfaatan tanaman obat dalam bentuk simplisia dan ekstrak serta bentuk sediaan yang digunakan dalam OT?

2. Keaslian penelitian

  Penelitian sebelumnya yang terkait dengan tema skripsi ini adalah penelitian dari Wisely (2010) yang berjudul ”Studi Tentang Pemahaman Obat Tradisional Berdasarkan Informasi pada Kemasan dan Alasan Pemilihan Jamu Ramuan Segar atau Jamu Instan pada Masyarakat Desa Maguwoharjo”.

  Sebagian data yang terdapat di skripsi sudah dipublikasikan pada Proseeding Seminar Nasional POKJANAS TOI XXXVI tanggal 13-14 Mei 2009.

  Data yang sudah dipublikasi sebelumnya antara lain adalah database informasi OT yang diproduksi oleh industri obat tradisional di PT. Industri Jamu Borobudur, jumlah kemunculan jenis tanaman obat sebagai bahan baku di industri OT di PT. Industri Jamu Borobudur, daftar jenis tanaman obat yang digunakan oleh industri obat tradisional PT. Industri Jamu Borobudur, serta jumlah kemunculan jumlah tanaman obat terhadap 9600 tanaman berkhasiat obat yang digunakan oleh industri obat tradisional PT. Industri Jamu Borobudur.

  Data yang diambil dari eksplorasi buku setelah publikasi dilakukan antara lain database informasi jumlah OT yang diproduksi oleh industri OT, jumlah kemunculan jenis tanaman obat sebagai bahan baku berdasarkan data tiap digunakan oleh industri OT, jumlah kemunculan tanaman obat yang digunakan tiap industri OT dan tiap khasiat OT, jumlah jenis tanaman obat penyusun OT berdasarkan data tiap industri OT dan data tiap khasiat OT, jumlah kemunculan tanaman obat dalam bentuk ekstrak dan simplisia, serta bentuk sediaan yang digunakan dalam OT pada industri obat tradisional :

  

Tabel I. Daftar industri OT sebagai subjek penelitian

No. Nama Industri Obat Tradisional

  IOT Sari Sehat QQ PT. Capung Indah Abadi

  18. PT. Industri Jamu Borobudur

  17. PT. Phapros TBK

  16. PT. Jamu Indonesia Simona

  15. PT. Jamu Ibu Tjipto

  14. PT. Jago

  13. P.J. Tingbao (Cap Semar)

  12. PT. Sido Muncul

  10. PT. Maryong Mondo 11.

  1. PT. Air Mancur

  9. PT. Nyonya Meneer

  8. Industri Jamu Dua Putri Dewi

  7. PT. Sinde Budi Sentosa

  6. PT. Marguna Tarulata,

  5. PT. Leo Agung Raya

  4. PT. Dragon Prima Farma

  3. PT.Deltomed Laboratories

  2. PT. Dami Sariwana

  Pada Industri Jamu Borobudur data baru yang diambil adalah database jumlah kemunculan tanaman obat yang digunakan tiap khasiat OT, jumlah jenis tanaman obat penyusun OT berdasarkan data tiap industri OT dan data tiap khasiat OT, jumlah kemunculan tanaman obat dalam bentuk ekstrak dan simplisia, serta bentuk sediaan yang digunakan dalam OT pada industri OT.

3. Manfaat penelitian a. Manfaat teoritis

  Hasil penelitian ini dapat digunakan untuk menambah khasanah ilmu pengetahuan di bidang kefarmasian, terkait dengan bidang penelitian dan pengembangan OT.

b. Manfaat praktis

  Penelitian ini dapat dijadikan sebagai data pendukung penelitian untuk pengembangan ramuan OT serta dapat dijadikan informasi pendukung dalam mengevaluasi produk OT yang ada di Provinsi Jawa Tengah, terutama bagi OT yang tercantum di dalam buku DOA.

  B.

  

Tujuan Penelitian

1. Tujuan umum

  Memberi informasi mengenai evaluasi pemanfaatan tanaman obat sebagai bahan baku di Industri OT yang terdapat di Jawa Tengah.

2. Tujuan khusus a.

  Mengetahui profil pemanfaatan tanaman obat sebagai bahan baku OT berdasarkan data tiap industri OT.

  b.

  Mengetahui profil pemanfaatan tanaman obat sebagai bahan baku OT berdasarkan data tiap khasiat OT.

  c.

  Mengetahui profil jumlah jenis tanaman obat sebagai penyusun setiap OT pada masing-masing industri OT.

  d.

  Mengetahui profil jumlah jenis tanaman obat penyusun setiap OT pada masing-masing khasiat OT.

  e.

  Mengetahui profil pemanfaatan tanaman obat dalam bentuk simplisia dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tanaman Obat Wilayah hutan tropika Indonesia memiliki keanekaragaman hayati

  tertinggi ke-2 di dunia setelah Brazilia. Dari 40.000 jenis flora yang ada di dunia sebanyak 30.000 jenis dijumpai di Indonesia (Anonim, 1992b). Dari sekitar 30.000 jenis tumbuhan, 9.600 diantaranya merupakan spesies tanaman berkhasiat obat (Anonim, 2007).

  Menurut Depkes RI, definisi tanaman obat Indonesia sebagaimana tercantum dalam SK Menkes No. 149 /SK /Menkes/IV/1978, yaitu tanaman atau bagian tanaman yang digunakan sebagai bahan OT atau jamu ; tanaman atau bagaian tanaman yang digunakan sebagai formula bahan baku obat; atau tanaman atau bagian tanaman yang diekstraksi dan ekstraksi tersebut digunakan sebagai obat (Siswanto, 1997; Sutarjadi, 1992).

  Simplisia adalah bahan alamiah yang dipergunakan sebagai obat yang belum mengalami pengolahan apapun juga dan kecuali dinyatakan lain, berupa bahan yang telah dikeringkan (Anonim, 2005a). Sediaan galenik adalah hasil ekstraksi bahan atau campuran bahan yang berasal dari tumbuh-tumbuhan atau hewan (Anonim, 2005b).

  Beberapa bahan obat alam yang telah dikembangkan oleh Badan POM pada tahun 2004-2005 adalah mengkudu, daun salam, daun jambu biji, jati sudah cukup luas digunakan dan referensi ilmiah dan penelitian mengenai 9 tanaman obat tersebut cukup memadai (Sampurno, 2009).

  Tanaman obat telah digunakan pada banyak sistem pengobatan tradisional sebagai agen terapi langsung atau sebagai “raw material” untuk produk-produk farmasetik, dan lebih jauh lagi, kandungan dengan struktur kimianya dapat diambil dari tanaman dan digunakan sebagai model komponen sintetik (Anonim, 2000b).

B. Obat Tradisional 1. Peraturan mengenai obat tradisional di Indonesia

  Menurut Undang-undang RI nomor 23 tahun 1992 tentang kesehatan, obat tradisional (OT) didefinisikan sebagai bahan atau ramuan bahan yang berupa bahan-bahan tumbuhan, bahan hewan, bahan mineral, sediaan galenik atau campuran bahan-bahan tersebut yang secara tradisional telah digunakan untuk pengobatan berdasarkan pengalaman (Anonim, 2000).

  Obat tradisional (OT) dapat dikelompokkan menjadi beberapa macam berdasarkan Keputusan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan RI No: HK.00.05.4.2411, yaitu pada Pasal 1:

  (1) Yang dimaksud dengan obat alam Indonesia adalah obat bahan alam yang diproduksi di Indonesia;

  (2) Berdasarkan cara pembuatan serta jenis klaim penggunaan dan tingkat pembuktian khasiat, obat bahan alam di Indonesia dikelompokkan menjadi: a.

  Jamu b. Obat Herbal Terstandar Berdasarkan Keputusan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan RI No: HK.00.05.41.1384 mengenai Kriteria dan Tata Laksana Pendaftaran Obat Tradisional, Obat Herbal Terstandar dan Fitofarmaka, Jamu adalah obat tradisional Indonesia sedangkan Obat Herbal Terstandar adalah sediaan obat bahan alam yang telah dibuktikan keamanan dan khasiatnya secara ilmiah dengan uji praklinik dan bahan bakunya telah distandarisasi.

  Berdasarkan Lampiran Keputusan Menteri Kesehatan R.I. No. 761/MENKES/SK/IX/1992, Fitofarmaka merupakan sediaan obat yang telah dibuktikan keamanan dan khasiatnya, bahan bakunya terdiri dari simplisia atau sediaan galenik yang telah memenuhi persyaratan yang berlaku. Ramuan (komposisi) hendaknya terdiri dari 1 (satu) simplisia/sediaan galenik. Bila tidak mungkin, ramuan dapat terdiri dari beberapa simplisia/sediaan galenik dengan syarat tidak melebihi 5 (lima) simplisia/sediaan galenik. Simplisia tersebut masing-masing sekurang-kurangnya telah diketahui khasiat dan kemanannya berdasarkan pengalaman (Anonim, 1992a).

2. Bahan baku obat tradisional

  Berdasarkan Lampiran Peraturan Kepala Badan Pengawasan Obat dan Makanan RI No. HK.00.05.4.1280, obat tradisional adalah produk yang dibuat dari bahan alam yang jenis dan sifat kandungannya sangat beragam sehingga untuk menjamin mutu obat tradisional diperlukan cara pembuatan yang baik dengan lebih memperhatikan proses produksi dan penanganan bahan baku. Mutu dari produk tergantung dari bahan awal, proses produksi, dan pengawasan mutu, baku dan bahan pengemas yang digunakan dalam pembuatan suatu produk obat tradisional. Bahan baku adalah simplisia, sediaan galenik, bahan tambahan atau bahan lainnya, baik yang berkhasiat maupun yang tidak berkhasiat yang berubah maupun yang tidak berubah, yang digunakan dalam pengolahan obat tradisional, walaupun tidak semua bahan tersebut masih terdapat dalam produk ruahan.

3. Obat tradisional di negara lain

  Di China, terdapat sekitar 2000 jenis tanaman obat yang digunakan dalam 3300 obat China yang beredar di pasar dan 1.249 di antaranya terdaftar sebagai Obat Esensial Nasional RRC. Perkembangan Traditional Chinese Medicine (TCM) didukung dengan adanya support dari pemerintah serta adanya

  

Good Manufacturing Practices (GMP) dan Good Suplies Practice (GSP) yang

menjadi standar pengembangan TCM (Anonim, 2000c).

  Di India diperkirakan terdapat 6000 tanaman dan 3000 diantaranya diketahui berkhasiat obat. Terdapat 7000 industri obat tradisional di India baik yang telah memiliki standarisasi maupun yang belum (Rajshekharan, 2002).

  Di Jepang, lebih dari 140 jenis obat herbal telah dimasukkan dalam daftar skema asuransi kesehatan nasional. Dan pada tahun 1967, Sistem Asuransi Kesehatan Nasional Korea telah memasukkan obat tradisional ke dalam list mereka. Pada tahun 1996 Korea bahkan membentuk Biro Obat Tradisional sebagai biro penting pada Kementrian Kesehatan dan Kesejahteraan (Sampurno, 2009).

  Amerika Serikat sebagian besar obat tradisional diproduksi dalam

  

Education Act (DSHEA). Legislasi yang dilakukan hanya memperbolehkan klaim

  “structure and function” dan tidak memperolehkan klaim untuk diagnosa, pencegahan, dan penyembuhan penyakit (Sampurno, 2009).

  Indonesia, meskipun telah memiliki peraturan yang bersifat teknis ( di tingkat Menteri), belum memiliki Undang-Undang yang secara khusus mengatur obat tradisional (Sampurno, 2009).

C. Industri Obat Tradisional

  Berdasarkan Permenkes No.246/MenKes/Per/V/1990, industri obat tradisional digolongkan menjadi industri obat tradisional dan industri kecil obat tradisional berdasarkan total aset yang mereka miliki, tidak termasuk harga tanah dan bangunan (Hutapea, 2000).

  Industri obat tradisional (IOT) adalah industri yang memproduksi obat tradisional dengan total aset di atas Rp. 600.000.000,- (enam ratus juta rupiah), tidak termasuk harga tanah dan bangunan. Industri kecil obat tradisional (IKOT) adalah industri obat tradisional dengan total aset tidak lebih dari Rp.

  600.000.000,- (enam ratus juta rupiah), tidak termasuk harga tanah dan bangunan (Anonim, 1990).

  Terdapat lebih dari 900 industri kecil dan 130 industri menengah jamu dan obat tradisional. Namun, baru 69 di antaranya yang mendapat sertifikasi Cara Pembuatan Obat Tradisional yang Baik (CPOTB) (Anonim, 2010).

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Penelitian yang berjudul “Evaluasi Pemanfaatan Tanaman Obat Sebagai Bahan Baku pada Industri Obat Tradisional di Jawa Tengah Berdasarkan Buku Daftar Obat Alam (DOA)” termasuk model penelitian studi pustaka dan

  merupakan rancangan penelitian deskriptif. Penelitian ini hanya menyuguhkan sedeskriptif mungkin fenomena yang terjadi, tanpa mencoba menganalisa bagaimana dan mengapa fenomena tersebut terjadi (Pratiknya, 2001).

B. Definisi Operasional 1.

  Pemanfaatan tanaman obat, yaitu penggunaan tanaman obat sebagai bahan baku dalam produksi obat tradisional di industri obat tradisional.

2. Industri OT, yaitu mencakup industri obat tradisional, industri kecil obat tradisional, serta industri farmasi yang memiliki divisi obat tradisional.

  3. Database tanaman obat, yaitu menerangkan kumpulan data tentang jumlah kemunculan obat berdasarkan data tiap industri OT dan data tiap khasiat OT, rerata jumlah jenis tanaman obat dan jumlah jenis tanaman obat tertinggi dan terendah berdasarkan data tiap industri OT dan data tiap khasiat OT, jumlah kemunculan tanaman obat sebagai simplisia/ekstrak berdasarkan data tiap industri OT, dan jumlah kemunculan bentuk sediaan OT.

  4. Jumlah produk OT diperoleh dari perhitungan jenis sediaan. Maka, jika dalam 1 nama obat tradisional terdapat 3 jenis sediaan (kapsul, pil, tablet), maka

5. Definisi lambang untuk masing-masing industri obat tradisional : i.

  PT. AM = PT. Air Mancur ii. PT. DS = PT. Dami Sariwana iii. PT. DL = PT. Deltomed Laboratories iv. PT. DPF = PT. Dragon Prima Farma v. PT. LAR = PT. Leo Agung Raya vi. PT. MT = PT. Marguna Tarulata vii. PT. SBS = PT. Sinde Budi Sentosa viii. PT. IJDPD = Industri Jamu Dua Putri Dewi ix. PT. NM = PT. Nyonya Meneer x. PT. MM = PT. Maryong Mondo xi. PT. IOTSS = PT. IOT Sari Sehat QQ. PT. Capung Indah Abadi xii. PT. SM = PT. Sido Muncul xiii. PT. Tb = P.J. Tingbao (Cap Semar) xiv. PT. Jg = PT. Jago xv. PT. ITj = PT. Ibu Tjipto xvi. PT. JIS = PT. Jamu Indonesia Simona xvii. PT. Ph = PT. Phapros Tbk. xviii.

  PT. SS = PT. Sekarsari Sakti xix. PT. IJB = PT. Industri Jamu Borobudur

7. Definisi bentuk sediaan OT yang tercantum dalam pembahasan, yaitu : a.

  Rajangan: sediaan OT berupa potongan simplisia, campuran simplisia, atau campuran simplisia dengan sediaan galenik, yang penggunaannya dilakukan dengan pendidihan atau penyeduhan dengan air panas.

  b.

  Serbuk: sediaan OT berupa butiran homogen dengan derajat halus yang cocok, bahan bakunya berupa simplisia sediaan galenik, atau campurannya.

  c.

  Serbuk instan: sediaan OT dalam bentuk serbuk yang terlarut di dalam air dan jika tidak dinyatakan lain mengandung pemanis.

  d.

  Pil: sediaan padat OT berupa massa bulat, bahan bakunya berupa serbuk simplisia, sediaan galenik, atau campurannya.

  e.

  Kapsul: sediaan OT yang terbungkus cangkang keras atau lunak; bahan bakunya terbuat dari sediaan galenik dengan atau tanpa bahan tambahan.

  f.

  Tablet: sediaan OT padat kompak, dibuat secara kempa cetak, dalam bentuk pipih, kedua permukaannya rata atau cembung, terbuat dari sediaan galenik dengan atau tanpa bahan tambahan.

  g.

  Kaplet: sediaan OT padat kompak berbentuk, dibuat secara kempa cetak, dalam bentuk pipih silindris (seperti kapsul), kedua permukaannya rata atau cembung, terbuat dari sediaan galenik dengan atau tanpa bahan tambahan.

  h.

  Cairan Obat Dalam (COD): sediaan OT berupa larutan emulsi atau suspensi dalam air; bahan bakunya berasal dari serbuk simplisia atau i.

  Cairan Obat Luar (COL): sediaan OT berupa larutan suspensi atau emulsi; bahan bakunya berupa simplisia, sediaan galenik dan digunakan sebagai obat luar. j.

  Sediaan Paket : sediaan OT berupa gabungan dari beberapa produk, misalnya pilis, tapel, parem, minyak telon, dan lain sebagainya.

C. Subyek Penelitian dan Teknik Sensus

  Subyek yang digunakan penelitian ini adalah seluruh industri OT yang tercantum di buku Daftar Obat Alam (DOA) edisi III tahun 2008 yang dikeluarkan oleh Himpunan Seminat Apoteker Industri Obat Tradisional bersama PD. ISFI Jawa Tengah.

  Tabel II. Kelengkapan informasi yang tercantum pada DOA No. Data Tersedia Keterangan Nama Industri OT

  

1.

  2. Golongan OT √

  3. khasiat OT √ Nama Produk

  

4.

  5. Bentuk Sediaan √ Komponen

  

6.

  7. Identifikasi √ ekstrak/simplisia

  • 8. Khasiat
  • Aturan Pakai 9.
  • 10. Kemasan

  Anjuran - 11.

  • 12. Reaksi Samping
  • Satuan 13.
  • No. Registrasi OT 14.

  Keterangan : √ = data digunakan dalam penelitian

  • = data tidak digunakan dalam penelitian Berdasarkan kelengkapan informasi pada tabel II terdapat 7 informasi yang tercantum di dalam kemasan OT yang digunakan sebagai data dalam penelitian ini.
Dari buku DOA tersebut, terdapat 18 industri OT yang tercantum pada indeks industri OT, namun pada rincian produk tercantum produk dari PT. SS.

  Berdasarkan informasi yang diperoleh dari Sekretariat Gabungan Pengusaha Jamu Jawa Tengah, PT. SS sudah tidak lagi beroperasi dan telah dinyatakan gulung tikar. Sehingga untuk menunjukkan kekinian database tanaman obat, maka produk PT. SS tidak dimasukkan dalam database tanaman obat. Data pemanfaatan tanaman obat dari PT. IJB, telah dipublikasikan hasilnya dalam Seminar Nasional POKJANAS TOI XXXVI dan digunakan sebagai data sekunder untuk membandingkan hasil yang diperoleh.

  Terdapat 4 golongan obat alam yang terdaftar dalam buku DOA, diantaranya golongan jamu, OHT, fitofarmaka, dan suplemen. Namun dengan merunut Keputusan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan RI No: HK.00.05.4.2411 pasal (2) yang menjelaskan bahwa berdasarkan cara pembuatan serta jenis klaim penggunaan dan tingkat pembuktian khasiat, obat bahan alam di Indonesia dikelompokkan menjadi jamu, OHT, dan fitofarmaka, maka golongan suplemen tidak dimasukkan ke dalam penelitian ini.

  Pengambilan data menggunakan teknik sensus dengan mendata seluruh industri yang terdaftar dalam indeks industri OT buku DOA. Semua produk obat tradisional yang tercantum di dalam buku DOA sudah terdaftar di Badan POM RI dan bebas dari Bahan Kimia Obat (BKO).

D. Analisis Data

  Data hasil penelitian akan disajikan dalam bentuk tabulasi dan diagram jumlah kemunculan tanaman obat pada individual industri maupun khasiat dalam bentuk jumlah kemunculan. Bentuk diagram batang digunakan untuk menampilkan seluruh data pada individual industri maupun khasiat serta profil keseluruhan pemanfaatan tanaman obat baik dalam bentuk jumlah kemunculan maupun dalam bentuk jumlah tanaman obat dalam produk OT. Kedua bentuk penyajian data ini akan ditampilkan secara runut sesuai dengan abjad A sampai Z.