PENDUGAAN POTENSI PRODUKSI HHBK KAYU PUTIH ( Melaleuca cajuputi ) DI BKPH RINJANI BARAT PELANGAN TASTURA (POTENTIAL PRODUCATION ESTIMATION 0F CAJUPUT NON TIMBER FOREST PRODUCT (Melaleuca cajuputi) IN BKPH RINJANI BARAT PELANGAN TASTURA) - Repository UNRAM

  

PENDUGAAN POTENSI PRODUKSI HHBK KAYU PUTIH ( Melaleuca

cajuputi ) DI BKPH RINJANI BARAT PELANGAN TASTURA

  

(POTENTIAL PRODUCATION ESTIMATION 0F CAJUPUT NON TIMBER

FOREST PRODUCT (Melaleuca cajuputi) IN BKPH RINJANI BARAT

PELANGAN TASTURA)

  1

  2

  3 Dewi Yulia Oktafiana , Sitti Latifah , dan Budhy Setiawan

  Program Studi Kehutanan, Universitas Mataram Jln. Majapahit No 62, Mataram, NTB

  E-mail : Dewiyuliaoktafiana@gmail.com

  

Abstract

This study aims (1) to determine the distribution of eucalyptus trees (2) the

potential production of eucalyptus leaves and (3) the potential productivity of

eucalyptus oil in BKPH Rinjani Barat Pelangan Tastura. This study was

conducted in January until April 2018 at the Malimbu Resort and Monggal Resort

area at BKPH Rinjani Barat Pelang Tastura. The research method used is the

mapping method, inventory, literature study and interview. The variables of this

study consisted of the distribution pattern of eucalyptus plants, the number of

stems found, the number of leaves obtained and the amount of oil produced.

  

Based on the results of the study, it shows that (1) the distribution patterns

indicate that it tends to be irregular, (2) for the potential of leaves produced from

the Resort Malimbu area which is 5568.95 kg with an average leaf weight per

tree of 6.35 kg / trees and average leaf weight per hectare were 44.55 kg / ha,

while for the Monggal Resort area the resulting leaf potential was 2921.44 kg with

an average leaf weight per tree of 3.04 kg / tree. So that for the average per

hectare it can produce a leaf weight of 23.37 kg / ha. (3) The potential

productivity of eucalyptus oil produced in the Malimbu Resort area is 17.54 liters

with oil produced per tree of 0.02 liters / tree. So that the oil produced per hectare

is 0.14 liters / ha. Whereas for the Monggal Resort area the potential oil produced

is 19.22 liters with an average of oil per tree can be produced by 0.02 liters / tree.

So that the oil produced per hectare is 0.15 liters / ha.

  Keywords: potential, eucalyptus, BKPH Rinjani Barat Pelangan Tastura

Abstrak

  Penelitian ini bertujuan (1) untuk mengetahui sebaran pohon kayu putih (2) untuk mengetahui potensi produksi daun kayu putih serta (3) untuk mengetahui potensi produktivitas minyak kayu putih di BKPH Rinjani Barat Pelangan Tastura. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan januari s/d bulan april 2018 pada kawasan Resort Malimbu dan Resort Monggal di BKPH Rinjani Barat Pelangan Tastura. Metode penelitian yang dipergunakan adalah metode perpetaan, inventarisasi, studi pustaka dan wawancara. Variabel penelitian ini terdiri dari pola sebaran tanaman kayu putih, jumlah batang yang ditemukan, jumlah daun yang diperoleh dan jumlah minyak yang dihasilkan. Berdasarkan Hasil penelitian, menunjukkan bahwa (1) untuk pola sebaran menunjukkan bahwa cenderung tidak beraturan, (2) untuk potensi daun yang diproduksi dari kawasan Resort Malimbu yaitu sebesar 5568,95 kg dengan rata-rata berat daun per pohon yaitu 6,35 kg/pohon dan rata-rata berat daun per hekarnya 44,55 kg/ha, Sedangkan untuk kawasan Resort Monggal potensi daun yang dihasilkan sebesar 2921,44 kg dengan rata- rata berat daun per pohon sebesar 3,04 kg/pohon. Sehingga untuk rata-rata per hektarnya dapat dihasilkan berat daun sebesar 23,37 kg/ha. (3) Potensi produktivitas minyak kayu putih yang dihasilkan pada kawasan Resort Malimbu sebesar 17,54 liter dengan minyak yang dihasilkan per pohon sebesar 0,02 liter/pohon. Sehingga minyak yang dihasilkan per hektarnya sebesar 0,14 liter/ha. Sedangkan untuk kawasan Resort Monggal potensi minyak yang dihasilkan sebesar 19,22 liter dengan rata-rata minyak per pohon dapat dihasilkan sebesar 0,02 liter/pohon. Sehingga minyak yang dihasilkan per hektarnya sebesar 0,15 liter/ha.

  Kata Kunci : Potensi, Kayu Putih, BKPH Rinjani Barat Pelangan Tastura

Pendahuluan

  Menurut Peraturan Menteri No.P35/ Menhut-II/ 2007, hasil hutan bukan kayu yang selanjutnya disingkat HHBK adalah hasil hutan hayati baik nabati maupun hewani beserta produk turunan dan budidaya kecuali kayu sebagai segala sesuatu yang bersifat material (bukan kayu) yang dimanfaatkan bagi kegiatan ekonomi dan peningkatan kesejahteraan masyarakat. Adapun Hasil Hutan Bukan Kayu yang sedang dikembangkan di BKPH Rinjani Barat Pelangan Tastura adalah Nilam dan Kayu Putih.

  Kayu putih merupakan salah satu jenis Hasil Hutan Bukan Kayu yang dikembangkan menjadi “Core Bisnis” dari BKPH Rinjani Barat Pelangan Tastura. Saat ini BKPH Rinjani Barat Pelangan Tastura telah memiliki 2 pabrik pengolahan kayu putih, yang salah satunya berada di Desa Malaka dengan kapasitas 300 kg. Bahan baku untuk pabrik ini berasal dari kawasan hutan di BKPH Rinjani Barat Pelangan Tastura, dimana semenjak tahun 2012 dan 2013, BKPH Rinjani Barat Pelangan Tastura telah melakukan penanaman kayu putih seluas 250 Ha yang tersebar di Resort Malimbu dan Resort Monggal.

  Dengan mempergunakan jarak tanam 3x3 m dan asumsi bahwa untuk dan setiap 300 kg akan menghasilkan 1 liter minyak kayu putih, serta pola tanam yang sesungguhnya beraturan. Akan tetapi pada kenyataannya adanya gangguan baik alami maupun antropogenik menyebebakan potensi yang besar tersebut tidak dapat tercapai. Sehingga sangat penting untuk mengetahui potensi sebaran kayu putih dapat digunakan untuk menduga jumlah produksi minyak kayu putih, sehingga pengelola dapat mengelola secara berkelanjutan. Sebagai perbandingan, Perum Perhutani yang merupakan pengelola hutan terbesar di Jawa yang mengelola sekitar 24.000 Ha kayu putih dan 10 pabrik pengolahan minyak kayu putih (PMKP). Sementara di BKPH Rinjani Barat hanya memilki 2 pabrik yang terletak di Dusun Lendang Luar dan Dusun Buani. Kapasitas terpasang pabrik total kesepuluh PMKP tersebut sebesar 53.760 ton daun kayu putih per tahun. Tanaman jenis ini di Pulau Jawa sudah dibudidayakan secara komersial dengan produksi minyak mencapai 300 ton/tahun (Rimbawanto, 2009 cit Utomo, 2012).

  Melihat kondisi tersebut, penting untuk melakukan penelitian ini kedepan dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam mengembangkan tanaman kayu putih secara berkelanjutan di kawasan BKPH Rinjani Barat. Adapun tujuan penelitian ini yaitu (1) untuk mengetahui sebaran pohon kayu putih, (2) untuk mengetahui potensi produksi daun kayu putih, (3) untuk mengtahui potensi produktivitas minyak kayu putih.

  

Metode

  Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari s/d April 2018 di kawasan Resort Malimbu dan Resort Monggal, BKPH Rinjani Barat Pelangan Tastura. Dalam penelitian ini menggunakan metode (1) perpetaan (mapping), yaitu untuk mengetahui sebaran tanaman kayu putih, (2), inventarisasi yaitu dengan mengumpulkan data terkait jumlah batang dan jumlah daun kayu putih yang ada dengan menggunakan metode sensus (3), studi pustaka dan wawancara yaitu untuk mendapatkan data yang terkait dengan potensi produktivitas minyak kayu putih. Variabel dalam penelitian ini terdiri dari 4, yaitu Pola sebaran tanaman kayu putih, Jumlah batang yang ditemukan, Jumlah daun yang diperoleh, dan Jumlah minyak yang dihasilkan. Kemudian dilakukan analisis data dilakukan dengan 2 tahap yaitu tahap mapping/perpetaan dan tahap inventarisasi.

  

Hasil dan Pembahasan

  1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

  Lokasi penelitian ini dilakukan di Kawasan Balai Kesatuan Pengelolaan Hutan (BKPH) Rinjani Barat Pelangan Tastura yang berada di dua Resort yaitu Resort Malimbu dan Resort Monggal pada Kecamatan Pemenang dan Kecamatan Gangga Kabupaten Lombok Utara, kawasan hutan yang ada di Resort Malimbu ini seluas 3.760,17 Ha dan Resort Monggal seluas 7.248,88 Ha.

2. Sebaran Tanaman Kayu Putih

  Sebaran Tanaman Kayu Putih dalam hal ini yaitu letak ditemukannya Kayu Putih setelah melakukan penandaan dan pengolahan data dengan menggunakan perangkat lunak ArcGIS. Berdasarkan hasil penelitian, yang ada di kawasan Resort Malimbu dan Resort Monggal tersebar secara tidak beraturan.

  Setiap tumbuhan jenis tumbuhan A. symphyocarpa yang masuk tingkat pancang, tiang dan pohon diukur diameter setinggi dada (130 cm dari permukaan tanah), dan jumlah dahannya. Sementara tumbuhan yang masuk tingkat semai hanya dihitung jumlahnya. Perhitungan jumlah dahan pada tingkat pancang, tiang dan pohon digunakan untuk mengestimasi potensi produksi daun (Siarudin, et al, 2016).

  Gambar 1. Peta Sebaran Tanaman Kayu Putih Kawasan Resort Malimbu

  Picture 1. Map of Distribution of Eucalyptus Plants in the Malimbu Resort Area

  Dari peta diatas dapat dilihat bahwa sebaran tempat tumbuh tanaman kayu putih yang berada pada Kawasan Resort Malimbu. Pada Kawasan Resort Malimbu yang meliputi kelima Dusun tersebut yaitu Dusun Klui, Dusun Lendang Luar, Dusun Malimbu, Dusun Badung, dan Dusun Teluk Nare dan setiap dusun yang ada hampir semua tersebar terdapat tumbuh tanaman kayu putih tersebut , Akan tetapi pertumbuhan dari tanaman kayu putih yang tidak merata antara Dusun yang satu dengan Dusun yang lainnya. Hal ini di karenakan lokasi tempat tumbuh kayu putih tersebut pada setiap Dusunnya berbeda-beda kondisi kawasannya.

  Gambar 2. Peta Sebaran Tanaman Kayu Putih Kawasan Resort Monggal

  

Picture 2. Map of Distribution of Eucalyptus Plants in the Monggal Resort Area Dari peta diatas dapat dilihat bahwa peta sebaran tempat tumbuh tanaman kayu putih yang ada pada Resort Monggal. Pada Kawasan Resort Mongal yang meliputi kelima Dusun tersebut kayu putih tumbuh dengan tidak merata pada setiap Dusun. Kawasan Resort Monggal memilki ketinggian 600-1900 (Landai, bergelombang dengan lembah dalam, dan curam) di kondisi kawasan yang sedikit tertutup dengan vegetasi. Hal ini di sebabkan karena menurut tempat tumbuh kayu putih yang kurang mendukung seperti halnya tempat yang agak tertutup dan lembab.

  Tabel 1. Nilai Statistik Resort Malimbu

  Table 1. Malimbu Resort Statistical Value 2 No Dusun

  X Luas (ha) µ i σ σ

  1. Klui 206

  25 8.24 1629.54

  40.37

  8.07

  2. Lendang Luar 339

  25 13.56 4412.97

  66.43

  13.29

  3. Malimbu

  77

  25 3.08 227.67

  15.09

  3.02

  4. Badung 149

  25 5.96 825.52

  29.20

  5.84

  5. Teluk Nare 106

  25 4.24 431.46

  20.77

  4.15 Sumber : Data Primer Diolah Tahun 2018

  Dari Tabel 1 diatas dapat dilihat bahwa nilai statistik dari masing-masing Resort yaitu hasil perhitungannya nilai rata-rata, varians, standar deviasi dan simpangan baku dari masing-masing Dusun. Pada kawasan resort malimbu dari kelima Dusun tersebut yang paling tinggi nilai rata-ratanya adalah terdapat pada Dusun Lendang Luar yaitu senilai 13.56 dan yang terendah terdapat pada Dusun Malimbu yaitu 3.08.

  Tabel 2. Nilai Statistik Resort Monggal

  Table 2 Resort Statistical Value No Dusun

  X Luas (ha) µ i σ2 σ

  1. Buani 107

  25 4.28 439.64

  20.97

  4.19

  2. Dasan Bangket 360

  25 14.40 4976.64

  70.55

  14.11

  3. Todo 248

  25 9.92 2361.75

  48.60

  9.72

  4. Kali Pucak 148

  25 5.92 841.11

  29.00

  5.80

  5. Mur Baru

  98

  25 3.92 368.79

  19.20

  3.84 Sumber : Data Primer Diolah Tahun 2018

  Berdasarkan Tabel 2 dapat dilihat bahwa rata-rata, varians, standar deviasi dan simpangan baku dari masing-masing Dusun tersebut. Dusun Dasan Bangket memilki nilai varians 4976,64 sedangkan untuk Dusun Mur Baru memilki nilai varians sebesar 368,79. Hal ini menujukkan bahwa tingkat keragaman dari Dusun Dasan Bangket lebih tinggi daripada Dusun Mur Baru, seperti yang dikatakan oleh Simon (2007) nilai varians merupakan nilai yang menunjukkan tingkat keragaman dari suatu populasi.

3. Potensi Produksi Daun Minyak Kayu Putih

  Tabel 3. Berat Daun Tanaman Kayu Putih Berdasarkan Kawasan Resort Malimbu Table 3. The Weight Of Eucalyptus Plants Based On The Malimbu Resort Area

  Dusun Dusun Dusun No Dusun Klui Dusun Badung Lendang Luar Malimbu Teluk nare Sampel (kg/pohon) (kg/pohon)

  (kg/pohon) (kg/pohon) (kg/pohon) 1.

  6

  7

  6

  8

  6 2. 5 6,5

  7

  7

  5 3. 5 7,5

  8 7 5,5 4. 5,5 6 6,5 6,5

  4 5.

  6

  6

  7 7 5,5 6.

  6 7 6,5

  7

  6 7.

  7

  7 7 7,5

  7 8.

  7 7 6,5

  5

  6 9.

  5

  6

  7

  6

  5 10. 7 6,5

  7

  7

  5 Rata - 5,95 6,67 6,85 6,8 5,5 rata Data Primer : Diolah Pada Tahun 2018

  Berdasarkan Tabel 3. diatas dapat dilihat bahwa pada kawasan Resort Malimbu berat daun per individu pohon dari masing-masing Dusun yang paling tinggi rata- rata berat daun terdapat pada Dusun Malimbu yaitu 6,85 kg/pohon dan yang paling rendah berat daun per individu pohon terdapat pada Dusun Teluk Nare yaitu 5,5 kg/pohon.

  Tabel 4. Berat Daun Tanaman Kayu Putih Berdasarkan Kawasan Resort Monggal Table 4. The Weight Of Eucalyptus Plants Based On The Malimbu Resort Area

  Dusun Dusun Dusun Dusun Dusun Buani

No sampel Todo Murbaru Kalipucak D.Bangket

(kg/pohon)

  (kg/pohon) (kg/pohon) (kg/pohon) (kg/pohon) 1.

  4

  2

  2

  2

  3 2. 3,5

  2

  3

  3

  3 3.

  6

  3

  3

  3

  5 4. 5,5

  2

  3

  4

  4 5.

  4

  3 2 3,5

  3 6.

  4

  2 2 2,5 2,5 7. 4,5 3,5 1,5

  2

  2 8.

  4

2 2,5

  3

  2 9.

  3

  3

  3 2 3,5 10.

  3

  4

  3

  2

  4 Rata-rata 4,15 2,65 2,5 2,7 3,2 Data Primer : Diolah Pada Tahun 2018

  Berat daun per individu pohon sangat beragam berdasarkan pada kelas umur dan tempat tumbuh. Pada tabel 3. dapat dilihat bahwa berat daun per individu pohon pada Kawasan Resort Malimbu memilki rata-rata berkisaran antara 5-6 kg/ pohon. Sedangkan pada Tabel 4. dapat dilihat pula bahwa berat daun per individu pohon pada Kawasan Resort Monggal memiliki rata-rata berkisaran antara 3

  • – 4 kg/ pohon. Berdasarkan berat daun per batang pohon dari kedua Kawasan tersebut sangat jauh berbeda pertumbuhannya, bukan hanya karena berbeda kelas umur akan
tetapi kondisi lapangan yang berbeda pula. Pada Kawasan Resort Malimbu ini tanaman kayu putih tumbuh dengan kualitas yang sangat bagus dan memilki tempat terbuka yang sangat cocok untuk tanaman intoleran seperti tanaman kayu putih ini. Sedangkan untuk Resort Monggal memilki tempat yang sedikit rapat dengan tumbuhan dan tempat yang sedikit lembab sehingga tanaman kayu putih menjadi sedikit kurang berkualitas pertumbuhannya. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat produktivitas jenis Melaleuca cajuputi pada Kawasan Resort Malimbu lebih potensial berdasarkan produksi daun per pohon.

4. Potensi Produktivitas Minyak Kayu Putih

  Adapun nilai statistik potensi minyak kayu putih di Kawasan Resort Malimbu ini dijelaskan pada tabel di bawah ini sebagai berikut : Tabel 5. Nilai Statistik Potensi Minyak Kayu Putih di Kawasan Resort Malimbu

  Table 5. Statistical Value of Eucalyptus Oil Potential in Malimbu Resort Area Potensi Daun (kg) Potensi Minyak (liter) No. Dusun

  S P T S P T

  1. Klui 345,1 279,65 600,95 1,15 0,94 2,00 Total 1227,33 4,09

  2. Lendang 333,5 426,88 1500,75 1,11 1,42 5,00 luar Total 2261,13 7,54

  

3. Malimbu 27,40 75,35 424,70 0,09 0,25 1,42

Total 527,45 1,76

  4. Badung 156,40 217,60 639,20 0,53 0,73 2,13 Total 1013,20 3,38

  5. Teluk 258,50 247,50 77,00 0,86 0,83 0,26 Nare Total 583,00 1,94

  Data Primer : Diolah Pada Tahun 2018

Keterangan : S = Semai P = Pancang T = Tiang

  Berdasarkan Tabel 5. diatas dapat di jelaskan bahwa potensi hasil minyak kayu putih yang dihasilkan pada kawasan Resort Malimbu yang meliputi 5 Dusun tersebut yaitu pada Dusun Klui yang paling tinggi dihasilkan minyak kayu putih yaitu pada tingkat tiang yaitu dengan nilai sebesar 2,00 liter dan yang paling sedikit dihasilkan minyak terdapat pada tingkat pertumbuhan pancang yaitu sebesar 0,94 liter, sehingga total keseluruhan minyak yang didapatkan pada Dusun Klui ini sebesar 4,09 liter. Selanjutnya pada kawasan Dusun Lendang Luar hasil minyak yang didapatkan yang paling banyak terdapat pada tingkat tiang yaitu sebesar 5,00 liter sedangkan yang paling sedikit terdapat pada tingkat semai yaitu sebesar 1,11 liter dengan nilai total keseluruhan minyak kayu putih yang dihasilkan yaitu sebesar 7,54 liter. Adapun untuk Dusun Malimbu hasil minyak kayu putih yang dihasilkan dengan nilai paling tinggi terdapat pada tingkat tiang yaitu dengan nilai sebesar 1,42 liter dan yang paling terendah pada tingkat semai yaitu dengan nilai sebesar 0,09 liter, dengan total keseluruhan minyak yang dihasilkan pada Dusun Malimbu yaitu sebesar 1,76 liter. Pada kawasan Dusun Badung didapatkan hasil minyak kayu putih yang paling banyak terdapat pada tingkat tiang yaitu dengan nilai sebesar 2,13 liter sedangkan untuk nilai minyak yang paling sedikit dihasilkan pada tingkat semai dengan nilai sebesar 0,53 liter, dimana dengan total keseluruhan minyak kayu putih yang dihasilkan sebesar 3,38 liter. Sementara untuk Dusun Teluk Nare minyak kayu putih yang dihasilkan paling tinggi terdapat pada tingkat semai yaitu dengan nilai sebesar 0,86 liter sedangkan yang paling rendah minyak yang dihasilkan pada tingkat tiang dengan nilai sebesar 0,26 liter dan total keseluruhan minyak kayu putih yang dihasilkan yaitu sebesar 1,94 liter. Adapun dari kelima Dusun tersebut yang paling tinggi nilai minyak kayu putih yang dihasilkan dilihat dari nilai total keseluruhannya yaitu terdapat pada Dusun Lendang Luar yaitu dengan nilai sebesar 7,54 liter sedangkan yang paling rendah nilai minyak putih yang dihasilkan yaitu terdapat pada Dusun Malimbu dengan nilai sebesar 1,76 liter. Tabel 6. Nilai Statistik Potensi Minyak Kayu Putih di Kawasan Resort Monggal

  Table 6. Statistical Value of Eucalyptus Oil Potential in Monggal Resort Area Potensi Daun (kg) Potensi Minyak (liter) No. Dusun

  S P T S P T

  

1. Buani 103,75 273,90 66,40 0,35 0,91 0,22

Total 444,05 1,48

  2. Dasan 835,20 195,20 121,60 2,78 0,65 0,41 Bangket Total 1152,00 3,84

  

3. Todo 572,40 76,85 7,95 1,91 0,26 0,63

Total 657,20 2,19

  4. Mur 100,00 145,00 0,33 0,48 0,00 Baru Total 245,00 0,82

  5. Kali 340,20 43,20 16,20 1,13 0,14 0,05 Pucak Total 399,60 1,33

  Data Primer : Diolah Pada Tahun 2018

Keterangan : S = Semai P = Pancang T = Tiang

  Berdasarkan Tabel 6. diatas telihat jelas bahwa potensi minyak kayu putih yang dihasilkan pada kawasan Resort Monggal ini yaitu meliputi 5 dusun. Pada Dusun Buani yaitu yang paling tinggi minyak kayu putih yang dihasilakan terdapat pada tingkat pancang yaitu sebesar 0,91 liter dan yang paling rendah yaitu terdapat pada tingkat tiang yaitu sebesar 0,22 liter dengan total keseluruhan minyak kayu putih yang didapatkan yaitu sebesar 1,48 liter. Selanjutnya pada Dusun Dasan Bangket yang paling tinggi hasil minyak kayu putih yang dihasilkan terdapat pada tingkat semai yaitu sebesar 2,78 liter dan yang paling rendah terdapat pada tingkat tiang dengan nilai sebesar 0,41 liter dengan nilai total keseluruhan minyak kayu putih yang dihasilkan sebesar 3,84 liter. Adapun untuk Dusun Todo minyak kayu putih yang dihasilkan yang paling tinggi nilai terdapat pada tingkat semai yaitu sebesar 1,91 liter dan yang paling terendah yaitu pada tingkat pancang sebesar 0,26 liter dengan nilai total keseluruhan minyak yang dihasilkan sebesar 2,19 liter. Selanjutnya untuk Dusun Mur Baru minyak kayu putih yang dihasilkan paling tinggi terdapat pada tingkat pancang dan yang paling terendah terdapat pada tingkat tiang yaitu 0,00 karena pada Dusun Mur Baru ini tidak ditemukannya pertumbuhan pada tingkat tiang, sementara untuk daun yang akan di produksi tidak ada sehingga pada Dusun Mur Baru minyak kayu putih yang dihasilkan tidak ada dan untuk nilai total keseluruhan minyak kayu putih yang dihasilkan pada Dusun Mur Baru ini adalah sebesar 0,82 liter. Selanjutnya yang terakhir yaitu pada Dusun Kali Pucak, minyak kayu putih yang dihasilkan dengan nilai minyak paling tinggi yaitu pada tingkat semai sebesar 1,13 liter dan yang paling rendah nilai minyak kayu putih yang dihasilkan pada tingkat tiang yaitu sebesar 0,05 liter dengan total keseluruhan minyak kayu putij yang dihasilkan sebesar 1,33 liter. Berdasarkan pernyataan di atas menjelaskan bahwa yang paling banyak menghasilkan minyak kayu putih dari kelima Dusun tersebut yaitu terdapat pada Dusun Dasan Bangket dengan nilai sebesar 3,84 liter sedangkan untuk minyak kayu putih yang paling sedikit dihasilkan minyak terdapat pada Dusun Mur Baru yaitu sebesar 0,82 liter .

  

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

  1. Sebaran tanaman Kayu Putih yang ada di Resort Malimbu dan Resort Monggal menunjukkan bahwa memiliki pola sebaran yang cenderung beraturan.

  2. Saat ini untuk potensi berat daun yang dihasilkan pada kawasan Resort Malimbu sebesar 5568,95 kg dengan rata-rata berat daun per pohon yaitu sebesar 6,35 kg/pohon. Sehingga untuk rata-rata per hektarnya dapat dihasilkan berat daun sebesar 44,55 kg/ha. Sedangkan untuk kawasan Resort Monggal potensi daun yang dihasilkan sebesar 2921,44 kg dengan rata-rata berat daun per pohon sebesar 3,04 kg/pohon. Sehingga untuk rata-rata per hektarnya dapat dihasilkan berat daun sebesar 23,37 kg/ha.

  3. Potensi produktivitas minyak kayu putih yang dihasilkan pada kawasan Resort Malimbu sebesar 17,54 liter dengan minyak yang dihasilkan per pohon sebesar 0,02 liter/pohon. Sehingga minyak yang dihasilkan per hektarnya sebesar 0,14 liter/ha. Sedangkan untuk kawasan Resort Monggal potensi minyak yang dihasilkan sebesar 19,22 liter dengan rata-rata minyak per pohon dapat dihasilkan sebesar 0,02 liter/pohon. Sehingga minyak yang dihasilkan per hektarnya sebesar 0,15 liter/ha.

  Saran

  1. Pada pengelolaan tanaman kayu putih ini sebaiknya untuk melakukan penanaman kayu putih dengan hasil tegakan yang bagus dilakukan penanaman di tempat yang terbuka.

  2. Untuk minyak kayu putih sebaiknya yang diproduksi itu hanya pada tingkat pancang dan tiang supaya menghasilkan minyak yang banyak dan berkualitas.

  3. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan bagi masyarakat, pengusaha dan pemerintah dalam upaya meningkatkan produksi dan mutu minyak kayu putih, sebagai salah satu komoditi.

  

DAFTAR PUSTAKA

Agusta A. 2000. Minyak Atsiri Tumbuhan Tropika Indonesia. Bandung: ITB.

  Ditjen Perkebunan, 2006 . Nilam . Statistik Perkebunan Indonesia . 2003-2006.

  19 Hal. Ginting S. 2004. Pengaruh Lama Penyulingan Terhadap Rendemen dan

  MutuMinyak Atsiri Daun Sereh Wangi [skripsi]. Medan: Fakultas Pertanian. Universitas Sumatera Utara. Guenther, E., 1987, Minyak Atsiri Jilid 1, terjemahan dari: Essential Oil, penerjemah: Ketaren S, Universitas Indonesia Press, Jakarta. Guenther E. 1990. Minyak Atsiri. Jilid IVB. Jakarta: UI Press. Handita LK. 2011. Kayu Putih. [20 Juli 2011]. Kasmudjo, 1992. Dasar-dasar Pengelolaan Minyak Kayu Putih, Yayasan

  Pembina Fakultas Kehutanan UGM. Yogyakarta Khabibi, J., 2011, Pengaruh Penyimpanan Daun dan Volume Air Penyulingan terhadap Rendemen dan Mutu Minyak Kayu Putih, skripsi,

  Departemen Hasil Hutan, Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian Bogor, Bogor. Lutony., TL, Rahmayati Y. 1994. Produksi dan Perdagangan Minyak Atsiri.

  Jakarta: Penebar Swadaya Manan, S. 1976. Silvikultur. Departemen Manajemen Hutan. Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian Bogor. Bogor.

  Mohamad Siarudin, Aji Winara, Yonky Indrajaya, Edi Junaidi & Ary Widiyanto, n.d. Potensi Produksi Daun Minyak Kayu Putih Jenis Asteromyrtus

  symhpyocarpa Di Taman Nasional Wasur. Balai Penelitian Teknologi Agroforestri.

  Mulyadi, T. 2005. Studi pengelolaan kayu putih Melaleuca leucadendron LINN berbasis ekosistem di BDH Karangmojo, Gunung Kidul, Yogyakarta. Thesis Program Pascasarjana S-2 Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta. Tidak Diterbitkan.

  Peraturan Menteri kehutanan P.67/Menhut-II/2006 tentang kriteria dan standar inventarisasi hutan Republik Indonesia.1999.Undang-Undang No 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan. Rimbawanto, A, NK Kartikawati, L. Baskorowati, M, Susanto, Prastyono. 2009.

  Status terkini pemuliaan Melaleuca cajuputi. Prosiding Hasil-hasil Penelitian Hal. 148-157. Balai Besar Penelitian Bioteknologi dan Pemuliaan Tanaman Hutan. . Yogyakarta. Siarudin,Mohammad, Aji Winara, Yonky Indrajaya, Edy Junaidi & Ary Widiyanto.

  2016. Potensi Produksi Daun Dan Minyak Kayu Putih Jenis Asteromyrtus symhpyocarpa di Taman Nasional Wasur.

  • – Simmonds, N.W., 1982. Principles of Crops. Improvement. Logman. London New York.

  Simon.2007. Metode Inventore.Pustaka Pelajar. Spurr, N.H. 1952. Forest Inventory. The Ronald Press Company. New York. Sugiyono . 2009. Metode Penelitian Kuantitatif dan R&D. Alfabeta CV. Bandung. Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif Dan R&D. Bandung : Alfabeta.

  Sugiyono.2016. Metode Kuantitatif,Kualitatif dan R&D. Bandung : Alfabeta. Subana dan Sudrajat. (2009). Dasar-Dasar Penelitian Ilmiah. Bandung: Pustaka Setia.

  Sumadiwangsa S. 1976. Teknik pengolahan dan kualitas minyak kayu putih.

  Laporan No. 67 Lembaga Penelitian Hasil Hutan. Departemen Pertanian. Bogor. Suriatna, S. 1992. Pupuk dan Pemupukan. PT. Melton Putra. Jakarta. Wirartha, I.M. 2006. Metodologi Penelitian Sosial Ekonomi. Yogyakarta : C.V Andi Offset.