Lamp II SK. No.81 Thn 2015
Lampiran II
Keputusan Bupati Barito Kuala
Nomor 188.44/ 81 /KUM/2015
Tanggal 27 Pebruari 2015
TENTANG IZIN LINGKUNGAN KEGIATAN
PEMBANGUNAN PERUMAHAN GRAHA
BATOLA MANDIRI PT. TRIWIJAYA GRAHA
TAMA DI DESA PUNTIK DALAM RAY 13,
14 RT. 05 KECAMATAN MANDASTANA
KAB. BARITO KUALA,
TELAAHAN SEBAGAI DASAR ARAHAN PENGELOLAAN DAN
PEMANTAUAN LINGKUNGAN.
Pembangunan perumahan pada hakikatnya adalah penyelenggaraan
upaya pemenuhan kebutuhan rakyat akan papan. Untuk mencapai
kemampuan hidup damai bagi setiap penduduk agar dapat
mewujudkan kesejahteraan yang optimal. Pemenuhan akan perumahan
merupakan hak setiap warga Indonesia. Negara dalam hal ini
pemerintah daerah berkewajiban mengupayakan dan memfasilitasi
setiap usaha kearah kondisi tersebut. Fungsi rumah selain sebagai
tempat berlindung dan membentuk keluarga rumah juga sebagai
wahanan pendidikan dan penunjang proses tumbuh kembang anggota
keluarga baik dari segi fisik mental maupun sosial. Untuk
memfungsikan rumah seperti tujuan tersebut maka harus dipenuhi
beberapa persyaratan rumah yang kondusif. Lingkungan pemukiman
juga punya peran yang penting dalam hal tersebut. Untuk itu
perumahan dan permukiman perlu dikelola dengan baik sehingga
berjalan sesuai dengan fungsinya.
Menyadari hal tersebut maka pembangunan perumahan wajib
melakukan upaya pengelolaan lingkungan agar dampak negatif yang
ditimbulkan seperti pencemaran lingkungan dapat diminimalkan
sehingga perumahan sebagai sarana pemenuhan hidup bagi
masyarakat secara keseluruhan dapat terwujud. Mengingat dampak
yang ditimbulkan tersebut, berdasarkan Peraturan Menteri Lingkungan
Hidup Nomor 5 Tahun 2012 tentang Jenis Rencana Usaha dan/ atau
Kegiatan yang Wajib Melengkapi Analisis Mengenai Dampak
Lingkungan, maka kegiatan ini wajib dilengkapi dokumen UKL dan
UPL. Pembangunan Perumahan Graha Batola Mandiri PT. Triwijaya
Graha Tama berpotensi untuk menimbulkan dampak terhadap
lingkungan sekitar, baik berupa dampak positif maupun dampak
negatif, untuk meminimalkan dampak yang terjadi dari suatu kegiatan
tersebut maka perlu dilakukan perencanaan pengelolaan lingkungan
usaha kegiatan.
Perencanaan pengelolaan tersebut tertuang dalam dokumen sebagai
pedoman dalam pengelolaan dan pemantauan lingkungan.
Berdasarkan kepada hasil prakiraan dan evaluasi terhadap dampak
yang muncul akibat kegiatan Perumahan Graha Batola Mandiri PT.
Triwijaya Graha Tama di Jalan Desa Puntik Dalam Ray 13, 14 Rt. 05
Kecamatan Mandastana, Kabupaten Barito Kuala diperkirakan akan
menimbulkan dampak terhadap lingkungan, baik yang bersifat positif
maupun negatif. Komponen lingkungan yang terkena dampak tersebut
meliputi komponen lingkungan fisik–kimia, biologi, sosial ekonomi dan
budaya, serta kesehatan masyarakat dimana besaran dan sifat dampak
akan bervariasi terhadap komponen lingkungan yang satu dengan
komponen yang lainnya baik pada tahap pra konstruksi, tahap
konsruksi dan tahap operasi.
Untuk mengetahui bagaimana suatu komponen lingkungan akan
berubah akibat adanya suatu aktivitas/kegiatan manusia, maka
dilakukan perkiraan dampak lingkungan. Metode perkiraan dampak
yang digunakan adalah pendekatan yang bersifat formal maupun non
formal dengan menggunakan kriteria atau standar baku mutu
lingkungan yang ada sehingga perlu dilakukan arahan pengelolaan dan
pemantauan. Pengelolaan terhadap dampak ini bertujuan untuk
meminimalkan dampak negatif dan mengoptimalkan dampak
positifnya. Dari rencana usaha dan/atau kegiatan yang dilaksanaan ini
berdasarkan rona lingkungan dan dampak yang ditimbulkan maka
pengelolaan yang dilakukan berdasarkan sumber dampak dan jenis
dampak baik pada tahap pra konstruksi, tahap kontruksi, tahap
operasi dan tahap pasca operasi, maka program kegiatan yang
dilakukan adalah :
A. SUMBER DAN JENIS DAMPAK PADA TAHAP PRA KONSTRUKSI,
KONSTRUKSI, OPERASI DAN PASCA OPERASI
1. Pengelolaan Dampak Terhadap Sikap dan Persepsi Masyarakat
Persepsi masyarakat pada saat prakontruksi akan bersifat positif
selama dalam penerimaan tenaga kerja memprioritaskan warga
sekitar. Dengan memperhatikan jumlah tenaga kerja, terutama
tenaga kerja nonskill yang akan diterima, maka jumlah mereka
yang terkena dampak cukup banyak. Dampak yang terjadi akan
berlangsung selama kegiatan pembangunan perumahan
berlangsung.
Kontroversi di masyarakat dan/atau kepada pelaksana kegiatan
dapat muncul apabila tenaga kerja yang diterima lebih banyak dari
luar daerah sekitar lokasi kegiatan, karena hal tersebut akan
menimbulkan kecemburuan sosial bagi tenaga kerja lokal. Selain itu
dengan memperhatikan berbagai latar belakang struktur dan
komposisi penduduk yang terdiri atas berbagai etnis yang akan
berinteraksi dalam kehidupan seharihari, kurang pemahaman
terhadap keberadaan sistem nilai dari suku lain dan kurangnya
saling pengertian antara penduduk dapat memicu terjadinya konflik
sosial yang akan mengganggu ketertiban dan keamanan di daerah
studi.
Upaya pengelolaan yang harus dilakukan untuk meminalisasi
dampak yang ditimbulkan adalah :
•
Pemberian sumbangan dana pembangunan sarana dan
prasarana umum.
•
Ikut berperan serta dalam kegiatan yang bersifat nasional dan
keagamaan di masyarakat sekitar.
•
Mengadakan kegiatan musyawarah, keagamaan dan
keolahragaan di masyarakat sekitar.
•
Penggajian karyawan mengacu ketentuan UMP.
2. Pengelolaan Dampak Terhadap Kualitas Udara dan Kebisingan
Mobilisasi peralatan dan pengadaan material pada tahap Konstruksi
kegiatan pembangunan Perumahan Graha Batola Mandiri PT.
Triwijaya Graha Tama ini diprediksi menyebabkan terjadinya
perubahan kualitas udara terutama berupa peningkatan dispersi
debu yang disebabkan oleh aktivitas truck pengangkut peralatan
dan material konstruksi.
Adapun kegiatan pembangunan jalan pada tahap konstruksi ini
diprediksi menyebabkan juga terjadinya perubahan kualitas udara
terutama berupa peningkatan dispersi debu yang disebabkan oleh
aktivitas truk pengangkut material konstruksi jalan dan proses
pemadatan tanah urug jalan. Sedangkan Mobilisasi peralatan dan
pengadaan material pada tahap konstruksi kegiatan pembangunan
Perumahan Graha Batola Mandiri PT. Triwijaya Graha Tama ini
diprediksi menyebabkan terjadinya perubahan tingkat kebisingan,
terutama akibat aktivitas truck pengangkut peralatan dan material
konstruksi.
Upaya pengelolaan yang harus dilakukan untuk meminalisasi
dampak yang ditimbulkan adalah :
•
Mengurangi kecepatan kendaraan pengangkut.
•
Melakukan penyiraman pada jalan.
•
Menguji/menghentikan mesin yang tidak layak.
•
Pembinaan penggunaan masker dan earplug.
•
Penanaman atau menanami kembali tanaman pelindung yang
mati.
3. Pengelolaan Dampak Terhadap Lalu Lintas
Mobilisasi peralatan dan pengadaan material pada tahap konstruksi
kegiatan pembangunan Perumahan Graha Batola Mandiri PT.
Triwijaya Graha Tama ini diprediksi menyebabkan terjadinya
kerusakan jalan dan kemacetan arus lalu lintas serta peningkatan
kecelakan pada jalan yang dilalui, terutama akibat aktivitas truck
pengangkut peralatan dan material konstruksi.
Upaya pengelolaan yang harus dilakukan untuk meminalisasi
dampak yang ditimbulkan adalah :
•
Mengatur waktu kegiatan, terutama kegiatan pengangkutan
material.
•
Pengaturan lalu lintas didepan jalan masuk.
•
Memberikan ruang yang cukup untuk keluar masuk kendaraan.
•
Memasang tanda/ramburambu peringatan disekitar lokasi
kegiatan.
•
Pembinaan perilaku karyawan tentang keselamatan berlalu
lintas.
4. Pengelolaan Dampak Terhadap Sosial Ekonomi
Dampak positif berupa peningkatan sosial ekonomi masyarakat di
sekitar lokasi kegiatan pada tahap kontruksi berkaitan erat dengan
terbukanya kesempatan kerja dan berusaha dari adanya kegiatan
pembangunan Perumahan Graha Batola Mandiri PT. Triwijaya
Graha Tama. Dengan diterimanya penduduk sekitar menjadi tenaga
kerja pembangunan perumahan tentunya akan mengakibatkan
peningkatan pendapatan keluarga. Terlebih lagi apabila hal tersebut
dapat memunculkan pola nafkah ganda dalam keluarga yang
tentunya akan sangat membantu kondisi perekonomian keluarga.
Upaya pengelolaan yang harus dilakukan untuk meminalisasi
dampak yang ditimbulkan adalah :
•
Pemanfaatan tenaga kerja lokal sebanyak 50%.
•
Memberikan upah yang wajar sesuai ketentuan peraturan.
•
Pembinaan karyawan tentang pentingnya alat safety.
5. Pengelolaan Dampak Terhadap Kesehatan dan Keselamatan
Kerja (K3)
Mobilisasi tenaga kerja pada tahap konstruksi kegiatan
pembangunan Perumahan Graha Batola Mandiri PT. Triwijaya
Graha Tama ini diprediksi menyebabkan terjadinya Perubahan
status kesehatan masyarakat, terutama akibat aktivitas truck
pengangkut peralatan dan material konstruksi.
Upaya pengelolaan yang harus dilakukan untuk meminalisasi
dampak yang ditimbulkan adalah :
•
Melakukan seleksi ketat terhadap kesehatan pelamar, terutama
bagi penderitapenderita yang bersifat carrier dengan cara
memberlakukan syarat kesehatan yang diperoleh dari Dokter
Pemerintah dalam penerimaan karyawan (medical check up).
•
Diagnosa dini dan pengobatan yang tepat terhadap penderita
penyakit dan carrier.
•
Penerapan sanitasi lingkungan dan higiene perorangan.
•
Meningkatkan perilaku sehat dilingkungan kerja.
•
Mewajibkan para pekerja menggunakan masker dan earplug.
6. Pengelolaan Dampak Terhadap Kualitas Tanah
Kegiatan Pembersihan lahan pada area tapak seluas 93.438 m2 (9,35
Ha) dan Pekerjaan struktur pada tahap konstruksi pembangunan
Perumahan Graha Batola Mandiri PT. Triwijaya Graha Tama
mengakibatkan penurunan kualitas tanah pada area tersebut,
terutama akibat proses pembukaan lahan.
Upaya pengelolaan yang harus dilakukan untuk meminalisasi
dampak yang ditimbulkan adalah :
•
Pemanfaatan lahan secara optimal dengan pembangunan sarana
dan prasarana sesuai kebutuhan operasional.
•
Penanaman tanaman pelindung dan tanaman sela di lahan
kosong dan disekeliling areal tapak usaha.
7. Pengelolaan Dampak Terhadap Flora dan Fauna
Kegiatan Pembersihan lahan pada area tapak seluas 93.438 m2 (9,35
Ha) dan Pekerjaan struktur pada tahap konstruksi pembangunan
Perumahan Graha Batola Mandiri PT. Triwijaya Graha Tama
mengakibatkan penurunan biota teresterial pada area tersebut,
terutama akibat proses pembukaan lahan.
Upaya pengelolaan yang harus dilakukan untuk meminalisasi
dampak yang ditimbulkan adalah :
•
Penanaman tanaman pelindung pada lahan kosong sebagai
tanaman sela dan disekeliling tapak usaha dengan jarak tanam 4
m, dengan menggunakan tanaman setempat, misalnya Galam.
Tanaman lain yang bisa digunakan antara lain Ketapang, Akasia
dll.
8. Pengelolaan Dampak Terhadap Kualitas Udara dan Kebisingan
Penggunaan energi pada tahap operasional kegiatan pembangunan
Perumahan Graha Batola Mandiri PT. Triwijaya Graha Tama ini
diprediksi menyebabkan terjadinya perubahan Terjadi peningkatan
kadar debu dan gas kimia udara kurang 50% dan sesaat.
Adapun kegiatan pembangunan jalan pada tahap opeasional ini
diprediksi menyebabkan juga terjadinya perubahan kualitas udara
terutama berupa peningkatan dispersi debu yang disebabkan oleh
aktivitas truk pengangkut material konstruksi jalan dan proses
pemadatan tanah urug jalan. Sedangkan Mobilisasi peralatan dan
pengadaan material pada tahap operasional kegiatan pembangunan
Perumahan Graha Batola Mandiri PT. Triwijaya Graha Tama ini
diprediksi menyebabkan terjadinya perubahan tingkat kebisingan,
terutama akibat aktivitas truck pengangkut peralatan dan material
konstruksi.
Upaya pengelolaan yang harus dilakukan untuk meminalisasi
dampak yang ditimbulkan adalah :
•
Melakukan penyiraman pada jalan.
•
Penghijaun di Tapak Proyek (di sepanjang jalan) dengan
menggunakan jenis tanaman setempat seperti galam atau
tanaman penghiujauan lain seperti Ketapang, Akasia dan
tanaman penghijuan lainnya.
•
Mengurangi kecepatan kendaraan pengangkut.
•
Melakukan perawatan peralatan secara berkala.
9. Pengelolaan Dampak Terhadap Kualitas Air
Kegiatan pembangunan jalan pada tahap konstruksi pembangunan
Perumahan Graha Batola Mandiri PT. Triwijaya Graha Tama ini
diprediksi menyebabkan terjadinya perubahan kualitas air
permukaan, terutama akibat proses penimbunan dan pemadatan
tanah urug jalan untuk badan jalan.
Kondisi eksisting lokasi pembangunan Perumahan Graha Batola
Mandiri PT. Triwijaya Graha Tama merupakan semak belukar.
Sehingga dengan adanya kegiatan penimbunan dan pemadatan
tanah urug untuk konstruksi jalan akan mengakibatkan perubahan
kualitas air permukaan di lokasi kegiatan, terutama untuk
parameter kekeruhan dan TSS.
Penggunaan rumah/hunian Perumahan Graha Batola Mandiri PT.
Triwijaya Graha Tama
diprediksi menyebabkan terjadinya
perubahan kualitas air permukaan, terutama akibat aktivitas dapur
dan MCK serta timbulan sampah.
Aktivitas harian penggunaan rumah/hunian akan menghasilkan
sampah berupa sisasisa bahan makanan dan makanan yang tidak
termakan. Sampah ini kalau dibuang secara langsung dan
sembarangan, akan berdampak terhadap estetika dan kualitas air
permukaan yang selanjutnya dapat berdampak lanjutan terhadap
kesehatan penghuni rumah dan masyarakat sekitar. Selain itu,
kegiatan dapur berupa pencucian bahan makanan dan peralatan
dapur lainnya akan menghasilkan limbah cair yang dapat
berdampak negatif terhadap kualitas air badan air penerima.
Limbah cair tersebut banyak mengandung bahan organik yang
walaupun tingkat toksisitasnya tergolong rendah, namun dalam
proses dekomposisinya akan menimbulkan bau tidak sedap dan
merupakan media hidup yang baik bagi organisme patogen,
sehingga dapat menimbulkan dampak lanjutan terhadap kesehatan
masyarakat. Dalam proses dekomposisinya, bahan organik
memerlukan sejumlah oksigen terlarut yang diambil dari perairan
dan akan menghasilkan senyawasenyawa kimia yang bersifat toksik
bagi organisme perairan seperti NH3 dan H2S sehingga akan
mengganggu keseimbangan ekologis badan air penerima limbah.
Kegiatan MCK dengan menggunakan sabun dan detergen serta
bahan lainnya akan menghasilkan limbah cair yang banyak
mengandung bahanbahan kimia. Hal ini akan mengakibatkan
dampak negatif terhadap parameter kualitas air,
berupa
peningkatan kandungan fosfat dan senyawa lainnya di perairan.
Peningkatan kandungan fosfat ini akan mempengaruhi kesimbangan
N/P diperairan sehingga unsur N akan menjadi faktor pembatas
pada ekosistem perairan. Senyawasenyawa lainnya yang terdapat
dalam limbah cair tersebut juga akan masuk ke perairan sehingga
akan menurunkan nilai kualitas air dan mengganggu kehidupan
organisme perairan yang ada di dalamnya.
Upaya pengelolaan yang harus dilakukan untuk meminalisasi
dampak yang ditimbulkan adalah :
•
Membuat TPS disekitar lokasi perumahan yang mudah
dijangkau warga dengan perbandingan rasio =
Jumlah daya tampung TPS X 1000.
Jumlah penduduk
•
Melakukan pengarahan kepada warga perumahan agar tidak
membuang sampah sembarangan
•
Membuat septic tank untuk satu rumah satu septictank dengan
jarak minimal 10 meter dari sumur.
•
Membuat IPAL untuk pembuangan limbah rumah tangga.
•
Adanya petugas yang mengangkut sampah dari rumah ke TPS,
dari TPS Ke Pembuangan sampah selanjutnya.
B. REKOMENDASI KELAYAKAN LINGKUNGAN
Dari hasil analisis prakiraan dampak penting dan evaluasi dampak
penting, maka kegiatan Perumahan Graha Batola Mandiri PT.
Triwijaya Graha Tama di Jalan Desa Puntik Dalam Ray 13, 14 Rt. 05
Kecamatan Mandastana, Kabupaten Barito Kuala dapat dinilai layak
dengan beberapa pertimbangan sebagai berikut :
1. Dari aspek ketataruangan, keberadaan kegiatan Pembangunan
Perumahan Graha Batola Mandiri PT. Triwijaya Graha Tama di
Jalan Desa Puntik Dalam Ray 13, 14 Rt. 05 Kecamatan
Mandastana, Kabupaten Barito Kuala tidak menyalahi aturan
pada Peraturan Daerah Provinsi Kalimantan Selatan nomor 9
tahun 2000 tentang RTRW Kalimantan Selatan Tahun 20002015
dan Peraturan Daerah Kabupaten Barito Kuala nomor 6 tahun
2012.
2. Aspek teknis kegiatan Pembangunan Perumahan Graha Batola
Mandiri PT. Triwijaya Graha Tama di Jalan Desa Puntik Dalam
Ray 13, 14 Rt. 05 Kecamatan Mandastana, Kabupaten Barito
Kuala telah didesain sedemikian rupa sehingga terjamin
keamanannya dan akan dibangun sesuai dengan prosedur
perijinan yang akan diperoleh.
3. Penanganan dampak terhadap lingkungan dapat ditangani
dengan segera dan tidak memerlukan teknologi yang sangat
canggih namun lebih bersifat penanganan yang dilakukan secara
umum bila memang dampak tersebut terjadi. Dari dampak yang
timbul telah diberikan rancangan dan rumusan tindakan yang
bersifat mudah dilakukan baik melalui pendekatan teknis,
pendekatan sosialekonomibudaya maupun pendekatan
institusi.
4. Dari aspek kemitraan dengan pihak masyarakat terutama
masyarakat di wilayah Desa Puntik Dalam Kecamatan
Mandastana menjadi wilayah administrasi proyek yang mendapat
dampak langsung telah dapat dilakukan komunikasi dan
pendekatan atau sosialisasi bersama yang menguntungkan
kedua belah pihak sehingga proses pengelolaan dampak pada
aspek adanya gesekan atau ketidaksepahaman dengan
masyarakat sekitar dapat segera diminimalisir.
Dari beberapa pertimbangan tersebut, maka kegiatan Pembangunan
Perumahan Graha Batola Mandiri PT. Triwijaya Graha Tama di
Jalan Desa Puntik Dalam Ray 13, 14 Rt. 05 Kecamatan
Mandastana, Kabupaten Barito Kuala layak bagi lingkungan.
BUPATI BARITO KUALA
H. HASANUDDIN MURAD
Keputusan Bupati Barito Kuala
Nomor 188.44/ 81 /KUM/2015
Tanggal 27 Pebruari 2015
TENTANG IZIN LINGKUNGAN KEGIATAN
PEMBANGUNAN PERUMAHAN GRAHA
BATOLA MANDIRI PT. TRIWIJAYA GRAHA
TAMA DI DESA PUNTIK DALAM RAY 13,
14 RT. 05 KECAMATAN MANDASTANA
KAB. BARITO KUALA,
TELAAHAN SEBAGAI DASAR ARAHAN PENGELOLAAN DAN
PEMANTAUAN LINGKUNGAN.
Pembangunan perumahan pada hakikatnya adalah penyelenggaraan
upaya pemenuhan kebutuhan rakyat akan papan. Untuk mencapai
kemampuan hidup damai bagi setiap penduduk agar dapat
mewujudkan kesejahteraan yang optimal. Pemenuhan akan perumahan
merupakan hak setiap warga Indonesia. Negara dalam hal ini
pemerintah daerah berkewajiban mengupayakan dan memfasilitasi
setiap usaha kearah kondisi tersebut. Fungsi rumah selain sebagai
tempat berlindung dan membentuk keluarga rumah juga sebagai
wahanan pendidikan dan penunjang proses tumbuh kembang anggota
keluarga baik dari segi fisik mental maupun sosial. Untuk
memfungsikan rumah seperti tujuan tersebut maka harus dipenuhi
beberapa persyaratan rumah yang kondusif. Lingkungan pemukiman
juga punya peran yang penting dalam hal tersebut. Untuk itu
perumahan dan permukiman perlu dikelola dengan baik sehingga
berjalan sesuai dengan fungsinya.
Menyadari hal tersebut maka pembangunan perumahan wajib
melakukan upaya pengelolaan lingkungan agar dampak negatif yang
ditimbulkan seperti pencemaran lingkungan dapat diminimalkan
sehingga perumahan sebagai sarana pemenuhan hidup bagi
masyarakat secara keseluruhan dapat terwujud. Mengingat dampak
yang ditimbulkan tersebut, berdasarkan Peraturan Menteri Lingkungan
Hidup Nomor 5 Tahun 2012 tentang Jenis Rencana Usaha dan/ atau
Kegiatan yang Wajib Melengkapi Analisis Mengenai Dampak
Lingkungan, maka kegiatan ini wajib dilengkapi dokumen UKL dan
UPL. Pembangunan Perumahan Graha Batola Mandiri PT. Triwijaya
Graha Tama berpotensi untuk menimbulkan dampak terhadap
lingkungan sekitar, baik berupa dampak positif maupun dampak
negatif, untuk meminimalkan dampak yang terjadi dari suatu kegiatan
tersebut maka perlu dilakukan perencanaan pengelolaan lingkungan
usaha kegiatan.
Perencanaan pengelolaan tersebut tertuang dalam dokumen sebagai
pedoman dalam pengelolaan dan pemantauan lingkungan.
Berdasarkan kepada hasil prakiraan dan evaluasi terhadap dampak
yang muncul akibat kegiatan Perumahan Graha Batola Mandiri PT.
Triwijaya Graha Tama di Jalan Desa Puntik Dalam Ray 13, 14 Rt. 05
Kecamatan Mandastana, Kabupaten Barito Kuala diperkirakan akan
menimbulkan dampak terhadap lingkungan, baik yang bersifat positif
maupun negatif. Komponen lingkungan yang terkena dampak tersebut
meliputi komponen lingkungan fisik–kimia, biologi, sosial ekonomi dan
budaya, serta kesehatan masyarakat dimana besaran dan sifat dampak
akan bervariasi terhadap komponen lingkungan yang satu dengan
komponen yang lainnya baik pada tahap pra konstruksi, tahap
konsruksi dan tahap operasi.
Untuk mengetahui bagaimana suatu komponen lingkungan akan
berubah akibat adanya suatu aktivitas/kegiatan manusia, maka
dilakukan perkiraan dampak lingkungan. Metode perkiraan dampak
yang digunakan adalah pendekatan yang bersifat formal maupun non
formal dengan menggunakan kriteria atau standar baku mutu
lingkungan yang ada sehingga perlu dilakukan arahan pengelolaan dan
pemantauan. Pengelolaan terhadap dampak ini bertujuan untuk
meminimalkan dampak negatif dan mengoptimalkan dampak
positifnya. Dari rencana usaha dan/atau kegiatan yang dilaksanaan ini
berdasarkan rona lingkungan dan dampak yang ditimbulkan maka
pengelolaan yang dilakukan berdasarkan sumber dampak dan jenis
dampak baik pada tahap pra konstruksi, tahap kontruksi, tahap
operasi dan tahap pasca operasi, maka program kegiatan yang
dilakukan adalah :
A. SUMBER DAN JENIS DAMPAK PADA TAHAP PRA KONSTRUKSI,
KONSTRUKSI, OPERASI DAN PASCA OPERASI
1. Pengelolaan Dampak Terhadap Sikap dan Persepsi Masyarakat
Persepsi masyarakat pada saat prakontruksi akan bersifat positif
selama dalam penerimaan tenaga kerja memprioritaskan warga
sekitar. Dengan memperhatikan jumlah tenaga kerja, terutama
tenaga kerja nonskill yang akan diterima, maka jumlah mereka
yang terkena dampak cukup banyak. Dampak yang terjadi akan
berlangsung selama kegiatan pembangunan perumahan
berlangsung.
Kontroversi di masyarakat dan/atau kepada pelaksana kegiatan
dapat muncul apabila tenaga kerja yang diterima lebih banyak dari
luar daerah sekitar lokasi kegiatan, karena hal tersebut akan
menimbulkan kecemburuan sosial bagi tenaga kerja lokal. Selain itu
dengan memperhatikan berbagai latar belakang struktur dan
komposisi penduduk yang terdiri atas berbagai etnis yang akan
berinteraksi dalam kehidupan seharihari, kurang pemahaman
terhadap keberadaan sistem nilai dari suku lain dan kurangnya
saling pengertian antara penduduk dapat memicu terjadinya konflik
sosial yang akan mengganggu ketertiban dan keamanan di daerah
studi.
Upaya pengelolaan yang harus dilakukan untuk meminalisasi
dampak yang ditimbulkan adalah :
•
Pemberian sumbangan dana pembangunan sarana dan
prasarana umum.
•
Ikut berperan serta dalam kegiatan yang bersifat nasional dan
keagamaan di masyarakat sekitar.
•
Mengadakan kegiatan musyawarah, keagamaan dan
keolahragaan di masyarakat sekitar.
•
Penggajian karyawan mengacu ketentuan UMP.
2. Pengelolaan Dampak Terhadap Kualitas Udara dan Kebisingan
Mobilisasi peralatan dan pengadaan material pada tahap Konstruksi
kegiatan pembangunan Perumahan Graha Batola Mandiri PT.
Triwijaya Graha Tama ini diprediksi menyebabkan terjadinya
perubahan kualitas udara terutama berupa peningkatan dispersi
debu yang disebabkan oleh aktivitas truck pengangkut peralatan
dan material konstruksi.
Adapun kegiatan pembangunan jalan pada tahap konstruksi ini
diprediksi menyebabkan juga terjadinya perubahan kualitas udara
terutama berupa peningkatan dispersi debu yang disebabkan oleh
aktivitas truk pengangkut material konstruksi jalan dan proses
pemadatan tanah urug jalan. Sedangkan Mobilisasi peralatan dan
pengadaan material pada tahap konstruksi kegiatan pembangunan
Perumahan Graha Batola Mandiri PT. Triwijaya Graha Tama ini
diprediksi menyebabkan terjadinya perubahan tingkat kebisingan,
terutama akibat aktivitas truck pengangkut peralatan dan material
konstruksi.
Upaya pengelolaan yang harus dilakukan untuk meminalisasi
dampak yang ditimbulkan adalah :
•
Mengurangi kecepatan kendaraan pengangkut.
•
Melakukan penyiraman pada jalan.
•
Menguji/menghentikan mesin yang tidak layak.
•
Pembinaan penggunaan masker dan earplug.
•
Penanaman atau menanami kembali tanaman pelindung yang
mati.
3. Pengelolaan Dampak Terhadap Lalu Lintas
Mobilisasi peralatan dan pengadaan material pada tahap konstruksi
kegiatan pembangunan Perumahan Graha Batola Mandiri PT.
Triwijaya Graha Tama ini diprediksi menyebabkan terjadinya
kerusakan jalan dan kemacetan arus lalu lintas serta peningkatan
kecelakan pada jalan yang dilalui, terutama akibat aktivitas truck
pengangkut peralatan dan material konstruksi.
Upaya pengelolaan yang harus dilakukan untuk meminalisasi
dampak yang ditimbulkan adalah :
•
Mengatur waktu kegiatan, terutama kegiatan pengangkutan
material.
•
Pengaturan lalu lintas didepan jalan masuk.
•
Memberikan ruang yang cukup untuk keluar masuk kendaraan.
•
Memasang tanda/ramburambu peringatan disekitar lokasi
kegiatan.
•
Pembinaan perilaku karyawan tentang keselamatan berlalu
lintas.
4. Pengelolaan Dampak Terhadap Sosial Ekonomi
Dampak positif berupa peningkatan sosial ekonomi masyarakat di
sekitar lokasi kegiatan pada tahap kontruksi berkaitan erat dengan
terbukanya kesempatan kerja dan berusaha dari adanya kegiatan
pembangunan Perumahan Graha Batola Mandiri PT. Triwijaya
Graha Tama. Dengan diterimanya penduduk sekitar menjadi tenaga
kerja pembangunan perumahan tentunya akan mengakibatkan
peningkatan pendapatan keluarga. Terlebih lagi apabila hal tersebut
dapat memunculkan pola nafkah ganda dalam keluarga yang
tentunya akan sangat membantu kondisi perekonomian keluarga.
Upaya pengelolaan yang harus dilakukan untuk meminalisasi
dampak yang ditimbulkan adalah :
•
Pemanfaatan tenaga kerja lokal sebanyak 50%.
•
Memberikan upah yang wajar sesuai ketentuan peraturan.
•
Pembinaan karyawan tentang pentingnya alat safety.
5. Pengelolaan Dampak Terhadap Kesehatan dan Keselamatan
Kerja (K3)
Mobilisasi tenaga kerja pada tahap konstruksi kegiatan
pembangunan Perumahan Graha Batola Mandiri PT. Triwijaya
Graha Tama ini diprediksi menyebabkan terjadinya Perubahan
status kesehatan masyarakat, terutama akibat aktivitas truck
pengangkut peralatan dan material konstruksi.
Upaya pengelolaan yang harus dilakukan untuk meminalisasi
dampak yang ditimbulkan adalah :
•
Melakukan seleksi ketat terhadap kesehatan pelamar, terutama
bagi penderitapenderita yang bersifat carrier dengan cara
memberlakukan syarat kesehatan yang diperoleh dari Dokter
Pemerintah dalam penerimaan karyawan (medical check up).
•
Diagnosa dini dan pengobatan yang tepat terhadap penderita
penyakit dan carrier.
•
Penerapan sanitasi lingkungan dan higiene perorangan.
•
Meningkatkan perilaku sehat dilingkungan kerja.
•
Mewajibkan para pekerja menggunakan masker dan earplug.
6. Pengelolaan Dampak Terhadap Kualitas Tanah
Kegiatan Pembersihan lahan pada area tapak seluas 93.438 m2 (9,35
Ha) dan Pekerjaan struktur pada tahap konstruksi pembangunan
Perumahan Graha Batola Mandiri PT. Triwijaya Graha Tama
mengakibatkan penurunan kualitas tanah pada area tersebut,
terutama akibat proses pembukaan lahan.
Upaya pengelolaan yang harus dilakukan untuk meminalisasi
dampak yang ditimbulkan adalah :
•
Pemanfaatan lahan secara optimal dengan pembangunan sarana
dan prasarana sesuai kebutuhan operasional.
•
Penanaman tanaman pelindung dan tanaman sela di lahan
kosong dan disekeliling areal tapak usaha.
7. Pengelolaan Dampak Terhadap Flora dan Fauna
Kegiatan Pembersihan lahan pada area tapak seluas 93.438 m2 (9,35
Ha) dan Pekerjaan struktur pada tahap konstruksi pembangunan
Perumahan Graha Batola Mandiri PT. Triwijaya Graha Tama
mengakibatkan penurunan biota teresterial pada area tersebut,
terutama akibat proses pembukaan lahan.
Upaya pengelolaan yang harus dilakukan untuk meminalisasi
dampak yang ditimbulkan adalah :
•
Penanaman tanaman pelindung pada lahan kosong sebagai
tanaman sela dan disekeliling tapak usaha dengan jarak tanam 4
m, dengan menggunakan tanaman setempat, misalnya Galam.
Tanaman lain yang bisa digunakan antara lain Ketapang, Akasia
dll.
8. Pengelolaan Dampak Terhadap Kualitas Udara dan Kebisingan
Penggunaan energi pada tahap operasional kegiatan pembangunan
Perumahan Graha Batola Mandiri PT. Triwijaya Graha Tama ini
diprediksi menyebabkan terjadinya perubahan Terjadi peningkatan
kadar debu dan gas kimia udara kurang 50% dan sesaat.
Adapun kegiatan pembangunan jalan pada tahap opeasional ini
diprediksi menyebabkan juga terjadinya perubahan kualitas udara
terutama berupa peningkatan dispersi debu yang disebabkan oleh
aktivitas truk pengangkut material konstruksi jalan dan proses
pemadatan tanah urug jalan. Sedangkan Mobilisasi peralatan dan
pengadaan material pada tahap operasional kegiatan pembangunan
Perumahan Graha Batola Mandiri PT. Triwijaya Graha Tama ini
diprediksi menyebabkan terjadinya perubahan tingkat kebisingan,
terutama akibat aktivitas truck pengangkut peralatan dan material
konstruksi.
Upaya pengelolaan yang harus dilakukan untuk meminalisasi
dampak yang ditimbulkan adalah :
•
Melakukan penyiraman pada jalan.
•
Penghijaun di Tapak Proyek (di sepanjang jalan) dengan
menggunakan jenis tanaman setempat seperti galam atau
tanaman penghiujauan lain seperti Ketapang, Akasia dan
tanaman penghijuan lainnya.
•
Mengurangi kecepatan kendaraan pengangkut.
•
Melakukan perawatan peralatan secara berkala.
9. Pengelolaan Dampak Terhadap Kualitas Air
Kegiatan pembangunan jalan pada tahap konstruksi pembangunan
Perumahan Graha Batola Mandiri PT. Triwijaya Graha Tama ini
diprediksi menyebabkan terjadinya perubahan kualitas air
permukaan, terutama akibat proses penimbunan dan pemadatan
tanah urug jalan untuk badan jalan.
Kondisi eksisting lokasi pembangunan Perumahan Graha Batola
Mandiri PT. Triwijaya Graha Tama merupakan semak belukar.
Sehingga dengan adanya kegiatan penimbunan dan pemadatan
tanah urug untuk konstruksi jalan akan mengakibatkan perubahan
kualitas air permukaan di lokasi kegiatan, terutama untuk
parameter kekeruhan dan TSS.
Penggunaan rumah/hunian Perumahan Graha Batola Mandiri PT.
Triwijaya Graha Tama
diprediksi menyebabkan terjadinya
perubahan kualitas air permukaan, terutama akibat aktivitas dapur
dan MCK serta timbulan sampah.
Aktivitas harian penggunaan rumah/hunian akan menghasilkan
sampah berupa sisasisa bahan makanan dan makanan yang tidak
termakan. Sampah ini kalau dibuang secara langsung dan
sembarangan, akan berdampak terhadap estetika dan kualitas air
permukaan yang selanjutnya dapat berdampak lanjutan terhadap
kesehatan penghuni rumah dan masyarakat sekitar. Selain itu,
kegiatan dapur berupa pencucian bahan makanan dan peralatan
dapur lainnya akan menghasilkan limbah cair yang dapat
berdampak negatif terhadap kualitas air badan air penerima.
Limbah cair tersebut banyak mengandung bahan organik yang
walaupun tingkat toksisitasnya tergolong rendah, namun dalam
proses dekomposisinya akan menimbulkan bau tidak sedap dan
merupakan media hidup yang baik bagi organisme patogen,
sehingga dapat menimbulkan dampak lanjutan terhadap kesehatan
masyarakat. Dalam proses dekomposisinya, bahan organik
memerlukan sejumlah oksigen terlarut yang diambil dari perairan
dan akan menghasilkan senyawasenyawa kimia yang bersifat toksik
bagi organisme perairan seperti NH3 dan H2S sehingga akan
mengganggu keseimbangan ekologis badan air penerima limbah.
Kegiatan MCK dengan menggunakan sabun dan detergen serta
bahan lainnya akan menghasilkan limbah cair yang banyak
mengandung bahanbahan kimia. Hal ini akan mengakibatkan
dampak negatif terhadap parameter kualitas air,
berupa
peningkatan kandungan fosfat dan senyawa lainnya di perairan.
Peningkatan kandungan fosfat ini akan mempengaruhi kesimbangan
N/P diperairan sehingga unsur N akan menjadi faktor pembatas
pada ekosistem perairan. Senyawasenyawa lainnya yang terdapat
dalam limbah cair tersebut juga akan masuk ke perairan sehingga
akan menurunkan nilai kualitas air dan mengganggu kehidupan
organisme perairan yang ada di dalamnya.
Upaya pengelolaan yang harus dilakukan untuk meminalisasi
dampak yang ditimbulkan adalah :
•
Membuat TPS disekitar lokasi perumahan yang mudah
dijangkau warga dengan perbandingan rasio =
Jumlah daya tampung TPS X 1000.
Jumlah penduduk
•
Melakukan pengarahan kepada warga perumahan agar tidak
membuang sampah sembarangan
•
Membuat septic tank untuk satu rumah satu septictank dengan
jarak minimal 10 meter dari sumur.
•
Membuat IPAL untuk pembuangan limbah rumah tangga.
•
Adanya petugas yang mengangkut sampah dari rumah ke TPS,
dari TPS Ke Pembuangan sampah selanjutnya.
B. REKOMENDASI KELAYAKAN LINGKUNGAN
Dari hasil analisis prakiraan dampak penting dan evaluasi dampak
penting, maka kegiatan Perumahan Graha Batola Mandiri PT.
Triwijaya Graha Tama di Jalan Desa Puntik Dalam Ray 13, 14 Rt. 05
Kecamatan Mandastana, Kabupaten Barito Kuala dapat dinilai layak
dengan beberapa pertimbangan sebagai berikut :
1. Dari aspek ketataruangan, keberadaan kegiatan Pembangunan
Perumahan Graha Batola Mandiri PT. Triwijaya Graha Tama di
Jalan Desa Puntik Dalam Ray 13, 14 Rt. 05 Kecamatan
Mandastana, Kabupaten Barito Kuala tidak menyalahi aturan
pada Peraturan Daerah Provinsi Kalimantan Selatan nomor 9
tahun 2000 tentang RTRW Kalimantan Selatan Tahun 20002015
dan Peraturan Daerah Kabupaten Barito Kuala nomor 6 tahun
2012.
2. Aspek teknis kegiatan Pembangunan Perumahan Graha Batola
Mandiri PT. Triwijaya Graha Tama di Jalan Desa Puntik Dalam
Ray 13, 14 Rt. 05 Kecamatan Mandastana, Kabupaten Barito
Kuala telah didesain sedemikian rupa sehingga terjamin
keamanannya dan akan dibangun sesuai dengan prosedur
perijinan yang akan diperoleh.
3. Penanganan dampak terhadap lingkungan dapat ditangani
dengan segera dan tidak memerlukan teknologi yang sangat
canggih namun lebih bersifat penanganan yang dilakukan secara
umum bila memang dampak tersebut terjadi. Dari dampak yang
timbul telah diberikan rancangan dan rumusan tindakan yang
bersifat mudah dilakukan baik melalui pendekatan teknis,
pendekatan sosialekonomibudaya maupun pendekatan
institusi.
4. Dari aspek kemitraan dengan pihak masyarakat terutama
masyarakat di wilayah Desa Puntik Dalam Kecamatan
Mandastana menjadi wilayah administrasi proyek yang mendapat
dampak langsung telah dapat dilakukan komunikasi dan
pendekatan atau sosialisasi bersama yang menguntungkan
kedua belah pihak sehingga proses pengelolaan dampak pada
aspek adanya gesekan atau ketidaksepahaman dengan
masyarakat sekitar dapat segera diminimalisir.
Dari beberapa pertimbangan tersebut, maka kegiatan Pembangunan
Perumahan Graha Batola Mandiri PT. Triwijaya Graha Tama di
Jalan Desa Puntik Dalam Ray 13, 14 Rt. 05 Kecamatan
Mandastana, Kabupaten Barito Kuala layak bagi lingkungan.
BUPATI BARITO KUALA
H. HASANUDDIN MURAD