perbub no 4 thn 2010

BUPATI BIMA
PERATURAN BUPATI BIMA
NOMOR 04 TAHUN 2010
TENTANG
PEMBENTUKAN, KEDUDUKAN, TUGAS POKOK, FUNGSI DAN
SUSUNAN ORGANISASI BADAN PELAKSANA PENYULUHAN
PERTANIAN, PERIKANAN DAN KEHUTANAN KABUPATEN BIMA
BUPATI BIMA,
Menimbang : a. bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 13 ayat (2)
Undang – undang Nomor 16 Tahun 2006 tentang Sistem
Penyuluhan
Pertanian,
Perikanan
dan
Kehutanan
dipandang
perlu
membentuk
Badan
Pelaksana
Penyuluhan

Pertanian,
Perikanan
dan
Kehutanan
Kabupaten Bima;
b. bahwa sehubungan dengan pertimbangan sebagaimana
dimaksud huruf a dipandang perlu menetapkan Peraturan
Bupati tentang Pembentukan, Kedudukan, Tugas Pokok,
Fungsi dan Susunan Organisasi Badan Pelaksana
Penyuluhan
Pertanian,
Perikanan
dan
Kehutanan
Kabupaten Bima.
Mengingat : 1.

2.

3.


4.

5.

Undang - undang Nomor 69 Tahun 1958 tentang
Pembentukan Daerah-daerah Tingkat II dalam Wilayah
Daerah-daerah Tingkat I Bali, Nusa Tenggara Barat dan
Nusa Tenggara Timur (Lembaran Negara Tahun 1958
Nomor 122, Tambahan Lembaran Negara Nomor 1655);
Undang - Undang Nomor 43 Tahun 1999 tentang
Perubahan Undang – undang Nomor 8 Tahun 1974
tentang Pokok – pokok Kepegawaian (Lembaran Negara
Tahun 1999 Nomor 169, Tambahan Lembaran Negara
Nomor 3890);
Undang - undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang
Penyelenggaraan Negara Yang Bersih dan Bebas Dari
Korupsi, Kolusi dan Nepotisme ( Lembaran Negara Tahun
1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Nomor
3851);

Undang - undang Nomor 22 Tahun 2003 tentang Susunan
dan Kedudukan Majelis Permusyawaratan Rakyat, Dewan
Pewakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah
( Lembaran Negara Tahun 2003 Nomor 92, Tambahan
Lembaran Negara Nomor 4310);
Undang - undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang
Perbentukan Peraturan Perundang - undangan ( Lembaran
Negara Tahun 2004 Nomor 53, Tambahan Lembaran
Negara Nomor 4389);

2

6.

7.

8.

9.


10.

11.

12.

13.

14.

15.

16.

Undang-Undang
Nomor
32 Tahun 2004 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 3347), sebagaimana

telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undangundang Nomor 12 Tahun 2008 (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844);
Undang - undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang
Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Tahun 2004
Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4422);
Undang - undang Nomor 16 Tahun 2006 tentang Sistem
Penyuluhan
Pertanian,
Perikanan
dan
Kehutanan
(Lembaran Negara Tahun 2006 Nomor 92, Tambahan
Lembaran Negara Nomor 4660);
Peraturan Pemerintah Nomor 96 Tahun 2000 tentang
Wewenang
Pengangkatan,
Pemindahan,
dan

Pemberhentian Pegawai Negeri Sipil ( Lembaran Negara
Tahun 2002 Nomor 193, Tambahan Lembaran Negara
Nomor 4014 );
Peraturan Pemerintah Nomor 97 Tahun 2000 tentang
Formasi Pegawai Negeri Sipil ( Lembaran Negara Tahun
2000 Nomor 194, Tambahan Lembaran Negara Nomor
4015 );
Peraturan Pemerintah Nomor 101 Tahun 2000 tentang
Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 98 Tahun
2000 tentang Pendidikan dan Pelatihan Jabatan Pegawai
Negeri Sipil ( Lembaran Negara Tahun 2000 Nomor 198,
Tambahan Lembaran Negara Nomor 4019 );
Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2002 tentang
Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 98 Tahun
2000 tentang Pengadaan Pegawai Negeri Sipil ( Lembaran
Negara Tahun 2002 Nomor 31, Tambahan Lembaran
Negara Nomor 4192 );
Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2002 tentang
Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 99 Tahun
2000 tentang Kenaikan Pangkat Pegawai Negeri Sipil

( Lembaran Negara Tahun 2002 Nomor 32, Tambahan
Lembaran Negara Nomor 4193 );
Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2002 tentang
Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 100 Tahun
2000 tentang Pengangkatan Pegawai Negeri Sipil Dalam
Jabatan Struktural ( Lembaran Negara Tahun 2002 Nomor
33, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4194 );
Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang
Pedoman Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Tahun 2005
Nomor 165, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4593);
Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang
Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah,
Pemerintahan Daerah Provinsi dan Pemerintahan Daerah
Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Tahun 2007 Nomor 82,
Tambahan Lembaran Negara Nomor 4737 );

3

17. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang

Organisasi Perangkat Daerah (Lembaran Negara Tahun
2007 Nomor 89, Tambahan Lembaran Negara Nomor
4741);
18. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 57 Tahun 2007
tentang Petunjuk Teknis Penataan Organisasi Perangkat
Daerah;
19. Peraturan Daerah Kabupaten Bima Nomor 6 Tahun 2005
tentang
Pokok

pokok
Pengelolaan
dan
Pertanggungjawaban Keuangan Daerah Kabupaten Bima
(Lembaran Daerah Tahun 2005 Nomor 10, Tambahan
Lembaran Daerah Nomor 2);
20. Peraturan Daerah Kabupaten Bima Nomor 8 Tahun 2005
tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Kabupaten Bima Tahun 2006 - 2010 sebagaimana dirubah
dengan Peraturan Daerah Kabupaten Bima Nomor 5

Tahun 2006 (Lembaran Daerah Tahun 2005 Nomor 12,
Tambahan Lembaran Daerah Nomor 12);
21. Peraturan Daerah Kabupaten Bima Nomor 2 Tahun 2008
tentang Urusan Pemerintahan Daerah Kabupaten Bima
(Lembaran Daerah Tahun 2008 Nomor 02, Tambahan
Lembaran Daerah Nomor 25);
22. Peraturan Daerah Kabupaten Bima Nomor 3 Tahun 2008
tentang Pembentukan, Susunan, Kedudukan, Tugas Pokok
dan Fungsi Organisasi Perangkat Daerah (Lembaran
Daerah Tahun 2008 Nomor 03, Tambahan Lembaran
Daerah Nomor 26).
MEMUTUSKAN
Menetapkan

:
PEMBENTUKAN, KEDUDUKAN, TUGAS POKOK,
FUNGSI
DAN
SUSUNAN
ORGANISASI

BADAN
PELAKSANA PENYULUHAN PERTANIAN, PERIKANAN
DAN KEHUTANAN KABUPATEN BIMA
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1

Dalam Peraturan Bupati ini yang dimaksud dengan :
a. Daerah adalah Kabupaten Bima;
b. Pemerintahan Daerah adalah Penyelenggaraan urusan pemerintahan
oleh pemerintah daerah dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah menurut
asas otonomi dan tugas pembantuan dengan prinsip otonomi seluas luasnya dalam sistem dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia
sebagaimana dimaksud dalam Undang – undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945;
c. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Kabupaten Bima yang terdiri
dari Kepala Daerah dan perangkat daerah sebagai unsur
penyelenggara pemerintahan daerah;
d. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang selanjutnya disebut DPRD
adalah
lembaga

perwakilan
rakyat
daerah
sebagai
unsur
penyelenggara pemerintahan daerah;
e. Kepala Daerah adalah Bupati Bima;
f.
Bupati adalah Bupati Bima;

4

g.

Otonomi daerah adalah hak, wewenang, dan kewajiban daerah otonom
untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dan
kepentingan masyarakat setempat sesuai dengan peraturan perundangundangan;
h. Daerah otonom, selanjutnya disebut daerah, adalah kesatuan
masyarakat hukum yang mempunyai batas-batas wilayah yang
berwenang mengatur dan mengurus urusan pemerintahan dan
kepentingan masyarakat setempat menurut prakarsa sendiri
berdasarkan aspirasi masyarakat dalam sistem Negara Kesatuan
Republik Indonesia;
i.
Desentralisasi adalah penyerahan wewenang pemerintahan oleh
pemerintah kepada daerah otonom untuk mengatur dan mengurus
urusan pemerintahan dalam kerangka Negara Kesatuan Republik
Indonesia;
j.
Tugas Pembantuan adalah penugasan dari pemerintah kepada daerah
dan/atau Desa dari pemerintah Propinsi kepada Kabupaten/Kota
dan/atau Desa serta dari pemerintah Kabupaten/Kota kepada Desa
untuk melaksanakan tugas tertentu;
k. Perangkat daerah Kabupaten Bima adalah unsur pembantu kepala
daerah dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah yang terdiri dari
sekretariat daerah, sekretariat DPRD, Dinas Daerah, Lembaga Teknis
Daerah, Kecamatan, dan Kelurahan;
l.
Sekretariat Daerah yang selanjutnya disebut SETDA adalah Sekretariat
Daerah Kabupaten Bima;
m. Sekretaris Daerah adalah Sekretaris Daerah Kabupaten Bima;
n. Lembaga Teknis Daerah merupakan unsur pendukung tugas Kepala
Daerah Kabupaten Bima;
o. Badan Pelaksana Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan
adalah Badan Pelaksana Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan
Kehutanan Kabupaten Bima;
p. Kepala Badan adalah Kepala Badan Pelaksana Penyuluhan Pertanian,
Perikanan dan Kehutanan Kabupaten Bima;
q. Unit Pelaksana Teknis adalah unsur pelaksana tugas teknis pada Badan
yang berbentuk Balai Penyuluhan;
r.
Penyuluhan pertanian, perikanan dan kehutanan yang selanjutnya
disebut penyuluhan adalah proses pembelajaran bagi pelaku utama
serta pelaku usaha di Kabupaten Bima agar mereka mau dan mampu
menolong dan mengorganisasikan dirinya dalam mengakses informasi
pasar, teknologi, permodalan dan sumberdaya lainnya, sebagai upaya
untuk meningkatkan produktivitas, efisiensi usaha, pendapatan dan
kesejahteraannya serta meningkatkan kesadaran dalam pelestarian
lingkungan hidup,;
s. Pertanian yang mencakup tanaman pangan, hortikultura, perkebunan,
dan peternakan yang selanjutnya disebut pertanian adalah seluruh
kegiatan yang meliputi usaha hulu, usaha tani, agroindustri,
pemasaran, dan jasa penunjang pengelolaan sumberdaya alam hayati
dalam agroekosistem yang sesuai dan berkelanjutan, dengan bantuan
teknologi, modal, tenaga kerja dan manajemen untuk mendapatkan
manfaat sebesar-besarnya bagi kesejahteraan masyarakat;
t.
Perikanan adalah semua kegiatan yang berhubungan dengan
pengelolaan dan pemanfaatan sumberdaya ikan dan lingkungannya
secara berkelanjutan, mulai dari praproduksi, produksi, pengolahan
sampai dengan pemasaran yang dilaksanakan dalam suatu sistem
bisnis perikanan;

5

u.
v.

w.

x.

y.
z.
aa.
bb.
cc.
dd.
ee.

ff.

gg.

hh.
ii.
jj.

kk.

Kehutanan adalah sistem pengurusan yang bersangkutpaut dengan
hutan, kawasan hutan, dan hasil hutan yang diselenggarakan secara
terpadu dan berkelanjutan;
Sistem penyuluhan pertanian, perikanan, dan kehutanan yang
selanjutnya disebut sistem penyuluhan adalah seluruh rangkaian
pengembangan kemampuan, pengetahuan, keterampilan, serta sikap
pelaku utama dan pelaku usaha melalui penyuluhan;
Pelaku utama kegiatan pertanian, perikanan, dan kehutanan yang
selanjutnya disebut pelaku utama adalah masyarakat di dalam dan di
sekitar kawasan hutan, petani, pekebun, peternak, nelayan, pembudi
daya ikan, pengolah ikan, beserta keluarga intinya;
Petani adalah perorangan warga negara Indonesia beserta keluarganya
atau korporasi yang mengelola usaha di bidang pertanian, wanatani,
minatani, agropasture, penangkaran satwa dan tumbuhan, di dalam
dan di sekitar hutan, yang meliputi usaha hulu, usaha tani,
agroindustri, pemasaran dan jasa penunjang;
Pekebun adalah perorangan warga negara Indonesia atau korporasi
yang melakukan usaha perkebunan;
Peternak adalah perorangan warga negara Indonesia atau korporasi
yang melakukan usaha peternakan;
Nelayan adalah perorangan warga negara Indonesia atau korporasi
yang mata pencahariannya atau kegiatan usahanya melakukan
penangkapan ikan;
Pembudi daya ikan adalah perorangan warga negara Indonesia atau
korporasi yang melakukan usaha pembudidaya ikan;
Pengelola ikan adalah perorangan warga negara Indonesia atau
korporasi yang melakukan usaha pengolahan ikan;
Pelaku usaha adalah perorangan warga negara Indonesia atau
korporasi yang dibentuk menurut hukum Indonesia yang mengelola
usaha pertanian, perikanan, dan kehutanan;
Kelembagaan petani, pekebun, peternak, nelayan, pemudi daya ikan,
pengolah ikan, dan masyarakat di dalam dan di sekitar kawasan hutan
adalah lembaga yang ditumbuhkembangkan dari, oleh, dan untuk
pelaku umum;
Penyuluh pertanian, penyuluh perikanan, atau penyuluh kehutanan,
baik penyuluh PNS, swasta, maupun swadaya, yang selanjutnya
disebut penyuluh adalah perorangan warga negara Indonesia yang
melakukan kegiatan penyuluhan;
Penyuluh Pegawai Negeri Sipil yang selanjutnya disebut penyuluh PNS
adalah Pegawai Negeri Sipil yang diberi tugas, tanggung jawab,
wewenang, dan hak secara penuh oleh pejabat yang berwenang pada
satuan organisasi lingkup pertanian, perikanan, atau kehutanan untuk
melakukan kegiatan penyuluhan;
Penyuluh swasta adalah penyuluh yang berasal dari dunia usaha
dan/atau lembaga yang mempunyai kompetensi dalam bidang
penyuluhan;
Penyuluh swadaya adalah pelaku utama yang berhasil dalam usahanya
dan warga masyarakat lainnya yang dengan kesadarannya sendiri mau
dan mampu menjadi penyuluh;
Materi penyuluhan adalah hutan penyuluh yang akan disampaikan oleh
para penyuluh kepada pelaku utama dan pelaku usaha dalam berbagai
bentuk yang meliputi informasi, teknologi, rekayasa sosial, manajemen,
ekonomi, hukum, dan kelestarian lingkungan;
Programa penyuluhan pertanian, perikanan, dan kehutanan yang
selanjutnya disebut programa penyuluhan adalah rencana tertulis yang

6

disusun secara sistematis untuk memberikan arah dan pedoman
sebagai alat pengendali pencapaian tujuan penyuluh;
ll. Rekomendasi adalah pemberian persetujuan terhadap teknologi yang
akan digunakan sebagai materi penyuluhan;
mm.Kelembagaan penyuluhan adalah lembaga pemerintah dan/atau
masyarakat yang mempunyai tugas dan fungsi penyelenggaraan
penyuluhan;
nn. Jabatan Fungsional adalah kedudukan yang menunjukkan tugas,
tanggung jawab, wewenang dan hak seorang Pegawai Negeri Sipil
dalam satuan organisasi yang dalam pelaksanaan tugasnya didasarkan
pada keahlian dan atau ketrampilan tertentu serta bersifat mandiri’
oo. Kelompok Jabatan Fungsional adalah kelompok kedudukan yang
menunjukkan tugas, tanggung jawab, wewenang dan hak seorang
Pegawai Negeri Sipil dalam satuan organisasi yang dalam pelaksanaan
tugasnya didasarkan pada keahlian dan atau keterampilan tertentu
serta bersifat mandiri;
pp. Kecamatan adalah wilayah kerja Camat sebagai perangkat daerah
Kabupaten Bima;
qq. Kelurahan adalah wilayah kerja Lurah sebagai perangkat daerah
Kabupaten Bima dalam wilayah Kecamatan;
rr. Eselon adalah tingkatan jabatan struktural.
BAB II
PEMBENTUKAN
Pasal 2
Dengan Peraturan Bupati ini dibentuk Badan Pelaksana Penyuluhan
Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Kabupaten Bima.
BAB III
KEDUDUKAN
Pasal 3
Badan Pelaksana Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan adalah
lembaga lain pada Pemerintah Daerah yang dipimpin oleh Kepala Badan
yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Bupati
melalui Sekretaris Daerah.
BAB IV
TUGAS, FUNGSI DAN SUSUNAN ORGANISASI
Pasal 4
(1)Badan Pelaksana Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan
mempunyai tugas melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan
kebijakan daerah yang bersifat spesifik dibidang penyelenggaraan
penyuluhan pertanian, perikanan dan kehutanan.
(2)Badan Pelaksana Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan dalam
melaksanakan
tugas
sebagaimana
dimaksud
pada
ayat
(1)
menyelenggarakan fungsi:

7

a. penyusunan Rencana Strategis bidang pelaksanaan penyuluhan
pertanian, perikanan dan kehutanan;
b. perumusan kebijakan teknis, penyusunan program dan kegiatan
bidang pelaksanaan penyuluhan pertanian, perikanan dan kehutanan;
c. pemberian dukungan atas penyelenggaraan pemerintahan daerah
bidang pelaksanaan penyuluhan pertanian, perikanan dan kehutanan;
d. pembinaan, pengendalian, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan
kegiatan bidang pelaksanaan penyuluhan pertanian, perikanan dan
kehutanan;
e. pelaksanaan
kegiatan
penatausahaan
Badan
pelaksanaan
penyuluhan pertanian, perikanan dan kehutanan;
f. pembinaan terhadap Unit Pelaksana Teknis Badan dibidang
pelaksanaan penyuluhan pertanian, perikanan dan kehutanan;
g. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan
tugas dan fungsinya.
Pasal 5
(1)Susunan Organisasi Badan Pelaksana Penyuluhan Pertanian, Perikanan
dan Kehutanan terdiri dari:
a. Kepala Badan;
b. Sekretariat, terdiri dari:
1) Sub Bagian Umum dan Kepegawaian;
2) Sub Bagian Program dan Pelaporan;
3) Sub Bagian Keuangan;
c. Bidang Pembinaan Kelembagaan;
1) Sub Bidang Kelembagaan Penyuluhan;
2) Sub Bidang Kelembagaan Pelaku Utama dan Pelaku Usaha;
d. Bidang Pengembangan Sumber Daya Manusia;
1) Sub Bidang Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Manusia
Penyuluh;
2) Sub Bidang Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Manusia Pelaku
Utama dan Pelaku Usaha;
e. Bidang Penyelenggaraan Penyuluhan;
1) Sub Bidang Pengembangan Metode dan Materi Penyuluhan;
2) Sub Bidang Monitoring dan Evaluasi Penyelenggaraan Penyuluhan;
f. Bidang Sarana dan Prasarana Kerjasama Penyuluhan;
1) Sub Bidang Sarana dan Prasarana Penyuluhan;
2) Sub Bidang Kerjasama Penyuluhan;
g. Unit Pelaksana Teknis berbentuk Balai Penyuluhan;
h. Kelompok Jabatan Fungsional.
(2)Kepala Badan membawahi Sekretariat, Bidang dan Unit Pelaksana Teknis
Badan yang bertanggungjawab langsung kepada Kepala Badan;
(3)Sekretariat dipimpin oleh Sekretaris yang berkedudukan di bawah dan
bertanggungjawab langsung kepada Kepala Badan;
(4)Bidang – bidang dipimpin oleh Kepala Bidang yang berkedudukan di
bawah dan bertanggungjawab langsung kepada Kepala Badan;
(5)Sub Bagian dipimpin oleh Kepala Sub Bagian yang berkedudukan di
bawah dan bertangungjawab kepada Sekretaris;
(6)Sub Bidang dipimpin oleh Kepala Sub Bidang yang berkedudukan di
bawah dan bertangungjawab kepada Bidang yang bersangkutan;
(7)Unit Pelaksana Teknis berbentuk Balai Penyuluhan dipimpin oleh Kepala
Unit Pelaksana Teknis atau Kepala Balai Penyuluhan yang berkedudukan
di bawah dan bertanggungjawab kepada Kepala Badan.

8

(8)Bagan susunan organisasi Badan Pelaksana Penyuluhan Pertanian,
Perikanan dan Kehutanan sebagaimana tercantum dalam Lampiran
sebagai bagian yang tak terpisahkan dari Peraturan Bupati ini.
BAB V
KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL
Pasal 6
(1) Pada Badan Pelaksana Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan
dapat ditetapkan jabatan fungsional berdasarkan keahlian dan
spesifikasi yang dibutuhkan sesuai dengan prosedur ketentuan yang
berlaku.
(2) Kelompok Jabatan Fungsional mempunyai tugas melaksanakan
sebagian tugas Pemerintah Daerah sesuai dengan keahlian dan
kebutuhan.
(3) Kelompok Jabatan Fungsional terdiri dari sejumlah tenaga fungsional
yang diatur dan ditetapkan berdasarkan Peraturan Perundangundangan.
(4) Kelompok Jabatan Fungsional dipimpin oleh seorang tenaga fungsional
senior yang ditunjuk.
(5) Jumlah tenaga fungsional ditentukan berdasarkan kebutuhan dan
beban kerja.
(6) Jenis dan jenjang jabatan fungsional di atas diatur berdasarkan
peraturan perundang-undangan.
(7) Kelompok jabatan fungsional mempunyai tugas seuai dengan
peraturan perundangundangan.
BAB VI
TATAKERJA
Pasal 7
(1) Dalam melaksanakan tugasnya, Kepala Badan, Sekretaris, Kepala
Bidang, Kepala Sub Bagian, Kepala Unit Pelaksana dan Kelompok Jabatan
Fungsional wajib menerapkan prinsip koordinasi, integrasi, sinkronisasi
dan simplifikasi baik dalam lingkungan masing – masing maupun antar
satuan organisasi di lingkungan Pemerintah Daerah serta dengan
instansi lain di luar Pemerintah Daerah sesuai dengan tugas masing masing.
(2)Setiap pimpinan satuan organisasi wajib mengawasi bawahannya
masing - masing dan bila terjadi penyimpangan agar mengambil langkah
- langkah yang diperlukan sesuai dengan peraturan perundang undangan.
(3)Setiap pimpinan satuan organisasi bertanggung jawab memimpin dan
mengkoordinasikan bawahannya masing-masing dan memberikan
bimbingan serta petunjuk bagi pelaksanaan tugasnya bawahannya.
(4)Setiap pimpinan satuan organisasi wajib mengikuti dan mematuhi
petunjuk dan bertanggungjawab kepada atasan masing - masing dan
menyiapkan laporan berkala tepat pada waktunya.
(5)Setiap laporan yang diterima oleh pimpinan satuan organisasi dari
bawahannya wajib diolah dan dipergunakan sebagai bahan untuk
penyusunan laporan lebih lanjut dan untuk memberikan petunjuk kepada
bawahannya.

9

(6)Dalam penyampaian laporan masing-masing kepada atasan, tembusan
laporan wajib disampaikan kepada satuan organisasi lain yang secara
fungsional mempunyai hubungan kerja.
(7)Dalam melaksanakan tugas setiap pimpinan satuan organisasi di
bawahnya dan dalam rangka pemberian bimbingan kepada bawahan
masing-masing, wajib mengadakan rapat berkala.
BAB VII
ESELON DAN KEPEGAWAIAN
Pasal 8
(1)Kepala Badan adalah jabatan struktural eselon II b.
(2)Sekretaris adalah jabatan struktural eselon III a.
(3)Kepala Bidang adalah jabatan struktural eselon III b.
(4)Kepala Subbagian dan Kepala Sub Bidang adalah jabatan struktural
eselon IV a.
Pasal 9
(1)

Kepala Badan, Sekretaris, Kepala Bidang, Kepala
Subbagian dan Kepala Sub Bidang pada Badan Pelaksana Penyuluhan
Pertanian, Perikanan dan Kehutanan diangkat dan diberhentikan dari
jabatan struktural oleh Bupati.
(2)
Pengangkatan dan pemberhentian dari dan dalam
jabatan struktural sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang - undangan.
BAB VIII
PEMBIAYAAN
Pasal 10
Biaya yang diperlukan untuk pelaksanaan tugas Badan Pelaksana
Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan dibebankan pada
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah, dan sumber lainnya yang sah.
BAB IX
KETENTUAN PERALIHAN
Pasal 11
(1)Rincian tugas, fungsi dan tata kerja Badan Pelaksana Penyuluhan
Pertanian, Perikanan dan Kehutanan selanjutnya akan ditetapkan dengan
Peraturan Bupati;
(2)Pelaksanaan Peraturan Bupati ini dilakukan paling lama 1 (satu) tahun
dan apabila koordinasi dengan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah
Kabupaten Bima dapat dilaksanakan, maka Badan Pelaksana Penyuluhan
Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Kabupaten Bima akan ditetapkan
dengan peraturan daerah.
BAB X
KETENTUAN PENUTUP

10

Pasal 12
Peraturan Bupati ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan
Peraturan Bupati ini dengan penempatannya dalam
Kabupaten Bima.

pengundangan
Berita Daerah

Ditetapkan
: di Raba - Bima
Pada tanggal : 1 Maret 2010
BUPATI

BIMA,

Ttd
H. FERRY ZULKARNAIN
Diundangkan : di Raba – Bima
Pada tanggal : 1 Maret 2010
SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN BIMA
Ttd
H. MASYKUR HMS
BERITA DAERAH KABUPATEN BIMA TAHUN 2010 NOMOR 04

11
LAMPIRAN : PERATURAN BUPATI NOMOR 04 TAHUN 2010
TANGGAL : 1 Maret 2010

11

BAGAN SUSUNAN ORGANISASI BADAN PELAKSANA PENYULUHAN
PERTANIAN, PERIKANAN DAN KEHUTANAN KABUPATEN BIMA

KEPALA

SEKRETARIAT

SUB BAGIAN
UMUM &
KEPEGAWAIAN

KELOMPOK
JABATAN
FUNGSIONA
L

BIDANG
PEMBINAAN
KELEMBAGAAN

BIDANG
PENGEMBANGAN
SUMBER DAYA
MANUSIA

BIDANG
PENYELENGGARAAN
PENYULUHAN

SUB BIDANG
KELEMBAGAAN
PENYULUHAN

SUB BIDANG
PENINGKATAN
KAPASITAS SDM
PENYULUH

SUB BIDANG
PENGEMBANGAN
METODE DAN MATERI
PENYULUHAN

SUB BIDANG
KELEMBAGAAN
PELAKU UTAMA DAN
PELAKU USAHA

SUB BIDANG
PENINGKATAN
KAPASITAS SDM
PELAKU UTAMA DAN
PELAKU USAHA

SUB BIDANG
MONITORING DAN
EVALUASI
PENYELENGGARAANP
ENYULUHAN

SUB BAGIAN
PROGRAM &
PELAPORAN

SUB BAGIAN
KEUANGAN

BIDANG
SARANA DAN
PRASARANA KERJASAMA
PENYULUHAN

SUB BIDANG
SARANA DAN
PRASARANA
PENYULUHAN

SUB BIDANG
KERJASAMA
PENYULUHAN

UPT/
BALAI
PENYULUHAN

BUPATI BIMA,
Ttd
H. FERRY ZULKARNAIN

12