Perbub no 1 thn 2008

(1)

BUPATI BIMA

    PERATURAN BUPATI BIMA

NOMOR 01   TAHUN 2008 T E N T A N G

PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH NOMOR 9 TAHUN 2007 TENTANG RETRIBUSI PASAR GROSIR DAN/ATAU

PERTOKOAN 

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI   BIMA,

Menimbang :   a.  bahwa untuk memenuhi ketentuan Peraturan Daerah Nomor 9 Tahun 2007 tentang Retribusi Pasar Grosir dan/atau   Pertokoan,   serta   untuk   terarahnya pelaksanaan,   perlu   ditetapkan   petunjuk   teknis pelaksanaan;

b. bahwa   berdasarkan   pertimbangan   sebagaimana dimaksud huruf a,  perlu  ditetapkan petunjuk teknis pelaksanaan Peraturan Daerah Nomor  9  Tahun  2007 tentang   Retribusi   Pasar   Grosir   dan/atau   Pertokoan dengan Peraturan Bupati. 

Mengingat   :   1. Undang­Undang   Nomor   69   Tahun   1958   tentang Pembentukan     Daerah­daerah   Tingkat   II   dalam Wilayah Daerah­daerah Tingkat I Bali, Nusa Tenggara Barat dan Nusa  Tenggara Timur  (  Lembaran Negara Tahun 1958 Nomor 122, Tambahan Lembaran Negara Nomor 1655);

2. Undang­Undang   Nomor   8   Tahun   1981   tentang   Kitab Undang­Undang   Hukum   Acara   Pidana   (Lembaran Negara Tahun 1981 Nomor 76, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3209);

3. Undang­Undang Nomor 18 Tahun 1997 tentang Pajak Daerah   dan   Retribusi   Daerah   (Lembaran   Negara Tahun 1997 Nomor 41, Tambahan Lembaran Negara Nomor   Republik   Indonesia   Nomor   3685),  sebagai mana telah diubah dengan Undang­undang Nomor 34 Tahun 2000 ;

4. Undang­Undang   Nomor   28   Tahun   1999   tentang Penyelenggaraan   Negara   yang  bersih   dan  bebas Korupsi,   Kolusi   dan   Nepotisme   (Lembaran   Negara


(2)

Tahun 1999 Nomor 122, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3851);

5. Undang­Undang   Nomor   17   Tahun   2003   tentang Keuangan   Negara   (Lembaran   Negara   Tahun   2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Nomor 286); 6. Undang­Undang   Nomor   1   Tahun   2004   tentang

Perbendaharaan   Negara   (Lembaran   Negara   Tahun 2004   Nomor   5,   Tambahan   Lembaran   Negara   Nomor 4355);

7. Undang­Undang   Nomor   10   Tahun   2004   tentang Pembentukan   Peraturan   Perundang­undangan (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Nomor  4389);

8. Undang­Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistim Perencanaan   Pembangunan   Nasional   (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 135, Tambahan Lembaran Negara Nomor  4471);

9. Undang­Undang   Nomor   32   Tahun   2004   tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor   125,   Tambahan   Lembaran   Negara   Nomor 4437);

10. Undang­Undang   Nomor   33   Tahun   2004   tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor   126,   Tambahan   Lembaran   Negara   Nomor 4438);

11. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 1998  tentang Koordinasi   Kegiatan   Instansi   Vertikal   Di   Daerah (Lembaran Negara Tahun 2000 Nomor 10, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3373);

12. Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2001 tentang Retribusi   Daerah   (Lembaran   Negara   Tahun   2001 Nomor   119,   Tambahan   Lembaran   Negara   Nomor 4139);

13. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah   (Lembaran   Negara   Tahun   2005   Nomor   , Tambahan Lembaran Negara Nomor  );

14. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2006 tentang Pengelolaan   Keuangan   Daerah   (Lembaran   Negara Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4578);. 

15. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian   Urusan  Pemerintah  Antara  Pemerintah, Pemerintahan  Daerah   Propinsi   dan   Pemerintahan


(3)

Daerah   Kabupaten/Kota   (Lembaran   Negara   Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4737);. 

16. Peraturan   Presiden   Nomor   1   Tahun   2007   tentang Pengesahan   Pengundangan   dan   Penyebarluasan Peraturan Perundang­undangan ;

17. Peraturan Daerah Kabupaten Bima Nomor 12 Tahun 2000   tentang   Kewenangan   Kabupaten   Bima (Lembaran Daerah Tahun 2000 Nomor 14);

18. Peraturan Daerah Kabupaten Bima Nomor 13 Tahun 2000   tentang   Struktur   Organisasi   Perangkat  Daerah (Lembaran   daerah   Kabupaten   Bima   Tahun   2001 Nomor 1);

19. Peraturan   Daerah   Kabupaten   Bima   Nomor   6   Tahun 2005   tentang   pokok­pokok   pengelolaan   dan Pertanggungjawaban   Keuangan   Daerah   (Lembaran Daerah Nomor 02);

20. Peraturan   Daerah   Kabupaten   Bima   Nomor   7   Tahun 2005 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah   (RPJPD)   Kabupaten   Bima   Tahun   2006­2025 (Lemberan Daerah Tahun 2005 Nomor 11, Tambahan Lembaran Daerah Nomor 03);

21. Peraturan   Daerah   Kabupaten   Bima   Nomor   8   Tahun 2005   tentang   Rencana   Pembangunan   Jangka Menengah   Daerah   (RPJMD)   Kabupaten   Bima   Tahun 2006­2010 (Lembaran Daerah Tahun 2005 Nomor 12, Tambahan Lembaran Daerah Nomor 04); sebagaimana telah   diubah   dengan   Peraturan   Daerah   Nomor   5 Tahun 2006;

22. Peraturan   Daerah   Kabupaten   Bima   Nomor   9   Tahun 2007   tentang   Retribusi   Pasar   dan/atau   pertokoan (Lembaran Daerah Tahun 2005 Nomor 9, Tambahan Lembaran Daerah Tahun 2005 Nomor 22). 

MEMUTUSKAN

Menetapkan : PERATURAN BUPATI TENTANG PETUNJUK TEKNIS

PELAKSANAAN   PERATURAN   DAERAH   NOMOR  9 TAHUN   2007   TENTANG   RETRIBUSI   PASAR GROSIR DAN/ATAU PERTOKOAN 

BAB I

KETENTUAN UMUM Pasal 1


(4)

Dalam Peraturan Bupati ini yang dimaksud dengan : a. Daerah adalah Kabupaten Bima.

b. Pemerintahan  Daerah  adalah   Penyelenggaraan   Urusan Pemerintahan  oleh   Pemerintahan  Daerah  dan  DPRD   menurut  asas Otonomi   dan   tugas   pembantuan   dengan   prinsip   otonomi   seluas­ luasnya   dalam   sistim   dan   prinsip   Negara   Kesatuan   Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam UUD 1945;

c. Pemerintah   Daerah   adalah  Bupati   dan  Perangkat   Daerah   sebagai unsur penyelenggaraan Pemerintah Daerah;

d. Bupati adalah Bupati Bima;

e. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang selanjutnya disebut DPRD adalah Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Bima;

f. Retribusi   Pasar   Grosir   dan/atau   Pertokoan   yang   selanjutnya disebut Retribusi adalah Pungutan Daerah sebagai pembayaran atas jasa pelayanan yang disediakan dan/atau diberikan oleh Pemerintah Daerah   untuk   kepentingan   orang   pribadi   atau   badan   usaha   yang menggunakan   pasar   Grosir   dan   pertokoan   milik   Pemeritahan Kabupaten Bima;

g. Pasar Grosir dan/atau Pertokoan adalah pasar dan/atau pertokoan yang meliputi pasar grosir berbagai jenis barang, termasuk Tempat Pelelangan   Ikan   (TPI),   ternak,   hasil   bumi   dan   fasilitas   pasar/ pertokoan yang dikontrakan, yang disediakan/diselenggarakan oleh Pemerintah Daerah;

h. Badan adalah suatu  bentuk  badan  usaha yang meliputi Perseroan Terbatas,   Perseroan   Komanditer,   Badan   Usaha   Milik   Negara   atau Daerah,   Perkumpulan,   Firma,   Kongsi,   Koperasi,   Yayasan   atau organisasi sejenisnya, Lembaga, dana pensiun, bentuk usaha tetap serta bentuk usaha lainnya;

i. Golongan Retribusi adalah pengelompokkan retribusi yang meliputi retribusi   jasa   umum,   retribusi   jasa   usaha   dan   retribusi   perijinan tertentu;

j. Retribusi Jasa Usaha adalah retribusi atas jasa pelayanan disedikan oleh Pemerintah Kabupaten Bima dengan menganut prinsip komersil; k. Wajib Retribusi adalah orang pribadi atau badan yang memperoleh

jasa pelayanan atau menggunakan pasar grosir dan pertokoan mililk Pemerintah   Kabupaten   Bima   atau   yang   disediakan   dan   atau


(5)

diberikan   oleh   Pemerintah   Kabupaten   Bima   dan   diwajibkan   untuk melakukan pembayaran retribusi atas jasa pelayanan yang diperoleh; l. Masa  Retribusi   adalah   suatu   jangka   waktu   tertentu   yang

merupakan   batas   waktu   bagi   wajib   retribusi   untuk   memanfaatkan pelayanan jasa berupa pasar grosir dan pertokoan milik Pemerintah Kabupaten   Bima   atau   yang   disediakan   dan   atau   diberikan   oleh Pemerintah Kabupaten Bima;

m. Surat Setoran Retribusi Daerah yang selanjutnya disingkat SSRD adalah Surat yang oleh wajib retribusi digunakan untuk melakukan pembayaran atau penyertoran retribusi yang terhutang ke kas daerah atau ke tempat pembayaran lain yang ditetapkan oleh Bupati Bima; n. Surat Ketetapan Retribusi Daerah yang selanjutnya disingkat SKRD

adalah Surat ketetapan yang menentukan besarnya pokok retribusi terutang;

o. Surat Tagihan Retribusi Daerah yang disingkat STRD adalah surat melakukan   tagihan   retribusi   dan   atau   sanksi   administrasi   berupa bunga dan atau denda;

p. Kas Daerah adalah kas Daerah Kabupaten Bima;

q. Penyidikan   adalah   serangkaian   tindakan   yang   dilakukan   oleh Penyidik   Pegawai   Negeri   Sipil   yang   selanjutnya   disebut   Penyidik untuk   mencari   serta   mengumpulkan   bukti   yang   dengan   bukti   itu membuat terang tindak pidana dibidang retribusi yang terjadi serta menemukan tersangkanya;

r. Pemeriksaan   adalah   serangkaian   kegiatan   untuk   mencari, mengumpulkan, mengolah data dan/atau keterangan lainnya untuk menguji   kepatuhan   pemenuhan   kewajiban   retribusi   dan   untuk tujuan   lain   dalam   rangka   melaksanakan   ketentuan   peraturan perundang­undangan dibidang retribusi;

s. Pejabat adalah pegawai yang diberi tugas tertentu dibidang retribusi daerah sesuai dengan peraturan perundang­undangan yang berlaku; t. Kepala Dinas Pendapatan adalah Kepala Dinas Pendapatan Daerah

Kabupaten Bima;

u. Kepala Bagian Perekonomian adalah Kepala Bagian Ekonomi pada Sekretariat Daerah Kabupaten Bima;

v. Bendaharawan   Khusus   Penerima   adalah   Bendaharawan   Khusus Penerima pada Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Bima.


(6)

w. Toko/Kios   adalah   tempat   berupa   toko/kios   milik   Pemerintah Kabupaten Bima yang disewa oleh pedagang sebagai tempat kegiatan usaha;

x. Prakualifikasi adalah proses untuk menentukan Orang atau Badan yang   memenuhi  kualifikasi   untuk   mengikuti  pengundian  toko/kios milik Pemerintah Kabupaten Bima.

y. Pengundian adalah proses untuk menentukan  Orang atau Badan yang berhak menyewa toko/kios milik Pemerintah Kabupaten Bima dengan   cara   pengambilan   gulungan   kertas   dari   kotak   yang   berisi angka atau kata yang menentukan kemenangan. 

dd. Tim   Prakualifikasi   dan   Pengundian   Toko/Kios   adalah   tim   yang dibentuk dengan Keputusan Bupati Bima yang akan melaksanakan proses   prakulifikasi   dan   pengundian   toko/kios   milik   Pemerintah Kabupaten Bima.

ee. Pedagang Lapak adalah Orang yang melakukan kegiatan jual­beli di Pasar   Grosir   Milik   Pemerintah   Kabupaten   Bima   dengan menggunakan lapak atau peti;

ff. Pedagang Lesehan adalah Orang yang melakukan kegiatan jual­beli di Pasar   Grosir   Milik   Pemerintah   Kabupaten   Bima   dengan   menggelar dagangannya di lantai los pasar.

BAB II

NAMA,SUBYEK OBYEK DAN GOLONGAN RETRIBUSI Pasal 2

Dengan   nama   retribusi   pasar   grosir   dan/atau   pertokoan   dipungut retribusi atas setiap penggunaan pasar grosir  dan/atau pertokoan.

Pasal 3

(1) Subyek   retribusi   adalah   orang   pribadi   atau   badan   yang menggunakan   atau   memanfaatkan   pasar   dan/atau   pertokoan   dan diwajibkan untuk membayar retribusi;

(2) Obyek   Retribusi   adalah   pelayanan   yang   diberikan   untuk   setiap pemanfaatan   pasar   grosir   dan/atau   pertokoan   milik   Pemerintah Kabupaten Bima.

(3) Retribusi   pasar   grosir   dan/atau   pertokoan   tergolong   retribusi   jasa usaha.


(7)

BAB III PERIJINAN Bagian Kesatu

Ketentuan Umum Perijinan Pasal 4

(1) Setiap orang atau badan yang akan menempati pasar grosir dan/atau pertokoan yang dimiliki atau dikuasai Pemerintah Kabupaten Bima wajib memiliki ijin;

(2) Ijin   sebagaimana   dimaksud   ayat   (1)   diterbitkan   oleh   Bupati   atau Pejabat yang ditunjuk;

(3) Untuk   mendapatkan   ijin   sebagaimana   dimaksud   ayat   (1)   harus mengajukan   surat   permohonan   secara   tertulis   dalam   Bahasa Indonesia, disertai persyaratan administrasi kepada Bupati Bima; (4) Untuk memperoleh ijin dimaksud dikenakan retribusi;

(5) Dikecualikan dari ketentuan sebagaimana dimaksud ayat (1) untuk tempat Pelelangan Ikan (TPI) dan pasar ternak tidak memerlukan ijin;

Bagian Kedua

Surat Izin Menempati Toko (SIMT) Pasal 5

Setiap  Orang atau Badan yang menyewa dan menempati toko/kios milik Pemerintah Kabupaten Bima  wajib memiliki Surat Izin Menempati Toko (SIMT). 

Pasal 6

(1) Penentuan  Orang   atau   Badan  yang   menyewa  dan   menempati toko/kios milik Pemerintah Kabupaten Bima dilakukan dengan cara­ cara   yang   adil,   terbuka   dan   melibatkan   pihak­pihak   yang berkepentingan;


(8)

(2) Penentuan  Orang   atau   Badan  yang   menyewa  dan   menempati toko/kios  sebagaimana dimaksud ayat (1)  dilakukan dengan proses prakualifikasi dan pengundian;

(3) Persyaratan umum Orang atau Badan yang berhak mengikuti proses prakualifikasi dan pengundian meliputi :  

a. Diutamakan pedagang yang menempati lokasi pasar yang terkena dampak   langsung/penggusuran   untuk   pembangunan   unit toko/kios milik Pemerintah Kabupaten Bima.

b. Telah   berdagang   di   pasar   setempat   minimal   6   (enam)   bulan berturut­turut.

c. Memiliki surat keterangan/rekomendasi dari Kepala Pasar setelah melakukan   verifikasi   bersama   dengan   organisasi   pedagang setempat   dan   mengetahui   camat   setempat   yang   menerangkan bahwa pedagang tersebut memenuhi kualifikasi poin a dan/atau poin b.

d. Belum memiliki dan/atau menyewa toko/kios pribadi dan belum pernah   menyewa   dan/atau   menempati   toko   milik   Pemerintah Kabupaten Bima.

e. Belum   pernah   melakukan   pemindahtanganan   toko/kios   milik Pemerintah   Kabupaten   Bima   yang   pernah   disewa   kepada   orang lain/pihak ketiga.

f. Memiliki   usaha   perdagangan   sembako/pakaian/bahan pakaian/barang   pecah   belah/konveksi   dan   barang/jasa   lainnya selain   sayur   mayur/ikan   segar/daging   segar   dan   menjalankan usahanya di pasar setempat.

g. Memiliki/menjalankan usaha secara mandiri bukan kantor cabang atau anak perusahaan milik orang lain.

h. Memiliki   kelayakan   usaha   dengan   penghasilan   minimal Rp1.000.000,­ (satu juta rupiah) per bulan. 

i. Tidak   dalam   pengawasan   pengadilan,   tidak   bangkrut,   kegiatan usahanya   tidak   sedang   dihentikan,   dan/atau   tidak   sedang menjalani sanksi pidana.

j. Mengisi   blanko   permohonan   mengikuti   undian   yang   disediakan oleh tim pelaksana  prakualifikasi dan pengundian toko/kios milik Pemerintah Kabupaten Bima.

k. Bersedia   membuat   pernyataan   yang   benar   tentang   kondisi   dan kemampuan usaha yang dimilikinya. 


(9)

(4) Persyaratan khusus Orang atau Badan yang berhak mengikuti proses prakualifikasi dan pengundian diatur dengan Keputusan Bupati.  

Pasal 7

(1) Proses prakualifikasi dan pengundian sebagaimana dimaksud Pasal 6 Ayat (2) dilakukan oleh Tim prakualifikasi dan pengundian.

(2) Tim prakualifikasi dan pengundian bertugas :

a. Melakukan pendataan  Orang atau Badan  yang terkena dampak langsung/penggusuran   lokasi  usahanya  akibat   Pembangunan toko/kios milik Pemerintah Kabupaten Bima;

b. Menyusun   jadwal   pelaksanaan   prakualifikasi   dan   pengundian toko/kios; 

c. Menyusun   persyaratan   kualifikasi  Orang   atau   Badan  yang berhak mengikuti pengundian untuk menyewa  dan menempati toko/kios;

d. Memeriksa dan meneliti kelengkapan berkas permohonan yang diajukan Orang atau Badan yang akan menyewa dan menempati toko/kios;

e. Melaksanakan   undian   dan   mengusulkan   pemenang   untuk ditetapkan dengan Surat Keputusan Bupati.

(3) Tim Prakualifikuasi dan pengundian sebagaimana dimaksud ayat (1) ditetapkan dengan Keputusan Bupati;

Pasal 8

(1) Dalam hal terbatasnya masa kerja Tim, khususnya untuk pengalihan Surat   Izin   Menempati   Toko   (SIMT)   dari   penyewa   lama   kepada penyewa   baru,   tugas   untuk   melakukan   seleksi   dan  mengusulkan Orang atau Badan yang berhak menyewa dan menempati toko dapat diambil   alih   oleh  Kepala   Bagian   Perekonomian  dan   Kepala   Dinas Pendapatan   Daerah,   berdasarkan   rekomendasi   Kepala   Pasar mengetahui Camat setempat.

(2) Pengalihan dapat langsung dilakukan kepada penyewa baru dalam hal­hal sebagai berikut :

a. Anak kandung dari penyewa lama yang dibuktikan dengan akta kelahiran atau dokumen lainnya yang sah;

b. Istri/suami   sah   dari   penyewa   lama   yang   dibuktikan   dengan surat nikah atau dokumen lainnya yang sah;


(10)

Pasal 9

(1) Untuk   kelancaran   proses   pengundian   maka   ditetapkan   tata   cara pengundian;

(2) Tata   cara   pengundian   sebagaimana   dimaksud   ayat   (1)   tercantum dalam  lampiran I  yang  merupakan   bagian  yang   tidak   terpisahkan dari Peraturan Bupati ini.

Pasal 10

(1) Setiap  Orang   atau   Badan   yang   telah   ditetapkan   dengan   Surat Keputusan Bupati untuk menyewa  dan menempati  toko/kios  milik Pemerintah Kabupaten Bima wajib menandatangani surat perjanjian (kontrak) penyewaan toko;

(2) Setiap  Orang   atau   Badan   yang   telah   ditetapkan   dengan   Surat Keputusan Bupati untuk menyewa  dan menempati  toko/kios  milik Pemerintah   Kabupaten   Bima   wajib  memiliki   Surat   Izin   Menempati Toko (SIMT);

(3) Format   Surat   Perjanjian   (Kontrak)   sebagaimana   dimaksud   ayat   (1) tercantum   dalam  lampiran   II  yang   merupakan   bagian   yang   tidak terpisahkan dari Peraturan Bupati ini;

(4) Format   Surat   Izin   Menempati   Toko   (SIMT)   sebagaimana   dimaksud ayat (1) tercantum dalam lampiran III yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Bupati ini;

(5) Orang atau Badan yang mengurus Surat Izin Menempati Toko (SIMT) wajib melampirkan :

a.  Surat   Permohonan   Surat   Ijin   Menempati   Toko   (SIMT)   kepada Bupati Bima;

b. Surat Rekomendasi dari Kepala UPT Pasar setempat dan Camat setempat;

c.  Foto Copy kartu tanda penduduk yang masih berlaku; d.  Pas Foto 3 x 4 sebanyak 2 lembar;


(11)

(6) Format   surat   permohonan   Surat   Ijin   Menempati  Toko  (SIMT) tercantum   dalam  lampiran  IV  yang   merupakan   bagian   yang   tidak terpisahkan dari Peraturan Bupati ini;

(7) Dalam   hal   kehilangan   Surat   Izin   Menempati   Toko   (SIMT),   untuk memperoleh Surat Izin Menempati Toko (SIMT) Pengganti, pemohon harus melampiri keterangan hilang dari Kepolisian. 

Pasal 11

(1) Permohonan   Surat   Izin   Menempati   Toko   (SIMT)   dapat   dikabulkan apabila :

a. Identitas  pemohon,   lokasi   pasar,   Blok   dan   Nomor   Toko/Kios sesuai dengan Keputusan Bupati Bima; dan

b. Pemohon   memenuhi   syarat­syarat   administrasi  sebagaimana dimaksud pasal 10 ayat (5).

(2) Pemohon Surat Izin Menempati Toko (SIMT)  dapat ditolak apabila : a. Persyaratan administrasi sebagaimana dimaksud pasal 10 ayat (5)

tidak lengkap/kurang;

b. Adanya keberatan dari pihak lain dengan alasan­alasan yang jelas dan dapat dipertanggungjawabkan sesuai aturan yang berlaku.

Pasal 12

(1) Surat Izin Menempati Toko (SIMT) berlaku selama 1 (satu) tahun dan dapat diperpanjang untuk waktu yang sama;

(2)   Perpanjangan Surat Izin Menempati Toko (SIMT) dilakukan dengan mengajukan   permohonan   secara   tertulis   kepada   Bupati,   dengan melampirkan :

a. Surat Izin Menempati Toko (SIMT) lama;

b. Foto Copy Kartu Tanda Penduduk yang masih berlaku; c. Pas Foto 3 x 4 sebanyak 2 lembar.

Pasal 13

(1) Orang  atau  Badan yang memiliki Surat Izin Menempati Toko (SIMT) memiliki kewajiban :

a. Membayar restribusi setiap bulan; 

b. Membayar pajak penerangan jalan dan sumbangan lainnya yang berkenaan dengan pemanfaatan toko/kios;


(12)

c. Memperbaiki   kerusakan­kerusakan   pada   toko/kios  dan memelihara kebersihan;

d. Memperpanjang Surat Izin Menempati Toko (SIMT) bila masa berlakunya berakhir.

(2) Orang  atau  Badan yang memiliki Surat Izin Menempati Toko (SIMT) dilarang :

a.   Memindahtangankan/mengalihkan   Surat   Izin   Menempati   Toko (SIMT) kepada pihak lain atau pihak ketiga ;

b.  Menyewakan toko/kios kepada pihak lain;

c.  Menjadikan Surat Izin Menempati Toko (SIMT) ini sebagai jaminan atau agunan utang piutang;

d. Menjadikan   toko/kios  sebagai   tempat   tinggal   dan   atau   gudang penyimpanan barang;

e.  Mengubah bentuk toko/kios tanpa izin Bupati Bima.

Pasal 14

(1) Orang atau Badan yang tidak melaksanakan kewajiban sebagaimana dimaksud   pasal   13   ayat   (1)   dan   melanggar   larangan   sebagaimana dimaksud   pasal   13   ayat   (2),   akan   diberikan   teguran   tertulis   yang ditandatangani oleh Bupati;

(2) Teguran tertulis sebagaimana dimaksud ayat (1) diberikan maksimal 2 (dua) kali teguran dalam jangka waktu 14 (empat belas) hari;

(3) Pemerintah Daerah akan mencabut secara sepihak SIMT milik Orang atau  Badan  yang   telah   menerima   teguran   tertulis   dan   tidak melaksanakan ketentuan yang tercantum dalam teguran tertulis; (4) Pencabutan secara sepihak SIMT disampaikan secara tertulis melalui

surat   pemberitahuan   pencabutan   SIMT   yang   ditandatangani   oleh Bupati.   

(5) Pencabutan Surat Izin Menempati Toko (SIMT) juga dilakukan apabila : 

a. Orang   yang   menyewa   toko/kios   meninggal  dunia   dan   tidak mengalihkan   penyewaan  toko/kios  kepada   anak   kandung   atau istri/suami yang sah; 

b. Orang  atau  Badan pailit dan tidak lagi memanfaatkan toko/kios yang disewa dan ditempati;

c. Orang atau Badan yang dengan sengaja tidak memanfaatkan toko yang disewa lebih dari 2 (dua) bulan;


(13)

d. Orang  atau  Badan mengajukan surat pernyataan tidak sanggup lagi mengelola toko yang disewa kepada Bupati Bima Cq Bagian Perekonomian.

(6) Pencabutan   Surat   Izin   Menempati   Toko   (SIMT)  melalui   surat pemberitahuan  diikuti   dengan   pengosongan   toko   yang   ditempati Orang atau Badan yang telah dicabut ijinnya paling lama 3 (tiga) hari setelah surat pemberitahuan diterima;

(7) Format   Surat   Pemberitahuan   Pencabutan   SIMT   tercantum   dalam

lampiran   V  yang   merupakan   bagian   yang   tidak   terpisahkan   dari Peraturan Bupati ini.

Bagian Ketiga

Pedagang Lapak dan Lesehan Pasal 15

(1) Pedagang   yang   menjual   hasil   bumi   dan   barang   lainnya   di   lokasi Pasar Milik Pemerintah Kabupaten Bima dengan menggunakan lapak dan lesehan wajib mendaftarkan diri secara resmi pada Kantor Pasar; (2) Pedagang  yang  telah  terdaftar  berhak  menempati  lokasi  berdagang dengan   ukuran   standar   maksimal   4   (empat)   meter   per   segi   yang ditentukan oleh Kepala Pasar;

(3) Kepala   Pasar   melakukan   registrasi   ulang   terhadap   Pedagang sebagaimana dimaksud ayat (1) setiap 1 (satu) tahun sekali; 

(4) Kepala   Pasar   menyampaikan   laporan   tertulis   daftar   pedagang   di setiap   pasar   pada   bulan   januari   setiap   tahun   kepada   Bagian Perekonomian dan Dinas Pendapatan Daerah;

(5) Format laporan daftar pedagang tercantum dalam lampiran VI yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Bupati ini. 

Pasal 16

(1) Pedagang lapak dan lesehan memiliki kewajiban :

a. Membayar restribusi penjualan hasil bumi dan penjualan barang lainnya; 


(14)

b. Membayar   sumbangan   lainnya   yang   berkenaan   dengan pemanfaatan lokasi pasar;

c. Memelihara kebersihan lokasi berdagang;

d. Melakukan registrasi ulang setiap 1 (satu) tahun sekali. (2) Pedagang lapak dan lesehan dilarang :

a. Menempati lokasi di luar los pasar sesuai peruntukan jenis barang yang dijual;

b.  Menempati lokasi di gang pasar, trotoar jalan dan emperan toko; c.  Menggunakan areal berdagang lebih dari ukuran standar.

d. Membangun bangunan permanen milik pribadi di lokasi pasar.

BAB IV

CARA MENGUKUR TINGKAT PENGGUNAAN JASA Pasal 17

(1) Tingkat penggunaan jasa diukur berdasarkan kelas, luas, jenis dan jangka waktu pemanfaatan fasilitas pasar grosir dan/atau pertokoan; (2) Pembagian kelas pertokoan sebagaimana dimaksud ayat (1) adalah

sebagai berikut :

a. Pertokoan Kelas A adalah Pertokoan yang berada di Kompleks Bisnis Modern (Mall, Pusat Pertokoan, Square) milik Pemerintah Kabupaten Bima;

b. Pertokoan   Kelas   B   adalah   Pertokoan   milik   Pemerintah Kabupaten   Bima  berlokasi   di   Ibu   Kota   Kecamatan   yang dikategorikan sebagai pusat pertumbuhan ekonomi Kabupaten yaitu  :  Kecamatan   Sape,   Woha,  Bolo,   Belo,  Palibelo   dan Kecamatan   Wera   diluar   pertokoan   yang   dibangun   di   Komplek Bisnis Modern (Mall, Pusat Pertokoan, Square);

c. Pertokoan   Kelas   C   adalah  pertokoan  Milik   Pemerintah Kabupaten Bima selain  pertokoan   yang dikategorikan sebagai Pertokoan kelas A dan Pertokoan kelas B.

BAB V

PRINSIP DAN SASARAN DALAM PENETAPAN STRUKTUR DAN BESARNYA TARIF RETRIBUSI


(15)

Prinsip   dan   sasaran   dalam   penetapan   struktur   dan   besarnya   tarif retribusi   didasarkan   atas   tujuan   untuk   memperoleh   keuntungan   yang layak. 

BAB VI

STRUKTUR DAN BESARNYA RETRIBUSI Pasal 19

(1) Struktur tarif retribusi pasar grosir dan/atau pertokoan ditetapkan sebagai berikut : 

a. Pengurusan   Surat   Ijin   Menempati   Toko   (SIMT)   adalah   sebagai berikut :

1. Pertokoan Kelas A Rp100.000,­ / tahun.

2. Pertokoan Kelas B Rp40.000,­ / tahun.

3. Pertokoan Kelas C Rp30.000,­ / tahun.

b. Retribusi/sewa   atas   penggunaan   Toko/Kios   ditetapkan   sebagai berikut :

1. Pertokoan Kelas A Rp. 10.000,­

/m²/bulan

2. Pertokoan Kelas B Rp. 4.500,­

/m2/bulan

3. Pertokoan Kelas C Rp. 4.000,­

/m2/bulan c. Pasar ternak :

1. Untuk Ternak Besar Rp5.000/Ekor

2. Untuk Ternak Kecil Rp2.500/Ekor

d. Untuk Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Sebesar Rp10.000,­ dari hasil penjualan per hari.

e. Retribusi   pasar   atas   penjualan   hasil   bumi  dan   barang   lainnya adalah Rp300,­/m2/hari.

(2) Tarif   retribusi   dapat   ditinjau   kembali   paling   lama   5   (lima)   tahun sekali.

 

BAB VII

WILAYAH, TATA CARA PENETAPAN DAN PEMUNGUTAN  Pasal 20


(16)

Pasal 21

(1) Pungutan retribusi tidak dapat diborongkan;

(2) Retribusi dipungut dengan menggunakan SKRD atau karcis pasar; (3) Nilai nominal pada cetakan karcis pasar dapat disesuaikan dengan

rata­rata kelas, luas, jenis dan jangka waktu penggunaan tempat oleh subyek retribusi;

(4) Pemungutan sebagaimana dimaksud ayat (2) dilaksanakan langsung oleh Satuan Kerja Perangkat (SKPD) daerah yang ditunjuk;

(5) Format Surat Ketetapan Retribusi Daerah (SKRD) tercantum dalam

lampiran VII  yang  merupakan  bagian  yang  tidak   terpisahkan   dari Peraturan Bupati ini;

(6) Format karcis pasar tercantum dalam lampiran VIII yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Bupati ini.

BAB VIII

TATA CARA PEMBAYARAN Bagian Pertama

Pembayaran Retribusi Pasal 22

(1) Pembayaran retribusi harus dilakukan di kas daerah atau di tempat lain   yang   ditunjuk   sesuai   waktu   yang   ditentukan   dengan menggunakan Surat Tanda Setoran (STS);

(2) Dalam hal pembayaran yang dilakukan ditempat lain yang ditunjuk, maka   hasil   penerimaan   retribusi   harus   disetor   ke   kas   daerah selambat­lambatnya   1   (satu)   hari   kerja   terhitung   sejak   uang   kas tersebut diterima;

(3) Format   Surat   Tanda   Setoran   (STS)   tercantum   dalam  lampiran  IX

yang   merupakan   bagian   yang   tidak   terpisahkan   dari  Peraturan Bupati ini.


(17)

Pembayaran, Pengangsuran dan Penundaan Retribusi Pasal 23

(1) Pembayaran retribusi harus dilakukan secara tunai dan lunas;

(2) Bupati   Bima   dapat   memberi   ijin   kepada   wajib   retribusi   untuk mengangsur  atau   menunda   pembayaran  retribusi   dalam   jangka waktu tertentu dengan alasan yang dapat dipertanggung jawabkan; (3) Sebelum   diberikan   ijin   mengangsur   atau   menunda   pembayaran

retribusi,   wajib   retribusi   akan   diklarifikasi   alasannya   oleh   pejabat SKPD yang ditunjuk;

Pasal 24

(1) Wajib   retribusi   yang   dianggap   layak   akan   dikabulkan   permohonan penundaan   atau   angsurannya,   sedangkan   yang   tidak   layak   wajib melunasi retribusinya;

(2) Nilai   angsuran   retribusi   minimal   ¼   (satu   per   empat)   kali   jumlah retribusi ditambah bunga yang harus dibayar;

(3) Lama waktu angsuran maksimal 30 (tiga puluh) hari; (4) Lama waktu penundaan maksimal 60 (enam puluh) hari.

Pasal 25

(1) Wajib retribusi yang telah melakukan pembayaran diberikan tanda bukti pembayaran;

(2) Setiap pembayaran dicatat dalam buku penerimaan oleh bendahara penerimaan SKPD dan mempertanggungjawabkannya kepada Pejabat Pengelola Keuangan Daerah (PPKD) selaku Bendahara Umum Daerah (BUD);

(3) Format   kuitansi   tercantum   dalam  lampiran  X  yang   merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Bupati ini;

(4) Format   Buku   Penerimaan   tercantum   dalam  lampiran   XI  yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari  Peraturan Bupati  ini dengan ukuran kas folio 21 x 32 cm. 

BAB IX


(18)

Pasal 26

(1) Dalam hal wajib retribusi tidak membayar tepat pada waktunya atau kurang   membayar,   dikenakan   sanksi   administrasi   berupa   bunga sebesar  5% (lima persen)  setiap bulan dari retribusi yang terutang atau kurang dibayar dan ditagih dengan menggunakan STR;

(2) Format STRD tercantum pada lampiran XII yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Bupati ini.

BAB X

TATA CARA PEMBUKUAN DAN PEMERIKSAAN Bagian Pertama

Tata Cara Pembukuan Pasal 27

(1) Besarnya penetapan dan penyetoran retribusi dihimpun dalam buku jenis retribusi.

(2) Atas dasar buku jenis retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) pasal dibuat daftar penerimaan dan tunggakan perjenis retribusi. (3) Berdasarkan   daftar   penerimaan   dan   tunggakan   sebagaimana

dimaksudkan ayat (2) pasal ini dibuat laporan realisasi penerimaan dan tunggakan perjenis retribusi sesuai masa retribusi.

Bagian Kedua Tata Cara Pemeriksaan

Pasal 28

(1) Pejabat  Pengelola  Keuangan  Daerah (PPKD) selaku BUD berwenang melakukan   verifikasi,   evaluasi   dan   analisis   atas   laporan   mengenai pemenuhan kewajiban retribusi oleh subyek retribusi.

(2) Dalam melakukan wewenang sebagaimana dimaksud ayat (1), PPKD selaku   BUD   dapat  mempertimbangkan   informasi   dari   pemerintah dan masyarakat.

(3) Dalam melaksanakan tugas pemeriksaan, PPKD dapat menggunakan pemeriksa dan/atau tenaga ahli dari luar PPKD yang bekerja untuk dan atas nama PPKD.


(19)

(4) Apabila   diperlukan   PPKD   dapat   melakukan   pemeriksaan   langsung pada wajib retribusi dan wajib retribusi harus memenuhi data­data yang dibutuhkan seperti :

a) memperlihatkan   dan   atau   meminjamkan   buku   atau   catatan, dokumen   yang   menjadi   dasarnya   dan   dokumen   lain   yang berhubungan dengan obyek retribusi yang terutang.

b) memberikan kesempatan untuk memasuki tempat atau ruangan yang dianggap perlu dan memberikan bantuan guna kelancaran pemeriksaan.

c) memberikan keterangan yang diperlukan. 

Pasal 29

(1) Pemeriksa menyusun laporan hasil pemeriksaan setelah pemeriksaan selesai dilakukan.

(2) Laporan   hasil   pemeriksaan   disampaikan   oleh   PPKD   kepada   SKPD pengelola retribusi dan Bupati Bima selambat – lambatnya 14 (empat belas) hari setelah pemeriksaan dilakukan.

 Pasal 30

(1) SKPD   yang   menerima   hasil   pemeriksaan   wajib   menindak   lanjuti rekomendasi   dalam   laporan   hasil   pemeriksaan   yang   disampaikan oleh PPKD.

(2) SKPD   memberikan   jawaban   atau   penjelasan   kepada  PPKD  tentang tindak lanjut atas rekomendasi dalam laporan hasil pemeriksaan. (3) Jawaban   atau   penjelasan   sebagaimana   dimaksud   pada   ayat   (2)

disampaikan kepada PPKD selambat­lambatnya 14 (empat belas) hari setelah laporan hasil pemeriksaan diterima.

(4) PPKD   memantau   pelaksanaan   tindak   lanjut   hasil   pemeriksaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1); 

(5) Hasil   pemeriksaan   yang   memenuhi   unsur   tindak   pidana   akan diteruskan   ke   tingkat   penyidikan   dan   diserahkan   kepada   Pejabat Pegawai   Negeri   Sipil   yang   diberikan   wewenang   khusus   sebagai penyidik.

BAB XI

PENAGIHAN DAN TEGURAN/PERINGATAN Pasal 31


(20)

(1) Retribusi   terhutang   yang   ditetapkan   berdasarkan   SKRD   atau dokumen   lain   yang   dipersamakan,   SKRDKBT   dan   STRD  yang menyebabkan retribusi yang harus dibayar ditambah yang tidak atau kurang dibayar oleh wajib retribusi dapat ditagih dengan surat paksa. (2) Penagihan dengan surat paksa dilakukan sesuai ketentuan peraturan

perundang­undangan yang berlaku.

Pasal  32

(1) Pengeluaran   surat   teguran/peringatan/surat   lain   yang   sejenis sebagai awal tindakan pelaksanaan penagihan retribusi dikeluarkan segera setelah 7 (tujuh) hari sejak jatuh tempo pembayaran.

(2) Dalam   jangka   waktu   7   (tujuh)   hari   setelah  diterimanya   surat teguran/peringatan/surat   lain   yang   sejenis,   wajib   retribusi   harus melunasi retribusinya yang terhutang.

(3) Surat teguran sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikeluarkan oleh Bupati.

(3) Format   surat   teguran  Bupati  sebagaimana   dimaksud   ayat   (1) tercantum pada  lampiran XIII  yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Bupati ini.

BAB XIV

KETENTUAN PERALIHAN Pasal 33

Dengan berlakunya Peraturan Bupati ini, maka Peraturan Bupati Bima Nomor   3   Tahun   2007   tentang   Kualifikasi   Pedagang   dan   Tata   Cara Pengundian   Untuk   Menempati   Toko/Kios   Milik   Pemerintah   Kabupaten Bima dinyatakan dicabut dan tidak berlaku lagi.

BAB XV


(21)

Pasal 34

Peraturan Bupati ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Agar   setiap   orang   mengetahuinya,   memerintahkan   pengundangan Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah.

Ditetapkan di: Raba Bima

Pada tanggal  : 26 Januari 2008

BUPATI BIMA

      FERRY ZULKARNAIN, ST.   

Di undangkan di : Raba Bima

Pada tanggal : 26 Januari  2008 SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN BIMA

           Ir.    H.A. MUCHLIS H.M.AMIN

BERITA DAERAH KABUPATEN BIMA TAHUN 2008  NOMOR 01 

LAMPIRAN I PERATURAN BUPATI BIMA

TENTANG : PETUNJUK  TEKNIS  PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH NOMOR  9  TAHUN 2007   TENTANG   RETRIBUSI   PASAR GROSIR DAN/ATAU PERTOKOAN 

NOMOR  :      TAHUN  TANGGAL :       

TATA CARA PENGUNDIAN

BAGI ORANG ATAU BADAN YANG AKAN MENYEWA TOKO/KIOS MILIK PEMERINTAH KABUPATEN BIMA


(22)

A. Tata Cara Prakualifikasi.

1. Pengumuman prakualifikasi untuk pengundian, dengan proses : a. Tim pelaksana  prakualifikasi dan pengundian toko/kios milik

Pemerintah   Kabupaten   Bima  harus   mengumumkan   tentang adanya prakualifikasi dalam rangka undian untuk Orang atau Badan yang akan menyewa toko milik Pemerintah Kabupaten Bima, melalui papan pengumuman resmi untuk penerangan umum di Kantor Sekretariat Daerah Kabupaten Bima, Kantor Dinas   Pendapatan   Daerah   Kabupaten   Bima,   Kantor   Camat dan Kantor Pasar. 

b. Isi pengumuman memuat sekurang­kurangnya :

 Kualifikasi Orang atau Badan yang mengikuti undian;   

 tempat, tanggal, hari, dan waktu untuk mengambil blanko permohonan;

 tempat, tanggal, hari, dan waktu untuk batas penyetoran blanko permohonan.

2. Pengambilan   dokumen   prakualifikasi   di   Kantor   Pasar   atau Kantor Camat.

3. Pendaftaran dan Penyampaian dokumen prakualifikasi.

Bagian Perekonomian Setda Bima berfungsi sebagai sekretariat bagi   proses   prakualifikasi   dengan   memfungsikan   staf   di   Sub Bagian   Sarana   Perekonomian   sebagai   petugas   penerima pendaftaran   Orang   atau   Badan   yang   akan   mengikuti prakualifikasi.

4. Evaluasi   dokumen   prakualifikasi   yang   telah   dilengkapi   dan peninjauan lapangan oleh tim;

5. Penyusunan Berita Acara hasil prakualifikasi 6. Penetapan hasil prakualifikasi oleh Ketua Tim. 7. Pengumuman hasil prakualifikasi.

8. Pengumuman hasil prakualifikasi sekurang­kurangnya memuat : a. Nama dan alamat Orang atau Badan yang mendaftar;

b. Keputusan   lulus   atau   tidak   lulus   Orang   atau   Badan   yang mendaftar disertai keterangan alasan lulus atau tidak lulus.


(23)

1. Daftar peserta undian yang akan diundang adalah berdasarkan hasil prakualifikasi yang diumumkan oleh Ketua Tim;

2. Pengumuman   hasil   prakualifikasi   diumukkan   secara   terbuka sebagai   uji   publik   untuk   menampung   aspirasi   masyarakat terkait dengan hasil prakualifikasi selama 6 (enam) hari;

3. Ketetapan   akhir   daftar   nama­nama   peserta   undian   ditetapkan dengan Keputusan Bupati;

4. Semua   Orang   atau   Badan   yang   tercatat   dalam   daftar   peserta undian harus diundang untuk mengikuti proses undian; 

C. Penjelasan Tata Cara Pengundian. 

1. Penjelasan   tata   cara   pengundian   dilakukan   sebelum   undian dilangsungkan,   dihadiri   oleh   Orang   atau   Wakil   Badan   yang terdaftar dalam daftar peserta undian;

2. Ketidakhadiran   peserta   undian   yang   diundang   tidak   dapat dijadikan dasar untuk menggugurkannya sebagai peserta;

3. Peserta dapat diwakilkan oleh pihak lain yang ditunjuk dengan surat kuasa bermaterai;

4. Dalam acara penjelasan tata cara pengundian, harus dijelaskan kepada peserta undian mengenai :

a. Tata cara pengundian;

b. Hal­hal yang diatur khusus dalam pengundian; c. Proses penentuan pemenang undian;

D. Proses pengundian.

1. Ketua   Tim/Wakil   Ketua   Tim/Sekretaris   Tim   pengundian membuka   acara   pengundian   sesuai   jadwal   yang   telah ditentukan;

2. Ketua   Tim/   Wakil   Ketua   Tim/Sekretaris   Tim   memberikan penjelasan tata cara pengundian;

3. Anggota Tim menyediakan tiga kotak berisi :

a. Kotak  1   berisi   gulungan   kertas   ukuran  8   cm   x  5   cm   yang dicap  dengan   Cap   Resmi   Pemerintah   Kabupaten   Bima dengan tulisan angka­angka sejumlah peserta undian;

b. Kotak  2   berisi   gulungan   kertas   ukuran  8   cm   x  5   cm   yang dicap  dengan   Cap   Resmi   Pemerintah   Kabupaten   Bima dengan tulisan  ”DAPAT”  sejumlah toko yang akan disewa dan   tulisan  ”TIDAK”  sejumlah   banyaknya  Orang   atau


(24)

Badan yang mengikuti undian untuk setiap pasar dikurangi jumlah toko yang akan disewa.

c. Kotak  3   berisi   gulungan   kertas   ukuran  8   cm   x  5   cm   yang dicap  dengan   Cap   Resmi   Pemerintah   Kabupaten   Bima dengan tulisan nama blok dan nomor toko.

4. Anggota   tim   melakukan   pengundian   melalui   3   (tiga)   tahap, yaitu :

a. Tahap 1 meliputi proses :

 Ketua   Tim   atau   anggota   tim   yang   ditunjuk   memanggil satu   persatu  Orang   atau   Wakil   Badan  yang   diundang sesuai dengan urutan dalam daftar peserta undian untuk mengambil gulungan kertas di kotak 1; 

 Gulungan yang diambil dibuka oleh yang bersangkutan dan   ditunjukan   pada   anggota   tim   dan   anggota   tim mencatat   nomor   tersebut   sebagai   penentu   urutan pemanggilan   nama   untuk   mengambil   gulungan   kertas pada kotak 2. 

b. Tahap 2 meliputi proses :

 Ketua   Tim   atau   anggota   tim   yang   ditunjuk   memanggil satu   persatu  Orang   atau   Wakil   Badan  yang   telah ditentukan   nomor   urut   pemanggilannya   berdasarkan urutan   nomor   hasil   undian   kotak   1   untuk   mengambil gulungan kertas pada Kotak 2; 

 Gulungan yang diambil dibuka oleh yang bersangkutan dan   ditunjukan   pada   anggota   tim   dan   anggota   tim mencatat   hasil   yang   diperoleh   untuk   menentukan ”DAPAT”   atau   ”TIDAK”   yang   bersangkutan   untuk menyewa toko. 

c. Tahap 3 meliputi proses :

 Ketua   Tim   atau   anggota   tim   yang   ditunjuk   memanggil satu   persatu  Orang   atau   Wakil   Badan  yang   telah ditentukan sebagai  peserta  yang ”DAPAT” menyewa toko berdasarkan   hasil   undian   Kotak   2   untuk   mengambil gulungan kertas pada Kotak 3; 


(25)

 Gulungan yang diambil dibuka oleh yang bersangkutan dan   ditunjukan   pada   anggota   tim   dan   anggota   tim mencatat   hasil   yang   diperoleh   sebagai   blok   dan   nomor toko yang akan ditempati oleh Orang atau Badan. 

5. Pengambilan   gulungan   kertas   dapat   diwakilkan   kepada   pihak yang   diberi   kuasa   oleh   peserta   undian.   Pihak   yang   mewakili tidak berasal dari peserta undian, dengan ketentuan seseorang hanya dapat mewakili satu orang peserta.

6. Ketua   tim   atau   anggota   tim   yang   ditunjuk   mengumumkan kepada   seluruh   peserta   undian   nama­nama   pemenang   undian serta blok dan nomor toko yang akan ditempati;

7. Nama­nama   pemenang   undian   disampaikan   kepada   Bupati untuk   ditetapkan   sebagai   penyewa   toko   dengan   Surat Keputusan.

E. Sanggahan.

1. Kepada   Orang   atau   Badan   yang   diundang   sebagai   peserta undian   yang   berkeberatan   atas   penetapan   pemenang   undian diberikan  kesempatan   untuk   mengajukan   sanggahan   secara tertulis,   selambat­lambatnya   dalam  waktu   3   (tiga)   hari   kerja setelah pengumuman pemenang undian;

2. Sanggahan   disampaikan   kepada   ketua   tim  disertai   bukti­bukti terjadinya penyimpangan proses pengundian;

3. Sanggahan   wajib   diajukan   oleh   Orang   atau   Badan   peserta undian baik secara sendiri­sendiri maupun berkelompok apabila telah terjadi penyimpangan prosedur undian, meliputi:

a. Anggota   tim   pengundian   menyalahgunakan   wewenangnya dan/atau   Pelaksanaan   pengundian   menyimpang   dari ketentuan yang telah ditetapkan dalam Peraturan Bupati; b. Terjadi   praktek   KKN   di   antara   peserta   undian   dan/atau

dengan tim pengundian;

c. Terdapat   rekayasa   pihak­pihak   tertentu   yang mengakibatkan   pengundian   tidak   adil,   tidak   terbuka   dan tidak melibatkan pihak­pihak yang berkepentingan. 

4. Ketua  tim  pengundian  memberikan   jawaban  tertulis  selambat­ lambatnya   dalam   3   (tiga)   hari   kerja   atas   sanggahan   tersebut


(26)

secara   proporsional   sesuai   dengan   masalahnya   dengan ketentuan sebagai berikut :

a. Apabila   pelaksanaan   prakualifikai   tidak   sesuai   dengan ketentuan yang ditetapkan dalam Peraturan Bupati, karena kesalahan tim prakualifikasi dan pengundian, maka ketua tim memerintahkan pengadaan prakualifikasi ulang;

b. Apabila   terbukti   terjadi   KKN   antara   anggota   tim   dengan Orang   atau   Badan   yang   mengikuti   undian   tertentu,   yang merugikan Orang atau Badan peserta undian lainnya, maka diambil   tindakan   dengan   mengganti   anggota   tim   yang terlibat dan membatalkan kemenangan Orang atau Badan yang terbukti KKN, kemudian dilakukan prakualifikasi dan pengundian ulang untuk Orang atau Badan yang terdaftar sebagai   peserta   undian   tetapi   belum   tercatat   sebagai pemenang undian pada pengundian pertama. 

5. Apabila   Orang   atau   Badan   peserta   undian   yang   menyanggah tidak dapat menerima jawaban atas sanggahan dari ketua tim prakualifikasi dan pengundian, maka Orang atau Badan tersebut dapat mengajukan sanggahan banding kepada Bupati selambat­ lambatnya   3   (hari)   hari   kerja   sejak   diterimanya   jawaban sanggahan tersebut; 

6. Bupati Bima memberikan jawaban selambat­lambatnya 3 (hari) hari   kerja   mengenai   diterima   atau   tidaknya   sanggahan   yang diajukan, bila sanggahan diterima, maka:

a. Apabila   pelaksanaan   prakualifikai   tidak   sesuai   dengan ketentuan   yang   ditetapkan   dalam   Peraturan   Bupati   Bima karena kesalahan tim prakualifikasi dan pengundian, maka Bupati Bima memerintahkan pengadaan kualifikasi ulang; b. Apabila   terbukti   terjadi   KKN   antara   anggota   tim   dengan

Orang   atau   Badan   yang   mengikuti   undian   tertentu   yang merugikan Orang atau Badan peserta undian lainnya, maka diambil   tindakan   dengan   mengganti   anggota   tim   yang terlibat dan membatalkan kemenangan Orang atau Badan yang   terbukti   KKN,   kemudian   dilakukan   kualifikasi   dan pengundian ulang untuk Orang atau Badan yang terdaftar sebagai   peserta   undian   tetapi   belum   tercatat   sebagai pemenang undian pada pengundian pertama. 


(27)

7. Jika   sanggahan   ditolak   Bupati,   maka   ketua   tim   dapat melanjutkan proses penetapan pemenang undian dengan Surat Keputusan Bupati dan Keputusan Bupati bersifat final.

F. Pembuatan Berita Acara Hasil  Pengundian.

1. Anggota tim  membuat kesimpulan   dari hasil  pengundian  yang dituangkan dalam berita acara hasil pengundian

2. Berita acara hasil pengundian memuat :

a. Kualifikasi   yang   harus   dipenuhi   Orang   atau   Badan   yang berhak mengikuti undian;

b. SK Bupati Bima tentang nama­nama Orang atau Badan yang diundang untuk mengikuti pengundian;

c. Nama­nama pemenang undian;

d. Tanggal, waktu dan tempat dibuatnya berita acara.

3. Berita acara ditandatangani oleh ketua dan semua anggota tim, bila ada anggota tim yang tidak hadir maka berita acara tetap sah bila ditanda­tangani oleh ketua tim.

4. Berita   acara   bersifat   rahasia   sampai   dengan   penetapan   Surat Keputusan Bupati tentang pemenang undian.

G. Surat Keputusan Bupati Bima tentang Pemenang Undian.

1. Setelah ketua tim menyampaikan nama­nama pemenang undian kepada   Bupati,   Bupati   akan   menetapkan   Surat   Keputusan Bupati   tentang   Penetapan   Pemenang   Undian   Toko/Kios  Milik Pemerintah Kabupaten Bima.

2. Surat Keputusan Bupati Bima akan diumumkan secara terbuka kepada   para   pemenang   di   papan   pengumuman   resmi   yang berada   di   Sekretariat   Daerah   Kabupaten   Bima,   Kantor   Dinas Pendapatan Daerah, Kantor Camat dan Kantor Pasar.

H. Surat Perjanjian (Kontrak)

1. Setelah Orang atau Badan ditetapkan sebagai pemenang undian, maka  Orang   atau   Wakil   Badan  wajib   menandatangani   surat


(28)

perjanjian   (kontrak)   sewa   toko   milik   Pemerintah   Kabupaten Bima.

2. Isi surat perjanjian (kontrak) ditetapkan oleh tim prakualifikasi dan pengundian kios mengetahui Bupati Bima.

I. Penerbitan SIMT (Surat Izin Menempati Toko)

1. Pedagang   yang   ditetapkan   sebagai   pemenang   wajib   mengurus Surat Izin Menempati Toko (SIMT), selambat­lambatnya 7 (tujuh) hari setelah terbitnya Surat Keputusan Bupati; 

2. Pengurusan Surat Izin Menempati Toko (SIMT) harus dilengkapi dengan syarat­syarat yaitu :

a. Foto Copy KTP;

b. Pas Foto 3 x 4 cm sebanyak 2 lembar; c. Surat Permohonan Penerbitan SIMT;

d. Kuitansi Pembayaran retribusi sewa toko dan SIMT; e. Materai 2 lembar.

BUPATI BIMA,

H. FERRY ZULKARNAIN, ST

LAMPIRAN II PERATURAN BUPATI BIMA

TENTANG : PETUNJUK  TEKNIS  PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH NOMOR  9  TAHUN


(29)

2007   TENTANG   RETRIBUSI   PASAR GROSIR DAN/ATAU PERTOKOAN 

NOMOR  :      TAHUN  TANGGAL :       

PEMERINTAH KABUPATEN BIMA

SURAT PERJANJIAN (KONTRAK)

PENYEWAAN TOKO MILIK PEMERINTAH KABUPATEN BIMA

DI PASAR ...

Nomor : / / /

Pada hari ini, Senin tanggal ... bulan ... tahun ..., kami yang bertanda tangan di bawah ini :

1. Nama : ... Jabatan : ... Alamat : ...

Pada hari ini, dengan jabatan sesuai tersebut diatas bertindak untuk dan atas nama Pemerintah Kabupaten Bima, selanjutnya disebut PIHAK PERTAMA.

1. Nama : ... Pekerjaan : ... Alamat : ... selanjutnya disebut PIHAK KEDUA.

Kedua belah pihak sepakat untuk mengikatkan diri dalam suatu Perjanjian (Kontrak) Penyewaan Toko Milik Pemerintah Kabupaten Bima di ... Berdasarkan Surat Keputusan Bupati Bima Nomor : ... tanggal ... Perihal Penetapan Nama-Nama Pemegang Hak Sewa Toko Milik Pemerintah Kabupaten Bima di ..., dengan spesifikasi toko yang disewa sebagai berikut.

Lokasi Toko : ... Blok : ... Nomor : ... Ukuran : ...

yang selanjutnya diatur dengan ketentuan – ketentuan sebagaimana tersebut dalam pasal-pasal dibawah ini :


(30)

Pemberi Hak Sewa

Pihak Pertama memberi hak sewa kepada Pihak Kedua untuk menempati toko milik Pemerintah kabupaten Bima di ... blok ... nomor ... dan Pihak Kedua menerima hak sewa tersebut dari Pihak Pertama.

Pasal. 2 Syarat Penyewaan

Untuk dapat menempati toko milik Pemerintah Kabupaten Bima di ... blok .... nomor ... yang disewa, Pihak Kedua harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :

1. Bersedia meninggalkan lokasi usaha lama bagi pedagang yang sebelum perjanjian kontrak dilaksanakan, melakukan aktifitas perdagangan dengan lapak (sarangge/peti) dan menyerahkan pemanfaatan lokasi tersebut sepenuhnya kepada Pemerintah Kabupaten Bima;

2. Membayar retribusi sewa toko selama 1 (satu) tahun; 3. Membayar retribusi SIMT untuk tahun pertama.

Pasal. 3

Retribusi Sewa Toko dan Retribusi SIMT (Surat Ijin Menempati Toko)

Retribusi Sewa Toko dan Retribusi SIMT ditetapkan berdasarkan Peraturan Kabupaten Bima Nomor 9 tahun 2007 tentang retribusi pasar grosir dan/atau pertokoan, yaitu sebesar Rp... (...)/m2/bulan untuk retribusi sewa toko dan sebesar Rp... (...)/ tahun ditambah biaya administrasi.

Pasal. 4

Perubahan Retribusi Sewa Toko dan Retribusi SIMT (Surat Ijin Menempati Toko) Besaran retribusi sewaktu-waktu berubah jika terjadi perubahan peraturan daerah yang mengaturnya dan Pihak Pertama menetapkan besaran retribusi tersebut sebagai kewajiban yang harus dibayar oleh Pihak Kedua, tanpa harus merubah perjanjian (kontrak) ini.

Pasal. 5 P e m b a y a r a n Pembayaran dilakukan dengan :

1. Pembayaran retribusi sewa toko dilakukan secara tunai dan lunas setiap bulan kepada Satuan Kerja Perangkat Daerah yang melakukan pemungutan, khusus untuk 1 (satu) tahun pertama mengikuti ketentuan pasal 2;

2. Pembayaran retribusi SIMT dilakukan sekali setahun kepada Satuan Perangkat Daerah yang melakukan pemungutan.

Pasal. 6

Kewajiban Bagi Penyewa Pihak Kedua wajib :


(31)

1. Menempati toko/kios yang disewa selambat-lambatnya 7 (hari) setelah diterbitkannya SIMT (surat Ijin Menempati Toko) untuk tahun pertama;

2. Membayar retribusi sewa toko/kios setiap bulan;

3. Membayar pajak penerangan jalan dan sumbangan lainnya yang berkenaan dengan pemanfaatan toko/kios;

4. Memperbaiki kerusakan-kerusakan pada toko/kios dan memelihara kebersihan;

5. Melakukan perpanjangan SIMT bila masa berlaku SIMT telah berakhir. Pasal. 7

Larangan Bagi Penyewa Pihak Kedua dilarang :

1. Menyewakan toko/kios kepada pihak lain;

2. Menjadikan toko/kios sebagai tempat tinggal dan atau gudang penyimpanan barang;

3. Mengubah bentuk toko/kios tanpa izin Bupati Bima.

4. Memindahtangankan/mengalihkan SIMT kepada pihak lain atau pihak ketiga; 5. Menjadikan SIMT ini sebagai jaminan atau agunan utang-piutang.

Pasal. 8

Pencabutan Hak Sewa

Hak sewa akan dicabut secara sepihak oleh Pihak Pertama bila Pihak Kedua tidak melaksanakan kewajiban dan melanggar larangan yang diatur pada pasal 6 dan pasal 7 dan telah diberikan 2 (dua) kali teguran, pencabutan hak sewa disampaikan melalui surat pemberitahuan yang ditandatangi oleh Bupati, diikuti dengan pengosongan toko yang disewa oleh Pihak Kedua atau pengosongan paksa oleh Pihak Pertama dan retribusi yang telah dibayar oleh Pihak Kedua sepenuhnya menjadi hak Pemerintah Kabupaten Bima.

Pasal. 9

Keadaan Memaksa (Force Majeure) Apabila terjadi “Keadaan Memaksa“ seperti :

1. Terjadinya bencana yang menyebabkan toko rusak parah dan tidak bisa digunakan lagi untuk berdagang, maka Pihak Pertama akan mengambil alih pemeliharan/perbaikan lokasi toko dan tetap mengakui hak sewa Pihak Kedua; 2. Perubahan tata kota yang memaksa diubah atau digusurnya lokasi toko, maka

Pihak Kedua wajib mengikuti aturan yang ditetapkan oleh Pemerintah Kabupaten Bima.

Pasal. 10 Denda – Denda

Apabila Pihak Kedua lalai menyelesaikan kewajiban retribusi tepat waktu maka dikenakan denda sebesar 5 % dari retribusi.

Pasal. 11 P e r s e l i s i h a n


(32)

Jika terjadi perselisihan terkait dengan perjanjian (kontrak) akan diselesaikan oleh Pemerintah Kabupaten Bima yang terdiri dari seorang wakil Pihak Kedua dan Pihak Pertama yang dipilih oleh kedua belah pihak. Jika perselisihan tidak dapat diselesaikan, maka akan dilakukan penyelesaikan secara hukum oleh Pengadilan Negeri.

Pasal. 12 M a t e r a i

Bea Materai dari Surat Perjanjian (kontrak) ini dibebankan pada Pihak Kedua dengan ketentuan bahwa setiap lembaran Surat Perjanjian ini dipandang dari segi hukum semua kuat.

Pasal. 13 P e n u t u p

Perjanjian (kontrak) ini dibuat dalam rangkap 3 (tiga) untuk dipergunakan seperlunya.

Raba – Bima, ... PIHAK KEDUA :

...

PIHAK PERTAMA :

KEPADA DINSA/ KEPALA BAGIAN,

. . . . NIP. ...

MENGETAHUI / SETUJU : BUPATI BIMA

. . . .

BUPATI BIMA,

H. FERRY ZULKARNAIN, ST

LAMPIRAN III PERATURAN BUPATI BIMA

TENTANG : PETUNJUK  TEKNIS  PELAKSANAAN   PERATURAN   DAERAH   NOMOR  9  TAHUN 2007 TENTANG RETRIBUSI PASAR GROSIR DAN/ATAU PERTOKOAN 


(33)

NOMOR  :       TAHUN  TANGGAL :       

B U P A T I B I M A

KEPUTUSAN BUPATI BIMA

NOMOR : ...2008 TENTANG

PEMBERIAN SURAT IZIN MENEMPATI TOKO ( SIMT )       

BUPATI BIMA,

Membaca : Surat permohonan saudara/i ... , tanggal ... Nomor Lepas, Perihal Permohonan Izin Menempati Toko milik Pemerintah Kabupaten Bima.

Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 69 Tahun 1958 tentang Pembentukan Daerah-Daerah Tingkat II Dalam Wilayah Daerah-daerah Tingkat I Bali, Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur;

2. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1997 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah (Lembaran Negara Tahun 1997 Nomor 41, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3685) sebagai mana telah diubah dengan Undang-undang Nomor 34 Tahun 2000 ; 3. Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara

Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Nomor 286);

4. Undang-undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4355);

5. Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4437); 6. Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara

Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4438);

7. Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2001 tentang Retribusi Daerah (Lembaran Negara Tahun 2001 Nomor 119, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4139);

8. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4578);

9. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintah Antara Pemerintah, Pemerintah daerah Propinsi dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4737);

10. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 57 Tahun 2007 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah;

11. Peraturan Daerah Kabupaten Bima Nomor 12 Tahun 2000 tentang Kewenangan Kabupaten Bima (Lemberan Daerah Tahun 2000 Nomor 14);

12. Peraturan Daerah Kabupaten Bima Nomor 6 Tahun 2005 tentang Pokok-pokok Pengelolaan dan Pertanggungjawaban Keuangan Daerah (Lembaran Daerah Tahun 2005 Nomor 10, Tambahan Lembaran Daerah Nomor 2);

13. Peraturan Daerah Kabupaten Bima Nomor 8 Tahun 2005 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Bima Tahun 2006 – 2010 (Lembaran Daerah Tahun 2005 Nomor 12) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Daerah Nomor 5 Tahun 2006.

14. Peraturan Daerah Kabupaten Bima Nomor 9 Tahun 2007 tentang Retribusi Pasar Grosir dan/atau Pertokoan (Lembaran Daerah Tahun 2007 Nomor 9, Tambahan Lembaran Daerah Tahun 2007 Nomor 22);

15. Peraturan Daerah Kabupaten Bima Nomor .... Tahun 2007 tentang Struktur Organisasi Perangkat Daerah (Lembaran Daerah Tahun 2007 Nomor ...); 16. Peraturan Bupati Bima Nomor ... Tahun 2008 tentang Petunjuk Pelaksaaan Perda

Nomor 9 Tahun 2007 tentang Retribusi Pasar Grosir dan/atau Pertokoan (Lembaran Daerah Tahun 2008 Nomor ... )

MEMUTUSKAN


(34)

KESATU : Memberikan Izin Menempati Toko (SIMT) kepada : N a m a : ... Pekerjaan : ... A l a m a t : ...

Untuk menempati kios milik Pemerintah Kabupaten Bima, yang berlokasi di..., Blok ... Nomor..., dengan ukuran (luas)...

KEDUA : Pemegang izin usaha harus memenuhi kewajiban / ketentuan yaitu : 1. Membayar retribusi pasar grosir dan pertokoan setiap bulan;

2. Membayar pajak penerangan jalan dan sumbangan lainnya yang berkenaan dengan pemanfaatan toko;

3. Memperbaiki kerusakan-kerusakan pada toko dan memelihara kebersihan; 4. Dilarang melakukan hal-hal sebagai berikut:

a. Memindahtangankan/mengalihkan SIMT ini kepada pihak lain atau pihak ketiga;

b. Menyewakan toko kepada pihak lain;

c. Menjadikan SIMT ini sebagai jaminan atau agunan utang-piutang;

d. Menjadikan toko sebagai tempat tinggal dan atau gudang penyimpanan barang; e. Mengubah bentuk toko tanpa ijin Bupati.

5. Melakukan perpanjangan ijin bila masa berlaku izin telah berakhir;

KETIGA : Pelanggaran terhadap ketentuan-ketentuan tersebut pada point 1 s/d 5 akan dikenakan sanksi berupa pencabutan SIMT secara sepihak oleh Pemerinta Kabupaten Bima.

KEEMPAT : Izin ini berlaku dalam tenggang waktu 1 (satu) tahun, terhitung mulai tanggal... sampai dengan tanggal ...

KELIMA : Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan dan apabila dikemudian hari ternyata terdapat kekeliruan dalam keputusan ini akan diperbaiki kembali sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di Raba-Bima Pada tanggal ……….. ....

BUPATI BIMA,

... Tembusan : disampaikan kepada Yth. :

1. Ketua DPRD Kabupaten Bima di Raba;

2. Kepala Dinas Pendapatan Kabupaten Bima di Raba;

3. Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Bima di Raba; 4. Camat………;

5. Yang bersangkutan.

BUPATI BIMA,

H. FERRY ZULKARNAIN, ST


(35)

LAMPIRAN IV PERATURAN BUPATI BIMA

TENTANG : PETUNJUK  TEKNIS  PELAKSANAAN   PERATURAN   DAERAH   NOMOR  9  TAHUN 2007 TENTANG RETRIBUSI PASAR GROSIR DAN/ATAU PERTOKOAN 

NOMOR  :       TAHUN  TANGGAL :       

Raba­Bima,       

Nomor  :  Lepas

Lampiran  :  1 (satu) gabung  Kepada

Perihal  :  Permohonan untuk menempati  Yth. Bapak Bupati Bima

Toko Milik Pemkab. Bima Cq. Kepala Bagian 

Perekonomian Setda Bima di –

Raba­Bima Dengan hormat,

Yang bertanda tangan dibawah ini :

N a m a  :

Jenis Kelamin  :

Tempat/Tgl. Lahir  :  

A g a m a   :

A l a m a t  : 

dengan   ini   mengajukan   permohonan   kepada   Bapak   untuk menempati Toko milik Pemda Bima di lokasi Pasar ……. , Blok ….. Nomor ……, dengan ukuran (luas) ...

Sebagai bahan pertimbangan Bapak bersama ini kami lampirkan : 1. Foto copy KTP;

2. Pas foto ukuran 3 x 4 cm sebanyak 2 lembar. 3. Kuitansi Retribusi Sewa Toko dan SIMT

Demikian   permohonan   kami,   atas   persetujuan   Bapak   kami ucapkan terima kasih.

Pemohon,

(       )

BUPATI BIMA,

H. FERRY ZULKARNAIN, ST

Materai Rp.


(36)

6.000,-LAMPIRAN V PERATURAN BUPATI BIMA

TENTANG : PETUNJUK  TEKNIS  PELAKSANAAN   PERATURAN   DAERAH

NOMOR   ...   TAHUN   2007   TENTANG   RETRIBUSI   PASAR   GROSIR DAN/ATAU PERTOKOAN 

NOMOR  :       TAHUN  TANGGAL :       

B U P A T I B I M A

Raba – Bima,

Nomor : K e p a d a

Lampiran :

-Perihal : Pemberitahuan Pencabutan SIMT Yth.

di –

SURAT PEMBERITAHUAN

Berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 9 tahun 2007 tentang retribusi pasar grosir dan/atau pertokoan, Peraturan Bupati Bima Nomor ... tahun ... tentang petunjuk pelaksanaan Perda Nomor 9 Tahun 2007 tentang retribusi pasar grosir dan/atau pertokoan, Surat Perjanjian (Kontrak) Penyewaan Toko Milik Pemerintah Kabupaten Bima dan kewajiban dan larangan bagi pemegang SIMT, maka sehubungan dengan pelanggaran yang dilakukan oleh pemegang SIMT yaitu Saudara/i :

Nama :

Blok Toko : Nomor Toko : Lokasi Pasar :

Dengan jenis pelanggaran berupa :

1. ... 2. dst

Maka diberitahukan kepada Saudara/i bahwa Pemerintah Kabupaten Bima mencabut SIMT yang Saudara/i miliki, dan kewenangan pengelolaan toko diambil alih oleh Pemerintah Kabupaten Bima. Untuk itu Saudara/i diberi kesempatan untuk mengosongkan toko paling lambat 3 (tiga) hari setelah surat pemberitahuan diterima. Demikian untuk diperhatikan dan dilaksanakan.

Bupati Bima,

Tembusan : disampaikan dengan kepada Yth. : 1. Ketua DPRD Kab. Bima di Raba; 2. Kepala Bawasda Kab. Bima di Raba;

3. Kepala Dinas Pendapatan Daerah Kab. Bima di Raba; 4. Camat se-Kabupaten Bima masing-masing di tempat. 5. ...


(37)

H. FERRY ZULKARNAIN, ST

LAMPIRAN VI PERATURAN BUPATI BIMA

TENTANG : PETUNJUK  TEKNIS  PELAKSANAAN   PERATURAN   DAERAH NOMOR  9  TAHUN 2007 TENTANG RETRIBUSI PASAR GROSIR DAN/ATAU PERTOKOAN 

NOMOR  :       TAHUN  TANGGAL :       

DAFTAR PEDAGANG 

JENIS : HASIL BUMI/BUKAN HASIL BUMI

DI PASAR  : ...

Semester   : ...  Tahun  : ... Jumlah : ...

No Nama Alamat Jenis Dagangan


(38)

H. FERRY ZULKARNAIN, ST

LAMPIRAN VII PERATURAN BUPATI BIMA

TENTANG : PETUNJUK  TEKNIS  PELAKSANAAN   PERATURAN   DAERAH NOMOR  9  TAHUN 2007 TENTANG RETRIBUSI PASAR GROSIR DAN/ATAU PERTOKOAN 

NOMOR  :       TAHUN  TANGGAL :       

PEMERINTAH SURAT KETETAPAN RETRIBUSI DAERAH NO URUT:

KABUPATEN BIMA (SKRD) ……….

MASA :

TAHUN :

NAMA : ……….

ALAMAT : ……….

NOMOR POKOK WAJIB RETRIBUSI

(NPWR) : ……….

TANGGAL JATUH TEMPO : ……….

NO KODE REKENING URAIAN RETRIBUSI JUMLAH

Jumlah Ketetapan Pokok Retribusi : Jumlah Sanksi : a. Bunga

b. Kenaikan

Jumlah Keseluruhan :

huruf :………. PERHATIAN :

Harap penyetoran dilakukan pada Bank/Bendahara penerimaan

Apabila SKRD ini tidak atau kurang dibayar lewat waktu paling lama 7 hari setelah SKR diterima atau (tanggal jatuh tempo) dikenakan sanksi administrasi berupa bunga sebesar 5%per bulan.

Bima, ………..

Pengguna Anggaran

(……….………)

NIP

………..potong disini………

NO.URUT :

……… TANDA TERIMA

NAMA : ………... Bima, ……….

ALAMAT : : ………... Yang menerima


(39)

(……….……….)

NIP.

BUPATI BIMA,

H. FERRY ZULKARNAIN, ST

LAMPIRAN VIII PERATURAN BUPATI BIMA

TENTANG : PETUNJUK  TEKNIS  PELAKSANAAN   PERATURAN   DAERAH   NOMOR  9 TAHUN   2007   TENTANG   RETRIBUSI   PASAR   GROSIR   DAN/ATAU PERTOKOAN 

NOMOR  :       TAHUN  TANGGAL :       

PEMERINTAH KABUPATEN BIMA PEMERINTAH KABUPATEN BIMA DINAS PENDAPATAN DAERAH DINAS PENDAPATAN DAERAH

Perda Nomor 9 Tahun 2007 Perda Nomor 9 Tahun 2007

KARCIS PASAR KARCIS PASAR


(40)

,-BUPATI BIMA,

H. FERRY ZULKARNAIN, ST

LAMPIRAN IX PERATURAN BUPATI BIMA

TENTANG : PETUNJUK  TEKNIS  PELAKSANAAN   PERATURAN   DAERAH   NOMOR  9 TAHUN   2007   TENTANG   RETRIBUSI   PASAR   GROSIR   DAN/ATAU PERTOKOAN 

NOMOR  :       TAHUN  TANGGAL :       

PEMERINTAH KABUPATEN BIMA

SURAT TANDA SETORAN

(STS)

STS No……….. Bank :

No Rekening :

Harap diterima uang sebesar……… (dengan huruf) (………..………) Dengan rincian penerimaan sebagai berikut :

No. Kode Rekening Uraian Rincian Obyek Jumlah (Rp.)

1 2 3 4

Jumlah


(41)

Uang tersebut diterima pada tanggal………

Raba - Bima, ……….. Mengetahui Bendahara Penerimaan/ Pengguna Anggaran/Kuasa Penggunan

Anggaran Bendahara Penerimaan Pembantu (tanda

tangan) (tanda tangan)

(nama lengkap) (nama lengkap) NIP. NIP

(catatan : STSD dilampiri slip setoran

Bank)

*) Coret yang tidak perlu

Cara Pengisian :

1. Kolom Kode Rekening diisi dengan kode rekening setiap rincian obyek pendapatan; 2. Kolom Uraian Rincian Obyek diisi uraian nama rincian obyek pendapatan:

3. Kolom Jumlah diisi jumlah nilai nominal penerimaan setiap rincian obyek pendapatan.

Catatan :

 Formulir ini digunakan untuk menyetor pungutan daerah (pajak daerah, retribusi dan penerimaan daerah lainnya).

BUPATI BIMA,

H. FERRY ZULKARNAIN, ST LAMPIRAN X PERATURAN BUPATI BIMA

TENTANG : PETUNJUK  TEKNIS  PELAKSANAAN   PERATURAN   DAERAH   NOMOR  9 TAHUN   2007   TENTANG   RETRIBUSI   PASAR   GROSIR   DAN/ATAU PERTOKOAN 

NOMOR  :       TAHUN  TANGGAL :       

PEMERINTAH KABUPATEN BIMA

... ...

KWITANSI

TELAH TERIMA DARI : ... BANYAKNYA UANG : ... UNTUK PEMBAYARAN : ... ...

Terbilang : ...


(42)

Yang Menyerahkan, Yang Menerima Uang,

= = = =

NIP.

BUPATI BIMA,

H. FERRY ZULKARNAIN, ST

LAMPIRAN XI PERATURAN BUPATI BIMA

TENTANG : PETUNJUK  TEKNIS  PELAKSANAAN   PERATURAN   DAERAH   NOMOR  9 TAHUN   2007   TENTANG   RETRIBUSI   PASAR   GROSIR   DAN/ATAU PERTOKOAN 

NOMOR  :       TAHUN  TANGGAL :       

PEMERINTAHAN KABUPATEN BIMA

BUKU JURNAL PENERIMAAN KAS No.

Nomor

Kode Rekening Uraian Ref Jumlah (Rp) Akumulasi (Rp) STS / Nota

Kredit Bukti lain

1 2 3 4 5 6 7

Jumlah

…………., tanggal ……… PPK - SKPD


(43)

……… Nip.

BUPATI BIMA,

H. FERRY ZULKARNAIN, ST

LAMPIRAN XII PERATURAN BUPATI BIMA

TENTANG : PETUNJUK  TEKNIS  PELAKSANAAN   PERATURAN   DAERAH   NOMOR  9 TAHUN   2007   TENTANG   RETRIBUSI   PASAR   GROSIR   DAN/ATAU PERTOKOAN. 

NOMOR  :       TAHUN 

TANGGAL :       

PEMERINTAH

SURAT TAGIHAN RETRIBUSI DAERAH

NO URUT :

KABUPATEN BIMA

(STRD)

……….

MASA :

TAHUN :

NAMA : ……….

ALAMAT : ……….

NOMOR POKOK WAJIB RETRIBUSI (NPWR) : ……….


(44)

NO KODE REKENING URAIAN RETRIBUSI JUMLAH

Jumlah Ketetapan Pokok Retribusi : Jumlah Sanksi : a. Bunga

b. Kenaikan

Jumlah Keseluruhan :

Huruf :………. PERHATIAN :

Harap penyetoran dilakukan pada Bank/Bendahara penerimaan

Apabila STRD ini tidak atau kurang dibayar lewat waktu paling lama 7 hari setelah STRD diterima atau (tanggal jatuh tempo) dikenakan sanksi administrasi berupa bunga sebesar 5%per

bulan.

Bima, ………

Pengguna Anggaran

(……….………) NIP.

………..potong disini………

NO.URUT :

……… TANDA TERIMA

NAMA : ………... Bima, ………

ALAMAT : : ………... Yang menerima

NPWR : ………...

(………..……….) NIP.

BUPATI BIMA,

H. FERRY ZULKARNAIN, ST

LAMPIRAN XIII PERATURAN BUPATI BIMA

TENTANG : PETUNJUK   PELAKSANAAN   PERATURAN   DAERAH   NOMOR  9  TAHUN 2007 TENTANG RETRIBUSI PASAR GROSIR DAN/ATAU PERTOKOAN  NOMOR  :       TAHUN 

TANGGAL :       

B U P A T I B I M A


(45)

Nomor : K e p a d a Lampiran :

-Perihal : Teguran ... Yth.

di –

PASAR BARU SAPE

SURAT TEGURAN

Berdasarkan Peraturan Daerah nomor ……….. tahun …………. tentang retribusi pasar grosir dan atau pertokoan, maka sehubungan dengan belum diselesaikannya kewajiban pembayaran retribusi oleh saudara/i :

Nama :

Alamat :

Maka diberitahukan kepada saudara/i untuk menyelesaikan kewajiban tunggakan retribusi sebagaimana tercantum dalam STRD terlampir paling lambat 7 ( tujuh ) hari setelah surat teguran diterima. Apabila kewajiban tersebut tidak diindahkan, maka akan diberikan sanksi sesuai peraturan yang berlaku. Demikian untuk diperhatikan dan dilaksanakan.

Bupati Bima,

Tembusan : disampaikan dengan kepada Yth. :

1. Ketua DPRD Kab. Bima di Raba;

2. Kepala Bawasda Kab. Bima di Raba;

3. Kepala Dinas Pendapatan Daerah Kab. Bima di Raba; 4. Camat se-Kabupaten Bima masing-masing di tempat. 5. ...

BUPATI BIMA,


(1)

BUPATI BIMA,

H. FERRY ZULKARNAIN, ST

LAMPIRAN IX PERATURAN BUPATI BIMA

TENTANG : PETUNJUK  TEKNIS  PELAKSANAAN   PERATURAN   DAERAH   NOMOR  9 TAHUN   2007   TENTANG   RETRIBUSI   PASAR   GROSIR   DAN/ATAU PERTOKOAN 

NOMOR  :       TAHUN  TANGGAL :       

PEMERINTAH KABUPATEN BIMA

SURAT TANDA SETORAN

(STS)

STS No……….. Bank :

No Rekening :

Harap diterima uang sebesar………

(dengan huruf) (………..………)

Dengan rincian penerimaan sebagai berikut :

No.

Kode Rekening

Uraian Rincian Obyek

Jumlah (Rp.)

1

2

3

4

Jumlah


(2)

Uang tersebut diterima pada tanggal………

Raba - Bima, ………..

Mengetahui

Bendahara Penerimaan/

Pengguna Anggaran/Kuasa Penggunan

Anggaran

Bendahara Penerimaan Pembantu

(tanda

tangan)

(tanda tangan)

(nama lengkap)

(nama lengkap)

NIP.

NIP

(catatan : STSD dilampiri slip setoran

Bank)

*) Coret yang tidak perlu

Cara Pengisian :

1.

Kolom Kode Rekening diisi dengan kode rekening setiap rincian obyek pendapatan;

2.

Kolom Uraian Rincian Obyek diisi uraian nama rincian obyek pendapatan:

3.

Kolom Jumlah diisi jumlah nilai nominal penerimaan setiap rincian obyek pendapatan.

Catatan :

Formulir ini digunakan untuk menyetor pungutan daerah (pajak daerah, retribusi dan penerimaan daerah lainnya).

BUPATI BIMA,

H. 

FERRY ZULKARNAIN, ST LAMPIRAN X PERATURAN BUPATI BIMA

TENTANG : PETUNJUK  TEKNIS  PELAKSANAAN   PERATURAN   DAERAH   NOMOR  9 TAHUN   2007   TENTANG   RETRIBUSI   PASAR   GROSIR   DAN/ATAU PERTOKOAN 

NOMOR  :       TAHUN  TANGGAL :       

PEMERINTAH KABUPATEN BIMA

...

...

KWITANSI

TELAH TERIMA DARI

: ...

BANYAKNYA UANG

: ...

UNTUK PEMBAYARAN

: ...

...

Terbilang

: ...


(3)

Yang Menyerahkan,

Yang Menerima Uang,

= =

= =

NIP.

BUPATI BIMA,

H. FERRY ZULKARNAIN, ST

LAMPIRAN XI PERATURAN BUPATI BIMA

TENTANG : PETUNJUK  TEKNIS  PELAKSANAAN   PERATURAN   DAERAH   NOMOR  9 TAHUN   2007   TENTANG   RETRIBUSI   PASAR   GROSIR   DAN/ATAU PERTOKOAN 

NOMOR  :       TAHUN  TANGGAL :       

PEMERINTAHAN KABUPATEN BIMA

BUKU JURNAL PENERIMAAN KAS

No.

Nomor

Kode Rekening Uraian Ref Jumlah (Rp) Akumulasi (Rp) STS / Nota

Kredit Bukti lain

1 2 3 4 5 6 7

Jumlah

…………., tanggal ………

PPK - SKPD


(4)

………

Nip.

BUPATI BIMA,

H. FERRY ZULKARNAIN, ST

LAMPIRAN XII PERATURAN BUPATI BIMA

TENTANG : PETUNJUK  TEKNIS  PELAKSANAAN   PERATURAN   DAERAH   NOMOR  9 TAHUN   2007   TENTANG   RETRIBUSI   PASAR   GROSIR   DAN/ATAU PERTOKOAN. 

NOMOR  :       TAHUN 

TANGGAL :       

PEMERINTAH

SURAT TAGIHAN RETRIBUSI DAERAH

NO URUT :

KABUPATEN BIMA

(STRD)

……….

MASA

:

TAHUN

:

NAMA

: ……….

ALAMAT

: ……….

NOMOR POKOK WAJIB RETRIBUSI (NPWR)

: ……….

TANGGAL JATUH TEMPO

: ……….


(5)

NO KODE REKENING URAIAN RETRIBUSI JUMLAH

Jumlah Ketetapan Pokok Retribusi : Jumlah Sanksi : a. Bunga

b. Kenaikan

Jumlah Keseluruhan :

Huruf :……….

PERHATIAN :

Harap penyetoran dilakukan pada Bank/Bendahara penerimaan

Apabila STRD ini tidak atau kurang dibayar lewat waktu paling lama 7 hari setelah STRD diterima atau (tanggal jatuh tempo) dikenakan sanksi administrasi berupa bunga sebesar 5%per

bulan.

Bima, ……… Pengguna Anggaran

(……….………)

NIP.

………..potong disini………

NO.URUT :

………

TANDA TERIMA

NAMA

:

………...

Bima, ………

ALAMAT :

:

………...

Yang menerima NPWR

:

………...

(………..……….)

NIP.

BUPATI BIMA,

H. FERRY ZULKARNAIN, ST

LAMPIRAN XIII PERATURAN BUPATI BIMA

TENTANG : PETUNJUK   PELAKSANAAN   PERATURAN   DAERAH   NOMOR  9  TAHUN 2007 TENTANG RETRIBUSI PASAR GROSIR DAN/ATAU PERTOKOAN  NOMOR  :       TAHUN 

TANGGAL :       

B U P A T I B I M A


(6)

Nomor

:

K e p a d a

Lampiran :

-Perihal

:

Teguran

...

Yth.

di –

PASAR BARU SAPE

SURAT TEGURAN

Berdasarkan Peraturan Daerah nomor ……….. tahun …………. tentang retribusi pasar

grosir dan atau pertokoan, maka sehubungan dengan belum diselesaikannya kewajiban pembayaran

retribusi oleh saudara/i :

Nama

:

Alamat

:

Maka diberitahukan kepada saudara/i untuk menyelesaikan kewajiban tunggakan retribusi

sebagaimana tercantum dalam STRD terlampir paling lambat

7 (

tujuh

)

hari

setelah surat teguran

diterima. Apabila kewajiban tersebut tidak diindahkan, maka akan diberikan sanksi sesuai peraturan

yang berlaku. Demikian untuk diperhatikan dan dilaksanakan.

Bupati Bima,

Tembusan : disampaikan dengan kepada Yth. :

1.

Ketua DPRD Kab. Bima di Raba;

2.

Kepala Bawasda Kab. Bima di Raba;

3.

Kepala Dinas Pendapatan Daerah Kab. Bima di Raba;

4.

Camat se-Kabupaten Bima masing-masing di tempat.

5.

...

BUPATI BIMA,