perbub no 5 thn 2011
NOMOR
05
BERITA DAERAH
KABUPATEN BIMA
TAHUN
2011
PERATURAN BUPATI BIMA NOMOR 05 TAHUN 2011
TENTANG
RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA LEMBAGA TEKNIS DAERAH KABUPATEN BIMA
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BIMA,
Menimbang : a. bahwa dengan berlakunya Peraturan Daerah Kabupaten Bima Nomor 7 Tahun 2010 tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2008 tentang Pembentukan, Susunan, Kedudukan Tugas Pokok dan Fungsi Organisasi Perangkat Daerah Kabupaten Bima (Lembaran Daerah Kabupaten Bima Tahun 2010 Nomor 07, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Bima Nomor 37) maka perlu dijabarkan lebih lanjut rincian tugas pokok, fungsi dan tata kerja Lembaga Teknis Daerah Kabupaten Bima;
b.bahwa untuk memenuhi maksud sebagaimana huruf a, maka Peraturan Bupati Nomor 4 Tahun 2008 tentang Rincian Tugas, Fungsi dan Tata Kerja Lembaga Teknis Daerah Kabupaten Bima perlu diganti;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Bupati tentang Rincian Tugas, Fungsi dan Tata Kerja Lembaga Teknis Daerah Kabupaten Bima.
Mengingat : 1. Undang Undang Nomor 69 Tahun 1958 tentang Pembentukan Daerahdaerah Tingkat II dalam Wilayah Daerahdaerah Tingkat I Bali, Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1958 Nomor 122, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 1655);
2. Undang Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara Yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3851);
3. Undang Undang Nomor 43 Tahun 1999 tentang Perubahan Atas UndangUndang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok – pokok Kepegawaian (Lembaran Negara
(2)
Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 169, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3890);
4. Undang Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Perbentukan Peraturan Perundangundangan ( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 No. 53, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4389 );
5. Undang Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3347), sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang Undang Nomor 12 Tahun 2008 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844);
6. Undang Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintahan Pusat dan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4422);
7. UndangUndang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4723);
8. Peraturan Pemerintah Nomor 97 Tahun 2000 tentang Formasi Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 194, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4015);
9. Peraturan Pemerintah Nomor 101 Tahun 2000 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 98 Tahun 2000 tentang Pendidikan dan Pelatihan Jabatan Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 198, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4019);
10. Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2002 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 98 Tahun 2000 tentang Pengadaan Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 31, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4192);
11. Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2002 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 99 Tahun 2000 tentang Kenaikan Pangkat Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 32, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4193);
12. Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2002 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 100 Tahun 2000 tentang Pengangkatan Pegawai Negeri Sipil Dalam Jabatan Struktural (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 33, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4194);
(3)
13. Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 2003 tentang Wewenang Pengangkatan, Pemindahan, dan Pemberhentian Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 15, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4263);
14. Peraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun 2004 tentang Pembinaan Jiwa Korps dan Kode Etik Korps Pegawai Republik Indonesia (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor);
15. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 165, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4593);
16. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737);
17. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 89, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4741);
18. Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 42, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4828);
19. Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2008 tentang Pendanaan dan Pengelolaan Bantuan Bencana (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 43, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4829);
20. Peraturan Presiden Nomor 1 Tahun 2007 tentang Pengesahan, Pengundangan dan Penyebarluasan Peraturan Perundangundangan;
21. Peraturan Presiden Nomor 1 Tahun 2008 tentang Pedoman Pembentukan Badan Penanggulangan Bencana Daerah; 22. Peraturan Presiden Nomor 8 Tahun 2008 tentang Badan
Nasional Penanggulangan Bencana;
23. Keputusan Presiden Nomor 82 Tahun 1971 tentang Korps Pegawai Republik Indonesia;
24. Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 57 Tahun 2007 tentang Petunjuk Teknis Penataan Organisasi Perangkat Daerah;
25. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 46 Tahun 2008 tentang Pedoman Organisasi dan Tata Kerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah;
(4)
26. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 20 Tahun 2008 tentang Pedoman Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelayanan Perizinan Terpadu di Daerah;
27. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 17 Tahun 2009 tentang Pedoman Organisasi dan Tata Kerja Korps Pegawai Negeri Sipil Republik Indonesia Provinsi dan Kabupaten/Kota;
28. Peraturan Daerah Kabupaten Bima Nomor 6 Tahun 2008 tentang Pokokpokok Pengelolaan dan Pertanggungjawaban Keuangan Daerah Kabupaten Bima (Lembaran Daerah Kabupaten Bima Tahun 2008 Nomor 10, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Bima Nomor 2);
29. Peraturan Daerah Kabupaten Bima Nomor 5 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Bima Tahun 2011 2015 (Lembaran Daerah Kabupaten Bima Tahun 2010 Nomor 05, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Bima Nomor 35);
30. Peraturan Daerah Kabupaten Bima Nomor 2 Tahun 2008 tentang Urusan Pemerintahan Daerah Kabupaten Bima (Lembaran Daerah Kabupaten Bima Tahun 2008 Nomor 02, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Bima Nomor 25 );
31. Peraturan Daerah Kabupaten Bima Nomor 3 Tahun 2008 tentang Pembentukan, Susunan, Kedudukan, Tugas Pokok dan Fungsi Organisasi Perangkat Daerah Kabupaten Bima (Lembaran Daerah Kabupaten Bima Tahun 2008 Nomor 03, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Bima Nomor 26) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Daerah Kabupaten Bima Nomor 7 Tahun 2010 tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2008 tentang Pembentukan, Susunan, Kedudukan, Tugas Pokok dan Fungsi Organisasi Perangkat Daerah Kabupaten Bima (Lembaran Daerah Kabupaten Bima Tahun 2010 Nomor 07, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Bima Nomor 37).
MEMUTUSKAN
Menetapkan : PERATURAN BUPATI TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA LEMBAGA TEKNIS DAERAH KABUPATEN BIMA.
BAB I
KETENTUAN UMUM Pasal 1
Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan : 1. Daerah adalah Kabupaten Bima.
2. Pemerintahan Daerah adalah Penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh pemerintah daerah dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah menurut asas otonomi dan tugas pembantuan dengan prinsip otonomi
(5)
seluas luasnya dalam sistem dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Undang – undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
3. Pemerintah Daerah adalah Kepala Daerah dan perangkat daerah sebagai unsur penyelenggara pemerintahan daerah.
4. Kepala Daerah adalah Bupati Bima.
5. Otonomi daerah adalah hak, wewenang, dan kewajiban daerah otonom untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat sesuai dengan peraturan perundang undangan.
6. Daerah otonom, selanjutnya disebut daerah, adalah kesatuan masyarakat hukum yang mempunyai batasbatas wilayah yang berwenang mengatur dan mengurus urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat menurut prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi masyarakat dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia.
7. Desentralisasi adalah penyerahan wewenang pemerintahan oleh pemerintah kepada daerah otonom untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintahan dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia.
8. Tugas Pembantuan adalah penugasan dari pemerintah kepada daerah dan/atau Desa dari pemerintah Propinsi kepada Kabupaten/Kota dan/atau Desa serta dari pemerintah Kabupaten/Kota kepada Desa untuk melaksanakan tugas tertentu.
9. Perangkat daerah Kabupaten Bima adalah unsur pembantu kepala daerah dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah yang terdiri dari Sekretariat Daerah, Sekretariat DPRD, Dinas Daerah, Lembaga Teknis Daerah, Kecamatan, dan Kelurahan.
10. Sekretaris Daerah adalah Sekretaris Daerah Kabupaten Bima.
11. Lembaga Teknis Daerah adalah unsur pendukung tugas Kepala Daerah Kabupaten Bima.
12. Lembaga lembaga lain sebagai bagian dari perangkat daerah yang selanjutnya disebut Lembagalembaga lain adalah Badan Pelaksana Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan, Badan Penanggulangan Bencana Daerah, Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu dan Sekretariat Dewan Pengurus KORPRI Kabupaten Bima.
13. Kepala Badan adalah Kepala Lembaga Teknis Daerah yang berbentuk Badan Kabupaten Bima.
14. Kepala Kantor adalah Kepala Lembaga Teknis Daerah yang berbentuk Kantor Kabupaten Bima.
15. Unit Pelaksana Teknis adalah unsur pelaksana tugas teknis pada Lembaga Teknis Daerah Kabupaten Bima.
16. Satuan organisasi adalah Sekretariat, Bidang, Sub Bagian, Sub Bidang, Seksi, Unit Pelaksana Teknis Badan dan Kelompok Jabatan Fungsional pada Lembaga Teknis Daerah Kabupaten Bima.
17. Kepala Satuan Organisasi adalah Kepala Satuan Organisasi pada Lembaga Teknis Daerah Kabupaten Bima.
18. Ketahanan Pangan adalah kondisi terpenuhinya pangan bagi rumah tangga yang tercermin dari tersedianya pangan yang cukup, baik jumlah maupun mutunya, aman, merata dan terjangkau.
19. Pangan adalah segala sesuatu yang berasal dari sumber hayati dan air, baik yang diolah maupun tidak diolah yang diperuntukkan sebagai makanan atau minuman bagi konsumsi manusia termasuk bahan
(6)
tambahan pangan, bahan baku pangan dan bahan lain yang digunakan dalam proses penyiapan, pengolahan dan atau pembuatan makanan dan minuman.
20. Penyuluhan pertanian, perikanan dan kehutanan yang selanjutnya disebut penyuluhan adalah proses pembelajaran bagi pelaku utama serta pelaku usaha agar mereka mau dan mampu menolong dan mengorganisasikan dirinya dalam mengakses informasi pasar, teknologi, permodalan dan sumberdaya lainnya sebagai upaya untuk meningkatkan produktivitasnya, efisiensi usaha, pendapatan dan kesejahteraannya, serta meningkatkan kesadaran dalam pelestarian fungsi lingkungan hidup.
21. Pertanian yang mencakup tanaman pangan, hortikultura, perkebunan dan peternakan yang selanjutnya disebut pertanian adalah seluruh kegiatan yang meliputi usaha hulu, usaha tani, agroindustri, pemasaran, dan jasa penunjang pengelolaan sumberdaya alam hayati dalam agroekosistem yang sesuai dan berkelanjutan, dengan bantuan teknologi, modal, tenaga kerja, dan manajemen untuk mendapatkan manfaat sebesarbesarnya bagi kesejahteraan masyarakat.
22. Perikanan adalah semua kegiatan yang berhubungan dengan pengelolaan dan pemanfaatan sumberdaya ikan dan lingkungannya secara berkelanjutan, mulai dari praproduksi, produksi, pengolahan sampai dengan pemasaran yang dilaksanakan dalam suatu sistem bisnis perikanan.
23. Kehutanan adalah sistem pengurusan yang bersangkutpaut dengan hutan, kawasan hutan, dan hasil hutan yang diselenggarakan secara terpadu dan berkelanjutan.
24. Pelaku utama kegiatan pertanian, perikanan dan kehutanan yang selanjutnya disebut pelaku utama adalah masyarakat di dalam dan di sekitar kawasan hutan, petani, pekebun, peternak, nelayan, pembudidaya ikan, pengolah ikan, beserta keluarga intinya.
25. Pelaku usaha adalah perorangan atau korporasi yang dibentuk menurut hukum Indonesia yang mengelola usaha pertanian, perikanan dan kehutanan.
26. Penyuluh pertanian, penyuluh perikanan dan penyuluh kehutanan, baik Pegawai Negeri Sipil, swasta maupun swadaya, yang selanjutnya disebut penyuluh adalah perorangan yang melakukan kegiatan penyuluhan.
27.Materi penyuluhan adalah bahan penyuluhan yang akan disampaikan oleh para penyuluh kepada pelaku utama dan pelaku usaha dalam berbagai bentuk yang meliputi informasi, teknologi, rekayasa sosial, manajemen, ekonomi, hukum, dan kelestarian lingkungan.
28. Programa penyuluhan pertanian, perikanan dan kehutanan yang selanjutnya disebut programa penyuluhan adalah rencana tertulis yang disusun secara sistematis untuk memberikan arah dan pedoman sebagai alat pengendali pencapaian tujuan penyuluhan.
29. Rekomendasi adalah pemberian persetujuan terhadap teknologi yang akan digunakan sebagai materi penyuluhan.
30. Kelembagaan penyuluhan adalah lembaga pemerintah dan atau masyarakat yang mempunyai tugas dan fungsi menyelenggarakan penyuluhan.
31. Komisi Penyuluhan Pertanian Perikanan dan Kehutanan yang selanjutnya disebut Komisi Penyuluhan adalah kelembagaan independen yang dibentuk yang terdiri atas para pakar dan atau
(7)
praktisi yang mempunyai keahlian dan kepedulian dalam bidang penyuluhan atau pembangunan perdesaan.
32. Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan baik oleh faktor alam dan atau faktor non alam maupun faktor manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda dan dampak psikologis.
33. Rawan Bencana adalah kondisi atau karakteristik geologis, biologis, hidrologis, klimatologis, geografis, sosial budaya, politik, ekonomi, dan teknologi pada suatu wilayah untuk jangka waktu tertentu yang mengurangi kemampuan mencegah, meredam, mencapai kesiapan dan mengurangi kemampuan untuk menanggapi dampak buruk bahaya tertentu.
34. Peringatan Dini adalah serangkaian kegiatan pemberian peringatan sesegera mungkin kepada masyarakat tentang kemungkinan terjadinya bencana pada suatu tempat oleh lembaga yang berwenang.
35. Ancaman bencana adalah suatu kejadian atau peristiwa yang bisa menimbulkan bencana.
36. Penyelenggaraan penanggulangan bencana adalah serangkaian upaya yang meliputi penetapan kebijakan pembangunan yang berisiko timbulnya bencana, kegiatan pencegahan bencana, tanggap darurat dan rehabilitasi.
37. Pencegahan bencana adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan sebagai upaya untuk menghilangkan dan atau mengurangi ancaman bencana, baik melalui pengurangan ancaman bencana maupun kerentanan pihak yang terancam bencana.
38. Kesiapsiagaan adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk mengantisipasi bencana melalui pengorganisasian serta melalui langkah yang tepat guna dan berdayaguna.
39. Penanganan darurat bencana adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan dengan segera pada saat kejadian bencana untuk menangani dampak buruk yang ditimbulkan, yang meliputi kegiatan penyelamatan dan evakuasi korban, harta benda, pemenuhan kebutuhan dasar, perlindungan, pengurusan pengungsi, penyelamatan, serta pemulihan prasarana dan sarana.
40. Rehabilitasi adalah perbaikan dan pemulihan aspek pelayanan publik atau masyarakat sampai tingkat yang memadai pada wilayah pasca bencana dengan sasaran utama untuk normalisasi atau berjalannya secara wajar semua aspek pemerintahan dan kehidupan masyarakat pada wilayah pasca bencana.
41. Rekonstruksi adalah pembangunan kembali semua prasarana dan sarana, kelembagaan pada wilayah pasca bencana, baik pada tingkat pemerintahan maupun masyarakat dengan sasaran utama tumbuh dan berkembangnya kegiatan perekonomian, sosial dan budaya, tegaknya hukum dan ketertiban, dan bangkitnya peran serta masyarakat dalam segala aspek kehidupan bermasyarakat pada wilayah pascabencana.
42. Bantuan darurat bencana adalah upaya memberikan bantuan untuk memenuhi kebutuhan dasar pada saat keadaan darurat.
43. Pengungsi adalah orang atau kelompok orang yang terpaksa atau dipaksa keluar dari tempat tinggalnya untuk jangka waktu yang belum pasti sebagai akibat dampak buruk bencana.
(8)
44. Korban bencana adalah orang atau sekelompok orang yang menderita atau meninggal dunia akibat bencana.
45. Izin adalah dokumen yang dikeluarkan oleh pemerintah daerah berdasarkan atau peraturan lainnya yang merupakan bukti legalitas, menyatakan sah atau diperbolehkannya seseorang atau Badan untuk melakukan usaha atau kegiatan tertentu.
46. Perizinan adalah pemberian legalitas kepada orang atau pelaku usaha/kegiatan tertentu, baik dalam bentuk izin maupun tanda daftar usaha.
47. Penyederhanaan pelayanan adalah upaya penyingkatan terhadap waktu, prosedur dan biaya pemberian perizinan.
48. Penyelenggaraan pelayanan terpadu adalah kegiatan penyelenggaraan perizinan yang proses pengelolaannya mulai dari tahap permohonan sampai ke tahap terbitnya dokumen dilakukan secara terpadu dalam satu pintu dan satu tempat.
49. Tim Teknis adalah kelompok kerja yang terdiri dari unsurunsur satuan kerja perangkat daerah terkait yang mempunyai kewenangan untuk memberikan pelayanan perizinan.
50. Korps Pegawai Republik Indonesia disingkat KORPRI adalah wadah untuk menghimpun seluruh Pegawai Republik Indonesia demi meningkatkan perjuangan, pengabdian serta kesetiaan kepada cita cita perjuangan Bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan Pancasila dan UndangUndang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 bersifat demokratis, mandiri, bebas, aktif, profesional, netral, produktif dan bertanggung jawab.
51. Kepala Sekretariat adalah Sekretaris pada Sekretariat Dewan Pengurus Korps Pegawai Republik Indonesia Kabupaten Bima.
BAB II
SUSUNAN ORGANISASI Bagian Kesatu
Inpekstorat Pasal 2
(1) Susunan Organisasi Inspektorat terdiri dari : a. Inspektur;
b. Sekretariat, terdiri dari : 1. Sub Bagian Perencanaan;
2. Sub Bagian Evaluasi dan Pelaporan; 3. Sub Bagian Administrasi dan Umum. c. Inspektur Pembantu Wilayah I, terdiri dari:
1. Seksi Pengawas Pemerintah Bidang Pembangunan; 2. Seksi Pengawas Pemerintah Bidang Pemerintahan; 3. Seksi Pengawas Pemerintah Bidang Kemasyarakatan. d. Inspektur Pembantu Wilayah II, terdiri dari:
1. Seksi Pengawas Pemerintah Bidang Pembangunan; 2. Seksi Pengawas Pemerintah Bidang Pemerintahan; 3. Seksi Pengawas Pemerintah Bidang Kemasyarakatan. e. Inspektur Pembantu Wilayah III, terdiri dari:
1. Seksi Pengawas Pemerintah Bidang Pembangunan; 2. Seksi Pengawas Pemerintah Bidang Pemerintahan;
(9)
3. Seksi Pengawas Pemerintah Bidang Kemasyarakatan. f. Inspektur Pembantu Wilayah IV, terdiri dari:
1. Seksi Pengawas Pemerintah Bidang Pembangunan; 2. Seksi Pengawas Pemerintah Bidang Pemerintahan; 3. Seksi Pengawas Pemerintah Bidang Kemasyarakatan. g. Kelompok Jabatan Fungsional.
(2) Sekretariat dan Inspektur Pembantu Wilayah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dipimpin oleh seorang Sekretaris dan Inspektur Pembantu Wilayah yang berada di bawah dan bertanggungjawab kepada Inspektur;
(3) Inspektorat Pembantu Wilayah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) membawahi wilayah kerja pembinaan dan pengawasan pada instansi/satuan kerja dilingkungan pemerintah Kabupaten dan Kecamatan serta Desa/Kelurahan atau sebutan lainnya;
(4) Sub Bagian dan Seksi sebagaimana tersebut pada ayat (1) masing masing dipimpin oleh seorang kepala yang bertanggung jawab kepada Sekretaris dan Inspektur Pembantu Wilayah;
(5) Kelompok Jabatan Fungsional sebagaimana tersebut pada ayat (1) berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Inspektur yang dalam melaksanakan tugasnya dipimpin oleh seorang tenaga fungsional senior yang ditunjuk;
(6) Bagan Susunan Organisasi Inspektorat tercantum dalam Lampiran I yang merupakan bagian tidak terpisahkan Peraturan Bupati ini;
Bagian Kedua
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Pasal 3
(1) Susunan Organisasi Badan Perencanaan Pembangunan Daerah terdiri dari: a. Kepala Badan;
b. Sekretariat, terdiri dari:
1. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian; 2. Sub Bagian Program dan Pelaporan; 3. Sub Bagian Keuangan.
c. Bidang Penelitian, Pengembangan Data dan Statistik, terdiri dari:
1. Sub Bidang Penelitian, Pengembangan dan Kerjasama Pembangunan; 2. Sub Bidang Data dan Statistik.
d. Bidang Perencanaan Pembangunan Ekonomi, terdiri dari : 1. Sub Bidang Pertanian, Kelautan dan Perikanan;
2. Sub Bidang Investasi dan Pengembangan Dunia Usaha.
e. Bidang Perencanaan Pembangunan Fisik dan Prasarana Wilayah, terdiri dari :
1. Sub Bidang Perumahan dan Prasarana Wilayah;
2. Sub Bidang Tata Ruang, Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup. f. Bidang Perencanaan Pembangunan Sosial dan Budaya, terdiri dari:
1. Sub Bidang Sosial, Budaya dan Pemerintahan;
2. Sub Bidang Sumber Daya Manusia dan Pemberdayaan Masyarakat. fA. Bidang Perencanaan dan Pengendalian Pembangunan, terdiri dari :
(10)
2. Sub Bidang Pengendalian Pembangunan. h. Kelompok Jabatan Fungsional.
(2) Sekretariat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dipimpin oleh seorang Sekretaris yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada kepala Badan;
(3) Bidang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) masing – masing dipimpin oleh seorang kepala yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada kepala Badan melalui Sekretaris;
(4) Sub Bagian dan Sub Bidang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) masing masing dipimpin oleh seorang kepala yang bertanggung jawab kepada Sekretaris dan Kepala Bidang;
(5) Kelompok Jabatan Fungsional sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Badan yang dalam melaksanakan tugasnya dipimpin oleh seorang tenaga fungsional senior yang ditunjuk;
(6) Bagan Susunan Organisasi Badan Perencanaan Pembangunan Daerah tercantum dalam Lampiran II yang merupakan bagian tidak terpisahkan Peraturan Bupati ini.
Bagian Ketiga
Badan Kesatuan Bangsa, Politik dan Perlindungan Masyarakat Pasal 4
(1) Susunan Organisasi Badan Kesatuan Bangsa, Politik dan Perlindungan Masyarakat terdiri dari :
a. Kepala Badan;
b. Sekretariat, terdiri dari :
1. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian; 2. Sub Bagian Program dan Pelaporan; 3. Sub Bagian Keuangan.
c. Bidang Bina Ideologi dan Wawasan Kebangsaan, terdiri dari : 1. Sub Bidang Bina Ideologi dan Wawasan Kebangsaaan; 2. Sub Bidang Kewaspadaan Nasional.
d. Bidang Bina Politik dan Sosial Kemasyarakatan, terdiri dari : 1. Sub Bidang Bina Politik;
2. Sub Bidang Ketahanan Seni, Budaya, Agama, Ekonomi dan Kemasyarakatan.
e. Bidang Perlindungan Masyarakat, terdiri dari :
1. Sub Bidang Identifikasi, Pencegahan dan Penanggulangan;
2. Sub Bidang Bina Kelembagaan, Sumber Daya Manusia Satuan Perlindungan Masyarakat dan Hak Asasi Manusia.
f. Kelompok Jabatan Fungsional.
(2) Sekretariat sebagaimana tersebut pada ayat (1) dipimpin oleh seorang Sekretaris yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada kepala Badan;
(3) Bidang sebagaimana tersebut pada ayat (1) masing – masing dipimpin oleh seorang kepala yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada kepala Badan melalui Sekretaris;
(4) Sub Bagian dan Sub Bidang sebagaimana tersebut pada ayat (1) masing masing dipimpin oleh seorang kepala yang bertanggung jawab kepada Sekretaris dan kepala bidang;
(11)
(5) Kelompok Jabatan Fungsional sebagaimana tersebut pada ayat (1) berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Badan yang dalam melaksanakan tugasnya dipimpin oleh seorang tenaga fungsional senior yang ditunjuk;
(6) Bagan Susunan Organisasi Badan Kesatuan Bangsa, Politik dan Perlindungan Masyarakat tercantum dalam Lampiran III yang merupakan bagian tidak terpisahkan Peraturan Bupati ini.
Bagian Keempat Badan Ketahanan Pangan
Pasal 5
(1) Susunan Organisasi Badan Ketahanan Pangan terdiri dari : a. Kepala Badan;
b. Sekretariat, terdiri dari:
1. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian; 2. Sub Bagian Program dan Pelaporan; 3. Sub Bagian Keuangan;
c. Bidang Ketersediaan Pangan;
1. Sub Bidang Cadangan dan Kerawanan Pangan; 2. Sub Bidang Kelembagaan Pangan;
d. Bidang Konsumsi dan Keamanan Pangan;
1. Sub Bidang Konsumsi dan Penganekaragaman Pangan; 2. Sub Bidang Keamanan Pangan dan Gizi;
e. Bidang Distribusi Pangan;
1. Sub Bidang Distribusi dan Akses Pangan; 2. Sub Bidang Analisa Harga Pangan;
f. Kelompok Jabatan Fungsional; g. Unit Pelaksana Teknis Badan.
(2) Sekretariat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dipimpin oleh seorang Sekretaris yang bertanggung jawab kepada kepala Badan;
(3) Bidang dan Unit Pelaksana Teknis Badan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) masing – masing dipimpin oleh seorang kepala yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada kepala Badan melalui Sekretaris;
(4) Sub Bagian dan Sub Bidang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) masing masing dipimpin oleh seorang kepala yang bertanggung jawab kepada Sekretaris, Kepala Bidang dan Kepala Unit Pelaksana Teknis Badan;
(5) Kelompok Jabatan Fungsional sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Badan yang dalam melaksanakan tugasnya dipimpin oleh seorang tenaga fungsional senior yang ditunjuk;
(6) Bagan Susunan Organisasi Badan Ketahanan Pangan tercantum dalam Lampiran IV yang merupakan bagian tidak terpisahkan Peraturan Bupati ini.
Bagian Kelima
Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Pasal 6
(1)Susunan Organisasi Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa terdiri dari:
(12)
a. Kepala Badan;
b. Sekretariat, terdiri dari:
1. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian; 2. Sub Bagian Program dan Pelaporan; 3. Sub Bagian Keuangan.
c. Bidang Pemerintahan Desa dan Kelurahan, terdiri dari:
1. Sub Bidang Perangkat dan Administrasi Desa dan Kelurahan;
2. Sub Bidang Pendapatan, Kekayaan dan Pengembangan Desa dan Kelurahan.
d. Bidang Kelembagaan Pengembangan Adat dan Sosial Budaya, terdiri dari:
1. Sub Bidang Kelembagaan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia; 2. Sub Bidang Pengembangan Adat dan Sosial Budaya Masyarakat. e. Bidang Usaha Ekonomi Masyarakat, terdiri dari :
1. Sub Bidang Pengembangan Usaha Ekonomi dan Permodalan; 2. Sub Bidang Pengembangan Produksi dan Pangan Masyarakat.
f. Bidang Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Teknologi Tepat Guna, terdiri dari:
1. Sub Bidang Pengelolaan Sumber Daya Alam; 2. Sub Bidang Pemanfaatan Teknologi Tepat Guna. g. Kelompok Jabatan Fungsional.
(2) Sekretariat sebagaimana tersebut pada ayat (1) dipimpin oleh seorang Sekretaris yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada kepala Badan;
(3) Bidang sebagaimana tersebut pada ayat (1) masing – masing dipimpin oleh seorang kepala yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada kepala Badan melalui Sekretaris;
(4)Sub Bagian dan Sub Bidang sebagaimana tersebut pada ayat (1) masing masing dipimpin oleh seorang kepala yang bertanggung jawab kepada Sekretaris dan Kepala Bidang;
(5) Kelompok Jabatan Fungsional sebagaimana tersebut pada ayat (1) berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Badan yang dalam melaksanakan tugasnya dipimpin oleh seorang tenaga fungsional senior yang ditunjuk;
(6) Bagan Susunan Organisasi Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa tercantum dalam Lampiran V yang merupakan bagian tidak terpisahkan Peraturan Bupati ini.
Bagian Keenam
Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana Pasal 7
(1) Susunan Organisasi Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana terdiri dari :
a. Kepala Badan;
b. Sekretariat, terdiri dari :
1. Sub Bagian Umum dan Perlengkapan; 2. Sub Bagian Program dan Pelaporan; 3. Sub Bagian Keuangan.
c. Bidang Pemberdayaan Perempuan, terdiri dari : 1. Sub Bidang Pengarusutamaan Gender;
(13)
2. Sub Bidang Pemberdayaan Organisasi Perempuan. d. Bidang Perlindungan Anak, terdiri dari:
1. Sub Bidang Kesejahteraan dan Perlindungan Anak; 2. Sub Bidang Data dan Informasi Perlindungan Anak.
e. Bidang Pengendalian Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi, terdiri dari :
1. Sub Bidang Pelayanan Keluarga Berencana;
2. Sub Bidang Kesehatan Reproduksi Remaja dan Perlindungan Hak hak Reproduksi.
f. Bidang Keluarga Sejahtera dan Pemberdayaan Keluarga, terdiri dari : 1. Sub Bidang Institusi dan Pemberdayaan Ekonomi Keluarga;
2. Sub Bidang Peningkatan Ketahanan dan Kualitas Keluarga. g. Bidang Informasi Program dan Pengelolaan Data, terdiri dari :
1. Sub Bidang Advokasi dan Komunikasi, Informasi dan Edukasi; 2. Sub Bidang Pengelolaan data.
h. Unit Pelaksana Teknis Badan; i. Kelompok Jabatan Fungsional.
(2) Sekretariat sebagaimana tersebut pada ayat (1) dipimpin oleh seorang Sekretaris yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada kepala Badan;
(3) Bidang dan Unit Pelaksana Teknis Badan sebagaimana tersebut pada ayat (1) masing – masing dipimpin oleh seorang kepala yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada kepala Badan melalui Sekretaris;
(4) Sub Bagian dan Sub Bidang sebagaimana tersebut pada ayat (1) masing masing dipimpin oleh seorang kepala yang bertanggung jawab kepada Sekretaris, Kepala Bidang dan Kepala Unit Pelaksana Teknis Badan;
(5) Kelompok Jabatan Fungsional sebagaimana tersebut pada ayat (1) berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Badan yang dalam melaksanakan tugasnya dipimpin oleh seorang tenaga fungsional senior yang ditunjuk;
(6) Bagan Susunan Organisasi Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana tercantum dalam Lampiran VI yang merupakan bagian tidak terpisahkan Peraturan Bupati ini.
Bagian Ketujuh
Badan Kepegawaian Daerah Pasal 8
1) Susunan Organisasi Badan Kepegawaian Daerah terdiri dari : a. Kepala Badan.
b. Sekretariat, terdiri dari :
1. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian; 2. Sub Bagian Program dan Pelaporan; 3. Sub Bagian Keuangan.
c. Bidang Pendidikan dan Pelatihan Kepegawaian, terdiri dari : 1. Sub Bidang Pendidikan dan Pelatihan Penjenjangan;
2. Sub Bidang Pendidikan dan Pelatihan Teknis, Fungsional dan Kader. d. Bidang Mutasi, terdiri dari :
1. Sub Bidang Kepangkatan; 2. Sub Bidang Penempatan.
(14)
e. Bidang Perencanaan dan Pengembangan Kepegawaian, terdiri dari : 1. Sub Bidang Perencanaan dan Pengadaan Kepegawaian;
2. Sub Bidang Pengembangan Kepegawaian.
f. Bidang Kesejahteraan dan Informasi Kepegawaian, terdiri dari : 1. Sub Bidang Kesejahteraan Kepegawaian;
2. Sub Bidang Data dan Informasi Kepegawaian. g. Kelompok Jabatan Fungsional.
(2) Sekretariat sebagaimana tersebut pada ayat (1) dipimpin oleh seorang Sekretaris yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada kepala Badan;
(3) Bidang sebagaimana tersebut pada ayat (1) masing – masing dipimpin oleh seorang kepala yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada kepala Badan melalui Sekretaris;
(4) Sub Bagian dan Sub Bidang sebagaimana tersebut pada ayat (1) masing masing dipimpin oleh seorang kepala yang bertanggung jawab kepada Sekretaris dan Kepala Bidang;
(5) Kelompok Jabatan Fungsional sebagaimana tersebut pada ayat (1) berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Badan yang dalam melaksanakan tugasnya dipimpin oleh seorang tenaga fungsional senior yang ditunjuk;
(6) Bagan Susunan Organisasi Badan Kepegawaian Daerah tercantum dalam Lampiran VII yang merupakan bagian tidak terpisahkan Peraturan Bupati ini.
Bagian Kedelapan Badan Lingkungan Hidup
Pasal 9
(1) Susunan Organisasi Badan Lingkungan Hidup terdiri dari : a. Kepala Badan;
b. Sekretariat, terdiri dari:
1. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian; 2. Sub Bagian Program dan Pelaporan; 3. Sub Bagian Keuangan;
c. Bidang Analisis Mengenai Dampak Lingkungan, terdiri dari:
1. Sub Bidang Pembinaan Teknis Analisis Mengenai Dampak Lingkungan;
2. Sub Bidang Pengelolaan Lingkungan;
d. Bidang Pengawasan dan Pengendalian Lingkungan, terdiri dari: 1. Sub Bidang Pengawasan Lingkungan;
2. Sub Bidang Pengendalian Lingkungan;
e. Bidang Pemulihan Lingkungan dan Peran Serta Masyarakat, terdiri dari:
1. Sub Bidang Pemulihan Lingkungan; 2. Sub Bidang Peran Serta Masyarakat; f. Kelompok Jabatan Fungsional;
g. Unit Pelaksana Teknis Badan.
(2) Sekretariat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dipimpin oleh seorang Sekretaris yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada kepala Badan;
(15)
(3) Bidang dan Unit Pelaksana Teknis Badan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) masing – masing dipimpin oleh seorang kepala yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Badan melalui Sekretaris;
(4) Sub Bagian dan Sub Bidang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) masing masing dipimpin oleh seorang kepala yang bertanggung jawab kepada Sekretaris dan Kepala Bidang;
(5) Kelompok Jabatan Fungsional sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Badan yang dalam melaksanakan tugasnya dipimpin oleh seorang tenaga fungsional senior yang ditunjuk;
(6) Bagan Susunan Organisasi Badan Lingkungan Hidup tercantum dalam Lampiran VIII yang merupakan bagian tidak terpisahkan Peraturan Bupati ini.
Bagian Kesembilan
Badan Pelaksana Penyuluhan Pertanian, Perikanan Dan Kehutanan Pasal 10
(1) Susunan Organisasi Badan Pelaksana Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan terdiri dari:
a. Kepala Badan;
b. Sekretariat, terdiri dari:
1. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian; 2. Sub Bagian Program dan Pelaporan; 3. Sub Bagian Keuangan;
c. Bidang Pembinaan Kelembagaan;
1. Sub Bidang Kelembagaan Penyuluhan;
2. Sub Bidang Kelembagaan Pelaku Utama, dan Pelaku Usaha; d. Bidang Pengembangan Sumber Daya Manusia;
1. Sub Bidang Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Manusia Penyuluh; 2. Sub Bidang Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Manusia Pelaku
Utama dan Pelaku Usaha;
e. Bidang Penyelenggaraan Penyuluhan;
1. Sub Bidang Pengembangan Metode dan Materi Penyuluhan;
2. Sub Bidang Monitoring dan Evaluasi Penyelenggaraan Penyuluhan; f. Bidang Sarana dan Prasarana, Kerjasama Penyuluhan;
1. Sub Bidang Sarana dan Prasarana Penyuluhan; 2. Sub Bidang Kerjasama Penyuluhan;
g. Kelompok Jabatan Fungsional; dan h. Unit Pelaksana Teknis Badan.
(2) Sekretariat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dipimpin oleh seorang Sekretaris yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Badan;
(3) Bidang dan Unit Pelaksana Teknis Badan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) masing – masing dipimpin oleh seorang kepala yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Badan melalui Sekretaris; (4) Sub Bagian dan Sub Bidang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) masing
masing dipimpin oleh seorang kepala yang bertanggung jawab kepada Sekretaris dan Kepala Bidang;
(5) Kelompok Jabatan Fungsional sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Badan yang dalam
(16)
melaksanakan tugasnya dipimpin oleh seorang tenaga fungsional senior yang ditunjuk;
(6) Bagan Susunan Organisasi Badan Pelaksana Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan tercantum dalam Lampiran IX yang merupakan bagian tidak terpisahkan Peraturan Bupati ini.
Bagian Kesepuluh
Badan Penanggulangan Bencana Daerah Pasal 11
(1) Susunan Organisasi Badan Penanggulangan Bencana Daerah, terdiri dari : a. Kepala.
b. Unsur Pengarah.
c. Unsur Pelaksana terdiri dari : a. Kepala Pelaksana
b. Sekretariat, terdiri dari : 1. Sub Bagian Program.
2. Sub Bagian Keuangan.
3. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian.
c. Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan, terdiri dari : 1. Seksi Pencegahan.
2. Seksi Kesiapsiagaan;
d. Bidang Kedaruratan dan Logistik, terdiri dari : 1. Seksi Penanganan Darurat.
2. Seksi Logistik dan Peralatan.
e. Bidang Rehabilitasi dan Rekonstruksi, terdiri dari : 1. Seksi Rehabilitasi.
2. Seksi Rekonstruksi.
f. Kelompok Jabatan Fungsional.
(2) Sekretariat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dipimpin oleh seorang Sekretaris yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Pelaksana;
(3) Bidang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) masing – masing dipimpin oleh seorang kepala yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Pelaksana melalui Sekretaris;
(4) Sub Bagian dan Seksi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) masing masing dipimpin oleh seorang kepala yang bertanggung jawab kepada Sekretaris dan Kepala Bidang;
(5) Kelompok Jabatan Fungsional sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Pelaksana yang dalam melaksanakan tugasnya dipimpin oleh seorang tenaga fungsional senior yang ditunjuk;
(6) Bagan Susunan Organisasi Badan Penanggulangan Bencana Daerah tercantum dalam Lampiran X yang merupakan bagian tidak terpisahkan Peraturan Bupati ini.
Bagian Kesebelas
Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu Pasal 12
(1) Susunan organisasi Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu terdiri dari : a. Kepala Kantor.
(17)
b. Sub Bagian Tata Usaha. c. Seksi Pelayanan Perizinan. d. Seksi Pengelolaan Perizinan.
e. Seksi Pengaduan, Pendataan dan Monitoring dan Evaluasi. f. Tim Teknis.
g. Kelompok Jabatan Fungsional.
(2) Sub Bagian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dipimpin oleh seorang kepala yang bertanggung jawab kepada Kepala Kantor;
(3) Seksi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) masing masing dipimpin oleh seorang kepala yang bertanggung jawab kepada Kepala Kantor;
(4) Seksi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mengkoordinasikan Tim Teknis yang terdiri dari unsurunsur perangkat daerah yang mempunyai kewenangan dibidang pelayanan perizinan.
(5) Tim Teknis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) bertanggung jawab kepada Kepala Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu melalui Kepala Seksi yang bersesuaian;
(6) Kelompok Jabatan Fungsional sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Kantor yang dalam melaksanakan tugasnya dipimpin oleh seorang tenaga fungsional senior yang ditunjuk;
(7) Bagan Susunan Organisasi Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu tercantum dalam Lampiran XI yang merupakan bagian tidak terpisahkan Peraturan Bupati ini.
Bagian Keduabelas
Sekretariat Dewan Pengurus KORPRI Pasal 13
(1) Susunan Organisasi Sekretariat Dewan Pengurus KORPRI, terdiri dari ; a. Sekretaris;
b. Sub Bagian Umum dan Kerja sama;
c. Sub Bagian Olahraga, Seni, Budaya, Mental dan Rohani d. Sub Bagian Usaha, Bantuan Hukum dan Sosial.
(2) Sub Bagian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) masing masing dipimpin oleh seorang kepala yang bertanggung jawab kepada Sekretaris;
(3) Bagan Susunan Organisasi Sekretariat Dewan Pengurus KORPRI adalah sebagaimana tercantum dalam Lampiran XII Peraturan Bupati ini.
Bagian Ketigabelas Kantor Penanaman Modal
Pasal 14
(1) Susunan Organisasi Kantor Penanaman modal terdiri dari : a. Kepala Kantor.
b. Subbagian Tata Usaha;
c. Seksi Kerjasama dan Promosi Penanaman Modal;
d. Seksi Pelayanan, Pengelolaan Data dan Sistem Informasi Penanaman Modal;
e. Seksi Penyebarluasan, Pendidikan dan Pelatihan Penanaman Modal; f. Kelompok Jabatan Fungsional.
(18)
(2) Sub Bagian dan Seksi sebagaimana tersebut pada ayat (1) masing masing dipimpin oleh seorang kepala yang bertanggung jawab kepada Kepala Kantor;
(3) Kelompok Jabatan Fungsional sebagaimana tersebut pada ayat (1) berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Kantor yang dalam melaksanakan tugasnya dipimpin oleh seorang tenaga fungsional senior yang ditunjuk;
(4) Bagan Susunan Organisasi Kantor Penanaman Modal Daerah tercantum dalam Lampiran XIII yang merupakan bagian tidak terpisahkan Peraturan Bupati ini.
Bagian Keempatbelas
Kantor Perpustakan dan Arsip Daerah Pasal 15
(1) Susunan Organisasi Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah terdiri dari : a. Kepala Kantor;
b. Subbagian Tata Usaha;
c. Seksi Program dan Pengembangan; d. Seksi Penataan Arsip;
e. Seksi Akuisisi Perpustakaan;
eA. Unit Pelayanan Perpustakaan Masyarakat; f. Kelompok Jabatan Fungsional.
(2) Sub Bagian dan Seksi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) masing masing dipimpin oleh seorang kepala yang bertanggung jawab kepada Kepala Kantor;
(3) Kelompok Jabatan Fungsional sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Kantor yang dalam melaksanakan tugasnya dipimpin oleh seorang tenaga fungsional senior yang ditunjuk;
(4) Bagan Susunan Organisasi Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah tercantum dalam Lampiran XIV yang merupakan bagian tidak terpisahkan Peraturan Bupati ini.
Bagian Kelimabelas Rumah Sakit Umum Daerah
Pasal 16
(1) Susunan Organisasi Rumah Sakit Umum Daerah terdiri dari : a. Direktur.
b. Bagian Tata Usaha, terdiri dari:
1. Sub bagian umum dan kepagawaian; 2. Sub Bagian Program dan Pelaporan; 3. Sub Bagian Keuangan.
c. Bidang Pelayanan terdiri dari: 1. Seksi Pelayanan Medis;
2. Seksi Pengendalian Pelayanan. d. Bidang Keperawatan terdiri dari:
(19)
2. Seksi Etika dan Mutu Keperawatan.
e. Bidang Penunjang dan Pengembangan Sumber Daya Manusia terdiri dari:
1. Seksi Penunjang Pelayanan;. 2. Seksi Pendidikan dan Pelatihan. f. Kelompok Jabatan Fungsional.
(2) Bagian dan Bidang sebagaimana tersebut pada ayat (1) masing masing dipimpin oleh seorang kepala yang bertanggung jawab kepada Direktur;
(3) Sub Bagian dan Seksi sebagaimana tersebut pada ayat (1) masingmasing dipimpin oleh seorang kepala yang bertanggung jawab kepada Kepala Bagian dan Kepala Bidang;
(4) Kelompok jabatan fungsional sebagaimana tersebut pada ayat (1) berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Direktur yang dalam melaksanakan tugasnya dipimpin oleh seorang tenaga fungsional senior yang ditunjuk;
(5) Bagan Susunan Organisasi Rumah Sakit Umum Daerah tercantum dalam Lampiran XV yang merupakan bagian tidak terpisahkan Peraturan Bupati ini.
Bagian Keenambelas Satuan Polisi Pamong Praja
Pasal 17
(1) Susunan Organisasi Satuan Polisi Pamong Praja terdiri dari : a. Kepala.
b. Subbagian Tata Usaha;
c. Seksi Operasional dan Penertiban;
d. Seksi Pengawasan, Pengamanan, dan Pengawalan;
e. Seksi Pengembangan Kualitas Sumberdaya Manusia Satuan Polisi Pamong Praja;
f. Kelompok Jabatan Fungsional.
(2) Sub Bagian dan Seksi sebagaimana tersebut pada ayat (1) masing masing dipimpin oleh seorang kepala yang bertanggung jawab kepada Kepala Kantor;
(3) Kelompok jabatan fungsional sebagaimana tersebut pada ayat (1) berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Satuan yang dalam melaksanakan tugasnya dipimpin oleh seorang tenaga fungsional senior yang ditunjuk;
(4) Bagan Susunan Organisasi Satuan Polisi Pamong Praja tercantum dalam Lampiran XVI yang merupakan bagian tidak terpisahkan Peraturan Bupati ini.
BAB III
RINCIAN TUGAS DAN FUNGSI Bagian Kesatu
(20)
Paragraf 1 Sekretariat
Pasal 18
Sekretariat mempunyai tugas :
a. menyiapkan bahan koordinasi pengawasan dan memberikan pelayanan administratif dan fungsional kepada satuan kerja perangkat daerah di lingkungan Kabupaten;
b. melaksanakan operasi tindak lanjut terhadap temuan hasil pengawasan aparat pengawas fungsional;
c. melaksanakan urusan tata usaha, kearsipan dan perlengkapan rumah tangga Inspektorat;
d. menyiapkan bahan pengelolaan administrasi kepegawaian; e. menyiapkan bahan pengelolaan administrasi keuangan;
f. menyiapkan bahan penyusunan rencana program, evaluasi, dan pelaporan serta pembinaan organisasi dan ketatalaksanaan;
g. melaksanakan analisis dan pengembangan tugas dan fungsi Kesekretariatan;
h. melaksanakan tugas lain sesuai bidang tugas yang diberikan oleh atasan.
Pasal 19
Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pasal 18, Sekretariat mempunyai fungsi :
a. penyiapan bahan koordinasi dan pengendalian rencana dan program kerja pengawasan;
b. penghimpunan, pengelolaan, penilaian dan penyimpanan laporan hasil pengawasan fungsional daerah;
c. penyusunan bahan data dalam rangka pembinaan teknis fungsional;
d. penyusunan, penginventarisasian dan pengoordinasian data dalam rangka penatausahaan proses penanganan pengaduan; dan
e. pelaksanaan urusan kepegawaian, keuangan, surat menyurat dan rumah tangga.
Pasal 20
Sub Bagian Perencanaan mempunyai tugas :
a. menyiapkan bahan penyusunan dan pengendalian rencana/program kerja pengawasan, menghimpun dan menyiapkan rancangan peraturan perundangundangan, dokumentasi dan pengolahan data pengawasan. b. merencanakan, melaksanakan, mengendalikan, mengevaluasi dan
melaporkan kegiatan Sub Bagian Perencanaan;
c. melaksanakan analisis dan pengembangan tugas dan fungsi Sub Bagian Perencanaan;
d. melaksanakan tugas lain sesuai bidang tugas yang diberikan oleh atasan.
Pasal 21
Untuk melaksanakan tugas sebagaimana tersebut pada pasal 20, Sub Bagian Perencanaan mempunyai fungsi :
(21)
a. pengoordinasian penyiapan rencana/program kerja pengawasan dan fasilitas;
b. penyusunan anggaran Inspektorat;
c. penyiapan laporan dan statistik Inspektorat; d. penyiapan peraturan perundangundangan; dan e. penyiapan dokumentasi dan pengolahan data
pengawasan.
Pasal 22
Sub Bagian Evaluasi dan Pelaporan mempunyai tugas :
a. menyiapkan bahan penyusunan, menghimpun, mengolah, menilai dan menyimpan laporan hasil pengawasan aparat pengawasan fungsional dan melakukan administratif pengaduan masyarakat serta menyusun laporan kegiatan pengawasan.
b. merencanakan, melaksanakan, mengendalikan, mengevaluasi dan melaporkan kegiatan Sub Bagian Evaluasi dan Pelaporan;
c. melaksanakan analisis dan pengembangan tugas dan fungsi Sub Bagian Evaluasi dan Pelaporan;
d. melaksanakan tugas lain sesuai bidang tugas yang diberikan oleh atasan.
Pasal 23
Untuk melaksanakan tugas sebagaimana tersebut pada pasal 22, Sub Bagian Evaluasi dan Pelaporan mempunyai fungsi :
a. penginventarisasian hasil pengawasan dan tindaklanjut hasil pengawasan;
b. pengadministrasian laporan hasil pengawasan; c. pelaksanaan evaluasi laporan hasil pengawasan; d. pelaksanaan statistik hasil pengawasan; dan e. penyelenggaraan kerjasama pengawasan.
Pasal 24
Sub Bagian Administrasi dan Umum mempunyai tugas :
a. melakukan urusan kepegawaian, keuangan, penatausahaan surat menyurat dan urusan rumah tangga.
b. merencanakan, melaksanakan, mengendalikan, mengevaluasi dan melaporkan kegiatan Sub Bagian Administrasi dan Umum;
c. melaksanakan analisis dan pengembangan tugas dan fungsi Sub Bagian Administrasi dan Umum;
d. melaksanakan tugas lain sesuai bidang tugas yang diberikan oleh atasan.
Pasal 25
Untuk melaksanakan tugas sebagaimana tersebut pada pasal 24, Sub Bagian Administrasi dan Umum mempunyai fungsi :
a. pengelolaan urusan tata usaha surat menyurat dan kearsipan;
b. pengelolaan administrasi, inventarisasi, pengkajian, analisis pelaporan;
c. pengelolaan urusan kepegawaian;
(22)
e. pengelolaan urusan keuangan.
Paragraf 2
Inspektur Pembantu Wilayah Pasal 26
Inspektur Pembantu Wilayah mempunyai tugas :
a. mengumpulkan, mengolah data dan informasi, menginventarisir permasalahan serta melaksanakan pemecahan permasalahan yang berkaitan dengan pelaksanaan pengawasan terhadap urusan pemerintah daerah dan kasus pengaduan;
b. melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan urusan pemerintahan daerah dan kasus pengaduan;
c. merencanakan, melaksanakan, mengendalikan, mengevaluasi dan melaporkan kegiatan Inspektur Pembantu Wilayah;
d. menyiapkan bahan kebijakan, bimbingan dan pembinaan serta petunjuk teknis sesuai bidang tugasnya;
e. melaksanakan analisis dan pengembangan tugas dan fungsi Inspektur Pembantu Wilayah;
f. melaksanakan tugas lain sesuai bidang tugas yang diberikan oleh atasan.
Pasal 27
Untuk melaksanakan tugas sebagaimana tersebut pada pasal 26, Inspektur Pembantu Wilayah mempunyai fungsi :
a. pengusulan program pengawasan di wilayah; b. pengoordinasian pelaksanaan pengawasan;
c. pengawasan terhadap penyelenggaraan urusan pemerintahan daerah; dan d. pemeriksaan, pengusutan, pengujian, dan penilaian tugas pengawasan;
Paragraf 3 Seksi Pengawas
Pasal 28
Seksi Pengawas mempunyai tugas :
a. menyusun, mengolah data dan informasi, menginventarisir permasalahan serta melaksanakan pemecahan permasalahan yang berkaitan dengan pelaksanaan pengawasan terhadap urusan pemerintah daerah dan kasus pengaduan;
b. merencanakan, melaksanakan, mengendalikan, mengevaluasi dan melaporkan kegiatan Seksi Pengawas;
c. menyiapkan bahan penyusunan kebijakan, pedoman dan petunjuk teknis yang berkaitan dengan pengelolaan pembiayaan dan subsidi pendidikan anak usia dini dan dasar;
d. menyiapkan bahan penyusunan kegiatan dan melaksanakan tugas ketatausahaan Inspektur Pembantu Wilayah;
e. melaksanakan analisis dan pengembangan tugas dan fungsi Seksi Pengawas;
f. melaksanakan tugas lain sesuai bidang tugas yang diberikan oleh atasan.
(23)
Pasal 29
Untuk melaksanakan tugas sebagaimana tersebut pada pasal 28, Seksi Pengawas mempunyai fungsi :
a. pengusulan program pengawasan di wilayah kerja sesuai bidang tugasnya;
b. pengoordinasian pelaksanaan pengawasan sesuai bidang tugasnya;
c. pengawasan terhadap penyelenggaraan urusan pemerintahan daerah sesuai bidang tugasnya; dan
d. pemeriksaan, pengusutan, pengujian dan penilaian tugas pengawasan sesuai bidang tugasnya.
Paragraf 4
Kelompok Jabatan Fungsional Pasal 30
Kelompok jabatan fungsional mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas pemerintah daerah sesuai dengan keahlian dan kebutuhan.
Pasal 31
(1) Kelompok jabatan fungsional terdiri dari sejumlah tenaga, dalam jenjang jabatan fungsional yang terbagi dalam berbagai keahlian;
(2) Jumlah jabatan fungsional ditentukan berdasarkan kebutuhan dan beban kerja;
(3) Jenis dan jenjang jabatan fungsional diatur sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku.
Bagian Kedua
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Paragraf 1
Sekretariat Pasal 32
(1) Sekretariat mempunyai tugas menyiapkan bahan perumusan kebijakan, koordinasi pelaksanaan tugas, pembinaan dan pemberian dukungan administrasi yang meliputi ketatausahaan, umum, kepegawaian, keuangan, perlengkapan dan kerumahtanggaan.
(2) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Sekretariat menyelenggarakan fungsi :
a. penyiapan perumusan kebijakan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah;
b. penyusunan rencana kerja dan program Badan Perencanaan Pembangunan Daerah;
c. pelaksanaan koordinasi dan sinkronisasi program Badan Perencanaan Pembangunan Daerah;
(24)
d. pelaksanaan koordinasi tugas unitunit organisasi di lingkungan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah;
e. pelaksanaan koordinasi, monitoring, evaluasi dan pelaporan; dan f. pembinaan urusan keuangan, ketatausahaan, kepegawaian,
perlengkapan dan kerumahtanggaan.
Pasal 33
(1) Sub Bagian Umum dan Kepegawaian mempunyai tugas melakukan urusan ketatausahaan, kepegawaian, perlengkapan, kerumahtanggaan, kehumasan dan keprotokolan.
(2) Rincian tugas Sub Bagian Umum dan Kepegawaian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah sebagai berikut :
a. melakukan pengelolaan urusan ketatausahaan; b. melakukan pengelolaan urusan kepegawaian; c. melakukan pengelolaan urusan perlengkapan;
d. melakukan pengelolaan urusan kerumahtanggaan dan keprotokolan; e. menyiapkan bahan pelaksanaan publikasi dan penyebaran informasi
serta pengelolaan dokumen dan perpustakaan;
f. menyiapkan laporan pelaksanaan kegiatan Sub Bagian Umum dan Kepegawaian; dan
g. melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan.
Pasal 34
(1) Sub Bagian Program dan Pelaporan mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perumusan kebijakan, koordinasi, penyusunan program, monitoring, evaluasi dan pelaporan.
(2) Rincian tugas Sub Bagian Program dan Pelaporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah sebagai berikut :
a. menyiapkan bahan dalam rangka perumusan kebijakan, program dan pelaporan Badan;
b. menghimpun dan menganalisa data dalam rangka penyusunan program dan pelaporan Badan;
c. menyiapkan bahan koordinasi monitoring dan evaluasi program ;
d. menyiapkan laporan pelaksanaan kegiatan Sub Bagian Program dan Pelaporan; dan
e. melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan.
Pasal 35
(1) Sub Bagian Keuangan mempunyai tugas melakukan pengelolaan urusan keuangan.
(2) Rincian tugas Sub Bagian Keuangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah sebagai berikut :
a. mengumpulkan/mengolah data keuangan untuk bahan penyusunan laporan keuangan;
b. menyiapkan bahan usulan dan pemberhentian pemimpin kegiatan, kuasa pimpinan kegiatan, bendaharawan dan atasan langsungnya;
c. melaksanakan penyiapan bahan penyusunan rencana penerimaan dan anggaran belanja Badan Perencanaan Pembangunan Daerah;
d. menyiapkan bahan penyelenggaraan pembinaan administrasi keuangan dan perbendaharaan;
(25)
e. mencatat dan mengklarifikasi laporan hasil pemeriksaan serta penyiapan tindaklanjut;
f. menyiapkan laporan pelaksanaan kegiatan Sub Bagian Keuangan; dan
g. melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan.
Paragraf 2
Bidang Penelitian, Pengembangan, Data dan Statistik Pasal 36
(1) Bidang Penelitian, Pengembangan, Data dan Statistik mempunyai tugas melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan, koordinasi, integrasi, sinkronisasi dan simplifikasi dibidang penelitian, pengembangan, data dan statistik.
(2) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Bidang Penelitian, Pengembangan, Data dan Statistik menyelenggarakan fungsi : a. pelaksanaan koordinasi, integrasi, sinkronisasi dan simplifikasi
kegiatan, data dan menyiapkan bahanbahan rumusan kebijakan dibidang penelitian, pengembangan, data dan statistik;
b. penyusunan bahan kebijakan teknis dibidang penelitian, pengembangan, data dan statistik;
c. pelaksanaan pembinaan, supervisi, monitoring dan evaluasi bidang penelitian, pengembangan, data dan statistik; dan
d. pelaksanaan tugas lain sesuai bidang tugas yang diberikan oleh atasan.
Pasal 37
(1) Sub Bidang Penelitian, Pengembangan dan Kerjasama Pembangunan mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perumusan kebijakan, koordinasi, integrasi, sinkronisasi, simplifikasi, supervisi, monitoring dan evaluasi, serta menyiapkan bahan pembinaan teknis dibidang penelitian, pengembangan dan kerjasama pembangunan;
(2) Rincian tugas Sub Bidang Penelitian, Pengembangan dan Kerjasama Pembangunan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah sebagai berikut :
a. menyusun rencana dan program kerja tahunan Sub Bidang Penelitian, Pengembangan dan Kerjasama Pembangunan;
b. menyiapkan bahan untuk pelaksanaan koordinasi, integrasi, sinkronisasi dan simplifikasi kegiatan penelitian, kompilasi hasil penelitian, perizinan penelitian dan penyusunan hak paten hasil penelitian dimasing – masing bidang perencanaan;
c. melaksanakan koordinasi, pelaksanaan dan kerjasama penelitian dengan unit kerja terkait;
d. melaksanakan bimbingan teknis dan fasilitasi kegiatan seminar, diskusi terbatas dalam berbagai hal yang berkembang dimasyarakat dibidang pemerintahan, pembangunan, pemberdayaan dan perlindungan masyarakat, pengembangan sumber – sumber pendapatan dan keuangan daerah;
e. menyusun rencana kerjasama pembangunan Kecamatan dan Desa;
(26)
f. menyiapkan bahan dan evaluasi hasil – hasil penelitian untuk dijadikan bahan pertimbangan dalam penyusunan perencanaan pembangunan di daerah;
g. melaporkan hasil pelaksanaan tugas dan memberikan saran pertimbangan kepada atasan untuk bahan perumusan kebijakan; dan h. melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan.
Pasal 38
(1) Sub Bidang Data dan Statistik mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perumusan kebijakan, koordinasi, integrasi, sinkronisasi, simplifikasi, supervisi, monitoring dan evaluasi, serta menyiapkan bahan pembinaan teknis dibidang data dan statistik.
(2) Rincian tugas Sub Bidang Data dan Statistik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah sebagai berikut :
a. menyusun rencana dan program kerja tahunan Sub Bidang Data dan Statistik;
b. menyiapkan bahan untuk pelaksanaan koordinasi, integrasi, sinkronisasi dan simplifikasi kegiatan yang berkaitan data dan statistik; c. merumuskan kebijakan di bidang statistik pada tingkat
Kabupaten;
d. menetapkan sistem informasi statistik nasional di Kabupaten yang meliputi statistik sosial, produksi dan distribusi;
e. melakukan pengumpulan, pengolahan, analisis, evaluasi dan pelaporan statistik sosial, produksi dan distribusi;
f. melakukan pengumpulan, kompilasi data, pengolahan, analisis, evaluasi dan pelaporan neraca wilayah dan analisis statistik lintas sektor;
g. melakukan pengintegrasian pengolahan data, pengolahan jaringan dan rujukan serta diseminasi dan layanan statistik;
h. melaksanakan pengembangan kerjasama antar lembaga untuk pengembangan data dan statistik;
i. melaporkan hasil pelaksanaan tugas dan memberikan saran pertimbangan kepada atasan untuk bahan perumusan kebijakan; dan j. melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan.
Paragraf 3
Bidang Perencanaan Pembangunan Ekonomi Pasal 39
(1) Bidang Perencanaan Pembangunan Ekonomi mempunyai tugas melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan, koordinasi, integrasi, sinkronisasi dan simplifikasi dibidang perencanaan pembangunan ekonomi.
(2) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Bidang perencanaan pembangunan ekonomi menyelenggarakan fungsi :
a. pelaksanaan koordinasi, integrasi, sinkronisasi dan simplifikasi kegiatan, data dan menyiapkan bahanbahan rumusan kebijakan bidang perencanaan pembangunan ekonomi;
b. penyusunan bahan kebijakan teknis dibidang perencanaan pembangunan ekonomi;
(27)
c. pelaksanaan pembinaan, supervisi, monitoring dan evaluasi bidang perencanaan pembangunan ekonomi; dan
d. pelaksanaan tugas lain sesuai bidang tugas yang diberikan oleh atasan.
Pasal 40
(1) Sub Bidang Pertanian, Kelautan dan Perikanan mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perumusan kebijakan, koordinasi, integrasi, sinkronisasi, simplifikasi, supervisi, monitoring dan evaluasi, serta menyiapkan bahan pembinaan teknis bidang pertanian, kelautan dan perikanan.
(2) Rincian tugas Sub Bidang Pertanian, Kelautan dan Perikanan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah sebagai berikut :
a. menyusun rencana dan program kerja tahunan Sub Bidang Pertanian, Kelautan dan Perikanan;
b. menyiapkan bahan untuk pelaksanaan koordinasi, integrasi, sinkronisasi dan simplifikasi perencanaan pembangunan pertanian, kelautan dan perikanan yang disusun oleh Dinas – Dinas Daerah dan Lembaga Teknis Daerah di lingkungan Kabupaten Bima;
c. menyiapkan bahan penyusunan kebijakan, pedoman dan petunjuk teknis yang berkaitan dengan tugas – tugas dibidang pertanian, kelautan dan perikanan;
d. melaporkan hasil pelaksanaan tugas dan memberikan saran pertimbangan kepada atasan untuk bahan perumusan kebijakan; dan e. melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan.
Pasal 41
(1) Sub Bidang Investasi dan Pengembangan Dunia Usaha mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perumusan kebijakan, koordinasi, integrasi, sinkronisasi, simplifikasi, supervisi, monitoring dan evaluasi, serta menyiapkan bahan pembinaan teknis dibidang investasi dan pengembangan dunia usaha.
(2) Rincian tugas Sub Bidang Investasi dan Pengembangan Dunia Usaha sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah sebagai berikut :
a. menyusun rencana dan program kerja tahunan Sub Bidang Investasi dan Pengembangan Dunia Usaha;
b. menyiapkan bahan untuk pelaksanaan koordinasi, integrasi, sinkronisasi dan simplifikasi perencanaan pembangunan investasi dan pengembangan dunia usaha yang disusun oleh Dinas – Dinas Daerah dan Lembaga Teknis Daerah di lingkungan Kabupaten Bima;
c. menyiapkan bahan penyusunan kebijakan, pedoman dan petunjuk teknis yang berkaitan dengan tugas – tugas dibidang investasi dan pengembangan dunia usaha;
d. melaporkan hasil pelaksanaan tugas dan memberikan saran pertimbangan kepada atasan untuk bahan perumusan kebijakan; dan e. melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan.
Paragraf 4
(28)
Pasal 42
(1) Bidang Perencanaan Pembangunan Fisik dan Prasarana Wilayah mempunyai tugas melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan, koordinasi, integrasi, sinkronisasi dan simplifikasi dibidang perencanaan pembangunan fisik dan prasarana wilayah.
(2) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Bidang Perencanaan Pembangunan Fisik dan Prasarana Wilayah menyelenggarakan fungsi :
a. pelaksanaan koordinasi, integrasi, sinkronisasi dan simplifikasi kegiatan, data dan menyiapkan bahanbahan rumusan kebijakan dibidang Perencanaan Pembangunan Fisik dan Prasarana Wilayah;
b. penyusunan bahan kebijakan teknis dibidang Perencanaan Pembangunan Fisik dan Prasarana Wilayah;
c. pelaksanaan pembinaan, supervisi, monitoring dan evaluasi bidang Perencanaan Pembangunan Fisik dan Prasarana Wilayah; dan d. pelaksanaan tugas lain sesuai bidang tugas yang diberikan oleh
atasan.
Pasal 43
(1) Sub Bidang Perumahan dan Prasarana Wilayah mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perumusan kebijakan, koordinasi, integrasi, sinkronisasi, simplifikasi, supervisi, monitoring dan evaluasi, serta menyiapkan bahan pembinaan teknis dibidang perumahan dan prasarana wilayah.
(2) Rincian tugas Sub Bidang Perumahan dan Prasarana Wilayah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah sebagai berikut :
a. menyusun rencana dan program kerja tahunan Sub Bidang Perumahan dan Prasarana Wilayah;
b. menyiapkan bahan untuk pelaksanaan koordinasi, integrasi, sinkronisasi dan simplifikasi perencanaan pembangunan perumahan dan prasarana wilayah yang disusun oleh Dinas – Dinas Daerah dan Lembaga Teknis Daerah di lingkungan Kabupaten Bima;
c. menyiapkan bahan penyusunan kebijakan, pedoman dan petunjuk teknis yang berkaitan dengan tugas – tugas dibidang perumahan dan prasarana wilayah;
d. melaporkan hasil pelaksanaan tugas dan memberikan saran pertimbangan kepada atasan untuk bahan perumusan kebijakan; dan e. melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan.
Pasal 44
(1) Sub Bidang Tata Ruang, Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perumusan kebijakan, koordinasi, integrasi, sinkronisasi, simplifikasi, supervisi, monitoring dan evaluasi, serta menyiapkan bahan pembinaan teknis dibidang tata ruang, sumber daya alam dan lingkungan hidup.
(2) Rincian tugas Sub Bidang Tata Ruang, Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah sebagai berikut :
(29)
a. menyusun rencana dan program kerja tahunan Sub Bidang Tata Ruang, Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup;
b. menyiapkan bahan untuk pelaksanaan koordinasi, integrasi, sinkronisasi dan simplifikasi perencanaan pembangunan tata ruang, sumber daya alam dan lingkungan hidup yang disusun oleh Dinas – Dinas Daerah dan Lembaga Teknis Daerah di lingkungan Kabupaten Bima;
c. menyiapkan bahan penyusunan kebijakan, pedoman dan petunjuk teknis yang berkaitan dengan tugas – tugas dibidang tata ruang, sumber daya alam dan lingkungan hidup;
d. melaporkan hasil pelaksanaan tugas dan memberikan saran pertimbangan kepada atasan untuk bahan perumusan kebijakan; dan e. melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan.
Paragraf 5
Bidang Perencanaan Pembangunan Sosial dan Budaya Pasal 45
(1) Bidang Perencanaan Pembangunan Sosial dan Budaya mempunyai tugas melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan, koordinasi, integrasi, sinkronisasi dan simplifikasi dibidang perencanaan pembangunan sosial dan budaya.
(2) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Bidang Perencanaan Pembangunan Sosial dan Budaya menyelenggarakan fungsi :
a. pelaksanaan koordinasi, integrasi, sinkronisasi dan simplifikasi kegiatan, data dan menyiapkan bahanbahan rumusan kebijakan dibidang perencanaan pembangunan sosial dan budaya;
b. penyusunan bahan kebijakan teknis dibidang perencanaan pembangunan sosial dan budaya;
c. pelaksanaan pembinaan, supervisi, monitoring dan evaluasi bidang perencanaan pembangunan sosial dan budaya; dan
d. pelaksanaan tugas lain sesuai bidang tugas yang diberikan oleh atasan.
Pasal 46
(1) Sub Bidang Sosial, Budaya dan Pemerintahan mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perumusan kebijakan, koordinasi, integrasi, sinkronisasi, simplifikasi, supervisi, monitoring dan evaluasi, serta menyiapkan bahan pembinaan teknis dibidang sosial, budaya dan pemerintahan.
(2) Rincian tugas Sub Bidang Sosial, Budaya dan Pemerintahan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah sebagai berikut :
a. menyusun rencana dan program kerja tahunan Sub Bidang Sosial, Budaya dan Pemerintahan;
b. menyiapkan bahan untuk pelaksanaan koordinasi, integrasi, sinkronisasi dan simplifikasi perencanaan pembangunan sosial, budaya dan pemerintahan yang disusun oleh Dinas – Dinas Daerah dan Lembaga Teknis Daerah di lingkungan Kabupaten Bima;
(30)
c. menyiapkan bahan penyusunan kebijakan, pedoman dan petunjuk teknis yang berkaitan dengan tugas – tugas dibidang sosial, budaya dan pemerintahan;
d. melaporkan hasil pelaksanaan tugas dan memberikan saran pertimbangan kepada atasan untuk bahan perumusan kebijakan; dan e. melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan.
Pasal 47
(1) Sub Bidang Sumber Daya Manusia dan Pemberdayaan Masyarakat mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perumusan kebijakan, koordinasi, integrasi, sinkronisasi, simplifikasi, supervisi, monitoring dan evaluasi, serta menyiapkan bahan pembinaan teknis dibidang sumber daya manusia dan pemberdayaan masyarakat.
(2) Rincian tugas Sub Bidang Sumber Daya Manusia dan Pemberdayaan Masyarakat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah sebagai berikut : a. menyusun rencana dan program kerja tahunan Sub Bidang
Sumber Daya Manusia dan Pemberdayaan Masyarakat;
b. menyiapkan bahan untuk pelaksanaan koordinasi, integrasi, sinkronisasi dan simplifikasi perencanaan pembangunan sumber daya manusia dan pemberdayaan masyarakat yang disusun oleh Dinas – Dinas Daerah dan Lembaga Teknis Daerah di lingkungan Kabupaten Bima;
c. menyiapkan bahan penyusunan kebijakan, pedoman dan petunjuk teknis yang berkaitan dengan tugas – tugas dibidang sumber daya manusia dan pemberdayaan masyarakat;
d. melaporkan hasil pelaksanaan tugas dan memberikan saran pertimbangan kepada atasan untuk bahan perumusan kebijakan; dan e. melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan.
Paragraf 6
Bidang Perencanaan dan Pengendalian Pembangunan Pasal 48
(1) Bidang Perencanaan dan Pengendalian Pembangunan mempunyai tugas melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan, koordinasi, integrasi, sinkronisasi dan simplifikasi dibidang perencanaan dan pengendalian pembangunan.
(2) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Bidang Perencanaan dan Pengendalian Pembangunan menyelenggarakan fungsi :
a. pelaksanaan koordinasi, integrasi, sinkronisasi dan simplifikasi kegiatan, data dan menyiapkan bahanbahan rumusan kebijakan dibidang perencanaan dan pengendalian pembangunan;
b. penyusunan bahan kebijakan teknis dibidang perencanaan dan pengendalian pembangunan;
c. pelaksanaan pembinaan, supervisi, monitoring dan evaluasi dibidang perencanaan dan pengendalian pembangunan; dan
d. pelaksanaan tugas lain sesuai bidang tugas yang diberikan oleh atasan.
(31)
Pasal 49
(1) Sub Bidang Perencanaan dan Penganggaran mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perumusan kebijakan, koordinasi, integrasi, sinkronisasi, simplifikasi, supervisi, monitoring dan evaluasi, serta menyiapkan bahan pembinaan teknis dibidang perencanaan dan penganggaran.
(2) Rincian tugas Sub Bidang Perencanaan dan Penganggaran sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah sebagai berikut :
a. menyusun rencana dan program kerja tahunan Sub Bidang Perencanaan dan Penganggaran;
b. menyiapkan bahan untuk pelaksanaan koordinasi, integrasi, sinkronisasi dan simplifikasi perencanaan dan penganggaran;
c. menyiapkan bahan penyusunan kebijakan, pedoman dan petunjuk teknis yang berkaitan dengan tugas – tugas dibidang perencanaan dan penganggaran;
d. menyelenggarakan Musyawarah Perencanaan Pembangunan dalam rangka penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD), Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) dan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD);
e. melaksanakan koordinasi penyusunan perencanaan pembangunan baik Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP), Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM), Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD), Kebijakan Umum, Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara;
f. melaporkan hasil pelaksanaan tugas dan memberikan saran pertimbangan kepada atasan untuk bahan perumusan kebijakan; dan g. melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan.
Pasal 50
(1) Sub Bidang Pengendalian Pembangunan mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perumusan kebijakan, koordinasi, integrasi, sinkronisasi, simplifikasi, supervisi, monitoring dan evaluasi, serta menyiapkan bahan pembinaan teknis dibidang pengendalian pembangunan.
(2) Rincian tugas Sub Bidang Pengendalian Pembangunan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah sebagai berikut :
a. menyusun rencana dan program kerja tahunan Sub Bidang Pengendalian Pembangunan;
b. menyiapkan bahan untuk pelaksanaan koordinasi, integrasi, sinkronisasi dan simplifikasi pengendalian pembangunan;
c. menyiapkan bahan penyusunan kebijakan, pedoman dan petunjuk teknis yang berkaitan dengan tugas – tugas dibidang Pengendalian Pembangunan;
d. melaksanakan evaluasi dan pengendalian pelaksanaan perencanaan pembangunan;
e. mengkoordinasikan, melaporkan rencana dan realisasi program/kegiatan dana dekonsentrasi dan tugas pembantuan;
f. melaporkan hasil pelaksanaan tugas dan memberikan saran pertimbangan kepada atasan untuk bahan perumusan kebijakan; dan g. melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan.
(1)
Cukup jelas Pasal 114
Cukup jelas Pasal 115
Cukup jelas Pasal 116
Cukup jelas Pasal 117
Cukup jelas Pasal 118
Cukup jelas Pasal 119
Cukup jelas Pasal 120
Cukup jelas Pasal 121
Cukup jelas Pasal 122
Cukup jelas Pasal 123
Cukup jelas Pasal 124
Cukup jelas Pasal 125
Cukup jelas Pasal 126
Cukup jelas Pasal 127
Cukup jelas Pasal 128
Cukup jelas Pasal 129
Cukup jelas Pasal 130
Cukup jelas Pasal 131
Cukup jelas Pasal 132
Cukup jelas Pasal 133
Cukup jelas Pasal 134
Cukup jelas Pasal 135
Cukup jelas Pasal 136
Cukup jelas Pasal 137
(2)
Pasal 141
Cukup jelas Pasal 142
Cukup jelas Pasal 143
Cukup jelas Pasal 144
Cukup jelas Pasal 145
Cukup jelas Pasal 146
Cukup jelas Pasal 147
Cukup jelas Pasal 148
Cukup jelas Pasal 149
Cukup jelas Pasal 150
Cukup jelas Pasal 151
Cukup jelas Pasal 152
Cukup jelas Pasal 153
Cukup jelas Pasal 154
Cukup jelas Pasal 155
Cukup jelas Pasal 156
Cukup jelas Pasal 157
Cukup jelas Pasal 158
Cukup jelas Pasal 159
Cukup jelas Pasal 160
Cukup jelas Pasal 161
Cukup jelas Pasal 162
Cukup jelas Pasal 163
Cukup jelas Pasal 164
Cukup jelas Pasal 165
(3)
Cukup jelas Pasal 166
Cukup jelas Pasal 167
Cukup jelas Pasal 168
Cukup jelas Pasal 169
Cukup jelas Pasal 170
Cukup jelas Pasal 171
Cukup jelas Pasal 172
Cukup jelas Pasal 173
Cukup jelas Pasal 174
Cukup jelas Pasal 175
Cukup jelas Pasal 176
Cukup jelas Pasal 177
Cukup jelas Pasal 178
Cukup jelas Pasal 179
Cukup jelas Pasal 180
Cukup jelas Pasal 181
Cukup jelas Pasal 182
Cukup jelas Pasal 183
Cukup jelas Pasal 184
Cukup jelas Pasal 185
Cukup jelas Pasal 186
Cukup jelas Pasal 187
Cukup jelas Pasal 188
Cukup jelas Pasal 189
(4)
Cukup jelas Pasal 193
Cukup jelas Pasal 194
Cukup jelas Pasal 195
Cukup jelas Pasal 196
Cukup jelas Pasal 197
Cukup jelas Pasal 198
Cukup jelas Pasal 199
Cukup jelas Pasal 200
Cukup jelas Pasal 201
Cukup jelas Pasal 202
Cukup jelas Pasal 203
Cukup jelas Pasal 204
Cukup jelas Pasal 205
Cukup jelas Pasal 206
Cukup jelas Pasal 207
Cukup jelas Pasal 208
Cukup jelas Pasal 209
Cukup jelas Pasal 210
Cukup jelas Pasal 211
Cukup jelas Pasal 212
Cukup jelas Pasal 213
Cukup jelas Pasal 214
Cukup jelas Pasal 215
Cukup jelas Pasal 216
Cukup jelas Pasal 217
(5)
Cukup jelas Pasal 218
Cukup jelas Pasal 219
Cukup jelas Pasal 220
Cukup jelas Pasal 221
Cukup jelas Pasal 222
Cukup jelas Pasal 223
Cukup jelas Pasal 224
Cukup jelas Pasal 225
Cukup jelas Pasal 226
Cukup jelas Pasal 227
Cukup jelas Pasal 228
Cukup jelas Pasal 229
Cukup jelas Pasal 230
Cukup jelas Pasal 231
Cukup jelas Pasal 232
Cukup jelas Pasal 233
Cukup jelas Pasal 234
Cukup jelas Pasal 235
Cukup jelas Pasal 236
Cukup jelas Pasal 237
Cukup jelas Pasal 238
Cukup jelas Pasal 239
Ayat (1)
Cukup jelas Ayat (2)
(6)
Yang dimaksud dengan “sinkronisasi” adalah konsistensi dalam penataan organisasi perangkat daerah sesuai dengan norma, prinsip, dan standar yang berlaku.
Yang dimaksud dengan “simplifikasi” adalah penyederhanaan penataan organisasi perangkat daerah yang efisien, efektif, rasional, dan proporsional.
Pasal 240
Cukup jelas Pasal 241
Cukup jelas Pasal 242
Cukup jelas Pasal 243
Cukup jelas Pasal 244
Cukup jelas Pasal 245
Cukup jelas Pasal 246